17
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATILOGI KELAS I SEMARANG Jl. Siliwangi 291 Semarang, Jawa Tengah EMAIL : [email protected], [email protected] TELP. (024)76632712, 7609016 FAX. (024)7612394 Kode Pos 50145 ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR DI BEBERAPA WILAYAH (WONOGIRI, SUKOHARJO DAN SURAKARTA, KLATEN, PURWOREJO, KEBUMEN, BANJARNEGARA, PURBALINGGA DAN KENDAL) PROPINSI JAWA TENGAH ( 18 JUNI 2016 ) Oleh Stasiun Klimatologi Semarang – jawa Tengah STASIUN KLIMATOLOGI KELAS I SEMARANG JAWA TENGAH JUNI 2016

ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

  • Upload
    duongtu

  • View
    242

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN KLIMATILOGI KELAS I SEMARANG Jl. Siliwangi 291 Semarang, Jawa Tengah

EMAIL : [email protected], [email protected]

TELP. (024)76632712, 7609016 FAX. (024)7612394 Kode Pos 50145

ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

DI BEBERAPA WILAYAH (WONOGIRI, SUKOHARJO DAN SURAKARTA, KLATEN,

PURWOREJO, KEBUMEN, BANJARNEGARA, PURBALINGGA DAN KENDAL)

PROPINSI JAWA TENGAH

( 18 JUNI 2016 )

Oleh

Stasiun Klimatologi Semarang – jawa Tengah

STASIUN KLIMATOLOGI KELAS I SEMARANG

JAWA TENGAH

JUNI 2016

Page 2: ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

1. PENDAHULUAN

SEMARANG[SemarangPedia] – Badan Penanggungalangan Bencana Daerah (BPBD)

melaporkan Tim SAR Gabungan telah menemukan lagi enam korban tertimbun longsoran tanah

di Purworejo dan tiga korban di Kebumen. Longsor dan banjir yang terjadi Sabtu lalu, di

sejumlah daerah di Jateng telah menelan korban jiwa dan tim evakusi hingga saat ini sudah

menemukan total sebanyak 56 korban tewas, 22 orang luka-luka dan 395 diungsikan. “Korban

hilang yang belum ditemukan di Desa Karangrejo/ Caok tiga orang, dan Desa Donorati tiga

orang. Sedangkan jumlah pengungsi terdiri dari 143 orang di Desa Wironatan dan 210 orang di

Desa Jelok,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam

keterangan pers diterima SemarangPedia.com, Kamis (23/6). Data BNBP terkini, korban di

Kabupaten Purworejo terdapat 42 orang tewas, enam orang hilang dan 19 luka-luka. Selain telah

mengakibatkan sebanyak 143 rumah rusak, meliputi 63 rumah rusak berat, 38 rumah rusak

sedang, dan 42 rumah rusak ringan. Bahkan diperkirakan kerugian kerusakan rumah dan

infrastruktur di Kabauapaten Purworejo mencapaia senilai Rp15,73 miliar. Sementara itu,

korban di kabupaten Banjarnegara terdapat enam orang tewas tertimpa longsor, sedangkan di

Kabupaten Kebumen terdapat lima orang tewas akibat banjir dan longsor, serta tiga orang

hilang tertimbun longsor. “Semua korban sudah ditemukan. Sedangkan di Rembang, Sukoharjo

dan Banyumas masing-masing satu orang tewas akibat banjir,” tuturnya. Menurutnya, untuk

saat itu korban longsor di Purworejo masih terus dilakukan, termasuk peralatan berat dikerahkan

mencari korban. Sekitar 300 personil tim SAR gabungan di masing-masing lokasi dikerahkan

mencari korban hilang. “Kemarin Polri mengerahkan anjing pelacak untuk mencari korban.

Namun banyaknya masyarakat yang menonton lokasi longsor menyebabkan kesulitan di

lapangan,” ujarnya. dan banjir yang terjadi Sabtu lalu, di sejumlah daerah di Jateng telah

menelan korban jiwa dan tim evakusi hingga saat ini sudah menemukan total sebanyak 56

korban tewas, 22 orang luka-luka dan 395 diungsikan. “Korban hilang yang belum ditemukan di

Desa Karangrejo/ Caok tiga orang, dan Desa Donorati tiga orang. Sedangkan jumlah pengungsi

terdiri dari 143 orang di Desa Wironatan dan 210 orang di Desa Jelok,” ujar Kepala Pusat Data

dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan pers

diterima SemarangPedia.com, Kamis (23/6). Data BNBP terkini, korban di Kabupaten

Purworejo terdapat 42 orang tewas, enam orang hilang dan 19 luka-luka. Selain telah

mengakibatkan sebanyak 143 rumah rusak, meliputi 63 rumah rusak berat, 38 rumah rusak

sedang, dan 42 rumah rusak ringan. Bahkan diperkirakan kerugian kerusakan rumah dan

infrastruktur di Kabauapaten Purworejo mencapaia senilai Rp15,73 miliar. Sementara itu,

korban di kabupaten Banjarnegara terdapat enam orang tewas tertimpa longsor, sedangkan di

Kabupaten Kebumen terdapat lima orang tewas akibat banjir dan longsor, serta tiga orang

hilang tertimbun longsor. “Semua korban sudah ditemukan. Sedangkan di Rembang, Sukoharjo

Page 3: ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

dan Banyumas masing-masing satu orang tewas akibat banjir,” tuturnya. Menurutnya, untuk

saat itu korban longsor di Purworejo masih terus dilakukan, termasuk peralatan berat dikerahkan

mencari korban. Sekitar 300 personil tim SAR gabungan di masing-masing lokasi dikerahkan

mencari korban hilang. “Kemarin Polri mengerahkan anjing pelacak untuk mencari korban.

Namun banyaknya masyarakat yang menonton lokasi longsor menyebabkan kesulitan di

lapangan,” ujarnya.

(Sumber : http://semarangpedia.com/ditemukan-lagi-9-korban-longsor-di-purworejo-dan-kebumen/)

Berikut ini rincian kejadian bencana yang diperoleh dari BPBD Purworejo:

Desa Purbayan di kecamatan Kemiri: Empat rumah terkena longsor sementara akses jalan

sempat terputus karena tertutup materiallongsoran.Desa Wonosuko di kecamatan Kemiri:

Longsor mengenai jalan dan balai desa setempat.Desa Dusunteges di kecamatan Kemiri: Satu

rumah terkena longsor.Desa Rowobayem di kecamatan Kemiri: Tanggul sungai setinggi lima

meter jebol mengakibatkan air masuk ke rumah warga. Ketinggian air mencapai 1,25 meter

sehingga menyebabkan warga setempat sempat terisolir.Desa Butuh kecamatan Butuh: Luapan

air menggenangi jalan Purworej-Kebumen sehingga memacetkan arus lalu-lintas.Desa Dlangu

kecamatan Butuh: Luapan air dari sungai Dlangu menggenangi jalan Purworejo-Kebumen

sehingga jalan sempat terputus.Desa Bedono Karangduwur di kecamatan Kemiri: BanjirDesa

Bedono Kluwung di kecamatan Kemiri: BanjirDesa Tunggorono di kecamatan Kutoarjo: Akses

jalan Kutoarjo-Kemiri sempat terputus karena tingginya genangan air. Seorang warga

tewas.Desa Brondong di kecamatan Bruno: Dua rumah terkena longsor.Desa Plipiran di

kecamatan Bruno: Longsor menimpa pemukiman warga, dua orang tewas.Kawasan SMAN 7

Purworejo: Beberapa pohon tumbang.Desa Wonosido di kecamatan Pituruh: Empat rumah

warga terkena longsor.Desa Tanjungrejo di kecamatan Bayan: Banjir setinggi satu meter.Desa

Pogung Kalangan di kecamatan Bayan: Banjir setinggi satu meter.Desa Krandegan di

kecamatan Bayan: Banjir setinggi satu meter, tanggul jebol.Desa Kemiri Lor di kecamatan

Kemiri: Banjir masuk ke pemukiman warga, ratusan warga dievakuasi.Desa Kluwung di

kecamatan Kemiri: Banjir masuk ke pemukiman warga, ratusan warga dievakuasi.Desa Kemiri

Kidul di kecamatan Kemiri: Banjir masuk ke pemukiman warga, ratusan warga dievakuasi.Desa

Rowobayan di kecamatan Kemiri: Banjir masuk ke pemukiman warga, ratusan warga

dievakuasi.Desa Kalimeneng di kecamatan Kemiri: Banjir masuk ke pemukiman warga, ratusan

warga dievakuasi.Desa Nampu Lor di kecamatan Purwodadi: BanjirDesa Karanganyar di

kecamatan Purwodadi: BanjirDesa Gedangan di kecamatan Purwodadi: BanjirDesa Bapangsari

di kecamatan Bagelen: BanjirDesa Sudimoro di kecamatan Purworejo: Rumah seorang warga

rusak tertimpa pohon.Desa Sambeng di kecamatan Bayan: Banjir, dua rumah warga rusak

tertimpa pohon.Desa Harjobinangun di kecamatan Grabag: Banjir, jembatan terputus.Desa

Page 4: ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

Pogungkalangan RT1/1 di kecamatan Kemiri: Banjir setinggi 1 meter, dua rumah warga rusak

tertimpa pohon.Desa Tepus wetan di kecamatan Kutoarjo: BanjirDesa Wironatan di kecamatan

Butuh: Tanggul di sungai Gebang di perbatasan Purworejo-Kebumen jebol, membuat air

setinggi 1,5 meter menggenangi pemukiman warga.Desa Wingko di kecamatan Ngombol:

banjir.Desa Katerban di kecamatan Kutoarjo: Kali Jali meluap, ratuwan warga dievakuasi ke

Mako Brimob.Desa Pacor di kecamatan Kutoarjo: Kali Jali meluap, ratuwan warga dievakuasi

ke Mako Brimob.Desa Tunggorono di kecamatan Kemiri: Seorang warga hanyut dan belum

ditemukan.Desa Banjarsari di kecamatan Kemiri: Sungai Bogowonto meluap menyebabkan

banjir.Desa Karangsari di kecamatan Kemiri: Sungai Bogowonto meluap menyebabkan

banjir.Desa Kebonsari di kecamatan Kemiri: Sungai Bogowonto meluap menyebabkan

banjir.Desa Watukuro di kecamatan Kemiri: Sungai Bogowonto meluap menyebabkan

banjir.Dusun Jambu di desa Dadirejo di kecamatan Bagelen: 130 rumah penduduk tergenang air

setinggi sekitar 1 meter.Dusun Jurangkah di desa Dadirejo di kecamatan Bagelen: Seorang

rumah warga rusak terkena banjir, perahu karet diterjunkan untuk melakukan evakuasi.Desa

Bapangsari di Kecamatan Bagelen: Tanah Longsor.Desa Pogungjurutengah di kecamatan

Bayan: Air di sisi utara dan barat meluap.Desa Kalitanjung di kecamatan Ngombol: Banjir

melanda pemukiman 16 KK dan lahan pertanian seluas 6 Ha.Desa Tangkisan di kecamatan

Bayan: Banjir setinggi 2 meter di wilayah sepanjang kali Jali.Desa Bayan di kecamatan Bayan:

Banjir setinggi 2 meter di wilayah sepanjang kali Jali.Desa wojo di kecamatan Bagelen:

BanjirDesa Soka di kecamatan Bagelen: Longsor, satu rumah rusak total.

sumber : Copas Grup Whattsapp)

. Gambar 1. Wilayah terdampak banjir dan longsor

Page 5: ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Satelit Cuaca dan Dinamika Atmosfer

Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 IR pada tanggal 18 Juni 2016 yang diambil mulai 09.00

sampai 15.00 UTC (16.00 - 22.00 WIB) memperlihatkan kejadian banyaknya awan-awan konvektif

(awan hujan) disekitaran wilayah Jawa Tengah Bagian Selatan yaitu, Wonogiri, Sukoharjo,

Purworejo, Kebumen, Banjarnegara, dan Kendal. Awan-awan hujan di wilayah tersebut pada

umumnya memiliki sebaran merata utamanya pada siang hingga sore hari. Awan-awan tersebut

terlihat dari gradasi warna yang memperlihatkan pertumbuhan awan jenis Cumulunimbus.

Gambar 2. Citra satelit Himawari 8 IR dari jam 09.00 – 15.00 UTC tanggal 18 Juni 2016

Sumber : http://satelit.bmkg.go.id

Page 6: ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

Kemudian berdasar pada gambar satelit Himawari 8 Water Vapour pada tanggal 18 Juni 2016 yang

diambil mulai 09.00 sampai 15.00 UTC (16.00 - 22.00 WIB) adanya intrusi udara kering dari

Australia yang mendorong udara basah di sekitar Jawa sehingga di sekitar Jawa Tengah memiliki

potensi uap air basah yang sangat banyak untuk menjadi awan-awan hujan.

Gambar 3. Citra satelit Himawari 8 Water Vapour dari jam 09.00 – 15.00 UTC tanggal 18 Juni 2016

Sumber : http://satelit.bmkg.go.id

B. Outgoing Longwave Radiation (OLR)

Nilai anomaly OLR di sekitar wilayah Jawa Tengah, Perairan Laut Jawa dan samudera Hindia -40

s.d > -50 W/m2. Nilai ini menunjukkan tebal dan tutupan awan di wilayah Jawa Tengah umumnya

terjadi pada lebih besar dari pada rata-rata klimatologisnya.

Page 7: ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

Gambar 4. Anomali Outgoing Longwave Radiation tanggal 11 – 16 Juni 2016

Sumber : http://www.esrl.noaa.gov

C. Suhu Muka Laut (SST)

Nilai anomali rata-rata suhu muka laut pada 11 - 18 Juni 2016 di sekitar perairan samudera Hindia

selatan Jawa bernilai positif 1.2 (cukup hangat) serta sekitar Laut Banda dan Arafuru bernilai positif

1.5. Nilai anomali positif ini menunjukkan kondisi laut cukup hangat dan menambah peluang

terbentuknya awan di sekitar wilayah Jawa Tengah pada khususnya.

Gambar 5. Anomali Suhu Muka Laut tanggal 11 - 18 Juni 2016

Sumber : http://www.bmkg.go.id

Page 8: ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

D. Tekanan Udara Permukaan (MSLP/Mean Sea Level Pressure)

Adanya 2 (dua) tekanan udara rendah di sebelah barat Sumatera Barat dan Sebelah Utara

Kalimantan memunculkan fenomena Ridge yang membawa udara hangat dan udara kering dari

australia(gambar 6). Bersamaan juga dengan fase basah dari fenomena Madden Julian Oscillation

(MJO) yang memasuki wilayah Samudera Hindia (Gambar 8) dan dari prakiraan GFS posisi MJO

pada tanggal 19 – 22 Juni 2016 berada di wilayah maritime Indonesia (kuadran 4 dan 5). Nilai

anomali Tekanan Udara Permukaan di sekitar wilayah Jawa Tengah dan Samudera Hindia

umumnya bernilai Positif sebesar +0.2 s.d +0.6 mb. Nilai Positif ini menunjukkan kondisi Tekanan

lebih tinggi dibandingkan nilai klimatologisnya dan cukup berpengaruh terhadap penambahan

pembentukan awan di sekitar wilayah Jawa Tengah (Gambar 7).

Gambar 6. Tekanan Udara Permukaan tanggal 18 Juni 2016 jam 06 Z dan 12 Z

Sumber : http:// http://www.tmd.go.th/

Gambar 7. Anomali Tekanan Udara Permukaan tanggal 11 - 16 Juni 2016 Sumber : http://www.esrl.noaa.gov

RIDGE

Page 9: ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

Gambar 8. MJO Phase Diagram tanggal 9 Mei 2016 - 17 Juni 2016 Sumber : http://reg.bom.gov.au/climate/mjo/

E. Komponen Angin

Daerah pertemuan massa udara terpantau terbentuk di sekitar Jawa (Gambar 8), hampir sama

dengan klimatologi streamline bulan Januari (Gambar 8)

Gambar 9. Streamline tanggal 18 Juni 2016 jam 00 Z dan 12 Z Sumber : http://www.bom.gov.au

Page 10: ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

Gambar 10. Klimatologi Streamline bulan Juni Sumber : http://www.esrl.noaa.gov

E.1 Zonal (Timur-Barat)

Nilai anomali Komponen Angin Zonal di sekitar wilayah Jawa Tengah bernilai -0.5 s.d -2.0 Kondisi

ini menunjukkan Komponen angin lebih banyak didominasi dari arah timuran dibanding

klimatologisnya.

Gambar 11. Anomali Komponen Angin Zonal tanggal 11 – 16 Juni 2016

Sumber : http://www.esrl.noaa.gov

Page 11: ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

E.2 . Komponen Angin Meridional (Utara-selatan)

Nilai anomali Komponen Angin Meridional Lapisan 850 mb di sekitar wilayah Jawa Tengah

bernilai positif 0.0 s.d 1.0. Nilai anomali Komponen Angin Meridional Positif Komponen

angin lebih banyak didominasi dari arah Selatan dibanding klimatologisnya. Berdasarkan

pada gambar 9 dan 10 dapat dianalisis angin zonal menunjukan anomali yang lebih dominan

daripada komponen angin meridional.

Gambar 12. Anomali Komponen Angin Meridional tanggal 11 – 16 Juni 2016

Sumber : http://www.esrl.noaa.gov

F. Data, Distribusi Curah Hujan (GIS dan TRMM) dan Analisa angin 200 hPa

Berdasarkan pengukuran curah hujan (diukur dalam mm) menggunakan penakar hujan obs di

sebagian Pos Pengamat Curah Hujan Propinsi Jawa Tengah(Wonogiri, Sukoharjo, Purworejo,

Kebumen, Kendal, dan Banjarnegara) berupa pos hujan kerjasama dapat terlihat dalam Tabel 1 dan

grafik 1, sebagai berikut : dapat dijelaskan bahwa curah hujan di beberapa pos hujan pengamatan di

wilayah beberapa wilayah Jawa Tengah yang terdampak banjir dan longsor sangat tinggi, dengan

intensitas curah hujan antara Hujan Sangat Lebat (> 100 mm/hari) sampai Hujan Ekstrim (> 150

mm/hari).

Page 12: ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

No Lokasi Kabupaten Jumlah CH 18 Juni 2016 (mm)

1 Maron Purworejo 236

2 Kedung pucung Purworejo 328

3 Jrakah Purworejo 165

4 Kaligesing Purworejo 285

5 Prembun Purworejo 172

6 Trirejo Purworejo 328

7 Kalimeneng Purworejo 232

8 Purwodadi Purworejo 168

9 Banyuurip Purworejo 244

10 Ngombol Purworejo 143

11 Pangen juru Purworejo 126

12 Kedunggupit Purworejo 160

13 Selogiri Wonogiri 124

14 Srimadono Kebumen 172

15 Merden Kebumen 149

16 Sukoharjo Kebumen 131

17 Limbangan Banjarnegara 100

19 Grogol Sukoharjo 125

20 weleri Kendal 137

21 kaliwungu Kendal 173

Tabel 1. Pengukuran Curah Hujan di Pos Pengamat Curah Hujan

Grafik 1. Jumlah Curah Hujan di Pos Pengamat Curah Hujan wilayah kejadian banjir dan longsor

236

328

165

285

172

328

232

168

244

143 126 160

124

172 149

131 100

125 137 173

0

50

100

150

200

250

300

350

mili

me

ter

CURAH HUJAN DI BEBERAPA POS HUJAN KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR DI JAWA TENGAH

TANGGAL 18 JUNI 2016

CURAH HUJAN

Page 13: ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

Grafik 2. Perbandingan jumlah curah hujan dasarian II bulan Juni 2016 dengan normal dasariannya

Grafik 3. Perbandingan anomali curah hujan dasarian II bulan Juni 2016 dengan normal dasariannya

Dari grafik 2 dan 3 dapat dianalisis dengan membandingkan jumlah dan anomali curah hujan

dengan normalnya bahwa pada dasarian II bulan Juni 2016 semua titik pos pengamat curah hujan

di wilayah yang terdampak banjir dan longsor sangat tinggi jumlah curah hujan.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Cu

rah

Hu

jan

(m

m)

PERBANDINGAN CURAH HUJAN DASARIAN II BULAN JUNI 2016 DENGAN NORMAL

DASARIANNYA

CURAH HUJAN DAS II NORMAL DAS II

-50

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Cu

rah

Hu

jan

(m

m)

PERBANDINGAN ANOMALI CURAH HUJAN DASARIAN II BULAN JUNI 2016 DENGAN NORMAL DASARIANNYA

ANOMALI CURAH HUJAN DAS II NORMAL DAS II

Page 14: ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

Gambar 13. Distribusi Curah Hujan Beberapa Kabupaten di Jawa Tengah Terdampak Banjir dan

Longsor tanggal 18 Juni 2016

Dari gambar 13 peta distribusi curah hujan hampir semua pada beberapa kabupaten yang

terdampak banjir dan longsor curah hujannya rata-rata dengan intensitas hujan sangat lebat yaitu >

100 mm/hari.

Gambar 14. Regional TRMM 3B42 rain rates, Kelvin Wave filtered 200 hPa Velocity Potensial anomalies,

and 200 hPa GFS Wind anomalies tanggal 18 Juni 2016

Sumber : http://www.atmos.albany.edu/

Dengan analisa diatas dapat disimpulkan bahwa curah hujan yang terjadi di Jawa Tengah

merupakan perkembangan dari gelombang Kelvin pada lapisan 200 hPa dengan adanya divergensi

Page 15: ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

pada lapisan 200 hPa sehingga pertumbuhan awan awan konfektif yang sangat intens dari jam 00.00

UTC (07.00 WIB) dari wilayah Jawa Barat bergerak ke timur kearah Jawa Tengah pada jam 06.00

UTC (13.00 WIB) dan mencapai puncaknya pada jam 12.00 UTC (19.00 WIB) sampai Jam 18.00

UTC (01.00 WIB tanggal 19 Juni 2016) meliputi wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur dan jam

00.00 UTC (07.00 WIB tanggal 19 Juni 2016) sedah mulai berkurang intensitasnya. Curah hujan

rata-rata dari TRMM 3B42 mulai jam 12.00 – 18.00 UTC (19.00 – 01.00 WIB) lebih dari 100

mm/hari di wilayah yang terdampak banjir dan longsor di Jawa Tengah.

Gambar 15. Hovmoller Curah Hujan dari TRMM

Sumber : http://www.atmos.albany.edu/

Dari hovmoller diagram TRMM diatas, curah hujan pada 108 – 112 Bujur Timur curah hujan total

berkisar lebih dari 100 mm/hari

Page 16: ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

3. KESIMPULAN DAN PENUTUP

Berdasarkan pantauan citra satelit Himawari 8 dan dinamika atmosfer yang terjadi di wilayah

Provinsi Jawa Tengah pada saat kejadian banjir dan longsor di beberapa wilayah Propinsi Jawa

Tengah (Wonogiri, Sukoharjo dan Surakarta, Klaten, Purworejo, Kebumen, Kendal, Banjarnegara

dan Purbalingga) menunjukkan sebaran jenis awan konvektif yang besar (cluster awan) yang

terjadi pada tanggal 18 Juni 2016 sore hingga malam hari menyebabkan terjadinya hujan sangat

lebat sampai hujan ekstrim merata di wilayah-wilayah yang mengalami banjir dan longsor. Dari

citra satelit water vapour, intrusi udara kering yang kuat menekan udara basah didepannya yang

berimbas pada terbentuknya awan potensial hujan disekitar pulau Jawa. Nilai anomali Outgoing

Longwave Radiation (OLR) menunjukkan adanya daerah tutupan awan dengan ketebalan yang

cukup signifikan, sementara nilai Sea Surface Temperature (SST) memperlihatkan wilayah sebelah

selatan jawa yaitu Samudera Hindia cukup hangat dan wilayah lain yaitu Laut Banda dan Arafuru

sebagai suplai tambahan uap air, lebih hangat dibandingkan nilai klimatologisnya sehingga

menyediakan jumlah uap air yang cukup banyak untuk memberi peluang terbentuknya awan-awan

konvektif. Angin pada lapisan 850 mb rata – rata bertiup dari arah timur – tenggara, meskipun

monsun Australia melemah. Selain itu ada 3 (tiga) pemicu terjadinya Hujan sangat lebat sampai

ekstrim di Jawa Tengah tanggal 18 Juli 2016 yaitu :

Aktifitas gelombang Kelvin (bergerak ke timur)

MJO yang aktif di wilayah Samudera Hindia dan mulai masuk ke wilayah Maritim

Indonesia

Suhu Muka Air laut yang hangat di wilayah Indonesia

Demikianlah laporan analisis kejadian banjir dan longsor di beberapa wilayah Propinsi Jawa

Tengah (Wonogiri, Sukoharjo dan Surakarta, Klaten, Purworejo, Kebumen, Kendal, Banjarnegara

dan Purbalingga). Analisis ini kami buat berdasarkan data-data sebaran curah hujan dan dinamika

atmosfer yang terjadi pada tanggal tersebut.

Team Fct On Duty Semarang, 28 Juni 2016

1. Zauyik Nana Ruslana, ST Kepala Stasiun Klimatologi Semarang

NIP. 19770628 200012 1 002

2. Sulistiyowati, SP

NIP. 19700128 199202 2 001

Ir. Tuban Wiyoso, M.Si

Page 17: ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR