94
ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Aneka Industri dan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Oleh Rif’an Qodrie NIM : 102082026210 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M

ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM

MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Aneka Industri dan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Oleh

Rif’an Qodrie NIM : 102082026210

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 2: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Aneka Industri dan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Oleh: Rif’an Qodrie

ABSTRACT

The objective of this study is to investigate whether earnings or operating

cash flows have more predictive ability to predict future operating cash flows between firms reporting positive profit and firms reporting negative profit. The first hypothesis is earnings predictor is better than operating cash flows predictor to predict future operating cash flows for firms reporting positive profit. Second, earnings predictor is better than operating cash flows predictor to predict future operating cash flows for firms reporting negative profit. Third, earnings and operating cash flows have significant to future operating cash flows for firms reporting positive profit. Lastly, earnings and operating cash flows have significant to future operating cash flows for firms reporting negative profit.

There were 36 financial statements of firms reporting positive profit and 48 financial statements of firms reporting negative profit for the period 2004-2007 include as a sample.The statistical methods are used in this research: multiple linear regression, T-test and F-test on the 5% level significance.

The statistical results show that earnings predictor are not significant to predict future operating cash flows while current operating cash flows still have more ability to predict future operating cash flows for firms reporting positive profit. For firms reporting negative profit, earnings and operating cash flows are not significant to predict future operating cash flows while earnings and current operating cash flows have not ability to predict future operating cash flows. The results of this research also show F-test is significant for firms reporting positive profit , which means that both predictors, earnings and cash flow can be used for predicting future operating cash flows. For firms reporting negative profit, earnings and operating cash flows can not be used for predicting future cash flows. Key Words: earnings, current operating cash flows, future operating cash flows,

firms reporting positive profit, firms reporting negative profit.

vi

Page 3: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Aneka Industri dan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Oleh: Rif’an Qodrie

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki apakah laba atau arus kas operasi yang mempunyai kemampuan lebih baik untuk memprediksi arus kas operasi masa depan antara perusahaan yang melaporkan laba positif dan perusahaan yang melaporkan laba negatif. Hipotesis yang pertama adalah prediktor laba lebih baik daripada prediktor arus kas operasi untuk memprediksi arus kas operasi masa depan untuk perusahaan yang melaporkan laba positif. Kedua, prediktor laba lebih baik daripada prediktor arus kas operasi untuk memprediksi arus kas operasi masa depan untuk perusahaan yang melaporkan laba negatif. Ketiga, Laba dan arus kas operasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap arus kas operasi masa depan untuk perusahaan yang melaporkan laba positif. Terakhir, laba dan arus kas operasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap arus kas operasi masa depan untuk perusahaan yang melaporkan laba negatif.

Ada 36 laporan keuangan untuk perusahaan yang melaporkan laba positif dan 48 laporan keuangan untuk perusahaan yang melaporkan laba negatif periode 2004-2007 yang dimasukkan sebagai sampel. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini: regresi linier berganda, T-test dan F-test yang diuji pada tingkat signifikasi 5%.

Hasil uji statistik menunjukkan prediktor laba tidak berpengaruh secara signifikan untuk memprediksi arus kas operasi masa depan dimana arus kas operasi tahun berjalan masih mempunyai kemampuan yang lebih baik untuk memprediksi arus kas operasi masa depan untuk perusahaan yang melaporkan laba positif. Untuk perusahaan yang melaporkan laba negatif, laba dan arus kas operasi tidak berpengaruh secara signifikan untuk memprediksi arus kas operasi masa depan dimana laba dan arus kas operasi tidak mempunyai kemampuan untuk memprediksi arus kas operasi masa depan. Hasil penelitian F-test juga menunjukkan pengaruh yang signifikan untuk perusahaan yang melaporkan laba positif, artinya kedua prediktor, laba dan arus kas operasi dapat digunakan untuk memprediksi arus kas operasi masa depan. Untuk perusahaan yang melaporkan laba negatif, laba dan arus kas operasi tidak dapat digunakan untuk memprediksi arus kas operasi masa depan. Kata Kunci: Laba, arus kas operasi tahun berjalan, arus kas operasi masa depan,

perusahaan yang melaporkan laba positif, perusahaan yang melaporkan laba negatif.

vii

Page 4: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI ........................................ i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... iv

ABSTRACT ........................................................................................................ vi

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9

A. Laporan Keuangan ........................................................................ 9

1. Pengertian Laporan Keuangan ................................................ 9

2. Tujuan Laporan Keuangan ...................................................... 11

3. Tujuan Pelaporan Keuangan ................................................... 12

4. Pemakai Laporan Keuangan ................................................... 13

5. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ............................ 14

6. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan ............................. 18

xi

Page 5: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

B. Laba ............................................................................................... 20

1. Pengertian Laba ....................................................................... 20

2. Bentuk Laporan Laba Rugi ..................................................... 22

3. Kegunaan dan Keterbatasan Laporan Laba Rugi .................... 25

C. Arus Kas ........................................................................................ 27

1. Pengertian Arus Kas ................................................................ 27

2. Tujuan Laporan Arus Kas ....................................................... 29

3. Isi dan Format Laporan Arus Kas ........................................... 30

4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Arus Kas .............................. 32

5. Manfaat Laporan Arus Kas ..................................................... 32

6. Isi dan Bentuk Laporan Arus Kas ........................................... 34

D. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 35

E. Keterkaitan Antar Variabel ........................................................... 37

F. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ............................................... 39

1. Kerangka Pemikiran ................................................................ 39

2. Hipotesis ............................................................................... 39

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 41

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 41

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 41

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 42

1. Penelitian Pustaka ................................................................... 42

2. Penelitian Lapangan ................................................................ 42

D. Metode Analisis Data .................................................................... 42

1. Statistik Deskriptif .................................................................. 42

2. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 43

3. Uji Hipotesis ........................................................................... 45

E. Operasional Variabel ..................................................................... 47

1. Laba ......................................................................................... 47

2. Arus Kas .................................................................................. 47

3. Arus Kas Masa Depan ............................................................. 48

xii

Page 6: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

xiii

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 49

A. Umum ............................................................................................ 49

1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 49

2. Aneka Industri dan Industri Dasar dan Kimia......................... 51

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ...................................................... 52

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................... 52

2. Hasil Uji Asumsi Klasik .......................................................... 54

3. Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 61

C. Pembahasan ................................................................................... 66

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 69

A. Kesimpulan ................................................................................... 69

B. Implikasi ........................................................................................ 70

C. Keterbatasan .................................................................................. 71

D. Saran .............................................................................................. 72

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 73

Lampiran ............................................................................................................. 75

Page 7: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 36

4.1 Data Sampel Penelitian Perusahaan Berlaba Positif .................................... 50

4.2 Data Sampel Penelitian Perusahaan Berlaba Positif .................................... 50

4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Perusahaan Berlaba Positif ............................ 53

4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif Perusahaan Berlaba Negatif .......................... 53

4.5 Hasil Uji Multikolinieritas Perusahaan Berlaba Positif ............................... 54

4.6 Hasil Uji Multikolinieritas Perusahaan Berlaba Negatif .............................. 55

4.7 Hasil Uji Autokorelasi Perusahaan Berlaba Positif ..................................... 60

4.8 Hasil Uji Autokorelasi Perusahaan Berlaba Negatif .................................... 60

4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi Perusahaan Berlaba Positif ...................... 61

4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi Perusahaan Berlaba Negatif .................... 62

4.11 Hasil Uji Statistik t Perusahaan Berlaba Positif ........................................... 63

4.12 Hasil Uji Statistik t Perusahaan Berlaba Negatif ......................................... 64

4.13 Hasil Uji Statistik F Perusahaan Berlaba Positif .......................................... 65

4.14 Hasil Uji Statistik F Perusahaan Berlaba Negatif ........................................ 65

xiv

Page 8: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................................... 39

4.1 Grafik Hasil Uji Heterokedastisitas Perusahaan Berlaba Positif ........... 56

4.2 Grafik Hasil Uji Heterokedastisitas Perusahaan Berlaba Negatif .......... 57

4.3 Gambar Hasil Uji Normalitas Perusahaan Berlaba Positif .................... 58

4.4 Gambar Hasil Uji Normalitas Perusahaan Berlaba Negatif ................... 59

xv

Page 9: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Keterangan Halaman

1 Sampel Data Perusahaan ............................................................ 75

2 Data Laba Dan Arus Kas Perusahaan Berlaba Positif ............... 76

3 Data Laba Dan Arus Kas Perusahaan Berlaba Negatif .............. 77

4 Data Yang Siap Diolah Untuk Perusahaan Berlaba Positif ....... 78

5 Data Yang Siap Diolah Untuk Perusahaan Berlaba Negatif ...... 79

6 Output Hasil Uji Statitik Perusahaan Berlaba Positif ................ 80

7 Output Hasil Uji Statistik Perusahaan Berlaba Negatif ............. 84

xvi

Page 10: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keputusan-keputusan ekonomi yang akan diambil oleh para pemakai

laporan keuangan membutuhkan evaluasi terlebih dahulu atas kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba (kas atau setara kas), serta kepastian dari

hasil tersebut. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dengan lebih

baik jika mereka mendapatkan informasi yang difokuskan pada posisi

keuangan, laba, perubahan posisi keuangan dan laporan arus kas perusahaan.

Pada beberapa situasi, laba bersih gagal memberikan gambaran yang

akurat tentang kinerja sebuah perusahaan pada beberapa periode tertentu

(Skousen, 2004:316). Untuk perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan

yang tinggi, laba yang positif tidak menjamin adanya arus kas yang memadai.

Arus kas dari aktivitas operasi adalah indikator yang lebih baik dalam

menggambarkan apakah perusahaan dapat terus memenuhi komitmennya

kepada para kreditor, pelanggan, karyawan, dan investor dalam waktu dekat.

Perusahaan yang tumbuh dengan cepat menggunakan kas dalam

jumlah yang besar untuk memperbesar persediaannya. Disamping itu, laba

yang dilaporkan bisa saja positif tetapi sesungguhnya bisnis perusahaan lebih

banyak menghabiskan daripada menghasilkan kas. Arus kas yang positif

mengindikasikan bahwa bisnis dapat terus berjalan untuk saat ini, tetapi rugi

1

Page 11: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

yang dilaporkan mungkin mengindikasikan masalah yang membayangi di

masa depan.

Pada awalnya laporan keuangan hanya terdiri dari neraca dan laporan

laba-rugi. Di Indonesia, kewajiban untuk melaporkan arus kas dimulai pada

tahun 1994 dengan adanya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No. 2 yang menyatakan perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan

menyajikan laporan arus kas tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan

(integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan

keuangan (Yolanda Bahler dan Rahmat Febrianto, 2006:2).

Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan

informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang

bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka

membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan

pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-

sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai

tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai

perusahaan yang meliputi: (a) aktiva; (b) kewajiban; (c) ekuitas; (d)

pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; (e) arus kas.

Informasi tersebut diatas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam

catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam

memprediksi arus kas pada masa depan khususnya dalam hal waktu dan

kepastian diperolehnya kas dan setara kas (IAI, 2007: 1.2)

2

Page 12: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Laporan laba-rugi membantu pemakai laporan keuangan memprediksi

arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan

kreditor dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan laba-rugi

untuk mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan, memberikan dasar untuk

memprediksikan kinerja masa depan dan membantu menilai risiko atau

ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan. Singkatnya, informasi yang

terdapat dalam laporan laba rugi (pendapatan, beban, keuntungan, dan

kerugian) membantu para pemakai mengevaluasi kinerja masa lalu dan

memberikan masukan tentang pencapaian tingkat arus kas tertentu di masa

depan (Kieso, 2002:15).

Pentingnya informasi laba secara tegas telah disebutkan dalam

Statement of financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1, bahwa selain

untuk menilai kinerja manajemen, juga membantu mengestimasi kemampuan

laba yang representatif, serta untuk menaksir risiko dalam investasi atau

kredit. Informasi laba, nilai buku saham, dan laba perlembar saham

merupakan informasi yang dibutuhkan oleh para investor di Pasar Modal.

Namun demikian, informasi akuntansi seperti tersebut bukan merupakan

informasi yang sifatnya absolut dalam pengambilan keputusan bagi pemodal.

Untuk kondisi Pasar Modal di Indonesia, pertimbangan membeli atau menjual

saham dalam praktiknya masih banyak didasarkan pada informasi non

akuntansi seperti, dengan melihat daftar peringkat saham. Mengingat bahwa

perkembangan Pasar Modal Indonesia dapat juga dipengaruhi oleh

perkembangan pasar-pasar modal lain di luar negeri, maka bukan hal yang

3

Page 13: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

tidak mungkin informasi akuntansi akan menjadi informasi yang penting bagi

para pengambil keputusan (Parawiyati dan Zaki Baridwan, 1998:2).

Informasi laba yang dihitung berdasarkan basis akrual merupakan alat

prediksi yang lebih baik alat prediksi terbaik atas arus kas masa depan

dibanding arus kas sendiri (Bandi dan Rahmawati, 2005:28). Arus kas

memberikan prediksi arus kas masa depan lebih baik dibanding laba.

Penggunaan current accruals dan revenues dalam model tidak memberikan

pengaruh yang signifikan. (Supriyadi, 1998 dalam Bandi dan Rahmawati,

2005:28 ).

Informasi arus kas historis berguna untuk memprediksi dividen,

disamping itu jumlah arus kas dari aktivitas operasi khususnya merupakan

indikator untuk menentukan apakah arus kas yang dihasilkan cukup untuk

melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi, serta melanjutkan

investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Laba

dan arus kas merupakan keuntungan investasi modal (benefit of equity

investment), menjadi informasi penting bagi para investor untuk mengetahui

perkembangannya (Parawiyati dan Zaki Baridwan, 1998:3).

Informasi arus kas yang terdapat dalam laporan arus kas dapat

digunakan untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur

keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas

dalam rangka adaptasi dengan perubahaan keadaan dan peluang (IAI, 2007:

2.1). Informasi ini berguna bagi investor dan kreditor untuk mengetahui

kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas bersih masa depan dan

4

Page 14: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

membandingkannya dengan kewajiban-kewajiban jangka pendek maupun

jangka panjang, termasuk kemungkinan pembayaran dividen masa depan.

Data arus kas mempunyai manfaat potensial dalam berbagai

keputusan, seperti: prediksi kegagalan, penaksiran resiko, prediksi pemberi

pinjaman, penilaian perusahaan, dan memberikan informasi tambahan pada

pasar modal. Para analis keuangan juga merekomendasikan pada investor agar

memperhatikan analisis arus kas dalam aktivitas pemilihan saham. Selain itu

informasi arus kas dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan

akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama (Bandi

dan Rahmawati, 2005:30).

Selain sebagai prediktor arus kas masa depan, informasi laba dan arus

kas juga membawa muatan informasi ke pasar modal sebagai konsekwensi

dari manfaatnya dalam memprediksi arus kas masa depan. Investor

menggunakan informasi akuntansi tersebut untuk mengevaluasi kinerja

perusahaan-perusahaan yang telah tercatat di pasar modal sebelum mengambil

keputusan untuk investasi pada saham perusahaan tertentu yang dianggap akan

dapat memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan

lainnya (Dillah Utami Cahyani, 1999:17).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan

penelitian ini karena cukup penting untuk mengetahui kemampuan laba dan

arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan. Selain itu, peneliti juga

ingin mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen

mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti

5

Page 15: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan Laba dan Arus

Kas Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan” (Studi Empiris Pada

Perusahaan Aneka Industri dan Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek

Indonesia).

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Yolanda Dahler dan Rahmat Febrianto (2006).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang go public yang tergolong ke dalam perusahaan Aneka

Industri dan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sampel

perusahaan non financial yang go public di Bursa Efek Jakarta.

2. Tahun yang digunakan dalam penelitian adalah tahun 2004 sampai tahun

2007, sedangkan penelitian sebelumnya tahun 1999 sampai tahun 2004.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah di dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah laba dan arus kas mampu memprediksi arus kas masa depan pada

saat perusahaan melaporkan laba positif

2. Apakah laba dan arus kas mampu memprediksi arus kas masa depan pada

saat perusahaan melaporkan laba negatif.

6

Page 16: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

3. Apakah laba dan arus kas berpengaruh secara signifikan terhadap arus kas

masa depan pada saat perusahaan melaporkan laba positif.

4. Apakah laba dan arus kas berpengaruh secara signifikan terhadap arus kas

masa depan pada saat perusahaan melaporkan laba negatif.

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

a. Menguji kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas

masa depan pada saat perusahaan melaporkan laba positif.

b. Menguji kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas

masa depan pada saat perusahaan melaporkan laba negatif.

c. Menguji pengaruh laba dan arus kas terhadap arus kas masa depan

pada saat perusahaan melaporkan laba positif.

d. Menguji pengaruh laba dan arus kas terhadap arus kas masa depan

pada saat perusahaan melaporkan laba negatif.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,

diantaranya:

a. Investor

Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam hal

akan tetap menanamkan modalnya, menambah, mengurangi atau

menarik semua dana yang diinvestasikannya.

7

Page 17: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

b. Analis Keuangan

Menambah pengetahuan analis keuangan tentang kemampuan laba dan

arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan, sehingga dapat

dijadikan acuan untuk menilai prospek proyek investasi atau

penanaman modal.

c. Manajemen

Sebagai acuan perusahaan untuk menilai efektivitas dan efisiensi

produksi, mengukur penghasilan perusahaan, menyusun rencana

kegiatan perusahaan di masa yang akan datang, dan melindungi aset

perusahaan.

d. Ilmu Akuntansi Keuangan

Menambah literatur dan acuan penelitian pada bidang akuntansi

keuangan, terutama untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian

lebih lanjut mengenai kemampuan laba dan arus kas dalam

memprediksi arus kas masa depan.

8

Page 18: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi

keuangan utama kepada pihak-pihak diluar korporasi. Laporan ini

menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter.

Laporan Keuangan (financial statements) yang sering disajikan adalah

neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas, dan laporan ekuitas pemilik

atau pemegang saham. Selain itu, catatan atas laporan keuangan atau

pengungkapan juga merupakan bagian integral dari setiap laporan

keuangan (Kieso, 2002:3).

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu

perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk

menggambarkan kinerja perusahaan. Laporan keuangan adalah bagian dari

proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan adalah gambaran tentang

neraca, laporan laba-rugi dan laporan perubahan modal dari suatu

perusahaan yang terjadi pada saat tertentu.

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,

laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat

disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau

9 9

Page 19: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang

merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga

termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan

tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis

serta pengungkapan pengaruh perubahan harga (IAI, 2007:3).

Laporan keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan

informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahan-

perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu. Posisi

keuangan memberikan gambaran tentang bagaimana susunan kekayaan

yang dimiliki perusahaan dan sumber-sumber kekayaan itu didapat.

Perubahan posisi keuangan menunjukkan kemajuan perusahaan,

memberikan gambaran tentang apakah perusahaan memperoleh laba dalam

melaksanakan kegiatannya, dan apakah perusahaan mengalami

perkembangan yang menunjukkan manajemen telah mengelola perusahaan

dengan berhasil (Sadeli, 2008:18).

Berdasarkan definisi diatas, pengertian laporan keuangan adalah

suatu informasi tertulis yang memuat catatan keuangan suatu perusahaan

yang dikuantifikasi dalam satuan moneter pada suatu periode akuntansi

yang menggambarkan kinerja perusahaan. Informasi yang terkandung

dalam laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba-rugi dan laporan

perubahan modal dari suatu perusahaan yang terjadi pada saat tertentu.

10

Page 20: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan

suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi. (IAI, 2007:3). Laporan keuangan yang

disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar

pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua

informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan

ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan

kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi

non keuangan.

Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan

manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat

apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat

demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini

mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi

mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau

mengganti manajemen (IAI, 2007:1.2)

Penyajian laporan keuangan oleh suatu perusahaan dimaksudkan

untuk memberikan informasi kuantitatif mengenai keuangan perusahaan

tersebut pada suatu periode baik untuk kepentingan manajemen, pemilik

perusahaan, pemerintah, atau pihak-pihak lain (Djahidin, 1985:13).

11

Page 21: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Laporan keuangan merupakan sarana utama membuat laporan informasi

keuangan kepada orang-orang dalam perusahaan (manajemen dan para

karyawan) dan kepada masyarakat diluar perusahaan (Gill, 1999:2).

Tujuan umum laporan keuangan menurut Sadeli (2008:19) adalah

sebagai berikut:

a. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang kekayaan dan

kewajiban

b. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan

kekayaan bersih perusahaan sebagai hasil dari kegiatan usaha.

c. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan

kekayaan bersih yang bukan berasal dari kegiatan usaha.

d. Menyajikan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam

menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba.

e. Menyajikan informasi lain yang sesuai atau relevan dengan keperluan

para pemakainya.

3. Tujuan Pelaporan Keuangan

Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi

yang berguna bagi keputusan investasi dan kredit, informasi yang berguna

dalam menilai arus kas masa depan, dan informasi mengenai sumber daya

perusahaan dan klaim pihak lain terhadap sumber daya tersebut. Tujuan

dari pelaporan keuangan berbeda diantara berbagai Negara. Secara

tradisional, tujuan utama adalah ketaatan terhadap hukum. Sedangkan di

12

Page 22: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

beberapa negara tertentu tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah

untuk menyediakan informasi bagi investor (Kieso, 2002:6).

Tujuan pelaporan keuangan yang utama dalam kerangka

konseptual (Skousen, 2004:31) adalah menyediakan informasi yang

berguna untuk pengambilan keputusan serta laporan yang dibuat tidak

boleh dan seharusnya tidak terlalu sederhana agar dapat dimengerti oleh

semua orang. Investor dan kreditor sangat bergantung pada informasi yang

terdapat pada laporan keuangan periodik yang disediakan oleh pihak

manajemen. Pelaporan keuangan harus dapat memberikan informasi yang

berguna dalam mengakses jumlah, waktu, dan ketidakpastian (risiko) dari

arus kas prospektif.

4. Pemakai Laporan Keuangan

Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor

potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha

lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan

masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi

beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Informasi yang disajikan

dalam laporan keuangan bersifat umum. Dengan demikian tidak

sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai.

Berhubung para investor merupakan penanam modal beresiko ke

perusahaan, maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan

mereka juga akan memenuhi sebagaian besar kebutuhan pemakai lain

(PSAK, 2007:2).

13

Page 23: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Secara umum, semua pihak yang berkepentingan dengan kesehatan

keuangan suatu perusahaan disebut dengan pihak-pihak yang

berkepentingan (stakeholders). Stakeholders yang menggunakan informasi

akuntansi biasanya dapat dibedakan menjadi dua yaitu: pemakai internal

dan pemakai eksternal. Pemakai internal yaitu pengambil keputusan yang

secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan internal perusahaan.

Sedangkan pemakai eksternal yaitu pengambil keputusan yang berkaitan

dengan hubungan mereka dengan perusahaan (Skousen, 2004:9).

5. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat

informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat

karakteristik kualitatif pokok yaitu: (a) dapat dipahami, (b) relevan, (c)

keandalan, (d) dapat dibandingkan (IAI, 2007:7).

a. Dapat Dipahami

Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan dapat dengan

mudah dipahami oleh pemakai. Kualitas penting informasi yang

ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk

segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas

ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari

informasi dengan ketentuan yang wajar. Namun demikian, informasi

kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak

dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi

tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami.

14

Page 24: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

b. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi

kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Peran

informasi dalam peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory)

berkaitan satu sama lain. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat

dan materialitasnya. Informasi dipandang material kalau kelalaian

untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi

tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang

diambil atas dasar laporan keuangan.

c. Keandalan

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang

menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya

sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari

yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat

disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika hakikat atau

penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi

tersebut secara potensial dapat menyesatkan.

d. Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan

perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecendrungan (trend)

posisi dan kinerja keuangan. Implikasi penting dari karakteristik

kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa pemakai harus

mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan

15

Page 25: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta

pengaruh perubahan tersebut.

Karakteristik kualitatif informasi akuntansi adalah atribut-atribut

menyangkut kualitas yang harus tercermin atau dimiliki agar informasi

akuntansi yang disajikan didalam pelaporan keuangan berguna atau

bermanfaat untuk pengambilan keputusan oleh para pemakainya

(Harnanto, 2002:21). Secara garis besar, komponen-komponen dari

karakteristik kualitatif informasi akuntansi menurut Spiceland (2004:20)

dan Harnanto (2002:21) adalah sebagai berikut: (a) dapat dipahami, (b)

bermanfaat untuk pengambilan keputusan, (c) relevan, (d) reliabel atau

dapat dipercaya, (e) komparabilitas, (f) konsistensi, (g) efektivitas biaya,

(h) materialitas, (i) konservatisme.

a. Dapat Dipahami

Kualitas informasi akuntansi yang terpenting bagi para pemakai

laporan adalah terletak pada kemudahannya untuk dapat dimengerti

atau dipahami. Untuk maksud ini para pamakai laporan diasumsikan

memiliki pengetahuan yang memadai tentang perusahaan sebagai

pelaku ekonomi dan kegiatan bisnisnya, serta kemauan untuk

mempelajari informasi keuangan secara tekun.

b. Bermanfaat Untuk Pengambilan Keputusan

Manfaat informasi untuk pengambilan keputusan adalah

karakteristik atau ciri khas informasi akuntansi yang harus dibedakan

dari atribut-atribut kualitas yang lain.

16

Page 26: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

c. Relevan

Untuk dikatakan relevan, informasi akuntansi harus mampu

mempengaruhi atau berpotensi untuk mendorong dibuatnya suatu

keputusan yang berbeda, antara keputusan yang dibuat berdasar

informasi dengan keputusan yang dibuat tanpa didasarkan pada

informasi terkait.

d. Reliabel

Untuk dapat dikatakan reliabel, informasi akuntansi harus

memiliki karakteristik atribut-atribut kualitas inheren sebagai berikut:

dapat diverifikasi, netral atau obyektif, dan jujur atau mencerminkan

apa yang seharusnya atau apa yang secara wajar dapat diharapkan atau

diungkapkan.

e. Komparabilitas

Informasi keuangan tertentu mengenai suatu perusahaan akan

lebih bermanfaat, apabila dapat diperbandingkan dengan informasi

yang sama dari perusahaan lain.

f. Konsistensi

Informasi keuangan tertentu mengenai suatu perusahaan akan

lebih bermanfaat apabila dapat diperbandingkan dengan informasi dari

perusahaan yang sama dalam periode-periode yang lain.

g. Efektivitas Biaya

Para pemakai laporan keuangan harus menyadari bahwa asas

keseimbangan antara manfaat dan biaya senantiasa dipertimbangkan

oleh manajemen sebagai pihak penyaji laporan. Resiko terjadinya

17

Page 27: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

kesalahan didalam memilih alternatif atau membuat suatu keputusan

akan semakin besar, apabila dilakukan tanpa mempertimbangkan

keseluruhan informasi yang relevan dan reliabel.

h. Materialitas

Suatu informasi dikatakan material apabila dapat diharapkan

akan mempunyai dampak pada keputusan-keputusan ekonomi yang

dibuat oleh pemakai yang sudah sepantasnya harus diketahui oleh

pihak penyaji.

i. Konservatisme

Penggunaan konsep konservatisme didalam praktek akuntansi

dan pelaporan keuangan tercermin pada penetapan taksiran umur atau

masa kegunaan, dan nilai residu aktiva tetap untuk tujuan perhitungan

depresiasinya, penghapusan sekaligus aktiva tak berwujud yang

diragukan manfaat potensialnya, penilaian berdasar harga pokok dan

harga pasar untuk persediaan, pengakuan adanya kewajiban dan

kerugian-kerugian yang jumlahnya ditaksir.

6. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang elemen-elemennya

dinyatakan dengan uang. Penilaian ini akan memberikan suatu anggapan

bahwa fakta yang dinyatakan dengan angka dan satuan uang tersebut

merupakan cerminan dari nilai perusahaan secara keseluruhan dengan

pasti, benar dan tepat sesuai dengan elemen pertanggal laporan. Laporan

keuangan yang elemen-elemennya dinyatakan dengan uang mempunyai

banyak kelemahan (Lopilowa, 2000 dalam Maryani, 2004:23), antara lain:

18

Page 28: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

a. Laporan yang bersifat historis

Yaitu penyajian data-data yang telah lalu sehingga belum

mencerminkan kondisi keuangan sekarang.

b. Laporan keuangan bersifat umum

Calon pemakai tidak tahu secara rinci posisi keuangan perusahaan.

c. Penyusunan laporan keuangan masih mengandung bias dalam

penafsiran-penafsiran dan pertimbangannya.

d. Akuntansi hanya dapat memberi laporan kasar dan belum terperinci

mengenai elemen-elemen pembanding.

e. Laporan keuangan bersifat konservatif

Yaitu tidak mengikuti dan mengantisipasi kebutuhan perusahaan

f. Laporan keuangan tidak mempertimbangkan aspek-aspek lainnya

diluar aspek ekonomi dalam memperhitungkan peristiwa yang

sebenarnya terjadi.

g. Adanya penggunaan istilah-istilah teknis dalam laporan keuangan yang

tidak komunikatif bagi masyarakat awam atau pemakai.

h. Adanya penggunaan berbagai macam metode akuntansi, akan

menyebabkan terjadinya perbedaan baik dalam pengukuran sumber-

sumber ekonomis maupun dalam pengukuran tingkat keberhasilan

perusahaan.

i. Adanya pengabaian informasi yang bersifat kualitatif, padahal aspek

ini kemungkinan lebih diperlukan daripada aspek ekonominya.

19

Page 29: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Bagaimanapun besarnya manfaat laporan keuangan, seorang

pengguna laporan akuntansi keuangan harus memahami berbagai sifat dan

keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan konvensional agar dalam

membaca dan memanfaatkannya tidak menimbulkan salah tafsir atau salah

penggunaan (Harahap, 2001:91). Berbagai sifat yang ada didalamnya

memberikan kontribusi terhadap keterbatasan atau kelemahan informasi

laporan keuangan. Berbagai kelemahan akuntansi konvensional ini telah

disorot oleh berbagai pihak. Beberapa isu yang sangat ditentang adalah:

a. Metode penilaian historical cost yang dianggap tidak memberikan

informasi yang relevan bagi investor apalagi pada masa inflasi.

b. Sistem alokasi yang dinilai subjektif dan arbiter sehingga bisa

menimbulkan penyalahgunaan akuntansi untuk melakukan penipuan

untuk kepentingan pihak tertentu yang dapat merugikan pihak lain.

c. Prinsip konservatisme yang dianggap menguntungkan pemegang

saham dan merugikan pihak lain.

d. Perbedaan standar dan perlakuan untuk mencatat dan memperlakukan

transaksi atas pos yang berbeda.

e. Perbedaan dalam pengakuan pendapatan: accrual basis dan cash basis.

f. Perbedaan dalam pengakuan pendapatan atau biaya.

B. Laba

1. Pengertian Laba

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:13) dalam kerangka

penyusunan dan penyajian laporan keuangan Laba adalah:

20

Page 30: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

“Peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.

Sedangkan menurut Sadeli (2008:24) Laba adalah:

“Selisih penghasilan yang diterima perusahaan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut, merupakan pendapatan bersih perusahaan, atau lebih dikenal dengan istilah laba atau rugi perusahaan. Dikatakan laba, jika penghasilan melebihi atau lebih besar dari biaya-biaya, sedangkan dalam keadaan sebaliknya disebut rugi”. Laba menurut Ardiyos (2009:358) adalah sebagai berikut:

“Laba adalah selisih antara pendapatan yang diterima dengan biaya

pengorbanan input yang digunakan untuk menghasilkan output”.

Laba menurut Skousen (2004:226) adalah sebagai berikut: “Laba adalah hasil dari investasi. Salah satu definisi laba yang diterima lebih luas adalah jumlah yang dapat diberikan kepada investor (sebagai hasil investasi) dan kondisi perusahaan diakhir periode masih sama baiknya atau kayanya (well-off) dengan diawal periode”. Laba menurut Subiyantoro (2004:25) adalah sebagai berikut: “Laba didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisasikan, yang dihasilkan dari transaksi dalam satu periode dengan biaya yang layak dibebankan kepadanya. Ini berarti bahwa laba merupakan selisih lebih dari pendapatan-pendapatan yang diterima oleh perusahaan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan”. Sedangkan Simangunsong (2005:18) mendefinisikan laba sebagai

berikut:

“Bila pendapatan lebih besar daripada beban, maka sisa pendapatan positif

atau disebut laba”.

21

Page 31: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Berdasarkan definisi di atas, pengertian laba adalah selisih

pendapatan atas beban yang berasal dari kegiatan usaha dan tidak berasal

dari penanaman modal. Sebagai akibatnya, akan meningkatkan manfaat

ekonomi selama suatu periode tertentu dalam bentuk pemasukan atau

penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan

kenaikan ekuitas.

2. Bentuk Laporan Laba Rugi

Dalam melaporkan pendapatan, keuntungan, beban dan kerugian,

ada beberapa format yang digunakan yaitu: (a) laporan laba rugi bentuk

langsung (single-step income statement), (b) laporan laba rugi bertahap

(multiple-step income statement), (c) laporan laba rugi ringkas (Kieso,

2002:154).

a. Laporan Laba Rugi Bentuk Langsung

Dalam laporan laba rugi bentuk langsung (single-step income

statement), hanya ada dua pengelompokkan: yaitu pendapatan dan

beban (Skousen, 2004:271). Pendapatan dikurangkan dengan beban

untuk menghitung laba bersih atau rugi bersih. Istilah “langsung”

muncul karena perhitungan laba bersih hanya memerlukan satu

pengurangan (Kieso, 2002:154). Laporan laba rugi yang

menggabungkan penghasilan-penghasilan menjadi satu kelompok dan

menggabungkan biaya-biaya pada kelompok lain atau total

penghasilan dikurangi biaya (Sadeli, 2008:24).

22

Page 32: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Keunggulan utama format langsung terletak pada kesederhanaan

penyajian dan tidak ada implikasi bahwa satu jenis pos pendapatan

atau beban lebih diprioritaskan dari yang lainnya. Dengan demikian,

format langsung menghilangkan masalah klasifikasi yang bisa muncul.

b. Laporan Laba Rugi Bertahap

Laporan laba rugi bertahap (multiple-step income statement)

memisahkan transaksi operasi dari transaksi non-operasi, serta

menandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang berhubungan.

Format bertahap menampilkan berbagai komponen laba yang

digunakan untuk menghitung rasio yang akan dipakai dalam menilai

kinerja perusahaan (Kieso, 2002:156). Bentuk umum dari laporan laba

rugi bertahap adalah dengan mengurangkan harga pokok penjualan dan

beban operasi dari pendapatan operasi untuk mendapatkan laba operasi

(Skousen, 2004:271).

Jika yang dipakai adalah laporan laba rugi bertahap, berikut

sebagian atau semua bagian atau subbagian yang akan disajikan:

1) Bagian Operasi

Bagian yang melaporkan pendapatan dan beban dari operasi utama

perusahaan.

(a) Bagian Penjualan atau Pendapatan

Subbagian yang menyajikan penjualan, diskon, retur penjualan,

harga dan informasi lainnya yang berhubungan. Tujuannya

adalah untuk memperoleh jumlah bersih pendapatan penjualan.

23

Page 33: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

(b) Bagian Harga Pokok Penjualan

Subbagian yang memperlihatkan harga pokok barang yang

dijual untuk mendapatkan penjualan.

(c) Beban Penjualan

Subbagian yang mencantumkan daftar beban-beban yang

berasal dari upaya perusahaan untuk melakukan penjualan.

(d) Beban Administrasi atau umum

Subbagian yang melaporkan beban-beban administrasi umum

2) Bagian Non Operasi

Laporan pendapatan dan beban yang berasal dari aktivitas sekunder

atau tambahan dari perusahaan. Selain itu, keuntungan dan

kerugian khusus yang jarang muncul dan tidak biasa, tetapi tidak

keduanya, biasanya juga dilaporkan dalam bagian ini. Umumnya

pos-pos ini dibagi menjadi dua subbagian utama:

(a) Pendapatan dan Keuntungan Lain

Daftar pendapatan yang dihasilkan atau keuntungan yang

terjadi dari transaksi nonoperasi, yang umumnya berupa nilai

bersih dari beban yang terkait.

(b) Beban dan Kerugian Lain

Daftar beban atau kerugian yang terjadi dari transaksi

nonoperasi, yang umumnya berupa nilai bersih dari setiap

pendapatan yang berhubungan.

24

Page 34: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

3) Pajak Penghasilan

Bagian pendek yang melaporkan pajak penghasilan yang

dikenakan atas laba dari operasi berlanjut.

4) Operasi yang Dihentikan

Keuntungan atau kerugian material yang berasal dari disposisi

segmen bisnis.

5) Pos-pos Luar Biasa

Keuntungan dan kerugian material yang bersifat tidak biasa dan

jarang terjadi.

6) Pengaruh Kumulatif dari Perubahan Prinsip Akuntansi

7) Laba per Saham.

c. Laporan Laba Rugi Ringkas

Dengan format ini, laporan laba rugi hanya mencantumkan total

kelompok beban dan menyusun skedul beban tambahan untuk

mendukung total-total tersebut. Format ini menyajikan laporan ringkas

yang sederhana agar para pemakai dapat langsung menemukan faktor-

faktor yang penting (Kieso, 2002:158).

3. Kegunaan dan Keterbatasan Laporan Laba Rugi

a. Kegunaan Laporan Laba Rugi

Laporan laba-rugi membantu pemakai laporan keuangan

memprediksikan arus kas masa depan perusahaan dengan berbagai

cara (Kieso, 2002:151). Sebagai contoh, investor dan kreditor dapat

menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi untuk:

25

Page 35: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

1) Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan

Dengan mengkaji pendapatan dan beban, pemakai bisa mengetahui

bagaimana kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan

para pesaing.

2) Memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan

Informasi mengenai kinerja masa lalu dapat digunakan untuk

menentukan kecendrungan penting yang menyediakan informasi

tentang kinerja masa depan.

3) Membantu menilai risiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas

masa depan

Informasi tentang berbagai komponen laba—pendapatan, beban,

keuntungan, dan kerugian—memperlihatkan hubungan diantara

komponen-komponen tersebut dan dapat digunakan untuk menilai

risiko kegagalan perusahaan meraih tingkat arus kas tertentu di

masa depan.

Informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi –pendapatan,

beban, keuntungan, dan kerugian—membantu para pemakai

mengevaluasi kinerja masa lalu dan memberikan masukan tentang

pencapaian tingkat arus kas tertentu di masa depan

b. Keterbatasan Laporan Laba Rugi

Laba bersih merupakan suatu estimasi dan mencerminkan

sejumlah asumsi, para pemakai laporan laba rugi perlu menyadari

keterbatasan tertentu dari informasi yang terdapat dalam laporan laba

rugi (Kieso, 2002:151). Beberapa diantaranya adalah:

26

Page 36: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

1) Pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan

dalam laporan laba rugi.

2) Angka-angka laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang

digunakan.

3) Pengukuran laba yang melibatkan pertimbangan.

Sedangkan menurut Hendriksen (1993) dalam Subiyantoro

(2004:107) menjabarkan beberapa keterbatasan dari laporan laba rugi

diantaranya:

1) Konsep laba akuntansi belum dirumuskan secara jelas.

2) Tidak ada dasar teoritis jangka panjang untuk perhitungan dan

penyajian laba akuntansi.

3) Praktek-praktek akuntansi yang diterima memungkinkan

ketidakkonsistenan dalam pengukuran laba periodik dari berbagai

perusahaan yang sama.

4) Perubahan tingkat harga telah mengubah arti laba yang diukur

dalam nilai uang historis.

5) Informasi lain mungkin berguna bagi investor dan pemegang

saham untuk pengambilan keputusan.

C. Arus Kas

1. Pengertian Arus Kas

Arus Kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.

Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas

(cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka

27

Page 37: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu

tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan (IAI, 2007:2.2).

Kas merupakan alat pertukaran yang diakui oleh masyarakat

umum, dan oleh sebab itu merupakan dasar yang kuat untuk dipakai

sebagai alat pengukur kegiatan ekonomi di dalam perusahaan. Dengan

demikian kas meliputi uang tunai dan alat-alat pembayaran yang diterima

oleh umum, baik yang ada di perusahaan maupun yang disimpan di Bank

(Astuti, 2003:17).

Kas adalah mata uang dan surat-surat berharga yang mempunyai

sifat seperti uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan baik yang terdapat

dalam perusahaan maupun di Bank (Simangunsong, 2004:226).

Sedangkan Harahap (2008:205) mendefinisikan kas sebagai pos atau aset

yang paling lancar dan paling diminati semua orang, paling mudah dicuri

dan dimanipulasi.

Menurut Soemarso (2005:321) Kas terdiri dari saldo kas dan

rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya

sangat likuid dan yang dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu

tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.

Laporan aliran (arus) uang kas (cash flow statement) adalah

laporan yang disusun guna menunjukkan perubahan bertambah atau

berkurangnya uang kas selama suatu periode dan memberikan gambaran

sebab-sebab dari perubahan tersebut (Djahidin, 1985:128). Perubahan-

perubahan atas kas disebabkan oleh adanya arus penerimaan dan arus

pengeluaran (penggunaan) uang kas dalam suatu periode.

28

Page 38: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Laporan arus kas (Statement of Cash Flow) menjelaskan perubahan

pada kas atau setara kas (cash equivalent) dalam periode tertentu. Setara

kas adalah investasi jangka pendek yang amat likuid yang bisa segera

ditukat dengan kas. Untuk dapat dikatakan setara kas, suatu unsur haruslah

dapat segera ditukar dengan kas ketika diperlukan dan sangat dekat dengan

masa jatuh temponya sehingga kecil risiko terjadinya perubahan nilai

akibat perubahan tingkat suku bunga (Skousen, 2004:319).

2. Tujuan Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang

relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan

selama suatu periode. Untuk tujuan ini, laporan arus kas melaporkan (1)

kas yang mempengaruhi operasi selama suatu periode, (2) transaksi

pembiayaan, dan (4) kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu

periode (Kieso (2002) dalam Maryani (2004:40).

Laporan arus kas (Statement of cash flow) melaporkan arus kas

masuk dan arus kas keluar yang utama dari suatu perusahaan selama satu

periode. Laporan ini menyediakan informasi yang berguna mengenai

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dan operasi,

mempertahankan dan memperluas kapasitas operasinya, memenuhi

kewajiaban keuangannya, dan membayar dividen (Warren, 2006:230).

Laporan arus kas menawarkan ringkasan satu halaman tentang

hasil dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan selama

29

Page 39: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

satu periode. Laporan arus kas adalah alat yang sempurna untuk

menganalisis apakah rencana operasi, investasi, serta pendanaan

perusahaan konsisten dan dapat dijalankan (Skousen, 2004:366).

3. Isi dan Format Laporan Arus Kas

Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode

tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan

pendanaan (IAI, 2007:2.2)

a. Aktivitas Operasi

Meliputi pengaruh kas dari transaksi yang digunakan untuk

menentukan laba bersih (Kieso, 2002:238). Beberapa contoh arus kas

dari aktivitas operasi adalah (IAI, 2007:2.4)

1) Penerimaan kas dari penjualan dan jasa

2) Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain

3) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa

4) Pembayaran kas kepada karyawan

5) Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi

sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi

lainnya

6) Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak

penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai

bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.

7) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk

tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

30

Page 40: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

b. Aktivitas Investasi

Meliputi penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan

sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus

kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas

investasi adalah (IAI, 2007:2.4):

1) Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud,

dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan

yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.

2) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan,

aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain.

3) Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.

4) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta

pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).

5) Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward

contracts, option contracs, dan swap contracts kecuali apabila

kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan pedagangan (dealing or

trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai

aktivitas pendanaan.

c. Aktivitas Pendanaan

Melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik (Kieso,

2002:238). Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas

pendanaan adalah:

1) Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.

31

Page 41: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

2) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau

menebus saham perusahaan.

3) Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan

pinjaman lainnya.

4) Pelunasan pinjaman

5) Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk

mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna

usaha pembiayaan (finance lease).

4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Arus Kas

Informasi arus kas dapat digunakan sebagai alat ramal dividen

mendatang sehingga informasi yang disajikan oleh laporan ini akan lebih

relevan bagi para investor dan para kreditor dalam penilaian mereka atas

prestasi perusahaan. Salah satu kesulitan dalam penyajian informasi arus

kas untuk tujuan evaluasi dan peramalan adalah banyaknya penerimaan

dan pengeluaran kas dalam suatu jangka pendek atau dalam periode satu

tahun, juga tidak berlaku dengan cara yang dapat diramalkan atau dengan

cara yang dapat menggambarkan arus kas sepanjang waktu (Maryani,

2004:44).

5. Manfaat Laporan Arus Kas

Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang

lain, arus kas dapat memberikan manfaat kepada para pemakai. Manfaat

laporan arus kas menurut Kieso ( 2002) dalam Maryani (2004:45), adalah:

32

Page 42: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

a. Likuiditas adalah kemampuan relatif untuk merubah aktiva kedalam

kas, kadang-kadang menunjukkan sebagai aktiva yang dekat dengan

kas dan juga menunjukkan hubungan antara hutang jangka pendek dan

kas atau pos yang mendekati kas.

b. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk kas untuk

maksud apapun yang diperlukan oleh bisnis, khususnya untuk

membayar hutang ketika jatuh tempo.

c. Fleksibilitas keuangan adalah kemampuan dari suatu perusahaan untuk

memperoleh kas untuk jangka pendek agar dapat memenuhi kewajiban

tak terduga untuk mengambil kesempatan yang tersedia untuk

memperoleh keuntungan.

Laporan arus kas berguna bagi manajer dalam mengevaluasi

operasi masa lalu dan dalam merencanakan aktivitas investasi serta

pendanaan dimasa depan. Laporan ini juga berguna bagi para investor,

kreditor, dan pihak-pihak lainnya dalam menilai potensi laba

perusahaan. Selain itu, laporan ini juga menyediakan dasar untuk

menilai kemampuan perusahaan membayar utangnya yang jatuh tempo

(Warren, 2006:230).

Laporan arus kas termasuk laporan yang semakin dibutuhkan

karena laporan ini berguna untuk melihat kemampuan perusahaan

memberikan informasi tentang kualitas likuiditas perusahaan, menarik

kas dari kegiatan operasionalnya, dari mana kas atau dana diperoleh

untuk membiayai investasi dan operasional perusahaan, melihat

33

Page 43: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

struktur pengelolaan kasnya serta mengetahui besaran arus kas masuk

dan keluar perusahaan (Harahap, 2008:204).

6. Isi dan Bentuk Laporan Arus Kas

Untuk menyajikan Laporan Arus Kas menurut Skousen & Smith

(2001:284) dalam Maryani (2004:46) dapat digunakan dua metode yaitu:

a. Metode Langsung (Direct Method)

Metode ini merupakan suatu pendekatan untuk menghitung dan

melaporkan aliran kas dari aktivitas-aktivitas operasi secara lengkap

dan baru dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan investasi dan

pembiayaan.

b. Metode Tidak Langsung (Indirect Method)

Dalam metode ini penyajiannya dimulai dari laba rugi bersih dan

selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau mengurangi

perubahan dalam pos-pos yang mempengaruhi kegiatan operasional

seperti penyusutan, naik turun pos aktiva dan utang lancar.

Dalam metode ini laba bersih disesuaikan dengan menghilangkan:

1) Pengaruh transaksi yang masih belum direalisasi dari arus kas

masuk dan keluar dari transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah

persediaan defferal income, arus kas masuk dan keluar.

2) Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan

pembiayaan yang tidak mempengaruhi seperti: Penyusutan,

amortisasi, laba rugi dari penjualan aktiva tetap dan operasi yang

dihentikan dan laba rugi pembatalan utang.

34

Page 44: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Kedua metode ini memberikan hasil perhitungan jumlah arus kas

bersih yang sama yang diberikan atau digunakan oleh kebanyakan

perusahaan karena relatif lebih mudah untuk diterapkan dan untuk

merekonsiliasi perbedaan antara laba laba bersih dan arus kas bersih

yang diberikan oleh operasi. Metode Langsung dihargai oleh banyak

pemakai laporan keuangan karena melaporkan secara langsung sumber

arus kas masuk dan keluar kas tanpa penyesuaian secara potensial

mengacaukan terhadap laba bersih.

IAI menyarankan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia

menyajikan laporan arus kas dengan menggunakan metode langsung

karena metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam

mengestimasi arus kas masa mendatang yang tidak dapat dihasilkan

dengan metode tidak langsung.(IAI, 2007: Par12). Pada kenyataannya

perusahaan-perusahaan di Indonesia lebih banyak menggunakan

metode tidak langsung.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi

arus kas masa depan telah banyak dilakukan oleh oleh peneliti-peneliti

sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan masukan serta

kontribusi tambahan bagi para investor, manajer, analis keuangan dan

pengguna lainnya dalam menilai prospek dan kinerja perusahaan dalam suatu

35

Page 45: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

periode. Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai

kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan.

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Metodologi Hasil Penelitian (Tahun) Penelitian Yang Diteliti Penelitian (Kesimpulan) Parawiyati Kemampuan 1. Laba (X1) Sampel: Laba (X1) dan

dan Laba dan 2. Arus Kas (X2) Perusahan Arus Kas (X2) Zaki Baridwan Arus Kas 3. Laba (Y1) Manufaktur berpengaruh

(1998) dalam 4. Arus Kas (Y2) Di BEJ secara signifikan Memprediksi Periode terhadap Laba (Y1) Laba dan 1989-1994 dan Arus Kas (Y2) Arus Kas Perusahaan Go Public Di Indonesia Metode analisis data menggunakan Regresi.

Dillah Muatan 1. Laba (X1) Sampel : Laba (X1) Utami Informasi 2. Akrual (X2) Perusahaan Akrual (X2)

Cahyani Tambahan 3.Arus Kas (X3) Manufaktur Arus Kas ( X3) (1999) Arus Kas 4. Return Saham Di BEJ Tidak berpengaruh

Dari (Y) Periode Secara signifikan Aktivitas 1991-1994 Terhadap Operasi, Return Saham (Y) Investasi Metode dan Analisis data Pendanaan Menggunakan Regresi Berganda-cross sectional

Bandi Relevansi 1. Arus Kas Sampel: Arus Kas dan Kandungan Operasi Perusahaan Operasi

Rahmawati Informasi (X1) Yang (X1) dan (2005) Komponen 2. Arus Kas Terdaftar Arus Kas

Arus Kas Investasi Di BEJ Investasi Dan Laba (X2) Periode (X2) serta Dalam 3. Arus Kas 1995-2001 Arus Kas Memprediksi Pendanaan Pendanaan Arus Kas (X3) Metode (X3) dan Masa Depan 4. Laba (X4) Analisis data Laba (X4) 5. Arus Kas Menggunakan Berpengaruh Masa Persamaan Terhadap Depan (Y) regresi Arus Kas

Masa Depan (Y)

36

Page 46: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Tabel 2.1 (lanjutan) Peneliti Judul Variabel Metodologi Hasil Penelitian (Tahun) Penelitian Yang Diteliti Penelitian (Kesimpulan) Yolanda Kemampuan 1. Laba (X1) Sampel: Laba (X1) Dahler Prediktif 2. Arus Kas Perusahaan Dan

dan Earnings dan (X2) Nonfinansial Arus Kas (X2) Rahmat Arus Kas 3. Arus Kas yang Berpengaruh

Febrianto Dalam Masa Terdaftar Terhadap (2006) Memprediksi Depan Di BEJ Arus Kas

Arus Kas (Y) Periode Masa Depan Masa Depan 1999-2004 (Y) Metode Analisis data Menggunakan Regresi Linear Berganda

E. Keterkaitan Antar Variabel

1. Laba dengan Arus Kas Masa Depan

Penelitian yang dilakukan oleh Yolanda Dahler dan Rahmat

Febrianto (2006:12) menyatakan bahwa laba memiliki kemampuan dalam

memprediksi arus kas masa depan baik untuk perusahaan yang berlaba

positif maupun berlaba negatif. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Parawiyati dan Zaki Baridwan

(1998), serta Bandi dan Rahmawati (2005).

Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998:8) menyatakan bahwa

prediktor laba adalah signifikan sebagai alat pengubah dan mempunyai

pengaruh yang besar sebagai alat prediktor. Penelitian yang dilakukan oleh

Bandi dan Rahmawati (2005:40) juga menunjukkan bahwa laba dapat

digunakan untuk memprediksi arus kas masa depan. Berdasarkan hasil

37

Page 47: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

penelitian yang dilakukan oleh Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998),

Bandi dan Rahmawati (2005) serta Yolanda Dahler dan Rahmat Febrianto

(2006) dapat disimpulkan bahwa laba memiliki pengaruh yang signifikan

sebagai prediktor untuk memprediksi arus kas masa depan.

2. Arus Kas dengan Arus Kas Masa Depan

Yolanda dahler dan Rahmat Febrianto (2006:12) menyatakan

bahwa arus kas memliki kemampuan yang lebih baik dibanding laba

dalam memprediksi arus kas masa depan baik untuk perusahaan yang

berlaba positif maupun yang berlaba negatif. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bandi dan

Rahmawati (2005). Penelitian yang dilakukan oleh Parawiyati dan Zaki

Baridwan (1998:7) menunjukkan bahwa arus kas adalah signifikan sebagai

alat prediktor untuk memprediksi arus kas masa depan.

Bandi dan Rahmawati (2005:40) menyimpulkan bahwa prediktor

arus kas dapat digunakan untuk memprediksi arus kas masa depan.

Prediktor arus kas merupakan prediktor yang lebih baik dalam

memprediksi arus kas masa depan dibanding prediktor laba, Berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998),

Bandi dan Rahmawati (2005) serta Yolanda Dahler dan Rahmat Febrianto

(2006) dapat disimpulkan bahwa Arus Kas memiliki pengaruh yang

signifikan sebagai prediktor untuk memprediksi arus kas masa depan.

38

Page 48: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

F. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian diatas, gambaran menyeluruh tentang

kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan

yang merupakan kerangka konsptual dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Gambar 2.1 Skema kerangka pemikiran

Variabel Independent Variabel Dependen

Laba (X1) (Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998), Dillah Utami Cahyani (1999), Bandi dan Rahmawati

(2005) sertaYolanda Dahler dan Rahmat Febrianto (2006)

2. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran, maka rumusan hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha1 : Laba memiliki kemampuan lebih baik untuk memprediksi arus kas

masa depan dibanding arus kas untuk perusahaan yang melaporkan

laba positif.

Arus kas masa depan(Y) Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998), Bandi dan Rahmawati

(2005) sertaYolanda Dahler dan Rahmat Febrianto (2006) Arus Kas (X2)

(Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998), Dillah Utami Cahyani (1999), Bandi dan Rahmawati

(2005) sertaYolanda Dahler dan Rahmat Febrianto (2006))

39

Page 49: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

40

Ha2 : Laba memiliki kemampuan lebih baik untuk memprediksi arus kas

masa depan dibanding arus kas untuk perusahaan yang melaporkan

laba negatif.

Ha3 : Laba dan arus kas berpengaruh secara signifikan terhadap arus kas

masa depan untuk perusahaan yang melaporkan laba positif.

Ha4 : Laba dan arus kas berpengaruh secara signifikan terhadap arus kas

masa depan untuk perusahaan yang melaporkan laba negatif.

Page 50: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas komparatif, yaitu

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua

variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel

independen, yaitu laba dan arus kas terhadap variabel dependen, yaitu arus kas

masa depan. Penelitian ini dibatasi pada penganalisaan laporan keuangan

perusahaan manufaktur yang tergolong dalam perusahaan Aneka Industri dan

Industri Dasar dan Kimia dengan metode statistik. Adapun populasi dari

penelitian ini yaitu dengan mengambil sampel dari seluruh laporan keuangan

perusahaan Aneka Industri dan Industri Dasar dan Kimia yang go public yang

terdapat di Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia di Jakarta.

B. Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan tekhnik

purposive sampling, yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang

informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang

disesuaikan dengan masalah penelitian (Nur Indriantoro dan Supomo,

2002:131). Dengan kategori sebagai berikut:

1. Perusahaan telah go publik.

2. Laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember.

3. Laporan tahunan adalah lengkap.

4. Laporan keuangan telah diaudit.

41

Page 51: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu

penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data

sekunder (Nur Indriantoro dan Supomo, 2002:150). Peneliti memperoleh

data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku,

jurnal, skripsi, internet dan perangkat lain yang berkaitan.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan,

peneliti memperoleh data langsung dari Pusat Referensi Pasar Modal di

Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian

adalah perusahaan manufaktur yang tergolong dalam Aneka Industri dan

Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data

peneliti peroleh melalui penelusuran dengan komputer (Nur Indriantoro

dan Supomo, 2002:151) karena data yang tersaji merupakan data dalam

format elektronik.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi

klasik dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

42

Page 52: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2005 dalam Lianti, 2010:38).

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti

melakukan uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas dan

uji autokorelasi.

a. Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi

korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas atau multikol.

Model regresi yang bagus, variabel-variabel independen seharusnya

tidak berkolerasi satu dengan yang lain (Santoso, 2010:343). Suatu

model regresi dikatakan bebas multikolinieritas jika mempunyai nilai

Variance Inflantion Factor (VIF) disekitar angka 1 dan mempunyai

angka tolerance mendekati 1 (Santoso, 2010: 346).

b. Uji Heterokedastisitas.

Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas (Santoso,

2010:342). Jika varians berbeda atau semakin meningkat atau menurun

dengan pola tertentu disebut heterokedastisitas (Santoso, 2010:342).

Dimana model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

43

Page 53: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Kriteria Pengujian:

Ho diterima jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar

diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai

distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

distribusi data normal atau mendekati normal. Suatu variabel dikatakan

normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di

sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti

garis diagonal (Santoso, 2004 dalam Lianti, 2010:49).

Kriteria Pengujian:

Ho diterima jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal.

d. Uji Autokorelasi

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Santoso, 2010:343).

Jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi

dan model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi.

Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan pengamatan dari

waktu ke waktu (Umar, 2003:188).

Kriteria Pengujian:

Ho diterima jika nilai Durbin Watson > du

44

Page 54: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

3. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

regresi linear berganda. Model ini digunakan untuk tujuan peramalan atau

memprediksi (Santoso, 2010:335), dimana pada model tersebut ada dua

variabel independen dan satu variabel dependen, yaitu untuk memprediksi

apakah arus kas satu tahun ke depan dapat diprediksi oleh dua variabel

independen yaitu prediktor laba dan prediktor arus kas

Untuk pengujian hipotesis yang pertama dan kedua pada model

regresi linear berganda, yaitu :gabungan earnings model dan CFO model

yang digunakan oleh Kim dan Kross (2002), yakni sebagai berikut:

CFOit + 1 = α0 + α1 Eit + α2 CFOit + et

Dimana : CFOit + 1 = arus kas operasi perusahaan i pada tahun t + 1 α 0 = koefisien konstanta α1, α2 = Koefisien variabel independen Eit = laba sebelum pos-pos luar biasa perusahaan i pada tahun t CFOit = arus kas operasi perusahaan i pada tahun t. et = variabel gangguan

a. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1(satu). Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

45

Page 55: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2005 dalam Lianti, 2010:41).

b. Uji statistik t

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual

terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikasi 0,05

(Ghozali, 2005 dalam Lianti, 2010:52). Dasar pengambilan keputusan

adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima atau

Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau

bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap

variabel dependen atau terikat

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak atau Ha

diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau

bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel

dependen atau terikat.

c. Uji statistik F

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F

digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen

46

Page 56: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap

variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali,

2005 dalam Lianti, 2010:53). Uji F lebih tepat digunakan untuk

interpretasi pada analisis Multiple Regression (Nisfiannoor, 2009:168).

Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima atau

Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak atau

Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

indepeden atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen atau terikat.

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Laba/Earnings (X1)

Laba (Earnings) yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba

bersih sebelum item luar biasa (Extra ordinary items) dan operasi yang

dihentikan (Discontinued operation), dengan tujuan untuk menghilangkan

elemen yang mungkin akan menyebabkan pertumbuhan laba meningkat

dalam suatu periode yang tidak akan timbul pada periode lainnya.

2. Arus Kas/Cash flow (X2)

Arus kas (Cash Flow) yang digunakan dalam penelitian adalah arus

kas dari aktivitas operasi, yaitu diperoleh dari arus kas masuk dan keluar

47

Page 57: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

48

dari kegiatan utama dan rutin perusahaan. Digunakannya arus kas dari

aktivitas operasi dalam penelitian dengan tujuan untuk menghilangkan

elemen yang mungkin akan menyebabkan kenaikan atau penurunan arus

kas yang diperoleh pada suatu periode yang tidak akan timbul pada

periode lainnya.

3. Arus Kas Masa Depan (Y)

Arus kas dari aktivitas operasi perusahaan periode setelah tahun

amatan. Arus kas dari aktivitas operasi ini merupakan ikhtisar penerimaan

dan pembayaran kas yang menyangkut operasi perusahaan. Jumlah arus

kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang

menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus

kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi

perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa

mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar (Yolanda Dahler dan

Rahmat Febrianto, 2006:10).

Page 58: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada penganalisaan laporan keuangan

perusahaan manufaktur yang tergolong ke dalam sektor Aneka Industri

dan Industri Dasar dan Kimia yang sudah go public yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik purposive sampling dengan kategori ketersediaan data yang lengkap

dari sampel tersebut dan akan dikelompokkan menjadi perusahaan yang

melaporkan laba positif dan laba negatif. Tahun yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tahun 2004 sampai tahun 2007. Data yang digunakan

adalah data sekunder yakni data laba sebelum pos-pos luar biasa dan arus

kas operasi perusahaan yang diperoleh dari laporan keuangan yaitu

laporan laba rugi dan laporan arus kas.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penelusuran dengan

komputer yang terdapat di Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek

Indonesia di Jakarta. Peneliti mengambil sampel sebanyak 21 Perusahaan

dari keseluruhan perusahaan yang terdaftar.

49

Page 59: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian

Perusahaan berlaba positif

No Kode Nama Sektor Emiten Emiten

1 BRAM PT. BRANTA MULIA, Tbk Aneka Industri 2 IKBI PT. SUMI INDO KABEL, Tbk Aneka Industri 3 HDTX PT. PANASIA INDOSYNTEC, Tbk Aneka Industri 4 AKPI PT. ARGHA KARYA PRIMA IND. Tbk Industri Dasar dan Kimia 5 BTON PT. BETON JAYA MANUNGGAL, Tbk Industri Dasar dan Kimia 6 BUDI PT. BUDI ACID JAYA, Tbk Industri Dasar dan Kimia 7 CLPI PT. COLORPARK INDONESIA, Tbk Industri Dasar dan Kimia 8 FISH PT. FISHINDO KUSUMA S., Tbk Industri Dasar dan Kimia 9 IGAR PT. IGARJAYA, Tbk Industri Dasar dan Kimia

Sumber: Pusat Referensi Pasar Modal, Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan tabel 4.1 diatas perusahaan berlaba positif berjumlah

9 perusahaan terdiri dari 3 perusahaan sektor aneka industri dan 6

perusahaan sektor industri dasar dan kimia. Hanya 9 perusahaan saja yang

peneliti jadikan sampel dari 26 perusahaan yang peneliti peroleh. Sisanya

17 perusahaan peneliti keluarkan dari nominasi sampel karena

menyebabkan terjadinya multikol sehingga tidak layak untuk dijadikan

bahan penelitian. Ini disebabkan karena 17 perusahaan tersebut memiliki

laba bersih sebelum pos luar biasa relatif konstan setiap periode pelaporan

keuangannya.

Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian

Perusahaan berlaba negatif

No Kode Nama Sektor Emiten Emiten

1 POLY PT. POLYSINDO EKA PERKASA, Tbk Aneka Industri 2 TFCO PT. TEIJIN INDONESIA FIBER CO.Tbk Aneka Industri 3 SIMM PT. SURYA INTRINDO MAKMUR,Tbk Aneka Industri 4 ERTX PT. ERATEX DJAJA, Tbk Aneka Industri 5 ESTI PT. EVER SHINE TEX, Tbk Aneka Industri 6 PAFI PT. PANASIA FILAMENT INTI, Tbk Aneka Industri

50

Page 60: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Tabel. 4.2 (lanjutan)

No Kode Emiten

Nama Emiten Sektor

7 ARGO PT. ARGO PANTES, Tbk Aneka Industri 8 BIMA PT. PRIMARINDO ASIA INF., Tbk Aneka Industri 9 DSUC PT. DAYA SAKTI UNGGUL CO., Tbk Industri Dasar dan Kimia

10 FPNI PT. FATRAPOLINDO NUSA IND. Tbk. Industri Dasar dan Kimia 11 KKGI PT. KURNIA KAPUAS UTAMA, Tbk Industri Dasar dan Kimia 12 MLIA PT. MULIA INDUSTRINDO, Tbk Industri Dasar dan Kimia

Sumber: Pusat Referensi Pasar Modal, Bursa Efek Indonesia

Tabel 4.2 menunjukkan perusahaan berlaba negatif berjumlah 12

perusahaan terdiri dari 8 perusahaan sektor aneka industri dan 4

perusahaan sektor industri dasar dan kimia.

2. Gambaran Umum Aneka Industri dan Industri Dasar dan Kimia

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan

mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai

tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling

dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya

berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

Aneka Industri dan Industri Kimia dan Dasar merupakan industri

yang digolongkan berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya berdasarkan

SK Menteri Perindustrian No. 19/M/I/1986. Selain itu terdapat Industri

Kecil dan Industri Mesin dan Logam Dasar pada penggolongan yang

sama.

Aneka Industri terdiri atas:

a. Industri mesin dan alat berat.

b. Industri otomotif dan komponennya.

c. Industri perakitan (assembling).

d. Industri tekstil dan garmen.

51

Page 61: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

e. Industri sepatu dan alas kaki lain.

f. Industri kabel misalnya kabel listrik dan telepon.

g. Industri barang elektronika.

Industri Dasar dan Kimia terdiri atas:

a. Industri semen.

b. Industri keramik, misalnya ubin keramik, alat-alat saniter dari keramik,

dan lain sebagainya.

c. Industri porselen, misalnya ubin porselen.

d. Industri kaca.

e. Industri logam, misalnya alumunium, pembuatan uliran pipa baja, besi

beton, baja, kawat baja, perlengkapan dari logam, batangan tembaga,

kemasan kaleng, dan lain sebagainya.

f. Industri kimia, misalnya sorbitol, polypropylene, alkilbenzene, dan

lain-lain.

g. Industri plastik dan kemasan, misalnya kemasan plastik, kemasan

fleksibel dan lain sebagainya.

h. Industri pakan ternak, misalnya pellet, chips dan lain sebagainya.

i. Industri pulp dan kertas.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

a. Hasil Uji Statistik Deskriptif untuk Perusahaan Berlaba Positif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi

laba dan arus kas serta arus kas masa depan akan diuji secara statistik

deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.3

52

Page 62: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Tabel 4.3

Hasil Uji Statistik Deskriptif Perusahaan Berlaba Positif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Laba 36 281 119495 21120.94 26032.964

Arus_Kas 36 -18344 170052 47210.17 58838.210

Arus_Kas_Masa_Depan 36 -61470 199208 49543.11 61349.797

Valid N (listwise) 36

Sumber: Data sekunder yang diolah

Tabel 4.3 menjelaskan bahwa pada variabel laba minimum

sebesar 281 dan maksimum sebesar 119495, dengan rata-rata 21120,94

dan standar deviasi sebesar 26032,964. Variabel arus kas minimum

sebesar -18344 dan maksimum sebesar 170052, dengan rata-rata

47210,17 dan standar deviasi sebesar 58838,21. Variabel arus kas

masa depan minimum sebesar -61470 dan maksimum sebesar 199208,

dengan rata-rata 49543,11 dan standar deviasi sebesar 61349,797.

b. Hasil Uji Statistik Deskriptif untuk perusahaan Berlaba Negatif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi

laba dan arus kas serta arus kas masa depan akan diuji secara statistik

deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.4

Tabel 4.4

Hasil Uji Statistik Deskriptif Perusahaan Berlaba Negatif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Laba 48 -2047891 -447 -201687.38 378832.481

Arus_kas 48 -881326 450419 1683.94 161778.933

Arus_kas_masa_depan 48 -881326 267919 -8486.83 152169.048

Valid N (listwise) 48

Sumber : Data Sekunder yang diolah

53

Page 63: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Tabel 4.4 menjelaskan bahwa pada laba minimum sebesar-

2047891 dan maksimum sebesar -447, dengan rata-rata -201687,38

dan standar deviasi sebesar 378832,481. Variabel arus kas minimum

sebesar -881326 dan maksimum sebesar 450419, dengan rata-rata

1683,94 dan standar deviasi sebesar 161778,933. Variabel arus kas

masa depan minimum sebesar -881326 dan maksimum sebesar

267919, dengan rata-rata -8486,83 dan standar deviasi sebesar

152169,048.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat

dilakukan dengan melihat Tolerance dan Variance Inflation Factor

(VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.

1) Untuk Perusahaan Berlaba Positif

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas Perusahaan Berlaba Positif

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 12311.933

10591.147 1.162 .253

Laba .278 .324 .118 .859 .397 .832 1.201

Arus_Kas .664 .143 .637 4.635 .000 .832 1.201

a. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan

Sumber: Data sekunder yang diolah

54

Page 64: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Berdasarkan tabel 4.5 diatas terlihat bahwa nilai tolerance

mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor disekitar

angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai

tolerance 0,832 dan 0,832 serta VIF sebesar 1,201 dan 1,201

untuk variabel laba dan arus kas. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat

problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

2) Untuk Perusahaan Berlaba Negatif

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas Perusahaan Berlaba Negatif

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 6872.636 24753.402 .278 .783 Laba .078 .059 .193 1.321 .193 .976 1.025

Arus_kas .176 .138 .187 1.276 .208 .976 1.025

a. Dependent Variable: Arus_kas_masa_depan

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 di atas terlihat bahwa nilai tolerance

mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor disekitar

angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai

tolerance 0,976 dan 0,976 serta VIF sebesar 1,025 dan 1,025 untuk

variabel laba dan arus kas. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko

dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

55

Page 65: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

b. Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari

satu pengamatan ke pengamatan lain. Deteksi ada tidaknya

heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu

pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED.

1) Untuk Perusahaan Berlaba Positif

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Gambar 4.1 Grafik Scatterplot

Berdasarkan gambar 4.1, grafik scatterplot menunjukkan

bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu

56

Page 66: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data

tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk

memprediksi arus kas masa depan berdasarkan variabel yang

mempengaruhinya, yaitu laba dan arus kas.

2) Untuk Perusahaan Berlaba negatif

Sumber: Data sekunder yang diolah

Gambar 4.2 Grafik Scatterplot

Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan

bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu

Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data

tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

57

Page 67: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk

memprediksi arus kas masa depan berdasarkan variabel yang

mempengaruhinya, yaitu laba dan arus kas.

c. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau

keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

1) Untuk Perusahaan Berlaba Positif

Sumber: Data sekunder yang diolah

Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-plot

58

Page 68: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Gambar 4.3 memperlihatkan penyebaran data yang berada

di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini

menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi

normalitas.

2) Untuk Perusahaan Berlaba Negatif

Gambar 4.4 memperlihatkan penyebaran data yang berada

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini

menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi

normalitas.

Sumber: Data sekunder yang diolah

Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

59

Page 69: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

d. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada peiode t dengan kesalahan

pada periode t sebelumnya. Model regresi yang baik adalah tidak

terjadi autokorelasi.

1) Untuk Perusahaan Berlaba Positif

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Perusahaan Berlaba Positif

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .694a .481 .450 45504.769 2.709

a. Predictors: (Constant), Arus_Kas, Laba

b. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.7 nilai Durbin Watson 2,709 artinya

tidak terjadi autokorelasi. Dengan demikian, dapat digunakan

dalam penelitian ini.

2) Untuk Perusahaan Berlaba Negatif

Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Perusahaan Berlaba Negatif

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .247a .061 .019 150702.203 2.189

a. Predictors: (Constant), Arus_kas, Laba

b. Dependent Variable: Arus_kas_masa_depan

Sumber: Data sekunder yang diolah

60

Page 70: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Berdasarkan Tabel 4.8 nilai Durbin Watson 2,189 artinya

tidak terjadi autokorelasi. Dengan demikian, dapat digunakan

dalam penelitian ini.

3. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel

independen.

1) Untuk Perusahaan Berlaba Positif

Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi Perusahaan Berlaba Positif

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .694a .481 .450 45504.769

a. Predictors: (Constant), Arus_Kas, Laba

b. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan

Sumber : Data sekunder yang diolah

Tabel 4.9 menunjukkan nilai R sebesar 0,694 atau 69,4%.

Hal ini berarti bahwa hubungan atau korelasi antara faktor-faktor

yang mempengaruhi arus kas masa depan adalah kuat. Nilai

Adjusted R Square sebesar 0,45 atau 45%, ini menunjukkan bahwa

variabel arus kas masa depan yang dapat dijelaskan oleh variabel

laba dan arus kas adalah 45%, sedangkan sisanya sebesar 0,55 atau

55% (1-0,45) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak

disertakan dalam model penelitian ini.

61

Page 71: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

2) Untuk Perusahaan Berlaba Negatif

Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi Perusahaan Berlaba Negatif

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .247a .061 .019 150702.203

a. Predictors: (Constant), Arus_kas, Laba

b. Dependent Variable: Arus_kas_masa_depan

Sumber: Data sekunder yang diolah

Tabel 4.10 menunjukkan nilai R sebesar 0,247 atau 24,7%.

Hal ini berarti bahwa hubungan atau korelasi antara faktor-faktor

yang mempengaruhi arus kas masa depan adalah tidak kuat. Nilai

Adjusted R Square sebesar 0,019 atau 1,9%, ini menunjukkan

bahwa variabel arus kas masa depan yang dapat dijelaskan oleh

variabel laba dan arus kas adalah 1,9%, sedangkan sisanya sebesar

0,081 atau 81,1% (1-0,019) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang

tidak disertakan dalam model penelitian ini.

b. Hasil Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual

terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikasi 0,05.

Jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka maka Ha diterima

dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari

0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha.

62

Page 72: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

1) Hasil Pengujian Hipotesis Pertama: Kemampuan laba dan arus kas

dalam memprediksi arus kas masa depan untuk perusahaan berlaba

positif.

Tabel 4.11 Hasil Uji Statistik t Perusahaan Berlaba Positif

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 12311.933 10591.147 1.162 .253

Laba .278 .324 .118 .859 .397

Arus_Kas .664 .143 .637 4.635 .000

a. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan

Sumber: Data sekunder yang diolah

Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.11, variabel

laba mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,397 dan variabel arus

kas mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,000. Hal ini berarti

menolak Ha1 sehingga dapat disimpulkan laba tidak memiliki

kemampuan lebih baik untuk memprediksi arus kas masa depan

dibanding arus kas untuk perusahaan yang melaporkan laba positif.

Berdasarkan tabel 4.11, maka diperoleh model persamaan

regresi sebagai berikut:

CFOt+1 = 123111,933 + 0,278Eit + 0,664CFOit + et

2) Hasil Pengujian Hipotesis Kedua: Kemampuan laba dan arus kas

dalam memprediksi arus kas masa depan untuk perusahaan berlaba

negatif

63

Page 73: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik t Perusahaan Berlaba Negatif

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6872.636 24753.402 .278 .783

Laba .078 .059 .193 1.321 .193

Arus_kas .176 .138 .187 1.276 .208

a. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan

Sumber: Data sekunder yang diolah

Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel

laba mempunyai tingkat signifikasi sebesar sebesar 0,193 dan

variabel arus kas mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,208. Ini

berarti variabel laba dan arus kas secara statistik tidak signifikan

pada alfa 0,05. Dapat disimpulkan bahwa laba dan arus kas tidak

memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas masa depan

untuk perusahaan yang melaporkan laba negatif.

Berdasarkan tabel 4.12, maka diperoleh model persamaan

regresi sebagai berikut:

CFOt+1 = 6872,636 + 0,078Eit + 0,176CFOit + et

c. Hasil Uji Statistik F

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara

bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat

signifikan 0,05. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha

diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar

dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha.

64

Page 74: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

1) Hasil Pengujian Hipotesis Pertama

Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik F Perusahaan Berlaba Positif

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.340E10 2 3.170E10 15.309 .000a

Residual 6.833E10 33 2.071E9

Total 1.317E11 35

a. Predictors: (Constant), Arus_Kas, Laba

b. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan

Sumber: Data sekunder yang diolah

Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.13 nilai F

diperoleh sebesar 15,309 dengan tingkat signifikasi 0,000. Karena

tingkat signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima, sehingga

dapat dikatakan bahwa laba dan arus kas signifikan secara statistik

dalam mempengaruhi variabel dependen (arus kas masa depan)

pada saat perusahaan melaporkan laba positif.

2) Hasil Pengujian Hipotesis Kedua

Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik F Perusahaan Berlaba Negatif

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.630E10 2 3.315E10 1.460 .243a

Residual 1.022E12 45 2.271E10

Total 1.088E12 47

a. Predictors: (Constant), Arus_kas, Laba

b. Dependent Variable: Arus_kas_masa_depan

Sumber: Data sekunder yang diolah

65

Page 75: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.14 nilai F

diperoleh sebesar 1,460 dengan tingkat signifikasi 0,243. Karena

tingkat signifikasi lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima,

sehingga dapat dikatakan bahwa laba dan arus kas tidak signifikan

secara statistik dalam mempengaruhi variabel dependen (arus kas

masa depan) pada saat perusahaan melaporkan laba negatif.

C. Pembahasan

1. Kemampuan laba dan arus kas memprediksi arus kas masa depan untuk

perusahaan yang melaporkan laba positif

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikasi variabel

laba 0,397 > 0,05 dan variabel arus kas 0,000 < 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa laba tidak memiliki kemampuan yang lebih baik

dibandingkan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan untuk

perusahaan yang melaporkan laba positif. Ini menunjukkan bahwa laba

dan arus kas periode yang lalu mempunyai manfaat untuk memprediksi

arus kas masa depan. Namun pada beberapa situasi, laba bersih gagal

memberikan gambaran yang akurat tentang kinerja sebuah perusahaan

pada beberapa periode tertentu (Skousen, 2004:316). Dapat dilihat dari

hasil penelitian bahwa laba tidak lebih baik sebagai prediktor untuk

memprediksi arus kas masa depan. Ini membuktikan bahwa arus kas dari

aktivitas operasi merupakan suatu indikasi keberhasilan usaha yang rinci

dan nyata, maka penilaian kinerja yang didasarkan atas informasi tersebut

66

Page 76: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

menjadi lebih berarti (meaningful). Arus kas dari aktivitas operasi adalah

indikator yang lebih baik dalam menggambarkan apakah perusahaan dapat

terus memenuhi komitmennya kepada para kreditor, pelanggan, karyawan,

dan investor dalam waktu dekat. Dengan memperhatikan segala

keterbatasan yang ada, hasil penelitian ini secara statistik telah

membuktikan bahwa laba dan arus kas merupakan informasi yang

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan oleh

para analis keuangan, investor, dan manajer dalam menilai prospek dan

kinerja perusahaan dalam suatu periode. Hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian Parawiyati dan Baridwan (1998) serta Bandi dan

Rahmawati (2005) namun tidak konsisten dengan penelitian Dahler dan

Febrianto (2006).

2. Kemampuan laba dan arus kas memprediksi arus kas masa depan untuk

perusahaan yang melaporkan laba negatif

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikasi variabel

laba 0,193 > 0,05 dan variabel arus kas 0,208 > 0,05 sehingga dapat

disimpulkan laba dan arus kas tidak memiliki kemampuan untuk

memprediksi arus kas masa depan untuk perusahaan yang melaporkan laba

negatif. Tidak seperti perusahaan yang berlaba positif, laba dan arus kas

periode lalu pada perusahaan berlaba negatif tidak mempunyai manfaat

untuk memprediksi arus kas masa depan. Hasil ini mengindikasikan laba

dan arus kas bukan sebagai alat pertimbangan yang utama dalam

pengambilan keputusan bagi para penggunanya. Hal ini disebabkan karena

67

Page 77: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

68

laba dan arus kas tidak mampu menggambarkan prospek dan kinerja

perusahaan dalam suatu periode. Hasil penelitian ini tidak konsisten

dengan penelitian Parawiyati dan Baridwan (1998), Bandi dan Rahmawati

(2005) serta Dahler dan Febrianto (2006).

3. Pengaruh laba dan arus kas terhadap arus kas masa depan untuk

perusahaan yang melaporkan laba positif.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa laba dan arus kas

signifikan secara statistik dalam mempengaruhi arus kas masa depan. Ini

bisa dilihat dari tingkat signifikasi sebesar 0,000. Hasil penelitian ini

menunjukkan laba dan arus kas merupakan variabel yang dapat dijadikan

prediktor untuk memprediksi arus kas masa depan. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Parawiyati dan Baridwan

(1998), Bandi dan Rahmawati (2005) serta Dahler dan Febrianto (2006).

4. Pengaruh laba dan arus kas terhadap arus kas masa depan untuk

perusahaan yang melaporkan laba negatif.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa laba dan arus kas tidak

signifikan secara statistik dalam mempengaruhi arus kas masa depan. Ini

bisa dilihat dari tingkat signifikasi sebesar 0,243. Hasil penelitian ini

menunjukkan variabel laba dan arus kas tidak dapat dijadikan prediktor

untuk memprediksi arus kas masa depan. Hasil penelitian ini tidak

konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Parawiyati dan Baridwan

(1998), Bandi dan Rahmawati (2005) serta Dahler dan Febrianto (2006).

Page 78: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan laba dan arus kas

dalam memprediksi arus kas masa depan pada saat perusahaan melaporkan

laba positif dan laba negatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 21

perusahaan yang tergolong dalam Aneka Industri dan Industri Dasar dan

Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Terbagi dalam 9 perusahaan

berlaba positif dan 12 perusahaan berlaba negatif. Tahun yang digunakan

dalam penelitian ini adalah 2004, 2005, 2006 dan 2007. Berdasarkan pada data

yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan dengan

menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Prediktor laba tidak secara mutlak memiliki kemampuan prediksi yang

lebih baik daripada prediktor arus kas untuk perusahaan yang melaporkan

laba positif. Hal ini berarti, pada tahun-tahun tertentu prediktor arus kas

justru merupakan prediktor yang lebih baik dalam memprediksi arus kas

masa depan dibanding prediktor laba.

2. Prediktor laba dan prediktor arus kas secara mutlak tidak memiliki

kemampuan untuk memprediksi arus kas masa depan untuk perusahaan

yang melaporkan laba negatif.

69

Page 79: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

3. Variabel independen yaitu laba dan arus kas berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen (arus kas masa depan) untuk perusahaan yang

melaporkan laba positif. Ini dapat diartikan laba dan arus kas dapat

dijadikan prediktor untuk memprediksi arus kas masa depan.

4. Untuk perusahaan yang melaporkan laba negatif, variabel laba dan arus

kas yang merupakan variabel independen tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel arus kas masa depan atau dependen. Hal ini

mengindikasikan laba dan arus kas tidak dapat dijadikan prediktor untuk

memprediksi arus kas masa depan.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukkan bahwa variabel arus kas

memiliki kemampuan yang lebih baik dibanding laba dalam memprediksi arus

kas masa depan untuk kelompok perusahaan berlaba positif. Selain itu, laba

dan arus kas juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap arus kas

masa depan Sedangkan untuk kelompok perusahaan berlaba negatif, variabel

,laba dan arus kas tidak memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas

masa depan. Disamping itu, laba dan arus kas tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap arus kas masa depan.

Pada beberapa situasi, laba bersih gagal memberikan gambaran yang

akurat tentang kinerja sebuah perusahaan pada beberapa periode tertentu.

Untuk perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi, laba yang

positif tidak menjamin adanya arus kas yang memadai. Perusahaan yang

70

Page 80: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

tumbuh dengan cepat menggunakan kas dalam jumlah yang besar untuk

memperbesar persediaannya. Disamping itu, laba yang dilaporkan bisa saja

positif tetapi sesungguhnya bisnis perusahaan lebih banyak menghabiskan

daripada menghasilkan kas. Arus kas yang positif mengindikasikan bahwa

bisnis dapat terus berjalan untuk saat ini, tetapi rugi yang dilaporkan mungkin

mengindikasikan masalah yang membayangi di masa depan. Arus kas dari

aktivitas operasi adalah indikator yang lebih baik dalam menggambarkan

apakah perusahaan dapat terus memenuhi komitmennya kepada para kreditor,

pelanggan, karyawan, dan investor dalam waktu dekat.

C. Keterbatasan

1. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini hanya 21

perusahaan dari 52 perusahaan Aneka industri dan 65 perusahaan Industri

Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ini dikarenakan

sulitnya mencari perusahaan yang melaporkan laba positif dan laba negatif

secara berturut-turut selama 4 tahun yaitu tahun 2004, 2005, 2006 dan

2007, sehingga kurang dapat mewakili populasi dari keseluruhan populasi

yang ada. Dan pada akhirnya hasil penelitian ini tidak bisa

digeneralisasikan untuk semua jenis perusahaan.

2. Jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model masih sangat

sedikit sehingga hal ini dapat mempengaruhi hasil penelitian.

3. Penelitian ini tidak mempertimbangkan ukuran kemampuan atau kapasitas

perusahaan dalam menghasilkan laba dan arus kas. Dalam penelitian ini,

71

Page 81: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

72

tidak ada pemisahan antara perusahaan yang melaporkan laba dan arus kas

dalam jumlah besar, menengah maupun kecil.

D. Saran

Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel

penelitian. Penelitian dapat menambah jumlah sektor perusahaan atau jenis

perusahaan sehingga hasil penelitian akan lebih mewakili populasi dari

keseluruhan populasi yang ada. Sehingga hasil dari penelitian akan lebih

akurat dan meyakinkan.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan peneliti mempunyai waktu yang cukup

untuk melakukan penelitian sehingga peneliti dapat memperbanyak jumlah

tahun penelitian dan akan menghasilkan penelitian yang maksimal.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah variabel

independen sehingga akan memperluas variabel independen dalam

mempengaruhi variabel dependen.

4. Penelitian berikutnya sebaiknya mempertimbangkan ukuran perusahaan.

Ukuran perusahaan dalam menghasilkan laba dan arus kas mungkin

mempengaruhi hasil penelitian.

Page 82: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyos. “Kamus Besar Akuntansi”, Citra Harta Prima, Jakarta, 2009. Bandi dan Rahmawati. “Relevansi Kandungan Informasi Komponen Arus Kas dan

Laba dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 5, No. 1, Pebruari 2005.

Cahyani, Dillah Utami. “Muatan Informasi Tambahan Arus Kas dari Aktivitas

Operasi, Investasi, dan Pendanaan”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 1, No. 1, April 1999.

Djahidin. “Analisa Laporan Keuangan”. Ghalia Industri, Jakarta, 1985. Ester, Ralph. “Dictionary of Accounting”, 2nd Edition, Gelora Aksara Pratama,

Jakarta, 1994. Gill, James O. “Memahami Laporan Keuangan”, Penerbit PPM, Jakarta, 2003. Harahap, Sofyan Syafri. “Kerangka Teori dan Tujuan Akuntansi Syariah”, Edisi

I, Pustaka Quantum, Jakarta, 2008. ____________________. “Menuju Perumusan Teori Akuntansi Islam”, Pustaka

Quantum, Jakarta, 2001. Harnanto. “ Akuntansi Keuangan Menengah”, BPFE UGM, Yogyakarta, 2002. Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Akuntansi Keuangan”, Salemba Empat,

Jakarta, 2007. Kieso, Weygandt dan Warfield. “Akuntansi Intermediate”, Edisi Kesepuluh,

Erlangga, Jakarta, 2001. Lianti, Rahma. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian

Prematur Atas Prosedur Audit”, Jakarta, 2010. Maryani, Ay. “Informasi Laba dan Arus Kas Dalam Memprediksi Pertumbuhan

Laba dan Arus Kas Masa Depan Pada Industri Perbankan di BEJ”, Jakarta, 2004.

Nisfiannoor, Muhammad. “Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial”,

Salemba Humanika, Jakarta, 2009.

73

Page 83: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

74

Parawiyati dan Zaki Baridwan.”Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Perusahaan Go Publik di Indonesia”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 1, No. 1, 1-11, 1998.

Purwantini, Cornelio dan C. Wigat Retno Astuti, “Akuntansi Keuangan I,

Kanisius, Yogyakarta, 2003. Sadeli, Lili. “ Dasar-dasar Akuntansi”, Bumi Aksara, Jakarta, 2008. Santoso, S. “Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS 17”, Elex

Media Komputindo, Jakarta, 2010. Simangunsong, A.O dan E. Parulian S. “Pengantar Akuntansi I”, LPFEUI,

Jakarta, 2005. _________________. “Dasar-Dasar Akuntansi Keuangan”, LPFEUI, Jakarta,

2004. Skousen, K, Fred dan Stice James D. “Akuntansi Intermediate”, Edisi Lima Belas,

Salemba Empat, Jakarta, 2004. Soemarso. “Akuntansi Suatu Pengantar”, Edisi Lima (Revisi), Salemba Empat,

Jakarta, 2005. Spiceland, J. David. “Intermediate Accounting”, 3rd Edition, Mc Graw-Hill

Companies, 2004. Subiyantoro dan Iwan Triyuwono. “Laba Humanis: Tafsir Sosial atas Konsep

Laba Dengan Pendekatan Hermeneutika”, Bayumedia Publishing, Malang, 2004.

Sugiri, Slamet dan Bogat Agus Riyanto. “Akuntansi Pengantar I”, Edisi Keempat,

UPP AMP YKPN, Jogjakarta, 2001. Umar, Husein. “Metode Riset Bisnis”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003. Warren, Reeve dan Fees, “Pengantar Akuntansi I”, Edisi Dua Puluh, Salemba

Empat, Jakarta, 2006. Yolanda dan Rahmat Febrianto. “Kemampuan Prediktif Earnings dan Arus Kas

dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan”, Simposium Nasional Akuntansi IX, 2006.

Page 84: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirobbil’aalamiin segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat meyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul “ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS

KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN” (Studi Empiris

Pada Perusahaan Aneka Industri dan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia). Tak lupa sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada

kekasih Allah Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat, dan kepada

seluruh pengikutnya. Amin.

Sungguh suatu hal yang luar biasa bagi penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini dimana penulis dihadapkan pada situasi yang sulit dalam

menentukan pilihan. Namun semua itu menjadi pelajaran yang berharga dan

hikmah bagi penulis bahwa penulis memiliki keterbatasan dan ada sesuatu yang

lebih penting diantara pilihan-pilihan itu. Skripsi ini bisa terselesaikan karena

semangat untuk memenuhi harapan orang-orang terdekat, disamping itu sebagai

pertanggungjawaban penulis dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Semua ini tentunya tidak akan ada artinya jika tanpa bantuan berbagai pihak

dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati pada kesempatan

ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada:

• Bpk Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

• Bpk Prof. Dr. Ahmad Rodoni,MM selaku pudek bidang akademik yang telah

mendorong dan membantu penulis dalam menyelesaikan studi.

• Bpk Dr. Amilin, M.Si. Ak. selaku pembimbing I yang dengan tulus dan sabar

memberikan bimbingan dan arahannya serta meluangkan waktunya kapanpun

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

• Bpk Afif Sulfa, SE, M.Si, Ak. selaku Kajur Akuntansi sekaligus pembimbing

II yang dengan sabar dan tulus mendorong penulis dalam penyelesaian studi

dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

viii

Page 85: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

• Bpk Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak, MBA, CPA. selaku penguji I atas saran

dan nasihatnya.

• Ibu Yessi Fitri, SE, M.Si, Ak. Selaku penguji II

• Bpk Hepi Prayudiawan, SE, MM, Ak. atas saran dan masukannya.

• Segenap staf dan pegawai di akademik, jurusan dan perpustakaan yang selama

ini penulis repotkan.

• Segenap staf dan pegawai di Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek

Indonesia yang membantu penulis mendapatkan data penelitian.

• Ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan doa dan harapan yang tiada

henti dan memberikan semangat dan motivasi serta menanamkan pentingnya

arti pendidikan.

• Nenek, Kakak dan adik tercinta yang selama ini mendoakan agar penulis

secepatnya menyelesaikan skripsi.

• Bpk H. Hifzillah, S.Pd yang memberikan semangat dan motivasi serta

berbagai fasilitas yang diberikan untuk kelancaran penyusunan skripsi.

• Pimpinan, staf dan karyawan MI. Umdatur Rasikhien yang memberikan

semangat , dukungan serta masukan yang berharga.

• Hj. Hilyah, Hj Willy, Hj Irma, Fadlah, dan Diah yang dengan ikhlas

menggantikan kewajiban dan tugas penulis selama menyusun skripsi ini.

• Ibu Hj. Masyitoh atas masukan dan sarannya dalam penulisan skripsi ini.

• Iwan Suhardiman yang mendorong dan memberikan semangat yang tidak

kenal lelah kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi. Wan, terima kasih

atas tumpangan dan bimbingan SPSS-nya.

• Donni Kurniawan atas masukannya dalam menyiapkan bahan-bahan penulisan

skripsi.

• Rahmah Liantih atas soft-copy skripsinya dan masukannya dalam penulisan

skripsi. Mudah-mudahan ilmunya bermanfaat. Amin.

• Fahmi dan Ulum yang dengan tulus menemani penulis mencari kajian pustaka

yang penulis butuhkan untuk penyusunan skripsi ini.

• Bang Juri yang dengan tanpa lelah membantu penulis mengedit draft skripsi.

ix

Page 86: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

x

• Untuk kawan-kawan seperjuangan Ida, Aziz, Nafsiah bersemangatlah

perjuangan belum berakhir.

• Teman-teman di Akuntansi A 2002, terima kasih atas motivasi dan doa yang

mengiringi penulis menyelesaikan skripsi ini.

• Untuk “Vega” yang selama ini selalu setia mengantar penulis kemanapun,

kapanpun, siang atau malam, tidak peduli hujan atau panas, tanpa pernah

mengeluh sedikitpun.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, karena

ini merupakan pertama kali penulis melakukan penelitian sehingga masih terdapat

kekurangan dan kelemahan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

agar penulisan skripsi ini bermanfaat.

Jakarta, Agustus 2010

Rif’an Qodrie

Page 87: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

PT. PANASIA FILAMENT 45083 339

Lampiran 5: DATA SAMPEL PENELITIAN PERUSAHAAN BERLABA NEGATIF YANG SIAP DIOLAH

Nama Perusahaan Laba Arus Kas Arus kas masa depan

PT. POLYSINDO EKA PERKASA, Tbk -2047891 -17926 -99503PT. POLYSINDO EKA PERKASA, Tbk -843229 -99503 -881326PT. POLYSINDO EKA PERKASA, Tbk -25429 -881326 60036PT. POLYSINDO EKA PERKASA, Tbk -892609 60036 -34329PT. TEIJIN INDONESIA FIBER CO. ,Tbk -168691 212717 -39354PT. TEIJIN INDONESIA FIBER CO. ,Tbk -298983 -39354 -314969PT. TEIJIN INDONESIA FIBER CO. ,Tbk -515507 -314969 53152PT. TEIJIN INDONESIA FIBER CO. ,Tbk -320613 53152 -165098PT. SURYA INTRINDO MAKMUR, Tbk -10371 8122 639PT. SURYA INTRINDO MAKMUR, Tbk -14774 639 1939PT. SURYA INTRINDO MAKMUR, Tbk -10526 1939 -1850PT. SURYA INTRINDO MAKMUR, Tbk -4597 -1850 -11974PT. ERATEX DJAJA, Tbk -25193 4499 48743PT. ERATEX DJAJA, Tbk -16411 48743 37728PT. ERATEX DJAJA, Tbk -57532 37728 -4811PT. ERATEX DJAJA, Tbk -3151 -4811 3401PT. EVER SHINE TEX, Tbk -14798 37440 -19087PT. EVER SHINE TEX, Tbk -9205 -19087 -2395PT. EVER SHINE TEX, Tbk -51483 -2395 6386PT. EVER SHINE TEX, Tbk -21164 6386 43510PT. PANASIA FILAMENT INTI, Tbk INTI, Tbk -5939059390 45083 339PT. PANASIA FILAMENT INTI, Tbk -34178 339 3642PT. PANASIA FILAMENT INTI, Tbk -42784 3642 -46005PT. PANASIA FILAMENT INTI, Tbk -59607 -46005 2336PT. ARGO PANTES, Tbk -233324 291 39273PT. ARGO PANTES, Tbk -214141 39273 2535PT. ARGO PANTES, Tbk -75201 2535 29815PT. ARGO PANTES, Tbk -179844 29815 -26244PT. PRIMARINDO ASIA INF, Tbk -29987 -8862 -8862PT. PRIMARINDO ASIA INF, Tbk -12603 -8862 -4899PT. PRIMARINDO ASIA INF, Tbk -4434 -4899 -3754PT. PRIMARINDO ASIA INF, Tbk -10311 -3754 -2971PT. DAYA SAKTI UNGGUL CORP. Tbk -5933 -19555 7638PT. DAYA SAKTI UNGGUL CORP. Tbk -50726 7638 31452PT. DAYA SAKTI UNGGUL CORP. Tbk -10893 31452 92PT. DAYA SAKTI UNGGUL CORP. Tbk -58153 92 -2633PT. PATRAPOLINDO NUSA IND., Tbk -29136 -7314 -11646PT. PATRAPOLINDO NUSA IND., Tbk -57135 -11646 -3363PT. PATRAPOLINDO NUSA IND., Tbk -52553 -3363 -3821PT. PATRAPOLINDO NUSA IND., Tbk -32039 -3821 89833PT. KURNIA KAPUAS UTAMA, Tbk -447 1455 6737PT. KURNIA KAPUAS UTAMA, Tbk -3971 6737 5407PT. KURNIA KAPUAS UTAMA, Tbk -26791 5407 24895PT. KURNIA KAPUAS UTAMA, Tbk -24441 24895 54422PT. MULIA INDUSTRINDO, Tbk -645160 450419 181293PT. MULIA INDUSTRINDO, Tbk -792946 181293 111825PT. MULIA INDUSTRINDO, Tbk -509864 111825 166539PT. MULIA INDUSTRINDO, Tbk -1013647 166539 267919Sumber: Pusat Referensi Pasar Modal, Bursa Efek Indonesia

Page 88: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

LAMPIRAN 1: DATA SAMPEL PENELITIAN

Data Sampel Penelitian Perusahaan berlaba positif

No Kode Nama Sektor Emiten Emiten

1 BRAM PT. BRANTA MULIA, Tbk Aneka Industri 2 IKBI PT. SUMI INDO KABEL, Tbk Aneka Industri 3 HDTX PT. PANASIA INDOSYNTEC, Tbk Aneka Industri 4 AKPI PT. ARGHA KARYA PRIMA IND. Tbk Industri Dasar dan Kimia 5 BTON PT. BETON JAYA MANUNGGAL, Tbk Industri Dasar dan Kimia 6 BUDI PT. BUDI ACID JAYA, Tbk Industri Dasar dan Kimia 7 CLPI PT. COLORPARK INDONESIA, Tbk Industri Dasar dan Kimia 8 FISH PT. FISHINDO KUSUMA S., Tbk Industri Dasar dan Kimia 9 IGAR PT. IGARJAYA, Tbk Industri Dasar dan Kimia

Sumber: Pusat Referensi Pasar Modal, Bursa Efek Indonesia

Data Sampel Penelitian Perusahaan berlaba negatif

No Kode Nama Sektor Emiten Emiten

1 POLY PT. POLYSINDO EKA PERKASA, Tbk Aneka Industri 2 TFCO PT. TEIJIN INDONESIA FIBER CO.Tbk Aneka Industri 3 SIMM PT. SURYA INTRINDO MAKMUR,Tbk Aneka Industri 4 ERTX PT. ERATEX DJAJA, Tbk Aneka Industri 5 ESTI PT. EVER SHINE TEX, Tbk Aneka Industri 6 PAFI PT. PANASIA FILAMENT INTI, Tbk Aneka Industri 7 ARGO PT. ARGO PANTES, Tbk Aneka Industri 8 BIMA PT. PRIMARINDO ASIA INF., Tbk Aneka Industri 9 DSUC PT. DAYA SAKTI UNGGUL CO., Tbk Industri Dasar dan Kimia

10 FPNI PT. FATRAPOLINDO NUSA IND. Tbk. Industri Dasar dan Kimia 11 KKGI PT. KURNIA KAPUAS UTAMA, Tbk Industri Dasar dan Kimia 12 MLIA PT. MULIA INDUSTRINDO, Tbk Industri Dasar dan Kimia

Sumber: Pusat Referensi Pasar Modal, Bursa Efek Indonesia

75

Page 89: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Lampiran 6: OUTPUT HASIL UJI STATISTIK PERUSAHAAN BERLABA POSITIF

Statistik Deskriptif Perusahaan Berlaba Positif

Hasil Uji Statistik Perusahaan Berlaba Positif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Laba 36 281 119495 21120.94 26032.964

Arus_Kas 36 -18344 170052 47210.17 58838.210

Arus_Kas_Masa_Depan 36 -61470 199208 49543.11 61349.797

Valid N (listwise) 36

Sumber: Data sekunder yang diolah

Hasil Uji Multikolinieritas Perusahaan Berlaba Positif Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 12311.933 10591.147 1.162 .253

Laba .278 .324 .118 .859 .397 .832 1.201

Arus_Kas .664 .143 .637 4.635 .000 .832 1.201

a. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan

Sumber: Data sekunder yang diolah

80

Page 90: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Grafik Scatterplot

Sumber: Data sekunder yang diolah

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-plot

81

Page 91: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

Hasil Uji Autokorelasi Perusahaan Berlaba Positif Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .694a .481 .450 45504.769 2.709

a. Predictors: (Constant), Arus_Kas, Laba

b. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan

Sumber: Data sekunder yang diolah

Hasil Uji Koefisien Determinasi Perusahaan Berlaba Positif

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .694a .481 .450 45504.769

a. Predictors: (Constant), Arus_Kas, Laba

b. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan

Sumber : Data sekunder yang diolah

Hasil Uji Statistik t Perusahaan Berlaba Positif

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 12311.933 10591.147 1.162 .253

Laba .278 .324 .118 .859 .397

Arus_Kas .664 .143 .637 4.635 .000

a. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan

Sumber: Data sekunder yang diolah

82

Page 92: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

83

Hasil Uji Statistik F Perusahaan Berlaba Positif ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.340E10 2 3.170E10 15.309 .000a

Residual 6.833E10 33 2.071E9

Total 1.317E11 35

a. Predictors: (Constant), Arus_Kas, Laba

b. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan

Sumber: Data sekunder yang diolah

Page 93: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI

Nama : Rif’an Qodrie

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Mei 1984

Alamat : Jl. Tipar Cakung Km 3 RT. 004/09 No.16

Cakung Barat, Cakung, Jakarta Timur

13910

Telepon : (021) 4415869 / 081384103185

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Nama Orang Tua

Ayah : Abdul Djawad

Ibu : Jamilah

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

Pendidikan Formal:

• MI. Umdatur Rasikhien, Jakarta Tahun 1990-1996

• MTs Umdatur Rasikhien, Jakarta Tahun 1996-1999

• SMU Negeri 76 Jakarta Tahun 1999-2002

• S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2002-2010

iv

Page 94: ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3759/1...arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan Sebagai contoh,

v

Pendidikan Nonformal

• Madrasah Diniyah Tahun 1991-1996

• Intensive English Course Tahun 1998-1999

• Pelatihan Komputer Tahun 2002

C. ORGANISASI

• Pramuka MTs Umdatur Rasikhien Tahun 1996-1997

• OSIS SMU Negeri 76 Jakarta Tahun 1999-2001

• Rohis SMU Negeri 76 Jakarta Tahun 1999-2001