125
1 ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA PENGGUNA KOLAM RENANG PEMERINTAH DI JAKARTA SELATAN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Oleh: IBNU BURHANUDIN 1111101000085 PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

1

ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA

PADA PENGGUNA KOLAM RENANG PEMERINTAH DI

JAKARTA SELATAN TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM)

Oleh:

IBNU BURHANUDIN

1111101000085

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

2

Demi pertemuan dengan-Nya...

Demi kerinduan kepada utusan-Nya...

Demi bakti kepada orangtua...

Demi manfaat kepada sesama...

Untuk itulah semua ini ditulis.

Semoga niat ini tetap lurus...

Semoga menjadi ibadah...

Semoga menjadi amal jariyah...

Semoga bermanfaat...

Aamiin...

- Xx, IB

Page 3: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

3

Page 4: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

4

Page 5: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

5

Page 6: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

6

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, Juli 2015

Ibnu Burhanudin, NIM : 1111101000085

Analisis Klorin Terhadap Keluhan Iritasi Mata Pada Pengguna Kolam

Renang Pemerintah Di Jakarta Selatan Tahun 2015

(IX + 92 halaman + 11 tabel + 3 bagan + 20 lampiran)

ABSTRAK

Kolam renang menggunakan klorinasi sebagai metode sanitasi untuk

mempertahankan agar air kolam renang tetap terjaga kualitasnya. Menurut

PERMENKES RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar sisa klor dan pH

yang diperbolehkan dalam air kolam renang adalah (0,2 - 0,5) mg/L dan 6,8

– 8,5. Sebagai desinfektan, sisa klor dan pH dalam penyediaan air sengaja

dipelihara. Untuk mengetahui hubungan antara kadar sisa klor, waktu

kontak klor, pH terhadap keluhan iritasi mata pada pengguna kolam renang.

Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan cross

sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik acccidental sampling.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 30 perenang di

kolam renang Bulungan dan Ragunan, terdapat 66,7% perenang yang

mengalami keluhan penglihatan kabur, mata gatal, mata terasa panas, mata

terasa perih dan mata memerah setelah berenang selama 10 menit dengan

rata rata kadar sisa klor 0,1 mg/L. Kadar sisa klor tersebut sudah tidak

mencapai atau memenuhi syarat dimana batas aman terendah untuk sisa klor

adalah 0,2 mg/L.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara kadar

sisa klor terhadap keluhan iritasi mata pada pengguna kolam renang

Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015 dengan nilai p = 0,000 (p-

value<0,05) dan nilai OR sebesar 5,468 (95%CI : 2,336 – 12,800). Tidak

ada hubungan bermakna antara waktu kontak klor terhadap keluhan iritasi

mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

dengan nilai p= 0,183 (p-value>0,05) dan nilai OR sebesar 1,693 (95%CI :

0,790 – 3,629). Ada hubungan bermakna antara kadar pH terhadap keluhan

iritasi mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun

2015 dengan nilai p = 0,000 (p-value<0,05) dan nilai OR sebesar 5,468

(95%CI : 2,336 – 12,800).

Kolam renang pemerintah Jakarta Selatan harus memberikan pelatihan

mengenai pengelolaan air kolam renang kepada petugas kolam renang.

Sebaiknya dalam pemantauan kadar sisa klor pada air kolam renang, pihak

kolam renang Bulungan dan Ragunan mempertimbangkan kembali

mengenai metode desinfeksi yang tidak tepat selama ini karena proses

desinfeksi dilakukan secara manual bukan dengan automatic dosing, sesuai

dengan standar WHO.

Daftar Bacaan : 88 (1942 – 2015)

Kata Kunci : Iritasi mata, sisa klor, pH, kolam renang

Page 7: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

7

STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA SYARIF HIDAYATULLAH

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

Undergraduated Thesis, July 2015

Ibnu Burhanudin, NIM: 1111101000085

Chlorine Analysis Against Eye Irritation Complaints On Pool Users At

Pool Of Governments in South Jakarta 2015

(IX + 92 pages + 11 table + 3 chart + 20 attachment)

ABSTRACT

Pool using chlorination as a sanitary method for keeping the pool water

quality to be maintained. According to PERMENKES No. 416 / Menkes / Per / IX /

1990 levels of residual chlorine and pH are allowed in the pool water is (0.2-0.5)

mg / L and 6.8 to 8.5. As a disinfectant, chlorine residual and pH in water supply

deliberately maintained. To determine the relationship between levels of residual

chlorine, chlorine contact time, the pH of the eye irritation complaints on pool

users. This type of research is analytic observational with cross sectional design.

Acccidental sampling using sampling. Based on the results of preliminary studies

conducted in 30 swimmers in the pool Bulungan and Ragunan, there were 66.7%

swimmer who had complaints of blurred vision, eye itching, eye feels hot, eyes sore

and red eyes after swimming for 10 minutes with an average level chlorine residual

of 0.1 mg / L. The levels of residual chlorine is not reached or qualify where the

lowest safe limits for residual chlorine is 0.2 mg / L.

The results showed no significant correlation between the levels of residual

chlorine to complaints irritation of the eyes on the pool government in South

Jakarta in 2015 with a value of p = 0.000 (p-value <0.05) and the OR of 5.468

(95% CI: 2.336 to 12.800 ). There is no significant relationship between chlorine

contact time to complaints irritation of the eyes on the pool government in South

Jakarta 2015 with a value of p = 0.183 (p-value> 0.05) and the OR of 1.693 (95%

CI: 0.790 to 3.629). There is a significant relationship between the pH of the eye

irritation complaints in the pool government of South Jakarta in 2015 with a value

of p = 0.000 (p-value <0.05) and the OR of 5.468 (95% CI: 2.336 to 12.800).

Swimming pool of government in South Jakarta should provide training

about the management of the pool water to the pool attendant. Preferably in the

monitoring of the levels of residual chlorine in the pool water, Bulungan and

Ragunan swimming pool must reconsider the disinfection method that is not

appropriate, because the disinfection process still manually rather than with

automatic dosing, according to WHO standards

Reference : 88 (1942 – 2015)

Keyword : Eye irritation, chlorine residue, pH, swimming pool

Page 8: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

8

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, “Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah

SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan nikmat yang berlimpah,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Analisis Klorin

Terhadap Keluhan Iritasi Mata Pada Pengguna Kolam Renang Pemerintah Di

Jakarta Selatan Tahun 2015”. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada

Rasulullah SAW, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di akhirat nanti.

Aamiin.

Dalam penulisan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian

ini, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes. selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

sebagai pembimbing I yang telah banyak memberikan ide, masukkan

kritik dan saran perbaikan terhadap penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes selaku Kepala Program Studi Keehatan

Masyarakat.

3. Bapak dr. Yuli Prapanca Satar,MARS. sebagai pembimbing II yang telah

membimbing dan memberikan inspirasi serta motivasi bagi penulis selama

penyusunan skripsi.

Page 9: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

9

4. Para dosen-dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat dan dosen-dosen

Peminatan Kesehatan Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

5. Ibu dan Bapak yang selalu memberikan dukungan, nasihat serta doa yang

selalu dipanjatkan demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

6. Teman – teman sekelas Kesling 2011: Rois Solichin, Chandra Perdana,

Almen Fercudani, Hari Agus Pranata, Sarah Islamia Dhahono Putri, Betti

Ronayan Adiwijayanti, Ika Amalia Putri, Niken Kusuma Wardani, Putri

Widiastuti, Sri Wahyu Fitria, Efri Malisa Dwi Putri, Alifia Nadanti, Feela

Zaki Safitri, Ika Nur Atikoh, Shela Ayu Puryandini, Nurul Fajriati

Praptika Putri, Nabila Dewi Ichsani, Anantika Anissa, Sarah Ajeng

Kusumarani, Awaliyah Rizka Safitri, Eka Lestari Sitepu, Ukhfiya Qurrota

Ayuni dan Nur Ihsani Rahmatika

7. Teman teman se - angkatan Kesmas 2011, ENVIHSA UIN Syarif

Hidayatullah dan HMPS Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

yang selalu memberikan semangat dan dorongan agar saya bisa menjadi

pribadi yang lebih baik lagi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis sangat mengharapkan saran perbaikan dari pembaca.

“Wassalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Ciputat, 28 Juli 2015

Penulis

Page 10: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

10

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 7

1.3. Pertanyaan Penelitian.............................................................................. 8

1.4. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

1.4.1. Tujuan Umum ........................................................................... 8

1.4.2. Tujuan Khusus .......................................................................... 9

1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9

1.6. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 12

2.1.Iritasi Mata ................................................................................................. 12

2.2.Air ....................................................................................................... 16

2.3.Sumber Air ................................................................................................. 17

2.4.Penggolongan Air Berdasarkan Peruntukannya......................................... 18

2.5.Kolam Renang .................................................................................... 19

2.6. Persyaratan Kualitas Air Kolam Renang ............................................. 19

2.7.Pengolahan Air Kolam Renang .......................................................... 26

2.8.Penambahan Air Kolam Renang .......................................................... 34

2.9. Pembuangan Air Kolam Renang .......................................................... 34

2.10. Kerangka Teori ................................................................................... 35

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN

HIPOTESIS .................................................................................................. 37

3.1. Kerangka Konsep ............................................................................... 37

3.2. Definisi Operasional ............................................................................... 40

3.3. Hipotesis ............................................................................................. 43

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 44

4.1. Desain Penelitian ............................................................................... 44

Page 11: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

11

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 44

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 44

4.3.1. Populasi dan sampel manusia ............................................................. 44

4.3.2. Alur Pengambilan Sampel .................................................................. 46

4.3.3. Sampel Air Kolam Renang ................................................................ 46

4.4. Pengumpulan Data ............................................................................... 48

4.4.1. Data Primer ........................................................................................ 48

4.4.1.1.Pengukuran ........................................................................................... 48

4.4.1.1.1. Pengukuran Kadar Sisa Klor .......................................................... 49

4.4.1.1.2. Pengukuran pH pada Sisa Klor ...................................................... 49

4.4.1.2.Lembar Checklist ................................................................................. 50

4.5. Manajemen dan Analisis Data ................................................................. 50

4.5.1. Manajemen Data ................................................................................ 50

4.5.2. Analisis Data ...................................................................................... 51

4.5.2.1.Analisis Univariat................................................................................. 51

4.5.2.2.Analisis Bivariat ................................................................................... 52

BAB V HASIL PENELITIAN ...................................................................... 53

5.1 Gambaran Umum ............................................................................... 53

5.2 Karakteristik Responden .................................................................... 60

5.3 Gambaran Pengguna Kolam Renang Dengan Keluhan Iritasi Mata di

Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan ..................................................... 61

5.4 Gambaran Parameter Kadar Sisa Klor, Waktu Kontak Klor dan pH Di

Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan ..................................................... 62

5.5 Hubungan Kadar Sisa Klor Dengan Keluhan Iritasi Mata Pada Pengguna

Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan ..................................................... 65

5.6 Hubungan Waktu Kontak Klor Dengan Keluhan Iritasi Mata Pada

Pengguna Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan..................................... 66

5.7 Hubungan Kadar pH Dengan Keluhan Iritasi Mata Pada Pengguna

Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan ..................................................... 67

BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................... 68

6.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 68

6.2 Iritasi Mata Pada Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan ........... 85

Page 12: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

12

6.3 Kadar Sisa Klor dan Iritasi Mata Pada Kolam Renang Pemerintah

Jakarta Selatan .................................................................................................. 70

6.4 Waktu Kontak Klor dan Iritasi Mata Pada Kolam Renang Pemerintah

Jakarta Selatan .................................................................................................. 75

6.5 Kadar pH dan Iritasi Mata Pada Kolam Renang Pemerintah Jakarta

Selatan .................................................................................................. 80

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 84

7.1 Simpulan ............................................................................................. 84

7.2 Saran .................................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 87

LAMPIRAN .................................................................................................. 93

Page 13: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

13

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Daftar Persyaratan Air Kolam Renang ......................................... 20

Tabel 3.1 Definisi Operasional ..................................................................... 40

Tabel 5.1 Distribusi Jenis Kelamin Pengguna Kolam Renang Pemerintah

Jakarta Selatan Tahun 2015 ............................................................................. 60

Tabel 5.2 Distribusi Jenis Pekerjaan Pengguna Kolam Renang

Pemerintah Jakarta Selatan Tahun 2015 .......................................................... 61

Tabel 5.3 Distribusi Pengguna Kolam Renang Dengan Keluhan Iritasi

Mata di Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan Tahun 2015 .................... 61

Tabel 5.4 Hasil Pemeriksaan Kadar Sisa Klor di Kolam Renang

Pemerintah Jakarta Selatan Tahun 2015 .......................................................... 62

Tabel 5.5 Distribusi Pengguna Kolam Renang Pada Parameter Kadar

Sisa Klor Memenuhi Syarat Dan Tidak Memenuhi Syarat di Kolam

Renang Pemerintah Jakarta Selatan Tahun 2015 ............................................. 63

Tabel 5.6 Distribusi Waktu Kontak Klor Pengguna Kolam Renang di

Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan Tahun 2015 ................................. 63

Tabel 5.7 Hasil Pemeriksaan Kadar pH di Kolam Renang Pemerintah

Jakarta Selatan Tahun 2015 ............................................................................. 64

Tabel 5.8 Distribusi Pengguna Kolam Renang Pada Parameter Kadar pH

Memenuhi Syarat Dan Tidak Memenuhi Syarat di Kolam Renang

Bulungan Jakarta Selatan Tahun 2015 ............................................................. 64

Tabel 5.9 Analisis Hubungan Kadar Sisa Klor Terhadap Keluhan Iritasi

Mata Pada Pengguna Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan

Tahun 2015 ...................................................................................................... 65

Tabel 5.10 Analisis Hubungan Waktu Kontak Klor Terhadap Keluhan

Iritasi Mata Pada Pengguna Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan

Tahun 2015 ...................................................................................................... 66

Tabel 5.11 Analisis Hubungan Kadar pH Terhadap Keluhan Iritasi Mata

Pada Pengguna Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan Tahun 2015........ 67

Page 14: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

14

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori .............................................................................. 36

Bagan 3.1. Kerangka Konsep ........................................................................... 39

Bagan 4.1 Alur Pengambilan Sampel .............................................................. 46

Page 15: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan unsur

dasar bagi semua makhluk hidup di bumi. Sejalan dengan waktu dan

kemajuan peradaban, kebutuhan akan air semakin meningkat karena air

yang dibutuhkan penduduk tidak saja untuk keperluan minum tetapi

dibutuhkan juga untuk seperti mandi, cuci, industri, berenang dan kebutuhan

lainnya (Susanna, 2001). Kegunaan air bersih bagi manusia dan sebagian

besar penduduk terutama adalah untuk kepentingan rumah tangga, industri,

pertanian, mandi dan mencuci serta dimanfaatkan untuk keperluan berenang

sebagai sarana untuk olahraga dan rekreasi bagi sebagian besar masyarakat

(Itah dkk., 2004).

Pemanfaatan air untuk berenang saat ini sudah marak digunakan

karena berenang merupakan olahraga yang direkomendasikan sejak zaman

romawi agar tubuh tetap sehat dan bugar (Zarzoso dkk., 2010). Berenang di

kolam renang merupakan kegiatan olahraga atau rekreasi yang banyak

digemari oleh masyarakat termasuk anak - anak dan remaja. Di Amerika

Serikat selama tahun 2009, ada sekitar 301 juta kunjungan berenang setiap

tahunnya oleh pengunjung di atas usia enam tahun. Tiga puluh enam persen

dari anak usia 7 - 17 tahun, dan 15% dari orang dewasa berenang setidaknya

enam kali per tahun di Amerika Serikat (USA Census Bureau, 2012). Di

Jerman sebanyak 250 - 300 juta orang mengunjungi kolam renang setiap

tahunnya. Di Inggris 36% remaja (umur >15 tahun) mengunjungi kolam

Page 16: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

16

renang setidaknya seminggu sekali, 55% anak – anak (umur 5 – 9 tahun)

menggunakan kolam renang setidaknya sebulan sekali (Zwiener dkk.,

2007). Di Daerah Khusus Ibukota Jakarta diperkirakan hampir 10.000 orang

berenang di kolam renang setiap harinya (Dinas Olahraga dan Pemuda DKI

Jakarta, 2012). Di Kolam Renang Bulungan ada 37.715 pengunjung

sepanjang tahun 2014. Sedangkan Kolam Renang Ragunan diperkirakan ada

36.000 pengunjung sepanjang tahun 2014 (UPT Gelanggang Remaja Jakarta

Selatan, 2014).

Kolam renang umumnya digunakan sebagai sarana olahraga air yang

menyehatkan baik untuk anak - anak maupun dewasa, bahkan sering

disarankan sebagai olahraga yang paling sesuai untuk penderita asma

terutama pada anak - anak (Nemery, Hoet dan Nowak 2002). Kolam renang

juga bukan tempat musiman, sehingga dapat dikunjungi kapan saja dan oleh

semua kalangan (Clement, 1997; Villanueva dan Ribera, 2012). Manfaat

yang bisa didapatkan dari olahraga renang antara lain mengurangi berat

tubuh, baik untuk sistem kardiovaskuler, kekuatan otot, fleksibilitas dan

postur tubuh (Zwiener dkk., 2007). Manfaat olahraga renang bagi kesehatan

sudah tidak diragukan lagi, akan tetapi dapat menimbulkan risiko dan

keluhan kesehatan jika kualitas air kolam renang diabaikan (Pond, 2005).

Pemeriksaan kualitas air kolam renang secara kimia termasuk salah

satu upaya sanitasi yang dilakukan. Penambahan bahan kimia dianjurkan

untuk pengawasan kualitas air kolam renang dengan batasan tertentu dan

pengawasan yang baik (Center Disease of Control, 2009). Salah satunya

adalah pemberian senyawa kimia berupa senyawa klor berupa kaporit

Page 17: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

17

(Ca(OCl2) yang berfungsi untuk menjernihkan dan mendesinfeksi kuman.

Namun, penggunaan kaporit juga harus diperhatikan dengan baik dan harus

sesuai dengan batas aman yang ada. Penggunaan kaporit dalam konsentrasi

yang kurang dapat menyebabkan desinfektan yang ada di kolam renang

tidak bekerja secara optimal dan menimbulkan dampak buruk bagi

kesehatan. Sedangkan penggunaan kaporit dengan konsentrasi yang berlebih

dapat meninggalkan sisa klor yang menimbulkan dampak buruk bagi

kesehatan.

Keluhan kesehatan terjadi mulai dari yang ringan hingga yang berat

dapat menyebabkan penularan melalui kolam renang seperti gejala demam,

batuk, pilek atau infeksi faringo konjungtivitis yang disebabkan adenovirus

serta gangguan fungsi paru akibat gas klorin (Bernard, Voisin, dan Sardella,

2011). Penyakit atau gejala penyakit yang timbul akibat kualitas air kolam

renang yang tidak baik antara lain infeksi hidung dan tenggorokan, batuk,

pilek, iritasi mata, masalah pernafasan, infeksi kulit, infeksi saluran

pencernaan seperti diare, cryptosporidiasis dan giardiasis (Itah dkk., 2004).

Di Amerika, beban biaya tahunan untuk mengobati penyakit terkait kolam

renang ialah sebesar US$ 951.378 untuk keluhan telinga dan US$ 767.221

untuk keluhan mata ketika berenang (Pond, 2005).

Decker (1988) melaporkan bahwa anak-anak yang terkena klorinasi

memiliki gangguan pernapasan akut dan iritasi mata. Penelitian tentang

keluhan penyakit akibat berenang pernah dilaporkan oleh Noor (2007)

menunjukkan dari 387 pengunjung kolam renang Bulungan Jakarta

sebanyak 41.6% mengalami iritasi mata setelah berenang di kolam renang

Page 18: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

18

dengan kadar sisa klor 0.1 mg/L dengan pH< 6.8. Ada hubungan antara sisa

klor dengan keluhan iritasi kulit dan mata pada pemakai kolam renang hotel

di wilayah Kota Yogyakarta sebanyak 28 orang (58,3%) mengalami keluhan

dan 20 orang (41,7%) tidak mengalami keluhan (Permana dan Suryani,

2013). Center Disease of Control (2008) melaporkan bahwa 1 dari 8 kolam

renang yang di inspeksi ditemukan kadar sisa klor yang melewati ambang

batas, terutama di kolam anak-anak. Observasi yang dilakukan pada 30 air

kolam renang di Jakarta pada tahun 2005 menunjukkan ada 11 air kolam

renang berkualitas baik, 4 kurang baik, 11 jelek dan 4 sangat jelek (Darajat,

2005).

Pemerintah Indonesia telah memberikan rekomendasi tentang

persyaratan kolam renang yang sehat dan bersih. Menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang kualitas air kolam

renang dan keluhan kesehatan pengguna yang pada lampirannya memuat

syarat kualitas air kolam renang secara fisik, kimia dan mikrobiologi.

Sanitasi dan pengolahan air kolam renang serta pemeriksaan kualitas air

perlu diperhatikan (Cita dan Adriyani, 2009).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

416/Menkes/Per/IX/1990 kadar sisa klor yang diperbolehkan dalam air

kolam renang adalah (0,2 - 0,5) mg/L. Sebagai desinfektan, sisa klor dalam

penyediaan air sengaja dipelihara. (Cita dan Adriyani, 2009). Kolam renang

menggunakan klorinasi sebagai metode sanitasi untuk mempertahankan agar

air kolam renang tetap terjaga kualitasnya. Klorinasi adalah metode yang

menggunakan gas klor/serbuk klor sebagai desinfektan. Sebagai salah satu

Page 19: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

19

produk teknologi, bahan kimia ini dibutuhkan keberadaannya tetapi di lain

pihak bahan kimia tersebut dapat membahayakan manusia dan

lingkungannya jika tidak ditangani secara baik dan benar. Penggunaaan

bahan kimia sebagai desinfektan air kolam yang dapat menganggu

kesehatan bagi para pengguna kolam renang adalah kaporit (kalsium

hipoklorit) (CaOCl2). Pengguna kolam renang dapat terkena gas klor

melalui hirupan udara, tertelan dan masuk kedalam tubuh yang ada di

lingkungan kolam yang dilepas oleh kaporit dalam air. Di samping itu, klor

ini dapat menyebabkan iritasi mata (Eichelsdorfer dkk., 1975; Cita dan

Adriyani, 2009; Nasli, 2013).

Klor masuk ke dalam tubuh manusia melalui inhalasi, ingesti dan

dermal serta mata. Manusia dapat kontak dengan klor dalam jangka pendek

maupun jangka panjang. Biasanya, bila berada di kolam renang akan kontak

dalam jangka panjang dengan tingkat eksposur rendah. Pada tahun 2008,

hampir 4.600 orang mengunjungi unit gawat darurat untuk cedera akibat

bahan kimia kolam renang. Cedera yang paling umum diagnosis adalah

keracunan, yang meliputi konsumsi bahan kimia kolam renang serta

menghirup uap, asap, atau gas dan iritasi mata (Hlavsa dkk., 2014).

Kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan memiliki 2 kolam renang,

yaitu Kolam Renang Bulungan dan Kolam Renang Ragunan (Suku Dinas

Olahraga dan Pemuda Jakarta Selatan, 2014). Menurut data Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Selatan (2014) rata – rata kadar sisa klor di kedua kolam

renang selama tahun 2014 adalah 0,1 mg/L, yang artinya tidak memenuhi

syarat. Survei pendahuluan yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa

Page 20: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

20

kolam renang Bulungan dan Ragunan Jakarta Selatan merupakan kolam

renang pemerintah DKI Jakarta Selatan yang selalu ramai pengunjung

karena lokasi yang strategis dan harga yang terjangkau untuk masyarakat

tingkat ekonomi rendah hingga tingkat ekonomi tinggi.

Menurut laporan data kunjungan Bulungan dan Ragunan Jakarta

Selatan, rata – rata pengguna kolam renang merupakan anak – anak dan

remaja. Anak – anak dan remaja berisiko mendapatkan risiko kesehatan

yang berhubungan dengan air kolam renang, karena anak – anak lebih lama

berada di dalam air dibandingkan orang dewasa (Pond, 2005).

Kolam renang Bulungan dan Ragunan Jakarta juga rutin dijadikan

sebagai tempat pengambilan nilai renang beberapa SD, SMP dan SMA

disekitar, serta menjadi tempat aktivitas olahraga renang oleh Klub Renang

di Jakarta. Sehingga penting untuk diketahui kualitas air kolam renangnya.

Uji Kualitas air penting untuk menjamin kesehatan pengguna kolam renang

(Rabi dkk., 2008). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan

pada 30 perenang di kolam renang Bulungan dan Ragunan, terdapat 66,7%

perenang yang mengalami keluhan penglihatan kabur, mata gatal, mata

terasa panas, mata terasa perih dan mata memerah setelah berenang selama

10 menit dengan rata rata kadar sisa klor 0,1 mg/L. Kadar sisa klor tersebut

sudah tidak mencapai atau memenuhi syarat dimana batas aman terendah

untuk sisa klor adalah 0,2 mg/L.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui apakah ada

hubungan klorin pada air kolam renang terhadap keluhan iritasi mata yang

Page 21: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

21

dialami pada pengguna kolam renang Bulungan dan Ragunan Jakarta

Selatan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 30

perenang di kolam renang Bulungan dan Ragunan, terdapat 66,7% perenang

yang mengalami keluhan mata terasa gatal, mata terasa panas, mata terasa

perih, penglihatan terlihat kabur dan mata memerah setelah berenang selama

10 menit dengan rata rata kadar sisa klor 0,1 mg/L. Kadar sisa klor tersebut

sudah tidak memenuhi syarat dimana batas aman terendah untuk sisa klor

adalah 0,2 mg/L. Uji kualitas air penting untuk menjamin kesehatan

pengguna kolam renang. Risiko kesehatan pajanan bahan berbahaya seperti

sisa klor yang dihasilkan dari proses klorinasi untuk menyehatkan air kolam

dapat menimbulkan kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan seperti

iritasi mata. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui apakah ada

hubungan klorin pada air kolam renang terhadap keluhan iritasi mata yang

dialami pada pengguna kolam renang Bulungan dan Ragunan Jakarta

Selatan?

Page 22: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

22

1.3. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran sarana dan fasilitas kolam renang Bulungan dan

Ragunan Jakarta Selatan tahun 2015

2. Bagaimana gambaran jumlah pengguna kolam renang dengan keluhan

iritasi mata di kolam renang Bulungan dan Ragunan Jakarta Selatan

tahun 2015?

3. Bagaimana gambaran parameter kadar sisa klor, waktu kontak klor dan

pH di kolam renang Bulungan dan Ragunan Jakarta Selatan tahun 2015?

4. Apakah ada hubungan antara kadar sisa klor pada air kolam renang

terhadap keluhan iritasi mata pada pengguna di kolam renang Bulungan

dan Ragunan Jakarta Selatan tahun 2015?

5. Apakah ada hubungan antara waktu kontak klor pada air kolam renang

terhadap keluhan iritasi mata pada pengguna di kolam renang Bulungan

dan Ragunan Jakarta Selatan tahun 2015

6. Apakah ada hubungan antara pH pada air kolam renang terhadap

keluhan iritasi mata pada pengguna di kolam renang Bulungan dan

Ragunan Jakarta Selatan tahun 2015?

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

klorin pada air kolam renang terhadap keluhan iritasi mata pada

pengguna kolam renang Bulungan dan Ragunan Jakarta Selatan.

Page 23: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

23

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran sarana dan fasilitas kolam renang Bulungan

dan Ragunan Jakarta Selatan tahun 2015

2. Mengetahui jumlah pengguna kolam renang dengan keluhan iritasi

mata di kolam renang Bulungan dan Ragunan Jakarta Selatan

tahun 2015

3. Mengetahui gambaran parameter kadar sisa klor, waktu kontak

klor dan pH di kolam renang Bulungan dan Ragunan Jakarta

Selatan tahun 2015

4. Mengetahui hubungan antara kadar sisa klor pada air kolam renang

terhadap keluhan iritasi mata pada pengguna di kolam renang

Bulungan dan Ragunan Jakarta Selatan tahun 2015

5. Mengetahui hubungan antara waktu kontak klor pada air kolam

renang terhadap keluhan iritasi mata pada pengguna di kolam

renang Bulungan dan Ragunan Jakarta Selatan tahun 2015

6. Mengetahui hubungan antara pH pada air kolam renang terhadap

keluhan iritasi mata pada pengguna di kolam renang Bulungan dan

Ragunan Jakarta Selatan tahun 2015

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menjadi referensi tambahan kepada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan mengenai hubungan klorinasi pada

Page 24: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

24

kolam renang terhadap keluhan iritasi mata bagi pengguna kolam

renang.

1.5.2. Unit Pengelola Kolam Renang Bulungan dan Ragunan

Memberikan informasi serta masukan untuk pengelola kolam

renang Bulungan Jakarta Selatan tentang kualitas kimia air kolam

renang sebagai bahan untuk pengembangan dan penyempurnaan

instalasi pengolahan air dan sanitasi kolam renang Bulungan dan

Ragunan Jakarta Selatan

1.5.3. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan

Dapat memberikan informasi awal dalam rangka upaya

pengendalian risiko kesehatan akibat pajanan klorin terutama pada

kolam renang dan menjadi bahan pertimbangan dalam peningkatan

penyediaan kolam renang yang baik bagi masyarakat di Provinsi DKI

Jakarta.

1.5.4. Peneliti

Dapat meningkatkan pengetahuan dan kesempatan untuk aplikasi

teori kesehatan lingkungan yang telah didapat di bangku kuliah.

Melatih berpikir ilmiah dan informasi tentang hubungan klorin air

kolam renang terhadap keluhan iritasi mata dapat dijadikan sebagai

acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berjudul ―Analisis Klorin Terhadap Keluhan Iritasi

Mata Pada Pengguna Kolam Renang Pemerintah Di Jakarta Selatan Tahun

Page 25: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

25

2015‖. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa peminatan Kesehatan

Lingkungan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di kolam renang

Bulungan dan Kolam Renang Ragunan April - Juni 2015 bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara kadar sisa klor, waktu kontak klor, pH

terhadap keluhan iritasi mata pada pengguna kolam renang. Jenis

penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan cross

sectional. Responden pada penelitian ini adalah pengguna kolam renang di

Bulungan dan Ragunan. Pengambilan sampel menggunakan teknik

acccidental sampling, dan responden akan di wawancarai dan di observasi

apakah mengalami keluhan iritasi mata. Data yang digunakan merupakan

data primer hasil pengukuran kadar sisa klor, waktu kontak klor, dan pH

pada air kolam renang di Kolam Renang Bulungan dan Ragunan Jakarta

Selatan Tahun 2015.

Page 26: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Iritasi Mata

Iritasi mata adalah peradangan pada konjungtiva dan penyakit ini

adalah penyakit mata yang paling umum di dunia. Karena lokasinya,

konjungtiva terpajan oleh banyak mikroorganisme dan faktor – faktor

lingkungan lain yang mengganggu (Vaughan, 2010). Penyakit ini bervariasi

mulai dari yang ringan dengan mata berair sampai iritasi mata berat dengan

banyak sekret purulen kental (Hurwitz, 2009).

Penyakit mata akan memberikan keluhan berupa mata merah, mata

terasa gatal, mata kotor atau belek, mata terasa sakit dan banyak air mata.

Bila terdapat salah satu gejala tersebut maka diperlukan pemeriksaan mata

dan perawatan khusus. Mata terlihat merah akibat melebarnya pembuluh

darah konjungtiva yang terjadi pada peradangan mata akut misalnya

konjungtivitis. Bila terjadi pelebaran pembuluh darah arteri konjungtiva

posterior dan arteri siliar anterior maka akan terjadi mata merah. Melebarnya

pembuluh darah konjungtiva atau injeksi konjungtival dapat terjadi akibat

pengaruh mekanis, alergi, mata kering (dry eyes), kurang tidur, iritasi akibat

klorida, asap dan benda asing, ataupun injeksi pada jaringan konjungtiva.

Gejala umum pada konjungtivitis adalah mata merah, sekret atau mata kotor,

dan pedas seperti kelilipan. Konjungtivitis akan mengenai kedua mata akibat

mengenai mata yang sebelahnya. Bila hanya terdapat pada satu mata maka ini

biasanya hanya disebabkan alergi atau moloskum kontagiosum (Ilyas, 2008).

Page 27: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

27

2.1.1. Pembagian Iritasi Mata

2.1.1.1. Iritasi Mata Bakteri

Iritasi mata bakteri adalah inflamasi konjungtiva yang disebabkan

oleh bakteri. Pada iritasi mata ini biasanya pasien datang dengan keluhan

mata merah, sekret pada mata dan panas pada mata (James, 2005).

2.1.1.2. Iritasi Mata Virus

Iritasi mata viral adalah penyakit umum yang dapat disebabkan oleh

berbagai jenis virus, dan berkisar antara penyakit berat yang dapat

menimbulkan cacat hingga infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan

dapat berlangsung lebih lama daripada iritasi mata bakteri (Vaughan, 2010).

2.1.1.3. Iritasi Mata Alergi

Iritasi mata alergi adalah bentuk alergi pada mata yang paling sering

dan disebabkan oleh reaksi inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai

oleh sistem imun (Cuvillo dkk., 2009). Reaksi hipersensitivitas yang paling

sering terlibat pada alergi di konjungtiva adalah reaksi hipersensitivitas tipe 1

(Majmudar, 2010).

2.1.1.4. Iritasi Mata Jamur

Iritasi mata jamur paling sering disebabkan oleh Candida albicans

dan merupakan infeksi yang jarang terjadi. Penyakit ini ditandai dengan

adanya bercak putih dan dapat timbul pada pasien diabetes dan pasien dengan

keadaan sistem imun yang terganggu. Selain Candida sp, penyakit ini

Page 28: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

28

juga dapat disebabkan oleh Sporothrix schenckii, Rhinosporidium serberi,

dan Coccidioides immitis walaupun jarang (Vaughan, 2010).

2.1.1.5. Iritasi Mata Parasit

Iritasi mata parasit dapat disebabkan oleh infeksi Thelazia

californiensis, Loa - loa, Ascaris lumbricoides, Trichinella spiralis,

Schistosoma haematobium, Taenia solium dan Pthirus pubis walaupun

jarang (Vaughan, 2010).

2.1.1.6. Iritasi Mata Kimia

Iritasi mata kimia-iritatif adalah iritasi mata yang terjadi oleh

pemajanan substansi iritan yang masuk ke sakus konjungtivalis. Substansi -

substansi iritan yang masuk ke sakus konjungtivalis dapat menyebabkan

iritasi mata, seperti asam, klorin, alkali, asap dan angin, dapat menimbulkan

gejala - gejala berupa nyeri, pelebaran pembuluh darah, dan fotofobia. Iritasi

mata ini dapat diatasi dengan penghentian substansi penyebab dan pemakaian

tetesan ringan (Vaughan, 2010).

Mata adalah sesuatu yang tidak dapat digantikan dan sangat mudah

rusak bila terkena zat - zat kimia. Permukaan pada mata sangat lunak terdiri

dari kornea yang transparan, permukaannya terdapat suatu lapisan sel.

Seseorang yang matanya terkena dengan zat kimia mempunyai motivasi yang

tinggi untuk secepatnya menghilangkan zat kimia tersebut. Lapisan

permukaan dari sel akan dirusak oleh zat kimia. Air yang dikandung kornea

berubah dengan tidak adanya sel - sel ini, menyebabkan mata terasa perih,

panas dan gatal. Namun, sel - sel ini biasanya akan tumbuh kembali, bila

Page 29: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

29

korneanya sendiri dalam keadaan utuh, kerusakan bersifat sementara.

Beberapa senyawa kimia reaktif sangat berbahaya pada mata, kebanyakan

kecelakaan pada mata disebabkan oleh zat asam, zat basa, pelarut, dan

deterjen. Asam dan basa merusak lapisan permukaan sel, dan dapat

menyebabkan kerusakan struktural luka dan buta. Kadar klorin yang terlalu

rendah atau terlalu tinggi dapat menyebabkan iritasi mata. Pajanan sisa klor

yang kurang atau melebihi syarat di kolam renang dapat menyebabkan iritasi

mata (WHO, 2006).

2.1.1.7. Iritasi Mata Lain

Iritasi mata ketika berenang pada perenang mata tidak permanen,

hanya iritasi singkat. Hal ini dapat menyebabkan penglihatan kabur, mata

gatal, mata terasa panas, mata terasa perih, mata memerah. Mata adalah

cedera renang yang sangat umum dan dapat menjadi mudah teriritasi dari

klorin dalam air. Meskipun tidak pernah benar-benar berlangsung terlalu lama

bagi kebanyakan orang, hal ini dapat menjadi iritasi yang mengganggu.

Untuk mencegah iritasi mata, kolam renang harus dipelihara dengan baik,

dibersihkan, dan kolam renang pemantauan klor agar seimbang dan tidak

kurang atau melebih batas aman. Kolam renang mengandung banyak bahan

kimia dan kontaminan potensial. Klorin ditambahkan ke kolam air untuk

mengendalikan bakteri, tetapi bahan kimia ini juga dapat mengiritasi mata

(Island Empire Swimming, 2014). Jika terjadi keluhan iritasi mata segera cuci

mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%),

selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada

Page 30: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

30

lagi bahan kimia yang tertinggal. Tutup dengan perban steril. Segera bawa ke

rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat (Cita dan Adriyani, 2009).

2.2. Air

Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001, air adalah semua

air yang terdapat pada di atas atau di bawah permukaan tanah, termasuk

dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang

berada di darat. Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan jumlah

sekitar 1368 juta km3

dalam bentuk uap air, es , cairan dan salju (Effendi,

2003). Supaya air yang masuk ke tubuh manusia baik berupa makanan dan

minuman tidak menyebabkan penyakit, maka pengolahan air baik berasal dari

sumber, jaringan transmisi atau distribusi mutlak diperlukan untuk mencegah

terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang

diperlukan (Sutrisno, 2004).

Air memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, hewan

tumbuhan dan jasad - jasad lain. Air yang kita perlukan adalah air yang

memenuhi persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis

dan radioaktif (Jaya, 2004). Air yang tidak tercemar menurut Sunu (2001)

merupakan air yang tidak mengandung bahan - bahan asing tertentu dalam

jumlah melebihi batas yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat

dipergunakan secara normal. Air yang memenuhi syarat, diharapkan dampak

negatif penularan penyakit melalui air bisa diturunkan.

Page 31: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

31

2.3. Sumber Air

Berdasarkan letak sumbernya, air dibedakan menjadi tiga yaitu air

hujan, air permukaan dan air tanah (Wardhana, 2004).

2.3.1. Air Hujan

Air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Air hujan pada saat

presipitasi merupakan air yang paling bersih, namun cenderung mengalami

pencemaran ketika berada di atmosfer. Air hujan akan melarutkan partikel

debu dan gas yang terdapat dalam udara, misalnya gas CO2 , gas N2O3 , dan

gas S2O3. Sumber pencemaran air hujan ialah partikel debu, mikroorganisme,

dan gas seperti karbon dioksida, nitrogen, dan ammonia. Air hujan biasanya

bersifat asam dengan pH sekitar 4,2 (Effendi, 2003).

2.3.2. Air Permukaan

Air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku air

bersih. Air permukaan meliputi sungai, danau, waduk, rawa, sumur

permukaan yang sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke

permukaan bumi. Dibandingkan dengan sumber air lannya, air permukaan

lebih tercemar akibat kegiatan manusia membuang limbah industri, rumah

tangga dan sampah (Effendi, 2003).

2.3.3. Air Tanah

Air tanah permukaan merupakan air yang bersumber dari air tanah

yaitu air yang tersimpan atau terperangkap di dalam lapisan batuan yang

mengalami pengisian atau penambahan secara terus menerus oleh alam.

Page 32: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

32

Keuntungan penggunaan air tanah adalah pada umumnya dapat dipakai tanpa

pengolahan lebih lanjut, praktis dan ekonomis untuk mendapatkannya dan

membaginya. Kerugian air tanah adalah seringkali mengandung banyak

mineral Fe (besi) , Mn (mangan), Ca (kalsium) dan sebagainya (Sanropie,

1984).

2.4. Penggolongan Air Berdasarkan Peruntukannya

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang

pengendalian pencemaran air pasal 7 ayat 1 berdasarkan peruntukannya air

dibagi ke dalam empat golongan yaitu:

1. Golongan A

Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa

pengolahan terlebih dahulu

2. Golongan B

Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum

3. Golongan C

Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan

4. Golongan D

Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat

dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air

Page 33: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

33

2.5. Kolam Renang

Kolam renang adalah suatu konstruksi buatan yang dirancang untuk

diisi dengan air dan digunakan untuk berenang, menyelam atau aktivitas air

lainnya. Kolam renang umum adalah suatu sarana yang menyediakan fasilitas

untuk berenang, bereaksi, berolahraga serta pelayanan jasa lainnya,

menggunakan air bersih yang dikelola secara komersial. Selain merupakan

sarana olahraga yang menyehatkan juga sebagai tempat kontak sosial dan

sarana rekreasi olahraga yang menyehatkan pada semua kelompok umur.

Kolam renang wajib memiliki standar kolam renang agar pengguna kolam

renang dan seluruh fasilitasnya aman dan terjaga (Nemery dkk., 2002; Itah

dkk., 2004; American Standard Institute, 2011; Alberta Department Of

Health, 2014).

2.6. Persyaratan Kualitas Air Kolam Renang

Kualitas air adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi

atau komponen lain dalam air yang mencakup kualitas fisik, kimia dan

biologis (Effendi, 2003). Air yang digunakan untuk berenang harus

memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No:

416/MENKES/PER/IX/1990 agar tidak menggangu dan membahayakan

kesehatan manusia.

Page 34: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

34

Tabel 2.1 Peraturan Menteri Kesehatan RI

No:416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal: 3 September 1990

Daftar Persyaratan Air Kolam Renang

2.6.1. Syarat Fisik Air Kolam Renang

2.6.1.1. Bau

Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun

dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang

mengalami penguraian oleh mikroorganisme air oleh desinfektan. Kolam

renang harus bebas dari bau yang mengganggu, jernih dan tidak ada benda

asing yang terapung (Bernard dkk., 2003)

No.

PARAMETER

Satuan

Kadar yang diperbolehkan

Keterangan

Minimum Maksimum

1 2 3 4 5 6

A. 1. 2. 3.

FISIKA Bau Benda terapung Kejernihan

-

- -

-

- -

-

- -

Bebas dari bau yang menggangu. Bebas

dari benda terapung. Piringan sechi yang

diletakkan pada dasar kolam yang terdalam dapat dilihat dari tepi

kolam pada jarak lurus 9 meter

B. 1. 2. 3. 4. 5. 6

KIMIA Alumunium Kesadahan (CaCO3) Oksigen terabsorbsi (O2) pH Sisa Chlor Tembaga

mg/L mg/L mg/L

-

mg/L mg/L

- 50 -

6,5 0,2 -

0,2 500 1,0 8,5 0,5 1,5

C. 1.

2.

MIKROBIOLOGI Koliform total

Jumlah kuman

Jumlah per 100 ml

Jumlah per 100 ml

-

-

0

200

Page 35: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

35

2.6.1.2. Kejernihan

Air kolam renang harus jernih atau tidak keruh. Air yang keruh

disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari bahan tanah liat. Semakin

banyak kandungan tanah liat maka air semakin keruh. Air kolam renang

dikatakan jernih apabila piringan berlatarbelakang putih diletakkan pada

kolam yang terdapat dapat terlihat jelas dari tepi kolam pada jarak pandang 7

meter. Kejernihan sangat penting untuk menjaga keselamatan pengguna

kolam renang. Kolam renang yang keruh akan menyulitkan orang untuk

melihat jika ada perenang yang tenggelam di dasar kolam (Perkins, 2000).

2.6.1.3. Benda Terapung

Air kolam renang harus bebas dari benda terapung yang tidak

diinginkan. Contoh benda terapung adalah daun-daun, kertas, plastik.

Keberadaan benda terapung di kolam renang akan mengurangi estetika

(Department Of Health Environmental Unit Melbourne, 2008).

2.6.2. Syarat Kimia Air Kolam Renang

2.6.2.1. Alumunium

Unsur ini biasanya terkandung pada senyawa-senyawa yang

digunakan sebagai bahan koagulan dalam proses pengolahan air kolam,

misalnya tawas (Al2(SO4)3). Jika pembubuhan tawas dalam proses koagulasi

terlalu banyak atau proses pengolahan air tidak sempurna, maka kandungan

alumunium di dalam air kolam renang akan melebihi standar yang telah

ditentukan (Chandra, 2005).

Page 36: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

36

2.6.2.2. Kesadahan

Kesadahan air dapat terjadi karena air mengandung senyawa kalsium

dan magnesium dengan bikarbonat; senyawa kalsium dan magnesium dengan

sulfat, nitrat, dan klorida; serta garam - garam besi, zink, dan silika.

Kesadahan air kolam renang yang rendah akan meningkatkan korosi,

sedangkan jika kesadahan terlalu tinggi akan membuat air kolam renang

keruh dan timbul kerak. Jika kesadahan terlalu rendah bisa ditambahkan

calcium chloride untuk menaikkan kesadahan dan untuk menurunkan

kesadahan bisa melakukkan dilusi (McKeown, 2009).

2.6.2.3. Oksigen Terabsorbsi

Batas maksimum yang diperbolehkan dalam air kolam renang adalah

1,0 mg/L dalam waktu 4 jam pada suhu 27ºC. Oksigen terabsorbsi

menunjukkan besarnya oksigen yang digunakan sebagai proses biologi

kehidupan mikroba air. Jika oksigen terabsorbsi melebihi batas yang telah

ditentukan, menandakan air telah tercemar dan memungkinkan adanya

kehidupan mikroorganisme yang tinggi, karena mikroorganisme memerlukan

oksigen untuk melangsungkan hidupnya di dalam air ( Edzwald, 2011).

2.6.2.4. Sisa Klor

Sisa klor adalah kadar klor yang tersisa setelah proses desinfeksi

(Siswanto, 2002). Tujuan klorinasi pada air adalah untuk mempertahankan

sisa klorin bebas sebesar 0,2 mg/L di dalam air. Nilai tersebut merupakan

margin of safety (nilai batas keamanan) pada air untuk membunuh patogen

yang mengontaminasi air kolam (Chandra, 2005). Sisa klor sangat

Page 37: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

37

dipengaruhi oleh pH, waktu kontak klor (EPA, 1990; Chanlett dan Gotaas,

1942; Gordon, 1976; Zarzoso dkk., 2010).

2.6.2.5. Waktu Kontak Klor

Waktu kontak klor atau waktu klorinasi merupakan suatu hal yang

sangat menentukan dalam proses reaksi, adsorpsi dan desinfeksi. Waktu

kontak 10 – 15 menit memungkinkan proses difusi air dengan sisa klor dan

pH dalam penempelan molekul adsorbat berlangsung lebih baik,

memungkinkan reaksi kimia dan klor akan sangat reaktif jika kontak dengan

manusia, penelitian dilakukan pada mata kelinci, dengan asumsi mata kelinci

merupakan mata yang mempunyai ukuran dan sifat yang hampir mirip

dengan manusia. Konsentrasi zat - zat organik akan turun setelah desinfeksi

apabila waktu kontaknya cukup dan waktu kontak berkisar 15 menit,

diperkirakan akan lebih berisiko jika lebih dari 15 menit. Semakin sering

frekuensi kontak serta semakin lama durasi (waktu) setiap kali kontak dengan

potensi bahaya penyakit menyebabkan peluang terjadinya gangguan

kesehatan (iritasi mata) semakin besar (Rylander, Victorin dan Sorensen,

1973; Reynolds, 1982).

2.6.2.6. pH

pH merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas

keadaan asam atau basa sesuatu larutan. pH merupakan salah satu indikator

yang sangat penting karena pH dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba

dalam air (Chandra, 2005). Bila pH terlalu rendah, air akan menjadi korosif

terhadap peralatan kolam renang dan permukaan benda. pH cairan mata

Page 38: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

38

sekitar 7,4, jadi jika pH terlalu basa atau asam akan menyebabkan iritasi

mata. Pentingnya menjaga pH yang benar karena pH air kolam renang

sebagai faktor penting sebagai kontrol yang tepat dari klorinasi (Gordon,

1976). Seiring dengan peningkatan pH, klorin bebas akan kehilangan

aktivitas oksidatif. Pada pH 8,0 hanya 20% klorin bebas yang tersedia sebagai

asam hypochlorous yang dapat membunuh kuman. Semakin tinggi pH maka

efektivitas klorin menurun. Pada pH 7,5, 50% klorin bebas yang tersedia

sebagai asam hypochlorous (HOCl) dan 50% dalam bentuk ion hypochlorite

(OCl) yang dapat membunuh kuman, pH yang terlalu asam atau terlalu basa

dapat membuat iritasi mata (McKeown, 2009).

2.6.2.7. Tembaga

Tembaga umumnya digunakan untuk menghambat pertumbuhan alga

atau lumut dan tumbuhan air lainnya. Tembaga yang terdapat dalam air

setelah pengolahan air dengan CuSO4. Adanya kandungan tembaga yang

melebihi standar yang telah ditentukan dapat menyebabkan warna biru yang

melekat pada bak - bak porselin (Chandra, 2005).

2.6.3. Syarat Biologi Air Kolam renang

2.6.3.1. Total Coliform

Bakteri total coliform merupakan anggota dari keluarga

Enterobacteraceae. Total coliform terdiri dari dua yaitu yang berasal dari

fecal seperti Escherichia coli dan non fekal seperti Enterobacter, Klebsiella,

Citrobacter, Serratia, Lecrercia, Yersinia, dll (Edzwald, 2011). Habitat

bakteri total coliform antara lain saluran pencernaan manusia dan hewan

Page 39: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

39

berdarah panas, tanah, tanaman dan air (Nollet, 2007). Keberadaan total

coliform pada air kolam renang menandakan adanya kontaminasi feses dan

higiene perenang yang buruk (contohnya: kontaminasi yang dibawa dari luar

dan menempel di alas kaki, debu dan daun yang berasal dari luar kolam

renang. Total coliform juga dijadikan indikator keberadaan bakteri patogenik

lain karena total coliform sensitif terhadap desinfeksi dan harus 0 pada 100

ml sampel air kolam renang. Keberadaan total coliform juga menandakan

bahwa pengolahan air kolam renang telah gagal (Wyner, 2007).

Meskipun penggunaan indikator total coliform mempunyai banyak

keuntungan, ada beberapa batasan yaitu: total coliform bakteri dengan cepat

menggandakan diri sehingga memungkinkan terjadinya salah perkiraan

tentang kapan polusi air sebenarnya terjadi, total coliform akan negatif jika

pseudomonas hadir, karena total coliform mudah dihancurkan dan di non-

aktifkan oleh klorin, tes tidak akan cocok untuk mengetahui bakteri yang

resisten terhadap klorin. Untuk mengurangi keterbatasan ini, dianjurkan untuk

menambahkan tes indikator lain agar penilaian kualitas mikrobiologi dalam

air kolam renang lebih akurat (Capello, 2011).

2.6.3.2. Escherichia coli

Escherichia coli (E. Coli) merupakan fecal coliform yang hidup di

saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Beberapa strain

E.Coli (contohnya: E. Coli O15:H7) memproduksi toksin yang bisa

menimbulkan diare atau bahkan kematian pada manusia, terutama pada lansia

dan anak-anak (Nollet, 2007). E.Coli lebih reliabel digunakan sebagai

Page 40: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

40

indikator pencemaran feses dan keberadaan patogen pada air. Penelitian

menunjukkan secara statistik adanya hubungan antara E.Coli dan enterococci

pada air dengan penyakit yang berhubungan dengan renang. Jumlah E.Coli

pada air kolam renang harus 0 per 1 ml. Keberadaan E.Coli di air kolam

renang menunjukkan fecal material telah masuk ke dalam kolam renang dan

pengolahan air kolam renang telah gagal menghilangkan kontaminasi feses

tersebut (Capello, 2011; Nollet, 2007).

2.7. Pengolahan Air Kolam Renang

2.7.1. Resirkulasi Air Kolam Renang

Resirkulasi air adalah proses memompa air dari kolam renang melalui

sistem penyaringan dan kembali lagi ke kolam renang. Tujuan resirkulasi air

kolam renang adalah untuk menjamin air yang telah disaring dan didesinfeksi

menjangkau ke seluruh bagian kolam renang dan polutan air hilang secara

efisien. Resirkulasi air tergantung pada kedalaman, volume dan tipe kolam

renang. Efektivitas sirkulasi air kolam renang bergantung pada desain kolam,

inlet dan outlet, pompa sirkulasi, pengeluaran air permukaan kolam, flow rate

(laju aliran), turnover air, perpipaan, tekanan. Sistem sirkulasi harus berjalan

24 jam per hari untuk menjamin penyaringan dan desinfeksi air kolam renang

(Nightingale, 2008; Department of Health Alberta, 2014).

2.7.2. Penambahan Bahan Kimia

Penambahan bahan kimia dianjurkan dalam pengelolaan kualitas air

kolam renang. Bahan kimia disesuaikan tergantung masalah yang dihadapi.

Agen oksidasi juga bisa ditambahkan untuk membunuh beberapa

Page 41: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

41

mikroorganisme. Reducing agent juga dapat ditambahkan untuk menetralisir

agen oksidasi untuk mencegah bahaya ke manusia (Zwiener dkk., 2007).

2.7.3. Desinfeksi

2.7.3.1. Pengertian Desinfeksi

Desinfeksi air merupakan proses pengolahan air dimana

mikroorganisme patogen menjadi inaktif oleh bahan kimia (contoh : klorin)

atau fisika (contoh : radiasi UV) sehingga risiko infeksi tidak signifikan

(WHO, 2006).

2.7.3.2. Jenis-Jenis Desinfektan

2.7.3.2.1. Klorin

Klorinasi merupakan proses pemberian klorin ke dalam air yang telah

melalui proses filtrasi. Klorin banyak digunakan sebagai desinfektan karena

biayanya lebih murah, mudah dan efektif. Kegunaan klorin yaitu memiliki

sifat bakterial dan germisidal, dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan

hidrogen sulfida, dapat menghilangkan bau dan rasa tidak enak pada air,

dapat mengontrol perkembangan alga dan organisme pembentuk lumut yang

dapat mengubah bau dan rasa pada air, serta dapat membantu proses

koagulasi. Klorin menginaktifkan bakteri dengan melepaskan toksin asam

hypochlorous. Senyawa klor yang umum digunakan dalam proses klorinasi

antara lain gas klorin, klorin cair (sodium hipochlorite), klorin glanural

(calcium dan litium hipochlorite), klorin tablet (calcium hipochlorite), klor

dioksida, bromine klorida, dihidroisosianurate, dan chloramine (Hasan,

2006; Said,2007 ; Nightingale, 2008; Chemical With Vernier, 2014).

Page 42: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

42

Klorin di dalam air akan berubah menjadi asam klorida. Zat ini

kemudian akan dinetralisir oleh sifat basa dari air sehingga akan terurai

menjadi ion hidrogen dan ion hipoklorit. Berikut merupakan reaksinya,

H2O + Cl2 HCl + HOCl-

HOCl H+ + OCl

-

Klorin sebagai desinfektan terutama bekerja sebagai asam hipoklorit

(HOCl) dan sebagian kecil dalam bentuk ion hipoklorit (OCl-). Klorin dapat

bekerja dengan efektif sebagai desinfektan jika berada dalam air dengan pH

sekitar 7. Jika nilai pH air lebih dari 8,5 maka 90% dari asam hipoklorit itu

akan mengalami ionisasi menjadi ion hipoklorit. Dengan demikian, khasiat

desinfektan yang dimiliki klorin menjadi lemah atau berkurang (Eichelsdorfer

dkk., 1975; Zwiener dkk., 2007).

- Prinsip- prinsip pemberian klorin:

a. Air harus jernih dan tidak keruh karena kekeruhan pada air

akan menghambat proses klorinasi

b. Kebutuhan klorin harus diperhitungkan secara cermat agar

dapat dengan efektif mengoksidasi bahan-bahan organik dan

dapat membunuh kuman patogen dan meninggalkan sisa

klorin bebas dalam air kebutuhan klorin di air minimal sebesar

0,2 mg/L dan maksimal sebesar 0,5 mg/L di dalam air. Nilai

tersebut merupakan margin of safety pada air untuk

membunuh kuman patogen yang mengontaminasi air kolam

renang

Page 43: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

43

c. Dosis klorin yang tepat adalah jumlah klorin dalam air yang

dapat dipakai untuk membunuh kuman patogen serta untuk

mengoksidasi bahan organik dan untuk meninggalkan sisa

klorin bebas sebesar 0,2 mg/L (Chandra, 2005).

Klorin bereaksi dengan kontaminan di dalam air kolam renang dan

membentuk desinfection by product (DBPs). DBPs ini terdiri dari

monochloramine, dochloramine, nitrogen trichloride, trihalomethanes

(THM), trichloromethane, tribromomethane, dibromochloromethane dan

dichlorobromomethane. Trihalomethane dan nitrogen trichloride berisiko

terhadap kesehatan. Urin menyebabkan pembentukan amonia, lalu klorin

bereaksi dengan amonia dan membentuk chloramine. Tipe chloramine

tergantung pada pH air kolam renang. Bau klorin yang menyengat

menandakan adanya dichloramine. Ventilasi yang cukup, dilusi, kontrol pH,

dan kadar klorin yang cukup dapat menimalkan pembentukan chloramine,

(Zarzoso dkk., 2010; Department Of Health And Human Services U.S, 2010).

Penelitian menunjukkan kolam renang luar ruangan yang tidak

menggunakan Isocyanuric acid telah kehilangan 90% sisa klor dalam waktu

tiga jam pada cuaca cerah. Kolam renang yang mengandung 25-50 mg/L

Isocyanuric acid dengan kondisi yang sama hanya kehilangan 15% sisa klor

(Department of Health New South Wales, 1996).

Beberapa hal dapat mengurangi kadar klorin di kolam renang.

Contohnya ialah sinar matahari, debu, kotoran, kulit, dan kontaminan dari

tubuh perenang. Hal itu yang menjadikan alasan bahwa sisa klor yang

Page 44: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

44

dihasilkan klorin harus dipantau dengan rutin. Sisa klor membutuhkan waktu

kerja untuk membunuh kuman. Kinerja klorin dipengaruhi oleh pH dan waktu

kontak klor (Nemery dkk., 2002; Bernard dkk., 2003).

Menurut WHO (2006), kadar klorin yang tepat dapat dihitung dengan

rumus berikut:

D = Jumlah air yang akan didesinfeksi dalam ml air

ppm = jumlah mg per liter sisa klor yang diinginkan

X = proses aktif klor dari zat desinfeksi yang dipakai untuk desinfeksi

air kolam (60%)

2.7.3.2.1.1. Teknik Pembubuhan Zat Klor Pada Air Kolam Renang

Air kolam renang terlihat jernih setelah melalui proses penyaringan,

namun masih pula harus dicurigai adanya bakter – bakteri di dalam air,

dengan melakukan desinfeksi dimaksudkan agar air bebas dari kuman –

kuman patogen.

Cara pemberian zat klor dalam air kolam renang dapat dilakukan

dengan tiga cara, yaitu:

1. Chlorinator, yaitu suatu alat pembubuh khusus zat chlor dalam bentuk gas Cl2

2. Pot Feeding, yaitu suatu alat berbentuk pot silindris yang digunakan khusus

untuk pembubuh zat klor dalam bentuk zat cairan (larutan zat klor)

Page 45: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

45

3. Batch Feeding, yaitu cara pembubuhan zat klor dalam bentuk bubuk yang

dimasukkan dalam kantong goni atau kantong plastik yang berlubang – lubang

(Reksosoebroto, 1990).

2.7.3.2.1.2. Break Even Point Chlorination

Setiap air mempunyai kandungan bahan – bahan yang dapat bereaksi

dengan klor, jumlah kandungannya tergantung kekeruhan air, jenis dan

jumlah zat organik dan anorganik, dll. Bahan – bahan tersebut akan mengikat

asam hypoklorit dan ion hypoklorit sehingga kedua jenis sisa klor bebas

tersebut akan menjadi berkurang. Sisa klor bebas akan terdapat apabila

jumlahnya lebih banyak daripada kebutuhan untuk bahan – bahan yang dapat

bereaksi dengan klor tadi, makin banyak bahan tersebut, makin banyak pula

kebutuhan akan zat klor. Kebutuhan klor yang ditunjukkan untuk mengikat

bahan – bahan tersebut disebut chlorine demand, dan kemampuan bahan –

bahan tersebut untuk mengikat klor disebut Daya Pengikat Chlor (DPC). Jika

air tersebut mengandung amoniak yang menghasilkan sisa klor terikat

(combined available chlorine residual) maka harus dipecah dengan

pemberian klor yang berlebihan. Dengan memperhatikan rasio molar

konsentrasi satu banding satu, akan terbentuk monochloramine dan

dichloramine yang masing – masing tergantung pada pH dan faktor – faktor

lain. Pada gambar tersebut dibawah ini menunjukkan bahwa chloramine

residual pada umumnya akan mencapai titik maksimum pada konsentrasi

molar yang sama antara klorin dan amoniak. Peningkatan rasio Cl : NH3 ,

lebih lanjut akan menyebabkan adanya oksidasi amoniak reduksi klorin.

Reaksi reduksi – oksidasi ini pada dasarnya akan sempurna apabila 2 molar

Page 46: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

46

chloramine ditambahkan pada setiap mol amoniak dengan waktu kontak yang

cukup. Chloramine residual kemudian menurun sampai nilai minimum yang

disebut Break Even Point, hal ini terjadi apabila molar Cl : NH3 = 2 : 1. Dan

pada titik ini reaksi reduksi – oksidasi pada dasarnya telah berjalan sempurna

(Indiana State Department Of Health, 2014).

2.7.3.2.2. Ozon

Ozon memiliki kemampuan yang besar untuk mengoksidasi asam

organik dalam skala yang luas dan mampu memecah dinding sel

mikroorganisme, sehingga penggunaan ozon sangat efektif untuk membunuh

mikroorganisme dalam air. Keuntungan di dalam menggunakan ozon antara

lain sebagai desinfektan berspektrum luas, menghilangkan bau, warna, rasa;

menambah kandungan oksigen dalam air, proses desinfeksi cepat; dalam

konsentrasi rendah masih berfungsi; tidak membentuk senyawa beracun

dalam air; tidak menimbulkan masalah yang berhubungan dengan

pengangkutan bahan bakunya. Kerugian penggunaan ozon antara lain

membutuhkan biaya yang besar, terutama dengan penyediaan alatnya; harus

memiliki pembangkit ozon dengan sumber energi listrik yang besar;

perawatan dan operasional cukup rumit, sisa ozon tidak dapat dipertahankan

pada air untuk waktu lama, dan lebih mahal dibandingkan dengan klorin

(Black dkk., 2010 ; Said, 2007; WHO,2006).

2.7.3.2.3. Sinar UV

Peningkatan kesadaran akan risiko infeksi Cryptosorodium (bakteri

yang rentan dengan klorin) membuat sinar UV banyak digunakan sebagai

Page 47: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

47

desinfektan. Desinfeksi menggunakan sinar UV dapat efektif pada gelombang

antara 200 – 300 nm (WHO,2006). UV dapat membunuh bakteri, virus, jamur

dan spora yang dapat mengurangi risiko transmisi infeksi saluran pernafasan,

kulit dan perut. Melalui reaksi fotooksidasi dan fotokimia, UV dapat

memecah zat iritan DBPs seperti chloramine yang dapat mengurangi

penggunaan klorin. Instalasi sinar UV harus menggunakan lampu bertekanan

rendah yang efektif untuk desinfeksi air, namun tidak efektif untuk memecah

DBPs (Nemery dkk., 2002).

2.7.3.2.4. Algicides

Algisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh,

mengontrol dan mencegah pertumbuhan alga, terutama pada kolam renang di

luar ruangan. Alga merupakan tanaman bersel satu yang tumbuh di perairan

dan kolam renang. Kadar pH dan sisa klor yang rendah, sinar matahari, air

hangat, kandungan mineral seperti fosfat, nitrogen, dan potassium pada air

kolam renang meningkatkan pertumbuhan alga. Keberadaaan alga pada air

kolam renang bisa menyebabkan kekeruhan, warna air menjadi hijau,

dinding, dan lantai kolam licin. Fosfat dapat dihilangkan dengan

pengoptimalan flokulasi dan filtrasi selama pengolahan air. Pertumbuhan alga

dapat dikontrol dengan flokulasi/filtrasi air yang efektif, desinfeksi, dan

desain hidraulik yang baik (Nightingale, 2008 ; WHO, 2006).

Page 48: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

48

2.8. Penambahan Air Kolam Renang

Air kolam renang akan menjadi tidak segar jika tidak ditambahkan air

segar secara teratur. Air segar tersebut merupakan air golongan B yang

memenuhi persyaratan PP No.20 tahun 1990.

Air yang harus ditambahkan ke dalam kolam renang tergantung dari

jumlah perenang di dalam kolam. Untuk setiap perenang per hari, perlu

menambahkan 20 liter air segar ke dalam kolam renang. Air yang dibuang ke

saluran pembuangan jumlahnya sama dengan air segar yang ditambahkan ke

dalam kolam renang. Air kolam renang juga hilang melalui banyaknya

aktivitas perenang dan melalui penguapan. Penambahan air segar juga

penting untuk menjamin efek desinfeksi air berjalan maksimum (Mckeown,

2009).

2.9. Pembuangan Air Kolam Renang

Air kolam renang secara teratur dibuang ke lingkungan saat

penambahan air dan pengeringan kolam. Pengeringan kolam dilakukan setiap

tiga tahun sekali. Air kolam renang yang langsung di buang ke lingkungan

sangat berbahaya bagi kehidupan biota air. Sebelum membuang air ke

lingkungan, air kolam renang harus didiamkan setidaknya 2 hari setelah

penambahan klorin atau bromin hingga kadarnya dibawah 0,1 mg/L, pH air

yang dibuang harus antara 6,5 – 8,5. Algisida seperti tembaga dan perak tidak

boleh digunakan agar tidak mengganggu kehidupan alga di badan air. Total

Suspended Solid harus dibawah 60 mg/L (Edzwald, 2011).

Page 49: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

49

2.10. Kerangka Teori

Air baku kolam renang berasal dari mata air, air sumur dangkal, air

sumur dalam, dan PDAM. Air yang akan digunakan menjadi air kolam

renang harus melalui pengolahan air terlebih dahulu yaitu filtrasi, koagulasi,

disinfeksi, dan setelah menjadi air kolam renang harus dilakukan resirkulasi

(WHO, 2006). Menurut WHO (2006), pengukuran pH dan sisa klor harus

dalam setiap 4 jam selama kolam renang dibuka. Air yang digunakan untuk

berenang harus memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.:

416/MENKES/PER/IX/1990. Parameter yang digunakan untuk menilai

kualitas air kolam renang antara lain parameter fisika yaitu bau, kejernihan,

benda terapung, parameter kimia yaitu alumunium, kesadahan, oksigen

terabsorbsi, pH, sisa klor, tembaga, dan parameter biologi yaitu total coliform

dan jumlah kuman (Escherichia coli). Air yang tidak memenuhi persyaratan

berpotensi menimbulkan efek kesehatan bagi pengguna kolam renang (Pond,

2005).

Page 50: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

50

- Mata air

- Air Sumur Dangkal

- Air Sumur Dalam

- Air PDAM

Sumber Air Kolam Renang*

Modifikasi

* Sesuai dengan PP RI No. 20 Tahun 1990

**Sesuai dengan PERMENKES RI No:416/MENKES/PER/IX/1990

(*WHO, 2006; Vaughan, 2010; Rabi dkk., 2008; Bernard dkk., 2003; James,

2005; Island Empire Swimming, 2014)

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Waktu Kontak Klor

Memenuhi Syarat

Keluhan Iritasi

Mata

Pengolahan Air Kolam

Renang

Kualitas Air Kolam Renang**

Parameter Fisika

- Bau

- Kejernihan

- Benda Terapung

Parameter Kimia

- pH

- Sisa Klor

- Kesadahan

- Alumunium

Parameter Biologi

- Jumlah Kuman

Tidak Memenuhi

Syarat

Page 51: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

51

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Pemerintah Indonesia telah memberikan rekomendasi tentang

persyaratan kolam renang yang sehat dan bersih. Variabel penelitian ini

diambil berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang kualitas air kolam renang dan keluhan

kesehatan pengguna yang pada lampirannya memuat syarat kualitas air kolam

renang secara fisik, kimia dan mikrobiologi. Sanitasi dan pengolahan air ko-

lam renang serta pemeriksaan kualitas air perlu diperhatikan. Namun, tidak

semua variabel dijadikan peneliti sebagai variabel independen. Berikut

variabel yang tidak diteliti, yaitu:

a. Parameter Fisika

Kualitas fisik air dapat dilihat dari indikator bau,

kejernihan, dan adanya benda terapung. Berdasarkan aspek

tersebut, diketahui bahwa parameter fisik yang normal secara tidak

langsung berimplikasi terhadap keadaan kesehatan pengguna air,

tentunya tidak akan berpengaruh besar terhadap keadaan kesehatan

khususnya iritasi mata pada perenang, sehingga variabel parameter

fisika ini tidak diteliti.

Keluhan Iritasi

Kulit Dan Mata

Sisa Klor

Terhadap Iritasi

Kulit Dan Mata

Page 52: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

52

b. Parameter Biologi

Berdasarkan aspek parameter biologis, pada air kolam

renang syarat mikrobiologi adalah jumlah kuman dan perkiraan

terdekat jumlah kuman golongan coliform (total coliform). Namun,

pada penelitian ini parameter biologis tidak diteliti karena variabel

yang ingin diteliti adalah klorin pada parameter kimia. Parameter

biologis bertolakbelakang dengan parameter kimia, misalnya

dengan kadar sisa klor yang terjaga atau semakin tingginya kadar

sisa klor maka jumlah kuman atau total coliform sudah pasti

menurun atau tidak ada sama sekali. Lalu, keterbasan dana

penelitian untuk melakukan pemeriksaan secara biologis juga

menjadi alasan tidak ditelitinya variabel parameter biologi.

c. Parameter Kimia

Berdasarkan parameter kimia yang dapat berpotensi

menyebabkan keluhan iritasi mata terdapat dua indikator yang

tidak dijadikan variabel penelitian yaitu: Aluminium (Al) dan

kesadahan. Pada penelitian ini, kedua indikator tersebut tidak

diteliti karena keterbatasan dana penelitian untuk melakukan

pemeriksaan secara laboratorium.

Kolam renang menggunakan klorinasi sebagai metode sanitasi

untuk mempertahankan agar air kolam renang tetap terjaga kualitasnya.

Klorinasi adalah metode yang menggunakan gas klor/serbuk klor sebagai

desinfektan. Penggunaan desinfektan (klor) dalam konsentrasi yang

Page 53: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

53

kurang dapat menyebabkan desinfektan yang ada di kolam renang tidak

bekerja secara optimal dan dapat membuat iritasi mata pada pengguna

kolam renang. Sedangkan penggunaan kaporit dengan konsentrasi yang

berlebih dapat meninggalkan sisa klor dan pH yang menimbulkan dampak

buruk bagi kesehatan seperti iritasi mata.

Berdasarkan alasan yang telah dikemukan, maka kerangka konsep

dari variabel yang akan diteliti yaitu variabel independen yang meliputi

sisa klor, pH dan waktu kontak klor sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Sisa Klor Keluhan Iritasi Mata

Pada Pengguna Kolam

Renang

pH

Waktu kontak klor

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Page 54: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

54

3.2. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Pengukuran Skala Ukur

1. Keluhan iritasi mata

pada pengguna kolam

renang

Suatu keadaan

gangguan kesehatan

yang dirasakan

pengguna kolam

renang, keluhan

kesehatan berupa

iritasi mata setelah

pengunjung

berenang pada

Wawancara serta

pengamatan kepada

perenang : penglihatan

kabur, mata gatal, mata

terasa panas, mata

terasa perih, mata

memerah

Lembar

Checklist

1.Ada Keluhan,

Ya=Responden

merasakan 5 keluhan

iritasi mata setelah

berenang

2.Tidak Ada Keluhan,

Tidak= Responden tidak

merasakan 5 keluhan

iritasi mata setelah

Ordinal

Page 55: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

55

kolam renang

minimal 10 menit.

berenang

2. Sisa Klor Jumlah atau kadar

klorin bebas pada air

kolam renang setelah

proses

pendesinfeksian

kolam renang

(Chandra,2005)

Pengukuran Komparator

Lovibond

1. Tidak memenuhi

syarat: <0,2 mg/L atau

> 0,5 mg/L

2. Memenuhi Syarat :

sisa klor (0,2-05) mg/L

Ordinal

3. Waktu Kontak Klor Lamanya waktu

responden berenang

di kolam renang

Wawancara Kuesioner 1. 10 - 15 menit

2. > 15 menit

Ordinal

4. pH Derajat keasaman

pada suatu air kolam

Pengukuran Comparator 1. Tidak memenuhi

syarat: <6,8 mg/L

Ordinal

Page 56: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

56

renang atau nilai

negatif dari

logaritma

konsentrasi ion

hidrogen (Chandra,

2005)

atau > 8,5 mg/L

2. Memenuhi Syarat :

pH (6,8-8,5)

Page 57: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

57

3.3. Hipotesis

1. - Ada hubungan antara kadar sisa klor pada air kolam renang terhadap

keluhan iritasi mata pada pengguna di kolam renang Bulungan dan

Ragunan Jakarta Selatan tahun 2015

2. - Ada hubungan antara waktu kontak klor pada air kolam renang terhadap

keluhan iritasi mata pada pengguna di kolam renang Bulungan dan

Ragunan Jakarta Selatan tahun 2015

3. - Ada hubungan antara pH pada air kolam renang terhadap keluhan iritasi

mata pada pengguna di kolam renang Bulungan dan Ragunan Jakarta

Selatan tahun 2015

Page 58: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

58

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan

cross sectional. Variabel yang akan diteliti antara kualitas kimia air kolam

renang yaitu pada parameter kadar sisa klor waktu kontak klor, pH dan

keluhan iritasi mata pada pengguna kolam renang Bulungan dan Ragunan

Jakarta Selatan tahun 2015.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April - Juni Tahun 2015 di

kolam renang Bulungan dan Ragunan Jakarta Selatan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi dan sampel manusia

Populasi masyarakat pengguna kolam renang diambil dari rata – rata

jumlah pengunjung kolam renang Bulungan dan Ragunan dalam 1 tahun

terakhir, yaitu sebanyak 36.857 pengunjung.

Besar sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan

rumus Rumus Slovin (dalam Riduwan, 2005)

n = N/N(d)2

+ 1

Dimana :

n = Besar sampel minimal yang dibutuhkan

Page 59: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

59

d = Derajat presisi yang diinginkan = 10%

N = Besar rata-rata populasi pengunjung kolam renang yaitu sebanyak

36.857

Sehingga didapatkan perhitungan sebagai berikut :

= 101

Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini yakni

101 responden. Dengan mempertimbangkan missing data dan drop

out yang mungkin terjadi saat penelitian berlangsung, peneliti

menambahkan 10% responden dari total sampel yaitu sebanyak 11

orang. Sehingga total sampel yang menjadi subjek penelitian

berjumlah 112 responden.

Dengan teknik pengambilan secara accidental sampling,

menurut Santoso dan Tjiptono (2001) accidental sampling adalah

prosedur sampling yang memilih sampel dari orang atau unit yang

paling mudah dijumpai atau diakses. Sedangkan menurut Sugiyono

(2004) accidental sampling merupakan pengambilan responden

sebagai sampel secara kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel

bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data dengan

kriteria:

a. Bersedia menjadi responden

Page 60: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

60

b. Berusia minimal 6 tahun keatas

c. Bisa membaca dan menulis

d. Tidak menggunakan kacamata renang

e. Sudah berenang dan menyelam di kolam renang

4.3.2. Alur Pengambilan Sampel

Sampel air kolam renang akan diambil pada 2 titik di kolam renang

dewasa. Observasi keluhan iritasi mata pada perenang dilakukan ketika

perenang selesai berenang minimal 10 menit. Berikut bagan alur pengambilan

sampelnya:

Bagan 4.1 Alur Pengambilan Sampel

4.3.3. Sampel Air Kolam Renang

Pengukuran sampel air akan diambil selama 4 hari dalam 1 Minggu,

masing – masing sampel akan diambil jam 09.00 – 11.00 WIB pada hari

Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu. Pertimbangannya adalah berdasarkan

Penentuan Titik

Sampling

Pengambilan Sampel

Pengujian dengan Comparator Observasi Keluhan Iritasi Mata

Perenang

Kesimpulan

Page 61: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

61

laporan jumlah kunjungan Kolam Renang Bulungan Jakarta dan Ragunan

Jakarta Selatan pada waktu tersebut merupakan waktu pengunjung yang

paling ramai setiap harinya. Waktu pengurasan hanya seminggu sekali untuk

setiap kolam renang yang dilakukan oleh petugas kolam renang juga menjadi

pertimbangan sebagai waktu pengambilan sampel air. Pengambilan sampel

air kolam renang diambil oleh peneliti dan dibantu dengan petugas kolam

renang.

Sampel air kolam renang akan dilakukan pemeriksaan ulang pada hari

selanjutnya jika terjadi hujan. Karena air hujan secara langsung dapat

mengganti volume air kolam renang yang menyebabkan hilangnya

kandungan atau unsur kimia yang dibutuhkan untuk menjaga kondisi air

kolam renang. Yang paling rentan hilang adalah alkalinitas total air kolam

yang mempunyai fungsi menjaga kesembangan asam dan basa (pH) air kolam

renang. Apabila alkalinitas total pada kolam renang hilang akan sulit

mengontrol pH air kolam karena kimia yang dimasukan

berupa HCl maupun soda ash akan tidak dapat berfungsi atau bereaksi

termasuk klorin. Dengan sulitnya pengendalian pH dan klorin ini membuka

peluang masuknya mikroorganisme dari luar dan apabila dibiarkan akan

merusak kondisi air kolam renang. Apabila hujan mulai turun dan musim

penghujan tiba sebaiknya pihak kolam renang Bulungan dan Ragunan

bersegera melakukan uji kondisi alkalinitas dan sisa klor pada air kolam

renang (Kholid, 2012).

Page 62: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

62

Keterangan:

Titik Pengambilan Sampel

Keterangan:

Titik Pengambilan Sampel

- Titik Pengambilan Sampel Kolam Renang Bulungan:

- Titik Pengambilan Sampel Kolam Renang Ragunan

4.4. Pengumpulan Data

4.4.1. Data Primer

Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data aggregat dan

data individu. Objek pada penelitian ini adalah air kolam renang dan manusia.

Untuk data aggregat merupakan data kelompok dalam sekian kali

pengukuran, seperti pengukuran kadar sisa klor dan kadar pH, dan untuk data

individu merupakan data yang mengalami keluhan iritasi mata perorangan.

4.4.1.1. Pengukuran

Data mengenai kualitas kimia (sisa klor dan pH) dikumpulkan melalui

pengukuran kualitas air kolam renang secara langsung di air kolam renang.

Kolam Renang

Kolam Renang

Page 63: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

63

Sampel air di ambil di kedalaman 30 cm di bawah permukaan air dimana

polusi biasanya terjadi dekat dengan permukaan air (Nightingale, 2008).

4.4.1.1.1. Pengukuran Kadar Sisa Klor

Alat : Komparator Lovibond

Cara Kerja :

1. Memasukkan air sampel ke dalam comparator sebanyak 10ml

2. Menambahkan reagen Diethyl-p-phenylenediamine (DPD)

sebanyak 5 tetes

3. Menutup komparator, kemudian mengocok dan mendiamkan

sebentar

4. Membaca hasilnya dengan membandingkan warna air dan warna

merah yang terdapat pada komparator.

4.4.1.1.2. Pengukuran pH

Alat : Komparator Lovibond

Cara Kerja :

1. Memasukkan air sampel ke dalam comparator sebanyak 10ml

2. Menambahkan reagen phenol red sebanyak 5 tetes

3. Menutup komparator, kemudian mengocok dan mendiamkan

sebentar

4. Membaca hasilnya dengan membandingkan warna air dan warna

merah yang terdapat pada komparator

Page 64: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

64

4.4.1.2. Lembar Checklist

Data mengenai pengamatan dan wawancara terhadap keluhan iritasi

mata yang dirasakan oleh pengguna kolam renang setelah berenang yang

dikumpulkan dengan alat bantu lembar checklist yang diisi sendiri oleh

peneliti.

4.5. Manajemen dan Analisis Data

4.5.1. Manajemen Data

Data yang sudah dikumpulkan diperiksa kembali untuk menjamin

kelengkapannya. Pengolahan data dilakukan secara manual menggunakan

bantuan software analisis data dengan langkah- langkah sebagai berikut.

a. Coding

Pada tahap ini dilakukan pemberian kode terhadap setiap jawaban

dalam bentuk angka atau bilangan di lembar kuesioner. Hal ini

bertujan untuk mempermudah dalam analisis data dan

mempercepat proses entry data. Berdasarkan lembar observasi,

untuk variabel iritasi mata, diberi coding ―1‖ jika mengalami

keluhan iritasi mata, untuk variabel sisa klor dan ph diberi coding

―1‖ jika tidak memenuhi syarat, dan variabel waktu kontak klor

diberi coding ―1‖ untuk waktu kontak 10-15 menit

b. Editing

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan dan pemastian data yang

terkumpul untuk memeriksa ketepatan dan kesesuaian data agar

dapat dianalisis lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa kembali

data-data yang telah terkumpul serta melihat kelengkapan agar

Page 65: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

65

tidak menggangu dalam proses pengolahan data selanjutnya.

Editing dibantu dengan suatu program komputer berupa software

statistik

c. Entry

Dalam tahap ini, data- data yang telah melalui proses coding dan

editing kemudian dimasukkan ke dalam suatu program komputer.

Memulai dengan variabel dependen kemudian variabel

independennya, dan menganalisis dan menguji hubungan bivariat

dengan program software statistik

d. Cleaning

Pada tahap ini dilakukan pengecekan ulang data yang telah

dimasukkan agar tidak terjadi kesalahan, yaitu dengan mengetahui

missing data, variasi data dan konsistensi data. Cleaning data

dibantu dengan software statistik pada komputer dan perhitungan

secara manual dengan menggunakan kertas dan pensil.

4.5.2. Analisis Data

4.5.2.1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menganalisa karakteristik dan

variabel dengan cara mendeskripsikan dan menghitung distribusi dan

proporsinya. Kelompok variabel disajikan dalam bentuk tabel rata rata

harian kadar sisa klor pada air kolam renang, tabel rata – rata pH, waktu

kontak pada kolam renang serta keluhan iritasi mata pada pengguna kolam

renang.

Page 66: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

66

4.5.2.2. Analisis Bivariat

Analisi bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel penelitian. Data kemudian dianalisis dengan uji Chi-Square. Uji chi-

square dapat menentukan pengujian apakah frekuensi yang akan di amati

(data observasi) untuk membuktikan atau ada perbedaan secara nyata atau

tidak dengan frekuensi yang diharapkan, seperti untuk mengetahui hubungan

antara dua variabel sehingga dapat disimpulkan ada atau tidaknya hubungan

antara variabel bebas dan variabel terikat. Lalu perhitungan ukuran hubungan

dengan Odds Ratio (OR). OR adalah ukuran asosiasi paparan (faktor risiko)

dengan kejadian penyakit; dihitung dari angka kejadian penyakit pada

kelompok berisiko (terpapar faktor risiko) dibanding angka kejadian penyakit

pada kelompok yang tidak berisiko (tidak terpapar faktor risiko).

Page 67: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

67

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum

5.1.1. Kolam Renang Bulungan

Kolam renang Bulungan dibangun tahun 1970, diresmikan pada

tanggal 02 Juni 1971. Dari tahun 1971 sampai tahun 1985 status kolam

renang Bulungan dibawah Dinas Olahraga, sedangkan pada bulan

September 1985 sampai 2000 di bawah Walikotamadya Jakarta Selatan,

kemudian sejak tahun 2001 sampai sekarang kolam renang Bulungan

Jakarta Selatan berada pada binaan Suku Dinas Olahraga dan Pemuda

Jakarta Selatan. Berlokasi di jalan Kyai Maja Blok F Kebayoran Baru

Jakarta Selatan. Letaknya sangat strategis, dan mudah terjangkau oleh

masyarakat karena kemudahan transportasi, sehingga pengunjung selalu

ramai. Dalam kegiatan sehari – hari kolam renang ini dibuka untuk umum

mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB dan pukul 16.00

sampai dengan pukul 18.00 WIB khusus untuk para anggota Persatuan

Renang.

5.1.2. Sarana dan Fasilitas Kolam Renang Bulungan

Kolam renang Bulungan dibagi dua bagian yaitu kolam dewasa

dan kolam anak. Kolam besar memiliki panjang 50 m dan lebar 25 m

dengan kedalaman 70 cm sampai dengan 170 cm, volume air sebesar

1.826 m3. Kolam anak mempunyai panjang 25 m dan lebar 5 m dengan

kedalaman 40 cm sampai dengan 80 cm, volume air kolam anak 62,6 m3.

Page 68: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

68

Jumlah volume air keseluruhan 1.888,6 m3. Dasar dan dinding kolam

renang terbuat dari porselen warna putih, serta dilengkapi dengan empat

tangga yang terbuat dari besi. Tempat berjalan perenang dibatasi dengan

parit peluap selebar kurang lebih 5 cm menunjang mengelilingi kolam

renang.

a. Bahan - bahan kimia yang digunakan

Bahan bahan yang digunakan dalam proses pengolahan air kolam

renang Bulungan antara lain untuk desinfeksi air menggunakan kaporit

yang mengandung 60% aktif klor, untuk penjernihan air menggunakan

tawas atau alumunium sulfat.

b. Peralatan pengolahan air

Peralatan pengelolaan air kolam renang Bulungan yang dimiliki

kolam renang Bulungan, yaitu vaccum atau pompa penyedot dengan daya

0,75 HP atau setara dengan 359 watt, filter, dimano penggerak dan

comparator test kit.

c. Pengelolaan penyediaan air bersih kolam renang

Dalam tugas operasional kegiatan sehari – hari, kolam renang

Bulungan mendapat sumber dana atau anggaran dari Walikota Jakarta

Selatan melalui Gelanggang Remaja Jakarta Selatan dan dari Dinas

Olahraga DKI Jakarta serta pemasukan umum dari pengunjung harian.

Untuk pelaksanaan teknis pemeliharaan air kolam renang mengikuti buku

petunjuk pengelolaan fasilitas kolam renang Jaya Raya, Pemda DKI

Page 69: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

69

Jakarta. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, kolam renang Bulungan

mendapat pelayanan dari Perusahaan Air Minum (PAM) yaitu

Pejompongan, dengan rata – rata pemakaian air perbulan 4500 m2.

Pemakaian air pada umumnya digunakan untuk air pembilas bagi para

perenang bila selesai berenang dan untuk membersihkan lantai serta

penambahan air kolam renang bila dirasakan kurang. Pemakaian air ini

tergantung juga dari banyaknya pengunjung dan ada tidaknya pengisian air

kolam renang. Untuk pengurasan tidak dilakukan pada setiap bulan,

karena kolam renang Bulungan merupakan tipe resirkulasi sehingga jarang

melakukan pengurasan air kolam, kecuali bila ada kerusakan pada dinding

kolam maka perlu diadakan perbaikan pada dinding kolam yang

mengharuskan pengurasan dan pengisian kolam.

d. Pengolahan air

Untuk pemeliharaan dan kebersihan air kolam renang Bulungan

secara rutin dilakukan pengolahan dengan menggunakan bahan – bahan

kimia seperti kaporit dan soda ash. Berdasarkan wawancara dengan pihak

pengelola kolam renang Bulungan kebutuhan akan kaporit setiap harinya

sekitar 10 kg/hari, serta soda ash 3 kg/hari. Pemberian kaporit dilakukan

dalam satu hari sebanyak 2 kali, (pagi, dan malam). Kaporit yang

digunakan mempunyai aktif klor 60% dengan sekali pemberian 5 kg.

Cara pemberian kaporit dengan cara mengaduk tong isi kaporit

aktif klor 60% dengan takaran 5 gayung, kemudian didiamkan selama 15

menit lalu dituang saluran filter untuk menuju ke pipa outlet sebelum ke

Page 70: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

70

kolam renang. Untuk sirkulasi air digunakan mesin sirkulasi 2 unit, dan

penyaringan air memakai 2 buah filter (sand filter). Namun dari pihak

kolam renang Bulungan tidak pernah mengecek atau memantau kadar pH

dan sisa klor selama pelaksanaan aktivitas harian di kolam renang

berlangsung karena hanya memeriksa seminggu sekali.

e. Sistem pengelolaan air

Kolam renang bulungan menggunakan sistem resirkulasi dalam

pengelolaan air kolam renangnya. Adapun alur pengolahan air kolam

renang adalah sebagai berikut:

1. Air masuk ke dalam instalasi pengolahan air kolam melalui saluran

inlet yang terletak bagian ujung dari kolam renang dewasa

2. Air tersebut dihisap oleh dua buah mesin dinamo, air dalam inlet

akan masuk ke dalam ground tank yang mempunyai kapasitas 98

m3/jam. Di dalam ground tank air akan ditambahkan desinfektan

3. Air dari ground tank akan masuk dalam sandfilter yang akan

menyaring kotoran kotoran yang ada pada air kolam

4. Setelah itu air akan dialirkan kembali ke dalam kolam renang

melalui outlet yang berada di sisi kolam renang

Page 71: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

71

5.1.3. Kolam Renang Ragunan

Kolam renang Ragunan terletak di komplek Gelanggang Olahraga

Jaya Raya didirikan pada tahun 1977. Komplek ini terletak di Kelurahan

Ragunan Kecamatan Pasar Minggu, kurang lebih 200 meter dari obyek

wisata Kebun Binatang Ragunan. Keadaan transportasi untuk menuju ke

Gelanggang Olahraga termasuk lancar mengingat banyak angkutan atau

kendaraan umum yang menuju atau melalui kebun binatang. Pada mulanya

kolam renang Ragunan ini digunakan khusus bagi siswa dan siswi SMP

dan SMA yang terdiri dari atlet – atlet berbakat dalam olahraga renang,

akan tetapi penggunaannya tidak terus menerus sepanjang waktu, maka

kolam ini dioperasikan pula untuk umum. Waktu pengoperasian kolam

renang mulai pukul 08.00 – 18.00 WIB. Pukul 16.00 – 18.00 WIB khusus

untuk para atlet, sedangkan untuk umum mulai pukul 08.00 – 16.00.

5.1.3.1. Sarana dan Fasilitas Kolam Renang Ragunan

Kolam renang Ragunan mempunyai luas seluruhnya 1.050 m2

dengan panjang 50 m dan lebar 21 m, kolam ini dibagi dalam 2 bagian

yakni bagian yang dangkal dan bagian yang dalam, batasan dari kedua

bagian ini tidak jelas hanya keadaan dasar dari kolam yang semakin ke

tengah semakin ke dalam, dengan kedalaman 2,5 meter dan bagian yang

dangkal 1,25 meter dan jumlah volume air keseluruhan 2.500 m3. Dasar

dan dinding kolam renang dari porselen warna putih, serta dilengkapi

dengan empat buah tangga yang terbuat dari besi. Ruang mesin

Page 72: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

72

Ruang mesin terdapat di bagian ujung belakang kolam renang. Di

dalamnya terdapat dua buah sandfilter yang berisi pasir silica dengan

komposisi pasir diameter kasar hingga pasir yang halus di bagian bawah

atau dasar tabung. Terdapat juga motor atau dinamo penggerak untuk

menyedot air. Ruangan ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan

bahan kimia (kaporit) dan soda ash serta sebagai ruang panel utama listrik

untuk kebutuhan listrik di lingkungan kolam renang Bulungan.

a. Bahan - bahan kimia yang digunakan

Bahan bahan yang digunakan dalam proses pengolahan air kolam

renang Ragunan antara lain untuk desinfeksi air menggunakan kaporit

yang mengandung 60% aktif klor, untuk penjernihan air menggunakan

tawas atau alumunium sulfat dan untuk membunuh lumut menggunakan

zat prusi.

b. Peralatan pengolahan air

Peralatan pengelolaan air kolam renang Ragunan yang dimiliki

kolam renang Bulungan, yaitu jet pump, vaccum atau pompa penyedot,

genset, chlorine feeder, filter, dimano penggerak dan comparator test kit.

c. Pengelola penyediaan air bersih

Dalam tugas operasional kegiatan sehari – hari kolam renang

Ragunan mendapat sumber dana atau anggaran dari Dinas Olahraga dan

Pemuda DKI Jakarta melalui Gelanggang Olahraga Jaya Raya Ragunan

dan pemasukan umum dari pengunjung harian.

Page 73: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

73

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, kolam renang Ragunan

menggunakan air tanah dengan menggunakan jet pump sebagai mesin

penyedotnya. Ke dalam sumber air tanah kurang lebih 100 meter. Air ini

dikonsumsikan pula untuk keperluan komplek perumahan dan fasilitas lain

di komplek Gelanggang Olahraga Ragunan, sehingga air kolam renang

dalam 5 tahun terakhir ini belum pernah diganti mengingat minimnya

kuantitas persediaan air tersebut, dan kolam ragunan merupakan kolam

renang tipe resirkulasi, sehingga tidak membutuhkan pengurasan air yang

sering.

d. Pengolahan air

Untuk kebutuhan kebersihan dan pemeliharaan serta pengolahan

air kolam renang, pemberian kaporit dilakukan setiap hari 2 kali, yaitu

pada pagi hari dan sore hari dengan sekali pakai 7,5 kg maka setiap

harinya membubuhkan 15 kg/hari. Pemberian soda ash dilakukan pukul

05.00 – 07.00 pagi hari. Pemberian kaporit dengan cara injeksi feeder

yaitu dengan cara disalurkan melalui pipa plastic ke pipa outlet dari tong

pengadukan. Untuk pembersihan air dilakukan sirkulasi dengan

menggunakan mesin sirkulasi 3 unit, tetapi yang berfungsi hanya 2 unit,

satu unit untuk cadangan, dan penyaringan air memakai sand filter.

Page 74: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

74

5.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dilakukan untuk mengetahui gambaran

frekuensi responden dari penelitian ini dengan hasil sebagai berikut:

5.2.1. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di

Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan

Berdasarkan hasil yang diperoleh menujukkan persentase karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin di kolam renang Bulungan dan Ragunan

sebagai berikut:

Tabel 5.1 Distribusi Jenis Kelamin Pengguna Kolam Renang Pemerintah

Jakarta Selatan Tahun 2015

Jenis

Kelamin

N %

Laki Laki 70 62,5 %

Perempuan 42 37,5 %

Total 112 100 %

Pada tabel 5.1 didapatkan persentase pengguna kolam renang

pemerintah Jakarta Selatan yang paling banyak adalah laki – laki sebanyak 70

orang (62,5%).

5.2.2. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di

Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan

Berdasarkan hasil yang diperoleh menujukkan persentase karakteristik

responden berdasarkan pekerjaan di kolam renang Bulungan dan Ragunan

sebagai berikut:

Page 75: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

75

Tabel 5.2 Distribusi Jenis Pekerjaan Pengguna Kolam Renang Pemerintah

Jakarta Selatan Tahun 2015

Pekerjaan N %

SMA 37 33,03 %

SMK 3 2,7 %

SMP 1 0,89 %

Mahasiswa 47 41,96 %

Karyawan 12 10,71 %

IRT 12 10,71 %

Total 112 100 %

Pada tabel 5.2 didapatkan persentase jenis pekerjaan pengguna kolam

renang pemerintah Jakarta Selatan yang paling banyak yaitu mahasiswa

sebanyak 47 orang (41,96%).

5.3. Gambaran Pengguna Kolam Renang Dengan Keluhan Iritasi Mata di

Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan

Berdasarkan hasil yang diperoleh menujukkan persentase gambaran

pengguna kolam renang dengan keluhan iritasi mata di kolam renang

Bulungan dan Ragunan sebagai berikut:

Tabel 5.3 Distribusi Pengguna Kolam Renang Dengan Keluhan Iritasi Mata

di Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan Tahun 2015

Keluhan Iritasi Mata N %

Ada Keluhan 74 66,08 %

Tidak Ada Keluhan 38 33,92 %

Total 112 100 %

Pada tabel 5.3 didapatkan persentase pengguna kolam renang

pemerintah Jakarta Selatan ada 74 orang (66,08 %) yang mengalami keluhan

iritasi mata.

Page 76: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

76

5.4. Gambaran Parameter Kadar Sisa Klor, Waktu Kontak Klor dan pH Di

Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan

Berdasarkan hasil yang diperoleh menujukkan persentase gambaran

parameter kadar sisa klor, waktu kontak klor dan pH di kolam renang

Bulungan dan Ragunan sebagai berikut:

Tabel 5.4 Hasil Pemeriksaan Kadar Sisa Klor di Kolam Renang Pemerintah

Jakarta Selatan Tahun 2015

Hari, Tanggal

Tahun

Kadar Sisa Klor

(mg/L)

Keterangan

Kamis, 28 Mei 2015 0,3 mg/L Memenuhi Syarat

Jumat, 29 Mei 2015 0,2 mg/L Memenuhi Syarat

Sabtu, 30 Mei 2015 3 mg/L Tidak Memenuhi

Syarat

Minggu, 31 Mei 2015 3 mg/L Tidak Memenuhi

Syarat

Kamis, 04 Juni 2015 0,6 mg/L Tidak Memenuhi

Syarat

Jumat, 05 Juni 2015 0,5 mg/L Memenuhi Syarat

Sabtu, 06 Juni 2015 0,5 mg/L Memenuhi Syarat

Minggu, 07 Juni

2015

0,6 mg/L Tidak Memenuhi

Syarat

Pada tabel 5.4 dari semua (8 hari) hasil pemeriksaan kadar sisa klor,

didapatkan 4 hari memenuhi syarat dan 4 hari tidak memenuhi syarat pada

sampel air kolam renang pemerintah Jakarta Selatan, yaitu pada hari Sabtu

(30 Mei 2015) dan Minggu (31 Mei 2015) dengan kadar sisa klor 3 mg/L,

serta hari Kamis (04 Juni 2015) dan Minggu (07 Juni 2015) dengan kadar sisa

klor 0,6 mg/L.

Page 77: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

77

Tabel 5.5 Distribusi Pengguna Kolam Renang Pada Parameter Kadar Sisa

Klor Memenuhi Syarat Dan Tidak Memenuhi Syarat di Kolam Renang

Pemerintah Jakarta Selatan Tahun 2015

Kadar Sisa

Klor

Pengguna

Kolam Renang

(N)

%

Tidak

Memenuhi

Syarat

65 58,04 %

Memenuhi

Syarat

47 41,96 %

Total 112 100 %

Pada tabel 5.5 didapatkan persentase pengguna kolam renang yang

paling banyak berenang pada saat parameter kadar sisa klor tidak memenuhi

syarat yaitu sebanyak 65 orang (58,04 %).

Tabel 5.6 Distribusi Waktu Kontak Klor Pengguna Kolam Renang di Kolam

Renang Pemerintah Jakarta Selatan Tahun 2015

Waktu Kontak Klor N %

10 – 15 Menit 58 51,78 %

>15 Menit 54 48,22 %

Total 112 100 %

Pada tabel 5.6 didapatkan persentase waktu kontak klor pengguna

kolam renang pemerintah Jakarta Selatan paling banyak pada waktu kontak

klor 10 – 15 menit sebanyak 58 orang (51,78%).

Page 78: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

78

Tabel 5.7 Hasil Pemeriksaan Kadar pH di Kolam Renang Pemerintah

Jakarta Selatan Tahun 2015

Hari, Tanggal

Tahun

Kadar pH Keterangan

Kamis, 28 Mei 2015 7,6 mg/L Memenuhi Syarat

Jumat, 29 Mei 2015 7,6 mg/L Memenuhi Syarat

Sabtu, 30 Mei 2015 6,4 mg/L Tidak Memenuhi

Syarat

Minggu, 31 Mei 2015 6,4 mg/L Tidak Memenuhi

Syarat

Kamis, 28 Mei 2015 6,4 Memenuhi Syarat

Jumat, 29 Mei 2015 6,8 Memenuhi Syarat

Sabtu, 30 Mei 2015 6,4 Tidak Memenuhi

Syarat

Minggu, 31 Mei 2015 6,8 Tidak Memenuhi

Syarat

Pada tabel 5.7 dari semua (8 hari) hasil pemeriksaan kadar pH,

didapatkan 4 hari memenuhi syarat dan 4 hari tidak memenuhi syarat pada

sampel air kolam renang pemerintah Jakarta Selatan, yaitu pada hari Sabtu

(30 Mei 2015) dan Minggu (31 Mei 2015) dengan kadar pH 6,4 mg/L serta

hari Kamis (04 Juni 2015) dan Minggu (07 Juni 2015) dengan kadar pH 6,4.

Tabel 5.8 Distribusi Pengguna Kolam Renang Pada Parameter Kadar pH

Memenuhi Syarat Dan Tidak Memenuhi Syarat di Kolam Renang Bulungan

Jakarta Selatan Tahun 2015

Kadar pH Pengguna

Kolam Renang

(N)

%

Tidak

Memenuhi

Syarat

65 58,04 %

Memenuhi

Syarat

47 41,96 %

Total 112 100 %

Page 79: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

79

Pada tabel 5.8 didapatkan persentase pengguna kolam renang yang

paling banyak berenang pada saat parameter kadar pH tidak memenuhi syarat

yaitu sebanyak 65 orang (58,04 %).

5.5. Hubungan Kadar Sisa Klor Dengan Keluhan Iritasi Mata Pada

Pengguna Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan

Hasil analisis hubungan antara kadar sisa klor terhadap keluhan iritasi

mata di kolam renang Bulungan dan Ragunan sebagai berikut:

Tabel 5.9 Analisis Hubungan Kadar Sisa Klor Terhadap Keluhan Iritasi

Mata Pada Pengguna Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan

Tahun 2015

Keluhan Iritasi Mata

Total

p -

value

OR Sisa Klor Ada

Keluhan

% Tidak

Ada

Keluhan

%

Tidak

Memenuhi

Syarat

53 81,5% 12 18,5% 65

(100%)

0,000

5,468

(2,336-12,800) Memenuhi

Syarat

21 44,7% 26 55,3% 47

(100%)

Total 74 66,1% 38 33,9 112

(100%)

Pada tabel 5.9 menunjukkan hasil analisis hubungan antara kadar sisa

klor terhadap keluhan iritasi mata pada pengguna kolam renang, yang paling

banyak mengalami keluhan iritasi mata pada saat sisa klor tidak memenuhi

syarat yaitu 53 responden (81,5%). Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh

nilai p = 0,000 (p-value<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan bermakna antara kadar sisa klor terhadap keluhan iritasi mata pada

pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015. Dari hasil

analisis diperoleh pula nilai OR sebesar 5,468 (95%CI : 2,336 – 12,800) yang

Page 80: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

80

berarti bahwa kolam yang tidak memenuhi syarat dapat memberikan efek

sebesar 5,468 kali terkena keluhan iritasi mata pada pengguna kolam renang.

5.6. Hubungan Waktu Kontak Klor Dengan Keluhan Iritasi Mata Pada

Pengguna Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan

Hasil analisis hubungan antara waktu kontak klor terhadap keluhan

iritasi mata di kolam renang Bulungan dan Ragunan sebagai berikut:

Tabel 5.10 Analisis Hubungan Waktu Kontak Klor Terhadap Keluhan Iritasi

Mata Pada Pengguna Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan

Tahun 2015

Keluhan Iritasi Mata

Total

p -

value

OR Waktu

Kontak

Klor

Ada

Keluhan

% Tidak

Ada

Keluhan

%

10 – 15

Menit

40 59,7 % 27 45,5 % 67

(100%)

0,183

1,693

(0,790-3,629) >15 Menit 21 46,7 % 24 53,3 % 45

(100%)

Total 61 54,5 % 51 45,5 % 112

(100%)

Pada tabel 5.10 menunjukkan hasil analisis hubungan antara waktu

kontak klor terhadap keluhan iritasi mata pada pengguna kolam renang yang

paling banyak dengan waktu kontak klor 10 – 15 menit yaitu sebanyak 40

responden (59,7%). Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,183

(p-value>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara waktu kontak klor terhadap keluhan iritasi mata pada

pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015. Dari hasil

analisis diperoleh pula nilai OR sebesar 1,693 (95%CI : 0,790 – 3,629) yang

berarti bahwa kolam berenang dengan waktu kontak klor selama 10 – 15

Page 81: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

81

menit dapat berisiko 1,693 kali terkena keluhan iritasi mata pada pengguna

kolam renang.

5.7. Hubungan Kadar pH Dengan Keluhan Iritasi Mata Pada Pengguna

Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan

Hasil analisis hubungan antara kadar pH terhadap keluhan iritasi mata

di kolam renang Bulungan dan Ragunan sebagai berikut:

Tabel 5.11 Analisis Hubungan Kadar pH Terhadap Keluhan Iritasi Mata

Pada Pengguna Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan Tahun 2015

Keluhan Iritasi Mata

Total

p -

value

OR pH Ada

Keluhan

% Tidak

Ada

Keluhan

%

Tidak

Memenuhi

Syarat

53 81,5% 12 18,5% 65

(100%)

0,000

5,468

(2,336-12,800) Memenuhi

Syarat

21 44,7% 26 55,3% 47

(100%)

Total 74 66,1% 38 33,9 112

(100%)

Pada tabel 5.11 menunjukkan hasil analisis hubungan antara kadar pH

terhadap keluhan iritasi mata pada pengguna kolam renang, yang paling

banyak mengalami keluhan iritasi mata pada saat kadar pH tidak memenuhi

syarat yaitu 53 responden (81,5%). Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh

nilai p = 0,000 (p-value<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan bermakna antara kadar pH terhadap keluhan iritasi mata pada

pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015. Dari hasil

analisis diperoleh pula nilai OR sebesar 5,468 (95%CI : 2,336 – 12,800) yang

berarti bahwa kolam yang tidak memenuhi syarat memberikan efek sebesar

5,468 kali terkena keluhan iritasi mata pada pengguna kolam renang.

Page 82: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

82

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian

1. Penentuan pengguna kolam renang mengalami keluhan iritasi mata

tidak melakukan pemeriksaan organ mata secara khusus kepada

masing – masing responden. Hanya berdasarkan laporan dari hasil

observasi antara lain, mata terasa panas, mata terasa perih, penglihatan

kabur, memerah dan mata terasa gatal. Tidak menggunakan diagnosis

dokter karena tidak memungkinkan dari segi biaya untuk menelusuri

hal tersebut

2. Penelitian ini tidak mengukur konsentrasi klor yang bergabung dengan

senyawa lain sebagai akibat proses sanitasi air kolam renang

3. Kemungkinan terjadinya bias informasi, merupakan keterbatasan

kemampuan responden untuk mengingat kembali secara lengkap apa

yang sudah dilakukan, karena menyangkut kemampuan setiap

responden untuk mengingat kembali dengan pasti terutama untuk

variabel waktu kontak klor

4. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

accidental sampling, dan ini merupakan salah satu keterbatasan

penelitian karena dalam pengambilan responden sebagai sampel,

hanya yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data dan sesuai

dengan kriteria.

Page 83: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

83

6.2. Iritasi Mata Pada Kolam Renang Pemerintah Jakarta Selatan

Pada penelitian ini, pengguna kolam renang dikatakan mengalami

keluhan iritasi mata dan tidak mengalami keluhan iritasi mata berdasarkan

hasil observasi peneliti. Iritasi mata ketika berenang pada perenang mata tidak

permanen, hanya iritasi singkat. Hal ini dapat menyebabkan penglihatan

kabur, mata gatal, mata terasa panas, mata terasa perih, mata memerah. Iritasi

mata adalah cedera renang yang sangat umum dan mudah teriritasi akibat

proses klorinasi dalam air. Meskipun tidak pernah benar-benar berlangsung

terlalu lama bagi kebanyakan orang, hal ini dapat menjadi iritasi yang

mengganggu.

Dari hasil penelitian didapatkan persentase pengguna kolam renang

Pemerintah Jakarta Selatan yang mengalami keluhan iritasi mata sebanyak

74 orang (66,08 %) yang mengalami keluhan iritasi mata, sedangkan yang

tidak mengalami keluhan iritasi mata yaitu sebanyak 38 orang (33,92 %).

Kolam renang Bulungan dan Ragunan Jakarta rutin dijadikan sebagai

tempat pengambilan nilai renang beberapa SD, SMP dan SMA disekitar, serta

menjadi tempat aktivitas olahraga renang oleh Klub Renang di Jakarta.

Sehingga penting untuk diketahui kualitas air kolam renangnya. Uji Kualitas

air penting untuk menjamin kesehatan pengguna kolam renang (Rabi dkk.,

2008). Hal ini didukung oleh penelitian tentang keluhan penyakit akibat

berenang pernah dilaporkan oleh Noor (2007) menunjukkan dari 387

pengunjung kolam renang Bulungan Jakarta sebanyak 41.6% mengalami

iritasi mata setelah berenang di kolam renang dengan kadar sisa klor 0.1 mg/L

Page 84: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

84

dengan pH< 6.8. Observasi yang dilakukan pada 30 air kolam renang di

Jakarta pada tahun 2005 menunjukkan ada 11 air kolam renang berkualitas

baik, 4 kurang baik, 11 jelek dan 4 sangat jelek (Darajat, 2005).

Pemerintah Indonesia telah memberikan rekomendasi tentang

persyaratan kolam renang yang sehat dan bersih. Menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang kualitas air kolam renang

dan keluhan kesehatan pengguna yang pada lampirannya memuat syarat

kualitas air kolam renang secara fisik, kimia dan mikrobiologi. Sanitasi dan

pengolahan air kolam renang serta pemeriksaan kualitas air perlu diperhatikan

(Cita dan Adriyani, 2009).

6.3. Kadar Sisa Klor dan Iritasi Mata Pada Kolam Renang Pemerintah

Jakarta Selatan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

416/Menkes/Per/IX/1990 kadar sisa klor yang diperbolehkan dalam air kolam

renang adalah (0,2 - 0,5) mg/L. Sebagai desinfektan, sisa klor dalam

penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi dalam konsentrasi yang berlebih klor

ini dapat terikat pada senyawa organik (Cita dan Adriyani, 2009).

Berdasarkan hasil pada tabel 5.4 parameter kadar sisa klor pada

sampel air kolam renang pemerintah Jakarta Selatan sebagian besar tidak

memenuhi syarat yaitu pada hari Sabtu (30 Mei 2015) dan Minggu (31 Mei

2015) dengan kadar sisa klor 3 mg/L, serta hari Kamis (04 Juni 2015) dan

Minggu (07 Juni 2015) dengan kadar sisa klor 0,6 mg/L.

Page 85: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

85

Sisa klor yang dihasilkan oleh air kolam renang berasal dari

penggunaan kaporit yang berfungsi sebagai desinfektan. Banyaknya

penggunaan kaporit bisa menyebabkan banyaknya sisa klor yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil diatas dan jika disesuaikan dengan PERMENKES RI

No.416/Menkes/Per/IX/1990, pada kolam renang pemerintah Jakarta Selatan

kadar sisa klornya tidak memenuhi persyaratan kolam renang.

Kadar sisa klor di kolam renang pemerintah Jakarta selatan pada saat

dilakukan pemeriksaan, di dapatkan hasil yang melebihi dari persyaratan

yang telah ditetapkan Permenkes No. 416 tahun 1990 namun masih

memenuhi persyaratan WHO (2006) yaitu 1 – 3 mg/L. Sebagai pembanding

United Kingdom menganjurkan kadar sisa klor 1,0 – 1,2 mg/L, Australia 1,0

– 6,5 mg/L , Jerman 0,3 – 0,6 mg/L, Italia 0,4 -1,0 mg/L, Amerika 1,0 -3,0

mg/L (Leoni dkk., 1999; Spivey, 2010).

Kadar sisa klor yang tinggi menandakan petugas kolam renang

berlebihan dalam membubuhi kaporit ke dalam kolam renang. Petugas kolam

renang mengaku hanya memprediksi dalam melakukan desinfeksi air kolam

renang. Petugas mengaku tidak pernah diberikan pelatihan mengenai cara

desinfeksi air kolam renang yang tepat. Menurut WHO (2006), kadar klorin

yang tepat dapat dihitung dengan rumus berikut:

D = Jumlah air yang akan didesinfeksi dalam ml air

ppm = jumlah mg per liter sisa klor yang diinginkan

Page 86: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

86

X = proses aktif klor dari zat desinfeksi yang dipakai untuk desinfeksi

air kolam (60%)

Kolam renang pemerintah Jakarta Selatan ada 2 yaitu, Bulungan dan

Ragunan. Maka untuk kolam renang Bulungan yang mempunyai kapasitas

1.826 m3 dan akan didesinfeksi dengan kaporit 60% aktif, serta sisa klor

maksimal yang diharapkan adalah 0,5 ppm, maka kaporit yang

dibutuhkan:

= 1, 5 kg

Pada kolam renang Bulungan kaporit yang digunakan mempunyai

aktif klor 60% dengan sekali pemberian 5 kg untuk pagi dan malam hari,

yang artinya dalam sekali pembubuhan kaporit kolam renang Bulungan

kelebihan 3,5 kg dari perhitungan anjuran (WHO, 2006) dan sudah tidak

memenuhi syarat dalam pembubuhan kaporit.

Dengan perhitungan dan rumus yang sama, untuk kolam renang

Ragunan yang mempunyai kapasitas 2.500 m3

dan akan didesinfeksi

dengan kaporit 60% aktif, serta sisa klor maksimal yang diharapkan adalah

0,5 ppm, maka kaporit yang dibutuhkan:

= 2,0875 kg atau 2,1 kg

Page 87: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

87

Pada kolam renang Ragunan kaporit yang digunakan mempunyai

aktif klor 60% dengan sekali pemberian 7,5 kg untuk pagi dan sore hari,

yang artinya dalam sekali pembubuhan kaporit kolam renang Bulungan

kelebihan 5,4 kg dari perhitungan anjuran (WHO ,2006) dan sudah tidak

memenuhi syarat dalam pembubuhan kaporit.

Kolam renang Bulungan dan kolam renang Ragunan jarang

melakukan pemantauan sisa klor. Untuk kolam renang Bulungan

dilakukan seminggu sekali, dan kolam renang Ragunan setiap hari namun

hanya pagi hari saja. Menurut WHO (2006), pengukuran pH dan sisa klor

harus dalam setiap 4 jam selama kolam renang dibuka, yang artinya

pemantauan kualitas kimia air di kedua kolam renang ini tidak sesuai

dengan ketentuan. Sebaiknya dalam pemantauan kadar sisa klor pada air

kolam renang Bulungan dan Ragunan dapat mengubah metode desinfeksi

yang tidak tepat tersebut, karena proses desinfeksi dilakukan secara

manual bukan dengan automatic dosing. WHO (2006) tidak menganjurkan

desinfeksi dengan cara manual karena harus diimbangi dengan manajemen

operasional dan monitoring yang baik. Selain itu, jika desinfeksi dilakukan

dengan cara manual, tidak boleh ada orang di dalam kolam renang hingga

desinfektan seluruhnya menebar ke dalam air kolam renang. WHO (2006)

menganjurkan desinfeksi dengan automatic dosing yang dilengkapi

dengan sensor elektronik untuk memantau pH dan sisa klor.

Penurunan kadar sisa klor dapat terjadi yang disebabkan oleh sinar

matahari yang dapat mengurangi kadar sisa klor air kolam renang dengan

cepat. Untuk itu sebaiknya menambahkan chlorine stabilizer yaitu

Page 88: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

88

Isocyanuric acid untuk mengurangi kehilangan klorin dari paparan sinar

matahari. Sisa klorin yang sudah distabilkan akan bertahan 3-4 jam lebih

lama (McKeown, 2009). Penelitian menunjukkan kolam renang luar

ruangan yang tidak menggunakan Isocyanuric acid telah kehilangan 90%

sisa klor dalam waktu tiga jam pada cuaca cerah. Kolam renang yang

mengandung 25-50 mg/L Isocyanuric acid dengan kondisi yang sama

hanya kehilangan 15% sisa klor (Department of Health New South Wales,

1996).

Menurut PERMENKES RI No. 416/MENKES/Per/IX/1990 kadar sisa

klor yang diperbolehkan dalam air kolam renang adalah (0,2 - 0,5) mg/L.

Kadar sisa klor dikatakan tidak memenuhi syarat apabila kadar sisa klor

pada saat pengukuran kurang dari 0,2 mg/L atau melebihi dari 0,5 mg/L.

Dari hasil penelitian menunjukkan hasil analisis hubungan antara kadar

sisa klor terhadap keluhan iritasi mata pada pengguna kolam renang

pemerintah Jakarta Selatan yang paling banyak mengalami keluhan iritasi

mata pada saat sisa klor tidak memenuhi syarat yaitu 53 responden

(81,5%) dari total 112 responden.

Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 (p-

value<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna

antara kadar sisa klor terhadap keluhan iritasi mata pada pengguna kolam

renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015. Dari hasil analisis

diperoleh pula nilai OR sebesar 5,468 (95%CI : 2,336 – 12,800) yang

berarti bahwa kolam yang tidak memenuhi syarat dapat memberikan efek

Page 89: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

89

sebesar 5,468 kali terkena keluhan iritasi mata pada pengguna kolam

renang

Penelitian ini sejalan dengan Decker (1988); Permana dan Suryani,

2013; Cita dan Adriyani, 2009; Nasli (2013), bahwa ada hubungan antara

kadar sisa klor dengan keluhan iritasi mata pada pengguna kolam renang.

Hasil observasi di lapangan kadar sisa klor yang tinggi menandakan

petugas kolam renang berlebihan dalam membubuhi kaporit ke dalam

kolam renang. Petugas kolam renang mengaku hanya memprediksi dalam

melakukan desinfeksi air kolam renang.

Kadar klorin yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat

menyebabkan iritasi mata. Pajanan sisa klor dan pH yang kurang atau

melebihi syarat di kolam renang dapat menyebabkan iritasi mata (WHO,

2006). Untuk mencegah iritasi mata, kolam renang harus dipelihara

dengan baik, dibersihkan, dan kolam renang pemantauan klor agar

seimbang dan tidak kurang atau melebih batas aman. Kolam renang

mengandung banyak bahan kimia dan kontaminan potensial. Klorin

ditambahkan ke kolam air untuk mengendalikan bakteri, tetapi bahan

kimia ini juga dapat mengiritasi mata (Island Empire Swimming, 2014).

6.4. Waktu Kontak Klor dan Iritasi Mata Pada Kolam Renang Pemerintah

Jakarta Selatan

Pemanfaatan air untuk berenang saat ini sudah marak digunakan

karena berenang merupakan olahraga yang direkomendasikan sejak zaman

romawi agar tubuh tetap sehat dan bugar (Zarzoso dkk., 2010). Berenang di

Page 90: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

90

kolam renang merupakan kegiatan olahraga atau rekreasi yang banyak

digemari oleh masyarakat termasuk anak-anak dan remaja.

Berdasarkan hasil pada tabel 5.6 didapatkan persentase waktu kontak

klor pengguna kolam renang pemerintah Jakarta Selatan paling banyak pada

waktu kontak klor 10 – 15 menit sebanyak 58 orang (51,78%), sedangkan

yang lebih dari 15 menit sebanyak 54 orang (48,22 %).

Waktu kontak klor sama dengan lama berenang pengguna kolam

renang. Waktu kontak klor merupakan suatu hal yang sangat menentukan

dalam proses reaksi, adsorpsi dan desinfeksi. Waktu kontak 10 – 15 menit

memungkinkan proses difusi air dengan sisa klor dan pH dalam penempelan

molekul adsorbat berlangsung lebih baik, memungkinkan reaksi kimia pada

klor akan sangat reaktif jika kontak dengan manusia. Berdasarkan hasil

variabel waktu kontak klor untuk kolam renang Bulungan dan kolam renang

Ragunan dapat diasumsikan bahwa pengguna kolam renang pada kolam

renang Ragunan dan pengguna kolam renang Bulungan memiliki motivasi

yang tinggi untuk berenang lebih lama di dalam kolam renang. Karena

manfaat yang bisa didapatkan dari olahraga renang antara lain mengurangi

berat tubuh, baik untuk sistem kardiovaskuler, kekuatan otot, fleksibilitas dan

postur tubuh (Zwiener dkk., 2007). Kolam renang juga bukan tempat

musiman, sehingga dapat dikunjungi kapan saja dan oleh semua kalangan

(Clement, 1997; Villanueva dan Ribera, 2012). Manfaat olahraga renang bagi

kesehatan sudah tidak diragukan lagi, akan tetapi dapat menimbulkan risiko

dan keluhan kesehatan jika sanitasi kolam renang diabaikan (Pond, 2005).

Page 91: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

91

Pemerintah Indonesia telah memberikan rekomendasi tentang

persyaratan kolam renang yang sehat dan bersih. Menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang kualitas air kolam renang

dan keluhan kesehatan pengguna yang pada lampirannya memuat syarat

kualitas air kolam renang secara fisik, kimia dan mikrobiologi. Sanitasi dan

pengolahan air kolam renang serta pemeriksaan kualitas air perlu diperhatikan

(Cita dan Adriyani, 2009).

Pemeriksaan kualitas air kolam renang secara kimia termasuk salah

satu upaya sanitasi yang dilakukan. Penambahan bahan kimia dianjurkan

untuk pengawasan kualitas air kolam renang dengan batasan tertentu dan

pengawasan yang baik (Center Disease of Control, 2009). Salah satunya

adalah pemberian senyawa kimia berupa senyawa klor berupa kaporit

(CaOCl2) yang berfungsi untuk menjernihkan dan mendesinfeksi kuman.

Namun, penggunaan kaporit juga harus diperhatikan dengan baik dan harus

sesuai dengan batas aman yang ada. Penggunaan kaporit dalam konsentrasi

yang kurang dapat menyebabkan desinfektan yang ada di kolam renang tidak

bekerja secara optimal dan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

Sedangkan penggunaan kaporit dengan konsentrasi yang berlebih dapat

meninggalkan sisa klor yang menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

Kolam renang Bulungan dan Ragunan Jakarta Selatan merupakan

kolam renang pemerintah DKI Jakarta Selatan yang selalu ramai pengunjung

karena lokasi yang strategis dan harga yang terjangkau untuk masyarakat

tingkat ekonomi rendah hingga tingkat ekonomi tinggi. Uji Kualitas air

Page 92: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

92

penting untuk menjamin kesehatan pengguna kolam renang (Rabi dkk.,

2008).

Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 5.10 menunjukkan hasil

analisis hubungan antara waktu kontak klor terhadap keluhan iritasi mata

pada pengguna kolam renang sebanyak 40 responden (59,7 %) dari 61

responden yang berenang di kolam renang dengan waktu kontak klor kisaran

10 – 15 menit mengalami keluhan iritasi mata ketika berenang.

Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,183 (p-

value>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara waktu kontak klor terhadap keluhan iritasi mata pada

pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015. Dari hasil

analisis diperoleh pula nilai OR sebesar 1,693 (95%CI : 0,790 – 3,629) yang

berarti bahwa kolam berenang dengan waktu kontak klor selama 10 – 15

menit dapat berisiko 1,693 kali terkena keluhan iritasi mata pada pengguna

kolam renang

Hasil penelitian pada variabel ini tidak sejalan dengan Setiyawati

(2004), Rylander, Victorin dan Sorensen (1973) dan Reynolds (1982) yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara lama waktu kontak klor dengan

keluhan iritasi mata pada pengguna kolam renang.

Waktu klorinasi merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam

proses reaksi, adsorpsi dan desinfeksi. Dalam waktu kontak 10 – 15 menit

memungkinkan proses difusi air dengan sisa klor dan pH dalam penempelan

molekul adsorbat berlangsung lebih baik, memungkinkan reaksi kimia dan

Page 93: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

93

klor akan sangat reaktif jika kontak dengan manusia. Diperkirakan akan lebih

berisiko jika lebih dari 15 menit. Namun, pada hasil analisis bivariat variabel

waktu kontak klor dengan keluhan iritasi mata menyatakan tidak ada

hubungan yang bermakna. Seharusnya jika semakin sering frekuensi kontak

serta semakin lama durasi (waktu) setiap kali kontak dengan potensi bahaya

penyakit menyebabkan peluang terjadinya gangguan kesehatan (iritasi mata)

semakin besar (Rylander, Victorin dan Sorensen, 1973; Reynolds, 1982).

Asumsi peneliti karena setiap manusia memiliki kepekaan mata yang

berbeda – beda. Menurut Sherwood (2001), mata adalah bola berisi cairan

terbungkus 3 lapisan jaringan khusus, yaitu: (a) sklera/kornea; (b)

koroid/badan siliaris/iris; (c) retina dan setiap manusia memiliki kemampuan

visual yang berbeda. Manusia dapat kontak dengan klor dalam jangka pendek

maupun jangka panjang. Biasanya, bila berada di kolam renang akan kontak

dalam jangka panjang dengan tingkat eksposur rendah. Pada tahun 2008,

hampir 4.600 orang mengunjungi unit gawat darurat untuk cedera akibat

bahan kimia kolam renang. Cedera yang paling umum diagnosis adalah

keracunan, yang meliputi konsumsi bahan kimia kolam renang serta

menghirup uap, asap, atau gas dan iritasi mata (Hlavsa dkk., 2014), serta anak

– anak dan remaja berisiko mendapatkan risiko kesehatan yang berhubungan

dengan air kolam renang, karena anak – anak lebih lama berada di dalam air

dibandingkan orang dewasa (Pond, 2005).

Page 94: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

94

6.5. Kadar pH dan Iritasi Mata Pada Kolam Renang Pemerintah Jakarta

Selatan

Kualitas air adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi

atau komponen lain dalam air yang mencakup kualitas fisik, kimia dan

biologis (Effendi, 2003). Air yang digunakan untuk berenang harus

memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No:

416/MENKES/PER/IX/1990 agar tidak menggangu dan membahayakan

kesehatan manusia.

pH merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas

keadaan asam atau basa sesuatu larutan. pH merupakan salah satu indikator

yang sangat penting karena pH dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba

dalam air kolam renang (Chandra, 2005). Berdasarkan PERMENKES RI

tersebut kadar pH yang diperbolehkan dalam kolam renang adalah (6,5 – 8,5).

Berdasarkan hasil pada tabel 5.7 didapatkan persentase parameter

kadar pH pada sampel air kolam renang pemerintah sebagian besar tidak

memenuhi syarat yaitu pada hari Sabtu (30 Mei 2015) dan Minggu (31 Mei

2015) dengan kadar pH 6,4 mg/L serta hari Kamis (04 Juni 2015) dan

Minggu (07 Juni 2015) dengan kadar pH 6,4.

pH yang dihasilkan oleh air kolam renang berasal dari penggunaan

soda ash yang berfungsi sebagai penyeimbang klorin. Banyaknya

penggunaan soda ash bisa menyebabkan tingginya pH yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil diatas dan jika disesuaikan dengan PERMENKES RI

No.416/Menkes/Per/IX/1990, ditemukan bahwa kadar pH pada kolam renan

Page 95: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

95

pemerintah Jakarta Selatan tidak memenuhi persyaratan, dan melebihi dari

batas aman yang ditetapkan. WHO (2006) menganjurkan pH air kolam

renang diantara 7,2 – 7,8. Sebagai pembanding Australia dan United

Kingdom menganjurkan kadar pH air kolam renang 7,2 – 8,0 , Italia 6,5 – 8,5

dan Jerman 6,5- 8,3 (Leoni, dkk. 1999).

Kadar pH yang tidak memenuhi syarat menandakan petugas kolam

renang tidak sesuai ketentuan dalam membubuhi kaporit ke dalam kolam

renang. Petugas kolam renang mengaku hanya memprediksi dalam

melakukan desinfeksi air kolam renang. Dan hanya menuang soda ash untuk

menjaga kualitas air di kolam renang, jika dirasa air kolam renang mulai

terlihat keruh. Penjaga kolam renang mengaku tidak pernah diberikan

pelatihan mengenai cara desinfeksi air kolam renang yang tepat.

Pentingnya menjaga pH yang benar karena pH air kolam renang

sebagai faktor penting sebagai kontrol yang tepat dari klorinasi (Gordon,

1976). Kekuatan desinfeksi klorin tergantung pada kekuatan pH, jika pH

dibawah 7 dapat mempengaruhi pada kesehatan pengguna kolam renang,

karena tubuh perenang memiliki pH antara 7,2 dan 7,8 (CDC, 2014).

Bila pH terlalu rendah, air akan menjadi korosif terhadap peralatan

kolam renang dan permukaan benda. Seiring dengan peningkatan pH, klorin

bebas akan kehilangan aktivitas oksidatif. Pada pH 8,0 hanya 20% klorin

bebas yang tersedia sebagai asam hypochlorous yang dapat membunuh

kuman. Semakin tinggi pH maka efektivitas klorin menurun. Pada pH 7,5,

50% klorin bebas yang tersedia sebagai asam hypochlorous (HOCl) dan 50%

Page 96: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

96

dalam bentuk ion hypochlorite (OCl) yang dapat membunuh kuman.

(McKeown, 2009). Jika pH yang tepat dan menjaga sisa klor di kolam

renang, sangat jarang ditemui bahwa masalah – masalah akan pernah ditemui

di kolam renang (Gordon, 1976).

Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 5.11 menunjukkan hasil

analisis hubungan antara kadar pH terhadap keluhan iritasi mata pada

pengguna kolam renang, yang paling banyak mengalami keluhan iritasi mata

pada saat kadar pH tidak memenuhi syarat yaitu 53 responden (81,5%) dari

total 74 responden (66,1%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 (p-

value<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna

antara kadar pH terhadap keluhan iritasi mata pada pengguna kolam renang

Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai

OR sebesar 5,468 (95%CI : 2,336 – 12,800) yang berarti bahwa kolam yang

tidak memenuhi syarat memberikan efek sebesar 5,468 kali terkena keluhan

iritasi mata pada pengguna kolam renang

Penelitian ini sejalan dengan Pratama (2012), McKeown (2009),

Gordon (1976), Garcia (2015) bahwa ada hubungan antara kadar pH dengan

keluhan iritasi mata pada pengguna kolam renang. Hasil observasi di

lapangan, untuk kedua kolam renang, yaitu kolam renang Bulungan dan

kolam renang Ragunan dalam penjagaan kualitas air, khususnya pemantauan

pH di kolam renang selama jam aktivitas berlangsung memang jarang sekali

dipantau. Menurut WHO (2006), pengukuran pH dan sisa klor harus dalam

setiap 4 jam selama kolam renang dibuka, yang artinya pemantauan kualitas

kimia air di kedua kolam renang ini tidak sesuai dengan ketentuan, harus 4

Page 97: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

97

jam sekali, dan artinya untuk kedua kolam renang bulungan dan ragunan

sudah tidak memenuhi ketentuan tersebut.

Seiring dengan peningkatan pH, klorin bebas akan kehilangan

aktivitas oksidatif. Pada pH 8,0 hanya 20% klorin bebas yang tersedia sebagai

asam hypochlorous yang dapat membunuh kuman. Semakin tinggi pH maka

efektivitas klorin menurun. Pada pH 7,5, 50% klorin bebas yang tersedia

sebagai asam hypochlorous (HOCl) dan 50% dalam bentuk ion hypochlorite

(OCl) yang dapat membunuh kuman, pH yang terlalu asam dapat membuat

iritasi mata (McKeown, 2009).

Maka dari itu sebaiknya lebih menyadari lagi akan pentingnya

menjaga kadar pH pada kolam renang untuk kolam renang Bulungan dan

Ragunan. Pentingnya menjaga pH yang benar di kolam renang, karena pH air

kolam renang sebagai faktor penting sebagai kontrol yang tepat dari klorinasi

(Chandra, 2005; Gordon, 1976). Kekuatan desinfeksi klorin tergantung pada

kekuatan pH, jika pH dibawah 7 dapat mempengaruhi pada mata pengguna

kolam renang, karena tubuh perenang memiliki pH antara 7,2 dan 7,8, serta

dapat mengiritasi kulit dan mengkorosi pipa (Mckeown, 2009; CDC, 2014).

pH pada mata manusia adalah 7,2 – 7,4. Yang artinya jika pH pada kolam

renang selalu terjaga pada level yang sama dengan mata kita, efek samping

seperti iritasi mata akan menjadi minim, dan kemampuan desinfeksi klorin

pada level pH ini juga akan berfungsi secara optimal (Garcia, 2015).

Page 98: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

98

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

1. Kolam Renang Bulungan memiliki panjang 50 m dan lebar 25 m dengan

kedalaman 70 cm sampai dengan 170 cm, volume air sebesar 1.826 m3 dan

kebutuhan akan kaporit setiap harinya sekitar 10 kg/hari, serta soda ash 3

kg/hari. Pemberian kaporit dilakukan dalam satu hari sebanyak 2 kali, (pagi,

dan malam). Kaporit yang digunakan mempunyai aktif klor 60% dengan

sekali pemberian 5 kg.

2. Kolam renang Ragunan mempunyai luas seluruhnya 1.050 m2 dengan

panjang 50 m dan lebar 21 m. Kaporit yang digunakan mempunyai aktif

klor 60%, pemberian kaporit dilakukan setiap hari 2 kali, yaitu pada pagi

hari dan sore hari dengan sekali pakai 7,5 kg maka setiap harinya

membubuhkan 15 kg/hari.

3. Jumlah pengguna kolam renang pemerintah Jakarta Selatan ada sebanyak 74

orang (66,08 %) yang mengalami keluhan iritasi mata, sedankan yang tidak

mengalami keluhan iritasi mata sebanyak 38 orang (33,92%).

4. Parameter kadar sisa klor pada sampel air kolam renang pemerintah Jakarta

Selatan sebagian besar tidak memenuhi syarat yaitu pada hari Sabtu (30

Mei 2015) dan Minggu (31 Mei 2015) dengan kadar sisa klor 3 mg/L, serta

hari Kamis (04 Juni 2015) dan Minggu (07 Juni 2015) dengan kadar sisa

klor 0,6 mg/L

5. Persentase waktu kontak klor pengguna kolam renang pemerintah Jakarta

Selatan paling banyak pada waktu kontak klor 10 – 15 menit sebanyak 58

Page 99: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

99

orang (51,78%), sedangkan yang lebih dari 15 menit sebanyak 54 orang

(48,22 %).

6. Parameter kadar pH pada sampel air kolam renang pemerintah sebagian

besar tidak memenuhi syarat yaitu pada hari Sabtu (30 Mei 2015) dan

Minggu (31 Mei 2015) dengan kadar pH 6,4 mg/L serta hari Kamis (04

Juni 2015) dan Minggu (07 Juni 2015) dengan kadar pH 6,4.

7. Ada hubungan bermakna antara kadar sisa klor terhadap keluhan iritasi

mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

dengan nilai p = 0,000 (p-value<0,05) dan nilai OR sebesar 5,468 (95%CI :

2,336 – 12,800)

8. Tidak ada hubungan bermakna antara waktu kontak klor terhadap keluhan

iritasi mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun

2015 dengan nilai p= 0,183 (p-value>0,05) dan nilai OR sebesar 1,693

(95%CI : 0,790 – 3,629)

9. Ada hubungan bermakna antara kadar pH terhadap keluhan iritasi mata

pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

dengan nilai p = 0,000 (p-value<0,05) dan nilai OR sebesar 5,468 (95%CI :

2,336 – 12,800)

7.2. Saran

1. Kolam renang Bulungan dan Ragunan harus memberikan pelatihan

mengenai pengelolaan air kolam renang kepada petugas kolam, seperti cara

desinfeksi air kolam renang yang tepat dan cara pemantauan kualitas air

kolam renang

Page 100: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

100

2. Memberikan papan informasi kadar sisa klor dan pH terkini, agar dapat

dilihat oleh pengguna kolam renang sebelum berenang

3. Mencari tahu tentang perbandingan efektivitas pengolahan kolam air kolam

renang di kolam renang Bulungan dan Ragunan pada periode musim hujan

dan musim kemarau

4. Melihat gambaran sanitasi dan praktik higiene pengguna kolam renang di

kolam renang yang ada di seluruh kota Jakarta dan sekitarnya atau di

seluruh Indonesia

5. Mencari tahu sebelum berenang apakah kadar sisa klor dan pH kolam air

kolam renang Bulungan dan Ragunan telah memenuhi syarat

6. Jika telah terjadi keluhan iritasi mata segera cuci mata dengan air yang

banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit,

atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka

kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia

yang tertinggal. Tutup dengan perban steril. Segera bawa ke rumah sakit

atau fasilitas kesehatan terdekat jika diyakini semakin tidak membaik

Page 101: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

101

DAFTAR PUSTAKA

American National Standard Institute. 2011. Safety Standards for Pools, Spas and

Bathing. Diakses pada 26 Januari 2014. Akses dari World Wide Web :

http://webstore.ansi.org/safety_standards/consumer-products/bath-pool-

spa.aspx

Bernard, Alfred., dkk. 2003. Lung Hyperpermeability and Asthma Prevalence In

School Children : Unexpected Associations With the Attendance at Indoor

Chlorinated Swimming Pools, Journal of Occupational and Environmental

Medicine. Volume 60 Page 385-394.

Bernard, Alfred., Voisin, Catherine., Sardella, Antonia. 2011. Respiratory Risks

Associated With Chlorinated Swimming Pools. Journal of American of

Respiratory and Critical Care Medicine. Volume 183.

Black & Veatch. 2010. White’s Handbook of Chlorination and Alternative

Disinfectants 5th

Edition. USA: John Wiley & Sons Inc Publication.

BPLHD DKI Jakarta. 2013. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi

DKI Jakarta Tahun 2013.

Capello, Michael Anthony. 2011. Assesing Bacteriological Contamination in

Public Swimming Facilities Within a Colorado Metropolitan Community.

Journal of Environmental Health. Volume 73.

Center Disease Control (CDC). 2008. Case of Recreational Water Illness on The

Rise. Journal of Healthy Swimming and Recreational Water. Diakses pada

18 Januari 2014. Akses dari World Wide Web :

http://www.cdc.gov/healthywater/swimming/rwi/

Center Disease Control (CDC). 2009. Recommendation for Preventing Pool

Chemical- Associated Injuries.

Center Disease Control (CDC). 2013. Case of Recreational Water Illness on The

Rise. Journal of Healthy Swimming and Recreational Water. Diakses pada

26 Januari 2014. Akses dari World Wide Web :

http://www.cdc.gov/healthywater/swimming/rwi/

Center Disease Control (CDC). 2013. Your Disinfection Team : Chlorine & pH.

Diakses pada 26 Januari 2014. Akses dari World Wide Web :

http://www.cdc.gov/healthywater/swimming/pools/disinfection-team-

chlorine-ph.html

Chandra, Budiman. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC.

Chemical With Vernier. 2014. Determining the Free Chlorine Content of

Swimming Pool Water. Journal of Vernier Software and Technology.

Page 102: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

102

Children’s Environmental Health. 2001. Prioritization of Toxic Air Contaminants.

Cita, D. W., dan Adriyani,R. 2009. Kualitas Air dan Keluhan Kesehatan

Pengguna Kolam Renang di Sidoarjo. Jurnal Departemen Kesehatan

Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Clement, Annie. 1997. Legal Responsibility in Aquatics. Washington DC: Sport

and Law Press.

Cuvillo, A dkk,. 2009. Allergic Conjungtivitis HI Antihistamines Investing

Allergol Clin Immunol. Volume:19.USA.

Darajat, Endang. 2005. Kesesuaian Antara Hasil Pengukuran Tingkat Risiko

Pencemaran dengan Inspeksi Sanitasi dan Hasil Pemeriksaan Bakteriologik

pada Air Kolam Renang di DKI Jakarta Tahun 2005. Tesis. Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Dawes, Colin dan Carey L.,Boroditsky. Rapid and Severe Tooth Erosion from

Swimming in an Improperly Chlorinated Pool Case Report. JCDA. Volume

74 Number 4.

Decker, WJ. 1988. Chlorine Poisoning at The Swimming Pool Revisited:

Anatomy of Two Minidisasters. Diakses pada 18 Januari 2014. Akses dari

World Wide Web : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3245129

Department of Alberta Health. 2014. Pool Standards. Book Of Health System

Accountability and Performance Pool Standards.

Department Of Health And Human Services U.S. 2010. Toxilogical Profile For

Chlorine. Division of Toxicology and Environmental Medicine. Atlanta,

Georgia.

Department Of Health Environmental Unit Melbourne. 2008. Pool Operator’s

Handbook. Melbourne Victoria Australia.

Department of Health New South Wales. 1996. Public Swimming Pool and Spa

Pool Guidelines. New South Wales.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta Selatan. 2014. Sarana Olah Raga DKI Jakarta

Selatan.

Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta. 2012. Sarana Olah Raga DKI Jakarta.

Edzwald, James K. 2011. Water Quality and Treatment Sixth Edition. USA: Mc

Graw Hills.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.

Eichelsdorfer,D., dkk,. 1975. Irritant Effect (Conjunctivitis) of Chlorine and

Chloramines in Swimming Pool Water. Journal of Germany Research

Foudation. Volume 45 page 17-28.

Page 103: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

103

Emil T. Chanlett, Harold B.Gotaas. 1942. The Time Factor In The Chlorine And

Chloramine Disinfection Of Contaminated Swimming Pool Water. Volume

32.

EPA. 1990. Chemical Emergency Preparedness and Prevention Advisory –

Swimming Pool Chemichals: Chlorine. United States of America. Series 8

Number 1.

Garcia, J. 2015. Pengaruh Hujan Terhadap Air Kolam Renang. Diakses pada 3

Juli 2015. Akses dari World Wide Web

http://www.maintenancepools.com/2012/11/pengaruh-hujan-terhadap-air-

kolam-renang.html

Gordon, Harvey.1976. pH in Swimming Pools. Journal of British Medical. Surrey

Area Health Authority, Mid-Surrey District, West Park Hospital.

Hasan, Achmad. 2006. Dampak Penggunaan Klorin. Jurnal Teknik Lingkungan

P3 Teknologi Konversi dan Konservasi Energi Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi. Volume 7 Nomor 1 Halaman 90-96.

Hlavsa, dkk,. 2014. Recreational Water–Associated Disease Outbreaks — United

States, 2009–2010. Journal of Centers for Disease Control and Prevention,

Morbidity and Mortality Week Report Volume 63.

Hunter, Paul R., dan Thompson, Andrew. 2005. The Zoonotic Transmission Of

Giardia and Cryptosporidium. Journal of International for Parasitology.

Volume 35 Page 1181-1190.

Hurwitz, S.A,. 2009. Antibiotics Versus Placebo for Acute Bacterial

Conjunctivitis. The Cochrane Collaboration. The Cochrane Library.

Ilyas, Sidarta. 2008. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Jakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Indiana State Department Of Health. 2014. How To Shock The Pool.

Environmental Public Health 2 North Meridian Street, 5-E. Indianapolis, IN

46204.

Island Empire Swimming. 2014. Stinging Eyes in Swimming Pools. Diakses pada

3 Juli 2015. Akses dari World Wide Web http://www.ieswim.org/wzielsc/UserFiles/File/Stinging%20Eyes.pdf

Itah, Alfred Young dan Ekpombok, Mandu Uwen. 2004. Polution Status of

Microbial Swimming Pool Nigeria. Journal of Microbiology. Volume 35

Number 2.

James, Broce dkk,. 2005. Lecture Notes Oftalmologi. Edisi 9. Jakarta: Erlangga

Medical Series.

Jaya, Eko. 2004. Himpunan Peraturan di Bidang Lingkungan Hidup (2002-2004)-

Suplemen 1. Jakarta

Page 104: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

104

Kholid, Nur. 2012. Penetapan Most Probable Number Sebelum dan Sesudah

Digunakan oleh Pengujung pada Kolam Renang Sartika Island Kabupaten

Oku Timur. AKA Widya: Palembang.

Lemeshow, Stanley., David W. Hosmer Jr., Janelle Klar., Stephen K. Lwanga.

1990. Adequacy of Sample Size in Health Studies. England: John Wiley &

Sons Ltd. xii

Leoni, dkk., 1999. Consumer Behavior. Edisi Tujuh. Prentice-Hall : New Jersey.

Majmudar, P.A,. 2010. Allergic Conjunctivitis. Rush-Presbyterian-St Luke’s

Medical Center. Diakses pada 3 Juli 2015. Akses dari World Wide Web

http://emedicine.medscape.com/ article/1191467-overview.

McKeown, David. 2009. Swimming Pool Operator’s Manual. Toronto: Public

Health.

Nasli, Edwin. 2013. Estimasi Tingkat Risiko Kesehatan Non Karsinogenik Akibat

Paparan Inhalasi Gas Klor pada Pengguna Kolam Renang di Kolam

Renang Cilandak Sport Centre Cilandak Jakarta Selatan Tahun 2013.

Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Nemery,B., Hoet, P.H.M.., dan Nowak, D. 2002. Indoor Swimming Pools, Water

Chlorination And Respiratory Health. Journal of European and Respiratory.

Volume 19.

Nightingale, Geoff B.J, dkk. 2008. Pool Operator’s Handbook. Melbourne:

Environmental Health Unit Rural and Regional Health and Aged Care

Services Division Victorian Government.

Nollet, Leo M L. 2007. Handbook of Water Analysis Second Edition. USA: CRC

Press.

Noor, Indra. 2007. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Iritasi

Mata pada Perenang di Kolam Renang Bulungan Jakarta Selatan Tahun

2007. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No.416/Menkes/Per/IX/1990.

Persyaratan Kualitas Air Bersih.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 1990. Pengendalian Pencemaran Air.

Perkins, Philip H. 2000. Swimming Pools. London: Spon Press.

Permana, Teddy., dan Suryani, Dyah. 2013. Hubungan Sisa Klor dengan Keluhan

Iritasi Kulit dan Mata pada Pemakai Kolam Renang Hotel Wilayah Km

Yogyakarta. Jurnal Kesmas. Volume 7 Nomor 1.

Pond, Kathy. 2005. Water Recreation and Diseases. London: IWA Publishing.

Page 105: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

105

Pratama, Adi dkk,. 2012. Tinjauan Karakteristik Air Kolam Renang Stadion Andi

Mattalata dan UNHAS Kota Makassar. Bagian Kesehatan Lingkungan.

FKM : UNHAS.

Rabi, Atalah, dkk. 2008. Sanitary Condition Public Swimming Pools in Amman,

Jordan. International Journal of Environmental Research and Public Health.

Volume 5 Number 3.

Reksosoebroto, Soebagio. 1990. Ilmu Higiene dan Sanitasi. Jakarta: APK.

Reynolds. 1982. Unit Operations and Processes In Environmental Engineering.

California:Wadsworth Inc.

Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Rylander, Ragnar.,Victorin,Katarina.,Sorensen,Stefan.1973. The Effect Of Saline

On The Eye Irritation Caused By Swimming Pool Water. Journal of

Environmental Hygiene. Volume 71 Page 587.

Said, Nusa Idaman. 2007. Kualitas Air dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Sanroepi. Djasio, dkk. 1984. Pedoman Bidang Studi Penyediaan Air Bersih.

Jakarta

Santoso, Singgih dan Tjiptono, Fandy. 2001. Riset Pemasaran: Konsep dan

Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Schets, Franciska M, dkk. 2011. Exposure Assesment for Swimmers in Bathing

Waters and Swimming Pools. Journal of Water Research. Volume 45.

Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia; Dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Sinha, Alkansha. 2011. The Pleasures of Swimming and Importance of

Maintaining Pool Hygiene.

Siswanto, Hadi. 2002. Kamus Populer Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC.

Spivey, Angela. 2010. Swimmer Protect Theyself, Cleaning up The Environment.

Journal of Environmental Health Perspectives. Volume 118 Number 11.

Sugiyono (2004). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedua. Bandung: CV Alfa

Beta.

Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. PT

Grasindo. Jakarta

Susanna, D. 2001. Kesehatan Lingkungan. Universitas Indonesia. Jakarta.

Sutrisno, Totok C. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta, Jakarta.

Page 106: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

106

Thomson, H, dkk. 2003. Assesing The Health Impact of Local Amenities: A

Qualitative Study of Contrasting Experiences of Local Swimming Pool and

Leisure Provision in Two Areas of Glasgow. Journal of Epidemial

Community Health. Volume 57 Pages 663-667.

United Nation Water ,2014. A Post 2015 Global for Water: Syntehsis of Key

Findings and Recommendations from UN-Water.

United States Environmental Protection Agency. Chemical Emergency

Preparedness and Prevention Advisory (Swimming Pool

Chemichals:Chlorine). Series 8 Number 1.

UPT Gelanggang Remaja Jakarta Selatan. 2014. Laporan Pengunjung Kolam

Renang Bulungan dan Ragunan Karcis Hijau dan Putih.

USA Census Bureau. 2012. Statistical Abstract of the United States, Participation

in Selected Sport Activities. Diakses pada 19 Januari 2014. Akses dari

World Wide Web :

http://www.census.gov/compendia/statab/2012/tables/12s1249.pdf

Vaughan, D. 2010. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC.

Villanueva, Cristina M., dan Ribera, Laia Font. 2012. Health Impact Of

Disinfection By Products In Swimming Pools. Journal of Research in

Environmental Epidemiology. Volume 48 Number 4.

Wardhana, Wisnu Arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta:

Andi.

World Health Organization (WHO). 2006. Guidelines for Safe Recreational

Environments, Volume 2 Swimming Pools and Similar Environments.

Geneva: WHO Press.

Wulantika, Resa. 2011. Tinjauan Praktik Higiene Pengguna Kolam Renang dan

Kualitas Air Kolam Renang X, Depok. Skripsi. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia.

Wyner, Larry J. 2007. Statistical Framework for Recreational Water Quality

Criteria and Monitoring. England : John Wiley and Sons Ltd.

Zarzoso, M, Liana S, Perez Soriano. 2010. Potential Negative Effects of

Chlorinated Swimming Pool Attendance on Health of Swimmers and

Associated Staff. Journal of Biology of Sport. Volume 27 Number 4.

Zwiener, Christian dkk,. 2007. Drowning In Disinfection Byproducts? Assesing

Swimming Pool Water. Journal of Environmental Science & Technology.

Volume 41, Number 2.

Page 107: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

107

LAMPIRAN

Page 108: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

108

Lampiran 1

No. Responden :

Tanggal wawancara dan observasi : ...../.................../2015 (tanggal/bulan/tahun)

Lembar Checklist Keluhan Iritasi Mata Pada Perenang Kolam Renang

Tahun 2015

A. Karakteristik Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin*) : Laki-laki/Perempuan

3. Umur : ....... Tahun

4. Pekerjaan : ..........................

B. Lembar Checklist Keluhan Iritasi Mata

No Keterangan Ya Tidak

1 Mata terasa perih

2 Mata terasa panas

3 Penglihatan kabur

4 Mata memerah

5 Mata terasa gatal

a. Berapa lama Anda berenang di dalam air kolam renang?

a. 10 - 15 menit

b. > 15 menit

Tanda Tangan Responden

Page 109: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

109

Lampiran 2

Formulir Desinfeksi Sanitasi

A. Keterangan Umum

1. Lokasi :

2. Kode Sarana :

3. Tanggal Kunjungan :...../...../..... Jam ..... .....WIB

4. Nomor Kode Sampel Air :

B. Desinfeksi Sarana Dengan Kaporit

1. pH air saat kunjungan :

2. Kadar sisa klor saat kunjungan :

3. Sisa klor yang diharapkan :

4. pH yang diharapkan :

Tanda Tangan Petugas

Page 110: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

110

Lampiran 3

Page 111: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

111

Lampiran 4

Page 112: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

112

Lampiran 5

Petugas sedang memeriksa

kadar sisa klor dan pH

Hasil Test Kit, kadar sisa klor 3

mg/L

Reagen pH dan reagen Chlorine

Residue

Box Test Kit untuk Kolam

Renang

Pencatatan setelah pemeriksaan

kualitas air

Kadar sisa klor dan pH

Merk Kaporit yang digunakan Tempat penyimpanan soda ash Alat Vacuum

Petugas sedang mengaduk

kaporit

Petugas sedang menuang air

kaporit

Pengunjung kolam renang

Bulungan yang ramai

Page 113: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

113

Lampiran 6

Petugas sedang memeriksa

kadar sisa klor dan pH

Kadar sisa klor dan pH

Kadar sisa klor dan pH

Ruang Mesin Pengunjung yang ramai di

kolam renang Ragunan

Kadar sisa klor dan pH

Pengguna kolam renang bersiap

berenang

Ruang mesin tampak dari luar

dan penyimpanan kaporit

Kadar sisa klor dan pH

Pengguna kolam renang

kebanyakan tidak menggunakan

Petugas sedang mengawasi dan

memperingatkan pengunjung

Page 114: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

114

Lampiran 7

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kadar sisa klor * Keluhan_iritasi_mata

112 100.0% 0 .0% 112 100.0%

kadar sisa klor * Keluhan_iritasi_mata Crosstabulation

Keluhan_iritasi_mata

Total

Ada Keluhan Tidak Ada Keluhan

kadar sisa klor Tidak Memenuhi Syarat

Count 53 12 65

% within kadar sisa klor

81.5% 18.5% 100.0%

Memenuhi Syarat Count 21 26 47

% within kadar sisa klor

44.7% 55.3% 100.0%

Total Count 74 38 112

% within kadar sisa klor

66.1% 33.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 16.530a 1 .000

Continuity Correctionb 14.927 1 .000

Likelihood Ratio 16.681 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 16.382 1 .000

N of Valid Casesb 112

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,95.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 115: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

115

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for kadar sisa klor (Tidak Memenuhi Syarat / Memenuhi Syarat)

5.468 2.336 12.800

For cohort Keluhan_iritasi_mata = Ada Keluhan

1.825 1.301 2.560

For cohort Keluhan_iritasi_mata = Tidak Ada Keluhan

.334 .188 .591

N of Valid Cases 112

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

lama berenang * keluhan 112 100.0% 0 .0% 112 100.0%

lama berenang * keluhan Crosstabulation

keluhan

Total

Ada Keluhan Tidak Ada Keluhan

lama berenang Batas Count 40 27 67

% within lama berenang 59.7% 40.3% 100.0%

Melebihi Batas Count 21 24 45

% within lama berenang 46.7% 53.3% 100.0%

Total Count 61 51 112

% within lama berenang 54.5% 45.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.844a 1 .174

Continuity Correctionb 1.356 1 .244

Likelihood Ratio 1.845 1 .174

Fisher's Exact Test .183 .122

Linear-by-Linear Association 1.828 1 .176

N of Valid Casesb 112

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,49.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 116: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

116

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for lama berenang (Batas / Melebihi Batas)

1.693 .790 3.629

For cohort keluhan = Ada Keluhan

1.279 .884 1.851

For cohort keluhan = Tidak Ada Keluhan

.756 .507 1.127

N of Valid Cases 112

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kadar pH * Keluhan 112 100.0% 0 .0% 112 100.0%

Kadar pH * Keluhan Crosstabulation

Keluhan

Total

Ada Keluhan Tidak Ada Keluhan

Kadar pH Tidak Memenuhi Syarat Count 53 12 65

% within Kadar pH 81.5% 18.5% 100.0%

Memenuhi Syarat Count 21 26 47

% within Kadar pH 44.7% 55.3% 100.0%

Total Count 74 38 112

% within Kadar pH 66.1% 33.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 16.530a 1 .000

Continuity Correctionb 14.927 1 .000

Likelihood Ratio 16.681 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 16.382 1 .000

N of Valid Casesb 112

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,95.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 117: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

117

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kadar pH (Tidak Memenuhi Syarat / Memenuhi Syarat)

5.468 2.336 12.800

For cohort Keluhan = Ada Keluhan

1.825 1.301 2.560

For cohort Keluhan = Tidak Ada Keluhan

.334 .188 .591

N of Valid Cases 112

Page 118: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

118

Page 119: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

119

Page 120: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

120

Page 121: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

121

Page 122: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

122

Page 123: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

123

Page 124: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

124

Page 125: ANALISIS KLORIN TERHADAP KELUHAN IRITASI MATA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan tahun 2015

125