Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pandowo, Analisis Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah, Hal :85-96
________________________________________ *) Hedi Pandowo dan Ahmad Kudhori adalah dosen Politeknik Negeri Madiun 85
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH DAERAH (STUDI EMPIRIS DI PEMERINTAH KOTA MADIUN)
Oleh : Hedi Pandowo dan Ahmad Kudhori*
Abstrak
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pertumbuhan arus kas yang ada dalam Laporan Arus Kas di Pemerintah kota Madiun selama tahun 2012-2106. Dengan membuat Laporan Arus Kas maka akan diketahui pergerakan riil kas dari awal tahun sampai akhir tahun, selain itu bisa diketahui seberapa besar kas tersebut digunakan, untuk apa saja kas tersebut digunakan selama satu tahun operasional. Penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif dengan menggunakan pemerintah kota Madiun sebagai obyeknya, khususnya di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) sebagai badan yang mengelola aset - aset pemerintah daerah dan menyusun laporan keuangan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari website resmi pemerintah kota Madiun serta data yang langsung diambil dari kantor BPKAD.Dalam penelitian ini didapat hasil bahwa secara keseluruhan pertumbuhan arus kas tahun 2012 -2016 dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pembiayaan menunjukkan kinerja keuangan yang baik dari pemerintah Kota Madiun. Dan dari analisa arus kas bebas didapat hasil selama tahun 2012 -2016 terdapat arus kas bebas yang cukup besar, sehingga dengan adanya arus kas bebas yang besar mengindikasikan bahwa pemerintah daerah mempunyai kelebihan kas (surplus) yang dapat digunakan untuk menambah dana cadangan, melunasi hutang daerah atau melakukan investasi dalam bentuk penyertaan modal. Kata-kata Kunci : aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pembiayaan
Abstract This research was conducted with the aim to know the growth of cash flow that existed in the Cash Flow Statement in Madiun city government during 2012-2106. By creating a Cash Flow Statement, it will know the real cash movement from the beginning of the year to the end of the year, otherwise it can be known how much cash is used, for what cash is used for one operational year. This research is quantitative descriptive by using municipal government of Madiun as its object, especially in Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) as the agency that manage the assets of local government and preparing financial report. The data used is secondary data obtained from the official website of Madiun city government as well as data taken directly from the office of BPKAD. In this study obtained the result that overall growth of cash flow in 2012-2016 of operating activities, investment activities and financing activities show the financial performance both from the government of Madiun City. And from the free cash flow analysis results obtained during 2012 -2016 there is substantial free cash flow, so that with a large free cash flow indicates that local governments have surplus cash that can be used to supplement the reserve fund, pay off the local debt or invest in the form of equity participation Keywords : operating activities, investment activities and financing activities
. 1. Pendahuluan
Laporan Arus Kas adalah salah satu dari
laporan keuangan pemerintah daerah, dimana
laporan ini sangat berguna bagi pengguna laporan
keuangan untuk memperoleh gambaran tentang
mutasi kas akibat dari aktivitas yang dilakukan
oleh pemerintah daerah. Aktivitas pemerintah
daerah yang dimaksud adalah aktivitas operasi,
aktivitas investasi aset non-keuangan, aktivitas
pembiayaan dan aktivitas non-anggaran terhadap
kondisi keuangan pemerintah daerah. Pengguna
laporan atau pembaca laporan keuangan melalui
aaddbbiiss JJuurrnnaall AAddmmiinniissttrraassii ddaann BBiissnniiss, Volume : 11, Nomor : 1, Juli 2017, ISSN 1978-726X
86
informasi dalam Laporan Arus Kas dapat menilai
kinerja finansial pemerintah daerah selama
periode tersebut dan dapat menggunakannya
untuk memprediksi kondisi keuangan di masa
yang akan datang. Laporan Arus Kas merupakan
penghubung mata rantai dari rekening riil yang
dicerminkan dalam laporan Neraca dengan
rekening nominal dalam Laporan Realisasi
Anggaran (LRA).
Dalam Laporan Arus Kas ini
digambarkan perubahan kas terkait dengan sumber
penambahan kas dan penggunaannya. Semen
tara neraca hanyalah merupakan potret atau
gambar dari posisi aset, kewajiban dan ekuitas
dana yang dimiliki pemerintah daerah pada
tanggal laporan saja, sedangkan LRA lebih
menunjukkan tingkat kepatuhan anggaran, tetapi
tidak secara spesifik menginformasikan aktivitas
pemerintah daerah. Oleh karena itu, untuk
melengkapi informasi Neraca dan Laporan
Realisasi Anggaran agar dapat lebih berguna bagi
pengguna laporan keuangan dalam memahami
dan menilai kinerja keuangan pemerintah daerah,
maka sangat diperlukan Laporan Arus Kas.
Berbagai penelitian yang telah dilakukan
dan diterbitkan dalam berbagai jurnal akuntansi,
banyak yang membahas tentang atau terkait
dengan Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran
serta analisis-analisis terkait dengan komponen-
komponen yang ada didalamnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas, maka diteliti dan
dianalisis lebih jauh tentang Laporan Arus Kas
di pemerintah daerah khususnya di Pemerintah
Daerah Kota Madiun dengan judul penelitian
“Analisis Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah
(Studi Empiris di Pemerintah Kota Madiun)”.
2.Tinjauan Pustaka
2.1.Keuangan Daerah
Keuangan daerah adalah semua hak dan
kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan
uang termasuk di dalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah tersebut, dalam kerangka
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Pasal
1 ayat 5 PP No. 58 Tahun 2005).
Sesuai dengan Permendagri No.32 tahun
2011 Keuangan daerah adalah semua hak dan
kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, serta
segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa
barang yang dapat dijadikan milik daerah
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.
2.2.Laporan Keuangan Daerah
Laporan keuangan daerah merupakan
informasi yang memuat data berbagai elemen
struktur kekayaan dan struktur finansial yang
merupakan pencerminan hasil aktivitas tertentu.
Istilah “Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”
meliputi semua laporan dan berbagai
penjelasannya yang mengakui laporannya tersebut
akan diakui sebagai bagian dari laporan
keuangan (Mardiasmo, 2012).
2.3.Jenis-Jenis Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Jenis laporan keuangan yang harus dibuat oleh
pemerintah daerah tidak jauh berbeda dengan
laporan keuangan di sektor swasta. Adapun jenis
Pandowo, Analisis Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah, Hal :85-96
87
laporan keuangan yang harus dibuat meliputi:
1. Neraca
2. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
3. Laporan Arus Kas (LAK)
4. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
2.4.Komponen Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
1. Elemen Neraca
Elemen yang ada di dalam neraca pada pemerintah
daerah terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas
dana.
1. Aset
Aset diklasifikasikan menjadi empat jenis,
yaitu: Aset Lancar, Investasi Jangka Panjang,
Aset Tetap, Dana Cadangan, Aset Lainnya
2. Kewajiban
Kewajiban pemerintah daerah diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu : Kewajiban Jangka Pendek
dan Kewajiban Jangka Panjang
3. Ekuitas Dana
Ekuitas dana terbagi dalam tiga klasifikasi,
yaitu: Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana
Investasi, Ekuitas Dana Cadangan
2. Elemen Laporan Realisasi Anggaran
Elemen atau unsur yang ada dalam
Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari, yaitu:
1) Pendapatan
Terdiri dari tiga komponen, yaitu Pendapatan
Asli Daerah, Pendapatan Transfer dan Lain-
lain Pendapatan yang Sah
2) Belanja
Diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Belanja
Operasi, Belanja Modal dan Belanja Tak
Terduga.
3) Transfer
4) Surplus/Desfisit
5) Pembiayaan Dikategorikan menjadi dua, yaitu
Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran
Pembiayaan
6) SiLPA/SiKPA
Sisa Lebih / Kurang Pembiayaan
Anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah selisih
lebih / kurang antara realisasi penerimaan
dan pengeluaran daerah selama periode
anggaran. SiLPA/SiKPA dapat dihitung dari
nilai pada pos Surplus/Defisit ditambah
dengan pos Pembiayaan Neto.
3. Elemen Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas dibagi dalam
empat aktivitas utama, yaitu: Arus Kas Dari
Aktivitas Operasi, Arus Kas Dari Aktivitas
Investasi, Arus Kas Dari Aktivitas Pembiayaan,
rus Kas Dari Aktivitas Nonanggaran.
4. Elemen Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan
merupakan bentuk dari pengungkapan
(disclosure) oleh pemerintah daerah. Seberapa
luas pengungkapan informasi tersebut sangat
tergantung pada kemauan politik (political will)
pemerintah daerah.
2.5. Analisis Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
1) Analisis Aset
Aset pemerintah daerah merupakan bagian
dari neraca pemerintah daerah. Informasi aset
dalam laporan neraca menggambarkan kondisi
kekayaan ekonomik yang dimiliki pemerintah
daerah. Analisis aset pemerintah daerah
dilakukan untuk mengetahui secara lebih dalam
tentang kekayaan dan potensi ekonomi pemerintah
aaddbbiiss JJuurrnnaall AAddmmiinniissttrraassii ddaann BBiissnniiss, Volume : 11, Nomor : 1, Juli 2017, ISSN 1978-726X
88
daerah sehingga dari informasi tersebut
masyarakat dapat menilai berbagai hal, misalnya
seberapa menarik melakukan investasi di
wilayah tersebut terkait dengan keamanan
berinvestasi serta potensi keuntungan yang
didapat, seberapa nyaman tinggal di daerah
tersebut terkait dengan kelengkapan sarana dan
prasarana publik, seberapa besar potensi
kerjasama kemitraan dengan pemerintah daerah,
dan sebagainya.
2) Analisis Kewajiban dan Ekuitas Dana
Analisis kewajiban atau utang sangat
penting bagi calon pemberi pinjaman (kreditor)
dalam membuat keputusan kreditnya. Bagi
kreditor, mereka sangat memperhitungkan resiko
kredit yang akan diberikan terkait dengan
kemampuan pemerintah daerah dalam
mengembalikan pokok pinjaman beserta
bunganya tepat waktu. Selain itu, bagi manajemen
pemerintah daerah, analisis utang penting untuk
mengetahui beban utang, kesinambungan fiskal,
dan kesehatan keuangan pemerintah daerah. Bagi
masyarakat, informasi utang dalam neraca
bermanfaat untuk mengetahui rasio utang per
kapita atau beban utang per kapita.
Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan,
ekuitas dana didefinisikan sebagai kekayaan
bersih pemerintah yang merupakan
selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.
Ekuitas dana dapat juga dipahami sebagai hak
residual pemerintah atas aktiva pemerintah setelah
dikurangi semua kewajiban. Ekuitas dana
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: Ekuitas
Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi dan Ekuitas
Dana Cadangan
3) Analisis Pendapatan
Analisis pendapatan selalu terkait dengan
LRA, dimana dalam LRA memberikan informasi
yang sangat bermanfaat untuk menilai kinerja
keuangan daerah. LRA merupakan jenis laporan
keuangan daerah yang paling dahulu dihasilkan
sebelum Neraca dan Laporan Arus Kas. Anggaran
memiliki peran penting sebagai alat stabilisasi,
distribusi, alokasi sumber daya publik,
perencanaan dan pengendalian organisasi serta
penilaian kinerja. Berdasarkan LRA tersebut,
maka dibuat analisis pendapatan. Melalui
Laporan Realisasi Anggaran, dapat dilakukan
analisis pendapatan daerah dengan cara:
Analisis varians (selisih) anggaran pendapatan,
Menghitung pertumbuhan pendapatan daerah,
Menghitung rasio keuangan, dan Menilai potensi
penerimaan daerah yang masih dapat
dioptimalkan.
4) Analisis Belanja
Belanja dalam LRA merupakan komponen
penting yang mengundang perhatian publik. Hal
itu disebabkan masyarakat sebagai pemberi dana
publik (public fund) melalui pajak daerah yang
mereka bayarkan berkepentingan untuk
mengetahui apakah dana tersebut telah digunakan
dengan semestinya, efisien, efektif dan
berorientasi pada kepentingan publik. Belanja
daerah tersebut juga mencerminkan kebijakan
pemerintah daerah dan arah pembangunan daerah.
Karena sifat belanja yang relatif mudah dilakukan
dan rentan akan terjadinya inefisiensi dan
kebocoran, maka perencanaan, pengendalian dan
pengawasan terhadap belanja sangat penting
dilakukan. Selain itu, setelah dibelanjakan dan
Pandowo, Analisis Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah, Hal :85-96
89
dilaporkan dalam LRA, analisis terhadap belanja
mutlak dilakukan untuk dijadikan dasar evaluasi,
koreksi dan perbaikan ke depan.
5) Analisis Pembiayaan
Informasi yang terkandung dalam LRA
khususnya komponen pembiayaan mencerminkan
keputusan pembiayaan (financing decision) yang
dilakukan oleh pemerintah daerah. Bagi pengguna
laporan keuangan pemerintah daerah, informasi
pembiayaan penting untuk menilai apakah
keputusan pembiayaan yang dilakukan pemerintah
daerah sudah tepat. Struktur pembiayaan tersebut
juga menggambarkan rentan tidaknya keuangan
daerah yang pada akhirnya berpengaruh pada
tingkat resiko daerah.
2.6.Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas sangat berguna bagi
pengguna laporan keuangan pemerintah daerah
untuk menilai dan memperoleh gambaran tentang
mutasi kas dari saldo awal ke saldo akhir dalam
periode laporan, dimana laporan ini
menghubungkan antara rekening riil di neraca dan
rekening nominal di LRA. Berbeda dengan sektor
bisnis, sektor publik (pemerintah) tidak bertujuan
mengejar laba tetapi memberikan pelayanan
publik (public service). Kinerja pemerintah daerah
tidak diukur dengan kemampuannya
menghasilkan laba tetapi dari kualitas pelayanan
publik yang disediakan dan untuk menghasilkan
pelayanan publik yang berkualitas tentunya
diperlukan dana untuk membiayainya. Sumber
dan penggunaan dana publik tersebut
digambarkan dalam LRA. Laporan Arus Kas akan
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya surplus
atau defisit anggaran.
2. Untuk memprediksi kemampuan fiskal
pemerintah daerah di masa yang akan datang.
3. Untuk memprediksi kesinambungan fiskal
pemerintah daerah dalam pemberian
pelayanan publik.
2.7.Komponen Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas diklasifikasikan
dalam empat komponen aktivitas, yaitu:
1. Aktivitas operasi
2. Aktivitas investasi
3. Aktivitas pendanaan
4. Aktivitas nonanggaran
Masing-masing aktivita dilaporkan arus
masuk dan arus keluar sehingga diperoleh
informasi tentang arus kas bersih dari tiap
aktivitas. Arus kas bersih dari keempat aktivitas
kemudian dijumlahkan sehingga diketahui
kenaikan atau penurunan kas bersih selama satu
periode akuntansi. Saldo akhir kas yang
dilaporkan di Laporan Arus Kas diperoleh dari
penjumlahan saldo awal kas yang diperoleh dari
data neraca awal periode ditambah dengan
kenaikan atau penurunan kas selama satu periode
akuntansi tersebut. Saldo akhir kas di Laporan
Arus Kas akan sama dengan saldo kas yang
dilaporkan di Neraca akhir periode.
2.8.Hubungan Neraca, Laporan Realisasi
Anggaran dan Laporan Arus Kas
Hubungan antara Neraca, Laporan Realisasi
Anggaran dan Laporan Arus Kas dapat
digambarkan dibawah ini (Mahmudi, 2007):
aaddbbiiss JJuurrnnaall AAddmmiinniissttrraassii ddaann BBiissnniiss, Volume : 11, Nomor : 1, Juli 2017, ISSN 1978-726X
90
Anggaran dan Laporan Arus Kas
1. Neraca pada dasarnya merupakan potret sesat
(snap shot) atas posisi aset, kewajiban dan
ekuitas dana pemerintah daerah pada tanggal
laporan. Pos-pos atau akun di dalam neraca ini
disebut akun riil. Laporan keuangan neraca
melaporkan saldo akhir masing- masing pos atau
akun neraca pada tanggal laporan. Perubahan saldo
akhir akun neraca, baik berupa penambahan
maupun pengurangan disebabkan karena adanya
aktivitas pemerintah daerah berupa transaksi
keuangan selama satu periode akuntansi atau
periode anggaran. Aktivitas pemerintah daerah
selama satu periode akuntansi (anggaran)
ditunjukkan dalam Laporan
Realisasi Anggaran (LRA). Pos-pos akun dalam
LRA ini disebut akun / rekening nominal. Disebut
nominal karena sifat akun ini tidak tetap
sebagaimana akun riil, tetapi sementara yang pada
akhirnya akun nominal ini akan ditutup ke akun
riil (neraca). Sementara itu, Laporan Arus Kas
merupakan penambah jelas informasi yang
diberikan oleh LRA yangmana kedua laporan ini
berhubungan dengan neraca.
2. Pendapatan dalam LRA akan dicatat sebagai
arus kas masuk untuk aktivitas operasi pada
Lapoan Arus Kas, sedangkan belanja operasi,
pengeluaran transfer dan belanja tidak terduga
akan dicatat sebagai arus kas keluar aktivitas
operasi.
3. Pengeluaran pemerintah daerah untuk belanja
modal yang dilaporkan dalam LRA akan dicatat
sebagai arus keluar kas untuk aktivitas investasi
aset nonkeuangan pada Laporan Arus Kas,
sedangkan hasil yang didapat dari penjualan aset
modal akan dicatat sebagai arus kas masuk
aktivitas investasi.
4. Pada dasarnya seluruh pendapatan
pemerintah daerah yang dilaporkan dalam
LRA akan menambah ekuitas dana, sebaliknya
belanja yang dilakukan akan mengurangi ekuitas
dana. Tetapi belanja di LRA dibedakan menjadi
dua, yaitu belanja operasi dan belanja modal
(catatan: transfer dan belanja tidak terduga
merupakan bagian dari belanja operasi). Dalam
hal ini hanya belanja operasi saja yang akan
mengurangi ekuitas dana, sedangkan belanja
modal justru sebaliknya akan menambah aset,
Pandowo, Analisis Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah, Hal :85-96
91
yaitu aset tetap atau aset lainnya. Hal ini karena
LRA mencatat sekaligus antara belanja operasi
yang manfaatnya habis dikonsumsi untuk satu
tahun dan belanja modal yang manfaatnya
jangka panjang atau lebih dari satu tahun. Hal
inilah yang membedakan antara LRA dengan
Laporan Laba Rugi pada organisasi bisnis.
Laporan laba rugi hanya mencatat pendapatan
yang diterima selama satu periode akuntansi
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
periode yang sama. Sementara itu pengeluaran
modal tidak dicatat dalam Laporan Laba Rugi
tetapi diakui dalam neraca. Dengan demikian
Surplus/Defisit pada LRA pemerintah daerah
tidak dapat diartikan sama persis dengan
Laba/Rugi pada Laporan Laba Rugi perusahaan.
Jika perusahaan rugi, maka berarti telah terjadi
masalah keuangan perusahaan yang dapat
menggerogoti modal yang pada akhirnya bisa
mengakibatkan kebangkrutan dan likuidasi
Tetapi jika pemerintah daerah defisit, maka hal
itu tidak berarti pemerintah daerah yang
“bangkrut” tersebut harus dilikuidasi. Defisit
anggaran dalam kenyataannya masih dapat ditutup
dengan atau dari pos pembiayaan. Defisit atau
surplus dalam anggaran pemerintah daerah lebih
merupakan faktor kebijakan anggaran yang
diambil daerah yang sifatnya relatif dapat
diprediksi, terencana dan terkendali. Namun,
dalam hal ini terdapat kesamaan yaitu rekening
Surplus/Defisit pada akhir periode akan ditutup ke
rekening ekuitas dana, dan rekening Laba-Rugi
juga akan ditutup ke rekening modal (ekuitas).
5. Surplus/Defisit anggaran akan dialokasikan
dalam pos pembiayaan. Apabila terjadi surplus,
maka kelebihan dana tersebut akan dialokasikan
pada pos pengeluaran pembiayaan yang digunakan
untuk pembentukan dana cadangan, penyertaan
modal, pengembalian utang jangka panjang, atau
pemberian pinjaman daerah. Sebaliknya jika
terjadi Defisit, maka untuk menutup kekurangan
dana tersebut akan diambilkan dari pos
pembiayaan, yaitu dari penggunaan SiLPA,
penggunaan dana cadangan, penjualan aset
daerah yang dipisahkan, pengadaan pinjaman dan
penagihan piutang daerah. Selisih antara
penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran
pembiayaan merupakan pembiayaan neto yang
menunjukkan jumlah bersih pembiayaan.
Penjumlahan Surplus/Defisit anggaran dengan
pembiayaan neto akan menghasilkan
SiLPA/SiKPA. Jika dianalogikan dengan Laporan
Laba-Rugi, maka SiLPA/SiKPA mirip dengan
Laba/Rugi bersih. SiLPA yang terjadi akan
mempengaruhi neraca yaitu menambah ekuitas
dana lancar, sedangkan apabila terjadi SiKPA
maka akan mengurangi ekuitas dana lancar.
6. Pos pembiayaan pada LRA memiliki
keterkaitan dengan Laporan Arus Kas. Penerimaan
pembiayaan pada LRA akan dicatat sebagai arus
kas masuk untuk aktivitas pembiayaan pada
Laporan Arus Kas, sedangkan pengeluaran
pembiayaan dicatat sebagai arus keluar kas.
Dengan demikian saldo pembiayaan neto akan
sama dengan saldo arus kas bersih dari
aktivitas pembiayaan.
7. Saldo kas akhir dalam Laporan Arus Kas
merupakan hasil penjumlahan dari saldo kas awal
periode ditambah dengan kenaikan atau
penurunan kas dari aktivitas operasi, investasi,
aaddbbiiss JJuurrnnaall AAddmmiinniissttrraassii ddaann BBiissnniiss, Volume : 11, Nomor : 1, Juli 2017, ISSN 1978-726X
92
pembiayaan dan nonanggaran selama satu
periode akuntansi. Saldo kas akhir pada
Laporan Arus Kas akan sama dengan saldo kas
dan setara kas di laporan neraca akhir.
2.9.Analisis Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas merupakan informasi
keuangan yang sangat penting baik bagi
manajemen pengguna laporan eksternal, misalnya
investor, kreditor, donor dan masyarakat. Berbeda
dengan laporan keuangan neraca dan Laporan
Realisasi Anggaran yang masih memungkinkan
dilakukan manipulasi laporan misalnya dalam
bentuk windows dressing, Laporan Arus Kas
relatif sulit dimanipulasi. Laporan Arus Kas
tersebut mencerminkan kondisi obyektif kas,
perubahan selama satu periode, arus masuk dan
keluar kas yang sangat jelas yang dapat diuji
kebenarannya dengan melihat neraca dan Laporan
Realisasi Anggaran.
Dalam membaca dan memahami Laporan
Arus Kas, fokus perhatian hendaknya tidak
ditujukan pada jumlah kenaikan atau penurunan
kas dan setara kas selama satu periode, karena
jumlah arus kas neto saja kurang memberikan
informasi yang bermakna. Yang paling penting
justru adalah informasi dari masing-masing
komponen arus kas secara individual. Terdapat
beberapa teknik atau cara untuk melakukan analisis
Laporan Arus Kas, yaitu:
1. Analisis pertumbuhan arus kas
2. Analisis arus kas untuk setiap komponen,
meliputi:
a. Analisis arus kas dari aktivitas operasi
b. Analisis arus kas dari aktivitas investasi
c. Analisis arus kas dari aktivitas pembiayaan
d. Analisis arus kas dari aktivitas nonanggaran
3. Analisis arus kas bebas
Analisis pertumbuhan arus kas bermanfaat untuk
mengetahui perkembangan atau pertumbuhan kas
dari masing-masing aktivitas selama beberapa
tahun, dan dapat digunakan untuk:
a. Menilai bagus tidaknya fundamental fiskal
pemerintah daerah.
b. Menilai, mengevaluasi dan memproyeksikan
arah kebijakan keuangan daerah.
c. Memperbaiki manajemen arus kas di masa
depan.
Standar untuk pengukuran arus kas dapat
dikategorikan dengan parameter sebagai berikut:
a. Arus kas dari aktivitas operasi yang baik
seharusnya bersaldo positif dan jumlahnya
meningkat dari tahun ke tahun.
b. Arus kas dari aktivitas investasi yang baik
seharusnya bersaldo negatif.
c. Arus kas dari aktivitas pembiayaan
mengindikasikan adanya surplus anggaran.
3.Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
kuantitatif deskriptif, dimana data yang diperoleh
diwujudkan dalam bentuk angka kemudian
menjelaskan fenomena atau kejadian yang ada.
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah dengan wawancara, yaitu mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada pihak- pihak yang
mempunyai kompetensi terkait data laporan
keuangan pemerintah daerah yang akan dijadikan
bahan penelitian dan studi pustaka atau studi
literatur, yaitu dengan menggunakan bahan- bahan
yang berkaitan dengan penelitian yang berasal dari
Pandowo, Analisis Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah, Hal :85-96
93
jurnal-jurnal ilmiah, literatur-literatur, internet serta
publikasi-publikasi lain yang layak dijadikan
sumber masukan untuk penelitian.
Teknik analisis data menggunakan
analisis kuantitatif deskriptif, dengan analisis :
1. Analisis arus kas dari aktivitas operasi.
2. Analisis arus kas dari aktivitas investasi.
3. Analisis arus kas dari aktivitas pembiayaan.
4. Analisis pertumbuhan arus kas.
5. Analisis arus kas bebas, dirumuskan :
Adapun kriteria yang ditentukan peneliti
adalah:
1. Pemerintah daerah kota Madiun sebagai
obyek penelitian.
2. Data yang dipakai adalah Laporan Neraca,
Laporan Realisasi Anggaran yang telah diaudit
oleh BPK dan Laporan Arus Kas periode tahun
2012-2016. Sumber data diperoleh dari LKPD
tahun 2012 - 2016 yang didapat dari kantor
Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah kota Madiun.
3.1.Alur Penelitian
Adapun skema pemikiran dalam penelitian ini
adalah
4.Hasil Penelitian dan Bahasan
Berdasarkan data-data yang didapat dalam
penelitian ini, yaitu data Laporan Arus Kas Kota
Madiun tahun 2012 – 2016, dapat diringkas
sebagai berikut :
1. Analisis Arus Kas Aktivitas Operasi
Arus kas operasi yang baik adalah arus kas
yang bersaldo positif dan mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Dari data di
atas dapat dilihat bahwa arus kas bersih dari
aktivitas operasi bersaldo positif dari tahun
2012-2016. Walaupun di tahun 2016
mengalami penurunan, namun secara
keseluruhan hal ini mengindikasikan bahwa
kinerja keuangan pemerintah kota Madiun
adalah baik. Arus kas positif dapat digunakan
oleh pemerintah daerah sebagai sumber
pembiayaan daerah dalam rangka
mengembalikan pinjaman jangka pendek,
menambah investasi daerah atau memberikan
subsidi kepada masyarakat.
2. Analisis Arus Kas Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi yang baik
adalah bersaldo negatif, dimana hal ini
menunjukkan adanya pengeluaran kas untuk
belanja modal yang lebih besar dibanding
penerimaan kas dari penjualan aset tetap. Dari
data di atas dapat dilihat bahwa saldo kas
bersih dari aktivitas investasi bersaldo negatif,
sehingga ini menunjukkan adanya
pertumbuhan aset yang positif yang berarti di
aaddbbiiss JJuurrnnaall AAddmmiinniissttrraassii ddaann BBiissnniiss, Volume : 11, Nomor : 1, Juli 2017, ISSN 1978-726X
94
pemerintah kota Madiun terjadi pembangunan
fisik berupa pembangunan infrastruktur,
seperti perbaikan jalan, irigasi, dan jaringan.
Selain itu juga digunakan untuk belanja tanah,
mesin dan peralatan, serta gedung.
3. Analisis Arus Kas Aktivitas Pembiayaan
Arus kas dari aktivitas pembiayaan
berfluktuasi dari tahun 2012-2106. Tahun
2012 dan 2015 bersaldo negatif, sedang tahun
2013, 2014 dan 2016 bersaldo positif. Arus
kas bersaldo negatif menunjukkan bahwa
terjadi surplus anggaran, sehingga kelebihan
dana tersebut dapat digunakan untuk
pengeluaran pembiayaan berupa penyertaan
modal dan pembayaran hutang pokok. Arus
kas bersaldo positif menunjukkan bahwa di
pemerintah kota Madiun pembiayaan
penerimaan daerah lebih besar, yaitu berupa
penerimaan kembali pinjaman dibanding
dengan pengeluaran pembiayaan.
4. Analisis Pertumbuhan Arus Kas
a. Arus Kas Operasi
2013 = 0,22%
2014 =
=31,17 % 2015 =
= 1,77 % 2016 =
=-23,63 %
b. Arus Kas Investasi
2013 = = 29,13%
2014 =
= 13,69 % 2015 =
= -9,3 % 2016 =
= 35,17 %
c. Arus Kas Pembiayaan
2013 =
= 99,95% 2014 = = -36,21 % 2015 =
= -195456,24 % 2016 =
= 99,97 %
Dari perhitungan di atas dapat dibuat
ringkasan dalam tabel di bawah.
Pertumbuhan Arus Kas Kota Madiun Tahun 2012 – 2016
Pertumbuhan arus kas operasi tahun
2013-2014 mengalami kenaikan dari
Rp450.385.266,47 menjadi Rp65.144.683.
687,38 atau naik dari 0,22% menjadi 31,17%.
Hal ini mengindikasikan pemerintah daerah
Pandowo, Analisis Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah, Hal :85-96
95
kota Madiun memiliki kinerja keuangan yang
baik, dan dengan pertumbuhan arus kas
operasi positif berarti pemerintah daerah
mempunyai kemandirian dana dari tahun ke
tahun. Namun di tahun 2014-2016 justru
pertumbuhan arus kas mengalami penurunan,
yaitu dari 31,17% di tahun 2014 menurun di
tahun 2015 menjadi 1,77% dan di tahun 2016
menjadi -23,63%, hal ini mengindikasikan
diperlukannya suntikan dana dari luar yang
diperlukan untuk menjaga kesinambungan
operasi pemerintah daerah. Namun kalau
dilihat dari rata-rata arus kas dari tahun 2013-
2016 menunjukkan arus kas yang positif,
sehingga hal ini menunjukkan bahwa
pemerintah daerah kota Madiun memiliki
kinerja keuangan yang baik.
Pertumbuhan arus kas investasi dari
tahun 2013 – 2015 mengalami penurunan dari
tahun 2013 sebesar 29,13% menjadi 13,69%
di tahun 2014 dan di tahun 2015 sebesar -
9,34%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
pengurangan terhadap belanja modal, seperti
pembangunan infrastruktur jalan, jembatan
dan irigasi. Namun di tahun 2016 terjadi
peningkatan yang cukup tajam sebesar
35,14% yang berarti telah terjadi peningkatan
belanja modal dalam bentuk pembangunan
gedung dan bangunan, peralatan dan mesin,
jalan, jembatan dan jaringan, belanja aset
tetap lainnya dan aset lainnya. Namun dilihat
dari rata-rata pertumbuhan cukup baik, yaitu
sebesar 17,5%.
Pertumbuhan arus kas pembiayaan dari
tahun 2013-2015 mengalami penurunan yang
sangat tajam, yaitu dari 99,95% di tahun 2013
menjadi -36,21% di tahun 2014 dan turun lagi
menjadi -195465,24%. Hal ini bisa
diindikasikan bahwa di tahun 2013-2014 tidak
ada pengeluaran terkait dengan penyertaan
modal, pembayaran pokok pinjaman dan
obligasi, dan transfer ke dana cadangan.
5. Analisis Arus Kas Bebas
Perhitungan Arus Kas Bebas
Pada prinsipnya semakin besar arus kas bebas,
maka hal itu semakin baik bagi organisasi. Dari
tabel di atas, arus kas bebas yang ada di
pemerintah kota Madiun cukup besar, sehingga
dapat diindikasikan bahwa kinerja keuangannya
baik. Arus kas bebas mengalami penurunan dari
tahun 2012-2013 sebesar Rp.42.295.029.628,00
atau 59,43%, ke tahun 2014 mengalami kenaikan
sebesar Rp.43.722.062.933,85 atau 151,43%, ke
tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar
Rp.24.121.630.246,35 atau 33,23% dan ke tahun
2016 mengalami penurunan sebesar
Rp.63.391.278.706,16 atau 65,54%.
5. Simpuan dan Saran
5.1.Simpulan
Kesimpulan yang bisa dibuat berdasarkan
data dan pembahasan sebelumnya adalah :
1. Arus kas dari aktivitas operasi bersaldo positif
dan secara konsisten mengalami kenaikan dari
tahun 2012-2015, walaupun di tahun 2016
aaddbbiiss JJuurrnnaall AAddmmiinniissttrraassii ddaann BBiissnniiss, Volume : 11, Nomor : 1, Juli 2017, ISSN 1978-726X
96
mengalami penurunan namun masih bersaldo
positif. Hal ini menunjukkan indikasi bahwa
kinerja pemerintah baik. Pertumbuhan arus
kas dari tahun 2013-2015 juga bersaldo positif
yang mengindikasikan tidak adanya kesulitan
keuangan pemerintah daerah, walaupun di
tahun 2016 pertumbuhannya negatif.
2. Arus kas dari aktivitas investasi bersaldo
negatif dari tahun 2012-2016, dimana hal ini
menunjukkan kinerja keuangan pemerintah
yang baik, dan juga adanya pengeluaran kas
untuk belanja modal lebih besar dari
penerimaan kas dari penjualan aset tetap. Arus
kas negatif ini menunjukkan adanya
pembangunan fisik atau belanja modal berupa
gedung dan bangunan, peralatan dan mesin,
pembangunan jalan, jembatan dan jaringan,
serta penambahan aset lainnya. Terjadi
pertumbuhan arus kas positif dari tahun 2012-
206, walaupun di tahun 2015 mengalami
pertumbuhan yang negatif.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan /
pembiayaan di tahun 2012 dan 2015 bersaldo
negatif, hal ini menunjukkan terjadinya
surplus dana sehingga bisa dimanfaatkan
untuk penyertaan modal di Bank Jatim.
Sedangkan di tahun 2013, 2014, 2016
bersaldo positif, dimana hal ini disebabkan
tidak adanya penggunaan kas untuk
penyertaan ataupun investasi lainnya.
4. Hasil perhitungan arus kas bebas
menunjukkan saldo positif dari tahun 2012-
2015, dimana hal ini mengindikasikan bahwa
pemerintah daerah mempunyai kelebihan kas
(surplus) yang dapat digunakan untuk
menambah dana cadangan, melunasi hutang
daerah atau melakukan investasi dalam bentuk
penyertaan modal. Sedangkan di tahun 2016
bersaldo negatif, dimana ini menunjukkan
perlunya suntikan dana segar untuk
menjalankan organisasi pemerintah daerah.
5.2.Saran
Beberapa saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya pemerintah daerah menambah
investasi berupa penyertaan modal di
beberapa institusi seperti Bank Jatim dan
BUMD yang sudah berjalan, sehingga hasil
yang diperoleh bisa menambah PAD.
2. Sebaiknya dikoreksi pembuatan Laporan Arus
Kas tahun 2016, sebab terdapat penurunan kas
bersih yang cukup besar dari tahun-tahun
sebelumnya yang selalu mengalami kenaikan
kas bersihnya.
3. DPRD sebaiknya juga ikut mengawasi dan
mencermati laporan arus kas yang telah dibuat
oleh pemerintah daerah, sehingga juga bisa
kontrol terhadap pergerakan kas dari awal
tahun sampai dengan akhir tahun, dan juga
sebagai kontrol manajemen kas di pemerintah
daerah.
6. Daftar Rujukan
Mahmudi. 2010. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Panduan bagi Eksekutif, DPRD dan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan Ekonomi, Sosial dan Politik. Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN: 128-130.
Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andhi.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Pandowo, Analisis Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah, Hal :85-96
97