16
ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOALSOAL PEMECAHAN MASALAH PADA BUKU SISWA MATEMATIKA KELAS VII KURIKULUM 2013 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: TAKWATIN WAHYUNINGSIH A 410 120 040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL SOAL PEMECAHAN …eprints.ums.ac.id/48007/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 (cetakan ke-3). Teknik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL SOAL PEMECAHAN …eprints.ums.ac.id/48007/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 (cetakan ke-3). Teknik

i

ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL–SOAL PEMECAHAN MASALAH

PADA BUKU SISWA MATEMATIKA KELAS VII KURIKULUM 2013

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

TAKWATIN WAHYUNINGSIH

A 410 120 040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL SOAL PEMECAHAN …eprints.ums.ac.id/48007/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 (cetakan ke-3). Teknik

ii

i

Page 3: ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL SOAL PEMECAHAN …eprints.ums.ac.id/48007/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 (cetakan ke-3). Teknik

iii

ii

Page 4: ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL SOAL PEMECAHAN …eprints.ums.ac.id/48007/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 (cetakan ke-3). Teknik

iv

iii

Page 5: ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL SOAL PEMECAHAN …eprints.ums.ac.id/48007/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 (cetakan ke-3). Teknik

1

ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL–SOAL PEMECAHAN MASALAH

PADA BUKU SISWA MATEMATIKA KELAS VII KURIKULUM 2013

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan soal

pemecahan masalah berdasarkan level kognitif pada Buku Siswa Matematika

kelas VII kurikulum 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif

deskriptif. Waktu pelaksanaan penelitian pada semester genap tahun ajaran

2015/2016. Data dalam penelitian ini yaitu soal-soal pemecahan masalah

ditinjau berdasarkan level pengetahuan dan pemahaman, aplikasi, dan

penalaran. Teknik pengumpulan data melalui analisis isi dan dokumentasi.

Teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.

Hasil analisis menunjukkan diantaranya: 1) Terdapat 33,70% soal pemecahan

masalah dari keseluruhan soal sebanyak 1730 butir, 2) Level Pengetahuan dan

pemahaman didominasi oleh soal pemecahan masalah pada aspek Bilangan

dengan presentase sebesar 41,58%, level Aplikasi didominasi oleh soal

pemecahan masalah pada aspek Aljabar dengan presentase sebesar 6,18%, dan

level Penalaran didominasi oleh soal pemecahan masalah pada aspek Bilangan

dengan presentase 9,96%, 3) Presentase level kognitif pada soal pemecahan

masalah rutin diantaranya: level Pengetahuan dan pemahaman dengan

presentase sebesar 52,75%, level Aplikasi dengan presentase sebesar 10,65%,

dan level Penalaran dengan presentase sebesar 6,70%. Sedangkan presentase

level kognitif pada soal pemecahan masalah non rutin diantaranya: level

Pengetahuan dan pemahaman dengan presentase sebesar 17,87%, level

Aplikasi dengan presentase sebesar 1,55%, dan level Penalaran dengan

presentase sebesar 10,48%.

Kata Kunci: buku siswa, level kognitif, soal pemecahan masalah.

Abstract

The aim of research is to analyze and describe problem solving item based on

level of cognitive on Mathematic Student Book grade VII curriculum of 2013.

The type of this research is descriptive qualitative. This research is done on

even semester in academic year 2015/2016. The data of this study is problem

solving items based on level of knowledge and comprehension, application,

and reasoning. Technique of collecting data is content analysis and

documentation, technique of analyze data are data reduction, data presentation,

and conclusion. The result of this research shows that: 1) there are 33,70%

problem solving items from 1730 items. 2) The dominant of Knowledge and

comprehension level on problem solving items is Numerical aspect with

41,58%, level of Application on problem solving items is Algebra aspect with

6,18%, and level of Reasoning on problem solving items is Numerical aspect

with 9,96%. 3) Percentage of Cognitives level on routine problem solving

Page 6: ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL SOAL PEMECAHAN …eprints.ums.ac.id/48007/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 (cetakan ke-3). Teknik

2

items is: level of Knowledge and comprehension with 52,75%, level of

Application with 10,65%, and level of Reasoning with 6,70%. While the

percentage of Cognitives level on non routine problem solving items is: level

of Knowledge and comprehension with 17,87%, level of Application with

1,55%, and level of Reasoning with 10,48%.

Keywords: student book, level of cognitive, problem solving item.

1. PENDAHULUAN

Kurikulum pendidikan di Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan dan

perbaikan. Menurut Hidayat (2013: 111) kurikulum sebagai seperangkat rencana

pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai tuntutan maupun perubahan yang

terjadi di masyarakat. Berbagai inovasi banyak dilakukan pemerintah untuk meningkatkan

pembelajaran di sekolah, salah satunya pada kurikulum 2013 ini menggunakan dua jenis

buku yang berbeda dari kurikulum sebelumnya.

Menurut Majid (2008: 175-176) buku merupakan bahan tertulis yang menyajikan

ilmu pengetahuan, sebagai bahan ajar buku berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis

terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Berdasarkan Permendikbud No.34 tahun 2014,

buku yang dimaksud merupakan buku siswa dan buku guru kurikulum 2013 yang

merupakan buku teks pelajaran dan buku panduan guru yang ditetapkan oleh Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan. Buku guru kurikulum 2013 berisi materi dan soal-soal yang

disusun sebagai panduan mengajar bagi guru, sedangkan buku siswa kurikulum 2013 berisi

materi dan soal-soal yang disusun sebagai fasilitas siswa dalam pembelajaran. Kasmadi

(2003) berpendapat bahwa buku teks berperan sebagai sarana pembelajaran yang

signifikan untuk seluruh mata pelajaran.

Buku yang baik ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah

dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangannya. Isi

dari buku teks yang digunakan siswa perlu diperhatikan kualitasnya sebagai salah satu

faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran. Masalah yang masih sering

muncul pada pembelajaran matematika kurikulum 2013 sering dikaitkan dengan buku teks

yang digunakan. Penelitian Masduki, dkk (2013) menjelaskan fakta bahwa masih

ditemukannya kelemahan pada buku teks di sekolah-sekolah meskipun BSNP sudah

melakukan penilaian kelayakan terhadap buku teks tersebut, salah satunya yakni proporsi

Page 7: ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL SOAL PEMECAHAN …eprints.ums.ac.id/48007/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 (cetakan ke-3). Teknik

3

soal pada buku teks yang dapat digunakan siswa dalam melakukan penalaran penyelesaian

masalah dinilai rendah.

Kualitas isi buku teks siswa juga dapat dilihat dari cara penulisan soal-soal

pemecahan masalah yang disajikan. Sukma (2012) berpendapat pemecahan masalah sering

dikaitkan dengan soal matematika berbentuk soal cerita, dimana siswa harus memahami

soal dan menemukan solusi atas permasalahan yang terdapat pada soal. Menurut Holmes

dalam Wardhani (2010: 16) terdapat dua macam masalah dalam matematika yaitu masalah

rutin dan masalah nonrutin. Berdasarkan penelitian Muklis (2015), soal pada buku teks

yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan siswa, yakni melatih aspek kognitif siswa.

Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan

intelektual atau kemampuan berpikir seperti kemampuan mengingat dan kemampuan

memecahkan masalah (Poerwati, dkk 2013: 47). Berdasarkan TIMSS (Trend in

International Mathematics and Science Study) 2011, dimensi kognitif terdiri atas tiga

domain yaitu mengetahui fakta dan prosedur (knowing), menggunakan konsep dan

memecahkan masalah rutin (applying) dan penalaran (reasoning). Menurut Jean Piaget

(dalam Hodijah: 2011), fungsi dan peranan kognitif yakni sebagai strategi dimana siswa

menggunakan kontrol dan pengawasan dalam proses memperoleh pengetahuan yang

dimilikinya; sebagai usaha yang digunakan dalam pembelajaran dalam proses pemikiran;

sebagai cara mental yang mengarah pada kreatifitas, inspirasi dan menemukan kebiasaan

perilaku pada individu dalam bekerja menjalin informasi dan pemecahan masalah pada

setiap individu; serta sebagai cara mental dalam proses pemecahan dan penilaian

informasi.

Data prestasi belajar matematika siswa Indonesia menurut benchmark internasional

TIMSS 2003 urutan ke 35 dari 48 negara dengan rata-rata nilai 397, termasuk level

kognitif knowing ditunjukkan dengan siswa dapat menjumlahkan tanpa kalkulator, mampu

memilih dua tempat desimal paling dekat dengan bilangan cacah dan membaca garis pada

grafik. Menurut data TIMSS 2007 siswa Indonesia urutan ke 34 dari 45 negara dengan

capaian rata-rata 411, termasuk level knowing, ditunjukkan dengan siswa dapat

mendemonstrasikan dan memahami penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, dapat

mendemonstrasikan segitiga dan koordinat kartesius secara informal, serta dapat membaca

tabel dan grafik batang sederhana ( Setiadi, dkk 2012: 27-41 ). Berdasarkan data tersebut

Page 8: ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL SOAL PEMECAHAN …eprints.ums.ac.id/48007/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 (cetakan ke-3). Teknik

4

dapat disimpulkan bahwa kemampuan dalam pemecahan masalah matematika siswa di

Indonesia tergolong level kognitif mengetahui (knowing).

Berdasarkan penelitian Masduki, dkk (2013) menyimpulkan buku teks kelas VII,

VIII dan IX didominasi oleh aspek penerapan sedangkan aspek yang paling kecil porsi nya

yakni penalaran. Penelitian Amelia, D. dkk (2012) menyimpulkan diantaranya pemetaan

kurikulum mata pelajaran Matematika berdasarkan cognitive demand menunjukkan bahwa

semua topik seperti logika, aljabar, geometri, trigonometri, kalkulus, serta statistika dan

peluang lebih menitikberatkan pada aspek Pengetahuan. Hasil penelitian Giani (2015)

menyimpulkan bahwa persentase soal pada BSE Matematika KTSP belum mendukung

ketercapaian Kompetensi Dasar.

Berdasarkan uraian tersebut, untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu

dilakukan pembaruan pada buku teks yang digunakan siswa sebagai bahan belajar, maka

tujuan dari penelitian ini adalah akan melakukan penelitian ini untuk, 1)Menganalisis dan

mendeskripsikan level kognitif soal pemecahan masalah berdasarkan aspek matematika

pada Buku Siswa Matematika kelas VII Kurikulum 2013, 2)Menganalisis dan

mendeskripsikan level kognitif soal pemecahan masalah berdasarkan jenis masalah pada

Buku Siswa Matematika kelas VII Kurikulum 2013. Level kognitif yang dianalisis dalam

penelitian ini yaitu level Pengetahuan dan pemahaman, Aplikasi maupun Penalaran.

2. METODE

Data TIMSS menunjukkan kemampuan dalam pemecahan masalah matematika siswa di

Indonesia tergolong level kognitif knowing karena aspek kognitif pada penyajian soal di

buku ajar masih kurang merata dan hanya menekankan salah satu aspek. Jenis penelitian ini

adalah analisis isi (Content Analysis). Waktu penelitian semester genap tahun ajaran

2015/2016. Data pada penelitian ini yaitu soal-soal pemecahan masalah yang ditinjau

berdasarkan level kognitif. Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum

2013 (cetakan ke-3). Teknik pengumpulan data yaitu (1) analisis isi pada soal-soal

pemecahan masalah, (2) dokumentasi merupakan kompetensi inti dan kompetensi dasar

matematika kelas VII serta kisi-kisi ujian nasional matematika SMP/MTs 2015/2016.

Berdasarkan uraian Sugiyono (2011: 244) teknik analisis data menggunakan reduksi data,

penyajian data, dan kesimpulan/verifikasi.

Page 9: ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL SOAL PEMECAHAN …eprints.ums.ac.id/48007/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 (cetakan ke-3). Teknik

5

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini berhasil mengumpulkan data deskriptif mengenai soal-soal pemecahan

massalah pada Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 yang ditinjau dari level

kognitif. Berikut data didistribusikan kedalam tabel menurut beberapa kategori.

Tabel 1. Distribusi soal berdasarkan jenis soal dan bab

BAB

Jumlah Soal

Total Pemecahan

Masalah

Bukan

Pemecahan

Masalah

I 127 183 310

II 76 259 335

III 32 132 164

IV 38 180 218

V 115 38 153

V1 82 10 92

VII 10 141 151

VIII 81 154 235

IX 22 50 72

Total 583 1147 1730

Berdasarkan distribusi soal tersebut, berikut data ditampilkan dalam bentuk diagram pada

gambar 1

33,70%

66,30%

0,00%

50,00%

100,00%

Pre

sen

tase

So

al

Jenis Soal

Pemecahan Masalah

Bukan Pemecahan Masalah

Gambar 1. Presentase soal di buku siswa matematika kelas VII

Berdasarkan diagram batang tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah soal-soal pada

Buku Siswa Matematika Kelas VII didominasi oleh soal bukan pemecahan masalah

dengan jumlah soal 1147 butir dengan presentase 66,30%. Sedangkan soal pemecahan

masalah sebanyak 583 butir soal dengan presentase 33,70%. Sebagian besar soal-soal pada

buku siswa didominasi oleh soal bukan pemecahan masalah, sehingga buku siswa tersebut

Page 10: ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL SOAL PEMECAHAN …eprints.ums.ac.id/48007/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 (cetakan ke-3). Teknik

6

kurang bisa mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah bagi siswa.

Simpulan ini sejalan dengan penelitian Fatmawati, H. dkk (2014) diantaranya

menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi proses berpikir kritis dalam

menyelesaikan soal pemecahan masalah salah satunya siswa tidak terbiasa mengerjakan

soal cerita sehingga siswa kurang mampu memahami soal.

Ditinjau dari level kognitif dan dan aspek matematika distribusi soal pemecahan masalah

disajikan pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Distribusi soal berdasarkan level kognitif dan aspek matematika

Aspek

Pengetahuan

dan

Pemahaman

Aplikasi

Penalaran

Total

Bilangan 242 24 58 324

Aljabar 90 36 20 146

Geometri

dan

Pengukuran

71

2

18

91

Statistika

dan

Peluang

8

10

4

22

Total 411 72 100 583

Berdasarkan distribusi soal tersebut, berikut data ditampilkan dalam bentuk diagram pada

gambar 2

Gambar 2. Presentase soal berdasarkan level kognitif dan aspek matematika

Data soal pemecahan masalah berdasarkan level kognitif dan aspek matematika

menyimpulkan bahwa sebagian besar soal pemecahan masalah ditinjau menurut aspek

matematika berada pada level Pengetahuan dan pemahaman dengan rincian presentase

41,58%

4,12%9,96%

15,46%

6,18%3,44%

12,19% 0,34% 3,09%1,37% 1,72% 0,68%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

35,00%

40,00%

45,00%

Pengetahuan danpemahaman

Aplikasi Penalaran

Pre

sen

tase

So

al

Level Kognitif

Bilangan Aljabar Geometri dan Pengukuran Statistika dan Peluang

Page 11: ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL SOAL PEMECAHAN …eprints.ums.ac.id/48007/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 (cetakan ke-3). Teknik

7

sebagai berikut, aspek Bilangan: pengetahuan dan pemahaman (41,58%), penalaran

(9,96%), dan aplikasi (4,12%); aspek Aljabar: pengetahuan dan pemahaman (15,46%),

aplikasi (6,18%), dan penalaran (3,44%); aspek Geometri dan pengukuran: pengetahuan

dan pemahaman (12,19%), penalaran (3,09%), dan aplikasi (0,34%); sedangkan aspek

Statistika dan peluang: aplikasi (1,72%), pengetahuan dan pemahaman (1,37%), dan

penalaran (0,68%). Secara keseluruhan soal-soal pemecahan masalah pada aspek

matematika berada pada level kognitif Pengetahuan dan pemahaman, ini berarti soal

pemecahan masalah di buku siswa tersebut tergolong level rendah. Simpulan tersebut

sejalan dengan hasil penelitian Amelia, D. dkk (2012) menyimpulkan diantaranya

pemetaan kurikulum mata pelajaran Matematika berdasarkan cognitive demand

menunjukkan bahwa semua topik seperti logika, aljabar, geometri, trigonometri, kalkulus,

serta statistika dan peluang lebih menitikberatkan pada aspek Pengetahuan. Ini

menunjukkan standar nasional kurikulum matematika masih menitikberatkan pada

perhitungan atau penyelesaian soal yang rumus serta prosedurnya sudah baku.

Ditinjau dari level kognitif dan jenis masalah distribusi soal pemecahan masalah disajikan

pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Distribusi soal berdasarkan jenis masalah dan level kognitif

Pemecahan

Masalah

Level Kognitif

Total Pengetahuan

dan Pemahaman

Aplikasi Penalaran

Rutin 307 62 39 408

Non rutin 104 10 61 174

Total 411 72 100 583

Berdasarkan distribusi soal tersebut, berikut data ditampilkan dalam bentuk diagram pada

gambar 3

Page 12: ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL SOAL PEMECAHAN …eprints.ums.ac.id/48007/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 (cetakan ke-3). Teknik

8

52,75%

17,87%10,65%

1,55%6,70%

10,48%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

Rutin Non rutinP

rese

nta

se S

oal

Soal Pemecahan Masalah

Pengetahuan dan pemahaman Aplikasi Penalaran

Gambar 3. Presentase jenis soal pemecahan masalah berdasarkan level kognitif

Berdasarkan data soal ditinjau dari jenis masalah dan level kognitif menyimpulkan bahwa

soal pemecahan masalah rutin maupun non rutin didominasi oleh level Pengetahuan dan

pemahaman, dengan rincian sebagai berikut, soal pemecahan masalah rutin: pengetahuan

dan pemahaman (52,75%), aplikasi (10,65%), dan penalaran (6,70%). Sedangkan soal

pemecahan masalah non rutin: pengetahuan dan pemahaman (17,87%), penalaran

(10,48%), dan aplikasi (1,55%). Sebagian besar soal pemecahan masalah menurut jenis

masalah dan level kognitif didominasi oleh soal pemecahan masalah rutin dengan level

Pengetahuan dan pemahaman dan paling sedikit pada level penalaran. Sejalan dengan

penelitian Masduki, dkk (2013) salah satunya menyimpulkan bahwa persentase yang kecil

pada aspek kognitif penalaran menyebabkan siswa tidak terlatih untuk menyelesaikan

permasalahan-permasalahan yang menantang, yang menuntut kemampuan kreatifitas,

berpikir kritis dan analitis. Sehingga dapat dimengerti mengapa dari berbagai tes

matematika yang dilakukan oleh TIMSS maupun PISA skor rata-rata siswa Indonesia

selalu berada pada level bawah. Selain itu penelitian Cahyono dan Nurul (2016) yang

menyimpulkan bahwa persentase domain kognitif yang termuat dalam soal-soal pada buku

siswa, cakupan domain kognitifnya belum sesuai proporsi yang diuji pada dimensi kognitif

dalam TIMSS. Akan tetapi, soal-soal dalam buku siswa matematika kurikulum 2013 ini

sudah memberikan bekal untuk melatih dan mendorong tingkat perkembangan berpikir

peserta didik.

Berikut ini contoh soal pemecahan masalah rutin maupun non rutin berdasarkan level

kognitif pada Buku Siswa Matematika kelas VII Kurikulum 2013 antara lain.

Page 13: ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL SOAL PEMECAHAN …eprints.ums.ac.id/48007/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 (cetakan ke-3). Teknik

9

Contoh 1

Untuk meracik suatu ramuan obat, seorang apoteker menuang 2

1liter cairan X setiap satu

jam selama 5 jam. Berapa liter kandungan cairan X dalam ramuan tersebut?

Soal tersebut merupakan soal pemecahan masalah rutin, karena penyelesaiannya dapat

langsung dipecahkan. Indikator kata kerja pada soal yakni menghitung, sehingga soal

berada level Pengetahuan dan pemahaman.

Contoh 2

Pada peta Indonesia yang berskala 1 : 12.000.000, jarak Kota Parapat ke Pulau Samosir

adalah 0,13 cm. Sebuah kapal feri berangkat dari Parapat pukul 08.00 WIB menuju Pulau

Samosir. Jika kecepatan kapal feri adalah 24 km/jam, pukul berapa kapal feri sampai di

Pulau Samosir?

Soal tersebut merupakan soal pemecahan masalah non rutin karena penyelesaiannya lebih

dari satu metode. Indikator kata kerja soal yakni menghitung, sehingga soal pada level

Pengetahuan dan pemahaman.

Contoh 3

Dalam suatu kelas terdapat 35 siswa. Di kelass tersebut ada 22 siswa suka makan soto, 15

siswa suka makan bakso, dan 3 siswa tidak suka keduanya. Gambarlah digram Venn dari

keterangan diatas.

Soal tersebut merupakan soal pemecahan masalah rutin karena penyelesaiannya dapat

langsung dipecahkan. Indikator kata kerja pada soal yakni mengonstruk keterangan pada

soal dengan menggambarkannya pada diagram venn, yang merupakan kriteria dari level

kognitif Aplikasi.

Contoh 4

Ketika tuan Felix dihadapkan dengan soal berbentuk 1+ 2.377 ×2.376 ×2.375 ×2.374 ,

dia tidak mengalikan satu persatu bilangan-bilangan yang ada, yang dia lakukan adalah

menjumlahkan 2.374 dengan kuadrat dari 2.375. Benarkah jawabannya? Bisakah

jawabannya dipertanggungjawabkan untuk setiap bentuk dengan pola seperti itu?

Soal tersebut merupakan soal pemecahan masalah non rutin karena penyelesaiannya lebih

dari satu metode dengan jawaban tidak tunggal. Indikator kata kerja soal adalah

menyelesaikan masalah berdsarkan keterangan soal, sehingga soal pada level Aplikasi.

Page 14: ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL SOAL PEMECAHAN …eprints.ums.ac.id/48007/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 (cetakan ke-3). Teknik

10

Contoh 5

Ratna ingin membeli mi instan. Ratna memiliki dua pilihan tempat untuk membeli mi

instan. Di AndaMart, Ratna dapat membeli tujuh bungkus mi instan seharga Rp13.000,00.

Sedangkan di SandiMart, Ratna dapat membeli enam bungkus mi instan seharga

Rp11.000,00. Toko manakah yang akan kalian sarankan ke Ratna? Jelaskan.

Soal tersebut merupakan soal pemecahan masalah rutin karena penyelesaiannya dapat

langsung dipecahkan. Indikator kata kerja menjelaskan, yakni menjelaskan berdasarkan

keterangan soal. Sehingga soal memiliki level Penalaran.

Contoh 6

Sebuah toko baju kadang menuliskan diskon 50%+10%, dengan tulisan angka 10% lebih

kecil daripada angka 50%. Jelaskan makna penulisan diskon tersebut.

Soal tersebut merupakan soal pemecahan masalah non rutin karena jawaban dari

permasalahan tersebut tidak tunggal. Indikator kata kerja soal menjelaskan, sehingga soal

memiliki level kognitif Penalaran.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis diperoleh data bahawa, soal pemecahan masalah pada buku

siswa sebanyak 582 butir dengan presentase 33,70%. Level Pengetahuan dan pemahaman

didominasi oleh soal pemecahan masalah pada aspek Bilangan dengan jumlah soal 242

butir dan presentase sebesar 41,58% , level Aplikasi didominasi oleh soal pemecahan

masalah pada aspek Aljabar dengan jumlah soal 36 butir dan presentase sebesar 6,18% ,

dan level Penalaran didominasi oleh soal pemecahan masalah pada aspek Bilangan dengan

jumlah soal 58 butir soal dan presentase 9,96%. Sedangkan presentase level kognitif pada

soal pemecahan masalah rutin diantaranya: level Pengetahuan dan pemahaman dengan

presentase sebesar 52,75% , level Aplikasi dengan presentase sebesar 10,65% , dan level

Penalaran dengan presentase sebesar 6,70%. Sedangkan presentase level kognitif pada soal

pemecahan masalah non rutin diantaranya: level Pengetahuan dan pemahaman dengan

presentase sebesar 17,87% , level Aplikasi dengan presentase sebesar 1,55% , dan level

Penalaran dengan presentase sebesar 10,48%.

Page 15: ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL SOAL PEMECAHAN …eprints.ums.ac.id/48007/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 (cetakan ke-3). Teknik

11

DAFTAR PUSTAKA

Amelia D., Budi M. dan Masduki. 2012. “Pemetaan Soal-soal Ujian Nasional Matematika

SMA/MA.” Makalah disajikan di Seminar Nasional Pendidikan Matematika, pada

9 Mei 2012, Surakarta.

Cahyono, B. dan Nurul Adilah. 2016. “Analisis Soal dalam Buku Siswa Matematika

Kurikulum 2013 Kelas VIII Semester I Berdasarkan Dimensi Kognitif dari

TIMSS.” Jurnal Review Pembelajaran Matematika 1(1): 86-98.

Fatmawati H., Mardiyana dan Triyanto. 2014. “Analisis Berpikir Kritis Siswa dalam

Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Polya pada Pokok Bahasan

Persamaan Kuadrat.” Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika 9(2):899-910.

Giani, Zulkardi, dan Cecil Hiltrimartin. 2015. “Analisis Tingkat Kognitif Soal-soal Buku

Teks Matematika Kelas VII Berdasarkan Taksonomi Bloom.” Jurnal Pendidikan

Matematika 9(2): 78-98.

Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Hodijah, Siti. 2011. Peranan Kognitif dan Kognisi dalam Pembelajaran. Diakses pada 25

April 2016 (http://sihodma.blogspot.co.id/2011/06/peranan-kognitif-dan-kognisi-

dalam.html).

Kasmadi, Hartono. 2003. Peran Buku Teks dalam Pembelajaran. Semarang: Suara

Merdeka. Diakses pada 19 April 2016

(http://www.suaramerdeka.com/harian/0310/06/kha1.htm).

Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Masduki, Marlina Ratna S., Dhiki Yudha I. dan Agus Prihantoro. 2013. “Level Kognitif

Soal-soal Buku Pelajaran Matematika SMP.” Prosiding Seminar Nasional

Matematika Dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. Yogyakarta. tanggal 9

November 2013.

Muklis, Y Muhamad, Siwi Rimayani Oktora. 2015. “Analisis Deskriptif Soal-soal dalam

Buku Siswa Kurikulum 2013 (Edisi Revisi) dan BSE Pelajaran Matematika SMP

Kelas VII Ditinjau dari Domain Kognitif TIMSS 2011.” Prosiding Seminar

Nasional Pendidikan Matematika UMS. Surakarta. tanggal 10 Mei 2015.

Permendikbud. 2014. Pembelian Buku Kurikulum 2013 oleh Sekolah.

Poerwati, Loeloek E. dan Sofan Amri. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013 Sebuah

Inovasi Struktur Kurikulum Penunjang Masa Depan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Page 16: ANALISIS LEVEL KOGNITIF SOAL SOAL PEMECAHAN …eprints.ums.ac.id/48007/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumber data yakni Buku Siswa Matematika kelas VII kurikulum 2013 (cetakan ke-3). Teknik

12

Setiadi, H dkk. 2012. Kemampuan Matematika Siswa SMP Indonesia Menurut Benchmark

Internasional TIMSS 2011. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian

dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukma, Silvia F. 2012. Peran Guru dalam Pembelajaran Pemecahan Masalah. Mlarak:

Dinamika Guru. Diakses pada 19 April 2016

(https://dinamikaguru.wordpress.com/2012/01/08/peran-guru-dalam-pembelajaran-

pemecahan-masalah/).

Wardhani S., Sapon SP. dan Endah W. 2010. Pembelajaran Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika di SD. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika.