100
i ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN SKENARIO PEMBELAJARAN SASTRA DI KELAS X SMA SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Sadyo Dedy Kustanto NIM 092110147 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2013

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

i

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU

EBIET G. ADE DAN SKENARIO PEMBELAJARAN

SASTRA DI KELAS X SMA

SKRIPSI

Disusun sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Sadyo Dedy Kustanto

NIM 092110147

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2013

Page 2: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN
Page 3: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN
Page 4: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang

yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah maha mengetahui apa

yang kamu kerjakan” (Q.S. Al-Mujaadilah: 11).

“Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah

nasib mereka sendiri” (Q.S. Ar-Ra’d: 11)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Bapak Suwarso dan ibu Rojiati tercinta yang

selalu memberi doa dan restunya.

2. Kakak-kakakku tercinta (Mas Eko, Mas Dwi,

Mas Tri, Mas Catur, dan Mas Ponco).

3. Calon istri yang selalu memberi motivasi dan

menemani dalam setiap langkah yang aku lalui.

4. Semua teman Uwuh-Uwuh PBSI Ddan

sahabatku yang senantiasa membantu segala

hal.

Page 5: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN
Page 6: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

vi

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt.

Ataslimpahan rahmad, karunia, dan hidayah-Nya skripsi ini dapat penulis

selesaikan. Skripsi ini penulis susun untuk menganalisis makna kias yang terdapat

dalam lirik-lirik lagu Ebiet G. Ade dan skenario pembelajaran sastra di kelas X

SMA.

Keberasilan pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

2. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan

izin kepada penulis mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah memberikan

perhatian dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. H. Bagiya, M.Hum. selaku pembimbing I dan ibu Umi Faizah, M.Pd.

selaku pembimbing II yang telah banyak membimbing, mengarahkan,

memotivasi dengan penuh kesadaran dan tidak mengenal lelah, serta

mengoreksi skripsi ini dengan penuh ketelitian sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN
Page 8: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

viii

ABSTRAK

Sadyo Dedy Kustanto. 2013. “Analisis Makna Kias Dalam Lirik Lagu-Lagu

Ebiet G. Ade dan Skenario Pembelajaran Sastra di Kelas X SMA” (Skripsi).

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyad Purworejo

2013.

Tujuan dari penulisan ini adalah (1) mendeskripsikan makna kias yang

terkandung dalam lirik lagu yang berjudul Titip Rindu Buat Ayah, Untuk Kita

Renungkan, dan Masih Ada Waktu karya Ebiet G. Ade dan (2) mendeskripsikan

lagu yang berjudul Titip Rindu Buat Ayah, Untuk Kita Renungkan, dan Masih Ada

Waktu karya Ebiet G. Ade tersebut dapat digunakan sebagai skenario

pembelajaran sastra di kelas X SMA.

Pada penelitian ini, penulis memilih objek penelitian berupa lirik-lirik lagu

Ebiet G. Ade yang terdiri dari tiga buah lagu diantaranya Titip Rindu Buat Ayah

dalam album Camellia IV, Untuk Kita Renungkan dalam album Tokoh-Tokoh, dan

Masih Ada Waktu album Sketsa Rembulan Emas. Teknik pengumpulan data yang

digunkan oleh penulis adalah teknik observasi dan studi kepustakaan. Teknik

observasi adalah pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap

suatu objek dengan menggunakan seluruh pancaindera dan studi kepustakaan

adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan

mengutip teori atau konsep dari sejumlah literatur baik buku, jurnal, atau karya

tulis lainnya yang relevan dengan topik, fokus, atau variable penelitian. Dalam

analisis data, penulis menggunakan deskriptif kualitatif. Teknik penyajian hasil

analisis yang digunakan oleh penulis adalah teknik informal.

Dari analisis data disimpulkan bahwa (1) teknik penyajian hasil analisis

makna kias yang terdapat dalam lirik-lirik lagu Ebiet G. Ade yang berjudul Titip

Rindu Buat Ayah, Untuk Kita Renungkan, dan Masih Ada Waktu dapat

disimpulkan bahwa ada beberapa makna yang bukan makna sebenarnya. Makna

kias yang terdapat pada lagu Titip Rindu Buat Ayah adalah metafora, hiperbola,

dan perbandingan (simile). Makna kias yang terdapat pada lagu Untuk Kita

Renungkan adalah metafora, metonimia, allegori, dan personifikasi. Makna kias

yang terdapat pada lagu Masih Ada Waktu adalah metafora, sinedoks (pars pro

toto), dan personifikasi. (2) skenario pembelajaran makna kias dalam lirik lagu

Ebiet G. Ade meliputi, perencanaan pembelajaran (menyusunan RPP dan

menyiapkan media pembelajaran), pelaksanaan pembelajaran, dan refleksi.

Kata Kunci: Makna Kias, Lirik Lagu Ebiet G. Ade, Pembelajaran Ssatra di

kelas X SMA.

Page 9: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii

PENGESAHAN ..................................................................................... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... iv

PERNYATAAN ..................................................................................... v

PRAKATA ............................................................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................. viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................ 8

C. Pembatasan Masalah ........................................................ 8

D. Penegasan Masalah .......................................................... 9

E. Rumusan Masalah ........................................................... 10

F. Tujuan Penelitian ............................................................. 11

G. Manfaat Penelitian ........................................................... 11

H. Sistematika Skripsi .......................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS ................ 15

A. Tinjauan Pustaka ............................................................. 15

B. Kajian Teoretis ................................................................ 17

1. Makna Kias ................................................................ 18

2. Lirik ........................................................................... 26

3. Ebiet G. Ade .............................................................. 28

4. Skenario Pembelajaran Sastra ................................... 30

Page 10: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

x

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................... 32

A. Objek Penelitian .............................................................. 32

B. Fokus Penelitian .............................................................. 32

C. Sumber Data .................................................................... 33

D. Instrumen Penelitian ........................................................ 33

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 33

F. Teknik Analisis Data ....................................................... 34

G. Teknik Penyajian Hasil Analisis ..................................... 35

BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA .......................... 36

A. Penyajian Data ................................................................. 36

1. Makna Kias Dalam Lirik Lagu-Lagu Ebiet G. Ade .. 36

2. Skenario Pembelajaran Sastra di SMA ....................... 37

B. Pembahasan Data ............................................................. 39

1. Makna Kias Dalam Lirik Lagu-Lagu Ebiet G. Ade .. 40

a. Lagu Titip Rindu Buat Ayah ................................. 40

b. Lagu Untuk Kita Renungkan ................................ 48

c. Lagu Masih Ada Waktu ........................................ 57

2. Skenario Pembelajaran Sastra di SMA ...................... 65

BAB V PENUTUP ................................................................................. 74

A. Simpulan .......................................................................... 74

B. Saran ................................................................................ 75

DAFTRA PUSTAKA ............................................................................ 76

LAMPIRAN ........................................................................................... 78

Page 11: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Data Makna Kias dalam LirikLagu-Lagu Ebiet G. Ade ..................... 37

Tabel 2 Data Pembelajaran Sastra Lirik Lagu Ebiet G. Ade .......................... 38

Page 12: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lirik Lagu Titip Rindu Buat Ayah ................................ 78

Lampiran 2 Lirik Lagu Untuk Kita Renungkan ................................ 79

Lampiran 3 Lirik Lagu Masih Ada Waktu ......................................... 80

Lampiran 4 Silabus Kelas X ............................................................. 81

Lampiran 5 RPP ....................................................................... 82

Page 13: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini terbagi ke dalam beberapa subbab, yaitu latar belakang

masalah, identifikasi masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi dan era informasi seperti saat ini setiap orang

berusaha untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya baik dalam

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam bidang sosial, seni,

dan budaya. Sastra sebagai suatu karya seni merupakan wujud keindahan

yang menjelma pengalaman jiwa seseorang (Najid, 2003: 7). Pengalaman

itu sendiri sangat terbatas karena terbatasnya kesempatan atau waktu yang

ada. Menghayati suatu karya sastra dalam arti yang sesungguhnya berarti

menghayati kembali pengalaman jiwa orang lain yang menjelma dalam

suatu karya tersebut. Pengalaman jiwa dalam karya sastra mencangkup

berbagai hal tentang hidup dan kehidupan yang semuanya terjalin dalam

keselarasan yang artistik. Menghayati pengalaman jiwa orang lain berarti

dapat memperkaya pengalaman sendiri sehingga kehidupan ini akan

menjadi lebih dewasa dan kemampuan akan bertambah besar, karena

sastra banyak relevasinya dengan masalah-masalah kehidupan (Rahmanto,

1988: 10).

Page 14: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

2

Mengetahui bahwa tugas utama pengajaran adalah membina

individu-individu supaya memiliki keterampilan, pengetahuan, dan

kualitas kepribadian yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dan

peluang pada era globalisasi ini. Oleh karena itu, pembinaan individu di

bidang sastra pada masa pendidikan adalah salah satu kebutuhan untuk

memperkaya dan mendewasakan individu dalam menghadapi tantangan

dan hambatan yang pasti akan dialaminya.

Sastra adalah hasil kreativitas pengarang yang bersumber dari

kehidupan manusia secara langsung atau melalui rekaannya dengan bahasa

sebagai medianya (Winarni, 2009: 5). Sastra dibagi menjadi 2 jenis yakni

imajinatif dan nonimajinatif. Yang termasuk sastra imajinatif ialah karya

prosa fiksi (cerpen, novelet, novel atau roman), puisi, dan drama.

Sedangkan yang termasuk sastra nonimajinatif ialah karya-karya yang

berbentuk kritik, biografi, otobiografi, dan sejarah.

Lagu merupakan jenis sastra imajinatif karena lagu adalah karya

sastra yang cenderung berisi curhatan perasaan pribadi, susunan kata sama

persis dengan puisi. Sebuah lagu, seperti halnya karya sastra yang lain,

tentu mengandung beberapa unsur estetika yang saling terkait menjadi satu

kesatuan.

Lirik adalah bagian dari musik dan biasanya lirik merupakan alat

untuk menyampaikan pesan dari sebuah lagu. Lirik lagu termasuk dalam

genre sastra karena lirik adalah karya sastra (puisi) yang berisi curahan

perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyanyian (KBBI, 2008: 678).

Page 15: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

3

Lirik lagu sebagaimana bahasa, dapat menjadi media komunikasi

untuk mencerminkan realitas sosial yang beredar di masyarakat. Lirik lagu

dapat pula sebagai sarana sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap

atau nilai. Oleh karena itu, sebuah lirik lagu mulai diperdengarkan dan

mempunyai tanggung jawab yang besar atas tersebar luasnya sebuah

keyakinan, nilai-nilai bahkan prasangka tertentu. Sebuah lirik lagu dapat

mengajak bangsa Indonesia untuk selalu berbuat kebaikan dengan pesan

yang disampaikan.

Lirik lagu merupakan ekspresi seseorang tentang suatu hal yang

sudah dilihat, didengar, maupun dialaminya (Aminuddin, 2005: 91).

Dalam mengekspresikan pengalamannya, penyair atau pecipta lagu

melakukan permainan kata-kata dan bahasa untuk menciptakan daya tarik

dan kekhasan terhadap lirik atau syairnya. Lirik tidak jauh berbeda dengan

puisi, lirik adalah puisi pendek yang mengekspresikan emosi (Semi, 1988:

106).

Dalam lirik lagu biasanya mengandung gaya bahasa mencakup diksi

atau pilihan leksikal, struktur kalimat, majas citraan, pola rima, matra yang

digunakan sastrawan atau yang terdapat dalam karya sastra. Menurut

Sudjiman (dalam Fillaili, 2007: 14) menyatakan bahwa majas merupakan

bagian dari gaya bahasa dan majas merupakan peristiwa pemakaian kata

yang melewati batas-batas maknanya yang lazim atau menyimpang dari arti

harfiah. Gaya bahasa adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan

yang timbul atau hidup dalam hati pengarang (Sowikromo, 2007: 7).

Page 16: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

4

Syair sebuah lagu mirip dengan sebuah puisi dalam hal

penulisannya atau dalam hal topografinya. Tapi, secara otomatis saja, kita

bisa membedakan bagaimana membaca sebuah puisi dan membaca

(menyanyikan) syair lagu. Harus diakui perbedaan puisi dengan syair

sebuah lagu tidak ada bedanya. Hanya beda dalam memperlakukan

pembacaannya itu. Dari pernyataan itu, secara tersirat, kita bisa melihat

syair atau lirik sebuah lagu adalah puisi, tapi ketika syair atau lirik itu

dipentaskan atau ditampilkan maka sudah tidak tampak lagi ke-puisi-

annya, yang ada adalah sebuah lagu seutuhnya.

Majas adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk memperoleh

efek tertentu dari suatu benda atau hal dengan cara membandingkannya

dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Menurut Perrine (dalam

Waluyo, 1987: 83), penggunaan majas dipandang lebih efektif untuk

menyatakan maksud penyair karena

a. majas mampu memberi kesenangan imajinatif;

b. majas adalah cara untuk menghasilkan imaji tambahan dalam puisi

sehingga yang abstrak menjadi konkret dan menjadikan puisi lebih

nikmat dibaca;

c. majas adalah cara menambah intensitas perasaan penyair untuk

puisinya dan menyampaikan sikap penyair;

d. majas adalah cara untuk mengkonsentrasikan makna yang hendak

disampaikan dan cara menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang

singkat.

Page 17: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

5

Majas atau gaya bahasa sebagai gejala penggunaan sistem tanda,

dapat dipahami bahwa gaya bahasa pada dasarnya memiliki sejumlah

matra hubungan. Matra hubungan tersebut dapat dikaitkan dengan dunia

proses kreatif pengarang, dunia luar yang dijadikan objek dan bahan

penciptaan, fakta yang terkait dengan aspek internal kebahasaan itu

sendiri, dan dunia penafsiran penanggapnya (Aminuddin, 1995:54).

Menurut Soekanto (dalam Rachmawati, 2001: 1) menyatakan

bahwa musik berkaitan erat dengan setting sosial kemasyarakatan tempat

dia berada. Musik merupakan gejala khas yang dihasilkan akibat adanya

interaksi sosial yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Kedudukan

lirik sangat berperan terhadap musik sehingga musik tidak hanya bunyi

suara belaka, karena juga menyangkut perilaku manusia sebagai individu

maupun kelompok sosial dalam wadah pergaulan hidup dengan wadah

bahasa atau lirik sebagai penunjangnya.

Setiap lagu pasti mempunyai tujuan tertentu yang ingin

disampaikan kepada masyarakat sebagai pendengarnya. Lagu berisi

barisan kata-kata yang dirangkai secara baik dengan gaya bahasa yang

menarik oleh komposer dan dibawakan dengan suara indah penyanyi.

Dalam lirik tersimpan kata-kata yang ingin diungkapkan atau

disampaikan seperti halnya puisi. Lirik lagu yang dapat dijadikan sebagai

sarana penggambaran, artinya lirik lagu dimanfaatkan oleh seorang

penyanyi atau pencipta untuk mengaca atau menggambarkan keberadaan

hidupnya atau permasalahan yang sedang dialaminya. Selain itu, lirik lagu

Page 18: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

6

juga dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan realitas sosial yang penting.

realitas sosial tersebut adalah perilaku atau sikap manusia saat ini.

Abid Ghoffard Aboe Dja‟afar yang kini dikenal dengan nama Ebiet

G. Ade lahir di Wanadadi, Banjarnegara, 59 tahun silam, tepatnya 21 April

1954 adalah seorang penyanyi sekaligus penulis lagu berkewarganegaraan

Indonesia yang lebih dikenal dengan lagu-lagunya yang bertemakan alam

dan duka derita kelompok tersisih. Lewat lagu-lagunya yang ber-genre

balada, pada awal kariernya, ia ‟memotret‟ suasana kehidupan Indonesia di

akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Tema lagunya beragam, tidak hanya

tentang cinta, tetapi ada juga lagu-lagu bertemakan alam, sosial-politik,

bencana, religius, dan keluarga. Sentuhan musiknya sempat mendorong

pembaruan pada dunia musik pop Indonesia. Semua lagu ditulisnya

sendiri, ia tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain,

kecuali lagu Mengarungi Keberkahan Tuhan yang ditulis bersama dengan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (www.wikipedia.com/biografi Ebiet

G. Ade).

Semua karya-karyanya telah melegenda dan terkenal dengan balada

yang syahdu dan syair-syair sarat makna dari lagu-lagu yang dibuatnya.

Lagu-lagunya mampu bertahan sampai sekarang dengan penggemarnya

dari berbagai lapisan masyarakat.

Kepopuleran Ebiet G. Ade disebabkan oleh beberapa faktor, antara

lain keberanian untuk menciptakan lagu yang bertemakan cinta, ketuhanan

dan kemanusiaan dengan menggunakan bahasa kias. Beberapa lirik lagu

Page 19: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

7

ciptaannya berbeda dari lirik lagu para pencipta lagu yang lain serta figur

Ebiet G. Ade yang sangat sederhana seperti penyanyi Iwan Fals, penyanyi

Chrisye, dan yang lainnya.

Ebiet mengatakan, lagu-lagu yang diciptakannya merupakan

renungan dari kejadian yang ada disekitarnya. Ia mengungkapkan setiap

rasanya dalam bait-bait puisi yang akan ditambahkan musik saat ia akan

membacanya. Ebiet G. Ade telah merilis 21 album mulai tahun 1979

sampai tahun 2009 yang terpopuler adalah lagu yang berjudul “Untuk Kita

Renungkan” yang banyak menginspirasikan musisi lain dan masyarakat

yang mendengarkannya (www.wikipedia.com/biografi Ebiet G. Ade).

Para penggemar lagu Ebiet G. Ade berpendapat bahwa lagu-lagu

yang diciptakan sangatlah menarik dari segi maknanya. Penulis

menganggap bahwa lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Ebiet G. Ade

memiliki rasa yang tinggi sehingga menimbulkan adanya daya tarik

masyarakat untuk menikmatinya. Hal ini karena diduga oleh adanya

anggapan penulis bahwa nilai rasa tersebutlah yang dapat mengantarkan

pendengar untuk menjadikan lagu-lagu tersebut sebagai salah satu

tembang terlaris. Jadi, hal inilah yang mendorong penulis untuk mengkaji

lebih dalam mengenai makna kias lagu-lagu Ebiet G. Ade dalam lirik

lagunya dan kemungkinannya sebagai bahan atau skenario pengajaran

sastra di SMA. Siswa SMA tertarik pada lagu ciptaan Ebiet G. Ade karena

dalam lagu tersebut menggunakan bahasa yang puitis. Berdasarkan latar

belakang tersebut, penulis memilih judul “Analisis Makna Kias Dalam

Page 20: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

8

Lirik Lagu Ebiet G. Ade Sebagai Skenario Pembelajaran Sastra di Kelas X

SMA“.

B. Identifikasi Masalah

Suatu penelitian diawali dengan adanya masalah. Pradopo (1991:

10) menyatakan bahwa masalah merupakan kondisi atau keadaan yang

mengancam, menganggu, menghambat, menyulitkan, dan menunjukkan

kesenjangan dari apa yang diharapkan. Identifikasi masalah penelitian ini

dipaparkan dibawah ini.

1. Makna kias yang terkandung dalam lirik lagu yang berjudul Titip

Rindu Buat Ayah, Untuk Kita Renungkan, dan Masih Ada Waktu

karya Ebiet G. Ade.

2. Lagu yang berjudul Titip Rindu Buat Ayah, Untuk Kita Renungkan,

dan Masih Ada Waktu karya Ebiet G. Ade digunakan sebagai

skenario pembelajaran sastra di kelas X SMA.

C. Pembatasan Masalah

Dalam setiap lagu terdiri dari bebarapa lirik-lirik yang mengandung

banyak arti dan makna yang sulit untuk dimengerti oleh setiap orang

karena disajikan dengan bahasa kias atau majas. Akan tetapi, untuk

menjaga agar penelitian lebih terarah dan fokus, maka diperlukan adanya

pembatasan masalah. Dengan pertimbangan tersebut, penelitian ini

dibatasi pada upaya mengungkap informasi mengenai makna kias dalam

Page 21: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

9

lirik lagu Ebiet G. Ade sebagai skenario pembelajaan sastra di kelas X

SMA.

D. Penegasan Istiah

Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian judul kajian ini,

penulis merasa perlu menjelaskan kembali istilah-istilah yang terdapat

dalam judul penelitian sebagai berikut.

1) Makna Kias

Makna kias adalah bagian dari gaya bahasa dan majas merupakan

peristiwa pemakaian kata yang melewati batas-batas maknanya yang

lazim atau menyimpang dari arti harfiah (Fillaili, 2007: 14).

Berdasarkan pendapat tersebut, makna kias adalah bahasa kias yang

dipergunakan untuk memperoleh efek tertentu dari suatu benda atau

hal dengan cara membandingkannya dengan benda atau hal lain yang

lebih umum.

2) Lagu-Lagu Ebiet G. Ade

Lagu Ebiet G. Ade adalah lagu ciptakan oleh Ebiet G. Ade yang

berjudul Titip Rindu Buat Ayah, Untuk Kita Renungkan, dan Masih

Ada Waktu.

3) Ebiet G. Ade

Seorang pencipta lagu dan penyanyi pop Indonesia yang telah

merilis 21 album yang bertemakan tentang cinta, alam, sosial-politik,

bencana, religius, dan keluarga. Lagu-lagunya mampu bertahan

Page 22: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

10

sampai sekarang dengan penggemarnya dari berbagai lapisan

masyarakat.

4) Skenario

Rencana lakon sandiwara atau film berupa adegan demi adegan

yang tertulis secara terperinci (KBBI, 2008: 1324).

5) Pembelajaran

Proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup

belajar (KBBI, 2008: 23).

Jadi, maksud judul skripsi “Analisis Makna Kias Dalam Lirik Lagu

Ebiet G. Ade Sebagai Skenario Pembelajaran Sastra di Kelas X SMA”

adalah penelitian mengenai analisis lagu-lagu Ebiet G. Ade dan

sebagai sumber belajar sastra untuk siswa di kelas X SMA.

E. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini dipaparkan dibawah ini.

1. Bagaimanakah makna kias yang terkandung dalam lirik lagu yang

berjudul Titip Rindu Buat Ayah, Untuk Kita Renungkan, dan Masih

Ada Waktu karya Ebiet G. Ade?

2. Bagaimanakah lagu yang berjudul Titip Rindu Buat Ayah, Untuk

Kita Renungkan, dan Masih Ada Waktu karya Ebiet G. Ade

tersebut dapat digunakan sebagai skenario pembelajaran sastra di

kelas X SMA?

Page 23: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

11

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah hal yang sangat penting dalam menyusun

rencana penelitian. Tujuan akan memudahkan peneliti atau pembaca

untuk meneliti masalah, sehingga dapat tercapai sesuai dengan apa yang

diinginkan oleh penulis. Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. mendeskripsikan makna kias yang terkandung dalam lirik lagu

yang berjudul Titip Rindu Buat Ayah, Untuk Kita Renungkan, dan

Masih Ada Waktu karya Ebiet G. Ade;

2. mendeskripsikan lagu yang berjudul Titip Rindu Buat Ayah, Untuk

Kita Renungkan, dan Masih Ada Waktu karya Ebiet G. Ade

tersebut dapat digunakan sebagai bahan atau skenario pembelajaran

sastra di kelas X SMA.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu segi teoretis dan segi

praktis.

1. Segi Teoretis

Dari segi teoretis, penelitian ini bermanfaat antara lain:

a) Menambah khasanah penelitian sastra.

b) Memberi gambaran tentang gaya bahasa dan makna kias yang

digunakan pada 3 lagu yang berjudul Titip Rindu Buat Ayah,

Untuk Kita Renungkan, dan Masih Ada Waktu karya Ebiet G.

Ade.

Page 24: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

12

c) Dapat memperkaya wawasan dibidang Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, dan hasilnya dapat digunakan untuk

mengembangkan teori analisis lagu yang sebelumnya digunakan

sebagai sumber atau bahan pembelajaran.

2. Segi Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-

manfaat, antara lain:

a) Manfaat bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan

dan mengembangkan pemahaman siswa tentang makna kias

yang digunakan pada lagu-lagu karya Ebiet G. Ade, dan

meningkatkan kreativitas dan keberanian siswa dalam berpikir.

b) Manfaat bagi guru

Penelitian ini untuk memperkaya khasanah metode dan

strategi dalam pembelajaran tentang analisis lagu atau puisi,

untuk dapat memperbaiki metode mengajar yang selama ini

digunakan, agar dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar

yang menarik dan tidak membosankan, dan dapat

mengembangkan keterampilan guru bahasa dan sastra Indonesia

khususnya dalam menerapkan pembelajaran mengenai analisis

makna kias dalam lagu-lagu karya Ebiet G. Ade.

Page 25: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

13

c) Manfaat bagi sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

rangka memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah yang

dapat disampaikan dalam pembinaan guru ataupun kesempatan

lain dalam pembelajaran struktur karya sastra khususnya lagu

atau puisi.

H. Sistematika Skripsi

Sistematika skripsi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran

skripsi yang disusun. Skripsi ini terdiri dari lima bab, pada bagian awal

terdiri dari sampul, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan

pernyataan, motto dan persembahan, prakata, daftar isi, dan abstrak.

Bab I pendahuluan berisi latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, penegasan istilah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab II yaitu berisi tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Dalam bab

ini, penulis menjelaskan tentang buku-buku apa yang menjadi referensi

dan teori-teori apa yang digunakan sebagai pedoman penelitian.

Bab III yaitu berisi metode penelitian. Metode penelitian meliputi

populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen, dan teknik

analisis data. Bab ini menjelaskan tentang metode yang digunakan

penulis untuk meneliti karya sastra.

Bab IV berisi tentang penyajian data dan pembahasan. Pada bab ini

penulis menyajikan dan membahas data yang diambil mengenai makna

Page 26: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

14

kias yang digunakan dalam lirik lagu Ebiet G. Ade (Titip Rindu Buat

Ayah, Untuk Kita Renungkan, dan Masih Ada Waktu) sebagai skenario

pembelajaran sastra di kelas X SMA.

Bab V berisi penutup. Pada bab ini penulis menyimpulkan

pembahasan data dan memberikan saran-saran yang relevan dengan

kesimpulan tersebut. Selain itu, penulis juga melampirkan lirik-lirik lagu

Ebiet G. Ade (Titip Rindu Buat Ayah, Untuk Kita Renungkan, dan Masih

Ada Waktu), dan daftar pustaka.

Page 27: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

Pada bab ini dikemukakan dua hal pokok, yaitu tinjauan pustaka

dan kajian teoretis.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis untuk

membandingkan terhadap kajian terdahulu dengan kajian yang akan penulis

lakukan sehingga diketahui perbedaan dan kesamaan yang khas antara

kajian-kajian tersebut.

Penelitian melalui pendekatan nilai terhadap sastra telah banyak

dilakukan oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah

Purworejo, diantaranya yaitu: (1) Rasman (2013) “Analisis Majas dalam

Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata dan Relevansi Pembelajaran

Menulis Di Kelas XI SMA” dan (2) Suryani (2004) “Analisis Struktur dan

Gaya Bahasa pada Novel Kubur Ngemut Wewadi Karya A.Y.Suharyono”.

Rasman (2013) menulis skripsi yang berjudul “Analisis Majas dalam

Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata dan Relevansi Pembelajaran

Menulis Di Kelas XI SMA”.Penelitian Rasman membahas majas yang

digunakan dalam novel Sang Pemimpi yang meliputi: (1) majas

perbandingan; (2) majas perulangan; (3) majas pertentangan; dan (4) majas

penegasan. Rasman juga menyatakan alasan pengarang mengguanakan

15

Page 28: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

16

majas pada novel Sang Pemimpi adalah untuk berimajinasi membayangkan

keadaan dalam novel dan juga ikut terlarut merasakan cerita dalam novel.

Pemakaian majas juga dapat menghidupkan apa yang dikemukakan

dalam teks, dapat mengemukakan gagasan yang penuh makna dengan

singkat dan pemakaian majas digunakan untuk penekanan terhadap pesan

yang diungkapkan. Bahasa yang digunakan mempunyai fungsi estetik

yang dominan yakni untuk mendapatkan nilai sastra sebagai sarana sastra

yang menjadi ciri khas pengarang.

Persamaan penelitian penulis dengan peneltian Rasman adalah dari

segi fokus penelitian. Baik penulis maupun Rasman sama-sama

menganalisis penggunaan makna kias yang terdapat dalam teks sastra dan

skenario pembelajarannya di kelas X SMA. Perbedaannya, peneliti

menggunakan lirik lagu sebagai objek penelitian, sedangkan Rasman

menggunakan novel sebagai objek penelitiannya.

Skripsi Suryani (2004) berjudul “Analisis Struktur dan Gaya Bahasa

pada Novel Kubur Ngemut Wewadi Karya A.Y.Suharyono”,membahas

unsur-unsur struktur intrinsik dan gaya bahasa yang terdapat dalam novel

Kubur Ngemut Wewadi karya A.Y.Suharyono.

Adapun unsur instrinsik yang ditemukan dalam skripsi Suryani,

yakni (1) tema yaitu kehidupan dan proses pendewasaan seseorang pemuda

yang tertimpa banyak masalah; (2) tokoh utama yaitu Indro, sedangkan

tokoh tambahan yaitu Dhik Titik, Santo, Bu Sarti, dan Anton; (3) alur yaitu

maju (progresif); (4) latar, tempat berada di kost Indro, kamar Indro, di

Page 29: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

17

rumah Dhik Titik. Latar waktu, siang hari, pagi hari, sore hari dan malam

hari; (5) gaya bahasa adalah metafora, hiperbola, eufimisme, personofikasi,

desenfikasi, perumpamaan, klimaks, antiklimaks, sinisme, sarkasme,

antitesis, tautologi, antifrasis, simile, epitet, slusi, sinedoks prasprototo.

Analisis yang dilakukan oleh Suryani dengan analisis yang

dilakukan penulis terdapat kesamaan dan perbedaan. Persamaannya terdapat

pada fokus penelitian, yaitu sama-sama menganalisis penggunaan majas

yang terdapat dalam karya sastra, sedangkan perbedaannya yaitu penelitian

yang dilakukan penulis berupa lirik lagu, dan penelitian yang dilakukan

Suryani berupa novel.

Adapun kesamaan simpulan penelitian yang dilakukan Rasman

dengan penelitian yang dilakukan Suryani, yaitu menjelaskan peserta didik

merasa lebih senang dan tertarik dengan pembelajaran yang dilaksanakan

dengan pembelajaran analisis dan pembelajaran apresiasi pada sebuah karya

sastra sehingga peserta didik merasa lebih tertantang serta merasa tidak

cepat bosan.

B. Kajian Teoretis

Kajian teori merupakan penjabaran kerangka teoretis yang memuat

beberapa materi untuk dijadikan sebagai acuan pokok dalam membahas

masalah yang diteliti. Suatu karya ilmiah agar dapat dipertanggung

jawabkan secara ilmiah, harus menggunakan dasar analisis tertentu, yaitu

sebuah teori. Teori-teori tersebut harus dapat dijadikan landasan

Page 30: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

18

pemikiran bagi pembahasan masalah penelitian. Teori-teori yang

mendukung harus sesuai dengan masalah yang diteliti, untuk kejelasan

uraian dalam suatu penelitian.

1. Makna Kias

Makna kias dapat diartikan sebagai bahasa yang mengiaskan atau

mempersamakan sesuatu hal dengan hal lain supaya gambaran menjadi

jelas, lebih menarik, dan hidup (Pradopo, 2012: 61). Pendapat berbeda

juga dikemukakan oleh Chaer (1995: 77), menurutnya makna kias adalah

semua bentuk bahasa (baik kata, frasa, maupun kalimat) yang tidak

merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti

denotasi). Makna kias dibagi menjadi 9, yaitu:

a. perbandingan (simile);

b. metafora;

c. perumpamaan epos (epic simile);

d. personifikasi;

e. hiperbola;

f. ironi;

g. metonimia;

h. sinedok (synecdoche);

i. allegori.

Page 31: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

19

a. Perbandingan (Simile)

Perbandingan atau perumpamaan atau simile ialah bahasa

kiasan yang menyamakansatu hal dengan hal lain dengan

menggunakan kata-kata pembanding seperti: bagai, bagaikan, bak,

seperti, semisal, laksana, penaka, se, dan kata-kata pembanding

yang lain (Pradopo, 2012: 62).

Perumpamaan atau perbandingan ini dapat dikatakan

bahasa kiasan yang paling sederhana dan paling banyak

dipergunakan dalam sajak. Namun, sesungguhnya perumpamaan

ini ada bermacam-macam corak pula. Perhatikan contoh di bawah

ini.

Sebagai kilat „nyinar di kalbu

Sebanyak itu curahan duka

Sesering itu pilu menyayat.

(St. Takdir Alisjahbana, “Bertemu” dalam Pradopo,

2000: 62).

Dalam suatu puisi, majas personifikasi berfungsi untuk

menghidupkan gambaran dengan menyamakan dua hal yang

berbeda.

b. Metafora

Metafora merupakan bahasa kiasan seperti perbandingan,

hanya tidak menggunakan kata-kata pembanding, seperti, bagai,

laksana, seperti, dan sebagainya (Pradopo, 2012: 66). Metafora

melihat sesuatu dengan perantaraan benda yang lain. Perhatikan

contoh di bawah ini.

Page 32: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

20

Bumi ini perempuan jalang

Yang menarik laki-laki jantan dan pertapa

Ke rawa-rawa mesum ini

(Subagio, “Dewa Telah Mati” dalam Pradopo, 2000: 62)

Dalam suatu puisi, majas metafora mempunyai fungsi

memperindah bunyi penuturannya dengan membangkitkan suasana

dengan menyamakan dua hal yang berbeda.

c. Perumpamaan Epos (epic simile)

Perumpamaan atau perbandingan epos (epic simile) ialah

perbandingan yang dilanjutkan, atau diperpanjang, yaitu dibentuk

dengan cara melanjutkan sifat-sifat pembandingnya lebih lanjut

dalam kalimat-kalimat atau frasa-frasa yang berturut-turut

(Pradopo, 2012: 69). Kadang-kadang lanjutan ini sangat panjang.

Perbandingan epos ini ada bermacam-macam variasi. Perhatikan

contoh di bawah ini.

Rustam Effendi

DI TENGAH SUNYI

Di tengah sunyi menderu rinduku,

Seperti topan. Meranggutkan dahan,

Mencabut akar, meranggutkan kembang kalbuku.

Majas perumpamaan epos berfungsi untuk memperindah

bunyi penuturannya dengan menggambarkan sesuatu dengan

melanjutkan sifat-sifat pembandingnya.

Page 33: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

21

d. Hiperbola

Hiperbola adalah kiasan yang berlebih-lebihan (Waluyo,

2010: 99). Penyair merasa perlu melebih-lebihkan hal yang

dibandingkan itu agar mendapatkan perhatian yang lebih seksama

dari pembaca. Perhatikan contoh berikut.

W.S. Rendra

Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta

Politisi dan pegawai tinggi

Adalah caluk yang rapi

Konggres-konggres dan konperensi

Tak pernah berjalan tanpa kalian

Untuk melukiskan ketamakan pihak yang kaya dan

berkuasa, Rendra melukiskan sebagai benteng besar yang gemuk

dan menghabiskan rerumputan. Sedang rakyat kecil yang

menderita dilukiskan dengan burung kondor.

Majas hiperbola berfungsi untuk mengintensifkan makna

dengan melebih-lebihkan sesuatu.

e. Ironi

Dalam puisi pamflet, demontrasi, dan kritik sosial, banyak

digunakan ironi yakni kata-kata yang bersifat berlawanan untuk

memberikan sindiran (Waluyo, 2010: 101). Perhatikan contoh puisi

karya Rendra dibawah ini.

Apa gunanya pendidikan

Bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

Page 34: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

22

Di tengah kenyataan persoalannya, Apakah gunanya pendidikan

Bila hanya mendorong seseorang

Menjadi layang-layang di ibukota

Kikuk pulang ke daerahnya? (“Sajak Seonggok Jagung”1975)

Rendra melukiskan potret kehidupan seseorang guru dengan

tujuan untuk menyindir guru yang menyelewengkan wewenang

demi memenuhi kebutuhanya dan melalaikan tugasnya sebagai

pendidik generasi muda.

Dalam sebuah puisi, majas ironi berfungsi untuk

membangkitkan suasana dan kesan tertentu dengan melukiskan

sebuah peristiwa dengan sindira.

f. Personifikasi

Personifikasi merupakan bahasa kiasan yang

mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda mati dibuat

hidup, berpikir, dan sebagainya seperti manusia (Pradopo, 2012:

75). Personifikasi banyak digunakan penyair dari dulu hingga

sekarang. Personifikasi digunakan untuk membuat hidup lukisan,

di samping itu juga memberi kejelasan beberan, memberikan

bayangan angan yang konkret. Perhatikan contoh di bawah ini.

Rustam Effendi

ANAK MOLEK

Malas dan malu nyata pelita

seperti meratap mencucuri mata

seisi kamar berduka cita,

seperti takut, gentar berkata

(Jassin dalam Pradopo, 2000: 76)

Page 35: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

23

Dalam puisi, majas personifikasi mempunyai fungsi untuk

menghidupkan gambaran dari obyek yang dilukiskan dengan

seperti manusia atau benda hidup.

g. Metonimia

Bahasa kiasan yang lebih jarang ditemui pemakaiannya

dibandingkan metafora, perbandingan, dan personifikasi ialah

metonimia dan sinedok (Pradopo, 2012: 77). Metonimia dalam

bahasa Indonesia sering disebut kiasan pengganti nama. Bahasa

dalam metonimia berupa penggunaan sesuatu yang sangat dekat

hubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut.

Perhatikan contoh berikut.

Toto Sudarto Bachtiar

IBU KOTA SENJA

Klakson dan lonceng bunyi bergiliran

............

Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan

Di bawah bayangan samar istana kejang

O, kota kekasih setelah senja

Dari kutipan di atas terlihat bahwa penggunaan kata klakson

dan lonceng, dapat menggantikan orang-orang atau partai-partai

yang bersaing adu keras suaranya. Sungai kesayangan

menggantikan Sungai Ciliwung. Istana mengganti kaum kaya yang

memiliki rumah-rumah seperti istana. Kota kekasih adalah

Jakarta.Fungsi metonimia pada lirik di atas adalah untuk

menghidupkan gambaran

Page 36: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

24

h. Sinedok (synecdoche)

Sinedok adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu

bagian yang penting suatu benda (hal) untuk benda atau hal itu

sendiri (Pradopo, 2012: 78). Sinedok dibagi menjadi dua macam:

a) Pars pro toto (sebagian untuk keseluruhan)

Pars pro toto adalah sinekdok yang menyatakan bagian

untuk keseluruhan (Pradopo, 2012: 78). Maksudnya, untuk

menonjolkan suatu hal dengan menyebutkan salah satu bagian

yang terpenting dari keseluruhan hal, keadaan, atau benda dalam

hubungan tertentu. Dapat menyebutkan suara, mata, hidung, atau

bagian tubuh yang lain untuk menggambarkan orang. Perhatikan

contoh berikut ini.

Toto Sudarto Bachtiar

KEPADA SI MISKIN

Terasa aneh dan aneh

Sepasang-sepasang mata memandangku

Menimpakan dosa

Terus terderikankah pandangan begini?

Dalam sebuah puisi, majas sinedoks pars pro toto berfungsi

untuk mengintensifkan atau mempertegas makna, yakni dengan

memberikan pengulangan yang bersifat menekankan kata

sebelumnya

Page 37: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

25

b) Totum pro parte (Keseluruhan untuk sebagian)

Totum pro parte adalah sinedok yang menyebutkan

keseluruhan atau melihat sesuatu secara generalisasi untuk

menonjolkan sebagian (Pradopo, 2012: 79). Perhatikan contoh di

bawah ini.

Sitor Situmorang

Kujelalahi bumi dan alis kekasih

Dari kutipan di atas kata-kata kias dipakai dalam cerita,

lukisan, kiasan, ulasan, kisah, dan sebagainya. Dengan

menggunakan kata-kata kias, penuturan menjadi efektif, hidup,

mengesankan, dan menarik perhatian. Perhatikan contoh-contoh

berikut ini.

1) Awas penyakit demam berdarah mengganas kemana-mana.

2) Orang kecil sering disepelekan oleh orang besar.

3) Rapat itu dihentikan karena mengalami jalan buntu

Sama dengan majas sinedok pars pro toto, fungsi majas

sinedok totum pro parte berfungsi untuk mengintensifkan atau

mempertegas makna, yakni dengan memberikan pengulangan yang

bersifat menekankan kata sebelumnya.

Page 38: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

26

i. Allegori

Allegori adalah cerita kiasan ataupun lukisan kiasan yang

mengkiaskan hal lain atau kejadian lain (Pradopo, 2012: 71).

Allegori ini banyak terdapat dalam sajak-sajak Pujangga Baru.

Tetapi, pada waktu sekarang banyak juga terdapat dalam sajak-

sajak Indonesia modern. Perhatikan contoh di bawah ini.

Sarpadi Djoko Damono

DI KEBON BINATANG

Seorang wanita muda berdiri terpikat memandang ular yang

melilit sebatang pohon sambil menjulur-julurkan lidahnya, kata

kepada suaminya, “ Alangkah indahnya kulit ular itu untuk tas dan

sepatu!”

Lelaki muda itu seperti teringat sesuatu, cepat-cepat menarik

lengan istrinya meninggalkan tempat terkutuk itu. (Akuarium

dalam Pradopo, 2000: 75).

Majas allegori berfungsi untuk memperindah bunyi

penuturannya.

Jadi, dari penjelasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa

makna kias adalah makna yang acuannya tidak sesuai dengan

makna sebenarnya.

2. lirik

Unsur dasar dalam susunan teks puisi bukanlah kalimat

melainkan lirik sajak. Kata-kata yang mewujudkan teks puisi tidak

hanya ditujukan kepada struktur kalimat secara logika-sintaktik,

Page 39: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

27

melainkan pula kepada struktur ritma sebuah lirik sajak. Kesatuan

yang terwujud dalam lirik sajak tampak dengan makin jelas sejauh

lirik-lirik itu semakin pendek. Semakin pendek lirik lagu, peralihan

dari lirik sajak yang satu ke yang lain lebih tajam. Bila lirik-lirik

panjang sehingga makin menyerupai kalimat-kalimat, maka

pembahasan tidak begitu menyolok yang penting bagaimana kata-kata

dalam sebuah puisi memperoleh suatu makna tambahan karena bentuk

lirik sajak.

Lirik dalam sastra adalah sajakyang melukiskan perasaan dan

dapat terdiri dari satu kata dan huruf (fonetik), bahkan hanya terdiri

dari satu tanda baca yaitu tanda seru dalam satu baris (larik). Lirik

dalam lagu adalah sajak yang secara spontan melahirkan dan

mewujudkan perasaan batin seseorang.

Dalam sebuah lirik terdapat ungkapan pengalaman jiwa

pengarangnya yang memiliki unsur cipta, rasa, dan karsa yang dapat

dijadikan tambahan pengalaman serta ilmu bagi pendengarnya.

Lirik dalam karya sastra (puisi) terdiri dari satu larik (baris)

dalam satu bait tetapi sudah mempunyai pengertian seperti puisi

Malam Lebaran karya Sitor Situmorang, sedangkan lirik dalam lagu

harus terdiri dari dua larik (baris) dalam satu bait untuk memudahkan

pendengar mengerti atas apa yang disampaikan penyanyi.

Bentuk kesusastraan dapat dibedakan menjadi epik dan lirik.

Epik dalam karya sastra menceritakan tentang perbuatan pahlawan,

Page 40: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

28

seperti puisi berjudul Diponegoro karya Chairil Anwar yang

menceritakan tentang Pangeran Diponegoro seorang pahlawan

perjuangan, sedangkan epik dalam lagu menceritakan tentang kejadian

pada masa sekarang seperti lagu-lagu Ebiet G. Ade yang penulis teliti.

Epik adalah karangan yang bersifat menceritakan sesuatu yang

dilihat, didengar, dialami, diangan-angankan, atau yang dipelajari oleh

pengarangnya. Epik bersifat objektif, karena pengarangnya

mengesampingkan perasaan, pendirian atau kesannya terhadap yang

diceritakannya. Buah sastra yang bersifat epik misalnya: kisah,

biografi, novel, cerpen, dogeng, esai, dan kritik.

Lirik adalah karya sastra yang bersifat curahan hati atau

perasaan. Pengarang mengemukakan pujaan, kebencian, kegembiraan,

kesediahan, kecintaan, dan sebagainya. Lirik bersifat subyektif, karena

pengarangnya mengutamakan perasaan dan pendiriannya terhadap

sesuatu yang diceritakannya itu. Jenis karangan yang tergolong lirik,

misalnya: lagu, ode (nyanyian kepahlawanan), hymne (nyanyian

pujaan), elegi (nyanyian ratapan), satire (sajak cemooh), epigram

(sajak cetusan), ballada (sajak romantis).

3. Deskripsi tentang Ebiet G. Ade

Banyak orang yang belum mengenal penyanyi dan pencipta

lagu yang bernama Ebiet G. Ade, terutama generasi muda. Lagu-

lagunya populer tahun 1980-an, tetapi sampai sekarang masih tidak

Page 41: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

29

jemu didengar. Lirik lagunya begitu puitis dengan pesan yang tersurat

dan tersirat. Dia mengajak pendengar berlibur sambil berpikir. Dapat

dikatakan bahwa peminat lagu-lagu Ebiet G. Ade adalah mereka yang

suka berpikir dan tahu menghargai lagu sebagai suatu bentuk seni

yang berpesan.

Ebiet G. Ade mempunyai kelebihan yang sukar ditandingi oleh

penyanyi-penyanyi lain. Dia menciptakan lagu, menulis, dan

menyanyikannya sendiri. Dia tidak pernah menyanyikan lagu yang

diciptakan oleh orang lain. Dia dapat menyanyikan lagu dengan baik.

Pendengar yang pernah menyaksikan konsernya secara live akan

mengatakan bahwa suaranya tidak berubah seperti yang didengar di

dalam rekaman.

Kebanyakan lirik lagu karya Ebiet G. Ade mudah dipahami

oleh orang biasa, tetapi diolah dengan begitu indah, dan puitis. Lagu-

lagunya bertemakan cinta, ketuhanan, dan kemanusiaan. Kebanyakan

lagu cinta dihasilkan selama masa mudanya, seperti Cinta Yang

Hilang, Camellia I, Camellia II, Camellia III, Camellia IV, Elegi Esok

Pagi, dan Untuk Kekasih. Pada waktu itu tidak kurang juga lagu-lagu

yang bertemakan ketuhanan dan kemanusiaan yang dihasilkan di usia

mudanya, seperti Berita Pada Kawan dan Berjalan di Hutan Cemara.

Ebiet G. Ade adalah seseorang yang peka terhadap isu-isu

yang terjadi pada masa itu (pada saat diciptakannya lagu-lagu

tersebut). Berbagai isu dituangkan di dalam lagu-lagunya, seperti lagu

Page 42: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

30

Berita Kepada Kawan yang mengupas tentang kerusakan yang

dilakukan oleh tangan manusia di atas muka bumi. Di dalam lagu

Saksikan Bahwa Sepi, Ebiet G. Ade membandingkan ketegangan serta

kedamaian di desa dengan kebisingan dan kehangatan udara kota.

Isu-isu kemasyarakatan juga dituangkan dalam lagu-lagunya.

Lagu Anak yang menceritakan tentang seorang anak yang terkait oleh

masalah rumah tangga yang dialami oleh bapak dan ibunya sehingga

terpaksa mencuri untuk mendapatkan makan.

Dalam lagu Gadis Remang-Remang terdapat suatu nasehat

kepada para gadis-gadis yang begitu mudah mengabaikan kehormatan

diri hanya untuk kesenangan sementara.

4. Deskripsi Skenario Pembelajaran Sastra

Sastra merupakan satu cabang ilmu seni. Seni merupakan satu

hasil kegiatan imajinatif yang memiliki unsur estetik yang dominan.

Dengan demikaian, sastra sebagai karya seni tentu merupakan suatu

wujud keindahan, artinya unsur-unsur yang membangun sastra itu

mampu menjelma menjadi keindahan. Pengajaran sastra tidak dapat

terlepas dari masalah keindahan dan juga masalah kehidupan yang

selalu menjadi dasar jelmaan sastra.

Pelaksanaan pengajaran sastra selalu berkaitan dengan seni.

Kepekaan terhadap nilai keindahan dan nilai-nilai kehidupan menjadi

perhatian pengajar sastra. Oleh karena itu, dalam kaitanya dengan

Page 43: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

31

usaha pembentukan pribadi para siswa, pengajaran sastra mempunyai

peranan yang besar (Sawardi, 2000: 2).

Unsur-unsur fisik sastra tidak selalu berupa unsur bahasa.

Orang memandang bahwa sastra merupakan salah satu ragam fungsi

terapan dari bahasa, maka sastra masuk dalam wilayah bahasa. Akan

tetapi, berdasarkan kenyataan perkembangan sastra, terbukti bahwa

sastra tidak semata-mata merupakan unsur dalam wilayah bahasa saja,

melainkan satu unsur yang bagian-bagiannya ada yang keluar

menerobos wilayah bahasa seperti pemakaian kata dalam bentuk seni.

Dalam bentuknya yang paling sederhana, pengajaran sastra

membekali para siswa dengan keterampilan mendengarkan, berbicara,

membaca, dan menulis. Keterampilan mendengarkan diperoleh pada

waktu para siswa mendengarkan puisi, nyanyian, pembacaan cerpen,

pementasan drama, dan pembacaan karya sastra yang lain. Dalam

pengajaran sastra keterampilan dan kecermatan mendengarkan sangat

diperlukan, karena salah dengar satu dua kata saja dalam suatu bacaan

puisi (lagu) mungkin dapat berakibat salah tangkap keseluruhan puisi

(lagu) itu.

Pengajaran sastra merupakan suatu hal yang penting guna

membekali para siswa tentang bagaimana cara memahami dan

mengapresiasikan sebuah karya sastra baik yang berwujud lagu, puisi,

dan karya sastra lainnya, sehingga diharapkan siswa dapat berpikir

secara logis dan kritis tentang suatu hal dalam kehidupan.

Page 44: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis menguraikan gambaran umum tentang objek

penelitian, fokus penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data

yang digunakan dalam penelitian.

A. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan hal yang menjadi titik perhatian dari suatu

penelitian. Titik perhatian tersebut berupa substansi atau materi yang diteliti

atau dipecahkan permasalahannya menggunakan teori-teori yang bersangkutan

(Sugiyono, 1992: 2). Dalam penelitian ini, objek penelitian yang digunakan

penelitian adalah lirik-lirik lagu Ebiet G. Ade yang terdiri dari tiga buah lagu

diantaranya Titip Rindu Buat Ayah dalam album Camellia IV, Untuk Kita

Renungkan dalam album Tokoh-Tokoh, dan Masih Ada Waktu album Sketsa

Rembulan Emas.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian skripsi ini adalah makna kiasdalam lirik-lirik lagu Titip

Rindu Buat Ayah dalam album Camellia IV, Untuk Kita Renungkan dalam

album Tokoh-Tokoh, dan Masih Ada Waktu album Sketsa Rembulan

Emasciptaan Ebiet G. Ade yang meliputi perbandingan (simile), metafora,

perumpamaan epos (epic simile), personifikasi, hiperbola, ironi, metonimia,

32

Page 45: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

33

sinedok (synecdoche), dan allegori sebagai skenario pembelajaran sastra di

kelas X SMA.

C. Sumber Data

Pada penelitian ini yang menjadi sumber data adalahlagu Ebiet G. Ade

yang terdiri dari tiga buah lagu diantaranya Titip Rindu Buat Ayah dalam

album Camellia IV, Untuk Kita Renungkan dalam album Tokoh-Tokoh, dan

Masih Ada Waktu album Sketsa Rembulan Emas.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010: 203), instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen dalam

penelitian ini adalah penulis selaku pelaku peneliti dengan alat bantu kartu

pencatat, serta buku yang berkaitan dengan analisis lagu dan sastra.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

observasi dan studi kepustakaan. Menurut Arikunto (2006: 156), metode

observasi adalah pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap

suatu objek dengan menggunakan seluruh pancaindera. Metode observasi ini

digunakan untuk mendapatkan fakta-fakta empirik yang tampak (kasat mata)

Page 46: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

34

dan guna memperoleh dimensi-dimensi baru untuk pemahaman konteks atau

fenomena (Widodo, 2012: 60).

Studi kepustakaan adalah metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mempelajari, mendalami, dan mengutip teori-teori atau konsep-

konsep dari sejumlah literatur baik buku, jurnal, majalah, koran, atau karya

tulis lainnya yang relevan dengan topik, fokus, atau variable penelitian

(Widodo, 2012: 61).

Teknik observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

Teknik observasi bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah,

sehingga diperoleh pemahaman terhadap informasi yang diperoleh

sebelumnya. Adapun aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah kata kata

yang digunakan dan makna yang terkandung dalam lirik lagu tersebut.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif. Menurut Moelong (1991:

3), deskriptif kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif

yang berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati.

Data ini bersifat kualitatif, karena data yang digunakan berupa bentuk-

bentuk bahasa atau kata-kata, yaitu lirik lagu dan bukan berupa data-data

angka.

Page 47: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

35

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis adalah

sebagai berikut:

a. mengumpulkan data yang sesuai;

b. mengklasifikasikan data sesuai dengan kebutuhan;

c. mengidentifikasi data penelitian;

d. menganalisis data penelitian yang berupa makna kias;

e. mengumpulkan hasil analisis menjadi hasil penelitian;

f. menyusun laporan hasil analisis.

G. Teknik Penyajian Hasil Analisis

Dalam penyajian hasil analisis, peneliti menggunakan metode informal.

Metode informal adalah penyajian hasil analisis data dengan kata-kata biasa

(Sudaryanto, 1993: 145). Dengan demikian, penulis menyajikan hasil analisis

makna kias dalam lagu Titip Rindu Buat Ayah album Camellia IV, Untuk Kita

Renungkan album Tokoh-Tokoh, dan Masih Ada Waktu album Sketsa

Rembulan Emas ciptaan Ebiet G. Ade yang dipaparkan dengan kata-kata biasa

tanpa menggunakan tanda dan lambang.

Page 48: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

36

BAB IV

PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA

Bab ini berisi penyajian data dan pembahasan data. Pada subbab

penyajian data, dipaparkan data-data penelitian yang dikumpulkan untuk

menjawab rumusan masalah. Selanjutnya, pada subbab pembahasan data, data

yang telah disajikan diuraikan dengan jelas guna menjawab permasalahan yang

telah dirumuskan tersebut. Di bawah ini dipaparkan kedua subbab itu.

A. Penyajian Data

Sesuai dengan permasalahan penelitian, data yang disajikan berupa

makna dalam lirik-lirik lagu Ebiet G. Ade dan skenario pembelajaran sastra

dengan bahan pembelajaran lirik-lirik lagu Ebiet G. Ade di SMA. Di bawah

ini disajikan data dari ketiga permasalahan tersebut.

1. Makna Kias dalam Lirik Lagu-Lagu Ebiet G. Ade

Data penelitian mengenai makna kias dalam lirik-lirik lagu Ebiet G.

Ade berupa kutipan baris-baris lirik lagu Ebiet G. Ade yang mengandung

gaya bahasa. Agar efektif, data disajikan dalam bentuk tabel yang

menggunakan nomor data dan jenis gaya bahasa yang ditemukan. Adapun

petikan lirik lagu tersebut, akan dipaparkan pada subbab pembahasan data.

Di bawah ini tabel sajian data makna kias dalam lirik-lirik lagu Ebiet G.

Ade.

36

Page 49: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

37

Tabel 1

Sajian Data Makna Kias dalam Lirik Lagu-Lagu Ebiet G. Ade

2. Skenario Pembelajaran Sastra dengan Materi Lirik Lagu-Lagu Ebiet

G.Ade di SMA

Data yang digunakan sebagai acuan pembahasan pembelajaran

sastra dengan bahan lirik lagu Ebiet G. Ade di kelas X SMA meliputi

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan refleksi.

Skenario pembelajaran ini dapat digunkan pada kelas yang terdapat

kegiatan memaknai puisi seperti pada silabus kelas X 5.1. Mengidentifikasi

unsur-unsur suatu puisi yang disampaikan secara langsung atau melalui

rekaman. Di bawah ini disajikan tabel data kedua tahap tersebut.

No Judul Lagu Makna Kias yang terkandung

1

Titip Rindu Buat Ayah

Metafora

2 Hiperbola

3 Perbandingan (simile)

4

Untuk Kita Renungkan

Metafora

5 Metonimia

6 Allegori

7 Personifikasi

8

Masih Ada Waktu

Metafora

9 Sinedoks (Pras pro toto)

10 Personifikasi

Page 50: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

38

Tabel 2

Sajian Data Pembelajaran Sastra Lirik Lagu-Lagu Ebiet G. Ade

No. Tahap Kegiatan

1 Perencanaan a. Menyusun RPP

b. Menyiapkan media pembelajaran

2 Pelaksanaan a. Kegiatan Awal

1) Guru menyampaikan informasi mengenai

standar kompetensi dan kompetensi dasar

pembelajaran yang akan dilaksanakan

2) Guru memberikan materi mengenai makna

kias.

b. Kegiatan Inti

1) Siswa membentuk kelompok kecil

2) Guru memberikan lembar jawaban kepada

siswa tiap kelompok.

3) Setiap kelompok ditugaskan mendengarkan

dan mencatat lirik lagu Ebiet G. Ade yang

diputar melalui media audiovisual selama

3-4 kali.

4) Setiap kelompok ditugaskan

mengidentifikasi dan mendiskusikan

makna kias yang terdapat dalam lirik yang

telah dicatat.

5) Siswa disuruh mengisi lembar jawaban

yang telah disediakan.

6) Kelompok mengumpulkan hasil

pekerjaannya.

Page 51: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

39

No. Tahap Kegiatan

7) Setiap kelompok perwakilan membacakan

hasil dari diskusinya di tempatnya di depan

kelas.

8) Kelompok lain mengomentari teman yang

sudah membacakan hasil diskusinya di

depan kelas.

c. Kegiatan Akhir

1) Guru mengarahkan dan mengomentari

hasil kerja mereka serta melengkapi hal-

hal yang belum terdapat dalam laporan

kegiatannya

2) Guru dan siswa bersama-sama

menyimpulkan hasil pembelajaran

3 Refleksi Menganalisis hasil tes siswa

B. Pembahasan Data

Di bawah ini diuraikan (1) makna kias dalam lirik-lirik lagu Ebiet G.

Ade, dan (2) sebagai skenario pembelajaran sastra di kelas X SMA. Di bawah

ini dideskripsikan kedua hal tersebut.

Page 52: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

40

1. Makna Kias dalam Lirik-Lirik Lagu Ebiet G. Ade

Di bawah ini diuraikan mengenai makna kias yang terdapat dalam lirik-

lirik lagu ciptaan Ebiet G. Ade yang berjudul (a) Titip Rindu Buat Ayah, (b)

Untuk Kita Renungkan, dan (c) Masih Ada Waktu.

a. Makna Kias dalam Lagu Titip Rindu Buat Ayah.

Lirik Lagu Titip Rindu Buat Ayah terdiri dari 23 larik dan 7 bait,

yaitu sebagai berikut.

Di matamu masih tersimpan

Selaksa peristiwa

Benturan dan hempasan

Terpahat di keningmu

Kau nampak tua dan lelah

Keringat mengucur deras

Namun kau tetap tabah hmm...

Meski nafasmu kadang tersengal

Memikul beban yang makin sarat

kau tetap bertahan

Engkau telah mengerti

hitam dan merah jalan ini

Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan

Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari

Kini kurus dan terbungkuk hmm...

Namun semangat tak pernah pudar

Meski langkahmu kadang gemetar

Kau tetap setia

Ayah,

Dalam hening sepi kurindu

Untuk menuai padi milik kita

Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan

Anakmu sekarang banyak menanggung beban

Dari lirik lagu di atas terkandung majas yakni majas

metafora, majas hiperbola, dan majas perbandingan. Di bawah ini

disajikan komponen-komponen tersebut satu persatu.

Page 53: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

41

a. Majas Matafora

Bait pertama baris ketiga dan keempat terdapat lirik lagu yang

bermakna kias, yakni sebagai berikut.

Benturan dan hempasan

terpahat di keningmu

Penggunaan katabenturan dan hempasan bermakna penderitaan

hidup yang dideritanya. Frasa terpahat di keningmu bukanlah pahatan-

pahatan yang terdapat di kening, tetapi gambaran akibat dari

penderitaan yang dialaminya. Kata benturan, hempasan danfrasa

terpahat di keningmu tergolong metafora karena kata dan frasa tersebut

menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga dengan yang

lain.

Fungsi metafora pada lirik lagu di atas adalah untuk

memperindah bunyi penuturannya dengan menyebutkan benturan dan

hempasan yang menggambarkan mengenai derita kehidupan yang

dialami oleh tokoh Ayah dan fras benturan yang melukiskan akibat dari

kerasnya kehidupan yang dialami.

Bait keempat baris kedua terdapat lirik lagu yang bermakna

kias, yakni sebagai berikut.

hitam dan merah jalan ini

Frasa hitam dan merah jalan ini bermakna liku-liku atau

manis-pahitnya kehidupan yang telah dialami oleh seorang Ayah. Frasa

Page 54: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

42

hitam dan merah jalan ini tergolong metafora karena merupakan cerita

kiasan yang membandingkan sesuatu dengan perantaraan benda lain.

Fungsi metafora pada lirik lagu di atas adalah untuk

memperindah bunyi penuturannya dengan mencantumkan nama warna

untuk menyebutkan pahit-manisnya kehidupan seorang Ayah dalam

lagu ini.

Bait keenam baris kedua terdapat lirik lagu yang bermakna kias,

yakni sebagai berikut.

Meski langkahmu kadang gemetar

Frasa langkahmu kadang gemetar bermakna ketidakkuatnya

kaki melangkah untuk bekerja sehingga sampai gemetar.Frasa

langkahmu kadang gemetar termasuk dalam metafora. Dikatakan

metafora karena merupakan kiasan yang membandingkan sesuatu

dengan perantaraan benda yang lain.

Fungsi metafora pada lirik lagu di atas adalah untuk

memperindah bunyi penuturannya dengan menggambarkan seorang

Ayah yang mampu berusaha sekuat tenaga yang digambarkan dengan

langkahmu kadang gemetar untuk menjalani menjalani kehidupannya.

Bait ketujuh baris ketiga terdapat lirik lagu yang bermakna kias,

yakni sebagai berikut.

Untuk menuai padi milik kita

Frasa padi milik kita bukanlah tanaman padi yang siap panen,

tetapi frasa padi milik kita adalah kebersamaan dan kerinduan yang

Page 55: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

43

muncul bila bertemu. Frasa Padi milik kita tergolong metafora karena

melukiskan sustu benda yang berhubungan dengan dengan benda lain.

Fungsi metafora pada lirik lagu di atas adalah untuk

memperindah bunyi penuturannya dengan menggunakan sebuah kata

padi yang dilambangkan dengan kebersamaan dan kerinduan seorang

pengarang yang teringat oleh seorang Ayahnya.

b. Majas Hiperbola

Bait kedua baris kedua terdapat lirik lagu yang bermakna kias,

yakni sebagai berikut.

Keringat mengucur deras

Frasa keringat mengucur deras bermakna kerja keras yang

dilakukan seseorang untuk menghadapi kerasnya hidup yang dialami

oleh Ayah. Frasa keringat mengucur deras tergolong hiperbola, karena

menyatakan begitu beratnya beban yang harus dipikul oleh Ayah yang

digambarkan berlebih-lebihan.

Fungsi hiperbola pada lirik lagu di atas adalah untuk

mengintensifkan atau mempertegas makna, yakni dengan memberikan

pengulangan yang bersifat menekankan kata sebelumnya dengan

melebih-lebihkan suatu kerja keras seorang Ayah yang digambarkan

dengan mengunakan obyek keringat yang diberi frasa mengucur deras

agar kelihatan lebih mempertegas.

Page 56: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

44

c. Majas Perbandingan

Bait kelima baris pertama dan kedua terdapat lirik lagu yang

bermakna kias, yakni sebagai berikut.

Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan

Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari

Frasa keriput tulang pipimu bermakna mengambarkan akibat

dari kerasnya kehidupan yang dialamainya. Sama halnya dengan frasa

legam terbakar matahari yang bermakna melakukan kerja keras untuk

memenuhi hidupnya. Frasa keriput tulang pipimu tergolong

perbandingan (simile) karena membandingkan dengan kata sebagai,

bagai, seperti, dan sebagainya. Sedangkan frasa legam terbakar

matahari tergolong metafora, karena merupakan cerita kiasan yang

menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga dengan yang

lain.

Fungsi perbandingan pada lirik lagu di atas adalah untuk

menghidupkan gambaran dengan menggunakan obyek keriput tulang

pipi dan legam terbakar matahari untuk melukiskan akibat kerja keras

seorang Ayah dalam memenuhi kebutuhan dalam menjalani kerasnya

kehidupan.

Jadi pada lirik lagu Untuk Kita Renungkanterdapat majas yang

dominan yakni majas metafora yang menyamakan dua hal yang berbeda

dan berfungsi memperindah bunyi penuturannya.

Page 57: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

45

Penafsiran lagu Titip Rindu Buat Ayah ciptaan Ebiet G. Ade

dipaparkansebagai berikut. Perhatikan bait pertama lagu Titip Rindu

Buat Ayah!

Di matamu masih tersimpan

Selaksa peristiwa

Benturan dan hempasan

Terpahat di keningmu

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwa keadaan seorang ayah yang masih mempunyai bekas luka akibat

merasakan kerasnya dunia.Perhatikan bait kedua lagu Titip Rindu Buat

Ayah!

Kau nampak tua dan lelah

Keringat mengucur deras

Namun kau tetap tabah hmm...

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwabagaimana perjuangan ayah melawan terik matahari yang

membakar tubuhnya, bagaimana keringat itu mengalir. Namun, ayah

begitu tabah dan setia.Perhatikan bait ketiga lagu Titip Rindu Buat

Ayah!

Meski nafasmu kadang tersengal

Memikul beban yang makin sarat

Kau tetap bertahan

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwaperjuangan seseorang Ayah walaupun nafasnya selalu

menghalangi untuk bekerja keras tetapi Ayah tetap tabah

menjalaninya.Perhatikan bait keempat lagu Titip Rindu Buat Ayah!

Page 58: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

46

Engkau telah mengerti

hitam dan merah jalan ini

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwaseorang Ayah yang mengerti tentang liku-liku atau pahit-

manisnya kehidupan.Perhatikan bait kelima lagu Titip Rindu Buat

Ayah!

Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan

Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari

Kini kurus dan terbungkuk hmm...

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwapenggambaran seorang Ayah yang hidup dalam penderitaan yang

digambarkan dengan munculnya tulang dipipi karena bekerja keras

walau kepanasan hingga menjadi kurus dan bungkuk.Perhatikan bait

keenam lagu Titip Rindu Buat Ayah!

Namun semangat tak pernah pudar

Meski langkahmu kadang gemetar

Kau tetap setia

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwasemangat membara yang dimiliki oleh Ayah untuk tetap setia

berusaha menjalani penderitaan walaupun sudah tidak kuat untuk

melangkah.Perhatikan bait ketujuh lagu Titip Rindu Buat Ayah!

Ayah,

Dalam hening sepi kurindu

Untuk menuai padi milik kita

Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan

Anakmu sekarang banyak menanggung beban

Page 59: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

47

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwakeriduan yang mendalam juga dirasakan ketika berada dalam

sepi. Kenangan dulu saat bersama Ayahnya. Namun kerinduan itu

hanya kerinduan semu. Ayah yang telah banyak pengalaman dalam

kehidupan membagi dengan anaknya. Sehingga anak yang ketika

ditinggal oleh ayahnya tidak kaget menghadapi ujian dalam

kehidupannya.

Dari analisis di atas, lagu Titip Rindu Buat Ayah

menggambarkan begitu dekat dan rindunya pengarang kepada sosok

ayah dalam hidupnya. Betapa pengarang begitu memperhatikan ayah,

sehingga pengarang dapat menggambarkan begitu detail keadaan ayah.

Kenangan bersama ayah begitu membekas. Bagaimana perjuangan ayah

dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.Kerinduan yang dialami oleh

pengarang kepada ayah yang begitu mendalam hanyalah tinggal

kerinduan yang tiada berarti. Anaknya sekarang harus hidup dengan

perjuangan dan beban yang begitu besar,kerena ayahnya yang telah

tiada

Dari lagu Titip Rindu Buat Ayah bahasa kiasan yang digunakan

yakni, metafora, hiperbola, dan perbandingan (simile). Pencipta lagu

menggunakan bahasa kiasan untuk menggantikan objek yang sangat

dekat hubungannya dengan objek tersebut serta melebih-lebihkan

semangat yang dimiliki melalui cerita kiasan. Pencipta lagu juga

Page 60: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

48

membandingkansesuatu dengan menggunakan kata pembanding

sebagai, bagai, ibarat, gambaran, dan lainnya.

b. Makna Kias dalam Lagu Untuk Kita Renungkan.

Lirik Lagu Untuk Kita Renungkan terdiri dari 35 larik dan 9 bait,

yaitu sebagai berikut.

Kita mesti telanjang

Dan benar-benar bersih

Suci lahir dan di dalam hati

Tengoklah ke dalam sebelum bicara

Singkirkan debu yang masih melekat

Singkirkan debu yang masih melekat

Anugrah dan bencana adalah kehendak-Nya

Kita mesti tabah menjalani

Hanya cambuk kecil

Agar kita sadar

Adalah dia di atas segalanya

Adalah dia di atas segalanya

Anak menjerit-jerit

Asap panas membakar

Lahar dan badai menyapu bersih

Ini bukan satu hukuman

Hanya satu isyarat

Bahwa kita mesti banyak berbenah

Memang bila kita kaji lebih jauh

Dalam kekalutan

Masih banyak tangan

Yang tega berbuat nista

Tuhan pasti telah memperhitungkan

Amal dan dosa yang kita perbuat

Kemanakah lagi kitakan sembunyi

Hanya kepada-Nya kita kembali

Tak ada yang bakal bisa menjawab

Mari kita runduk sujud pada-Nya

Kita mesti berjuang

Memerangi diri

Bercermin dan banyaklah bercermin

Tuhan ada di sini

Di dalam jiwa ini

Berusahalah agar Dia tersenyum

Page 61: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

49

Berusahalah agar Dia tersenyum

Dari lirik lagu di atas terkandung majas yakni majas metafora,

majas metonimia, majas allegori, dan majas personifikasi.Di bawah ini

disajikan komponen-komponen tersebut satu persatu.

a. Majas Metafora

Bait pertama baris pertama terdapat lirik lagu yang bermakna

kias, yakni sebagai berikut.

Kita masih telanjang

Penggunaan kata telanjang dalam lirik di atas bukan bermakna

tidak tertutup dan tidak berpakaian, tetapi maknanya adalah tidak ada

yang bisa disembunyikan dari Tuhan sebab Dia tahu segala-galanya.

Oleh sebab itu kita harus berbuat baik kepada siapa saja. Makna kias

yang terdapat pada bait ini tergolong metafora. Dikatakan metafora

karena kata telanjang merupakancerita kiasan yang menyatakan sesuatu

sebagai hal yang sama atau seharga dengan yang lain.

Fungsi metafora pada lirik lagu di atas adalah untuk

memperindah bunyi penuturannya dengan menyebutkan telanjang

untuk menjelaskan sifat yang dimiliki oleh Tuhan yakni Maha Tahu

anak semua yang dilakukan oleh manusia.

Bait kedua baris pertama dan kedua terdapat lirik lagu sebagai

berikut.

Tengoklah ke dalam sebelum bicara

Singkirkan debu yang masih melekat

Page 62: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

50

Terdapat frasa tengoklah ke dalam, frasa ini bukan bermakna

melihat apa yang ada di dalam, tetapi maknanya adalah intropeksi diri

baik perasaan, sikap, ataupun perbuatan sendiri sebelum membicarakan

kejelekan orang lain. Selanjutnya frasa singkirkan debu yang masih

melekat bukan bermakna untuk membersihkan kotoran, debu, atau

noda, melainkan membersihkan dosa, kemunafikan, sifat-sifat yang

tidak terpuji yang ada di dalam diri kita sendiri.

Kedua frasa di atas tergolong majas metafora, karena frasa-

frasa tersebut merupakan kiasan yang membandingkan sesuatu hal yang

sama dengan perantaraan benda lain.

Fungsi metafora pada lirik lagu di atas adalah untuk

memperindah bunyi penuturannya dengan menyuruh manusia untuk

mengintropeksi diri sebelum bicara dan membersihkan diri dari dosa-

dosa yang melekat pada drinya.

Bait kesembilan baris ketiga terdapat lirik lagu sebagai berikut.

Bercermin dan banyaklah bercermin

Frasa bercermin dan banyaklah bercemin bukanlah bermakna

banyak-banyaklah melihat muka diri sendiri di depan cermin, tetapi

membayangkan dan mengambil pelajaran dari atas apa yang telah kita

lakukan selama ini. Frasa ini tergolong dalam metafora, karena frasa

bercermin dan banyaklah bercermin merupakan cerita kiasan yang

membandingkan sesuatu dengan perantaraan benda lain.

Page 63: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

51

Fungsi metafora pada lirik lagu di atas adalah untuk

memperindah bunyi penuturannya dengan menyuruh seseorang untuk

bercermin dan membayangkan atas semua yang dilakukannya dan

mengambil hikmahnya.

b. Majas Metonimia

Bait ketiga baris ketiga terdapat lirik lagu seperti berikut.

Hanya cambuk kecil

Kata cambuk kecil bermakna kias cobaan yang datangnya dari

Tuhan dan cobaan itu didatangkan kepada manusia bertujuan agar kita

sadar akan kekeliruan atau dosa-dosa yang telah kita lakukan selama

ini. Kata cambuk kecil tergolong metonimia, karena kata cambuk kecil

merupakan kata ganti suatu objek yang sama atau dekat hubungannya

dengan objek tersebut. Kata cambuk kecil menggantikan kata cobaan.

Fungsi metonimia pada lirik lagu di atas adalah untuk

menghidupkan gambaran. Pada lirik ini pengarang mengibaratkan

cambuk kecil dengan dosa-dosa yang telah dilakukan selama ini.

Bait kedelapan baris keempat terdapat lirik lagu sebagai berikut.

Mari kita runduk sujud pada-Nya

Kata runduk bukan bermakna kias tunduk seperti posisi padi saat

mulai panen, tetapi meminta atau memohon ampun. Kata runduk

tergolong metonimia. Dikatakan metonimia karena kata runduk

merupakan penggunaan objek yang sangat dekat hubungannya untuk

menggantikan objek tersebut.

Page 64: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

52

Fungsi metonimia pada lirik lagu di atas adalah untuk

menghidupkan gambaran. Pada lirik ini penggunaan kata runduk

dikaitkan dengan memohon ampun.

c. Majas Allegori

Bait keempat baris pertama dan kedua terdapat lirik lagu

sebagai berikut.

Anak menjerit-jerit

Asap panas membakar

Terdapat frasa anak menjerit-jerit yang bermakna bukan berteriak

keras, tetapi bermakna menangis atas sesuatu. Selanjutnya pada frasa

asap panas membakar, bukan asap api yang menghanguskan, tetapi

gejolak jiwa yang menimbulkan amarah atau memanaskan suasana.

Makna kias yang terdapat pada frasa anak menjerit-jerit dan asap

panas membakar tergolong allegori, karena kedua frasa tersebut

merupakan cerita atau lukisan yang mengkiaskan hal lain atau kejadian

lain.

Fungsi allegori pada lirik lagu di atas adalah untuk memperindah

bunyi penuturannya yang menggambarkan tanggisan manusia dengan

anak yang menjerit dan gejolak jiwa atau amarah dengan frasa asap

panas membakar.

Page 65: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

53

d. Majas Personifikasi

Bait keempat baris ketiga terdapat lirik lagu sebagai berikut.

Lahar dan badai menyapu bersih

Pada frasa lahar dan badai menyapu bersih bukan bermakna

lumpur yang keluar dari kawah gunung berapi dan angin ribut yang

keluar membersihkan semuanya bagai sapu, tetapi frasa tersebut

bermakna bencana atau kerusuhan yang terjadi dan menghabiskan

semua yang ada di muka bumi ini.

Frasa lahar dan badai menyapu bersih tergolong personifikasi

karena pencipta lagu melukiskan atau menyamakan lahar dan badai

seperti manusia yang dapat melakukan sesuatu. Lahar dan badai

dianggap dapat menyapu seperti manusia.

Fungsi personifikasi pada lirik lagu di atas adalah untuk

menghidupkan gambaran dengan menggambarkan sesuatu yang dapat

menghabiskan isi muka bumi dengan frasa lahar dan badai menyapu

bersih.

Jadi pada lirik lagu Untuk Kita Renungkanterdapat majas yang

dominan yakni majas metafora yang menyamakan dua hal yang berbeda

dan berfungsi memperindah bunyi penuturannya.

Penafsiran lagu Untuk Kita Renungkan ciptaan Ebiet G. Ade

dipaparkan sebagai berikut. Perhatikan bait pertama lagu Untuk Kita

Renungkan!

Page 66: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

54

Kita mesti telanjang

Dan benar-benar bersih

Suci lahir dan di dalam hati

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwakita mesti menyesali akan dosa-dosa yang telah kita lakukan dan

berniat untuk memperbaiki hidup atau perbuatan seperti pada waktu

kita lahir yang masih suci. Perhatikan bait kedua lagu Untuk Kita

Renungkan!

Tengoklah ke dalam sebelum bicara

Singkirkan debu yang masih melekat

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwasebelum membicarakan orang lain tentang kejelekannya, terlebih

dahulu kita intropeksi diri dan menyingkirkan atau menjauhkan sifat-

sifat buruk kita yang ada di dalam diri kita. Perhatikan bait ketiga lagu

Untuk Kita Renungkan!

Anugrah dan bencana adalah kehendak-Nya

Kita mesti tabah menjalani

Hanya cambuk kecil

Agar kita sadar

Adalah dia di atas segalanya

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwacobaan-cobaan yang datang dan kita alami selama ini yang

menyuruh kita agar menjadi orang yang sabar dan tabah menjalaninya,

mengingat semua adalah kehendak Tuhan. Perhatikan bait keempat lagu

Untuk Kita Renungkan!

Anak menjerit-jerit

Asap panas membakar

Lahar dan badai menyapu bersih

Page 67: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

55

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwatanggisan anak-anak yang ketakutan karena melihat bahkan

merasakan bencana yang menghabiskan semua yang ada di muka bumi.

Perhatikan bait kelima lagu Untuk Kita Renungkan!

Ini bukan satu hukuman

Hanya satu isyarat

Bahwa kita mesti banyak berbenah

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwa bencana yang terjadi bukanlah merupakan hukuman atau balasan

atas semua kesalahan kita, tetapi tanda agar kita mau bertobat.

Perhatikan bait keenam lagu Untuk Kita Renungkan!

Memang bila kita kaji lebih jauh

Dalam kekalutan

Masih banyak tangan

Yang tega berbuat nista

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwasaat manusia mengalami keputusasaan maka setiap manusia pasti

akan melakukan perbuatan nista atau jahat. Perhatikan bait ketujuh lagu

Untuk Kita Renungkan!

Tuhan pasti telah memperhitungkan

Amal dan dosa yang kita perbuat

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwaTuhan telah mengetahui perbuatan baik dan perbuatan jahat yang

selama ini kita perbuat. Perhatikan bait kedelapan lagu Untuk Kita

Renungkan!

Page 68: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

56

Kemanakah lagi kitakan sembunyi

Hanya kepada-Nya kita kembali

Tak ada yang bakal bisa menjawab

Mari kita runduk sujud pada-Nya

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwakemanapun kita pergi tak ada yang dapat menjawab kenapa

bencana terjadi, tetapi kita hanya dapat memohon ampunan kepada

Tuhan. Perhatikan bait kesembilan lagu Untuk Kita Renungkan!

Kita mesti berjuang

Memerangi diri

Bercermin dan banyaklah bercermin

Tuhan ada di sini

Di dalam jiwa ini

Berusahalah agar Dia tersenyum

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwadiri kita agar dapat melawan kejahatan yang ada dalam diri kita

sendiri dan mengambil pelajaran atas kesalahan sehingga Tuhan

mengampuni kita.

Dari analisis di atas, lagu Untuk Kita Renungkan menggambarkan

kejadian atau bencana yang terjadi di dalam bumi ini karena ulah

tangan dan dosa-dosa kita sendiri yang tidak dapat menahan emosi.

Oleh karena itu, hendaknya kita bertobat dan memohon ampun kepada

Tuhan.

Dari lagu Untuk Kita Renungkan bahasa kiasan yang digunakan

yakni, metafora, allegori, metonimia, dan personifikasi. Pencipta lagu

menggunakan bahasa kiasan untuk menggantikan objek yang sangat

dekat hubungannya dengan objek tersebut serta mencoba untuk

Page 69: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

57

melukiskan keinginannya melalui cerita kiasan. Pencipta lagu juga

melukiskan benda-benda alam yang seolah-olah dapat berbuat seperti

manusia.

c. Makna Kias dalam lagu Masih Ada Waktu

Lirik lagu Masih Ada Waktu terdiri dari 30 larik dan 9 bait, yaitu

sebagai berikut.

Bila masih mungkin

Kita menoreh bakti

Atas nama hati dan jiwa tulus ikhlas

Mumpung ada waktu

Kesempatan buat kita

Mengumpulkan bekal perjalanan abadi

Kita pasti ingat

Tragedi yang memilukan

Kenapa harus mereka

Yang terpilih menghadap

Tentu ada nikmatnya

Yang harus kita petik

Atas nama jiwa mari heningkan cipta

Kita mesti bersyukur

Bahwa kita masih diberi waktu

Entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat menghitung

Hanya atas kasih-Nya

Hanya atas kehendak-Nya

Kita masih bertemu matahari

Kepada rumput ilalang

Kepada bintang gemintang

Kita dapat meminjam catatan-Nya

Sampai kapankah gerangan

Waktu yang tersisa

Semuanya menggeleng

Semuanya terdiam

Semuanya menjawab tak mengerti

Yang terbaik hanyalah

Segeralah bersujud

Mumpung kita masih diberi waktu

Page 70: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

58

Dari lirik lagu di atas terkandung majas yakni majas metafora,

majas sinedoks pars pro toto, dan majas personifikasi. Di bawah ini

disajikan komponen-komponen tersebut satu persatu.

a. Majas Metafora

Bait pertama baris kedua terdapat lirik lagu yang bermakna kias,

yakni sebagai berikut.

Kita menoreh bakti

Kata menoreh bakti bermakna kias memberikan sesuatu

sebagai bakti bukan mengiriskan tidak terlalu dalam (menorehkan).

Makna kias menorehkan bakti tergolong metafora. Dikatakan metafora

karena merupakan kiasan yang membandingkan sesuatu dengan

perantaraan benda yang lain.

Fungsi metafora pada lirik lagu di atas adalah untuk

memperindah bunyi penuturannya dengan menggunakan frasa menoreh

bakti untuk menyebutkan memberikan sebuah bakti tanpa pamrih.

Bait keempat baris kedua dan ketiga terdapat lirik lahu sebagai

berikut.

Yang harus kita petik

Atas nama jiwa mari heningkan cipta

Kata petik bukanlah mengambil atau memetik bunga atau buah

dengan mematahkan tangkainya, tetapi kata petik bermakna dapat

melakukan sesuatu. Kemudian pada frasa atas nama jiwa mari

heningkan cipta bukanlah bermakna atas nama jiwa mari kita

merenungkan pikiran, tetapi frasa atas nama jiwa mari heningkan

Page 71: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

59

cipta bermakna lubuk hati yang paling dalam mencoba untuk

renungkan dan sadari dan bertobat atas kesalahan atau dosa yang telah

kita perbuat.

Dari bait keempat baris kedua dan ketiga tersebut tergolong

metafora. Kata petik dan frasa atas nama jiwa mari heningkan

ciptamerupakan cerita kiasan yang menceritakan hal lain atau kejadian

lainnya.

Fungsi metafora pada lirik lagu di atas adalah untuk

memperindah bunyi penuturannya dengan menggunakan kata petik dan

frasa atas nama jiwa mari kita heningkan cipta untuk menyebutkan

melaksanakan sesuatu dari lubuk hati untuk bertaobat atas kesalahan

yang diperbuat.

b. Majas Sinedoks pars pro toto

Bait kedua baris ketiga terdapat lirik lagu sebagai berikut.

Mengumpulkan bekal perjalanan abadi

Terdapat frasa bekal perjalanan abadi yang bukanlah bermakna

sesuatu makanan atau bekal yang disediakan untuk di alam setelah mati,

tetapi bermakna kias melakukan amal atau perbuatan baik sebagai bekal

kehidupan setelah mati. Frasa kiasan bekal perjalanan abadi termasuk

sinedoks (pars pro toto). Dikatakan sinedoks (pars pro toto) karena

frasa bekal perjalanan abadi menyebutkan suatu bagian yang penting

untuk menyatakan keseluruhan.

Page 72: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

60

Fungsi sinedok pars pro toto pada lirik lagu di atas adalah

untuk mengintensifkan atau mempertegas makna dengan menggunakan

frasa bekal perjalanan abadi dalam menyebutkan dan ajakan kepada kita

untuk berbuat baik menggingat untuk bekal kita akhirat kelak.

c. Majas Personifikasi

Bait keenam baris keempat, kelima, dan keenam terdapat lirik

sebagai berikut.

Kepada rumput ilalang

Kepada bintang gemintang

Kita dapat meminjam ciptaan-Nya

Terdapat frasa kepada rumput ilalang yang bukanlah bermakna

rumput yang tidak terurus dan dianggap suatu hal yang sepele, tetapi

frasa kepada rumput ilalang bermakna dosa-dosa kecil yang kita sering

lakukan seperti menipu dan berbohong kepada orang lain yang kita

anggap hal yang sepele. Kemudian frasa kepada bintang gemintang

bukanlah bermakna bintang di langit yang mempunyai cahaya yang

kuat, tetapi dosa-dosa besar yang kita lakukan. Pada frasa meminjam

catatan-Nya bukanlah meminta dan meminjam catatan Tuhan, tetapi

bermakna mengharapkan karunia agar dapat mengintropeksi diri atas

kesalahan yang telah kita perbuat.

Makna kias yang terdapat pada bait keenam termasuk

personifikasi. Dikatakan personifikasi karena pencipta lagu mencoba

menyamakan rumput ilalang dan bintang gemintang sebagai seperti

manusia yang dapat melakukan perbuatan pencipta lagu menganggap

Page 73: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

61

rumput ilalang dan bintang gemintang dapat menminjamkan cacatan

Tuhan.

Fungsi personifikasi pada lirik lagu di atas adalah untuk

menghidupkan gambaran dengan menggunakan benda mati seperti

rumput ilalang dan bintang gemilang untuk melukiskan dosa-dosa yang

telah kita lakukan selama hidup dan frasa meminjam catatan-Nya yang

berarti memohon karunia kepada Tuhan.

Jadi pada lirik lagu Masih Ada Waktu terdapat majas yang

dominan yakni majas metafora yang menyamakan dua hal yang berbeda

dan berfungsi memperindah bunyi penuturannya.

Penafsiran tentang lagu Untuk Kita Renungkan ciptaan Ebiet G.

Ade dipaparkan sebagai berikut. Perhatikan bait pertama lagu Masih

Ada Waktu!

Bila masih mungkin

Kita menoreh bakti

Atas nama hati dan jiwa tulus ikhlas

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwakita menolong orang lain harus dilakuakan dengan hati yang

tulus dan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apapun atas apa yang kita

telah perbuat. Perhatikan bait kedua lagu Masih Ada Waktu!

Mumpung ada waktu

Kesempatan buat kita

Mengumpulkan bekal perjalanan abadi

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwakita selagi masih hidup gunakanlah waktu atau kesempatan

Page 74: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

62

sebaik-baiknya dengan melakukan perbuatan kebaikkan sehingga

nantinya memperoleh pahala di dunia maupun di akhirat. Perhatikan

bait ketiga lagu Masih Ada Waktu!

Kita pasti ingat

Tragedi yang memilukan

Kenapa harus mereka

Yang terpilih menghadap

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwa kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang menyedihkan

atau yang memilukan yang kita ingat yang terjadi akibat perbuatan kita

sendiri dan kenapa mereka yang harus dipanggil (mati) terlebih dahulu,

dibandingkan mereka yang sudah tidak tahan menanggung segala

penderitaan yang Tuhan berikan. Perhatikan bait keempat lagu Masih

Ada Waktu!

Tentu ada nikmatnya

Yang harus kita petik

Atas nama jiwa mari heningkan cipta

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwa atas kejadia yang memilukan tentu terdapat hikmahnya yang

dapat kita ambil karena dari lubuk hati kita yang paling dalam, kita

dapat mencoba merenungkan dan bertobat atas semua kesalahan yang

kita perbuat. Perhatikan bait kelima lagu Masih Ada Waktu!

Kita mesti bersyukur

Bahwa kita masih diberi waktu

Entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat menghitung

Page 75: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

63

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwakita mesti bersyukur atas nikmat-Nya karena kita masih diberi

kehidupan dan waktu untuk bertobat atau mengoreksi diri, karena kita

tidak tahu kapan waktunya kita dipanggil oleh Tuhan. Perhatikan bait

keenam lagu Masih Ada Waktu!

Hanya atas kasih-Nya

Hanya atas kehendak-Nya

Kita masih bertemu matahari

Kepada rumput ilalang

Kepada bintang gemintang

Kita dapat meminjam catatan-Nya

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwa karena kasih yang diberikan Tuhan pada para umat-umat-Nya

sehingga kita masih bisa menikmati kehidupan dan masih diberi waktu

untuk mengoreksi diri dan memperbaiki kesalahan, baik dosa kecil

maupun besar. Perhatikan bait ketujuh lagu Masih Ada Waktu!

Sampai kapankah gerangan

Waktu yang tersisa

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwakita tidak akan mengetahui sampai kapan kita hidup. Perhatikan

bait kedelapan lagu Masih Ada Waktu!

Semuanya menggeleng

Semuanya terdiam

Semuanya menjawab tak mengerti

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwa semua yang ada di dunia ini tidak dapat menjawab sampai kapan

peristiwa atau kejadian yang memilukan ini berhenti karena tidak ada

Page 76: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

64

yang tahu tentang rahasia Tuhan. Perhatikan bait kesembilan lagu

Masih Ada Waktu!

Yang terbaik hanyalah

Segeralah bersujud

Mumpung kita masih diberi waktu

Dari pemenggalan kutipan lirik lagu di atas dapat disimpulkan

bahwakita mesti berdoa dan memohon ampun kepada Tuhan dan

bertobat selagi kita masih hidup dan diberi kesempatan untuk bertobat.

Dari analisis di atas, lagu Masih Ada Waktu menggambarkan

bahwa selagi kita masih diberi waktu untuk hidup maka marilah kita

gunakan dengan sebaik-baiknya dan memohon ampun kepada Tuhan

atas dosa-dosa yang telah kita perbuat dan segeralah bertobat.

Jenis makna kias yang terdapat dalam lagu Masih Ada Waktu

adalah metafora, sinedoks (pras pro toto), dan personifikasi. Pada lagu

ini pencipta lagu menyiratkan apa yang diinginkan melalui cerita kiasan

untuk membandingkan, menyebutkan bagian terpenting dari suatu hal,

dan mempersamakan benda dengan manusia. Hal ini karena lirik lagu

tersebut merupakan peringatan dan himbauan bagi manusia agar selalu

bersyukur atas karunia Tuhan yang masih memberikan kesempatan

kepada kita, sehingga untuk mengungkapkan hal tersebut pencipta lagu

mencoba menggambarkan alam sebagai teman bagi kehidupan kita.

Alam disamakan dengan manusia yang dapat berkomunikasi dengan

kita.

Page 77: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

65

2. Skenario Pembelajaran Sastra dengan Materi Lirik-Lirik Lagu Ebiet

G. Ade di SMA

Pembahasan mengenai pembelajaran lirik-lirik lagu Ebiet G.

Ade di kelas X SMA meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, dan refleksi. Di bawah ini diuraikan ketiga hal tersebut.

a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran meliputi kegiatan menyusun RPP

dan menyiapkan media pembelajaran. Di bawah ini diuraikan kedua

kegiatan perencanaan itu.

1) Menyusun RPP

Komponen penyusunan RPP meliputi standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, bahan/materi ajar, metode

pembelajaran, sumber belajar, media pembelajaran, alokasi waktu,

dan evaluasi. Sesuai dengan standar kompetensi dalam pembelajaran

puisi ini dapat di lihat pada lampiran 5 yakni kompetensi dasar

nomor 5.1. Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang

disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman . Di bawah

ini disajikan komponen-komponen tersebut satu persatu.

a) Standar Kompetensi

Standar kompetensi disesuaikan dengan standar isi yang

telah ditetapkan oleh BSNP. Standar kompetensi yang menjadi

acuan pembelajaran sastra khususnya apresiasi puisi di kelas X

Page 78: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

66

SMA adalah: memahami puisi yang disampaikan secara

langsung/tidak langsung.

b) Kompetensi Dasar

Dari standar kompetensi di atas, diambil salah satu

kompetensi dasar sebagai pijakan pembelajaran lirik lagu Ebiet G.

Ade. Kompetensi dasar yang dirujuk adalah:

mengidentifikasiunsur-unsur bentuk suatu puisi (makna kias)

yang disampaikan secara langsung maupun melalui rekaman.

c) Indikator

Setelah kompetensi dasar diketahui, guru merumuskan

indikator pencapaian. Kompetensi dasar menyatakan tingkah laku

yang harus diperlihatkan oleh siswa pada akhir suatu kegiatan

pembelajaran. Indikator merupakan subtujuan pembelajaran

(rincian dari kompetensi dasar) yang sangat penting untuk

mencapai kompetensi dasar.

Indikator dalam pembelajaran sastra khususnya apresiasi

puisi dengan materi/bahan pembelajaranlirik lagu Ebiet G. Ade

pada kelas X SMA adalah:

(1) siswa mengidentifikasi bentuk makna kias dalam lirik-lirik

lagu Ebiet G. Ade;

(2) siswa dapat memaknai isi dari lirik-lirik lagu Ebiet G. Ade;

Page 79: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

67

(3) siswa mengetahui fungsi penggunaan makna kias dalam lirik-

lirik lagu Ebiet G. Ade.

d) Bahan/Materi Ajar

Bahan/materi ajar yang digunakan adalah lirik-lirik lagu

Ebiet G. Ade yang berjudul Titip Rindu Buat Ayah, Untuk Kita

Renungkan, dan Masih Ada Waktu. Dipilihnya lirik lagu Wali

sebagai bahan pembelajaran sastra khususnya apresiasi puisi pada

siswa kelas X SMA dengan pertimbangan:

(1) lirik-lirik lagu Ebiet G. Ade kaya akan makna yang dapat

menumbuhkan kepekaan siswa terhadap keindahan bahasa,

khususnya bahasa kiasan;

(2) lirik-lirik lagu Ebiet G. Ade sangat puitis yang mempunyai

banyak makna yang menarik untuk dikaji;

(3) lirik-lirik lagu Ebiet G. Ade mengandung nilai-nilai

pendidikan dapat mengembangkan kepribadian siswa.

e) Sumber Belajar

Sumber utama untuk belajar adalah lirik-lirik lagu karya

Ebiet G. Ade. Selain itu, sebagai sumber teori, digunakan buku

mengenai pembelajaran sastra khususnya apresiasi puisi, buku

teks, dan LKS bahasa Indonesia.

Page 80: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

68

f) Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan adalah media

audiovisual. Termasuk media audiovisual adalah laptop, LCD,

bahkan tape recorder.

g) Alokasi Waktu

Waktu yang digunakan dalam pembelajaran sastra

disesuaikan dengan keluasan dan kedalaman materi. Seorang guru

harus bisa mengatur dan menggunakan waktu yang tepat dengan

keluasan dan kedalaman materi. Dalam pembelajaran lirik-lirik

lagu Ebiet G. Ade, waktu yang digunakan adalah 2 x 45 menit

dalam dua kali pertemuan.

h) Evaluasi

Unsur evaluasi meliputi jenis, bentuk, dan contoh

instrumen. Di bawah ini diuraikan ketiga hal tersebut.

(1) Jenis Instrumen

Jenis instrumen evaluasi yang digunakan adalah tes.

Dengan tes dapat diketahui sejauh mana kemampuan siswa

dalam memahamibentuk, makna, dan fungsi lirik-lirik lagu

Ebiet G. Ade

(2) Bentuk Instrumen

Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang

membutuhkan analisis yang mendalam tentang materi yang

Page 81: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

69

dikaji sehingga evaluasi yang tepat diterapkan dalam

pembelajaran sastra adalah tes uraian.

Tes uraian adalah suatu bentuk pernyataan yang

menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk uraian dengan

menggunakan bahasa sendiri. Dalam tes uraian ini siswa dapat

menggunakan pemikiran sendiri dalam menjawab pertanyaan.

Siswa bebas untuk menyusun dan mengemukakan jawabannya

sendiri.

Tes uraian mempunyai kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan tes uraian, yaitu (1) tepat untuk menilai proses

berpikir yang melibatkan aktivitas kognitif tingkat tinggi tidak

hanya mengingat dan memahami konsep saja, (2) memberi

kesempatan peserta didik untuk mengemukakan jawabannya

kedalam bahasa yang runtut sesuai dengan gaya sendiri, (3)

tes uraian memaksa perserta didik menggunakan pikirannya

sendiri, dan (4) mudah disusun dan tidak menghabiskan

waktu.

Kelemahan tes uraian sebagai berikut. Pertama, kadar

validitas dan reabilitas rendah. Kedua, akibat terbatasnya hal-

hal yang diteskan, dapat terjadi hal-hal yang juga bersifat

kebetulan. Ketiga, penilaian yang dilakukan terhadap peserta

didik tidak mudah ditentukan standarnya. Keempat, waktu

yang dibutuhkan untuk memeriksa pekerjaan peserta didik

Page 82: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

70

relatif lama, apalagi jika jumlah peserta didik cukup besar,

sehingga terasa kurang efisien.

(3) Contoh Instrumen

Contoh soal uraian untuk mengukur pemahaman

siswa mengenai nilai pendidikan karakter pada lirik-lirik lagu

Ebiet G. Ade adalah sebagai berikut.

(a) Dengarkanlah Lagu Titip Rindu Buat Ayah, Untuk Kita

Renungkan, dan Masih Ada Waktu karya Ebiet G. Ade

dengan cermat!

(b) Tulislah lirik tersebut dengan benar!

(c) Isilah lembar jawaban di bawah ini dengan benar!

No Judul lagu kata kiasan

yang terdapat

dalam lirik

Tergolong dalam jenis

makna kias

Arti makna tersebut

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Page 83: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

71

2) Menyiapkan Media Pembelajaran

Audiovisual menurut Media pembelajaran yang dibutuhkan

antara lain laptop dan LCD. Kedua media tersebut merupakan jenis

media audiovisual yang dapat memproyeksikan materi dengan

gambar bergerak yang dapat dilihat sekaligus didengar. Salah satu

hal yang layak ditayangkan adalah video klip Ebiet G. Ade sebagai

penunjang pemahaman siswa terhadap makna lirik dan apabila

terjadi keterbatasan sarana prasarana, maka dapat menggunakan tape

recorder.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran satra khususnya menganalisis

makna kias dalam sebuah lagu yang sama dengan puisi di SMA dapat

digambarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut.

I. Kegiatan Awal

Kegiatan awal berisi kegiatan-kegiatan:

a) Guru menyampaikan informasi mengenai standar

kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran yang akan

dilaksanakan;

b) Guru memberikan materi mengenai makna kias;

Dengan kegiatan awal tersebut, diharapkan siswa mengetahui

tujuan pembelajaran dan termotivasi untuk mempelajari materi

secara sungguh-sungguh.

Page 84: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

72

II. Kegiatan Inti

Kegiatan inti berisi:

a) siswa membentuk kelompok kecil;

b) guru memberikan lembar jawaban kepada siswa tiap

kelompok;

c) setiap kelompok ditugaskan mendengarkan dan mencatat

lirik lagu Ebiet G. Ade yang diputar melalui media

audiovisual selama 3-4 kali;

d) setiap kelompok ditugaskan mengidentifikasi dan

mendiskusikan makna kias yang terdapat dalam lirik yang

telah dicatat;

e) siswa disuruh mengisi lembar jawaban yang telah

disediakan;

f) kelompok mengumpulkan hasil pekerjaannya;

g) setiap kelompok perwakilan membacakan hasil dari

diskusinya di tempatnya di depan kelas;

h) kelompok lain mengomentari teman yang sudah

membacakan hasil diskusinya di depan kelas

III. Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir berisi kegiatan guru mengarahkan dan

mengomentari hasil kerja mereka serta melengkapi hal-hal yang belum

terdapat dalam laporan kegiatannya. Guru dan siswa juga bersama-sama

menyimpulkan hasil pembelajaran.

Page 85: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

73

c. Refleksi

Refleksi merupakan perenungan terhadap proses dan hasil

pembelajaran. Dalam tahap ini, guru merenungkan proses pembelajaran

dan menganalisis hasil pembelajaran agar diketahui apakah keduanya

sudah menunjukkan indikator terlaksananya atau belum, dan apakah

hasil pembelajarannya sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan

sebelumnya. Dengan refleksi ini, guru senantiasa memperbaiki hal-hal

yang dirasakan kurang atau menghambat pembelajaran dan

memutuskan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada pembelajaran

selanjutnya.

Page 86: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

74

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi jawaban atas

masalah yang diteliti, sedangkan saran berisi masukan penulis yang

berkaitan dengan hasil penelitian.

A. Simpulan

Berdasarkan uraian pada analisis dan pembahasan data hasil

penelitian, peneliti dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut.

1. Dari analisis makna kias yang terdapat dalam lirik-lirik lagu Ebiet

G. Ade yang berjudul Titip Rindu Buat Ayah, Untuk Kita

Renungkan, dan Masih Ada Waktu dapat disimpulkan bahwa ada

beberapa makna yang bukan makna sebenarnya, tetapi lebih

mengarah kepada makna kias. Makna kias yang terdapat pada

lagu Titip Rindu Buat Ayah adalah metafora, hiperbola, dan

perbandingan (simile).Makna kias yang terdapat pada lagu Untuk

Kita Renungkan adalah metafora, metonimia, allegori, dan

personifikasi.Makna kias yang terdapat pada lagu Masih Ada

Waktu adalah metafora, sinedoks (pras prototo), dan

personifikasi.

2. Skenario pembelajaran makna kias dalam lirik lagu Ebiet G. Ade

meliputi, perencanaan pembelajaran (menyusunan RPP dan

74

Page 87: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

75

menyiapkan media pembelajaran), pelaksanaan pembelajaran, dan

refleksi.

B. Saran

1. Bagi Peneliti.

Para peneliti hendaknya tidak hanya melakukan penelitian

seperti yang dilakukan oleh penulis yang hanya menganalisis

makna kias saja. Akan tetapi, dapat menindaklanjuti dengan

melakukan analisis yang lain seperti unsur-unsur puisi yang

terkandung dalam sebuah lagu.

2. Bagi Guru.

Peran guru dalam dunia pendidikan sangatlah penting,

khususnya dalam bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam

menumbuhkan rasa kencintaan sastra terhadap puisi, guru

hendaknya selalu menumbuhkembangkan minat siswa dalam dunia

kesusastraan, terutama makna kias puisi.

3. Bagi Siswa.

Para siswa hendaknya lebih kreatif dalam mengapresiasikan

puisi, sehingga selain memiliki daya imajinasi serta kecintaan juga

dapat menganalisis sebuah puisi.

Page 88: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

76

DAFTAR PUSTAKA

Aminudddin. 1995. Stilistika Pengantar Memahami Bahasa dalam Karya Sastra.

Semarang : IKIP Semarang Press.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Djajasurdharma, Fatimah. 2009. Sematik. Bandung: Refika Aditama.

Fillaili, Sirtu. 2007. “Lagu Permainan Rakyat Madura”.Skripsi. Surabaya:

Perpustakaan Fakultas Bahasa dan Seni.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika.

Najid, Moh. 2003. Mengenal Apresiasi Prosa Fiksi. Surabaya : University Press

dengan Kreasi Media Promo.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Pradopo, Racmad Djoko. 2012. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Rachamawati. 2001. Musik Kreasi Manusia. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Rahmanto, B.1988. Metode Pengajaran Sastra Pegangan Guru Pengajar Sastra.

Yogyakarta: Kanisius.

Rasman. 2013. “Analisis Majas dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata

dan Relevansi Pembelajaran Menulis Di Kelas XI SMA”. Skripsi.

Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Sawardi. 2000. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta. Balai Pustaka.

Sowikromo, Vinna Reindah. 2007. Skripsi “Gaya Bahasa dalam Puisi Lery

Hermann Hesse”. Surabaya : Perpustakaan Fakultas Bahasa dan Seni.

Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Data. Yogyakarta:

GadjahMada University Press.

Page 89: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

77

Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Sugiyono. 1992.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukirno. 2009. Sistem Membaca Pemahaman yang Efektif. Purworejo: UMP

PRESS

Sufanti, Main, 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sasta Indonesia. Surakarta:

Yuma Pustaka.

Suryani. 2004. “Analisis Struktur dan Gaya Bahasa pada Novel Kubur Ngemut

Wewadi Karya A.Y.Suharyono”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah

Purworejo.

Waluyo, Herman J. 2010. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

Winarni, Retno, 2009. Kajian Sastra. Salatiga: Widya Sari Press.

Widodo. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabet.

Page 90: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

78

LAMPIRAN 1

Titip Rindu Buat Ayah

(Ebiet G. Ade)

Di matamu masih tersimpan

Selaksa peristiwa

Benturan dan hempasan

Terpahat di keningmu

Kau nampak tua dan lelah

Keringat mengucur deras

Namun kau tetap tabah hmm...

Meski nafasmu kadang tersengal

Memikul beban yang makin sarat

kau tetap bertahan

Engkau telah mengerti

hitam dan merah jalan ini

Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan

Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari

Kini kurus dan terbungkuk hmm...

Namun semangat tak pernah pudar

Meski langkahmu kadang gemetar

Kau tetap setia

Ayah,

Dalam hening sepi kurindu

Untuk menuai padi milik kita

Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan

Anakmu sekarang banyak menanggung beban

Page 91: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

79

LAMPIRAN 2

Untuk Kita Renungkan

(Ebiet G. Ade)

Kita mesti telanjang

Dan benar-benar bersih

Suci lahir dan di dalam hati

Tengoklah ke dalam sebelum bicara

Singkirkan debu yang masih melekat

Singkirkan debu yang masih melekat

Anugrah dan bencana adalah kehendak-Nya

Kita mesti tabah menjalani

Hanya cambuk kecil

Agar kita sadar

Adalah dia di atas segalanya

Adalah dia di atas segalanya

Anak menjerit-jerit

Asap panas membakar

Lahar dan badai menyapu bersih

Ini bukan satu hukuman

Hanya satu isyarat

Bahwa kita mesti banyak berbenah

Memang bila kita kaji lebih jauh

Dalam kekalutan

Masih banyak tangan

Yang tega berbuat nista

Tuhan pasti telah memperhitungkan

Amal dan dosa yang kita perbuat

Kemanakah lagi kitakan sembunyi

Hanya kepada-Nya kita kembali

Tak ada yang bakal bisa menjawab

Mari kita runduk sujud pada-Nya

Kita mesti berjuang

Memerangi diri

Bercermin dan banyaklah bercermin

Tuhan ada di sini

Di dalam jiwa ini

Berusahalah agar Dia tersenyum

Berusahalah agar Dia tersenyum

Page 92: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

80

LAMPIRAN 3

Masih Ada Waktu

(Ebiet G. Ade)

Bila masih mungkin

Kita menoreh bakti

Atas nama hati dan jiwa tulus ikhlas

Mumpung ada waktu

Kesempatan buat kita

Mengumpulkan bekal perjalanan abadi

Kita pasti ingat

Tragedi yang memilukan

Kenapa harus mereka

Yang terpilih menghadap

Tentu ada nikmatnya

Yang harus kita petik

Atas nama jiwa mari heningkan cipta

Kita mesti bersyukur

Bahwa kita masih diberi waktu

Entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat menghitung

Hanya atas kasih-Nya

Hanya atas kehendak-Nya

Kita masih bertemu matahari

Kepada rumput ilalang

Kepada bintang gemintang

Kita dapat meminjam catatan-Nya

Sampai kapankah gerangan

Waktu yang tersisa

Semuanya menggeleng

Semuanya terdiam

Semuanya menjawab tak mengerti

Yang terbaik hanyalah

Segeralah bersujud

Mumpung kita masih diberi waktu

Page 93: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

81

LAMPIRAN 4

Nama Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/semester : X/1

Standar Kompetensi : Mendengarkan

5. Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu Bahan/ Sumber / Alat

5.1 Mengidentifikasi unsur-unsur suatu puisi yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman

Rekaman Puisi

majas

irama

kata-kata konotasi

kata-kata bermakna lambang

mendengarkan puisi

mendiskusikan unsur-unsur bentuk puisi tersebut

melaporkan hasil diskusi

Mengidentifikasi (majas, rima, kata-kata berkonotasi, dan bermakna lambang)

Menanggapi unsur-unsur puisi yang ditemukan

Jenis Tagihan

Tugas Kelompok

Laporan

Ulangan

Jenis Instrumen

Uraian bebas

Pilihan ganda

4 Rekaman Puisi atau tape Puisi yang dibacakan

Page 94: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

82

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SEKOLAH : SMA

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

KELAS : X

SEMESTER : 1

A. STANDAR KOMPETENSI :

5. Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung

B. KOMPETENSI DASAR :

5.1 Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara

langsung ataupun melalui rekaman

C. MATERI PEMBELAJARAN :

Rekaman puisi atau pembacaan langsung :

majas,

irama

kata-kata konotasi

Kata-kata bermakna

lambang

D. INDIKATOR :

Mengidentifikasi (majas, rima, kata-kata berkonotasi dan bermakna lambang)

Menanggapi unsur-unsur puisi yang ditemukan

Mengartikan kata-kata berkonotasi dan makna lambang

E. TUJUAN PEMBELAJARAN :

Siswa dapat:

Mengidentifikasi majas/gaya bahasa yang dipergunakan oleh penyair.

Mengidentifikasi rima atau persajakan akhir.

Mengidentifikasi kata-kata berkonotasi dan bermakna lambang.

Menanggapi unsur-unsur puisi yang ditemukan

Mengartikan kata-kata berkonotasi dan makna lambang

F. METODE PEMBELAJARAN :

Penugasan

Diskusi

Tanya Jawab

Ceramah

Demonstrasi

Page 95: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN

83

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :

Kegiatan Awal :

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini.

Kegiatan Inti :

Mendengarkan pembacaan puisi “Blues untuk Bonnie” karya Rendra.

Mendiskusikan unsur-unsur bentuk puisi tersebut.

Melaporkan hasil diskusi.

Kegiatan Akhir :

Refleksi

Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.

Penugasan.

H. ALOKASI WAKTU :

4 x 45 menit

I. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN :

Buku teks atau buku paket yang terkait

Kaset lagu dan tape

Kumpulan puisi.

J. PENILAIAN :

Jenis Tagihan:

tugas individu

ulangan

Bentuk Instrumen:

uraian bebas

pilihan ganda

jawaban singkat

Mengetahui,

Kepala Sekolah

NIP

............, ......................

Guru Mata Pelajaran,

NIP

Page 96: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN
Page 97: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN
Page 98: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN
Page 99: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN
Page 100: ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU EBIET G. ADE DAN