101
ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS SAP PADA PT DHL GLOBAL FORWARDING BRANCH CIKARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menjadi Sarjana (S1) Disusun oleh : KUSMINANTO NIM:111511545 FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS PELITA BANGSA BEKASI 2019

ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS SAP

PADA PT DHL GLOBAL FORWARDING BRANCH

CIKARANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menjadi Sarjana (S1)

Disusun oleh :

KUSMINANTO

NIM:111511545

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL

JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS PELITA BANGSA

BEKASI – 2019

Page 2: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

SURAT PERNYATAAN

Page 3: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

BISNIS DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PELITA BANGSA

Nama : KUSMINANTO

NIM : 111511545

Kelas : MA.15.D1

Konsentrasi : Produksi

Judul Skripsi :“ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM

PENERAPAN ENTERPRISE RESOUCE PLANNING (ERP)

BERBASIS SAP PADA PT DHL GLOBAL FORWARDING

BRANCH CIKARANG”

Bekasi, 20 September 2019

Dosen Pembimbing

Ir. KURBANDI. SBR., M.M

NIDN : 0406046703

Page 4: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS SAP

PADA PT DHL GLOBAL FORWARDING BRANCH

CIKARANG

KUSMINANTO

NIM : 111511545

Telah dipertahankan di depan dewan Penguji pada hari Jum’at tanggal 20

Bulan September tahun 2019 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk

diterima sebagai Skripsi Jurusan Manajemen Universitas Pelita Bangsa

Ketua Tim Penguji Tanda Tangan

Nama : Hamdan Amaruddin, S.E., M.M

NIDN : 0417107101

.....................................

Anggota Penguji Tanda Tangan

Nama : Nasrun Baldah, S.E., M.M

NIDN : 0403118304

.......................................

Anggota Penguji Tanda Tangan

Nama : Ir. Kurbandi. SBR., M.M

NIDN : 0406046703 .......................................

Menyetujui,

Ketua Program Studi Manajemen Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis

Dan Ilmu Sosial

Yunita Ramadhani RDS, S.E., M.Sc Preatmi Nurastuti, S.E., M.M

NIDN: 0406068402 NIDN: 0404046508

Page 5: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

ABSTRAK

“ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN ENTERPRISE

RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS SAP PADA PT DHL GLOBAL

FORWARDING BRANCH CIKARANG”

Oleh:

KUSMINANTO

NIM: 111511545

Keberhasilan suatu perusahaan dalam bersaing dapat didukung oleh perangkat sistem

informasi manajemen yang terintegrasi. Aplikasi program berbasis Enterprise

Resource Planning (ERP) seperti SAP adalah salah satu aplikasi program terintegrasi

yang mampu memberikan solusi pengelolaan transaksi bisnis. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis tingkat kematangan operasional gudang dalam penerapan

Enterprise resource Planning (ERP) berbasis SAP pada PT DHL Global Forwarding

branch Cikarang berdasarkan COBIT 4.1 dengan menggunakan maturity model. Saat

ini PT DHL Global Forwarding menggunakan SAP LOGON 730 sebagai sistem ERP-

nya. Peneliti menemukan adanya beberapa kekurangan yang harus di perbaiki oleh

PT DHL Global Forwarding. Kekurangan tersebut antara lain masih tingginya request

incident ticket yang didalamnya meliputi sistem aplikasi kurang fleksible dengan

aktual pengerjaan dilapangan, lamanya proses menggunakan pemindai RF

menghambat proses tercetaknya shipping label, membutuhkan waktu yang lama

tercetaknya shipping label karena memori penyimpanan data yang cukup besar.

Peneliti merumuskan masalah sebagai berikut; 1) Bagaimana tingkat kematangan

operasional gudang dalam menerapkan Enterprise Resource Planning berbasis SAP

berdasarkan COBIT 4.1 pada PT DHL Global Forwarding branch Cikarang?; 2)

Bagaimanakah hasil skoring dengan menggunakan maturity level COBIT 4.1?

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode

kualitatif. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data model Miles

dan Hubberman. Situasi sosial dalam penelitian ini adalah PT DHL Global

Forwarding branch Cikarang sebagai tempat penelitian (place), seluruh karyawan

sebagai pelaku (actor), dan semua kegiatan yang dilakukan di dalam PT DHL Global

Forwarding branch Cikarang sebagai aktifitas (activity).

Secara keseluruhan maturity level COBIT 4.1 operasional gudang dalam menerapkan

ERP berbasis SAP berada pada level ditetapkan yang berarti bahwa seluruh proses

yang distandarisasikan selalu mengalami perbaikan yang berkelanjutan dan

dilaksanakan dengan pengembangan sistem komputerisasi yang baik serta proses

evaluasi telah dilakukan secara menyeluruh, tetapi tidak menjamin bahwa tidak ada

permasalahannya.

Kata Kunci: Enterprise Resource Planning (ERP), SAP

Page 6: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

ABSTRACT

Analysis of warehouse operations in the implementation of SAP-based enterprise

resource planning at PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang

The success of a company in competing can be supported by an integrated

management information system. Enterprise Resource Planning (ERP) based

programs such as SAP are one of the integrated program applications that are able

to provide business transaction management solutions. This study aims to analyze the

maturity level of warehouse operations in the implementation of SAP-based

Enterprise Resource Planning (ERP) at PT DHL Global Forwarding Cikarang

branch based on COBIT 4.1 using the maturity model. Currently PT DHL Global

Forwarding uses SAP LOGON 730 as its ERP system. Researchers found that there

are some deficiencies that must be corrected by PT DHL Global Forwarding. These

shortcomings include the high number of incident ticket requests which include

application systems that are less flexible with actual processing in the field, the

length of the process using an RF scanner impedes the printing label printing

process, requiring a long time to print shipping labels because of the large amount of

data storage memory. The researcher formulated the problem as follows; 1) How is

the maturity level of warehouse operations in implementing SAP-based Enterprise

Resource Planning based on COBIT 4.1 at PT DHL Global Forwarding branch in

Cikarang?; 2) How do you score using COBIT 4.1 maturity?

This research approach uses a descriptive approach with qualitative methods. Data

analysis in this study uses the data analysis of the Miles and Hubberman models. The

social situation in this study is PT DHL Global Forwarding branch in Cikarang as a

place of research (place), all employees as actors (actors), and all activities carried

out in PT DHL Global Forwarding branch in Cikarang as activities.

The overall maturity level of COBIT 4.1 warehouse operations in implementing SAP-

based ERP is at a set level which means that all standardized processes always

experience continuous improvement and are carried out with the development of a

good computerized system and the evaluation process has been carried out

thoroughly, but does not guarantee that no There is a problem.

Keywords: Enterprise Resource Planning (ERP), SAP

Page 7: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

i

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “ANALISIS OPERASIONAL

GUDANG DALAM PENERAPAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

BERBASIS SAP PADA PT DHL GLOBAL FORWARDING BRANCH

CIKARANG”. Proposal Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas pengajuan ujian

skripsi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Ir. Kurbandi. SBR., MM selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, ilmu dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

2. Ibu Preatmi Nurastuti.,SE.,MM Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Pelita

Bangsa.

3. Ibu Yunita Ramadhani DS.,SE.,M.Sc Ketua Jurusan Manajemen Universitas Pelita

Bangsa.

4. Seluruh jajaran Manajemen dan karyawan PT. DHL Global Forwarding

5. Civitas Akademika Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Pelita Bangsa

6. Teman-teman kampus Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Pelita Bangsa yang

selama ini menjadi semangat dan motivasi untuk penulis.

Penulis menyadari banyaknya kekurangan pada penyelesaian skripsi ini yang

disebabkan oleh adanya keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki penulis. Penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan

penyelesaian penulisan pada skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga proposal

penelitian ini dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi siapapun yang

memerlukannya.

Cikarang, 20 September 2019

(Penulis)

Page 8: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................... 10

2.1 Landasan Teori ....................................................................................... 10

2.1.1 Enterprise Resource Planning (ERP) ......................................... 10

2.1.2 System Application and Product in Data Processing (SAP) ...... 12

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Manajemen ................................... 13

2.1.4 Sistem Pendukung Pengambil Keputusan (Decision Support

System) ........................................................................................ 15

2.1.5 Penerapan Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dalam

Perusahaan .................................................................................. 16

2.1.6 Control Objective for Information and Related Technology

(COBIT) ....................................................................................... 18

2.1.7 Maturity Model COBIT 4.1 ......................................................... 19

2.1.8 COBIT Framework ...................................................................... 20

2.2 Penelitian Terdahulu (Dibuat Berdasarkan Metode Mapping) .............. 22

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 25

3.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 29

3.3 Kerangka Konsep ................................................................................. 30

3.3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 30

3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................... 31

3.4 Populasi dan Sampel ............................................................................ 32

3.5 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 33

3.6 Metode Analisis Data ........................................................................... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ........................................ 38

4.1 Sejarah Obyek Penelitian ..................................................................... 38

4.2 Struktur Organisasi Obyek Penelitian .................................................. 40

4.3 Kegiatan Operasional Obyek Penelitian .............................................. 41

4.4 Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan ..................................................... 45

4.5 Modul SAP LOGON 730 DHL Global Forwarding ............................ 46

BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................................. 48

5.1 Analisis Data Penelitian....................................................................... 48

5.2 Interprestasi Data/Pembahasan ............................................................ 51

Page 9: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

iii

5.2.1 Plan and Organise (PO) ................................................................ 53

5.2.1.1.Define a strategic IT plan (PO 1) .............................................. 53

5.2.1.2 Define The Information Architure (PO 2) .................................. 54

5.2.1.3 Determine Technological Direction (PO 3) ............................... 55

5.2.1.4 Define the IT Process, Organization and Relationship (PO 4) .. 55

5.2.1.5 Manage the IT Investment (PO 5) .............................................. 56

5.2.1.6 Communicate Management Aims and Direction (PO 6) ........... 56

5.2.1.7 Manage IT Human Resources (PO 7) ....................................... 57

5.2.1.8 Manage Quality (PO 8) .............................................................. 57

5.2.1.9 Access and Manage IT Risk (PO 9) ........................................... 58

5.2.1.10 Manage Projects (PO 10) ........................................................ 58

5.2.2 Acquire and Implementatin (AI) ...................................................... 60

5.2.2.1 Identify Automated Solutions (AI 1) ........................................... 60

5.2.2.2. Acquire and Maintain Application Software ( AI 2) ................. 60

5.2.2.3. Acquire and Maintain Technology (AI 3) ................................. 61

5.2.2.4. Enable Operation and Use (AI 4) ............................................. 62

5.2.2.5. Procure IT Resources (AI 5) ..................................................... 62

5.2.2.6. Manage Changes (AI 6) ............................................................ 63

5.2.2.7. Install and Accredit Solutions and Changes (AI 7) ................... 63

5.3.3. Deliver and Support (DS) ............................................................... 65

5.3.3.1. Define and Manage Service Levels (DS 1) ................................ 65

5.3.3.2. Manage Third-Party Service (DS 2) ......................................... 65

5.3.3.3. Manage Performance and Capacity (DS 3) .............................. 66

5.3.3.4. Ensure Continuous Service (DS 4) ............................................ 66

5.3.3.5. Ensure System Security (DS 5) .................................................. 67

5.3.3.6. Identify and Allocate Cost (DS 6) ............................................. 67

5.3.3.7. Educate and Train User (DS 7) ................................................. 68

5.3.3.8. Manage Service Desk and Incidents (DS 8) .............................. 68

5.3.3.9. Manage the Configuration (DS 9) ............................................. 69

5.3.3.10. Manage Problem (DS 10) ....................................................... 70

5.3.3.11. Manage Data (DS 11) ............................................................. 70

5.3.3.12. Manage the Physical Environment (ME 12) ........................... 71

5.3.3.13. Manage Operations (DS 13) ................................................... 71

5.3.4. Monitor and Evaluate (ME) ........................................................... 73

5.3.4.1. Monitor and Evaluate (ME 1) ................................................... 73

5.3.4.2. Monitor and Evaluate Internal Control (ME 2) ........................ 74

5.3.4.3. Ensure Compliance with External Requirement (ME 3) ........... 75

5.3.4.4. Provide IT Governance (ME 4) ................................................. 75

BAB VI PENUTUP .................................................................................................. 75

6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 76

6.2 Saran ................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 81

LAMPIRAN .............................................................................................................. 82

Page 10: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.01 Generic Maturity Model.......................................................................... 20

Tabel 3.01 Jadwal Kegiatan Penelitian ...................................................................... 30

Tabel 5.01 Ringkasan Poin-Poin Wawancara ............................................................. 49

Tabel 5.02 Skala Indeks Maturity dan Maturity level ................................................. 51

Tabel 5.03 Rekapitulasi Hasil Poin-Poin Wawancara Maturity Level ....................... 52

Tabel 5.04 Tabel Plan and Organise (PO) ................................................................. 59

Tabel 5.05 Tabel Acquire and Implement (AI)............................................................ 64

Tabel 5.06 Tabel Deliver and Support (DS) ............................................................... 72

Tabel 5.07 Tabel Monitor and Evaluate (ME) ............................................................ 76

Page 11: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.01 Incident Ticket 2017- Juli 2019 ............................................................... 3

Gambar 1.04 Total Incident Ticket 2017-Juli 2019 ..................................................... 3

Gambar 1.03 Incident Ticket ........................................................................................ 4

Gambar 2.01 Graphic Representation of Maturity Models ....................................... 19

Gambar 2.02 COBIT Framework ............................................................................... 21

Gambar 3.01 Macam Metode Penelitian ..................................................................... 27

Gambar 3.02 Desain Penelitian .................................................................................. 30

Gambar 3.03 Analisis Data Model Miles dan Huberman .......................................... 36

Gambar 4.01 Struktur Organisasi PT. DHL Global Forwarding Indonesia Branch

Cikarang ................................................................................................ 41

Gambar 4.02 Alur Inbound Process .......................................................................... 42

Gambar 4.03 Total Barang Inbound ........................................................................... 43

Gambar 4.04 Alur Outbound Process ........................................................................ 44

Gambar 4.05 Total Barang Outbound ........................................................................ 44

Gambar 4.06 Physical Inventory ................................................................................ 45

Gambar 4.07 Parameter SAP LOGON 730 ................................................................ 47

Gambar 5.01 Kerangka Kerja COBIT Cube ............................................................... 51

Gambar 5.02 Chart Maturity Level Plan and Organise (PO) .................................... 59

Gambar 5.03 Chart Acquire and Implement (AI)........................................................ 64

Gambar 5.04 Chart Deliver and Support (DS) ........................................................... 73

Gambar 5.05 Chart Monitor and Evaluate (ME) ........................................................ 76

Page 12: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01: Daftar Literatur .................................................................................... 83

Lampiran 02: Surat Izin Penelitian ............................................................................ 85

Lampiran 03: Email Persetujuan Penelitian ............................................................... 86

Lampiran 04: Pertanyaan dan Hasil Wawancara ....................................................... 86

Lampiran 05: Hasil Skoring Wawancara ................................................................... 89

Page 13: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi ekonomi adalah peningkatan integrasi ekonomi dan saling

ketergantungan ekonomi nasional, regional, dan lokal diseluruh dunia melalui

intensifikasi pergerakan barang, jasa, teknologi, dan modal lintas batas.

Perkembangan zaman dan teknologi membuat persaingan di dunia bisnis semakin

ketat, setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan daya saing agar bisa

bertahan. Perusahaan yang mampu bertahan dalam persaingan adalah perusahaan

yang bisa beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi di dunia bisnis.

DHL adalah salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang

express international, transport darat , dan transport udara. Dalam bisnis sehari-

hari PT DHL Global Forwarding menangani berbagai kebutuhan logistik

pelanggan, dari operasi logistik standard dan solusi transportasi multi mode

hingga proyek-proyek industri khusus. Untuk memenuhi segala kebutuhan dan

persaingan dari kompetitor salah satu cara yang bisa perusahaan lakukan adalah

,memanfaatkan sistem informasi.

Penggunaan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan

dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja karena informasi-informasi

yang tersedia dan dibutuhkan dapat dikelola dengan optimal untuk mendukung

aktifitas perusahaan, dengan demikian profitabilitas dan nilai perusahaan

diharapkan mengalami peningkatan. Salah satu sistem informasi yang dapat

membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan adalah

Page 14: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

2

Enterprise Resource Planning (ERP). Menurut O’Brien , J. A., & Marakas, G. M.

(2010) Enterprise Resource Planning adalah sistem perusahaan yang meliputi

semua fungsi yang terdapat di dalam perusahaan yang didorong oleh beberapa

modul software yang terintegrasi untuk mendukung proses bisnis internal

perusahaan.

Sistem ERP berfungsi mengintegrasikan berbagai sistem informasi yang

tersebar pada departemen atau unit fungsional perusahaan. Dengan adanya sistem

Enterprise Resource Planning (ERP) tersebut, maka unit fungsional terkait dapat

saling berbagi informasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan sinergi

perusahaan.Salah satu perusahaan logistik di Indonesia yang sudah menerapkan

sistem informasi Enterprise Resource Planning (ERP) berbasis SAP adalah PT

DHL Global Forwarding. Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) karena

saat itu perusahaan sedang menjalankan proyek penyimpanan dan pengiriman

barang salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia dalam skala

besar pada tahun 2015 dan aplikasi sistem informasi sebelumnya yang dimiliki PT

DHL Global Forwarding belum menunjang kelancaran penyedian informasi yang

dibutuhkan konsumen, kemudian dilanjutkan dengan penerapan Enterprise

Resource Planning (ERP) yang diharapkan bisa memperbaiki dan menunjang

sistem informasi manajemen perusahaan. Enterprise Resource Planning (ERP)

yang diterapkan PT DHL Global Forwarding yaitu SAP LOGON 730.

Sistem informasi SAP digunakan disetiap cabang PT DHL Global

Forwarding yang tersebar diseluruh Indonesia salah satunya adalah branch

Cikarang. PT DHL Global Forwarding branch Cikarang mulai menggunakan

sistem SAP dari Desember 2016 sampai saat ini, tetapi dalam penggunaan sistem

Page 15: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

3

informasi ini belum maksimal karena masih tingginya request incident ticket yang

diterima tim IT. Data tingginya request incident ticket tersebut dapat dilihat dari

gambar berikut:

Gambar 1.01

Incident Ticket 2017- Juli 2019

Sumber: PT DHL Global Forwarding Cikarang

Gambar 1.02

Total Incident Ticket 2017-Juli 2019

Sumber: PT DHL Global Forwarding Cikarang

0

5

10

15

20

25

Januari

Februar

i

Maret

April

Mei Juni Juli Agustus

September

Oktobe

r

November

Desember

Incident Ticket 2019 9 11 5 11 6 5 8

Incident Ticket 2018 2 8 6 4 4 3 3 2 2 4 4 11

Incident Ticket 2017 10 2 6 8 6 8 9 10 3 8 5 4

Incident Ticket 2017- Juli 2019

020406080

Jumlah Incident Ticket 2017-Juli2019

Jumlah Incident Ticket 2017-Juli 2019

Incident Ticket 2017 78

Incident Ticket 2018 53

Incident Ticket Jan-Juli 2019 55

Total Incident Ticket

Page 16: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

4

Gambar 1.03

Incident Ticket

Sumber: PT DHL Global Forwarding Cikarang

Dari request incident ticket terlihat dari awal tahun 2017 sampai April 2019 yang

paling tinggi jumlah permintaan incident ticket adalah pada tahun 2017 dengan 78

kali permintaan. Pada tahun 2018 terdapat penurunan permintaan incident ticket

sebanyak 25 kali lebih sedikit dari tahun sebelumnya menjadi 53 kali permintaan.

Akantetapi pada tahun 2019 sampai bulan Juli permintaan incident ticket sudah

mencapai angka 55 kali permintaan, berbeda dengan bulan Januari-Juli 2017

permintaan incident ticket hanya 49 kali dan Januari-Juli 2018 permintaan

incident ticket sebanyak 30 kali permintaan. Tingginya jumlah permintaan

incident ticket bisa diasumsikan adanya tidak kelancaran dalam penerapan

penggunaan Enterprise Resource Planning (ERP) yang nantinya bisa

mengganggu profitabilitas perusahaan karena adanya ketidakpuasan pelanggan

dalam penerimaan sistem informasi yang berakibat ditinggalnya pelanggan.

Page 17: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

5

Setiap penggunaan sistem informasi diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi dunia bisnis yang kompetitif. Sistem informasi memerlukan suatu

perencanaan dan penerapan yang matang untuk menghindari kegagalan dalam

sistem yang dikembangkan. Dalam penerapan sistem informasi perlu adanya

sebuah pedoman untuk memastikan kinerja yang diharapkan dalam prosesnya.

Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) adalah

sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT Governance yang dapat

membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap

antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis informasi

teknologi. Dalam melakukan evaluasi diperlukan sebuah standar yang bisa

membantu agar terjadi pengukuran yang valid dan reliable. Dalam penelitian ini

standar yang digunakan adalah standar COBIT 4.1. Standar COBIT versi 4.1

dipilih karena memberikan kerangka kerja yang paling detail mengenai strategi

dan pengawasan dalam pengaturan proses sistem informasi yang mendukung

keselarasan strategi bisnis dan tujuan sistem informasi.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bertujuan untuk mengetahui dan

menganalisis penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) sehingga tertarik

mengambil judul penelitian “ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM

PENERAPAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS

SAP PADA PT DHL GLOBAL FORWARDING BRANCH CIKARANG”.

Dalam penelitian ini ada batasan-batasan untuk menghindari penyimpangan dan

melebarnya pokok pikiran. Batasan penelitian ini meliputi sistem informasi yang

menjadi objek penelitian adalah SAP LOGON 730, periode penelitian tahun 2019,

Page 18: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

6

dan ruang lingkup penelitian ini adalah PT DHL Global Forwarding branch

Cikarang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka pertanyaan peneliti

yang diajukan dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana tingkat kematangan operasional gudang dalam menerapkan

Enterprise Resource Planning berbasis SAP berdasarkan COBIT 4.1 pada PT

DHL Global Forwarding branch Cikarang?

2. Bagaimanakah hasil skoring dengan menggunakan maturity level COBIT 4.1?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Menganalisis tingkat kematangan operasional gudang dalam menerapan

Enterprise Resource Planning berbasis SAP berdasarkan COBIT 4.1 pada PT

DHL Global Forwarding branch Cikarang.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang nyata

mengenai keadaan yang sesungguhnya berkaitan dengan judul yang penulis ambil.

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini dibagi menjadi manfaat

teoritis dan manfaat praktis

1. Manfaat Teoritis

• Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk

meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang sejauh mana

penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) berbasis SAP pada PT

DHL Global Forwarding.

Page 19: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

7

• Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi illmu

pengetahuan terutama yang berhubungan dengan disiplin ilmu

ekonomi, khususnya ilmu manajemen serta studi aplikasi dengan teori-

teori serta literature-literatur lainnya dengan keadaan sesungguhnya

yang ada di perusahaan.

1. Manfaat Praktis

• Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan pengalaman berharga yang dapat menambah

wawasan pengetahuan serta memberikan gambaran tentang aplikasi

ilmu teori yang penulis peroleh di bangku perkuliahan dengan keadaan

yang sebenarnya di lapangan.

• Bagi Perusahan

Dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam proses pengambilan

keputusan terutama pada aktifitas yang berkaitan dengan penggunaan

sistem informasi khususnya Enterprise Resource Planning (ERP).

• Bagi Pihak Lain

Memperoleh masukan yang diharapkan dapat memperkaya ilmu

pengetahuan serta dapat ,menjadi bahan masukan dan referensi dalam

penelitian sejenis.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam setiap penulisan karya ilmiah selalu ada panduan atau sistematika

penulisan sebagai acuan agar lebih terstruktur. Sistematika penulisan dalam

penyusunan skripsi ini pada aturan sistematika yang sudah ditetapkan oleh

Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa adalah sebagai berikut:

Page 20: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

8

• BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis mengemukakan tentang latar belakang penelitian

yang akan menjadi dasar dilakukan penelitian ini , kemudian dilanjutkan dengan

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan

sistematika penulisan.

• BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan untuk dijadikan sebagai landasan pelaksanaan penelitian dalam

pembuatan skripsi. Dalam bab ini berisikan tentang landasan teori, penelitian

terdahulu.

• BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis menjabarkan tentang metode penelitian yang

digunakan peneliti, isi dari bab ini adalah jenis penelitian, jadwal dan lokasi

penelitian, kerangka konsep penelitian,populasi dan teknik pengambilan sampel,

metode pengumpulan data, dan metode analisa data.

• BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang sejarah DHL yang meliputi struktur

organisasi yang terdiri dari gambar struktur organisasi, kemudian dilanjutkan

dengan kegiatan operasional perusahaan yang meliputi proses inbound dan

outbound, visi, misi, dan strategi perusahaan, dan modul SAP yang digunakan

DHL Global Forwarding Cikarang.

• BAB V HASIL PENELITIAN

Bab ini menjelaskan dan membahas data-data atau informasi yang

diperoleh selama melakukan penelitian.

Page 21: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

9

• BAB VI PENUTUP

Bab VI adalah bab penutup yang terdiri dari kesimpulan penelitian dan

saran. Bab ini merupakan bab terakhir dalam penelitian.

Page 22: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Enterprise Resource Planning (ERP)

Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari

istilah bahasa Inggrisnya, enterprise resource planning, adalah sistem informasi

yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan

mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan

aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. Menurut

Raymond Mcleod,Jr and George P.Schell (2012) Enterprise Resource Planning

(ERP) adalah sistem berbasis komputer yang memungkinkan manajemen seluruh

sumber daya perusahaan dalam basis keseluruhan organisasi. Sedangkan menurut

O’Brien , J. A., & Marakas, G. M. (2010) Enterprise Resource Planning adalah

sistem perusahaan yang meliputi semua fungsi yang terdapat di dalam perusahaan

yang didorong oleh beberapa modul software yang terintegrasi untuk mendukung

proses bisnis internal perusahaan.

Pertumbuhan piranti lunak ERP yang luar biasa pesat diakhir tahun 1990-

an dapat dikaitkan pada beberapa faktor , diantaranya adalah faktor Y2K,

kesulitan dalam mendapatkan sistem yang meliputi keseluruhan usaha,

membanjirnaya penggabungan usaha korporasi, dan strategi kompetitif. Masalah

Y2K adalah kesulitan yang dihadapi oleh program-program komputer yang

menyimpan tahun dalam format 2 digit, seperti menyimpan tahun 2000 sebagai

00. Ketika suatu aplikasi mengurangkan tahun 2000 dari tahun 1998, sistem ini

Page 23: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

11

akan menghitung 00 dikurangi 98 sehingga memperoleh -98, yang dapat

menyebabkan aplikasi tersebut memberikan jawaban yang salah atau berhenti

bekerja.

Piranti lunak ERP dipasarkan dengan telah memenuhi persyaratan Y2K

untuk memastikan perusahaan-perusahaan bahwa sistem informasi yang

digantikan tidak akan mengalami kesalahan yang diakibatkan oleh perubahan

tanggal tahun 1999 ke tahun 2000. Teori bahwa Y2K adalah kekuatan pendorong

dibalik implementasi piranti lunak ERP semakin terbukti dengan melambtanya

tingkat pertumbuhan penjualan para penjual ERP besar pada tahun 1999.

Hanya sedikit penjual yang menjual piranti lunak ERP. Dua perusahaan

piranti lunak terbesar di dunia Microsoft dan IBM tidak membuat piranti lunak

ERP, namun mereka menjalankan sebagian besar bisnis mereka dengan

menggunakan piranti lunak dari penjual ERP. Satu penyedia ERP adalah SAP

perusahaan multinasional besar yang berbasis di Jerman tetapi mayoritas

penjualan ERP-nya ada di Amerika Serikat.

Industri ERP tidak hanya terdiri atas penjual ERP. Organisasi harus

membayar tiga hingga tujuh kali lipat dari harga piranti lunak untuk biaya

konsultasi, pelatihan, dan hal lainnya yang berkaitan dengan ERP. Suatu sistem

ERP membutuhkan adanya komitmen keuangan yang sangat besar dari organisasi.

Software ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sebuah konsep

untuk merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan meliputi dana,

manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas yang berpengaruh

luas mulai dari manajemen paling atas hingga operasional di sebuah perusahaan

agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan nilai tambah bagi

Page 24: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

12

seluruh pihak yang berkepentingan. Konsep tersebut bertujuan untuk

mengintegrasikan aktivitas perusahaan agar menjadi lebih responsif terhadap

berbagai kebutuhan perusahaan seperti penghapusan proses-proses yang tidak

perlu (process elimination), penyederhanaan proses-proses yang rumit atau

bertele-tele (process simplification), penyatuan proses-proses yang redundan

(process integration), dan pengotomatisasian proses-proses yang manual (process

automation).

2.1.2. System Application and Product in Data Processing (SAP)

Penggunaan SAP di Indonesia sudah lebih dari 10 tahun, diawali dari PT

Krakatau Steel yang mengimplementasikan SAP mainframe (R2 sistem pada awal

tahun 1990-an) kemudian diikuti group astra pada akhir tahun 1990-an dan hingga

kini sudah dipakai oleh berbagai tipe industry. Diterapkan pada perusahaan-

perusahaan skala besar, SAP saat ini sukses menjadi aplikasi pendukung ERP

nomor satu paling banyak digunakan di Indonesia. SAP sendiri di samping sebagai

software pembantu dalam manajemen perusahaan juga menggunakan konsep

penyajian data secara Real-Time supaya nantinya keputusan-keputusan bisnis

perusahaan tersebut bisa sesuai dengan target yang diinginkan.

System Application and Product in Data Processing (SAP) adalah

software yang berbasis ERP (Enterprise Resources Planning) yang digunakan

sebagai alat untuk membantu manajemen perusahaan, perencanaan, hingga

melakukan operasionalnya secara lebih efektif dan efisien. SAP mendukung multi-

tugas tingkat tinggi untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.

Kemampuan tersebut dikarenakan SAP sendiri tersusun dari banyak modul untuk

menjalankan semua fungsinya secara otomatis dan terintegrasi. SAP memiliki

Page 25: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

13

beberapa modul , dan disetiap modulnya mempunyai fingsi dan kegunaan masing

masing, berikut daftar modul beserta fungsinya yang ada di SAP.

1. S&D – Sales & Distribution

Membantu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional berkaitan dengan

proses pengelolaan customer order (proses sales, shipping dan billing).

2. MM – Materials Management

Membantu menjalankan proses pembelian (procurement) dan pengelolaan

inventory.

3. PP – Production Planning

Membantu proses perencanaan dan kontrol daripada kegiatan produksi

(manufacturing) suatu perusahaan.

4. FI – Financial Accounting

Mencakup standard accounting cash management (treasury), general

ledger, account payable, account receiveable dan konsolidasi untuk tujuan

financial reporting.

5. CO – Controlling

Mencakup cost accounting, mulai dari cost center accounting, cost

element accounting, dan analisa profitabilitas.

2.1.3. Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Dengan telah terbentuk dan berjalannya sistem pemrosesan transaksi, baik

spesialis informasi perusahaan maupun produsen komputer ingin terus

melanjutkan peningkatan dalam aktifitas komputasi, sehingga mereka mencari

area-area aplikasi yang baru. Tidak dibutuhkan waktu lama bagi mereka untuk

menyadari bahwa output informasi dari sistem pemrosesan transaksi ternyata

Page 26: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

14

masih jauh dari sempurna. Sistem ini pada umumnya tidak mampu mengubah

volume-volume data menjadi informasi yang telah teragregat, tersortir,

terorganisasi, dan terproses yang dibutuhkan oleh perusahaan. Seiring dengan

meningkatnya pengetahuan para manajer mengenai komputer, para manajer

menjadi paham akan logika yang mendasari proses yang mereka ikuti dalam

memecahkan masalah, dan menjadi lebih mampu menjelaskan kebutuhan

informasi yang dimiliki. Spesialis informasi juga mempelajari dasar-dasar

manajemen dan bagaimana cara bekerja sama dengan manajer dalam merancang

sistem informasi. Sistem informasi kemudian dirancang ulang sehingga sistem

tersebut dapat lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sistem-sistem seperti

ini pada akhirnya mencapai kemapanan sebagai area aplikasi komputer yang

utama.

Menurut Stair dan Reynolds (2010) bahwa sistem informasi merupakan

suatu perangkat elemen atau komponen yang saling terkait satu sama lain, yang

dapat mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan juga menyebarkan data dan

juga informasi, serta mampu memberikan feedback untuk memenuhi tujuan suatu

organisasi. Sedangkan menurut Raymond Mcleod,Jr dan George P.Schell (2012)

mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai suatu sistem berbasis

komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki

kebutuhan serupa. Para pengguna sistem informasi manajemen biasanya terdiri

atas entitas-entitas organisasi formal perusahaan atau sub unit anak

perusahaannya. Informasi yang diberikan oleh sistem informasi manajemen

menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya dilihat dari apa yang

telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi, dan apa yang kemungkinan

Page 27: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

15

akan terjadi di masa depan. Sistem informasi manajemen akan menghasilkan

informasi melalui penggunaan perangkat lunak. Output informasi yang dihasilkan

akan digunakan oleh pihak-pihak yang akan memecahkan masalah dalam

mengambil keputusan guna memecahkan masalah perusahaan.

2.1.4. Sistem Pendukung Pengambil Keputusan (Decision Support System)

Beberapa sistem informasi manajemen mengalami kegagalan, dan

kegagalan-kegagalan ini telah menyakinkan para spesialis informasi bahwa harus

ada cara lain yang dapat membantu para pihak pencari pemecahan masalah

mengambil keputusan. Pada tahun 1971 istilah sistem pendukung pengambil

keputusan dicetuskan oleh G.Anthony Gorry dan Michael S.Scott Morton,

keduanya professor MIT. Mereka yakin bahwa suatu sistem seharusnya dibuat

untuk pemecahan masalah. Suatu sistem pendukung pengambil keputusan adalah

suatu sistem yang membantu seorang manajer atau sekelompok kecil manajer

memecahkan satu masalah.

Output sistem pendukung pengambil keputusan awalnya dihasilkan dari

suatu basis data relasional dan mencakup laporan berkala dan khusus serta output

dari model-model matematis. Berikutnya ditambahkan kemampuan dukungan

keputusan kelompok melalui piranti lunak yang berorientasi pada kelompok yang

disebut groupware. Groupware memungkinkan sistem pendukung pengambil

keputusan bertindak sebagai suatu sistem pendukung pengambil keputusan

kelompok (Group decision support system).

Tambahan terakhir pada sistem pendukung pengambil keputusan meliputi

keceerdasan buatan dan pemrosesan analitis secara online. Kecerdasan buatan

adalah ilmu yang memberikan kemampuan bagi komputer untuk menunjukkan

Page 28: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

16

perilaku yang sama dengan seorang manusia yang memiliki kecerdasan.

Kecerdasan buatan terdapat dalam sistem pendukung pengambil keputusan

melalui bentuk basis pengetahuan akan informasi mengenai suatu area masalah,

dan suatu mesin deduksi yang dapat menganalisis isi dari basis pengetahuan.

Pemrosesan analitis decara online meliputi penyimpanan data dalam suatu bentuk

multidimensional guna memfasilitasi penyajian dari jumlah data yang hampir

tidak terhingga jumlahnya.

2.1.5. Penerapan Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dalam

Perusahaan

Penerapan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) tergantung pada

ukuran bisnis, ruang lingkup dari perubahan dan peran serta pelanggan.

Perusahaan membutuhkan jasa konsultasi, kustomisasi dan jasa pendukung.

Migrasi data adalah salah satu aktifitas terpenting dalam menentukan kesuksesan

dari penerapan Enterprise Resource Planning (ERP), migrasi data merupakan

aktifitas terakhir sebelum fase produksi. Faktor-faktor kesuksesan dalam

penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) antara lain:

1. Management; meliputi komitmen, edukasi, keterlibatan, pemilihan tim,

pelatihan, serta peran dan tanggung jawab.

2. Proses; meliputi dokumentasi, integrasi, dan re-desain proses.

3. Teknologi; meliputi hardware, software, manajemen sistem, dan interface.

4. Data; meliputi file utama, file transaksi, struktur data, dan maintenance

dan integrasi data.

5. Personel; meliputi edukasi, pelatihan, pengembangan skill, dan

pengembangan pengetahuan.

Page 29: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

17

Sebelum melakukan penerapan Enterprise Resource Planning (ERP),

perusahaan harus terlebih dahulu melakukan pemilihan aktivitas dalam pemilihan

Enterprise Resource Planning (ERP) antara lain:

1. Analisis Strategis Bisnis

• Level kompetisi di pasar dan harapan dari konsumen.

• Keuntungan kompetitif yang ingin dicapai.

• Strategi bisnis perusahaan dan objectif yang ingin dicapai.

• Proses bisnis yang sekarang berjalan dan proses bisnis yang

diinginkan.

• Proses bisnis yang harus diperbaiki.

• Prioritas bisnis yang ada dan adakah rencana kerja yang disusun untuk

mencapai objektif dan prioritas tersebut.

• Target bisnis yang harus dicapai.

2. Ananlisis Sumber Daya Manusia

• Komitmen top manajemen dalam penerapan Enterprise Resource

Planning (ERP).

• Komitment dari tim implementasi.

• Harapan dari calon user ERP.

• Konsultan dari luar yang dipersiapkan untuk membantu proses

persiapan.

3. Analisis Infrastruktur

• Kelengkapan infratrukstur yang sudah ada seperti overall network,

permanent office system, communication system.

• Besarnya anggaran untuk infratrukstur.

Page 30: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

18

• Infratrukstur yang harus disiapkan.

4. Analisis Perangkat Lunak

• Perangkat lunak yang fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi

perusahaan.

• Dukungan layanan dari penyedia, tidak hanya secara teknis tapi juga

untuk kebutuhan pengembangan sistem di kemudian hari.

• Perangkat lunak memiliki fungsi yang bisa meningkatkan proses bisnis

perusahaan.

2.1.6. Control Objective for Information and Related Technology (COBIT)

COBIT merupakan a set of best practices (framework) bagi pengelolaan

sistem informasi (IT management). COBIT dikeluarkan oleh IT Governance

Institute (ITGI) dan Information System and Control Association (ISACA). COBIT

merupakan IT Governance best practices yang membatu auditor, manajemen,

pengguna (user) untuk menjembatani aspek bisnis, kebutuhan kontrol, dan aspek

teknis TI. COBIT memberikan arahan (guidelines) yang berorientasi pada bisnis,

dan business process owners dan manajer, termasuk auditor, dan user, diharapkan

dapat memanfaatkan (guidelines) dengan baik. COBIT memiliki 4 cakupan

domain, yaitu:

1. Perencanaan dan organisasi (Plan and Organise)

2. Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement)

3. Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Supprot)

4. Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)

Tujuan utama COBIT adalah menyediakan kebijakan yang jelas dan good

practice untuk IT Governance, membantu manajemen senior dalam memahami

Page 31: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

19

dan mengelola resiko-resiko yang berhubungan dengan informasi teknologi.

COBIT menyediakan kerangka IT Governance dan petunjuk control objektif yang

detail untuk manajemen, pemilik proses bisnis, user dan auditor.

2.1.7. Maturity Model COBIT 4.1

Penilaian kemampuan proses berdasarkan maturity model COBIT adalah

bagian kunci dari implementasi pengelolaan sistem informasi. Maturity model

digunakan untuk mengukur proses-proses sistem informasi dengan menggunakan

penilaian atau skoring sehingga organisasi dapat menilainya. Hasil yang diperoleh

dapat digunakan dalam uraian manajemen, yaitu dengan cara menampilkannya

sebagai pendukung untuk rencana ke depan dari business case yang akan

dihadapi. Secara grafik metode presentasi yang dibutuhkan untuk menjelaskan

level tingkat kematangan perusahaan di dalam pengelolaan sistem informasinya

dapat dilihat dalam gambar berikut.

Gambar 2.01

Graphic Representation of Maturity Models

Sumber:IT Governance Institute

Maturity Model telah ditentukan untuk ke-34 IT process COBIT 4.1 dan juga

disediakan pengukuran tambahan dari skala 0 (non existent) hingga skala 5

(optimised). Pengmbangan berdasarkan penjelasan maturity model secara umum

dapat dilihat dari table berikut

Page 32: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

20

Tabel 2.01

Generic Maturity models

Level Keterangan

0: Non

Existent

Tidak ada proses yang dikenali. Perusahaan bahkan tidak

mengakui bahwa ada masalah yang harus diatasi.

1:Initial/ Ad

Hoc

Ada bukti bahwa perusahaan telah mengakui bahwa masalah ada

dan perlu ditangani. Namun, tidak ada proses standar; sebaliknya,

ada pendekatan ad hoc yang cenderung diterapkan pada individu

atau kasus per kasus. Pendekatan keseluruhan untuk manajemen

tidak terorganisir

2:Repeatable

But Intuitive

Proses telah berkembang ke tahap di mana prosedur serupa diikuti

oleh orang yang berbeda melakukan tugas yang sama. Tidak ada

pelatihan formal atau komunikasi prosedur standar, dan tanggung

jawab diserahkan kepada individu tersebut. Ada tingkat

ketergantungan yang tinggi pada pengetahuan individu dan, oleh

karena itu, kesalahan mungkin terjadi

3:Defined

process

Prosedur telah distandarisasi dan didokumentasikan, dan

dikomunikasikan melalui pelatihan. Diamanatkan bahwa proses

ini harus diikuti; namun, kecil kemungkinan penyimpangan akan

terdeteksi. Prosedurnya sendiri tidak canggih tetapi merupakan

formalisasi dari praktik yang ada.

4:Managed

and

Maesurable

Manajemen memantau dan mengukur kepatuhan terhadap

prosedur dan mengambil tindakan di mana proses tampaknya tidak

berfungsi secara efektif. Proses sedang dalam perbaikan konstan

dan memberikan praktik yang baik. Otomasi dan alat digunakan

secara terbatas atau terfragmentasi

5:Optimised Proses telah disempurnakan ke tingkat praktik yang baik,

berdasarkan hasil peningkatan berkelanjutan dan pemodelan

kematangan dengan perusahaan lain. TI digunakan secara terpadu

untuk mengotomatisasi alur kerja, menyediakan alat untuk

meningkatkan kualitas dan efektivitas, membuat perusahaan cepat

beradaptasi. Sumber:IT Governance Institute

2.1.8. COBIT Framework

COBIT merupkan kerangka panduan tata kelola sistem informasi atau bisa

disebut sebagai toolset pendukung yang bisa menjembatani gap antara kebutuhan

dan bagaimana teknis pelaksanaan pemenuhan kebutuhan dalam suatu organisasi.

COBIT memiliki 4 cakupan domain dan mengidentifikasi 34 proses sistem

informasi. Untuk masing-masing 34 proses ini dibuat untuk tujuan bisnis dan

Page 33: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

21

sistem informasi yang didukung. IT resource dengan 4 domain dan 34 high level

control objectives dideskripsikan dalam gambar berikut.

Gambar 2.02

COBIT Framework

Sumber:IT Governance Institute

Empat domains dan 34 high level control objectives menyangkut seluruh

sumberdaya informasi (IT resources) yaitu orang (people, user, maupun

brainware teknisi TI lainnya), aplikasi TI, teknologi, fasilitas dan

infrastruktur lainnya, data menuju ke ukuran atau kriteria IT governance.

Page 34: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

22

2.2 Penelitian Terdahulu (Dibuat Berdasarkan Metode Mapping)

Penelitain terdahulu merupakan hasil dari penelitian yang lebih dahulu

dilakukan peneliti untuk memberikan informasi terkait dengan metode penelitian,

hasil, pembahasan yang digunakan sebagai dasar perbandingan dengan penelitian

yang dilakukan, penelitian terdahulu dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sri Setyowati Utami, Heru Susilo, Riyadi, dalam artikel yang berjudul

Analisis penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) (Studi pada PT

Domusindo Perdana) terbit di Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.33

No.1 April 2016 menghasilkan kesimpulan bahwa terjadinya integrasi data

dengan penerapan ERP di PT Domusindo Perdana, masih terdapat

beberapa masalah dalam penerapan ERP antara lain program yang crash

atau error process, SAP R/3 yang tidak user friendly, kurang cocoknya

SAP R/3 dengan proses produksi di PT Domusindo Perdana.

2. Eka Novianti dalam artikel Revaluasi Inventory Dengan Menu Standard

Pada SAP-B1 Sesuaikah Dengan IFRS terbit di Jurnal Binus Business

Review Vol.2 No. 1 Mei 2011 menghasilkan kesimpulan bahwa modul

inventory transaction pada SAP-B1 cukup dapat diandalkan dalam

pengelolaan perlakuan akuntansi terhadap inventory.

3. Putu Wuri Handayani dan Ultary Haryaty dalam artikel Analisi

Fungsionalitas Open Source Software ERP Untuk Pengembangan Modul

Pembelajaran ERP terbit di Jurnal Sistem Informasi, Volume 7, Nomor 2,

Oktober 2011 menghasilkan kesimpulan bahwa Compiere 3.3 Community

Edition direkomendasikan sebagai aplikasi pendukung kegiatan

pembelajaran ERP di universitas yang ada di Indonesia.

Page 35: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

23

4. Santo Fernandi dan Felicia Maria Cynthia Damayanti dalam artikel

Evaluasi Dan Rencana Pengembangan Penerapan Aplikasi Enterprise

Resource Planning (ERP):Studi Kasus Pada PT Astra Graphia terbit di

Jurnal Comtech Vol.2 No. 2 Desember 2011 menghasilkan kesimpulan

bahwa untuk bagian orientasi pengguna dan orientasi masa depan perlu

ditingkatkan khususnya yang berhubungan dengan pengembangan user

dan pengimplementasikan teknologi baru.

5. Santo Fernandi Wijaya dan Yustina Handoyono dalam artikel Evaluasi

Implementasi SAP Modul Material Management: Studi Kasus Pada PT

Bumitama Gunajaya Agro terbit di Jurnal Comtech Vol.3 No. 1 Juni 2012

menghasilkan kesimpulan bahwa penggunaan SAP pada modul material

management saat ini masih mengalami beberapa kendala berkaitan dengan

penyesuaian kebiasaan user dan kemampuan aplikasi mendukung

pekerjaan.

6. I Gusti Made Karmawan dalam artikel Dampak Implementasi ERP Dalam

Perbaikan Sistem Distribusi Pada PT Semen Gresik terbit di Jurnal

Comtech Vol.4 No.2 Desember 2013 menghasilkan kesimpulan bahwa

implementasi ERP pada PT Semen Gresik mampu menghasilkan

perbaikan pada proses distribusi yang sangat kompleks, karena tersebar di

berbagai daerah di Indonesia menjadi lebih efektif dan efisien.

7. I Gde Uma Darmapramita, I M. Alit K. Salain, Mayun Nadiasa dalam

artikel Analisis Tingkat Kematangan (Maturity Leves) Unit Layanan

Pengadaan Kabupaten Badung terbit di Jurnal Spektran, Vol.3, No. 2, Juli

2015 menghasilkan kesimpulan bahwa tingkat kematangan (maturity level)

Page 36: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

24

Kabupaten Badung yang diperoleh berdasarkan variable yang diberikan

terhadap persepsi dan klaim responden terhadap tingkat kematangan ULP

Kabupaten Badung dilakukan dalam tingkat compliance.

8. Andi Haslindah,Muh. Fadhli, Adrianto, dan Rahmat Mansyur dalam

artikel Pengaruh Implementasi Warehose Management System Terhadap

Inventory Control Finish Good Berbasis Barcode PT Dharana Inti Boga

terbit di Jurnal ILTEK, Volume 12, Nomor 24, Oktober 2017

menghasilkan kesimpulan bahwa Warehouse Management System

menyediakan satu set prosedur komputerisasi untuk menangani

penerimaan dan pengiriman barang, mengelola fasilitas penyimpanan

(misalnya racking, dll), mengelola stock barang untuk picking, packing,

dan shipping.

9. Przemyslaw Lech dalam artikel Implementation of an ERP system: A case

study of a full-scope SAP project terbit di jurnal Zarzadzanie I Finanse

Journal of Management and Finance Vol. 14, No. 1/2016 menghasilkan

kesimpulan bahwa implementasi ERP bisa dikembangkan disetiap fase

proyek dan produk.

10. Vieroslav MOLNAR dalam artikel SAP Warehouse Management System

For A Warehouse Of Auxiliary Material In The Selected Company terbit

di Jurnal 7.-9.11.2012, Jesenik,Czech Republic,EU menghasilkan

kesimpulan bahwa pembuatan Warehouse Management System teregulasi

dengan sirkuit Kanban menunjukkan nilai terbaik yang berkaitan dengan

penyederhanaan penerimaan material yang tidak diproduksi, serta

kejelasan tentang keadaan dan posisi material.

Page 37: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk mencari, memperoleh , dan

menyimpulkan atau mencatat suatu data dari masalah yang diteliti. Data yang

digunakan dalam penelitian dapat berupa data primer maupun data sekunder.

Untuk mencapai tujuan dalam penelitian tersebut diperlukan suatu metode yang

relevan dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Sugiyono (2017) metode

penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu.

Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu

diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti

kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris,

dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara

yang masuk akal sehingga terjangkau dengan penalaran manusia. Empiris berarti

cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain

dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis berarti

proses yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah

tertentu yang bersifat logis.

Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris (teramati) yang

mempunyai kriteria tertentu yang valid. Valid menunjukkan derajat ketepatan

antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat

dikumpulkan oleh peneliti. Untuk mendapatkan data yang langsung valid dalam

Page 38: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

26

penelitian sering sulilt dilakukan, data yang telah terkumpul sebelum diketahui

validitasnya dapat diuji melalui pengujian reabilitas dan obyektifitas. Pada

umumnya kalua data itu reliabel dan obyektif, maka terdapat kecenderungan data

tersebut valid.

Data yang valid pasti reliabel dan obyektifitas. Reliable berkenaan derajat

konsistensi/keajegan dan dalam interval waktu tertentu. Obyektifitas berkenaan

dengan interpersonal agreement (kesepakatan antar banyak orang). Setiap

penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan

penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan

pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh peneliti adalah data yang

baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang

diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap

informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam

dan memperluas pengetahuan yang telah ada.

Jenis metode penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan, tujuan, dan

tingkat kealamiahan (Natural setting) obyek yang diteliti. Berdasarkan tujuan,

metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar (basic

research), penelitian terapan (applied research), dan penelitian pengembangan

(research and development). Selanjutnya beerdasarkan tingkat kealamiahan,

metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi metode peneltian eksperimen,

survey, dan naturalistic.

Gay (1977) dalam sugiyono (2017) menyatakan bahwa sebenarnya sulit

untuk membedakan antara penelitian murni (dasar) dan terapan secara terpisah,

karena keduanya terletak pada satu garis kontinum. Penelitian dasar bertujuan

Page 39: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

27

untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung

bersifat praktis. Penelitian dasar pada umumnya dilakukan pada laboratorium

yang kondisinya terkontrol dengan ketat. Penelitian terapan dilakukan dengan

tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang

diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Jadi penelitian

murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu. Setelah ilmu

tersebut digunakan untuk memcahkan masalah, maka penelitian tersebut akan

menjadi penelitian terapan. Hal ini bisa digambarkan sebagai berikut

Gambar 3.01

Macam Metode Penelitian

Sumber: Sugiyono (2017)

Page 40: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

28

Dalam bidang pendidikan, Borg and Gall (1989) dalam Sugiyono (2017)

menyatakan bahwa, penelitian dan pengembangan, merupakan metode penelitian

yang yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk

yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Penelitian dan

pengembangan merupakan jembatan antara penelitian dasar (basic research)

dengan penelitian terapan (applied research), dimana penelitian dasar bertujuan

untuk menemukan pengetahuan yang secara praktis dan dapat diaplikasikan.

Walaupun ada kalanya penelitian terapan juga untuk mengembangkan produk.

Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan

memvalidasi suatu produk.

Metode penelitain eksperimen, survey, dan naturalistik juga dapat

ditempatkan dalam satu garis kontinum. Metode penelitian eksperimen merupakan

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan)

tertentu. Metode survey yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat

tertentu yang alamiah, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan

data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan

sebagainya. Metode penelitian naturalistik digunakan untuk meneliti pada tempat

yang alamiah, dan penelitain tidak membuat perlakuan, karena peneliti dalam

mengumpulkan data bersifat emic, yaitu berdasarkan pandangan dari sumber data,

bukan pandangan peneliti.

Menurut Sugiyono (2017) menyatakan bahwa yang termasuk dalam

metode kuantitatif adalah metode penelitian eksperimen dan survey, sedangkan

yang termasuk dalam metode kualitatif yaitu metode naturalistik. Penelitian untuk

basic research pada umumnya menggunakan metode eksperimen dan kualitatif,

Page 41: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

29

applied research menggunakan eksperimen dan survey, dan penelitian dan

pengembangan dapat menggunakan survey, kualitatif, dan eksperimen.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode

kualitatif. Menurut Sugiyono (2017) menyatakan bahwa metode kualitatif adalah

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawanya adalaha

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi.

Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah suatu

cara untuk memperoleh dan mencatat suatu data dari masalah, baik dari data

primer maupun sekunder untuk mencapai tujuan dari penelitian yang ingin

dicapai. Pendekatan deskriptif yang digunakan dalam pengumpulan data misalnya

wawancara, observasi, dan kajian dokumen. Hal tersebut berdasarkan pada pada

judul yang diteliti yaitu “Analisis Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP)

Berbasis SAP Pada PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang”.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada salah satu perusahaan swasta multinasional

yaitu PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang yang beralamat di jalan

Ramin Raya Blok G8 No. 2C Gudang Genesis Delta Silikon 6 Cikarang Selatan

Kabupaten Bekasi Jawa Barat dan untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai

dengan obyek yang diteliti maka penulis melaksanakan penelitian pada waktu

Page 42: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

30

yang telah ditentukan pada bulan Maret sd Agustus 2019 dengan tabel sebagai

berikut:

Tabel 3.01

Jadwal Kegiatan Penelitian

Sumber:Peneliti (2019)

3.3. Kerangka Konsep

3.3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan abstraksi dari fenomena yang sedang diteliti.

Dalam penelitian ini sesuai dengan judul skripsi “ Analisis Operasioanl Gudang

Dalam Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) Berbasis SAP Pada PT

DHL Global Forwarding Branch Cikarang”, maka desain penelitian yang dapat

digambarkan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.02

Desain Penelitian

Sumber: Peneliti (2019)

Page 43: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

31

Tahap-tahap dalam penelitian ini yaitu menyusun proposal penelitian, melakukan

pengumpulan data, melakukan analisis data, menulis hasil penelitian dan menarik

kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,

wawancara dan dokumentansi dengan informan atau responden. Setelah

wawancara dilakukan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data, kemudian

menganalisis data berdasarkan maturity level COBIT 4.1 dan menarik kesimpulan

3.3.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Definisi Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2017) arti variable adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Kerlinger (1973) dalam Sugiyono (2017) menyatakan bahwa variable adalah

konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan

bahwa variable dapat dikatakan sebagai suatu dari suatu nilai yang berbeda.

Denga demikian variable itu merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutnya Kidder

(1981) dalam Sugiyono (2017) menyatakan bahwa variable adalah suatu kualitas

dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

2. Diskripsi Operasional Variable penelitian

Informasi akurat dan tepat waktu dihasilkan dari aktifitas perusahaan yang

dirancang agar menjadi alat yang dapat diandalkan dalam proses pengambilan

keputusan. Untuk mendapatkan informasi yang akurat maka dibutuhkan suatu

sistem informasi. Salah satu konsep yang cukup dikenal dan mengintegrasikan

setiap lini bisnis dalam proses manajemen perusahaan secara transparasi dan

memiliki akuntabilitas yang cukup tinggi yaitu enterprise resource planning

Page 44: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

32

(ERP). ERP merupakan suatu sistem di mana pada bagian dalam terdapat software

yang memiliki fungsi yang saling berkaitan dan bersifat lebih memudahkan

pengguna karena adanya standarisasi yang hanya menggunakan satu sistem yang

terintegrasi dalam suatu perusahaan dan adanya satu database yang sama untuk

penyimpanan data utama.

Sebuah proses pengimplementasian sistem perlu adanya sebuah pedoman

untuk memastikan kinerja yang diharapkan pada prosesnya. Control Objectives

for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat pedoman

umum (best practice) untuk manajeman Technology Information (TI) yang dibuat

oleh Information System Audit and Control Association (ISACA) dan Information

Technology Governance Institute (ITGI) pada tahun 1996. COBIT memberi

manajer, auditor, dan pengguna TI serangkaian langkah yang diterima secara

umum, indikator, proses, dan praktik terbaik untuk membantu mereka dalam

memaksimalkan manfaat yang diperoleh melalui penggunaan TI dan

pengembangan tata kelola TI yang sesuai serta pengendalian perusahaan. COBIT

mempunyai model maturity untuk mengontrol proses-proses TI, dengan

menggunakan metode penilaian/skoring perusahaan dapat menilai sejauh mana

proses-proses TI yang dimilikinya. Metode penilaian/scoring dalam maturity level

terbagi atas 0 sampai 5 antara lain: tidak ada (0), awal (1), dapat diulang (2),

ditetapkan (3), dikelola (4), dan dioptimalisasi (5).

3.4. Populasi dan Sampel

Terdapat perbedaan mendasar dalam pengertian antara “populasi dan

sampel” dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif,

menurut Sugiyono (2017) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

Page 45: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

33

obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu. Dalam penelitian kualitatif

tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley (1980) dalam Sugiyono

(2017) dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen

yaitu tempat (place), pelaku (actor), dan aktifitas (activity) yang berinteraksi

secara sinergis. Pada situasi sosial atau obyek penelitian ini peneliti dapat

mengamati secara mendalam aktifitas (activity) orang-orang (actor) yang ada pada

tempat (place) tertentu.

Menurut Sugiyono (2017) dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan

populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada situasi

sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi

ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan

situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan

dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan,

informan,teman, dan guru dalam penelitian. Berdasarkan uraian di atas yang

menjadi situasi sosial dalam penelitian ini adalah PT DHL Global Forwarding

branch Cikarang sebagai tempat penelitian (place), seluruh karyawan sebagai

pelaku (actor), dan semua kegiatan yang dilakukan di dalam PT DHL Global

Forwarding branch Cikarang sebagai aktifitas (activity).

3.5. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data disetiap penelitian merupakan salah satu tahap yang

sangat penting. Teknik pengumpulan data yang tepat dan benar akan

menghasilkan data yang memiliki kredibilitas yang tinggi dan sebaliknya. Pada

Page 46: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

34

tahap ini tidak boleh salah dan dilakukan secara cermat sesuai dengan prosedur

dan ciri-ciri penelitian yang digunakan. Kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam

pengumpulan data akan berakibat data yang tidak credible, sehingga hasil

penelitian tidak bisa dipertanggungjawabkan. Pengumpulan data dalam penelitian

terbagi menjadi dua teknik yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data

dalam penelitian ini adalah teknik penelitian lapangan. Penelitian lapangan ini

dapat dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumen.

Marshall (1995) dalam Sugiyono (2017) menyatakan bahwa, melalui

observasi peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian karena

peneliti juga sebagai karyawan PT DHL Global Forwarding. Dalam penelitian

kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi dengan wawancara mendalam.

Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan interview kepada beberapa

narasumber.

Menurut Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2017) mendefinisikan

interview sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Selanjutnya untuk melengkapi metode pengumpulan data dengan cara observasi

dan wawancara dalam penelitian ini adalah dengan studi dokumen agar penelitian

lebih kredibel. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

Page 47: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

35

1. Observasi, mengobservasi/pengamatan yang dilakukan secara langsung di

PT DHL Global Forwarding branch Cikarang sebagai objek penelitian mengenai

analisis operasional gudang dalam penerapan enterprise resource planning (ERP)

berbasis SAP.

2. Wawancara, melakukan tanya jawab dengan narasumber agar

mendapatkan data yang lebih mendalam.

3. Studi Dokumen , dilakukan dengan cara mengumpulkan artikel- artikel,

teori yang relevan, dan literatur lainnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

3.6. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini data dianalisis secara deskriptif. Penelitian secara

deskriptif analisis dimaksudkan untuk mendiskripsikan data penelitian sesuai

dengan fokus-fokus yang diteliti, tanpa melakukan pengujian hubungan antar

variabel melalui pengujian hipotesis, karena dalam penelitian ini penulis tidak

membuat hipotesis. Disamping melakukan analisis hasil penelitian diterjemahkan

dan diuraikan secara kualitatif sehingga diperoleh gambaran mengenai situasi-

situasi atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di lapangan.terkait dengan kebutuhan

analisis data penelitian.

Pada penelitian ini digunakan analisis data di lapangan model Miles dan

Huberman. Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2017) mengemukakan

bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktifitas dalam analisis data ini yaitu: data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada

gambar berikut.

Page 48: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

36

Gambar 3.03

Analisis Data Model Miles dan Huberman

Sumber: Miles dan Huberman (Sugiyono 2017)

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka

jumlah data semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera

dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya,dan mencarinya bila diperlukan.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, Chart, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam

hal ini Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2017) menyatakan yang

paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan

Page 49: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

37

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkanapa tang telah dipahami.

c. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan

bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan

yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin

juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih

bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada.

Page 50: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

38

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.1 Sejarah Obyek Penelitian

DHL Global Forwarding sebelumnya dikenal sebagai Danzas Air &

Ocean yang merupkan divisi dari Deutsche Post DHL yang menyediakan layanan

pengiriman barang melalui udara dan laut. Danzas didirikan pada tahun 1815 oleh

Louis Danzas dan pada awalnya berbasis di Saint Louis, Alcase, Prancis. Louis

Danzas bertempur di Waterloo untuk Napoleon. Setelah pertempuran itu , Louis

Danzas bergabung dengan perusahaan transportasi milik Michel I’Eveque dan

pada tahun 1840 menjadi pemilik bersama. Perusahaan Danzas dan I’Eveque

memperoleh waralaba pengiriman surat dari Le Havre ke New York City pada

tahun 1846 dan membuka cabang Basel pada tahun 1854. Perusahaan mulai

menggunakan transportasi udara pada tahun 1920 antara Prancis dan Inggris, dan

membuka terminal angkutannya sendiri di Paris pada tahun 1962.

Pada tahun 2000, Deutsche Post World Net (DPWN) mengakuisisi Danzas.

Ketika Deutsche Post AG mengakuisisi 100% dari DHL International pada tahun

2002. DPWN sepenuhnya mengintegrasikan Danzas, DHL, dan EuroExpress di

bawah merek DHL, sehingga mengubah nama Danzas menjadi DHL Danzas Air

& Ocean. Pada tahun 2005, Deutsche Post tidak lagi menggunakan merek Danzas

dan mengganti nama unit bisnis menjadi DHL Global Forwarding/DHL Freight.

Pada Tahun 2006 seluruh bagian dari Danzas dan anak perusahaan pengangkutan

berbasis darat dan lainnya di divisi Global Forwarding. DHL Global Forwarding

adalah pemimpin pasar di udara, ekspedisi laut, dan sebagai penyedia layanan

Page 51: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

39

logistik proyek untuk seluruh dunia. Suatu layanan dengan nilai tambah dalam

produk dan layanan portofolio yang memberikan posisi pasar yang memuaskan

dan memberikan pelayanan bagi pelanggan dalam skala global. Untuk

mengembangkan bisnis dan lebih dekat dengan konsumen, DHL Global

Forwarding juga membuka cabang di Indonesia dengan nama PT. DHL Global

Forwarding Indonesia yang berkantor pusat di Soewarna Business Park, A8

Soekarno Hatta International Airport, Tangerang 15126. DHL Global Forwarding

Indonesia tidak hanya bergerak di bidang jasa pengiriman barang saja, tetapi juga

bergerak di bidang warehouse management system.

DHL Global Forwarding Indonesia memiliki beberapa warehouse yang

terletak di Cikarang, Cibitung, Marunda, Surabaya, Balikpapan, Medan, Batam,

Palembang, dan Sorong. Ada beberapa perusahaan besar yang mempercayakan

penyimpanan dan pengiriman barang kepada DHL Global Forwarding Indonesia,

diantaranya yaitu Dowell Anadrill Schlumberger, Gree Electric Appliances,

Changhong Electric Indonesia, Hung A Indonesia, Synthetic Rubber Indonesia,

Hilti Indonesia, Petrosea, Nokia Siemens Networking, Max Power Indonesia.

Hung A Indonesia merupakan salah satu perusahaan manufaktur ban kendaraan

bermotor dan sepeda yang berlokasi di kawasan industri Bekasi International

Industrial Estate atau biasa dikenal dengan sebutan kawasan Hyundai. Pada tahun

2016 Hung A Indonesia memberikan kepercayaan kepada DHL Global

Forwarding Indonesia untuk mengelola seluruh penyimpanan dan pengiriman

barang hasil produksi. Sebagai upaya memberikan pelayanan yang maksimal

kepada konsumen khususnya Hung A Indonesia dan meninjau dari segala aspek,

DHL Global Forwarding memilih Central Warehouse yang terletak di kawasan

Page 52: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

40

industri Delta Silikon 6 Cikarang untuk memudahkan segala komunikasi dan

mobilisasi barang dari factory Hung A Indonesia ke Central Warehouse DHL

Cikarang. Central Warehouse DHL Cikarang memiliki luas ± 7.000 m² , 4

loading dock, dan 7614 lokasi racking. Sebagai penunjang kegiatan operasional di

Central Warehouse Cikarang, DHL Global Forwarding menyediakan 5 electrik

forklift, 5 pallet mover, 8 hand pallet manual, 4 RFID, dan 2 printer shipping

label.

4.2 Struktur Organisasi Obyek Penelitian

Setiap perusahaan selalu memiliki struktur organisasi yang dibentuk sesuai

dengan posisi dan tugas dalam perusahaan. Struktur organisasi dalam setiap

perusahaan tentunya berbeda-beda tergantung dari jenis usaha perusahaan.

Membuat suatu struktur organisasi perusahaan harus disesuaikan dengan kondisi

dan kebutuhan perusahaan, karean dapat mempengaruhi perusahaan dalam

mencapai tujuan. Struktur organisasi perusahaan sangat penting karena dapat

mengetahui segala tugas, tanggungjawab, dan wewenang setiap unit kerja di

dalam perusahaan. Struktur oranisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya apabila

ada pembagian tugas dan posisi dari setiap unit kerja serta pelaksanaan program

kerja dari setiap unit kerja.

Struktur organisasi dalam suatu perusahaan juga memiliki fungsi yang

penting dalam menjalankan setiap aktifitas agar tujuan perusahaan yang telah

direncanakan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan harapan perusahaan .

Bentuk struktur organisasi PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang adalah

organisasi lini dan staff, hal ini terlihat jelas dari adanya garis wewenang yang

berlangsung dari pimpinan sampai bawahan. Dengan demikian hubungan antara

Page 53: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

41

pemimpin dan bawahan bersifat langsung. Pemimpin memberikan intruksi kerja

dan bawahanya bertanggungjawab langsung terhadap pekerjaan yang diberikan

atasannya.

Berikut ini merupakan struktur organisasi PT. DHL Global Forwarding

branch Cikarang seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.01

Struktur Organisasi PT. DHL Global Forwarding Indonesia Branch Cikarang

Sumber: PT. DHL Global Forwarding Branch Cikarang 2019

4.3 Kegiatan Operasional Obyek Penelitian

Kegiatan operasional yang dilakukan DHL Global Forwarding Cikarang

hanya terbagi menjadi dua alur operasional saja yaitu Inbound Process atau

penerimaan barang dan Outbound Process atau pengiriman barang serta kegiatan

penunjang operasional untuk menjaga akurasi antara data dan aktual fisik barang

yang disimpan di Central Warehouse Cikarang seperti daily cycle count dan stock

opname. Seluruh kegiatan operasional central warehouse Cikarang dilakukan

dengan menggunakan sistem informasi aplikasi SAP LOGON 730. Berikut ini

adalah beberapa gambaran alur kegiatan operasional yang dilakukan di PT. DHL

Global Forwarding branch Cikarang:

Page 54: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

42

1. Inbound Process (Penerimaan Barang)

Barang yang masuk ke central warehouse DHL Global Forwarding

Cikarang terlebih dahulu ada pemberitahuaan dari customer dan proses upload

data barang yang akan dikirim dilakukan oleh customer. Setelah barang sampai ke

central warehouse kemudian diproses ke sistem SAP sampai barang siap masuk

lokasi racking. Rata-rata pengiriman barang ke central warehouse Cikarang setiap

harinya sekitar 40.200 pcs. Alur proses Inbound Process (Penerimaan Barang )

pada PT DHL Global Forwarding branch Cikarang dapat dilihat dari gambar di

bawah ini.

Gambar 4.02

Alur Inbound Process

Sumber: PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang 2019

Rata-rata jumlah pengiriman setiap harinya dari tahun 2017 sampai juli 2019

dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Page 55: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

43

Gambar 4.03

Total Barang Inbound

Sumber: PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang 2019

2. Outbound Process (Pengiriman Barang)

Untuk kegiatan operasional outbound process atau pengiriman barang

terlebih dahulu ada intruksi dari customer. Intruksi pengiriman barang biasanya

dalam bentuk DO (Delivery Order). Setelah ada delivery order kemudian operator

warehouse melakukan proses picking sesuai list delivery order dan selanjutnya

semua barang di packing. Setelah proses picking dan packing selesai selanjutnya

tinggal menunggu schedule pengiriman dari customer. Untuk pengiriman jumlah

barang rata-rata 41.022 pcs setiap harinya. Alur proses Outbound process

(pengiriman Barang) dan rata-rata jumlah pengiriman setiap harinya dari tahun

2017 sampai juli 2019 dapat dilihat dari gambar dan tabel di bawah ini.

Page 56: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

44

Gambar 4.04

Alur Outbound Process

Sumber: PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang 2019

Gambar 4.05

Total Barang Outbound

Sumber: PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang 2019

Kegiatan penunjang operasional untuk menjaga akurasi antara data di

sistem SAP dan actual stock biasanya setiap hari melakukan daily cycle count

Page 57: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

45

dengan minimal 10 item yang di check dan melakukan stock opname setiap

minggu pertama awal bulan.

Gambar 4.06

Physical Inventory

Sumber: PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang 2019

4.4 Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan

Setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi yang sudah direncanakan

terlebih dahulu, seperti dengan DHL yang mempunyai visi menjadi perusahaann

logistik untuk dunia. Sedangkan misi DHL adalah Excellence, Simply Delivered.

Visi, misi, dan tujuan DHL untuk masa depan pertama kali dicanangkan dalam

strategi 2015 dan belum lama ini difokuskan dan ditekankan kembali dalam

“Strategi 2020: Fokus, Terhubung, Berkembang”. Suatu strategi yang sederhana

tetapi bukan biasa-biasa saja. Dibangun di atas tiga pilar Fokus, Terhubung, dan

Berkembang. DHL tetap fokus dalam bidang logistik sebagai inti usaha dan terus

berkontribusi bagi dunia yang lebih baik.

Page 58: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

46

4.5 Modul SAP LOGON 730 DHL Global Forwarding

Penggunaan modul sistem informasi aplikasi SAP setiap perusahaan

tentunya berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhan dan jenis operasional

masing-masing perusahaan. Jenis modul SAP yang digunakan DHL Global

Forwarding Indonesia adalah S&D (Sales & Distribution) yang berfungsi untuk

membantu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional yang berkaitan dengan

proses pengelolaan customer order (proses sales, shipping dan billing). Ada 4

parameter yang terdapat di dalam SAP LOGON 730 yang digunakan DHL Global

Forwarding yaitu:

1. Development

Development adalah parameter yang didalamnya terdapat menu-menu

yang digunakan untuk proses pengembangan agar pengoperasian sistem SAP

sesuai dan terintegrasi dengan pengelolaan barang atau produk pelanggan.

2. Quality

Quality adalah parameter yang selanjutnya digunakan setelah proses

pengembangan. Dalam proses quality ini biasanya lebih menekankan proses uji

coba untuk menyesuaikan data pengelolaan barang atau produk pelanggan yang

sudah selesai dalam proses pengembangan SAP.

3. Pre-Production

Tahap selanjutnya setelah proses development dan quality adalah proses

pre-production. Proses pre-production merupakan proses sebelum penerapan

pengelolaan segala jenis barang atau produk pelanggan dengan SAP LOGON 730.

Page 59: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

47

4. Production

Production merupakan tahap akhir dari 4 paramater yang dimiliki SAP

LOGON 730. Parameter production adalah proses penerapan langsung segala

jenis pengelolaan barang atau produk pelanggan dari tahap masuknya barang

sampai barang itu keluar dan menyediakan data informasi yang diperlukan

pelanggan.

Gambar 4.07

Parameter SAP LOGON 730

Sumber: PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang 2019

Page 60: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

48

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Analisis Data Penelitian

Tingkat kematangan (maturity level) bukan hanya menggambarkan

pengukuran sejauh mana perusahaan telah memenuhi standar proses pengolahan

sistem informasi yang baik. Tingkat kedewasaan seharusnya dapat digunakan

untuk peningkatan kesadaran akan kepentingan peningkatan pengolahan sistem

informasi sekaligus mengidentifikasikan prioritas dalam peningkatan yang

dilakukan. Tingkat kematangan yang dimaksud merupakan respresentasi

kematangan/kedewasaan proses sistem informasi yang berlangsung di perusahaan

(dalam bentuk nilai/angka).

Penentuan tingkat kematangan akan dilakukan pada tiap proses sistem

informasi dan dilakukan terhadap semua level, mulai dari 0 (nol) atau non

existence, hingga level 5 optimized, melalui wawancara langsung perihal

pelaksanaan proses sistem informasi khususnya penerapan enterprise resource

planning berbasis SAP dengan karyawan yang berkompeten dibidang ERP pada

PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang. Di dalam penelitian ini penulis

menjelaskan setiap proses dan level menurut COBIT 4.1 pada PT. DHL Global

Forwarding branch Cikarang untuk kemudian diambil kesimpulannya. Untuk

narasumber penelitian diambil yang berkompeten dalam bidang ERP yaitu user

ERP 8 orang dan dari middle manajemen yang berhubungan langsung dengan

ERP sebanyak 2 orang. Berikut ini ringkasan wawancara langsung dengan

Page 61: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

49

narasumber dalam menyatakan pendapat tentang maturity level COBIT 4.1 pada

PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang.

Tabel 5.01

Ringkasan Poin-Poin wawancara

Proses Pertanyaan Skoring

1 2 3 4 5

Plan and Organise (PO), mencakup perencanaan dan pengaturan serta

masalah pengidentifikasian ERP untuk memberikan kontribusi yang

maksimal terhadap pencapaian tujuan bisnis perusahaan

PO 1 Perencanaan jangka panjang dalam penerapan ERP

PO 2 Proses up date data ERP secara berkala.

PO 3 Penyediaan hardware dan software dalam proses ERP.

PO 4 Pembentukkan staf khusus control ERP

PO 5 Penentuan anggaran tahunan (terkhusus ERP)

PO 6 Penetapan kebijakan dalam penerapan ERP

PO 7 Proses perekrutan karyawan berdasarkan pendidikan

dan pengalaman.

PO 8 Standar dalam menjamin kualitas (review, audit, dan

inspeksi).

PO 9 Perkiraan terjadinya resiko dalam penerapan ERP

PO 10 Penetapan basis tugas dan tanggung jawab para staf.

Acquire and Implement (AI), domain ini menitikberatkan pada

pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan dan pengimplementasian serta

pengintegrasian ERP ke dalam proses bisnis perusahaan,

AI 1 Kebutuhan pembaharuan ERP (software, data,

infrastruktur)

AI 2 Penentuan prosedur ERP untuk mengintegrasikan data

AI 3 Penjadwalan maintenance ERP secara rutin

AI 4 Penyediaan prosedur manual sebagai pengembangan

proses ERP

AI 5 Proses verifikasi pembaharuan ERP

AI 6 Perubahan implementasi ERP

AI 7 Peninjauan kelayakan ERP secara kontinue

Deliver and Support (DS), domain ini menitikberatkan pada dukungan

teknis yang meliputi hal keamanan ERP, kesinambungan informasi,

pelatihan dan pendidikan untuk pengguna ERP, dan pengelolaan data

yang sedang berjalan

DS 1 Pendokumentasian informasi yang dihasilkan

DS 2 Jaminan pengelolaan informasi terhadap pihak ketiga

DS 3 Pengelolaan kapasitas dan kinerja sumber daya.

DS 4 Pengembangan informasi secara terus menerus

DS 5 Penerapan pengujian informasi yang dihasilkan secara

berkala

DS 6 Pengukuran biaya dalam pengoperasian ERP

DS 7 Orientasi program pendidikan dan pelatihan bagi

Page 62: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

50

karyawan.

DS 8 Perencanaan dalam penanganan masalah ERP

DS 9 Pengelolahan konfigurasi (pengumpulan data awal,

penetapan baseline, verifikasi informasi, dan

pembaharuan repository)

DS 10 Pengidentifikasian dan tindakan korektif terhadap

informasi yang dihasilkan,

DS 11 Proses pengelolaan data ERP (library,back up,

recovery data)

DS 12 Pengelolahan lingkungan kerja

DS 13 Penentuan kebijakan proses operasi (pengawasan

infrastruktur)

Monitor and Evaluate (ME), domain ini menitikberatkan pada proses

pengelolahan ERP pada perusahaan, kendali-kendali yang diterapkan, dan

pengawasan serta penilaian kelayakan secara berkala.

ME 1 Pengawasan dan pengevaluasian kinerja ERP

ME 2 Pengawasan dan pengevaluasian control internal ERP

ME 3 Jaminan kesesuain informasi ERP untuk pihak

eksternal

ME 4 Tata kelola ERP

Keterangan :

0 (Non Existent): Perusahaan tidak mengetahui bahwa hal tersebut perlu

dilakukan.

1 (Initial/Ad Hoc) : Tidak terdapat standar proses, akan tetapi dilakukan sesuai

kebutuhan.

2 (Repeatable but Intuitive): Terdapat standar proses dalam hal tersebut, tetapi

masih secara umum.

3 (Defined Process): Terdapat prosedur yang telah distandarisasikan/ditetapkan

dan didokumentasikan.

4 (Managed and Measurable): Pihak manajer mengawasi dan mengukur

kepatuhan karyawan terhadap prosedur

5 (Optimised) Proses yang distandarkan selalu mengalami upaya perbaikan

berkelanjutan.

Sumber: Data Primer yang diolah (2019)

Kerangka kerja COBIT menjelaskan bagaimana proses sistem informasi

menyampaikan informasi bahwa kebutuhan bisnis untuk mencapai tujuannya.

Untuk mengendalikan pengiriman ini, COBIT menyediakan 3 komponen

utama,masing-masing membentuk dimensi kubus COBIT. Berikut ini adalah

kerangka kerja COBIT.

Page 63: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

51

Gambar 5.01

Kerangka Kerja COBIT Cube

Sumber:IT Governance Institute

Untuk menghitung nilai masing-masing level maturity model dengan cara

membagi jumlah jawaban dengan jumlah narasumber setiap proses sistem

informasi, rumus dituliskan sebagai berikut:

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 𝑚𝑎𝑡𝑢𝑟𝑖𝑡𝑦 =(Total Jawaban × Bobot)

Jumlah Responden

Indeks maturity yang didapatkan kemudian dibuat ke dalam skala yang akan

dipetakan lagi kedalam maturity level untuk mengetahui tingkat kematangan.

Skala indeks maturity dan maturity level ditunjukkan pada table berikut.

Tabel 5.02

Skala Indeks Maturity dan Maturity Level

Skala Indeks Maturity Tingkat Model

Maturity

Keterangan

4,51-5,00 5 Optimised

3,51-4,50 4 Managed and Measurable

2,51-3,50 3 Defined Process

1,51-2,50 2 Repetable but Intuitive

0,51-1,50 1 Initial/Ad hoc

0,00-0,50 0 Non Existent

Sumber:IT Governance Institute

Page 64: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

52

Secara keseluruhan, inilah hasil rekapitulasi hasil poin-poin wawancara tingkat

kematangan.

Tabel 5.03

Rekapitulasi Hasil Poin-Poin Wawancara Maturity Level

Aktifitas Maturity Level

Skor Jawaban Indeks Maturity 0 1 2 3 4 5

PO 1 4 6 46 4,6

PO 2 10 50 5,00

PO 3 10 30 3,00

PO 4 10 30 3,00

PO 5 10 30 3,00

PO 6 10 30 3,00

PO 7 4 4 2 38 3,80

PO 8 10 30 3,00

PO 9 2 4 4 32 3,20

PO 10 10 30 3,00

AI 1 10 50 5,00

AI 2 1 9 49 4,90

AI 3 2 6 2 40 4,00

AI 4 2 4 4 42 4,20

AI 5 3 4 3 40 4,00

AI 6 10 50 5,00

AI 7 10 50 5,00

DS 1 10 30 3,00

DS 2 10

30

3,00

DS 3 10

30

3,00

DS 4 10

30

3,00

DS 5 10

30

3,00

DS 6 10

30

3,00

DS 7 10

30

3,00

DS 8 10

30

3,00

DS 9 10

30

3,00

DS 10 10

30

3,00

DS 11 10

30

3,00

DS 12 10

30

3,00

Page 65: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

53

DS 13 10

30 3,00

ME 1 10 30 3,00

ME 2 10

30

3,00

ME 3 10

30

3,00

ME 4 10

30

3,00

Rata-rata 3,46 Sumber: Data Primer yang diolah (2019)

5.2. Interprestasi Data/Pembahasan

Pada hasil rekapitulasi poin-poin wawancara indeks maturity tabel 5.03

terdapat 34 pertanyaan yang merupakan bagian dari proses maturity level COBIT

4.1 dalam analisis penerapan enterprise resource planning berbasis SAP pada PT.

DHL Global Forwarding branch Cikarang. Berikut ini peneliti berusaha

membahas satu persatu setiap proses maturity level COBIT 4.1 dalam analisis

penerapan enterprise resource planning berbasis SAP pada PT. DHL Global

Forwarding branch Cikarang sesuai dengan tabel 5.03.

5.2.1. Plan and Organise (PO)

5.2.1.1.Define a strategic IT plan (PO 1)

Parameter ini untuk mengetahui apakah perusahaan memiliki rencana

perubahan sistem baru dalam rencana jangka panjang, perubahan ini bertujuan

agar sistem yang ada selalu update berdasarkan perkembangan teknologi yang

ada, sehingga peningkatan kepuasan konsumen serta proses kerja yang dapat

berlangsung lebih baik dan lebih lancar. Perencanaan jangka panjang yang

dilakukan PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang dalam hal penerapan

enterprise resource planning telah masuk tahap pengoptimalan (Level 5 maturity

level COBIT 4.1), semua perencanaan strategis telah terdokumentasi dengan baik

dan terstruktur. Hal tersebut dilandasi oleh adanya perusahaan khusus yang

Page 66: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

54

bertanggungjawab apabila ada permintaan perubahan atau pengembangan sistem

informasi SAP dari pelanggan yaitu perusahaan software Bashan Technologies

yang berpusat di Chennai India.

5.2.1.2. Define The Information Architure (PO 2)

Paramenter ini berguna untuk mengetahui apakah pihak perusahaan selalu

melakukan update informasi, baik dari segi aplikasi, infrastruktur maupun kualitas

karyawan selama periode tertentu. Tolak ukur yang dapat digunakan pada

parameter ini adalah banyaknya aplikasi yang dijalankan, serta frekuensi dari

validitas data. Pada proses define the information architure di PT. DHL Global

Forwarding branch Cikarang telah masuk tahap pengoptimalan (Level 5 maturity

level COBIT 4.1). Orang-orang yang bertanggungjawab sistem informasi PT.

DHL Global Forwarding branch Cikarang memiliki kompetensi yang benar-benar

mampu untuk mengembangkan dan memlihara kekuatan arsitektur informasi yang

responsif terhadap semua keperluan bisnis, hal ini dikarenakan proses pelatihan

yang dilakukan sesuai kebutuhan, serta proses perekrutan yang sesuai kebutuhan

subjek sistem informasi. Proses update data pada SAP diperbaruhi secara terus

menerus dan dilakukan back up data untuk menghindari hal yang tidak terduga

dimasa yang akan dating. Pada database juga dilakukan proses update data secara

terus menerus untuk mendukung terciptanya informasi yang akurat bagi

perusahaan.

5.2.1.3. Determine Technological Direction (PO 3)

Determine Technological Direction maksudnya adalah apakah perusahaan

melakukan perencanaan dalam menyediakan infrastruktur, baik hardware maupun

software sehingga pekerjaan yang dilakukan lebih cepat dan lebih akurat. Tolak

Page 67: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

55

ukur yang dapat digunakan pada parameter ini adalah banyaknya penyimpangan

aplikasi terhadap perencanaan yang telah disepakati, dan frekuensi dari update

perencanaan terhadap infratruktur teknologi.

Penyediaan hardware dan software dalam proses ERP telah ditetapkan

(Level 3 maturity level COBIT 4.1). Pihak manajemen telah menyadari tentang

betapa pentingnya infratruktur teknologi di PT. DHL Global Forwarding branch

Cikarang dalam hal ini hardware dan software. Perusahaan telah melakukan

perencanaan yang matang serta pengembangan infrastruktur teknologi yang cukup

baik dan selaras dengan strategi informasi teknologi perusahaan. Hal tersebut

sesuai dengan pembaharuan infrastruktur teknologi yang digunakan pada masing-

masing bagian.

5.2.1.4. Define the IT Process, Organization and Relationship (PO 4)

Parameter ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat suatu bagian

khusus di perusahaan yang bertugas mengawasi pelaksanaan sistem informasi

yang telah disepakati dengan harapan pelaksanaan sistem informasi yang telah

disepakati dengan harapan pelaksanaan sistem informasi dapat berjalan seutuhnya.

Kondisi ini dapat dilihat dari persentase dari jumlah peraturan yang

didokumentasikan serta banyaknya proses kerja yang seharusnya didukung oleh

sistem informasi.

Pada proses define the IT process, organization and relationship PT. DHL

Global Forwarding branch Cikarang telah ditetapkan (Level 3 maturity level

COBIT 4.1). Peran dan tanggungjawab staff kontrol yang ada telah ditetapkan dan

memiliki deskripsi tugas pada staff kontrol telah dikembangkan,

Page 68: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

56

didokumentasikan, dikomunikasikan, dan diarahkan sesuai dengan strategi

perusahaan.

5.2.1.5. Manage the IT Investment (PO 5)

Pengelolaan investasi akan terlihat dengan terdapatnya anggaran biaya

tahunan, seperti anggaran pengadaan fasilitas dan peralatan, anggaran pelatihan

bagi karyawan, sehingga pelaksanaan TI dapat berjalan dengan lancar tanpa

mengganggu anggaran biaya untuk hal lain. Penentuan anggaran tahunan dalam

sistem informasi PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang telah ditetapkan

(Level 3 maturity level COBIT 4.1) yang sebelumnya telah berkordinasi antara top

manajemen dengan pihak ketiga yaitu perusahaan yang bertanggungjawab atas

sistem informasi di PT. DHL Global Forwarding Indonesia.

Penentuan anggaran untuk sistem informasi PT. DHL Global Forwarding

branch Cikarang memiliki tahapan-tahapan tersendiri yang dimulai dari

perencanaan, kordinasi, verifikasi dan penetapan.

5.2.1.6. Communicate Management Aims and Direction (PO 6)

Proses ini menjelaskan tentang penginformasian kebijakan perusahaan

kepada seluruh karyawan. Tujuannya agar karyawan mengetahui kondisi

perusahaan secara keseluruhan. Program komunikasi yang terus menerus

diimplementasikan untuk tercapainya misi perusahaan, service objectives,

kebijakan dan prosedur telah disetujui serta didukung oleh pihak manajemen.

Penentuan kebijakan dalam penerapan ERP PT. DHL Global Forwarding

branch Cikarang telah masuk pada tahap ditetapkan (Level 3 maturity level

COBIT 4.1). Penetapan kebijakan yang diambil perusahaan sistem informasi yang

bertanggungjawab atas sistem informasi PT. DHL Global Forwarding branch

Page 69: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

57

Cikarang yang awalnya menggunakan produk LWMS LOGIS beralih ke SAP. Hal

ini diambil atas persetujuan top manajemen dengan perusahaan sistem informasi

tersebut dengan maksud menyamakan sistem informasi yang dipakai pelanggan

5.2.1.7. Manage IT Human Resources (PO 7)

Proses ini menjelaskan bahwa penetapan, pemeliharaan dan motivasi yang

kompeten untuk menetapkan pelayanan sistem informasi yang baik bagi

perusahaan. Hal ini dicapai dengan cara mengikuti praktik-praktik pendukung

yang telah ditentukan dan disetujui, seperti pelatihan, evaluasi kinerja, dan

promosi. Proses-proses ini sangatlah kritikal, jika sumber daya manusia dianggap

sebagai asset penting, serta lingkungan pengendalian internal akan sangat

tergantung pada motivasi dan kompetensi dari setiap personil.

Manage IT human resources Pada PT. DHL Global Forwarding branch

Cikarang telah diatur (Level 4 maturity level COBIT 4.1). Proses perekrutan

karyawan untuk bidang yang berkaitan langsung dengan ERP diotorisasi dengan

PT. DHL Global Forwarding Indonesia. Manajemen sumber daya manusia telah

ditentukan dan didokumentasikan serta diperbaharui sesuai kebutuhan yang ada.

5.2.1.8. Manage Quality (PO 8)

Manage quality menjelaskan bahwa quality management system

seharusnya dikembangkan dan dipelihara, termasuk didalamnya standard proses-

proses pengembangan. Hal ini dapat membantu perencanaan, implementasi, dan

pemeliharaan quality management system dengan memberikan kebijakan,

prosedur dan keperluan kualitas yang jelas. Quality management system pada PT.

DHL Global Forwarding branch Cikarang telah ditetapkan (Level 3 maturity level

COBIT 4.1) secara baik dengan adanya pemisahan kualitas yang disesuaikan

Page 70: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

58

dengan kemampuan dan kebutuhan. Pengevaluasian dijalankan secara

berkelanjutan supaya menghindari kesalahan yang ada serta jaminan untuk

menjaga kualitas.

5.2.1.9. Access and Manage IT Risk (PO 9)

Pada proses ini menjelaskan tentang sebuah kerangka kerja manajemen

resiko yang dibuat dan dipelihara. Dokumen kerangka kerja yang umum yang

disepakati, strategi pencegahan serta resiko residu. Dampak potensial pada tujuan

perusahaan yang disebabkan oleh suatu peristiwa yang tidak direncanakan

diidentifikasi, dianalisai, dan dinilai.

Dalam hal manajemen resiko telah ditetapkan (Level 3 maturity level

COBIT 4.1) sebaik mungkin untuk meminimalisir resiko yang akan terjadi dan

pada proses ini perusahaan mempunyai standar operation procedur tersendiri.

5.2.1.10. Manage Projects (PO 10)

Proses ini menjelaskan bahwa program dan framework manajemen proyek

telah ditetapkan untuk seluruh manajemen proyek sistem informasi. Framework

yang ada seharusnya dapat menjamin koreksi kordinasi yang digunakan untuk

memprioritaskan semua proyek yang ada. Sebuah framework seharusnya berisi

masterplan, penetapan sumber daya, definisi dari tools yang akan dikirim dan

telah disetujui oleh pengguna, pemdekatan fase untuk pengiriman, jaminan

kualitas, rencana percobaan yang resmi serta tinjauan terhadap percobaan dan

pasca implementasi setelah diadakan pemasangan yang bertujuan untuk menjamin

manajemen resiko proyek dan nilai pengiriman bagi proses bisnis.

Penetapan basis tugas dan tanggungjawab PT. DHL Global Forwarding

branch Cikarang dalam penerapan ERP sudah ditetapkan (Level 3 maturity level

Page 71: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

59

COBIT 4.1). Penetapan basis tugas sesuai dengan masing-masing bidang dalam

penerapan ERP.

Tabel 5.04

Tabel Plan and Organise (PO)

Aktifitas Indeks

Maturity Nilai Maksimal

PO 1 4,60 5,00

PO 2 5,00 5,00

PO 3 3,00 5,00

PO 4 3,00 5,00

PO 5 3,00 5,00

PO 6 3,00 5,00

PO 7 3,80 5,00

PO 8 3,00 5,00

PO 9 3,20 5,00

PO 10 3,00 5,00

Rata-rata 3,46 Sumber: Data Primer yang diolah (2019)

Gambar 5.02

Chart Maturity Level Plan and Organise (PO)

Sumber: Data Primer yang diolah (2019)

Perhitungan nilai rata-rata pada tabel 5.04 Plan and Organise (PO) berasal

dari nilai yang didapat dari hasil poin-poin wawancara yang diisi oleh narasumber

4,605,00

3,00

3,00

3,00

3,003,80

3,00

3,20

3,00

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00PO 1

PO 2

PO 3

PO 4

PO 5

PO 6

PO 7

PO 8

PO 9

PO 10

Plan and Organise (PO)

Page 72: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

60

dari perusahaan. Setiap domain mempunyai poin kontrol yang menjelaskan

mengenai domain tersebut dengan nilai maksimal 5 dan dapat dilihat pada Chart

gambar 5.02. Dari perhitungan nilai tingkat kematangan terdapat nilai rata-rata

skala indeks maturity plan and organise sebesar 3,40 yaitu ditetapkan.

5.2.2. Acquire and Implement (AI)

5.2.2.1 Identify Automated Solutions (AI 1)

Proses ini menjelaskan bahwakebutuhan akan aplikasi atau fungsi baru

yang memerlukan analisis sebelum memperoleh atau membuatnya yang mapu

digunakan untuk menjamin bahwa keperluan bisnis akan terpenuhi didalam

pendekatan yang efektif dan efisien. Proses ini mencakup definisi dari kebutuhan,

pertimbangan dari beberapa sumber alternatif, tinjauan terhadap kemungkinan

secara ekonomi dan teknologi, pemutusan analisis resiko dan analisis cost benefit.

Kebutuhan pembaharuan ERP baik software ataupun infrastruktur sistem

informasi dalam lingkup PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang telah

dikelola secara baik dan terstruktur oleh perusahaan serta dapat digolongkan pada

tahap dioptimalkan (Level 5 maturity level COBIT 4.1). Usulan-usulan tentang

kebutuhan pembaharuan selalu terkomunikasi dengan baik melalui tahap

perencanaan, penentuan, verifikasi, dan penetapan anggaran. Pihak manajemen

bisa melakukan perubahan jika solusi pembaharuan sistem informasi yang diambil

tidak berdasarkan atas pertimbangan alternatif teknologi yang ada maupun

kebutuhan bisnis yang ada.

5.2.2.2. Acquire and Maintain Application Software ( AI 2)

Pada proses ini mengemukakan tentang aplikasi-aplikasi yang telah

tersedia sesuai dengan kebutuhan bisnis. Proses ini mencakup rancangan dari

Page 73: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

61

aplikasi, pencantuman yang tepat dari kontrol aplikasi dan kebutuhan keamanan,

pengembangan dan konfigurasi telah sesuai dengan standar. Hal ini

memungkinkan perusahaan menggunakan aplikasi terotomatisasi dengan tepat.

PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang berkaitan dengan

penentuan prosedur untuk pengintegrasian data dalam aplikasi telah diatur

langsung oleh perusahaan. Dalam hal maturity level COBIT 4.1 tergolong

kedalam level 4 atau diatur yang berarti pihak manajemen mengawasi dan

mengatur kepatuhan karyawan terhadap prosedur yang ada. Pengintegrasian data

yang ada pada perusahaan dapat dilihat dari terkordinasinya semua bidang pada

lini kerja yang ada.

5.2.2.3. Acquire and Maintain Technology (AI 3)

Proses ini menjelaskan bahwa perusahaan seharusnya telah memiliki

proses-proses untuk memperoleh, mengimplementasikan, dan memperbaharui

infrastruktur teknologi yang dimiliki. Proses ini memerlukan pendekatan yang

terencana dalam hal untuk memperoleh, merawat dan melindungi infrastruktur

agar sesuai dengan strategi teknologi dan ketentuan pengembangan serta

percobaan terhadap lingkungan sekitarnya yang telah disetujui. Hal ini menjamin

bahwa teknologi secara terus menerus akan dapat mendukung aplikasi bisnis.

Dalam hal penjadwalan maintenance yang dilakukan PT. DHL Global

Forwarding branch Cikarang dalam hal penerapan ERP telah diatur (Level 4

maturity level COBIT 4.1). Perusahaan sistem informasi yang bertanggungjawab

penuh tentang sistem informasi ERP PT. DHL Global Forwarding branch

Cikarang telah melakukan proses penetapan prosedur pemeliharaan infrastruktur

TI di perusahaan yang dapat dipahami dengan baik. Proses pemeliharaan

Page 74: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

62

maintenance telah direncanakan, dijadwalkan, dan dikordinasikan serta terdapat

pengujian untuk menilai sejauh mana infrastruktur TI yang ada sudah digunakan

secara tepat sesuai tujuan.

5.2.2.4. Enable Operation and Use (AI 4)

Proses ini menjelaskan bahwa pengetahuan yang berkaitan dengan sistem

yang baru harus tersedia. Proses ini memerlukan dokumentasi dan standar manual

yang akan digunakan oleh pengguna dan programmer IT, serta training perlu

diadakan untuk menjamin aplikasi dan infrastruktur digunakan serta dijalankan

dengan tepat.

Pada proses ini perusahaan penyedia sistem informasi yang

bertanggungjawab terhadap sistem informasi di PT. DHL Global Forwarding

branch Cikarang telah diatur dalam penyediaan prosedur tambahan atas

pengembangan aplikasi yang terjadi (Level 4 maturity level COBIT 4.1).

5.2.2.5. Procure IT Resources (AI 5)

Sumber daya sistem informasi seperti orang, perangkat keras, perangkat

lunak dan jasa perlu disediakan, pengadaan sumberdaya TI membutuhkan suatu

ketentuan dan tata cara pelaksanaan, seperti membuat prosedur pengadaan,

melakukan seleksi vendor, menyusun persetujuan berdasarkan kontrak dan proses

pengadaan. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa perusahaan mendapatkan

semua keperluan sumberdaya TI dalam waktu yang tepat dan sesuai dengan

efisiensi biaya.

Pada semua proses ini, semua pengadaan maupun pembaharuan yang

terjadi dalam penerapan ERP PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang yang

dilakukan untuk menjamin terpenuhinya semua keperluan sumberdaya TI telah

Page 75: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

63

diatur perusahaan sistem informasi (Level 4 maturity level COBIT 4.1). Hal ini

didokumentasikan dan dikomunikasikan secara menyeluruh baik dalam skala

besar maupun skala kecil serta kebijakan dan prosedurnya.

5.2.2.6. Manage Changes (AI 6)

Proses ini menjelaskan bahwa semua perubahan meliputi penambahan dan

perawatan darurat, yang menghubungkan infrastruktur dan aplikasi dalam

lingkungan produksi telah diatur secara jelas sesuai dengan aturan yang telah

ditentukan. Perubahan meliputi prosedur, proses-proses, sistem dan parameter

harus dikunci dinilai dan diotorisasi terlebih dahulu sebelum diimplementasikan

dan dilakukan peninjauan terhadap hasil implementasi yang akan dilakukan dan

yang telah direncanakan. Hal ini dapat meringankan resiko yang secara negatif

dapat mempengaruhi kestabilan dan integritas dari lingkungan produksi.

PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang telah berkordinasi dengan

perusahaan sistem informasi berkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi

dalam penerapan ERP, semuanya telah dioptimalkan baik terhadap masalah

sistem, masalah kebijakan, prosedur dan standar.

5.2.2.7. Install and Accredit Solutions and Changes (AI 7)

Proses ini menjelaskan bahwa ketika pengembangan sistem yang baru

telah selesai dilakukan maka akan dibutuhkan sistem operasional. Sistem tersebut

memerlukan percobaan yang tepat, sehingga akan tercipta penyesuaian antara

lingkungan dengan data percobaan yang berkaitan serta akan ditentukan suatu

pemaparan dan intruksi tentang keringanan resiko dan akan dikeluarkan suatu

perencanaan dan promosi yang digunakan untuk produksi serta meninjau pasca

implementasi.

Page 76: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

64

Peninjauan ERP yang dilakukan PT. DHL Global Forwarding branch

Cikarang dilakukan secara kontinue atau telah masuk tahap pengoptimalan (Level

5 maturity level COBIT 4.1). Peninjauan ini dilakukan setiap bulannya khususnya

pada informasi yang dihasilkan dari ERP.

Tabel 5.05

Tabel Acquire and Implement (AI)

Aktifitas Indeks

Maturity

Nilai

Maksimal

AI 1 5,00 5,00

AI 2 4,90 5,00

AI 3 4,00 5,00

AI 4 4,20 5,00

AI 5 4,00 5,00

AI 6 5,00 5,00

AI 7 5,00 5,00

Rata-rata 4,59 Sumber: Data Primer yang diolah (2019)

Gambar 5.03

Chart Acquire and Implement (AI)

Sumber: Data Primer yang diolah (2019)

Perhitungan nilai rata-rata pada tabel 5.05 Aqcuire and Implement (AI)

berasal dari nilai yang didapat dari hasil poin-poin wawancara yang diisi oleh

narasumber dari perusahaan. Setiap domain mempunyai poin kontrol yang

5,00

4,90

4,00

4,204,00

5,00

5,00

0,001,002,003,004,005,00

AI 1

AI 2

AI 3

AI 4AI 5

AI 6

AI 7

Aqcuire and Implement (AI)

Page 77: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

65

menjelaskan mengenai domain tersebut dengan nilai maksimal 5 dan dapat dilihat

pada Chart gambar 5.03. Dari perhitungan nilai tingkat kematangan terdapat nilai

rata-rata skala indeks Aqcuire and Implement sebesar 4,44 yaitu dioptimal.

5.3.3. Deliver and Support (DS)

5.3.3.1. Define and Manage Service Levels (DS 1)

Proses ini menjelaskan bahwa komunikasi yang efektif antara manajemen

TI dan konsumen mengenai jasa yang diperlukan akan dibantu dengan adanya

dokumentasi. Proses ini juga meliputi pengawasan dan adanya laporan yang tepat

waktu mengenai pencapaian services level. Proses ini dapat membantu untuk

menyesuaikan antara jasa TI dan keperluan bisnis yang berkaitan.

Informasi yang dihasilkan dari sistem ERP pada PT. DHL Global

Forwarding branch Cikarang telah didokumentasikan secara baik dalam hal ini

berada pada level 3 maturiry level COBIT 4.1. Proses verifikasi validitas data

dilakukan oleh perusahaan setiap bulannya untuk mengurangi kesalahan-

kesalahan. Komunikasi antara pihak manajemen perusahaan dengan stakeholder

sangatlah membantu terhadap kebijakan-kebijakan yang mungkin akan

diambiluntuk informasi yang dihasilkan oleh sistem ERP.

5.3.3.2. Manage Third-Party Service (DS 2)

Proses ini menjelaskan bahwa suatu kebutuhan untuk menjamin bahwa

jasa yang disediakan oleh pihak ketiga sesuai dengan keperluan bisnis, selain itu

juga diperlukan proses manajemen dari pihak ketiga yang lebih efektif. Proses ini

dilakukan dengan cara membuat perjanjian dengan pihak ketiga, perjanjian berisi

tentang peraturan, tanggungjawab, serta keinginan yang jelas dari masing-masing

Page 78: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

66

pihak. Jaminan yang diberikan perusahaan penyedia jasa sistem informasi kepada

PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang telah terjamin dengan baik.

5.3.3.3. Manage Performance and Capacity (DS 3)

Proses ini menjelaskan bahwa keperluan untuk mengatur kebutuhan dan

kapasitas sumber daya sistem informasi memerlukan tinjauan proses secara

berkala untuk menilai kinerja dan kapasitas sumber daya sistem informasi saat ini.

Proses ini menyediakan jaminan bahwa sumber daya informasi dapat mendukung

keperluan bisnis yang akan disediakan secara berkesinambungan.

Pengelolaan kapasitas dan kinerja sumber daya PT. DHL Global

Forwarding branch Cikarang telah ditetapkan sebaik mungkin. Pengelolaan

kapasitas telah disesuaikan dengan kebutuhan yang ada untuk menjamin

kapastitas optimal dapat tercapai dengan biaya yang rendah.

5.3.3.4. Ensure Continuous Service (DS 4)

Proses ini menjelaskan bahwa kebutuhan untuk menyediakan jasa sistem

informasi yang berkesinambungan akan memerlukan pengembangan, perawatan,

dan percobaan rencana kelancaran sistem informasi, serta rencana pelatihan yang

dilaksanakan secara berkala. Proses service berkelanjutan yang efektif akan dapat

meminimalkan kemungkinan dan pengaruh gangguan services sistem informasi

yang utama pada fungsi dan proses-proses bisnis.

Pengembangan ERP oleh perusahaan sistem informasi yang

bertanggungjawab atas sistem informasi PT. DHL Global Forwarding branch

Cikarang dilakukan secara terus menerus dan ditetapkan. Pelatihan-pelatihan

dilakukan dalam rangka sharing knowledge terhadap perkembangan terbaru ERP.

Page 79: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

67

5.3.3.5. Ensure System Security (DS 5)

Proses ini menjelaskan bahwa kebutuhan untuk merawat integritas

informasi dan melindungi asset-aset sistem informasi memerlukan proses

manajemen pengamanan. Proses ini meliputi penetapan dan perawatan terhadap

peraturan dan tanggungjawab, kebijakan, standar, dan prosedur pengaman sistem

informasi. Manajemen keamanan juga termasuk pengawasan terhadap sistem

keamanan yang dilakukan dan percobaan serta implementasi tindakana korektif

untuk menentukan kelemahan.

Pengamanan sistem informasi pada PT. DHL Global Forwarding branch

Cikarang telah ditetapkan serta dilaksanakan oleh perusahaan penyedia jasa sistem

informasi. Analisa resiko dan pengaruh keamana sistem informasi juga telah

dilakukan. Kebijakan dan praktek keamanan sistem informasi yang dilakukan

telah dibantu dengan adanya tools yang mendukung. Dalam hal pengamanan

terhadap data yang berada dalam jaringan sistem telah terjaga dengan baik, karena

perusahaan tekah menggunakan aplikasi SAP yang dimana hanya user yang dapat

mengaksesnya.

5.3.3.6. Identify and Allocate Cost (DS 6)

Kebutuhan untuk mengadakan sistem yang adil dan pantas dengan

mengalokasikan biaya-biaya sistem informasi bagi bisnis , maka akan diperlukan

pengukuran yang akurat dan adanya persetujuan business user terhadapa biaya-

biaya sistem informasi yang akan dialokasikan dengan adil. Proses ini meliputi

membangun dan mengoperasikan sistem yang dapat menyimpan, mengalokasikan

dan melaporkan biaya-biaya sistem informasi untuk jasa yang dilakukan oleh

pengguna. Sistem yang adil akan membantu bisnis untuk lebih banyak

Page 80: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

68

menginformasikan keputusan berhubungan dengan penggunaan jasa sistem

informasi.

Pengukuran dan penbgalokasian biaya dalam pengoperasian ERP yang

dilakukan perusahaan telah memenuhi level 3 maturity level COBIT 4.1 yaitu

ditetapkan. Pada proses ini perusahaan sistem informasi mempunyai ketentuan

dan dokumentasi tentang informasi biaya, alokasi biaya yang disesuaikan dengan

kebutuhan pelaksanaan yang juga harus sesuai dengan perencanaan.

5.3.3.7. Educate and Train User (DS 7)

Proses ini menjelaskan bahwa efektifnya pendidikan untuk seluruh

pengguna dari sistem informasi meliputi segala hal yang ada dan keperluan untuk

menetukan pelatihan yang dibutuhkan oleh setiap kelompok pengguna. Sebagai

tambahan untuk menentukan suatu kebutuhan, maka dalam proses ini akan

ditentukan dan diputuskan suatu kebutuhan, maka dalam proses ini juga akan

ditentukan dan diputuskan suatu strategi yang efektif untuk pelatihan dan

pengukuran terhadap hasil yang diperoleh.

Pelatihan dan pendidikan karyawan pengguna ERP pada perusahaan pada

awal penerapannya sangat intens dilakukan untuk mempercepat proses penerapan

sistem informasi. Pada proses ini telah masuk ke level 3 maturity level COBIT 4.1

yaitu ditetapkan. Program-program pelatihan telah direncanakan dan

dikomunikasikan antara pihak perusahaan sistem informasi dengan PT. DHL

Global Forwarding sesuai dengan kebutuhan operasional bisnis yang ada.

5.3.3.8. Manage Service Desk and Incidents (DS 8)

Proses ini menjelaskan bahwa respon yang tepat dan efektif dari pengguna

sistem informasi dan masalah yang timbul memerlukan perancangan serta

Page 81: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

69

pelaksanaan yang baik dari service desk dan proses manajemen resiko. Proses ini

meliputi pemasangan fungsi dari service desk yaitu registrasi, proses terjadinya

kecelakan, analisis trend an akar masalah serta penyelesaiannya. Manfaat bisnis

meliputi peningkatan produktifitas melalui penyelesaian yang cepat dari

pengguna.

Dalam hal penanganan masalah yang terjadi akibat kesalahan sistem

maupun kesalahan teknis oleh pengguna telah ditetapkan dan diorganisir secara

baik yang berorientasi pada perusahaan sistem informasi. Pada level maturity

COBIT 4.1 telah masuk pada level 3 yaitu ditetapkan. Tools-tools yang tersedia

telah terukur secara sistematis dalam memberikan report serta mempermudah

pengguna atau user untuk mendiagnosa dan memperbaiki kesalahan yang

mungkin akan terjadi.

5.3.3.9. Manage the Configuration (DS 9)

Pada proses ini mengemukakan tentang jaminan integritas dari konfigurasi

perangkat keras dan perangkat lunak yang membutuhkan pembentukan dan

pemeliharaan tempat penyimpanan konfigurasi yang akurat dan lengkap. Proses

ini meliputi pengumpulan konfigurasi awal informasi, pembentukan dasar-dasar,

memverifikasi dan memeriksa informasi konfigurasi, dan memperbaharui tempat

penyimpanan jika dibutuhkan. Manajemen konfigurasi yang efektif memfasilitasi

ketersediaan sistem yang lebih baik, meminimalisir masalah produksi dan

menyelesaikan masalah secara cepat.

Pengolahan konfigurasi meliputi pengumpulan data awal, penetapan,

verifikasi informasi, dan pembaharuan. PT. DHL Global Forwarding telah

memfasilitasi pengolahan konfigurasinya secara baik terbukti diterapkannya

Page 82: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

70

modul-modul dalam penerapan ERP. Pada proses ini level maturity COBIT 4.1

tergolong pada level 3 yaitu ditetapkan.

5.3.3.10. Manage Problem (DS 10)

Proses ini menjelaskan bahwa efektifnya mengelola suatu masalah akan

memerlukan identifikasi dan klarifikasi dari masalah yang ada, menganalisis akar

masalah dan adanya penyelesaian terhadap masalah tersebut. Proses mengelola

masalah juga meliputi identifikasi terhadap rekomendasi yang diberikan untuk

melakukan peningkatan, melakukan perawatan terhadap catatan permasalahan dan

meninjau status dari tindakan korektif yang diambil. Efektifitas dari proses untuk

mengatur masalah akan dapat meningkatkan service level, mengurangi biaya dan

memingkatkan kepuasan serta memudahkan konsumen.

Pengidentifikasian dan penyelesaian masalah yang dilakukan perusahaan

sepenuhnya berkordinasi dengan perusahaan sistem informasi. Pencatatan dan

penelusuran serta penyelesaian terhadap masalah telah dituangkan kedalam

beberapa tools dan modul yang tersedia dalam SAP. Pada proses ini level maturity

COBIT 4.1 tergolong pada level 3 yaitu ditetapkan. Modul yang diterapkan oleh

perusahaan pada sistem informasi sangat membantu pengguna untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan yang mungkin terjadi dalam proses operasionalnya.

5.3.3.11. Manage Data (DS 11)

Proses ini menjelaskan bahwa efektifnya pengelolaan data akan

memerlukan penentuan data yang diperlukan. Proses pengelolaan data juga

meliputi penetapan prosedur yang efektif untuk mengelola media, backup, dan

recovery data serta media penyelesaian yang tepat. Pengelolaan data yang efektif

akan menjamin kualitas, timelines dan ketersediaan data bisnis.

Page 83: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

71

Manajemen data pada PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang telah

ditetapkan dan diatur secara jelas oleh perusahaan sistem informasi serta diketahui

oleh perusahaan yang sewaktu-waktu dapat diperbaharui. Maturity level COBIT

4.1 telah masuk ketahap ditetapkan (Level 3). Kebutuhan atas manajemen data

dan pemahaman untuk tindakan-tindakan yang diperlukantelah dipahami oleh

perusahaan. Prosedur, standar serta tools diterarapkan dalam otomatisasi

manajemen data disesuaikan dengan tujuan bisnis dan secara konsisten terus

diawasi dengan proses yang diatur dengan baik.

5.3.3.12. Manage the Physical Environment (ME 12)

Proses ini menjelaskan bahwa manajemen data yang efektif membutuhkan

pengidentifikasian kebutuhan data. Proses manajemen data juga meliputi

pembentukan prosedur yang efektif untuk mengelola media, cadangan, dan

pemulihan data dan penyelesaian yang benar terhadap media. Manajemen data

yang efektif membantu dalam menjamin kualitas, ketepatan waktu dan

ketesediaan dari data bisnis.

Dalam hal prosedur dan kebijakan dalam penerapan ERP pada konteks

pengelolaan lingkungan kerja pada PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang

telah terkordinasi secara baik dengan perusahaan sistem informasi. Maturity level

pada proses ini yaitu ditetapkan. Lingkungan kerja yang baik dapat bermanfaat

untuk hasil kerja yang lebih baik.

5.3.3.13. Manage Operations (DS 13)

Pada proses ini mengemukakan tentang pemrosesan yang lengkap serta

akurat terhadap terhadapa data yang membutuhkan prosedur pemrosesan

manajemen data yang efektif dan pemeliharaan perangkat keras yang tepat. Proses

Page 84: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

72

ini meliputi penetapan aturan dan prosedur operasi untuk penjadwalan pemrosesan

yang efektif, melindungi output yang sensitife, mengawasi infrastruktur dan

menjamin pemeliharaan terhadap perangkat keras. Manajemen operasi yang

efektif membantu dalam memelihara integritas data dan mengurangi resiko bisnis

dan biaya operasi sistem informasi.

Pada proses maturity level COBIT 4.1 yaitu ditetapkan (level 3). Operasi

pendukung dalam penerapan ERP di PT. DHL Global Forwarding branch

Cikarang telah dilakukan secara efektif dan efisien. Proses pengaturan operasional

telah menjadi standard an didokumentasikan sebagai dasar demi peningkatan

perbaikan secara berkelanjutan. Dalam menetapkan operasi, baik yang mencakup

data dan infrastruktur telah ditetapkan, dimana seluruh permasalahan yang terjadi

dianalisis untuk mengidentifikasikan penyebab permasalahan yang terjadi.

Tabel 5.06

Tabel Deliver and Support (DS)

Sumber: Data Primer yang diolah

(2019)

Aktifitas Indeks

Maturity

Nilai

Maksimal

DS 1 3,00 5,00

DS 2 3,00 5,00

DS 3 3,00 5,00

DS 4 3,00 5,00

DS 5 3,00 5,00

DS 6 3,00 5,00

DS 7 3,00 5,00

DS 8 3,00 5,00

DS 9 3,00 5,00

DS 10 3,00 5,00

DS 11 3,00 5,00

DS 12 3,00 5,00

DS 13 3,00 5,00

Rata-rata 3,00

Page 85: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

73

Gambar 5.04

Chart Deliver and Support (DS)

Sumber: Data Primer yang diolah (2019)

Perhitungan nilai rata-rata pada tabel 5.06 Deliver and Support (DS)

berasal dari nilai yang didapat dari hasil poin-poin wawancara yang diisi oleh

narasumber dari perusahaan. Setiap domain mempunyai poin kontrol yang

menjelaskan mengenai domain tersebut dengan nilai maksimal 5 dan dapat dilihat

pada Chart gambar 5.04. Dari perhitungan nilai tingkat kematangan terdapat nilai

rata-rata skala indeks Deliver and Support sebesar 3,00 yaitu dioptimal.

5.3.4. Monitor and Evaluate (ME)

5.3.4.1. Monitor and Evaluate (ME 1)

Proses ini menjelaskan bahwa manajemen kinerja sistem informasi yang

efektif memerlukan proses pengawasan. Proses ini meliputi penentuan hubungan

antara indikator kinerja, sistem pelaporan kinerja sistematik dan tepat waktu serta

tindakan yang cepat terhadap penyimpangan yang terjadi. Proses pengawasan

3

3

3

3

3

33

3

3

3

3

3

3

5

5

5

5

5

55

5

5

5

5

5

5

0

1

2

3

4

5 DS 1

DS 2

DS 3

DS 4

DS 5

DS 6

DS 7

DS 8

DS 9

DS 10

DS 11

DS 12

DS 13

Delivery and Support (DS)

Indeks Maturity Nilai Maksimal

Page 86: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

74

perlu diyakinkan bahwa sesuatu yang benar akan dilakukan dan akan sejalan

dengan arah dan kebijakan yang ada.

Monitor and Evaluate PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang telah

ditetapkan dan saling bersinergi langsung dengan perusahaan pengembang sistem

informasi. Pada proses ini berada pada level 3 maturiry level COBIT 4.1,

peningkatan kualitas secara terus menerus dilakukan dan dikembangkan oleh

pihak manajemen dengan pihak pengembang sistem informasi untuk

memperbaharui standar dan kebijakan pengawasan di perusahaan serta

penggabungan praktek-praktek bisnis. Setiap 6 bulan dilakukan dilakukan

pertemuan yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja serta mendiskusikan

rencana perbaikan dimasa yang akan dating.

5.3.4.2. Monitor and Evaluate Internal Control (ME 2)

Pada proses ini mengemukakan tentang pembentukan sebuah program

kontrol internal untuk sistem informasi yang membutuhkan proses pengawasan

yang telah ditetapkan dengan baik. Proses ini meliputi pengawasan dan pelaporan

terhadap terhadap kontrol serta hasil dari penilaian dan peninjauan pihak ketiga.

Keuntungan dari pengawasan internal adalah untuk menyediakan jaminan

mengenai operasi yang efektif dan efisien dan pemenuhan standard an regulasi

yang berlaku.

Pengawasan dan pembentukan internal kontrol dalam kerja SAP PT. DHL

Global Forwarding branch Cikarang sudah ditetapkan. Pada proses ini berada

pada level 3 maturiry level COBIT 4.1 telah masuk pada tahap ditetapkan.

Pengendalian internal kontrol memungkinkan perusahaan menangani secara lebih

Page 87: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

75

efektif dengan perusahaan lingkungan ekonomi yang kompetitif, kepempimpinan,

prioritas, dan perkembangan model bisnis.

5.3.4.3. Ensure Compliance with External Requirement (ME 3)

Proses ini mengemukakan tentang pengawasan yang efektif membutuhkan

pembentukan standar peninjauan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan yang

ada. Proses ini meliputi pengidentifikasian pemenuhan kebutuhan, pengoptimalan

dan evaluasi serta proses untuk mendapatkan jaminan bahwa kebutuhan telah

terpenuhi dan mengintegrasikan laporan pemenuhan kebutuhan sistem informasi

bisnis.

Pembentukan standar peninjauan informasi ERP PT. DHL Global

Forwarding branch Cikarang sudah ditetapkan pada level 3 maturity level COBIT

4.1. Hal tersebut berarti pihak manajemen perusahaan telah mengawasi dan

mengukur kepatuhan karyawan terhadap standar prosedur yang ada. Peneliti

belum bisa membahas secara dalam mengenai pembentukan standar peninjauan

sistem informasi ERP di PT. DHL Global Forwarding

5.3.4.4. Provide IT Governance (ME 4)

Proses ini menjelaskan bahwa menetapkan sebuah kerangka pengelolaan

yang efektif meliputi struktur organisasi, proses-proses, kepemimpinan, peraturan-

peraturan dan tanggungjawab untuk menjamin bahwa investasi sistem informasi

perusahaan tetah disesuaikan dan dikirimkan sesuai dengan strategi dan tujuan

perusahaan.

Level maturity pada proses ini yakni level 3 atau ditetapkan yang berarti

proses yang distandarisasikan selalu mengalami upaya perbaikan berkelanjutan.

Tata kelola ERP di PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang telah berjalan

Page 88: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

76

dengan baik, kepentingan dan kebutuhan pengelolaan telah dipahami oleh pihak

manajemen. Pengelolaan telah dikembangkan dengan menghubungkan antara

hasil dengan kinerja yang telah ditentukan dan didokumentasikan. Prosedur

standard an pelatihan juga telah dikomunikasikan sesuai dengan yang ditetapkan

perusahaan.

Tabel 5.07

Tabel Monitor and Evaluate (ME)

Aktifitas Indeks

Maturity Nilai Maksimal

ME 1 3,00 5,00

ME 2 3,00 5,00

ME 3 3,00 5,00

ME 4 3,00 5,00

Rata-rata 3,00 Sumber: Data Primer yang diolah (2019)

Gambar 5.05

Chart Monitor and Evaluate (ME)

Sumber: Data Primer yang diolah (2019)

Perhitungan nilai rata-rata pada tabel 5.07 Monitor and Evaluate (ME)

berasal dari nilai yang didapat dari hasil poin-poin wawancara yang diisi oleh

3

33

3

5

55

5

1

2

3

4

5

ME 1

ME 2ME 3

ME 4

Monitor and Evaluate (ME)

Indeks Maturity Nilai Maksimal

Page 89: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

77

narasumber dari perusahaan. Setiap domain mempunyai poin kontrol yang

menjelaskan mengenai domain tersebut dengan nilai maksimal 5 dan dapat dilihat

pada Chart gambar 5.05. Dari perhitungan nilai tingkat kematangan terdapat nilai

rata-rata skala indeks Monitor and Evaluate sebesar 3,00 yaitu dioptimal.

Page 90: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

78

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, kesimpulan

yang dapat diambil oleh peneliti dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis informasi yang diperoleh bahwa sebagian besar

maturity level COBIT 4.1 operasional gudang dalam menerapkan ERP berbasis

SAP berada pada level ditetapkan yang berarti bahwa seluruh proses yang

distandarisasikan selalu mengalami perbaikan yang berkelanjutan dan

dilaksanakan dengan pengembangan sistem komputerisasi yang baik serta proses

evaluasi telah dilakukan secara menyeluruh, tetapi tidak menjamin bahwa tidak

ada permasalahannya.

2. Terkait dengan skoring dengan menggunakan maturity level COBIT 4.1,

perusahaan masih harus melakukan banyak proses perbaikan secara

berkesinambungan terhadap operasional gudang yang menerapkan ERP berbasis

SAP.

6.2. Saran

Pada penelitian ini peneliti berusaha memberikan saran kepada PT. DHL

Global Forwarding branch Cikarang dan penelitian selanjutnya, adapun saran

peneliti sebagai berikut.

1. Secara keseluruhan kegiatan operasional gudang PT. DHL Global

Forwarding dalam menerapkan sistem informasi ERP berbasis SAP telah

terintegrasi dan berjalan dengan baik, akantetapi perbaikan baik teknis maupun

Page 91: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

80

nonteknis harus terus ditingkatkan untuk meminimalisir segala resiko yang bisa

menghambat kegiatan operasional perusahaan.

2. Perlu diadakan pelatihan berkelanjutan khusus untuk meningkatkan

kemampuan user dalam menggunakan dan mengatasi segala kendala dalam

menjalankan seluruh kegiatan operasional dengan aplikasi SAP.

3. Penelitian yang akan datang dapat dikembangkan dengan meneliti

beberapa peusahaan yang menggunakan sistem informasi berbeda.

4. Penelitian berikutnya dapat menggali pembahasan lebih dalam lagi serta

dapat menyentuh langsung departemen sistem informasi ada pada perusahaan.

Page 92: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

81

DAFTAR PUSTAKA

Bintarti Surya, Buku Pedoman Pembimbingan, Penulisan, dan Ujian Skripsi

Mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa 2018-2019

Fernandi Wijaya , Santo dan Yustina Handoyono 2012. Evaluasi

Implementasi SAP Modul Material Management: Studi Kasus Pada PT

Bumitama Gunajaya Agro, terbit di Jurnal Comtech Vol.3 No. 1 Juni

2012

Fernandi, Santo dan Felicia Maria Cynthia Damayanti 2011. Evaluasi Dan

Rencana Pengembangan Penerapan Aplikasi Enterprise Resource

Planning (ERP):Studi Kasus Pada PT Astra Graphia, terbit di Jurnal

Comtech Vol.2 No. 2 Desember 2011

Gondodiyoto Sanyoto, Audit Sistem Informasi+Pendekatan COBIT, Jakarta:

Mitra Wacana Media, 2017

Handayani Putu Wuri dan Ultary Haryaty 2011. Analisis Fungsionalitas Open

Source Software ERP Untuk Pengembangan Modul Pembelajaran ERP,

terbit di Jurnal Sistem Informasi, Volume 7, Nomor 2, Oktober 2011

Haslindah Andi,Muh. Fadhli, Adrianto, dan Rahmat Mansyur 2017. Pengaruh

Implementasi Warehose Management System Terhadap Inventory Control

Finish Good Berbasis Barcode PT Dharana Inti Boga ,terbit di Jurnal

ILTEK, Volume 12, Nomor 24, Oktober 2017

Karmawan, I Gusti Made 2013. Dampak Implementasi ERP Dalam

Perbaikan Sistem Distribusi Pada PT Semen Gresik, terbit di Jurnal

Comtech Vol.4 No.2 Desember 2013

Lech , Przemyslaw 2016. Implementation of an ERP system: A case study of a

full-scope SAP project, terbit di jurnal Zarzadzanie I Finanse Journal of

Management and Finance Vol. 14, No. 1/2016

McLeod,Jr., Raymond; Schell, George P, Sistem Informasi

Manajemen/Raymond McLeod,Jr., George P. Schell. Jakarta: Salemba

Empat, 2012

MOLNAR ,Vieroslav 2012.SAP Warehouse Management System For A

Warehouse Of Auxiliary Material In The Selected Company, terbit di

Jurnal 7.-9.11.2012, Jesenik,Czech Republic,EU

Novianti,Eka 2011. Revaluasi Inventory Dengan Menu Standard Pada SAP-

B1 Sesuaikah Dengan IFRS, terbit di Jurnal Binus Business Review Vol.2

No. 1 Mei 2011

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung :

Alfabeta,2017

Utami Sri Setyowati, Heru Susilo, Riyadi, 2016. Analisis penerapan

Enterprise Resource Planning (ERP) (Studi pada PT Domusindo

Perdana), terbit di Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.33 No.1 April

2016

Page 93: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

82

LAMPIRAN SKRIPSI

ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS SAP

PADA PT DHL GLOBAL FORWARDING BRANCH

CIKARANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menjadi Sarjana (S1)

Disusun oleh :

KUSMINANTO

NIM:111511545

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL

JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS PELITA BANGSA

BEKASI – 2019

Page 94: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

83

Lampiran 01 :Daftar Literatur

No Nama Belakang Pengarang, Tahun Judul Literatur

Variabel / Teori

1 Fernandi Wijaya , Santo dan Yustina

Handoyono 2012

(Jurnal)Evaluasi Implementasi SAP Modul Material

Management: Studi Kasus Pada PT Bumitama Gunajaya

Agro, terbit di Jurnal Comtech Vol.3 No. 1 Juni 2012

Evaluasi,

implementasi,ERP,SAP,

module material

management

2 Fernandi, Santo dan Felicia Maria

Cynthia Damayanti 2011

(Jurnal)Evaluasi Dan Rencana Pengembangan Penerapan

Aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP):Studi Kasus

Pada PT Astra Graphia, terbit di Jurnal Comtech Vol.2 No.

2 Desember 2011

Evaluasi proses bisnis,

ERP,SAP,IT balanced

scorecard

3 Handayani Putu Wuri dan Ultary

Haryaty 2011

(Jurnal) Analisi Fungsionalitas Open Source Software ERP

Untuk Pengembangan Modul Pembelajaran ERP, terbit di

Jurnal Sistem Informasi, Volume 7, Nomor 2, Oktober

2011

ERP, OSS ERP, modul

pembelajaran ERP

4 Haslindah Andi,Muh. Fadhli,

Adrianto, dan Rahmat Mansyur 2017

(Jurnal)Pengaruh Implementasi Warehose Management

System Terhadap Inventory Control Finish Good Berbasis

Barcode PT Dharana Inti Boga ,terbit di Jurnal ILTEK,

Volume 12, Nomor 24, Oktober 2017

Warehouse management

system,barkode

5 Karmawan, I Gusti Made 2013 (Jurnal)Dampak Implementasi ERP Dalam Perbaikan

Sistem Distribusi Pada PT Semen Gresik, terbit di Jurnal

Comtech Vol.4 No.2 Desember 2013

ERP, sistem distribusi,

efisiensi,dan efektifitas

Page 95: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

84

6 Lech , Przemyslaw 2016 (Journal)Implementation of an ERP system: A case study

of a full-scope SAP project, terbit di jurnal Zarzadzanie I

Finanse Journal of Management and Finance Vol. 14, No.

1/2016

ERP Implementation, SAP

7 MOLNAR ,Vieroslv 2012 (Journal) SAP Warehouse Management System For A

Warehouse Of Auxiliary Material In The Selected

Company, terbit di Jurnal 7.-9.11.2012, Jesenik,Czech

Republic,EU

SAP WMS, System Kanban,

Auxiliary material

8 Novianti,Eka 2011 (Jurnal) Revaluasi Inventory Dengan Menu Standard Pada

SAP-B1 Sesuaikah Dengan IFRS, terbit di Jurnal Binus

Business Review Vol.2 No. 1 Mei 2011

SAP-B1, inventori revaluasi,

transaksi akuntansi, IFRS

9 I Gde Uma Darmapramita, I M. Alit

K. Salain, Mayun Nadiasa 2015

(Jurnal) Analisis Tingkat Kematangan (Maturity Leves)

Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Badung Sejahtera ,

terbit di Jurnal Spektran, Vol.3, No. 2, Juli 2015

Maturity Level, Analisis

Faktor

10 Utami Sri Setyowati, Heru Susilo,

Riyadi, 2016

(jurnal) Analisis penerapan Enterprise Resource Planning

(ERP) (Studi pada PT Domusindo Perdana), terbit di Jurnal

Administrasi Bisnis (JAB) Vol.33 No.1 April 2016

ERP, SAP

Page 96: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

85

Lampiran 02: Surat Izin penelitian

Page 97: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

86

Lampiran 03: Email Persetujuan Penelitian

Lampiran 04: Pertanyaan dan Hasil Wawancara

Pertanyaan Wawancara:

COBIT adalah sekumpulan dokumentasi best practise untuk tata kelola sistem

informasi yang dapat membantu auditor, manajemen, dan pengguna untuk

menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan control, dan permasalahan

Page 98: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

87

teknis. COBIT mendefinisikan aktifitas-aktifitas TI dalam suatu model

kematangan (maturity model) yang mencakup 4 bidang/domain antara lain: Plan

and Organise, Acquire and Implement, Deliver and Support dan Monitor and

Evaluate.

1. Pada bidang/domain Plan and Organise mencakup perencanaan dan pengaturan

serta masalah pengidentifikasiani ERP untuk memberikan kontribusi yang

maksimal terhadap pencapaian tujuan bisnis perusahaan. Parameter-parameter

yang ada pada domain Plan and Organise ada 10 yaitu: Perencanaan jangka

panjang dalam penerapan ERP, proses up date data ERP secara berkala,

penyediaan hardware dan software dalam proses ERP, pembentukkan staf khusus

control ERP, penentuan anggaran tahunan (terkhusus ERP), penetapan kebijakan

dalam penerapan ERP, proses perekrutan karyawan berdasarkan pendidikan dan

pengalaman, standar dalam menjamin kualitas (review, audit, dan inspeksi),

perkiraan terjadinya resiko dalam penerapan ERP dan penetapan basis tugas dan

tanggung jawab para staf.

a. Bisakah bapak jelaskan bagaimana proses Plan and Organise dalam penerapan

ERP pada PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang?.

2. Pada bidang/domain Acquire and Implement menitikberatkan pada pelaksanaan

strategi yang telah ditetapkan dan pengimplementasian serta pengintegrasian ERP

ke dalam proses bisnis perusahaan. Parameter-parameter yang ada pada domain

Acquire and Implement yaitu: Kebutuhan pembaharuan ERP (software, data,

infrastruktur), penentuan prosedur ERP untuk mengintegrasikan data,

penjadwalan maintenance ERP secara rutin, penyediaan prosedur manual sebagai

pengembangan proses ERP, proses verifikasi pembaharuan ERP, perubahan

implementasi ERP dan peninjauan kelayakan ERP secara kontinu.

a. Bisakah bapak jelaskan bagaimana proses Acquire and Implement dalam

penerapan ERP pada PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang?

3. Pada bidang/domain Deliver and Support menitikberatkan pada pelaksanaan

strategi yang telah ditetapkan dan pengimplementasian serta pengintegrasian ERP

ke dalam proses bisnis perusahaan. Parameter-parameter yang ada pada domain

Deliver and Support antara lain: Pendokumentasian informasi yang dihasilkan,

jaminan pengelolaan informasi terhadap pihak ketiga, pengelolaan kapasitas dan

kinerja sumber daya, pengembangan informasi secara terus menerus, penerapan

pengujian informasi yang dihasilkan secara berkala, pengukuran biaya dalam

pengoperasian ERP, orientasi program pendidikan dan pelatihan bagi karyawan,

perencanaan dalam penanganan masalah ERP, pengelolahan konfigurasi

(pengumpulan data awal, penetapan baseline, verifikasi informasi, dan

pembaharuan repository), pengidentifikasian dan tindakan korektif terhadap

informasi yang dihasilkan, proses pengelolaan data ERP (library,back up,

recovery data), pengelolahan lingkungan kerja dan penentuan kebijakan proses

operasi (pengawasan infrastruktur).

a. Bisakah bapak jelaskan bagaimana proses Deliver and Support dalam

penerapan ERP pada PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang?

Page 99: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

88

4. Monitor and Evaluate mencakup proses pengelolahan ERP pada perusahaan,

kendali-kendali yang diterapkan, dan pengawasan serta penilaian kelayakan secara

berkala. Parameter-parameter yang ada pada domain Monitor and Evaluate ada 4

antara lain: Pengawasan dan pengevaluasian kinerja ERP, pengawasan dan

pengevaluasian control internal ERP, jaminan kesesuain informasi ERP untuk

pihak eksternal dan tata kelola ERP.

a. Bisakah bapak jelaskan bagaimana proses Monitor and Evaluate dalam

penerapan ERP pada PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang?

Hasil Wawancara:

1. Enterprise Resource Planning berbasis SAP mulai diimplementasikan pada

tahun 2015 sampai sekarang dan masih dalam perbaikan dan pengembangan.

2. Perusahaan telah berupaya mengoptimalkan perkembangan ERP tetapi harus

disesuaikan dengan kebutuhan dan jika ada lagi kebutuhan maka dilakukan proses

up to date atau dikembangkan lagi.

3. Staff kontrol ERP SAP telah dibentuk karena memang ada yang menangani hal

tersebut.

4. ERP SAP PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang sudah diatur dan

ditangani oleh perusahaan dari Chennai India yaitu Bashan Technologies.

5. Bashan Technologies yang menjembatani dan memaintence semua kebutuhan

untuk proses perbaikan dan pengembangan ERP SAP.

6. Pembagian tugas dalam penerapan ERP SAP sudah ada pada masing-masing

bagian.

7. PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang banyak menggunakan modul-

modul dalam penerapannya.

8. Seluruh pengembangan ERP SAP dikelola oleh Bashan Technologies

9. Untuk masalah pendokumentasian dan keakuratan data dilakukan proses

verifikasi lanjutan.

10. Proses verifikasi data dilakukan setiap bulan untuk menghindari kesalahan-

kesalahan sistem.

11. Jika proses verifikasi telah dilakukan maka ada sebuah proses peninjauan

kembali terhadap sistem tersebut.

12. Jika ada kesalahan yang terjadi maka dilakukan proses pengkoreksian untuk

mengetahui dengan pasti apa yang terjadi,

13. Pelatihan-pelatihan tentang penerapan ERP SAP sudah dilakukan untuk

menunjang kelancaran operasional gudang.

14. Pelatihan-pelatihan sering dilakukan pada awal penerapan ERP SAP supaya

semua user memahami penggunaannya.

15. Semua kegiatan operasional gudang menggunakan ERP SAP

16. ERP SAP sangat membantu semua kegiatan operasional gudang

17. ERP SAP sudah terintegrasi ke semua bagian.

18. Adanya kebijakan dari manajemen perusahaan dalam penggunaan hardware

dan software sistem informasi.

19. Dalam penganggaran untuk penerapan ERP SAP dari manajemen perusahaan

telah menetapkan dan mengawasi.

20. Pihak manajemen dan perusahaan pengembang sistem informasi berupaya

membuat kesesuaian informasi ERP untuk pihak eksternal.

Page 100: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

89

Lampiran 05: Hasil Skoring wawancara

Proses Pertanyaan Skoring

1 2 3 4 5

Plan and Organise (PO), mencakup perencanaan dan pengaturan serta

masalah pengidentifikasian ERP untuk memberikan kontribusi yang

maksimal terhadap pencapaian tujuan bisnis perusahaan

PO 1 Perencanaan jangka panjang dalam penerapan ERP ×

PO 2 Proses up date data ERP secara berkala. ×

PO 3 Penyediaan hardware dan software dalam proses ERP. ×

PO 4 Pembentukkan staf khusus control ERP ×

PO 5 Penentuan anggaran tahunan (terkhusus ERP) ×

PO 6 Penetapan kebijakan dalam penerapan ERP ×

PO 7 Proses perekrutan karyawan berdasarkan pendidikan

dan pengalaman.

×

PO 8 Standar dalam menjamin kualitas (review, audit, dan

inspeksi).

×

PO 9 Perkiraan terjadinya resiko dalam penerapan ERP ×

PO 10 Penetapan basis tugas dan tanggung jawab para staf. ×

Acquire and Implement (AI), domain ini menitikberatkan pada

pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan dan pengimplementasian serta

pengintegrasian ERP ke dalam proses bisnis perusahaan,

AI 1 Kebutuhan pembaharuan ERP (software, data,

infrastruktur)

×

AI 2 Penentuan prosedur ERP untuk mengintegrasikan data ×

AI 3 Penjadwalan maintenance ERP secara rutin ×

AI 4 Penyediaan prosedur manual sebagai pengembangan

proses ERP

×

AI 5 Proses verifikasi pembaharuan ERP ×

AI 6 Perubahan implementasi ERP ×

AI 7 Peninjauan kelayakan ERP secara kontinue ×

Deliver and Support (DS), domain ini menitikberatkan pada dukungan

teknis yang meliputi hal keamanan ERP, kesinambungan informasi,

pelatihan dan pendidikan untuk pengguna ERP, dan pengelolaan data

yang sedang berjalan

DS 1 Pendokumentasian informasi yang dihasilkan ×

DS 2 Jaminan pengelolaan informasi terhadap pihak ketiga ×

DS 3 Pengelolaan kapasitas dan kinerja sumber daya. ×

DS 4 Pengembangan informasi secara terus menerus ×

DS 5 Penerapan pengujian informasi yang dihasilkan secara

berkala

×

DS 6 Pengukuran biaya dalam pengoperasian ERP ×

DS 7 Orientasi program pendidikan dan pelatihan bagi

karyawan.

×

DS 8 Perencanaan dalam penanganan masalah ERP ×

DS 9 Pengelolahan konfigurasi (pengumpulan data awal,

penetapan baseline, verifikasi informasi, dan

×

Page 101: ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN …

90

pembaharuan repository)

DS 10 Pengidentifikasian dan tindakan korektif terhadap

informasi yang dihasilkan,

×

DS 11 Proses pengelolaan data ERP (library,back up,

recovery data)

×

DS 12 Pengelolahan lingkungan kerja ×

DS 13 Penentuan kebijakan proses operasi (pengawasan

infrastruktur)

×

Monitor and Evaluate (ME), domain ini menitikberatkan pada proses

pengelolahan ERP pada perusahaan, kendali-kendali yang diterapkan, dan

pengawasan serta penilaian kelayakan secara berkala.

ME 1 Pengawasan dan pengevaluasian kinerja ERP ×

ME 2 Pengawasan dan pengevaluasian control internal ERP ×

ME 3 Jaminan kesesuain informasi ERP untuk pihak

eksternal

×

ME 4 Tata kelola ERP ×

Keterangan :

0 (Non Existent): Perusahaan tidak mengetahui bahwa hal tersebut perlu

dilakukan.

1 (Initial/Ad Hoc) : Tidak terdapat standar proses, akan tetapi dilakukan sesuai

kebutuhan.

2 (Repeatable but Intuitive): Terdapat standar proses dalam hal tersebut, tetapi

masih secara umum.

3 (Defined Process): Terdapat prosedur yang telah distandarisasikan/ditetapkan

dan didokumentasikan.

4 (Managed and Measurable): Pihak manajer mengawasi dan mengukur

kepatuhan karyawan terhadap prosedur

5 (Optimised) Proses yang distandarkan selalu mengalami upaya perbaikan

berkelanjutan.

Sumber: Data Primer yang diolah (2019)