90
ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETERNAK SAPI POTONG PADA KELOMPOK TANI TERNAK LIMOUSIN DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Skripsi) Oleh ANNISA DWI MARTHA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN

RUMAH TANGGA PETERNAK SAPI POTONG

PADA KELOMPOK TANI TERNAK LIMOUSIN DI DESA ASTOMULYO

KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

(Skripsi)

Oleh

ANNISA DWI MARTHA

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN

RUMAH TANGGA PETERNAK SAPI POTONG

PADA KELOMPOK TANI TERNAK LIMOUSIN DI DESA ASTOMULYO

KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Oleh

Annisa Dwi Martha

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan peternak sapi, pendapatan

rumah tangga peternak sapi dan tingkat kesejahteraan peternak sapi anggota

Kelompok Ternak Limousin. Penelitian ini dilakukan secara sengaja pada Januari-

Februari 2019 di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung

Tengah, menggunakan metode survei. Ada 45 responden yang diambil dengan

menggunakan Simple Random Sampling. Data dianalisis secara kuantitatif dan

kualitatif dengan menggunakan analisis pendapatan (Revenue-Cost Ratio-R/C),

analisis pendapatan rumah tangga, dan tingkat kesejahteraan rumah tangga

peternak berdasarkan kriteria Badan Pusat Statistik (BPS). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata peternak berdasarkan biaya tunai dan

total biaya sebesar Rp138.882.134,78 per tahun dan Rp132.405.206,29 per tahun.

Usaha ternak sapi layak dan menguntungkan karena memperoleh rasio

penerimaan dengan biaya tunai dan total biaya lebih dari satu (R/C>1) yaitu 1,44

dan 1,41. Usaha ternak sapi memberikan kontribusi terbesar pada pendapatan

rumah tangga sebesar 94,38%, sedangkan sisanya berasal dari kegiatan usahatani

(on farm), kegiatan yang masih ada kaitannya dengan pertanian (off farm), dan

kegiatan non pertanian (non farm). Berdasarkan kriteria BPS, 91,11% rumah

tangga peternak di Desa Astomulyo berada dalam kategori sejahtera.

Kata kunci: kesejahteraan rumah tangga, pendapatan, peternak

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

ABSTRACT

ANALYSIS OF INCOME AND HOUSEHOLD WELFARE OF ANIMAL

HUSBANDRY LIMOUSIN’S MEMBER IN ASTOMULYO VILLAGE

PUNGGUR SUB DISTRICT CENTRAL LAMPUNG REGENCY

By

Annisa Dwi Martha

This study aims to analyze the income of breeder income, breeder household

income, and welfare level of breeder the members of Limousin Livestock Group.

This research was carried out intentionally in January-February 2019 in

Astomulyo Village, Punggur Sub District, Central Lampung Regency, using a

survey method. There are 45 respondents taken by Simple Random Sampling

Method. Data are analyzed by quantitatively and qualitatively using income

analysis (Revenue-Cost Ratio-R/C), household income analysis, and breeder

welfare level based on the criteria of the Central Bereu of Statistics (BPS). The

results show that the average income of farmers based on cash costs and total

costs is Rp138,882,134.78 per year and Rp.132,405,206.29 per year. Cattle

business is feasible and profitable because the ratio of revenue to cash costs and a

total cost more than one (R/C> 1), namely 1.44 and 1.41. Cattle business gives the

biggest contribution to household income by 94.38%, while the rest comes from

on farm, off farm, and non-farm. Based on BPS criteria, 91.11% of breeder

households in Astomulyo Village are in the welfare category.

Keywords: breeder, household welfare, income

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

i

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN

RUMAH TANGGA PETERNAK SAPI POTONG

PADA KELOMPOK TANI TERNAK LIMOUSIN DI DESA ASTOMULYO

KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Oleh

Annisa Dwi Martha

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

ii

Judul Skripsi : ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT

KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA

PETERNAK SAPI POTONG PADA KELOMPOK

TANI TERNAK LIMOUSIN DI DESA

ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Nama Mahasiswa : Annisa Dwi Martha

No. Pokok Mahasiswa : 1514131049

Jurusan : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S. Lina Marlina, S.P., M.Si.

NIP 19611225 198703 1 005 NIP 19830323 200812 2 002

2. Ketua Jurusan Agribisnis

Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si.

NIP 19691003 199403 1 004

Page 6: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

iii

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S. ____________

Sekertaris : Lina Marlina, S.P., M.Si. ____________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si. ____________

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si.

NIP 19611020 198603 1 002

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 26 September 2019

Page 7: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro tanggal 25 Juli 1997, sebagai anak kedua dari tiga

bersaudara yang merupakan puteri dari Bapak Ipda Admar, S.Pd dan Ibu Nelly Tri

Arriyani. Penulis telah menempuh pendidikan formal sebagai berikut : (1) TK

Bhayangkari Kota Metro yang diselesaikan pada tahun 2003, (2) SDS Xaverius

Kota Metro yang diselesaikan pada tahun 2009, (3) SMPN 1 Kota Metro yang

diselesaikan pada tahun 2012, (4) SMAN 1 Kota Metro yang diselesaikan pada

tahun 2015.

Penulis diterima di Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

pada tahun 2015 melalui jalur Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi

Negeri (SNMPTN). Pada bulan Juli sampai dengan Agustus tahun 2018, penulis

melakukan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat

(KKN-PPM) di Desa Banjar Negoro, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten

Tanggamus selama 34 hari dan penulis juga melakukan Praktik Umum (PU) di

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dengan judul “Struktur Organisasi dan Pola

Komunikasi pada Departemen Humas di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang” selama

40 hari pada bulan Juli sampai dengan Agustus tahun 2019.

Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah menjadi anggota bidang 3 (Minat,

Bakat, dan Kreatifitas) HIMASEPERTA periode 2016/2017, anggota

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

v

Kebendaharaan Umum BEM-U Universitas Lampung periode 2016/2017,

menjabat sebagai staff pengurus bidang kewirausahaan di DPW 1 POPMASEPI

periode 2018/2020, dan menjadi Duta Fakultas Pertanian Universitas Lampung

periode 2017/2018 dan 2018/2019. Selama masa perkuliahan, penulis pernah

mengikuti kegiatan POPMASEPI yaitu MUKERNAS di Pekan Baru, Riau pada

bulan Febuari tahun 2018 dan MUKERWIL DPW 1 di Palembang, Sumatera

Selatan pada bulan Febuari tahun 2019.

Penulis pernah menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Usahatani pada semester

genap 2017/2018, asisten dosen mata kuliah Evaluasi Perencanaan Proyek dan

Tataniaga Pertanian pada semester ganjil 2018/2019, serta asisten dosen mata

kuliah Koperasi dan Pengantar Ilmu Ekonomi pada semster genap 2018/2019.

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

vi

SANWACANA

Bismillahirromanirrohim

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan dan Tingkat

Kesejahteraan Rumah Tangga Peternak Sapi Potong Pada Kelompok Tani

Ternak Limousin di Desa Astomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung

Tengah”. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Baginda Muhammad

SAW, juga kepada keluarga dan para sahabatnya.

Penulis telah menerima banyak bantuan dalam penyelesaian skripsi ini dari awal

hingga akhir, terdapat banyak pihak yang telah memberikan sumbangsih, nasihat,

serta saran-saran yang membangun. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menguncapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Lampung sekaligus sebagai Dosen Penguji yang telah

memberikan kritik, nasehat, dan saran demi perbaikan skripsi serta motivasi

dan dukungannya selama kuliah dan dalam penulisan skripsi.

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

vii

3. Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S., dan Lina Marlina, S.P., M.Si. selaku pembimbing

pertama dan kedua yang telah banyak memberikan pengarahan, ilmu,

bimbingan, dukungan, dan semangat kepada penulis.

4. Dr. Ir. Kordiyana K. Rangga, M.S. selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan masukan, motivasi, dan bimbingan kepada penulis.

5. Mbak Iin, Mbak Tunjung, Mbak Vanes, Mas Bu, Mas Boim, dan seluruh

dosen serta karyawan Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, dan Universitas

Lampung atas semua ilmu dan bantuan yang telah diberikan selama penulis

menjadi mahasiswi di Universitas Lampung.

6. Sarjono dan Tono, selaku Ketua dan Sekertaris Kelompok Tani Ternak

Limousin. Terima kasih atas bimbingan, ilmu, kesabaran, dan rasa

kekeluargaan yang diberikan selama penulis melakukan penelitian.

7. Kedua orang tua tercinta, Ipda Admar S. Pd. dan Nelly Tri Arriyani yang

senantiasa memberikan kasih sayang, semangat, motivasi, nasehat, serta

dukungan secara moril dan materi selama ini, serta saudaraku tercinta Arly

Pradhana S. AB dan Justia Tri Valentina yang telah memberikan dukungan

dalam penulisan skripsi ini.

8. Sahabat perkuliahan, Rabyatul Hadawiyah binti Umari. Terima kasih atas

perhatian, canda tawa, rasa kekeluargaan, motivasi, ilmu, serta pengalaman

yang terlah diberikan kepada penulis.

9. Teman dekat penulis, Serda Ade Yuliandra. Terima kasih atas motivasi,

dukungan, dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis.

10. Teman-teman seperjuangan di Agribisnis 2015 : Thomas S.P., Ana, Eci, Adit,

Arok S. P, , Azizah, Titis, Umi S.P., Mba Git, Desti, Dewi, Dian S.P, Aisy,

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

viii

Elsa S.P., Fitri, Vina S. P, Intan, Muti S.P, Putri, Reksi, Ria, Mba Na, Master,

Salim, Tiya S. P, Via, Jopi S. P, Nanda, Rama, Melda, Tegar S. P, Weni,

Nadya, Galuh, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

persatu. Terima kasih atas bantuan, ilmu, persaudaran, dan motivasi selama

ini.

11. Teman-teman satu bimbingan, Feren S.P., Aisy, Alfu, Dinda S.P., Luluk S.P.,

Puji S.P., Ayu S.P., Bagus S.P., Efti S.P., dan lain sebagainya yang

memberikan dukungan serta bantuan selama penulis menyelesaikan skripsi.

12. Sahabat-sahabat yang telah menemani masa remajaku sejak SMP : Luciana

Lorenza S. Ked, Intan Permata Sari S. Farm, Ummi Syarfina Janani, Yuliana

Putri, Diara Dwirivza, Elma Walida S. E, dan Putri Afridamayanti. Terima

kasih atas kasih sayang, dukungan, motivasi, dan pengalaman yang telah

diberikan kepada penulis.

13. Sahabat-sahabat pencitraan dan gunjingan tersayang : Diah Winarni, Muthia

Salasabila, dan Clara W. Pithaloka Terima kasih atas dukungan, semangat,

serta pengalaman yang telah diberikan semenjak kepada penulis.

14. Keluarga besar HIMASEPERTA beserta sahabat pengurus DPW 1

POPMASEPI dan seluruh keluarga POPMASEPI : Fathur, Oka, Nira, Debo,

Angga, Yudi, Bayu, Dila, Doni, Enji, Azizah, Aida, Almira, Amirul, Ari,

Bila, Indah, Angga, Dinda, Liza, Nikmah, Rani, dan lainnya yang tidak dapat

saya sebutkan satu per satu atas pengalaman, kasih sayang, rasa kekeluargaan

yang diberikan kepada penulis.

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

ix

15. Adik angkatan 2016 tersayang Tri Tarsita A, Susan, dll yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu atas kasih sayang dan dukungan yang diberikan kepada

penulis.

16. Sahabat KKN : Sri, Desma, Dinda, Nanda, Nidya, Peem, Bang Aziz, Bang

Rangga, Bang Arif, Bang Ibok, Bang Ricky, Bang Didi, Fergi, dan Bang

Rovy atas nasihat, dukungan, rasa kekeluargaan, dan canda tawa yang

diberikan kepada penulis.

17. Sahabat PU : Dwi, Belia, Sarah, Verina, Dewi, Cingcing, Oca, Adel, dan Yesi

atas kebersamaan, kekeluargaan, serta bantuan yang diberikan kepada

penulis.

18. Teman-teman Duta Fakultas Pertanian Universitas Lampung atas kerjasama

dan pengalaman yang telah diberikan kepada penulis.

19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

membantu penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

Bandar Lampung, September 2019

Annisa Dwi Martha

Page 13: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang dan Masalah .................................................................. 1

B. Perumusan Masalah .............................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 10

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN .................. 11

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 11

1. Sapi ................................................................................................. 11

2. Teori Pendapatan ............................................................................ 15

3. Teori Biaya ...................................................................................... 20

4. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga ........................................... 23

B. Kajian Penelitian Terdahulu ................................................................. 26

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 33

III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 37

A. Metode Penelitian .................................................................................. 37

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional ................................................ 37

C. Lokasi Penelitian, Responden dan Waktu Penelitian ............................ 41

1. Lokasi Penelitian ................................................................................ 41

2. Responden .......................................................................................... 42

3. Waktu Penelitian ................................................................................ 43

D. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 43

E. Metode Analisis Data ............................................................................ 43

1. Metode Analisis Tujuan Pertama ..................................................... 44

2. Metode Analisis Tujuan Kedua ....................................................... 46

3. Metode Analisis Tujuan Ketiga ....................................................... 47

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

xi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN .................................. 52

A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah ..................................... 52

1. Keadaan Geografis .......................................................................... 52

2. Keadaan Demografis ........................................................................ 53

3. Keadaan Topografi .......................................................................... 53

4. Keadaan Iklim ................................................................................. 54

5. Potensi Wilayah .............................................................................. 55

B. Keadaan Umum Kecamatan Punggur ................................................... 56

1. Keadaan Geografis ........................................................................... 56

2. Keadaan Demografis ........................................................................ 57

3. Keadaan Iklim .................................................................................. 57

4. Potensi Wilayah ............................................................................... 58

5. Mata Pencaharian Penduduk ............................................................ 59

6. Infrastruktur ..................................................................................... 60

C. Keadaan Umum Desa Astomulyo ......................................................... 61

1. Keadaan Geografis ........................................................................... 61

2. Keadaan Demografis ........................................................................ 62

3. Keadaan Iklim .................................................................................. 63

4. Potensi Wilayah .............................................................................. 63

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 65

A. Karakteristik Responden ........................................................................ 65

1. Usia Responden ................................................................................. 65

2. Tingkat Pendidikan Responden ......................................................... 66

3. Jumlah Tanggungan Keluarga ........................................................... 67

4. Pengalaman Berusaha Ternak ............................................................ 69

5. Jumlah Kepemilikan Sapi .................................................................. 70

6. Pekerjaan Sampingan ......................................................................... 71

7. Sumber Modal Usaha Ternak ............................................................ 72

B. Keadaan Umum Kelompok Tani Ternak Limousin ............................... 73

1. Pola Kemitraan ................................................................................. 73

2. Pola Pinjaman .................................................................................. 74

3. Pola Mandiri ..................................................................................... 75

C. Kegiatan Usaha Ternak Sapi Potong ..................................................... 76

1. Pemberian Pakan .............................................................................. 76

2. Pemeliharaan Kandang .................................................................... 76

3. Pengendalian Penyakit dan Vaknsinisasi ......................................... 77

4. Pemasaran ........................................................................................ 77

D. Penggunaan Input Produksi Sapi Potong .............................................. 78

1. Penggunaaan Bakalan Sapi ............................................................. 78

2. Penggunaan Pakan............................................................................ 80

3. Penggunaan Vitamin ....................................................................... 83

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

xii

4. Penggunaan Obat-obatan.................................................................. 84

5. Pajak ................................................................................................ 85

6. Listrik .............................................................................................. 86

7. Bunga .............................................................................................. 86

8. Penggunaan dan Penyusutan Alat .................................................... 86

9. Curahan Tenaga Kerja ..................................................................... 88

10. Total Biaya Produksi ....................................................................... 89

E. Analisis Pendapatan Rumah Tangga Peternak ...................................... 91

1. Pendapatan Usaha Ternak Sapi ........................................................ 91

2. Pendapatan On Farm di Luar Usaha Ternak Sapi............................ 96

3. Pendapatan Off Farm ....................................................................... 97

4. Pendapatan Non Farm ...................................................................... 98

5. Analisis Pendapatan Rumah Tangga ................................................ 99

F. Tingkat Kesejahteraan............................................................................ 101

1. Kependudukan .................................................................................. 102

2. Kesehatan dan Gizi........................................................................... 103

3. Pendidikan ....................................................................................... 104

4. Ketenagakerjaan .............................................................................. 105

5. Taraf dan Pola Konsumsi ................................................................ 106

6. Perumahan dan Lingkungan ............................................................ 107

7. Sosial dan Lain-lain ......................................................................... 108

VI. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 112

A. Kesimpulan ........................................................................................... 112

B. Saran ..................................................................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 114

LAMPIRAN ....................................................................................................... 119

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perkembangan konsumsi daging di Indonesia pada tahun 2011-2015

(Per kapita/tahun) ........................................................................................ 3

2. Produksi daging sapi menurut provinsi tahun 2011-2017 ........................... 4

3. Jumlah populasi ternak sapi (ekor) di Provinsi Lampung pada tahun

2014-2016 .................................................................................................... 5

4. Populasi ternak besar dan ternak kecil menurut jenis ternak di Kecamatan

Punggur (ekor) pada tahun 2016.. ............................................................. .. 6

5. Kajian penelitian terdahulu .......................................................................... 28

6. Pengadaan indikator tingkat kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik

Susenas (2014) disertai variabel, kelas, dan skor ........................................ 49

7. Sebaran penduduk berdasarkan jenis mata pencaharian tahun 2016 ........... 59

8. Jumlah penduduk Desa Astomulyo menurut mata pencaharian tahun

2016 .............................................................................................................. 62

9. Jenis Penggunaan lahan Desa Astomulyo tahun 2016. ................................ 63

10. Sebaran responden berdasarkan usia............................................................ 66

11. Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan .................................... 67

12. Sebaran responden menurut jumlah tanggungan keluarga .......................... 68

13. Sebaran responden berdasarkan pengalaman usaha ternak.......................... 69

14. Jumlah kepemilikan sapi responden ............................................................ 70

15. Sebaran responden berdasarkan pekerjaan sampingan ................................ 71

16. Sebaran peternak responden berdasarkan modal usaha ternak .................... 72

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

xiv

17. Biaya konsentrat dan pakan sapi selama satu tahun (periode). .................... 81

18. Biaya pembelian vitamin selama satu tahun (periode) ................................ 83

19. Biaya pembelian obat-obatan selama satu tahun (periode) .......................... 85

20. Jumlah penggunaan alat dan nilai penyusutan selama satu tahun

(periode) ....................................................................................................... 87

21. Jumlah penggunaan tenaga kerja peternak per tahun (periode) ................... 89

22. Total Biaya Produksi. ................................................................................... 90

23. Penerimaan dan pendapatan usaha peternak sapi responden ....................... 94

24. Pendapatan on farm usahatani padi peternak responden ............................ 97

25. Pendapatan off farm peternak responden ..................................................... 98

26. Pendapatan non farm peternak responden .................................................. 98

27. Pendapatan rumah tangga peternak ............................................................. 99

28. Skor perolehan untuk indikator kependudukan pada peternak

responden .................................................................................................... 102

29. Skor perolehan untuk indikator kesehatan dan gizi pada peternak

responden .................................................................................................... 103

30. Skor perolehan untuk indikator pendidikan pada peternak responden ....... 104

31. Skor perolehan untuk indikator ketenagakerjaan pada peternak

responden .................................................................................................... 105

32. Skor perolehan untuk indikator taraf dan pola konsumsi pada peternak

responden .................................................................................................... 106

33. Skor perolehan untuk indikator perumahan dan lingkungan pada peternak

responden .................................................................................................... 107

34. Skor perolehan untuk indikator sosial dan lain-lain pada peternak

responden .................................................................................................... 108

35. Tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak responden .......................... 109

36. Identitas responden ...................................................................................... 120

37. Biaya bakalan dan jumlah penerimaan usaha ternak sapi potong. ............... 123

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

xv

38. Biaya pakan ................................................................................................. 125

39. Biaya konsentrat ........................................................................................... 128

40. Biaya vitamin dan obat-obatan. ................................................................... 130

41. Biaya penyusutan kandang dan peralatan .................................................... 136

42. Biaya tenaga kerja. ....................................................................................... 146

43. Biaya lain-lain .............................................................................................. 160

44. Total biaya .................................................................................................. 162

45. Analisis R/C ratio ........................................................................................ 166

46. Pendapatan on farm usaha ternak sapi potong. ............................................ 168

47. Pendapatan on farm (usahatani) peternak responden. .................................. 170

48. Pendapatan off farm peternak responden. .................................................... 172

49. Pendapatan non farm peternak responden ................................................... 174

50. Pendapatan rumah tangga peternak dan keluarga responden ...................... 176

51. Tingkat kesejahteraan ................................................................................. 179

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka penelitian analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan

rumah tangga peternak sapi potong pada Kelompok Tani Ternak

Limousin di Desa Astomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung

Tenga ........................................................................................................... 36

2. Struktur PDRB Kabupaten Lampung Tengah tahun 2017........................... 55

3. Peta wilayah administrasi Kecamatan Punggur ........................................... 56

4. Jumlah populasi ternak di Kecamatan Punggur .......................................... 58

5. Populasi hewan ternak di Desa Astomulyo.................................................. 64

6. Kontribusi biaya-biaya produksi terhadap biaya total ................................. 91

7. Kontribusi pendapatan rumah tangga peternak ............................................101

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Sektor pertanian di Indonesia menjadi salah satu sektor yang membantu

program pemerintah dalam upaya melakukan program pembangunan nasional

setelah sektor industri dan jasa. Sektor pertanian memiliki peranan penting

dalam meningkatkan penerimaan devisa negara, penyediaan lapangan kerja,

perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam

negeri, bahan baku industri dalam negeri, dan optimalisasi pengelolaan sumber

daya alam secara berkelanjutan. Sektor pertanian juga memiliki kontribusi

dalam meningkatkan perekonomian nasional. Hal ini dibuktikan dengan sektor

pertanian memiliki kontribusi terbesar kedua dalam Produk Domestik Bruto

(PDB) menurut lapangan usaha pada tahun 2013 yaitu sebesar 14,42% setelah

sektor industri pengolahan yaitu sebesar 23,69% (Badan Pusat Statistik,

2014b).

Sektor pertanian meliputi sub sektor pertanian tanaman pangan, tanaman

perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan. Sub sektor-sub sektor

pertanian tersebut memiliki peranan dalam pencapaian visi pembangunan

pertanian Indonesia 2013-2015 yang dirumuskan sebagai berikut :

“Terwujudnya sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

2

beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi dan sumber daya

hayati pertanian dan kelautan tropika”. Berdasarkan visi tersebut, sektor

pertanian menjadi penting karena sektor ini merupakan leading sektor untuk

ketahanan pangan yang dapat menjadi solusi dalam menyelesaikan persoalan-

persoalan lingkungan dan sosial (Kementrian Pertanian, 2014). Salah satu

subsektor pertanian yang memiliki peranan penting dalam pembangunan

pertanian adalah sub sektor peternakan. Peternakan menjadi salah satu sektor

agribisnis yang cukup penting dikarenakan keberadaan sektor ini terkait dengan

ketersediaan bahan pangan hewani bagi masyarakat. Peningkatan pendapatan

masyarakat menyebabkan pola konsumsi bahan pangan hewani ini semakin

tinggi.

Penduduk Indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan protein hewani

dengan cara mengkonsumsi daging, salah satunya adalah daging sapi. Daging

sapi merupakan sumber protein hewani yang mengandung zat besi dan seng

terbaik. Daging sapi yang berwarna merah mengandung zat besi yang lebih

tinggi, oleh sebab itu kandungan zat besi dan seng di dalam daging sapi lebih

banyak tiga kali lipat dibandingkan dengan daging ayam (Usmiati, 2010). Atas

kesadaran penduduk Indonesia akan pentingnya mengkonsumsi daging sapi

menyebabkan konsumsi daging sapi meningkat dibandingkan dengan daging

ayam. Hal ini didapat dilihat pada perkembangan konsumsi daging di Indonesia

per kapita per tahun pada 2011-2015 Tabel 1.

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

3

Tabel 1.Perkembangan konsumsi daging di Indonesia pada tahun 2011-2015

(Per kapita/tahun).

Tahun

Daging

Sapi

(kg)

Pertumb.

Konsumsi

Daging

Sapi (%)

Daging

Ayam

Ras/Broiler

(kg)

Pertumb.

Konsumsi

Daging

Ayam

Ras/Broiler

(%)

Daging

Ayam

Kampung

(kg)

Pertumb.

Konsumsi

Daging

Ayam

Kampung

(%)

2011 0,417 - 3,650 - 0,626 -

2012 0,365 -0,143 3,494 -0,045 0,521 -0,202

2013 0,261 -0,399 3,650 0,043 0,469 -0,111

2014 0,261 0 3,963 0,079 0,521 0,100

2015 0,417 0,374 4,794 0,173 0,626 0,168

Sumber : Ditjennak Keswan Kementrian Pertanian, 2016.

Berdasarkan Tabel 1, pertumbuhan konsumsi daging sapi lebih tinggi

dibandingkan dengan daging ayam ras/broiler dan daging ayam kampung.

Meningkatnya permintaan dan konsumsi daging sapi disebabkan pertumbuhan

ekonomi di Indonesia yang berdampak pada meningkatnya pendapatan per

kapita penduduk (Setiyono dkk, 2007). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

(2017), pendapatan nasional per kapita di Indonesia pada tahun 2016

meningkat sebesar 9,298 %, dimana peningkatan pendapatan nasional ini

dipengaruhi oleh perbaikan harga komoditas secara global dan adanya

perubahan kebijakan struktural pemerintah. Pendapatan per kapita yang terus

meningkat bisa menjadi salah satu alasan masyarakat untuk terus mememenuhi

kebutuhan protein hewani terutama dalam mengkonsumsi daging sapi.

Konsumsi daging sapi yang meningkat membuat pemerintah berupaya untuk

meningkatkan ketersediaan daging sapi di Indonesia agar permintaan

masyarakat akan daging sapi dapat terpenuhi. Produksi daging sapi dapat

dilihat pada Tabel 2.

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

4

Tabel 2. Produksi daging sapi menurut provinsi tahun 2011-2017.

Provinsi Produksi Daging Sapi menurut Provinsi (Ton)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Aceh 8.303 6.569 8.747 8.814 10.047 10.400 10.713

Sumatera Utara 18.299 24.547 18.437 22.656 23.407 25.571 26.862

Sumatera Barat 20.287 22.638 23.099 24.943 26.007 26.440 27.057

Riau 12.658 11.317 8.243 9.298 8.676 9.396 9.584

Jambi 6.515 6.507 4.386 4.329 4.654 4.386 4.479

Sumatera Selatan 13.601 14.649 14.496 15.281 16.689 17.878 18.196

Bengkulu 3.276 3.761 4.222 3.106 3.364 3.056 3.400

Lampung 10.064 9.833 14.099 13.074 12.336 12.609 13.150

Kep. Bangka Bel. 3.932 2.917 2.966 3.427 2.538 2.316 2.446

Kep. Riau 532 585 556 2.663 2.660 2668 2.746

DKI Jakarta 9.413 12.206 18.021 19.260 20.165 23.125 2.4258

Jawa Barat 78.476 74.312 71.881 67.073 75.477 73.318 75.124

Jawa Tengah 60.322 60.893 61.141 55.988 5.533 58.168 59.708

Di Yogyakarta 7.657 8.896 8.637 8.611 7.583 7.782 7.884

Jawa Timur 112.447 110.762 100.707 97.908 95.430 101.729 103.625

Banten 25.806 36.121 36.676 37.672 37.163 33.473 34.495

Bali 8.081 8.759 8.964 7.283 7.743 7.810 7.878

NTB 10.958 11.228 12.688 10.847 10.593 10.340 10.444

NTT 8.668 13.595 11.083 11.656 12.298 12.442 12.719

Kalimantan Barat 10.437 7.263 8.077 7.274 5.532 5.306 5.675

KalimantanTengah 3.116 4.154 4.277 3.844 4.061 4.295 4.368

Kalimantan Selatan 8.459 9.610 9.770 8.573 7.978 7.869 8.048

Kalimantan Timur 8.240 8.069 9.210 8.700 9.129 8.445 8.614

Kalimantan Utara - - - 675 613 630 661

Sulawesi Utara 4.446 4.501 4.565 4.587 3.610 3.431 3.450

Sulawesi Tengah 3.058 4.250 4.603 5.131 4.884 5.207 4.438

Sulawesi Selatan 11.026 12.725 14.518 17.214 19.365 18.451 1.9188

Sulawesi Tenggara 2.709 3.328 3.849 4.374 3.692 4.413 4.497

Gorontalo 3.985 4.347 3.617 2.460 3.006 3.392 3.392

Sulawesi Barat 3.917 3.053 2.911 1.988 2.792 2.853 2.666

Maluku 1.320 1.496 2.687 1.592 2.109 1.994 2.061

Maluku Utara 274 578 876 999 1.192 1.499 1.717

Papua Barat 2.316 2.533 4.077 3.658 3809 3.958 4.077

Papua 2.737 2.903 2.733 2.711 2.709 3.822 4.137

Indonesia 485.335 508.905 504.819 497.669 506.660 51.8484 531.757

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah, 2018b

Berdasarkan Tabel 2, Provinsi Lampung merupakan provinsi kesepuluh yang

memproduksi daging sapi terbesar di Indonesia pada tahun 2015 dan 2016,

selain itu Provinsi Lampung juga menjadi daerah penghasil daging sapi

terbesar keempat di Pulau Sumatera sejak tahun 2013 hingga 2017 setelah

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

5

Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. Jumlah populasi ternak

sapi di Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah populasi ternak sapi (ekor) di Provinsi Lampung pada tahun

2014-2016.

Wilayah Jumlah Populasi Ternak (Sapi)

2014 2015 2016

Lampung Barat 5.087 5.810 6.261

Tanggamus 4.516 6.145 6.265

Lampung Selatan 110.214 111.195 113.152

Lampung Timur 114.366 118.188 125.676

Lampung Tengah 205.986 260.054 260.569

Lampung Utara 25.764 28.017 28.437

Way Kanan 33.200 33.452 33.707

Tulang Bawang 18.959 18.902 19.084

Pesawaran 15.354 16.489 16.886

Pringsewu 10.691 10.807 10.906

Mesuji 10.650 8.886 8.537

Tulang Bawang Barat 15.878 17.393 17.917

Pesisir Barat 9.110 10.777 9.588

Bandar Lampung 2.103 1.785 1.504

Metro 5.949 6.098 7.223

Jumlah 587.827 653.998 665.712

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2017.

Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa Kabupaten Lampung Tengah

merupakan daerah yang memiliki populasi ternak sapi terbesar. Hal ini

dikarenakan Kabupaten Lampung Tengah dipilih menjadi daerah yang

memiliki kegiatan pilot project atau percontohan percepatan sapi bunting

melalui program Upaya Khusus Percepatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting

(Upsus Siwab) di Sumatera karena daerah ini memiliki potensi sektor

peternakan yang besar. Program ini dilakukan untuk memenuhi permintaan

daging sapi di Indonesia yang setiap tahun terus meningkat sehingga impor

daging sapi yang dilakukan setiap tahun dapat dihentikan. Keberhasilan

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

6

Kabupaten Lampung Tengah dalam memproduksi daging sapi terbesar

dikarenakan peran peternak sapi dalam menyediakan kebutuhan berupa daging

sapi. Salah satu daerah yang memproduksi daging sapi terbesar berada di

Kecamatan Punggur. Populasi ternak di Kecamatan Punggur pada tahun 2016

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.Populasi ternak besar dan ternak kecil menurut jenis ternak di

Kecamatan Punggur (ekor) pada tahun 2016.

No Desa Sapi Kerbau Kambing Domba

1 Nunggal Rejo 124 6 324 92

2 Badran Sari 67 4 321 38

3 Sri Sawahan 113 6 142 87

4 Toto Katon 178 2 421 112

5 Tanggul Angin 189 19 321 87

6 Ngesti Rahayu 469 12 234 87

7 Mojopahit 236 28 254 65

8 Astomulyo 987 26 532 132

9 Sidomulyo 189 14 187 98

Jumlah 2.552 117 2.736 798

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah, 2018a.

Berdasarkan Tabel 4, Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten

Lampung Tengah menjadi desa yang memiliki peternakan terbesar di

Kecamatan Punggur, baik ternak sapi, kerbau, kambing, ataupun domba. Pada

daerah ini terdapat kelompok tani ternak sapi yang bernama Kelompok Tani

Ternak Limousin. Banyak masyarakat khususnya petani peternak sapi yang

bergabung dengan Kelompok Tani Ternak Limousin dengan harapan dapat

menjalankan bisnis ternaknya dengan lancar sehingga dapat meningkatkan

pendapatan peternak untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hoddi, dkk (2011), usaha

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

7

peternakan sapi potong menguntungkan dengan rata-rata perolehan pendapatan

sebesar Rp 3.705.159/tahun sampai dengan Rp 9.140.727/tahun tergantung

jumlah sapi yang dipelihara. Selain itu penelitian yang dilakukan Qinayah

(2017), usaha ternak sapi di Kecamatan Tenete Riaja memperoleh pendapatan

rata-rata Rp 58.122.558 /tahun dengan skala kepemilikan rata-rata tujuh belas

ekor sapi.

Tingkat pendapatan akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan yang

diperoleh, dimana tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak dapat dilihat

dari perolehan pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan peternak tersebut.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agusta (2014), rumah tangga

peternak sapi potong yang sejahtera memiiki proporsi pengeluaran untuk bahan

non pangan sebesar 56,52 persen dibandingkan rumah tangga peternak yang

tidak sejahtera sebesar 23,78 persen. Hal ini membuktikan bahwa rumah tangga

peternak sapi yang tergolong sejahtera melakukan pengeluaran diluar konsumsi

pangan seperti untuk akses tempat wisata, biaya kesehatan, pendidikan, dan

melakukan simpanan yang lebih besar dibandingkan dengan rumah tangga

peternak yang tergolong tidak sejahtera.

B. Perumusan Masalah

Desa Astomulyo menjadi desa yang memiliki tingkat produksi daging sapi

yang tinggi dikarenakan banyaknya peternak sapi di desa ini. Rata-rata

penduduk di Desa Astomulyo menjadikan usahatani ternak sapi sebagai mata

pencaharian peternak selain usahatani. Kelembagaan yang baik merupakan

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

8

salah satu sarana penunjang usahatani ternak sapi. Desa Astomulyo memiliki

kelompok tani ternak sapi yang memiliki peranan penting dalam memproduksi

sapi dewasa yang bernama Kelompok Tani Ternak Limousin.

Kelompok Tani Ternak Limousin sudah berdiri sejak tahun1991 atau sudah

berjalan selama dua puluh delapan tahun. Terdapat tiga jenis pemeliharaan sapi

yang dilakukan dalam kelompok tani pada saat ini. Pertama adalah Pola

Kemitraan bekerjasama dengan PT Great Giant Livestock Company (PT

GGLC), Pola Pinjaman yang diberikan oleh Bank BNI kepada Kelompok

Peternak untuk modal, dan Pola Mandiri dimana peternak menggunakan sendiri

modal untuk mengembangkan ternaknya dari awal sampai dengan panen. Pada

Pola Kemitraan yang dijalankan di Kelompok Tani Ternak Limousin yaitu PT

GGLC menyediakan sapi yang masih anakan (sapi bakalan) untuk digemukkan,

beserta bahan pakan ternak berupa pakan konsentrat dan kulit buah nanas

dalam bentuk silase yang diperoleh dari limbah PT Great Giant Foods (PT

GGF) untuk selanjutnya akan diolah petani ternak untuk menjadi ransum.

Ketika bobot sapi sudah masuk dalam kreteria yang diinginkan oleh PT GGLC,

maka sapi tersebut akan dibeli kembali oleh PT GGLC.

Pra-survei yang telah dilakukan pada Kelompok Tani Limousin menunjukkan

bahwa banyak keuntungan yang diperoleh dengan bergabung dalam kelompok

tani. Peternak yang tergabung dalam kelompok tani mengatakan bahwa

keuntungan yang diperoleh dengan bergabung dalam kelompok tani, harga beli

input yang lebih rendah dan harga jual yang tinggi. Keuntungan tersebut

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

9

memungkinkan untuk mempengaruhi tingginya potensi produksi dan

pendapatan petani ternak anggota kelompok tani ternak.

Peternak tidak hanya memperoleh pendapatan melalui usaha ternak sapi saja,

namun peternak juga memiliki pendapatan dalam usaha ternak sapi (on farm)

seperti usahatani (singkong, nanas, dan lain-lain), usaha dari usahatani/usaha

ternak namun masih dalam lingkup bidang pertanian (off farm) seperti buruh

tani, pedagang hasil pertanian, dan lain-lain, serta pendapatan yang diperoleh

dari usaha di luar bidang pertanian (non farm) seperti Pegawai Negeri Sipil,

tukang ojek, dan lain sebagainya. Total dari seluruh pendapatan yang diperoleh

peternak menjadi pendapatan rumah tangga. Semakin tinggi pendapatan rumah

tangga yang diperoleh peternak maka semakin tinggi juga pengeluaran rumah

tangganya, dimana semakin besar penerimaan yang diperoleh dapat

mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga peternak tersebut.

Menurut Gusti (2013), akses kebutuhan rumah tangga terhadap pengeluaran

bahan pangan dan bahan bukan pangan sangat bergantung pada tingkat

pendapatan, harga pangan, daya beli, proses distribusi, dan kondisi sosialnya.

Menurut Agusta (2014), kesejahteraan peternak erat kaitannya dengan

pendapatan rumah tangga, dimana kesejahteraan dapat dianalisis dengan

melihat taraf kehidupan petani sebagai individu rumah tangga melalui

pendekatan pendapatan yang terdiri dari pendapatan usaha ternak, pendapatan

non-usaha ternak dan pendapatan non pertanian.

Berdasarkan penjelasan di atas yang dapat dirumuskan permasalahan dalam

penelitian ini, yaitu:

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

10

1. Berapakah pendapatan usaha peternak sapi potong pada Kelompok Tani

Ternak Limousin.

2. Berapakah pendapatan rumah tangga peternak sapi potong pada Kelompok

Tani Ternak Limousin.

3. Bagaimanakah tingkat kesejahteraan keluarga peternak sapi potong pada

Kelompok Tani Ternak Limousin.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pendapatan usaha peternak sapi potong anggota Kelompok

Tani Ternak Limousin.

2. Menganalisis pendapatan rumah tangga peternak sapi potong anggota

Kelompok Tani Ternak Limousin.

3. Menganalisis tingkat kesejahteraan peternak sapi potong anggota

Kelompok Tani Ternak Limousin.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi :

1. Peternak untuk mengetahui perolehan tingkat pendapatan dan kesejahteraan

yang diperoleh anggota kelompok tani.

2. Pemerintah dalam melakukan program kerja yang dapat meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan peternak.

3. Penelitian yang lain sebagai sumber informasi dan tambahan referensi

dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau penelitian-penelitian sejenis.

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Sapi

a. Karakteristik sapi secara umum

Pada awal mulanyanya sapi di identifikasi sebagai tiga spesies terpisah.

Berikut penjabaran tiga kelompok bangsa sapi.

1. Bos indicus

Merupakan bangsa sapi yang sekarang berkembang di India dan

sekarang mulai menyebar di berbagai negara seperti Asia Tenggara,

termasuk Indonesia.

2. Bos sondaicus

Merupakan golongan bangsa sapi yang berasal dari Indonesia, yang

keturunannya saat ini dikenal dengan jenis Sapi Bali, Sapi Madura,

Sapi Sumatra dan sapi lokal lainya.

3. Bos taurus

Merupakan bangsa sapi potong dan perah di Eropa yang pada

akhirnya menyebar ke berbagai berbagai dunia, seperti Amerika,

Australia dan Selandia Baru. Di Indonesia, keturunan Bon taurus

yang diternakkan adalah jenis sapi Aberden Angus, Hereford,

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

12

Shorthorn, Charolais, Simental, dan Limosin (Sudarmono dan

Sugeng, 2008).

Seiring dengan berjalannya waktu, ketiga jenis bangsa sapi tersebut

dijadikan satu yaitu Bos primigenius dengan klasifikasi sapi menurut

Blackely dan Bade (1998) sebagai berikut :

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Subkelas : Eutheria

Ordo : Artiodactyla

Famili : Bovidae

Subfamili : Bovinae

Genus : Bos

Spesies : B.primigenius

Subspesies :B.p.tauru,B.p.indicus,B.p.javanicus

b. Sapi Limousin

Sapi Limousin merupakan jenis sapi keturunan Bos Taurus berasal dari

Perancis. Jenis sapi ini merupakan jenis sapi penghasil daging. Warna

tubuh cokelat muda hingga merah keemasan dimana Sapi Limousin ini

cepat dalam pertambahan bobot. Bobot sapi dewasa diatas 800 kg/ekor.

Keistimewaan sapi jenis ini adalah kenaikan bobot 1,5-2 kg/hari,

persentase karkas 50% (Purbowati, 2012).

Pertumbuhan Sapi Limousin cukup bagus dengan ciri-ciri umum yaitu

memiliki ukuran tubuh besar dan panjang bulu berwarna cokelat, dimana

pada bagian sekeliling mata dan kaki dari lutut ke bawah berwarna agak

terang, tanduk pada jantan tumbuh ke luar dan agak melengkung.Sapi

Limousin memiliki jumlah dagingnya pasti lebih banya dan kualitas

daging sapi limousine dinilai lebih bagus dan lezat untuk dijadikan

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

13

makanan. Sehingga tidak heran apabila jumlah permintaan akan daging

sapi limousin ini cukup tinggi dibandingkan dengan permintaan daging

sapi jenis lainnya. Selain itu, jenis sapi ini juga tahan terhadap penyakit

sehingga tidak perlu mengeluarkan banyak biaya dalam penanganannya.

c. Manajemen Kandang

Kandang menjadi hal penting dalam melakukan ternak sapi, hal ini

dikarenakan kandang menjadi tempat tinggal sapi terutama selama tahap

pertumbuhan guna penggemukan. Kandang harus dijaga kebersihannya

setiap hari agar sapi-sapi tersebut tetap sehat. Kandang harus memiliki

fungsi sebagai tempat sapi untuk berlindung dari cuaca panas ataupun

hujan, lantai pada kandang tidak boleh licin sehingga dapat mengurangi

resiko ternak terluka, harus memiliki tempat yang mudah dalam

pemberian makan dan minum serta dilakukannya pengawasan (Abidin,

2002).

Kandang harus harus diukur dengan kesesuaian ukuran tubuh sapi dan

jenis kandang yang digunakan. Umumnya kebutuhan luas kandang sapi

per ekor sekitar 1,5 x 2,5 meter, 1,5 x 2 meter atau 1 x 1,5 meter.

Terdapat dua jenis kandang, yaitu kandang kelompok dan kandang

individu.Apapun jenis kandang yang dibuat kandang kelompok atau

kandang individu peternak harus memenuhi kebutuhan luasan kandang

per ekor tersebut. Konstruksi kandang harus kuat serta terbuat dari bahan

yang ekonomis dan mudah diperoleh. Kandang harus ada drainase dan

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

14

saluran pembuangan limbah yang mudah dibersihkan (Fikar dan

Ruhyadi, 2010).

d. Manajemen Pakan dan Minum

Pakan merupakan faktor utama dalam keberhasilan usaha pengembangan

peternakan disamping faktor bibit dan tata laksana. Pakan bisa berupa

bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang

tidak diolah. Pakan harus mampu menyediakan hampir semua nutrien

yang diperlukan oleh tubuh ternak dalam suatu perbandingan yang serasi

sesuai dengan status faali. Pakan tidak perlu berlebihan bahkan harus

efisien sehingga dapat memberikan keuntungan. Terdapat empat hal

penting yang harus diperhatikan dalam menentukan kebutuhan zat

nutrien pada sapi potong, yaitu jenis kelamin (jantan atau betina), berat

badan, taraf pertumbuhan atau status fisiologis (pedet, sapihan, bunting

dan lain-lain) serta tingkat produksi (Umiyasih dan Anggraeny, 2007).

Pemberian pakan yaitu berupa rumput hijau yang sudah umum digunakan

oleh para peternak dalam memenuhi kebutuhan serat kasar. Rumput

mudah diperoleh, murah, dan mudah dikelola karena tumbuh liar tanpa

dibudidayakan, karena itu rumput lapang mempunyai kualitas yang

rendah untuk pakan ternak. Dengan pemberian pakan yang baik

diharapkan sapi dapat tumbuh dengan baik sehingga mengasilkan bobot

yang berat dan sapi juga tumbuh dalam keadaan sehat (Yulianto dan

Saparinto, 2011).

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

15

e. Manajemen Kesehatan

Pengendalian penyakit pada sapi potong dibagi menjadi dua yaitu

preventif, berupa tindakan pencegahan penyakit dengan upaya sanitasi dan

menjaga kebersihan ternak dan kuratif, berupa tindakan pengobatan

terhadap ternak yang terlanjur sudah terjangkit penyakit dan harus

dilakukan pengobatan agar tidak mempengaruhi produktivitasnya.

Pemberian vaksinasi secara teratur dapat menjaga kekebalan tubuh sapi

dan memberikan pakan yang berkualitas serta vitamin untuk menjaga daya

tahan tubuh sapi (Prihatman, 2000).

2. Teori Pendapatan

a. Pendapatan Usaha ternak

Menurut Adiana dan Karim (2014), pendapatan adalah jumlah penghasilan

riil dari seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk

memenuhi kebutuhan bersama maupun perorangan. Pendapatan usaha

ternak dapat didefinisikan menjadi selisih antara pendapatan kotor (output)

yang di dapatkan sebelum dikurangi dengan biaya-biaya dan biaya

produksi (input) yang dihitung dalam per bulan, per tahun, per musim

produksi ternak. Menurut Gustiyana, H. (2004), pendapatan usahatani

dapat dibagi menjadi dua pengertian, yaitu (1) pendapatan kotor, yaitu

seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam usahatani selama satu

tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan atau pertukaran hasil

produksi yang dinilai dalam rupiah berdasarkan harga per satuan berat

pada saat pemungutan hasil, dan (2) pendapatan bersih, yaitu seluruh

Page 35: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

16

pendapatan yang diperoleh petani dalam satu tahun dikurangi dengan

biaya produksi selama proses produksi. Penerimaan dan biaya usahatani

menjadi dua unsur dalam pendapatan usahatani, dimana penerimaan

merupakan perkalian antara hasil produksi usahatani dikalikan dengan

harga jual.

Perhitungan pendapatan usaha ternak memiliki konsep/prinsip yang sama

dengan perhitungan pendapatan usahatani, hanya saja indikatornya yang

berbeda. Secara matematis untuk menghitung pendapatan usaha ternak

dapat ditulis sebagai berikut :

P= TR – TC = (Y. Py) – (Σ Xi.Pxi). .......................................................... (1)

Keterangan :

P = Pendapatan (Rp)

TR = Total penerimaan (Rp)

TC = Total biaya (Rp)

Y = Hasil produksi (Kg)

Py = Harga hasil produksi (Rp)

Xi = Faktor produksi (i = 1,2,3,….,n)

Pxi = Harga faktor produksi ke-i (Rp)

Hasil produksi dalam usaha ternak berupa daging sapi atau sapi utuh.

Perbedaan indikator usaha ternak dengan usahatani terletak pada faktor

produksinya yaitu berupa sapi bakalan, kandang, obat-obatan, vitamin,

pakan, dan lain-lain.

Keuntungan atau pendapatan usaha ternak dapat dianalisis dengan

menggunakan analisis R/C ratio untuk mengetahui apakah usaha ternak

tersebut menguntungkan atau tidak secara ekonomi dengan mengetahui

Page 36: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

17

nisbah atau perbandingan antara penerimaan dengan biaya (Revenue Cost

Ratio). Secara matematik, nisbah perbandingan antara penerimaan dengan

biaya dapat dituliskan sebagai berikut (Soekartawi, 2002) :

R/C = PT / BT ........................................................................................ (2)

Keterangan :

R/C = Nisbah penerimaan dan biaya

PT = Penerimaan Total (Rp)

BT = Biaya Total (Rp)

Kriteria pengambilan keputusan adalah :

a. Jika R/C > 1, maka usaha ternak mengalami keuntungan, karena

penerimaan lebih besar dari biaya.

b. Jika R/C < 1, maka usaha ternak mengalami kerugian, karena

penerimaan lebih kecil dari biaya.

c. Jika R/C = 1, maka usaha ternak mengalami kondisi impas, karena

penerimaansama dengan biaya.

b. Pendapatan Rumah Tangga

Menurut Muskananfola (2013), pendapatan rumah tangga yaitu sebagai

pendapatan anggota keluarga dari hasil perolehan yang didapat dari

sumber-sumber pendapatan meliputi gaji bagi anggota keluarga yang

bekerja sebagai buruh ataupun karyawan, pendapatan dari usaha anggota

keluarga, dan penghasilan lainnya yang diperoleh dari anggota rumah

tangga sebagai pendapatan rumah tangga.

Page 37: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

18

Besar atau kecilnya pendapatan dapat dipengaruhi oleh jenis pekerjaan

yang pekerja lakukan. Setiap rumah tangga memiliki kebiasaan dan

tingkah laku yang berbeda-beda. Hal ini ditentukan oleh jumlah

pendapatan, yaitu apabila penghasilan yang didapat tinggi, cenderung lebih

tinggi juga pengeluarannya, dan apabila suatu rumah tangga terpenuhi

kebutuhan pokoknya, maka akan muncul pula kebutuhan lainnya. Faktor

lainnya yang mempengaruhi perilaku rumah tangga adalah jumlah anggota

keluarga, kedudukan sosial, pengaruh lingkungan, gaya hidup, serta

kebiasaan atau selera.

Menurut Soekartawi (2002) perubahan tingkat pendapatan mempengaruhi

banyaknya barang yang akan dikonsumsi. Semakin tinggi pendapatan

yang ia peroleh maka semakin besar juga pola konsumsinya. Terkadang

masyarakat memiliki pendapatan nol sedangkan konsumsi tetap harus

dilaksanakan secara terus-menerus. Pada tingkat pendapatan rumah tangga

yang rendah, maka pengeluaran rumah tangganya lebih besar dari

pendapatannya. Sering kali dijumpai dengan bertambahnya pendapatan,

maka barang yang dikonsumsi bukan hanya bertambah akan tetapi kualitas

barang yang diminta pun bertambah.

Pendapatan rumah tangga, khususnya petani merupakan keseluruhan dari

pendapatan dalam kegiatan pertanian dan pendapatan di luar pertanian.

Menurut Rahim dan Hastuti (2008), besarnya pengeluaran rumah tangga

petani untuk konsumsi dipengaruhi oleh besarnya pendapatan. Apabila

petani tersebut memperoleh pendapatan yang tinggi maka akan semakin

Page 38: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

19

tinggi juga pengeluaran yang petani tersebut keluarkan untuk konsumsi

atau memenuhi kebutuhan sehari-harinya, dikarenakan petani tidak hanya

memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papannya saja tetapi juga ingin

memuaskan kebutuhan tersiernya seperti membeli keperluan yang tidak

terlalu dibutuhkan.

Secara sistematis Rahim dan Astuti (2008) merumuskan pendapatan rumah

tangga petani diperoleh dari hasil penjumlahan pendapatan on farm, off

farm, dan non farm. Perolehan pendapatan rumah tangga peternak tidak

jauh beda dengan pendapatan rumah tangga petani hanya saja peternak

memperoleh pendapatan on farm diluar usaha ternak. Pendapatan rumah

tangga peternak sapi dapat diperoleh pada rumus sebagai berikut :

Prt = P1 + P2 + P3 + P4 ............................................................................ (6)

Keterangan :

Prt = Pendapatan rumah tangga (Rp)

P1 = Pendapatan utama dari on farm usaha ternak (Rp)

P2 = Pendapatan on farm usahatani (Rp)

P3 = Pendapatan off farm (Rp)

P4 = Pendapatan non farm (Rp)

Menurut Badan Pusat Statistik (2016) terdapat empat golongan yang

membedakan masing-masing jumlah pendapatan, yaitu :

1. Golongan pendapatan sangat tinggi, adalah jika pendapatan rata- rata

lebih dari Rp 6.000.000,00/bulan

2. Golongan pendapatan tinggi, adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp

4.000.000,00 hingga Rp 6.000.000,00/bulan

3. Golongan pendapatan sedang, adalah jika pendapatan rata-rata antara

Page 39: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

20

Rp 2.000.000,00 hingga Rp 4.000.000,00/bulan

4. Golongan pendapatan rendah, adalah jika pendapatan rata-rata Rp

2.000.000,00/bulan.

3. Teori Biaya

Biaya merupakan nilai dari seluruh sumberdaya yang digunakan untuk

memproduksi suatu barang. Biaya didalam usahatani diklasifikasikan menjadi

dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) yang merupakan biaya dengan jumlah

relative tetap serta terus dikeluarkan tanpa melihat jumlah produksi yang

dihasilkan tersebut tinggi atau rendah dan biaya tidak tetap (variable cost)

yang merupakan kebalikan dari biaya tetap dikarenakan biaya variabel

merupakan biaya yang dikelaurkan tergantung pada besarnya tingkat produksi

(Soekartawi, 2006).

Perhitungan biaya tetap (fixed cost) atau biaya tidak tetap (variable cost)

adalah sebagai berikut :

𝐹𝐶 atau VC = ∑ 𝑋𝑖.𝑃x𝑖.𝑛,=1 ......................................................................... (4)

Keterangan :

FC = biaya tetap (Rp)

VC = biaya tidak tetap (Rp)

Xi = jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap/variabel

(unit)

Pxi = harga input (Rp)

n = macam input

Page 40: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

21

Sedangkan, biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya yang

dikeluarkan dimana jumlah total biaya didapatkan dari seluruh jumlah biaya

tetap dan biaya tetap. Berikut perhitungan dari biaya total (total cost).

TC = FC + VC ................................................................................................ (5)

Keterangan :

TC = biaya total (Rp)

FC = biaya tetap (Rp)

VC = biaya tidak tetap (Rp)

Perhitungan biaya total dan biaya per unit dalam satu kali produksi secara

sistematis menurut Sugiarto, Herlambang, dan Brastoro (2007) adalah sebagai

berikut :

TC = TFC + TVC .........................................................................................(6)

AC = Q

TC…………………………………………………………………..(7)

AFC =Q

TFC .............................................................................................. . (8)

AVC =Q

TVC ................................................................................................(9)

Keterangan :

TC = Total biaya produksi (Rp)

TFC = Total biaya tetap (Rp)

TVC = Total biaya tidak tetap (Rp)

AC = Biaya total rata-rata (Rp/unit output)

AFC = Biaya tetap rata-rata (Rp/unit output)

AVC = Biaya variabel rata-rata (Rp/unit output)

Q = Output (unit)

Page 41: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

22

Jenis-jenis biaya yang digunakan untuk melakukan usahatani menurut

Soekartawi (2006) adalah sebagai berikut :

a. Lahan, merupakan nilai yang dikorbankan karena lahan pasti digunakan

dalam usaha.

b. Tenaga Kerja, terdiri dari tenaga kerja hewan, mesin dan manusia dimana

upahnya dibayar harian atau borongan.

c. Biaya peralatan dan bahan, terdiri dari biaya pembelian alat untuk sarana

produksi dan faktor produksi.

d. Biaya pinjaman, biaya berupa pinjaman untuk modal melakukan usaha

pada saat petani tidak memiliki modal usaha sendiri.

e. Biaya operasional, biaya yang digunakan untuk kebutuhan rutin selama

proses usahatani.

f. Biaya penyusutan, merupakan biaya dari penyusutan alat-alat, bangunan

dikarenakan memiliki umur ekonomis yang menentukan apakah masih

layak atau tidak.

g. Biaya tidak terduga, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kejadian

yang di luar rencana.

Biaya usaha ternak merupakan biaya yang dikeluarkan dalam melakukan

produksi ternak (sapi, ayam, kambing, dan lain-lain). Biaya yang dikeluarkan

dalam usaha ternak sapi, berupa biaya tetap dan biaya tidak tetap.

Berdasarkan pra survei yang peneliti lakukan, biaya tetap meliputi upah

tenaga kerja, penyusutan kandang, penyusutan peralatan. Biaya tidak tetap

pada usaha ternak sapi meliputi sapi bakalan, konsentrat, obat-obatan, dan

pakan. Usaha ternak sapi dapat dimulai dengan menggunakan biaya investasi

Page 42: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

23

berupa pembuatan kandang dan peralatan kandang yaitu meliputi sekop,

selang, ember, sapu lidi, dan lain-lain. Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan oleh Qinayah (2017), biaya yang dikeluarkan dalam usaha ternak

sapi meliputi biaya tetap seperti biaya penyusutan kandang, peralatan, dan

pajak serta biaya variabel yang meliputi biaya sapi bakalan, pakan, tenaga

kerja, vitamin, pembuatan kompos, dan listrik.

4. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga

Tingkat kesejahteraan merupakan konsep yang digunakan untuk menyatakan

kualitas hidup suatu masyarakat atau individu di suatu wilayah pada satu

kurun waktu tertentu. Konsep kesejahteraan yang dimiliki bersifat relatif,

tergantung bagaimana penilaian masing-masing individu terhadap

kesejahteraan itu sendiri. Mosher (2002), menjelaskan bahwa kesejahteraan

petani dijelaskan dari beberapa aspek kesejahteraan rumah tangga yang

tergantung pada tingkat pendapatan petani. Pendapatan petani yang tidak

sesuai dengan pengeluaran rumah tangga akan mengakibatkan status taraf

hidup rumah tangga tersebut.

Tingkat kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik (2014a) adalah suatu

kondisi dimana seluruh kebutuhan jasmani dan rohani dari rumah tangga

tersebut dapat dipenuhi sesuai dengan tingkat hidup. Dimensi kesejahteraan

rakyat disadari sangat luas dan kompleks, suatu taraf kesejahteraan rakyat

hanya dapat terlihat melalui suatu aspek tertentu. Oleh karena itu,

kesejahteraan rakyat dapat diamati dari berbagai aspek yang spesifik yaitu :

Page 43: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

24

a. Kependudukan

Penduduk merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam

proses pembangunan, karena dengan kemampuannya penduduk dapat

mengelola sumber daya alam sehingga mampu memenuhi kebutuhan

hidup bagi diri dan keluarganya secara berkelanjutan. Jumlah yang besar

dapat menjadi potensi tetapi dapat pula menjadi beban dalam proses

pembangunan jika berkualitas rendah. Oleh sebab itu, dalam menangani

masalah kependudukan, pemerintah tidak saja mengarahkan pada upaya

pengendalian jumlah penduduk, tetapi juga melihat pada peningkatan

kualitas sumber daya manusianya.

b. Kesehatan dan gizi

Kesehatan dan gizi merupakan bagian dari indikator kesejahteraan

penduduk dalam hal kualitas fisik. Kesehatan dan gizi berguna untuk

melihat gambaran tentang kemajuan upaya peningkatan dan status

kesehatan masyarakat dapat dilihat dari penolong persalinan bayi,

ketersedian sarana kesehatan, dan jenis pengobatan yang dilakukan.

c. Pendidikan

Maju tidaknya suatu bangsa terletak pada kondisi tingkat pendidikan

masyarakatnya. Semakin tinggi pendidikan, maka semakin maju bangsa

tersebut. Pemerintah berharap tingkat pendidikan semakin membaik, dan

tentunya akan berdampak pada tingkat kesejahteraan penduduk.

Page 44: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

25

d. Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek penting untuk menunjukan

kesejahteraan masyarakat dengan indikator keberhasilan pembangunan

ketenagakerjaan diantaranya adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) dan Tingkat Penggangguran Terbuka (TPT).

e. Taraf dan pola kosumsi atau pengeluaran rumah tangga

Pengeluaran rumah tangga juga merupakan salah satu indikator yang dapat

memberikan gambaran keadaan kesejahteraan penduduk. Semakin tinggi

pendapatan, maka porsi pengeluaran akan bergeser dari pengeluaran untuk

makanan ke pengeluaran bukan makanan. Pergeseraan pola pengeluaran

terjadi karena elastisitas permintaan terhadap makanan pada umumnya

rendah, sebaliknya elastisitas permintaan terhahap barang bukan makanan

pada umumnya tinggi.

f. Perumahan dan lingkungan

Manusia membutuhkan rumah disamping sebagai tempat tinggal untuk

berteduh atau berlindung dari hujan dan panas juga tempat berkumpul para

penghuni yang merupakan satu ikatan keluarga. Secara umum, kualitas

rumah tinggal menunjukkan tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga,

dimana kualitas tersebut ditentukan oleh fisik rumah tersebut. Berbagai

fasilitas yang mencerminkan kesejahteraan rumah tangga tersebut

diantaranya dapat dilihat dari luas lantai, sumber air minum, dan fasilitas

tempat buang air besar. Kualitas perumahan yang baik dan penggunaan

fasilitas yang memadai akan memberikan kenyamanan bagi penghuninya.

Page 45: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

26

g. Sosial, dan lain-lain

Indikator sosial lainnya yang mencerminkan kesejahteraan adalah

persentase penduduk yang melakukan perjalanan wisata, persentase yang

menikmati informasi dan hiburan meliputi menonton televisi,

mendengarkan radio, membaca surat kabar, dan mengakses internet.

Selain itu, persentase rumah tanggga yang menguasai media informasi

seperti telepon, handphone, dan komputer, serta banyaknya rumah tangga

yang membeli beras murah/miskin (raskin) juga dapat dijadikan sebagai

indikator kesejahteraan.

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang Analisis Pendapatan Usaha dan Tingkat Kesejahteraan

Rumah Tangga sudah cukup banyak, namun ada beberapa penelitian tentang

analisis pendapatan usaha dan tingkat kesejahteraan dengan menggunakan

komoditas yang berbeda. Berdasarkan penelitian yang terlebih dahulu

dilakukan, terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terlebih dahulu

dengan penelitian ini, dimana penelitian ini memiliki tujuan yang sama yaitu

ingin melihat tingkat pendapatan dan tingkat kesejahteraannya. Persamaan

yang lainnya terletak pada metode analisis data yaitu menggunakan deskriptif

kualitatif, analisis pendapatan, dan analisis kesejahteraan.

Terdapat perbedaan yang dilakukan penelitian ini dengan penelitian yang telah

dilakukan terlebih dahulu, yaitu pada penelitian ini menganalisis tingkat

pendapatan peternak sapi anggota Kelompok Tani Ternak Limousin yang

Page 46: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

27

memiliki pola kemitraan sehingga diduga memperoleh tingkat pendapatan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan peternak sapi yang tidak tergabung dalam

anggota kelompok tani ini. Selain itu, objek yang diteliti berbeda dengan

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, pada penelitian ini objek yang

digunakan adalah peternakan sapi, sedangkan mayoritas penelitian tentang

tingkat pendapatan dan kesejahteraan menggunakan komoditas yang berasal

dari usahatani seperti komoditas padi, sayur-sayuran, dan buah-buahan.

Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti berbeda-beda. Pada penelitian

yang dilakukan oleh Agusta, Lestari, dan Situmorang (2014) yang melakukan

analisis tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak sapi potong anggota

koperasi peternakan di Pangalengan, alat analisis yang digunakan untuk tingkat

kesejahteraan yang digunakan adalah pendekatan pengeluaran rumah tangga.

Berbeda hal nya dengan penelitian yang dilakukan oleh Trigestianto dkk

(2013) di Kabupaten Purbalingga, alat analisis tingkat kesejahteraan yang

digunakan adalah melalui pendekatan nilai tukar pendapatan rumah tangga.

Kajian penelitian yang lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 47: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

28

Tabel 5. Kajian penelitian terdahulu

No Judul Penelitian, Peneliti, Tahun Tujuan Penelitian Metode

Analisis Data Kesimpulan Penelitian

1 Analisis Pendapatan Peternak Sapi

Potong di Desa Mattirowalie

Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten

Barru (Qiyanah, 2017)

Mengetahui pendapatan

peternak sapi potong di Desa

Mattirowalie Kecamatan

Tanete Riaja Kabupaten

Barru

Analisis

pendapatan

Dilihat dari pendapatan per ekor dapat

diketahui bahwa semakin tinggi skala

usaha ternak sapi potong maka semakin

besar pendapatan per ekor yang didapatkan

2 Analisis Pendapatan Peternakan

Sapi Potong di Kecamatan Tanete

Rilau, Kabupaten Barru (Hoddi,

Rombe, Fahrul, 2011)

Mengetahui pendapatan

usaha peternak sapi potong di

Kecamatan Tanete Rilau

Kabupaten Barru

Analisis

pendapatan

Pendapatan peternak sapi potong yang ada

di Kecamatan Tanete Rilau

menguntungkan dengan rata-rata

pendapatan per tahun yang diperoleh

peternak pada stratum A dengan

kepemilikan sapi 7-10 ekor sebesar Rp.

3.705.159/Tahun, stratum B dengan

kepemilikan sapi 11-15 ekor sebesar Rp.

6.131.045/Tahun dan stratum C dengan

kepemilikan sapi 15 ekor ke atas sebesar

Rp. 9.140.727/Tahun

3 Analisis Pendapatan Peternak Sapi

Potong Sistem Pemeliharaan

Intensif dan Konvensional di

Kabupaten Sleman Yogyakarta

(Sundari, Rejeki, Triatmaja, 2009)

Mengetahui perbandingan

tingkat pendapatan dan

kelayakan usaha peternak

sapi potong pada system

pemeliharaan intensif dengan

konvensional di Kabupaten

Sleman, Yogyakarta

Analisis

pendapatan

Pendapatan (laba) usaha peternak sapi

potong dengan sistem intensif sebesar Rp

36.943.964 / responden / tahun sedangkan

usaha sistem konvensional Rp

3.732.135,56/ responden / tahun.

Sedangkan laba / unit ternak / tahun

dengan sistem intensif sebesar Rp

4.617.995,55

Page 48: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

29

Tabel 5. Lanjutan

No Judul Penelitian, Peneliti, Tahun Tujuan Penelitian Metode

Analisis Data Kesimpulan Penelitian

4 Analisis Pendapatan Usaha Sapi

Potong Dengan Usaha Tani

Persawahan Padi Di Kabupaten

Situbondo (Murti dan Astuti, 2014)

1. Menganalisis besar

pendapatan rumah tangga

petani dan peternak pada

sistem integrasi sapi potong

rakyat di Kabupaten

Situbondo

2. Menentukan presentase

kontribusi usaha ternak sapi

potong terhadap pendapatan

sistem integrasi sapi potong

di Kabupaten Situbondo

Analisis

pendapatan

1. Pendapatan usaha ternak sapi potong

sebesar Rp. 132.522.500

2. Pendapatan usaha tani persawahan yang

efisien adalah sebesar Rp. 36.602.143,1

per hektar

3. Kontribusi usaha ternak sapi potong

terhadap pendapatan rumah tangga petani

dan peternak sistem integrasi adalah

sebesar 10% dan berpengaruh positif

terhadap pendapatan usaha.

5 Analisis Pendapatan Peternak Sapi

Potong di Kecamatan Siempat

Nempuhulu Kabupaten Dairi

(Bancin, Hasnudin dan Budi, 2013)

Mengetahui perolehan

pendapatan dan faktor-faktor

yang mempengaruhi produksi

usaha ternak sapi potong

Analisis

pendapatan

dan analisis

linier berganda

Skala usaha dan tingkat pendidikan

peternak memberikan pengaruh positif

dalam meningkatkan pendapatan peternak

sedangkan umur peternak, lama beternak

dan jumlah tanggungan keluarga tidak

memberikan peningkatan pendapatan

peternak sapi potong di Kecamatan

Siempat Nempu Hulu, Kabupaten Dairi

6 Analisis Pendapatan Usaha

Peternak Sapi Potong Di

Kecamatan Weda Selatan

Kabupaten Halmahera Tengah

(Loing, Rorimpandey dan Kalangi,

Untuk mengetahui besarnya

pendapatan peternak sapi

potong berdasarkan lokasi

dataran tinggi dan dataran

rendah dan mengetahui

Data

kuantitatif

menggunakan

analisis regresi

linier berganda

1. Rata-rata pendapatan peternak di dataran

tinggi Rp 19.086.453 per tahun,

sedangkan di dataran rendah rata-rata

pendapatan peternak Rp 12.877.628 per

tahun.

Tabel 5. Lanjutan

Page 49: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

30

No Judul Penelitian, Peneliti, Tahun Tujuan Penelitian Metode

Analisis Data Kesimpulan Penelitian

2018) faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan

peternak sapi potong

2. Variabel stock sapi (nilai sapi akhir

tahun) berpengaruh terhadap pendapatan

sapi potong

7 Analisis Pendapatan Peternak Sapi

Potong di Kecamatan Stabat

Kabupaten Langkat (Siregar, 2009)

Menganalisis pendapatan

usaha sapi potong di

Kecamatan Stabat Kabupaten

Langkat

Analisis

Pendapatan

Skala usaha (jumlah kepemilikan sapi)

berpengaruh nyata terhadap pendapatan

peternak dengan besar pendapatan Rp

6.212.121,33/tahun.

8 Analisis Tingkat Keuntungan Usaha

Penggemukan Sapi Potong Rakyat

di Kabupaten Wonogiri (Happyana,

2017)

1. Mengetahui besarnya

keuntungan yang diperoleh

peternak sapi potong dalam

usaha ternaknya

2. Mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi

keuntungan peternak sapi

potong rakyat di Kabupaten

Wonogiri

Analisis

pendapatan

dan fungsi

keuntungan

dengan linier

berganda

1. Keuntungan (n) yang diperoleh tiap

peternak dalam satu kali masa

penggemukan ternak sapi potong sebesar

Rp.5.628.042,25 dan nilai R/C Ratio 1.16

menunjukkan bahwa usaha peternakan

sapi potong rakyat di Kabupaten

Wonogiri layak untuk diusahakan

2. Secara parsial variabel biaya pakan

konsentrat, biaya upah tenaga kerja dan

biaya sapi bakalan berpengaruh nyata

(P<0,05) terhadap tingkat keuntungan

usaha peternakan sapi potong rakyat.

Sedangkan untuk variabel biaya pakan

hijauan biaya obat tidak berpengaruh

nyata (P>0,5) terhadap tingkat

keuntungan usaha peternakan sapi

potong rakyat

Tabel 5. Lanjutan No Judul Penelitian, Peneliti, Tahun Tujuan Penelitian Metode Kesimpulan Penelitian

Page 50: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

31

Analisis Data

9 Analisis Tingkat Kesejahteraan

Peternak Sapi Potong Di Kabupaten

Purbalingga (Trigestianto, Nur, dan

Sugiarto, 2013)

1. Mengetahui tingkat

kesejahteraan

2. Mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi tingkat

kesejahteraan peternak sapi

potong di Kabupaten

Purbalingga

Rumus Nilai

Tukar

Pendapatan

Rumah Tangga

peternak

(NTPRP)

1. Peternak sapi potong di Kabupaten

Purbalingga termasuk dalam kategori

kurang sejahtera dengan Nilai Tukar

Pendapatan Rumah Tangga Peternak

(NTPRP) < 1 51.42%.

2. Hasil analisis regresi terdapat hubungan

antara jumlah keluarga, dan jumlah

ternak yang dipelihara terhadap

kesejahteraan peternak sapi potong

dengan koefisien diperoleh sebesar

0,418 sehingga H1 dan hipotesisnya

dapat diterima. Tingkat pendidikan,

pekerjaan peternak dari hasil analisis

regresi tidak berpengaruh nyata terhadap

tingkat kesejahteraan.

10 Analisis Ekonomi Rumahtangga

Peternak Sapi Potong di

Kecamatan Damsol, Kabupaten

Donggala, Propinsi Sulawesi

Tengah (Hartono, 2009)

Menganalisis kondisi

ekonomi rumahtangga

peternak sapi potong rakyat

Analisis

deskriptif

dengan

tambahan data

kuantitatif

sederhana

1. Kondisi ekonomi rumahtangga dapat

disimpulkan bahwa pendapatan yang

diperoleh dari usaha peternakan antara

pola perbibitan dan pola penggemukan

dalam skala kecil tidak ada perbedaan

yang moderat.

2. Dalam hal pengggunaan tenaga kerja

dalam usaha ternak sapi potong dapat

disimpulkan bahwa pola perbibitan lebih

Tabel 5. Lanjutan

No Judul Penelitian, Peneliti, Tahun Tujuan Penelitian Metode

Analisis Data Kesimpulan Penelitian

Page 51: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

32

banyak menyerap tenaga kerja keluarga

dibanding pola penggemukan.

3. Pengeluaran dalam ekonomi

rumahtangga usaha ternak sapi potong

baik pola perbibitan dan pola

penggemukan banyak digunakan untuk

membeli ternak yang harga relatif tinggi.

Page 52: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

33

C. Kerangka Pemikiran

Usahatani ternak sapi merupakan usaha ternak terbesar di Desa Astomulyo.

Hal ini terlihat dari mayoritas petani ternak di Desa Astomulyo yang

menjadikan ternak sapi sebagai komoditas usahataninya.Tingkat produksi

ternak sapi Desa Astomulyo yang tinggi menjadikan pentingnya peran

kelompok tani guna mengoptimalkan produksi dan pendapatan dari usahatani

ternak sapi.

Banyak peternak sapi di desa ini yang ingin bergabung dalam kelompok tani

ternak dengan alasan ingin mengembangkan usahanya dalam hal memperluas

pemasaran hasil produksinya, selain itu juga masyarakat ingin memperoleh

lebih lanjur informasi tentang penelitian serta inovasi dari teknologi yang dari

hari kehari semakin maju. Kelompok tani ternak ini juga memililiki peran agar

peternak anggota kelompok tani ternak dapat bertukar pikiran dan pengalaman

dalam berusaha ternak sehingga memperluas pengetahuan dan pengalaman.

Diharapkan dengan adanya kelompok tani ini dapat meningkatkan pendapatan

peternak sehingga akan berdampak pada peningkatan kesejahteraannya.

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini penting untuk dilakukan untuk

menganalisis tingkat pendapatan dan kesejahteraan peternak sapi yang

tergabung dalam Kelompok Tani Ternak Limousin. Analisis tingkat

pendapatan rumah tangga peternak sapi Kelompok Tani Ternak Limousin

diperoleh dari jumlah pendapatan dari usaha ternak sapi (on farm), usahatani di

luar ternak sapi (on farm), usaha di luar usaha ternak/usahatani (off farm), dan

usaha di luar pertanian (non farm). Pendapatan dari usaha ternak sapi diperoleh

Page 53: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

34

dari selisih antara penerimaan dengan biaya produksi, dimana penerimaan

merupakan hasil dari jumlah produksi (output) dikali dengan harga produksi

dan biaya produksi berupa kandang, pakan, sapi bakalan, obat-obatan, listrik,

dan lain sebagainya.

Berdasarkan pra survei yang dilakukan, rata-rata peternak mengeluarkan biaya

meliputi biaya untuk pakan yaitu onggok dan kulit singkong sebanyak 20 kg

dengan harga Rp 200,00/kg dan konsentrat sebanyak 5 kg dengan harga Rp

2.200,00/kg untuk satu ekor sapi per harinya. Biaya obat-obatan yang

dikeluarkan peternak meliputi Vitamin B komplex Rp 60.000,00 untuk enam

sapi yang diberi setiap satu bulan sekali, obat cacing yang diberi setiap tiga

bulan sekali untuk dua puluh ekor sapi dengan harga Rp 150.000,00 ,dan obat

penyakit kulit invervet yang bisa digunakan untuk lima belas sapi dengan harga

Rp 225.000,00.

Pendapatan usahatani di luar ternak sapi merupakan pendapatan yang diperoleh

dari usahatani selain usaha ternak sapi tersebut, seperti usahatani nanas, padi,

singkong, dan lain-lain. Pendapatan di luar usaha ternak sapi/usahatani

diperoleh dari hasil peternak yang menjadi buruh tani, pedagang hasil

pertanian, pengelola hasil pertanian, dan sebagainya yang masih berhubungan

dengan bidang pertanian. Pendapatan di luar pertanian merupakan perolehan

pendapatan di luar lingkup pertanian Pegawai Negeri Sipil (PNS), pedagang

baju, polisi, pengacara, dan lain-lain).

Pendapatan rumah tangga yang diperoleh dapat berpengaruh terhadap tingkat

kesejahteraan rumah tangga peternak sapi potong pada Kelompok Tani Ternak

Page 54: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

35

Limousin. Hal ini dikarenakan semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi

juga konsumsi protein hewani yang dilakukannya, sehingga akan semakin

tinggi juga pengeluaran rumah tangga yang dikeluarkan untuk konsumsi

tersebut. Analisis tingkat kesejahteraan yang menggunakan analisis

kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik (2014a) yang memiliki indikator

kependudukan, kesehatan dan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, pola

konsumsi atau pengeluaran rumah tangga, perumahan dan lingkungan, dan

sosial lainnya.

Indikator dalam pengukuran tingkat kesejahteraan oleh Badan Pusat Statistik

(2014a) memiliki hubungan dengan perolehan pendapatan peternak sapi,

misalnya pada indikator kependudukan yang membahas tentang tanggungan

keluarga, dimana semakin besar tanggungan keluarga maka semakin besar juga

pengeluaran rumah tangganya, maka dibutuhkan pendapatan yang lebih besar

untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga peternak tersebut, begitu pula

dengan indikator tingkat kesejahteraan lainnya yang berhubungan dengan

tingkat pendapatan. Hasil yang diperoleh dari analisis tersebut diharapkan

dapat menjadi bahan koreksi dan rekomendasi bagi kelembagaan kelompok

tani ternak dan peternak anggota Kelompok Tani Ternak Limousin di Desa

Astomulyo guna mengoptimalkan tingkat pendapatan dan kesejahteraannya

Alur kerangka pemikiran Analisis Pendapatan Usaha dan Tingkat

Kesejahteraan Rumah Tangga Peternak Sapi Potong Pada Kelompok Tani

Ternak Limousin Di Desa Astomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten

Lampung Tengah dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 55: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

36

Harga Harga

Produksi Input

Gambar 1. Kerangka pemikiran analisis pendapatan dan tingkat

kesejahteraan rumah tangga peternak sapi potong pada

Kelompok Tani Ternak Limousin Di Desa Astomulyo,

Kecamatan Punggur,Kabupaten Lampung Tengah.

Peternak sapi pada Kelompok Tani Ternak Limousin

Pendapatan Usaha ternak

Sapi (on farm)

Tingkat Kesejahteraan

Usaha ternak Sapi

(On farm)

Usahatani di luar

ternak sapi (On

farm)

(On farm)

Usaha di luar

pertanian

(Non farm)

Biaya Produksi :

1. Kandang

2. Sapi Bakalan

3. Pakan

4. Obat-obatan

5. Tenaga Kerja

6. Listrik

Penerimaan

Produksi

Input

Pendapatan

di luar

usaha

ternak sapi

(on farm)

Pendapatan

di luar

pertanian

(non farm)

Pendapatan Rumah Tangga

Usaha di luar usahatani

(Off farm)

Usaha

ternak/usahatani

(On farm)

Pendapatan

di luar

usahatani

(off farm)

Indikator menurut

BPS (2014a) :

1. Kependudukan

2. Kesehatan gizi

3. Pendidikan

4. Ketenagakerjaan

5. Pengeluaran RT

6. Perumahan

7. Sosial lainnya.

Page 56: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

37

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Menurut

Sugiyono (2013), metode survei adalah penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan angket sebagai penelitian yang dilakukan pada populasi besar

maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil

dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi, dan

hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk

memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat dan

karakter yang khas dari kasus atau kejadian suatu hal yang bersifat umum.

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian dan petunjuk yang

digunakan mengenai variabel yang akan diteliti untuk mendapatkan dan

menganalisis data sehubungan dengan tujuan penelitian.

Usaha ternak sapi potong adalah kegiatan pembesaran atau penggemukan sapi

untuk mendapatkan manfaat dan hasil dengan tujuan mencari keuntungan

dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang

Page 57: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

38

telah dikombinasikan secara optimal. Sapi yang dijual dalam usaha ternak sapi

potong dalam bentuk satuan (ekor).

Peternak adalah individu atau kelompok orang yang melakukan usaha guna

memenuhi kebutuhan sebagian atau secara keseluruhan hidupnya dalam bidang

peternakan.

Peternak sapi adalah individu atau sekelompok orang yang melakukan usaha

ternak sapi guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kelompok tani ternak sapi adalah kumpulan peternak sapi yang tumbuh

berdasarkan keakraban dan keserasian serta kesamaan kepentingan dalam

memanfaatkan sumberdaya pertanian untuk bekerja sama meningkatkan

produktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya yang memiliki tujuan

serta komoditi usaha yang sama.

Tingkat kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan seseorang

baik sosial material maupun spiritual yang disertai dengan rasa keselamatan,

kesusilaan, dan kententraman lahir dan batin sehingga dapat memenuhi

kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosialnya. Tingkat kesejahteraan masing-

masing keluarga diukur dengan menggunakan indikator Badan Pusat Statistik.

Kesejahteran menurut Badan Pusat Statistik (2014a) adalah tingkat

kesejahteraan yang diperoleh dari tujuh indikator yaitu kependudukan,

kesehatan dan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf dan pola konsumsi,

perumahan dan lingkungan, serta sosial. Klasifikasi yang digunakan adalah

sejahtera dan belum sejahtera.

Page 58: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

39

Bakalan sapi adalah anakan sapi yang dipelihara dan dibesarkan oleh peternak

budidaya sampai dengan berat tertentu yang diukur dan dibeli dalam satuan

ekor (ekor).

Input atau faktor produksi merupakan sumberdaya yang digunakan dalam

sebuah proses produksi meliputi biaya kandang, sapi bakalan, pakan, obat-

obatan, tenaga kerja, listrik, dan lain sebagainya yang diukur dalam satuan unit

(unit).

Output atau hasil produksi merupakan jumlah produksi yang dihasilkan dalam

melakukan proses produksi yang diukur dalam satuan unit (unit). Output yang

dihasilkan dalam usaha ternak penggemukan sapi adalah sapi dewasa dengan

bobot yang sudah sesuai dengan keinginan kriteria.

Periode usaha ternak adalah lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan

upaya penggemukkan sapi yang dihitung selama satu tahun (tahun)

Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan pakan

lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan pakan dan dicampur

sebagai suplemen.

Pendapatan usaha ternak sapi (on farm) adalah penerimaan yang diperoleh

peternak sapi setelah dikurangi biaya produksi yang diukur dalam satuan

rupiah (Rp).

Penerimaan adalah sejumlah penghasilan yang diterima oleh peternak sapi

yang diperoleh dari hasil produksi dikalikan dengan harga yang berlaku (Rp).

Page 59: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

40

Pendapatan rumah tangga peternak sapi adalah hasil penjumlahan dari

pendapatan usaha ternak sapi, usahatani di luar ternak sapi, dan di luar

pertanian yang dihasilkan oleh peternak sapi dan anggota keluarganya yang

diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/th).

Pengeluaran rumah tangga adalah seluruh biaya pengeluaran yang dikeluarkan

oleh seluruh anggota rumah tangga, yang meliputi pengeluaran pangan dan non

pangan yang diukur dengan satuan rupiah per tahun (Rp/th).

Pendapatan usahatani (on farm) adalah jumlah dari hasil perkalian antara total

produksi usahatani seperti nanas, padi, singkong, dll (selain dari usaha ternak

sapi) dengan harga produksi dikurangi biaya produksi usahatani yang

dikeluarkan yang diukur dalam satuan rupiah (Rp/th).

Pendapatan off farm adalah seluruh pendapatan keluarga peternak yang berasal

dari kegiatan sektor pertanian di luar usaha ternak seperti pendapatan dari hasil

usahatani nanas, singkong, padi, dan lain sebagainya yang diukur dalam satuan

rupiah per tahun (Rp/th).

Pendapatan non farm merupakan seluruh pendapatan keluarga peternak yang

berasal dari usaha di luar pertanian yang diukur dalam satuan rupiah per tahun

(Rp/th).

Harga jual sapi adalah nilai yang melekat pada sapi yang diterima oleh

peternak pada saat penjualan sapi, dimana peternak menjual sapinya diukur

dalam satuan berat (kg) yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

Page 60: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

41

Biaya produksi per ekor ternak merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan

dalam proses produksi oleh peternak untuk memelihara sapi per ekor yang

dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya tunai usaha ternak sapi merupakan biaya yang langsung dikeluarkan

bersamaan dengan berlangsungnya proses budidaya ternak sapi meliputi biaya

bakalan sapi, pakan, vitamin dan obat-obatan, tenaga kerja luar keluarga, pajak,

bunga, dan listrik yang diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya diperhitungkan usaha ternak sapi merupakan biaya yang tidak

dibayarkan secara tidak langsung seperti biaya penyusutan dan tenaga kerja

dalam keluarga yang diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya total usaha ternak sapi merupakan jumlah biaya tunai dan biaya yang

diperhitungkan dan dalam satuan rupiah (Rp).

Kotoran sapi adalah limbah hasil pencernaan sapi, dimana kotoran ini dapat

dimanfaatkan sebagai pupuk yang dapat dijual dalam satuan (rit).

C. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Kelompok Tani Ternak Limousin yang berada

di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah.

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive).

Pertimbangan memilih lokasi ini karena Desa Astomulyo memiliki

kelompok tani ternak sapi yang telah berdiri selama dua puluh tujuh tahun

Page 61: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

42

dengan jumlah anggota kelompok yang cukup besar. Sasaran dari penelitian

ini adalah untuk melihat tingkat pendapatan yang diperoleh peternak sapi

anggota Kelompok Tani Ternak Limousin yang nantinya akan berdampak

pada tingkat kesejahteraannya.

2. Responden

Berdasarkan kegiatan pra survei yang dilakukan pada bulan Oktober 2018,

diketahui bahwa jumlah populasi anggota Kelompok Tani Ternak Limousin

sebanyak 105 orang. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan metode acak sederhana (simple random sampling) dengan

pertimbangan bahwa responden di daerah penelitian cenderung

homogen/sama dalam hal penggunaan input atau outputnya. Penentuan

jumlah sampel mengacu pada Isaac dan Michael (1981) dalam Sugiarto dkk

(2003) dengan perhitungan sebagai berikut :

n =

22

22

ZNd

NZ

+ ...................................................................................... (10)

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah anggota dalam populasi (105)

Z = derajat kepercayaan (95%=1,960) = varian sampel (5%)

d = derajat penyimpangan (5%)

n = )05,0()96,1()05,0(105

)05,0()96,1(10522

2

+

n = 45 responden

Page 62: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

43

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas diperoleh

jumlah sampel sebanyak 45 peternak sapi anggota Kelompok Tani Ternak

Limousin.

3. Waktu Penelitian

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2019.

Wawancara untuk penelitian dilakukan pada saat peternak sedang tidak

melakukan kegiatan usaha ternak (sedang beristirahat di sore hari).

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh melalui metode survei, yaitu wawancara

secara langsung kepada peternak sapi (responden) yang bersangkutan dengan

menggunakan daftar pertanyaan berupa kuesioner. Data sekunder diperoleh

dari Kementerian Pertanian Indonesia, Badan Pusat Statistik, kantor desa dan

instansi terkait lainnya. Selain itu, data juga diperoleh dari studi literatur dan

hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh suatu instansi dan lembaga

yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.

E. Metode Analisis Data

Data yang didapat di lokasi penelitian diolah sesuai dengan kebutuhan dan

disajikan dalam bentuk tabulasi. Metode analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif.

Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui besarnya pendapatan rumah

tangga peternak sapi, sedangkan analisis deskripstif kualitatif digunakan untuk

Page 63: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

44

menggambarkan objek penelitian pada saat sekarang yaitu tingkat

kesejahteraan rumah tangga peternak sapi anggota Kelompok Tani Ternak Sapi

Limousin di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung

Tengah. Metode pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode

tabulasi dan komputasi.

Analisis Pendapatan digunakan untuk mengetahui besarnya pendapatan yang

diperoleh peternak Kelompok Tani Ternak Limousin kemudian dihitung

perolehan pendapatan rumah tangganya yang nantinya dapat dilihat termasuk

golongan tingkat pendapatan menurut Badan Pusat Statistik (2016). Tingkat

kesejahteraan diukur dengan menggunakan metode menurut Badan Pusat

Statistik (BPS).

1. Metode Analisis Tujuan Pertama

Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama adalah

dengan menggunakan analisis pendapatan usaha ternak sapi dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P= TR – TC =(Y. Py) – (Σ Xi.Pxi ). ..........................................................(11)

Keterangan :

P = Pendapatan (Rp)

TR = Total penerimaan (Rp)

TC = Total biaya (Rp)

Y = Hasil produksi (Kg)

Py = Harga hasil produksi (Rp)

Xi = Faktor produksi (i = 1,2,3,….,n)

Pxi = Harga faktor produksi ke-i (Rp)

Page 64: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

45

Selanjutnya untuk mengetahui usaha ternak menguntungkan atau tidak

secara ekonomi dapat dianalisis dengan menggunakan nisbah atau

perbandingan antara penerimaan dengan biaya R/C (Revenue Cost Ratio).

Secara matematis R/C dapat dituliskan :

R/C = PT / BT ...........................................................................................(12)

Keterangan :

R/C = nisbah penerimaan dan biaya

PT = penerimaan total (Rp)

BT = Biaya total (Rp)

Kriteria pengambilan keputusan untuk mengetahui apakah usaha ternak

menguntungkan atau tidak, terdapat tiga kemungkinan yang akan terjadi

yaitu:

a. Jika R/C > 1, maka usaha ternak mengalami keuntungan, karena

penerimaan lebih besar dari biaya.

b. Jika R/C < 1, maka usaha ternak mengalami kerugian, karena

penerimaan lebih kecil dari biaya.

c. Jika R/C = 1, maka usaha ternak yang dilakukan berada pada titik impas

atau penerimaan sama dengan biaya yang dikeluarkan.

Pada analisis dengan menggunakan nisbah atau perbandingan antara

penerimaan dengan biaya R/C (Revenue Cost Ratio) dapat dilihat nisbah

penerimaan terhadap biaya tunai dan biaya total (Soekartawi, 2006).

Page 65: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

46

2. Metode Analisis Tujuan Kedua

Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan kedua adalah

dengan menggunakan analisis pendapatan rumah tangga. Pendapatan rumah

tangga peternak sapi Kelompok Tani Ternak Limousin dapat diperoleh

dengan menjumlahkan seluruh pendapatan usaha ternak sapinya dan

usahatani di luar ternak sapi (on farm), pendapatan di luar usahatani (off

farm) seperti pendapatan dari usahatani nanas, padi, singkong dan lain-lain,

dan pendapatan di luar pertanian (non farm) seperti pendapatan yang

diperoleh dari pekerjaan menjadi tukang ojek, PNS, pengusaha, tukang pijat,

pedagang, dan lain sebagainya. Berikut perhitungan pendapatan rumah

tangga peternak sapi pada Kelompok Tani Limousin menurut Rahim dan

Astuti (2008).

Prt = P1 + P2 + P3 + P4 .............................................................................(13)

Keterangan :

Prt = Pendapatan rumah tangga (Rp)

P1 = Pendapatan utama dari on farm usaha ternak (Rp)

P2 = Pendapatan on farm usahatani (Rp)

P3 = Pendapatan off farm (Rp)

P4 = Pendapatan non farm (Rp)

Setelah diketahui jumlah pendapatan rumah tangga peternak sapi, maka

dapat dilihat kontribusi pendapatan dari usaha ternak sapi terhadap

pendapatan rumah tangga dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

KP = %100xIt

Is…………………………………………………………(14)

Page 66: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

47

Keterangan :

KP = Kontribusi pendapatan dari usaha ternak sapi (%)

Is = Pendapatan dari usaha ternak sapi (Rp)

It = Pendapatan total dari total rumah tangga (Rp)

Pendapatan rumah tangga yang diperoleh peternak dapat digolongkan

menjadi beberapa tingkatan. Menurut Badan Pusat Statistik (2016) terdapat

empat golongan yang membedakan masing-masing jumlah pendapatan,

yaitu sebagai berikut :

1. Golongan pendapatan sangat tinggi, adalah jika pendapatan rata- rata

lebih dari Rp 6.000.000,00/bulan

2. Golongan pendapatan tinggi, adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp

4.000.000,00 hingga Rp 6.000.000,00/bulan

3. Golongan pendapatan sedang, adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp

2.000.000,00 hingga Rp 4.000.000,00/bulan

4. Golongan pendapatan rendah, adalah jika pendapatan rata-rata Rp

2.000.000,00/bulan.

3. Metode Analisis Tujuan Ketiga

Kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik (2014) adalah suatu kondisi

dimana seluruh kebutuhan jasmani dan rohani dari rumah tangga tersebut

dapat dipenuhi sesuai dengan tingkat hidup. Menurut Badan Pusat Statistik

indikator yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan rumah tangga

dapat disesuaikan oleh informasi tentang kependudukan, kesehatan dan gizi,

pendidikan, ketenagakerjaan, pola konsumsi atau pengeluaran rumah

tangga, perumahan dan lingkungan, dan sosial lainnya.

Page 67: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

48

Klasifikasi kesejahteraan yang digunakan terdiri dari dua klasifikasi, yaitu

rumah tangga dalam kategori sejahtera dan belum sejahtera. Masing-masing

klasifikasi ditentukan dengan cara mengurangkan jumlah skor tertinggi

dengan jumlah skor terendah. Hasil pengurangan dibagi dengan jumlah

klasifikasi atau indikator yang digunakan. Kesejahteraan masyarakat

dikelompokan menjadi dua yaitu sejahtera dan belum sejahtera. Rumus

penentuan range skor adalah :

RS = JKl

SkRSkT − ................................................................................. (15)

Keterangan :

RS = Range skor

SkT = Skor tertinggi ( 7 x 3 = 21 )

SkR = Skor terendah ( 7x 1 = 7)

JKl = Jumlah klasifikasi yang digunakan

Hasil perhitungan berdasarkan rumus di atas diperoleh Range Skor (RS

sama dengan 51), sehingga dapat dilihat interval skor yang akan

menggambarkan tingkat kesejahteraan rumah tangga. Hubungan antara

interval skor dan tingkat kesejahteraan adalah sebagai berikut.

Skor antara 7 - 14 : Rumah tangga petani anggota belum sejahtera.

Skor antara 15 – 21 : Rumah tangga petani anggota kelompok tani sejahtera.

Untuk tiap-tiap indikator sendiri dapat diketahui tingkat kesejahteraan

masing-masing indikator di dalam keluarga apakah rendah, sedang atau

tinggi sesuai dengan skor masing-masing indikator tersebut. Jumlah skor

diperoleh dari informasi hasil skor mengenai kependudukan, kesehatan dan

Page 68: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

49

gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf dan pola konsumsi, perumahan dan

lingkungan, serta sosial dan lain-lain. Setelah dilakukan penskoran,

kemudian dilihat interval skor dari dua katagori klasifikasi di atas yaitu

rumah tangga sejahtera dan belum sejahtera. Analisis tingkat kesejahteraan

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6.Indikator tingkat kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik

Susenas (2014) disertai variabel, kelas, dan skor.

No Indikator Kelas Skor

1 Kependudukan

A. Jumlah anggota keluarga yang ikut tinggal (orang) :

a. ≤ 4 (3) b. 5 (2) c. ≥ 5 (1)

B. Jumlah orang luar yang ikut tinggal (orang) :

a. ≤ 1 (3) b. 2 (2)c. ≥ 2 (1)

C. Berapa tanggungan dalam keluarga (orang) :

a. ≤ 4 (3) b. 5 (2) c. ≥ 5 (1)

D. Jumlah anggota keluarga laki-laki (orang) :

a. ≥ 5 (3) b. 4 (2) c. ≤ 3 (1)

E. Jumlah anggota keluarga perempuan (orang) :

a. ≥5 (3) b.4 (2) c. ≤ 3 (1)

Kesehatan dan gizi

A. Anggota keluarga mengalami keluhankesehatan :

a. tidak (3) b. kadang-kadang (2) c. ya (1)

B. Keluhan kesehatan menurunkan aktivitas sehari-hari:

a. tidak (3) b. kadang-kadang (2) c. ya (1)

Baik

(12-15)

Cukup

(8-11)

Kurang

(4-7)

3

2

1

C. Keluarga setiap bulannya menyediakan dana untuk

kesehatan:

a. ya (3) b. kadang-kadang (2) c. tidak pernah (1)

D D. Sarana kesehatan yang biasa digunakan :

a. rumah sakit (3) b. puskesmas (2) c. posyandu (1)

E. Tenaga kesehatan yang biasa digunakankeluarga :

a. dokter (3) b. bidan (2) c. dukun (1)

F . Tempat persalinan bayi yang biasa digunakan:

a. bidan (3) b. dukun (2) c. rumah (1)

G. Tempat keluarga memperoleh obat :

a. puskesmas(3) b. dukun (2) c. warung (1)

H. Biaya berobat yang digunakan:

a. terjangkau (3) b. cukup terjangkau (2) c. sulit

terjangkau (1)

I. Jenis berobat yg dipilih oleh keluarga:

a.modern (3) b.tradisional (2) c.lainnya (1)

3 Pendidikan

A. Anggota keluarga berusia 10 tahun ke atas lancar baca

t tulis :

a. lancar (3) b. kurang lancar (2) c. tidak lancar (1)

Baik

(15-18)

Cukup

(10-14)

3

2

2 Baik

(23-27)

Cukup

(18-22)

Kurang

(13-17)

3

2

1

Page 69: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

50

B. Pendapat mengenai pendidikan putra-putri :

a. penting (3) b. kurang penting (2) c. tidak penting (1)

C. Kesanggupan mengenai pendidikan :

a. sanggup (3) b. kurang sanggup (2)

c. tidak sanggup (1)

D. Lama menamatkan sekolah :

a. ≥9 tahun (3) b. 9 tahun (2) c. ≤9 tahun

E. Rerata jenjang pendidikan anak :

a. ≥ SMP (3) b. SD (2) c. tidak tamat SD (1)

F. Perlu pendidikan luar sekolah :

a. perlu (3) b. kurang perlu (2) c.tidak perlu (1)

Kurang

(6-9)

1

4 Ketenagakerjaan

A. Jumlah anggota keluarga berusia 15 th ke atas yang

bekerja:

a. 3 orang (3) b. 2 orang (2) c. 1 orang (1)

B. Jumlah orang yang belum bekerja dalam keluarga :

a. tidak ada (3) b. 1 orang (2) c. 2 orang (1)

C. Jumlah jam dalam seminggu untuk melakukan

pekerjaaan :

a. > 35 jam (3) b. 31-3 jam (2) c. < 30 jam (1)

D. Selain berusaha anggota keluarga melakukanpekerjaan

tambahan :

a. ya (3) b. sedang mencari (2) c. tidak ada (1)

E. Jenis pekerjaan tambahan :

a. wiraswasta (3) b. buruh (2) c. tidak ada (1)

F. Waktu dalam melakukan pekerjaan tambahan:

a. sepanjang tahun (3) b. setelah musim garap (2)

c. tidak tentu (1)

G. Pendapat mengenai pekerjaan memerlukan keahlian :

a. ya (3) b. kurang perlu (2) c. tidak (1)

H. Pendapat tentang upah yang diterima :

a. sesuai (3) b. belum sesuai (2) c. tidak sesuai (1)

Produktif

(21-27)

Cukup

produktif

(14-20)

Tidak

produktif

(7-13)

3

2

1

5 Taraf Dan Pola Kosumsi

A. Keluarga mengkonsumsi beras sebagai bahan makanan

pokok :

a. ya (3) b. kadang-kadang (2) c. tidak (1)

B. Kecukupan pendapatan keluarga per bulan untuk

konsumsi pangan dan nonpangan :

a. ya (3) b. kadang-kadang (2) c. tidak cukup (1)

C. Keluarga menyisakan dana untuk kebutuhan sandang

dan perumahan :

a. ya (3) b. kadang-kadang (2) c. tidak (1)

D. Pendapatan perbulan dapat ditabung atau menanam

modal :

a. ya (3) b. kadang-kadang (2) c. tidak (1)

Baik

(10-12)

Cukup

(7-9)

Kurang

(4-6)

3

2

1

6 Perumahan dan Lingkungan

A. Status rumah tempat tinggal :

a. milik sendiri (3) b. sewa (2) c.menumpang (1)

B. Status tanah tempat tinggal :

a. milik sendiri (3) b. sewa(2) c. menumpang (1)

Baik

(37-45)

Cukup

(26-36)

3

2

Tabel 6. Lanjutan

No Indikator Kelas Skor

3

Page 70: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

51

C. Jenis perumahan :

a. permanen (3) b.semi (2) c. tidak perlu (1)

D. Jenis atap yang digunakan :

a. genteng (3)b. seng/asbes (2) c. rumbia/alang(1)

E. Jenis dinding rumah :

a. semen (3) b. papan (2) c. geribik (1)

F. Jenis lantai yang digunakan :

a. semen (3) b. kayu/papan (2) c. tanah (1)

Kurang

(15-25)

1

G. Rata-rata luas lantai mencukupi setiapanggota

keluarga:

a. ya (3) b. belum (2) c. tidak (1)

H. Jenis penerangan yang digunakan :

a. listrik (3) b. patromak (2)c. lampu teplok (1)

I. Bahan bakar yang digunakan :

a. gas elpiji (3) b. minyak tanah (2) c. kayu (1)

J. Jenis sumber air minum dalam keluarga :

a. PAM/ledeng a. (3) b. sumur (2) c. sungai (1)

K. Penggunaan air minum dlm keluarga :

a. matang (3) b. mentah (2) c. lainnya (1)

L. Kepemilikan WC :

a. ya (3) b. belum (2) c. tidak (1)

M. Jarak WC dengan sumber air :

a . > 10 m (3) b. 5-10 m (2) c. < 5 m (1)

N. Jenis WC yg digunakan :

a. WC jongkok (3) b. WC cemplung (2) c. sungai (1)

O. Tempat pembuangan sampah :

a. lubang sampah (3) b. pekerjaan (2) c.sungai (1)

Sosial dan lain-lain

A. Akses tempat wisata :

a.mudah dan sering (3) b. mudah tapi tidak sering (2)

c. tidak pernah (1)

B. Berpergian atau berwisata sejauh 100 kilometer dalam

waktu 6 bulan :

a. Sering >2 kali (3) b. tidak sering <2 kali (2)

c. tidak pernah (1)

C. Kemampuan dalam menggunakan komputer

a. Paham sekali (3) b. paham (2) c. tidak paham (1)

D. Biaya untuk hiburan dan olahraga :

a. mudah (3) b. cukup (2) c. sulit (1)

E. Penggunaan teknologi telpon seluler:

a. Smartphone (3) b. telpon seluler biasa (2)

c. tidak mempunyai (1)

Sumber : Indikator kesejahteraan rakyat dalam Badan Pusat Statistik

Susenas (2014).

Tabel 6. Lanjutan

No Indikator Kelas Skor

Baik

(12-15)

Cukup

(8-11)

Kurang

(4-7)

7 3

2

1

6

Page 71: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

52

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah

1. Keadaan Geografis

Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak

di Provinsi Lampung dengan luas area 4.789,82 km2, dimana ibu kotanya

adalah Gunung Sugih. Secara geografis, Lampung Tengah terletak antara

104o35’-105o50’ Bujur Timur dan 4o30’-4o15’ Lintang Selatan. Kabupaten

Lampung Tengah terbagi menjadi 28 kecamatan dan 307

kampung/kelurahan.

Batas-batas wilayah Kabupaten Lampung Tengah adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang dan

Lampung Utara

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pesawarann

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur dan Kota

Metro

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Tanggamus dan Lampung Barat (Badan

Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah, 2018b).

Page 72: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

53

2. Keadaan Demografis

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah (2018),

jumlah penduduk Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2017 sebanyak

1.261.498 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 641.985 jiwa dan

perempuan sebanyak 619.531 jiwa dengan sex ratio sebesar 103,63. Angka

kepadatan penduduk di Kabupaten Lampung Tengah mencapai 259

jiwa/km2 dengan luas Kabupaten Lampung Tengah sebesar 4.789,82 km2.

Terbanggi Besar menjadi kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk

paling tinggi yaitu sebesar 570,95 jiwa/km2, sedangkan Kecamatan Bandar

Mataram menjadi kecamatan dengan kepadatan penduduk paling rendah

yaitu 73,51 jiwa/km2.

3. Keadaan Topografi

Secara Topografi, Kabupaten Lampung Tengah terdiri dari lima bagian

yaitu sebagai berikut :

a. Daerah Berbukit dan Bergunung

Kabupaten Lampung Tengah yang memiliki daerah berbukit dan

bergunung terletak di Kecamatan Padang Ratu dengan ketinggian rata-

rata 1.600 meter.

b. Daerah Berombak sampai Bergelombang

Ciri-ciri daerah ini adalah bukit-bukit yang rendah dan dikelilingin oleh

dataran sempit yang memiliki kemiringan 8-15 persen dan ketinggian

300-500 meter diatas permukaan laut (dpl).

Page 73: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

54

c. Daerah Dataran Alluvial

Lampung Tengah memiliki daerah Dataran Alluvial yang cukup luas

sampai mendekati pantia timur, yang juga merupakan bagian hilir dari

sungai-sungai besar seperti Way Pengubuan dan Way Seputih. Daerah ini

memiliki kemiringan sebesar 0-3 persen dengan ketinggian 25-75 meter

diatas permukaan laut (dpl).

d. Daerah Rawan Pasang Surut

Kabupaten Lampung Tengah yang memiliki daerah ini terletak di

sepanjang Pantai Timur yang memiliki ketinggian 0,5-1 meter diatas

permukaan laut (dpl).

e. Daerah Aliran Sungai (DAS)

Provinsi Lampung memiliki lima DAS, dimana 2 diantaranya berada di

Kabupaten Lampung tengah yaitu Sungai Way Sekampung dan Sungai

Way Seputih (Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah,

2018b).

4. Keadaan Iklim

Kabupaten Lampung Tengah memiliki klim tropis-humid yang terletak di

bawah garis khatulistiwa 5o Lintang Selatan dengan angin laut yang bertiup

dari Samudera Indonesia setiap tahunnya. Daerah dengan ketinggian 30

sampai dengan 60 meter memiliki temperatur rata-rata yang berkisar antara

26oC sampai 28oC. Temperatur maksimal yang jarang dialami adalah 33oC

dan temperatur minimum 22oC. Kabupaten Lampung Tengah memiliki rata-

rata kelembaban udara sekitar 80 - 88 persen dan akan lebih tinggi pada

Page 74: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

55

tempat yang lebih tinggi (Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung

Tengah, 2018b).

5. Potensi Wilayah

Berdasarkan sumber dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah

(2017), Kabupaten Lampung Tengah memiliki potensi wilayah yang

didominasi oleh tiga sektor utama yaitu sektor pertanian, industri

pengolahan, dan konstruksi. Peranan ketiga sektor tersebut dapat dilihat

dalam pembentukan struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

menurut harga konstan Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2017

seperti yang disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur PDRB Kabupaten Lampung Tengah tahun 2017

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah (2018b).

Gambar 2 menunjukkan bahwa sektor pertanian menjadi penyumbang

terbesar yaitu sebesar 49 persen atau lebih dari sepertiga PDRB Kabupaten

Lampung Tengah. Sektor pertanian menjadi sektor andalan di Kabupaten

Lampung Tengah dimana sektor pertanian meliputi subsektor tanaman

bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Selain

Pertanian

49%Industri

Pengolahan

35%

Konstruksi

16%

Page 75: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

56

sektor tanaman pangan Kabupaten Lampung Tengah menjadi daerah yang

memproduksi daging sapi potong terbesar di Provinsi Lampung. Hal ini

dikarenakan Lampung Tengah merupakan lumbung ternak sapi potong di

Provinsi Lampung (Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah,

2018b).

B. Keadaan Umum Kecamatan Punggur

1. Keadaan Geografis

Kecamatan Punggur merupakan kecamatan yang terletak di Kabupaten

Lampung Tengah dengan luas wilayah sebesar 118,45 km2. Luas lahan di

Kecamatan Punggur pada tahun 2016 sebesar 6.136,7 ha berupa lahan

sawah sebesar 3.043 ha dan luas bukan sawah sebesar 2.435,7 ha. Peta

wilayah Kecamatan Punggur dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Peta wilayah administrasi Kecamatan Punggur

Sumber : BP3K Kecamatan Punggur (2017).

Berdasarkan Gambar 3, Kecamatan Punggur terdiri dari sembilan desa,

yaitu Desa Sri Sawahan, Desa Badran Sari, Desa Nunggal Rejo, Desa

Page 76: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

57

Totokaton, Desa Tanggulangin, Desa Sidomulyo, Desa Astomulyo, Desa

Ngesti Rahayu, dan Desa Mojopahit. Batas-batas wilayah administratif

Kecamatan Punggur adalah sebagai berikut :

a. Kecamatan Kota Gajah di sebelah Utara

b. Kota Metro di sebelah Selatan

c. Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Selatan di sebelah

Timur

d. Kecamatan Trimurjo di sebelah Barat

e. Kecamatan Gunung Sugih dan Kecamatan Bumi Ratu di sebelah Barat.

2. Keadaan Demografis

Kecamatan Punggur memiliki jumlah penduduk sebesar 38.510 jiwa dengan

jumlah penduduk laki-laki sebanyak 19.603 jiwa dan perempuan sebanyak

18.907 jiwa pada tahun 2016. Tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan

Punggur sebesar 627,54 jiwa/km2 dengan sex ratio sebesar 103,68. Desa

Tanggul Angin menjadi desa yang memiliki jumlah kepadatan penduduk

terbesar yakni 1.069,05 jiwa/km2, sedangkan Desa Sri Sawahan menjadi

desa dengan kepadatan penduduk terendah yakni 291,42 jiwa/km2.

3. Keadaan Iklim

Berdasarkan sumber dari BP3K Kecamatan Punggur (2017), Kecamatan

Punggur memiliki curah hujan yang berkisar antara 1536 sampai dengan

2953 mm dan hari hujan 75 sampai 145 hari dengan temperatur udara antara

27oC sampai dengan 32oC. Tekstur tanah di daerah ini adalah lempung

berdebu dengan struktur tanah yang remah sampai dengan gempal. Hal ini

Page 77: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

58

dikarenakan jenis tanah di Kecamatan Punggur adalah podzolik merah

kuning yang berdrainase cukup baik sampai dengan sedang, hal ini

berpengaruh terhadap kesuburan tanah di daerah ini yaitu rendah sampai

dengan sedang dengan kandungan bahan organik yang dimiliki di daerah ini

sebesar 2%.

4. Potensi Wilayah

Kecamatan Punggur menjadi salah satu kecamatan yang memiliki potensi

untuk lahan pertanian bukan sawah. Potensi yang dimiliki daerah ini berada

pada sektor pertanian salah satunya adalah komoditas tanaman bahan

makanan lahan bukan sawah meliputi tanaman perkebunan dan hortikultura.

Subsektor pertanian yang juga memiliki potensi besar di Kecamatan

Punggur adalah subsektor peternakan. Jumlah populasi ternak di Kecamatan

Punggur pada tahun 2016 dapat dibuat dalam bentuk Gambar 4.

Gambar 4. Jumlah populasi ternak di Kecamatan Punggur

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah

(2018a).

Sapi

41%

Kerbau

2%

Kambing

44%

Domba

13%

Page 78: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

59

Berdasarkan Gambar 4, jumlah populasi ternak sapi memiliki populasi

terbesar kedua setelah ternak kambing. Hal ini dikarenakan Kecamatan

Punggur menjadi daerah program pemerintah dalam upaya meningkatkan

produksi daging sapi untuk memenuhi kebutuhan akan permintaan daging

sapi di Indonesia yang setiap tahun meningkat.

5. Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk memperoleh taraf

hidup yang layak serta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata

pencaharian pada masyarakat desa cenderung homogen dan dominan berada

pada sektor pertanian. Sebaran penduduk di Kecamatan Punggur

berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Sebaran penduduk berdasarkan jenis mata pencaharian tahun 2016.

No Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Petani 13.632 91,48

2 Pedagang 350 2,35

3 PNS/Swasta 877 5,89

4 TNI/POLRI 43 0,29

Jumlah 14.902 100,00

Sumber : (BP3K Kecamatan Punggur, 2017).

Tabel 7 menunjukkan bahwa mata pencaharian utama penduduk di

Kecamatan Punggur adalah petani. Mayoritas penduduk bekerja pada sektor

pertanian, hal ini sesuai dengan potensi sumberdaya yang ada di Kecamatan

Punggur yang memiliki sumberdaya yang cukup baik dalam kegiatan di

sektor pertanian, sedangkan sektor terkecil berada di sekor TNI/POLRI.

Page 79: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

60

6. Infrastruktur

Upaya meningkatkan sarana jalan sudah menjadi prioritas pembangunan di

Kecamatan Punggur yang diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas arus

barang dan jasa antar daerah maupun antar kecamatan di wilayah

Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, sehingga hampir semua

wilayah kampung yang ada di Kabupaten Lampung Tengah dapat ditempuh

dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.

a. Sarana Transportasi

Sarana umum seluruh wilayah Kecamatan punggur dapat diakses

dengan mudah baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Terdapat angkutan pedesaan yang beroperasi setiap hari walaupun hanya

melayani rute Punggur-Metro, sedangkan untuk menghubungkan ibu

kota kecamatan dengan kampung yang ada di wilayah Kecamatan

Punggur, warga menggunakan sepeda motor dan mobil, baik milik

pribadi maupun sewa.

b. Sarana pendidikan

Sarana pendidikan mempengaruhi akses masyarakat dalam menempuh

ilmu pengetahuan. Semakin banyak fasilitas untuk memperoleh

pendidikan, maka akan semakin mudah juga masyarakat terutama anak-

anak untuk mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya. Pada tahun

2016, Kecamatan Punggur memiliki jumlah Sekolah Dasar (SD/MI)

sebanyak 29 buah, Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) sebanyak 7

buah, Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) sebanyak 6 buah, dan

Page 80: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

61

pondok pesantren sebanyak 4 buah (BP3K Kecamatan Punggur, 2017).

Hal ini membuktikan bahwa Kecamatan Punggur memiliki sarana

pendidikan yang cukup memadai untuk masyarakat dalam memperoleh

ilmu pengertahuan.

c. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan merupakan tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan yang memiliki fungsi memberikan

pelayanan kesehatan masyarakat. Pada tahun 2016 Kecamatan Punggur

memiliki fasilitas kesehatan berupa puskesmas sebanyak satu buah dan

puskesmas pembantu sebanyak 3 buah, posyandu sebanyak 9 buah, dan

apotek sebanyak 6 buah dimana jumlah tenaga kerja seperti dokter dan

bidan praktek swasta sebanyak 43 orang (BP3K Kecamatan Punggur,

2017). Hal ini membuktikan bahwa Kecamatan Punggur memperoleh

akses kesehatan yang mudah sehingga masyarakat tidak perlu lagi

mengkhawatirkan kesulitan dalam menjangkau tempat untuk memeriksa

kesehatannya.

C. Keadaan Umum Desa Astomulyo

1. Keadaan Geografis

Desa Astomulyo berjarak 2 km dari pusat Kantor Kecamatan Punggur, 10

km dari Kantor Pemerintahan Daerah dan Bupati Kabupaten Lampung

Tengah, dan 60 km dari Kantor Gubernus Provinsi Lampung.

Page 81: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

62

Berdasarkan sumber dari BP3K Kecamatan Punggur (2017) Desa

Astomulyo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Punggur

yang memiliki luas wilayah sebesar 3.050 ha. Batas-batas wilayah

administratif Desa Astomulyo adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Buyut Ilir

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Dea Ngestirahayu

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mojopahit

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tanggul Angin.

2. Keadaan Demografis

Desa Astomulyo memiliki 36 RT, 15 RW, dan 10 Dusun dengan jumlah

Kepala Keluarga mencapai 1.906 KK. Jumlah keseluruhan penduduk di

Desa Astomulyo mencapai 7.037 jiwa, dimana jumlah penduduk laki-laki

sebanyak 3.618 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 3.419 jiwa

perempuan (BP3K Kecamatan Punggur, 2017). Jenis mata pencarian

penduduk Desa Astomulyo dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah penduduk Desa Astomulyo menurut mata pencaharian

tahun 2016.

No Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Petani 1.980 21,51

2 PNS 67 0,73

3 Wiraswasta 1.438 15,62

4 TNI/Polri 6 0,07

5 Buruh 123 1,34

6 Dll 5.593 60,75

Jumlah 9.207 100,00

Sumber : (BP3K Kecamatan Punggur, 2017).

Page 82: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

63

3. Keadaan Iklim

Desa Astomulyo memiliki temperatur udara antara 30oC sampai dengan

35oC dengan curah hujan rata-rata per tahun 1200 mm serta memiliki enam

bulan basah dan enam bulan kering. Desa Astomulyo terletak diketinggian

55 m dpl. Desa Astomulyo berpotensi sebagai daerah pertanian yang baik

dikarenakan memiliki pH tanah antara 5,5 sampai dengan 7,5 sehingga

tanaman dapat tumbuh dengan baik (BP3K Kecamatan Punggur, 2017).

4. Potensi Wilayah

Desa Astomulyo memiliki wilayah seluas 3.050 ha dimana luas wilayah

tersebut dibuat menjadi tiga aspek pembagian lahan yaitu aspek pertanian

lahan sawah seluas 640 ha, aspek pertanian lahan bukan sawah seluas 360

ha, dan sisanya sebesar 2.050 ha yang digunakan untuk daerah pemukiman.

Jenis lahan bukan sawah digunakan untuk ladang atau tegalan, hutan rakyat

atau kebun rakyat, dan kolam atau empang. Jenis penggunaan lahan Desa

Astomulyo pada tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jenis Penggunaan lahan Desa Astomulyo tahun 2016.

No Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Lahan sawah 640 20,98

2 Lahan bukan sawah 360 11,80

3 Daerah pemukiman 2.050 67,21

Jumlah 3.050 100,00

Sumber : (BP3K Kecamatan Punggur, 2017).

Berdasarkan Tabel 9, lahan bukan sawah merupakan lahan kering yang

digunakan untuk melakukan kegiatan usahatani selain padi. Contoh dari

lahan bukan sawah adalah ladang. Daerah pemukiman memiliki luas lahan

Page 83: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

64

terbesar, dimana mayoritas peternak di Desa Astomulyo memanfaatkan

pekarangan rumahnya untuk membangun kandang yang digunakan untuk

budidaya ternak sapi.

Desa Astomulyo menjadi desa yang memiliki populasi ternak terbesar di

Kecamatan Punggur dari tahun 2014 sampai dengan 2016. Populasi jumlah

sapi sebanyak 987 ekor, kerbau sebanyak 26 ekor, kambing sebanyak 532

ekor, dan domba sebanyak 132 ekor (Badan Pusat Statistik Kabupaten

Lampung Tengah, 2018a). Sapi menjadi komoditas terbanyak di Desa

Astomulyo yang memiliki persentase terbesar yaitu sebanyak 53 persen

dibandingkan dengan populasi kerbau, kambing, dan domba yang hanya

memiliki jumlah persentase dibawah 50 persen. Persentase jumlah hewan

ternak dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Populasi hewan ternak di Desa Astomulyo

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah

(2018a).

Sapi

53%

Kerbau

1%

Kambing

29%

Domba

17%

Page 84: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

112

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan yaitu :

1. Peternak sapi pada Kelompok Tani Ternak Limousin memperoleh

pendapatan atas biaya tunai usaha ternak sapi sebesar

Rp 138.882.134,78/tahun dan pendapatan atas biaya total sebesar

Rp 132.405.206,29/tahun dengan R/C atas biaya tunai dan total sebesar

1,44 dan 1,41 yang berarti usaha ternak tersebut menguntungkan dan layak

diusahakan.

2. Pendapatan rumah tangga yang diperoleh peternak sapi anggota Kelompok

Tani Ternak Limousin sebesar Rp 12.262.474,19/bulan dan termasuk

dalam golongan pendapatan sangat tinggi menurut Badan Pusat Statistik

(2016) yaitu lebih dari Rp 6.000.00,00/bulan. Kontribusi terbesar terhadap

total pendapatan rumah tangga berasal dari pendapatan usaha ternak sapi

(94,47 persen), sedangkan sisanya merupakan pendapatan yang bersumber

dari kegiatan usahatani (1,26 persen), kegiatan off farm (0,92 persen), dan

kegiatan non farm/di luar pertanian (3,34 persen).

3. Berdasarkan kreteria Badan Pusat Statistik (2014a), sebesar 91,11 persen

dari total keseluruhan responden peternak sapi pada Kelompok Tani Ternak

Page 85: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

113

Limousin termasuk dalam kategori sejahtera, sedangkan sisanya sebesar

8,99 persen termasuk dalam kategori tidak sejahtera.

B. Saran

Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peternak yang ingin melakukan usaha ternak agar memiliki jumlah

kepemilikan sapi minimal 10 ekor, dengan pertimbangan memperoleh

pendapatan secara berkelanjutan untuk per bulannya.

2. Bagi peternak agar mengikuti program kemitraan untuk memperoleh harga

pakan yang lebih murah sehingga dapat mengurangi biaya pakan.

Page 86: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

114

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2002. Penggemukan Sapi Potong. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Adiana, P. P. E., dan Karmini, N.L. 2014. Pengaruh pendapatan, jumlah anggota

keluarga, dan pendidikan terhadap pola konsumsi rumah tangga miskin di

Kecamatan Gianyar. Jurnal Zoostek, Vol 34(1): 40. http://ojs.unud.ac.id [6

November 2018].

Agusta, Q. T. M., Lestari, D. A. H., dan Situmorang, S. 2014. Analisis pendapatan

dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak sapi potong anggota

Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) pangalengan. JIIA.Vol.

2(2) : 109-117. http://jurnal.fp.unila.ac.id [5 November 2018].

Blakely, J., dan Bade, D. H. 1998 Ilmu Peternakan Edisi ke Empat. Penerjemah:

Srigandono, B. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2008. Penggolongan Pendapatan Penduduk. Badan Pusat

Statistik. Jakarta.

_________________. 2014a. Indikator Kesejahteraan Rakyat 2007. Badan Pusat

Statistik. Jakarta.

_________________. 2014b. Produk Domestik Bruto Atas Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah). Badan Pusat Statistik. Jakarta.

________________ . 2016. Penggolongan Pendapatan Penduduk.

http://bps.go.id. [10 Juni 2019].

_________________. 2017. Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan

Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku, 2010-2016.

http://www.bps.go.id. [1 November 2018].

Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah. 2017.Populasi Ternak (Sapi)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, 2014-2016.

http://www.bps.go.id.[1 November 2018].

_________________________________________. 2018a. Punggur Dalam

Angka 2018. Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah.

Lampung.

Page 87: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

115

_________________________________________. 2018b. Lampung Tengah

Dalam Angka 2018. Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah.

Lampung.

Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan

Punggur. 2017. Monografi Kecamatan Punggur. Dinas Pertanian Kabupaten

Lampung Tengah. Lampung.

Bancin, S., Hasnudin dan Budi, U. 2013. Analisis Pendapatan Peternak Sapi

Potong di Kecamatan Siempat Nempuhulu Kabupaten Dairi. Jurnal

Peternakan Integratif Vol 2 (1):75-90. http://jurnal.usu.ac.id [28 September

2019].

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2016. Statistik Peternakan

dan Kesehatan Hewan. http://ditjenpkh.pertanian.go.id. [1 November

2018].

Fikar, S. dan Ruhyadi, D. 2010.Beternak dan Bisnis Sapi Potong. Agromedia

Pustaka. Jakarta.

Gustiyana, H. 2004. Analisis Pendapatan Usahatani untuk Produk Pertanian.

Salemba Empat. Jakarta.

Gusti, A. I. 2013. Pendapatan rumah tangga petani kakao di Desa Pesawaran

Indah Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Jurnal JIIA, Vol

1 (4) : 278-279. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.

Happyana, D. 2017. Analisis Tingkat Keuntungan Usaha Penggemukan Sapi

Potong Rakyat Di Kabupaten Wonogiri. Jurnal Ilmiah Peternakan

Terpadu Vol 5(2): 33-39. http://jurnal.fp.unila.ac.id [28 September 2019].

Hartono, Budi. 2009. Analisis Ekonomi Rumahtangga Peternak Sapi Potong Di

Kec. Damsol, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah. Jurnal

Sosek, Vol 1(3). https://ternaktropika.ub.ac.id [28 September 2019].

Hoddi, A. H., Rombe, M.B., dan Fahrul. 2011. Analisis Pendapatan Peternakan

Sapi Potong Di Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru. Jurnal

Agribisnis, Vol 10(3) : 98-109. http://repository.unhas.ac.id . [5 November

2018].

Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2014. Visi Kementerian

Pertanian.http://www.pertanian.go.id [5 November 2018].

Page 88: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

116

Loing, J.C., Rorimpandey, B. dan Kalangi, L.S. 2018. Analisis Pendapatan Usaha

Peternak Sapi Potong di Kecamatan Weda Selatan Kabupaten Halmahera

Tengah. Jurnal Zootek Vol 38(1):149-159. http://ejournal.unsrat.ac.id [28

September 2019].

Mantra, I. 2004. Demografi Umum. Penerbit Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Mosher, A. T. 2002.Menggerakkan dan Membangun Peranian.Bumi Aksara.

Jakarta.

Murti, A. T. dan Astuti, F. K. 2014. Analisis Pendapatan Usaha Sapi Potong

dengan Usaha Tani Persawahan Padi di Kabupaten Situbondo. Buana

Sains Vol 17:103-110. http://jurnal.unitri.ac.id [28 September 2019].

Muskananfola, I. A. 2013. Pengaruh pendapatan, konsumsi, dan pemahaman

perencanaan keuangan terhadap proporsi tabungan rumah tangga

Kelurahan Tenggilis. Jurnal Manajemen Keuangan, Vol. 1(2): 62.

http://portalgaruda.ilkom.unsri.ac.id [6 November 2018].

Pranata, Y. 2018. Pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga petani lada

di Kecamatan Tanjung Raja Kabupaten Lampung Utara. Skripsi.

Universitas Lampung. Lampung.

Prihatman, K. 2000. Budidaya Ternak Sapi Potong (Bos sp.). Kantor Menteri

Negara Riset dan Teknologi. Jakarta.

Purbowati, E. 2012. Sapi Dari Hulu ke Hilir dan Info Mancanegara. Agriflo.

Jakarta.

Rahim, A., dan Hastuti, D. R. D. 2008.Pengantar, Teori, dan Kasus Ekonomika

Pertanian.Penebar Swadaya. Jakarta.

Saleh, E., Yunilas dan Sofyan, Y.H. 2006. Analisis Pendapatan Peternak Sapi

Potong di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Dewi Serdang. Jurnal

Agribisnis Peternakan. Vol 2(1): 36-42. http://repository.usu.ac.id [4

Oktober 2019].

Setiyono, P.B.W.H.E., Suryahadi, Torahmat, T., dan Syarief, R. 2007. Strategi

suplementasi protein ransum sapi potong berbasis jerami dan dedak

padi.Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Peternakan, Vol. 30 (3) :

207−217. http://pustaka.litbang.pertanian.go.id [1 November 2018].

Siregar, S.A. 2009. Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong di Kecamatan

Stabat Kabupaten Langkat. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas

Sumatera Utara. Medan.

Sirusa Badan Pusat Statistik. 2018. PDRB Perkapita. http://sirusa.bps.go.id. [10

Juni 2019].

Page 89: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

117

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT Raja Grafindo, Jakarta.

_________. 2006. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia.UI-Press. Jakarta.

Solikin, N. 2018. Tingkat partisipasi dan kesejahteraan peternak sapi potong di

Kabupaten Kediri. Jurnal NUSAMBA. Vol 3 (2). http://pjs.unpkediri.ac.id

[5 Oktober 2019].

Subagio, H., dan Manoppo, C. 2011. Hubungan Karakteristik Pertanian dengan

Usahatani Cabai sebagai dampak dari Pembelajaran FMA. Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian. Sulawesi Tengah.

http://jatim.litbang.deptan.go.id [13 Maret 21019].

Sudarmono, A. S., dan Sugeng, Y. B. 2009. Sapi Potong. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Sugiarto, Siagian, D., Deny, dan Lasmono. 2003. Teknik Sampling. PT Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Sugiarto, Herlambang, dan Brastoro, S. 2007. Ekonomi Mikro.Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Suharto, E. 2009. Pekerja Sosial di Bidang Industri. Alfabeta. Bandung.

Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Sundari, A. S. Rejeki dan H. Triatmaja. 2009. Analisis Pendapatan Peternak Sapi

Potong Sistem Pemeliharaan Intensif dan Konvensional di Kabupaten

Sleman Yogyakarta. Sains Peternakan Vol 7 (2): 73-79.

http://journal.bio.unsoed.ac.id [28 September 2019].

Supriyono, R. 2011. Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian Biaya

serta Pengambilan Keputusan. BPFE.Yogyakarta.

Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Trigestianto, M., Nur, S., dan Sugiarto, M. 2013. Analisis tingkat kesejahteraan

peternak sapi potong di Kabupaten Purbalingga.Jurnal Ilmiah Peternakan,

Vol. 1(3): 1158 -1164. http://akademik.unsoed.ac.id [15 November 2018].

Qinayah, M. 2017. Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong Di Desa

Mattirowalie Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. Skripsi.Universitas

Hasanuddin. Makassar.http://repository.unhas.ac.id. [5 November 2018].

Page 90: ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/59311/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak

118

Umiyasih, U. dan Anggareny, Y. N. 2007.Tinjauan Tentang Kecukupan Nutrisi

dan Dukungan Teknologi Peningkatan Kualitas Pakan Pada Usaha

Pembibitan Sapi Potong Rakyat. Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian. Jakarta.

Usmiati, S. 2010. Pengawetan Daging Segar dan Olahan. Balai Besar Penelitan

dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor.

Yulianto, P., dan Saparinto, C. 2011.Pembesaran Sapi Potong Secara Intensif

Cetakan II. Penebar Swadaya. Jakarta.

Yusmini, S. Khaswarina, dan Maharani, E. 2014. Analisis komparatif tingkat

kesejahteraan rumah tangga petani karet Desa Sungai Jalau dengan Desa

Teratak Kabupaten Kampar. SEPA, Vol 11 (1) : 89-97.http://

jurnal.uns.ac.id. [10 Juni 2019].