29
1 ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SURAT KABAR HARIAN SUARA MERDEKA ( Studi pada Pembeli Surat Kabar Harian Suara Merdeka di Semarang ) Nama : Ema Fitria Dosen Pembimbing : Imroatul Khasanah,SE., MM ABSTRACT This research is motivated by increasingly tight competition in the purchase of services in particular this tutoring at the institution. Based on data on the number of student Prima Mandiri Magelang from year to year 2007/2008 to 2009/2010, the fluctuations seen the number of students who participate in the tutoring. Tutoring institutions that can offer advantages over existing attractions will be able to influence consumer attitudes, which in turn will encourage the willingness of consumers to use their services. The problem of this research is "what factors are that can increase the purchasing decision by consumers on educational institutions Prima Mandiri Magelang?". This study specifically tested the four variables of facility, quality of service, location, and word of mouth. The purpose of this study is to analyze the influence of four variables on the decision to purchase tutoring services. After a review of the literature and formulation of hypotheses, data were collected through questionnaire method for 79 students of educational institutions Prima Mandiri Magelang obtained using systematic sampling technique. Then performed an analysis of the data obtained by using multiple regression

ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

1

ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN

BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN SURAT KABAR HARIAN SUARA

MERDEKA ( Studi pada Pembeli Surat Kabar Harian Suara Merdeka di Semarang )

Nama : Ema Fitria

Dosen Pembimbing : Imroatul Khasanah,SE., MM

ABSTRACT

This research is motivated by increasingly tight competition in the

purchase of services in particular this tutoring at the institution. Based on data on

the number of student Prima Mandiri Magelang from year to year 2007/2008 to

2009/2010, the fluctuations seen the number of students who participate in the

tutoring. Tutoring institutions that can offer advantages over existing attractions

will be able to influence consumer attitudes, which in turn will encourage the

willingness of consumers to use their services. The problem of this research is

"what factors are that can increase the purchasing decision by consumers on

educational institutions Prima Mandiri Magelang?". This study specifically tested

the four variables of facility, quality of service, location, and word of mouth. The

purpose of this study is to analyze the influence of four variables on the decision

to purchase tutoring services.

After a review of the literature and formulation of hypotheses, data were

collected through questionnaire method for 79 students of educational institutions

Prima Mandiri Magelang obtained using systematic sampling technique. Then

performed an analysis of the data obtained by using multiple regression

Page 2: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

2

analysis. This analysis includes: testing the validity and reliability, the classic

assumption test, multiple regression analysis, hypothesis testing by t test and F

test, and analysis of the coefficient of determination (R 2). From the analysis of the

obtained regression equation:

Y = 0,241 X1 + 0,334 X2 + 0,259 X3 + 0,177X4

Buying decision variables (Y), facilities (X 1), quality of service (X 2), location

(X 3), and Word of mouth (X 4). Testing the hypothesis using the t test showed that

the four independent variables studied proved to be significantly affect the

dependent variable purchasing decisions. Then the F test can be seen that the

variables of facility, quality of service, location and Word of mouth is worth to

test the dependent variable purchasing decisions. Figures Adjusted R Square of

0.593 indicate that 59.3 percent of purchase decisions variation can be explained

by four independent variables in the equation regression. While the other 40.7

percent is explained by other variables outside of the four variables used in this

study.

Keywords: purchasing decisions, facilities, quality of service, location, Word of

mouth.

Page 3: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

3

PENDAHULUAN

Pentingnya sebuah informasi menjadikan media massa sebagai salah satu

kebutuhan penting bagi masyarakat pada umumnya. Salah satu bentuk media

informasi yang dikenal dan melekat pada masyarakat adalah surat kabar. Seiring

dengan perkembangan teknologi, peranan surat kabar semakin tergeser oleh media

elektronik seperti internet, radio, dan TV. Internet untuk kalangan terbatas yang

lebih suka paperless. Namun karena surat kabar telah melekat pada jiwa

masyarakat sebagai suatu kebutuhan yang susah untuk tergantikan, keberadaan

surat kabar yang dapat menyajikan berita yang selalu update, akurat, dan dapat

dipercaya selalu dinanti masyarakat. Bahkan perkembangan perusahaan surat

kabar di Indonesia tetap meningkat, ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan

yang berlomba-lomba untuk melakukan promosi, differensiasi, dan berbagai

perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat konsumen

dan meningkatkan penjualannya. Bahkan beberapa tahun belakangan ini, banyak

merek-merek baru mulai bermunculan untuk meramaikan persaingan usaha di

bidang media massa.

Di Indonesia terdapat berbagai macam merek surat kabar yang tersebar di

berbagai penjuru kota. PT. Suara Merdeka Press merupakan salah satu dari

beberapa perusahaan yang bergerak di bidang media massa. Produk yang

dihasilkan dari perusahaan yang telah eksis dari tahun 1950 ini berbagai macam,

salah satunya adalah surat kabar Harian Suara Merdeka. Pergerakan dan pasar dari

Suara Merdeka meliputi wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya. Harian lokal

terbatas pada wilayah daerahnya, namun biasanya mempunyai kesadaran

branding yang cukup kuat di pikiran masyarakat.

Sejauh ini Suara Merdeka masih menempati posisi sebagai pemimpin

pasar (market leader) di bidang surat kabar di Semarang dengan pangsa pasar

terbesar di Jawa Tengah. Hal itu dibuktikan keberadaan Suara Merdeka yang tetap

eksis di Semarang bila dibandingkan dengan pesaing-pesaing lainnya. Merupakan

perjuangan yang cukup panjang yang telah dihadapi oleh perusahaan untuk dapat

tetap mempertahankan posisi perusahaan dengan strategi terbaik untuk tetap eksis

sebagai korannya Jawa Tengah. Terbukti dengan pengalaman selama lebih dari

Page 4: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

4

setengah abad, Suara Merdeka tetap dapat menghadapi perubahan-perubahan yang

terjadi meskipun harus selalu meningkatkan kewaspadaan dan menjaga mental

juara untuk dapat selalu meningkatkan penjualannya. (sumber: Suara Merdeka).

Namun walaupun jumlah penjualan Suara Merdeka menempati angka

penjualan tertinggi di Semarang, namun belakangan tahun terakhir terlihat adanya

penurunan penjualan. Hal itu pada dasarnya tidak sesuai dengan target

perusahaan, dimana target penjualan surat kabar harian Suara Merdeka adalah

mengalami peningkatan sebesar 5% untuk setiap tahunnya.

Dengan adanya kondisi penjualan yang tidak stabil tersebut, agar media

masa tersebut tidak ditinggalkan oleh pembacanya, surat kabar harian Suara

Merdeka harus selalu mengembangkan strategi keunggulan bersaingnya, salah

satunya dengan menciptakan nilai ekuitas yang tinggi dalam benak masyarakat.

Selain itu juga harus menciptakan differensiasi. Salah satu differensiasi adalah

merek. Maka sebuah perusahaan harus memiliki ekuitas merek yang kuat, yang

dapat dibangun melalui adanya empat elemen-elemen yang kuat di dalamnya,

yang terdiri dari kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas

merek.

Disini merek yang eksis memiliki kekuatan untuk dapat mempengaruhi

konsumen dalam mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk tersebut. Jadi ,

ekuitas merek (brand equity) harus senantiasa dijaga keberadaannya agar produk

tetap memiliki tempat di benak pelanggan yang akan tersalurkan dengan adanya

keputusan pembelian.

Page 5: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

5

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian diartikan sebagai proses pengintegrasian yang

mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku

alternatif, dan memilih salah satu di antaranya. Hasil dari proses pengintegrasian

ini adalah suatu pilihan (choice), yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan

berperilaku untuk mengambil suatu keputusan pembelian. (Setiadi, 2003)

Dalam proses pembelian, kegiatan pembeli baik yang bersifat mental

maupun fisik, dapat dibagi dalam beberapa tahap. Dapat diketahui bahwa ada lima

tahap yang terdapat dalam proses pembelian, seperti pada gambar berikut :

Tahapan dalam Proses Pembelian

Sumber : Assauri, “Manajemen Pemasaran – Dasar, Konsep, dan Strategi”, 1987.

Menurut Sutisna (2001), pengambilan keputusan konsumen untuk

melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas

pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Selanjutnya jika sudah disadari adanya

kebutuhan dan keinginan, maka konsumen akan mencari informasi mengenai

keberadaan produk yang diinginkannya. Proses pencarian informasi ini akan

dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan

produk yang diinginkan. Dari berbagai informasi inilah konsumen akan

melakukan seleksi atas alternatif-alternatif yang tersedia. Proses seleksi inilah

yang disebut sebagai tahap evaluasi informasi. Dengan menggunakan berbagai

kriteria yang ada dalam benak konsumen, salah satu merek produk dipilih untuk

dibeli.

Dengan dibelinya merek produk tertentu, proses evaluasi belum berakhir

karena konsumen akan melakukan evaluasi pasca pembelian (post purchase

evaluation). Proses evaluasi ini akan menentukan apakah konsumen merasa puas

Timbulnya Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Perilaku

Keputusan untuk

Membeli

Perasaan/ Perilaku Setelah

Pembelian Dilakukan

Page 6: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

6

atau tidak atas keputusan pembeliannya. Seandainya konsumen merasa puas,

maka kemungkinan untuk melakukan pembelian kembali pada masa depan akan

terjadi, sementara itu jika konsumen tidak puas atas kebutuhan pembeliannya, dia

akan mencari kembali berbagai informasi produk yang dibutuhkannya. Proses itu

akan terus berulang sampai konsumen merasa terpuaskan atas keputusan

pembelian produknya. (Sutisna 2001, h.16)

Merek

Dalam perkembangannya, merek memiliki banyak definisi. Keagan

mendefinisikan merek sebagai kumpulan citra dan pengalaman kompleks dalam

benak pelanggan yang mengkomunikasikan harapan mengenai manfaat yang akan

diperoleh dari suatu produk yang diproduksi oleh perusahaan tertentu (dikutip dari

Sadat 2008, h.18). Kotler (2005) juga mendefinisikan merek sebagai nama, istilah,

tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari kesemuanya, yang dimaksudkan

untuk mengidentifikasi barang atau jasa seorang atau sekelompok penjual dan

untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing.

Adapun dua fungsi merek yang dikemukakan oleh Ambadar, et al. (2007)

yaitu pertama, merek memberikan identifikasi terhadap suatu produk sehingga

konsumen mengenali merek dagang yang berbeda dengan produk lain. Kedua,

merek membantu untuk menarik calon pembeli. Kebanyakan pengusaha selalu

berusaha agar produknya dapat terus bertahan pada tahap kejayaan di pasar.

Sadat (2008, h.21) mengemukakan bahwa merek-merek yang kuat akan

memberikan jaminan kualitas dan nilai yang tinggi kepada pelanggan, yang

akhirnya juga berdampak luas terhadap perusahaan.

Ekuitas Merek ( Brand Equity )

Ada banyak pendapat mengenai ekuitas merek. Menurut Hana dan

Wozniak (dikutip dari Simamora, 2002) mengemukakan bahwa ekuitas merek

adalah nilai tambah yang diberikan merek kepada produk. Sepanjang nilai tambah

ada, maka merek memiliki ekuitas. Menurut Aaker (dalam Humdiana, 2005),

ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan

Page 7: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

7

suatu merek, nama, dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang

diberikan oleh sebuah produk atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan

perusahaan.

Menurut Peter dan Olson (dikutip dari Simamora, 2002) mengemukakan

bahwa ekuitas merek memberikan nilai kepada perusahaan dan konsumen. Dari

perspektif perusahaan, ekuitas merek memberikan keuntungan, aliran kas dan

pangsa pasar yang lebih tinggi. Sedangkan dari perspektif konsumen, ekuitas

merek terkait dengan sikap merek yang positif dan kuat yang didasarkan pada arti,

keyakinan positif dan jelas tentang merek dalam memori. Bagi Peter dan Olson,

sebuah merek yang memiliki ekuitas berarti disikapi secara positif oleh konsumen.

Menurut Aaker (dalam Sadat, 2008), konsep dasar ekuitas merek dibentuk

dari empat dimensi, yaitu: kesadaran merek (brand awareness), persepsi kualitas

(perceived quality), asosiasi merek (brand association), dan loyalitas merek

(brand loyalty), seperti terlihat pada tampilan gambar berikut ini :

Gambar 2.2

Dimensi Ekuitas Merek

Sumber : Aaker, dikutip dari Andi M. Sadat, “Brand Belief”, 2008

Dari dimensi-dimensi ekuitas merek tersebut pada umumnya dapat

menambah atau bahkan mengurangi nilai bagi para pelanggan atau perusahaan.

Oleh karenanya pengelolaan ekuitas merek dapat berpengaruh pada penciptaan

nilai kepada pelanggan dan perusahaan dalam menghasilkan firm equity, dan

bahkan dapat ditingkatkan oleh perusahaan. ( dikutip dalam Muafi dan Effendi,

2001)

Ekuitas Merek

(Brand Equity)

Kesadaran Merek

(Brand Awareness)

Persepsi Kualitas

(Perceived Quality)

Asosiasi Merek

(Brand Associations)

Loyalitas Merek

(Brand Loyality)

Page 8: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

8

Menurut Fansury (2008), dimensi-dimensi dalam ekuitas merek

memberikan landasan bagi terbentuknya keunggulan bersaing yang

berkesinambungan. Mengelola ekuitas merek yang tepat dapat memberikan

rintangan bagi pesaing untuk menyerang sehingga memungkinkan keunggulan

bersaing dapat bertahan untuk waktu yang lebih lama. Tantangan yang ada adalah

mengidentifikasi dimensi-dimensi ekuitas merek sebagai kunci yang dapat

menjadi tumpuan keunggulan bersaing sebuah perusahaan.

Kesadaran Merek ( Brand Awareness )

Konsumen cenderung membeli merek yang sudah dikenal karena mereka

merasa aman dengan sesuatu yang dikenal. Dengan kata lain, sebuah merek yang

dikenal mempunyai kemungkinan bisa diandalkan, kemantapan dalam bisnis, dan

kualitas yang bisa dipertanggungjawabkan. Menurut Aaker , kesadaran merek

adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat

kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.

(dikutip dari Humdiana, 2005)

Sebagaimana yang dikemukan oleh Simamora (2001), kesadaran merek

memberikan nilai melalui empat cara dari tingkatan dari yang paling rendah

hingga yang paling tinggi, yaitu sebagai berikut:

Piramida Kesadaran Merek

Sumber : Aaker, dikutip dari Bilson Simamora, “Remarketing for Business Recorvery”, 2001.

Puncak Pikiran

Pengingatan kembali Merek

Pengenalan Merek

Tidak menyadari Merek

(Top of Mind)

(Brand Recall)

(Brand Recognition)

(Unaware Recognition)

Page 9: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

9

Gambar tersebut menunjukkan adanya empat tingkatan kesadaran merek

yang berbeda, yaitu ( Humdiana, 2005) :

1. Unaware of Brand (tidak menyadari merek)

Kategori ini termasuk merek yang tetap tidak dikenal walaupun sudah

dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall).

2. Brand Recognition (pengenalan merek)

Kategori ini meliputi merek produk yang dikenal konsumen setelah

dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall).

3. Brand Recall (pengingatan kembali merek)

Kategori ini meliputi merek dalam kategori suatu produk yang disebutkan

atau diingat konsumen tanpa harus dilakukan pengingatan kembali, diistilahkan

dengan pengingatan kembali tanpa bantuan (unaided recall).

4. Top of Mind (puncak pikiran)

Kategori ini meliputi merek produk yang pertama kali muncul di benak

konsumen pada umumnya.

Dengan demikian, seorang pelanggan yang memiliki kesadaran terhadap

sebuah merek akan secara otomatis mampu menguraikan elemen-elemen merek

tanpa harus dibantu. Kesadaran merek yang tertinggi ditandai dengan

ditempatkannya merek pada level tertinggi dalam pikiran pelanggan. (Sadat,

2008)

Pada umumnya, jika sebuah merek berada dalam ingatan konsumen, maka

merek tersebut akan dipertimbangkan untuk dipilih dalam keputusan

pembeliannya. Saat pengambilan keputusan pembelian dilakukan, kesadaran

merek memegang peranan penting. Merek menjadi bagian dari consideration set

sehingga memungkinkan preferensi pelanggan untuk memilih merek tersebut.

Pelanggan cenderung membeli merek yang sudah dikenal karena mereka merasa

aman dengan sesuatu yang dikenal dan beranggapan merek yang sudah dikenal

bisa diandalkan dan kualitasnya bisa dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpukan hipotesis sebagai berikut :

Page 10: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

10

H1: Kesadaran merek (X1) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y).

Persepsi kualitas ( Perceived Quality )

Menurut Zeithaml (dikutip dari Muafi dan Effendi, 2001) persepsi kualitas

diartikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau

keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang

diharapkan. Sebagaimana yang diungkapkan Aaker (dalam Astuti dan Cahyadi,

2007), kesan kualitas merupakan persepsi pelanggan atas atribut yang dianggap

penting baginya. Kesan kualitas yang positif dapat dibangun melalui upaya

mengidentifikasi dimensi kualitas yang dianggap penting oleh pelanggan, dan

membangun persepsi kualitas pada dimensi penting pada merek tersebut.

Dari penjelasan tersebut, dapat dijelaskan bahwa jika sebuah produk

memiliki perceived quality tinggi, banyak manfaat atau nilai yang bisa diperoleh,

yaitu : (dikutip dari Simamora, 2001)

a. Alasan membeli. Perceived quality merupakan alasan mengapa sebuah

merek dipertimbangkan dan dibeli.

b. Differensiasi dan pemosisian produk. Jika kita ingin memilih aspek

tertentu sebagai keunikan dan kelebihan produk. Tentu yang dipilih adalah

aspek yang memiliki perceived quality yang tinggi.

c. Harga optimum. Sebuah merek yang memiliki perceived quality tinggi

memiliki alasan untuk menetapkan harga tinggi bagi produknya.

d. Minat saluran distribusi. Perceived quality juga mempunyai arti penting

bagi para pengecer, distributor, dan berbagai pos saluran lainnya. Mereka

lebih mudah menerima produk yang dianggap berkualitas tinggi oleh

konsumen.

e. Perluasan merek (brand extention). Sebuah merek dengan perceived

quality dapat digunakan untuk berbagai perluasan merek, yaitu dengan

menggunakan merek tersebut untuk masuk dalam kategori produk baru.

Persepsi kualitas yang terbangun dengan baik di benak pelanggan akan

membantu efektivitas program pemasaran dan harus dipahami bahwa informasi

Page 11: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

11

yang begitu banyak membuat pembeli enggan untuk merespon lebih jauh,

sehingga persepsi kualitas yang tinggi akan berperan menuntun pelanggan dalam

proses keputusan pembeliannya. Sebagaimana yang diungkapkan Simamora

(2001), persepsi kualitas merupakan faktor yang menjadi alasan mengapa sebuah

merek dipertimbangkan dan dibeli. Hal ini sangat mempengaruhi merek apa yang

akan dipilih oleh pelanggan untuk selanjutnya dapat mengambil keputusan untuk

melakukan pembelian terhadap suatu merek tersebut.

Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Persepsi kualitas (X2) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y).

Asosiasi merek ( Brand Association )

Dalam Humdiana (2005), nilai yang mendasari merek seringkali

didasarkan pada asosiasi-asosiasi spesifik yang berkaitan dengannya. Suatu merek

bukan hanya sekedar nama atau pembeda antara suatu produk dengan produk

yang lain tetapi lebih dari itu merek mampu memberikan asosiasi tertentu dalam

benak konsumennya. Menurut Aaker (dikutip dari Humdiana, 2005) : “Suatu

asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah

merek.”

Asosiasi tidak hanya eksis namun juga mempunyai suatu tingkatan

kekuatan. Kaitan pada merek akan lebih kuat jika dilandasi pada pengalaman

untuk mengkomunikasikannya dan apabila kaitan itu didukung dengan suatu

jaringan dari ikatan-ikatan lain. Suatu merek yang telah mapan akan mempunyai

posisi yang menonjol dalam suatu kompetisi karena didukung oleh berbagai

asosiasi yang kuat. (Humdiana, 2005)

Humdiana (2005) mengemukakan bahwa asosiasi merek yang dapat

menciptakan nilai bagi perusahaan dan para pelanggannya dapat digunakan untuk:

1. Memproses/ menyusun informasi

2. Membedakan/memposisikan merek

3. Membangkitkan alasan untuk membeli

4. Menciptakan sikap/ perasaan positif

5. Memberikan landasan bagi perluasan

Page 12: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

12

Menurut Sadat (2008), asosiasi positif yang melekat pada merek dapat

memudahkan pelanggan memproses dan mengingat kembali berbagai informasi

mengenai merek yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan

pembelian. Tingginya kesadaran merek dapat menjadi tanda terhadap tingginya

kualitas, komitmen, dan mendorong konsumen untuk memikirkan merek tertentu

dalam proses pembeliannya.

Dalam Humdiana (2005), pada dasarnya asosiasi merek membutuhkan

berbagai atribut produk atau manfaat pelanggan (customer benefits) yang bisa

menyodorkan suatu alasan spesifik untuk membeli dan menggunakan merek

tersebut. Asosiasi-asosiasi ini merupakan landasan dari keputusan pembelian

terhadap loyalitas merek. Beberapa asosiasi juga dapat mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen melalui penciptaan kredibilitas merek yang baik di benak

pelanggan. Merek dengan kredibilitas yang baik menciptakan kepercayaan yang

besar atas merek tersebut. Kesan-kesan yang terkait merek akan meningkat

dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu

merek atau dengan semakin seringnya penampakan tersebut dalam strategi

komunikasinya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpukan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Asosiasi merek (X3) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y).

Loyalitas Merek ( Brand Loyalty )

Menurut Assael (1995), loyalitas merek didasarkan atas perilaku konsisten

pelanggan untuk membeli sebuah merek sebagai bentuk proses pembelajaran

pelanggan atas kemampuan merek dalam memenuhi kebutuhannya. Sedangkan

menurut Aaker (dikutip dari Humdiana, 2005), “loyalitas merek merupakan satu

ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek”. Hal tersebut

mencerminkan bagaimana seorang pelanggan mungkin akan beralih ke merek

lain, terutama jika merek tersebut membuat suatu perubahan, baik dalam harga

atau dalam unsur-unsur produk.

Aaker menyatakan bahwa terdapat beberapa tingkatan loyalitas pelanggan

berturut-turut dimulai dari tingkatan yang paling rendah sampai yang paling

Page 13: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

13

tinggi, sebagaimana dikutip dari Humdiana (2005) yang akan dijabarkan dengan

piramida loyalitas sebagai berikut :

Piramida Loyalitas

1. Switcher/Price buyer merupakan tingkatan loyalitas yang paling dasar.

Pembeli tidak loyal sama sekali terhadap suatu merek. Dalam hal ini

merek memainkan peran yang kecil dalam keputusan pembelian. Apapun

yang diobral atau menawarkan kenyamanan akan lebih disukai.

2. Habitual buyer adalah pembeli yang puas dengan produk, atau setidaknya

tidak mengalami ketidakpuasan, dan membeli merek produk tertentu

karena kebiasaan.

3. Satisfied buyer adalah orang-orang yang puas, namun mereka memikul

biaya peralihan (switching cost), yaitu biaya dalam waktu, uang, atau

risiko kinerja sehubungan dengan tindakan beralih merek.

4. Liking the brand adalah pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek

tersebut. Preferensi mereka mungkin dilandasi pada suatu asosiasi, seperti

simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakan produk, atau

perceived quality yang tinggi.

5. Committed buyer adalah pelanggan yang setia. Mereka mempunyai suatu

kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna dari suatu merek.

Rasa percaya mereka mendorong mereka merekomendasikan merek

tersebut kepada orang lain.

Sumber : Aaker, dikutip dari Humdiana (2005).

Committed Buyer

Liking the Brand

Satisfied Buyer with Switching Cost

Habitual Buyer

Switcher

Page 14: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

14

Loyalitas merek membuat konsumen membeli suatu merek secara teratur

dan tidak mau beralih ke merek lainnya. Pada tingkatan ini, pelanggan cukup

membutuhkan informasi yang relatif sedikit, karena sudah menjadi kebiasaannya

untuk membeli produk dengan merek tersebut. Pelanggan yang loyal pada

umumnya akan melanjutkan pembelian merek tersebut walaupun dihadapkan pada

banyak alternatif pilihan pada merek lain.

Menurut Astuti dan Cahyadi (2007), pelanggan yang membuat keputusan

pembelian dengan yakin dan confidence, berarti pelanggan tidak ragu akan apa

yang diputuskan dan dibeli. Dengan demikian keyakinan tersebut sangat berperan

dalam membangun loyalitasnya lebih lanjut, terutama kemauan pelanggan untuk

merekomendasi calon pelanggan lain dan memberikan informasi dari mulut ke

mulut (Word-of-Mouth) yang bernada positif atas merek tersebut, yang

selanjutnya akan berdampak pada keputusan pembeliannya terhadap suatu merek.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpukan hipotesis sebagai berikut :

H4 : Loyalitas merek (X4) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y).

Kerangka Pemikiran Teoritis

Kesadaran Merek (X )

Persepsi Kualitas

(X )

Asosiasi Merek (X3)

Loyalitas Merek (X4)

Keputusan Pembelian (Y)

H1

H2

H3

H4

Page 15: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

15

METODELOGI PENELITIAN

Variabel Bebas : Elemen-Elemen Ekuitas Merek

1. Kesadaran Merek, dengan indikator pengukuran sebagai berikut :

a. Kemampuan mengenali merek.

b. Kemampuan mengingat posisi merek dalam level top of mind.

c. Kemampuan memahami ciri khas merek.

d. Kemampuan pengenalan slogan atau iklan merek.

2. Persepsi Kualitas, dengan indikator pengukuran sebagai berikut :

a. Persepsi pelanggan terhadap kelengkapan informasi produk.

b. Persepsi pelanggan terhadap kualitas produk dibandingkan merek lain.

c. Persepsi pelanggan terhadap popularitas merek.

d. Persepsi pelanggan terhadap kemudahan pencarian informasi melalui

produk.

3. Asosiasi Merek, dengan indikator pengukuran sebagai berikut :

a. Produk merupakan pemimpin merek.

b. Produk memberikan informasi yang akurat dan terpercaya.

c. Produk memiliki keunggulan diferensiasi merek yang tidak ditemukan

dalam merek lain.

3. Loyalitas Merek, dengan indikator pengukuran sebagai berikut :

a. Komitmen pelanggan terhadap merek.

b. Kemungkinan pelanggan merekomendasikan merek kepada orang lain.

c. Harga optimum yang ditawarkan produk.

Variabel Terikat : Keputusan pembelian

Tingkat keputusan pembelian dalam menentukan pembelian terhadap surat

kabar harian Suara Merdeka dapat diukur oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a. Kemantapan melakukan pembelian terhadap produk.

b. Keyakinan memutuskan pembelian dilihat dari kesesuaian manfaat dan

harga.

c. Kecepatan memutuskan pemilihan merek.

Page 16: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

16

Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, populasi penelitian mengacu pada masyarakat di

Semarang yang melakukan keputusan pembeliannya terhadap surat kabar harian

Suara Merdeka. Karena populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh orang yang

pernah membeli surat kabar harian Suara Merdeka di Semarang dengan jumlah

yang sangat banyak (tersebar dan sulit diketahui secara pasti), maka dilakukan

pengambilan sampel untuk penelitian ini.

Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah dengan non

probability sampling yaitu teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dijadikan sampel. Sedangkan

penentuan pengambilan jumlah responden (sampel) dilakukan melalui metode

accidental sampling. Accidental sampling merupakan teknik penelitian sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu memilih responden dengan cara mendatangi

responden kemudian memilih calon responden yang ditemui secara kebetulan,

namun calon responden harus memiliki karakteristik tertentu, yaitu responden

yang dipilih pernah melakukan keputusan pembelian secara berulang terhadap

surat kabar harian Suara Merdeka. Jumlah sampel yang diambil untuk penelitian

ini adalah sejumlah 120 responden.

Metode Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner pada penelitian ini merupakan metode pengumpulan data

dengan cara memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden

di Semarang yang pernah melakukan pembelian secara berulang terhadap surat

kabar harian Suara Merdeka, dengan harapan mereka akan memberikan respon

atas daftar pertanyaan tersebut.

2. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini merupakan metode pengumpulan data dengan

cara bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan pihak yang dapat

membantu memberikan data-data yang bersangkutan dengan materi penelitian.

Page 17: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

17

Metode Analisis

Agar data yang telah dikumpulkan dapat dimanfaatkan dengan baik, maka

data tersebut harus diolah dan dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan

dasar dalam pengambilan keputusan. Adapun teknik analisis yang digunakan

dalam penelitian ini, yaitu :

Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif adalah bentuk analisa yang berdasarkan dari data

yang dinyatakan dalam bentuk uraian. Data kualitatif ini merupakan data yang

hanya dapat diukur secara langsung. Dalam penelitian ini analisis kualitatif

tersebut adalah hasil pertanyaan responden dari sangat tidak setuju sampai sangat

setuju, kemudian jawaban dengan skor terbanyak yang selanjutnya akan

disimpulkan.

Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif adalah bentuk analisa yang menggunakan angka-

angka dan perhitungan dengan metode statistik, maka data tersebut harus

diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu

untuk mempermudah dalam menganalisis dengan menggunakan program SPSS

for Windows. (Srivastava, et al., 1989)

Sedangkan alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Reliabilitas dan Uji Validitas

Menurut Ghozali (2006), uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur

kehandalan suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau

konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap suatu pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu

variabel dikatakan reliabel apabila memberikan nilai Cronbach Alpha > 60%. Jika

nilai Alpha < 60%, hal ini mengindikasikan ada beberapa responden yang

menjawab dengan tidak konsisten.

Ghozali (2006) juga melihat uji validitas sebagai alat yang digunakan

untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner

Page 18: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

18

dikatakan sah atau valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

kriteria putusan : rxy hitung > r tabel, maka valid/shahih

rxy hitung < r tabel, maka tidak valid/shahih

Dalam melakukan uji validitas, digunakan alat ukur berupa program komputer

yaitu SPSS for Windows 16, dan jika suatu alat ukur mempunyai korelasi yang

signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka dikatakan skor tersebut

adalah valid.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Dasar analisisnya adalah :

1. Jika nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam

model regresi.

2. Jika nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10, maka dapat

disimpulkan bahwa ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model

regresi.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau

yang tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Adapun dasar analisisnya sebagai berikut :

Page 19: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

19

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Distribusi normal

akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan

dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka

garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

3. Analisis Regresi Berganda

Dalam penelitian ini, regresi linear berganda digunakan untuk menghitung

seberapa besar pengaruh X terhadap Y, untuk mengetahui pengaruh variabel

independen dan variabel dependen. Adapun bentuk persamaan regresi linear

berganda ini adalah sebagai berikut :

Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan :

Y = Keputusan pembelian

b1, b2,b3,b4 = Koefisien Regresi

X1 = Kesadaran merek

X2 = Persepsi kualitas

X3 = Asosiasi merek

X4 = Loyalitas merek

e = standard error

Page 20: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

20

4. Uji Goodness of Fit

a. Pengujian Signifikasi (Uji F dan Uji t)

Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel-variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama). Kriteria

yang digunakan adalah :

Jika probabilitas > 0,05 dan jika F hitung < F tabel maka H0 diterima.

Jika probabilitas < 0,05 dan jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak.

Sedangkan uji statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. (Ghozali, 2006)

b. Koefisien Determinasi (R²)

Ghozali (2009) mengemukakan bahwa uji kebaikan model koefisien

determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara

nol dan satu.

Page 21: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

21

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Reliabilitas

Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Alpha Keterangan

Kesadaran merek 0,621 Reliabel

Persepsi kualitas 0,609 Reliabel

Asosiasi merek 0,632 Reliabel

Loyalitas merek 0,631 Reliabel

Keputusan pembelian 0,635 Reliabel

Menurut kriteria Nunnally dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel

yang digunakan dalam penelitian ini dikatakan reliabel karena nilai Apha yang

lebih besar dari 0,6 atau > 60%. Hal ini berarti kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan kuesioner yang reliabel atau handal.

Uji Validitas

Hasil Pengujian Validitas

No Indikator Korelasi Sig Keterangan 1.

Kesadaran merek - Indikator 1 - Indikator 2 - Indikator 3 - Indikator 4

0,646 0,707 0,752 0,652

0,000 0,000 0,000 0,000

Valid Valid Valid Valid

2. Persepsi kualitas - Indikator 1 - Indikator 2 - Indikator 3 - Indikator 4

0,700 0,574 0,767 0,663

0,000 0,000 0,000 0,000

Valid Valid Valid Valid

3. Asosiasi merek - Indikator 1 - Indikator 2 - Indikator 3

0,861 0,751 0,663

0,000 0,000 0,000

Valid Valid Valid

4. Loyalitas merek - Indikator 1 - Indikator 2 - Indikator 3

0,723 0,795 0,757

0,000 0,000 0,000

Valid Valid Valid

Page 22: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

22

5. Keputusan pembelian - Indikator 1 - Indikator 2 - Indikator 3

0,831 0,756 0,692

0,000 0,000 0,000

Valid Valid Valid

Hasil tersebut menunjukkan semua indikator yang digunakan dalam

variabel penelitian ini valid, karena seluruh indikator tersebut mempunyai nilai

korelasi item total dengan signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Uji Multikolinieritas

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel independen Tolerance VIF

Kesadaran merek 0,651 1,536

Persepsi kualitas 0,510 1,961

Asosiasi merek 0,671 1,489

Loyalitas merek 0,668 1,497

Tabel tersebut menunjukan hasil bahwa tidak ada variabel independen

yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan tidak ada satupun variabel

yang memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang menunjukkan angka

lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar

variabel dalam model regresi.

Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Heterokedastisitas

Page 23: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

23

Berdasarkan gambar scatterplot di atas dapat terlihat bahwa titik-titik

menyebar secara acak, baik di atas maupun di bawah nol pada sumbu Y dan tidak

membentuk suatu pola khusus tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa data penelitian homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas

Uji Normalitas

Uji Normalitas dengan Grafik Normal Plot

Dengan melihat tampilan pada grafik normal plot terlihat titik-titik

menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena

itu, model regresi dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas.

Analisis Regresi Berganda

Ringkasan Perhitungan Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.279 1.049 1.219 .226

Kesadaran Merek .244 .058 .359 4.210 .000 .651 1.536

Persepsi Kualitas .086 .073 .113 1.177 .242 .510 1.961

Asosiasi Merek .187 .078 .202 2.403 .018 .671 1.489

Loyalitas Merek .266 .081 .277 3.289 .001 .668 1.497

a. Dependent Variabel: Keputusan Pembelian

Page 24: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

24

Berdasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan, maka persamaan

regresi yang terbentuk menggunakan standardize adalah sebagai berikut:

Y = 0,359 X1 + 0,113 X2 + 0,202 X3 + 0,277 X4

Hasil persamaan regresi berganda tersebut memberikan pengertian bahwa:

a. Variabel independen kesadaran merek (X1) berpengaruh positif dengan nilai

0,359 terhadap variabel dependen keputusan pembelian (Y).

b. Variabel independen persepsi kualitas (X2) berpengaruh positif dengan nilai

0,113 terhadap variabel dependen keputusan pembelian (Y).

c. Variabel independen asosiasi merek (X3) berpengaruh positif dengan nilai

0,202 terhadap variabel dependen keputusan pembelian (Y).

d. Variabel independen loyalitas merek (X4) berpengaruh positif dengan nilai

0,277 terhadap variabel dependen keputusan pembelian (Y).

Uji Goodness of Fit

Uji F

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 68.600 4 17.150 29.016 .000a

Residual 56.150 95 .591

Total 124.750 99

a. Predictors: (Constant), Loyalitas Merek, Kesadaran Merek, Asosiasi Merek,

Persepsi Kualitas

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil uji ANOVA atau F test didapatkan Fhitung sebesar 29,016

dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena F hitung > F tabel (29,016 lebih besar

dari 2,46) dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 maka model regresi dapat

digunakan untuk memprediksi keputusan pembelian (Y) atau dikatakan bahwa

variabel X1, X2, X3, dan X4 secara bersama-sama berpengaruh secara nyata

terhadap variabel Y.

Page 25: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

25

Uji T

Variabel Bebas t hitung Signifikansi

Kesadaran merek 4,210 0,000

Persepsi kualitas 1,177 0,242

Asosiasi merek 2,403 0,018

Loyalitas merek 3,289 0,001

Hasil analisis uji t adalah sebagai berikut :

1. Nilai thitung pada variabel kesadaran merek (X1) adalah sebesar 4,210

dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena 4,210 > 1,6602 dan 0,000 <

0,05, maka hal ini mengindikasikan bahwa hipotesis 1 (H1) diterima.

2. Nilai thitung pada variabel persepsi kualitas (X2) adalah sebesar 1,177

dengan tingkat signifikansi 0,242. Karena 1,177 < 1,6602 dan 0,242 >

0,05, maka hal ini mengindikasikan bahwa hipotesis 2 (H2) ditolak.

3. Nilai thitung pada variabel asosiasi merek (X3) adalah sebesar 2,403 dengan

tingkat signifikansi 0,018. Karena 2,403 > 1,6602 dan 0,018 < 0,05, maka

hal ini mengindikasikan bahwa hipotesis 3 (H3) diterima.

4. Nilai thitung pada variabel loyalitas merek (X4) adalah sebesar 3,289 dengan

tingkat signifikansi 0,001. Karena 3,289 > 1,6602 dan 0,001 < 0,05, maka

hal ini mengindikasikan bahwa hipotesis 4 (H4) diterima.

Koefisien Determinasi ( R2 )

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .742a .550 .531 .76880

a. Predictors: (Constant), Loyalitas Merek, Kesadaran Merek, Asosiasi

Merek, Persepsi Kualitas

Tampilan output SPSS model summary yang menunjukkan bahwa

koefisien determinasi memiliki adjusted R square sebesar 0,531. Hal ini berarti

53,1% variabel dependen keputusan pembelian (Y) dapat dijelaskan oleh variabel-

variabel independen yaitu variabel kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi

merek, dan loyalitas merek.

Page 26: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

26

PENUTUP

a. Penelitian ini memenuhi syarat reliabilitas, validitas dan normalitas.

b. Dalam penelitian tidak terjadi multikolinearitas dan heteroskedastisitas.

c. Variabel kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan

loyalitas merek layak digunakan sebagai model, karena telah lolos dalam

uji F dengan signifikansi 0,000 dan nilai f hitung > f tabel.

d. Nilai koefisien determinasi (��) pada adjusted �� adalah sebesar 0,531

yang artinya 53,1 % variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh

variabel kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas

merek, dan sisanya 46,9% dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

e. Persamaan regresi yang diperoleh :

Y = 0,359 X1 + 0,113 X2 + 0,202 X3 + 0,277 X4

Y : Keputusan Pembelian.

X1 : Kesadaran Merek

X2 : Persepsi Kualitas

X3 : Asosiasi Merek

X4 : Loyalitas Merek

Setelah dilakukan pengujian keseluruhan hipotesis, maka diperoleh hasil

untuk mendukung hipotesis-hipotesis yang diajukan sebelumnya, yaitu :

1. Terlihat bahwa kesadaran merek memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap

keputusan pembelian surat kabar harian Suara Merdeka. Hasil analisis regresi

berganda menunjukkan besarnya pengaruh kesadaran merek (X1) sebesar 0,359

terhadap keputusan pembelian (Y) dan nilai t hitung sebesar 4,210 dengan tingkat

signifikansi 0,000 . Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis 1 (H1)

diterima dan mengindikasikan bahwa kesadaran merek berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian surat kabar harian Suara Merdeka.

2. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa persepsi kualitas memiliki pengaruh

yang tidak signifikan terhadap keputusan pembelian surat kabar harian Suara

Merdeka. Dari hasil pengolahan data dengan SPSS, hasil analisis regresi

berganda menunjukkan besarnya pengaruh persepsi kualitas (X2) sebesar 0,113

terhadap keputusan pembelian (Y) dan nilai t hitung sebesar 1,177 dengan tingkat

Page 27: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

27

signifikansi 0,242 maka hipotesis 2 (H2) ditolak dan mengindikasikan bahwa

persepsi kualitas berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan

pembelian surat kabar harian Suara Merdeka.

3. Terlihat bahwa asosiasi merek memiliki pengaruh yang kuat terhadap

keputusan pembelian surat kabar harian Suara Merdeka. Hal ini ditunjukkan

pada hasil pengolahan data dengan SPSS, hasil analisis regresi berganda

menunjukkan besarnya pengaruh asosiasi merek (X3) sebesar 0,202 terhadap

keputusan pembelian (Y) dan nilai t hitung sebesar 2,403 dengan tingkat

signifikansi 0,018 maka hipotesis 3 (H3) diterima dan mengindikasikan bahwa

asosiasi merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian surat kabar harian Suara Merdeka.

4. Diketahui bahwa loyalitas merek memiliki pengaruh yang kuat terhadap

keputusan pembelian surat kabar harian Suara Merdeka. Hal ini ditunjukkan

pada hasil pengolahan data dengan SPSS, hasil analisis regresi berganda

menunjukkan besarnya pengaruh loyalitas merek (X4) sebesar 0,277 terhadap

keputusan pembelian (Y) dan nilai t hitung sebesar 3,289 dengan tingkat

signifikansi 0,001 maka hipotesis 4 (H4) diterima dan mengindikasikan bahwa

loyalitas merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian surat kabar harian Suara Merdeka.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa keterbatasan, antara lain :

a. Besarnya nilai koefisien determinasi yang dihasilkan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini besarnya koefisien determinasi hanya 0,531. Hal ini

menunjukkan bahwa dalam penelitian ini hanya menjelaskan 53,1%

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian surat kabar harian

Suara Merdeka. Berarti masih sangat mungkin terdapat variabel lain yang

juga mempengaruhi keputusan pembelian surat kabar harian Suara

Merdeka di Semarang.

b. Terdapat keterbatasan peneliti untuk bisa mendapatkan data-data internal

PT Suara Merdeka Press .

Page 28: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

28

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, 2010, Statistik Sosial Budaya 2009 – Survei Sosial Ekonomi Nasional, Jakarta.

Ambadar, Abidin, dan Yanty Isa, 2007, Mengelola Merek, Jakarta : Yayasan Bina Karsa Mandiri.

Assauri, Sofjan, 1987, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep & Strategi), Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Astuti, SW dan I Gde Cahyadi, 2007,”Pengaruh Elemen Ekuitas Merek Terhadap Rasa Percaya Diri Pelanggan di Surabaya atas Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda”. Majalah Ekonomi, TH XVII, No. 2, h.145-156

Dian, Ayu Permatasari, 2009, “Analisis Pengaruh Kesadaran Merek terhadap merek, preferensi merek, dan ketersediaan merek terhadap pemilihan merek mie instan indomie di Magelang”, Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang

Fansury, Irwansyah, 2008, “ Analisis Pengaruh Kepribadian Merek dan Strategi Corperate Brand Rejunevation terhadap citra merek dan Dampaknya pada Ekuitas Merek”, Tesis Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang

Ferdinand, Agusty, 2006, Metode Penelitian Manajemen (Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi Ilmu Manajemen), Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

---------------. Ghozali, 2009, Ekonometrika (Teori, Konsep & Aplikasi dengan SPSS 17), Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Griffin, Jill, 2002, Customer Loyality (Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan), Jakarta : Erlangga.

Hanggadhika, Hardian, 2010, “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Handphone Merek Nokia di Semarang”, Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang

Hasan,M Iqbal, 2002, Teori Pengambilan Keputusan, Jakarta : Ghalia Indonesia.

Humdiana, 2005, “Analisis Elemen-Elemen Ekuitas Merek Produk Rokok Djarum Black” . Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol. 12, No. 1, h. 42-59

Kasali, R, 1999, “Membangun Pasar Media Masa Depan” Cakram Edisi Khusus Media Cetak, 1999.

Kotler, Philip, 2005, Manajemen Pemasaran, Jilid I, Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia.

---------------, 2005, Manajemen Pemasaran, Jilid II, Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia.

Malhotra, Naresh K, 2004, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia.

Muafi, dan M.I. Effendi, 2001,”Mengelola Ekuitas Merek : Upaya Memenangkan Persaingan di Era Global”. Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol. 2, No. 3, h. 129-139

Page 29: ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY …eprints.undip.ac.id/26930/1/Jurnal_EMA_FITRIA_(C2A607059).pdf · perubahan internal maupun eksternal perusahaan untuk menarik minat

29

Muhammad, Ulinnuha, 2008, “Analisis Pengaruh Brand Equity terhadap keputusan pembelian konsumen (studi kasus pada lensa kontak X2 di Semarang)”, Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang

Refreshing Produk, Refreshing SDM, 2007, Laporan Panduan Program Redaksi 2008, Semarang

Sadat, Andi M, 2008, Brand Belief : Strategi Membangun Merek Berbasis Keyakinan, Jakarta : Salemba Empat.

Setiadi, Nugroho J, 2003, Perilaku Konsumen (Konsep & Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Jakarta : Prenada Media.

Shenoy, Srivastava, dan S.C Sharma, 1989, Teknik Kuantitatif untuk Keputusan Manajemen, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Simamora, Bilson, 2001, Remarketing for Business Recorvery, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

---------------, 2002, Aura Merek : 7 Langkah Membangun Merek yang Kuat, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sutisna, 2001, Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran, Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.

Tjiptono, Fandy, 1997, Strategy Pemasaran, Yogyakarta : Andi.

Umar, Husein, 2003, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Widyaningrum, Citra I, 2010, “Pengaruh Ekuitas Merek terhadap Keputusan Penggunaan Telkom Speedy di Semarang”, Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang

Yusuf, Kurniawan, 2010, “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (studi pada konsumen minuman isotonik fatigon hydro di Purwokerto)”, Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang