173
i ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN MAKROEKONOMI TERHADAP PRICE TO EARNING RATIO DALAM SAHAM-SAHAM BUMN SEKTOR INFRASTRUKTUR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Oleh: Muhammad Gifari Al Qadri NIM: 1113081000032 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41020/1/MUHAMMAD... · ii analisis pengaruh faktor fundamental dan makroekonomi terhadap

Embed Size (px)

Citation preview

i

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN

MAKROEKONOMI TERHADAP PRICE TO EARNING RATIO DALAM

SAHAM-SAHAM BUMN SEKTOR INFRASTRUKTUR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Oleh:

Muhammad Gifari Al Qadri

NIM: 1113081000032

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

ii

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN

MAKROEKONOMI TERHADAP PRICE TO EARNING RATIO DALAM

SAHAM-SAHAM BUMN SEKTOR INFRASTRUKTUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Oleh:

Muhammad Gifari Al Qadri

NIM: 1113081000032

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

iii

iv

v

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi

Nama

Tempat, Tanggal Lahir

Email

Linkedin:

Twitter/IG/Line:

Blog

Alamat:

Domisili

KTP

:

:

:

:

:

:

:

:

Muhammad Gifari Al Qadri

Ciamis, 25 Februari 1995

[email protected]

/muhammad-gifari-al-qadri-96b4aa70/

@gif_alqa

http://gifari25.blogspot.com

Jln. Legoso Gg. Bungur RT/RW 05/08 Kel.

Pisangan, Kec. Ciputat Timur

Tangerang Selatan, Banten

Jln. Jendral Sudirman No. 251 RT/RW 02/13

Kel. Sindangrasa Kec. Ciamis

Ciamis, Jawa Barat

B. Riwayat Pendidikan

2013 – 2017 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Manajemen

2010 – 2013 : MAN Insan Cendekia Gorontalo, Bone Bolango

2007 – 2010 : MTs Al-Islam Cijantung, Ciamis

2001 – 2007 : SDN 2 Sindangrasa, Ciamis

2000 – 2001 : TK Atikan, Ciamis

C. Pengalaman Organisasi

2017 : Koor Media & Opinion – FRESH (Fatahillah Research

for Science and Humanity)

2016 : Sekretaris Umum – UKM LDK (Lembaga Dakwah

Kampus) Syahid UIN Jakarta

2015 : Koor Pokja Litbang – UKM Pramuka UIN Jakarta

2011 – 2012 : Koor Layout – Buletin Ath-thullab MAN IC Gorontalo

2008 – 2009 : Wakil I Ketua OSIS MTs Al – Islam Cijantung Ciamis

vii

ABSTRACT

The aim of this study is to analyze the fundamental and macroeconomic factors

affecting the Price Earning Ratio (PER) companies as the Indonesian State

Owned Enterprises company (BUMN) incorporated in the Infrastructures,

Utilities, and Transportation sector in Indonesia Stock Exchange (BEI) in the

period 2011 – 2013. Fundamental company measured by several indicators such

as the level of earnings / profitability as measured by Earning Per Share (EPS)

and Earning Growth (EG), and the book value of shares measured by the Price to

Book Value (PBV). Macroeconomics factors measured by several variable such

as exchange rate and Gross Domestic Product. This study uses panel data

regression analysis with the help of software EViews 9.

The test results stated that the variable that has positive influence on Price

Earning Ratio (PER) is Price to Book Value ( ) equal to 0,1334. While the

variables that negatively affect the Price Earning Ratio (PER) is Earning Per

Share ( ) equal to -0.000296, Earning Growth ( ) equal to -0.053935 and

Rupiah Exchange Rate ( ) equal to -1.050647. Gross Domestic Product ( )

variable has no effect on Price Earning Ratio (Y). Adjusted R-square value of

0,856394 which shows the ability of the independent variable (X) used in this

study include the Earning Per Share ( ), Earning Growth ( ), Price to Book

Value ( ), exchange rate ( ), and Gross Domestic Product ( ) can explain the

dependent variable (Y) is Price Earning Ratio of 85,6394%, the rest is equal to

14,3606% explained by variables included in the model such as stock market

prices, the level of liquidity, the level of solvability, risk investment, and other

macroeconomic factors such as inflation and changes in interest rates.

Keyword: Price Earning Ratio, Earning Per Share, Earning Growth, Price to

Book Value, exchange rate, Gross Domestic Product, Infrastructure, Indonesian

State Owned Enterprises, Panel data

viii

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor fundamental

dan makroekonomi yang berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER)

perusahaan sebagai dasar penilaian saham pada saham BUMN sector

Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

2011-2016. Fundamental perusahaan diukur melalui beberapa indikator seperti

tingkat rentabilitas/profitabilitas yang diukur melalui Earning Per Share (EPS)

dan Earning Growth (EG), dan nilai buku saham yang diukur melalui Price to

Book Value (PBV). Sedangkan pengaruh faktor makroekonomi diukur dengan

variable kurs rupiah dan Produk Domestik Bruto (PDB). Penelitian ini

menggunakan analisis regresi data panel dengan bantuan software EViews 9.

Hasil pengujian menyatakan bahwa variabel yang berpengaruh positif terhadap

Price Earning Ratio (PER) adalah Price to Book Value ( ) sebesar 0,133351.

Sedangkan variabel yang berpengaruh negatif terhadap Price Earning Ratio

(PER) adalah Earning Per Share ( ) sebesar -0.000296, Earning Growth ( )

sebesar -0.053935 dan Kurs Rupiah ( ) sebesar -1.050647. Variabel Produk

Domestik Bruto ( ) tidak berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (Y). Nilai

adjusted R-square sebesar 0,856394 yang menunjukkan kemampuan variabel

independent (X) yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi dari Earning

Per Share ( ), Earning Growth ( ), Price to Book Value ( ), Kurs Rupiah

( ), dan Produk Domestik Bruto ( ) dapat menjelaskan variabel dependen (Y)

yaitu Price Earning Ratio sebesar 85,6394%, sedangkan sisanya yaitu sebesar

14,3606% dijelaskan oleh variabel yang tidak masuk dalam model seperti harga

pasar saham, tingkat likuiditas, solvabilitas, risiko investasi, dan faktor ekonomi

makro lainnya seperti inflasi dan perubahan suku bunga.

Kata Kunci: Price Earning Ratio, Earning Per Share, Earning Growth, Price to

Book Value, Kurs Rupiah, Produk Domestik Bruto, Infrastruktur, BUMN, Data

panel

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Salawat serta salam senantiasa tercurah kepada penerang bagi

peradaban modern yakni Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang

mengantarkan manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang berperadaban modern

ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat guna

mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat diselesaikan

tanpa dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam

penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Papa Moh. Amrullah dan Mamah Oom

Mukaromah yang senantiasa memberi dukungan dan bimbingan yang

tak terhingga dan tak mudah untuk dibalas.

2. Saudari penulis, Teh Lailani Kasyfi Amania dan Neng Rini Zahraini

Nurazmi yang memberi semangat untuk menuntaskan tugas akhir ini.

3. Dr. M. Arief Mufraini Lc., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Kepala Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Hj. Pudji Astuti, SE., MM selaku Dosen Pembimbing 1 Skripsi

yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini

dari tahap awal hingga selesai.

6. Seluruh bapak/ibu dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

mengajarkan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi

mahasiswa.

x

7. Teman-teman di kelas Manajemen A dan Manajemen Keuangan

angkatan 2013 yang telah memberi pengalaman yang tak ternilai bagi

penulis.

8. Khusus untuk Indi, Maya, Irfan, Tika, Icha, dan Ikhlas yang telah

berbagi ilmu kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Terima

kasih juga disampaikan kepada teman belajar bersama untuk ujian

komprehensif yakni Deni, Shintia, Sandi, dan Farah yang telah

menemani penulis belajar selama dua pekan lebih.

9. Teman-teman seperjuangan di Forkat Al-Anfal LDK Syahid serta

FRESH yang memberi dukungan yang positif dalam penyelesaian

tugas akhir ini.

10. Seluruh karyawan dan staf khususnya yang berada di lingkungan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta di lingkungan UIN Syarif

Hidayatulah Jakarta yang membantu penulis dalam setiap keperluan

administrasi maupun non-administrasi.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah penulis tulis dalam penelitian ini

masih terdapat kekurangan. Kritik dan saran dapat diterima oleh baik oleh penulis.

Akhir kata, semoga skripsi yang telah ditulis oleh penulis dapat

bermanfaat bagi semua pihak khususnya akademisi yang terkait dengan bidang

manajemen keuangan. Semoga Allah Swt. Senantiasa memberi rahmat dan berkah

bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.

Jakarta, 24 Oktober 2017

Penulis

Muhammad Gifari Al Qadri

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ iv

LEMBAR PENYERTAAN KEASLIAN KARYA ILIMIAH ................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... vi

ABSTRACT ................................................................................................ vii

ABSTRAK .................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 10

A. Landasan Teori ................................................................................ 10

1. Analisis Fundamental ................................................................. 10

a. Analisis Ekonomi ................................................................ 10

b. Analisis Industri................................................................... 10

c. Analisis Perusahaan ............................................................. 11

1) Earning per Share (EPS) .............................................. 11

2) Earning Growth (EG) ................................................... 12

3) Price to Book Value (PBV) .......................................... 12

2. Makroekonomi ........................................................................... 13

a. Kurs Rupiah ......................................................................... 14

b. Produk Domestik Bruto ....................................................... 15

3. Price Earning Ratio .................................................................... 15

4. Pasar Modal Efisien .................................................................... 17

5. Pasar Modal ................................................................................ 18

6. Saham ......................................................................................... 19

xii

B. Penelitian Sebelumnya .................................................................... 27

C. Keterkaitan Antar Variabel ............................................................. 35

1. Pengaruh variabel Earning Per Share (EPS) terhadap Price

Earning Ratio (PER) ................................................................ 35

2. Pengaruh variabel Earning Growth (EG) terhadap Price

Earning Ratio (PER) ................................................................ 35

3. Pengaruh variabel Price to Book Value (PBV) terhadap Price

Earning Ratio (PER) ................................................................ 36

4. Pengaruh variabel Kurs Rupiah terhadap Price Earning Ratio

(PER) ........................................................................................ 36

5. Pengaruh variabel Pendapatan Domestik Bruto (PDB)

terhadap Price Earning Ratio (PER) ........................................ 37

D. Kerangka Berfikir............................................................................ 38

E. Hipotesis .......................................................................................... 39

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 43

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 43

B. Metode Penentuan Sampel .............................................................. 44

1. Populasi .................................................................................... 44

2. Sampel ...................................................................................... 44

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 46

D. Metode Analisis Data ...................................................................... 47

1. Metode Analisis Regresi data Panel ......................................... 47

a. Pendekatan-pendekatan model regresi data panel............. 49

b. Pemilihan model regresi data panel .................................. 50

2. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 53

a. Uji Normalitas ................................................................... 53

b. Uji Autokorelasi ............................................................... 55

c. Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 57

d. Uji Multikolinearitas ......................................................... 59

3. Uji Simultan ............................................................................. 60

4. Uji Parsial ................................................................................. 62

5. Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 62

E. Operasional Variabel ....................................................................... 64

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................. 67

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................................... 67

B. Analisis dan Pembahasan ................................................................ 66

1. Deskriptif Sampel ................................................................... 66

2. Deskriptif Variabel .................................................................. 68

a. Price Earning Ratio (PER) .............................................. 68

b. Earning Per Share (EPS) .................................................. 78

c. Earning Growth (EG) ....................................................... 87

d. Price to Book Value (PBV) ............................................... 94

e. Kurs Rupiah ...................................................................... 104

xiii

f. Produk Domestik Bruto .................................................... 106

3. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel ................................ 108

a. Uji Chow / Likehood Test Ratio ....................................... 108

b. Uji Hausman .................................................................... 113

4. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 116

a. Uji Normalitas ................................................................... 116

b. Uji Multikolinieritas .......................................................... 118

c. Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 120

d. Uji Autokorelasi ................................................................ 122

5. Uji Pengaruh Simultan Variabel Independen Terhadap

Variabel Dependen ................................................................... 123

6. Uji Pengaruh Parsial Variabel Independen Terhadap

Variabel Dependen ................................................................... 125

a. Uji parsial variabel Earning Per Share (EPS) terhadap

Price Earning Ratio (PER) ................................................ 126

b. Uji parsial variabel Earning Growth (EG) terhadap

Price Earning Ratio (PER) ............................................... 127

c. Uji parsial variabel Price to Book Value (PBV) terhadap

Price Earning Ratio (PER) ............................................... 128

d. Uji parsial variabel Kurs Rupiah terhadap Price Earning

Ratio (PER) ....................................................................... 129

e. Uji parsial variabel Produk Domestik Bruto (PDB)

terhadap Price Earning Ratio (PER) ................................ 130

7. Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 131

8. Persamaan Regresi Data Panel ................................................. 133

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 137

A. Kesimpulan ..................................................................................... 137

B. Implikasi .......................................................................................... 139

C. Saran ................................................................................................ 140

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 143

LAMPIRAN ................................................................................................ 146

xiv

DAFTAR TABEL

2. 1 Penelitian-penelitian terdahulu.......................................................... 28

3. 1 Variabel, Simbol, dan Satuan Data ................................................... 44

3. 2 Seleksi Pemilihan Sampel ................................................................. 46

3. 3 Daftar Sampel Perusahaan ................................................................ 46

3. 4 Tabel untuk Menentukan Ada Tidaknya Autokorelasi dengan

Statistik Durbin Watson .................................................................... 57

4. 1 Deskripsi Variabel Price Earning Ratio ........................................... 70

4. 2 Deskripsi Variabel Earning Per Share ............................................. 79

4. 3 Deskripsi Variabel Earning Growth ................................................. 88

4. 4 Deskripsi Variabel Price to Book Value ........................................... 96

4. 5 Deskripsi Variabel Kurs Rupiah ....................................................... 105

4. 6 Deskripsi Variabel Produk Domestik Bruto ..................................... 108

4. 7 Hasil Uji Regresi Data Panel Common Effect Model ...................... 111

4. 8 Hasil Uji Regresi Data Panel Fixed Effect Model ............................ 112

4. 9 Hasil Uji Chow / Likelihood Test Ratio ............................................ 113

4. 10 Hasil Uji Regresi Data Panel Random Effect Model ......................... 115

4. 11 Hasil Uji Hausman ............................................................................ 116

4. 12 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................ 120

4. 13 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 121

4. 14 Hasil Uji Autokorelasi ...................................................................... 123

4. 15 Hasil Uji Durbin-Watson .................................................................. 124

4. 16 Hasil Uji Simultan ............................................................................. 125

4. 17 Hasil Uji Parsial ................................................................................ 126

4. 18 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 113

4. 19 Rangkuman Uji Statistik Regresi Data Panel Fixed Effect Model ... 135

xv

DAFTAR GAMBAR

1.1 Penganggaran APBN 2017 ................................................................... 2

2.1 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 38

4.1 Hasil Uji Normalitas sebelum Transformasi Data ................................ 118

4.2 Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi Data .................................. 119

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Penelitian ................................................................................... 147

2. Hasil Uji Regresi Data Panel Common Effect Model ....................... 152

3. Hasil Uji Regresi Data Panel Fixed Effect Model ............................. 153

4. Hasil Uji Chow / Likelihood Test Ratio ............................................. 154

5. Hasil Uji Regresi Data Panel Random Effect Model ......................... 155

6. Hasil Uji Hausman ............................................................................. 156

7. Hasil Uji Normalitas sebelum Transformasi Data ............................. 157

8. Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi Data ............................... 157

9. Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................ 157

10. Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 158

11. Hasil Uji Durbin-Watson ................................................................... 159

12. Rangkuman Uji Statistik Regresi Data Panel Fixed Effect Model .... 159

13. Daftar Sampel Perusahaan ................................................................. 160

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia memiliki potensi yang baik untuk mendorong

perekonomiannya menjadi lebih baik. Dengan pangsa pasar yang besar,

seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menggairahkan perekonomian.

Namun, kenyataannya perekonomian Indonesia tidak banyak berubah dari

tahun ke tahun. Dalam Global Competitiveness Index 2016-2017 yang

diterbitkan oleh World Economic Forum, Indonesia ditempatkan pada

rangking 41 dari 138 negara di dunia dalam segi kompetitif antar negara,

turun 4 peringkat dari periode sebelumnya yakni peringkat 37 dari 140

negara.

Yang lebih mengagetkan lagi, dari 138 negara yang diteliti dalam

Global Competitiveness Index, pilar infrastuktur Indonesia berada pada

peringkat 60. Cukup kontras jika dibandingkan dengan peringkat

pertumbuhan ekonomi ketiga setelah Tiongkok dan India pada 2016,

bahkan jika khusus menilai kualitas infrastuktur negara Indonesia secara

keseluruhan berada dalam peringkat 80.

Padahal, infrastruktur merupakan salah satu bidang vital suatu

negara dalam pemerataan pembangunan. Dengan infrastruktur yang baik,

mobilitas antar daerah bisa lebih lancar sehingga efisiensi dana untuk

pengiriman barang kebutuhan rakyat lebih baik dan harga bisa ditekan dan

2

meredam inflasi. Selain mobilitas barang, infrastruktur yang baik juga

mempermudah masyarakat untuk mendapatkan akses informasi yang lebih

baik atas jaringan komunikasi yang baik.

Dengan pertimbangan tersebut, pemerintah kini tengah mengenjot

peningkatan pembangunan infrasturktur. Hal ini tercermin pada

pengalokasian APBN dari tahun 2011 hingga 2017, anggaran dana

infrastruktur semakin meningkat baik dilihat dari prioritas porsi anggaran

maupun secara nominal dibandingkan dengan sektor lainnya.

Gambar 1.1.

Penganggaran APBN 2011-2017

Sumber: www.kemenkeu.go.id/APBN2017

3

Berbagai kebijakan pemerintah yang terkait dengan perekonomian

akan berpengaruh secara langsung terhadap perilaku pasar dalam pasar

modal. Besarnya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur dalam

beberapa tahun terakhir akan mendorong tingginya aktivitas bisnis

perusahaan-perusahaan yang terlibat langsung dalam sektor infrastuktur.

Hal ini tentu akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya di

perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam sektor infrastruktur.

Perusahaan-perusahaan yang akan mendapat dampak awal atas

peningkatan anggaran infrastruktur dapat dipastikan merupakan

perusahaan-perusahaan BUMN. Karena kebijakan-kebijakan yang

dikeluarkan oleh top manajemen BUMN sudah dalam pengawasan

pemerintah sehingga sejalan dengan rencana strategis pemerintah. Hal ini

mengakibatkan perusahaan-perusahaan BUMN ini berpotensi

mendapatkan dampak positif terhadap laba yang lebih tinggi dibanding

perusahaan lainnya dari efek peningkatan anggaran infrastruktur.

Investasi pasar saham memberikan earning yang lebih tinggi

dibandingkan dengan menyimpan uang di bank misalnya dalam bentuk

deposito yang rata-rata hanya 6% per tahun. (Rahma : 2014). Meski

demikian, investor harus cerdas memiih saham mana yang diperkirakan

akan memberi imbal hasil yang positif maupun yang diperkirakan akan

memberikan hasil negatif. Setiap investor harus mengetahui risiko yang

akan dihadapi dalam berinvestasi di pasar modal.

4

Bodie dalam Investment (2011 : 197) secara umum menjelaskan

bahwa risiko dalam pasar modal terbagi menjadi dua, yakni risiko

sistematik dan risiko nonsistematik. Risiko sistematik ini disebut juga

risiko pasar, yakni risiko yang bersumber dari pasar dan tidak dapat

didiversifikasikan. Biasanya risiko sistematik ini terkait dengan hal-hal

terkait makroekonomi seperti inflasi, kurs valuta asing, kenaikan suku

bunga, dan sebagainya. Sedangkan risiko nonsistematik adalah risiko yang

dapat dieliminasi atau didiversifikasikan. Biasanya risiko nonsistematik ini

terkait dengan hal-hal yang ada terbatas didalam perusahaan.

Nilai saham dipengaruhi oleh banyak faktor. Teori tentang

keterpengaruhan saham oleh faktor lain yang terkenal adalah teori

Hipotesis Pasar Efisien dari Fama (1970). Pada teori ini, kekuatan

informasi dalam memengaruhi nilai saham dibagi ke dalam tiga bentuk,

yakni weak form, semi-strong form, dan strong form. Adapun jenis

informasi yang memengaruhi nilai saham adalah hitoris harga saham,

informasi publik, serta informasi internal perusahaan.

Salah satu analisis penilaian harga saham yang cukup populer

adalah analisis fundamental. Analisis fundamental menilai saham secara

komprehensif. Bodie (2011: 349) menyebutkan bahwa analisis

fundamental menggunakan prospek laba dan dividen perusahaan, ekspetasi

suku bunga di masa depan, dan evaluasi risiko perusahaan untuk

menjelaskan harga saham yang tepat.

5

Secara umum, Husnan (2001: 318) menyampaikan beberapa tahap

yang harus dilalui dalam analisis fundamental, yakni analisis ekonomi,

analisis industri, dan yang terakhir analisis perusahaan. Setelah melalui

tiga analisis tersebut, ukur nilai saham dengan model valuasi dividen atau

dengan model PER. Adapun analisis perusahaan dapat ditinjau dari sisi

profitabilitas maupun nilai buku perusahaannya.

Price Earning Ratio merupakan salah satu pendekatan yang sering

digunakan oleh analis sekuritas untuk menilai valuasi suatu saham dengan

menghitung kelipatan laba. Rasio ini memberikan indikasi bagi

manajemen tentang bagaimana pandangan investor terhadap risiko dan

prospek perusahaan di masa depan (Rahma : 2014).

Earnings Per Share merupakan angka yang menggambarkan

jumlah laba perusahaan yang terdapat di dalam setiap lembar saham yang

beredar di pasar modal. Jones dalam Husnan (2003) menyampaikan,

secara umum terdapat korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba (EPS)

dengan pertumbuhan harga saham.

Pertumbuhan laba atau earning growth (EG) merupakan angka

rasio pertumbuhan antara perubahan labadari satu periode ke periode

yang lain. Earning growth menunjukkan prospek laba perusahaan di

masa depan. Perusahaan-perusahaan yang telah matang seperti dalam

BUMN, diharapkan dapat mendapatkan laba yang positif secara

6

berkelanjutan sehingga memberi imbal hasil yang baik bagi investor atau

pemegang saham.

Price to Book Value (PBV) menunjukkan perkiraan nilai ekuitas

berdasarkan perbandingan nilai buku saham dengan harga pasarnya

(Arisona: 2013). Semakin besar nilai PBV, maka semakin tinggi nilai

perusahaan. Sehingga membuat para investor tertarik untuk menanamkan

dananya ke dalam perusahaan tersebut.

Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat sampai sekarang

masih menjadi acuan utama untuk mengukur kekuatan mata uang milik

Indonesia ini. Mata uang Dollar digunakan untuk transaksi ekspor-impor

antar negara. Banyak perusahaan besar yang berhutang kepada pihak luar

negeri dengan menggunakan mata uang Dollar Amerika Serikat. Semakin

besar hutang yang dimiliki, semakin besar pengaruh pergerakan kurs

valuta asing terhadap perusahaan. Bila kurs valuta asing ternyata tidak

stabil, perusahaan akan sulit memproyeksikan anggaran perusahaan yang

berakibat pada penurunan kinerja dan berimbas kepada penurunan imbal

hasil dari saham yang dimiliki investor.

Produk domestik bruto sebagai suatu alat untuk mengukur keadaan

perekonomian suatu negara tentu cukup memberi pengaruh yang

signifikan terhadap keputusan investor dalam berinvestasi. Adapun PDB

adalah cerminan dari jumlah aktivitas ekonomi dalam memproduksi

produk baik itu barang maupun jasa dalam suatu wilayah negara. Bila

7

PDB mengalami peningkatan, maka hal itu mengindikasikan aktivitas

perekonomian di negara tersebut sedang baik dan layak sebagai tujuan

investor dalam berinvestasi. Hal ini tentu akan memberi efek yang positif

terhadap iklim investasi dalam pasar modal.

Dengan dasar latar belakang diatas, penulis akan melakukan

penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH FAKTOR

FUNDAMENTAL DAN MAKROEKONOMI TERHADAP PRICE

TO EARNING RATIO DALAM SAHAM-SAHAM BUMN SEKTOR

INFRASTRUKTUR.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka

perumusan masalah yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah Earning per Share, Earning Growth, Price to Book Value,

Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto berpengaruh secara

parsial terhadap Price Earning Ratio dalam perusahaan BUMN

sektor infrastruktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

2. Apakah Earning per Share, Earning Growth, Price to Book Value,

Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto berpengaruh secara

simultan terhadap Price Earning Ratio dalam perusahaan BUMN

sektor infrastruktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

3. Berapa besar tingkat pengaruh Earning per Share, Earning

Growth, Price to Book Value, Kurs Rupiah, dan Produk Domestik

8

Bruto terhadap Price Earning Ratio dalam perusahaan BUMN

sektor infrastruktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan sebelumnya,

maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis apakah Earning per Share, Earning Growth,

Price to Book Value, Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto

berpengaruh secara parsial terhadap Price Earning Ratio dalam

perusahaan BUMN sektor infrastruktur di Bursa Efek Indonesia

(BEI).

2. Untuk menganalisis apakah Earning per Share, Earning Growth,

Price to Book Value, Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto

berpengaruh secara simultan terhadap Price Earning Ratio dalam

perusahaan BUMN sektor infrastruktur di Bursa Efek Indonesia

(BEI).

3. Untuk menganalisis seberapa besar tingkat pengaruh Earning per

Share, Earning Growth, Price to Book Value, Kurs Rupiah, dan

Produk Domestik Bruto terhadap Price Earning Ratio dalam

perusahaan BUMN sektor infrastruktur di Bursa Efek Indonesia

(BEI).

9

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan bisa didapat oleh:

1. Emiten

Mendapat gambaran umum terkait pengaruh faktor

fundamental dan makroekonomi terhadap Price Earning Ratio

sehingga bisa mengambil kebijakan-kebijakan di dalam perusahaan

yang dapat memberi imbal hasil yang maksimal kepada seluruh

shareholder terutama para investor.

2. Investor

Mendapat gambaran umum terkait pengaruh faktor

fundamental dan makroekonomi terhadap Price Earning Ratio

sehingga dapat menentukan saham yang dapat memberi imbal hasil

yang baik di masa mendapatang terhadap investor.

3. Akademisi

Menndapat gambaran umum terkait pengaruh faktor

fundamental dan makroekonomi terhadap Price Earning Ratio

sehingga dapat menguji teori-teori dari materi perkuliahan terhadap

studi kasus yang terjadi di perusahaan.

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan salah satu penilaian saham

dengan menggunakan prospek laba dan dividen perusahaan, ekspetasi

suku bunga di masa depan, dan evaluasi risiko perusahaan untuk

menjelaskan harga saham yang tepat. (Bodie, 2010: 349). Martalena

(2011: 47) menuliskan dua tujuan penilaian saham dengan analisis

fundamental, yakni menghitung manfaat yang diharapkan dalam

bentuk dividen maupun laba serta menghitung risiko investasi yang

akan memengaruhi tingkat keuntungan yang layak.

Selain itu, Marthalena (2011:47) juga menguraikan terdapat tiga

tahapan yang dilalui dalam analisis fundamental, yakni analisis

ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan.

a. Analisis ekonomi

Kondisi pasar mencerminkan kondisi ekonomi sehingga

perubahan ekonomi akan terlihat pada kondisi pasar. Akan

tetapi, kondisi pasar merupakan cerminan harapan pemodal

terhadap kondisi ekonomi yang akan datang.

b. Analisis industri

Investor perlu menganalisis kondisi pasar saham dalam

suatu industri. BEI telah mengkasifikasikan saham-saham sesuai

11

dengan golongan industrinya dalam JASICA. Beberapa aspek

kualitatif yang harus diperhatikan dalam analisis industri

diantaranya:

1) Kinerja historis; pertumbuhan laba dan penjualan serta

perubahan harga saham.

2) Persaingan; munculnya pesaing baru, peningkatan

bargaining power konsumen, persaingan antar sesama,

serta produk subtitusi.

3) Kebijakan pemerintah; kebijakan yang memberi efek

langsung terhadap kelompok industri tersebut.

4) Perubahan struktural; menyangkut perubahan terhadap

permintaan kualitas yang lebih baik atau struktur biaya

seperti biaya tenaga kerja.

c. Analisis perusahaan

Husnan (2001: 336) menerangkan bahwa analis perlu

memahami variabel-variabel yang mempengaruhi nilai intrinsik

saham untuk melakukan analisis yang bersifat fundamental.

Unsur-unsur intrinsik yang dapat diambil untuk menilai saham

diantaranya adalah Earning per share, Earning Growth, dan

Price to Book value.

1) Earning per Share (EPS)

Earning per share atau pendapatan per lembar

saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang

12

diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar

saham yang dimiliki (Fahmi, 2013: 288). Sedangkan

Tandelilin (2001) dalam Rahma. Djumahir, dan Djazuli

(2014) menyebutkan bahwa nilai EPS menunjukkan

besarnya laba bersih yang siap dibagikan kepada

pemegang saham.

2) Earning Growth (EG)

Earning Growth adalah tingkat pertumbuhan

pendapatan yang didapat dari saham berdasarkan

pertumbuhan Earning Per Share. Jika saham itu memiliki

EG yang positif, maka perusahaan itu memiliki prospek

yang positif.

Pertumbuhan laba atau earning growth merupakan

angka rasio pertumbuhan antara perubahan dividen

perusahaan dengan pendapatan per lembar saham. Earning

growth menunjukkan prospek earning perusahaan di masa

depan. (Arisona, 2013: 104)

3) Price to Book Value (PBV)

Price to Book Value adalah rasio perbandingan

antara harga saham yang beredar dengan nilai buku dari

perusahaan. Nilai pasar dari ekuitas mencerminkan

harapan investor terhadap laba dan arus kas perusahaan di

13

masa yang akan datang. Sedangkan nilai buku dari ekuitas

merupakan selisih antara nilai buku aset dan nilai buku

kewajiban, dimana hal ini lebih banyak ditentukan oleh

aturan konvensi akuntansi. Perhitungan PBV dapat

memberi sinyal kepada investor apakah harga saham saat

ini apakah undervalued atau overvalued. Jika harga jual

saham di bawah harga buku (PBV < 1), maka harga saham

tersebut tergolong undervalued. Sedangkan jika harga jual

saham di atas harga buku (PBV >1) maka harga saham

tersebut tergolong overvalued. (Murhadi, 2009 : 147).

Terdapat dua metode untuk menaksir nilai intrinsik

saham, yakni dengan menggunakan dividend discount

model dan multiplier laba atau lebih dikenal price to

earning ratio (PER).

2. Makroekonomi

Makroekonomi adalah ilmu yang mencakup ekonomi secara

keseluruhan, termasuk pertumbuhan pendapatan, perubahan harga,

dan tingkat pengangguran. Makroekonomi berusaha menjelaskan

peristiwa-peristiwa ekonomi serta penentuan kebijakan untuk

meningkatkan performa ekonomi secara luas (Mankiw: 2013). Untuk

melihat kondisi makroekonomi suatu negara, ada beberapa hal yang

dapat diperhatikan, diantaranya adalah valuta asing yang berkembang

14

cepat dari waktu ke waktu serta PDB yang menggambarkan secara

keseluruhan produk yang diproduksi oleh industri dalam suatu

wilayah negara.

a. Kurs Rupiah

Mankiw dalam Macroeconomic (2013 : 150) menyebutkan

bahwa nilai tukar terbagi menjadi dua; the nominal exchange

rate atau nilai tukar nominal dan the real exchange rate atau

nilai tukar nyata.

The nominal exchange rate adalah harga relatif dari mata

uang dua negara. Maksudnya adalah nilai perbandingan antara

mata uang lokal dengan mata uang negara lainnya. Misalnya

dengan nilai tukar nominal Rp 13.000/USD, maka Rp 13.000

setara dengan USD 1.

Sedangkan The real exchange rate adalah harga relatif

dari harga barang di dua negara. Maksudnya adalah nilai

perbandingan harga suatu barang di dalam negeri dengan harga

di luar negeri atas barang yang sama. Adapun rumus nilai tukar

nyata bisa ditulis sebagai berikut:

15

b. Produk Domestik Bruto

Produk domestik bruto merupakan salah satu cara untuk

mengukur nilai aktivitas ekonomi suatu negara. Mankiw (2003:

16) menyebutkan bahwa terdapat dua cara untuk mengukur

produk domestik bruto secara statistik. Yang pertama PDB

diukur dari jumlah pendapatan semua orang yang terlibat dalam

ekonomi (negara). Cara lainnya adalah dengan menghitung

pengeluaran terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh

ekonomi (negara).

Dalam Mankiw (2003: 25), cara menghitung PDB adalah

sebagai berikut:

Dimana:

Y : Produk Domestik Produk

C : Jumlah konsumsi oleh rumah tangga

I : Investasi

G : Jumlah belanja pemerintah

NX : Ekspor - Impor

3. Price Earning Ratio

Price Earning Ratio merupakan salah satu model valuasi saham

yang berbasis earnings atau pendapatan bersih perusahaan. Price

Earning Ratio dihitung dengan membagi close price saham dengan

16

EPS. PER yang tinggi mengindikasikan perusahaan tersebut memiliki

pendapatan yang tinggi dan memberi sugesti yang optimistis tentang

masa depan harga saham perusahaan. (Wyss, 2001: 87).

Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu pendekatan

yang sering digunakan oleh analis sekuritas untuk menilai suatu

saham. Rasio ini memberikan indikasi bagi manajemen tentang

bagaimana pandangan investor terhadap risiko dan prospek

perusahaan di masa depan. Bagi para investor, Price Earning Ratio

(PER) dipandang sebagai ukuran kekuatan perusahaan untuk

memperoleh laba di masa yang akan datang (Rahma, Djumahir, dan

Djazuli, 2014 : 363)

Selain itu, pendekatan Price Earning Ratio ini sering digunakan

oleh analis sekuritas untuk menilai harga saham karena pada dasarnya

price earning ratio memberikan indikasi tentang jangka waktu yang

diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan

keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. (Arisona, 2013:

103). Munawir (2002) dalam Hayati (2010: 54) menyebutkan bahwa

perusahaan yang mempunyai kesempatan tumbuh yang besar biasanya

mempunyai Price Earning Ratio yang tinggi, sebaliknya Price

Earning Ratio akan rendah untuk perusahaan yang berisiko.

Adapun cara menghitung PER adalah:

17

4. Pasar Modal Efisien

Pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar modal

yang harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi

yang relevan (Husnan, 2001: 269). Fama (1970) dalam Husnan (2001)

mengklasifikasikan informasi menjadi tiga tipe, yaitu:

a. Past price changes

b. Public information

c. Public and private information

Ada tiga bentuk tingkat untuk menyatakan efisiensi pasar modal,

yakni:

a. Weak form efficiency

Informasi yang tercermin dalam harga saham di pasar

efisien bentuk lemah hanya terdapat informasi perubahan harga

di masa lalu atau past price changes. Pasar efisien bentuk ini

merupakan yang paling lemah.

b. Semi-Strong efficiency

Selain informasi perubahan harga di masa lalu, informasi

publik juga tercermin dalam harga saham di pasar modal

efisiensi semi kuat ini. Dengan kata lain, investor tidak dapat

memperoleh tingkat keuntungan di atas normal dengan

memanfaatkan public information.

18

c. Strong efficiency

Selain informasi perubahan harga saham di masa lalu dan

informasi publik, informasi privat dalam perusahaan juga

tercermin dalam saham di pasar modal efisiensi kuat. Dalam

keadaan ini, harga akan selalu wajar dan tidak ada investor yang

mampu memperoleh perkiraan yang lebih baik tentang harga

saham.

5. Pasar Modal

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik

surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif

maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan

bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan

sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar

modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli

dan kegiatan terkait lainnya.

Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal

merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1

tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai

instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar

Modal mendefinisikan pasar modal sebagai ―kegiatan yang

bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,

19

Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya,

serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek‖.

Sebagaimana dijelaskan dalam situs resmi BEI www.idx.co.id,

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara

karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai

sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan

untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana

yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk

pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-

lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa

dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan

dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan

risiko masing-masing instrument.

6. Saham

Saham oleh Martalena (2011 : 12) didefinikan sebagai tanda

penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu

perusahaan atauperseoran terbatas. Dengan menyertakan modal

tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan

perusahaan, klaim atas riset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat

Umum Pemegang Saham.

Saham ada dua macam, yaitu:

a. Saham biasa;memiliki karakteristik sebagai berikut:

20

1) Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika

perusahaan dilikuidasi

2) Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta

keputusan lain yang ditetapkan pada rapat umum

pemegang saham

3) Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan

disetujui di dalam rapat umum pemegang saham

4) Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek

tersebut ditawarkan kepada masyarakat

b. Saham preferen; memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap

2) Hak klaim lebih dahulu dibandingkan saham biasa

jika perusahaan dilikuidasi

3) Dapat dikonversikan menjadi saham biasa

Pada setiap investasi saham, investor harus memahami return

dan risk yang mungkin akan ia peroleh di masa mendatang. Return

saham adalah keuntungan yang didapat oleh investor dari transaksi

saham di pasar modal, sedangkan risk adalah kerugian yang didapat

investor dari transaksi saham di pasar modal.

21

Martalena (2011 : 13) menyebutkan ada dua keuntungan yang

diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham:

a. Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang

dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah

mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.

Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen,

pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam

kurung waktu yang relatif lama, yaitu hingga kepemilikan

saham tersebut berada dalam periode di mana diakui

sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan

dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa

dividen tunai atau dapat pula berupa dividen saham yang

berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen

sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki

seorang pemodal akan bertambah dengan adanya

pembagian dividen saham tersebut.

b. Capital Gain

Capital gain merupakan selisih antara harga beli

dan harga jual disaat harga jual lebih tinggi dibanding

dengan harga beli. Capital gain terbentuk dengan adanya

aktivitas perdagangan saham di pasar sekuder.

22

Adapun risk yang akan dihadapi oleh investor adalah:

a. Capital Loss

Capital Loss merupakan selisih antara harga beli

dan harga jual disaat harga jual lebih rendah dibanding

dengan harga beli. Capital gain terbentuk dengan adanya

aktivitas perdagangan saham di pasar sekuder.

b. Risiko Likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki dinyatakan

bankrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut

dibubarkan. Dalam hal ini, hak klaim dari pemegang

saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh

kewajiban perusahaan dapat dilunasi dari hasil penjualan

kekayaan perusahaan. Jika masih terdapat sisa dari hasil

penjualan kekayaan perusahaan tersebut, sisa tersebut

dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang

saham. Namun, jika tidak terdapat sisa kekayaan

perusahaan, pemegang saham tidak akan memperoleh

hasil dari likuidasi tersebut.

Saham yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia terbagi dalam

beberapa sektor berdasarkan dengan kegiatan ekonomi utamanya. IDX

Factbook 2016 menulis sistem pengklasifikasian sektor saham yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia disebut Jakarta stock industrial

classification (Jasica).

23

Tujuan pembuatan JASICA adalah:

Memberikan pemahaman dasar kepada partisipan pasar

modal mengenai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia;

Standarisasi klasifikasi industri, dalam rangka untuk

memudahkan perbandingan antara perusahaan yang telah

terdaftar;

Membantu investor untuk menganalisa dan mengevaluasi

perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Adapun pengkasifikasian saham sektor dan sub sector sesuai

dengan Jasica berikut dengan kodenya adalah:

1. Agriculture

11. Crops

12. Plantations

13. Animal Husbandary

14. Fishery

15. Forestry

19. others

2. Mining

21. Coal mining

22. Crude Petroleum and natural Gas Production

23. Metal and mineral mining

24. Land or Stone quarrying

24

29. others

3. Basic Industry and Chemicals

31. Cement

32. Ceramics, Glass, Porcelain

33. Metal And Allied Products

34. Plastics and Packaging

35. Animal Feed

36. Wood Industries

37. Pulp and Paper

39. others

4. Miscellaneous Industry

41. Machinery and Heavy Equipment

42. Automotive and Components

43. Textile and Garment

44. Footwear

45. Cable

46. Electronics

49. others

5. Consumer Goods Industry

51. Food And Beverages

52. Tobacco manufacturers

53. Pharmaceuticals

54. Cosmetics and Household

25

55. Houseware

59. others

6. Property, Real Estate and Building Construction

61. Property and Real Estate

62. Building Construction

69. others

7. Infrastructures, utilities and Transportation

71. Energy

72. Toll Road, Airport, Harbor and Allied Products

73. Telecommunication

74. Transportation

75. Non-building Construction

79. others

8. Finance

81. Bank

82. Financial Institution

83. Securities Company

84. Insurance

85. Investment Fund or mutual Fund

89. others

9. Trade, Services and Investment

91. Wholesale (Durable and non-Durable Goods)

93. Retail Trade

26

94. Tourism, Restaurant and Hotel

95. Advertising, Printing and media

96. Healthcare

97. Computer and Services

98. Investment Company

99. others

27

B. Penelitian Sebelumnya

Berkaitan dengan analisis faktor fundamental dan makroekonomi

yang mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian

saham perusahaan, cukup banyak penelitian yang telah dilakukan yang

berperan serta melatarbelakangi penelitian yang akan dilakukan oleh

penulis. Berikut adalah beberapa penelitian yang dimaksud:

28

Tabel 2. 1

Penelitian-Penelitian Terdahulu

No Nama dan

Tahun

Terbit

Judul Penelitian Variabel

Penelitian

Model

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Wawan

Utomo, Rita

Andini, dan

Kharis

Raharjo

(2016)

Pengaruh

Leverage (DER),

Price Book Value

(PBV), Ukuran

Perusahaan (Size),

Return On Equity

(ROE), Deviden

Payout Ratio

(DPR) dan

Likuiditas (CR)

Terhadap Price

Earning Ratio

(PER) pada

Perusahaan

Manufaktur yang

Listing di BEI

Tahun 2009 –

2014

PER (Y)

DER,

PBV,

Size,

ROE,

DPR, dan

CR (X)

Regresi

linier

berganda

PBV dan ROE

berpengaruh

secara

signifikan

terhadap

Variabel PER.

Sedangkan

variabel CR,

ukuran

Perusahaan,

DPR dan DER

tidak

berpengaruh

secara

signifikan

terhadap

Variabel PER.

2 Imad Zeyad

Ramadan

(2015)

Confidence Index

Determinants of

the Amman Stock

Exchange Listed

Companies

PER (Y)

DPR,

EG,

DER,

Tobin’s

Q,

Leverage

Regresi

data panel

Variabel DPR,

EG, DER, dan

PBV

berpengaruh

secara

signifikan dan

positif

29

, dan

ukuran

perusaha

an (X)

terhadap

Variabel PER.

Adapun

variabel firm

size

berpengaruh

secara

signifikan dan

negatif dan

Leverage tidak

berpengaruh

secara

signifikan

terhadap

Variabel PER.

3 Erlin Yulia

Rahma,

Djumahir,

dan Atim

Djazuli

(2014)

Analisis Variabel

Fundamental yang

Berpengaruh

terhadap Price

Earning Ratio

(PER) sebagai

Dasar Penilaian

Saham pada

Perusahaan

Automotive and

Allied yang

Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

PER (Y)

ROE,

DER,

EPS,

DPR,

PBV,

dan EG

(X)

Regresi

Berganda

Variabel ROE

berpengaruh

secara

signifikan dan

negatif,

sedangkan

PBV

berpengaruh

secara

signifikan dan

positif

terhadap

Variabel PER.

Adapun

variabel DER,

30

EPS, DPR, dan

EG tidak

berpengaruh

secara

signifikan

terhadap

Variabel PER.

4 Ghesa

Ramadhani,

Kamaliah,

dan Alfiati

Silfi (2013)

Analisis Faktor-

Faktor yang

Mempengaruhi

Price Earning

Ratio pada

Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

2007-2011

PER (Y)

DER,

ROE,

PBV, dan

Size

Regresi

linier

berganda

DER dan PBV

berpengaruh

secara

signifikan dan

positif

terhadap

Variabel PER.

ROE

berpengaruh

secara

signifikan dan

negatif

terhadap

Variabel PER.

Sedangkan

variabel Size

tidak

berpengaruh

secara

signifikan

terhadap

Variabel PER.

31

5 Vivian

Firsera

Arisona

(2013)

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Price Earning

Ratio Pada Indeks

LQ 45 Di Bursa

Efek Indonesia

PER (Y)

DPR,

EG,

ROE,

DER,

dan

Ukuran

perusaha

an (X)

Regresi

linier

berganda

Variabel DPR

dan ROE

berpengaruh

secara

signifikan

terhadap

Variabel PER.

Sedangkan

variabel

lainnya, yakni

EG, DER, dan

ukuran

perusahaan

tidak

berpengaruh

secara

signifikan

terhadap

Variabel PER.

6 Dr Talat

Afza dan

Ms. Samya

Tahir

(2012)

Determinants of

Price-Earnings

Ratio: The Case

of Chemical

Sector of Pakistan

PER

(Y)

DPR,

Tobin’s

Q

(PBV),

Leverag

e,

Market

Return,

perubah

Ordinary

Least

Square

(OLS)

regression

Variabel DPR,

harga saham,

dan PBV

berpengaruh

secara

signifikan dan

positif.

Corporate size

berpengaruh

secara

signifikan dan

32

an

harga

saham,

EG, dan

ukuran

perusah

aan (X)

negatif

terhadap

Variabel PER.

Sedangkan

variabel

Leverage,

Market Return,

dan EG tidak

berpengaruh

secara

signifikan

terhadap

Variabel PER.

7 Dr. Sanjeet

Sharma

(2011)

Determinants of

Equity Share

Prices In India

PER (Y)

EPS,

PBV,

DPS,

DPR,

dan Size

(X)

Regresi

berganda

Variabel EPS,

DPS, DPR,

Size dan PBV

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

Variabel PER.

8 Tarika

Singh,

Seema

Mehta dan

M. S.

Varsha

(2011)

Macroeconomic

factors and stock

returns: Evidence

from Taiwan

PER,

PBR, dan

yield (Y)

Kurs,

PDB,

Inflasi,

dan

Money

Supply

Regresi

linear

Kurs dan PDB

berpengaruh

signifikan

secara positif

pada semua

portofolio

kecuali pada

ukuran

perusahaan

33

kecil dimana

PDB terhadap

semua return

berpengaruh

secara negatif

dan Kurs tidak

berpengaruh

terhadap yield

return.

Employment

rate, Money

Supply dan

Inflasi

berpengaruh

signifikan

secara negatif

pada semua

portofolio

kecuali pada

perusahan

beukuran kecil,

Employment

rate terhadap

yield

berpengaruh

secara positif

dan Inflasi

terhadap PBR

berpengaruh

secara positif.

34

9 Nurul

Hayati

(2010)

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Price Earning

Ratio (PER)

Sebagai Salah

Satu Kriteria

Keputusan

Investasi Saham

Perusahaan Real

Estate dan

Property di Bursa

Efek Indonesia

PER (Y)

EPS,

ROA,

ROE,

DER,

dan PBV

(X)

Regresi

berganda

Variabel EPS,

ROA, ROE,

dan DER

berpengaruh

secara

signifikan dan

positif.

Sedangkan

variabel PBV

tidak

berpengaruh

secara

signifikan

terhadap

Variabel PER.

10 Yulianti,

Atim

Djazuli, dan

S.M.

Kiptiyah

(2009)

Analisis Variabel-

Variabel

Fundamental yang

Berpengaruh

terhadap Price

Earning Ratio

sebagai Dasar

Penilaian Saham

PER (Y)

DPR,

ROE, EG,

dan

financial

leverage

(X)

Regresi

linier

berganda

DPR dan FL

berpengaruh

secara

signifikan dan

positif.

Sedangkan EG

dan financial

leverage tidak

berpengaruh

secara

signifikan

terhadap

Variabel PER.

35

C. Keterkaitan Antar Variabel

a. Pengaruh variabel Earning Per Share (EPS) terhadap Price

Earning Ratio (PER)

Earning per Share (EPS) adalah jumlah pendapatan perusahaan

dibagi jumlah lembar saham yang beredar di pasar. EPS yang lebih

tinggi menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam

menghasilkan keuntungan bersih bagi pemegang saham (Rahma,

Djumahir, dan Djazuli, 2014 : 365). Ball dan Brown (1968) dalam

Sharma (2011) mengatakan bahwa earning per share memiliki

hubungan yang positif dengan harga pasar. Dengan kata lain, semakin

tinggi EPS, semakin tinggi harga pasar. Maka, semakin tinggi EPS

suatu saham, akan memberi kepercayaan yang lebih tinggi kepada

investor untuk menanamkan sahamnya terhadap perusahaan tersebut.

b. Pengaruh variabel Earning Growth (EG) terhadap Price Earning

Ratio (PER)

Earning Growth (EG) adalah variabel yang menunjukkan

perubahan EPS setiap saham dari suatu periode ke periode lainnya.

Dengan memperhatikan tingkat pertumbuhan Earning per Share

dapat dilihat prospek perusahaan di masa yang akan datang,

sehingga akan mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi

(Rahma, Djumahir, dan Djazuli, 2014 : 365).

Semakin tinggi nilai Earning growth suatu saham, maka

semakin baik prospek imbal hasil saham tersebut di masa yang akan

36

datang dan akan membuat investor semakin tertarik untuk

menginvestasikan dananya di saham tersebut.

c. Pengaruh variabel Price to Book Value (PBV) terhadap Price

Earning Ratio (PER)

Price to Book Value (PBV) menunjukkan perkiraan nilai

ekuitas berdasarkan perbandingan nilai bukusaham dengan harga

pasarnya. Semakin besar nilai PBV, maka semakin tinggi nilai

perusahaan sehingga membuat para investor tertarik untuk

menanamkan dananya ke dalam perusahaan. Hal ini akan berdampak

pada semakin banyaknya investor yang meminati saham perusahaan

tersebut dan mengakibatkan meningkatnya harga di pasar modal.

(Rahma, Djumahir, dan Djazuli, 2014: 365)

Peningkatan harga saham di pasar modal tentu akan

meningkatkan nilai Price Earning Ratio sehingga membuat tingkat

kepercayaan investor terhadap keuntungan yang akan diraih

perusahaan di masa depan meningkat.

d. Pengaruh variabel Kurs Rupiah terhadap Price Earning Ratio

(PER)

Chong dan Koh (2003) dalam Singh, Mehta dan Varsha (2011:

218) menjelaskan bahwa investor yang memaksimalkan keuntungan

di pasar yang efisien akan memastikan bahwa semua informasi

relevan yang diketahui saat ini mengenai perubahan dalam variabel

makroekonomi sepenuhnya tercermin dalam harga saham saat ini,

37

sehingga investor tidak dapat memperoleh keuntungan abnormal

melalui prediksi pergerakan pasar saham di masa depan.

Kurs yang merupakan salah satu variabel dalam faktor

makroekonomi tentu memegang peran penting dalam analisis imbal

balik yang akan didapat di masa yang akan datang. Pengaruh fluktuasi

nilai kurs secara tidak langsung akan mempengaruhi pengeluaran

perusahaan, terutama transaksi yang melibatkan pihak asing maupin

transaksi dengan mata uang Dolar, yang kemudian akan

mempengaruhi laporan keuangan dan nilai Price Earning Ratio

(PER).

e. Pengaruh variabel Pendapatan Domestik Bruto (PDB) terhadap

Price Earning Ratio (PER)

Keadaan Produk Domestik Bruto menggambarkan keadaan

perekonomian suatu negara. Jika PDB memiliki pertumbuhan yang

positif, maka kondisi makroekonomi dianggap sedang baik. Namun,

jika ternyata pertumbuhan PDB negatif, maka kondisi makroekonomi

dianggap sedang tidak baik untuk investasi.

Dalam teori pasar efisien, kondisi makroekonomi merupakan

salah satu faktor penentu nilai saham dan akan mempengaruhi kinerja

perusahaan secara non sistemik. Jika keadaan makroekonomi sedang

baik, maka nilai PER saham akan menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika

keadaan makroekonomi tidak dalam keadaan yang stabil, nilai PER

saham akan menjadi kurang baik.

38

D. Kerangka Penelitian

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Faktor-faktor Fundamental:

Earning per Share

Earnings Growth

Price to Book Value

Faktor-faktor

Makroekonomi:

Kurs Rupiah

Produk Domestik

Bruto

Price to Earning Ratio

Estimasi Model Regresi Data Panel

Common Effect Model Fixed Effect Model Random Effect Model

Uji Chow/Likehood Test Ratio Uji Hausmann

Model Estimasi Terpilih

Uji Asumsi Klasik

Normalitas Multikolinearitas Heteroskedastisitas Autokorelasi

Uji Simultan (Uji F)

Uji Parsial (Uji t)

Uji Koefisien Determinasi(𝑹𝟐)

Interpretasi Hasil Penelitian

Kesimpulan, Implikasi, dan Saran

39

E. Hipotesis

Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan

secara logis di antara dua varabel atau lebih variabel yang diungkapkan

dengan bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut

diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam

kerangka teorits yang dirumuskan untuk studi penelitian. Dengan menguji

hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan bahwa solusi

dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. (Sekaran, 2007:

135).

Sekaran (2007: 136), mengungkapkan bahwa ada beberapa jenis

hipotesis yang dapat dibuat dalam penelitian, diantaranya Hipotesis if-then

statement, Hipotesis Direksional dan Nondireksional, serta Hipotesis Nol

dan Alternatif. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Hipotesis Nol

dan Alternatif.

Hipotesis nol (atau null hypotheses) adalah proposisi yang

menyatakan hubungan yang definitif dan tepat diantara dua variabel.

Secara umum, pernyataan nol diungkapkan sebagai tidak ada hubungan

(signifikan) antara dua variabel atau tidak ada perbedaan (signifikan)

diantara dua kelompok. Sedangkan Hipotesis alternatif, yang merupakan

kebalikan dari Hipotesis null, adalah pernyataan yang mengungkapkan

hubungan antara dua variabel atau menunjukkan perbedaan antara

kelompok (Sekaran, 2007: 138).

40

Dari latar belakang, tinjauan teori, serta kerangka pemikiran yang

telah ditulis sebelumnya, penulis merumuskan beberapa hipotesis dalam

penelitian sebagai berikut:

1. : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel (Earning per Share)

dengan variabel Y (Price Earning Ratio)

: Terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel (Earning per Share) dengan

variabel Y (Price Earning Ratio)

2. : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel (Earning Growth) dengan

variabel Y (Price Earning Ratio)

: Terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel (Earning Growth) dengan

variabel Y (Price Earning Ratio)

3. : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel (Price to Book Value)

dengan variabel Y (Price Earning Ratio)

: Terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel (Price to Book Value) dengan

variabel Y (Price Earning Ratio)

41

4. : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel (Kurs Rupiah terhadap

Dollar Amerika) dengan variabel Y (Price

Earning Ratio)

: Terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel (Kurs Rupiah terhadap Dollar

Amerika) dengan variabel Y (Price Earning

Ratio)

5. : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel (Produk Domestik Bruto)

dengan variabel Y (Price Earning Ratio)

: Terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel (Produk Domestik Bruto)

dengan variabel Y (Price Earning Ratio)

6. : Tidak terdapat pengaruh antara variabel X

(Earning Per Share, Earning Growth, Price

to Book Value, Kurs Rupiah, dan Produk

Domestik Bruto) dengan variabel Y (Price

Earning Ratio)

: Terdapat pengaruh antara variabel X

(Earning Per Share, Earning Growth, Price

42

to Book Value, Kurs Rupiah, dan Produk

Domestik Bruto) dengan variabel Y (Price

Earning Ratio)

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor

fundamental dan makroekonomi yang berpengaruh terhadap Price Earning

Ratio (PER) perusahaan sebagai dasar penilaian saham pada saham

perusahaan BUMN dalam sektor infrastuktur di Bursa Efek Indonesia

(BEI). Penelitian ini menggunakan lima variabel independent dan satu

variabel dependent. Penulis menggunakan tiga variabel independent yang

menjelaskan faktor fundamental yakni Earning per Share, Earning Growth,

dan Price to Book Value serta dua variabel independent yang menjelaskan

faktor makroekonomi yakni pertumbuhan Kurs Rupiah dan pertumbuhan

Produk Domestik Bruto, atas pengaruhnya terhadap variabel dependent

yakni Price Earning Ratio. Adapun periode yang diteliti dibatasi pada tahun

2011-2016. Pemilihan sampel perusahaan dengan teknik purposive

sampling. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian merupakan

perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah disusun oleh penulis.

Metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel dengan

menggunakan alat bantu analisis EViews 9 dan Microsoft Excel 2010.

44

Tabel 3. 1

Variabel, Simbol, dan Satuan Data

Variabel Simbol Satuan

Price Earning Ratio Y Kali

Earning Per Share Kali

Earning Growth Persen

Price to Book Value Kali

Pertumbuhan Kurs Rupiah Persen

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Persen

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian,

atau hal minat yag ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006 : 121).

Populasi penelitian adalah saham-saham yang tercatat dalam Bursa

Efek Indonesia sektor infrastruktur sejak Januari 2011 sampai

Desember 2016.

2. Sampel

Pengambilan Sampel adalah proses memilih sejumlah elemen

secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan

45

pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita

dapat mengeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen

populasi (Sekaran, 2006 : 123).

Teknik sampling dibagi dua yaitu probability samplingdan non

probability sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah non probability sampling. Non probability

sampling adalah teknik pengambilan sampel tidak secara acak.Non

probability sampling itu sendiri terbagi menjadi dua, yakni convience

sampling dan purposive sampling . Penelitian ini menggunakan

purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel

dengan tujuan spesifik tertentu (Sekaran, 2006: 136).

Sampel penelitian diambil dengan spesifikasi sebagai berikut:

a. Saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi pada Januari

2017.

b. Saham-saham tersebut adalah saham dengan emiten yang

berasal dari perusahaan BUMN. Undang-Undang Nomor

19 tahun 2003 tentang BUMN menyebutkan bahwa

BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian

besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan

secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang

dipisahkan.

46

c. Saham-saham tersebut dipastikan telah diperdagangkan

secara aktif serta memiliki laporan keuangan per kuartal

selama periode yang diteliti yakni pada 2011 hingga 2016.

Tabel 3. 2

Seleksi Pemilihan Sampel

Karakteristik Total

Jumlah perusahaan yang terdaftar di sektor

infrastruktur, utilitas, dan transportasi pada Bursa

Efek Indonesia

56

Saham-saham yang bukan dari perusahaan BUMN (52)

Perusahaan BUMN yang listing setelah tahun 2010 (1)

Sampel yang diteliti 3

Sumber: Data diolah

Setelah melakukan pemilihan sample, reksa dana saham

yang memenuhi kriteria sampel sebagai berikut:

Tabel 3. 3

Daftar Sampel Perusahaan

No. Kode Nama Perusahaan Tanggal listing

1. JSMR PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 12 November

2007

2. PGAS PT Perusahaan Gas Negara

(Persero) Tbk.

15 Desember

2003

3. TLKM PT Telekomunikasi Indonesia

(Persero) Tbk.

14 November

1995.

Sumber: www.idx.co.id

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis sumber data terbagi menjadi dua, sumber data primer dan

sumber data sekunder. Data sekunder mengacu pada informasi yang

47

dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data sekunder bisa menjadi data

internal maupun eksternal organisasi dan diakses melalui internet,

penelusuran dokumen, atau publikasi informasi (Sekaran, 2006: 65).

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.

Untuk dapat menganalisa hipotesis yang sudah dirumuskan, penulis

menggunakan data sekunder yang dipublikasikan oleh situs penyedia data

historis keuangan perusahaan, yakni www.idx.co.id serta www.bps.go.id

dan www.bi.go.id untuk data-data makroekonomi.

Selain mencari data sekunder dari internet, peneliti juga melakukan

riset kepustakaan (library research) untuk memperkuat landasan dan konsep

peneliti dalam memecahkan permasalahan melalui jurnal-jurnal dan buku-

buku yang terkait dengan topik yang diteliti.

D. Metode Analisis Data

1. Metode Analisis Regresi data Panel

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel.

Ariefianto (2012: 148) menyebutkan bahwa data panel adalah data

yang berstuktur time series sekaligus cross section.

Keunggulan data panel dibanding dengan time series dan cross

section menurut Baltagi dalam Gujarati (2004: 637) adalah:

1) Karena data panel berhubungan dengan individu-

individu, perusahaan, Negara, dan sebagainya, dari

waktu ke waktu, secara otomatis dapat membuatnya

memilikiunobservedheterogeneitypada unit-unit tersebut.

48

Teknik yang digunakan dalam mengestimasi data panel

bisa mengambilunobserved heterogeneity secara eksplisit

dan memasukannya ke dalam perhitungan dengan

membiarkannya untuk peubah spesifikasi individu.

Dengan kata lain, metode data panel dapat mengontrol

unobserved heterogeneity.

2) Dengan mengkombinasikan data time series dan data

cross section, datapanel memberikan data yang lebih

informatif,lebih bervariasi, mengurangi kolinieitas antar

peubah, memperbesar derajat kebebasan, dan lebih efisien.

3) Dengan menggunakan cross section yang berulang-ulang

dari tahun ke tahun, maka dapat dipelajari suatu bentuk

perubahan yang dinamis.

4) Dengan mendeteksi dan mengukur efek suatu peubah

pada peubah lainnya dengan lebih baik dari pada

hanyadengan menggunakan data time series atau cross

section.

5) Data panel dapat digunakan untuk mempelajari model

perilaku (behavior model) yang lebih kompleks.Dapat

mengurangi bias yang mungkin terjadi bila menganggregat

individu-individu atau perusahaan-perusahaan ke dalam

agregat yang luas.

49

a. Pendekatan-pendekatan model regresi data panel

Ekananda (2016: 231) menyebutkan bahwa dalam analisis

data panel, terdapat tiga pilihan model estimasi yang dapat

dilakukan yaitu common effect, fixed effect, dan random effect.

1) Common Effect Model

Pada model ini, asumsi bahwa koefisien slope dan

intersepsi itu konstan sepanjang waktu, dan individu dan

residual/error-nya berbeda sepanjang waktu pada setiap

individu. (Setiawan dan Kusrini, 2010: 183)

Gujarati (2009 : 593) menerangkan bahwa Common

Effect Model adalah model yang secara sederhana

mengumpulkan seluruh sampel dan menghitungnya

menjadi sebuah regresi yang besar dengan mengabaikan

cross-section dan time series dalam data.

2) Fixed Effect Model

Pada model ini, intercept dalam model regresi

digunakan untuk membedakan antar individu dengan

variabel dummy. FEM yang menggunakan variabel dummy

juga diketahui sebagai the least squares dummy variable

model (LSDV). FEM tepat digunakan pada situasi dimana

intersep individual-specific berkorelasi dengan satu atau

lebih regressor. Kelemahan LSDV adalah penggunaan

50

degrees of freedom yang berlebihan ketika N (unit cross-

section) terlalu besar. (Gujarati, 2011: 303)

3) Random Effect Model

Pada model ini, nilai intersep per unit individu

diasumsikan random atau acak dari populasi yang lebih

besar dengan rata-rata konstan. Intersep individu

dinyatakan sebagai nilai deviasi dari nilai rata-rata

konstan. REM tepat digunakan pada situasi dimana

intersep random di tiap unit cross-section tidak berkorelasi

dengan regressor. Keunggulan lain dari REM adalah kita

dapat memasukan time-invariant regressors. Hal ini tidak

memungkinkan dalam FEM karena semua variabel

bersifat collinear dengan intersep. (Gujarati, 2011: 303)

b. Pemilihan model regresi data panel

Menurut Judge (1999) dalam Setiawan dan Kusrini (2010:

183), ada beberapa pertimbangan untuk membantu peneliti

dalam memilih model panel yang tepat:

1) Jika T (jumlah unit time series) besar dan N (jumlah

unit cross-section) kecil, model fixed effect memiliki

estimasi yang lebih baik.

2) Jika N besar dan T kecil, estimasi dari kedua model

tersebut berbeda secara signifikan. Namun, apabila

kita yakin bahwa setiap unit individu dari data cross-

51

section tidak diambil secara acak, maka model fixed

effect tetap lebih sesuai. Namun, apabila sampel data

cross-section diambil secara acak, maka model

random effect lebih sesuai.

3) Jika komponen error individu , dan satu arah lebih

variabel X berkorelasi, maka estimasi dengan model

random effect akan bias, sedangkan estimasi dengan

model fixed effect tidak bias.

4) Jika N besar dan T kecil, dan jika asumsinya di

bawah syarat model random effect, maka model

random effect lebih efisien daripada fixed effect.

Adapun untuk memutuskan secara formal model mana

yang akan digunakan, ada dua uji yang akan digunakan oleh

peneliti:

52

1) Likelihood test

Likelihood test digunakan untuk menentukan

mana yang harus dipilih diatara CEM dan FEM oleh

peneliti. Tes ini menggunakan uji F dalam

menentukan hasilnya. Jika hasil p-value uji

Likelihood dibawah nilai signifikansi, maka hasil

estimasi CEM lebih baik dibanding FEM.

Sedangkan jika hasil p-value uji Likelihood diatas

signifikan, maka hasil estimasi FEM lebih baik

daripada CEM. Peneliti penggunakan Eviews 9

untuk melakukan Uji F pada Likelihood test.

2) Hausman test

Arifieanto (2011 : 152) menjelaskan bahwa

Hausman test menjadikan REM sebagai acuan (null

hipotesis). Hipotesis null diterima jika p-value tes

Hausman di bawah nilai signifikansi yang berarti

hasil estimasi REM lebih baik dibanding FEM,

sedangkan hipotesis alternatif diterima jika p-value

tes Hausman di atas nilai signifikansi yang berarti

hasil estimasi FEM lebih baik dibanding REM.

Peneliti menggunakan software Eviews 9 untuk

melakukan uji Hausman.

53

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai

residual yang telah distandarisasi dalam model regresi

berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan

berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut

sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Nilai residual

terstandarisasi yang berdistribusi normal jika digambarkan

dalam bentuk kurva akan membentuk gambar lonceng (bell-

shaped curve) yang kedua sisinya melebar sampai tidak

terhingga. Berdasarkan pengertian uji normalitas tersebut maka

uji normalitas di sini tidak dilakukan per variabel (univariate)

tetapi hanya terhadap nilai residual terstandarisasinya

(multivariate). (Sulisyanto, 2011: 69)

Sulisyanto (2011 : 75) mejelaskan bahwa JB Tes

merupakan uji normalitas dengan berdasarkan pada koefisien

keruncingan (kurtosis) dan koefisien kemiringan (skewness). Uji

ini dilakukan dengan membandingkan statistik Jarque-Beta (JB)

dengan nilai tabel. Jika nilai Jarque-Bera (JB) ≤ tabel

maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi

normal. Untuk menghitung nilai statistik Jarque-Bera (JB)

digunakan rumus berikut:

[

]

54

JB = Statistik Jarque-Bera

n = banyaknya sampel

S = Koefisien kemiringan

K = Koefisien kurtosis

Untuk variabel terdistribusi secara normal, S = 0 dan K

= 3. Oleh karena itu, uji JB normalitas adalah uji hipotesis

bersama yang S dan K adalah 0 dan 3, masing-masing. Dalam

hal nilai statistik JB diharapkan 0.

Mengenai ini, hipotesis dari Jarque-Bera Test

digambarkan sebagai berikut:

: Data tidak terdistribusi secara normal

: Data terdistribusi normal

Untuk mendeteksi apakah data terdistribusi secara

normal atau tidak, peneliti membandingkan nilai p-value Jarque

Bera dan nilai signifikansidengan ketentuan sebagai berikut.:

a. Jika p-value Jarque Bera < 0,05 data tidak terdistribusi

normal, dan dengan demikian kita menerima .

55

b. Jika p-value Jarque Bera > 0,05 ,data terdistribusi secara

normal, dan dengan demikian kita menolak dan

menerima .

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi berfungsi untuk menunjukkan sifat residual

regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi

lainnya. Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan

data bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data

cross section. Autokorelasi timbul dari spesifikasi yang tidak

tepat terhadap hubungan antara variabel endogenous dengan

variabel penjelas. Akibat kurang memadainya spesifikasi maka

dampak faktor yang tidak masuk ke dalam model akan terlihat

pada pola residual. (Ariefianto, 2012: 27)

Ariefianto (2012: 29) menyebutkan bahwa metode teknik

deteksi autokorelasi ada tiga, yakni Observasi grafik residual

terhadap waktu, Statistik Durbin Watson, dan Pengujian

Autokorelasi Linear Berorde Tinggi (Breusch-Godfrey Test).

Adapun penelitian ini menggunakan Statistik Durbin Watson

untuk mendeteksi autokorelasi.

Statistik Durbin Watson adalah teknik deteksi autokotelasi

yang paling banyak digunakan. Hipotesis untuk Statistik Durbin

Watson adalah:

(tidak ada autokorelasi)

56

.

Statistik DW selanjutnya dapat dihitung dengan formula

sebagai berikut:

Aturan penolakan hipotesis null diberikan sebagai berikut:

; Autokorelasi Negatif

; Tidak dapat diputuskan

; Tidak terdapat Autokorelasi

; Tidak dapat diputuskan

; Autokorelasi Positif

Dimana dan merupakan batas bawah dan batas batas

atas nilai kritis yang dapat dicari dari Tabel Durbin Watson

berdasarkan k (jumlah variabel bebas) dan n (jumlah sampel)

yang relevan. Statistik DW adalah suatu prosedur rutin yang

umum ditemukan pada banyak software statiistik, sehingga yang

dilakukan adalah melihat apakah nilai yang dimaksud terletak di

antara untuk menentukan ada tidaknya

autokorelasi.

Untuk memudahkan menentukan autokorelasi dengan

Statistik Durbin Watson, kita bisa menggunakan tabel dibawah

ini:

57

Tabel 3. 4

Tabel untuk Menentukan Ada Tidaknya Autokorelasi dengan Statistik

Durbin Watson

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Sulisyanto (2011 : 95), heteroskedastisitas berarti

ada variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan).

Sebaliknya, jika varian variabel pada model regresi memiliki

nilai yang sama (konstan) maka disebut homoskedastisitas.

Yang diharapkan pada model regresi adalah yang

homoskedastisitas. Menurut Gujarati dalam bukunya Basic

econometric, konsekuensi dari heteroskedastisitas dalam model

regresi adalah sebagai berikut:

1. Alat ukur yang dihasilkan akan tetap konsisten, tapi alat

ukur itu akan efisien lagi. Artinya, ada varian yang memiliki

sedikit kesalahan daripada alat ukur yang dihasilkan dalam

model regresi yang berisi heteroskedastisitas.

Autokorelasi

Positif

Tidak dapat

diputuskan

Tidak ada

autokorelasi

Tidak dapat

diputuskan

Autokorelasi

Negatif

0 dl du 2 4-du 4-dl 4

Sumber: Winarno, 2011: 4.7

58

2. Pengukur dihasilkan dari model linear regresi tidak lagi

memiliki heteroskedastik yang akurat. Hal ini akan

menyebabkan pengujian hipotesis menjadi tidak akurat.

Singkatnya, jika kita bertahan dalam menggunakan

prosedur pengujian biasa meskipun heteroskedastisitas,

kesimpulan apa pun yang kita dapatakan menyesatkan kita.

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan Uji Bartlett

dalam mengidentifikasi heteroskedastisitas. Snedecor dan

Cochran (1983) dalam Croarkin dan Tobias (2012)

menyebutkan bahwa Uji Bartlett digunakan untuk menguji

apakah sampel k memiliki varians yang sama.Varians yang sama

di seluruh sampel disebut homogenitas varians.Beberapa uji

statistik, misalnya analisis varians, asumsikan varians sama di

seluruh kelompok atau sampel. Uji Bartlett dapat digunakan

untuk memverifikasi asumsi itu.

Uji Bartlett sensitif terhadap ketiadaan normalitas data.

Artinya, jika sampel berasal dari distribusi tidak normal, maka

tes Bartlett hanya bisa dilakukan untuk pengujian non-

normalitas. Uji Levene menjadi alternatif untuk tes Bartlett yang

kurang sensitif terhadap keberadaan ketidaknormalitasan data.

59

Untuk menyatakan suatu penelitian terdapat

heteroskedastisitas atau tidak dengan uji Bartlett, dibuat

hipotesis sebagai berikut:

Jika hipotesis null diterima, maka penelitian dinyatakan

tidak terdapat heteroskedastisitas. Sedangkan jika yang diterima

adalah hipotesis alternatif, maka penelitian dinyatakan terdapat

heteroskedastisitas.Statistik uji Bartlett dirancang untuk menguji

persamaan varians antar kelompok terhadap alternatif varians

yang tidak sama untuk setidaknya dua kelompok.

Dalam Gujarati (2004: 432), untuk menghitung populasi

varians dari data panel, dicari dengan rumus sebagai berikut:

dimana , adalah ukuran sampel dari kelompok

ke-i dan ∑ .

Bartlett dalam Gujarati (2004: 432) telah menunjukkan

bahwa hipotesis null dapat diuji dengan rasio A / B, yang kira-

kira didistribusikan sebagai distribusi dengan k−1 df, dimana

dan

60

[∑(

)

]

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi

atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak. Jika dalam

model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau

sempurna di antara variabel bebas maka model regresi tersebut

dinyatakan mengandung gejala multikolinier. (Suliyanto, 2011:

81).

Terdapat beberapa metode yang dapat digumakan untuk

mendeteksi adanya masalah multikolinearitas. Salah satunya

adalah dengan melihat Pair Wise Correlation antar variabel

bebas. Jika Pair Wise Correlation antar variabel bebas tinggi,

hal ini menunjukkan adanya gejala multikolinearitas. Nilai Pair

Wise Correlation dapat dilihat pada matriks korelasi antar

variabel bebas. (Suliyanto, 2011: 81). Tidak terjadi

multikolinearitas diantara variabel bebas jika nilai korelasi antar

semua variabel bebas yang diuji < 0,9 (Hair : 2006).

3. Uji Simultan

Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketepatan model

(goodness of fit). Uji F ini sering disebut juga uji simultan, untuk

menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam model mampu

menjelaskan perubahan nilai variabel dependent atau tidak. Jika

61

variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel

dependent maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok

atau fit. Sebaliknya, jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka

masuk dalam kategori tidak cocok atau non fit.(Suliyanto, 2011: 55).

Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori

cocok (fit) atau tidak, Suliyanto (2011: 62) mengutip cara dengan

membandingkan nilai F hitung nilai tabel dengan derajat bebas :df:

α,(k-1),(n-k). Untuk menghitung besarnya nilai F hitung digunakan

formula berikut:

Keterangan:

F = Nilai F hitung

= Koefisien determinasi

= Jumlah variabel

= Jumlah pengamatan (ukuran sampel)

Kriteria model termasuk fit adalah ketika nilai F hitung > nilai F

tabel. Namun, dalam perangkat lunak statistik Eviews telah dihitung p

value F hitung sehingga kita tinggal membandingkan apakah p value

berada dibawah atau diatas nilai signifikansi. Jika P value> α maka

model regresi dianggap fit. Adapun nilai signifikansi yang digunakan

peneliti adalah 5%.

62

4. Uji Parsial

Nilai t hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial

(per variabel) terhadap variabel dependent. Apakah variabel tersebut

memiliki pengaruh yang berarti terhadap variabel dependent atau

tidak. Suatu variabel akan memeiliki pengaruh yang berarti jika nilai t

hitung variabel tersebut lebih besar dibanding dengan nilai t tabel

(Suliyanto, 2011: 55).

Kriteria model termasuk fit adalah ketika nilai F hitung > nilai F

tabel. Namun, dalam perangkat lunak statistik Eviews telah dihitung p

value F hitung sehingga kita tinggal membandingkan apakah p value

berada dibawah atau diatas nilai signifikansi. Jika P value> α maka

model regresi dianggap fit. Adapun nilai signifikansi yang digunakan

peneliti adalah 5%.

5. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ( ) digunakan untuk mengukur seberapa

baik garis regresi sesuai dengan data aktualnya (goodness of fit).

Koefisien determinasi ini mengukur persentase total varianvariabel

dependen Y yang dijelaskan oleh variabel independen X didalam garis

regresi. Nilai selalu berada diantara 0 dan 1. Semakin besar ,

semakin baik kualitas model, karena semakin dapat menjelaskan

hubungan antara variabel dependent dan indepedent (Winarno, 2011 :

4.8).

63

Nilai Adjusted R-Square dianggap lebih baik dari pada nilai

RSquare karena semakin banyak variabel independen yang

dimasukkan ke dalam model maka nilai Adjusted R-Square akan

semakin berkurang akibat penyesuaian dengan model. Oleh karena itu

untuk keperluan uji koefisien determinasi, peneliti menggunakan nilai

Adjusted R-square yang ada pada output hasil regresi data panel dalam

uji koefisien determinasi.

64

E. Operasional Variabel

1. Variabel Dependent (Y)

Penelitian ini menjadikan PER sebagai variabel dependent.

Formula yang digunakan untuk menghitung PER adalah sebagai

berikut:

Data yang digunakan untung menghitung PER diambil dari

http://www.seputarforex.com untuk mendapatkan harga saham serta

http://www.idx.co.id untuk mendapatkan laporan keuangan

perusahaan dalam menghitung earning per share.

2. Variabel Independent (X)

a. EPS

Formula untuk menghitung Earning per share adalah sebagai

berikut:

Data yang digunakan untuk menghitung earning per share

diambil dari laporan keuangan perusahaan yang

dipublikasikan di http://www.idx.co.id

b. EG

Formula hitung earning growth adalah sebagai berikut:

65

Sumber data yang digunakan diambil dari laporan keuangan

perusahaan yang dipublikasikan di http://www.idx.co.id .

c. PBV

Formula hitung price to book value adalah sebagai berikut:

Sumber data harga saham diambil dari

http://www.seputarforex.com sedangkan nilai buku didapat

dari laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di

http://www.idx.co.id

d. Kurs Rupiah

Kurs rupiah yang digunakan sebagai variabel penelitian

adalah The nominal exchange rate, yakni harga relatif dari

mata uang dua negara. Adapun negara yang akan

dikomparatifkan mata uangnya dengan Rupiah adalah

Amerika Serikat. Sebelum menghitung perubahan nilai kurs,

peneliti menghitung nilai kurs tengah terlebih dahulu:

Adapun data nilai kurs jual dan kurs beli diambil dari

situs resmi Bank Indonesia (http://www.bi.go.id). Setelah

diketahui nilai kurs tengah (EX), peneliti akan menghitung

perubahan nilai kurs Rupiah terhadap Dollar. Formula untuk

66

menghitung perubahan Kurs rupiah terhadap Dollar

(Change_EX) adalah sebagai berikut:

Dimana:

Change_EX : Perubahan nilai Kurs Rupiah

terhadap Dollar

EX : Kurs tengah

e. PDB

Formula yang digunakan untuk menghitung variabel

perubahan PDB adalah sebagai berikut:

Dimana:

Change_GDP : Perubahan nilai PDB

GDP : Produk Domestik Bruto

Data PDB yang digunakan dalam penelitian ini adalah

PDB nilai konstan yang diambil dari situs resmi Badan Pusat

Statistik (http://www.bps.go.id)

67

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Saham-saham yang tercatat di BEI dibagi ke dalam sembilan

sektor utama dan beberapa sub-sektor menurut kegiatan industrinya.

Adapun sistem pembagian sektor saham ini bernama JASICA atau Jakarta

Stock Industrial Classification. Adapun sembilan sektor yang dimaksud

adalah Agriculture; Mining; Basic Industry and Chemicals; Miscellaneous

Industri; Property, Real Estate, and Building Construction;

Infrastructures, Utilities, and Transportation; Finance; dan Trade,

Services, and Investment.

Badan Usaha Milik Negara adalah perusahaan-perusahaan yang

proporsi kepemilikan modalnya sebagian besar dimiliki oleh pemerintah

Indonesia. Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN

menyebutkan bahwa BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau

sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara

langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Adapun

BUMN berbentuk Perusahaan Perseroan atau Persero adalah BUMN yang

berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang

seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya

dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar

keuntungan.

68

Perusahaan yang tercatat dalam sektor infrastuktur, utilitas, dan

transportasi (sektor 7) yaitu 56 perusahaan, empat diantaranya merupakan

perusahaan BUMN, yakni JSMR (PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PGAS

(PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk., TLKM (PT Telekomunikasi

Indonesia (Persero) Tbk., dan GIAA (PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.)

B. Analisis dan Pembahasan

1. Deskriptif Variabel

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Price Earning Ratio

(PER), sedangkan variabel bebasnya yakni Earning Per Share (EPS),

Earning Growth (EG), Price to Book Value (PBV), Kurs Rupiah, serta

Produk Domestik Bruto.

a. Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio (PER) adalah perbandingan antara

market price per share (harga pasar per lembar saham) dengan

earning per share (laba per lembar saham). Price Earning Ratio

(PER) dapat dihitung dengan cara membagi harga pasar per

saham dengan pendapatan per saham. Artinya semakin tinggi

nilai PER akan semakin baik karena dapat menunjukkan

tingginya tingkat pendapatan yang diharapkan oleh pemodal dan

rendahnya tingkat risiko pada saham tersebut (Moeljadi, 2006 :

54).

69

Penelitian ini menggunakan data PER yang didapat dengan

menghitung angka-angka dari data perusahaan-perusahaan sampel

penelitian menggunakan rumus yang telah dibahas sebelumnya.

Adapun data-data perusahaan didapat dari laporan keuangan

kuartal maupun tahunan yang dipublikasi melalui situs resmu

Bursa Efek Indonesia. Berikut data PER yang telah didapat

disajikan melalui tabel di bawah ini.

70

Tabel 4. 1

Deskripsi Variabel Price Earning Ratio (x)

Time PGAS TLKM JSMR Min Max Average

2011Q1 8,19 38,75 62,19 8,19 62,19 36,38

2011Q2 5,45 18,44 32,87 5,45 32,87 18,92

2011Q3 2,62 13,09 25,89 2,62 25,89 13,86

2011Q4 2,36 9,19 24,22 2,36 24,22 11,92

2012Q1 6,65 30,95 86,21 6,65 86,21 41,27

2012Q2 3,99 18,28 41,19 3,99 41,19 21,15

2012Q3 3,05 10,12 31,61 3,05 31,61 14,93

2012Q4 2,30 9,83 24,57 2,30 24,57 12,23

2013Q1 10,23 44,49 129,70 10,23 129,70 61,47

2013Q2 5,62 22,38 56,29 5,62 56,29 28,10

2013Q3 3,05 13,54 36,50 3,05 36,50 17,70

2013Q4 1,85 10,68 25,96 1,85 25,96 12,83

2014Q1 11,15 54,22 118,97 11,15 118,97 61,45

2014Q2 5,51 23,75 54,85 5,51 54,85 28,04

2014Q3 3,65 18,05 42,65 3,65 42,65 21,45

2014Q4 2,93 13,47 39,45 2,93 39,45 18,61

2015Q1 15,31 52,89 174,98 15,31 174,98 81,06

2015Q2 6,47 26,90 63,12 6,47 63,12 32,16

2015Q3 2,56 15,38 39,53 2,56 39,53 19,15

2015Q4 2,11 13,42 26,93 2,11 26,93 14,16

2016Q1 8,77 48,62 95,53 8,77 95,53 50,98

2016Q2 5,21 27,36 41,03 5,21 41,03 24,53

2016Q3 4,09 19,60 25,41 4,09 25,41 16,36

2016Q4 2,96 13,75 17,39 2,96 17,39 11,37

1,85 174,98 27,92

Sumber: data diolah

Dari tabel diatas dapat disimpulkan, rata-rata Price

Earning Ratio (PER) pada tahun 2011 kuartal 1 adalah sebesar

36,38 kali. Price Earning Ratio (PER) tertinggi dihasilkan oleh

PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 62,19 kali sedangkan Price

Earning Ratio (PER) terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas

Negara (Persero) Tbk sebesar 8,19 kali.

71

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2011

kuartal 2 adalah sebesar 18,92 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

32,87 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

5,45 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2011

kuartal 3 adalah sebesar 13,86 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

25,89 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

2,62 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2011

kuartal 4 adalah sebesar 11,92 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

24,22 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

2,36 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2012

kuartal 1 adalah sebesar 41,27 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

86,21 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

72

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

6,65 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2012

kuartal 2 adalah sebesar 21,15 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

41,19 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

3,99 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2012

kuartal 3 adalah sebesar 14,93 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

31,61 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

3,05 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2012

kuartal 4 adalah sebesar 12,23 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

24,57 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

2,30 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2013

kuartal 1 adalah sebesar 61,47 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

73

129,70 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

10.23 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2013

kuartal 2 adalah sebesar 28,10 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

56,29 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

5,62 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2013

kuartal 3 adalah sebesar 17,70 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

36,50 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

3,05 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2013

kuartal 4 adalah sebesar 12,83 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

25,96 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

1,85 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2014

kuartal 1 adalah sebesar 61,45 kali. Price Earning Ratio (PER)

74

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

118,97 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

11,15 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2014

kuartal 2 adalah sebesar 28,04 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

54,85 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

5,51 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2014

kuartal 3 adalah sebesar 21,45 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

42,65 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

3,65 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2014

kuartal 4 adalah sebesar 18,61 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

39,45 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

2,93 kali.

75

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2015

kuartal 1 adalah sebesar 81,06 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

174,98 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

15,31 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2015

kuartal 2 adalah sebesar 31,16 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

63,12 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

6,47 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2015

kuartal 3 adalah sebesar 19,15 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

39,53 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

2,56 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2015

kuartal 4 adalah sebesar 14,16 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

26,93 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

76

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

2,11 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2016

kuartal 1 adalah sebesar 50,98 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

95,53 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

8,77 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2016

kuartal 2 adalah sebesar 24,53 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

41,03 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

5,21 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2016

kuartal 3 adalah sebesar 16,36 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

25,41 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

4,09 kali.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2016

kuartal 4 adalah sebesar 11,37 kali. Price Earning Ratio (PER)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

77

17,39 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

2,96 kali.

Sepanjang periode penelitian, rata-rata Price Earning Ratio

(PER) pada perusahaan yang diteliti adalah sebesar27,92 kali.

Price Earning Ratio (PER) tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa

Marga (Persero) Tbk sebesar 174,98 kali pada tahun 2015 kuartal

1 sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah dihasilkan oleh

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 1,85 kali pada

tahun 2013 kuartal 4.

78

b. Earning Per Share (EPS)

Earning per share atau pendapatan per lembar saham

adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para

pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Fahmi,

2013: 288).

Penelitian ini menggunakan data EPS sebagai variabel

independent. Adapun nilai EPS didapat dari pembagian nilai

pendapatan setelah pajak terhadap jumlah lembar saham yang

beredar. Adapun data-data perusahaan didapat dari laporan

keuangan kuartal maupun tahunan perusahaan yang diterbitkan

melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia. Berikut adalah data

EPS yang telah dihitung oleh penulis:

79

Tabel 4. 2

Deskripsi Variabel Earning Per Share (Rp)

Time JSRM PGAS TLKM Min Max Average

2011Q1 54,67 476,43 37,93 37,93 476,43 189,68

2011Q2 110,27 738,30 79,73 79,73 738,30 309,44

2011Q3 153,56 1.022,59 116,13 116,13 1.022,59 430,76

2011Q4 173,42 1.347,66 153,47 153,47 1.347,66 558,18

2012Q1 59,74 571,21 45,23 45,23 571,21 225,39

2012Q2 131,09 883,86 89,18 89,18 883,86 368,04

2012Q3 185,04 1.352,98 933,53 185,04 1.352,98 823,85

2012Q4 225,85 1.949,50 910,81 225,85 1.949,50 1.028,72

2013Q1 45,88 581,63 247,27 45,88 581,63 291,59

2013Q2 107,47 1.022,89 502,63 107,47 1.022,89 544,33

2013Q3 142,45 1.704,80 155,04 142,45 1.704,80 667,43

2013Q4 182,03 2.415,91 201,29 182,03 2.415,91 933,08

2014Q1 50,43 459,59 40,85 40,85 459,59 183,63

2014Q2 108,93 1.011,26 103,78 103,78 1.011,26 407,99

2014Q3 151,24 1.645,38 161,51 151,24 1.645,38 652,71

2014Q4 178,73 2.048,08 212,76 178,73 2.048,08 813,19

2015Q1 41,15 313,54 54,64 41,15 313,54 136,44

2015Q2 86,73 667,11 108,92 86,73 667,11 287,59

2015Q3 122,07 989,22 171,99 122,07 989,22 427,76

2015Q4 194,00 1.300,31 231,32 194,00 1.300,31 575,21

2016Q1 56,52 298,12 68,38 56,52 298,12 141,01

2016Q2 128,58 449,51 145,47 128,58 449,51 241,18

2016Q3 181,07 702,52 219,93 181,07 702,52 367,84

2016Q4 248,43 913,27 289,40 248,43 913,27 483,70

37,46 2.415,91 449,99

Sumber: Data diolah

Dari tabel diatas dapat disimpulkan, rata-rata Earning

per Share (EPS) pada tahun 2011 kuartal 1 adalah sebesar Rp

189,68. Earning per Share (EPS) tertinggi dihasilkan oleh PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbksebesar Rp 476,43

sedangkan Earning per Share (EPS) terendah dihasilkan oleh PT

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 37,93.

80

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2011 kuartal

2 adalah sebesar Rp 309,44. Earning per Share (EPS) tertinggi

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbksebesar

Rp 738,30 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah

dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

sebesar Rp 79,73.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2011 kuartal

3 adalah sebesar Rp 430,76. Earning per Share (EPS) tertinggi

dihasilkan oleh PT Perusahaan Negara (Persero) Tbk sebesar

Rp 1.022,59 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah

dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

sebesar Rp 116,13.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2011 kuartal

4 adalah sebesar Rp 558,18. Earning per Share (EPS) tertinggi

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

sebesar Rp 1.347,66 sedangkan Earning per Share (EPS)

terendah dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Tbk sebesar Rp 153,47.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2012 kuartal

1 adalah sebesarRp 225,39. Earning per Share (EPS) tertinggi

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

sebesar Rp 571,21 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah

81

dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

sebesar Rp 45,23.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2012 kuartal

2 adalah sebesar Rp 368,04. Earning per Share (EPS) tertinggi

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

sebesar Rp 571,21 sedangkan Earning per Share (EPS)terendah

dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

sebesar Rp 89,18.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2012 kuartal

3 adalah sebesar Rp 823,85. Earning per Share (EPS)

tertinggidihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk sebesar Rp 1.352,98 sedangkan Earning per Share (EPS)

terendah dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp

185,04.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2012 kuartal

4 adalah sebesar Rp 1.028,72. Earning per Share (EPS) tertinggi

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

sebesar Rp 1.949,50 sedangkan Earning per Share (EPS)

terendah dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp

225,85.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2013 kuartal

1 adalah sebesar Rp 823,85. Earning per Share (EPS) tertinggi

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

82

sebesar Rp 581,63 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah

dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp 45,88.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2013 kuartal

2 adalah sebesar Rp 544,33. Earning per Share (EPS) tertinggi

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

sebesar Rp 1.022,89 sedangkan Earning per Share (EPS)

terendah dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp

107,47.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2013 kuartal

3 adalah sebesar Rp 667,43. Earning per Share (EPS)

tertinggidihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk sebesar Rp 1.704,80 sedangkan Earning per Share (EPS)

terendah dihasilkan oleh PT Jasa marga (Persero) Tbk sebesar Rp

142,45.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2013 kuartal

4 adalah sebesar Rp 933,08. Earning per Share (EPS) tertinggi

dihasilkan oleh PT Perusahaangas Negara (Persero) Tbk sebesar

Rp 2.415,91 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah

dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp 182,03.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2014

kuartal 1 adalah sebesar Rp183,63. Earning per Share (EPS)

tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk sebesar Rp 459,59 sedangkan Earning per Share (EPS)

83

terendah dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Tbk sebesar Rp 40,85.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2014

kuartal 2 adalah sebesar Rp 407,99. Earninng per Share (EPS)

tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk sebesar Rp 1.011,26 sedangkan Earning per Share (EPS)

terendah dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Tbk sebesar Rp 103,78.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2014

kuartal 3 adalah sebesar Rp 652,71. Earning per Share (EPS)

tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara(Persero)

Tbk sebesar Rp 1.645,38 sedangkan Earning per Share(EPS)

terendah dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp

151,24.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2014

kuartal 4 adalah sebesar Rp 813,19. Earning per Share (EPS)

tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk sebesar Rp 2.048,08 sedangkan Earning per Share (EPS)

terendah dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

178,73.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2015

kuartal 1 adalah sebesar Rp 136,44. Earning per Share (EPS)

tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

84

Tbk sebesar Rp 313,54 sedangkan Earning per Share (EPS)

terendah dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp

41,15.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2015

kuartal 2 adalah sebesar Rp 287,59. Earning per Share (EPS)

tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk sebesar Rp 667,11 sedangkan Earning per Share (EPS)

terendah dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp

86,73.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2015

kuartal 3 adalah sebesar Rp 427,76. Earning per Share (EPS)

tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk sebesar Rp 989,22 sedangkan Earning per Share (EPS)

terendah dihasilkanoleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp

122,07.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2015

kuartal 4 adalah sebesar Rp 575,21. Earning per Share tertinggi

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

Rp 1.300,31 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah

dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp 194,00.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2016

kuartal 1 adalah sebesar Rp 141,01. Earning per Share (EPS)

tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

85

Tbk sebesar Rp 298,12 sedangkan Earning per Share (EPS)

terendah dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp

56,52.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2016 kuartal

2 adalah sebesar Rp 241,18. Earning per Share (EPS) tertinggi

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

Rp 449,51 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah

dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp 128,58.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2016 kuartal

3 adalah sebesar Rp 367,84. Earning per Share (EPS)

tertinggidihasilkan oleh PTPerushaan Gas Negara (Persero) Tbk

sebesar Rp 702,52 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah

dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) TbkRp 181,07.

Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2016 kuartal

4 adalah sebesar Rp 483,70. Earning per Share (EPS) tertinggi

dihasilkan oleh PTPerushaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

Rp 913,27 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah

dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) TbkRp 248,43.

Sepanjang periode penelitian, rata-rata Earning Per Share

(EPS) pada perusahaan yang diteliti adalah sebesar Rp 449,99.

Earning Per Share (EPS) tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan

Gas Negara (Persero) Tbk sebesar Rp 2.415,91 pada tahun 2013

kuartal 4 sedangkan Earning Per Share (EPS) terendah dihasilkan

86

oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp

37,46 pada tahun 2011 kuartal 1.

87

c. Earning Growth (EG)

Earning Growth adalah tingkat pertumbuhan pendapatan

yang didapat dari saham berdasarkan pertumbuhan Earning Per

Share. Jika saham itu memiliki EG yang positif, maka perusahaan

itu memiliki prospek yang positif.

Penelitian ini menggunakan data EG sebagai variabel

independent. Nilai EG didapat dari pertumbuhan nilai EPS dari

satu periode ke periode berikutnya. Berikut adalah data EG yang

telah dihitung oleh penulis:

88

Tabel 4. 3

Deskripsi Variabel Earning Growth (%)

Bulan JSMR PGAS TLKM Min Max Average

2011Q1 27,53 18,35 1,25 1,25 27,53 15,71

2011Q2 101,71 54,97 110,20 54,97 110,20 88,96

2011Q3 39,26 38,51 45,65 38,51 45,65 41,14

2011Q4 12,94 31,79 32,16 12,94 32,16 25,63

2012Q1 -65,56 -57,61 -70,53 -70,53 -57,61 -64,57

2012Q2 119,46 54,73 97,17 54,73 119,46 90,45

2012Q3 41,16 53,08 946,84 41,16 946,84 347,02

2012Q4 22,05 44,09 -2,43 -2,43 44,09 21,24

2013Q1 -79,69 -70,16 -72,85 -79,69 -70,16 -74,23

2013Q2 134,27 75,86 103,27 75,86 134,27 104,47

2013Q3 32,54 66,67 -69,15 -69,15 66,67 10,02

2013Q4 27,79 41,71 29,83 27,79 41,71 33,11

2014Q1 -72,30 -80,98 -79,70 -80,98 -72,30 -77,66

2014Q2 115,99 120,03 154,04 115,99 154,04 130,02

2014Q3 38,85 62,71 55,63 38,85 62,71 52,39

2014Q4 18,17 24,47 31,73 18,17 31,73 24,79

2015Q1 -76,98 -84,69 -74,32 -84,69 -74,32 -78,66

2015Q2 110,78 112,77 99,33 99,33 112,77 107,63

2015Q3 40,74 48,28 57,91 40,74 57,91 48,98

2015Q4 58,93 31,45 34,49 31,45 58,93 41,62

2016Q1 -70,86 -77,07 -70,44 -77,07 -70,44 -72,79

2016Q2 127,47 50,78 112,72 50,78 127,47 96,99

2016Q3 40,82 56,29 51,19 40,82 56,29 49,43

2016Q4 37,20 30,00 31,59 30,00 37,20 32,93

-84,69 946,84 41,44

Sumber: Data Diolah

Dari tabel diatas dapat disimpulkan, rata-rata Earning

growth (EG) pada tahun 2011 kuartal 1 adalah sebesar 15,71%.

Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga

(Persero) Tbk sebesar 27,53% sedangkan Earning growth (EG)

89

terendah dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Tbk sebesar 1,25%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2011 kuartal 2

adalah sebesar 88,96%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan

oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar

110.20% sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan

oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 54,97%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2011 kuartal 3

adalah sebesar 41,14%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan

oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar 45,65%

sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 38,51%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2011 kuartal 4

adalah sebesar 25,63%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan

oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar 32,16%

sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Jasa

Marga (Persero) Tbk sebesar 12,34%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2012 kuartal 1

adalah sebesar -64,57%. Earning growth (EG) tertinggi

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

-57,61% sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan

oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar -

70,53%.

90

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2012 kuartal 2

adalah sebesar 90,45%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan

oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 119,46% sedangkan

Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan

Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 54,73%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2012 kuartal 3

adalah sebesar 347,02%. Earning growth (EG) tertinggi

dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

sebesar 946,84% sedangkan Earning growth (EG) terendah

dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 41,16%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2012 kuartal 4

adalah sebesar 21,24%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan

oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 22,05%

sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar -2,43%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2013 kuartal 1

adalah sebesar -74,23%.Earning growth (EG) tertinggidihasilkan

oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar -70,16%

sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Jasa

Marga (Persero) Tbk sebesar -79,69%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2013 kuartal 2

adalah sebesar 104,47%. Earning growth (EG) tertinggi

dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 134,27%

91

sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 75,86%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2013 kuartal 3

adalah sebesar 10,02%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan

oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 66,67%

sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar -69,15%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2013 kuartal 4

adalah sebesar 33,11%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan

oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 41,71%

sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Jasa

Marga (Persero) Tbk sebesar 27,29%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2014 kuartal 1

adalah sebesar -77,66%. Earning growth (EG) tertinggi

dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar -72,30%

sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar -80,98%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2014 kuartal 2

adalah sebesar 130,02%. Earning growth (EG) tertinggi

dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

sebesar 154,04% sedangkan Earning growth (EG) terendah

dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 115,99%.

92

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2014 kuartal 3

adalah sebesar 52,39%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan

oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 62,71%

sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Jasa

Marga (Persero) Tbk sebesar 38,85%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2014 kuartal 4

adalah sebesar 24,79%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan

oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar 31,79%

sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Jasa

Marga (Persero) Tbk sebesar 18,17%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2015 kuartal 1

adalah sebesar -78,66%. Earning growth (EG) tertinggi

dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

sebesar -74,32% sedangkan Earning growth (EG) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

-84,69%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2015 kuartal 2

adalah sebesar 107,63%. Earning growth (EG) tertinggi

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

112,77% sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan

oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar 99,33%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2015 kuartal 3

adalah sebesar 48,98%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan

93

oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar 57,91%

sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Jasa

Marga (Persero) Tbk sebesar 40,74%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2015 kuartal 4

adalah sebesar 41,62%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan

oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 58,93% sedangkan

Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan

Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 31,45%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2016 kuartal 1

adalah sebesar -72,79%. Earning growth (EG) tertinggi

dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

sebesar -70,44% sedangkan Earning growth (EG) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

-77,07%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2016 kuartal 2

adalah sebesar 96.99%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan

oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 127,47% sedangkan

Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan

Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 50,78%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2016 kuartal 3

adalah sebesar 49,43%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan

oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 56,29%

94

sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Jasa

Marga (Persero) Tbk sebesar 40,82%.

Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2016 kuartal 4

adalah sebesar 32,93%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan

oleh PT Jasa Marga(Persero) Tbk sebesar 37,20% sedangkan

Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan

Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 30,00%.

Sepanjang periode penelitian, rata-rata Earning Growth

(EG) pada perusahaan yang diteliti adalah sebesar 41,44%.

Earning Growth (EG) tertinggi dihasilkan oleh PT

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar 946,84% pada

tahun 2012 kuartal 3 sedangkan Earning Growth (EG) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Indonesia (Persero) Tbk

sebesar -84,69% pada tahun 2015 kuartal 1.

95

d. Price to Book Value (PBV) (x)

Price to Book Value adalah rasio perbandingan antara harga

saham yang beredar dengan nilai buku dari perusahaan. Nilai

pasar dari ekuitas mencerminkan harapan investor terhadap laba

dan arus kas perusahaan di masa yang akan datang. (Murhadi,

2009 : 147)

Penelitian ini menggunakan data PBV sebagai variabel

independent. Adapun nilai PBV didapat dari pembagian harga

saham terhadap nilai buku perusahaan. Adapun data-data

perusahaan didapat dari laporan keuangan kuartal maupun

tahunan perusahaan yang diterbitkan melalui situs resmi Bursa

Efek Indonesia. Berikut adalah data PBV yang telah dihitung oleh

penulis:

96

Tabel 4. 4

Deskripsi Variabel Price to Book Value(x)

Time JSMR PGAS TLKM Min Max Average

2011Q1 2,64 1,03 2,46 1,03 2,64 2,05

2011Q2 2,91 1,28 2,68 1,28 2,91 2,29

2011Q3 3,08 0,78 2,63 0,78 3,08 2,16

2011Q4 3,42 0,84 2,33 0,84 3,42 2,20

2012Q1 3,96 0,87 2,19 0,87 3,96 2,34

2012Q2 4,08 0,90 2,84 0,90 4,08 2,61

2012Q3 4,22 0,94 3,04 0,94 4,22 2,73

2012Q4 3,86 0,89 2,69 0,89 3,86 2,48

2013Q1 3,97 1,06 3,08 1,06 3,97 2,70

2013Q2 4,12 1,13 3,50 1,13 4,12 2,92

2013Q3 3,41 0,81 2,91 0,81 3,41 2,38

2013Q4 2,96 0,61 2,80 0,61 2,96 2,12

2014Q1 3,82 0,83 2,71 0,83 3,82 2,45

2014Q2 3,66 0,81 3.31 0.81 3.66 2.60

2014Q3 3.84 0.79 3.63 0.79 3.84 2.75

2014Q4 4.20 0.74 3.35 0.74 4.20 2.76

2015Q1 4.51 0.56 3.20 0.56 4.51 2.76

2015Q2 3.29 0.52 3.59 0.52 3.59 2.47

2015Q3 2.83 0.27 3.06 0.27 3.06 2.05

2015Q4 2,87 0,28 3,36 0,28 3,36 2,17

2016Q1 2,92 0,29 3,34 0,29 3,34 2,18

2016Q2 2,68 0,27 4,23 0,27 4,23 2,39

2016Q3 2,25 0,32 4,24 0,32 4,24 2,27

2016Q4 1,92 0,29 3,80 0,29 3,80 2,00

0,27 4,51 2,41

Sumber: Data Diolah

Dari tabel diatas dapat disimpulkan, rata-rata Price to

Book Value (PBV) pada tahun 2011 kuartal 1 adalah sebesar 2,05

kali. Price to Book Value (PBV) tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa

Marga (Persero) Tbk sebesar 2,64 kali sedangkan Price to Book

97

Value (PBV) terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara

(Persero) Tbk sebesar 1,03 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2011

kuartal 2 adalah sebesar 2,29 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga(Persero) Tbk sebesar

2,91 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

1,28 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2011

kuartal 3 adalah sebesar 2,16 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

3,08 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

0,78 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2011

kuartal 4 adalah sebesar 2,20 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga(Persero) Tbk sebesar

3,42 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

0,84 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2012

kuartal 1 adalah sebesar 2,34 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

98

3,96 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

0,87 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2012

kuartal 2 adalah sebesar 2,61 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

4,08 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

0,90 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2012

kuartal 3 adalah sebesar 2,73 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

4,22 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

0,94 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2012

kuartal 4 adalah sebesar 2,48 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga(Persero) Tbk sebesar

3,86 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

0,89 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2013

kuartal 1 adalah sebesar 2,70 kali. Price to Book Value (PBV)

99

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

3,97 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

1,06 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2013

kuartal 2 adalah sebesar 2,38 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

3,97 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

1,13 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2013

kuartal 3 adalah sebesar 2,38 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

3,41 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

0,81 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2013

kuartal 4 adalah sebesar 2,12 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga(Persero) Tbk sebesar

2,96 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

0,61 kali.

100

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2014

kuartal 1 adalah sebesar 2,76 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

3,82 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

0,83 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2014

kuartal 2 adalah sebesar 2,60 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

3,66 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

0,81 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2014

kuartal 3 adalah sebesar 2,75 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga(Persero) Tbk sebesar

3,84 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

0,79 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2014

kuartal 4 adalah sebesar 2,76 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

4,20 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah

101

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

0,74 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2015

kuartal 1 adalah sebesar 2,76 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

4,51 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah

dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar

0,56 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2015

kuartal 2 adalah sebesar 2,47 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Tbk sebesar 3,59 kali sedangkan Price to Book Value (PBV)

terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk sebesar 0,52 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2015

kuartal 3 adalah sebesar 2,05 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Tbk sebesar 3,06 kali sedangkan Price to Book Value (PBV)

terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk sebesar 0,27 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2015

kuartal 4 adalah sebesar 2,17 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)

102

Tbk sebesar 3,36 kali sedangkan Price to Book Value (PBV)

terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk sebesar 0,28 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2016

kuartal 1 adalah sebesar 2,18 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Tbk sebesar 3,34 kali sedangkan Price to Book Value (PBV)

terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk sebesar 0,29 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2016

kuartal 2 adalah sebesar 2,39 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Tbk sebesar 4,23 kali sedangkan Price to Book Value (PBV)

terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk sebesar 0,27 kali.

Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2016

kuartal 3 adalah sebesar 2,27 kali. Price to Book Value (PBV)

tertinggi dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Tbk sebesar 4,24 kali sedangkan Price to Book value (PBV)

terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk sebesar 0,32 kali.

Rata-rata Price to Book value (PBV) pada tahun 2016

kuartal 4 adalah sebesar 2,00 kali. Price to Book value (PBV)

103

tertinggi dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia

(Persero)Tbk sebesar 3,80 kali sedangkan Price to Book Value

(PBV) terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara

(Persero) Tbk sebesar 0,29 kali.

Sepanjang periode penelitian, rata-rata Price to Book Value

(PBV) pada perusahaan yang diteliti adalah sebesar2,41 kali.Price

to Book Value (PBV) tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga

(Persero) Tbk sebesar 4,51 kali pada tahun 2015 kuartal 1

sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah dihasilkan oleh

PT Perusahaan Gas Indonesia (Persero) Tbk sebesar 0,27 kali

pada tahun 2016 kuartal 2.

104

e. Kurs Rupiah

Pada penelitian ini, penulis menjadikan pertumbuhan Kurs

Rupiah terhadap Dollar Amerika sebagai variabel independent.

Kurs yang dimaksud penulis adalah The nominal exchange rate

yang merupakan harga relatif dari mata uang dua negara.

Maksudnya adalah nilai perbandingan antara mata uang lokal

dengan mata uang negara lainnya. (Mankiw, 2013 : 150)

Nilai pertumbuhan didapat dengan menghitung tingkat

perubahan kurs tengah dari satu kuartal ke kuartal berikutnya.

Adapun untuk menghitung kurs tengah, penulis menghitung nilai

rata-rata dari kurs jual dan kurs beli. Berikut adalah nilai kurs

rupiah serta tingkat pertumbuhannya:

105

Tabel 4. 5

Deskripsi Variabel Kurs Rupiah

Time Kurs Change

2011Q1 Rp 8.709 -3,14%

2011Q2 Rp 8.597 -1,29%

2011Q3 Rp 8.823 2,63%

2011Q4 Rp 9.068 2,78%

2012Q1 Rp 9.180 1,24%

2012Q2 Rp 9.480 3,27%

2012Q3 Rp 9.588 1,14%

2012Q4 Rp 9.670 0,86%

2013Q1 Rp 9.719 0,51%

2013Q2 Rp 9.929 2,16%

2013Q3 Rp 11.613 16,96%

2013Q4 Rp 12.189 4,96%

2014Q1 Rp 11.404 -6,44%

2014Q2 Rp 11.969 4,95%

2014Q3 Rp 12.212 2,03%

2014Q4 Rp 12.440 1,87%

2015Q1 Rp 13.084 5,18%

2015Q2 Rp 13.332 1,90%

2015Q3 Rp 14.657 9,94%

2015Q4 Rp 13.795 -5,88%

2016Q1 Rp 13.276 -3,76%

2016Q2 Rp 13.180 -0,72%

2016Q3 Rp 12.998 -1,38%

2016Q4 Rp 13.436 3,37%

Min Rp 8.597 -6,44%

Max Rp 14.657 16,96%

Average Rp 11.348 1,80%

Dari data diatas, diketahui bahwa rata-rata kurs Rupiah

terhadap Dollar selama periode penelitian adalah Rp 11.348

dengan kurs terkecil terdapat pada 2011 kuartal 2 yakni sebesar

106

Rp 8.597 dan kurs terbesar terdapat pada 2015 kuartal 3 yakni

sebesar Rp 14.657.

Tingkat pertumbuhan rata-rata kurs Rupiah terhadap Dollar

Amerika adalah 1,80%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2013

kuartal 3 sebesar 16,96%, sedangkan pertumbuhan terendah

terjadi pada 2014 kuartal 1 sebesar -6,44%.

f. Produk Domestik Bruto (miliyar rupiah)

Produk domestik bruto digunakan untuk mengukur nilai

aktivitas ekonomi suatu negara. Salah satu cara yang paling

efektif untuk menghitung PDB adalah dengan menghitung

pengeluaran terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh

ekonomi (negara). (Mankiw, 2003: 25)

Data PDB yang digunakan oleh peneliti adalah data PDB

nilai konstan yang diambil dari situs resmi Badan Pusat Statistik.

Di bawah ini adalah data PDB dan pertumbuhan PDB:

107

Tabel 4. 6

Deskripsi Variabel Produk Domestik Bruto

Time PDB Change

2011Q1 1.748.731 0,64%

2011Q2 1.816.268 3,86%

2011Q3 1.881.850 3,61%

2011Q4 1.840.786 -2,18%

2012Q1 1.855.580 0,80%

2012Q2 1.929.019 3,96%

2012Q3 1.993.632 3,35%

2012Q4 1.948.852 -2,25%

2013Q1 1.958.396 0,49%

2013Q2 2.036.817 4,00%

2013Q3 2.103.598 3,28%

2013Q4 2.057.688 -2,18%

2014Q1 2.058.985 0,06%

2014Q2 2.137.772 3,83%

2014Q3 2.208.107 3,29%

2014Q4 2.161.408 -2,11%

2015Q1 2.156.469 -0,23%

2015Q2 2.237.413 3,75%

2015Q3 2.312.693 3,36%

2015Q4 2.270.357 -1,83%

2016Q1 2.262.361 -0,35%

2016Q2 2.353.523 4,03%

2016Q3 2.428.722 3,20%

2016Q4 2.385.577 -1,78%

Min 1.748.731 -2,25%

Max 2.428.722 4,03%

Average 2.089.358 1,36%

Dari data diatas, diketahui bahwa rata-rata Produk

Domestik Bruto selama periode penelitian adalah2.089.358

miliyar rupiah dengan Produk Domestik Bruto terkecil terdapat

pada 2011 kuartal 1 yakni sebesar 1.748.731 miliyar rupiah dan

108

Produk Domestik Bruto terbesar terdapat pada 2016 kuartal 3

yakni sebesar 2.428.722 miliyar rupiah.

Tingkat pertumbuhan rata-rata Produk Domestik Bruto

adalah 1,36%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2016 kuartal 2

sebesar 4,03%, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada

2012 kuartal 4 sebesar -2,25%.

2. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel

a. Uji Chow / Likehood Test Ratio

Uji Chow / LikelihoodTest ratio adalah uji model regresi

data panel untuk menentukan apakah Fixed Effect Model

lebih baik dibandingkan dengan Common Effect Model. Adapun

hipotesis yang dirumuskan untuk Uji Chow / Likelihood Test

ratio adalah sebagai berikut:

: Common Effect Model

: Fixed Effect Model

Dasar penolakan terhadap hipotesis tersebut adalah

dengan membandingkan perhitungan F-statistik dengan F-tabel.

Perbandingan dipakai apabila hasil F-hitung lebih besar (>) dari

F-tabel maka ditolak yang berarti model yang lebih tepat

digunakan adalah Fixed Effect Model. Atau ditolak p-value

lebih kecil (<) dari signifikansi α sebesar 5% atau 0,05. Hasil

output regresi data panel Common Effect Model dan Fixed Effect

Model adalah sebagai berikut:

109

Tabel 4. 7

Hasil Uji Regresi Data Panel Common Effect Model

Dependent Variable: LOG_PER

Method: Panel Least Squares

Date: 08/10/17 Time: 16:21

Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016

Periods included: 24

Cross-sections included: 3

Total panel (balanced) observations: 72

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.899857 0.098278 9.156224 0.0000

EPS -0.000359 7.20E-05 -4.990667 0.0000

EG -0.053445 0.023263 -2.297437 0.0248

PBV 0.205678 0.028242 7.282616 0.0000

CHANGE_KURS -0.918754 0.567721 -1.618320 0.1104

CHANGE_GDP 0.877043 1.201781 0.729786 0.4681

R-squared 0.820747 Mean dependent var 1.202856

Adjusted R-squared 0.807167 S.D. dependent var 0.489418

S.E. of regression 0.214917 Akaike info criterion -0.157478

Sum squared resid 3.048484 Schwarz criterion 0.032244

Log likelihood 11.66921 Hannan-Quinn criter. -0.081949

F-statistic 60.43900 Durbin-Watson stat 1.235723

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: data diolah

110

Tabel 4. 8

Hasil Uji Regresi Data Panel Fixed Effect Model

Dependent Variable: LOG_PER

Method: Panel Least Squares

Date: 08/10/17 Time: 16:21

Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016

Periods included: 24

Cross-sections included: 3

Total panel (balanced) observations: 72

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.041265 0.106697 9.759071 0.0000

EPS -0.000296 7.35E-05 -4.025259 0.0002

EG -0.053935 0.021211 -2.542807 0.0134

PBV 0.133351 0.042411 3.144272 0.0025

CHANGE_KURS -1.050647 0.497145 -2.113361 0.0385

CHANGE_GDP 1.338350 1.100811 1.215785 0.2285

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.870552 Mean dependent var 1.202856

Adjusted R-squared 0.856394 S.D. dependent var 0.489418

S.E. of regression 0.185467 Akaike info criterion -0.427442

Sum squared resid 2.201469 Schwarz criterion -0.174479

Log likelihood 23.38792 Hannan-Quinn criter. -0.326737

F-statistic 61.48683 Durbin-Watson stat 1.776783

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: data diolah

Selanjutnya dilakukan uji Chow / likehood Test Ratio

untuk menguji hipotesis yang telah dirumusan sebelumnya.

Berikut adalah hasil output uji Chow / Likelihood Test Ratio:

111

Tabel 4. 9

Hasil Uji Chow / Likelihood Test Ratio

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: EQ01

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 12.312002 (2,64) 0.0000

Cross-section Chi-square 23.437417 2 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: LOG_PER

Method: Panel Least Squares

Date: 08/10/17 Time: 15:51

Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016

Periods included: 24

Cross-sections included: 3

Total panel (balanced) observations: 72 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.899857 0.098278 9.156224 0.0000

EPS -0.000359 7.20E-05 -4.990667 0.0000

PBV 0.205678 0.028242 7.282616 0.0000

EG -0.053445 0.023263 -2.297437 0.0248

CHANGE_KURS -0.918754 0.567721 -1.618320 0.1104

CHANGE_GDP 0.877043 1.201781 0.729786 0.4681 R-squared 0.820747 Mean dependent var 1.202856

Adjusted R-squared 0.807167 S.D. dependent var 0.489418

S.E. of regression 0.214917 Akaike info criterion -0.157478

Sum squared resid 3.048484 Schwarz criterion 0.032244

Log likelihood 11.66921 Hannan-Quinn criter. -0.081949

F-statistic 60.43900 Durbin-Watson stat 1.235723

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data diolah

Setelah melalui Uji Chow / Likelihood Test Ratio dengan p-

value dibawah nilai signifikansi (0,00 < 0,05), maka hipotesis null

yang menyatakan bahwa penelitian ini menggunakan Common

Effect Modelditolak dan hipotesis alternatif yang menyatakan

penelitian ini menggunakan Fixed Effect Model diterima.

112

b. Uji Hausman

Uji Hausman adalah uji model regresi data panel untuk

menentukan apakah Fixed Effect Model lebih baik dibandingkan

Random Effect Model. Hipotesis yang dirumuskan untuk Uji

Hausman adalah sebagai berikut:

: Random Effect Model

: Fixed Effect Model

ditolak jika nilai statistik Hausman lebih besar (>) dari

pada nilai kritis statistic chi-square dan model yang tepat

digunakan untuk regresi dari data panel adalah Fixed Effect

Model. Atau ditolak jika p-value lebih kecil (<) dari

signifikansi α sebesar 5% atau 0,05.

Hasil output regresi data panel Random Effect Model

adalah sebagai berikut:

113

Tabel 4. 10

Hasil Uji Regresi Data Panel Random Effect Model

Dependent Variable: LOG_PER

Method: Panel EGLS (Period random effects)

Date: 08/10/17 Time: 17:36

Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016

Periods included: 24

Cross-sections included: 3

Total panel (balanced) observations: 72

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.899857 0.082868 10.85894 0.0000

EPS -0.000359 6.07E-05 -5.918747 0.0000

EG -0.053445 0.019615 -2.724676 0.0082

PBV 0.205678 0.023814 8.636914 0.0000

CHANGE_KURS -0.918754 0.478700 -1.919268 0.0593

CHANGE_GDP 0.877043 1.013337 0.865499 0.3899

Effects Specification

S.D. Rho

Period random 0.000000 0.0000

Idiosyncratic random 0.181217 1.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.820747 Mean dependent var 1.202856

Adjusted R-squared 0.807167 S.D. dependent var 0.489418

S.E. of regression 0.214917 Sum squared resid 3.048484

F-statistic 60.43900 Durbin-Watson stat 1.235723

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.820747 Mean dependent var 1.202856

Sum squared resid 3.048484 Durbin-Watson stat 1.235723

Sumber: data diolah

Selanjutnya dilakukan uji Hausman untuk menguji hipotesis yang

telah dirumusan sebelumnya. Berikut adalah hasil output uji Hausman:

114

Tabel 4. 11

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: EQ01

Test period random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Period random 30.217672 3 0.0000

** WARNING: estimated period random effects variance is zero.

Period random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

EG -0.001941 -0.053445 0.000215 0.0004

EPS -0.000224 -0.000359 0.000000 0.0026

PBV 0.237727 0.205678 0.000226 0.0332

Period random effects test equation:

Dependent Variable: LOG_PER

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/17 Time: 17:15

Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016

Periods included: 24

Cross-sections included: 3

Total panel (balanced) observations: 72

WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.734423 0.099345 7.392634 0.0000

EG -0.001941 0.024493 -0.079265 0.9372

EPS -0.000224 7.54E-05 -2.976626 0.0047

PBV 0.237727 0.028169 8.439178 0.0000

CHANGE_KURS NA NA NA NA

CHANGE_GDP NA NA NA NA

Effects Specification

Period fixed (dummy variables)

R-squared 0.913106 Mean dependent var 1.202856

Adjusted R-squared 0.862900 S.D. dependent var 0.489418

S.E. of regression 0.181217 Akaike info criterion -0.298247

Sum squared resid 1.477781 Schwarz criterion 0.555502

Log likelihood 37.73690 Hannan-Quinn criter. 0.041633

F-statistic 18.18728 Durbin-Watson stat 0.337588

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: data diolah

115

Setelah melalui Uji Hausman dengan p-value dibawah nilai

signifikansi (0,00 < 0,05), maka hipotesis null yang menyatakan

bahwa penelitian ini menggunakan Random EffectModel ditolak

dan hipotesis alternatif yang menyatakan penelitian ini

menggunakan Fixed Effect Model diterima.

Setelah melalui Uji Chow dan Uji Hausman, dengan

memperhatikan hasil dari kedua uji, model yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Fixed Effect Model.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Normalitas

Uji Normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai

residual yang telah distandarisasi dalam model regresi

berdistribusi normal atau tidak. (Sulisyanto, 2011: 69)

Untuk mendeteksi apakah data terdistribusi secara

normal atau tidak, peneliti membandingkan nilai p-value Jarque

Bera dan nilai signifikansidengan ketentuan sebagai berikut.:

a. Jika p-value Jarque Bera < 0,05 data tidak terdistribusi

normal, dan dengan demikian kita menerima .

b. Jika p-value Jarque Bera > 0,05 ,data terdistribusi secara

normal, dan dengan demikian kita menolak dan

menerima

116

Gambar 4. 1

Hasil Uji Normalitas sebelum Transformasi Data

0

2

4

6

8

10

12

14

-40 -20 0 20 40 60 80 100

Series: Standardized Residuals

Sample 3/01/2011 12/01/2016

Observations 72

Mean 1.10e-15

Median -2.257857

Maximum 111.5720

Minimum -38.15523

Std. Dev. 23.40499

Skewness 2.049648

Kurtosis 9.766857

Jarque-Bera 187.7838

Probability 0.000000

Sumber: data diolah

Dengan p-value Jarque Bera dibawah nilai signifikansi

(0,000000 < 0,05), maka hipotesis null yang menyatakan data

tidak terdistribusi normal diterima. Maka, asumsi data

terdistribusi normal dinyatakan tidak lolos. Untuk mengatasi data

yang tidak terdistribusi normal, kita dapat melakukan

transformasi data untuk memenuhi asumsi normalitas. Hair (2006:

87) mengemukakan bahwa ada dua alasan yang membolehkan

data transformasi dilakukan:

1. Untuk mengkoreksi kesalahan asumsi statistik dalam

teknik multivariatif.

2. Untuk meningkatkan hubungan atau korelasi diantara

variabel-variabel.

Menurut Hair (2006: 87) ada dua pola persebaran data yang

sering ditemui dalam data tidak normal, yakni distribusi flat dan

skewed atau tidak simentris. Data yang terdistribusi flat biasanya

117

ditransformasi dengan cara inverse (misal 1/Y). Sedangkan data

yang terdistribusi skewed ditransformasi dengan cara akar

kuadrat, logaritma, kuadrat, atau pangkat tiga.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan logaritma

terhadap variabel independent untuk menormalkan distribusi data.

Setelah dilakukan transformasi data, hasil uji Jarque-Bera menjadi

sebagai berikut:

Gambar 4. 2

Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi Data

0

2

4

6

8

10

12

-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4

Series: Standardized Residuals

Sample 3/01/2011 12/01/2016

Observations 72

Mean 2.70e-18

Median -0.036565

Maximum 0.409670

Minimum -0.279281

Std. Dev. 0.176087

Skewness 0.433764

Kurtosis 2.251296

Jarque-Bera 3.939488

Probability 0.139493

Sumber: data diolah

Dengan p-value Jarque Bera diatas nilai signifikansi

(0,139493 > 0,05), maka hipotesis null yang menyatakan data

tidak terdistribusi normal ditolak dan hipotesis alternatif yang

menyatakan data tedistribusi normal diterima. Maka, asumsi data

terdistribusi normal dinyatakan lolos.

118

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau

sempurna di antara variabel bebas atau tidak.(Suliyanto, 2011:

81).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Pair Wise

Correlation untuk mendeteksi keberadaan multikolinearitas

diantara variabel bebas. Tidak terjadi multikolinearitas diantara

variabel bebas jika nilai korelasi antar semua variabel bebas yang

diuji < 0,9 (Hair:2006)

Tabel 4. 12

Hasil Uji Multikolinearitas

EPS EG PBV CHANGE_KURS CHANGE_GDP

EPS 1.000000 0.159453 -0.685698 0.138352 -0.132491

EG 0.159453 1.000000 0.068108 0.067386 0.342986

PBV -0.685698 0.068108 1.000000 0.011519 0.052208

CHANGE_KURS 0.138352 0.067386 0.011519 1.000000 0.240327

CHANGE_GDP -0.132491 0.342986 0.052208 0.240327 1.000000

Sumber: data diolah

Dari hasil output pengujian diatas, menunjukkan bahwa

seluruh nilai korelasi antar variabel independent berada dibawah

0,9 sehingga data dinyatakan bebas dari masalah

multikolinearitas.

119

c. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4. 13

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Test for Equality of Variances of RESID01

Categorized by values of BULAN

Date: 08/10/17 Time: 15:50

Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016

Included observations: 72 after adjustments

Method df Value Probability

Bartlett 23 33.76198 0.0687

Levene (23, 48) 3.280702 0.0003

Brown-Forsythe (23, 48) 0.806840 0.7067

Category Statistics

Mean Abs. Mean Abs.

BULAN Count Std. Dev. Mean Diff. Median Diff.

2011M03 3 0.116848 0.085900 0.075981

2011M06 3 0.031167 0.023252 0.019999

2011M09 3 0.035379 0.025416 0.023300

2011M12 3 0.044976 0.034610 0.026351

2012M03 3 0.109652 0.081915 0.070256

2012M06 3 0.038172 0.028815 0.024106

2012M09 3 0.334592 0.249955 0.214384

2012M12 3 0.144703 0.109042 0.091638

2013M03 3 0.090928 0.069810 0.054567

2013M06 3 0.025600 0.017417 0.017055

2013M09 3 0.141070 0.095181 0.094026

2013M12 3 0.160328 0.118634 0.103715

2014M03 3 0.098964 0.071255 0.065113

2014M06 3 0.033701 0.023439 0.022395

2014M09 3 0.126855 0.094385 0.081636

2014M12 3 0.181862 0.137560 0.114434

2015M03 3 0.039938 0.030717 0.023597

2015M06 3 0.070320 0.049142 0.046686

2015M09 3 0.103634 0.077208 0.066603

2015M12 3 0.050491 0.035697 0.033431

2016M03 3 0.117143 0.085293 0.076646

2016M06 3 0.072991 0.055773 0.044782

2016M09 3 0.057459 0.043926 0.035194

2016M12 3 0.052995 0.039327 0.034192

All 72 0.176087 0.070153 0.060837

Bartlett weighted standard deviation: 0.116169

Sumber: data diolah

Pada tabel diatas dinyatakan bahwa p-value uji Bartlett

diatas nilai signifikansi (5%) yakni 0.0687 yang berarti hipotesis

120

null yang menyatakan tidak terdapat heteroskedastisitas pada data

tertolak dan hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat

heteroskedastisitas pada data diterima.

d. Autokorelasi

Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan

metode Durbin-Watson (D-W). Data dikatakan bebas dari

masalah autokorelasi jika nilai D-W pada output model

regresi yang dipilih berada pada wilayah bebas autokorelasi

yaitu bernilai diantara nilai du dan 4-du.

121

Tabel 4. 14

Hasil Uji Autokorelasi

Dependent Variable: LOG_PER

Method: Panel Least Squares

Date: 08/10/17 Time: 16:21

Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016

Periods included: 24

Cross-sections included: 3

Total panel (balanced) observations: 72

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.041265 0.106697 9.759071 0.0000

EG -0.053935 0.021211 -2.542807 0.0134

EPS -0.000296 7.35E-05 -4.025259 0.0002

PBV 0.133351 0.042411 3.144272 0.0025

CHANGE_KURS -1.050647 0.497145 -2.113361 0.0385

CHANGE_GDP 1.338350 1.100811 1.215785 0.2285

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.870552 Mean dependent var 1.202856

Adjusted R-squared 0.856394 S.D. dependent var 0.489418

S.E. of regression 0.185467 Akaike info criterion -0.427442

Sum squared resid 2.201469 Schwarz criterion -0.174479

Log likelihood 23.38792 Hannan-Quinn criter. -0.326737

F-statistic 61.48683 Durbin-Watson stat 1.776783

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: (data diolah)

Dari tabel 4.14 didapat nilai D-W dari persamaan regresi

data panel terpilih dengan pendekatan Fixed Effect Model

yaitu sebesar 1,776789. Dengan melihat tabel distribusi

Durbin-Watson nilai Durbin-Watson untuk n=72 dan k=5,

didapat nilai dl= 1,4732 dan du= 1,7688, sehingga dapat

dihitung nilai 4-dl=2,5268 dan 4-du=2,2312.

122

Tabel 4. 15

Hasil Uji Durbin-Watson

Dengan nilai Uji DW sebesar 1,7768 yang berada diantara

du dan 4—du, maka penelitian ini dinyatakan bebas dari

autokorelasi.

4. Uji Pengaruh Simultan Variabel Independen Terhadap Variabel

Dependen

Uji-F dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel independent, yang terdiri dari Earning Per Share

(EPS), Earning Growth (EG), Price to Book Value (PBV), Kurs

Rupiah, dan Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap variabel

dependent yaitu Price Earning Ratio (PER) secara simultan. Jika F-

hitung lebih besar (>) dari pada F-tabel, maka ditolak dan

diterima, yang artinya bahwa variabel independent secara

keseluruhan atau simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependent.

Autokorelasi

Positif

Tidak dapat

diputuskan

Tidak ada

autokorelasi

Tidak dapat

diputuskan

Autokorelasi

Negatif

0 dl du 4-du 4-dl 4

0 1,4732 1,7688 1,7768 2,5268 2,2312 4

Sumber: Winarno, 2011: 4.7

123

Tabel 4. 16

Hasil Uji Simultan

Dependent Variable: LOG_PER

Method: Panel Least Squares

Date: 08/10/17 Time: 16:21

Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016

Periods included: 24

Cross-sections included: 3

Total panel (balanced) observations: 72

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.041265 0.106697 9.759071 0.0000

EG -0.053935 0.021211 -2.542807 0.0134

EPS -0.000296 7.35E-05 -4.025259 0.0002

PBV 0.133351 0.042411 3.144272 0.0025

CHANGE_KURS -1.050647 0.497145 -2.113361 0.0385

CHANGE_GDP 1.338350 1.100811 1.215785 0.2285

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.870552 Mean dependent var 1.202856

Adjusted R-squared 0.856394 S.D. dependent var 0.489418

S.E. of regression 0.185467 Akaike info criterion -0.427442

Sum squared resid 2.201469 Schwarz criterion -0.174479

Log likelihood 23.38792 Hannan-Quinn criter. -0.326737

F-statistic 61.48683 Durbin-Watson stat 1.776783

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: (data diolah)

Tabel 4.16 menunjukkan, F-hitung / F-statistic sebesar

61.48683 dengan p-value 0,0000. Sementara F-tabel dengan df;α (K-

1) (n-K) atau df; 0,05 (5-1) (72-5) sebesar 2,51 , yang artinya lebih

kecil dari F-hitung, maka dapat disimpulkan variabel independen

yang digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari Earning Per

Share (EPS), Earning Growth (EG), Price to Book Value (PBV),

Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto (PDB) secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER)

124

perusahaan BUMN sektor Infrastuktur, Utilitas dan Teknologi pada

periode 2011 - 2016.

5. Uji Pengaruh Parsial Variabel Independen Terhadap Variabel

Dependen

Tabel 4. 17

Hasil Uji Parsial

Dependent Variable: LOG_PER

Method: Panel Least Squares

Date: 08/10/17 Time: 16:21

Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016

Periods included: 24

Cross-sections included: 3

Total panel (balanced) observations: 72

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.041265 0.106697 9.759071 0.0000

EPS -0.000296 7.35E-05 -4.025259 0.0002

EG -0.053935 0.021211 -2.542807 0.0134

PBV 0.133351 0.042411 3.144272 0.0025

CHANGE_KURS -1.050647 0.497145 -2.113361 0.0385

CHANGE_GDP 1.338350 1.100811 1.215785 0.2285

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.870552 Mean dependent var 1.202856

Adjusted R-squared 0.856394 S.D. dependent var 0.489418

S.E. of regression 0.185467 Akaike info criterion -0.427442

Sum squared resid 2.201469 Schwarz criterion -0.174479

Log likelihood 23.38792 Hannan-Quinn criter. -0.326737

F-statistic 61.48683 Durbin-Watson stat 1.776783

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: (data diolah)

Lalu dengan tingkat signfkansi α 5% atau 0,05 dan n=72,

maka dapat diperoleh nilai t-tabel sebagai berikut:

t tabel = |α ; df (n-K)|

= |5% ; df (72-5)|

125

= |5% ; df (67)|

= |1,66792|

a. Uji parsial variabel Earning Per Share (EPS) terhadap Price

Earning Ratio (PER)

Tabel 4.17 menunjukkan, t-statistic sebesar -4.025259 yang

berarti lebih besar dari t tabel |1,66792| dengan p-value 0,0002

yang berarti lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share (EPS) secara

parsial berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap Price

Earning Ratio (PER). Nilai koefisien atau Earning per Share

(EPS) sebesar -0.000296 menunjukkan hubungan tidak searah

atau negatif terhadap variabel Y atau Price Earning Ratio (PER).

Hal ini berarti setiap perubahan 1 pada atau Earning per Share

(EPS) secara positif akan mempengaruhi perubahan terhadap Y

atau Price Earning Ratio (PER) secara negatif sebesar 0,000296.

Pengaruh negatif EPS terhadap PER disebabkan karena

EPS itu sendiri merupakan angka pembagi terhadap PER

sehingga secara langsung keduanya memiliki hubungan korelasi

negatif. Hasil yang menunjukan variabel EPS signifikan terhadap

PER sesuai dengan penelitian Hayati (2010) dan Sharma (2011),

namun pada kedua penelitian tersebut EPS dinilai mempengaruhi

PER secara positif. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Yulia

126

Rahma, Djumahir, dan Atim Djazuli (2014) yang menyatakan

EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PER.

b. Uji parsial variabel Earning Growth (EG) terhadap Price

Earning Ratio (PER)

Tabel 4.17 menunjukkan, t-statistic sebesar -2.542807 yang

berarti lebih besar dari t tabel |1,66792| dengan p-value 0.0134

yang berarti lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel Earning Growth (EPS) secara parsial

berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap Price Earning

Ratio (PER). Adapun nilai koefisien atau Earning Growth

(EG) sebesar -0.053935 menunjukkan hubungan tidak searah atau

negatif terhadap variabel Y atau Price Earning Ratio (PER). Hal

ini berarti setiap perubahan 1 pada atau Earning Growth (EG)

secara negatif akan mempengaruhi perubahan terhadap Y atau

Price Earning Ratio (PER) secara negatif sebesar 0, 053935.

Pengaruh negatif EG terhadap PER disebabkan karena EG

itu sendiri merupakan angka pertumbuhan EPS yang merupakan

angka pembagi terhadap PER sehingga secara langsung keduanya

memiliki hubungan korelasi negatif. Hasil penelitian yang

menunjukan variabel EG signifikan terhadap PER sesuai dengan

penelitian Ramadan (2015) namun pada penelitian tersebut EG

mempengaruhi PER secara positif. Hasil ini tidak sesuai dengan

penelitian Rahma, Djumahir, dan Djazuli (2014), Arisona (2013),

127

Afza dan Tahir (2012) serta Djazuli, Kiptiyah (2009) yang

menyatakan bahwa EG tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap PER.

c. Uji parsial variabel Price to Book Value (PBV) terhadap Price

Earning Ratio (PER)

Tabel 4.17 menunjukkan, t-statistic sebesar 3.144272 yang

berarti lebih besar dari t tabel |1,66792| dengan p-value 0.0025

yang berarti lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel Price to Book Value (PBV) secara

parsial berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Price

Earning Ratio (PER). Nilai koefisien atau Price to Book Value

(PBV) sebesar 0.133351 menunjukkan hubungan searah atau

positif terhadap variabel Y atau Price Earning Ratio (PER). Hal

ini berarti setiap perubahan 1 pada atau Price to Book Value

(PBV) secara positif akan mempengaruhi perubahan terhadap Y

atau Price Earning Ratio (PER) secara positif sebesar 0.133351.

Hasil yang mengindikasikan pengaruh yang signifikan dan

positif antara PBV dan PER memperkuat asumsi yang

menyatakan PBV yang merupakan nilai ukur harga saham

terhadap nilai buku perusahaan cukup kuat terhadap PER. Secara

matematis, keduanya memiliki pembilang yang sama, yakni harga

saham. Hasil ini sesuai dengan penelitian Utomo, Andini, dan

Raharjo (2016), Ramadan (2015), Rahma, Djumahir, dan Djazuli

128

(2014), Ramadhani, Kamaliah, dan Silfi (2013), Afza dan Tahir

(2012), dan Sharma (2011) yang menyatakan bahwa PBV

berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap PER. Hasil ini

tidak sesuai dengan penelitian Hayati (2010) yang menyatakan

PBV tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PER.

d. Uji parsial variabel Kurs Rupiah terhadap Price Earning

Ratio (PER)

Tabel 4.17 menunjukkan, t-statistic sebesar -2.113361 yang

berarti lebih besar dari t tabel |1,66792| dengan p-value 0.0385

yang berarti lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel Kurs Rupiah secara parsial

berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap Price Earning

Ratio (PER). Nilai koefisien atau Kurs Rupiah sebesar

-1.050647 menunjukkan hubungan tidak searah atau negatif

terhadap variabel Y atau Price Earning Ratio (PER). Hal ini

berarti setiap perubahan 1 pada atau Kurs Rupiah secara

positif akan mempengaruhi perubahan terhadap Y atau Price

Earning Ratio (PER) secara negatif sebesar 105,0647%.

Pengaruh negatif Kurs Rupiah terhadap PER disebabkan

karena perubahan Kurs secara tidak langsung akan mempengaruhi

kinerja perusahaan terutama aktivitas-aktivitas yang berhubungan

dengan pihak luar negeri. Kinerja perusahaan akan menghasilkan

pendapatan atau earning yang merupakan nilai pembagi PER.

129

Maka, perubahan kurs secara tidak langsung akan memberi

pengaruh secara signifikan dan negatif terhadap PER.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Singh, Mehta dan Varsha

(2011) yang menyatakan bahwa kurs berpengaruh secara

signifikan dan positif terhadap PER. Pada penelitiannya, Singh,

Mehta, dan Varsha (2011) menyebutkan bahwa setiap informasi

dalam makroekonomi akan mempengaruhi sikap pasar dalam

berinvestasi. Hal ini sesuai dengan teori efisiensi pasar yang

dikemukakan oleh Fama (1970).

e. Uji parsial variabel Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap

Price Earning Ratio (PER)

Tabel 4.17 menunjukkan, t-statistic sebesar 1.215785 yang

berarti lebih kecil dari t tabel |1,66792| dengan p-value 0.2285

yang berarti lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel Produk Domestik Bruto (PDB)

secara parsial berpengaruh secara tidak signifikan terhadap Price

Earning Ratio (PER). Nilai koefisien atau Produk Domestik

Bruto (PDB) sebesar 1.338350 menunjukkan hubungan yang

searah terhadap variabel Y atau Price Earning Ratio (PER),

namun karena Produk Domestik Bruto (PDB) dalam penelitian

ini tidak terbukti berpengaruh signifikan, maka jika nilai Produk

Domestik Bruto (PDB) mengalami kenaikan atau penurunan nilai,

maka tidak akan mempengaruhi nilai Price Earning Ratio (PER).

130

Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Singh, Mehta dan Varsha (2011) yang menyatakan PDB

berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap PER.

Ketiadaan pengaruh PDB terhadap PER diasumsikan oleh penulis

karena PDB itu sendiri merupakan angka yang mencerminkan

produktivitas perekonomian di dalam negeri secara menyeluruh

yang pasti dipengaruhi oleh banyak faktor, sedangkan PER

hanyalah cerminan earning yang didapat dari saham-saham yang

diperdagangakan di pasar modal. Meskipun demikian, investor

tidak dapat mengabaikan perkembangan kondisi makroekonomi,

termasuk PDB, dalam mengambil keputusan investasi jangka

panjang karena dalam pasar efisien, makroekonomi merupakan

salah satu faktor penentu nilai saham.

131

6. Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4. 18

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Dependent Variable: LOG_PER

Method: Panel Least Squares

Date: 08/10/17 Time: 16:21

Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016

Periods included: 24

Cross-sections included: 3

Total panel (balanced) observations: 72

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.041265 0.106697 9.759071 0.0000

EPS -0.000296 7.35E-05 -4.025259 0.0002

EG -0.053935 0.021211 -2.542807 0.0134

PBV 0.133351 0.042411 3.144272 0.0025

CHANGE_KURS -1.050647 0.497145 -2.113361 0.0385

CHANGE_GDP 1.338350 1.100811 1.215785 0.2285

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.870552 Mean dependent var 1.202856

Adjusted R-squared 0.856394 S.D. dependent var 0.489418

S.E. of regression 0.185467 Akaike info criterion -0.427442

Sum squared resid 2.201469 Schwarz criterion -0.174479

Log likelihood 23.38792 Hannan-Quinn criter. -0.326737

F-statistic 61.48683 Durbin-Watson stat 1.776783

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: (data diolah)

Dari tabel 4.19 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-Square

dari model regresi yang dibentuk dalam penelitian ini adalah sebesar

0,856394 yang menunjukkan bahwa kemampuan variabel independent

(Earning per Share, Earning Growth,Price to Book Value, Kurs

Rupiah, dan Produk Domestik Bruto) dalam menjelaskan variabel

dependent (Price Earning Ratio) adalah sebesar 85,6394% dan

sisanya sebesar 14,3606% dijelaskan oleh variabel yang tidak

132

termasuk dalam model seperti tingkat likuiditas, risiko investasi, dan

faktor ekonomi makro yang lain seperti inflasi dan perubahan suku

bunga.

7. Persamaan Regresi Data Panel

Uji pemilihan model regresi data panel, menghasilkan model

terbaik yang digunakan untuk mengestimasi model regresi dalam

penelitian adalah Fixed Effect Model. Berdasarkan uji statistik yang

telah dilakukan, berikut rangkuman hasil uji statistik pengaruh

variabel independent (X) yang terdiri dari Earning Per Share

(EPS), Earning Growth (EG), Price to Book Value (PBV), Kurs

Rupiah, dan Produk Domestik Bruto terhadap variabel dependent

Price Earning Ratio (PER) (Y).

133

Tabel 4. 19

Rangkuman Uji Statistik Regresi Data Panel Fixed Effect Model

Uji Parsial

Variabel Koefisien t-statistik t-tabel Probabilitas Hasil

EPS ( ) -0.000296 -4.025259

|1,66792|

0.0002 Signifikan

dan negatif

EG ( ) -0.053935 -2.542807 0.0134 Signiikan

dan negatif

PBV ( ) 0.133351 3.144272 0.0025 Signifikan

dan positif

Kurs ( ) -1.050647 -2.113361 0.0385 Signifikan

dan negatif

GDP ( ) 1.338350 1.215785 0.2285 Tidak

signifikan

Uji Simultan

F-Statistik Probabilitas

F-Statistik

F-tabel Hasil

61.48683 0.000000 2,51

Signifikan

secara

bersama-

sama

Koefisien

Determinasi

Nilai Adjusted Squared Hasil

0,856394

Variabel independent yang terdiri dari

Earning Per Share (EPS), Earning

Growth (EG), Price to Book Value (PBV),

Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto

(PDB) mampu menjelaskan terhadap

variabel dependent Price Earning Ratio

(PER) sebesar 85,6394%

134

Berdasarkan hasil tersebut, maka persamaan regresi data

panel yang dapat dibentuk adalah sebagai berikut:

Nilai konstanta sebesar menunjukkan bahwa jika

variabel independent yang terdiri dari Earning per Share (EPS),

Earning Growth (EG), Price to Book Value (PBV), dan Kurs Rupiah

bernilai 0, maka nilai variabel dependen Price Earning Ratio

(PER) sebesar .

Nilai koefisien atau Earning per Share (EPS), sebesar

- bahwa jika variabel atau Earning per Share (EPS)

mengalami kenaikkan sebesar 1% sedangkan variabel lain

diasumsikan bernilai konstan atau tetap, maka akan menurunkan nilai

variabel Y atau Price Earning Ratio (PER) sebesar 5,39%.

Nilai koefisien atau Earning Growth (EG), sebesar

– bahwa jika variabel atau Earning Growth (EG)

mengalami kenaikkan sebesar 1% sedangkan variabel lain

diasumsikan bernilai konstan atau tetap, maka akan menurunkan nilai

variabel Y atau Price Earning Ratio (PER) sebesar 0,03%.

Nilai koefisien atau Price to Book Value (PBV), sebesar

bahwa jika variabel atau Price to Book Value (PBV)

mengalami kenaikkan sebesar 1% sedangkan variabel lain

135

diasumsikan bernilai konstan atau tetap, maka akan menaikan nilai

variabel Y atau Price Earning Ratio (PER) sebesar 13,34%.

Nilai koefisien atau Kurs Rupiah sebesar – bahwa

jika variabel atau Kurs Rupiah mengalami kenaikkan sebesar 1%

sedangkan variabel lain diasumsikan bernilai konstan atau tetap, maka

akan menurunkan nilai variabel Y atau Price Earning Ratio (PER)

sebesar 105,06%.

136

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor fundamental

perusahaan dan makroekonomi yang berpengaruh terhadap Price Earning

Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan BUMN sektor

Infrastuktur, Utilitas, dan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada periode 2011-2016 melalui uji regresi data panel. Dari hasil uji

statistik yang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Hasil pengujian secara parsial melalui uji-t dengan nilai

signifikansi (α) sebesar 5% menyatakan bahwa faktor-faktor

fundamental yakni variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh

secara signifikan dan negatif sebesar 0,0296% terhadap variabel

Price Earning Ratio (PER), variabel Earning Growth (EG)

berpengaruh secara signifikan dan negatif sebesar 5,3935%

terhadap variabel Price Earning Ratio (PER), sedangkan variabel

Price to Book Value (PBV) berpengaruh secara signifikan dan

positif sebesar 13,3351% terhadap variabel Price Earning Ratio

(PER). Adapun faktor-faktor makroekonomi yakni variabel Kurs

Rupiah berpengaruh secara signifikan dan negatif sebesar

105,0647% terhadap variabel Price Earning Ratio (PER),

137

sedangkan variabel Produk Domestik Bruto (PDB) tidak

berpengaruh terhadap variabel Price Earning Ratio (PER).

2. Hasil pengujian secara simultan melalui uji-F dengan nilai

signifikansi (α) sebesar 5% menyatakan bahwa secara simultan

atau bersama-sama variabel independent yang terdiri dari Earning

Per Share (EPS), Earning Growth (EG), Price to Book Value

(PBV), Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto (PDB)

mempengaruhi secara signifikan variabel dependent yakniPrice

Earning Ratio (PER) dalam perusahaan BUMN sektor Infrastuktur,

Teknologi, dan Utilitas pada periode 2011 - 2016.

3. Output regresi data panel fixed effect model menghasilkan

nilai Adjusted R-Square sebesar 0,856394 yang menunjukkan

bahwa kemampuan variabel independent (Earning per Share,

Earning Growth, Price to Book Value, Kurs Rupiah, dan Produk

Domestik Bruto) dalam menjelaskan variabel dependent (Price

Earning Ratio) adalah sebesar 85,6394% dan sisanya sebesar

14,3606% dijelaskan oleh variabel yang tidak termasuk dalam

model penelitan seperti tingkat likuiditas, risiko investasi, dan

faktor ekonomi makro yang lain seperti inflasi dan perubahan

suku bunga.

138

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah diuraikan tersebut,

terdapat beberapa implikasi yang diharapkan mampu memberikan manfaat

bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

1. Emiten

Emiten diharapkan dapat melaksanakan peningkatan,

pengamatan, serta evaluasi secara berkelanjutan pada periode

selanjutnya berkenaan dengan faktor-faktor fundamental dan

makroekonomi, terutama EPS, EG, PBV, dan kurs rupiah yang

telah diindikasikan oleh penulis mampu mempengaruhi Price

Earning Ratio (PER), sehingga perusahaan mampu meraih

kepercayaan dari investor yang ditunjukkan dengan peningkatan

kinerja keuangannya.

2. Investor

Investor harus memperhatikan faktor-faktor fundamental

dan makroekonomi dalam mengambil keputusan berinvestasi

saham dalam pasar model. Terutama nilai EPS, EG, PBV pada

saham serta kurs rupiah terkini karena faktor-faktor tersebut telah

terbukti memengaruhi nilai saham dalam penelitian ini.

3. Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti

secara empiris terkait faktor-faktor fundamental perusahaan dan

makroekonomi yang berpengaruh terhadap Price Earning Ratio

139

(PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan BUMN pada

sektor infrasruktur, utilitas, dan telekomunikasi di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada periode 2011-2016. Penelitian ini

diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk

pengembangan penelitian selanjutnya.

C. Saran

Dengan segala keterbatasan dalam penelitian ini maka penulis

memberikan beberapa saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya

agar hasil penelitian selanjutnya dapat memberikan hasil yang lebih baik

lagi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis.

1. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan

lima variabel independent yang terdiri dari Earning per

Share ( ), Earning Growth ( ), Price to Book Value ( ),

Kurs Rupiah ( ), dan Produk Domestik Bruto ( ) dan

satu variabel dependent yaitu Price Earning Ratio (Y).

Diharapkan penelitian selanjutnya mampu memasukkan

variabelvariabel lain dalam model penelitiannya sehingga

mampu memberikan gambaran perubahan variasi lain dari

Price Earning Ratio (PER).

2. Objek penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah

saham perusahaan BUMN yang termasuk dalam sektor

Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Observasi penelitian dilakukan selama 24

140

periode kuartal berturut-turut yaitu pada tahun 2011-2016.

Diharapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada

objek lain diluar objek penelitian yang sudah digunakan

oleh peneliti, sehingga dapat memberikan implikasi lain

yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang

berkepentingan. Diharapkan juga penelitian selanjutnya

dapat dilakukan dalam rentang periode lainnya atau

dalam periode yang lebih panjang, sehingga hasil penelitian

memberikan kesimpulan yang lebih akurat mengingat

periode yang digunakan lebih panjang dari penelitian yang

digunakan oleh penulis.

3. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode

analisis regresi data panel fixed effect model dengan bantuan

software EViews 9 sebagai alat bantu analisis data

penelitian. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat

dilakukan dengan metode serta alat bantu analisis yang

lain sehingga memberikan hasil penelitian yang berbeda

dengan penelitian yang telah dilakukan penulis.

4. Uji statisik yang digunakan adalah uji-F dan uji-t satu

arah. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat

menggunakan uji statistik yang berbeda sehingga

implementasi yang diberikan dapat menghasilkan gambaran

bervariasi.

141

142

DAFTAR PUSTAKA

Afza, Talat dan MS. Samya Tahir. “Determinants of Price-Earnings Ratio: The

Case of Chemical Sector of Pakistan‖. International Journal of

Academic Research In Business And Social Sciences, Vol. 2, No.8,

August 2013.

Ariefianto, Moch. Doddy. ―Ekonometrika: Esensi dan Aplikasi dengan

Menggunakan Eviews”. Erlangga, Jakarta. 2011.

Arisona, Vivian Firsera. ―Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning

Ratio Pada Indeks LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia‖. Jurnal Ilmu

Manajemen, Vol.1, No.1, Januari, 2013.

Bodie, Zvi, Alex Kane, and Alan J. Marcus. ―Investment‖. McGraw-Hill/Irwin,

New York, 2011.

Croarkin, Carrol dan Paul Tobias. ―e-Handbook of Statistical Methods‖. NIST-

SEMATECH, US, 2012. diakses pada 28 Agustus 2017 pada

http://www.itl.nist.gov/div898/handbook/.

Ekananda, Mahyus. ―Analisis Ekonometrika Data Panel‖. Mitrawacana Media,

Bogor, 2016.

Fahmi, Irfan. ―Pengantar Manajemen Keuangan‖. Alfabeta, Jakarta, 2013.

Gujarati, Damodar. ―Basic Econometrics, Fourth Edition‖. The McGraw−Hill

Companies, New York, 2004.

Gujarati, Damodar. ―Econometric by Example‖. Palgrave Macmillan, New York,

2011.

Hair . Joseph F., Jr., William C. Black, Barry J. Babin Rolph E. Anderson, Ronald

L. Tatham, Multivariate Data Analysis, Pearson Education, Inc., New

Jersey. 2006.

Hayati, Nurul. ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (PER)

Sebagai Salah Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan

Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia‖. Jurnal Akuntansi

dan Manajemen, Vol.11, No.1, 2010.

Husnan, Suad. “Dasar-Dasar Teori Potofolio dan Analisis Sekuritas”. Edisi 3,

UPP AMP YKM, Jogjakarta, 2001.

Mankiw, N. Gregory. ―Macroeconomics, fifth edition‖. Worth Publisher, New

York, 2003.

Marthalena dan Maya Malinda. ―Pengantar Pasar Modal”. Andi Publisher,

Jogjakarta, 2011.

143

Moeljadi. ―Manajemen Keuangan‖. Bayu Media Publishing, Malang, 2006.

Murhadi, Warner R. ―Analisis Saham Pendekatan Fundamental‖. Indeks, Jakarta,

2009.

Rahma, Erlin Yulia, Djumahir, dan Atim Djazuli. ―Analisis Variabel

Fundamental Yang Berpengaruh Terhadap Price Earning Ratio

(PER) sebagai Dasar Penilaian Saham Pada Perusahaan Automotive

And Allied yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia‖. Jurnal Aplikasi

Manajemen (JAM) Vol. 12, No. 3, 2014.

Ramadan, Imad Zayed. ―Confidence Index Determinants of the Amman Stock

Exchange Listed Companies‖. International Journal of Business and

Management, Vol. 10, No. 1, Canadian Center of Science and

Education, 2015.

Ramadhani, Ghesa. "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning

Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia 2007-2011". Jurnal FE Universitas Riau, 2013.

Schwab, Klaus and Xavier Sala-i-Martín. ―The Global Competitiveness Report

2016–2017‖ World Economic Forum, Geneva, 2016.

Sekaran, Uma. ―Metodologi penelitian untuk Bisnis, Edisi 4 Buku 1‖. Penerbit

Salemba Empat, Jakarta, 2007.

Sekaran, Uma. ―Metodologi penelitian untuk Bisnis, Edisi 4 Buku 2‖. Penerbit

Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Setiawan dan Dwi Endah Kusrini. ―Ekonometrika‖ Andi Publisher, Jogjakarta,

2010.

Sharma, Sanjeet. ―Determinant Of Equity Share Prices In India‖. Journal of Arts,

Science & Commerce, Vol. II, 2011.

Singh, Tarika, Seema Mehta dan M. S. Varsha, ―Macroeconomic factors and

stock returns: Evidence from Taiwan‖. Journal of Economics and

International Finance Vol. 2(4), pp.217-227, 2011

Suliyanto. ―Ekonometrika Terapan, Teori, dan Aplikasi dengan SPSS‖. Penerbit

Andi, Jogjakarta, 2011.

Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN

Utomo, Wawan, Rita Andini, dan Kharis Raharjo. ―Pengaruh Leverage (DER),

Price Book Value (PBV), Ukuran Perusahaan (Size), Return On Equity

(ROE), Deviden Payout Ratio (DPR) dan Likuiditas (CR) Terhadap

144

Price Earning Ratio (PER) pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di

BEI Tahun 2009 – 2014‖ Journal Of Accounting, Volume 2 No.2, 2016

Winarno, Wing Wahyu. ―Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews‖.

Edisi 3,UPP STIM YKPN, Jogjakarta, 2011.

Wyss, O’Neill. ―Fundamentals of The Stock Market‖. The McGraw-Hill

Companies,Inc, New York. 2001.

Yulianti, Atim Djazuli, dan S.M. Kiptiyah. ―Analisis Variabel-Variabel

Fundamental yang Berpengaruh terhadap Price Earning Ratio sebagai

Dasar Penilaian Saham”. WACANA Vol. 12 No. 4, 2009.

http://www.bi.go.id

http://www.bps.go.id

http://www.idx.co.id

http://www.seputarforex.com

145

LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Penelitian

Time Company PER Log_PER EPS EG PBV Kurs Tengah Change_kurs GDP Change_GDP

Des-10 PGAS 10,9925653 1,0410990559 402,54479838 1,33031291218645 Rp 8.991 1.737.534,9

Mar-11 PGAS 8,18596215 0,9130697324 476,42536423 0,183533774 1,03239533388472 Rp 8.709 -3,14% 1.748.731,2 0,64%

Jun-11 PGAS 5,45171224 0,7365329244 738,30015617 0,549665932 1,28444901584621 Rp 8.597 -1,29% 1.816.268,2 3,86%

Sep-11 PGAS 2,61590359 0,4176217347 1.022,59120154 0,385061608 0,77816168883099 Rp 8.823 2,63% 1.881.849,7 3,61%

Des-11 PGAS 2,35594042 0,3721643030 1.347,65717109 0,317884575 0,83877678304391 Rp 9.068 2,78% 1.840.786,2 -2,18%

Mar-12 PGAS 6,65253835 0,8229873871 571,21053619 -0,576145515 0,86872429371067 Rp 9.180 1,24% 1.855.580,2 0,80%

Jun-12 PGAS 3,98819235 0,6007760956 883,85907561 0,547343789 0,90217570425244 Rp 9.480 3,27% 1.929.018,7 3,96%

Sep-12 PGAS 3,04882461 0,4841324411 1.352,98042048 0,530764867 0,93911410919699 Rp 9.588 1,14% 1.993.632,3 3,35%

Des-12 PGAS 2,29545503 0,3608687882 1.949,50454266 0,440896345 0,89219329465938 Rp 9.670 0,86% 1.948.852,2 -2,25%

Mar-13 PGAS 10,2297864 1,0098665660 581,63482235 -0,701649927 1,05969433436911 Rp 9.719 0,51% 1.958.395,5 0,49%

Jun-13 PGAS 5,62132792 0,7498389207 1.022,88997898 0,758646387 1,13489618779195 Rp 9.929 2,16% 2.036.816,6 4,00%

Sep-13 PGAS 3,05020664 0,4843292624 1.704,80252991 0,666652881 0,81257868484825 Rp 11.613 16,96% 2.103.598,1 3,28%

Des-13 PGAS 1,85230284 0,2677119918 2.415,91164869 0,417121107 0,60711672851570 Rp 12.189 4,96% 2.057.687,6 -2,18%

Mar-14 PGAS 11,1511778 1,0473207408 459,59270742 -0,809764274 0,82805758392786 Rp 11.404 -6,44% 2.058.984,7 0,06%

Jun-14 PGAS 5,51293248 0,7413826736 1.011,25853039 1,200336328 0,81329929705151 Rp 11.969 4,95% 2.137.771,9 3,83%

Sep-14 PGAS 3,6465759 0,5618852577 1.645,37916120 0,627060847 0,79464602515442 Rp 12.212 2,03% 2.208.106,7 3,29%

Des-14 PGAS 2,92957505 0,4668046290 2.048,07860800 0,244745683 0,73921978843453 Rp 12.440 1,87% 2.161.407,9 -2,11%

Mar-15 PGAS 15,3091082 1,1849498916 313,53883896 -0,84691074 0,55803440013799 Rp 13.084 5,18% 2.156.469,1 -0,23%

Jun-15 PGAS 6,4681722 0,8107815737 667,11272741 1,127687688 0,51771126670989 Rp 13.332 1,90% 2.237.413,3 3,75%

146

Sep-15 PGAS 2,55755945 0,4078257375 989,22431729 0,482844318 0,26945631063388 Rp 14.657 9,94% 2.312.692,5 3,36%

Des-15 PGAS 2,1110429 0,3244970583 1.300,30517365 0,31446948 0,28127568693908 Rp 13.795 -5,88% 2.270.356,6 -1,83%

Mar-16 PGAS 8,77176621 0,9430870479 298,11556059 -0,770734158 0,28548132829028 Rp 13.276 -3,76% 2.262.360,5 -0,35%

Jun-16 PGAS 5,20572042 0,7164808404 449,50550725 0,507823028 0,26706951954634 Rp 13.180 -0,72% 2.353.522,9 4,03%

Sep-16 PGAS 4,08529162 0,6112230636 702,52022726 0,56287346 0,32216031084568 Rp 12.998 -1,38% 2.428.722,3 3,20%

Des-16 PGAS 2,95641545 0,4707654637 913,26812569 0,299988371 0,28777492255026 Rp 13.436 3,37% 2.385.577,1 -1,78%

Des-10 TLKM 42,4421824 1,6277977077 37,46272951 2,84095738303203 Rp 8.991 1.737.534,9

Mar-11 TLKM 38,7526921 1,5883018774 37,93284858 0,012548981 2,46013335963435 Rp 8.709 -3,14% 1.748.731,2 0,64%

Jun-11 TLKM 18,43625 1,2656725895 79,73421912 1,101983429 2,68018475267193 Rp 8.597 -1,29% 1.816.268,2 3,86%

Sep-11 TLKM 13,0887402 1,1168978479 116,13035137 0,45646816 2,63081710947408 Rp 8.823 2,63% 1.881.849,7 3,61%

Des-11 TLKM 9,18732999 0,9631893156 153,47222770 0,321551394 2,33069308348502 Rp 9.068 2,78% 1.840.786,2 -2,18%

Mar-12 TLKM 30,9541555 1,4907189601 45,22817622 -0,705300582 2,19174670290587 Rp 9.180 1,24% 1.855.580,2 0,80%

Jun-12 TLKM 18,2783395 1,2619367406 89,17659049 0,971704321 2,84169553489337 Rp 9.480 3,27% 1.929.018,7 3,96%

Sep-12 TLKM 10,1228477 1,0053027017 933,53177937 9,468350206 3,03532212532462 Rp 9.588 1,14% 1.993.632,3 3,35%

Des-12 TLKM 9,82638022 0,9923935645 910,81352459 -0,024335813 2,69389939317388 Rp 9.670 0,86% 1.948.852,2 -2,25%

Mar-13 TLKM 44,4854548 1,6482180348 247,27183423 -0,728515412 3,08141220392680 Rp 9.719 0,51% 1.958.395,5 0,49%

Jun-13 TLKM 22,3823144 1,3499049921 502,62898621 1,032698094 3,50275667423435 Rp 9.929 2,16% 2.036.816,6 4,00%

Sep-13 TLKM 13,5449189 1,1317764088 155,03968808 -0,691542485 2,91009063018972 Rp 11.613 16,96% 2.103.598,1 3,28%

Des-13 TLKM 10,6811233 1,0286169295 201,28968973 0,298310724 2,79913195210787 Rp 12.189 4,96% 2.057.687,6 -2,18%

Mar-14 TLKM 54,2194254 1,7341549106 40,85251705 -0,797046152 2,70544175876986 Rp 11.404 -6,44% 2.058.984,7 0,06%

Jun-14 TLKM 23,7522217 1,3757042381 103,77976561 1,540351809 3,31322493967517 Rp 11.969 4,95% 2.137.771,9 3,83%

Sep-14 TLKM 18,048648 1,2564446751 161,50794228 0,556256572 3,63365637992184 Rp 12.212 2,03% 2.208.106,7 3,29%

Des-14 TLKM 13,4660072 1,1292388412 212,75794411 0,317321867 3,35317259432221 Rp 12.440 1,87% 2.161.407,9 -2,11%

Mar-15 TLKM 52,888887 1,7233644278 54,64285909 -0,743168889 3,20397692083324 Rp 13.084 5,18% 2.156.469,1 -0,23%

Jun-15 TLKM 26,9008097 1,4297653519 108,91865468 0,993282498 3,59015364312891 Rp 13.332 1,90% 2.237.413,3 3,75%

147

Sep-15 TLKM 15,3784386 1,1869122438 171,99405376 0,579105565 3,06156043495436 Rp 14.657 9,94% 2.312.692,5 3,36%

Des-15 TLKM 13,4229956 1,1278494484 231,31945271 0,344927035 3,36090189339060 Rp 13.795 -5,88% 2.270.356,6 -1,83%

Mar-16 TLKM 48,6232392 1,6868438877 68,38293895 -0,704378779 3,34177506161884 Rp 13.276 -3,76% 2.262.360,5 -0,35%

Jun-16 TLKM 27,3602936 1,4371207541 145,46627504 1,127230524 4,22993532191810 Rp 13.180 -0,72% 2.353.522,9 4,03%

Sep-16 TLKM 19,5970943 1,2921916834 219,93056341 0,511900702 4,24468724764780 Rp 12.998 -1,38% 2.428.722,3 3,20%

Des-16 TLKM 13,7523648 1,1383773838 289,40477224 0,31589156 3,80110651171076 Rp 13.436 3,37% 2.385.577,1 -1,78%

Des-10 JSMR 79,8990817 1,9025417877 42,86657529 2,78606298626791 Rp 8.991 1.737.534,9

Mar-11 JSMR 62,1925917 1,7937386552 54,66889074 0,275326764 2,64392550921796 Rp 8.709 -3,14% 1.748.731,2 0,64%

Jun-11 JSMR 32,8732818 1,5168430630 110,27192294 1,017087259 2,91172269078355 Rp 8.597 -1,29% 1.816.268,2 3,86%

Sep-11 JSMR 25,8856449 1,4130589888 153,56001441 0,392557691 3,07945496958677 Rp 8.823 2,63% 1.881.849,7 3,61%

Des-11 JSMR 24,2181293 1,3841405934 173,42379956 0,129355192 3,41605968757176 Rp 9.068 2,78% 1.840.786,2 -2,18%

Mar-12 JSMR 86,2140315 1,9355779537 59,73505603 -0,65555445 3,95673533128442 Rp 9.180 1,24% 1.855.580,2 0,80%

Jun-12 JSMR 41,1921491 1,6148144510 131,09294162 1,194573008 4,08096920252570 Rp 9.480 3,27% 1.929.018,7 3,96%

Sep-12 JSMR 31,6140356 1,4998799381 185,04439206 0,411551147 4,22271386066506 Rp 9.588 1,14% 1.993.632,3 3,35%

Des-12 JSMR 24,5733202 1,3904638392 225,85470588 0,22054337 3,85582602643744 Rp 9.670 0,86% 1.948.852,2 -2,25%

Mar-13 JSMR 129,697007 2,1129299529 45,87615515 -0,796877577 3,97208567957355 Rp 9.719 0,51% 1.958.395,5 0,49%

Jun-13 JSMR 56,2933587 1,7504571615 107,47271324 1,342670455 4,11837704159580 Rp 9.929 2,16% 2.036.816,6 4,00%

Sep-13 JSMR 36,5046925 1,5623486945 142,44744015 0,325428901 3,40550212275373 Rp 11.613 16,96% 2.103.598,1 3,28%

Des-13 JSMR 25,9569033 1,4142528792 182,03250000 0,277892392 2,95666321277853 Rp 12.189 4,96% 2.057.687,6 -2,18%

Mar-14 JSMR 118,97267 2,0754472093 50,43175029 -0,722951944 3,82098419444859 Rp 11.404 -6,44% 2.058.984,7 0,06%

Jun-14 JSMR 54,8522076 1,7391941109 108,92907074 1,159930403 3,65977625512440 Rp 11.969 4,95% 2.137.771,9 3,83%

Sep-14 JSMR 42,6466112 1,6298845268 151,24296676 0,388453658 3,83520127092505 Rp 12.212 2,03% 2.208.106,7 3,29%

Des-14 JSMR 39,4460115 1,5960030966 178,72529412 0,181709788 4,19606273822765 Rp 12.440 1,87% 2.161.407,9 -2,11%

Mar-15 JSMR 174,975921 2,2429782879 41,14851897 -0,769766674 4,50882943513324 Rp 13.084 5,18% 2.156.469,1 -0,23%

Jun-15 JSMR 63,124269 1,8001963619 86,73367765 1,107820155 3,29462579665732 Rp 13.332 1,90% 2.237.413,3 3,75%

148

Sep-15 JSMR 39,5264466 1,5968877730 122,07016868 0,407413729 2,82850354482133 Rp 14.657 9,94% 2.312.692,5 3,36%

Des-15 JSMR 26,9329693 1,4302842356 194,00014706 0,589251077 2,87258187303010 Rp 13.795 -5,88% 2.270.356,6 -1,83%

Mar-16 JSMR 95,5335083 1,9801557265 56,52466971 -0,708635944 2,92277486470340 Rp 13.276 -3,76% 2.262.360,5 -0,35%

Jun-16 JSMR 41,0263613 1,6130630003 128,57586765 1,274685873 2,67666221934550 Rp 13.180 -0,72% 2.353.522,9 4,03%

Sep-16 JSMR 25,4051196 1,4049212434 181,06586691 0,408241455 2,25114994327395 Rp 12.998 -1,38% 2.428.722,3 3,20%

Des-16 JSMR 17,3893869 1,2402842700 248,42739011 0,372027729 1,91898590010062 Rp 13.436 3,37% 2.385.577,1 -1,78%

149

Lampiran 2: Hasil Uji Regresi Data Panel Common Effect Model

Dependent Variable: LOG_PER

Method: Panel Least Squares

Date: 08/10/17 Time: 16:21

Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016

Periods included: 24

Cross-sections included: 3

Total panel (balanced) observations: 72

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.899857 0.098278 9.156224 0.0000

EPS -0.000359 7.20E-05 -4.990667 0.0000

EG -0.053445 0.023263 -2.297437 0.0248

PBV 0.205678 0.028242 7.282616 0.0000

CHANGE_KURS -0.918754 0.567721 -1.618320 0.1104

CHANGE_GDP 0.877043 1.201781 0.729786 0.4681

R-squared 0.820747 Mean dependent var 1.202856

Adjusted R-squared 0.807167 S.D. dependent var 0.489418

S.E. of regression 0.214917 Akaike info criterion -0.157478

Sum squared resid 3.048484 Schwarz criterion 0.032244

Log likelihood 11.66921 Hannan-Quinn criter. -0.081949

F-statistic 60.43900 Durbin-Watson stat 1.235723

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: data diolah

150

Lampiran 3: Hasil Uji Regresi Data Panel Fixed Effect Model

Dependent Variable: LOG_PER

Method: Panel Least Squares

Date: 08/10/17 Time: 16:21

Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016

Periods included: 24

Cross-sections included: 3

Total panel (balanced) observations: 72

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.041265 0.106697 9.759071 0.0000

EPS -0.000296 7.35E-05 -4.025259 0.0002

EG -0.053935 0.021211 -2.542807 0.0134

PBV 0.133351 0.042411 3.144272 0.0025

CHANGE_KURS -1.050647 0.497145 -2.113361 0.0385

CHANGE_GDP 1.338350 1.100811 1.215785 0.2285

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.870552 Mean dependent var 1.202856

Adjusted R-squared 0.856394 S.D. dependent var 0.489418

S.E. of regression 0.185467 Akaike info criterion -0.427442

Sum squared resid 2.201469 Schwarz criterion -0.174479

Log likelihood 23.38792 Hannan-Quinn criter. -0.326737

F-statistic 61.48683 Durbin-Watson stat 1.776783

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: data diolah

151

Lampiran 4: Hasil Uji Chow / Likelihood Test Ratio

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: EQ01

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 12.312002 (2,64) 0.0000

Cross-section Chi-square 23.437417 2 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: LOG_PER

Method: Panel Least Squares

Date: 08/10/17 Time: 15:51

Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016

Periods included: 24

Cross-sections included: 3

Total panel (balanced) observations: 72 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.899857 0.098278 9.156224 0.0000

EPS -0.000359 7.20E-05 -4.990667 0.0000

PBV 0.205678 0.028242 7.282616 0.0000

EG -0.053445 0.023263 -2.297437 0.0248

CHANGE_KURS -0.918754 0.567721 -1.618320 0.1104

CHANGE_GDP 0.877043 1.201781 0.729786 0.4681 R-squared 0.820747 Mean dependent var 1.202856

Adjusted R-squared 0.807167 S.D. dependent var 0.489418

S.E. of regression 0.214917 Akaike info criterion -0.157478

Sum squared resid 3.048484 Schwarz criterion 0.032244

Log likelihood 11.66921 Hannan-Quinn criter. -0.081949

F-statistic 60.43900 Durbin-Watson stat 1.235723

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data diolah

152

Lampiran 5: Hasil Uji Regresi Data Panel Random Effect Model

Dependent Variable: LOG_PER

Method: Panel EGLS (Period random effects)

Date: 08/10/17 Time: 17:36

Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016

Periods included: 24

Cross-sections included: 3

Total panel (balanced) observations: 72

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.899857 0.082868 10.85894 0.0000

EPS -0.000359 6.07E-05 -5.918747 0.0000

EG -0.053445 0.019615 -2.724676 0.0082

PBV 0.205678 0.023814 8.636914 0.0000

CHANGE_KURS -0.918754 0.478700 -1.919268 0.0593

CHANGE_GDP 0.877043 1.013337 0.865499 0.3899

Effects Specification

S.D. Rho

Period random 0.000000 0.0000

Idiosyncratic random 0.181217 1.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.820747 Mean dependent var 1.202856

Adjusted R-squared 0.807167 S.D. dependent var 0.489418

S.E. of regression 0.214917 Sum squared resid 3.048484

F-statistic 60.43900 Durbin-Watson stat 1.235723

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.820747 Mean dependent var 1.202856

Sum squared resid 3.048484 Durbin-Watson stat 1.235723

Sumber: data diolah

153

Lampiran 6: Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: EQ01

Test period random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Period random 30.217672 3 0.0000

** WARNING: estimated period random effects variance is zero.

Period random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

EG -0.001941 -0.053445 0.000215 0.0004

EPS -0.000224 -0.000359 0.000000 0.0026

PBV 0.237727 0.205678 0.000226 0.0332

Period random effects test equation:

Dependent Variable: LOG_PER

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/17 Time: 17:15

Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016

Periods included: 24

Cross-sections included: 3

Total panel (balanced) observations: 72

WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.734423 0.099345 7.392634 0.0000

EG -0.001941 0.024493 -0.079265 0.9372

EPS -0.000224 7.54E-05 -2.976626 0.0047

PBV 0.237727 0.028169 8.439178 0.0000

CHANGE_KURS NA NA NA NA

CHANGE_GDP NA NA NA NA

Effects Specification

Period fixed (dummy variables)

R-squared 0.913106 Mean dependent var 1.202856

Adjusted R-squared 0.862900 S.D. dependent var 0.489418

S.E. of regression 0.181217 Akaike info criterion -0.298247

Sum squared resid 1.477781 Schwarz criterion 0.555502

Log likelihood 37.73690 Hannan-Quinn criter. 0.041633

F-statistic 18.18728 Durbin-Watson stat 0.337588

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: data diolah

154

Lampiran 7: Hasil Uji Normalitas sebelum Transformasi Data

0

2

4

6

8

10

12

14

-40 -20 0 20 40 60 80 100

Series: Standardized Residuals

Sample 3/01/2011 12/01/2016

Observations 72

Mean 1.10e-15

Median -2.257857

Maximum 111.5720

Minimum -38.15523

Std. Dev. 23.40499

Skewness 2.049648

Kurtosis 9.766857

Jarque-Bera 187.7838

Probability 0.000000

Lampiran 8: Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi Data

0

2

4

6

8

10

12

-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4

Series: Standardized Residuals

Sample 3/01/2011 12/01/2016

Observations 72

Mean 2.70e-18

Median -0.036565

Maximum 0.409670

Minimum -0.279281

Std. Dev. 0.176087

Skewness 0.433764

Kurtosis 2.251296

Jarque-Bera 3.939488

Probability 0.139493

Sumber: data diolah

Lampiran 9: Hasil Uji Multikolinearitas

EPS EG PBV CHANGE_KURS CHANGE_GDP

EPS 1.000000 0.159453 -0.685698 0.138352 -0.132491

EG 0.159453 1.000000 0.068108 0.067386 0.342986

PBV -0.685698 0.068108 1.000000 0.011519 0.052208

CHANGE_KURS 0.138352 0.067386 0.011519 1.000000 0.240327

CHANGE_GDP -0.132491 0.342986 0.052208 0.240327 1.000000

Sumber: data diolah

155

Lampiran 10: Hasil Uji Heteroskedastisitas

Test for Equality of Variances of RESID01

Categorized by values of BULAN

Date: 08/10/17 Time: 15:50

Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016

Included observations: 72 after adjustments

Method df Value Probability

Bartlett 23 33.76198 0.0687

Levene (23, 48) 3.280702 0.0003

Brown-Forsythe (23, 48) 0.806840 0.7067

Category Statistics

Mean Abs. Mean Abs.

BULAN Count Std. Dev. Mean Diff. Median Diff.

2011M03 3 0.116848 0.085900 0.075981

2011M06 3 0.031167 0.023252 0.019999

2011M09 3 0.035379 0.025416 0.023300

2011M12 3 0.044976 0.034610 0.026351

2012M03 3 0.109652 0.081915 0.070256

2012M06 3 0.038172 0.028815 0.024106

2012M09 3 0.334592 0.249955 0.214384

2012M12 3 0.144703 0.109042 0.091638

2013M03 3 0.090928 0.069810 0.054567

2013M06 3 0.025600 0.017417 0.017055

2013M09 3 0.141070 0.095181 0.094026

2013M12 3 0.160328 0.118634 0.103715

2014M03 3 0.098964 0.071255 0.065113

2014M06 3 0.033701 0.023439 0.022395

2014M09 3 0.126855 0.094385 0.081636

2014M12 3 0.181862 0.137560 0.114434

2015M03 3 0.039938 0.030717 0.023597

2015M06 3 0.070320 0.049142 0.046686

2015M09 3 0.103634 0.077208 0.066603

2015M12 3 0.050491 0.035697 0.033431

2016M03 3 0.117143 0.085293 0.076646

2016M06 3 0.072991 0.055773 0.044782

2016M09 3 0.057459 0.043926 0.035194

2016M12 3 0.052995 0.039327 0.034192

All 72 0.176087 0.070153 0.060837

Bartlett weighted standard deviation: 0.116169

Sumber: data diolah

156

Lampiran 11: Hasil Uji Durbin-Watson

Lampiran 12: Rangkuman Uji Statistik Regresi Data Panel Fixed Effect Model

Uji Parsial

Variabel Koefisien t-statistik t-tabel Probabilitas Hasil

EPS ( ) -0.000296 -4.025259 |1,66792| 0.0002 Signifikan dan negatif

EG ( ) -0.053935 -2.542807 |1,66792| 0.0134 Signiikan dan negatif

PBV ( ) 0.133351 3.144272 |1,66792| 0.0025 Signifikan dan positif

Kurs ( ) -1.050647 -2.113361 |1,66792| 0.0385 Signifikan dan negatif

GDP ( ) 1.338350 1.215785 |1,66792| 0.2285 Tidak signifikan

Uji Simultan

F-Statistik Probabilitas

F-Statistik

F-tabel Hasil

61.48683 0.000000 2,51

Signifikan secara bersama-

sama

Koefisien

Determinasi

Nilai Adjusted Squared Hasil

0,856394

variabel independent (X) yang terdiri dari Earning Per

Share (EPS), Earning Growth (EG), Price to Book Value

(PBV), Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto (PDB)

mampu menjelaskan terhadap variabel dependent Price

Earning Ratio (PER) (Y) sebesar 85,6394%

Autokorelasi

Positif

Tidak dapat

diputuskan

Tidak ada

autokorelasi

Tidak dapat

diputuskan

Autokorelasi

Negatif

0 dl du 4-du 4-dl 4

0 1,4732 1,7688 1,7768 2,5268 2,2312 4

Sumber: Winarno, 2011: 4.7

157

Lampiran 13: Daftar Sampel Perusahaan

No. Kode Nama Perusahaan

1. JSMR PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

2. PGAS PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

3. TLKM PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.