143
ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH BAGI HASIL TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK)PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA (DESEMBER 2010-JULI 2013) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : SALVIANA NIM :109084000028 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

  • Upload
    ledung

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH BAGI HASIL

TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK)PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

(DESEMBER 2010-JULI 2013)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

SALVIANA

NIM :109084000028

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDATULLAH JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah
Page 3: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah
Page 4: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah
Page 5: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah
Page 6: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Salviana

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 25, April, 1991.

3. Alamat : Jl, PT Jayamik, Kp Bababkan Inpres, Desa

Batujajar, Cigudeg, Bogor, Jawa Barat.

4. Kebangsaan : Indonesia

5. Handphone : 085777822578

6. E-mail : [email protected]

7. Jenis Kelamin : Laki-laki

8. Agama : Islam

9. Status : Belum Menikah

10. Hobby : Main musik, Bernyanyi, Olahraga dan

baca.

Page 7: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

ii

II. PENDIDIKAN FORMAL

Tempat Waktu

1. SDN BATUJAJAR 02 BOGOR 1997 – 2003

2. MTs DARUNNAJAH 02 BOGOR 2003 – 2006

3. MA DARUNNAJAH 02 BOGOR 2006 – 2009

4. UIN SYARIF HIDAYATULLAH Jakarta

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan 2009– 2014

III. PENDIDIKAN INFORMAL

Pelatihan/Seminar Waktu

Pelatihan Instruktur dasar oleh IMM 26-27 Maret 2011

Sociopreneur dan Pengaruhnya Terhadap

Iklim Investasi di Indonesia

Jakarta 30 April 2014

Pelatihan Alat Analisis Perencanaan

Pembangunan

Jakarta, Rabu, 5 Oktober 2011

Studium General Jurusan IESP Jakarta, Rabu, 28 Maret 2012

Seminar Nasional “Peran Asuransi dalam

Era Globalisasi”

Jakarta, 20 Mei 2010

Page 8: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

iii

Seminar “Peluang Berkarir di Dunia

Syariah”.

Jakarta, 23 Oktober 2010

KKS-BT di konveksi Ibu Lina di Sanratek Juni 2009 -Juli 2009

Pendidikan dan Pelatihan Perkoprasian Bogor, 19-21 November 2010

Page 9: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

iv

ABSTRAC

This research aims to determine the variables that affect the variable DPK

during the period of December 2010 to July 2013. This research uses analysis

tools Ordinary Least Square (OLS).

The results of this research indicate that the inflation variable (0.0026)

had a significant negative effect on DPK and variable EXCHANGE (0.0000) had

a significant positive effect on the DPK of Islamic banking in Indonesia. While the

NBH variable (0.4944) had no significant effect on the DPK of Islamic banking in

Indonesia.

Keywords: INFLATION, EXCHANGE, profit sharing ratio (NBH) and Third

Party Funds (DPK) Islamic Banking. Ordinary Least Square (OLS).

Page 10: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

v

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel – variabel yang

mempengaruhi variabel DPK selama periode Desember 2010 sampai dengan Juli

2013. Dalam penelitian ini menggunakan alat analisis Ordinary Least Square

(OLS).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Inflasi (0.0026)

mempunyai pengaruh yang signifikan Negatif terhadap DPK dan Variabel KURS

(0.0000) mempunyai pengaruh yang signifikan Positif terhadap DPK perbankan

syariah di Indonesia Sedangkan variabel NBH (0.4944) tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap DPK perbankan syariah di Indonesia.

Kata Kunci : INFLASI, KURS, Nisbah Bagi Hasil (NBH) dan Dana Pihak Ketiga

(DPK) Perbankan Syariah. Ordinary Least Square (OLS).

Page 11: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

vi

KATA PENGANTAR

Denga mengucap Alhamdulillahi Robill „Alamin, Segala puji dan

syukur kepada tuhan yang maha Esa yaitu Allah SWT yang menguasai

semesta alam beserta isinya yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan

hidayatnya kepada hamba-hamba-Nya. Dan atas berkah dan karunianya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Shalawat serta salam yang selalu tercurah kepada junjungan Nabi

besar Muhammad SAW sebagai Tauladan terbaik sepanjang Zaman.

Beliaulah yang akan memberikan syafaatnya kelak.

Tujuan penulisan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh

Tingkat Inflasi, Kurs dan Nisbah Bagi Hasil (NBH) Terhadap dana

Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia Periode (Desember 2010-

Juli 2013)”, dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan meraih

gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembagunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis

mengalami hambatan dan kesulitan dalam penulisan ini. Namun, berkat

rahmatnya skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan serta

dorongan dari beberapa pihak, maka penulisan skripsi ini tidak akan selesai.

Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya pihak-pihak yang membantu penyeleseian skripsi ini dan

“semoga Allah memberikan balasan yang terbaik “, terutama kepada:

1. Kedua orang tua saya yang tidak pernah henti-henti mengiringi langkahku

dengan doanya yang penuh dengan keikhlasan, selalu memberikan kasih

sayang, bimbingan, serta dukungan baik materiel maupun spiritual dalam

kebaikan dan keberhasilan untuk akan-anaknya.

Page 12: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

vii

2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bekerja keras mengembangkan

FEIS menjadi FEB.

3. Zuhairan Yunmi Yunan, SE, M.Sc selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan (IESP), yang telah memberikan dukungan yang

terbaik untuk IESP dan mahasiswanya.

4. Jainal Muttaqien, M.PP selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan yang telah memberi dukungan dan motivasi kepada setiap

mahasiswa.

5. Dr. Ir. H. Pak Roikhan, MA.MM, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, tuntunan, motivasi, pengarahan, menyempatkan

waktunya untuk membaca dan mengoreksi skripsi yang penulis ajukan ,

serta dukungan yang tidak henti dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Yoghi Citra Pratama. Msi selaku Dosen Pembimbing II yang banyak

meluangkan waktunya untuk berdiskusi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini dan memberikan tambahan ilmu pengetahuan

baru, serta dukunganya yang tidak henti dalam memberi semangat kepada

penulis.

7. Atika Nurbayanti kakaku Tercinta yang tak pernah henti memberikan

support kepada saya, juga ade- adeku sayang, Teni Mulyani dan Aita

Latifah yang slalu mendoakan agar kakaknya cepat diwisuda.

8. Keluarga Besar IESP angkatan 2009 yang tidak pernah henti memberikan

dukungan dan motivasi untuk selalu tetap berjuang dan semangat

menghadapi kesulitan dalam menyeleseikan skripsi ini Terutama, Rendy

Kamal, Wildan, Syahrul, Candra, Rismawan dan sahabat-sahabat yang

lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

9. Keluarga Besar IMM Ciputat yang telah memberikan pengalaman

organisasi yang berharga dan memberikan saya keluarga juga sahabat,

khususnya kepada Dila, bang Fadli, bang Ian, bang Ican,Sidik,Fuji, Rofik,

Riri, Yunita, Selli, Alif, Faruq, Yusfik dan lain-lain yang tidak bisa

disebutkan satu persatu.

Page 13: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

viii

10. Kepada Keluarga Kecil DwedneZ terutama kepada Beni dan Sidik yang

tak pernah berhenti untuk berkarya bersama.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun

sangatlah diharapkan penulis dalam mencapai kesempurnaan skripsi.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga penelitian ini dapat

berguna dan bermanfaaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan.

Terima Kasih

Jakarta, 13 Juni 2014

( Salviana )

Page 14: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Batasan Masalah.......................................................................................... 11

C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 11

D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 12

E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 12

BAB II TIJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 14

A. Landasan Teori ...................................................................................................... 14

1. Ekonomi Islam ......................................................................................... 14

a. Konsep Dasar Ekonomi Islam .................................................... 14

b. Definisi Ekonomi Islam .............................................................. 15

c. Karakteristik Ekonomi Islam ...................................................... 17

2. Perbankan Syariah.................................................................................... 18

a. Pengertian Bank Syariah ................................................... 18

b. Tujuan Bank Syariah ......................................................... 20

c. Perbedaan Sistem Bank Syariah Dengan Bank Konvensional

........................................................................................... 22

Page 15: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

x

d. Produk dan Jasa Perbankan Syariah .................................. 24

3. Dana Pihak Ketiga (DPK) .............................................................. 30

a. Pengertian Dana Pihak Ketiga ............................................ 30

b. Macam-Macam Dana Pihak Ketiga ................................... 30

c. Sumber Dana Pihak Ketiga ................................................ 32

4. Inflasi .............................................................................................. 35

a. Pengertian Inflasi ................................................................ 35

b. Teori Inflasi ........................................................................ 35

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi ....................... 37

d. Kebijakan Untuk Mengatasi Inflasi .................................... 38

e. Hubungan Inflasi Dengan Tabungan .................................. 38

f. Pengendalian Inflasi dalam Perspektif Islam ..................... 39

5. Teori Kurs....................................................................................... 41

a. Devinisi Kurs ...................................................................... 41

b. Sistem Kurs ........................................................................ 42

c. Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Kurs.................... 43

d. Hubungan Kurs dengan Tabungan ..................................... 44

e. Sistem Nilai Tukar dalam Islam ......................................... 45

6. Teori Nisbah Bagi Hasil ................................................................. 47

a. Teori Umum Bagi Hasil ..................................................... 47

b. Teori Bagi Hasil dalam Perbankan Syariah ....................... 47

c. Hubungan Nisbah Bagi Hasil dengan Tabungan ............... 50

Page 16: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

xi

B. Studi Empiris Sebelumnya ......................................................................... 51

C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 58

D. Hipotesis ..................................................................................................... 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 63

A. Ruang lingkup Penelitian ............................................................................ 63

B. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 63

C. Metode Analisa Data ................................................................................... 64

1. Asumsi Klasik .......................................................................................... 66

a. Uji Normalitas .................................................................... 66

b. Uji Multikolinearitas .......................................................... 67

c. Uji Heterokedastisitas......................................................... 68

d. Uji Autokorelasi ................................................................. 70

2. Uji Statistik ..................................................................................... 71

a. Uji Parsial (Uji t) ................................................................ 71

b. Uji Fisher (Uji F) ................................................................ 72

3. Uji Koefisien Determinasi .............................................................. 73

D. Operasional Variabel Penelitian .................................................................. 73

1. Variabel Dependen (Y) .................................................................. 73

2. Variabel Independen (X) ................................................................ 74

Page 17: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

xii

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................... 76

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian........................................................... 76

1. Sejarah Berdirinya Bank Syariah .................................................... 76

2. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ...................................... 78

3. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah ................... 81

4. Perkembangan Inflasi ...................................................................... 85

5. Perkembangan Kurs ........................................................................ 88

6. Perkembangan Nisbah Bagi Hasil (NBH)....................................... 91

B. Analisi Data dan Pembahasan ..................................................................... 92

1. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 93

a. Uji Normalitas.............................................................................. 93

b. Uji Multikolinearitas .................................................................... 95

c. Uji Heterokedastisitas .................................................................. 96

d. Uji Autokorelasi ........................................................................... 97

2. Uji Statistik ..................................................................................... 98

a. Uji Parsial (Uji t) ................................................................. 100

b. Uji Fisher (Uji F) ................................................................. 103

3. Uji Koefisien Determinasi .............................................................. 103

C. Pembahasan Analisis Ekonomi ................................................................... 104

BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 108

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 108

Page 18: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

xiii

B. Implikasi ................................................................................................................ 109

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 111

Page 19: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

xiv

Daftar Tabel

Tabel 1.1. Laju Pergerakan DPS PS, Tingkat Inflasi, Kurs, dan NBH Tabungan

Perbankan Syariah dari tahun 2009-2013 ............................................... 9

Tabel 2.1. Perbedaan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional .......... 22

Tabel 2.2 Perbandingan sistem pengitungan tabungan dan deposito Bank Syariah

dan Bank Konvensional .......................................................................... 23

Tabel 2.3. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 54

Tabel 4.1. Uji Normalitas Jarque-Bera .................................................................. 94

Tabel 4.2. Uji Correlation Matrix ........................................................................... 95

Tabel 4.3. Uji White Heterokedasticity................................................................... 97

Tabel 4.4. Uji Langrange Multiple Test .................................................................. 98

Tabel 4.5. Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS) ...................................... 98

Page 20: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

xv

Daftar Gambar

Gambar 1.1. Grafik Perkembangan DPK Perbankan Syariah yang di himpun selama tahun

2009 s/d tahun 2013 ....................................................................................... 3

Gambar 1.2. Grafik Inflasi dari tahun 2009 s/d 2013 ......................................................... 4

Gambar 1.3. Grafik Kurs Rupiah Terhada USD dari tahun 2009 s/d 2013 ............ 6

Gambar 1.4. Grafik NBH dari tahun 2009 s/d 2013 ............................................... 8

Gambar 2.1. Diagram Kerangka Pemikiran ........................................................... 60

Gambar 4.1. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia

Periode Desember 2010- Juli 2013 .................................................... 82

Gambar 4.2. Perkembangan Inflasi di Indonesia Periode Desember 2010- Juli 2013

........................................................................................................... 86

Gambar 4.3. Perkembangan Kurs di Indonesia Periode Desember 2010- Juli 2013

........................................................................................................... 89

Gambar 4.4. Perkembangan Nisbah Bagi Hasil di Indonesia Periode Desember 2010-

Juli 2013 ............................................................................................. 91

Page 21: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

xvi

Daftar Lampiran

Lampiran 1 .......................................................................................................................... 115

Lampiran 2 .......................................................................................................................... 117

Lampiran 3 .......................................................................................................................... 118

Lampiran 4 .......................................................................................................................... 120

Lampiran 5 .............................................................................................................. 121

Lampiran 6 .............................................................................................................. 122

Page 22: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini ekonomi Islam telah mengalami kemajuan yang amat

pesat hal ini ditandai dengan banyaknya lembaga-lembaga keuangan

maupun non keuangan islam di belahan penjuru dunia sebagai penyokong

berkembangnya perekonomian yang berbasis syariah.

Secara umum berkembangnya perbankan syariah di mulai sejak di

diberlakukannya Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan

yang menggantikan Undang-undang No. 7 tahun 1998. Dengan adanya

Undang-undang baru tersebut, perbankan syariah di Indonesia mendapatkan

kesempatan yang lebih luas untuk menyelenggarakan dan mengembangkan

usahanya.

Pada awalnya di tahun 1992 sampai pada tahun 1999 di Indonesia

hanya terdapat satu perbankan syariah yaitu bank Muammalat dan di tahun

1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah lain.

Tahun 2009 merupakan tahun yang penuh tantangan dalam sistem

keuangan baik di dalam maupun di luar negeri. Krisis keuangan yang

bermula di tahun 2008 menyebabkan ketidakstabilan terhadap sistem

keuangan yang mengakibatkan efek negative terhadap pertumbuhan

ekonomi Nasional.

Page 23: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

2

Secara umum perbankan syariah akan menghadapi tantangan yang

relatif sama dengan perbankan lain pada umumnya, karena faktanya,

lingkungan bisnis, ekonomi dan regulasi yang dihadapi perbankan syariah

juga sama dengan perbankan lain. Di karenakan skala usahanya masih

relative kecil. Tantangan yang dihadapi perbankan syariah menjadi lebih

besar.

Perlambatan ekonomi masih akan membayangi kinerja perbankan

(termasuk perbankan syariah) di 2014. Bank Indonesia (BI) telah

memperkirakan pertumbuhan industri perbankan di 2014 melambat,

sementara resiko kredit bermasalah (non-Performing Loan/NPL) meningkat.

Pertumbuhan kredit perbankan 2014 diperkirakan hanya dikisaran 15,3-16,6

persen. Angka ini jauh dibawah perkiraan pertumbuhan kredit 2013 yang

berada dikisaran 20,8 persen.

Tantangan terbesar yang dihadapi perbankan syariah di 2014

adalah likuiditas. Ketatnya likuiditas sudah terlihat dari pertumbuhan Dana

Pihak Ketiga (DPK) yang melambat dua tahun terakhir. Risiko kekeringan

likuiditas makin meningkat sejak BI mengerek bunga acuan (BI Rate) Juni

2013 lalu. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan

pertumbuhan DPK di 2014 hanya naik 14,1 persen.

Volume dana pihak ketiga dapat dijadikan indikasi tingkat

kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Semakin tinggi volume dana

pihak ketiga mengindikasikan masyarakat semakin percaya kepada bank

Page 24: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

3

yang bersangkutan. Sebaliknya bila volume dana pihak ketiga semakin

menurun maka mengindikasikan masyarakat semakin menurun

kepercayaannya terhadap bank tersebut (Taswan ,2010:11).

Sumber DPK yang dihimpun oleh bank merupakan dana yang

terbesar yang sangat diandalkan oleh bank (dapat mencapai 80-90% dari

seluruh dana yang di kelola oleh bank. Pentingnya fungsi DPK sebagai

salah satu sumber modal, bank syariah harus memiliki kemampuan dalam

menghimpun DPKnya. Dalam menghimpun dana tersebut, terdapat faktor-

faktor yang dianggap mempengaruhi DPK, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal ( Lukman dalam Septi Wulandari, 2013 : 2).

Gambar 1.1 : Grafik Perkembangan DPK Perbankan Syariah yang telah

dihimpun selama tahun 2009 s/d tahun 2013.

Sumber :BI (Tahun 2009-Tahun 2013)

Dari grafik di atas dapat dilihat Bahwa DPK yang dihimpun oleh

perbankan syariah selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami

peningkatan secara terus menerus. Pada bulan desember tahun 2009

0

50

100

150

200

Des-09 Des-10 Des-11 Des-12 Ags-13

DPK

laju DPK

Page 25: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

4

perbankan syariah menghimpun DPK sebesar 52,271 Milyar dan pada bulan

agustus tahun 2013 DPK perbankan syariah menghimpun DPK sebesar 166,

453 milyar.

Keynes menyatakan bahwa tabungan dalam suatu negara sangat di

pengaruhi oleh besarnya pendapatan yang di terima masyarkat bukan di

pengaruhi oleh tingkat bunga. Apabila pendapatan masyarakat lebih tinggi

dari pada pengeluaran konsumsinya, maka terjadilah saving. Tetapi apabila

yang terjadi adalah pengeluaran konsumsi lebih tinggi dari pada pendapatan

masyarkat maka yang terjadi adalah dissaving.

Dari pernyataan keynes tersebut, kondisi variable ekonomi Makro

maupun moneter dapat mempengaruhi masyarakat dalam melakukan saving

atau menabung.

Gambar 1.2 Grafik Inflasi dari tahun 2009 s/d 2013

Sumber : Statistik Bank Indonesia

Dari gambar 1.2 diatas kita dapat melihat fluktuasi hebat pada inflasi

dimana setiap tahunnya mengalami lonjakan dan penurunan yang jauh dari

stabil. Dari gambar 1.2 diatas kita temukan jika inflasi pun mengalami

0

2

4

6

8

10

Des-09 Des-10 Des-11 Des-12 Ags-13

Inflasi

Inflasi

Page 26: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

5

fluktuasi. pada Desember 2009 kita dapati inflasi hanya sebesar 2,78%

namun pada desember 2010 inflasi mencapai 6,96 % yang menandakan

bahwa pada tahun 2010 inflasi cukup tinggi.

Kemudian pada Desember 2011 inflasi kembali melemah ke angka

4,15 % begitupun pada Desember 2012 inflasi masih tertahan dikisaran 4 %

pada Agustus 2013 inflasi menembus angka 8, 79% tingginya inflasi

tersebut diantaranya dipengaruhi oleh bulan puasa dan hari raya Iedul Fitri.

Tingginya harga dan pendapatan yang tetap atau pendapatan

meningkat sesuai dengan besarnya inflasi membuat masyarakat tidak

mempunyai kelebihan dana untuk disimpan dalam bentuk tabungan atau

diinvestasikan ( Bety Mariantini, (2007 :22), dalam Friska Julianti (2013:6).

Dapat dijelaskan bahwa pada saat inflasi masyarakat tidak memungkinkan

untuk menabung. Sebagai dampak dari kasus diatas maka DPK pada

perbankan syariah pada saat Inflasi meningkat akan mengalami pelemahan.

Menurut Budiono, (2001: 155). Pada tataran makro, nilai uang

terhadap barang memiliki peran penting terhadap jumlah tabungan

masyarakat di bank. Tingginya inflasi akan menurunkan nilai kekayaan

dalam bentuk uang. Inflasi merupakan salah satu peristiwa moneter yang

sangat penting dan hampir semua negara mengalaminya baik negara miskin,

berkembang atau bahkan negara maju sekalipun tidak dapat lepas dari

masalah ini. Jadi menurut budiono, nilai uang terhadap barang memiliki

peran penting terhadap jumlah tabungan di Bank dan ketika angka inflasi

Page 27: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

6

tinggi akan memungkinkan masyarakat mengurungkan niatnya untuk

menabung atau menyimpan uangnya di Bank.

Sedangkan menurut Dornbus dan Fischer dalam Nandadipa (2010)

menyebutkan dampak inflasi antara lain: menimbulkan gangguan fungsi

uang, melemahkan semangat menabung, meningkatkan kecenderungan

untuk belanja, pengerukan tabungan dan penumpukan uang,permainan

harga diatas standar kemampuan, penumpukan kekayaan dan investasi non

produktif, serta distribusi barang relatif tidak stabil dan terkonsentrasi. Dari

pandangan dombus dan fisher diatas menjelaskan dengan adanya inflasi

masyarakat lebih cenderung untuk mengambil/ mengeruk tabungannya di

Bank dan ini terjadi di bulan agustus 2013 dimana DPK mengalami

penurunan.

Gambar 1.3 Grafik KURS Rupiah terhadap USD dari tahun 2009 s/d 2013

Sumber : Bank Indonesia

Dari gambar 1.3 diatas kita dapat melihat jika nilai Kurs setiap

tahunnya mengalami lonjakan. Pada Desember 2009 kita dapati kurs berada

0

5000

10000

15000

Des-09 Des-10 Des-11 Des-12 Ags-13

KURS

KURS

Page 28: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

7

di kisaran Rp 9.400 dan pada desember 2010 kurs berada pada kisaran Rp

8.991 yang menandakan bahwa telah terjadi penguatan terhadap Rupiah

pada Bulan yang sama di tahun yang berbeda. Pada Desember 2011 Kurs

kembali meningkat pada kisaran Rp 9.068 per 1 USD dan pada Desember

2012 kurs berada dikisaran Rp 9.605 kemudian pada agustus 2013 Kurs

berada di kisaran Rp 10.924. jadi secara keseluruhan Kurs menunjukan

peningkatan setiap tahunnya dan hal ini menandakan jika setiap tahunnya

rupiah mengalami pelemahan nilai tukar terahadap Dollar Amerika.

Dalam penelitian Abida Muttaqiena (2013) ia mendapati jika nilai

tukar rupiah secara simultan (Uji F) maupun Parsial (Uji T) berpengaruh

Signifikan terhadap DPK.

Kemudian menurut Aldrin Wibowo dan Susi Suhendra (2008) nilai

kurs dan inflasi memiliki pengaruh positif terhadap DPK Bank Devisa di

Indonesia.

Bank-bank Islam telah mengadopsi sistem dan prosedur dalam

Perbankan Konvensional, maka sepanjang praktek Perbankan Konvensional

tidak bertentangan dengan prinsip-prinsipi Islam itu dinyatakan boleh dalam

Islam. Salah satu yang menjadi ciri khas dari Perbankan Syariah adalah

sistem bagi hasil (nonbunga) untuk pembagian keuntungan. Yang besarnya

bagi hasil (Profit Sharing) ditentukan diawal perjanjian kesepakatan. Dan

berbeda dengan bunga, yang prosentase bagi hasil belum tentu sama tiap

bulannya.

Page 29: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

8

Gambar 1.4 grafik NBH dari tahun 2009 s/d tahun 2013

Sumber : data Statistik BI dan OJK

Dari gambar 1.4 diatas kita dapat melihat nisbah bagi hasil tabungan

di Perbankan Syariah. Dari grafik tersebut kita mendapati jika nisbah bagi

hasil setiap tahunnya relatif berubah dan berfluktuatif. Jika kita lihat pada

bulan agustus tahun 2013 kita akan mendapatkan sesuatu yang menarik

yaitu ketika nisbah bagi hasil cenderung besar yaitu di kisaran 5,41% dan

inflasi di kisaran 8,79% sedang DPK cenderung mengalami penurunan.

Seharusnya nisbah bagi hasil memberikan keuntungan yang relative

lebih tinggi dibandingkan dengan bunga di bank konvensional. Hal ini

karena system bagi hasil yang diberikan berdasarkan nisbah keuntungan

yang disepakati saat nasabah membuka rekening.

Menurut Siffa Widiastama meneliti Bank Muammalat Indonesia

periode 2001-2005 yang menyimpulkan bahwa variabel independen total

bagi hasil mudharabah, tingkat suku bunga deposito, fatwa MUI secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap total simpanan mudharabah.

0

1

2

3

4

5

6

Des-09 Des-10 Des-11 Des-12 Ags-13

NBH

NBH

Page 30: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

9

Selain itu nisbah bagi hasil juga memiliki kelebihan lain, yaitu lebih

stabil terhadap gejolak ekonomi makro. Selama krisis moneter, bank syariah

masih dapat menunjukan kinerja lebih baik disbanding dengan lembaga

perbankan konvensional (Banowo dan Hermana, 2005 :134).

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan

tingginya nisbah bagi hasil di perbankan syariah seharusnya dapat

peningkatan pada jumlah DPK di perbankan syariah.

Diketahui bahwa salah satu perbedaan utama antara perbankan

konvensional dengan perbankan syariah adalah tingkat suku bunga

(Perbankan Konvensional) dan tingkat bagi hasil (Perbankan Syariah). Bisa

dikatakan bahwa sistem bagi hasil dalam sistem perbankan syariah

merupakan pengganti suku bunga di dalam sistem perbankan konvensional.

Dan dari semua grafik diatas kita dapat merekapnya ke dalam satu

tabel berikut.

Tabel 1.1

Laju Pergerakan DPK PS, Inflasi, KURS dan NBH Tabungan

Perbankan Syariah dari tahun 2009 sampai 2013

BLN/THN DPK PS* INFLASI KURS NBH

TABUNGAN

DES-09 52,271 2.78% 9.400 2,76 %

DES-10 76,036 6.96% 8.991 3,06 %

DES-11 115,415 4.15% 9.068 3,21%

DES-12 147,512 4.30% 9.605 2,37 %

AGS-13 166,453 8,79% 10.924 5,41 %

Page 31: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

10

Sumber: Statistik Bank Indonesia dan OJK

Keterangan :

DPK PS* : Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah dalam milyar

rupiah

NBH Tabungan :Nisbah Bagi Hasi Tabungan di Bank Syariah

Karena perananan yang cukup penting dalam Perekonomian, DPK

menjadi salah satu faktor stabilitas sistem ekonomi. Kemampuan perbankan

dalam menghimpun DPK menjadi andil dalam menyerap Jumlah Uang

Beredar Sehingga berpengaruh terhadap pengendalian Inflasi. Selanjutnya

tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar mendorong masyarakat untuk

menabungkan dollarnya di bank, kendati baik untuk pertumbuhan DPK

namun hal ini akan berpengaruh terhadap stigma negative terhadap rupiah.

Dan nisbah bagi hasil adalah suatu upaya dari perbankan syariah untuk

menarik minat nasabah untuk menabung dan meningkatkan DPK ternyata

tidak sesuai yang diharapkan, hal ini di sebabkan masyarakat menabung di

bank syariah lebih menitik beratkan kepada ketaatan beragama dan

kehalalannya dari pada menilai tinggi rendahnya nisbah bagi hasilnya.

Dari beberapa faktor diatas, yakni, inflasi, Kurs dan Nisbah Bagi

Hasil yang disinyalir memiliki pengaruh terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)

Perbankan Syariah Nasional, maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi

yang berjudul “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Kurs dan Nisbah Bagi

Page 32: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

11

Hasil Tabungan Terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah

di Indonesia Periode Desember 2010- Juli 2013.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, ternyata ada beberapa

keterkaitan antara variabel – variabel yang penulis teliti seperti Inflasi, Kurs,

dan Nisbah Bagi Hasil Tabungan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK). Maka

dari itu penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini hanya untuk

DPK pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang terdaftar di

Bank Indonesia.

C. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan langkah yang sangat penting karena

langkah ini akan menentukan kemana suatu penelitian diarahkan. Perumusan

masalah pada dasarnya adalah merumuskan pertanyaan yang jawabannya

akan dicari melalui penelitian berdasarkan pergerakan inflasi, Jumlah uang

beredar dan nisbah bagi hasil tabungan terhadap dana pihak ketiga perbankan

syariah di Indonesia periode Desember 2010 – Juli 2013.

Berikut ini adalah rumusan masalah yang dapat dijadikan panduan

untuk membahas masalah diatas:

1. Apakah ada pengaruh Inflasi secara parsial terhadap Dana Pihak Ketiga

(DPK) Perbankan Syariah di Indonesia ?

2. Apakah ada pengaruh Kurs secara parsial terhadap Dana Pihak Ketiga

(DPK) Perbankan Syariah di Indonesia ?

Page 33: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

12

3. Apakah ada pengaruh Nisbah Bagi Hasil (NBH) secara parsial terhadap

Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah di Indonesia?

4. Apakah ada pengaruh Inflasi, Kurs dan Nisbah Bagi Hasil (NBH) secara

simultan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah di

Indonesia ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh Inflasi (INF) secara parsial terhadap Dana Pihak

Ketiga (DPK) Perbankan Syariah di Indonesia.

2. Mengetahui pengaruh Kurs secara parsial terhadap Dana Pihak Ketiga

(DPK) Perbankan Syariah di Indonesia.

3. Mengetahui pengaruh Nisbah Bagi Hasil (NBH) secara parsial terhadap

Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah di Indonesia.

4. Mengetahui pengaruh Inflasi, Kurs, Nisbah Bagi Hasil (NBH) secara

simultan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah di

Indonesia.

5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang dikaji dalam skripsi ini adalah

sebagai berikut:

1. Memberikan ilmu pengetahuan tentang permasalahan yang dihadapi oleh

bangsa Indonesia umumnya pada Bank Indonesia dan Perbankan Syariah

pada khususnya.

Page 34: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

13

2. Untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat pada

umumnya dan mahasiswa pada khususnya dalam hal menyimpan

kekayaannya dalam bentuk tabungan di perbankan Syariah.

3. Mampu memberikan pemahaman bagi penulis mengenai pengelolaan,

penghimpunan dana dan produk yang ditawarkan Perbankan Syariah.

4. Mampu mengaplikasikan teori–teori yang berhubungan dengan, Inflasi,

Kurs dan Nisbah Bagi Hasil (NBH) dan memperbandingkannya dengan

kondisi yang ada dalam pencapaian tujuan penelitian.

Page 35: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Ekonomi Islam

a. Konsep Dasar Ekonomi Islam

Kata “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata

yaitu “oikos” yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan “nomos” yang

berarti “peraturan, hukum” kemudian bila digabung bermakna “aturan

rumah tangga”. Sedangkan kata “Islam” berasal dari bahasa Arab yang

terdiri dari 3 akar kata yaitu “sin” yang berarti “alam”, “lam” yang

berarti Allah, dan “mim” yang berarti ibadah, kemudian bila digabung

menjadi “sinlammim” bermakna “alam dicipta Allah untuk

ibadah”.

QS Adz-Dzariat [51]: 56

Artinya: Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah

kepada-Ku.

Kita tahu bahwa syariah Islam adalah sebuah sistem yang

mencakup seluruh permasalahan hidup. Syariah islam menunjukan jalan

iman bagi manusia, menjelaskan pokok-pokok akidah, mengatur hubungan

Page 36: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

15

dengan tuhan, memerintahkannya membersihkan jiwa dan mengatur

hubungan dengan orang lain.

Dalam ekonomi islam kita akan menemukan istilah maqashid

Syari‟ah menurut etimologi Maqashid Syari‟ah berarti tujuan-tujuan

syariah, atau sasaran di turunkannya syariah. Maqashid syari‟ah

merupakan suatu bentuk penggambaran keuntungan, kemakmuran dan

manfaat yang telah Allah terapkan dalam hukum syariah-Nya.

Maqashid syari‟ah mengandung empat pilar utama, yaitu :

maslahat, keadilan, kesejahteraan, dan kebenaran.

Sedangkan objek yang hendak dijaga oleh maqashid syari‟ah bagi

manusia menyangkut lima hal penting (al-kulliyyat al-khamsah), berupa:

menjaga jiwa (nafs), normalitas akal („aql), kelestarian keturunan (nasl),

menjaga harta (maal), dan memelihara agama (deen) (Muhammad hidayat

2010:44).

b. Definisi Ekonomi Islam

Menurut para pakar ekonomi Islam, secara istilah ekonomi Islam

definisi sebagai berikut:

1) Dr. Baqir al-Hasani dalam buku Essay in Istiqshad menyatakan bahwa

ekonomi dan iqtishad, yang artinya hemat dan penuh perhitungan.

Seorang yang hemat tentunya penuh perhitungan dan mempunyai

pilihan-pilihan dalam menggunakan sumber daya. (Mohammad

Hidayat 2010:20).

Page 37: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

16

2) M. Akram Khan, mendefinisikan ” bahwa ekonomi Islam adalah ilmu

ekonomi yang bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia

(falah/welfare) yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber

daya bumi atas dasar kerjasama dan partisipasi” (Mohammad Hidayat

2010:23).

3) Dr. Muhammad bin Abdullah al Arabi, mendefinisikan “ bahwa

ekonomi Islam adalah kumpulan prinsip-prinsip umum tentang

ekonomi yang kita dapat dari Al-Qur‟an, Sunnah, dan pondasi

ekonomi yang kita bangun atas dasar pokok-pokok itu dengan

mempertimbangkan kondisi lingkungan dan waktu” ( Abdullah Abdul

Husain at-Tariqi, 2004:14).

4) Prof. Dr.M. Umer Chapra, mengatakan “ekonomi Islam di definisikan

sebagai pengetahuan yang membantu upaya ralisasi kebahagiaan

manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas

yang berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam

tanpa memberikan kebebasan Individu (laissez faire) atau tanpa

prilaku makro ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa

keseimbangan lingkungan ” (Mohammad Hidayat 2010:25).

5) Dr. Muhammad Syauki al Fanjari, mendefinisikan “ bahwa ekonomi

Islam adalah segala sesuati yang mengendalikan dan mengatur

aktivitas ekonomi sesuai dengan pokok-pokok Islam dan politik

ekonominya”(Heri Sudarsono, 2002:3).

Page 38: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

17

6) MM. Metwally, mendefinisikan “bahwa ekonomi Islam sebagai ilmu

yang mempelajari perilaku muslim (yang beriman) dalam suatu

masyarakat Islam yang mengikuti Al-Qur‟an, Hadist, ijma‟ dan

Qiyas” (P3EI, 2008:18).

7) Prof .Dr.Khursyid Ahmad, Pakar ekonomi Pakistan mengatakan,

“ilmu ekonomi Islam adalah sebuah Usaha Sistematis untuk

memahami masalah-masalah Ekonomi dan tingkah laku manusia

secara relasional dalam perspektif Islam ” (Mohammad Hidayat

2010:25).

c. Karakteristik Ekonomi Islam

Karakteristik ekonomi Islam tercermin dalam prinsip-prinsip

ekonomi Islam, oleh para pakar ekonomi Islam, dan dapat disimpulkan

menjadi empat prinsip utama yang disyariatkan dalam Al-Quran: ( Ali Sakti,

2007:70 ).

1) Hidup hemat dan tidak bermewah-mewah (abstain from wasteful

and luxurius living ), yaitu tindakan-tindakan dalam berekonomi

hanyalah untuk memenuhi kebutuhan (needs) bukan memuaskan

keinginan.

2) Implementasi zakat (implementation of zakat), yaitu sistem yang

wajib (obligatory zakat sistem) bukan sistem sukarela (voluntary

zakat sistem), seperti zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan hibah.

Page 39: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

18

3) Pengapusan/pelanggaran riba (prohabition of riba), gharar dan

maisir, seperti praktek sistem kredit (credit system) dengan

menggunakan tingkat bunga bank (interest rate). Dan Islam

menggantikannya menjadi sistem bagi hasil (profit-loss sharing)

seperti dalam pembiayaan mudharabah dan musyarakah.

4) Menjalankan usaha-usaha yang halal (permissible conduct) baik itu

mulai dari produk dan komoditi, manajemen, proses produksi sampai

proses sirkulasi harus ada dalam kerangka halal.

Di negara Indonesia ekonomi Islam selalu diidentikkan dengan

perbankan Syariah. Sehingga perbankan Syariah ikut berpengaruh terhadap

perkembangan perekonomian di Indonesia. Apalagi sejak adanya runtuhnya

kaum kapitalisme yang menggunakan sistem bunga.

2. Perbankan Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Istilah bank berasal dari kata banque dalam bahasa Prancis dan dari

banco dalam bahasa Italia, yang dapat diartikan peti/lemari atau bangku.

Konotasi kedua kata tersebut menjelaskan dari dua fungsi dasar pada bank

komersial yaitu menyediakan tempat untuk menitipkan uang secara aman

(safe keeping function) dan menyediakan alat pembayaran (transaction

function) (Zainul Arifin,2006:2).

Menurut Prof. G.M. Verryn Stuart yang mendefinisikan Bank adalah

suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik

Page 40: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

19

dengan alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang diperoleh dari orang

lain maupun dengan jalan peredaran alat-alat penukar baru berupa uang giral

(Irmayanto, 2004: 34).

Beberapa definisi Bank Syariah adalah sebagai berikut:

1) Menurut undang-undang tentang perbankan syariah, bank Syariah

adalah badan usaha yang berdasarkan prinsip syariah, menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan/ atau investasi

serta menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

pembiayaan dan bentuk-bentuk lainnya yang telah mendapat izin

dari Bank Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan usaha bank,

terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah.

2) Bank Syariah adalah suatu lembaga keuangan yang usaha

pokoknya memberi kredit-kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas

pembayaran serta peredaran uang yang sistem operasinya

didasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam (Sudarsono,

2003:22).

3) Bank Syariah adalah bank yang beropersi sesuai dengan prinsip-

prinsip syariat Islam, yakni bank yang operasionalnya mengikuti

ketentuan syariat khususnya menyangkut tata cara mu‟amalat

secara umum (Karnaen Perwaatmadja dan M. Syafi‟i Antonio,

1992:2).

Page 41: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

20

4) Menurut Warkum Sumitro, Bank Syariah adalah bank yang tata

operasinya didasarkan pada tata cara mu‟amalat secara Islam,

yakni mengacu pada ketentuan Al-Qur‟an dan Al-Hadist ( Wakum

Sumitro, 2004:12).

Sehingga dari beberapa definisi diatas dapat kesimpulan

bahwa Bank Syariah adalah suatu lembaga keuangan yang usaha

pokoknya memberi pembiayaan dan jasa-jasa dalam melalukan

pinjaman maupun pengimpunan dana dengan cara lalu lintas

pembayaran serta peredaran uang yang operasinya disesuaikan

dengan prinsip-prinsip syariah Islam.

Bank Syariah dalam penghimpunan dana sama halnya

dengan bank komersial yang lainnya. Seperti halnya dalam

konversi pasiva yaitu setoran modal, cadangan, giro, tabungan,

deposito berjangka dan rekening antar bank. Sedangkan konversi

aktiva yaitu saldo pada bank sentra dan bank lain, simpanan pada

bank lain, surat berharga pemerintah (goverment securities) dan

kredit yang diberikan.

b. Tujuan Bank Syariah

Sudarsono (2008:43) bank syariah memiliki beberapa tujuan

diantaranya sebagai berikut :

a) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalah secara

Islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan, agar

Page 42: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

21

terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha/perdagangan

lain yang mengandung unsur gharar (tipuan), dimana jenis-jenis usaha

tersebut selain dilarang dalam Islam, juga telah menimbulkan dampak

negatif terhadap kehidupan ekonomi masyarakat.

b) Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan

meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi

kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang

membutuhkan dana.

c) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka

peluang usaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang

diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya

kemandirian usaha.

d) Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya

merupakan program utama dari negara-negara yang sedang

berkembang. Upaya bank syariah di dalam mengentaskan kemiskinan

ini berupa pembinaan nasabah seperti : program pembinaan pengusaha

produsen, program pembinaan pedagang perantara, program pembinaan

konsumen, program pembinaan konsumen, program pengembangan

modal kerja dan program pengembangan usaha bersama.

e) Untuk menjaga stabilitas ekonomi moneter, dengan melalui aktivitas

perbankan syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi yang

diakibatkan oleh adanya inflasi, menghindari persaingan usaha yang

Page 43: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

22

tidak sehat antara lembaga lembaga keuangan. Untuk menyelamatkan

ketergantungan umat Islam terhadap bank non-syariah.

c. Perbedaan Sistem Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Perbedaan sistem Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional,

diantaranya adalah sebagai berikut: (Gemala Dewi, 2005: 98).

Tabel.2.1. Perbedaan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional

No. Perbedaan Perbankan Syariah Perbankan

Konvensional

1 Falsafah Tidak berdasarkan bunga,

spekulasi, dan ketidakjelasan

Berdasarkan bunga

2 Operasional - Dana masyarakat berupa

titipan dan investasi yang

baru akan mendapatkan hasil

jika‟diusahakan‟ terlebih

dahulu.

- Dana masyarakat

berupa simpanan yang

harus dibayar bunganya

pada saat jatuh tempo.

- Penyaluran pada usaha

yang halal.

- Penyaluran pada

sektor yang

menguntungkan aspek

halal/haram tidak

menjadi pertimbangan.

3 Aspek Sosial Dinyatakan secara eksplisit

dan tegas yang tertuang

dalam misi dan visi.

Tidak diketahui secara

tegas.

4 Struktur

Organisasi

Harus memiliki Dewan

Syariah Nasional dan Dewan

Pengawas Syariah

Tidak memiliki Dewan

Syariah Nasional dan

Dewan Pengawas

Syariah.

5 Akad dan

aspek

legalitas

Hukum Islam dan Hukum

Positif

Hukum Positif

6 Hubungan

nasabah

Kemitraan Debitor-kreditor

Page 44: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

23

7 Tujuan Profit dan Falah oriented Profit oriented

8 Lembaga

Penyelesaian

sengketa

Badan Arbitrase Muamalat

Indonesia (BAMUI),

Sekarang dengan

diupayakan pembentukan

penggantian yaitu Badan

Arbitrase Syariah Nasional

(BASYARNAS)

Badan Arbitrase

Nasional Indonesia

Sumber: Muhamamd Syafi‟i Antonio

Tabel.2.2. Perbandingan sistem penghitungan tabungan dan deposito

Bank Syariah dan Bank Konvensional: (Muhammad Ghafur W, 2007:23)

Bank Syariah Bank Konvensional

1. Besar kecilnya bagi hasil yang

diperoleh deposan/penabung

tergantung pada:

- Pendapatan bank

- Nisbah bagi hasil antara nasabah

dan bank.

- Nominal deposito/tabungan

nasabah.

- Rata-rata saldo deposito/tabungan

untuk jangka waktu tertentu yang

ada pada bank

- Jangka waktu deposito/tabungan

karena berpengaruh lamanya

investasi.

1. Besar kecilnya bagi hasil yang

diperoleh deposan/penabung

tergantung pada:

- Tingkat bunga yang berlaku

- Nominal deposito/tabungan

- Jangka waktu deposito

2. Bank Syariah memberikan 2. Semua bunga yang diberikan

Page 45: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

24

keuntungan dengan nasabah

melalui pendekatan LDR (Loan to

Deposit Ratio), yaitu

mempertimbangankan rasio

antara dana pihak ketiga dengan

pembiayaan yang diberikan.

3. Dalam Perbankan Syariah LDR

bukan saja mencerminkan

keseimbagan tetapi juga keadilan,

kerana bank benar-benar

membagikan hasil riil dari dunia

usaha (loan) kepada penabung

4. (deposit)

kepada deposan menjadi beban

biaya langsung.

3. Tanpa perhitungan besar kecilnya

pendapatan yang diperoleh dari

dana yang dihimpun.

4. Konsekuensinya, bank harus

menambahi pembayaran bunga bila

dari peminjam ternyata lebih kecil

dibandingkan dengan kewajiban

bunga deposan (negative

spread=keuntungan negatif/rugi)

Sumber : Muhammad Syafi‟i Antonio

d. Produk dan Jasa Perbankan Syariah

Pada dasarnya produk Perbankan Syariah dapat dibagi menjadi

beberapa bagian besar yaitu: (Ascarya, 2007:111-119).

1) Produk Penyaluran Dana ( financing)

a) Prinsip Jual Beli ( Ba’i )

Bai'al-Murabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga

pokok dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal

Page 46: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

25

ini penjual harus terlebih dulu memberitahukan harga pokok yang

ia beli ditambah keuntungan yang diinginkannya.

Bai'as-salam artinya pembelian barang yang diserahkan kemu-

dian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Prinsip

yang harus dianut adalah harus diketahui terlebih dulu jenis,

kualitas dan jumlah barang dan hukum awal pembayaran harus

dalam bentuk uang.

Bai' Al istishna' merupakan bentuk khusus dari akad Bai'assalam,

oleh karena itu ketentuan dalam Bai` Al istishna' mengikuti

ketentuan dan aturan Bai'as-salam. Bai' Al istishna' adalah

kontrak penjualan antara pembeli dengan produsen (pembuat ba-

rang). Kedua belah pihak harus saling menyetujui atau sepakat

lebih dulu tentang harga dan sistem pembayaran. Kesepakatan

harga dapat dilakukan tawar-menawar dan sistem pembayaran

dapat dilakukan di muka atau secara angsuran per bulan atau di

belakang.

b) Prinsip Sewa ( Ijarah )

Transaksi ijarah dilandasi dengan adanya pemindahaan manfaat.

Pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan jual beli, tapi memiliki

perbedaan terletak pada objek transaksinya. Pada jual beli transaksinya

adalah barang sedangkan pada ijarah adalah jasa. Pada masa akhir sewa,

bank dapat menjual barang yang disewakannya kepada nasabah dan

barang tersebut dapat dimiliki oleh nasabah dalam perbankan syariah

Page 47: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

26

dikenal ijarah muntahhiyah bittamlik (sewa yang diikuti dengan

pemindahan kepemilikan).

c) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

Produk pembiayaan syariah didasarkan pada prinsip-prinsip yaitu

sebagai berikut:

Pembiayaan Al-musyarakah

Al-musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak

atau lebih untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing

pihak memberikan dana atau amal dengan kesepakatan bahwa

keuntungan atau resiko akan ditanggung bersama sesuai

dengan kesepakatan. AI-musyarakah dalam praktik perbankan

diaplikasikan dalam hal pembiayaan proyek. Dalam hal ini

nasabah yang dibiayai dengan bank sama-sama menyediakan

dana untuk melaksanakan proyek tersebut. Keuntungan dari

proyek dibagi sesuai dengan kesepakatan untuk bank setelah

terlebih dulu mengembalikan dana yang dipakai nasabah. Al-

musyarakah dapat pula dilakukan untuk kegiatan investasi

seperti pada lembaga keuangan modal ventura.

Pembiayaan AI-mudharabah

AI-mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak, di

mana pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain

menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan

yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi maka akan

Page 48: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

27

ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat

dari kelalaian si pengelola. Apabila kerugian diakibatkan

kelalaian pengelola, maka si pengelolalah yang bertanggung

jawab. Ada dua jenis mudharabah yaitu 1). mudharabah

muthlaqah merupakan kerja sama antara pihak pertama dan

pihak lain yang cakupannya lebih luas. Maksudnya tidak

dibatasi oleh waktu, spesifikasi usaha dan daerah bisnis. 2).

mudharabah muqayyadah merupakan kebalikan dari

mudharabah muthlaqah di mana pihak lain dibatasi oleh waktu

spesifikasi usaha dan daerah bisnis.

Dalam dunia perbankan Al-mudharabah biasanya

diaplikasikan pada produk pembiayaan atau pendanaan seperti,

pembiayaan modal kerja. Dana untuk kegiatan mudharabah

diambil dari simpanan tabungan berjangka seperti tabungan

haji atau tabungan kurban. Dana juga dapat dilakukan dari

deposito biasa dan deposito spesial yang dititipkan nasabah

untuk usaha tertentu.

d) Akad Pelengkap

Akad pelengkap ini tidak ditunjukan untuk mencari keuntungan,

tatapi ditunjukkan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan,

seperti akad-akad dibawah ini:

Al-Wakalah (Amanat) atau wakilah artinya penyerahan atau

pendelegasian atau pemberian mandat dari satu pihak kepada

Page 49: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

28

pihak lain. Mandat ini harus dilakukan sesuai dengan yang

telah disepakati oleh si pemberi mandat.

Al-Kafalah (Garansi) merupakan jaminan yang diberikan

penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban

pihak kedua atau yang ditanggung. Dapat pula diartikan

sebagai pengalihan tanggung jawab dari satu pihak kepada

pihak lain. Dalam dunia perbankan dapat dilakukan dalam hal

pembiayaan dengan jaminan seseorang.

Al-Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang ber-

utang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Atau

dengan kata lain pemindahan beban utang dari satu pihak

kepada lain pihak. Dalam dunia keuangan atau perbankan

dikenal dengan kegiatan anjak piutang atau faktoring.

Ar-Rahn (gadai) merupakan kegiatan menahan salah satu harta

milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang

diterimanya. Kegiatan seperti ini dilakukan seperti jaminan

utang atau gadai.

2) Produk Penghimpunan Dana (funding)

Pengimpunan dana di Bank Syariah terdiri dari :

a) Prinsip Wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah

yang diterapkan pada produk rekening giro. Wadi’ah amanah

berprinsip harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi.

Sedangkan wadi’ah dhamanah berprinsip bahwa pihak yang

Page 50: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

29

dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan

sehingga ia boleh memenfaatkan harta titipan tersebut.

b) Prinsip Mudharabah, penyimpan atau deposan bertindak sebagai

shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib

( pengelola).

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan

dana, prinsip mudharabah terbagi menjadi dua yaitu:

a) Mudharabah Mutlaqah/URIA (Unrestricted Investment Account)

bahwa tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana

yang dihimpun, nasabah tidak memberikan persyaratan apapun

kepada bank mengenai bisnis yang dilakukan.

b) Mudharabah Muqayyadah/RIA (Restricted Investment Account)

bahwa pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang

harus dipatuhi oleh bank mengenai bisnis yang akan dijalankan.

3) Produk Jasa (service)

Produk jasa perbankan syariah antara lain adalah sebagai berikut:

a) Sharf (Jual Beli Valuta Asing), pada prinsipnya jual beli valuta

asing sejalan dengan jual beli mata uang yang tidak sejenis dan

penyerahannya harus dilakukan pada waktu yang sama.

b) Ijarah (Sewa), jenis kegiatan ijarah ini seperti; penyewaan kotak

simpanan (safe deposit box) dan jasa tata laksana administrasi

dokumen (custodian) dan bank mendapat imbalan sewa dari jasa

tersebut.

Page 51: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

30

3. Dana Pihak Ketiga (DPK)

a. Pengertian Dana Pihak Ketiga

Menurut Arifin (2006:98) Dana pihak ketiga adalah dana yang

diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu,

perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain

baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing. Pada sebagian

besar atau setiap bank, dana masyarakat ini merupakan dana terbesar yang

dimiliki. Hal ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpunan dana

dari masyarakat. Dana Pihak Ketiga adalah dana yang dipercayakan oleh

masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam

bentuk giro, tabungan, simpanan berjangka dan sertifikat deposito atau

bentuk lain yang dipersamakan dengan itu dengan menggunakan prinsip

syariah. Menurut Riyadi (2006:63) dana yang berasal dari masyarakat

biasa disebut dengan sumber dana pihak ketiga (DPK), sedangkan yang

berasal dari Pasar Uang disebut dana pihak kedua.

b. Macam-macam Dana Pihak Ketiga

Menurut Karim (2008:23), yang termasuk dalam dana pihak ketiga

yaitu giro, tabungan, dan deposito. Ketiga macam dana pihak ketiga

tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Giro. Bank syariah dapat memberikan jasa simpanan giro dalam

bentuk rekening wadi’ah dan giro mudharabah. Dalam bentuk

Page 52: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

31

wadi’ah bank syariah menggunakan prinsip wadi’ah yad

dhamanah. dengan prinsip ini bank sebagai custodian harus

menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadi‟ah. Dana

tersebut digunakan oleh bank untuk kegiatan komersial dan bank

berhak atas pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan harta

titipan tersebut dalam kegiatan komersial. Pemilik simpanan dapat

menarik kembali simpanannya sewaktu-waktu, baik sebagian

maupun seluruhnya. Bank tidak boleh menyatakan atau

menjanjikan imbalan atas keuntungan apapun pada pemegang

rekening wadi’ah, dan sebaliknya pemegang rekening juga tidak

boleh mengharapkan atau meminta imbalan atau keuntungan atas

rekening wadi’ah. Sedangkan giro mudharabah adalah giro yang

dijalankan berdasarkan akad mudharabah, baik mudharabah

mutlaqah dan mudharabah muqadayyah. Hal ini tergantung

nasabah memilih dengan akad yang disepakati.

2) Tabungan. Tabungan mudharabah adalah tabungan dimana pemilik

dana (shohibul maal) mempercayakan dananya untuk dikelola

bank (mudharib) dengan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang

disepakati sejak awal. Tabungan dapat diambil sewaktu-waktu

sesuai dengan prinsip yang digunakan, tabungan mudharabah ini

merupakan “investasi” yang diharapkan akan menghasilkan

keuntungan oleh karena itu, modal yang diserahkan kepada

pengelola dana (bank) tidak boleh ditarik sebelum akad berakhir.

Page 53: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

32

Hal ini disebabkan karena akan mengganggu kelancaran usaha

yang dilakukan oleh mudharib sehubung dengan pengelolaan

dengan pengelolaan dana tersebut. Selain produk tabungan

mudharabah bank syariah juga memiliki produk tabungan wadi’ah.

Tabungan wadi’ah merupakan tabungan yang dijalankan

berdasarkan akad wadi’ah yaitu titipan murni yang harus dijaga

dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya.

Berkaitan dengan produk tabungan wadi’ah, bank syariah

menggunakan akad wadi’ah yad adh-dhamanah. Dalam hal ini

bank memperoleh hak untuk menggunakan dana tersebut dengan

konsekuensi bank harus dapat menjaga keutuhan dana tersebut dan

membagi keuntungan dari penggunaan dana namun tidak dalam

bentuk perjanjian namun bersifat sukarela dari pihak bank.

3) Deposito. Deposito Mudharabah atau lebih tepatnya deposito

investasi mudharabah merupakan investasi nasabah penyimpan

dana (perorangan atau badan hukum) yang penarikannya hanya

dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu jatuh tempo, dengan

mendapatkan imbalan bagi hasil.

c. Sumber Dana Pihak Ketiga

Dana yang bersumber dari masyarakat disebut Dana Pihak Ketiga

(Muhammad, 2002:92), Sumber dana pihak ketiga, dari segi mata uang

dibedakan menjadi :

1) Sumber Dana Pihak Ketiga Segi Mata Uang

Page 54: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

33

a) Sumber Dana Pihak Ketiga Rupiah yaitu kewajiban-kewajiban

bank yang tercatat dalam rupiah kepada pihak ketiga bukan bank

baik kepada penduduk maupun bukan penduduk. Komponen

DPK ini terdiri dari giro, simpanan berjangka, tabungan, dan

kewajiban-kewajiban lain. Tidak termasuk dana yang berasal

dari bank Sentral.

b) Sumber Dana Pihak Ketiga Valuta Asing yaitu kewajiban bank

yang tercatat dalam valuta asing kepada pihak ketiga, baik

penduduk maupun bukan penduduk termasuk pada bank Sentral,

bank lain (pinjaman melalui pasar uang). DPK valuta asing

terdiri atas giro, call money, deposit on call, deposito berjangka,

margin deposit, setoran pinjaman, pinjaman yang diterima, dan

kewajiban-kewajiban lainnya dalam valuta asing.

2) Sumber Dana Pihak Ketiga Segi Biaya Yang Harus Dibayar Bank

a) Sumber Dana Pihak Ketiga Berbiaya pada umumnya adalah dana

- dana yang berasal dari masyarakat, baik dana pihak kedua

maupun dana pihak kedua (tidak termasuk penerbitan saham).

Pada umumnya jenis-jenis simpanan pada sumber dana berbiaya

adalah simpanan giro, tabungan, deposito, dan simpanan

berjangka.

b) Sumber Dana Pihak Ketiga Tidak berbiaya, yaitu Hampir semua

sebagian sumber dana bank memiliki beban biaya yang harus

ditanggung oleh bank terutama dana yang berasal dari dana pihak

Page 55: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

34

ketiga (DPK) dan dana pihak kedua, sehingga dapat dikatakan

tidak ada dana yang tanpa biaya bagi suatu bank. Namun jika

ditelaah lebih mendalam terdapat jenis biaya yang tidak

mengandung biaya, seperti modal yang disetor (modal saham),

agio saham, laba tahun berjalan, laba ditahan, cadangan umum

dengan tujuan lainnya, deposito berjangka yang telah jatuh tempo

dan belum dicairkan oleh nasabah, transfer masuk yang belum

dibayar, hasil inkaso keluar yang belum dibayar, dan utang pajak

kepada pemerintah pusat asalkan tidak lewat waktu (terlambat)

pada saat membayarnya.

Dana-dana tersebut diatas pada umumnya tidak

mengandung unsur biaya dalam arti bank harus membayar

sejumlah uang tertentu sebagai biaya bunga. Semakin besar

jumlah dana ini maka akan semakin mempertinggi return on

assets dan return on equity bagi suatu bank. Bagi bank-bank yang

sudah go public seperti bank syariah mandiri untuk memperkuat

posisi permodalannya dapat menerbitkan saham baru untuk

ditawarkan melalui bursa, baik penawaran secara terbatas maupun

pada masyarakat luas.

Page 56: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

35

4. Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga

barang dan jasa secara umum dan terus-menerus selama waktu tertentu.

Menurut para pakar beberapa pengertian mengenai inflasi:

Definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga

untuk menaik secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu yang

lama. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi,

kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan

kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain. (Boediono,

1982:155).

Menurut Sukirno (2000:15), inflasi didefinisikan sebagai suatu proses

kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat

inflasi (presentasi kenaikan harga) berbeda dari satu periode ke periode

berikutnya, dan berbeda pula dari suatu negara ke negara lainnya.

Adakalanya tingkat inflasi adalah rendah yaitu mencapai 4-6%. Tingkat

inflasi yang moderat mencapai antara 5-10%. Inflasi yang serius dapat

mencapai tingkat beberapa ratus atau beberapa ribu persen dalam setahun.

b. Teori Inflasi

Secara garis besar, teori inflasi dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :

1) Teori Kuantitas

Inflasi disebabkan oleh :

Page 57: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

36

a) Jumlah uang beredar, kenaikan jumlah uang yang beredar akan

menimbulkan inflasi.

b) Harapan masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang

ada 3 (tiga) kemungkinan, yaitu :

Masyarakat tidak mengharapkan harga-harga naik pada masa

mendatang sehingga sebagian uang yang diterimanya

disimpan, akibatnya harga-harga tidak naik dan ini

merupakan awal munculnya inflasi.

Masyarakat mulai sadar bahwa ada inflasi sehingga

penambahan jumlah uang tidak disimpan melainkan

digunakan untuk membeli barang. Hal ini menjadikan

kenaikan permintaan sehingga harga-harga akan meningkat.

Dalam tahap hyperinflation, orang sudah mulai kehilangan

kepercayaan terhadap nilai mata uang. Peredaran uang makin

cepat.

2) Teori Keynes

Inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup diluar batas

kemampuannya (secara ekonomis). Terjadi perebutan pendapatan antar

kelompok sosial yang mengakibatkan permintaan masyarakat terhadap

barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia dan

menimbulkan celah inflasi atau (inflationary gap). Permintaan yang

meningkat menyebabkan harga barang naik dan terjadi inflasi.

Page 58: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

37

3) Teori Strukturalis

Ada kekuatan utama dalam perekonomian negara-negara

berkembang yang bisa menimbulkan inflasi. Kekuatan ini terdiri dari hal

berikut :

a) Ketidakelastisan dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor tumbuh

secara lamban dibandingkan dengan pertumbuhan sektor lain.

b) Ketidakelastisan penawaran atau produksi bahan makanan yang

tumbuh tidak secepat pertambahan penduduk dan penghasilan

perkapita.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi

Menurut Nopirin (1987:82), ada beberapa faktor yang

menyebabkan timbulnya inflasi:

1) Demand Full Inflation

Timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat

dibandingkan dengan potensi produktif perekonomian, menarik

harga ke atas untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan

agregat.

2) Cost Push Inflation or Supply Shock Inflation

Inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode

pengangguran tinggi dan penggunaan sumber daya yang kurang

efektif. Sedangkan faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya

Page 59: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

38

inflasi tidak hanya dipengaruhi oleh Demand Pull Inflation dan

Cost Push Inflation tetapi juga dipengaruhi oleh:

a) Domestic Inflation

Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh

kenaikan harga barang secara umum di dalam negeri.

b) Imported Inflation

Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh

kenaikan harga-harga barang.

d. Kebijakan untuk Mengatasi Inflasi

Menurut Sukirno (2004:354), kebutuhan yang mungkin dilakukan

pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah:

1) Kebijakan Fiskal, yaitu dengan menambah pajak dan mengurangi

pengeluaran pemerintah.

2) Kebijakan Moneter, yaitu dengan menaikkan suku bunga dan

membatasi kredit.

3) Dari segi penawaran yaitu dengan melakukan langkah yang

mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti

mengurangi pajak impor dan pajak atas bahan mentah, melakukan

penetapan harga, menggalakan pertambahan produksi dan

perkembangan teknologi.

e. Hubungan Inflasi dengan Tabungan

Karena laju inflasi mengalami kenaikan, sementara tingkat bunga

simpanan bank tetap. Maka hal tersebut akan mengakibatkan menurunnya

Page 60: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

39

tingkat bunga riil perbankan. Dalam kondisi seperti ini akan

mempengaruhi perilaku masyarakat dalam menggunakan kekayaanya.

Dimana para penabung akan lebih cenderung mengurangi simpanannya di

bank dan lebih menggunakan uangnya tersebut untuk membeli barang dan

jasa. Kekayaan tersebut dapat diinvestasikan ke dalam bentuk lain. Dan

dapat ditarik kesimpulan kanaikkan inflasi dengan tidak diikuti kenaikan

tingkat bunga nominal, maka akan mengakibatkan menurunnya dorongan

masyarakat untuk menabung di lembaga perbankan. Tetapi apabila

kenaikan inflasi, diikuti dengan kenaikan tingkat bunga nominal maka

orang akan menginvestasikan dananya baik dalam bentuk tabungan

maupun deposito.

Tetapi menurut Khan (tahun tidak disebutkan), karena perbankan

yang bebas bunga bersifat anti inflasi, maka bank syariah akan mendorong

pertumbuhan pendapatan riil dan tabungan domestik (Emilianshah B dkk.,

2005:41).

f. Pengendalian Inflasi dalam Perspektif Islam

Kebijakan moneter Islam (Perspektif Hizbut Tahrir) dalam

mengendalikan inflasi yaitu dengan: (M. Hatta, 2008:11).

1) Kebijakan moneter

a) Dinar dan Dirham, berbeda dengan sistem ekonomi Islam, inflasi

yang disebabkan kelemahan dari mata uang relatif cukup kecil

kemungkinan terjadinya (kalau tidak bisa dikatakan tidak akan

Page 61: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

40

terjadi). Karena dinar dan dirham tidaklah memiliki kelemahan.

sebagaimana yang ditemukan dalam fiat money. Faktor

fundamental dari kekuatan dinar dan dirham adalah setaranya

antara nilai nominal dengan nilai intrinsik yang terdapat pada mata

uang tersebut. Secara otomatis menjaga nilai tukarnya terhadap

mata uang lain. Sehingga inflasi yang disebabkan lemahnya nilai

tukar mata uang domestik dengan mata uang asing yang

berdampak kepada naiknya komoditas impor, output gap, dan

ekspektasi inflasi dapat dikatakan tidak akan terjadi.

b) Hukum Bunga, harta yang dimiliki oleh seseorang individu harus

dikembangkan dengan halal (tanpa riba) yaitu dengan cara: dengan

usaha sendiri, kerjasama pihak kedua (syirkah), dan kerjasama

dengan pihak ketiga (media bank syariah). Hal itu bertujuan agar

jumlah uang yang beredar tidak tersebar di satu tempat saja dan

kebutuhan di sektor riil dapat dipenuhi. Sehingga ekonomi akan

bergerak dengan baik dan tercegah terjadi inflasi.

c) Hukum Perbankan, Sistem Ekonomi Islam (SEI) dalam

mendirikan perbankan adalah mubah dengan mengikuti ketentuan-

ketentuan (Dhawabit) syariah. Sehingga perbankan akan

membantu dan mendukung sektor riil.

d) Otoritas Kebijakan Moneter, otoritas kebijakan moneter dan fiskal

tidaklahlah terpisah dengan struktur pemerintahan (lembaga

eksekutif) yang ada sebagaimana yang ada pada SEK (sistem

Page 62: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

41

ekonomi Kapitalis). Kebijakan moneter dan Fiskal dalam SEI

sama-sama berada di bawah departemen Baitul Maal. Sehingga

tidak diperlukan lagi koordinasi atau pembahasan apakah otoritas

moneter dengan lembaga eksekutif perlu dipisahkan atau tidak

untuk mengambil kebijakan moneter.

5. Teori Kurs

a. Devinisi Kurs

Menurut adiningsih, dkk (1998 : 155), kurs (nilai tukar) adalah harga

rupiah terhadap mata uang negara lain. Jadi nilai tukar rupiah merupakan

nilai dari satu mata rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang

negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, rupiah

terhadap Yen dll.

Menurut lipsey et.al (1997), “ nilai tukar (kurs) adalah harga suatu

mata uang dalam satuan mata uang asing, ini adalah jumlah mata uang

suatu negara asing yang harus dibayarkan untuk mendapatkan satu unit

mata uang domestic”.

Menurut Paul R Krugman dan Maurice (1994: 34) kurs adalah harga

sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur dan dinyatakan dalam

mata uang.

Page 63: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

42

Menurut Nopirin (1996:163) kurs adalah pertukaran dua mata uang

yang berbeda, maka akan mendapatkan perbandingan yang berbeda

antara kedua mata uang tersebut.

b. Sistem Kurs

Secara garis besar ada dua sistem kurs, yaitu kurs mengambang

(floating exchange rate system) dan sistem kus tetap (fixed exchange rate

system) (Imamudin yuliadi, 2008: 60)

Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus mengemukakan bahwa

sistem kurs ada 3 (tiga Macam):

1) cara kerja setandar emas

Adalah suatu sitem kurs dengan menggunakan standar emas. Sistem

ini memberikan kurs valuta asing yang tetap untuk setiap negara dan

relatif mudah dipahami.

2) Kurs valuta asing yang mengambang “penuh”

Adalah kurs yang sepenuhnys ditentukan oleh kekuatan pasar

(penawaran dan permintaan)

3) Sistem kurs valuta asing yang mengambang (terkendali)

Dalam sistem ini terdapat beberapa mata uang yang mengambang

bebas bersama-sama mata uang yang dikaitkan dengan dollar

(mengambang bersama-sama dengan dollar). Mata uang suatu negara

Page 64: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

43

dibiarkan mengambang bersama dollar secara bebas di pasaran. Tetapi

pemerintah suatu negara akan melakukan intervensi jika pasar dalam

keadaan kacau atau kurs dianggap terlalu jauh dari yang diperkirakan

sebagai kurs yang tepat.

c. faktor yang mempengaruhi pergerakan Kurs (Madura,1993),

yaitu.

1) Faktor Fundamental

Faktor fundamental berkaitan dengan indicator-indikator ekonomi

seperti inflasi, suku bunga, perbedaan relative pendapatan antar

negara, ekspektasi pasar dan intervensi Bank sentral.

2) Faktor Tekhnis

Faktor tekhnis berkaitan dengan penawaran dan permintaan

devisa pada saat-saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan

sementara penawaran tetap, maka harga valas akan naik dan

sebaliknya.

3) Sentimen Pasar

Sentiment pasar lebih banyak disebabkan oleh rumor atau berita-

berita politik yang bersifat insidentil, yang dapat mendorong

harga valas naik atau turun secara tajam dalam jangka pendek.

Apabila berita-berita atau rumor berlalu, maka nilai tukar akan

kembali normal.

Page 65: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

44

d. Hubungan Kurs Dengan Tabungan

Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan

investasi bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan

pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung lewat

beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua

saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik. Dalam jangka

pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui

pengaruh negatifnya pada absorbs domestik atau yang dikenal dengan

expenditure reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan

menyebabkan nilai riil asset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat

harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan

domestic masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon

dengan penurunan pada pengeluaran / alokasi modal pada investasi.

Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran

(expenditure switching) akan perubahan tingkat kurs pada investasi relatif

tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang domestik akan menaikkan

produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan dengan

demikian akan meningkatkan harga barang-barang yang diperdagangkan.

Sehingga dengan begitu masyarakat akan lebih tertarik menyimpan

uangnya di bank daripada membelanjakannya. Hal ini dikarenakan harga

barang mengalami peningkatan terutama barang-barang yang impor seperti

alat elektronik, kendaraan bermotor dll.

Page 66: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

45

e. Sistem Nilai Tukar dalam Islam

Sebagai lembaga keuangan yang memfasilitasi perdagangan

Internasional, Perbankan Syariah tidak dapat menghindarkan diri

dari keterlibatannya pada pasar valuta asing.

Dari ketiga sistem nilai tukar mata uang yang ada dalam

ekonomi konvensional, manakah yang sesuai dengan konsep

ekonomi Islam? Beberapa argumen muncul, yaitu :

1) Pendapat pertama yang tepat, namun sering dianggap radikal

bahkan oleh pengusung ekonomi Islam sendiri adalah kembali

menggunakan mata uang fisik dinar dan dirham (full bodied

money). Dimana mata uang dunia saat ini kembali kepada standar

emas dan perak, hal ini pun telah mulai dirintis di Indonesia,

namun perkembangannya masih belum mencapai taraf sebagai

nilai tukar dalam transaksi tetapi masih sebagai sarana investasi.

Alternatif yang pertama, saat ini akan (masih) sulit diwujudkan.

Kesulitan ini terutama karena dinar dan dirham – meski

sebenarnya merupakan mata uang dari luar Islam yaitu Romawi

dan Persia – telah dicitrakan sebagai mata uang Islam. Menurut

penulis, seandainya negara-negara Islam mengusulkan kepada

dunia untuk menggunakan dinar dirham, akan banyak penolakan

terutama Barat yang phobia terhadap Islam.

Page 67: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

46

2) Pendapat kedua yang moderat mengusulkan supaya mata uang

sekarang agar di-backup dengan emas sebagaimana bretton

woods system. Sehingga setiap pencetakan uang harus didasarkan

kepada cadangan emas tertentu yang telah disepakati bersama,

agar tidak terjadi pencetakan uang berlebihan seperti saat

ini.Dengan begitu, peluang terbesar ada pada usulan moderat,

yaitu agar mata uang-mata uang sekarang kembali di-backup

dengan emas-tentu dengan beberapa penyempurnaan dari sistem

sebelumnya (Bretton Woods). Sistem inilah yang oleh kalangan

barat ingin kembali digulirkan yang dikenal dengan istilah

Bretton woods II. Usulan ini bahkan didukung oleh nama-nama

besar seperti Joseph E. Stiglitz ( Ekonom peraih nobel dari

Amerika), Gordon Brown (mantan PM Inggris) hingga Nicholas

Sarkozy (Presiden Perancis).

Sedangkan yang paling lunak adalah sebagaimana seperti

adanya sekarang, hanya bagaimana pemerintah mengatur supaya

tidak ada lagi unsur maghrib ( maysir ‘spekulasi‟, gharar „penipuan‟

dan riba ) dalam sistem ekonomi moneter yang berlaku. Dari ketiga

usulan itu, penulis dengan tegas menolak yang disebutkan terakhir

berdasarkan kenyataan bahwa sistem moneter yang ada sekarang

memungkinkan pihak yang mengejar keuntungan pribadi melakukan

aksi maghrib tersebut. Terbukti, betapapun pemerintah

Page 68: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

47

menghimabau para spekulan, aksi spekulasi di bursa valas masih

tetap gencar.

6. Teori Nisbah Bagi Hasil ( NBH )

a. Teori Umum Bagi Hasil

Bagi hasil adalah suatu prinsip pembagian laba (keuntungan)

yang diterapkan dalam kemitraan kerja dimana porsi bagi hasil

ditentukan pada saat akan kerjasama. Jika laba (keuntungan) tersebut

psrsi bagi hasilnya sesuai dengan konstribusi modal masing-masing

dan membagi laba (keuntungan) dibagi sesuai yang telah disepakati

bersama.

b. Teori Bagi Hasil dalam Perbankan Syariah

Menurut M. Syafi‟i Antonio, Islam memiliki dua sistem

distribusi utama, yakni distribusi secara komersial dan mengikuti

mekanisme pasar serta sistem distribusi yang bertumpu pada aspek

keadilan sosial masyarakat. Sistem distribusi pertama, bersifat

komersial, berlangsung melalui proses ekonomi. Menurut Yusuf

Qardhawi, ada 4 aspek terkait keadilan distribusi yaitu: 1) gaji yang

setara (al ujrah al mitsl) bagi para pekerja, 2) profit atau keuntungan

untuk pihak yang menjalankan usaha atau yang melakukan

perdagangan melalui mekanisme mudlârabah maupun bagi hasil

(profit sharing) untuk modal dana melalui mekanisme musyarakah,

3) biaya sewa tanah serta alat produksi lainnya, 4) tanggung jawab

Page 69: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

48

pemerintah terkait dengan peraturan dan kebijakannya. Atas dasar

aspek keadilan tersebut pada Perbankan Syariah di dunia

penggunakan prinsip perhitungan bagi hasil pada akad pembiayaan

maupun penghimpunan dana dengan prinsip mudharabah. Seperti

yang diterapkannya sistem nisbah bagi hasil (Antonio,2001:43).

Nisbah bagi hasil merupakan faktor penting dalam

menentukan bagi hasil di Perbankan Syariah. Sebab aspek nisbah

merupakan aspek yang disepakati bersama antara kedua belah pihak

yang melakukan transaksi. Untuk menentukan nisbah bagi hasil

perlu memperhatikan aspek-aspek: data usaha, kemampuan

angsuran, hasil usaha yang dijalankan, nisbah pembiayaan dan

distribusi pembagian hasil (Muhammad, 2005:123).

Nisbah bagi hasil (NBH) adalah sebagai pengganti tingkat

suku bunga. Bagi hasil adalah keuntungan/hasil yang diperoleh dari

pengelolaan dana baik investasi maupun transaksi jual beli yang

diberikan kepada nasabah dengan persyaratan tertentu (Antonio,

2001).

1) Perhitungan bagi hasil disepakati menggunakan pendekatan/pola

sebagi berikut:

a) Revenue Sharing

b) Profit & Loss Sharing

c) Gross Profit

2) Ketentuan Bagi Hasil

Page 70: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

49

a) Pada saat akad terjadi wajib disepakati sistem bagi hasil yang

digunakan, apakah Revenue Sharing, Profit dan loss Sharing

atau Gross Profit. Kalau tidak disepakati akad itu menjadi

gharar.

b) Waktu dibagikannya bagi hasil harus disepakati oleh kedua

belah pihak, misalnya setiap bulan atau waktu yang telah

disepakati.

c) Pembagian bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati di

awal dan tercantum dalam akad.

3) Perhitungan Bagi Hasil

Perhitungan bagi hasil tabungan didasarkan pada rata-rata

harian yang dihitung dari tiap akhir bulan dan di buku awal

bulan berikutnya. Rumus perhitungan bagi hasil tabungan adalah

sebagai berikut:

Hari bagi hasil x saldo rata-rata harian x tingkat bagi hasil

Hari kalender yang bersangkutan

Dalam memperhitungkan bagi hasil tabungan mudharabah, maka

perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Hasil perhitungan bagi hasil dalam rangka satuan bulat tanpa

mengurangi hak nasabah, maka:

Page 71: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

50

- Pembulatan ke atas untuk nasabah

- Pembulatan ke bawah untuk bank

b) Hasil perhutungan pajak dibulatkan ke atas sampai puluhan

terdekat.

Dalam pembayaran bagi hasil, Bank Syariah menggunakan metode

end of month, yaitu:

a) Pembayaran bagi hasil tabungan mudharabah dilakukan secara

bulanan, yaitu pada tanggal tutup buku setiap bulan.

b) Bagi hasil bulan pertama dihitung secara proporsional hari

efektif. Tingkat bagi hasil yang dibayarkan adalah tingkat bagi

hasil tutup buku bulanan terakhir.

c) Jumlah hari sebulan adalah jumlah hari kalender bulan yang

bersangkutan (28 hari, 29 hari, 30 hari, dan 31 hari).

d) Bagi hasil bulanan yang diterima nasabah dapat diafiliasikan ke

rekening lainnya sesuai permintaan nasabah.

c. Hubungan Nisbah Bagi Hasil dengan Tabungan

Dilihat dari pergerakan nisbah bagi hasil (NBH) pada Bank

Syariah akan mempengaruhi tabungan (saving) yang terjadi. Hal itu

berarti keinginan masyarakat dengan adanya perjanjian nisbah bagi hasil

yang diterima antara kedua belah pihak sangat mempengaruhi keinginan

masyarakat untuk lebih meningkatkan tabungannya. Karena semakin

Page 72: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

51

tinggi nisbah bagi hasil (NBH) maka akan semakin tinggi pula keinginan

masyarakat untuk menabung pada Bank Syariah.

B. Studi Empiris Sebelumnya

Sefti Wulandari (2013) dengan judul penelitian “ Analisis faktor

Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Total Dana Pihak Ketiga (DPK)

Bank Umum Syariah Di Indonesia (periode 2011-2013)“. Dengan hasil

penelitian menggunakan Uji F mengindikasikan bahwa nisbah bagi hasil,

jumlah kantor cabang, GDP, dan inflasi secara simultan memiliki hubungan

signifikan terhadap total dana pihak ketiga bank umum syariah di Indonesia.

Aldrin Wibowo dan Susi Suhendra (2008) dengan judul penelitian

“ Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Tingkat Inflasi dan Tingkat Suku Bunga

terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank Devisa di Indonesia

(periode triwulan I 2003- triwulanIII 2008)”. Dengan hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengaruh variabel independen

terhadap jumlah DPK bank Devisa adalah lemah. Berdasarkan nilai R

Square pada pengujian Durbin Watson, Variabel DPK dapat dijelaskan

oleh variabel nilai kurs, inflasi dan suku bunga SBI sebesar 19,2%. Pada

pengujian regresi berganda, variabel nilai kurs, inflasi memiliki pengaruh

searah (positif), sedangkan Suku bunga SBI memiliki hubungan

berlawanan arah.

Abida Mutaqiena (2013) dengan judul penelitian “ Analisis

Pengaruh PDB, Inflasi, , Tingkat Bunga, dan Nilai Tukar Terhadap Dana

Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah Di Indonesia (2008-2012)”.

Page 73: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

52

Dengan hasil penelitian menunjukan bahwa PDB, Inflasi (IHK), Suku

Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum, dan Nilai Tukar Rupiah Secara

simultan (Uji F) maupun parsial (Uji T) berpengaruh Signifikan terhadap

Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah Di Indonesia (2008-2012) .

Muhamad Ghafur W (2003), dengan judul penelitian “ Hubungan

antara Nisbah Bagi Hasil (NBH), Suku Bunga, serta Pendapatan terhadap

Simpanan Mudharabah di Bank Mu‟amalat Indonesia“. Dengan hasil

penelitian bahwa tiga variabel bebas tersebut hanya pendapatan nasional

yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap simpanan mudharabah.

Sedangkan nisbah bagi hasil dan suku bunga tidak berpengaruh signifikan

terhadap simpanan mudharabah.

Muhammad Nurdian farikh (2006), dengan judul penelitian “

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dana Pihak Ketiga Perbankan

Syariah dan Konvensional di Indonesia”. Dengan hasil penelitian

menunjukan bahwa baik pada perbankan konvensional dan perbankan

syariah tingkat bagi hasil tidak berpengaruh signifikan sedangkan factor

moneter dan factor perbankan berpengaruh signifikan. Tidak signifikannya

bagi hasil pada tingkat deposit bank syariah selama periode penelitian

merupakan sinyal bahwa nasabah perbankan syariah memiliki ketahanan

secara prinsip terhadap nilai - nilai relijius dimana hubungan antara

nasabah dan bankir merupakan hubungan tolong menolong dan tidak

dilandasi saja oleh factor financial.

Page 74: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

53

Evi Natalia, Moch Dzulkiron AR dan Sri Mangesti Rahayu (2012)

dengan judul penelitian “ Pengaruh Tingkat Bagi Hasil, Deposito Bank

Syariah dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah

Simpanan Deposito Mudharabah (Studi Pada PT. Bank Syariah Mandiri

Periode 2009-2012)”. Dengan hasil penelitian menunjukan bahwa

variabel tingkat bagi hasil Deposito Bank Syariah dan Tingkat Suku

Bunga Deposito Bank Umum secara bersama-sama berpengaruh terhadap

jumlah simpanan Deposito Mudharabah.

Nikmatul Umroh dan Ari Kristin P, dengan judul penelitian “

Pengaruh BI Rate dan UU NO. 21 TAHUN 2008 Tentang Perbankan

Syariah Terhadap Tingkat Dana Pihak Ketiga dan Perkembangan

Perbankan Syariah”. Dengan hasil penelitian menunjukan bahwa secara

simultan (bersama-sama) terdapat pengaruh yang signifikan antara BI Rate

dan UU No 21 tahun 2008 terhadap DPK bank Syariah. Nilai koefisien

regresi BI rate < UU atau -2930.445 < 12345.005, maka bisa disimpulkan

bahwa yang lebih berpengaruh terhadap DPK bank syariah adalah variabel

UU No. 21 tahun 2008 dari pada BI rate.

Page 75: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

54

Tabel 2.3.

Penelitian Terdahulu

NO Nama

Peneliti Judul Variabel

Metodologi dan

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Sefti

Wulandari

(2013)

“ Analisis

faktor Internal

dan Eksternal

yang

Mempengaruhi

Total Dana

Pihak Ktiga

(DPK) Bank

Umum Syariah

Di Indonesia

(periode 2011-

2013)“

Y = DPK

X= Bagi

Hasil, Jumlah

Kantor Bank,

GDP dan

Inflasi

Metode : Multiple

Regression

Dengan hasil

penelitian

menggunakan Uji F

mengindikasikan

bahwa nisbah bagi

hasil, jumlah kantor

cabang, GDP, dan

inflasi secara

simultan memiliki

hubungan signifikan

terhadap total dana

pihak ketiga bank

umum syariah di

Indonesia

Y = DPK

X = Bagi

Hasil, Inflasi.

Penelitian

menggunakan

UJI OLS

bukan

Multiple

Resgression.

Peneliti tidak

menggunakan

variabel X ;

Jumlah kantor

Bank dan

GDP dalam

Penelitiannya.

2. Aldrin

Wibowo

dan Susi

Suhendra

(2008)

“ Analisis

Pengaruh Nilai

Kurs, Tingkat

Inflasi dan

Tingkat Suku

Bunga

terhadap Dana

Pihak Ketiga

(DPK) pada

Bank Devisa

di Indonesia

(periode

triwulan I

2003- triwulan

III 2008)”

Y= DPK

X= Kurs,

Inflasi, dan

Suku Bunga.

Metode : Regresi

Linier Berganda.

Dengan hasil

penelitiannya

menunjukan bahwa

secara keseluruhan

pengaruh variabel

independen

terhadap jumlah

DPK bank Devisa

adalah lemah.

Berdasarkan nilai R

Square pada

pengujian Durbin

Watson, Variabel

DPK dapat

dijelaskan oleh

variabel nilai kurs,

inflasi dan suku

bunga SBI sebesar

19,2%. Pada

pengujian regresi

Y = DPK

X = Kurs,

Inflasi.

Menggunakan

uji Regresi

Linier

Berganda.

Peneliti tidak

menggunakan

Variabel X =

Suku Bunga

dalam

Penelitiannya

Page 76: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

55

berganda, variabel

nilai kurs, inflasi

memiliki pengaruh

searah (positif),

sedangkan Suku

bunga SBI memiliki

hubungan

berlawanan arah.

3. Abida

Mutaqiena

(2013)

“ Analisis

Pengaruh

PDB, Inflasi, ,

Tingkat

Bunga, dan

Nilai Tukar

Terhadap

Dana Pihak

Ketiga Bank

Umum Syariah

Di Indonesia

(2008-2012)”

Y= DPK

X= PDB,

Inflasi,

Tingkat

Bunga dan

Nilai Tukar.

Metode: Quadratic

(Match sum).

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

PDB, Inflasi (IHK),

Suku Bunga

Deposito 1 Bulan

Bank Umum, dan

Nilai Tukar Rupiah

Secara simultan (Uji

F) maupun parsial

(Uji T) berpengaruh

Signifikan terhadap

Dana Pihak Ketiga

Bank Umum

Syariah Di

Indonesia (2008-

2012)

Y= DPK

X= Nilai

Tukar, Inflasi

Peneliti

menggunakan

UJI OLS

dalam

Penelitiannya.

Peneliti tidak

menggunakan

variabel X =

Tingkat

Bunga dalam

penelitiannya.

4. Muhamad

Ghafur W

(2003)

“ Hubungan

antara Nisbah

Bagi Hasil

(NBH), Suku

Bunga, serta

Pendapatan

terhadap

Simpanan

Mudharabah

di Bank

Mu‟amalat

Indonesia“.

Y= Simpanan

Mudharabah

X= NBH,

Suku Bunga,

dan

pendapatan

hasil penelitian

menunjukan bahwa

tiga variabel bebas

tersebut hanya

pendapatan nasional

yang berpengaruh

positif dan

signifikan terhadap

simpanan

mudharabah.

Sedangkan nisbah

bagi hasil dan suku

bunga tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

simpanan

mudharabah.

X = NBH Peneliti tidak

menggunakan

Variabel Y =

Simpanan

Mudharabah

dalam

Penelitianya.

Peneliti juga

tidak

menggunakan

variabel X=

Suku Bunga

dan

Pendapatan

dalam

peelitiannya.

5. Muhammad “ Analisis Y: DPK Metode : Regresi Y = DPK Peneliti

Page 77: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

56

Nurdian

farikh

(2006)

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Dana Pihak

Ketiga

Perbankan

Syariah dan

Konvensional

di Indonesia”

X: Inflasi,

SBI, IHSG,

dan M2.

Linear Berganda,

Analisis Faktor dan

Kointegrasi.

Dengan hasil

penelitian

menunjukan bahwa

baik pada perbankan

konvensional dan

perbankan syariah

tingkat bagi hasil

tidak berpengaruh

signifikan

sedangkan factor

moneter dan factor

perbankan

berpengaruh

signifikan. Tidak

signifikannya bagi

hasil pada tingkat

deposit bank syariah

selama periode

penelitian

merupakan sinyal

bahwa nasabah

perbankan syariah

memiliki ketahanan

secara prinsip

terhadap nilai - nilai

relijius dimana

hubungan antara

nasabah dan bankir

merupakan

hubungan tolong

menolong dan tidak

dilandasi saja oleh

factor financial.

X= Inflasi

menggunakan

UJI OLS

dalam

penelitiannya.

Peneliti tidak

menggunakan

variabel SBI,

IHSG dan M2

dalam

penelitiannya.

Dan peneliti

tidak meneliti

perbankan

konvensional

dalam

penelitiannya.

5. Evi Natalia,

Moch

Dzulkiron

AR dan Sri

Mangesti

Rahayu

(2012)

penelitian “

Pengaruh

Tingkat Bagi

Hasil,

Deposito Bank

Syariah dan

Suku Bunga

Deposito Bank

Y= Simpanan

Deposito

Mudharabah

Bank Mandiri.

X= Bagi

Hasil,

Deposito

Bank Syariah,

Metode : Regresi

Linier Berganda.

Dengan hasil

penelitian

menunjukan bahwa

variabel tingkat bagi

hasil Deposito Bank

Syariah dan Tingkat

Regresi linier

Berganda.

X= Bagi

hasil.

Peneliti tidak

menggunakan

variabel Y =

Simpanan

Deposito

Mudharabah

dalam

penelitiannya.

Page 78: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

57

C. Kerangka Pemikiran

Salah satu parameter yang paling umum dijadikan landasan

pengukuran pertumbuhan perbankan adalah Dana Pihak Ketiga (DPK)

Umum

Terhadap

Jumlah

Simpanan

Deposito

Mudharabah

(Studi Pada

PT. Bank

Syariah

Mandiri

Periode 2009-

2012)”.

dan Suku

bunga.

Suku Bunga

Deposito Bank

Umum secara

bersama-sama

berpengaruh

terhadap jumlah

simpanan Deposito

Mudharabah.

Peneliti tidak

menggunakan

X = Suku

bunga dalam

penelitiannya.

6. Nikmatul

Umroh dan

Ari Kristin

P

“ Pengaruh BI

Rate dan UU

NO. 21

TAHUN 2008

Tentang

Perbankan

Syariah

Terhadap

Tingkat Dana

Pihak Ketiga

dan

Perkembangan

Perbankan

Syariah”.

Y: DPK dan

Perkembangan

Perbankan

Syariah.

X : BI Rate,

dan UU No.

21 Tahun

2008.

Dengan hasil

penelitian

menunjukan bahwa

secara simultan

(bersama-sama)

terdapat pengaruh

yang signifikan

antara BI Rate dan

UU No 21 tahun

2008 terhadap DPK

bank Syariah. Nilai

koefisien regresi BI

rate < UU atau -

2930.445 <

12345.005, maka

bisa disimpulkan

bahwa yang lebih

berpengaruh

terhadap DPK bank

syariah adalah

variabel UU No. 21

tahun 2008 dari

pada BI rate.

Y= DPK Peneliti tidak

menggunakan

variabel BI

rate dan UU

No. 21 tahun

2008.

Page 79: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

58

perbankan. Pertumbuhan DPK perbankan merupakan salah satu indikator

utama pertumbuhan perbankan.

Sejak berdirinya bank syariah di Indonesia bank syariah terus

mengalami perkembangan dan pertumbuhan salah satunya dapat kita lihat

dari tingginya pertumbuhan DPK bank syariah dalam percaturan ekonomi

Indonesia.

Dengan dukungan dari penelitian terdahulu, peneliti akan meneliti

lebih lanjut dari penelitian-penelitian sebelumnya dengan judul Analisis

Pengaruh Inflasi, Kurs dan Nisbah Bagi Hasil (NBH) terhadap Dana Pihak

Ketiga (DPK) Perbankan Syariah di Indonesia Periode Desember 2010 – Juli

2013.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan variabel

independen bebas Inflasi, Kurs dan Nisbah Bagi Hasil (NBH) terhadap

variabel dependen yaitu DPK Perbankan Syariah yang dalam realisasinya

tidak lepas dari kondisi internal maupun eksternal. Data dari masing-masing

variabel dari situs resmi Bank Indonesia yaitu Statistik Perbankan Syariah

yang dipublikasikan Laporan Publikasi Bank Indonesia.

Setelah memperoleh data disetiap variabel peneliti mulai melakukan

analisis regresi berganda menggunakan software Eviews 6 dengan metode

Ordinary Least Square (OLS) dan dilakukan uji asumsi klasik (uji normalitas,

uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi), uji statistik dan

uji koefisien determinasi agar penelitian dapat diuji dengan baik dan benar

Page 80: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

59

sesuai metodologi penelitian. Selanjutnya melakukan analisis tersebut untuk

mengambil hasil interpretasi data yang akan menghasilkan kesimpulan

penelitian ini.

Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, berikut ini adalah

kerangka pemikiran dari penelitian yang akan dilakukan. Untuk mewujudkan

kerangka pemikiran dalam penelitian ini jika divisualisasikan dalam bentuk

skema atau model sederhana adalah sebagai berikut:

Page 81: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

60

Gambar .2.1

Diagram Kerangka Pemikiran

Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Kurs, Nisbah Bagi Hasil

Terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia

Periode Desember 2010- Juli 2013

Inflasi

(X1)

Kurs

(X2)

NBH

(X3)

DPK

(Y)

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji Multikolinearitas

Uji Heteroskedastisitas

Uji Autokorelasi

Regresi Berganda

Uji t

Uji f

Uji Adj

Hasil dan Interpretasi

Kesimpulan dan Saran

Model Ekonometrika

Page 82: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

61

D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

masalah yang diajukan dan jawaban itu masih diuji secara empiris

kebenarannya. Adapun perumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a) H0 : Diduga Inflasi tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah di Indonesia periode

Desember 2010 – Juli 2013.

H1 : Diduga Inflasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Dana

Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah di Indonesia periode Desember

2010 – Juli 2013.

b) H0 : Diduga Kurs tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah di Indonesia periode

Desember 2010 – Juli 2013.

H1 : Diduga Kurs berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Dana

Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah di Indonesia periode Desember

2010 – Juli 2013.

c) H0 : Diduga Nisbah Bagi Hasil (NBH) tidak berpengaruh signifikan

secara parsial terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah di

Indonesia periode Desember 2010 – Juli 2013.

Page 83: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

62

H1 : Diduga Nisbah Bagi Hasil (NBH) berpengaruh signifikan secara

parsial Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah di Indonesia

periode Desember 2010 – Juli 2013.

d) H0 : Diduga Inflasi, Kurs dan Nisbah Bagi Hasil (NBH) tidak

berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Dana Pihak Ketiga

(DPK) Perbankan Syariah di Indonesia periode Desember 2010 – Juli

2013.

H1 : Diduga Inflasi, Kurs dan Nisbah Bagi Hasil (NBH) berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)

Perbankan Syariah di Indonesia periode Desember 2010 – Juli 2013.

Page 84: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

63

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan variabel dependen yaitu Dana

Pihak Ketiga (DPK) di Perbankan Syariah dan variabel independennya

difokuskan pada Inflasi, Kurs Nisbah Bagi Hasil. Penelitian ini merupakan

penelitian analisis pengaruh, karena tujuan penelitian ini adalah meneliti

hubungan pengaruh antara dua variabel, yaitu variabel independen (Inflasi, Kurs

dan NBH) dengan variabel dependen (DPK).

Data operasionalnya yang digunakan pada penelitian ini menggunakan

data runtun waktu (time series). Semua data dalam bulanan yaitu periode bulan

Desember 2010 hingga Juli 2013 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan

Otoritas Jasa Keuangan.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Field Research

Page 85: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

64

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat

sekunder yaitu data yang diperoleh melalui hasil pengolahan pihak kedua atau

data yang sudah dipublikasikan untuk menjelaskan gejala suatu fenomena,

seperti pusat referensi Bank Indonesia (BI).

2) Library Research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

membaca literatur, buku, jurnal dan sejenisnya yang berhubungan dengan

aspek yang diteliti sebagai upaya untuk memperoleh data yang valid.

3) Internet Research

Terkadang buku referensi atau literatur yang kita dapatkan di

perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa secara

keilmuannya, karena ilmu selalu berkembang. Oleh karena itu, untuk

mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan teknologi

yang juga berkembang yaitu internet sehingga data yang diperoleh merupakan

data yang sesuai dengan perkembangan zaman.

C. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini untuk mengetahui analisis pengaruh Inflasi, Kurs

dan Nisbah Bagi Hasil (NBH) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan

Syariah di Indonesia, dengan menggunakan metode data kuantitatif, yaitu dimana

data yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka dengan menggunakan

Page 86: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

65

alat analisis Ordinary Least Square digunakan untuk mencapai penyimpangan

atau error yang minimum dengan menggunakan analisis regresi berganda yaitu

digunakan lebih dari dua variabel bebas.

Menurut Ajija (2011:23) Ordinary Least Square merupakan metode

estimasi yang sering digunakan untuk mengestimasi fungsi regresi populasi dari

fungsi regresi sampel. Untuk analisis data akan dilakukan dengan bantuan

aplikasi komputer yaitu program Excel 2007 dan program Eviews 6. Dalam

penelitian ini data yang digunakan adalah data lon (ln) semua data variabel

penelitian di log karena untuk penyertaan data dari variabel tersebut satuan

datanya berbeda dan juga sebagai pemecahan persamaan yang tidak diketahuinya

merupakan perangkat dari variabel lain. Hubungan variabel DPK dengan variabel

Inflasi, Kurs dan NBH diformulasikan sebagai berikut :

Y = f (X1, X2, X3, e)

Sedangkan model ekonometrika ditulis :

Dimana :

β0 = Constanta

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 e

DPK = β0 + β1 INFLASI + β2 KURS + β3 NBH e

LNDPK = β0 + β1 LN(INF) + β2 LN(KURS) + β3 LN(NBH) e

Page 87: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

66

β1, β2, β3 = Koefisien Regresi dari masing-masing variabel yang

mempengaruhi DPK

LNDPK = Lon Dana Pihak Ketiga

LNINFLASI = Lon Inflasi

LNKURS = Lon Kurs

LNNBH = Lon Bagi Hasil

e = Error Terms (variabel diluar model tetapi tidak ikut

berpengaruh terhadap variabel terikat.

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat

normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Uji asumsi

klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier tidak bias

dengan varian yang minimum BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), yang

berarti model regresi tidak mengandung masalah. Untuk itu diperlukannya

pendeteksian lebih lanjut diantaranya:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi antara variabel dependen, variabel independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas

Page 88: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

67

menjadi sangat populer dan tercangkup dibeberapa komputer statistik.

(Gujarati, 2006:164)

Uji normalitas residual metode Ordinary Least Square secara

formal dapat dideteksi dari metode yang dikembangkan oleh Jarque-Bera

(JB). Deteksi dengan melihat Jarque-Bera yang merupakan asimtotis

(sampel besar dan didasarkan atas residual Ordinary Least Square). Uji ini

dengan melihat probabilitas Jarque-Bera (JB) sebagai berikut : (Gujarati,

2006:165)

Langkah-langkah pengujian normalitas data sebagai berikut :

Hipotesis : H0 : Model berdistribusi normal

H1 : Model tidak berdistribusi normal

Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → Signifikan, H0 diterima

Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna

atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan

(independen) dari model regresi. (Gujarati, 2006:184)

Sedangkan menurut Nachrowi (2006:95) jika tidak korelasi antara

kedua variabel tersebut, maka koefisien pada regresi majemuk akan sama

Page 89: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

68

dengan koefisien pada regresi sederhana. Hubungan linier antar variabel

bebas inilah yang disebut dengan multikolinearitas.

Dalam penelitian ini penulis akan melihat mulkolinearitas dengan

menguji koefisien korelasi (r) berpasanagan yang tinggi diantara variabel-

variabel penjelas. Sebagai aturan main yang kasar (rule of thumb), jika

koefisien korelasi cukup tinggi katakanlah diatas 0.8 maka diduga

terjadinya multikolinearitas dalam model. Sebaliknya jika koefisien

korelasi kurang dari 0.8 maka diduga model tidak mengandung

multikolinearitas.

Uji koefisien korelasinya yang mengandung unsur

multikolinearitas, misalnya variabel X1 dan X2. Langkah-langkah

pengujian sebagai berikut :

Bila r < 0.8 (model tidak terdapat multikolinearitas)

Bila r > 0.8 (model terdapat multikolinearitas)

Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah adanya

multikolinearitas, antara lain : melihat informasi sejenis yang ada,

mengeluarkan variabel dan mencari data tambahan. (Nachrowi, 2006:104)

c. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi apabila variasi Ut tidak konstan atau

sering berubah-ubah seiring dengan berubahnya nilai variabel independen

(Gujarati, 2006:146)

Page 90: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

69

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain itu tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

variance tidak konstan atau berubah-ubah disebut denfan

heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas

atau tidak terjadi heterokedastisitas. (Nachrowi, 2008:108)

Untuk melacak keberadaan heterokedastisitas dalam penelitian ini

digunakan uji white. Dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut :

Hipotesis : H0 : Model tidak terdapat Heterokedastisitas

H1 : Model terdapat Heterokedastisitas

Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → Signifikan, H0 diterima

Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak

Apabila probabilitas Obs*R2 lebih besar dari 0.05 maka model

tersebut tidak terdapat heterokedastisitas. Sebaliknya jika probabilitas

Obs*R2 lebih kecil dari 0.05 maka model tersebut dipastikan terdapat

heterokedastisitas. Jika model tersebut harus ditanggulangi melalui

transformasi logaritma natural dengan cara membagi persamaan regresi

dengan variabel independen yang mengandung heterokedastisitas.

Page 91: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

70

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi diantara anggota

observasi yang diurut menurut waktu (seperti deret berkala) atau ruang

(seperti data lintas-sektoral)”. (Gujarati,2006:147)

Menurut Nachrowi (2006:183) dalam berbagai studi ekonometrika,

data time series sangat banyak digunakan. Namun dibalik pentingnya data

tersebut, ternyata data time series menimpan berbagai permasalahan, salah

satunya yaitu autokorelasi. Autokorelasi merupakan penyebab yang akibat

data menjadi tidak stasioner, sehingga bila data dapat distasionerkan maka

autokorelasi akan hilang dengan sendirinya, karena metode transformasi

data untuk membuat data yang tidak stasioner sama dengan tranformasi

data untuk menghilangkan autokorelasi.

Untuk melihat ada tidaknya penyakit autokorelasi dapat juga

digunakan uji Langrange Multiplier (LM Test) atau yang disebut Uji

Breusch-Goldfrey dengan membandingkan nilai probabilitas R-Squared

dengan α = 0.05. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut (Gujarati,

2006:147)

Hipotesis : H0 : Model tidak terdapat Autokorelasi

H1 : Model terdapat Autokorelasi

Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → Signifikan, H0 diterima

Page 92: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

71

Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak

Apabila probabilitas Obs*R2 lebih besar dari 0.05 maka model

tersebut tidak terdapat autokorelasi. Apabila probabilitas Obs*R2 lebih

kecil dari 0.05 maka model tersebut terdapat autokorelasi.

2. Uji Statistik

Data yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari variabel-

variabel yang akan diteliti. Pengolahan data menggunakan Excel 2007 dan

Eviews 6. Dalam pengujian ini menggunakan Uji Statistik meliputi Uji-t dan

Uji-F.

a. Uji Parsial (Uji-t)

Uji-t digunakan untuk menguji apakah setiap variabel bebas

(independen) secara masing-masing parsial atau individu memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (dependen) pada tingkat

signifikan 0.05 (5%) dengan menganggap variabel bebas bernilai konstan.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dengan uji-t yaitu dengan

pengujian, yaitu : (Nachrowi, 2006:17)

Hipotesis : H0 : βi = 0 artinya masing-masing variabel bebas tidak

ada pengaruh yang signifikan dari variabel terikat.

Page 93: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

72

H1 : βi ≠ 0 artinya masing-masing variabel bebas ada

pengaruh yang signifikan dari variabel terikat.

Bila probabilitas α > 5% → variabel bebas tidak signifikan atau tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (H0 terima, H1 tolak)

Bila probabilitas α < 5% → variabel bebas signifikan atau mempunyai

pengaruh terhadap variabel terikat (H0 tolak, H1 terima).

b. Uji Fisher (Uji-F)

Uji Fisher (Uji-F) digunakan untuk mengetahui apakah seluruh

variabel bebas (independen) secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel terikat (dependen) pada tingkat signifikan 0.05 (5%). Pengujian

semua koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan dengan uji-F

dengan pengujian, yaitu (Nachrowi, 2006:16)

Hipotesis : H0 : βi = 0 artinya secara bersama-sama tidak ada

pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap

variabel terikat.

H1 : βi ≠ 0 artinya secara bersama-sama ada pengaruh

yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel

terikat.

Page 94: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

73

Bila probabilitas α > 5% → variabel bebas tidak signifikan atau tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

Bila probabilitas α < 5% → variabel bebas signifikan atau mempunyai

pengaruh terhadap variabel terikat.

3. Uji Koefisien Determinasi

Menurut Ajija (2011:34) Uji koefisien determinasi koefisien R2

(adjusted R-squared). Koefisien determinasi ini menunjukkan kemampuan

garis regresi menerangkan variasi variabel terikat Y yang dapat dijelaskan

oleh variabel bebas X. Nilai koefisien R2 (adjusted R-squared) berkisar

antara 0 sampai 1. Semakin mendekati 1, semakin baik.

D. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel Dependen sering disebut sebagai variabel output, criteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.

Yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya

variabel bebas. (Sugiono: 2013). Dalam Penelitian ini yang menjadi variabel

dependen adalah DPK.

DPK menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 adalah dana yang

dipercayakan oleh masyarakat kepada bank atas dasar perjanjian tabungan

dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan bentuk lainnya.

Data yang operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

Page 95: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

74

Bank Indonesia yaitu Statistik Perbankan Syariah berdasarkan perhitungan

bulanan, yaitu dari tahun 2010-2013 yang dinyatakan dalam milyar rupiah.

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen identik dengan variabel bebas, penjelas, explanatory

variable. Variabel ini biasanya dianggap sebagai variabel prediktor atau

penyebab karena memprediksi atau menyebabkan variabel dependen

(Kuncoro,2009). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen

sebagai berikut :

a. Inflasi (X1)

Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan

terus menerus. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini

diambil dari data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yaitu Statistik

Perbankan Syariah berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari 2010 -2013

yang dinyatakan dalam bentuk persentase.

b. Kurs (X2)

Kurs adalah Nilai tukar atau catatan (quotation) harga pasar dari mata

uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic

currency) atau resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik dalam mata

uang asing. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil

dari data yang dikeluarkan oleh bank Indonesia, yaitu Statistik Ekonomi

Moneter Indonesia (SEMI) berdasarkan perhitungan bulanan Data yang

Page 96: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

75

diambil berdasarkan Bank Indonesia periode 2010 – 2013 yang dinyatakan

dalam Ribu Rupiah.

c. Nisbah Bagi Hasil(X3)

Nisbah Bagi Hasil (NBH) adalah suatu sistem pengolahan dana dalam

perekonomian Islam yakni pembagian hasil usaha antara pemilik modal

(sahibul maal) dan pengelola (mudharib) dalam hal ini nasabah adalah

sebagai pemilik modal dan bank adalah sebagai pengelola. Data yang

diambil berdasarkan data Bank Indonesia periode 2010 – 2013 dengan

bentuk persentase.

Page 97: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

76

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Perkembangan Bank Syariah

Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

utama, yaitu penerimaan simpanan uang, meminjamkan uang, dan

memberikan jasa pengiriman uang. Hampir dapat dipastikan bahwa

pengelolaan dana bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah sudah

dikenal sejak pra-Islam. Di Timur Tengah, kemitraan bisnis dengan tehnik

mudharabah dapat dijadikan pengganti tingkat suku bunga sebagai cara

untuk membiayai aktivitas ekonomi. Islam datang, transaksi keuangan yang

berbasis bunga dilarang dan semua dana yang harus dikelola dengan sistem

bagi hasil.

Konsep teoritis mengenai bank Islam muncul pertama kali pada tahun

1940-an, dengan gagasan mengenai perbankan berdasarkan bagi hasil.

Berkenaan dengan ini, dapat disebutkan pemikiran-pemikiran dari beberapa

penulis, antara lain Anwar Qureshi (1946), Naiem siddiqi (1948), dan

Mahmud Ahmad (1952). Uraian yang lebih terperinci mengenai

pendahuluan perbankan Islam ditulis oleh Ulama besar Pakistan yakni Abul

Page 98: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

77

A’la Al-Maududi (1961) serta Muhammad Hamidullah (1944-1963).

Maududi Uzair merupakan seorang perintis teori perbankan Islam dengan

karyanya yang berjudul: A Groundwork for Interest Free Bank (Sutan

Remy: 1999 :4).

Beroperasinya Mit Ghamr Local Saving Bank di Mesir pada tahun

1963 merupakan tonggak sejarah perkembangan sistem perbankan Islam.

Pada Tahun 1967 pengoperasian Mit Ghamr Local Saving Bank diambil oleh

National Bank of Egypt dan Bank Sentral Mesir disebabkan adanya

kekacauan politik. Di Yordania berdiri Bank Islam Yordania dan kemudian

disusul berdirinya Bank Sosial Nasser di Mesir. Pada tahun 1975 berdiri juga

IDB (Islamic Development Bank) dan Bank Islam Dubai di Arab Saudi,

berdiri atas prakarsa dari sidang menteri luar negeri yang mana dalam sidang

tersebut diusulkan penghapusan sistem keuangan berdasarkan bunga dan

menggantinya dengan sistem bagi hasil.

Tahapan kedua, periode perkembangan di tahun 1976 sampai awal

1980an, ditandai dengan menyebarnya perbankan dari wilayah Teluk Arab

ke Asia (Timur) dan selanjutnya ke Eropa (Barat). Pada tahapan ketiga,

periode dimana perbankan Islam telah mengalami kemajuan yaitu sekitar

tahun 1983 hingga kini. Pada tahun 1983 di Malaysia berdiri Bank Islam

Malaysia Berhad lalu disusul dengan berdirinya Lembaga Keuangan

perseroan perbaikan investasi (al rajhi) di Arab Saudi dan Al-

BarakahTurkish Finance House di Turki pada tahun 1985.

Page 99: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

78

Berkembangnya bank-bank syariah di negara-negara Islam

berpengaruh ke Indonesia awal periode 1980an telah banyak diskusi

mengenai Bank Syariah sebagai pilar ekonomi Islam.Baru dimulai pada

tahun 1990.

2. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

Ide pendirian Bank Syariah di Indonesia sudah ada sejak tahu 1970-

an. Dimana pembicaraan mengenai bank syariah muncul pada seminar

hubungan Indonesia-Timur Tengah pada 1974 dan pada tahun 1976 dalam

seminar yang diselenggarakan oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu

Kemasyarakatan (LSIK) dan Yayasan Bhineka Tunggal Ika (Yusdani 2005:

2). Pemikiran tentang perlunya umat Islam Indonesia memiliki perbankan

Islam sendiri mulai berhembus sejak itu. seiring munculnya kesadaran baru

kaum Intelektual dan cendikiawan muslim dalam memberdayakan ekonomi

masyarakat. Pada awalnya memang terjadi perdebatan yang melelahkan

mengenai hukum bunga bank dan hukum zakat vs. pajak dikalangan para

ulama, cendikiawan, dan intelektual muslim.

Namun, ada beberapa alasan yang menghambat terealisasi ide

pendirian bank Syariah ini. alas an tersebut antara lain; pertama, operasi

bank syariah belum diatur kala itu dan tidak sejalan dengan undang-undang

pokok perbankan yang berlaku, yakni UU No. 14 1967. Kedua dari segi

politis bank syariah berkonotasi ideologis, oleh karena itu tidak dikehendaki

pemerintah. Ketiga, masih dipertanyakan siapa yang akan menaruh modal

Page 100: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

79

dalam ventura semacam itu, sementara pendirian bank baru dari Timur

Tengah masih dicegah, antara lain pembatasan bank asing yang ingin

membuka kantornya di Indonesia(Dawam Rahardjo 1999)

Soemitra (2009:62) Pada tahun 1998 keluar UU No. 10 Tahun 1998

tentang perubahan UU No. 7 tahun 1992 yang mengakui keberadaan Bank

Syariah dan Bank Konvensional serta memperkenalkan Bank Konvensional

membuka kantor cabang syariah. Hingga pada tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah disahkan yang memberikan landasan hukum industri

perbankan syariah nasional dan diharapkan mendorong perkembangan bank

syariah yang selama lima tahun terakhir asetnya tumbuh 65% per tahun

namun pasarnya (market share) secara Nasional masih dibawah 5%.

Undang-undang secara khusus mengenai perbankan syariah, baik secara

kelembagaan maupun kegiatan usaha. Beberapa lembaga hukum baru

diperkenalkan dalam UU No. 21/2008, antara lain yakni menyangkut

pemisahan (spin-off) UUS baik secara sukarela maupun wajib dan Komite

Perbankan Syariah. Terdapat beberapa PBI (Peraturan Bank Indonesia) yang

secara khusus merupakan peraturan pelaksana dari Undang-Undang No. 21

Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan telah diundangkan hingga saat

ini antara lain :

1) PBI No. 10/16/PBI/2008 tentang Perubahan Atas PBI No.

9/19/PBI/2007 tentang Pelaksaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan

Page 101: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

80

Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank

Syariah.

2) PBI No. 10/17/PBI/2008 tentang Produk Bank Syariah dan Unit Usaha

Syariah.

3) PBI No.10/18/PBI/2008 tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank

Syariah.

4) PBI No. 10/23/PBI/2008 tentang Perubahan Kedua Atas PBI No.

6/21/PBI/2004 tentang Giro Wajib Minimum dalm Rupiah dan Valuta

Asing bagi Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha

Berdasarkan Prinsip Syariah.

5) PBI No. 10/24/PBI/2008 tentang Perubahan Kedua Atas PBI No.

8/21/PBI/2006 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang

Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.

6) PBI No. 10/32/PBI/2008 tentang Komite Perbankan Syariah.

7) PBI No. 11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah.

Kini Perbankan Syariah telah mengalami perkembangan, pertumbuhan

bank syariah saat ini menunjukkan besarnya permintaan masyarakat

terhadap jasa perbankan syariah. Hal ini tercermin dari pertumbuhan jumlah

bank yang signifikan dari jaringan kantor maupun kinerja keuangan

perbankan syariah selama tahun 2011, jumlah bank yang melaksanakan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah mengalami peningkatan.

Page 102: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

81

Kondisi perbankan syariah pada tahun-tahun selanjutnya diperkirakan

akan terus membaik. Ini terbukti dari masih tingginya minat masyarakat

terhadap perbankan syariah. Dalam rangka peningkatan jangkauan melalui

kemudahan untuk membuka kantor pelayanan, diharapkan dapat

memberikan pengaruh pada minat masyarakat. Disisi lain, secara

Internasional peluang memanfaatkan investasi asing, khususnya dari Timur

Tengah ke dalam sistem perekonomian Indonesia masih terbuka lebar.

3. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah

Dana Pihak Ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat,

dalam arti masyarakat sebagai individu, rumah tangga, perusahaan,

pemerintah, koperasi, yayasan dan lain-lain. Pada sebagian besar atau setiap

bank, dana masyarakat ini merupakan dana terbesar yang dimiliki oleh bank.

Sementara dana pihak ketiga bank syariah memiliki definisi yang mirip

dengan dana pihak ketiga pada umumnya, hanya saja dana pihak ketiga bank

syariah mengikuti prinsip-prinsip syariah dalam setiap aspeknya, mulai dari

macam produk, jenis akad hingga ketepatan margin atau keuntungan yang

berhak diperoleh pihak bank.

. Di bawah ini adalah gambar perkembangan DPK Bank Syariah di

Indonesia dari periode Desember tahun 2010 sampai dengan Juli tahun

2013.

Page 103: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

82

Gambar 4.1

Perkembangan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia

Periode Desember 2010– Juli 2013

Sumber : Bank Indonesia (Diolah)

Dapat dilihat dari gambar 4.1 diatas perkembangan DPK bank syariah

secara umum di Indonesia terus mengalami peningkatan disetiap periodenya.

Hal ini menunjukkan indikasi positif yang ditinjau dari kemajuan pencapaian

visi pengembangan yang ditetapkan Bank Indonesia. Sehingga percepatan

pertumbuhan DPK bank syariah akan lebih mudah untuk tercapai. Kemudian

perkembangan DPK yang stabil dengan pola kenaikan yang konsisten

menunjukkan perkembangan DPK bank syariah merupakan keunggulan bagi

performa bank syariah di Indonesia.

DPK perbankan syariah merupakan pool dana dari masyarakat melalui

produk-produk penghimpunan dana Bank syariah. Yaitu, Giro Wadiah,

Tabungan Wadiah, Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah. DPK

Page 104: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

83

yang telah dihimpun oleh bank akan dialokasikan untuk kegiatan yang

diperbolehkan oleh syariah, untuk menghasilkan pendapatan. Selain itu

pengalokasian DPK mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah

mencapai tingkat profitabilitas yang diharapkan, tingkat resiko yang rendah,

dan mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi

likuiditas bank tetap aman.

Berdasakan gambar 4.1 di atas dapat diketahui bahwa jumlah

penghimpunan dana pihak ketiga Perbankan Syariah di Indonesia yang

berhasil dihimpun oleh bank-bank syariah di seluruh Indonesia mencapai

nilai tertinggi pada tahun-tahun terakhir yang sesuai dengan data adalah pada

bulan Juli 2013 yang mencapai angka 166.453 milyar rupiah. Penghimpunan

dana pihak ketiga tersebut tidak pernah mengalami nilai terendah pada sejak

periode awal penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap jasa layanan keuangan bank syariah meningkat seiring

dengan peningkatan mutu dan pelayanannya.

Perbankan Syariah di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat

dan positif sampai dengan akhir tahun 2013. Dimana dana pihak ketiga yang

berhasil dihimpun seluruh perbankan syariah di Indonesia nilainya terus

merambat naik. Kenaikan jumlah penghimpunan dana pihak ketiga memang

mengalami fluktuasi, akan tetapi tren yang diperlihatkan adalah

kecenderungan menaik dari setiap periodenya. Hal ini dapat dilihat dari

Page 105: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

84

gambar 4.1 yang kurva tersebut menggambarkan pola yang menaik sebagai

bentuk peningkatan jumlah kuantitas dana pihak ketiga yang dihimpun.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah

penghimpunan dana pihak ketiga bank syariah di Indonesia periode

Desember 2010– Juli 2013 mengalami tren peningkatan yang positif dan

terus mengalami peningkatan pada tiap tahunnya dengan kata lain

penghimpunan dana pihak ketiga melalui bank syariah mengalami

perkembangan yang cukup pesat.

Jika dilihat, pada tahun 2010 dan setelahnya merupakan tahun yang

penuh tantangan bagi perbankan syariah akibat adanya kenaikan harga

minyak dunia serta krisis keuangan yang bermula dari permasalahan

subprime mortgage pada tahun sebelumnya yang telah mengganggu

stabilitas keuangan, baik di negara-negara maju maupun negara

berkembang.Walaupun telah memberikan imbas terhadap ketahanan sistem

keuangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga mempengaruhi industri

perkembangan syariah.Disamping itu, industri perkembangan syariah dapat

menghadapi tekanan yang cukup berarti dengan daya tahan sangat baik

hingga dapat meningkatkan fungsi intermediasi perbankan syariah yang

terus berjalan efektif. Terbukti dari komposisi DPK industri perbankan

syariah yang didominasi pembiayaan kepada sektor riil mengalami

peningkatan volume usaha pada juli 2013 mencapai 4.260.883 juta rupiah.

Page 106: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

85

Pada tahun 2013, DPK perbankan syariah tumbuh sebesar 48,6%

yang pada akhir tahun mencapai 166.453 milyar rupiah. Hal ini antara lain

didorong oleh kinerja sektor riil yang membaik dan aktivitas industri

perbankan syariah yang semakin meningkat. Selain itu dengan mulai

ekspansinya Bank Umum Syariah baru yang berdiri ditahun sebelumnya.

4. Perkembangan Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan dari harga yang naik secara umum dan

terus menerus. Kenaikan harga satu atau dua barang saja tidak disebut

inflasi, kecuali kenaikan tersebut meluas dan mengakibatkan kenaikan pada

sebagian besar dari harga-harga barang lain. ( Boediono, 2001:161). Jika

inflasi mengalami fluktuasi, maka kegiatan perekonomian akan cenderung

menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi. Dampak dari kenaikan inflasi

menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat, Dikarenakan nilai riil pada

mata uang mengalami penurunan. Dan dengan adanya kenaikan tingkat

inflasi dapat menyebabkan ketertarikan masyarakat dalam menabung atau

menginvestasikan dananya di bank menjadi lesu.

Data Inflasi yang digunakan yaitu periode Desember 2010 sampai

dengan Juli tahun 2013.

Page 107: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

86

Gambar 4.2

Perkembangan Inflasi di Indonesia periode Desember 2010 - Juli 2013

Sumber : Bank Indonesia (Diolah)

Dari gambar 4.2 diatas kita dapati inflasi terus mengalami fluktuasi

yang drastis dimana adakalanya inflasi berada di titik terendah kemudian tiba-

tiba di periode berikutnya berada di titik yang tinggi. Dari data sampel yang

diteliti ditemukan inflasi tertinggi terjadi di bulan Juli 2013 yaitu mencapai

angka 8,61% dan terendah berada di bulan Februari 2012 dengan angka

inflasi sebesar 3,56%. Kenaikan inflasi pada bulan Juli disebabkan karena

gangguan dari sisi pasokan, khususnya bahan pangan, memberikan tekanan

yang cukup besar terhadap inflasi hal ini kemungkinan terjadi karena bulan

tersebut bertepatan dengan bulan Ramadhan dan Iedul Fitri, sehingga inflasi

tercatat lebih tinggi dari target yang ditetapkan (Bank Indonesia, 2011),

sedangkan penurunan inflasi di bulan Februari 2012 sebesar 3,56%

disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi lebih banyak ditopang oleh

permintaan domestik yang tetap kuat. Hal ini didukung oleh kondisi ekonomi

Page 108: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

87

makro dan sistem keuangan yang kondusif sehingga memungkinkan sektor

rumah tangga dan sektor usaha melakukan kegiatan ekonominya dengan lebih

baik. Selain itu, kuatnya permintaan domestik di tengah melemahnya kinerja

ekspor menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan neraca transaksi berjalan

(Bank Indonesia, 2012).

Inflasi adalah proses peningkatan harga secara umum dan terus

menerus. Indikator yang digunakan untuk melihat laju inflasi adalah indeks

harga konsumen yang merupakan indeks harga rata-rata tertimbang dari IHK

dibeberapa ibu kota propinsi yang dihitung dengan menggunakan jumlah

rumah tangga di masing-masing kota sebagai pembimbing.

Laju inflasi merupakan suatu indikator yang sangat menentukan dalam

perekonomian makro suatu negara. Inflasi juga merupakan suatu masalah bagi

ekonomi makro yang apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan

ketidakstabilan perekonomian yang pada akhirnya hanya akan memperburuk

kinerja perekonomian suatu negara. Kestabilan nilai mata uang, baik inflasi

maupun nilai tukar, sangat penting untuk mendukung pembangunan ekonomi

yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Nilai mata uang

yang stabil menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan dunia usaha dalam

melakukan kegiatan ekonomi bank konsumsi maupun investasi sebagai

perekonomian nasional dapat bergairah lebih dari itu. Inflasi terkendali dan

rendah dapat mendukung terpeliharanya daya beli masyarakat, khususnya

yang berpendapatan tetap seperti pegawai negeri dan masyarakat kecil.

Page 109: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

88

Demikian pula inflasi dan nilai tukar yang tidak stabil akan mempersulit dunia

usaha dalam merencanakan kegiatan bisnis, baik dalam kegiatan produksi,

investasi, maupun dalam penentuan harga dan jasa yang dihasilkan.

Pengalaman Indonesia dengan terjadinya krisis nilai tukar sejak tahun 1997

menunjukkan betapa penting mencapai dan menjaga laju inflasi yang rendah

dan nilai tukar yang stabil.

5. Perkembangan Kurs

Nilai tukar (exchange rate) adalah harga mata uang suatu negara

terhadap mata uang negara lain (salvatore, 1997: 9). Setiap negara

mempunyai mata uang masing-masing, bank adalah pusat pasar valuta asing

berperan sebagai agen yang mempertemukan pembeli dan penjual valuta

asing. Sifat kurs valuta asing tergantung dari sifat pasar. Bila transaksi jual

beli valuta asing dapat dilakukan secara bebas dipasar, maka kurs valas

berubah sesuai dengan perubahan permintaan dam penawaran (Nopirin,

1987:77).

Menurut Boediono (1987:75) kurs (exchange rate) antara dua negara

adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling

melakukan perdagangan. Variabel nilai tukar yang dipakai adalah nilai tukar

rupiah terhadap dollar AS dinyatakan dalam ribuan rupiah/USD dan kurs

yang digunakan adalah kurs rill. Perkembangan nilai tukar periode

Desember 2010-Juli 2013.

Page 110: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

89

Gambar 4.3

Perkembangan Kurs di Indonesia periode Desember 2010– Juli 2013

Sumber : Bank Indonesia (Diolah)

Dari gambar 4.3 diatas kita dapat melihat jika kurs cenderung

fluktuatif. Hal ini dapat kita cermati dari naik turunnya nilai tukar rupiah

terhadap Dollar Amerika (USD) yang terjadi setiap waktu. Nilai kurs pada

bulan Juli 2013 menyentuh angka Rp. 10.278 per satu Dollar dan sejak bulan

Desember 2010 harga terendah rupiah terhadap Dollar terjadi pada bulanJuli

2011 dengan harga per satu dollar sebesar Rp. 8508 .

Depresiasi Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, dapat

menyebabkan capital outflow atau pelarian modal masyarakat keluar negeri

karena jika dibandingkan dengan mata uang negera lain maka exspektasi

return investasi di Indonesia lebih rendah. Sedangkan dari sudut pandang

nasabah korporasi, depresiasi rupiah terhadap mata uang Hard Curencies akan

mengakibatkan meningkatnya biaya produksi akibat kenaikan harga bahan

mentah.

Page 111: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

90

ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai

tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing, faktor tersebut

diantaranya adalah karena laju inflasi relative maksudnya perdagangan

internasional baik dalam bentuk jasa maupun barang menjadi dasar yang

utama dalam pasar valuta asing, sehingga perubahan dalam negeri yang

relative terhadap harga luar negeri dipandang sebagai faktor yang

mempengaruhi pergerakan nilai kurs.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi naik turunnya tingkat kurs

adalah laju pertumbuhan riil terhadap harga luar negeri. Laju pertumbuhan di

dalam negeri di perkirakan akan melemahkan kurs mata uang asing. Sedang

pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing

relative dibandingkan dengan supply yang tersedia.

Faktor lainnya adalah suku bunga relative kenaikan suku bunga akan

mengakibatkan aktifitas dalam negeri menjadi lebih menarik bagi para

penanam modal maupun luar negeri. Terjadinya penanaman modal cenderung

akan mengakibatkan naiknya nilai mata uang yang semuanya tergantung pada

besarnya perbedaan tingkat suku bunga di dalam dan di luar negeri, maka

perlu di lihat mana yang lebih murah. Dengan demikian sumber dari

perbedaan itu akan menyebabkan terjadinya kenaikan kurs mata uang asing

terhadap kurs mata uang dalam negeri.

Page 112: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

91

6. Perkembangan Nisbah Bagi Hasil (NBH)

Nisbah bagi hasil adalah keuntungan/hasil yang diperoleh dari

pengelolaan dana baik investasi maupun transaksi jual beli yang diberikan

kepada nasabah dengan persyaratan tertentu. ( Syafi’i Antonio, 2001)

Nisbah Bagi Hasil dalam Bank syariah adalah proporsi bagi hasil

antara nasabah dan bank syariah. Jika nisbah bulanan NBH tabungan IB

sebesar 65:35. Itu artinya nasabah akan mendapatkan 65% dar return

investasi yang dihasilkan oleh bank syariah melalui pengelolaan dana-dana

dari masyarkat di sector riil. Sedangkan bank akan bagi hasil mendapatkan

35% (Bank Indonesia).

Gambar 4.4

Perkembangan Nisbah Bagi Hasil di Indonesia periode Desember 2010 -

Juli 2013

Sumber : Bank Indonesia (Diolah)

Page 113: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

92

Pada tahun 2011 nisbah bagi hasil juga cenderung mengalami

penurunan yaitu dari 3,61% menjadi 2,76% hal ini diakibat karena SBI juga

mengalami penurunan. Tetapi dalam hal ini DPK khususnya tabungan

mudharabah setiap bulannya tetap mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan

karena masyarakat ingin menabung dan sekaligus berinvestasi secara Islami

serta dalam setiap transaksinya tidak mengandung unsur riba. Dan begitu pula

yang terjadi pada Januari sampai April 2010 nisbah bagi hasil mencapai dari

2,44 % menjadi 1,84% mengalami penurunan tetapi tidak begitu berpengaruh

terhadap peningkatan DPK di bulan yang sama.

B. Analisis Data dan Pembahasan

Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret

waktu (time series) yang berbentuk manual mulai Desember tahun 2010– Juli

tahun 2013. Penelitian mengenai DPK perbankan syariah disini menggunakan

data pada perbankan syariah di Indonesia sebagai variabel dependen (variabel

tidak bebas).Sedangkan variabel independen terdiri dari Inflasi, Kurs, dan Nisbah

Bagi Hasil Bank Syariah. Keseluruhan dari data yang digunakan sebagai bahan

penelitian diperoleh dari laporan bulanan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa

Keuangan (OJK).

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya model yang digunakan

oleh peneliti sebagai alat analisis regresi berganda adalah Ordinary Least Square

Page 114: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

93

(OLS). Model OLS merupakan metode estimasi yang sering digunakan untuk

mengestimasi fungsi regresi populasi dari fungsi regresi sampel (Ajija, 2011:23).

Pengolahan data dilakukan secara elektronik dengan menggunakan Microsoft

Excel 2007 dan Eviews6 untuk mempercepat hasil yang dapat menjelaskan

variabel-variabel yang akan diteliti. Pembahasan dilakukan dengan uji asumsi

klasik, uji statistik dan uji determinasi.

1. Uji Asumsi klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan uji Jarque Bera dengan melihat nilai probability. Jika

probability lebih besar dari nilai derajat α = 0.05, maka penelitian ini

tidak ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain data

terdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai probability lebih kecil dari

nilai derajat kesalahan α = 0.05, maka dalam penelitian ini ada

permasalahan normalitas atau dengan kata lain data tidak terdistribusi

normal.

Page 115: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

94

Tabel 4.1

Uji Normalitas Jarque-Bera

Sumber : output Eviews 6 yang diolah

Berdasarkan tabel 4.1 menggambarkan bahwadata dalam penelitian

ini berdistribusi normal. Terlihat dari nilai probability sebesar 0.509454

yang lebih besar dari derajat kepercayaan 0.05 (5%) dan nilai Jarque-

Bera sebesar 1.348833 kurang dari 2 sehingga dapat dinyatakan

signifikan. Menurut Winarno (23:2009) menyatakan bahwa jika nilai

dari Jarque-Bera benilai lebih kecil dari 2 dan Probability bernilai lebih

dari 0.05 (5%) maka data dapat dikatakan hasil regresi tersebut sudah

berdistribusi normal dan H0 diterima. Apabila data sudah normal, maka

data tersebut menghasilkan estimasi linear tidak bias atau biasa disebut

BLUE (Best Linier Unbased Estimator).

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-0.2 -0.1 -0.0 0.1

Series: Residuals

Sample 1 32

Observations 32

Mean -5.55e-15

Median 0.015245

Maximum 0.160347

Minimum -0.221161

Std. Dev. 0.097091

Skewness -0.452725

Kurtosis 2.562069

Jarque-Bera 1.348833

Probability 0.509454

Page 116: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

95

Menurut Nachrowi (2006:71) yang berarti model regresi tidak

mengandung masalah dan bisa dilanjutkan pada uji selanjutnya.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan (korelasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel

independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinearitas

dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variabel

independen. Dengan melihat nilai koefisien korelasi (r) antar variabel

independen dapat diputuskan apakah data terkena multikolinearitas atau

tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi antar variabel

independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolinearitas,

dimana model regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolinearitas

antar variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengujian

multikolinearitas menggunakan uji korelasi (r) dapat dilihat sebagai

berikut :

Tabel 4.2

Uji Correlation Matrix LNINFLASI LNKURS LNNBH

LNINFLASI 1 0.03756810015406589 0.4799005900212134

LNKURS 0.03756810015406589 1 0.06077932983680733

LNNBH 0.4799005900212134 0.06077932983680733 1

Sumber : output Eviews6 yang diolah

Page 117: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

96

Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat hasil analisis uji multikolinearitas

dengan Correlation Matrix menunjukkan bahwa korelasi antar variabel

independen LN(INFLASI) dan LN(KURS) maupun sebaliknya sebesar

0,03756810015406589, antara LN(INFLASI) dan LN(NBH) maupun

sebaliknya sebesar 0.4799005900212134, antara LN(KURS) dan

LN(NBH) maupun sebaliknya sebesar 0.06077932983680733

Terlihat dari tabel 4.2 diatas nilai korelasi dari masing-masing

variabel independen dibawah atau lebih kecil dari 0.8 sehingga dapat

disimpulkan H0 diterima, bahwa data tersebut terbebas dari

multikolinieritas dan model Ordinary Least Square (OLS) yang

dilakukan dapat dikatakan terbebas dari gejala multikolinieritas. Dan

oleh sebab itu penelitian dapat dilanjutkan ke pengujian selanjutnya

yaitu uji Heterokedastisitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas

dan jika variance tidak konstan atau berubah-ubah disebut Denfan

Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas

atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Nachrowi, 2008:109).Metode

yang digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada

penelitian ini adalah Uji White.

Page 118: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

97

Tabel 4.3

Uji White Heteroskedasticity Test

F-Statistic 2.006388 Prob. F 0.091561

Obs*R-Squared 0.411028 Prob. Chi Square 0.1067

Sumber : output Eviews6 yang diolah

Dari tabel 4.3 diatas diketahui bahwa nilai Obs*R2 sebesar

0.411028 dan Probabilitas Chi-Square sebesar 0.1067 yang lebih besar

dari tingkat kepercayaan sebesar 0.05 (5%) sehingga dapat disimpulkan

bahwa data tersebut tidak bersifat heteroskedastisitas atau H0 diterima.

Dan oleh karena itu penelitian dapat dilanjutkan ke uji selanjutnya yaitu

uji Autokorelasi.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi untuk mengetahui apakah dalam model regresi ada

korelasi antara kesalahan pada periode waktu yang lain. Untuk

mendeteksi masalah autokorelasi digunakan uji Langrange Multiplier

(LM-Test).Uji ini sangat berguna untuk mengidentifikasi masalah

autokorelasi tidak hanya pada derajat pertama (first order) tetapi juga

digunakan pada tingkat derajat.

Uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai probabilitas Chi-Square.Jika

probabilitas Chi-Square lebih besar dari tingkat signifikan 5% maka

Page 119: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

98

tidak terdapat autokorelasi dan sebaliknya jika probabilitas Chi-Square

lebih kecil dari 5% maka terdapat autokorelasi.

Tabel 4.4

Uji Langrange Multiple Test

F-Statistic 2.015599 Prob. F 0.0527

Obs*R-Squared 0.709936 Prob.Chi-Square 0.0650

Sumber : output Eviews6 yang diolah

Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa nilai Obs*R2 sebesar

0.709936 dan nilai Probabilitas Chi-Square 0.0650 yang lebih besar dari

nilai 0.05 maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan data tersebut

tidak terdapat masalah autokorelasi.

2. Uji Statistik

Hasil pengolahan data atau hasil estimasi yang dilakukan dengan

menggunakan program aplikasi komputer Eviews6 dengan menggunakan

metode regresi linier berganda atau Ordinary Least Square (OLS) yang

ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 4.5

Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS)

Variabel Koefisien t-Statistik Probabilitas

C -30.26241 -9.157127 0.0000

LN(INFLASI) -0.326163 -3.309462 0.0026

Page 120: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

99

LN(KURS) 4.503540 12.48257 0.0000

LN(NBH) 0.054650 0.692322 0.4944

F-Statistik 54.86537

Probabilitas (F-stat) 0.000000

Adjusted R-squared 0.839041

Durbin-Watson stat 0.475833

Sumber : output Eviews 7.0 yang diolah

Dari tabel 4.5 diatas, maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut :

LN(DPK) = -30.26241 -0.326163 LN(INFLASI) + 4.503540 LN(KURS) +

0.054650 LN(NBH)

1) Jika segala sesuatu variabel independen dianggap konstan atau

bernilai nol, artinya variabel independen tidak terjadi kenaikan atau

penurunan maka besarnya nilai DPK adalah sebesar - 30.26241

persen

2) Nilai koefisien regresi inflasi sebesar -0.326163 persen yang berarti

setiap peningkatan inflasi sebesar 1 persen maka akan menurunkan

DPK sebesar -0.326163 persen atau DPK menurun.

3) Nilai koefisien regresi dana pihak ketiga kurs sebesar 4.503540

persen yang berarti setiap peningkatan kurs sebesar 1 persen maka

akan meningkatkan DPK sebesar 4.503540 persen.

Page 121: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

100

4) Nilai koefisien regresi NBH sebesar 0.054650 persen yang berarti

setiap peningkatan NBH 1 persen maka tidak akan meningkatkan

DPK sebesar 0.054650 persen.

a. Uji Parsial (Uji-t)

Uji-t bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu)

variabel-variabel independen (LNINFLASI, LNKURS, LNNBH)

terhadap variabel dependen yaitu LNDPK. Salah satu cara untuk

melakukan uji-t adalah dengan melihat nilai probabilitas pada tabel uji

statistik t. Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikan α

= 0.05 berarti variabel independen secara parsial (individu)

mempengaruhi variabel dependen.

Dari hasil tabel 4.5 bahwa didapatkan dari uji statistik t yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Pengaruh t-statistik untuk inflasi terhadap DPK.

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh t-hitung sebesar -3.309462

dengan tingkat signifikan 0.0026. Karena tingkat signifikan lebih

kecil dari 0.05 maka secara parsial inflasi berpengaruh secara

signifikan dan negatif terhadap DPK.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang berjudul “ Analisis

Pengaruh PDB, Inflasi, Tingkat Bunga dan Nilai Tukar Terhadap

Dana Pihak Ketiga Perbankan syariah di Indonesia 2008-2012” oleh

Page 122: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

101

Abida Muttaqiena (2013) menyatakan bahwa Inflasi terhadap DPK

bank syariah secara parsial berpengaruh signifikan dengan arah

koefisien negatif. Hal ini sesuai dengan teori dimana inflasi “ akan

mengurangi hasrat masyarakat menabung sehingga pertumbuhan

dana perbankan yang bersumber dari masyarakat akan menurun”

(Pohan, 2008b:52).

b) Pengaruh t-statistik untuk nilai Kurs terhadap DPK.

Berdasarkan pada tabel 4.5 diperoleh hasil t-hitung sebesar

12.48257 dengan tingkat signifikan 0.0000. Karena tingkat signifikan

lebih kecil dari 0.05 maka secara parsial Kurs berpengaruh secara

signifikan positif terhadap DPK.

Pada penelitian sebelumnya yang berjudul“ Analisis Pengaruh

Nilai Kurs, Tingkat Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Terhadap DPK

Bank Devisa di Indonesia (Periode Triwulan I 2003 – Triwulan III

tahun 2008)”, yang ditulis oleh Aldrin Wibowo dan Susi Suhendra.

dengan variabelnya Kurs, Inflasi dan Suku Bunga. Menunjukkan

bahwa Kurs berpengaruh positif terhadap DPK 10 Bank devisa. Dan

dapat disimpulkan apabila tingkat kurs naik sebanyak 1% maka DPK

di 10 Bank Devisa naik sebesar 47.382,476 juta. Dengan begitu

ketika nilai per satu dollar meningkat maka akan meningkatkan DPK

di bank Syariah. Hal ini kemungkinan terjadi karena masyarakat

lebih memilih menyimpan uangnya di bank Syariah saat harga dollar

Page 123: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

102

naik ketimbang membelanjakannya, karena harga terutama yang di

import mengalami kenaikan harga.

c) Pengaruh t-statistik untuk Nisbah Bagi Hasil (NBH) terhadap DPK.

Berdasarkan pada tabel 4.5 diperoleh hasil t-hitung sebesar

0.692322 dengan tingkat signifikan 0.4944. Karena tingkat signifikan

lebih besar dari 0.05 maka secara parsial NBH tidak berpengaruh

secara signifikan positif terhadap DPK.

Hal ini didukung oleh penelitian Mohammad Nurdian Farikh

dengan penelitiannya yang berjudul “ Faktor-faktor yang

Mempegaruhi dana Pihak ketiga Bank Syariah dan Konvensional di

Indonesia”. Dengan variabelnya Inflasi, SBI, IHSG, m2, tingkat

bunga tabungan Bank konvensional dan tingkat bagi hasil Bank

Syariah. Dari penelitian ini dinyatakan bahwa tingkat bagi hasil

tidak berpengaruh signifikan terhadap DPK Bank syariah hal ini

merupakan sinyal bahwa nasabah perbankan syariah memiliki

ketahanan secara prinsip terhadap nilai-nilai relijius dimana

hubungan antara nasabah dan banker merupakan tolong menolong

dan tidak dilandasi saja oleh faktor financial,

Page 124: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

103

b. Uji Fisher (Uji-F)

Uji-F bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen (lninflasi, lnkurs, lnNBH) secara simultan (bersama-sama)

terhadap variabel dependen yaitu DPK.

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil F-statistik sebesar 54.86537

dengan nilai probabilitas (F-stat) sebesar 0.000000.Karena probabilitas

(F-stat) lebih kecil dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa inflasi, kurs

dan NBH secara bersama-sama mempunyai pengaruh secara signifikan

terhadap DPK.

3. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi R2 yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi

terbaik. Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan lebih dari satu

variabel independen.

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai

Adjusted R-Squared sebesar 0.839041, hal ini menunjukkan bahwa variasi

variabel dependen (DPK) secara bersama-sama mampu dijelaskan oleh

variasi variabel independen (inflasi, kurs, NBH) sebesar 83,9 persen.

Sedangkan sisanya sebesar 16,1 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar

variabel yang diteliti.

Page 125: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

104

C. Pembahasan Analisis Ekonomi

Dari hasil analisis regresi berganda menunjukkan dari ketiga variabel

tersebut Inflasi, Kurs, Nisbah Bagi Hasil (NBH) terhadap Dana Pihak Ketiga

(DPK) perbankan syariah.

Variabel X yang berpengaruh signifikan negativ adalah Inflasi. Hal ini

ditunjukan dengan diperolehnya t-hitung sebesar -3.309462 dengan tingkat

signifikan 0.0026. Karena tingkat signifikan lebih kecil dari 0.05 maka secara

parsial inflasi berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap DPK. Hal ini

sesuai dengan teori dimana inflasi “ akan mengurangi hasrat masyarakat

menabung sehingga pertumbuhan dana perbankan yang bersumber dari

masyarakat akan menurun” (Pohan, 2008b:52). Tingkat inflasi akan sangat

mengganggu kestabilan ekonomi terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan

tetap dimana akan terjadi pengeluaran yang lebih sedangkan pendapatan tetap,

jika hal demikian terjadi maka dapat disimpulkan dana untuk di tabung menjadi

sedikit atau bahkan tidak ada dana untuk ditabung di Bank.

Variabel X selanjutnya adalah kurs. Kurs terhadap DPK berpengaruh

positif, diperoleh hasil t-hitung sebesar 12.48257 dengan tingkat signifikan

0.0000. Karena tingkat signifikan lebih kecil dari 0.05 maka secara parsial Kurs

berpengaruh secara signifikan positif terhadap DPK.

Page 126: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

105

Pada penelitian sebelumnya yang berjudul“ Analisis Pengaruh Nilai Kurs,

Tingkat Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Terhadap DPK Bank Devisa di

Indonesia (Periode Triwulan I 2003 – Triwulan III tahun 2008)”, yang ditulis

oleh Aldrin Wibowo dan Susi Suhendra. dengan variabelnya Kurs, Inflasi dan

Suku Bunga. Menunjukkan bahwa Kurs berpengaruh positif terhadap DPK 10

Bank devisa. Dan dapat di simpulkan apabila tingkat kurs naik sebanyak 1%

maka DPK di 10 Bank Devisa naik sebesar 47.382,476 juta. Dengan begitu

ketika nilai per satu dollar meningkat maka akan meningkatkan DPK di bank

Syariah. Hal ini kemungkinan terjadi karena masyarakat lebih memilih

menyimpan uangnya di bank Syariah saat harga dollar naik ketimbang

membelanjakannya, karena harga terutama yang di import mengalami kenaikan

harga.

Artinya meskipun kurs relatif fluktuatif para nasabah tetap menabung

atau menitipkan dananya di bank syariah sehingga meningkatkan DPK,

diantaranya melalui deposito mudharabah, tabungan mudharabah dan giro

wadiah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat yang

cukup besar dalam hal menabung atau menitipkan uangnya pada bank syariah

sekalipun kurs rupiah terhadap dollar meningkat.

Sedangkan Nisbah Bagi hasil (NBH) tidak berpengaruh signifikan

terhadap DPK perbankan syariah. diperoleh hasil t-hitung sebesar 0.692322

dengan tingkat signifikan 0.4944. Karena tingkat signifikan lebih besar dari 0.05

Page 127: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

106

maka secara parsial NBH tidak berpengaruh secara signifikan positif terhadap

DPK.

Hal ini didukung oleh penelitian Mohammad Nurdian Farikh dengan

penelitiannya yang berjudul “ Faktor-faktor yang Mempegaruhi dana Pihak

ketiga Bank Syariah dan Konvensional di Indonesia”. Dengan variabelnya

Inflasi, SBI, IHSG, m2, tingkat bunga tabungan Bank konvensional dan tingkat

bagi hasil Bank Syariah. Dari penelitian ini dinyatakan bahwa tingkat bagi hasil

tidak berpengaruh signifikan terhadap DPK Bank syariah. hal tersebut

merupakan sinyal bahwa nasabah perbankan syariah memiliki ketahanan secara

prinsip terhadap nilai-nilai relijius dimana hubungan antara nasabah dan banker

merupakan tolong menolong dan tidak dilandasi saja oleh faktor financial,

artinya besar kecilnya nilai NBH tabungan Perbankan syariah tidak akan

mempengaruhi besar kecilnya pada DPK perbankan syariah, dikarenakan

masyarakat lebih tertarik karena keamanannya dan ketaatan beragamanya

ketimbang nisbah bagi hasil tabungan untuk menyimpan dananya di perbankan

syariah. Mengingat kondisi negara Indonesia adalah negara yang mayoritas

penduduknya beragama Islam. Jadi, faktor tersebut itu juga yang dapat

mempengaruhi tingkat DPK pada bank syariah.

Bagi perbankan syariah Dana Pihak Ketiga itu sangat penting dan vital

dimana apabila jumlah tingkat DPK itu menurun maka akan berpengaruh juga

pada penurunan pembiayaan perbankan syariah di Indonesia dan akan

Page 128: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

107

menyebabkan penurunan profitabilitas perbankan syariah kemudian pada

akhirnya akan melemahkan perkembangan juga pertumbuhan perbankan syariah

di Indonesia, begitupun sebaliknya.

Page 129: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

108

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh Inflasi,

Kurs, dan Nisbah Bagi Hasil terhadap Dana Pihak Ketiga perbankan syariah

di Indonesia pada periode Desember 2010-Juli 2013.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan Hasil dari regresi OLS

(Ordinary Least Square) dari penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh

Inflasi, Kurs dan Nisbah Bagi Hasil (NBH) terhadap Dana Pihak Ketiga

(DPK) di Indonesia Periode Desember 2010 – Juli 2013”, dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Secara parsial variabel Inflasi mempunyai pengaruh signifikan negative

terhadap DPK dan Kurs mempunyai pengaruh signifikan Positif terhadap

DPK perbankan syariah di Indonesia, NBH tabungan Bank Syariah tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DPK perbankan syariah

di Indonesia.

2. Secara simultan Inflasi, kurs dan NBH secara bersama-sama mempunyai

mempunyai pengaruh signifikan terhadap DPK Bank Syariah (DPK)

perbankan syariah di Indonesia.

Page 130: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

109

3. Nilai adjusted R-squared sebesar 0.839041, hal ini menunjukkan bahwa

variasi variabel dependen (DPK) secara bersama-sama mampu dijelaskan

oleh variasi variabel independen (Inflasi, Kurs dan NBH) sebesar 83.9%

persen sedangkan sisanya sebesar 16.1% persen dijelaskan oleh variabel

lain diluar variabel yang diteliti.

B. Implikasi

Beberapa implikasi yang ditujukan bagi Pemerintah, bank syariah dan peneliti

berikutnya dalam menjalankan kegiatan ekonomi syariah :

1. Bagi Pemerintah

Dalam hal ini sekiranya Pemerintah lebih mempertimbangkan regulasi-

regulasi tentang DPK perbankan syariah di Indonesia yang diantaranya

sebagai pengontrol, menghitung, mengawasi, melihat pertumbuhan atau

perkembangan DPK perbankan syariah agar market share di Indonesia

terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dimana kita semua tahu

jika Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk mayoritas

beragama islam terbesar di dunia, dengan potensi tersebut seharusnya

pemerintah mendukung sepenuhnya terhadap pengembangan bisnis

syariah di Indonesia.

2. Bagi Bank Syariah

Dalam meningkatkan DPK perbankan syariah yang perlu diperhatikan

adalah dengan memaksimalkan dan lebih memfokuskan pada Inflasi, dan

kurs. Sebab pada Inflasi dan Kurs ini yang paling berpengaruh signifikan

Page 131: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

110

terhadap DPK perbankan syariah. Sedangkan Nisbah Bagi Hasil (NBH)

tidak terlalu diperhatikan karena naik atau turunnya NBH likuiditas

perbankan syariah terjamin. Akan tetapi meskipun begitu NBH tetaplah

penting di perbankan syariah. Hal ini untuk menambah ketertarikan

masyarakat dalam menitip dananya di Bank Syariah.

3. Bagi Peneliti

Pada kedepannya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi studi

lanjutan, khususnya penelitian mengenai DPK perbankan syariah di

Indonesia sehingga dapat memberikan hasil penelitian yang lebih akurat

dan memenuhi segala kekurangan yang ada pada penelitian ini.

Page 132: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

111

DAFTAR PUSTAKA

Ajija, ShochrulRohamtul. dkk. “Cara Cerdas Menguasai Eviews”. SalembaEmpat.

Jakarta. 2011.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Gema Insani.

Jakarta:2001.

Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Perbankan Syariah. Pustaka Alvabet.

Jakarta. 2006.

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Ed. 1. Cet. 1. RajaGrafindo Persada.

Jakarta. 2007

Bank Indonesia. Data Inflasi Bulanan 2010 – 2013. Jakarta: Bank Indonesia

_____________. Laporan Statistik Bank Syariah 2010 – 2013. Jakarta: Bank

Indonesia

____________. Laporan Kurs Harian 2010-2013 . Jakarta: Bank Indonesia

Banowo, Emilianshah & Budi Hermana. “Hubungan Equivalent Rate Simpanan

Mudharabah Dengan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia.” jurnal diakses

tanggal 23 April 2010. dari http://proceeding.seminar nasional.pdf

Boediono. Pengantar Ilmu Ekonomi No.2.Ed.4. BPFE. Yogyakarta. 1982.

Chapra, M Umer . Islam dan Pembangunan Ekonomi. Gema Insani Press. Jakarta.

2000.

Denda, Lukman. Wijaya. Manajemen perbankan. Ghalia. Bogor. 2009.

Firdaus, Muhammad dkk. Fatwa-Fatwa Ekonomi Syariah Kontemporer. Renaisan.

Jakarta. 2005.

Page 133: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

112

Gemala Dewi. Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariahn

di Indonesia. Edisi Revisi. Tahun 2005.

Ghafur, Muhammad W. Potret Perbankan Syariah Di Indonesia Terkini (Kajian

Gujarati, Damodar. Dasar-Dasar Ekonometrika Jilid 1. Erlangga. Jakarta. 2007.

Gujarati.Damodar. Dasar-Dasar Ekonometrika. Erlangga. Jakarta. 2008.

Hamid, Arifin. Membumikan Ekonomi Syariah. Elsaa. Jakarta. 2006.

Hatta, M.. “Telaah Singkat Pengendalian Inflasi Dalam Perspektif Kebijakan

Moneter Islam.” atrikel diakses tanggal 23 April 2010. dari

http://www.jurnal-ekonomi.org/2008/06/16/telaah-singkat

pengendalianinflasi- dalam-perspektif-kebijakan-moneter-islam/

Hidayat.,Mohamad. “PengantarEkonomi Islam”. PusatKomunikasiEkonomiSyariah.

Jakarta 2009.

Irmayanto, Juli dkk. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Grafindo. Jakarta. 2004.

Karim, Adiwarman A. Akad dan Produk Perbankan Syariah. PT. RadjaGrafindo

Persada. Jakarta. 2005

Karim, Adiwarman. Makro Ekonomi Islam.PT Rajawali Grafindo Persada. Jakarta.

2010.

Kasmir, Pemasaran Bank. Kencana. Ed.1. Cet 2. Jakarta.2005.

Kritis Perkembangan Perkembangan Perbankan Syariah). Biruns Press. Yogyakarta

.2007.

Mankiw, N. Geogry. Teori Makroekonomi. Ed. 5. Erlangga. Jakarta.2003.

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. Ed. 1. Ekonisia. Yogyakarta.2005

Page 134: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

113

Muhammad. Sistem dan Prosedur Operasional bank Syariah. UII Press. Yogyakarta.

2005.

Nachrowi D, HardiusUsman. “Pendekatan Populerdan Praktis Ekonometrikal Untuk

Analisis Ekonomi dan Keuangan”. FEUI. Jakarta. 2006.

Nopirin. Ekonomi Moneter.BPFE. Yogyakarta. 1996.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Laporan Statistik Perbankan Syariah tahun 2013.

Jakarta: OJK.

Paul A, Samuelson dan Wiliam D. Nordhaus. Ekonomi. edisi kedua belas jilid 2.:

Erlangga. Jakarta 1992. hal. 622-628.

Perwaatmadja, Karnaen A. dan M Syafi’I Antonio. Apa dan Bagaimana Bank Islam.

PT Dana Bhakta Wakaf. Yogyakarta. 1997.

Pohan, Aulia. Kerangka Kebijakan Moneter dan Implementasinya di Indonesia. PT

Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2008.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam

Indonesia Yogyakarta. EKONOMI ISLAM. Ed.1. PT. RajaGrafindo Persada.

Jakarta. 2008

Raharja, Dawan. Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi. Lembaga Studi Agama

dan Filsafat. Jakarta. 1999.

Remy, Sutan. Hukum PerbankanIslam dan Kedudukannya dalam Perbankan

Indonesia. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta. 1999.

Riadi, Slamet. Banking Assets & Liability Management. LPUI. Jakarta.2006.

Rodoni.,Ahmad. “PanduanPenulisanSkripsi”. FEIS UIN Press. Jakarta. 2010.

Sakti.,Ali. Analisis Teori Ekonomi Islam : Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi

Modern. Paradigma dan Aqsa. 2007.

Soemita, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Kencana. Jakarta. 2009.

Sudarsono, Heri. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah. Ehumsa. Yogyakarta.2003

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif dan R &D. Alfabeta.

Bandung. 2010.

Page 135: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

114

Sukirno, Sadono. “TeoriPengantarEkonomiMakro”. PT. GrafindoPersada. Jakarta.

2004.

Sumitro, Wakum. Asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait. PT Raja Grafindo.

Jakarta. 2004.

Syafi’i Antonio, Muhammad. Bank Syariah: dari teori ke praktek. Ed. 1. UGM Press.

Yogyakarta. 2001.

Taswan. Manajemen Perbankan Konsep. Tekhnik. dan Aplikasi.Ed.2.Jakarta: UPP

AMP YKPN.

Wibiwo, Aldrin & Susi Suhendra. “Analisis Pengaruh Nilai Kurs. Tingkat Inflasi.

dan Tingkat Suku Bunga terhadap Dana Pihak Ketiga Pada Bank Devisa Di

Indonesia.” Jurnal diakses tanggal 21 Agustus 2010.dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14030/09E00329.pdf

Yuliadi, Imamudin. Ekonomi Moneter. PT Indeks. Jakarta. 2008.

Page 136: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

115

Lampiran 1

DATA DPK, INFLASI, KURS, DAN NBH DARI 10 DESEMBER 2010- JULI

2013

Periode DPK Inflasi kurs NBH

10-Dec 76036 0.0696 8991 0.0278

11-Jan 75814 0.0702 9057 0.0372

11-Feb 75085 0.0684 8823 0.0381

11-Mar 79651 0.0665 8709 0.0343

11-Apr 79567 0.0616 8574 0.0391

11-May 82861 0.0598 8537 0.0303

11-Jun 87025 0.0554 8597 0.0306

11-Jul 89786 0.0461 8508 0.0275

11-Aug 92021 0.0479 8578 0.029

11-Sep 97756 0.0461 8823 0.0291

11-Oct 101804 0.0442 8835 0.0283

11-Nov 105330 0.0415 9170 0.0289

11-Dec 115415 0.0379 9068 0.0321

12-Jan 116518 0.0365 9000 0.0308

12-Feb 114616 0.0356 9085 0.0306

12-Mar 119639 0.0397 9180 0.0283

12-Apr 114018 0.045 9190 0.0275

12-May 115206 0.0445 9565 0.0271

12-Jun 119279 0.0453 9480 0.0268

12-Jul 121018 0.0456 9485 0.0221

12-Aug 123673 0.0458 9560 0.0228

12-Sep 127678 0.0431 9588 0.0194

12-Oct 134453 0.0461 9615 0.0232

12-Nov 138671 0.0432 9605 0.0222

12-Dec 147512 0.043 9605 0.0237

13-Jan 148731 0.0457 9698 0.0244

13-Feb 150795 0.0531 9667 0.0236

13-Mar 156964 0.059 9719 0.0225

13-Apr 158519 0.0557 9722 0.0184

13-May 163858 0.0547 9802 0.0523

Page 137: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

116

13-Jun 163966 0.059 9929 0.0535

13-Jul 166453 0.0861 10278 0.0536

Page 138: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

117

Lampiran 2

UJI NORMALITAS

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-0.2 -0.1 -0.0 0.1

Series: Residuals

Sample 1 32

Observations 32

Mean -5.55e-15

Median 0.015245

Maximum 0.160347

Minimum -0.221161

Std. Dev. 0.097091

Skewness -0.452725

Kurtosis 2.562069

Jarque-Bera 1.348833

Probability 0.509454

Page 139: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

118

Lampiran 3

UJI AUTOKORELASI

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.447514 Prob. F(14,14) 0.0527

Obs*R-squared 22.71795 Prob. Chi-Square(14) 0.0650

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 05/14/14 Time: 15:17

Sample: 1 32

Included observations: 32

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LNINFLASI -0.030430 0.100803 -0.301879 0.7672

LNKURS 0.054811 0.299611 0.182939 0.8575

LNNBH 0.003130 0.097755 0.032021 0.9749

C -0.612851 2.719455 -0.225358 0.8250

RESID(-1) 0.522696 0.265251 1.970569 0.0689

RESID(-2) -0.262795 0.312145 -0.841899 0.4140

RESID(-3) 0.051791 0.294903 0.175620 0.8631

RESID(-4) -0.217270 0.295674 -0.734830 0.4746

RESID(-5) -0.245804 0.308231 -0.797465 0.4385

RESID(-6) 0.062134 0.306668 0.202610 0.8424

RESID(-7) -0.480475 0.318145 -1.510237 0.1532

RESID(-8) 0.085383 0.318433 0.268134 0.7925

RESID(-9) -0.328755 0.318696 -1.031563 0.3198

RESID(-10) -0.090939 0.326553 -0.278482 0.7847

RESID(-11) -0.104665 0.311975 -0.335491 0.7422

RESID(-12) -0.345479 0.335090 -1.031004 0.3200

RESID(-13) -0.008592 0.326599 -0.026308 0.9794

RESID(-14) -0.341571 0.300086 -1.138243 0.2741

R-squared 0.709936 Mean dependent var -5.55E-15

Adjusted R-squared 0.357715 S.D. dependent var 0.097091

S.E. of regression 0.077811 Akaike info criterion -1.970742

Page 140: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

119

Sum squared resid 0.084764 Schwarz criterion -1.146265

Log likelihood 49.53186 Hannan-Quinn criter. -1.697451

F-statistic 2.015599 Durbin-Watson stat 1.800844

Prob(F-statistic) 0.095597

Page 141: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

120

Lampiran 4

UJI HETEROKEDASTISITAS

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 2.006388 Prob. F(8,23) 0.0916

Obs*R-squared 13.15290 Prob. Chi-Square(8) 0.1067

Scaled explained SS 7.865166 Prob. Chi-Square(8) 0.4468

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 05/12/14 Time: 16:25

Sample: 1 32

Included observations: 32

Collinear test regressors dropped from specification

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.184979 7.311760 -0.162065 0.8727

LNINFLASI 0.096489 3.074922 0.031379 0.9752

LNINFLASI^2 0.037232 0.057858 0.643516 0.5263

LNINFLASI*LNK

URS -0.025353 0.316983 -0.079982 0.9369

LNINFLASI*LNNB

H -0.113270 0.055074 -2.056699 0.0512

LNKURS 0.018508 0.760202 0.024346 0.9808

LNKURS*LNNBH 0.005139 0.300028 0.017128 0.9865

LNNBH -0.549070 2.777978 -0.197651 0.8451

LNNBH^2 -0.022908 0.037340 -0.613499 0.5456

R-squared 0.411028 Mean dependent var 0.009132

Adjusted R-squared 0.206168 S.D. dependent var 0.011596

S.E. of regression 0.010332 Akaike info criterion -6.074919

Sum squared resid 0.002455 Schwarz criterion -5.662681

Log likelihood 106.1987 Hannan-Quinn criter. -5.938274

F-statistic 2.006388 Durbin-Watson stat 1.886105

Prob(F-statistic) 0.091561

Page 142: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

121

Lampiran 5

UJI MULTIKOLINEARITAS

LNINFLASI LNKURS LNNBH

LNINFLASI 1 0.037568100

15406589

0.479900590

0212134

LNKURS 0.037568100

15406589

1 -

0.060779329

83680733

LNNBH 0.479900590

0212134

-

0.060779329

83680733

1

Page 143: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, KURS, DAN NISBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28720/1/SALVIA... · 1999 dan selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah

122

Lampiran 6

UJI OLS

Dependent Variable: LNDPK

Method: Least Squares

Date: 05/11/14 Time: 00:32

Sample: 1 32

Included observations: 32

Variable

Coefficien

t Std. Error t-Statistic Prob.

LNINFLASI -0.326163 0.098555 -3.309462 0.0026

LNKURS 4.503540 0.360786 12.48257 0.0000

LNNBH 0.054650 0.078937 0.692322 0.4944

C -30.26241 3.304794 -9.157127 0.0000

R-squared 0.854618 Mean dependent var 11.64334

Adjusted R-squared 0.839041 S.D. dependent var 0.254638

S.E. of regression 0.102160 Akaike info criterion -1.608088

Sum squared resid 0.292226 Schwarz criterion -1.424871

Log likelihood 29.72941 Hannan-Quinn criter. -1.547357

F-statistic 54.86537 Durbin-Watson stat 0.475833

Prob(F-statistic) 0.000000