76
ANALISIS PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK LAMA PADA CV. MASSITOH CATERING SERVICES Oleh RANGGA OKI NUGROHO H24097098 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

ANALISIS PERANCANGAN ULANG TATA LETAK

FASILITAS PRODUKSI PABRIK LAMA PADA

CV. MASSITOH CATERING SERVICES

Oleh

RANGGA OKI NUGROHO

H24097098

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 2: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

ANALISIS PERANCANGAN ULANG TATA LETAK

FASILITAS PRODUKSI PABRIK LAMA PADA

CV. MASSITOH CATERING SERVICES

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

RANGGA OKI NUGROHO

H24097098

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 3: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

Judul Skripsi : Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas

Produksi Pabrik Lama pada CV. Massitoh Catering

Services (Studi Kasus: CV. Massitoh Catering Services)

Nama : Rangga Oki Nugroho

NIM : H24097098

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Ir. Abdul Basith, MS) (Nur Hadi Wijaya, STP , MM)

NIP 19570709 198503 1 006

Mengetahui

Ketua Departemen

(Dr.Ir. Jono Mintarto Munandar, M. Sc.)

NIP 19610123 198601 1 0002

Tanggal Lulus :

Page 4: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

RINGKASAN

RANGGA OKI NUGROHO. H24097098. Analisis Perancangan Ulang Tata

Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama pada CV. Massitoh Catering Services. Di

bawah bimbingan ABDUL BASITH dan NUR HADI WIJAYA

Tuntutan jaminan mutu pangan yang menjadi perhatian khusus bagi

perusahaan. CV Massitoh Catering Services merupakan salah satu perusahaan

jasa boga di Kabupaten Bogor. Untuk itu perusahaan ini berambisi untuk

mendapatkan sertifikasi ISO 22000. Salah satu upaya untuk memenuhi standar

yang ditetapkan perlu adanya perancangan ulang tata letak dan fasilitas. Penelitian

ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi aspek-aspek yang terkait dengan tata

letak stasiun kerja dan fasilitas yang ada di CV Massitoh Catering Services, (2)

menganalisis tata letak berdasarkan hasil kajian, (3) merancang ulang tata letak

berdasarkan hasil kajian sebagai suatu rekomendasi.

Penelitian menggunakan analisis Activity Relation Chart (ARC) untuk

mengetahui tingkat hubungan antar aktivitas produksi. Sementara untuk

menyusun rancangan tata letak fasilitas produksi digunakan analisis Peta Dari-Ke

(From-To Chart). Analisis Peta Dari-Ke menggunakan data masukan berupa

aliran bahan, luas lantai, dan hubungan antara aktivitas produksi. Kemudian

dilakukan perhitungan jarak antar stasiun kerja dengan perhitungan rectilinear.

Setelah mendapatkan data dan informasi kemudian dilakukan perbandingan jika

dilakukan perancangan ulang dengan menggunakan perangkat lunak Unequal-

Area Facility Layout Problem (UA-FLP).

CV. Massitoh Catering Services memiliki luas sekitar 569 m2 dibagi

menjadi dua bangunan yang terpisah dengan jarak sekitar 60 m. Bangunan

pertama memiliki luas sekitar 425 m2 terdiri dari kantor dan beberapa ruang

penyimpanan bahan baku dan peralatan. Sementara untuk bangunan kedua

memiliki luas sekitar 144 m2 merupakan tempat untuk memasak. Faktor-faktor

yang mempengaruhi tata letak pada CV. Massitoh Catering Services antara lain:

(1) hubungan antar stasiun kerja, (2) aliran produksi dan (3) jarak antar stasiun

kerja. Tata letak pada CV. Massitoh Catering Services digolongkan kedalam tata

letak berdasarkan proses. Dengan menggunakan metode Peta Dari-Ke diperoleh

jumlah perpindahan bahan dan barang antar stasiun kerja setiap harinya.

Kemudian dengan menghitung jarak antar stasiun kerja dengan perhitungan

rectilinier diperoleh jarak tempuh proses produksi dalam sehari sejauh 502,723

meter.

Analisis Activity Relation Chart (ARC) digunakan untuk mengetahui tingkat

hubungan antar aktivitas produksi dan menghasilkan layout sementara. Analisis

UA-FLP menghasilkan tata letak baru dan setelah menetukan titik pusat stasiun

kerja yang baru, diperoleh jarak antar stasiun kerja yang baru. Total jarak material

flow yang baru adalah sejauh 77,028 meter. Ini berarti material flow dapat

berkurang sejauh 425,695 meter.

Page 5: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 1 Oktober 1987. Penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, anak dari pasangan bapak Sunarya

(almarhum) dan ibu Pujiharti.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) pada tahun 2000 di

Sekolah Dasar Negeri 6 Cileungsi . Selanjutnya menyelesaikan pendidikan

sekolah menengah pertama pada tahun 2003 di SLTPN 1 Cileungsi. Setelah itu

penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1

Cileungsi dan lulus pada tahun 2006. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan

ke Institut Pertanian Bogor (IPB) Program Diploma Tiga (D3) melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan terdafta sebagai mahasiswa Program

Keahlian Perencanaan dan Pengendalian Produksi Manufaktur/Jasa. Pada tahun

2009 penulis menyelesaikan pendidikan D3 dengan predikan Sangat Memuaskan.

Kemudian pada tahun yang sama, penulis melanjutkan kuliah pada Program

Sarjan Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Page 6: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji dan syukur panjatkan kehadirat

Allah SWT atas taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas

Produksi Pabrik Lama Pada CV. Massitoh Catering Services ”. Penelitian ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada

Departemen, FEM IPB.

Perancangan tata letak fasilitas pada CV. Massitoh Catering Services

merupakan salah satu faktor yang menentukan kelancaran proses produksi. Proses

produksi yang lancar akan berdampak kepada peningkatan kualitas produk,

sehingga bisa meningkatkan jaminan mutu produk tersebut. Tata letak pada CV.

Massitoh Catering Services dianggap masih belum optimal karena masih banyak

aspek yang masik kurang mendapat perhatian oleh perusahaan terkait perancangan

tata letak dan fasilitas produksi. Penelitian ini diharapkan menjadi masukan untuk

perancangan tata letak pada CV. Massitoh Catering Services.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan

skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan oleh

penulis untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak yang membutuhkannya. Amin Ya Robbal Alamin.

Bogor, Maret 2012

Penulis

Page 7: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis banyak dibantu oleh beberapa pihak baik

secara moril maupun materil dan tidak lupa penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Ir. Abdul Basith, MS dan Bapak Nur Hadi Wijaya, STP , MM

selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan dan

bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Alim Setiawan S, S.TP, MSi sebagai dosen penguji yang telah

banyak memberikan pengarahan, saran, dan motivasi untuk terus

berprestasi.

3. Kedua orang tua dan adikku atas kasih sayang dan ketulusan atas segala

dukungan moril, materil, waktu, tenaga, dan doa yang tak terbatas.

4. Ibu Hj. Massitoh sebagai pimpinan perusahaan yang memberikan

kesempatan untuk melakukan penelitian di CV. Massitoh Catering

Services.

5. Seluruh karyawan CV. Massitoh Catering Services yang tidak dapat

disebutkan satu per satu yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.

6. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen FEM

IPB atas segala bantuan yang diberikan selama penulis jadi mahasiswa.

7. Rekan-rekan satu bimbingan: Najib, Satya dan Lestari yang telah bersama-

sama saling memberikan motivasi selama proses bimbingan dan

penyusunan skripsi ini.

8. Kepada Dini Septianingsih dan Ari Wijayanti yang telah memberikan

dorongan semangat. Kepada Eka Astriani, Firsty Dilliana Romadhanti dan

Yulia Citrawati, yang telah memberikan banyak masukan, semangat, dan

doa. Teman-teman terbaik Program alih Jenis Manajemen, FEM IPB

Angkatan 7 yang selalu bersama-sama membuat kenangan dan

memberikan dukungannya.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya,

khususnya yang terkait dengan perancangan tata letak.

Page 8: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

iv

DAFTAR ISI

RINGKASAN

RINGKASAN ............................................................................................................... i

RIWAYAT HIDUP ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ viii

I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4

1.4 Ruang lingkup penelitian ..................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 6

2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik............................................................................... 6

2.1.1 Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak Pabrik ......................... 6

2.1.2 Jenis-Jenis Tata Letak .............................................................................. 9

2.2 Perancangan Tata Letak Fasilitas Produksi ....................................................... 10

2.2.1 Pengertian Perancangan Fasilitas Produksi ........................................... 10

2.2.2 Pertimbangan–pertimbangan Dalam Perencanaan Pabrik Baru atau

yang Sudah Ada ..................................................................................... 11

2.2.3 Tipe Tata Letak Fasilitas Produksi ........................................................ 11

2.3 Analisis Activity Relationship Chart ................................................................. 15

2.4 Penentuan Luas Area yang Dibutuhkan ............................................................ 16

2.5 Hubungan Perancangan Tata Letak Pabrik Dengan Produktivitas .................... 16

2.6 Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 17

III. METODE PENELITIAN .................................................................................. 19

3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual ....................................................................... 19

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................. 21

3.3 Metode Pengumpulan Data................................................................................ 21

3.4 Metode Pengolahan Data ................................................................................... 21

3.4.1 Analisis Activity Relationship Chart (ARC) .......................................... 21

3.4.2 Analisis Tata Letak Dengan Peta Dari-Ke (from-to chart) .................... 22

3.4.3 Penggunaan Software Unequal-Area Facility Layout Problem (UA-

FLP) ....................................................................................................... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 24

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ........................................................................... 24

4.1.1 Sejarah Umum dan Perkembangannya .................................................. 24

Page 9: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

v

4.1.2 Struktur Organisasi ................................................................................ 25

4.1.3 Ketenagakerjaan ..................................................................................... 28

4.1.4 Proses Produksi ...................................................................................... 28

4.2 Tata Letak Pada CV. Massitoh Catering Services............................................. 30

4.3 Analisis Peta Dari-Ke (From To Chart) ............................................................ 33

4.4 Analisis Activity Relation Chart (ARC) ............................................................ 38

4.5 Penentuan Luas Area yang Dibutuhkan ............................................................ 40

4.6 Analisis Perancangan Tata Letak dengan Unequal-Area Facility Layout

Problem (UA-FLP) ............................................................................................ 49

4.7 Rekomendasi Teknis .......................................................................................... 55

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 57

1. Kesimpulan ........................................................................................................ 57

2. Saran .................................................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 59

LAMPIRAN ............................................................................................................... 60

Page 10: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

vi

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Jumlah Industri Makanan dan Minuman di Jawa Barat Tahun 2003 Sampai

2007 .................................................................................................................... 1

2. Luas Departemen .............................................................................................. 34

3. From-To Chart .................................................................................................. 35

4. Jumlah Material yang Dipindahkan Antar Stasiun Kerja. ................................ 36

5. Jarak Tempuh Material Antar Departemen ...................................................... 38

6. Alasan Hubungan Antar Departemen ............................................................... 39

7. Total Luas Area yang Dibutuhkan .................................................................... 49

8. Parameter pada Software .................................................................................. 51

9. Titik Pusat Stasiun Kerja Hasil Pengolahan Algoritma DE ............................. 54

10. Jarak Antar Stasiun Kerja Yang Baru ............................................................... 55

Page 11: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

vii

DAFTAR GAMBAR

No Halaman 1. Straight Line ..................................................................................................... 12

2. Serpentine/Zig Zag ........................................................................................... 12

3. U-Shaped .......................................................................................................... 13

4. Circular ............................................................................................................. 13

5. Odd-Angle ........................................................................................................ 14

6. Contoh ARC ..................................................................................................... 16

7. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 20

8. Struktur Organisasi CV. Massitoh Catering Services....................................... 26

9. Denah Bagunan 1 .............................................................................................. 31

10. Denah Bangunan 2 ............................................................................................ 32

11. Diagram Keterkaitan Aktifitas .......................................................................... 40

12. Toleransi pada Meja Pencucian Bahan Baku ................................................... 45

13. Toleransi pada Kompor .................................................................................... 47

14. Toleransi pada Meja Pengemasan .................................................................... 48

15. Tampilan UA-FLP ............................................................................................ 50

16. Hasil layout UA-FLP ........................................................................................ 53

Page 12: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

viii

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Perhitungan jarak antar stasiun kerja ................................................................ 61

2. Perhitungan jarak antar stasiun kerja yang baru ............................................... 63

Page 13: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri makanan dan minuman di Indonesia cukup

potensial, hal ini bisa dilihat dari pemanfaatan makanan dan minuman sebagai

kebutuhan dasar manusia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

Jawa Barat dari tahun 2003 sampai 2007 menunjukan adanya peningkatan

pertumbuhan industri makanan dan minuman di Jawa Barat seperti yang tertera

pada Tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1. Jumlah Industri Makanan dan Minuman di Jawa Barat Tahun 2003

Sampai 2007

Tahun Jumlah Persentase Pertumbuhan

2003 781 -

2004 790 1.1

2005 832 5.3

2006 1320 58.6

2007 1229 - 6.8

Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa Barat

Dari Tabel 1 diatas dapat dijelaskan jumlah industri makanan dan minuman

di Jawa Barat dari tahun 2003 sampai 2006 mengalami peningkatan, akan tetapi

pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 6.8 persen. Di Indonesia banyak

sekali ragam industri makanan dan minuman. Salah satunya adalah industri jasa

boga atau biasa dikenal catering. Jasa boga mencakup penjualan makanan jadi

yang terselenggara melalui pesanan-pesanan untuk berbagai kebutuhan pelanggan,

misalnya penyediaan konsumsi pada suatu perusahaan, perayaan, pesta, seminar,

rapat, dan lainnya.

Perkembangan jasa boga yang semakin meningkat menyebabkan persaingan

yang semakin ketat. Hal ini menyebabkan pengelola jasa boga dituntut untuk tidak

hanya mampu dalam mengelola bidang kuliner saja. Pengelola juga harus

memahami dan mengerti konsep kesehatan dan gizi pangan terkait dengan

penyusunan komposisi gizi yang seimbang berdasarkan tingkat kebutuhan

konsumen.

Page 14: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

2

Penyediaan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen dan tepat

pada waktunya mempengaruhi keputusan konsumen terhadap permintaan yang

berulang dan kepercayaan dari konsumen. Pemahaman kebutuhan konsumen

dapat meningkatkan nilai penjualan, penguasaan pangsa pasar yang lebih besar,

dan akan mempengaruhi perolehan laba.

Proses produksi juga merupakan hal yang harus diperhatikan oleh

perusahaan. Produk yang bersih dan higienis, bebas dari kontaminasi bahan kimia,

fisik dan biologi. Kualitas produk yang baik dapat dicapai dengan melakukan

pengendalian mutu secara menyeluruh produksinya dari mulai penerimaan bahan

baku sampai produk siap dikonsumsi. Suatu perusahaan dapat mencapai tujuan

tersebut jika menerapkan pengendalian mutu pada proses produksinya.

Selain itu juga tata letak fasilitas pada proses produksi juga menentukan

kualitas produk. Tata letak pabrik atau tata letak fasilitas merupakan cara

pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik untuk menunjang kelancaran proses produksi.

Dengan perancangan fasilitas yang tepat maka penanganan bahan dan

perpindahan barang dapat berjalan efisien. Pada perusahaan jasa boga

perancangan fasilitas produksi sangatlah penting mengingat bahan baku yang

digunakan adalah bahan yang mudah terkontaminasi sehingga perlu penanganan

dan pengawasan bahan baku yang lebih higienis.

Fasilitas fisik pada jasa boga antara lain seperti ruang penerimaan dan

penyimpanan bahan makanan, ruang menyiapkan dan membersihkan bahan

makanan, ruang memasak dan membagi makanan jadi, ruang mencuci dan

menyimpan peralatan, ruang tata usaha dan ruang pegawai. Keseluruhannya harus

diperhatikan baik dari segi luas, posisi dan jarak karena jika terjadi kesalahan atau

perancangan yang kurang tepat maka akan menimbulkan biaya yang lebih besar.

Hal ini dikarenakan tipe tata letak pada jasa boga umumnya bertipe proses

dimana tata letaknya menyesuaikan dengan aliran proses pengolahan bahan baku.

Penanganan bahan baku merupakan sebuah kegiatan dalam mengangkut barang-

barang dalam kegiatan produksi. Kegiatan ini diperkirakan membutuhkan waktu

60-80 persen dari total waktu produksi, jauh lebih besar dibanding proses

pengolahan yang hanya sebesar 20-40 persen. Diperkirakan 3-5 persen dari

seluruh bahan yang ditangani mengalami kerusakan, melihat kenyataan ini maka

Page 15: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

3

kegiatan penanganan bahan merupakan kegiatan yang dianggap penting (Assauri,

2008). Kesalahan dalam penanganan bahan dapat menimbulkan biaya penaganan

bahan menjadi besar dan waktu penanganan menjadi lebih panjang. Kesalahan

seperti ini dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan karena biaya produksi

akan menjadi lebih tinggi.

CV Massitoh Catering Services merupakan salah satu perusahaan jasa boga

di Kabupaten Bogor. Perusahaan ini sudah melayani banyak perusahaan di Bogor

seperti PT Mercedes-Benz Indonesia, PT Amerta Indah Otsuka dan PT Goodyear

Indonesia Tbk. CV Massitoh Catering Services juga melayani pesanan acara

pernikahan serta pesta yang lainya. Semakin meningkatnya permintaan, maka

perusahaan ini harus meningkatkan kapasitas produksinya. Selain itu tuntutan

jaminan mutu pangan juga menjadi perhatian khusus bagi perusahaan ini. Untuk

itu perusahaan ini berambisi untuk mendapatkan sertifikasi ISO 22000 tentang

jaminan mutu makanan pada jasa boga.

Salah satu upaya untuk memenuhi standar yang ditetapkan perlu adanya

perancangan ulang tata letak dan fasilitas. Hal ini dikarenakan kondisi aktual tata

letak dan dasilitas dinilai masih kurang efisien karena layout yang sekarang masih

layout bangunan rumah yang telah ada sebelumnya. Oleh karena itu pihak

perusahaan merencanakan untuk mendirikan bangunan baru karena bangunan

yang saat ini digunakan merupakan rumah tempat tinggal yang dijadikan tempat

untuk produksi. Lokasinya sendiri terletak di tengah perumahan dan ini sangat

mengganggu masyarakat sekitar pada saat kegiatan produksinya. Selain itu juga

tata letak ruangan dan fasilitas porduksi masih memerlukan perbaikan agar

dengan tempat yang sekarang ada proses produksi berjalan dengan optimal

sebelum pindah ke gedung baru.

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin menganalisis perancangan ulang

tata letak dan fasilitas untuk mengoptimalkan proses produksi pada CV Massitoh

Catering Services dengan mengambil judul penelitian Analisis Perancangan

Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama pada CV. Massitoh

Catering Services

Page 16: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

4

1.2 Perumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang, bisa diperoleh rumusan masalah, antara lain:

1. Apa saja aspek-aspek yang terkait dengan tata letak pada CV Massitoh

Catering Services ?

2. Bagaimana kondisi aktual tata letak pada CV Massitoh Catering Services?

3. Berapakah optimalisasi yang diperoleh jika dilakukan perancangan ulang

tata letak pada CV Massitoh Catering Services?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengacu pada latar belakang yang sudah dijelaskan, maka tujuan penelitian

ini adalah:

1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terkait dengan tata letak stasiun kerja

dan fasilitas yang ada di CV Massitoh Catering Services.

2. Menganalisis tata letak berdasarkan hasil kajian.

3. Merancang ulang tata letak berdasarkan hasil kajian sebagai suatu

rekomendasi.

1.4 Ruang lingkup penelitian

Penelitian perancangan tata letak untuk mengoptimalkan proses produksi

dilakukan di CV Massitoh Catering Services yang berlokasi di perumahan Taman

Pagelaran Jl. Anggrek Raya blok F-2 No. 9, Bogor, hanya akan membahas tentang

perancangan ulang tata letak pada unit produksi di perusahaan tersebut dan

perancangan ulang hanya dilakukan pada bangunan utama. Penggunaan metode

analisis From-To Chart (Peta Dari-Ke) digunakan yang bertujuan untuk mencari

jumlah beban bahan baku yang mengalir (material flow) yang dibutuhkan pada

proses produksi dalam satu hari. Kemudian Activity Relationship Chart (ARC)

digunakan untuk mendapatkan perencanaan tata letak berdasarkan derajat

keterkaitan antara ruang kegiatan dan fasilitas yang ada. Selain itu digunakan juga

software Unequal Area Facility Layout Problem (UA-FLP) untuk mempermudah

penentuan hasil yang optimum.

Page 17: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

5

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan sebagai

bahan masukan dan pertimbangan dalam menggambil keputusan dan kebijakan

yang berhubungan dengan tata letak dan penanganan bahan, selain itu juga bisa

membantu perusahaan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 22000. Sedangkan bagi

pembaca, penelitian ini bisa dijadikan literatur bagi penelitian berikutnya

Page 18: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik

Menurut Apple (1990), ”Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata

cara pengaturan fasilitas–fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses

produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area (space) untuk

penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan-

gerakan material, penyimpanan material (storage) baik yang bersifat temporer

maupun permanen, personil pekerja dan sebagainya”. Sedangkan menurut Heizer

dan Render (2006), tata letak merupakan suatu keputusan penting yang

menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang

Dalam tata letak pabrik ada 2 (dua) hal yang diatur letaknya yaitu

pengaturan mesin (machine layout) dan pengaturan departemen yang ada dari

pabrik (department layout). Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik,

seringkali hal ini diartikan sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang

sudah ada (the existing arrangement) ataupun bisa juga diartikan sebagai

perencanaan tata letak pabrik yang baru sama sekali (the new layout plan).

2.1.1 Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak Pabrik

Menurut Heizer dan Render (2006), tata letak memiliki banyak dampak

strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas,

proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan

dan citra perusahaan. Tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata

letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan.

Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik menurut Apple (1990)

ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis

untuk beroperasi produksi aman dan nyaman sehingga akan dapat menaikkan

moral kerja dan performance dari operator. Lebih spesifik lagi tata letak yang baik

akan dapat memberikan keuntungan–keuntungan dalam sistem produksi, yaitu

antara lain sebagai berikut :

Page 19: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

7

1) Menaikkan output produksi.

Suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output) yang lebih

besar atau lebih sedikit, man hours yang lebih kecil dan/atau mengurangi jam

kerja mesin (machine hours).

2) Mengurangi waktu tunggu (delay).

Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan beban dari

masing–masing departemen atau mesin adalah bagian kerja dari mereka yang

bertanggung jawab terhadap desain tata letak pabrik. Pengaturan tata letak

yang terkoordinir dan terencana baik akan dapat mengurangi waktu tunggu

(delay) yang berlebihan.

3) Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling).

Proses perencanaan dan perancangan tata letak pabrik akan lebih

menekankan desainnya pada usaha–usaha memindahkan aktivitas–aktivitas

pemindahan bahan pada saat proses produksi berlangsung.

4) Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service.

Jalan lintas, material yang menumpuk, jarak antara mesin–mesin yang

berlebihan, dan lain–lain semuanya akan menambah area yang dibutuhkan

untuk pabrik. Suatu perencanaan tata letak yang optimal akan mencoba

mengatasi segala masalah pemborosan pemakaian ruangan ini dan berusaha

untuk mengkoreksinya.

5) Pendayaguna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja dan/atau

fasilitas produksi lainnya.

Faktor–faktor pemanfaatan mesin, tenaga kerja dan lain–lain adalah erat

kaitannya dengan biaya produksi. Suatu tata letak yang terencana baik akan

banyak membantu pendayagunaan elemen–elemen produksi secara lebih

efektif dan lebih efisien.

6) Mengurangi inventory in process.

Sistem produksi pada dasarnya menghendaki sedapat mungkin bahan baku

untuk berpindah dari suatu operasi langsung ke operasi berikutnya secepat–

cepatnya dan berusaha mengurangi bertumpuknya bahan setengah jadi

Page 20: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

8

(material in process). Permasalahan ini terutama bisa dipecahkan dengan

mengurangi waktu tunggu (delay) dan bahan yang menunggu untuk segera

diproses.

7) Proses manufacturing yang lebih singkat.

Dengan memperpendek jarak antara operasi satu dengan operasi

berikutnya dan mengurangi bahan yang menunggu serta storage yang tidak

diperlukan maka waktu yang diperlukan dari bahan baku untuk berpindah dari

satu tempat ke tempat yang lain dalam pabrik dapat diperpendek sehingga

secara total waktu produksi akan dapat pula diperpendek.

8) Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator.

Perencanaan tata letak pabrik adalah juga ditujukan untuk membuat

suasana kerja yang nyaman dan aman bagi mereka yang bekerja didalamnya.

Hal–hal yang bisa dianggap membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan

kerja dari operator haruslah dihindari.

9) Memperbaiki moral dan kepuasan kerja.

Pada dasarnya orang menginginkan untuk bekerja dalam suatu pabrik yang

segala sesuatunya diatur secara tertib, rapi dan baik. Penerangan yang cukup,

sirkulasi yang enak dan lain–lain akan menciptakan suasana lingkungan kerja

yang menyenangkan sehingga moral dan kepuasan kerja akan dapat lebih

ditingkatkan. Hasil positif dari kondisi ini tentu saja berupa performance kerja

yang lebih baik dan menjurus kearah peningkatan produktivitas kerja.

10) Mempermudah aktivitas supervise.

Tata letak pabrik yang terencana baik akan dapat mempermudah aktivitas

supervise. Dengan meletakkan kantor/ruangan diatas, maka seorang supervisor

akan dapat dengan mudah mengamati segala aktivitas yang sedang berlangsung

diarea kerja yang berada dibawah pengawasan dan tanggung jawabnya.

11) Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran

Material yang menunggu, gerakan pemindahan yang tidak perlu, serta

banyaknya perpotongan (intersection) dari lintas yang ada akan menyebabkan

kesimpangsiuran yang akhirnya akan membawa kearah kemacetan. Dengan

Page 21: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

9

memakai material secara langsung dan secepatnya, serta menjaganya untuk

selalu bergerak, maka labor cost akan dapat dikurangi sekitar 40% dan yang

lebih penting hal ini akan mengurangi masalah kesimpangsiuran dan

kemacetan didalam aktivitas pemindahan bahan. Layout yang baik akan

memberikan luasan yang cukup untuk seluruh operasi yang diperlukan dan

proses bisa berlangsung mudah dan sederhana.

12) Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari

bahan baku atau pun produk jadi.

Tata letak yang direncanakan secara baik akan dapat mengurangi

kerusakan–kerusakan yang bisa terjadi pada bahan baku ataupun produk jadi.

Getaran–getaran, debu, panas dan lain–lain dapat secara mudah merusak

kualitas material ataupun produk yang dihasilkan.

2.1.2 Jenis-Jenis Tata Letak

Menurut Assauri (2008), terdapat dua jenis pola yang utama dan sering

digunakan, yaitu:

1. Process Layout

Pada tipe tata letak jenis ini, semua mesin-mesin dan peralatan ditempatkan

dalam departemen yang sama. Pola seperti ini biasanya diterapkan pada

perusahaan yang berproduksi berdasarkan job order atau job shop.

Keuntungan dari pola process layout, antara lain:

a) Investasi lebih rendah di dalam penggunaan mesin-mesin.

b) Fleksibilitas pelaksanaan produksi sangat tinggi.

c) Biaya produksi biasanya lebih rendah, karena walaupun ragamnya banyak

tetapi jumlahnya sedikit.

d) Kerusakan pada salah satu mesin tidak menimbulkan gangguan yang berarti

pada proses keseluruhan.

e) Karena mesinnya hampir sama, maka akan terbentuk spesialisasi dari para

pengawas proses.

Kerugian dari tipe ini antara lain:

a) Masuknya order baru membuat pekerjaan routing, scheduling dan cost

accounting menjadi sukar karena adanya perencanaan ulang.

Page 22: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

10

b) Material handling dan material transportation cost menjadi tinggi.

c) Kebutuhan ruangan untuk pelaksanaan proses produksi menjadi lebih besar.

2. Product Layout

Pola penyusunan tata letak didasarkan atas urutan proses dari suatu kegiatan

produksi. Keuntungan dari tipe ini antara lain:

a) Penggunaan mesin-mesin otomatis berakibat waktu penyelesaian tiap

produk semakin singkat.

b) Penggunaan alat-alat penanganan bahan yang tetap berakibat kegiatan

penanganan bahan lebih cepat dan biaya penanganan bahan lebih murah.

c) Pengawasan proses produksi dapat disederhanakan dan kegiatan pencatatan

dapat disusun lebih cepat.

d) Kegiatan pengawasan proses produksi menjadi lebih sedikit.

e) Kebutuhan bahan baku dapat diperkirakan lebih cepat.

Kekurangan dari tipe ini, antara lain:

a) Jika terjadi kerusakan pada salah satu mesin, maka proses produksi menjadi

terganggu.

b) Efisiensi dan produktifitas pekerja dapat menurun karena pola produksi

yang monoton, sehingga menimbulkan kebosanan.

c) Membutuhkan investasi yang cukup tinggi untuk pengadaan mesin.

d) Membutuhkan biaya yang cukup besar jika terjadi perubahan karena

sifatnya yang tidak fleksibel.

e) Tingkat produksinya sudah tetap.

2.2 Perancangan Tata Letak Fasilitas Produksi

2.2.1 Pengertian Perancangan Fasilitas Produksi

Fasilitas produksi adalah sesuatu yang dibangun, diadakan atau

diinvestasikan guna melaksanakan aktivitas produksi. Menurut Apple (1990),

”Perencanaan tata letak fasilitas sama dengan perancangan tata letak pabrik yang

dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas–fasilitas pabrik guna

menunjang kelancaran proses produksi”.

Page 23: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

11

2.2.2 Pertimbangan–pertimbangan Dalam Perencanaan Pabrik Baru atau yang

Sudah Ada

Menurut Apple (1990), perencanaan pabrik baru maka aktivitas disini

meliputi perencanaan instalasi pabrik yang sama sekali baru yaitu dari

perencanaan produk yang akan dibuat sampai dengan perencanaan bangunan

pabriknya. Sedangkan pada perencanaan kembali (redesign/replanning) disini

menyangkut perencanaan produk baru atau tata letak baru berdasarkan fasilitas–

fasilitas produksi yang sudah ada. Pada umumnya perencanaan kembali suatu

pabrik disebabkan oleh beberapa alasan tertentu, yaitu :

a) Adanya perubahan dalam design produk, model dan lain–lain.

b) Adanya perubahan lokasi pabrik suatu pemasaran.

c) Adanya perubahan ataupun peningkatan volume produksi yang akhirnya

membawa perubahan kearah modifikasi segala fasilitas produksi yang ada.

d) Adanya keluhan–keluhan dari pekerja terhadaap kondisi area kerja yang

kurang memenuhi persyaratan tertentu.

e) Adanya kemacetan–kemacetan (bottlenecks) dalam aktivitas pemindahan

bahan, gudang yang terlalu sempit, dan lain sebagainya.

2.2.3 Tipe Tata Letak Fasilitas Produksi

Menurut Apple (1990), secara umum tata letak fasilitas produksi dapat

diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu :

A. Tata letak berdasarkan aliran produk (product layout).

Jika suatu pabrik secara khusus akan memproduksi satu macam produk atau

kelompok produk dalam jumlah/volume yang besar dan waktu produksi yang

lama, maka segala fasilitas–fasilitas produksi dari pabrik tersebut haruslah diatur

sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berlangsung seefisien mungkin.

Dengan layout berdasarkan aliran produk, maka mesin dan fasilitas produksi

lainnya akan dapat diatur menurut prinsip “machine after machine” tidak perduli

macam mesin yang digunakan. Dengan memakai tata letak tipe aliran produk

(product layout), maka segala fasilitas–fasilitas untuk proses produksi (baik

pabrikasi maupun perakitan) akan diletakkan berdasarkan garis aliran (flow line)

Page 24: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

12

dari produk tersebut. Adapun tipe–tipe garis aliran produk (product flow line)

yang mungkin diaplikasikan yaitu :

1) Straight line.

Gambar 1. Straight Line

Pola aliran berdasarkan garis lurus atau straight line umum dipakai

bilamana proses produksi berlangsung singkat, relatif sederhana dan umum terdiri

dari beberapa komponen–komponen atau beberapa macam production equipment.

Pola aliran bahan berdasarkan garis lurus ini akan memberikan :

i. Jarak yang terpendek antara dua titik.

ii. Proses atau aktivitas produksi berlangsung sepanjang garis lurus yaitu

dari mesin nomor satu sampai ke mesin yang terakhir.

iii. Jarak perpindahan bahan (handling distance) secara total akan kecil

karena jarak antara masing–masing mesin adalah sependek– pendeknya.

2) Serpentine atau zig zag (S-Shaped).

Gambar 2. Serpentine/Zig Zag

Pola aliran berdasarkan garis–garis patah ini sangat baik diterapkan

bilamana aliran proses produksi lebih panjang dibandingkan dengan luasan area

yang tersedia. Untuk itu aliran bahan akan dibelokkan untuk menambah

panjangnya garis aliran yang ada dan secara ekonomis hal ini akan dapat

mengatasi segala keterbatasan dari area, dan ukuran dari bangunan pabrik yang

ada (Apple,2003).

1 2 6 3 4 5

1

2 3

4 5

6

Page 25: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

13

3) U-Shaped.

Gambar 3. U-Shaped

Pola aliran menurut U-Shaped ini akan dipakai bilamana dikehendaki bahwa

akhir dari proses produksi akan berada pada lokasi yang sama dengan awal proses

produksinya. Hal ini akan mempermudah pemanfaatan fasilitas transportasi dan

juga sangat mempermudah pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan

menuju pabrik. Aplikasi garis bahan relatif panjang, maka U-Shaped ini akan

tidak efisien dan untuk ini lebih baik digunakan pola aliran bahan tipe zig zag.

4) Circular.

Gambar 4. Circular

Pola aliran berdasarkan bentuk lingkaran (circular) sangat baik

dipergunakan bilamana dikehendaki untuk mengembalikan material atau produk

pada titik awal aliran produksi berlangsung. Hal ini juga baik apabila departemen

penerimaan dan pengiriman material atau produk jadi direncanakan untuk berada

pada lokasi yang sama dalam pabrik yang bersangkutan.

1 2 3

6 5 4

6

2 4

5 1

3

Page 26: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

14

5) Odd angle.

Gambar 5. Odd-Angle

Pola aliran berdasarkan odd-angle ini tidaklah begitu dikenal dibandingkan

dengan pola–pola aliran yang lain. Menurut Apple (1990) pada dasarnya pola ini

sangat umum dan baik digunakan untuk kondisi–kondisi seperti :

Bilamana tujuan utamanya adalah untuk memperoleh garis aliran yang

produk diantara suatu kelompok kerja dari area yang saling berkaitan.

a) Bilamana proses handling dilaksanakan secara mekanis.

b) Bilamana keterbatasan ruangan menyebabkan pola aliran yang lain terpaksa

tidak dapat diterapkan.

c) Bilamana dikehendaki adanya pola aliran yang tetap dari fasilitas– fasilitas

produksi yang ada.

Odd-angle ini akan memberikan lintasan yang pendek dan terutama akan

merasa kemanfaatannya untuk area yang kecil.

B. Tata letak berdasarkan aliran proses (process layout)

Tata letak berdasarkan aliran proses (process layout) sering kali disebut pula

dengan functional layout. Functional layout adalah metode pengaturan dan

penempatan dari mesin dan segala fasilitas produksi dengan tipe/macam yang

sama dalam sebuah departemen. Disini semua mesin atau fasilitas produksi yang

memiliki ciri–ciri operasi atau fungsi kerja yang sama diletakkan dalam sebuah

departemen. Tata letak berdasarkan aliran proses umumnya diaplikasikan untuk

industri yang bekerja dengan jumlah/volume produksi yang relatif kecil dan

terutama sekali untuk jenis produk–produk yang tidak distandartkan. Menurut

Apple (1990), tata letak tipe aliran proses ini akan jauh lebih fleksibel bilamana

dibandingkan dengan tata letak tipe aliran produk. Industri yang beroperasi

6

6

6

6

6

6

Page 27: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

15

berdasarkan order pesanan (job order) akan lebih tepat kalau menerapkan layout

tipe aliran proses guna mengatur fasilitas–fasilitas produksinya.

C. Tata letak berdasarkan posisi (fixed position layout)

Untuk tata letak berdasarkan posisi tetap, material dan komponen dari

produk utamanya akan tinggal tetap pada posisi/lokasinya sedangkan fasilitas

produksi seperti tools, mesin, manusia serta komponen–komponen kecil lainnya

akan bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama tersebut.

Pada proses perakitan maka layout tipe posisi tetap akan sering dijumpai karena

disini peralatan kerja (tools) akan mudah dipindahkan.

2.3 Analisis Activity Relationship Chart

Activity Relationship Chart atau Peta Hubungan Kerja kegiatan adalah

aktifitas atau kegiatan antara masing-masing bagian yang menggambarkan

penting tidaknya kedekatan ruangan. Metode ini menghubungkan aktivitas-

aktivitas secara berpasangan sehingga semua aktivitas akan diketahui tingkat

hubungannya. Hubungan aktivitas dapat ditinjau dari sisi keterkaitan secara

organisasi, keterkaitan aliran, keterkaitan lingkungan dan keterkaitan proses. ARC

disusun berdasarkan alasan–alasan tertentu dan tingkat kepentingan yang

disimbolkan dengan huruf A, I, E, O, U, dan X. Huruf-huruf tersebut

menunjukkan bagaimana aktivitas dari setiap stasiun kerja akan mempunyai

hubungan secara langsung atau erat kaitannya dengan satu sama lain. Berikut

adalah contoh dari diagram ARC:

Page 28: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

16

Gambar 6. Contoh ARC

A = Mutlak perlu (Absolutely necessary)

E = Sangat penting (Especially important)

I = Penting (Important)

O = Cukup/biasa (Ordinary)

U = Tidak penting (Uninmportant)

X = Tidak dikehendaki (Undesirable)

2.4 Penentuan Luas Area yang Dibutuhkan

Penentuan luas ini diperlukan untuk mengetahui apakah luas area yang ada

sesuai dengan kebutuhan area tersebut. Menurut Apple (1990) ruang yang

dibutuhkan oleh fasilitas berkaitan dengan peralata, bahan, pegawai, dan kegiatan.

Penentuan kebutuhan luas area ini, diperlukan penambahan kelonggaran 40%

sampai 60% untuk gang (aisle) dan operator. Selain itu untuk tiap mesin atau

fasilitas pendukung digunakan teloransi 0,50 - 1 meter pada setiap sisi mesin.

2.5 Hubungan Perancangan Tata Letak Pabrik Dengan Produktivitas

Perbaikan desain layout pabrik diperlukan karena adanya beberapa kondisi

yang terjadi dalam perusahaan misalnya karena adanya kebijakan-kebijakan dari

top level management terkait dengan target perusahaan untuk menaikkan output

produksi, sehingga diperlukan perbaikan desain layout agar bisa memberikan

Page 29: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

17

output produksi yang lebih besar dengan biaya produksi yang sama/lebih sedikit.

Waktu produksi yang terlalu lama dikarenakan banyaknya delay (waktu tunggu),

banyaknya keluhan– keluhan dari pekerja dikarenakan kondisi area kerja yang

kurang memenuhi syarat sehingga produktivitas pekerja menurun. Beberapa

kondisi tersebut bisa digunakan sebagai alasan mengapa kita harus memperbaiki

desain layout pabrik. Untuk lebih spesifik, berikut ini adalah beberapa alasan

mengapa harus memperbaiki desain layout pabrik :

1) Menaikkan output produksi.

2) Mengurangi waktu tunggu.

3) Mengurangi proses material handling.

4) Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang, dan service.

5) Pemanfaatan fasilitas produksi dan tenaga kerja dengan lebih optimal.

6) Mengurangi biaya simpan produk setengah jadi (inventory in-process).

7) Mempersingkat proses manufacturing.

8) Mengurangi resiko kesehatan dan keselamatan kerja operator.

9) Mempermudah aktivitas supervisi (pengawasan kerja).

10) Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran aliran material.

11) Mengurangi faktor yang bisa mempengaruhi kualitas bahan baku dan

produk jadi.

Berdasarkan uraian diatas bisa disimpulkan bahwa alasan utama mengapa

desain layout harus diperbaiki adalah karena desain layout tersebut sudah tidak

efisien lagi dilihat dari target produksi perusahaan dan karena banyaknya

gangguan pada proses produksi sehingga menghambat kelancaran serta

kesuksesan proses produksi.

2.6 Penelitian Terdahulu

Menurut Eko (2010), meneliti dengan judul yaitu : “Perancangan Ulang

Tata Letak Fasilitas Produksi di CV. Dimas Rotan Gatak Sukoharjo. Tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Merancang tata letak fasilitas produksi

Kerajinan rotan CV. Dimas Rotan di lokasi yang baru sehingga dapat

meminimalkan biaya material handling. Untuk penyelesaiannya digunakan

metode Blocplan (model matematis berbantuan sofware komputer). Metode

Page 30: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

18

Blocplan ini lebih memperhitungkan derajat kedekatan antar stasiun kerja,

membangun atau mengubah tata letak dengan mencari total jarak tempuh yang

minimal dilalui dalam perpindahan material dan proses ouput yang cepat secara

automatic search dalam menemukan solusi terbaik. Membuat form to chart aliran

material. Membuat form to chart jarak antar fasilitas. Menghitung material

handling cost (MHC). Menghitung produktifitas material handling. Dalam

penelitian ini dipilih satu layout usulan dengan hasil R–score tertinggi beserta

koordinatnya yaitu dipilih layout nomor 13 dengan nilai R-score 0,92. Dari layout

yang baru terbukti menurunkan ongkos penanganan bahan dari Rp 5.180.547,46

menjadi 3.178.996,00

Susetyo (2010), Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi dengan

Pendekatan Group Technology dan Algoritma Blocplan untuk Meminimasi

Ongkos Material Handlingmemproduksi berbagai macam produk logam.

Berdasarkan permasalahan yang ada, perancangan dilakukan dengan mengunakan

group teknologi yaitu mengelompokkan produk yang memiliki kesamaan desain

atau kesamaan karakteristik manufaktur atau gabungan dari keduanya. Hasil

pengelompokan ini berupa formasi mesin yang membentuk cell-cell. Metode

penyusunan mesin didalam cell ini menggunakan metode rank order clustering

(ROC). Sedangkan untuk menghitung jarak material handling dan ongkos

material handling menggunakan metode algoritma bolcplan yaitu menghitung

jarak rectilinear dan jarak euclidean.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa relayout yang dirancang lebih baik

dari layout. Relayout memiliki jarak rectilinear perpindahan material yang lebih

kecil, selisihnya 116 m atau penurunan jaraknya sebesar 13,36% dari kondisi

awal. Begitu juga dengan penurunan ongkos material handling berdasarkan jarak

rectilinear adalah Rp 18.900/hari atau penurunan ongkos ongkos material

handling sebesar 16%.

Page 31: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

19

III. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual

Penelitian ini diawali dengan melakukan studi tahap awal di CV Massitoh

Catering Services, yaitu mengenai struktur organisasi, ruang lingkup, tujuan serta

target yang ingin dicapai. Setelah itu dilakukan pengamatan terhadap lingkungan

dan fasilitas produksi perusahaan. Pengamatan dalam sistem produksi didasarkan

pada teori-teori mengenai tata letak dan penanganan bahan serta mengidentifikasi

terhadap tata letak yang ada.

Berdasarkan hasil pengamatan , dilakukan analisis mengenai kondisi bagian

produksi terutama pada tata letak dan kegiatan penanganan bahan. Pada penelitian

ini analisis yang digunakan adalah analisis Activity Relation Chart (ARC).

Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat hubungan antar aktivitas

produksi. Sementara untuk menyusun rancangan tata letak fasilitas produksi

digunakan analisis Peta Dari-Ke (From-To Chart). Analisis Peta Dari-Ke

menggunakan data masukan berupa aliran bahan, luas lantai, dan hubungan antara

aktivitas produksi.

Setelah mendapatkan data dan informasi kemudian dilakukan perbandingan

jika dilakukan perancangan ulang dengan menggunakan Unequal-Area Facility

Layout Problem UA-FLP, kemudian hasil dari perbandingan tersebut dijadikan

usulan kepada pihak manajemen. Jika dilakukan perancangan ulang hasilnya lebih

baik, maka perusahaan perlu melakukan perancangan ulang. Kerangka pemikiran

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 32: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

20

Tidak

Ya

Gambar 7. Kerangka Pemikiran

Perbandingan indikator

optimasi tata letak terhadap

kegiatan penanganan bahan

CV Massitoh Catering

Services

Pengamatan keadaan terkini

pada bagian produksi terkait

tata letak dan kegiatan

penaganan bahan

Perancangan ulang dengan

software UA-FLP

Analisis terhadap kondisi

saat ini dengan metode

Form-To Chart dan ARC

Usulan dan

rekomendasi

perbaikan

Lebih

baik ?

Page 33: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

21

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di CV. Massitoh Catering Services yang berlokasi

di perumahan Taman Pagelaran Jl. Anggrek Raya blok F-2 No. 9, Bogor.

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Agustus sampai Oktober 2011

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara mengenai organisasi dan

proses produksi. Selain itu juga melakukan pengamatan langsung kegiatan

produksi, kegiatan penanganan bahan serta melakukan pengukuran yang terkait

dengan tata letak seperti luas lantai dan jarak antar fasilitas produksi. Sedangkan

data sekunder berupa laporan produksi dan studi pustaka.

3.4 Metode Pengolahan Data

3.4.1 Analisis Activity Relationship Chart (ARC)

Metode ini menghubungkan aktivitas-aktivitas secara berpasangan sehingga

semua aktivitas akan diketahui tingkat hubungannya. Hubungan aktivitas dapat

ditinjau dari sisi keterkaitan secara organisasi, keterkaitan aliran, keterkaitan

lingkungan dan keterkaitan proses. ARC disusun berdasarkan alasan–alasan

tertentu dan tingkat kepentingan yang disimbolkan dengan huruf A, I, E, O, U,

dan X. Huruf-huruf tersebut menunjukkan bagaimana aktivitas dari setiap stasiun

kerja akan mempunyai hubungan secara langsung atau erat kaitannya dengan satu

sama lain. Simbol-simbol yang seringdigunakan untuk menunjukkan derajat

keterkaitan aktivitas adalah sebagai berikut:

A = Mutlak perlu (Absolutely necessary)

E = Sangat penting (Especially important)

I = Penting (Important)

O = Cukup/biasa (Ordinary)

U = Tidak penting (Uninmportant)

X = Tidak dikehendaki (Undesirable)

Page 34: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

22

Langkah-langkah dalam menyusun diagram keterkaitan meliputi:

1. Mendaftarkan semua ruangan dan fasilitas.

2. Memasukan nomor kegiatan dari peta keterkaitan pada tiap kolom untuk

memnunjukan derajat kedekatan dengan kegiatan.

3. Melanjutkan prosedur untuk setiap baris pada lembar kerja, sampai seluruh

kegiatan tercatat.

4. Memasukan nama-nama kegiatan yang telah ditentukan dengan

menggunakan formulir diagram kegiatan.

5. Mengalirkan angka-angka dari kolom-kolom lembar kerja ke sudut-sudut

model kegiatan tadi dengan menggunakan formulir.

6. Memindahkan model kegiatan dari formulir.

7. Menyusun model kedalam sebuah diagram keterkaitan kegiatan.

Pasangkan A terlebih dahulu, kemudian E dan seterusnya, dalam susunan

paling sesuai.

8. Menyalin susunan terakhir ke atas kertas berkotak (diagram keterkaitan

kegiatan).

3.4.2 Analisis Tata Letak Dengan Peta Dari-Ke (from-to chart)

Analisis kuantitatif aliran bahan akan diukur berdasarkan kuantitas material

yang dipindahkan seperti berat, volume, jumlah unit dan satuan kuantitatif

lainnya. Peta yang umum digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif ini

adalah from to chart. Teknik ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi di mana

banyak items yang mengalir melalui suatu area. Angka - angka yang terdapat

dalam suatu from to chart akan menunjukkan total dari berat beban yang harus

dipindahkan, jarak perpindahan bahan, volume atau kombinasi-kombinasi dari

faktor-faktor ini.

3.4.3 Penggunaan Software Unequal-Area Facility Layout Problem (UA-FLP)

Plant Layout Problem (Tata Letak Pabrik, TLP) atau yang lebih populer

dengan Unequal-Area Facility Layout Problem (UA-FLP) adalah permasalahan

optimasi dalam tata letak fasilitas. Dalam UA-FLP diasumsikan ada sebuah

fasilitas dengan panjang dan lebar tertentu. Selain itu ada sejumlah departemen

ingin dialokasikan ke dalam fasilitas tadi. Tiap departemen diketahui hanya

Page 35: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

23

memiliki luasan tertentu, belum memiliki panjang dan lebar yang tetap. Akan

tetapi, ada rasio maksimum antara panjang dan lebar departemen (MAR,

Maximum Aspect Ratio), atau minimum panjang dan lebar untuk tiap departemen.

Untuk sebagian pasangan departemen, ada hubungan kedekatan yang biasanya

ditunjukkan dengan aliran material. Jika besaran aliran material dikalikan biaya

perpindahannya besar, maka kedua departemen tersebut harus diletakkan

berdekatan.

Page 36: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Umum dan Perkembangannya

CV Massitoh Catering Services adalah sebuah perusahaan yang bergerak di

bidang jasa boga yang terletak di Perumahan Taman Pagelaran Jalan Anggrek

Raya Blok F-2 No. 9 Kota Bogor Jawa Barat. Perusahaan ini didirikan pada

tanggal 12 November 1999 oleh Hj. Massitoh dengan Akta Notaris Nomor

08/CN/PR/P/1999/PN. Bogor.

CV Massitoh Catering Services melayani pesanan dari perusahaan-

perusahaan sebagai penyelenggara makanan bagi karyawan perusahaan tersebut.

Selain itu juga CV Massitoh Catering Services melayani pelanggan untuk

berbagai acara pernikahan, perayaan tertentu, atau pesta-pesta yang diadakan atau

dipesan oleh konsumen secara individual. Sampai saat ini ada beberapa

perusahaan yang masih dan telah bekerja sama dengan CV Massitoh Catering

Services diantaranya adalah:

1. PT. Good Year Indonesia

2. PT. Branta mulia Tbk

3. PT. Holcim Indonesia

4. Telkomsel

5. PT. Mercedes Benz Indonesia

6. PT. Boehringer Ingelheim

7. PT. Astra Aoutoparts

Untuk memberikan pelayanan yang terbaik CV Massitoh Catering Services

berkomitmen menjaga dan meningkatkan sistem dan standar yang

berkesinambungan untuk menghasilkan produk makanan yang berkualitas dan

memenuhi kebutuhan dan harapan para pelanggan. Adapun visi dari CV. Massitoh

Catering Services adalah menjadikan perusahaannya sebagai perusahaan jasa

boga terkemuka yang mengutamakan mutu dan kepuasan pelanggan serta

mengedepankan proses produksi yang halal, bersih, sehat berkualitas dan inovatif.

Sedangkan misi adalah untuk mengolah dan menyediakan mutu jasa boga yang

Page 37: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

25

tinggi dan perkembangan keterampilan kinerja sumber daya manusia untuk

mendukung kebutuhan dan kemauan pelanggan secara keseluruhan.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, CV. Massitoh Catering Sevices

didukung oleh karyawan-karyawan yang produktif dan terampil dan telah

melakukan berbagai proses sertifikasi, diantaranya adalah:

1. Sertifikasi kelayakan hygiene jasa boga

2. Sertifikasi uji laboratotium

3. Sertifikasi halal

4.1.2 Struktur Organisasi

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana

orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,

terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang,

material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data dan lain sebagainya

yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Dalam suatu organisasi dibutuhkan personel yang tepaat dengan pekerjaannya

untuk menjalankan tugas yang bisa mencapai tujuan organisasi tersebut. CV.

Massitoh Catering Services dipimpin oleh Komisaris dan Direktur, kemudian

General Manager dan Marketing membawahi 5 departemen. Bagan dari struktur

organisasi CV. Massitoh Catering Services dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 38: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

26

Gambar 8. Struktur Organisasi CV. Massitoh Catering Services

Uraian tugas dari struktur organisasi CV. Massitoh Catering Services adalah

sebagai berikut :

1. Komisaris

Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan. Tugas

komisaris adalah menentukan kebijakan yang menyangkut kegiatan dan

masa depan perusahaan, memberhentikan pengurus serta mengembangkan

atau pun membubarkan perusahaan.

2. Direktur

a. Memimpin dan menjalankan roda perusahaan secara menyeluruh dan

mempertanggung jawabkan kelangsungan hidup perusahaan.

b. Melakukan motivasi serta menggerakkan bawahan untuk kelangsungan

hidup perusahaan

c. Mengontrol jalannya aktivitas perusahaan.

d. Menentukan kebijakan teknis dan manajemen dalam operasional

perusahaan.

Page 39: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

27

3. General Manager & Marketing

a. Bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan.

b. Bertanggung jawab kepada Direktur terhadap keputusan-keputusan yang

telah ditetapkan dalam produk penjualan.

c. Mengemban tugas dari Direktur.

d. Menerima laporan dari bawahan.

e. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi

sistem pemasaran yang digunakan.

f. Melakukan penelitian dan pengontrolan terhadap tingkat penjualan

produk perusahaan.

4. Manajer Produksi

a. Mempunyai tanggung jawab yang meliputi seluruh aspek yang mencakup

perancangan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengontrolan produksi.

b. Melaksanakan agar hasil produksi sesuai dengan mutu yang baik dan

waktu telah ditetapkan.

c. Mengambil pemecahan masalah apabila terdapat penyimpangan dalam

bagian produksi.

5. Manajer Accounting

a. Mempunyai tanggung jawab mencatat, mengklasifikasi, meringkas,

mengolah, dan menyajikan data, transaksi keuangan perusahaan.

b. Membentuk laporan terhadap hasil pemeriksaan keuangan untuk jangka

pendek, menengah, dan jangka panjang.

c. Membuat laporan rugi laba, perubahan modal dan laporan neraca

perusahaan.

6. Manajer Keuangan

Mempunyai tanggung jawab kepada Direktur untuk mengatur seluruh

keuangan perusahaan.

7. Manajer Pembelian

Mempunyai tanggung jawab kepada Direktur untuk mengatur, mengawasi,

dan mencatat seluruh pembelian bahan-bahan baku produksi.

8. Manajer HRD & General Affair

Page 40: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

28

a. Bertanggung jawab terhadap terhadap rekrutmen dan pemutusan kerja

terhadap karyawan.

b. Mempunyai tanggung jawab kepada Direktur untuk mengatur kinerja

karyawan.

c. Bertanggung jawab absensi dan penetapan gaji karyawan.

d. Bertanggung jawab mengelola kebutuhan dan fasilitas yang ada di dalam

perusahaan.

e. Bertanggung jawab mengatur operasional semua lini perusahaan.

4.1.3 Ketenagakerjaan

CV. Massitoh Catering Services memiliki karyawan berjumlah 65 orang

dan merupakan tenaga kerja tetap. Tenaga kerja yang direkrut umumnya adalah

warga sekitar perusahaan. Sistem hari kerja yang diterapkan pada CV. Massitoh

Catering Services dari hari senin sampai minggu. Waktu kerja pada bagian staf

dimulai pukul 08.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat 1 jam yaitu pada pukul

12.00 – 13.00 WIB. Pada hari sabtu dan minggu terkadang libur atau masuk kerja

disesuaikan dengan kebutuhan kantor. Untuk bagian produksi waktu kerja dibagi

dalam 3 shift karena proses produksi berlangsung 21 jam. Pembagian waktu kerja

adalah sebagai berikut:

a) Shift 1, bekerja dari pukul 22.00 – 07.00 WIB

b) Shift 2, bekerja dari pukul 08.00 – 16.00 WIB

c) Shift 3, bekerja dari pukul 17.00 – 21.00 WIB

4.1.4 Proses Produksi

CV. Massitoh Catering Services memproduksi makanan dengan jumlah

porsi perharinya untuk bulan September - Oktober sekitar 1445 porsi yang dibagi

dalam 3 jadwal pengerjaan. Menu yang dibuat perharinya pun selalu bervariasi

sesuai pesanan. Akan tetapi ada beberapa menu favorit salah satunya adalah

Ayam Bakar Kecap, yang terdiri dari nasi putih, ayam bakar, sayur asem, tempe,

sambal, kerupuk dan buah semangka sebagai penutupnya. Dalam proses

produksinya semua bahan baku dibeli pada hari itu juga, tapi ada juga beberapa

bahan yang sudah tersedia didalam gudang seperti bumbu, semangka, dan beras.

Page 41: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

29

Akan tetapi dalam penelitian ini diasumsikan seluruh bahan baku disimpan

terlebih dahulu pada gudang masiing-masing sesuai jenisnya

Urutan proses produksi menu Ayam Bakar Kecap adalah sebagai berikut:

1. Bahan-bahan yang sudah dibeli masuk ke ruang penerimaan untuk

dicatat oleh petugas penerimaan barang.

2. Setelah itu bahan baku disimpan ke gudang bahan baku masing masing

sesuai dengan jenisnya.

3. Kemudian bahan-bahan yang dibutuhkan disiapkan untuk dibawa ke

dapur.

4. Bahan-bahan kemudian dipisah-pisahkan sesuai dengan jenisnya seperti

daging ayam, sayuran, beras dan bumbu.

5. Untuk daging ayam, setelah dipisahkan kemudian dicuci pada ruang

pencucian.

6. Untuk Beras, dicuci terlebih dahulu sebelum dimasak dan

membutuhkan waktu selama satu setengah jam untuk matang menjadi

nasi.

7. Untuk sayuran dipotong-potong terlebih dahulu sebelum dicuci. Akan

tetapi untuk sayuran wortel dan kentang harus dikupas kulitnya terlebih

dahulu.

8. Bahan bumbu seperti bawang dan lengkuas sebelum diracik dengan

bumbu yang lainnya harus dipotong-potong dan dicuci terlebih dahulu.

9. Untuk cabai dan tomat sebelum digoreng terlebih dahulu dicuci.

10. Meracik bumbu-bumbu.

11. Tempe dipotong-potong untuk membuat tempe goreng.

12. Ayam yang sudah dicuci kemudian dicampurkan dengan bumbu yang

sudah diracik kemudian diungkep dengan kuali yang besar.

13. Tempe yang sudah dipotong-potong kemudian dicampurkan dengan

bumbu yang sama dengan bumbu untuk ayam kemudian didiamkan

agar bumbunya meresap.

14. Sayuran yang sudah dicuci kemudian dimasukan kedalam panci besar

dan dicampurkan dengan bumbu yang sudah diracik kemudian dimasak.

Page 42: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

30

15. Cabai dan tomat setelah dicuci kemudian digoreng dalam kuali yang

besar.

16. Setelah digoreng kemudian cabai dan tomat dimasukkan kedalam mesin

giling untuk dijadikan sambal.

17. Ayam yang sudah selesai diungkep kemudian dibakar.

Setelah semua masakan selesai dimasak, kemudian dimasukkan ke dalam

box plastik untuk dikemas. Ada dua macam pengemasan, yang pertama

pengemasan dengan rantang plastik dan yang kedua dengan box plastik.

Pengemasan dengan box plastik bertujuan untuk memudahkan pengiriman ke

perusahaan yang menginginkan penyajian makanan dengan cara prasmanan.

4.2 Tata Letak Pada CV. Massitoh Catering Services

CV. Massitoh Catering Services memiliki luas sekitar 569 m2 dibagi

menjadi dua bangunan yang terpisah dengan jarak sekitar 60 m. Untuk bangunan

pertama merupakan bangunan utama yang terdiri dari kantor dan beberapa ruang

penyimpanan bahan baku dan peralatan. Sementara untuk bangunan kedua dengan

luas sekitar 144 m2 merupakan tempat untuk memasak. Untuk lebih jelasnya bisa

dilihat pada Gambar 9 dan Gambar 10.

Page 43: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

31

Gambar 9. Denah Bagunan 1

Bangunan pertama memiliki luas sekitar 425 m2, bangunan ini sebenarnya

adalah 2 rumah yang dijadikan satu sehingga layout bangunan tersebut masih

mengikuti layout bangunan awal namun sudah ada perubahan. Dari gambar

tersebut bisa dijelaskan letak gudang kering, gudang buah dan gudang beku saling

berdekatan, hal tersebut dikarenakan untuk mempermudah pengawasan.

Page 44: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

32

Gambar 10. Denah Bangunan 2

Berdasarkan Gambar 9 dan Gambar 10, maka pada CV. Massitoh Catering

Services terbagi beberapa stasiun kerja antara lain

1. Ruang penerimaan

2. Gudang bahan pokok

3. Gudang sayur

4. Gudang beku

5. Gudang buah

6. Gudang peralatan makan

7. Gadang peralatan masak

8. Tempat pencucian bahan makanan

9. Tempat pencucian peralatan makan

10. Tempat pencucian peralatan masak

11. Area memasak

12. Ruang penyiapan masakan matang

13. Ruang pengemasan

Page 45: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

33

Berdasarkan proses produksi yang ada pada CV. Massitoh Catering

Services, maka tata letak yang ada digolongkan kedalam tata letak berdasarkan

proses, ini dikarenakan jenis produk yang bervariasi. Kekurangan dari tata letak

pabrik yang sekarang adalah pengaturan tata letak tiap stasiun kerja yang belum

sesuai, karena belum memperhitungkan derajat tingkat hubungan antar stasiun

kerja, terlihat dari letak area memasak yang jauh dari gudang bahan baku dimana

hal tersebut dapat mempengaruhi lamanya proses produksi. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut, pihak manajemen ingin merancang ulang tata letak stasiun

kerja dengan memindahkan semua stasiun kerja yang berada di gedung 2 ke

gedung 1 agar kegiatan produksi bisa berjalan dengan lancar.

4.3 Analisis Peta Dari-Ke (From To Chart)

From To Chart merupakan suatu teknik yang digunakan dalam perencanaan

layout. Chart ini sangat menolong, khususnya pada problem dimana banyak item

(part) yang melintasi daerah kerja. Chart ini juga sangat berguna sebagai alat

untuk merencanakan hubungan yang optimum dari daerah-daerah kerja.

Sebelum melakukan analisis Peta Dari-Ke, terlebih dahulu ditentukan

stasiun kerja/departemen yang ada. Berdasarkan gambar tata letak dan urutan

proses produksi, maka pada CV. Massitoh Catering Services terdapat 13 stasiun

kerja/departemen. Luas tiap departemen ditunjukkan pada Tabel 2. Pada Tabel 2

bisa dijelaskan bahwa total luas keseluruhan luas adalah 259,74 m2

dan luas

stasiun kerja K memiliki luas terbesar yaitu 52 m2. Hal ini karena stasiun kerja

tersebut merupakan pusat dari kegiatan proses produksi pada CV. Massitoh

Catering Services.

Page 46: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

34

Tabel 2. Luas Departemen

Nama Stasiun Kerja/Departemen Luas Area (m2)

A. Ruang Penerimaan 10.89

B. Gudang Kering/Sembako 13.2

C. Gudang Sayur 9

D. Gudang Beku 17

E. Gudang Buah 10.5

F. Gudang Peralatan Makan 25.75

G. Gudang Peralatan Masak 7.5

H. Tempat Pencucian Bahan Makanan 10.5

I. Tempat Pencucian Peralatan Makan 45

J. Tempat Pencucian Peralatan Masak 15

K. Area Masak 52.9

L. Area Penyimpanan Masakan Matang 10.5

M. Ruang Pengemasan 32

Total 259.74

Langkah pertama dalam penyusunan metode ini adalah menentukan

kuantitas dan urutan produksi. Jumlah material yang dipindahkan adalah

kebutuhan bahan dalam seharinya untuk memenuhi 1445 porsi. Bahan-bahan yang

dibutuhkan merupakan bahan-bahan untuk membuat menu ayam bakar kecap,

jumlah bahan merupakan jumlah rata-rata yang dibutuhkan per hari. Selain itu

juga peralatan makan berupa rantang plastik serta peralatan-peralatan memasak

dimasukkan kedalam aliran material karena peralatan makan dan peralatan

memasak merupakan material yang berpindah pada stasiun kerja dan merupakan

material pendukung.

Page 47: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

35

Tabel 3. From-To Chart

Bahan/Barang Jumlah

Rata-

rata/Hari

(Kg)

Urutan Proses

1. Beras 160 ABHKLM

2. Ayam 150 ADHKLM

3. Sayur (Wortel, Kentang, Buncis,

Kol, Tomat, B. Merah, B. Putih,

B. Bombay, D. Bawang, Seledri,

Tempe, Cabai)

385 ACHKLM

4. Kerupuk 25 ABKLM

5. Buah (Semangka) 155 AEHKLM

6. P. Makan (Rantang Plastik) 362 IFM

7. P. Masak (Dandang, Panci,

Penggorengan, Saringan,

Centong, Sendok Sayur, Sodet)

30 JGK

Tabel 3 menunjukan nama bahan dan barang yang dibutuhkan untuk mebuat

menu ayam bakar kecap sebanyak 1445 porsi. Urutan proses dimulai dari ruang

penerimaan dan berakhir di ruang pengemasan. Untuk peralatan makan dan

perlengkapan masak merupakan material penunjang produksi, dan tujuannya

dimasukkan kedalam metode ini adalah untuk memudahkan pengerjaan dengan

software.

Langkah berikutnya adalah menjumlahkan bahan baku yang mengalir antar

stasiun kerja. Perpindahan material antar departemen merupakan jumlah dari jenis

bahan baku yang mengalami proses pada satu stasiun kerja yang sama. Jumlah

material yang dipindahkan antar stasiun kerja dijelaskan pada Tabel 3.

Page 48: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

36

Tabel 4. Jumlah Material yang Dipindahkan Antar Stasiun Kerja.

Ke

Dari

A B C D E F G H I J K L M

A 185 385 150 155

B 160 25

C 385

D 150

E 155

F 362

G 30

H 850

I 362

J 30

K 875

L 875

M

Tabel 4. menunjukkan jumlah perpindahan bahan dan barang antar stasiun

kerja setiap harinya. Misalnya, jumlah bahan yang dipindahkan dari stasiun kerja

H (T. Pencucian Bahan) menuju stasiun kerja K (Area Memasak) setiap harinya

sebanyak 875 Kg. Jumlah tersebut diperoleh dari total bahan yang diterima dari

Tempat Pencucian Bahan berupa beras sebanyak 160 Kg, sayur-sayuran sebanyak

385 Kg, ayam sebanyak 150 Kg dan buah semangka sebanyak 155 Kg.

Selanjutnya menentukan titik pusat antar stasiun kerja untuk menentukan

jarak perpindahan antar stasiun kerja atau stasiun kerja. Pengukuran jarak

dilakukan dengan menggunakan pegukuran rectilinier dan pada pengukuran jarak

masing-masing tidak memperhatikan adanya aisle (lintasan), sehingga

pengukuran dilakukan secara langsung dari masing-masing titik tengah stasiun

kerja. Berdasarkan Gambar 9 dan Gambar 10, maka jarak suatu stasiun kerja satu

dengan stasiun kerja yang lain dapat ditentukan, masing-masing stasiun kerja

dicari titik pusatnya yaitu (0.0) dari x dan y. Berdasarkan perhitungan tersebut

maka diperoleh titik pusat masing-masing stasiun kerja sebagai berikut:

Departemen A (Xa,Ya) = (5.15, 6.95)

Departemen B (Xb,Yb) = (8.8, 6.85)

Page 49: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

37

Departemen C (Xc,Yc) = (7.5, 5)

Departemen D (Xd,Yd) = (13, 6.9)

Departemen E (Xe,Ye) = (7.3, 13.25)

Departemen F (Xf,Yf) = (22.425, 14.5)

Departemen G (Xg,Yg) = (10.5, 8.25)

Departemen H (Xh,Yh) = (10.5, 5.25)

Departemen I (Xi,Yi) = (6, 2.5)

Departemen J (Xj,Yj) = (4.5, 2.5)

Departemen K (Xk,Yk) = (5.049, 9.368)

Departemen L (Xl,Yl) = (4.5, 6.75)

Departemen M (Xm,Ym) = (13, 11.8)

Setelah titik pusat ditentukan, kemudian perhitungan jarak antar departemen

bisa dilakukan dengan Metode Rectilinier. Perhitungan jarak tersebut bisa dilihat

pada Lampiran 1. Berdasarkan perhitungan tersebut maka jarak antar pusat stasiun

kerja dapat dilihat pada Tabel 5 yang menunjukkan jarak antar stasiun kerja,

sehingga bisa dilihat total jarak yang ditempuh oleh material yang diproses untuk

membuat 1445 porsi dalam sehari.

Page 50: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

38

Tabel 5. Jarak Tempuh Material Antar Departemen

Dari Ke Jarak (m)

A B 3.75

A C 69.3*

A D 7.9

A E 8.45

B H 66.268*

B K 63.3*

C H 3.25

D H 64.15*

E H 71.2*

F M 12.125

G K 6.569

H K 9.569

I F 28.425

J G 11.75

K L 3.167

L M 73.55*

TOTAL 502.723

Ket (*) jarak antar stasiun kerja atau departemen berbeda bangunan dengan jarak

sekitar 60m.

Dari Tabel 5 bisa dijelaskan bahwa dalam proses produksi dalam sehari,

material atau bahan menempuh jarak 502,723 meter. jarak tersebut sangat besar

dikarenakan lokasi bangunan terbagi menjadi dua bagian dengan jarak 60 meter.

4.4 Analisis Activity Relation Chart (ARC)

Pembuatan Activity Relation Chart (ARC) didapat dari data-data urutan

aktivitas dalam proses produksi yang akan dihubungakan secara berpasangan

untuk mengetahui tingkat hubungan antar aktivitas tersebut. Hubungan tersebut

ditinjau dari beberapa aspek diantaranya adalah hubungan keterkaitan secara

organisasi, aliran material, peralatan yang digunakan, manusia, informasi, dan

keterkaitan lingkungan. Activity Relation Chart (ARC merupakan peta keterkaitan

aktivitas yang berupa belah ketupat yang terdiri dari 2 bagian yaiti bagian atas

yang menunjukkan simbol derajat keterkaitan antar dua departemen sedangkan

bagian bawah merupakan alasan yang dipakai untuk mengukur derajat

keterkaitan.

Page 51: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

39

Tempat penerimaan mutlak dekat dengan gudang bahan pokok, gudang

sayur, gudang beku, dan gudang buah karena proses yang berurutan

(disimbolkan huruf A).

Gudang sayur, gudang buah, gudang beku mutlak dekat dengan tempat

pencucian bahan makanan (disimbolkan huruf A).

Tempat pencucian bahan makanan mutlak dekat dengan area masak

(disimbolkan huruf A).

Area masak mutlak dekat dengan ruang penyimpanan masakan jadi

(disimbolkan huruf A).

Ruang penyimpanan masakan jadi mutlak dekat dengan ruang pengemasan

(disimbolkan huruf A).

Tempat pencucian peralatan makan mutlak dekat dengan gudang peralatan

makan (disimbolkan huruf A).

Tempat pencucian peralatan masak mutlak dekat dengan gudang peralatan

masak (disimbolkan huruf A).

Gudang peralatan makan mutlak dekat dengan ruang pengemasan

(disimbolkan huruf A).

Berdasarkan derajat hubungan antar aktivitas dan alasannya, maka peta

hubungan keterkaitan aktivitas (ARC) untuk 13 stasiun kerja selengkapnya pada

Gambar 11. Sedangkan alasan derajat kedekatan antar stasiun kerja dijelaskan

pada Tabel 6.

Tabel 6. Alasan Hubungan Antar Departemen

Kode Alasan

1 Urutan proses

2 Kemudahan pengawasan

3 Perpindahan alat

4 Aliran informasi

5 Karyawan yang sama

6 Bau, kontaminasi

Page 52: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

40

Gambar 11. Diagram Keterkaitan Aktifitas

Dari Gambar 11 diatas menunjukan hubungan keterkaitan aktivitas antar

departemen berdasarkan alasan yang ditunjukkan Tabel 6 misalkan ruang

penerimaan harus mutlak dekat dengan gudang bahan pokok, gudang sayur,

gudang buah, gudang beku karena alasan urutan proses, kemudahan pengawasan,

dan aliran informasi.

4.5 Penentuan Luas Area yang Dibutuhkan

Sebelum merancang layout usulan, terlebih dahulu harus diperhatikan

penentuan kebutuhan luas ruangan, hal - hal yang diperlukan dalam penentuan

kebutuan luas area yang dibutuhkan yaitu kebutuan tingkat produksi (production

rate), peralatan yang dibutuhkan untuk proses produksi dan karyawan yang

dibutuhkan. Dalam penentuan kebutuan luas ruangan proses produksi CV

Massitoh Catering Services, peneliti mengunakan “ metode fasilitas industri”

yaitu metode penentuan kebutuan ruangan berdasarkan fasilitas produksi dan

fasilitas pendukung proses produksi yang dipergunakan. Luas ruangan dihitung

Page 53: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

41

dari ukuran masing masing jenis mesin atau perlatan yang digunakan dikalikan

dengan jumlah mesin peralatann tersebut ditambah dengan kelonggaran untuk

operator dan gang (aisle). Pada penentuan kebutuhan luas ini diasumsikan jumlah

porsi yang diproduksi sebanyak 1445 porsi dan tidak perencanaan untuk

penambahan kapasitas produksi. Untuk tiap mesin atau fasilitas pendukung

digunakan teloransi 0,5 - 1 meter pada setiap sisi mesin, dan untuk kelonggaran

operator (allowance = 50%) berdasarkan referensi dari buku (James M apple,

1990). Berikut ini akan di berikan perhitungan untuk menentukan luas area yang

dibutuhkan sebagai berikut:

1) Ruang penerimaan

Pembelian bahan baku pada CV. Massitoh Catering Services dilakukan

dalam periode waktu tertentu seperti per satu hari, per dua hari atau per satu

minggu tergantung jenis bahan bakunya dan jumlah persediaan di gudang. Untuk

menentukan luas ruang peneriamaan, peneliti mengasumsikan pembelian bahan

baku dilakukan setiap hari untuk menu ayam bakar kecap. Bahan baku yang dibeli

antara lain beras, ayam, sayur (wortel, kentang, buncis, kol, tomat, bawang merah,

bawang putih, bawang bombay, dau bawang, seledri, tempe dan cabai), kerupuk

dan buah (semangka).

Untuk beras memiliki dimensi yaitu 70 x 40 x 20 cm = 56000cm3 untuk

ukuran berat 60 kg per karung. Jika disesuaikan dengan kebutuhan porsi

perhari sebanyak 160 kg maka jumlah karung yang diterima sebanyak 2,6

karung atau untuk mempermudah perhitungan dibulatkan menjadi 3 karung

Jadi volume totalnya adalah 56000cm3 x 3 = 168000 cm

3 . Untuk luas yang

dibutuhkan adalah:

Tinggi karung = 70 cm

Panjang karung = 40 cm

Lebar karung = 20 cm

Luas yang dibutuhkan = 3(40 x 20) = 2400 cm2

Untuk dimensi ayam diasumsikan seluruh ayam dimasukkan kedalam bok

plastik dengan ukuran panjang = 70 cm lebar = 50 cm dan tinggi = 30 cm

Page 54: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

42

yang dapat menampung ayam sebanyak 50 kg. karena kebutuhan untuk menu

ini sebanyak 150 kg maka membutuhkan tiga bok plastik sehingga luas yang

dibutuhkan adalah: 3(70 x 50 cm) = 10500 cm2

Untuk dimensi sayur, diasumsikan seluruh sayur dimasukkan ke dalam bok

plastik dimana sayur sebanyak 385 kg dimasukkan ke 10 bok . ukuran bok

tersebut sama seperti yang digunakan pada ayam. Sehingga luas yang

dibutuhkan adalah: 10(70 x 50 cm) = 35000 cm2.

Untuk kerupuk dimensinya adalah tinggi = 35 cm lebar = 15 cm dan panjang

= 20 cm untuk ukuran 25 kg per kemasan. Sehingga luas yang dibutuhkan

adalah: 20 x 15 cm = 300 cm2.

Untuk dimensi buah diasumsikan seluruh buah dimasukkan kedalam peti

berukuran panjang = 80 cm lebar = 75 cm dan tinggi 65 cm yang bisa

memuat sebanyak 35 kg buah semangka. Kebutuhan sehari buah adalah

sebanyak 155 kg sehingga buah semangka dimasukkan ke 5 peti. Luas yang

dibutuhkan adalah: 5(80 x 75 cm)= 28000 cm2.

Total kebutuhan luas adalah 2400 + 10500 + 35000 + 300 + 28000 =

76200 cm2 = 7,62 m

2. Kebutahan luas untuk ruang penerimaan setelah

ditambahkan kelonggaran 50% adalah = 7,62 x 150% = 11,43 m2.

2) Gudang bahan pokok

Gudang ini digunakan untuk menyimpan bahan – bahan seperti beras,

tepung, minyak goreng, bumbu – bumbu, kerupuk, kecap dan telur. Didalam

gudang ini sudah disediakan 5 buah lemari yang berfungsi untuk menyimpan

bahan – bahan seperti bumbu – bumbu, kerupuk dan kecap. Penulis

mengasumsikan lemari – lemari tersebut dapat menampung persediaan selama

satu minggu. Pada gudang bahan pokok telah disediakan area penyimpanan

tepung dengan ukuran 50 x 50 cm. Kemudian juga disediakan juga area untuk

menyimpan minyak goreng dengan ukuran 70 x 70 cm yang dapat menampung

9 dirigen minyak goreng dengan kapasitas 16 kg. kemudian disediakan juga

area untuk menyimpan peti telur dengan ukuran 55 x 35 cm, lahan ini cukup

untuk menyimpan 5 peti yang ditumpuk. Selain itu juga tersedia area untuk

Page 55: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

43

menyimpan beras dengan ukuran 2 x 1 m. Sehingga luas yang dibutuhkan

adalah:

Luas lemari: 2 lemari dengan ukuran yang sama panjang = 220 cm,

lebar = 50 cm dan tinggi = 100 cm, sehingga kebutuhan luasnya adalah:

2(220 x 50) cm = 22000 cm2. Sedangkan 3 lemari (misalkan lemari P Q

R) sisanya mempunyai ukuran yang berbeda, untuk lemari P ukurannya

adalah p = 240 cm, l = 45 cm dan t = 200 cm, sehingga luasnya = 240 x

45 cm = 10800 cm2. Lemari Q mempunyai ukuran p = 100 cm, l = 60

cm dan t = 200 cm, sehingga luasnya = 100 x 60 cm = 6000 cm2.

Ukuran lemari R adalah p = 90 cm, l = 60 cm dan t = 150 cm, sehingga

luasnya = 90 x 60 = 5400 cm2. Kebutuhan luas lemari keseluruhan

adalah = 22000 + 10800 + 6000 + 5400 = 44200 cm 2.

Luas area – area penyimpanan: luas area penyimpanan tepung = 50 x 50

cm = 2500 cm2. Luas area penyimpanan minyak goreng = 70 x 70 cm =

4900 cm2. Luas area penyimpanan telur = 55 x 35 cm = 1925 cm

2. Uas

area penyimpanan beras = 200 x 100 cm = 20000 cm3. Sehingga luas

keseluruhan adalah = 2500 + 4900 + 1925 + 20000 = 29325 cm2.

Kebutuhan luas keseluruhan adalah = 44200 + 29325 = 73525 cm2.

Kebutuhan luas gudang bahan pokok setelah ditambah kelonggaran 50% =

73525 x 150% = 110287,5 cm2 = 11,029 m

2.

3) Gudang sayur

Pada gudang sayur tidak dilakukan penyimpanan bahan karena untuk

mencegah kerusakan. Gudang ini hanya untuk menyimpan bahan yang dibeli

pada hari itu juga. Di gudang terdapat sebuah lemari dan sebuah meja untuk

menyimpan bahan. Ukuran lemari tersebut adalah p = 140 cm, l = 70 cm dan t

= 170 cm, sehingga luasnya = 140 x 70 cm = 9800 cm2. Ukuran meja adalah

p= 210cm, l = 95cm dan t = 75 cm, sehingga luasnya adalah = 210 x 95 cm =

19950 cm2. Selain itu pada gudang ini disediakan area untuk mengupas sayur

dengan ukuran 200 x 200 cm, sehingga luasnya adalah = 200 x 200 cm =

40000 cm2. Kebutuhan luas total adalah = 9800 + 19950 + 40000 = 69750 cm

2.

Page 56: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

44

Kebutuhan luas untuk gudang sayur setelah ditambah kelonggaran 50% adalah

= 69750 x 150% = 104625 cm2 = 10,462 m

2.

4) Gudang beku

Pada gudang beku disediakan lemari pendingin untuk menyimpan bahan

baku daging sapid an ayam. Lemari pendingin yang disediakan ada 5 buah (

misal A, B, C, D dan E) dengan ukuran yang berbeda – beda. Ukuran dan luas

masing –masing adalah:

Lemari pendingin A: ukuran = p = 125 cm, l = 65 dan t = 80cm

luas = 125 x 65 cm = 8125 cm2.

Lemari pendingin B: ukuran = p = 110 cm, l = 50 cm dan t = 80 cm

luas = 110 x 50 cm = 5500 cm2.

Lemari pendingin C: ukuran p = 160 cm, l = 60 cm dan t = 80 cm

luas = 160 x 60 cm = 9600 cm2.

Lemari pendingin D dan E: ukuran = p = 170 cm, l = 65 cm dan t = 95

cm luas = 2(170 x 65 cm) = 22100 cm2.

Kebutuhan luas total adalah = 8125 + 5500 + 9600 + 22100 = 45325cm2.

Setelah ditambahkan kelonggaran 50% adalah = 45325 x 150% = 67987,5 cm2

= 6,799 m2.

5) Gudang buah

Pada gudang buah, buah yang disimpan hanyalah jenis buah yang tahan

lama seperti semangka dan melon. Di gudang ini disediakan dua lemari yang

dapat menampung buah semangka sebanyak 170 kg untuk masing – masing

lemari. Selain itu juga disediakan area untuk menyimpan peti buah yang

nantinya digunakan untuk menyimpan sementara buah – buahan seperti jeruk

dan apel. Ukuran dan luas lemari serta area penyimpanan peti antara lain:

Lemari buah: p = 200 cm, l = 65 cm dan t = 200 cm

Luas dua lemari = 2(200 x 65) cm = 26000 cm2.

Luas area peti = 150 x 100 cm = 15000cm2.

Total kebutuhan luas = 26000 + 15000 cm2 = 41000 cm

2. Sehingga jika

ditambahkan kelonggaran 50% adalah = 41000 x 150% = 61500 cm2 = 6,15 m

2

Page 57: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

45

6) Gudang peralatan makan

Di gudang peralatan makan ini terdapat 4 buah lemari yang befungsi

untuk menyimpan peralatan makan seperti rantang plastik, sendok, garpu,

sendok sayur, piring, gelas dan peralatan makan yang lain. Ukuran keempat

lemari tersebut sama yaitu p = 300 cm, l = 50 cm dan t = 190 cm. Sehingga

luas dari keempat lemari tersebut adalah = 4(300 x 50 cm) = 30000 cm2. Selain

itu juga disediakan area untuk menyimpan peralatan makan lain yang tidak

dapat disimpan ke lemari dengan ukuran p = 200 cm dan l = 100 cm, sehingga

luasnya adalah 20000 cm2. Total kebutuhan luasnya adala = 30000 + 20000

cm2 = 50000 cm

2, dan setelah ditambahkan kelonggaran 50% adalah = 50000 x

150% = 75000 cm2 = 7,5 m

2

7) Gudang peralatan masak

Pada gudang peralatan masak hanya terdapat sebuah lemari untuk

menyimpan peralatan masak yang tak terpakai dengan ukuran p = 300 cm, l =

90 cm dan t = 100 cm. sehingga luas yang dibtuhkan adalah = 90 x 300 cm =

27000 cm2. Kebutuhan luas gudang peralatan masak setelah ditambahkan

kelonggaran 50% adalah = 27000 x 150% = 40500 cm2 = 4,05 m

2.

8) Tempat pencucian bahan makanan

Pada proses pencucian bahan makanan menggunakan 2 buah meja cuci

seperti washtafel, ukuran kedua meja ini adalah p = 310 cm, l = 75 cm dan t =

90 cm. Untuk memudahkan operator ketika melakukan proses pencucian maka

lebar meja ditambahkan toleransi sebesar 50 cm.

Gambar 12. Toleransi pada Meja Pencucian Bahan Baku

Sehingga luas yang dibutuhkan adalah = 2(310 x 125 cm) = 77500 cm2.

Kebutuhan luas setelah ditambahkan kelonggaran 50% adalah = 77500 x 150%

= 116250 cm2 = 11,625 m

2.

M 125cm

50 cm

310 cm

Page 58: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

46

9) Tempat pencucian peralatan makan

Tempat pencucian peralatan ini digunakan untuk mencuci peralatan

makan yang kotor seperti rantang plastik, piring, gelas, sendok, garpu dan bok

plastik. Tempat pencucian ini juga terdapat bak sampah yang berfungsi untuk

menampung sampah sisa makanan. Diasumsikan tempat pencucian ini bisa

menampung rantang plastik sebanyak 1000 buah dengan disusun 20 tumpukan.

Selain itu tempat pencucian ini juga bisa menampung bok plastik sebanyak 10

buah. Bok plastik berfungsi sebagai wadah untuk menampung piring, sendok

dan garpu. Sedangkan area untuk proses mencucinya memiliki luas 200 cm x

200 cm = 40000 cm2. Maka luas yang dibutuhkan adalah:

Luas bak sampah: p = 150 cm, l = 100 cm. L = 150 x 100 = 15000

cm2.

Luas 50 susun tumpukan rantang: diameter = 25 cm. L = 50(πr2) =

50(3,14 x 12,52) cm =50 x 490,625 cm

2 = 24531,25 cm

2.

Luas 10 bok plastik: p = 70 cm, l = 50 cm. L = 10(70 x 50) = 35000

cm2.

Luas area pencucian = 40000 cm2.

Sehingga luas totalnya adalah = 15000 + 24531,25 + 35000 + 40000 =

114531,25 cm2. Setelah ditambahkan kelonggaran 50% = 74531,25 x 150% =

171796,875 cm2 = 17,18 m

2

10) Tempat pencucian peralatan masak

Tempat pencucian peralatan ini harus dapat menampung setidaknya 5

buah panci besar dengan ukuran diameter 60 cm dan tinggi 70 cm. hal tersebut

dikarenakan dalam sehari diasumsikan seluruh panci yang ada digunakan untuk

produksi. Selain itu tempat pencucian ini juga harus bisa menampung wajan

dengan ukuran diameter 70 cm dan tinggi 20 cm sebanyak 7 buah dengan

asumsi yang sama. Luas yang dibutuhkan:

Luas panci: L = πr2 = 3,14 x 30

2 = 2826 cm

2 x 5 = 14130 cm

2

Luas wajan: L = πr2 = 3,14 x 35

2 = 3846,5 cm

2 x 7 = 26925,5 cm

2

Page 59: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

47

Sehingga luas totalnya adalah = 14130 + 26925,5 = 41055,5 cm2. Untuk

keleluasaan pekerja perlu ditambah kelonggaran 50% = 41055,5 x 150% =

61583,25 cm2 = 6,158 m

2.

11) Area masak

Pada area ini menggunakan 3 buah jenis kompor yang berbeda. Untuk

jenis yang pertama adalah kompor sumbu tunggal yang berjumlah 7 buah dan

memiliki ukuran p = 65 cm, l = 65 cm dan t = 50 cm. Untuk kompor jenis yang

kedua adalah kompor sumbu ganda sebanyak satu buah dengan ukuran p = 100

cm, l = 65 cm, dan t = 20 cm. Sedangkan kompor jenis yang ketiga adalah jenis

sumbu tiga dengan ukuran p = 200 cm, l = 65 cm dan t = 40 cm. untuk

keleluasaan pekerja, jarak antara pekerja dengan kompor ditambah 50 cm atau l

= +50 cm, dan jarak antar kompor juga ditambah 100 cm atau p = +100 cm.

Gambar 13. Toleransi pada Kompor

Kemudian pada area ini juga disediakan meja untuk meletakkan bahan –

bahan yang akan dimasak dan juga untuk meracik bumbu – bumbu masakan.

Meja tersebut mempunyai ukuran p = 150 cm, l = 50 cm dan t = 80 cm. Untuk

keleluasaan pekerja maka ditambahkan kelonggaran sebesar 50 cm atau l = +50

cm. Kebutuhan luas pada area memasak adalah:

Luas kompor: 7(165 x 115) + (200 x 115) + (300 x 115) = 132825 +

23000 + 34500 = 190325 cm2.

Luas meja: 150 x 100 = 15000 cm2.

Kebutuhan luas total pada area masak adalah = 190325 + 15000 =

205325 cm2. Sehingga jika ditambah kelonggaran 50% = 205325 x 150% =

307987,5 cm2 = 30,799 m

2.

12) Ruang penyimpanan masakan matang

Pada ruang ini masakan yang sudah matang ditempatkan pada meja

sebelum dibawa ke ruang pengemasan. Meja yang digunakan ada dua buahdan

K 50cm 50cm

50cm

Page 60: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

48

memiliki ukuran yang sama yaitu p = 150 cm, l = 70 cm dan t = 80 cm.

Sehingga luas untuk ruangan ini adalah = 2(150 x 70) = 21000 cm2. Setelah

ditambah kelonggaran 50% maka luas untuk ruangan ini adalah = 21000 x

150% = 31500 cm2 = 3,15 m

2.

13) Ruang pengemasan

Pada ruangan ini masakan yang sudah matang ditempatkan pada meja,

kemudian para pekerja akan mengemas masakan ke dalam rantang plastik.

Meja yang digunakan berjumlah 4 buah dengan ukuran p = 250 cm, l = 70 cm

dan t = 80 cm. untuk keleluasaan pekerja, masing – masing sisi meja

ditambahkan ukuran 50 cm.

Gambar 14. Toleransi pada Meja Pengemasan

Selain itu, pada ruangan ini disediakan area untuk meletakkan rantang

plastik. Diasumsikan untuk 1000 rantang plastik dengan disusun 20 tumpuk.

Sehingga luas yang dibutuhkan:

Luas meja pengemasan: 4(350 x 170) = 238000 cm2

Luas area rantang plastik: diameter = 25 cm. L = 50(πr2) = 50(3,14 x

12,52) cm =50 x 490,625 cm

2 = 24531,25 cm

2

Kebutuhan luas total adalah = 238000 + 24531,25 = 262531,25 cm2,

sehingga setelah ditambah kelonggaran 50% adalah = 262531,25 x 150% =

393796,875 cm2 = 39,38 m

2.

Total kebutuhan luas area untuk fasilitas produksi pada CV. Massitoh

Catering Services bisa dilihat pada Tabel 7. Total kebutuhan luas area adalah 165,

712 m2, kebutuhan luas area terkecil adalah pada area penyimpanan masakan

matang yaitu seluas 3,15 m2. Sedangkan kebutuhan luas yang terbesar aadalah

ruang pengemasan yaitu seluas 39,38 m2.

M 50 cm

170 cm

350 cm

Page 61: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

49

Tabel 7. Total Luas Area yang Dibutuhkan

Nama Stasiun Kerja/Departemen Luas Area (m2)

A. Ruang Penerimaan 11,43

B. Gudang Kering/Sembako 11,029

C. Gudang Sayur 10,462

D. Gudang Beku 6,799

E. Gudang Buah 6,15

F. Gudang Peralatan Makan 7,5

G. Gudang Peralatan Masak 4,05

H. Tempat Pencucian Bahan Makanan 11,625

I. Tempat Pencucian Peralatan Makan 17,18

J. Tempat Pencucian Peralatan Masak 6,158

K. Area Masak 30,799

L. Area Penyimpanan Masakan Matang 3,15

M. Ruang Pengemasan 39,38

Total 165,712

4.6 Analisis Perancangan Tata Letak dengan Unequal-Area Facility Layout

Problem (UA-FLP)

Permasalahan tata letak fasilitas dengan luas tak sama (UA-FLP) biasanya

digunakan untuk memodelkan sebuah permasalahan tata letak di sebuah fasilitas

manufaktur, permodelan ini menggunakan algritma Differential Evolution (DE).

Algoritma ini bertujuan untuk membantu para pengambil keputusan dalam

merancang tata letak fasilitas yang efisien dalam hal perpindahan material. Selain

itu, algoritma ini dapat digunakan oleh para peneliti maupun mahasiswa sebagai

salah satu perbandingan metode penyelesaian UA-FLP. Secara ringkas, berikut

adalah karakteristik dari permasalahan UA-FLP:

1. Ada sebuah fasilitas dengan panjang dan lebar tertentu.

2. Ada sejumlah departemen dengan luas diketahui dan batasan (constraint)

Maximum Aspect Ratio atau minimum panjang/lebar harus dialokasikan

ke dalam fasilitas.

3. departemen harus dialokasikan di dalam fasilitas, tidak boleh beririsan

dengan departemen lainnya, dan harus memenuhi batasan tertentu.

4. Ada aliran material antara satu departemen dengan departemen lainnya

Page 62: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

50

5. Tujuan dari permasalahan ini adalah meminimumkan total biaya

perpindahan material dengan mengatur lokasi penempatan dan dimensi

departemen.

Algoritma DE ini disertai dengan antarmuka pengguna (user interface) yang

mudah digunakan. Gambar 15 menunjukkan tentang bagian-bagian algoritma.

Gambar 15. Tampilan UA-FLP

Untuk menggunakan software ini, user harus mengetahui beberapa

parameter yang ada pada software tersebut. Tabel 8 menjelaskan parameter-

parameter yang ada pada software tersebut. Untuk menginput data yang

menyediakan Dropdown Box, pengguna hanya bisa memilih nilai yg tersedia di

dalam Dropdown Box tersebut. Adapun untuk TextBox, data bisa langsung diketik

dengan menggunakan keyboard. Untuk parameter Facility Representation,

Page 63: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

51

algoritma hanya menyediakan dua pilihan yang bisa dipilih dengan meng-klik

Radio Button-nya.

Tabel 8. Parameter pada Software

No Input Fungsi Batasan

1 Max Iteration Jumlah maksimum iterasi dalam

algoritma DE

Tergantung pada

nilai yg tersedia

pada Dropdown

Box

2 Max

Unimproved

Jumlah maksimum iterasi yang tidak

memberikan perbaikan terhadap solusi

terbaik

Tergantung pada

nilai yg tersedia

pada Dropdown

Box

3 Max Time Jumlah maksimum waktu komputasi Tergantung pada

nilai yg tersedia

pada Dropdown

Box

4 Population Jumlah populasi vector Antara 5 – 100

5 Mutation Factor Parameter yang mengatur tingkat mutasi Antara 0-2

6 Crossover Rate Parameter yang mengatur tingkat

pindah silang

Antara0-1

7 Local Search Jumlah maksimum pencarian lokal yang

akan dilakukan terhadap vektor trial

Antara 0-

1.000.000

8 Facility

Representation

Model penyelesaian UA-FLP

9 Facility With Panjang fasilitas (sejajar dengan sumbu-

x)

10 Facility Height Lebar fasilitas (sejajar dengan sumbu-y)

11 No

Departements

Jumlah departemen

12 Departemen specipications

-No nomor departemen

-Area Luas departemen

-Min Side Panjang minimum dari sisi-sisi

departemen yang dibutuhkan

-Max aspect

Ratio

Maksimum rasio antara kedua sisi

departemen

13 Material Flows

-No Nomor aliran material

-From Departemen sumber aliran

-To Departemen tujuan aliran

-Amount Jumlah unit material yang dipindahkan

-Cost Biaya yang diperlukan untuk

memindahkan satu unit material

Page 64: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

52

Setelah mengetahui parameter-parameter tersebut, pengolahan data bisa

dilakukan. Pertama-tama memasukan banyaknya departemen dan luas (lebar x

panjang) bangunan yang disediakan kedalam tabel width dan height, luas ini harus

sesuai dengan jumlah luas seluruh departemen. Pada CV. Massitoh Catering

Services luas yang disediakan adalah 165,712 m2. Kemudian memasukkan

departemen beserta luasnya masing-masing ke tabel Departement Specification.

Setelah itu masukkan Material Flow, data ini diperoleh dari Peta Dari-Ke yang

sudah dicari sebelumnya.Untuk memulai iterasi, pengguna dapat menekan tombol

Run. Setelah ditekan tombol Run maka program secara otomatis memeriksa

kesesuaian input data dengan batasan-batasan yang ada. Selain itu, program juga

memeriksa hal-berikut:

1. Jumlah total luas departemen-departemen harus sama dengan luas fasilitas.

2. Jumlah baris dalam Department specifications harus sama dengan nilai

TexBox No departments.

3. Jumlah baris dalam Material Flows harus lebih besar sama dengan 3.

Jika semua persyaratan diatas terpenuhi, barulah algoritma akan memulai

iteraasinya. Algoritma ini juga secara otomatis meng-update data-data berikut:

1. Iterasi ke-n yang sedang dijalankan, ditampilkan pada TextBox Iteration.

2. Jumlah iterasi yang tidak berhasil memperbaiki solusi mulai dari

ditemukannya solusi global terakhir sampai iterasi saat ini, ditampilkan pada

TextBox Unimproved.

3. Jumlah waktu komputasi yang telah digunakan sampai saat ini, ditampilkan

pada TextBox Comp Time

4. Biaya terbaik (paling minimum) yang pernah diketemukan oleh algoritma

sampai iterasi saat ini, ditampilkan pada TextBox Best Solution

5. Jumlah departemen yang melanggar batasan yang ditentukan pada

Department sepcifications, ditampilkan pada TextBox Unfeasible

6. Posisi dan dimensi dari departemen-departemen pada solusi terbaik yang

pernah dicapai, ditampilkan pada tabel dibawah Best Solution.

7. Penggambaran dari solusi terbaik yang pernah dicapai.

Page 65: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

53

Setelah program ini dijalankan, kemudian akan menghasilkan gambaran

layout. Pada penelitian ini layout yang dihasilkan bisa dilihat pada Gambar 16.

Program ini akan menghasilkan layout yang berbeda-beda secara terus menerus

dan layout yang dihasilkan bukanlah yang paling baik, melainkan disesuaikan

dengan kondisi dilapangan. Dari Gambar 16 bisa dijelaskan bahwa stasiun kerja

11 (area memasak) terletak dipusat layout, ini dikarenakan stasiun kerja 11

merupakan pusat dari kegiatan produksi pada CV. Massitoh Catering Services.

Gambar 16. Hasil layout UA-FLP

Keterangan:

1. Ruang penerimaan

2. Gudang bahan pokok

3. Gudang sayur

4. Gudang beku

5. Gudang buah

6. Gudang peralatan makan

7. Gadang peralatan masak

8. Tempat pencucian bahan makanan

9. Tempat pencucian peralatan makan

10. Tempat pencucian peralatan masak

Page 66: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

54

11. Area memasak

12. Ruang penyiapan masakan matang

13. Ruang pengemasan

Jika dibandingkan dengan layout awal, terjadi banyak perubahan seperti

gudang-gudang bahan saling berdekatan dengan tempat pencucian bahan

makanan. Selain itu, area memasak menjadi lebih dekan dengan stasiun kerja yang

lain. Hal tersebut mengakibatkan alur proses produksi menjadi lebih singkat.

Selain menghasilkan layout, program ini juga menghasilkan titik pusat tiap

stasiun kerja atau departemen yang baru, titik pusat yang baru dijelaskan pada

Tabel 9 dengan titik pusat yang baru, maka akan diperoleh jarak yang baru pula

seperti yang dijelaskan pada Tabel 9.

Tabel 9. Titik Pusat Stasiun Kerja Hasil Pengolahan Algoritma DE

Nama Stasiun Kerja/Departemen X-centro Y-centro

A. Ruang Penerimaan 1,749 8,366

B. Gudang Kering/Sembako 8,387 8,366

C. Gudang Sayur 5,099 8,366

D. Gudang Beku 3,228 2,902

E. Gudang Buah 2,129 6,01

F. Gudang Peeralatan Makan 13,01 2,902

G. Gudang Peralatan Masak 10,694 8,366

H. Tempat Pencucian Bahan Makanan 8,283 6,01

I. Tempat Pencucian Peralatan Makan 13,942 8,366

J. Tempat Pencucian Peralatan Masak 14,439 6,01

K. Area Masak 8,286 4,358

L. Area Penyimpanan Masakan Matang 7,953 2,902

M. Ruang Pengemasan 8,286 1,188

Tabel 9 menjelaskan titik pusat stasiun kerja yang baru dari hasil

pengolahan data dengan algoritma DE. Bisa dijelaskan titik pusat (X.Y) ruang

penerimaan adalah (7.035 , 0.796), dan seterusnya.

Page 67: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

55

Tabel 10. Jarak Antar Stasiun Kerja Yang Baru

Dari Ke Jarak (m)

A B 6,638

A C 3,35

A D 6,943

A E 2,736

B H 2,46

B K 4,109

C H 5,63

D H 8,163

E H 6,154

F M 6,441

G K 6,416

H K 1,655

I F 6,396

J G 6,101

K L 1,789

L M 2,047

TOTAL 77,028

Pada Tabel 10 menjelaskan jarak antar stasiun kerja yang baru dari hasil

pengolahan data dengan algoritma DE. Bisa dijelaskan jarak titik pusat dari A ke

B adalah sejauh 6,351 meter, A ke C adalah sejauh 1,489 meter dan seterusnya.

Pengukuran titik pusat antar stasiun menggunakan metode rectilinear bisa dilihat

pada lampiran. Dari perhitungan tersebut bisa dijelaskan bahwa jarak material

flow pada CV. Massitoh Catering Services dengan layout yang baru berubah yang

tadinya 502,723 meter menjadi 77,028 meter dan terjadi pengurangan jarak awal

sejauh 425,695 meter. Berdasarkan hasil ini bisa disimpulkan perancangan ulang

dengan permodelan UA-FLP dapat mengurangi jarak tempuh material.

4.7 Rekomendasi Teknis

Terkait dengan kondisi layout CV. Massitoh Catering Services yang

sekarang, banyak ditemukan permasalahan yang bisa berkaitan dengan

berlangsungnya proses produksi. Maka dapat dirumuskan beberapa rekomendasi

teknis yang bisa bermanfaat bagi CV. Massitoh Catering Services yaitu:

1. Perlu dilakukannya perbaikan tata letak dengan menyatukan stasiun kerja

kedalam satu bangunan karena hal ini bisa memperpendek jarak alur proses

produksi pada CV. Massitoh Catering Services.

Page 68: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

56

2. Karena stasiun kerja akan disatukan pada satu bangunan, maka ada fasilitas

lain yang akan dipindahkan atau terjadi pertukaran. Hal tersebut

dikarenakan luas bangunan 1 yang terbatas.

3. Untuk tempat pencucian peralatan makan sebaiknya ditempatkan pada

bangunan yang terpisah. Hal ini dikarenakan pada tempat pencucian

peralatan makan banyak terdapat sampah sisa makanan yang bisa

menimbulkan kontaminasi terhadap bahan makanan.

4. Menyediakan alat penanganan bahan yang sesuai, misalnya seperti troli

yang bisa digunakan untuk membawa material yang berat namun bisa

digunakan di luar ruangan maupun di dalam ruangan.

Page 69: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

57

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan pengkajian CV. Massitoh Catering Services mengenai tata

letak, maka kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut:

1. CV. Massitoh Catering Services memiliki luas sekitar 569 m2 yang dibagi

menjadi dua bangunan yang terpisah dengan jarak sekitar 60 m. Untuk

bangunan pertama dengan luas sekitar 425 m2 merupakan bangunan utama

yang terdiri dari kantor dan beberapa ruang penyimpanan bahan baku dan

peralatan. Sementara untuk bangunan kedua dengan luas sekitar 144 m2

merupakan tempat untuk memasak. Tata letak yang ada digolongkan

kedalam tata letak berdasarkan proses, ini dikarenakan jenis produk yang

bervariasi. Aspek-aspek tata letak pada CV. Massitoh Catering Services

antara lain: hubungan antar stasiun kerja, aliran produksi dan jarak antar

stasiun kerja. Hubungan antar stasiun kerja merupakan aspek yang paling

penting pada CV. Massitoh Catering Services karena bahan baku yang

rentan tercemar. Aspek aliran produksi merupakan aspek yang

mempengaruhi untuk menyusun tata letak stasiun kerja. Sementara aspek

jarak antar stasiun kerja merupakan aspek yang mempengahuhi tingkat

efisiensi proses produksi. Kekurangan dari tata letak pabrik yang sekarang

adalah pengaturan tata letak tiap stasiun kerja yang belum sesuai, karena

belum memperhitungkan derajat tingkat hubungan antar stasiun kerja,

terlihat dari letak area memasak yang jauh dari gudang bahan baku dimana

hal tersebut dapat mempengaruhi lamanya proses produksi.

2. Berdasarkan hasil dari analisis Peta Dari-Ke maka diperoleh jumlah

material flow antar stasiun kerja. Kemudian dengan menghitung jarak

titik pusat antar stasiun kerja dengan metode rectilinear diperoleh hasil

jumlah jarak alur proses produksi sejauh 502,723 meter. Sedangkan anlisis

Activity Relation Chart (ARC) menghasilkan tingkat hubungan antar

stasiun kerja. Analisis UA-FLP menghasilkan tata letak baru dan setelah

menetukan titik pusat stasiun kerja yang baru, diperoleh jarak antar stasiun

Page 70: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

58

kerja yang baru. Total jarak material flow yang baru adalah sejauh 77,028

meter.

3. Jika dibandingkan antara tata letak yang sudah ada dengan tata letak yang

baru, maka pengurangan jarak alur proses produksi sejauh 425,695 meter.

Hal tersebut dikarenakan semua stasiun kerja didekatkan sesuai dengan

alur proses produksi. Jarak yang semakin pendek tentu berbanding lurus

dengan biaya penanganan bahan yang semakin kecil. Selain itu juga waktu

proses produksi juga semakin singkat.

2. Saran

Terkait dengan penelitian ini, maka dirumuskan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Perlu adanya penelitian yang lebih mendalam untuk mempelajari tata letak

pada industri makanan terutama pada metode penanganan bahan, hal

tersebut dikarenakan material yang digunakan memerlukan penanganan

yang berbeda pada industri yang lainnya.

2. Sebaiknya perancangan tata letak diterapkan pada bangunan yang baru, hal

tersebut dikarenakan bangunan yang sekarang berada pada lingkungan

perumahan warga.

3. Diperlukan sistem yang baik untuk mengelola semua data penerimaan,

penyimpanan maupun penggunaan bahan baku, hal tersebut sangat penting

untuk mencapai optimalisasi produksi.

Page 71: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

59

DAFTAR PUSTAKA

Apple, J. M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Barang. Edisi Tiga.

Bandung: Penerbit Institut Teknologi Bandung.

Assauri, S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Keempat, Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

BPS, http://jabar.bps.go.id/templates/BRS/2011/AGUST/BRS%20IBS%20Triw-

II,%201%20Agt%202011.pdf [1 Oktober 2011]

Eko, S. R., 2010. Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi di CV. Dimas

Rotan Gatak Sukoharjo. Skripsi: Program Studi Teknik Industri Fakultas

Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta.

Heizer, J. dan B. Render. 2006. Manajemen Operasi, Edisi Ketujuh. Salemba

Empat, Jakarta.

Komarudin, http: // staff . blog . ui . ac . id / komarudin 74 / category /

manufacturing –system / facility - layout / [20 Agustus 2011].

Susetyo, J. Simanjuntak, R.S. and Ramos, J.M. 2010. Perancangan Ulang Tata

Letak Fasilitas Produksi Dengan Pendekatan Group Technology dan

Algoritma blocplan Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling, Jurnal

Teknologi, 3 : pp.75-83.

Tauvik, U. 2005. Mempelajari Tata Letak dan Sarana Dalam Mengoptimalkan

Kegiatan Penanganan Bahan (Studi Kasus: Factory–3, PT. Yamaha

Indonesia). Skripsi : Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian

Bogor.

Page 72: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

60

LAMPIRAN

Page 73: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

61

Lampiran 1. Perhitungan jarak antar stasiun kerja

Rumus : │xi – xj│ +│ yi – yj│

1. Jarak AB =│5.15 - 8.8 │+│6.95 – 6.85│

= 3.65 + 0.1

= 3.75

2. Jarak AC =│5.15 - 7.5 │+│6.95 – 5│+ 60

= 7.35 + 1.95 + 60

= 69.3

3. Jarak AD =│5.15 - 13 │+│6.95 – 6.9│

= 7.85 + 0.05

= 7.9

4. Jarak AE =│5.15 – 7.3 │+│6.95 – 13.25│

= 2.15 + 6.3

= 3.75

5. Jarak BH =│8.8 – 10.5 │+│6.85 – 5.25│ + 60

= 1.7 + 1.6 + 60

= 63.3

6. Jarak BK =│8.8 – 5.049 │+│6.85 – 9.368│ + 60

= 3.75 + 2.518 + 60

= 66.268

7. Jarak CH =│7.5 – 10.5 │+│5 – 5.25│

= 3 + 0.25

= 3.25

8. Jarak DH =│13 – 10.5 │+│6.9 – 5.25│ + 60

= 2.5 + 1.65 + 60

= 64.15

9. Jarak EH =│7.3 – 10.5 │+│13.25 – 5.25│ + 60

= 3.2 + 8 + 60

= 71.2

Page 74: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

62

Lanjutan Lampiran 1.

10. Jarak FM =│22.425 - 13 │+│14.5 – 11.81│

= 9.425 + 2.7

= 12.125

11. Jarak GK =│10.5 – 5.049 │+│8.25 – 9.360│

= 5.451 + 1.118

= 6.569

12. Jarak HK =│10.5 – 5.049 │+│5.25 – 9.368│

= 5.451 + 4.118

= 3.75

13. Jarak IF =│6 – 22.425 │+│2.5 – 14.5│

= 16.425 + 12

= 28.425

14. Jarak JG =│4.5 – 10.5 │+│2.5 – 8.25│

= 6 + 5.75

= 11.75

15. Jarak KL =│5.049 – 4.5 │+│9.368 – 6.75│

= 0.549 + 2.618

= 3.167

16. Jarak LM =│4.5 - 13 │+│6.75 – 11.8│ + 60

= 8.5 + 5.05 + 60

= 73.5

Page 75: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

63

Lampiran 2. Perhitungan jarak antar stasiun kerja yang baru

1. Jarak AB =│1.749 – 8.387│+│8.366 – 8.366│

= 5.694 + 0

= 6.638

2. Jarak AC =│1.749 – 5.099│+│8.366 – 8.366 │

= 3.35 + 0

= 3.35

3. Jarak AD =│1.749 – 3.228│+│8.366 – 2.902│

= 1.479 + 5.464

= 6.943

4. Jarak AE =│1.749 – 2.129│+│8.366 – 6.01│

= 0.38 + 2.356

= 2.736

5. Jarak BH =│8.387 – 8.283│+│8.366 – 6.01│

= 0.104 + 2.356

= 2.46

6. Jarak BK =│8.387 – 8.286│+│8.366 – 4.358│

= 0.101+ 4.008

= 4.109

7. Jarak CH =│5.099 – 8.283│+│8.366 – 6.01│

= 3.274 + 2.356

= 5.63

8. Jarak DH =│3.228 – 8.283│+│2.902 – 6.01│

= 5.055 + 3.108

= 8.163

9. Jarak EH =│2.129 – 8.283│+│6.01– 6.01│

= 6.154 + 0

= 6.154

Page 76: Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv.massitoh

64

Lanjutan Lampiran 2.

10. Jarak FM =│13.01– 8.286│+│2.902 – 1.188│

= 4.727 + 1.714

= 6.441

11. Jarak GK =│10.694 – 8.286│+│8.366 – 4.358│

= 2.408 + 4.008

= 6.416

12. Jarak HK =│8.283– 8.286│+│6.01 – 4.358│

= 0.003 + 1.652

= 1.655

13. Jarak IF =│13.942 – 13.01│+│8.366 – 2.902│

= 0.932 + 5.464

= 6.396

14. Jarak JG =│14.439 – 10.694│+│6.01 – 8.366│

=3.745 + 2.356

= 6.101

15. Jarak KL =│8.286 – 7.953│+│4.358 – 2.902│

= 0.333 + 1.456

= 1.789

16. Jarak LM =│7.953 – 8.286│+│2.902 – 1.188│

= 0.333 + 1.714

= 2.047