158
ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS MONETER “Studi kasus pada P.T. Gudang Garam Tbk” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Oleh : AGUS HARIYANTO NIM : 022214038 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI

PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH

KRISIS MONETER

“Studi kasus pada P.T. Gudang Garam Tbk”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

AGUS HARIYANTO

NIM : 022214038

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2009

Page 2: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI

PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH

KRISIS MONETER

“Studi kasus pada P.T. Gudang Garam Tbk”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

AGUS HARIYANTO

NIM : 022214038

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2009

i

Page 3: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 4: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 5: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus yang selalu mengasihiku tanpa syarat

2. Bapak Ibu ku yang dengan sangat sabar selalu mendukungku dengan doa dan

nasehat

3. Adik Wahyuni Hariyanto, You are my inspiration

4. Om Rusmaji dan Om Rusdiyanto yang selalu mejagaku

5. Suci Sukmawati ku yang selalu memberi dorongan dan semangat untuk segera

lulus kuliah

6. Teman-temanku Whelly W, Agustinus E, Anton D, Anton S, Johan, Erik K,

Heribertus E, Ika-Ikun, Ditya K, Windi, Febri T, Lusi, mbak Susan, Arum,

Agus dan semua teman-teman yang lain yang telah memberi banyak andil

dalam proses pengerjaan skripsi ini

iv

Page 6: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

MOTTO

“ Tuhan Engkaulah gembalaku “

v

Page 7: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 8: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 9: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS MONETER

STUDI KASUS PADA P.T. GUDANG GARAM TBK,

AGUS HARIYANTO 022214038

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kondisi

keuangan PT Gudang Garam Tbk sebelum dan sesudah krisis moneter tahun

1998. Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada PT Gudang Garam Tbk.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Teknik analisis

yang digunakan adalah : (1) menghitung rasio rasio-rasio keuangan perusahaan

terhadap laporan keuangan PT Gudang Garam Tbk, (2) menganalisis

perkembangan nilai-nilai rasio, (3) menguji dengan alat uji statistik beda rata-rata

dua data tidak berpasangan (Uji T), (4) menganalisis perbedaan yang ada dari

hasil uji statistik.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat diketahui bahwa :

ditemukan adanya lonjakan atau perubahan naik turunnya nilai rasio-rasio

keuangan yang dapat dilihat dari tabel-tabel dan grafik-grafik hasil penghitungan

rasio keuangan terutama pada tahun 1999 dan 2000.

Kemudian di uji dengan uji statistik uji beda dua mean di ketemukan

bahwa 14 rasio dari 18 rasio yang di uji menunjukkan tidak ada perbedaan yang

siknifikan, dan 4 rasio diantaranya menunjukkan ada perbedaan yang siknifikan

pada paska krisis moneter tahun 1998, yaitu Debt to Asset ratio, Debt to Equity

ratio, Equity multiplier, dan Earning per Share.

viii

Page 10: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

ABSTRACT

THE COMPARISON OF FINANCIAL PERFORMANCE BEFORE AND AFTER INDONESIAN MONETARY CRISIS.

A case Study at P.T. Gudang Garam Tbk

AGUS HARIYANTO

022214038

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2009

The research aimed to identity the differences of “P.T. Gudang Garam Tbk”

financial performance, before and after the monetary crisis in 1998 based on

Company’s Financial Report. Analytical technique applied were as follows : (1)

Calculates company's finance ratios from the financial statements “P.T. Gudang

Garam Tbk”, (2) analyses development of ratio values, (3) statistical tests in two

independent sample (T-Test), (4) analyse the difference from statistic test result.

The result of the research indicated that 14 out of 18 ratio had no difference

before and after the Indonesian monetary crisis, and the other 4 ratios had

significant differences before and after the Indonesian monetary crisis, Those 4

ratios were Debt to Asset ratio, Debt to Equity ratio, Equity multiplier, and

Earning per Share.

ix

Page 11: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa di surga atas segala berkat dan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “ANALISIS

PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH

KRISIS MONETER”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan

terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari pihak lain, oleh karena itu dengan

ketulusan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., MBA. selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Dra. Diah Utari, BR., M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar

telah berkenan memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan dari awal

sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Aloysius Triwanggono, M.S selaku Dosen Pembimbing I yang

dengan sabar telah berkenan memberikan pengarahan, bimbingan dan

masukan sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Gregorius Hendra Poerwanto M.Si., selaku dosen yang telah

berkenan untuk sering meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan penulis

x

Page 12: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

yang telah memberikan banyak hal yang sangat berharga kepada penulis.

7. Ayah dan Ibu tercinta yang telah banyak memberikan dukungan baik moral

maupun spiritual dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas doa,

perhatian dan cinta yang tak pernah berhenti aku terima. Dukunganmu adalah

motivasi terbesarku untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman di kampus yang masih kuliah atau pun yang sudah lulus, yang

selalu memberi semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

Yogyakarta, Maret 2009

Penulis

Agus Hariyanto

xi

Page 13: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING …………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………..…………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN …….………………………………..……. iv

MOTTO ……………………………………………………………………. v

PERNYATAAN KEASLIAN …………………………………………….. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN ……………………………………….. vii

ABSTRAK ……………………………………………………………….. viii

ABSTRACT ……………………………………………………………….. ix

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. x

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. xii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xvi

DAFTAR KURVA ……………………………………………………… xviii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1

1.1. Latar Belakang ………………………………………………………….. 1

1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 4

1.3. Batasan Masalah …………………………………………………….. 4

1.4. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 4

1.5. Manfaat Penelitian …………………………………………………… 4

1.6. Sistematika Penulisan …………………………………………………. 5

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………. 6

2.1. Laporan Keuangan …………………………………………………… 6

2.1.1. Pengertian …………………………..……………………………. 6

2.1.2. Sifat Laporan Keuangan …………….…………………………….. 6

2.1.3. Komponen Laporan Keuangan …….……………………………… 8

2.1.3.1. Neraca atau balance sheet …………………..……….………. 9

xii

Page 14: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

2.1.3.2. Laporan rugi laba atau incame statement ………...…………. 10

2.1.3.3. Laporan arus kas atau cash flow …………..……..………….. 10

2.1.3.4. Laporan perubahan ekuitas ………………….……………….. 10

2.1.4. Tujuan laporan keuangan …………………….………..………….. 11

2.1.5. Karakteristik kualitatif laporan keuangan ………….……………... 11

2.1.6. Pemakai laporan keuangan …………………….…………………. 12

2.1.7. Keterbatasan Laporan Keuangan …………….….……..………….. 13

2.2. Prestasi Perusahaan ……………………………………………………. 15

2.2.1. Pengertian ………………………………………………………… 15

2.2.2. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan ………………………….. 16

2.2.3. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan ………….…………………… 17

2.3. Analisis Laporan Keuangan …………………………………………… 18

2.3.1. Pengertian ………………………………….……………………… 18

2.3.2. Metode dan Teknik Analisis Keuangan ……….…………………. 19

2.3.2.1. Prosedur Analisis ………………….…………………………. 19

2.3.2.2. Metode Analisis ……………………..…..…………………… 19

2.3.2.3. Teknik Analisis …………………….…………………………. 20

2.3.2.4. Analisis Rasio Keuangan …………………..…………………. 22

2.3.3 Rasio-rasio Likuiditas …………………………………………… 23

2.3.3.1. Rasio-rasio Solvabilitas atau Daya Ungkit ……………….…. 24

2.3.3.2. Rasio-rasio Profitabilitas ………………..…………..……… 26

2.3.3.3. Rasio-rasio Aktivitas ……………………..………..……….. 29

2.4. Rewiev Penelitian Terdahulu …………………………….……….……. 31

2.5. Hipotesis ………………………………………………………………. 31

BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………….. 32

3.1. Jenis Penelitian ……………………………………………………….. 32

3.2. Lokasi dan waktu penelitian ………………………………………… 32

3.3. Subyek dan obyek penelitian ……………………………………….. 32

3.4. Variabel penelitian dan pengukuran …………………………………. 32

3.5. Jenis dan sumber data ………………………………………………… 33

3.6. Teknik pengumpulan data …………………………………………….. 34

xiii

Page 15: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

3.7. Populasi dan Sampel ……………………………………………… 34

3.8. Metode dan Teknik analisis data ………………………………………. 38

3.8.1. Metode analisis ………………….…..……………..……………… 35

3.8.2. Teknik analisis …………….………………..…….………………. 35

3.8.2.1.Analisis Rasio …………………………..…………………….. 35

3.8.2.2. Uji Statistik ………………….……………………………… 37

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN …………………….. 39

4.1. Riwayat singkat perseroan ………………..…………….……………. 39

4.2. Produksi ………………………………..………………..…………… 41

4.2.1. Bahan-bahan Produksi ……………….………….…..…………… 41

4.2.1.1. Tembakau …………….………….……………..…………… 41

4.2.1.2. Cengkeh ………………………..……………………………. 41

4.2.1.3. Saus dan bahan-bahan pembantu lainnya …….…………….. 42

4.2.2. Proses Produksi …………….………………………..……………. 42

4.2.2.1. Pra produksi ………………………..………………………. 42

4.2.2.2. Produksi …………………………..………………………… 42

4.2.2.3. Pengepakan ………………………..………………………… 43

4.2.3. Detail Produk ……………………………..………..…………….. 43

4.3. Pemasaran …………………………………….……..…..……………. 46

4.4. Data pokok keuangan ………………………….……………………… 46

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ……………………… 49

5.1. Analisis Rasio …………………………………………………………. 50

5.1.1. Rasio Likuiditas ……………………..……………………………. 50

5.1.2. Rasio Solvabilitas ………………………………………………… 55

5.1.3. Rasio Profitabilitas ……………….……………………………….. 60

5.1.4. Rasio Aktivitas …………………..…….………………………….. 71

5.2. Analisis Uji Beda ……………………………………………………… 78

5.2.1. Rasio Likuiditas ……………………..……………………………. 79

5.2.2. Rasio Solvabilitas ………………………………………………… 82

5.2.3. Rasio Profitabilitas …………………….………………………….. 85

xiv

Page 16: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

5.2.4. Rasio Aktivitas ……………………………..…………………….. 89

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN …………… 94

6.1. Kesimpulan …………………………….……………………………… 94

6.2. Keterbatasan …………………………………………………………. 95

6.3. Saran …………………………………………………………………… 96

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 97

LAMPIRAN

xv

Page 17: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

Daftar Tabel Tabel V.1. Penghitungan Current Ratio ………………………………………. 50

Tabel V.2. Penghitungan Quick Test Ratio ………………….……………….. 51

Tabel V.3. Penghitungan Net Working Capital ……………….……………… 53

Tabel V.4. Penghitungan Debt to Assets Rratio……………………..…………….. 55

Tabel V.5. Penghitungan Debt to Equity Ratio ………………….……………. 56

Tabel V.6. Penghitungan Equity Multiplier ……………………..………… 58

Tabel V.7. Penghitungan Interest Coverage ……………………..……….. 59

Tabel V.8. Penghitungan Gross Profit Margin …………………….……… 60

Tabel V.9. Penghitungan Net Profit Margin ……………………………… 62

Tabel V.10. Penghitungan Return on Asset ……………………………… 63

Tabel V.11. Penghitungan Return on Equity ……………..……….……… 65

Tabel V.12. Penghitungan Earning per Share ………………….………… 66

Tabel V.13. Penghitungan Payout Ratio ………………………..………… 68

Tabel V.14. Penghitungan Retention Ratio …………………….………… 69

Tabel V.15. Penghitungan Rata-rata Umur piutang ……………………… 71

Tabel V.16. Penghitungan Inventory Turn Over ………………………… 72

Tabel V.17. Penghitungan Lama persediaan Mengendap ……………… 74

Tabel V.18. Penghitungan Total Assets Turn Over ………….…………… 75

Tabel V.19. Tabel Rekapitulasi Nilai Rasio Keuangan ………………… 77

Tabel V.20. Penghitungan Uji Beda pada Current Ratio ……………..…. 79

Tabel V.21. Penghitungan Uji Beda pada Quick Test Ratio ………….….. 80

Tabel V.22. Penghitungan Uji Beda pada Net Working Capital ………..… 81

Tabel V.23. Penghitungan Uji Beda pada Debt to Aset Ratio …………..….. 82

Tabel V.24. Penghitungan Uji Beda pada Debt to Equity Ratio …………. 82

Tabel V.25. Penghitungan Uji Beda pada Equity Multiplier ………….… 83

Tabel V.26. Penghitungan Uji Beda pada Interest Coverage ………..….. 84

Tabel V.27. Penghitungan Uji Beda pada Gross Profit Margin ……….… 85

Tabel V.28. Penghitungan Uji Beda pada Net Profit Margin …………… 85

Tabel V.29. Penghitungan Uji Beda pada Return on Asset …………..… 86

xvi

Page 18: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

Tabel V.30. Penghitungan Uji Beda pada Return on Equity ………….… 87

Tabel V.31. Penghitungan Uji Beda pada Earning per Share …………… 87

Tabel V.32. Penghitungan Uji Beda pada Payout Ratio ……………..… 88

Tabel V.33. Penghitungan Uji Beda pada Retention Ratio ……………… 89

Tabel V.34. Penghitungan Uji Beda pada Rata-rata Umur piutang ………. 90

Tabel V.35. Penghitungan Uji Beda pada Inventory Turn Over …………. 90

Tabel V.36. Penghitungan Uji Beda pada Lama persediaan Mengendap .. 91

Tabel V.37. Penghitungan Uji Beda pada Total Assets Turn Over………… 92

Tabel V.38. Tabel Rekapitulasi Uji Beda ……………………………… 93

xvii

Page 19: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

xvii

Daftar Kurva

Grafik V.1 Penghitungan Current Ratio ………………………………………. 50

Grafik V.2 Penghitungan Quick Test Ratio ………………………………….. 52

Grafik V.3 Penghitungan Net Working Capital ……………………………… 53

Grafik V.4 Penghitungan Debt to Assets Ratio………………………………….. 55

Grafik V.5 Penghitungan Debt to Equity Ratio ………………………………. 57

Grafik V.6 Penghitungan Equity Multiplier …………………………… 58

Grafik V.7 Penghitungan Interest Coverage …………………………….. 59

Grafik V.8 Penghitungan Gross Profit Margin …………………………… 61

Grafik V.9 Penghitungan Net Profit Margin …………………………… 62

Grafik V.10 Penghitungan Return on Asset …………………………… 64

Grafik V.11 Penghitungan Return on Equity …………………………… 65

Grafik V.12 Penghitungan Earning per Share …………………………… 67

Grafik V.13 Penghitungan Payout Ratio …………………………… 68

Grafik V.14 Penghitungan Retention Ratio …………………………… 70

Grafik V.15 Penghitungan Rata-rata Umur piutang ……………………… 71

Grafik V.16 Penghitungan Inventory Turn Over ………………………… 73

Grafik V.17 Penghitungan Lama persediaan Mengendap ………………… 74

Grafik V.18 Penghitungan Total assets turn Over …………………….… 76

Page 20: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui bahwa negara kita tergolong negara

berkembang atau negara miskin atau negara ketiga, yang mana keadaan

perekonomian cenderung tidak stabil, dimana salah satu penyebabnya karena

sistem politik yang tidak stabil berimbas pada perekonomian, serta pengaruh

perubahan yang terjadi di negara yang lebih maju seperti Amerika Serikat. Hal ini

dapat terlihat jelas karena tidak stabilnya (fluktuatif) nilai tukar Rupiah terhadap

Dolar AS sangat berpengaruh terhadap perekonomian negeri ini, inflasi mencapai

puncaknya pada saat krisis moneter tahun 1998.

Hal ini tentu sangat berdampak langsung terhadap kinerja perusahaan-

perusahaan lokal, lebih lagi jika perusahaan yang dalam operasinya berorientasi

nasional atau bahkan internasional. Misal jika bahan baku atau peralatan yang

dibutuhkan harus di impor maka harus dibayar dalam mata uang Dolar AS.

Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS sangat berkaitan erat

dengan inflasi, yang berakibat dinaikkannya suku bunga BI, dengan serta-merta

diikuti oleh bank-bank umum, harga kebutuhan pokok naik, turunnya daya beli

masyarakat. Sehingga dapat menurunkan likuiditas perusahaan (disebabkan bunga

pinjaman naik), perusahaan harus mengefisiensikan sumber daya yang dimiliki,

bahkan ada perusahaan terpaksa harus merumahkan sebagian pegawainya demi

kelangsungan hidup perusahaan atau bahkan harus dilikuidasi oleh pemerintah.

1

Page 21: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

2

Salah satu dari sekian banyak industri yang bertahan hidup paska krisis

adalah industri rokok, industri rokok merupakan industri yang unik, karena

perusahaan rokok selain dimusuhi tetapi juga dibutuhkan. Rokok dianggap

sebagai musuh oleh WHO serta banyak negara didunia termasuk indonesia,

karena masalah kesehatan, menurut para ahli, rokok mengandung banyak zat yang

berbahaya bagi kesehatan manusia diantaranya Nikotin dan Tar. Sehingga

perusahaan rokok mendapat banyak halangan dari segi peraturan pemerintah,

perusahaan rokok dikenakan pajak yang sangat besar selain PPN juga dikenai

cukai tembakau = 36%+Rp35/btg (sumber label cukai rokok, pada kemasan rokok

P.T. Gudang Garam Tbk, tahun 2008), selain itu adanya peraturan pembatasan

dalam periklanan.

Akan tetapi industri rokok juga dibutuhkan pemerintah, karena sebagai

penyuplai pajak dan penyedia lapangan kerja yang sangat besar. Industri rokok di

Indonesia menyerap tenaga kerja sekitar 500.000 karyawan, yang bekerja

langsung pada pabrik dan pada seluruh level struktur organisasi (Swasembada,

1999: 44)

Beberapa alasan mengapa penulis ingin memilih perusahaan rokok

khususnya P.T. Gudang Garam Tbk, adalah karena :

1. P.T. Gudang Garam Tbk, adalah perusahaan nasional yang merupakan

pemain lama dalam industri rokok, perusahaan rokok raksasa dengan pangsa

pasar lokal sangat besar yaitu lebih dari 35%, khususnya tahun 2000 (sumber

GAPRI).

Page 22: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

3

2. P.T. Gudang Garam Tbk, merupakan perusahaan yang dapat menyerap

tenaga kerja sangat banyak, langsung maupun tidak langsung (orang yang

pekerjaan berhubungan dengan perusahaan tetapi berada diluar perusahaan

misal: petani tembakau, petani cengkeh, pedagang pengecer). apalagi banyak

perusahaan yang gulungtikar paska krisismoneter. Menurut Direktur Produksi

P.T. Gudang Garam Tbk,. Rinto Harno jumlah karyawan tetap sebanyak

38.000 orang, sumber kompas Senin, 08 Oktober 2007, dan

3. P.T. Gudang Garam Tbk, merupakan salah satu penyumbang pajak yang

sangat besar bagi pendapatan pemerintah dari pajak. “Pada 30 Juni 2006, nilai

PPN yang harus dibayarkan Rp 2,6 triliun, sementara untuk periode yang

sama tahun 2007 telah naik menjadi Rp 3,6 triliun” sumber kompas Senin, 08

Oktober 2007.

Untuk itu peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh dari inflasi

atau krisis moneter terhadap prestasi kinerja perusahaan rokok P.T. Gudang

Garam Tbk, apakah peristiwa krisis moneter berdampak negatif bagi perusahaan,

yang mana akan tercermin dalam dalam laporan keuangan.

Berdasarkan uraian di atas, maka judul penelitian yang akan dilakukan

adalah “ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM

DAN SESUADAH KRISIS MONETER” Studi kasus pada P.T. Gudang Garam

Tbk

Page 23: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

4

1.2. Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan Prestasi Perusahaan rokok P.T. Gudang Garam Tbk,

pada periode sebelum dan sesudah krisis ekonomi, dari sudut pandang

laporan keuangan ?

1.3. Batasan Masalah

1) Perusahaan yang diteliti adalah P.T. Gudang Garam Tbk,

2) Masa sebelum krisis adalah dari tahun 1993 sampai dengan 1997, masa

sesudah krisis adalah tahun 1999 sampai dengan 2003, tahun 1998

sebagai masa puncak terjadinya krisis moneter,. Sebagai titik nol

3) Penelitian yang akan dilakukan adalah lima tahun sebelum dan lima

tahun sesudah krisis moneter

4) Melihat prestasi kerja dari sudut pandang laporan keuangan

5) Sumber data dari pojok BEJ, media massa di internet

1.4. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apa ada perbedaan prestasi P.T. Gudang Garam Tbk,

sebelum dan sesudah krisis moneter

1.5. Manfaat Penelitian

1) Bagi Peneliti : Untuk memperluas pengetahuan bagi peneliti dan untuk

dapat menerapkan teori-teori yang telah didapat selama kuliah.

2) Bagi Perusahaan : Sebagai masukan informasi dan bahan pertimbangan

manajer dalam pengambilan keputusan.

3) Bagi Universitas : Sebagai informasi untuk penelitian selanjutnya yang

terkait dan sebagai tambahan kajian pustaka.

Page 24: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

5

1.6. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Bab ini membahaas latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II Landasan teori

Bab ini menguraikan teori-teori yang mendukung sebagai dasar

untuk menganalisa data-data yang mempunyai keterkaitan dengan

permasalahan yang ada, Serta pembahasan penelitian terdahulu.

Hipotesis

H0 : tidak ada perbedaan prestasi perusahaan dilihat dari laporan

keuangan sebelum dan sesudah krisis moneter

H1 : ada perbedaan

BAB III Metodologi Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, data yang

dibutuhkan, teknik pengumpulan data, waktu dan tempat penelitian,

subyek dan obyek penelitian,

BAB IV Gambaran umum, Analisis Data, dan Pembahasan

Bab ini berisi analisis data dari hasil penelitian yang dilakukan

beserta pembahasan dari permasalahan yang dikemukakan.

BAB V Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan

Bab ini menguraikan kesimpulan, saran, dan keterbatasan dalam

penelitian ini.

Page 25: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Laporan Keuangan

2.1.1. Pengertian

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja

perusahaan tersebut.

Menurut Myer yang tercantum dalam bukunya Financial statement

Analysis (Munawir, 2004:5) Laporan keuangan adalah :

“ Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba ditahan)”.

Menurut Darsono dan Ashari (2005:46)

“ Laporan keuangan dapat dijadikan jendela untuk melihat kondisi didalam perusahaan. Dengan melihat dari jendela akan ditemukan tanda-tanda permasalahan dan kondisi umum perusahaan.”

Menurut Fabozzi dan Peterson (2003:125)

“Financial statements are summaries of the operating, Financing, and investment activities of a business”.

2.1.2. Sifat Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2004:6) Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat

dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress

6

Page 26: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

7

Report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan, jadi

laporan keuangan bersifat Historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress

report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu

kombinasi antara :

1. Fakta yang telah dicatat (Recorded fact),

2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting

convention and postulate),

3. Pendapat Pribadi (Personal Judgment)

Fakta-Fakta yang telah dicatat, berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat

atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia

dalam perusahaan maupun yang disimpan di bank, jumlah piutang, persediaan

barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Pencatatan dari pos-pos ini berdasarkan catatan historis dari peristiwa-peristiwa

yang terjadi dimasa lampau, dan jumlah-jumlah uang yang tercatat dalam pos-pos

itu dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut (at

original cost). Kita tidak mencoba menaksir berapa jumlah yang harus

dikorbankan jika kita akan menggantikan aktiva tersebut atau dengan kata lain

kita akan mencoba menaksir nilai realisasi atau nilai ganti aktiva tersebut (current

market value atau replacement value)

Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi, berarti data

yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu

yang merupakan prinsip-prinsip akutansi yang lazim (General Accepted

Page 27: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

8

Accounting Principles); hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan

(expediensi) atau untuk keseragaman.

Pendapat Pribadi (Personal judgment) dimaksudkan bahwa, walaupun

pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar

yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standar parktek pembukuan, namun

penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung dari pada

akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Judgment atau pendapat

ini tergantung kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang

dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar

akuntansi yang telah disetujui akan digunakan didalam beberapa hal. Misalnya

cara-cara atau metode untuk menaksir piutang yang tidak akan dapat ditagih, dan

penentuan beban penyusutan serta penentuan umur dari suatu aktiva tetap akan

sangat tergantung pada pendapat pribadi manajemennya dan berdasarkan

pengalaman masa lalu.

2.1.3. Komponen Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1. yang

tercantum dalam bukunya Darsono dan Ashari (2005:17) Laporan keuangan

terdiri dari :

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Arus Kas

4. Laporan Perubahan Ekuitas

5. Catatan atas laporan keuangan

Page 28: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

9

2.1.3.1. Neraca atau Balance sheet

Menurut Munawir (2004:13)

“ Laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan pada suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut Balance sheet “

Menurut Fabozzi dan Peterson (2003:127)

“balance sheet is a summary of the assets, liabilities, and equity of a business at a particular point in time, usually the end of the firm's fiscal year”

Menurut Darsono dan Ashari (2005:18)

“Neraca adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu seperti yang tertera dalam neraca. Jadi, kondisi yang dijelaskan dalam neraca adalah kondisi dalam tanggal tertentu. Artinya saldo pada tanggal tertentu. Biasanya neraca dibuat per 31 Desember, atau tiap akhir bulan. Pada perusahaan tertentu sudah dapat menyajikan neraca harian”

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) komponen Neraca adalah :

(Darsono dan Ashari 2005:18)

1. Aktiva (asset) yang terdiri atas Aktiva lancar, Aktiva Tetap, dan Aktiva lain-lain;

2. Kewajiban (liability) dan Ekuitas (equity). Kewajiban yang terdiri atas Kewajiban jangka pendek dan Kewajiban jangka panjuang. Ekuitas adalah hak pemilik baik dari setoran modal ataupun laba yang belum dibagi.

Page 29: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

10

2.1.3.2. Laporan laba rugi atau Income statement

Menurut Munawir (2004:26) Laporan yang sistematis tentang

penghasilan, biaya rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode

tertentu.

Menurut Darsono dan Ashari (2005:20) Laporan laba rugi merupakan

akumulasi aktifitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama peride

waktu tertentu, misalnya bulanan atau tahunan

2.1.3.3. Laporan Arus Kas atau Cash Flow

Laporan ini menggambarkan perputaran uang (kas dan bank) selama

periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan

Laporan Arus kas terdiri atas :

1. Kas dari/untuk kegiatan operasional

2. kas dari/untuk kegiatan investasi

3. kas dari/untuk kegiatan pendanaan

2.1.3.4. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Change of Equity)

Menurut Darsono dan Ashari (2005:24) Laporan Perubahan Ekuitas

menjelaskan perubahan modal, laba ditahan, agio/disagio. Laporan ini

menggambarkan saldo dan perubahan hak si pemilik yang melekat pada

perusahaan.

Page 30: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

11

2.1.4. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan

Akuntansi Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi

yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan (wikipedia)

Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen

atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan

kepadanya. Bagi pemakai laporan keuangan digunakan sebagai acuan membuat

keputusan yang akan dibuat. Misalnya keputusan untuk menahan atau menjual

investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali

atau mengganti manajemen.

Selain itu menurut Darsono dan Ashari (2005:13) laporan keuangan juga

bermanfaat untuk mengurangi kesenjangan informasi antara direksi atau

manajemen perusahaan dengan pemilik atau kreditor yang berada diluar

perusahaan.

2.1.5. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi

dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik

kualitatif pokok yaitu :

1. Dapat Dipahami

2. Relevan

3. Keandalan

4. Dapat diperbandingkan

Page 31: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

12

2.1.6. Pemakai Laporan Keuangan

Selain sebagai alat pertanggungjawaban manajemen, laporan keuangan

juga sebagai salah satu acuan bagi pengguna laporan dalam pengambilan

keputusan ekonomi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Pengguna laporan keuangan dan kebutuhan informasi keuangannya dapat

dikelompokkan sebagai berikut : (Darsono dan Ashari 2005:11)

1. Investor atau Pemilik

Menurut Pemilik perusahaan menanggung resiko atas harta yang ditempatkan

pada perusahaan. Pemilik membutuhkan informasi untuk menilai apakah

perusahaan memiliki kemampuan membayr deviden. Selain itu sebagai

perrtimbangan apakah investasi tetap dipertahankan atau dijual.

2. Pemberi Pinjaman (kreditur)

Bagi kreditur adalah untuk menilai apakah perusahaan mampu membayar

angsuran pokok, bunga, dan melunasi hutang pada jatuh tempo

3. Pemasok atau kreditur lainnya

Untuk menentukan besarnya penjualan kredit kepada perusahaan dan

kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar pada saat jatuh tempo.

4. Pelanggan

Dalam beberapa situasi, pelanggan sering membuat kontrak jangka panjang

dengan peruhaan, sehingga perlu informasi mengenai kesehatan keuangan

perusahaan yang akan melakukan kerjasama.

Page 32: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

13

5. Karyawan

Karyawan dan serikat buruh memerlukan informasi keuangan guna menilai

kemampuan perusahaan untuk mendatangkan laba dan stabilitas usahanya.

Dalam hal ini, karyawan membutuhkan informasi untuk menilai kelangsungan

hidup perusahaan sebagai tempat menggantungkan hidupnya.

6. Pemerintah

Informasi keuangan bagi pernerintah digunakan untuk menentukan kebijakan

dalam bidang ekonomi, misalnya alokasi sumber daya, UMR, pajak, pungutan,

serta bantuan.

7. Masyarakat

Laporan keuangan dapat digunakan untuk bahan ajar, analisis, serta informasi

trend dan kemakmuran.

2.1.7. Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2004: 9-10) Dengan memperhatikan sifat-sifat

laporan keuangan tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan

keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain :

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan

interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya

sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. Karena. itu semua

jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalarn laporan keuangan tidak

menunjukkan nilai likwidasi atau realisasi dimana dalam interim report ini

Page 33: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

14

terdapat/terkandung pendapat-pendapat pribadi (personal judgment) yang telah

dilakukan oleh Akuntan atau Management yang bersangkutan.

2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya

bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan

standard nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Laporan keuangan

dibuat berdasarkan konsep going concern atau anggapan bahwa perusahaan

akan berjalan terus sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis

atau harga perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap

tersebut sebesar akumulasi depresiasinya. Karena. itu angka yang tercantum

dalarn laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book value) yang belum

tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.

3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan

atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli

(purchasing power) uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan

tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang

dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit

yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga

jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harga.

Jadi suatu analisa dengan memperbandingkan data beberapa tahun tanpa

membuat penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh

kesimpulan yang keliru (misleading).

Page 34: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

15

4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor

tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang (dikwantifisir); misalnya

reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak dapat

dipenuhi atau adanya kontrak-kontrak pembelian maupun penjualan yang telah

disetujui, kemampuan serta integritas manajernya dan sebagainya.

2.2. Prestasi Perusahaan

2.2.1. Pengertian

Prestasi perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang

dibuat secara terus menerus oleh manajemen (Helfert 1993: 52)

Menurut Helfert dalam menilai prestasi kerja perusahaan yang dinilai

adalah kinerja manajemen yang mana dapat tercermin dalam laporan keuangan,

yang dilaporkan dalam suatu periode tertentu. Karena laporan keuangan adalah

“kartu skor” periodik yang memuat hasil investasi, operasi dan pembelanjaan

perusahaan.

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap

perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan

perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu

tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam

mencapai sasaran organisasi, agar membuahkan tindakan dan hasil yang

diharapkan. kebijakan manajemen atau rencana formal dapat dituangkan dalam

bentuk anggaran.

Page 35: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

16

2.2.2. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan

Menurut Helfert (1994:67) terdapat berbagai teknik analisis keuangan

yang dapat dipergunakan untuk melakukan penilaian kinerja keuangan sebuah

perusahaan, salah satunya adalah rasio keuangan,. Akan tetapi, perlu disadari

bahwa teknik yang berbeda akan sesuai untuk tujuan yang berbeda, untuk itu

sebelum suatu analisis dilakukan, analis harus mendefinisikan secara jelas unsur-

unsur berikut ini:

- Sudut pandang yang diambil

- Tujuan analisis

- Standar perbandingan yang potensial

Berdasarkan sudut pandang yang diambil, terdapat beberapa individu dan

kelompok yang berbeda yang berkepentingan atas keberhasilan dan kegagalan

suatu perusahaan tertentu. Beberapa kelompok paling utama adalah :

- Pemilik (investor)

- Manajer

- Pemberi pinjaman (kreditur)

- Karyawan

- Organisasi pekerja

- Agen pemerintah

- Masyarakat umum (publik)

Pihak yang paling dekat bertanggung jawab atas kinerja perusahaan

adalah pihak manajemen, dimana manajer bertanggung jawab atas efisiensi

operasi profitabilitas jangka pendek dan panjang, serta penggunaan yang efektif

Page 36: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

17

atas modal, upaya manusia, dan sumber daya lainnya.

Selanjutnya adalah pemilik perusahaan, khususnya yang berkepentingan

dengan profitabilitas jangka pendek dan jangka panjang dari investasi modal yang

mereka tanamkan. Umumnya mereka mengharapkan laba dan deviden yang

meningkat, yang akan membawa pertumbuhan pada nilai ekonomi dari modal

mereka

2.2.3. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan

Menurut S. Munawir (2004:31), tujuan dari analisis kinerja keuangan

perusahaan adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.

2. Untuk mengetahui solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi

keuangan jangka pendek dan jangka panjang.

3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

4. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk

melakukan usaha dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan

kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya

termasuk membayar kembali pokok hutang tepat pada waktunya serta

kemampuan membayar dividen secara teratur kepada pemegang saham tanpa

mengalami hambatan atau krisis keuangan.

Page 37: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

18

Bagi pihak manajemen perusahaan, tujuan penilaian kinerja dapat

digunakan untuk:

1. Memberikan dorongan dan motivasi kepada manajer puncak dalam

menentukan kebijaksanaan perusahaan yang telah ditetapkan.

2. Sebagai penilaian terhadap mutu perusahaan dimana dana yang dipunyai

diinvestasikan.

3. Sebagai penentu langkah selanjutnya dalam menginvestasikan dananya pada

perusahaan yang lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja perusahaan berguna untuk

mengevaluasi adanya perubahan-perubahan sumber daya yang dimiliki

perusahaan, apakah menunjukkan kenaikan, statis ataukah penurunan. Selanjutnya

dengan informasi mengenai perubahan yang terjadi, manajer dapat mengetahui

kelebihan dan kelemahan perusahaan yang dikelolanya, kelebihan perusahaan

dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan, sedangkan

kelemahannya harus segera diperbaiki agar kelangsungan hidup perusahaan dapat

terjamin

2.3. Analisis Laporan Keuangan

2.3.1. Pengertian

Menurut Hanafi dan Halim (2007:5)

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan

Page 38: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

19

Peranan :

1. Untuk mengidentifikasi keadaan ekonomi dan kondisi bisnis yang terjadi.

2. Untuk mengidentifikasi strategi perusahan dalam memilih bisnis yang

bersaing.

3. Memahami pentingnya konsep dan prinsip laporan keuangan yang digunakan

untuk menghitung rasio keuangan.

Tujuan : Mengetahui kondisi dan prestasi yang telah dicapai perusahaan yang

digambarkan melalui catatan-catatan laporan keuangan.

2.3.2. Metode dan Teknik Analisis Keuangan.

2.3.2.1. Prosedur Analisis

1. Memahami tabel data keuangan perusahaan.

2. Memahami kondisi yang berpengaruh pada perusahaan.

3. Mempelajari dan mereview laporan keuangan.

4. Menganalisis laporan keuangan.

2.3.2.2. Metode Analisa

Menurut Munawir (2004 : 36) ada dua metode analisa yang digunakan

oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu:

1. Analisa Horisontal

Analisis Horisontal adalah analisa dengan mengadakan pembandingan laporan

keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat. Sehingga akan diketahui

perkembangannya, metode ini disebut juga metode dinamis.

Page 39: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

20

2. Analisis Vertikal

Analisis Vertikal apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu

periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antar pos yang

satu dengan pos yang lainnya dalam dalam laporan keuangan tersebut,

sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat

itu saja. Metode ini disebut juga metode analisa statis karena kesimpulan yang

diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya

2.3.2.3. Teknik Analisa

Menurut Munawir (2004:36), Teknik analisa yang biasa digunakan dalam

analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisa

dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau

lebih, dengan menunjukkan :

1) data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah,.

2) kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah,

3) kenaikan atau penurunan dalam prosentase,

4) perbandingan yang dinyatakan dengan rasio.

5) prosentase dari total

2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang

dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode

atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan

keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.

Page 40: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

21

3. Laporan dengan persentase perkomponen atau common size statement, adalah

suatu metide analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-

masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur

permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan

jumlah penjualannya .

4. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisa untuk

mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk

mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

5. Analisa Sumber dan Penggunaan Kas (Cash flow statement analisys), adalah

suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau

untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode

tertentu

6. Analisa Ratio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari

pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut.

7. Analisa Perubahan Laba Kotor (gross profit analysis), adalah suatu analisa

untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari

suatu periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor sautu periode

dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.

8. Analisa Break-Even, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan

yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak

menderit kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa

Page 41: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

22

break-even ini juga juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau

kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

2.3.3. Analisis Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan. Alat yang biasa digunakan adalah rasio keuangan. Dalam

analisis rasio, ada dua jenis perbandingan yang digunakan yaitu perbandingan

internal dan perbandingan ekstemal. Perbandingan internal yaitu membandingkan

rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan rasio yang akan datang dari perusahaan

yang sama. Sedangkan perbandingan eksternal adalah membandingkan rasio

keuangan perusahaan dengan rasio perusahaan lain yang sejenis atau dengan

rata-rata industri pada titik yang sama.

Penggolongan jenis-jenis analisis rasio keuangan menurut Darsono dan

Ashari (2005:51) yang digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan adalah

rasio Neraca (likuiditas dan solvabilitas), rasio laba rugi (profitabilitas), rasio

neraca aktivitas.

Menurut Hanafi dan Halim (2007:76) Rasio-rasio keuangan pada

dasarnya disusun dengan menggabung-gabungkan angka-angka di dalam atau

antara laporan laba-rugi dan neraca, rasio-rasio keuangan menghilangkan

pengaruh ukuran dan membuat ukuran bukan dalam angka absolut, tetapi dalam

angka relatif

Page 42: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

23

2.3.3.1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek.

Rasio likuiditas meliputi:

1) Rasio Lancar (current ratio), yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang

dimiliki.

Rasio Lancar (CR)LancarKewajiban

Lancar Aktiva …........................(Darsono 2004:52)

Semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan

perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Tetapi rasio lancar

yang terlalu tinggi juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber

likuiditas, Dalam menganalisis adalah current ratio antara 100% s.d. 200%.

Di atas 200% berarti banyak aktiva menganggur.

2) Rasio Quick atau Quick test ratio (QTR), yaitu kemampuan aktiva lancar

minus persediaan untuk membayar kewajiban lancar. Rasio ini memberikan

indikator yang lebih baik dalam melihat likuiditas perusahaan dibandingkan

dengan rasio lancar. Penghilangan persediaan, karena persediaan memerlukan

jangka waktu yang agak lama untuk dikonversi menjadi kas. Rumusnya

adalah: (Aktiva Lancar – Persediaan) dibagi kewajiban lancar

Rasio QuickLancar Hutang

Persediaan -Lancar Aktiva ……………..…(Hanafi 2007:77)

Page 43: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

24

3. Modal kerja bersih atau Net Working Capital (NWC), Rasio modal kerja

bersih digunakan untuk mengetahui rasio modal bersih terhadap kewajiban

lancar.

LancarKewajiban

Lancar Kewajiban -Lancar Aktiva NWC ………….....(Darsono 2004:52)

2.3.3.2. Rasio-rasio Solvabilitas atau Daya Ungkit

Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi.

Rasio ini juga disebut dengan rasio pengungkit (leverage) yaitu menilai batasan

perusahaan dalam meminjam uang.

Rasio Solvabilitas/Leverage meliputi:

1. Debt to Asset Ratio (DAR);

Yaitu rasio total kewajiban terhadap aset. Rasio ini menekankan pentingnya

pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan

yang didukung oleh hutang. Rasio ini juga menyediakan informasi tentang

kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva

akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga pada kreditor. Nilai

rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari risiko pada kreditor berupa

ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya. Dari

pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran

bunga yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi pembayaran dividen

Aktiva Total

Kewajiban TotalDAR ……………………..…….. (Darsono, 2004:54)

Page 44: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

25

2. Debt to Equity Ratio;

Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham

terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan

perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif

kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan

semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

panjang.

Ekuitas Total

Kewajiban Total DER ……………………….……... (Darsono, 2004:55)

3. Equity multiplier (EM).

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan

ekuitas pemegang saham. Rasio ini juga bisa diartikan sebagai berapa porsi

dari aktiva perusahaan yang dibiayai oleh pemegang saham. Semakin kecil

rasio ini, berarti porsi pemegang saham akan semakin besar, sehingga

kinerjanya semakin baik, karena persentase untuk pembayaran bunga semakin

kecil.

Ekuitas Total

Aktiva Total EM …………………….………………... (Darsono, 2004:55)

4. Interest Coverage (IC) atau Times Interest Earned (TIE).

Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan laba dalam membayar biaya

bunga untuk periode sekarang. Investor dan kreditur lebih menyukai rasio

yang tinggi karena rasio yang tinggi menunjukkan margin keamanan dari

investasi yang dilakukan.

Page 45: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

26

Bunga Biaya

EBIT IC ……………………………………... (Darsono, 2004:55)

2.3.3.3. Rasio-rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas meliputi:

1. Gross Profit Margin (GPM).

Rasio gross profit margin atau margin keuntungan kotor dicari dengan

penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dibagi penjualan bersih.

Rasio ini berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap

barang yang dijual. Jadi dengan mengetahui rasio ini, kita bisa tahu bahwa

untuk setiap satu barang yang terjual, perusahaan memperoleh keuntungan

kotor sebesar x rupiah. Kelemahan dari rasio ini adalah hanya menyediakan

keuntungan kotor dari penjualan yang dilakukan tanpa memasukkan struktur

biaya yang ada pada perusahaan.

BersihPenjualan

HPP) -bersih (Penjualan GPM ……………..……... (Darsono, 2004:56)

2. Net Profit Margin (NPM).

Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh

perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Rasio ini tidak

menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh

perusahaan untuk setiap penjualan karena adanya unsur pendapatan dan biaya

non operasional. Kelemahan dari rasio ini adalah memasukkan pos atau item

yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas penjualan seperti biaya

bunga untuk pendanaan, dan biaya pajak penghasilan.

Page 46: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

27

BersihPenjualan

Bersih Laba NPM ……………………………... (Darsono, 2004:56)

3. Return on Asset (ROA)

Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien

dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.

Rata-rata total aktiva diperoleh dari total aktiva awal tahun ditambah total

aktiva akhir tahun dibagi dua. Return on asset bisa diperoleh dari Net profit

margin dikalikan asset turn over. Asset turn over adalah penjualan bersih

dibagi rata-rata total aktiva. Return on asset disebut juga Earning power

menurut sistem Du Pont. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan.

Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien

dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio

ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan

karena menunjukkan efektlvitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk

memperoleh pendapatan.

Aktiva Total

Bersih Laba ROA …………………………...………... (Darsono, 2004:57)

4. Return on Equity (ROE).

Rasio ini berguna untuk mengetahui besamya kembalian yang diberikan oleh

perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Laba bersih dibagi Modal

Saham atau Ekuitas.

Saham Modal

Bersih Laba ROE ………………………….....………... (Hanafi, 2007:57)

Page 47: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

28

Rasio ini menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat

kembalian pada pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik

karena memberikan tingkat kembalian yang lebih besar pada pemegang

saham. Sebagai pembanding untuk rasio ini adalah tingkat suku bunga bebas

risiko, misalkan suku bunga sertifikat bank Indonesia.

5. Earning Per Share (EPS).

Alat analisis yang dipakai untuk melihat keuntungan dengan dasar saham

adalah earning per share yang dicari dengan laba bersih dibagi saham yang

beredar. Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap

satu lembar saham. Investor biasanya lebih tertarik dengan ukuran

profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang dimiliki.

Beredar yang SahamJumlah

Bersih Laba EPS ………………….…... (Darsono, 2004:58)

6. Payout Ratio (PR).

Dividen kas dibagi laba bersih. Rasio ini menggambarkan persentase dividen

kas yang diterima oleh pemegang saham terhadap laba bersih yang diperoleh

perusahaan. Rasio ini memberikan gambaran yang lebih baik terhadap

keuntungan yang diperoleh pemegang saham dibandingkan dengan

keuntungan yang diperoleh perusahaan. Semakin tinggi rasio akan semakin

menguntungkan bagi pemegang saham karena semakin besar tingkat

kembalian atas saham yang dimiliki.

Bersih Laba

KasDividen PR ………………………..…………….... (Darsono, 2004:58)

Page 48: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

29

7. Retention Ratio (RR).

Rasio ini menggambarkan persentase laba bersih yang digunakan untuk

penambahan modal perusahaan.

Bersih LabaBerjalan Tahun

Ditahan Laba RR …………………..…... (Darsono, 2004:58)

2.3.3.4. Rasio-rasio Aktivitas

Rasio aktivitas ini terdiri dari:

1. Rata-rata Umur Piutang .

Jumlah hari dalam setahun (365) dibagi perutaran piutang . Dengan melihat

rasio ini, kita bisa melihat dalam jangka waktu berapa hari piutang akan bisa

diubah menjadi kas atau ditagih.

Perputaran piutang Piutang

Penjualan

Rata-rata umur piutang = piutang Perputaran

365

Atau dengan rumus yang lebih singkat

Rata-rata umur piutang = 365Penjualan/

Dagang Piutang…... (Hanafi, 2007:57)

Rasio penerimaan piutang yang terlalu panjang akan mengakibatkan kerugian

bagi perusahaan karena banyaknya aktiva yang menganggur.

2. Perputaran Persediaan atau Inventory Turn Over (ITO).

Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada akan

diubah menjadi penjualan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa mengetahui

Page 49: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

30

likuiditas dari persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio

maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan.

Persediaan

Penjulan Pokok Harga ITO ………………..………..... (Hanafi, 2007:79)

Rasio perputaran persediaan yang terlalu rendah menunjukkan lambatnya

penjualan atau terlalu banyaknya persediaan yang ada ditangan. Sebaliknya,

rasio perputaran persediaan yang terlalu tinggi bisa menunjukkan kondisi

persediaan yang habis sehingga bisa mengakibatkan ketidakpuasan.

3. Lama Persediaan Mengendap (LPM).

Rasio ini berguna untuk mengetahui jangka waktu persediaan mengendap di

gudang perusahaan. Semakin cepat persediaan mengendap, maka semakin

likuid persediaan tersebut sehingga tidak ada aktiva yang menganggur terlalu

lama.

TurnoverInventory

365 LPM ………………………….... (Darsono, 2004:60)

4. Perputaran Total Aktiva atau Total Asset Turn Over (TATO)

Rasio ini menghitung efektifitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi

biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah

harus membuat manajement mengevaluasi strategi, pemasarannya dan

pengeluaran modalnya (investasi).

Perputaran Total Aktiva = AktivaTotal

Penjualan ….... (Hanafi, 2007:79)

Page 50: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

31

2.4. Review Panelitian Terdahulu

Penelitian Terdahulu dengan judul skripsi “ANALISIS LAPORAN

KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN DARI TINGKAT

LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS, DAN KECUKUPAN ARUS

KAS” Studi Kasus Pada P.T. Gudang Garam Tbk, dan PT HM Sampoerna TBK

tahun 1995 sampai dengan 1999 oleh Cicilia Febriaji Rini Artha, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta 2002 .

Meneliti kinerja P.T. Gudang Garam Tbk, dan PT HM Sampoerna Tbk

dengan memperbandingkan kedua perusahaan tersebut menggunakan tingkat rasio

likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan kecukupan arus kas masing-masing

perusahaan selama lima tahun dari tahun 1995 sampai dengan 1999.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini meneliti Laporan Keuangan P.T. Gudang Garam Tbk, selama

10 tahun, yaitu 5 tahun sebelum dan sesudah tahun 1998, yaitu dari 1993

sampai dengan 1997 dan dari tahun 1999 sampai dengan 2003

2. Tujuan penelitian ini untuk mencari tahu apakah ada perbedaan yang

signifikan akibat krisis moneter 1998, yang bermanfaat sebagai evaluasi

prestasi kinerja perusahaan dalam menghadapi krisis moneter.

2.5. Hipotesis

H0 : tidak ada perbedaan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

moneter

H1 : ada perbedaan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

moneter.

Page 51: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan berupa studi kasus, yang hanya memusatkan

pada satu obyek penelitian tertentu dengan mempelajari data-data perusahaan.

Hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh hanya akan berlaku pada P.T.

Gudang Garam Tbk, dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2003.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan rokok P.T. Gudang Garam Tbk,,

yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Data yang diperlukan diperoleh di Pojok

Bursa Efek Jakarta (BEJ) Universitas Sanata Dharma Jogjakarta

Waktu penelitian tahun 2008

3.3. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek Penelitian : P.T. Gudang Garam Tbk,

Obyek Penelitian : Laporan keuangan yang diterbitkan dari tahun 1993

sampai dengan 2003

3.4. Variabel Penelitian dan pengukuran

Prestasi kinerja keuangan dari sebelum dan sesudah krisis moneter, ditinjau

dari laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan arus

kas dari tahun 1993 sampai dengan 2003

32

Page 52: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

33

3.5. Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan jenisnya, menurut Sekaran (2006:7) data dibedakan menjadi

dua, yaitu :

1. Data kualitatif, yaitu yang dihasilkan dari jawaban yang luas terhadap

pertanyaan spesifik dalam wawancara, atau dari respon terhadap pertanyaan

terbuka dalam kuesioner, lewat observasi, atau dari informasi dari berbagai

sumber yang telah ada sebelumnya.

2. Data kuantitatif, yaitu yang umumnya diperoleh melalui pertanyaan

terstruktur.

Sedangkan berdasarkan sumber perolehannya, menurut Uma Sekaran

(2006:77) dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan untuk penelitian dari tempat aktual

terjadinya peristiwa, misal mengamati peristiwa, orang, dan obyek; atau

dengan menyebarkan kuesioner.

2. Data sekunder, yaitu data yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri

oleh peneliti, beberapa sumber data sekunder antara lain buletin statistik,

informasi yang dipublikasikan atau tidak dipiblikasikan dari dalam atau luar

perusahaan, studi kasus dan dokumen kepustakaan, data online, situs web dan

internet.

Berdasarkan sumbernya data sekunder dibagi dua yaitu (Boedijoewono, 2001:18)

1. Sumber data sekunder yang dipublikasikan (publised source)

1) laporan-laporan dari badan-badan International, seperti : Perserikatan

Bangsa-Bangsa, International Monetary Fund (IMF), Bank Dunia dan

Page 53: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

34

lain-lainnya

2) Laporan instansi pemerintah baik pusat maupun daerah, seperti : Bank

Indonesia, Badan Pusat Statistik, Departemen dan lembaga pemerintah

lainnya.

3) Publikasi dari instansi semi pemerintah

4) Publikasi hasil penelitian individual.

2. Sumber data sekunder yang tidak dipublikasikan (unpublised source)

Dapat berupa arsip pemerintah, data pada lembaga-lembaga penelitian baik

pemerintah maupun data perusahaan-perusahaan swasta

3.6. Teknik Pengumpulan Data.

Untuk mendapatkan data yang sama dengan masalah yang akan dianalisa,

maka pengumpulan data yang digunakan adalah studi lapangan dengan teknik

dokumentasi, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan cara mencatat dari

laporan keuangan perusahaan yang terdapat di BEJ yang berhubungan dengan

permasalahan yang diteliti.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang

dipublikasikan

3.7. Populasi dan Sampel

Populasi adalah laporan keuangan tahunan P.T. Gudang Garam Tbk. Dari

tahun 1991 sampai tahun 2007.

Sampel adalah laporan keuangan dari tahun 1993, 1994, 1995, 1996,

1997, 1999, 2000, 2001, 2002, dan 2003; sampel dari tahun 1993 sampai dengan

tahun 1997 adalah mewakili masa sebelum krisis. Tahun 1999 sampai dengan

Page 54: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

35

tahun 2003 adalah mewakili masa setelah krisis, dan tahun 1997 masa krisis

sebagai titik nol

3.8. Metode dan Teknik Analisis Data

3.8.1. Metode Analisis

1. Analisis Horisontal

Analisis Horisontal adalah analisis untuk mengadakan perbandingan

laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat.

2. Analisis Vertikal

Analisis yang dilakukan dengan memperbandingkan antar pos yang satu

dengan pos yang lainnya dalam dalam laporan keuangan dalam satu

periode.

3.8.2. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

3.8.2.1. Analisis Rasio

Analisa rasio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan

dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi-laba secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut.

Jenis-jenis analisis rasio keuangan akan digunakan untuk menganalisis

kinerja perusahaan adalah rasio Neraca (likuiditas dan solvabilitas), rasio laba rugi

(profitabilitas), rasio neraca aktivitas. (Darsono dan Ashari, 2005:51)

Page 55: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

36

1. Rasio Likuiditas:

1) Rasio Lancar (Current ratio),

2) Quick test ratio (QTR),

3) Net Working Capital (NWC)

2. Rasio Solvabilitas

1) Debt to Asset Ratio (DAR);

2) Debt to Equity Ratio;

3) Equity multiplier (EM).

4) Interest Coverage (IC) atau Times Interest Earned.

3. Rasio Profitabilitas

1) Gross Profit Margin (GPM).

2) Net Profit Margin (NPM).

3) Return on Asset (ROA)

4) Return on Equity (ROE).

5) Earning Per Share (EPS).

6) Payout Ratio (PR).

7) Retention Ratio (RR).

4. Rasio Aktivitas

1) Rata-rata umur Piutang

2) Inventory Turn Over (ITO).

3) Lama Persediaan Mengendap (LPM).

4) Total Asset Turn Over (TATO).

Page 56: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

37

3.8.2.2. Uji Statistik (T-Test)

Langkah-langkah :

1. Teknik deskriptif yaitu menyajikan data dari hasil penelitian mengenai nilai

dari rasio-rasio tahunan yang dihitung dari laporan keuangan perusahaan

2. Teknik anilisis beda rata-rata dua kelompok data yaitu dengan

membandingkan data-data rasio keuangan sebelum dan sesudah krisis moneter

dengan menggunakan statistik uji

Penentuan uji statistik yang digunakan adalah adalah uji t atau t test atau

student distribution karena menggunakan sampel kecil, sampel yang digunakan

kurang dari 30, dengan taraf nyata (significant level) 5% karena lazim dibidang

ekonomi, (Boedijoewono 2007:226) dalam distribusi T, dengan pengujian dua

sisi, Maka akan digunakan uji t sebagai berikut :

rumus

2121

222

211

21

11

2

)1()1(

nnx

nn

SnSn

XXt ………….…. Subagyo (2004:118)

dengan deviasi standar sampel

rumus s )1(

)( 2

n

XX i ……………..…………………… Subagyo (2004:20)

Kriteria Pengujian :

= 5%

Degrees of Freedom = 5 + 5 - 2 = 8

Karena 2 sisi maka dicari t 0,025 sebesar 2,306

Page 57: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

38

H0 = diterima (Hipotesa diterima)

Jika -2,306 < t hitung < 2,306 sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata rasio keuangan

sebelum dan sesudah krisis moneter.

H1 = H0 ditolak atau Hipotesa alternatif diterima

Jika -2,306 > t hitung > 2,306 sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata rasio

keuangan sebelum dan sesudah krisis moneter.

Page 58: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1. Riwayat Singkat Perseroan

P.T. Gudang Garam Tbk, merupakan salah satu produsen rokok kretek

terkemuka yang menguasai pangsa pasar terbesar di Indonesia, memproduksi

lebih dari 70 miliar batang rokok pada tahun 2001 dan dikenal sebagai produsen

rokok kretek yang bermutu tinggi.

Dilihat dari asset yang dimiliki, nilai penjualan, pembayaran pita cukai dan

pajak kepada Pemerintah Indonesia serta jumlah karyawan, P.T. Gudang Garam

Tbk, merupakan perusahaan terbesar dalam industri rokok kretek di Indonesia.

P.T. Gudang Garam Tbk, telah mencatatkan sebagian saham-sahamnya di lantai

bursa.

Pada tanggal 26 Juni 1958, Bapak Surya Wonowidjojo memulai usaha

membuat rokok kretek dengan merek dagang "Gudang Garam" dengan bercirikan

industri rumah tangga yang hanya menggunakan alat tradisional sederhana. Pada

saat itu jumlah tenaga kerjanya hanya sekitar 50 orang dan menempati lahan

sewaan seluas 1000 m2 yang berlokasi di jalan Semampir II/1 Kediri. P.T.

Gudang Garam Tbk, memulai produksi perdananya, berupa Sigaret kretek Klobot

(SKL) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan hasil produksi hanya sekitar 50

juta batang pada tahun 1958. Pada mulanya pemasaran hasil produksi hanya

meliputi sekitar daerah Kediri (Karesidenan Kediri).

39

Page 59: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

40

Setelah menjalankan usaha selama 10 tahun P.T. Gudang Garam Tbk,

menjadi semakin terkenal sehingga pendirinya mempertimbangkan untuk

memperluasusaha. Pada tahun 1969, perusahaan beralih status menjadi sebuah

Firma guna mengikuti perkembangan dunia usaha. P.T. Gudang Garam Tbk, juga

mendapat dukungan dari BNI 1946 untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang

berawal dari hanya jumlah jutaan rupiah hingga menjadi milyaran rupiah.

Kemudian pada tahun 1971, status perusahaan berubah menjadi Perseroan

Terbatas (PT). Dengan status Perseroan Terbatas, PT. Perusahaan Rokok Tjap

Gudang Garam semakin berkembang, baik dari segi kualitas produksi, menejemen

maupun teknologi, sehingga pada tahun 1979 mulai memproduksi Sigaret Kretek

Mesin (SKM). Produksi sigaret kretek mesin ini tidak merubah sifat PT. Gudang

Garam sebagai perusahaan yang menganut sistem padat karya, bahkan semakin

memperluas kesempatan kerja

Untuk memperkuat struktur permodalan dan posisi keuangan perusahaan,

maka pada tahun 1990 P.T. Gudang Garam Tbk, melakukan penawaran umum

untuk menjual sebagian saham perusahaan kepada masyarakat melalui bursa

effek.

Pada tahun 1991, perusahaan mengembangkan usaha di bidang kertas

industri melalui PT Surya Pamenang, berkedudukan di Kediri. Prosentase

pemilikan saham P.T. Gudang Garam Tbk,. pada PT Surya Pamenang saat ini

adalah 100% kurang 1 (satu) saham. Salah satu tujuan pengembangan bidang

usaha ini adalah untuk menjamin kesinambungan akan pasok bahan pengepakan

bermutu tinggi, yang sebelumnya kebutuhan bahan pengepakan berkualitas

Page 60: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

41

tertentu masih harus diimpor. PT Surya Pamenang akan ikut serta memenuhi

kebutuhan pasar di Indonesia dan di luar negeri di samping juga untuk memenuhi

kebutuhan kertas kemasan P.T. Gudang Garam Tbk,. sendiri.

4.2. Produksi

4.2.1. Bahan-bahan Produksi

Rokok kretek sebenarnya merupakan ramuan dan perpaduan dari berbagai

jenis tembakau, cengkeh, saus dan bahan-bahan pembantu pilihan lainnya

4.2.1.1. Tembakau

Proses pembelian tembakau menuntut ketelitian yang tinggi dan

penghayatan yang mendalam dari para ahli tembakau (grader), baik tentang

aroma, rasa maupun ciri-ciri fisiknya. Daun tembakau kering, sebelum siap untuk

dijadikan bahan baku rokok, memerlukan proses pengolahan yang panjang dan

rumit, yaitu dimulai dari pemisahan gagang-gagang, pembersihan benda-benda

asing, perajangan, untuk menjaga aspek hygienis-nya hingga akhirnya dikemas

dalam kemasan khusus untuk disimpan dalam gudang dengan suhu dan

kelembaban tertentu.

4.2.1.2. Cengkeh

Cengkeh yang mempunyai nama latin "Eugenia Caryophyllus" (Eugenia

aromatica O.K.) sebagai bahan utama bagi rokok kretek seperti halnya tembakau,

juga memerlukan teknik pemilihan, pemrosesan dan penyimpanan yang rumit.

Sejak tahap pembelian masalah pengendalian mutu sudah merupakan bagian yang

penting. Cengkeh dengan kualitas tinggi yang dibeli akan mengalami proses

Page 61: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

42

pembersihan, perajangan dan pengeringan terlebih dahulu sebelum disimpan

dalam silo-silo stainless demi menjaga aspek hygienis-nya

4.1.2.3. Saus dan bahan-bahan pembantu lainnya.

Ibarat masakan yang lezat memerlukan bumbu, garam dan penyedap

masakan, maka campuran tembakau dan cengkeh dengan kualitas setinggi apapun

masih belum dapat menghasilkan rokok yang baik (baca: harum, gurih, nikmat)

apabila tidak disertai dengan saus yang pas. Ketiga komponen pokok (tembakau,

cengkeh dan saus) ini hanya dapat menghasilkan rokok enak dan berkualitas

tinggi bila ditangani oleh "juru masak" yang benar, benar ahli dan menghayati

pekerjaannya.

Bahan pembantu yang juga mempunyai andil terhadap rasa rokok adalah

filter dan kertas sigaret (ambri).

4.2.2. Proses Produksi

Dalam garis besarnya, proses produksi rokok dibagi dalam 3 (tiga ) tahap

kegiatan utama, yaitu :

4.2.2.1. Pra-produksi

Setelah melalui proses seleksi yang ketat pada saat pembelian, Bahan

baku utama yang telah diproses kemudian dicampur dengan saus hingga siap

dibuat menjadi rokok.

4.2.2.2. Produksi

Rokok yang dihasilkan ada tiga jenis utama, yaitu klobot dan Sigaret

Kretek Tangan (SKT) sebagai hasil kreasi tangan-tangan wanita yang trampil

Page 62: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

43

dengan menggunakan alat giling dari kayu serta Sigaret Kretek Mesin (SKM)

yang diproses dengan mesin-mesin otomatis berkecepatan tinggi

4.2.2.3. Pengepakan

Batangan-batangan rokok yang telah jadi, membutuhkan beberapa lapis

kemasan dengan berbagai ukuran sesuai jenis produk, isi serta keperluan

distribusinya. Fungsi pengemasan disini selain berguna untuk mempertahankan

mutu rokok. Proses pengepakan rokok menjalani beberapa tahap pengemasan

secara berlapis. Kemasan lapisan pertama adalah kertas kaca untuk jenis rokok

SKT dan kertas yang berlapis alluminium foil untuk jenis rokok SKM. Lapisan

kedua adalah pembungkus (etiket) yang telah mengalami proses cetak terlebih

dahulu. Pengemasan ketiga dalam bentuk press atau slof, kemasan keempat dalam

bentuk bal (corrugated)

4.2.3. Detail Produk

1. Sigaret Kretek Klobot Manis

Rokok yang pertama diproduksi oleh P.T. Gudang Garam Tbk,. Kekhasan

racikan tembakau dan cengkeh dengan balutan kulit jagung tetap

dipertahankan sebagai simbol sejarah kretek asli Indonesia. Saat ini, Rokok

Klobot ditawarkan dalam 2 pilihan rasa yaitu Manis dan Tawar. Tersedia

dalam kemasan 6 batang.

2. Sigaret Kretek Klobot Tawar

Klobot Tawar tersedia dalam kemasan isi 6 dan isi 12.

Page 63: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

44

3. GG Merah King Size (Soft Pack)

Rokok kretek buatan tangan dikenal dengan nama Gudang Garam Merah,

merek rokok ini tersedia dalam pilihan kemasan 12 dan 16 batang.

Bungkusnya yang terbuat dari kertas tebal atau tipis juga disesuaikan dengan

kebutuhan pasar masing-masing.

4. GG Merah King Size (Hard Pack)

Isi 12 batang

5. GG Merah King Size (Hard Pack)

Isi 16 batang

6. GG Djaja

Rokok kretek buatan tangan dikenal juga dengan sebutan Djaja Hijau, sesuai

dengan warna bungkusnya. Merek rokok ini tersedia dalam kemasan isi 12

batang.

7. Taman Sriwedari Lurik

Rokok kretek buatan tangan, walaupun tidak menyandang nama Gudang

Garam pada mereknya, tetapi rasa dan aroma khas Gudang Garam

8. Taman Sriwedari Biru Lurik

Taman Sriwedari ditawarkan dalam 2 pilihan rasa yaitu Taman Sriwedari

Lurik dan Taman Sriwedari Biru Lurik. Keduanya tersedia dalam kemasan isi

12 batang.

Page 64: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

45

9. GG Special de Luxe

Rokok kretek ini merupakan cerminan kualitas premium hasil ciptaan tangan

manusia. Kemasan berwarna emas dengan isi 16 batang mempertegas tampilan

eksklusif dari rokok ini.

10. GG Tanda Mata

Rokok kretek buatan tangan ini diciptakan dengan ukuran batang dan kemasan

yang unik. Gudang Garam Tanda Mata ini ditawarkan dengan isi 12 batang.

11. GG Filter International Merah

Rokok kretek filter ini adalah rokok dengan penjualan tertinggi,. Tersedia

dalam kemasan 12 batang dan 50 batang.

12. GG Filter International Merah

Kemasan isi 50 Batang ini menggunakan kaleng eksklusif.

13. GG Filter International Coklat

Tersedia dalam kemasan 12 Batang

14. GG Filter Surya

Rokok filter Citarasa campuran tembakau dan cengkeh yang berkualitas dalam

kemasan yang modern. Tersedia dalam kemasan 12 batang.

15. GG Filter Surya

Surya 16 adalah merek rokok filter premium Tersedia dalam kemasan 16

batang.

16. GG Filter Surya Profesional

16 Batang - Dipasarkan di Singapore, Malaysia, Lengkawi, Brunei Darusalam,

Taiwan, Korea Selatan, Saudi Arabia, Perancis, Jerman dan Belanda.

Page 65: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

46

4.3. Pemasaran

Perseroan memiliki jaringan pemasaran yang cukup luas didalam maupun

diluar negeri, berikut tiga distributor utama yaitu

1. PT. Surya Jaya Bhakti

Jl. Jenderal A. Yani 79 Jakarta – 10510.

2. PT. Surya Kerta Bhakti

Jl. Raya Palur, Kotak Pos 138. Surakarta 57771.

3. PT. Surya Bhakti Utama

Jl. Pengenal 7 – 15. Surabaya – 60174.

Kantor Perwakilan di luar negeri

Malaysia, Brunei Darussalam, Japan, Taiwan, United Arab Emirates, California,

Australia, Germany, Netherland, France, Switzerland (sumber website P.T.

Gudang Garam Tbk, 2002)

4.4. Data pokok keuangan

P.T. Gudang Garam Tbk, tahun penjualan dari tahun 2000 sampai

dengan tahun 2002, diambil dari IndoExchange.com

1. Total Penjualan bersih (lokal dan Ekspor) menunjukkan dari tahun 2000

sampai dengan 2002 menunjukkan peningkatan setiap tahunnya

2. Laba, laba kotor dan laba usaha mengalami kenaikan pertahun akan tetapi laba

bersih mengalami penurunan

3. Saham dalam peredarannya, tidak mengalami penambahan, laba persaham

menunjukkan penurunan.

4. Neraca, semua komponen neraca menunjukkan kenaikan

Page 66: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

47

5. Analisa laba dan Rasio

a. Margin laba kotor atau Gross Profit Margin (GPM)

GPM menunjukkan penurunan dari semula tahun 2000, sebesar 27.58%

turun menjadi 23.07% pada tahun 2002, GPM tahun 2000 sebesar 27,58%

berarti bahwa setiap penjualan neto Rp 1,00 menghsilkan laba kotor

sebesar Rp 0,275. dalam perkembangannya rasio GPM mengalami

penurunan ini berarti perusahaan dalam keadaan kurang baik

b. Marjin laba bersih atau Net Profit Margin (NPM)

NPM dari tahun 2000 sampai dengan 2002 menunjukkan penurunan, dari

semula 14,99% (tahun 2000) menjadi 9,97% (tahun 2002). Hal ini

menunjukkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan setiap

penjualan pertahun mengalami penurunan

c. Rasio lancar

Rasio lancar perusahaan selama tiga tahun berada di atas 200% berarti

perusahaan dalam kondisi sehat, Rsio lancar pada tahun 2000 sebesar

200,13% berarti setiap hutang lancar sebesar Rp.1,00 dijamin oleh aktiva

lancar sebesar Rp.2,00.

d. Rentabilitas rata-rata ekuitas atau (DER),

DER dari tahun 2000 sampai dengan 2002 menunjukkan penurunan dari

77,43% menjadi 59,15%, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam

kondisi baik, karena semakin rendah DER berarti semakin beasr

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.

Page 67: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

48

e. Rentabilitas rata-rata aktiva atau (DAR),

DAR dari tahun 2000 sampai dengan 2002 menunjukkan penurunan dari

43,64% menjadi 37,16%, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam

kondisi baik, karean resiko bagi kreditur karena ketidakmampuan

perusahaan dalam membayar semua kewajiban menurun.

6. Pangsa pasar

Pada tahun 2000 pangsa pasar mencapai 35,67%, pada tahun 2001 mencapai

33,76% dan tahun 2002 mencapai 34%

Pangsa pasar Penjualan lokal mengalami penurunan, pada tahun 2000 jumlah

penjualan mencapai 70.312 juta batang, pada tahun 2001 turun menjadi 66.338

juta batang dan pada tahun 2002 turun menjadi 61.405 juta batang

Penjualan Ekport mengalami kenaikan dari tahun 2000 sebesar 3.739 juta

batang menjadi 3.844 juta batang pada tahun 2001 dan pada tahun 2002 naik

lagi menjadi 4.134 juta batang

Berdasarkan jenis rokok yaitu, sigaret kretek tangan (SKT) dan sigaret kretek

mesin (SKM) dari tahun 2000 sampai dengan 2002, keduanya mengalami

penurunan penjualan

Page 68: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis data dan pembahasan, data

yang akan dianalisis adalah data sekunder yaitu laporan keuangan konsolidasi

yang dilaporkan oleh P.T. Gudang Garam Tbk, yang telah diaudit, laporan

keauangan yang akan dianalisis adalah neraca konsolidasi, laporan laba-rugi

konsolidasi, dan laporan saldo laba konsolidasi dari tahun 1993 sampai dengan

2003.

Langkah pertama dalam analisis ini adalah dengan menggunakan

perhitungan analisis rasio keuangan, analisis rasio keuangan dipilih karena rasio

keuangan menghasilkan suatu prosentase dimana jika menggunakan nilai nominal

rupiah akan sulit untuk melihat perkembangan keauangan secara proporsional,

ketika terjadi krisis moneter nilai nominal uang terhadap nilai tukar barang akan

berubah, sehingga akan lebih obyektif jika menggunakan analisis rasio, serta

disertai dengan kurva guna memudahkan melihat pergerakan nilai rasio dari tahun

ketahun.

Langkah kedua menggunakan uji statistik uji beda rata-rata data tidak

berpasangan pada sampel kecil, dengan taraf nyata 5%, dua tail dan degree of

freedom 8. untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang significant antara

prestasi kerja sebelum dan sesudah krisis moneter tahun 1998.

49

Page 69: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

50

5.1. Analisis Rasio

5.1.1. Rasio Likuiditas

1. Current Ratio atau Rasio Lancar

LancarKewajiban

Lancar Aktiva CR

Tabel V.1 Penghitungan Current Ratio

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun Aktiva lancar (Jutaan Rp)

Kewajiban lancar (Jutaan Rp)

Current ratio (%)

1993 2.181.916 1.417.932 153,88 1994 2.703.452 1.797.718 150,38 1995 2.999.593 1.671.387 179,47 1996 3.292.979 1.624.914 202,66 1997 4.029.331 2.135.223 188,71 1998 5.101.774 2.402.020 212,40 1999 6.677.242 2.145.788 311,18 2000 9.130.444 4.562.345 200,13 2001 11.123.218 5.058.526 219,89 2002 11.491.018 5.527.058 207,90 2003 11.923.663 6.057.693 196,84

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Grafik V.1 Grafik Current Ratio

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai tahun 1993 sampai dengan 2003

0

50

100

150

200

250

300

350

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Page 70: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

51

Nilai rasio lancar mengindikasikan kemampuan aktiva lancar

perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar, dari perhitungan tahun 1993

diperoleh rasio lancar sebesar 153,88%. Nilai ini dapat diintrepetasikan

bahwa untuk setiap satu rupiah kewajiban jangka pendek dijamin dengan 1,53

rupiah aktiva lancar. Pada tahun-tahun berikutnya rasio lancar perusahaan

naik mendekati angka 2, yaitu nilai rasio dimana setiap satu rupiah kewajiban

lancar dijamin dengan 2 rupiah aktiva lancar atau 2 kali. Kecuali pada tahun

1999 nilai rasio lancar perusahaan mencapai 3,11 hal ini kemungkinan

sebagai imbas dari krisis moneter tahun 1998 dimana perusahaan berusaha

menjaga keamanan likuiditas perusahaan.

2. Quick Test Ratio Atau Rasio Cepat

Rasio QuickLancar Hutang

Persediaan -Lancar Aktiva

Tabel V.2 Penghitungan Quick Test Ratio

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun Aktiva Lancar

(Jutaan Rp)

Persediaan (Jutaan Rp)

Kewajiban Lancar

(Jutaan Rp)

Quick test ratio (%)

1993 2.181.916 1.889.113 1.417.932 20,65 1994 2.703.452 2.253.209 1.797.718 25,05 1995 2.999.593 2.327.965 1.671.387 40,18 1996 3.292.979 2.455.187 1.624.914 51,56 1997 4.029.331 3.252.588 2.135.223 36,38 1998 5.101.774 3.467.864 2.402.020 68,02 1999 6.677.242 4.250.502 2.145.788 113,09 2000 9.130.444 7.197.500 4.562.345 42,37 2001 11.123.218 9.103.779 5.058.526 39,92 2002 11.491.018 9.381.700 5.527.058 38,16 2003 11.923.663 9.528.579 6.057.693 39,54

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Page 71: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

52

Grafik V.2 Grafik Quick Test Ratio

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai tahun 1993 sampai dengan 2003

0

20

40

60

80

100

120

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Rasio Cepat atau Quick test Ratio Adalah hampir sama dengan rasio

lancar akan tetapi pada aktiva lancar dikurangi persediaan. Rasio ini

memberikan indikator yang lebih baik dalam melihat likuiditas perusahaan

dibandingkan dengan rasio lancar. Penghilangan persediaan, karena

persediaan memerlukan jangka waktu yang agak lama untuk dikonversi

menjadi kas. Dari perhitungan tahun 1993 diperoleh rasio cepat sebesar

20,65% Nilai ini dapat diintrepetasikan bahwa untuk setiap satu rupiah

hutang lancar dijamin dengan 0,2 rupiah aktiva cepat. Pada tahun-tahun

berikutnya aktiva cepat mengalami kenaikan, dengan kenaikan tertinggi pada

tahun 1999 sebesar 1,13 atau 113% rasio cepat. Hal ini menunjukkan pada

tahun 1999 perusahaan sangat menjaga keamanan likuiditas kemungkinan

untuk menjaga kepercayaan kreditur karena ketika itu sedang terjadi krisis

moneter.

Page 72: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

53

3. Net Working Capital atau modal kerja bersih

LancarKewajiban

Lancar Kewajiban -Lancar Aktiva NWC

Tabel V.3 Penghitungan Net Working Capital

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun Aktiva Lancar

(Jutaan Rp)

Kewajiban Lancar

(Jutaan Rp)

Net Working Capital

NWC (%)

1993 2.181.916 1.417.932 0,5388 53,88

1994 2.703.452 1.797.719 0,5038 50,38

1995 2.999.593 1.671.388 0,7947 79,47

1996 3.292.979 1.624.914 1,0266 102,66

1997 4.029.331 2.135.223 0,8871 88,71

1998 5.101.774 2.402.020 1,1240 112,40

1999 6.677.242 2.145.788 2,1118 211,18

2000 9.130.444 4.562.345 1,0013 100,13

2001 11.123.218 5.058.526 1,1989 119,89

2002 11.491.018 5.527.058 1,0790 107,90

2003 11.923.663 6.057.693 0,9684 96,84 Sumber : Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Grafik V.3 Grafik Net Working Capital

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai tahun 1993 sampai dengan 2003

0

50

100

150

200

250

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Page 73: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

54

Modal kerja bersih atau Net Working Capital (NWC), Rasio modal

kerja bersih digunakan untuk mengetahui rasio modal bersih terhadap

kewajiban lancar, atau menunjukkan seberapa besar modal kerja bersih yang

dimiliki perusahaan dibandingkan dengan kewajiban lancar. Dari perhitungan

tahun 1993 diperoleh rasio modal kerja bersih sebesar 53,88%. Ini berarti

modal kerja bersih perusahaan sebesar 53,88% dari kewajiban lancar, atau

juga bisa bilang bahwa modal kerja bersih P.T. Gudang Garam Tbk, tahun

1993 sebesar separuh dari total kewajiban jangka pendeknya.

Seperti halnya rasio likuiditas yang lain rasio ini dari tahun 1993

sampai dengan tahun 2003 mengalami kecenderungan mendekati angka 1

atau 100% kecuali pada tahun 1999 mencapai angka 2,11 atau 211,18%.

Modal kerja bersih yang terlalu besar menunjukkan bahwa manajemen

kurang efisien dalam mengelola sumber-sumber keuangan dengan banyaknya

akiva yang menganggur.

Page 74: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

55

5.1.2. Rasio Solvabilitas atau Daya Ungkit atau Leverage

1. Penghitungan Debt to aset ratio (DAR)

Aktiva Total

Kewajiban TotalDAR

Tabel V.4 Penghitungan Debt to aset ratio

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun Total

Kewajiban (Jutaan Rp)

Total Aktiva (Jutaan Rp)

Debt to Aset Ratio

DAR (%)

1993 1.433.771 3.029.737 0,4732 47,32 1994 1.797.719 3.567.791 0,5039 50,39 1995 1.879.018 3.914.547 0,4800 48,00 1996 1.767.894 4.314.323 0,4098 40,98 1997 2.135.224 5.299.850 0,4029 40,29 1998 2.402.023 6.532.916 0,3677 36,77 1999 2.283.363 8.076.917 0,2827 28,27 2000 4.732.082 10.843.195 0,4364 43,64 2001 5.249.932 13.448.124 0,3904 39,04 2002 5.742.994 15.452.703 0,3716 37,16 2003 6.368.018 17.338.899 0,3673 36,73

Sumber : Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Grafik V.4 Grafik Debt to aset ratio

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai tahun 1993 sampai dengan 2003

0

10

20

30

40

50

60

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan

menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Dari

Page 75: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

56

perhitungan tahun 1993 diperoleh rasio DAR sebesar 47,32% maksudnya

bahwa pada tahun 1993 presentasi aktiva yang didanai dari hutang 47,32%.

Dari perhitungan dari tahun 1993 sampai dengan 2003 DAR perusahaan rata-

rata berada di atas 35% kecuali pada tahun 1999 DAR berada pada titik

terendah di posisi 28% atau dibawah rata-rata pada tahun-tahun sebelum dan

sesudahnya dan terlihat mempunyai kecenderungan menurun. Semakin

rendah nilai rasio berarti semakin sedikit presentase aktiva yang didukung

oleh hutang, dan mengakibatkan adanya penurunan biaya bunga pinjaman,

sehingga semakin sedikit rasio DAR maka perusahaan semakin sehat.

2. Penghitungan Debt to Equity Ratio (DER)

Ekuitas Total

Kewajiban Total DER

Tabel V. 5 Penghitungan Debt to Equity Ratio

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun Total

Kewajiban (Jutaan Rp)

Total Ekuitas (Jutaan Rp)

Debt To Equity Ratio

DER (%)

1993 1.433.771 1.595.966 0,8984 89,84 1994 1.797.719 1.770.072 1,0156 101,56 1995 1.879.018 2.035.529 0,9231 92,31 1996 1.767.894 2.546.427 0,6943 69,43 1997 2.135.224 3.164.626 0,6747 67,47 1998 2.402.023 4.130.893 0,5815 58,15 1999 2.283.363 5.793.549 0,3941 39,41 2000 4.732.082 6.111.108 0,7743 77,43 2001 5.249.932 8.198.192 0,6404 64,04 2002 5.742.994 9.709.701 0,5915 59,15 2003 6.368.018 10.970.871 0,5804 58,04

Sumber : Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Page 76: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

57

Tabel V. 5 Penghitungan Debt to Equity Ratio

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

0

20

40

60

80

100

120

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang

saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, maka semakin

rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham Dari

hasil perhitungan di atas dan yang disajikan dalam bentuk kurva dapat dilihat

bahwa pergerakan rasio bergerak menurun kecuali pada tahun 2000 ada

pergerakan naik, pada tahun 1993 DER sebesar 89,84%. Maksud rasio

tersebut bahwa presentase aktiva yang didanai oleh hutang adalah 89,84%

Secara keseluruhan dari penyajian data di atas dapat diartikan bahwa

dari tahun 1993 sampai tahun 2004 rasio mengalami kecenderungan menurun

sehingga dari tahun ke tahun semakin menurun rasio pendaaan aktiva dari

hutang dan semakin tingginya pendanan untuk dari dalam perusahaan atau

pemegang saham. Rasio yang semakin kecil juga mengakibatkan pembayaran

bunga yang kecil sehingga semakin sehat bagi perusahaan.

Page 77: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

58

3. Penghitungan Equity Multiplier

Ekuitas Total

Aktiva Total EM

Tabel V.6 Penghitungan Equity Multiplier

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun Total Aktiva (Jutaan Rp)

Total Ekuitas (Jutaan Rp)

Equity Multiplier

1993 3.029.737 1.595.966 1,8984 1994 3.567.791 1.770.072 2,0156 1995 3.914.547 2.035.529 1,9231 1996 4.314.323 2.546.427 1,6943 1997 5.299.850 3.164.626 1,6747 1998 6.532.916 4.130.893 1,5815 1999 8.076.917 5.793.549 1,3941 2000 10.843.195 6.111.108 1,7743 2001 13.448.124 8.198.192 1,6404 2002 15.452.703 9.709.701 1,5915 2003 17.338.899 10.970.871 1,5804

Sumber : Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Tabel V.6 Penghitungan Equity Multiplier

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

mendayagunakan ekuitas pemegang saham, semakin rendah rasio, semakin

bagus kinerja perusahaan dari pengelolaan ekuitas. Dari penyajian data di

atas dapat di baca bahwa rasio ini berada pada range antara 1,4 sampai

dengan 2,0 dan ada gejolak pada tahun 1999 dan 2000

Page 78: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

59

4. Penghitungan Interest Coverage

Bunga Biaya

EBIT IC

Tabel V.7 Penghitungan Interest Coverage

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun EBIT

(Jutaan Rp) Biaya Bunga (Jutaan Rp)

Interest Coverage

1993 324.822 86.878 3,7388 1994 497.351 108.923 4,5661 1995 669.766 140.325 4,7730 1996 1.024.404 90.511 11,3181 1997 1.364.258 59.026 23,1127 1998 1.968.654 152.432 12,9150 1999 3.012.395 47.021 64,0649 2000 3.254.663 91.016 35,7592 2001 3.389.977 384.106 8,8256 2002 3.455.030 442.351 7,8106 2003 2.930.647 338.744 8,6515

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Grafik V.7 Grafik Interest Coverage

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

0

10

20

30

40

50

60

70

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Interest Coverage menunjukkan kemampuan laba kotor dalam menutup

biaya bunga, rasio tahun 1993 sebesar 3,73 menunjukkan bahwa keuntungan

kotor yang tersedia 3,7 kali dari jumlah biaya bunga yang harus dibayar.

Page 79: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

60

Interest Coverage P.T. Gudang Garam Tbk, dihitung dengan membagi laba

kotor di bagi biaya bunga kotor.

Pada tahun 1999 dan 2000 menunjukkan angka rasio yang sangat

tinggi hal ini disebabkan karena adanya ketidak laziman, kalau pada tahun-

tahun sebelumnya P.T. Gudang Garam Tbk, pos beban bunga lebih besar dari

pendapatan bunga, akan tapi mulai tahun 1999 P.T. Gudang Garam Tbk,

memperoleh pendapatan bunga sebesar 163,97 milyar rupiah dan beban bunga

sebesar 47,02 milyar rupiah yang tercantum dalam laporan keuangan tahun

1999. Surplus bunga hanya terjadi pada tahun 1999 dan tahun 2000, selain

tahun itu beban bunga lebih besar dari pada pendapatan bunga.

5.1.3. Rasio Profitabilitas

1. Penghitungan Gross profit margin

BersihPenjualan

HPP) -bersih (Penjualan GPM

Tabel V.8 Penghitungan Gross profit margin

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun Penjualan Bersih

(Jutaan Rp) HPP

(Jutaan Rp) Gross Profit

Margin 1993 3.874.452 3.287.158 0,1516 1994 4.783.722 3.956.400 0,1729 1995 5.594.578 4.547.480 0,1872 1996 6.558.296 5.032.419 0,2327 1997 7.517.909 5.610.554 0,2537 1998 9.973.172 7.352.019 0,2628 1999 12.694.605 8.943.319 0,2955 2000 14.964.674 10.837.213 0,2758 2001 17.970.450 13.519.452 0,2477 2002 20.939.084 16.108.007 0,2307 2003 23.137.376 18.615.630 0,1954

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Page 80: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

61

Grafik V.8 Grafik Gross profit margin

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

0

5

10

15

20

25

30

35

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Rasio ini berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari

setiap barang yang dijual, dari perhitungan di atas GPM tahun 1993 sebesar

0,15 ini berarti bahwa setiap satu rupiah penjualan, perusahaan mendapatkan

keuntungan kotor sebesar 0,15 rupiah. Pada kurva di atas GPM terbesar

terjadi pada tahun 1999 dan 2000, hal ini bisa dibaca bahwa krisis moneter

tidak mempengaruhi keuntungan kotor perusahaan.

Page 81: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

62

2. Penghitungan Net Profit Margin

BersihPenjualan

Bersih Laba NPM

Tabel V.9 Penghitungan Net Profit Margin

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun Laba Bersih (Jutaan Rp)

Penjualan Bersih (Jutaan Rp)

Net Profit Margin

1993 158.961 3.874.452 0,0410 1994 248.665 4.783.722 0,0520 1995 366.472 5.594.578 0,0655 1996 655.205 6.558.296 0,0999 1997 905.812 7.517.909 0,1205 1998 1.110.792 9.973.172 0,1114 1999 2.276.632 12.694.605 0,1793 2000 2.243.215 14.964.674 0,1499 2001 2.087.361 17.970.450 0,1162 2002 2.086.891 20.939.084 0,0997 2003 1.838.673 23.137.376 0,0795 Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Grafik V.9 Grafik Net Profit Margin

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Rasio ini menggambarkan besarnya prosentase keuntungan bersih yang

diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan karena

memasukkan semua unsur pendapatan dan biaya. Berdasarkan hasil

Page 82: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

63

perhitungan diperoleh rasio NPM tahun 1993 sebesar 4,1% yang berarti

untuk setiap seratus rupiah penjualan, perusahaan mendapatkan keuntungan

bersih sebesar 4,1 rupiah. Pada kurva NPM mempunyai bentuk mirip dengan

kurva NPM, dimana pada tahun 1999 menunjukkakan nilai NPM yang paling

tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa P.T. Gudang Garam Tbk,

memperoleh laba kotor tertinggi pada tahun 1999.

3. Penghitungan Return On Asset

Aktiva Total

Bersih Laba ROA

Tabel V.10 Penghitungan Return On Asset

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun Laba Bersih (Jutaan Rp)

Total Aktiva (Jutaan Rp)

Return On Asset

1993 158.961 3.029.737 0,0525 1994 248.665 3.567.791 0,0697 1995 366.472 3.914.547 0,0936 1996 655.205 4.314.323 0,1519 1997 905.812 5.299.850 0,1709 1998 1.110.792 6.532.916 0,1700 1999 2.276.632 8.076.917 0,2819 2000 2.243.215 10.843.195 0,2069 2001 2.087.361 13.448.124 0,1552 2002 2.086.891 15.452.703 0,1351 2003 1.838.673 17.338.899 0,1060

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Page 83: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

64

Grafik V.10 Grafik Return On Asset

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

0

5

10

15

20

25

30

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan bersih dari setiap satu rupiah aset yang digunakan.

Untuk menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya

dalam kegiatan operasional perusahaan. Dari perhitungan di atas diperoleh

ROA tahun 1993 sebesar 5,25% hal ini dapat diartikan bahwa setiap seratus

rupiah aktiva yang dimiliki perusahaan, perusahaan mendapatkan keuntungan

bersih sebesar 5,25 rupiah. Pada kurva terlihat bahwa pada tahun 1999 ROA

berada pada puncak tertinggi dengan 28,19% berarti setiap seratus rupiah

aktiva yang dimiliki perusahaan, perusahaan mendapatkan keuntungan bersih

sebesar 28,19 rupiah.

Page 84: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

65

4. Penghitungan Return On Equity

Saham Modal

Bersih Laba ROE

Tabel V.11 Penghitungan Return On Equity

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun Laba Bersih (Jutaan Rp)

Total Ekuitas (Jutaan Rp)

Return On Equity (%)

1993 158.961 1.595.966 0,0996 1994 248.665 1.770.072 0,1405 1995 366.472 2.035.529 0,1800 1996 655.205 2.546.427 0,2573 1997 905.812 3.164.626 0,2862 1998 1.110.792 4.130.893 0,2689 1999 2.276.632 5.793.549 0,3930 2000 2.243.215 6.111.108 0,3671 2001 2.087.361 8.198.192 0,2546 2002 2.086.891 9.709.701 0,2149 2003 1.838.673 10.970.871 0,1676

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Grafik V.11 Grafik Return On Equity

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

0

10

20

30

40

50

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya pengembalian setiap

rupiah modal dari pemilik. Dari perhitungan diperoleh nilai ROE tahun 1993

sebesar 9,96% yang berarti untuk seratus rupiah investasi pemegang saham,

Page 85: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

66

perusahaan memberikan kembalian sebesar 9,96 rupiah. Nilai ROE ini bisa

digunakan sebagai acuan untuk membandingkan dengan jika berinvestasi

dengan bentuk lain misalkan jika didepositokan, jika bunga deposito lebih

rendah dengan ROE perusahaan, maka bagi investor akan lebih

menguntungkan jika menginvestasikan dananya ke perusahaan.

Dari sajian kurve di atas ROE mencapai puncaknya pada tahun 1999

yaitu sebesar 39,3% tentunya dengan nilai ROE yang tinggi ini investor

sangat diuntungkan

5. Penghitungan Earning Per Share

Beredar yang SahamJumlah

Bersih Laba EPS

Tabel V.12 Penghitungan Earning Per Share

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun Laba Bersih (Jutaan Rp)

Jmlh Saham yang Beredar

(Jutaan lembar)

Earning Per Share

1993 158.961 481,022 330,47 1994 248.665 481,022 516,95 1995 366.472 481,022 761,86 1996 655.205 1.924,088 340,53 1997 905.812 1.924,088 470,77 1998 1.110.792 1.924,088 577,31 1999 2.276.632 1.924,088 1.183,23 2000 2.243.215 1.924,088 1.165,86 2001 2.087.361 1.924,088 1.084,86 2002 2.086.891 1.924,088 1.084,61 2003 1.838.673 1.924,088 955,61

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Page 86: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

67

Grafik V.12 Grafik Earning Per Share

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap

satu lembar saham. Dari hasil perhitungan diperoleh EPS tahun 1993 sebesar

330,47 berarti untuk setiap satu lembar saham, laba yang diperoleh adalah

Rp330,47. dari kurva terlihat bahwa nilai rupiah laba per saham ada kenaikan

sesudah krisis moneter tahun 1998, pada tahun 1996 terjadi penurunan EPS

hal ini terjadi karena perusahaan melakukan stock split atau pemecahan

saham, dari semula 481.022.000 saham menjadi 1.924.088.000 saham.

Kenaikan nilai EPS paska tahun 1998 belum bisa mengindikasikan adanya

kenaikan dua kali lipat keuntungan bersih karena paska tahun 1998 terjadi

penurunan nilai tukar nominal uang terhadap barang atau inflasi.

Page 87: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

68

6. Penghitungan Payout Ratio

Bersih Laba

KasDividen PR

Tabel V.13

Penghitungan Payout Ratio P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun Deviden Kas (Jutaan Rp)

Laba Bersih (Jutaan Rp)

Payout Ratio (%)

1993 72.153 158.961 45,39 1994 74.558 248.665 29,98 1995 101.015 366.472 27,56 1996 144.307 655.205 22,02 1997 288.613 905.812 31,86 1998 230.891 1.110.792 20,79 1999 500.263 2.276.632 21,97 2000 1.924.088 2.243.215 85,77 2001 0 2.087.361 00,00 2002 577.227 2.086.891 27,66 2003 577.227 1.838.673 31,39

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Grafik V.13 Grafik Payout Ratio

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

0

20

40

60

80

100

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Rasio ini menggambarkan persentase deviden kas yang diterima oleh

pemegang saham terhadap laba bersih yang diperoleh perusahaan. Dari hasil

Page 88: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

69

perhitungan bahwa nilai untuk tahun 1993 adalah sebesar 0,4539 berarti

bahwa 45,39% dari laba bersih perusahaan dibagikan sebagai dividen kas,

sedangkan 54,61% digunakan sebagai tambahan ekuitas atau modal usaha.

Jumlah dividen yang dibayarkan pada pemegang saham ini nantinya

akan digunakan sebagai dasar untuk menghitung berapa sebenarnya harga

saham perusahaan. Sedangkan untuk tahun 2001 tidak ada pembagian dividen

kas.

7. Penghitungan Retention Ratio

Bersih Laba

Berjalan Tahun Ditahan Laba RR

Tabel V.14 Penghitungan Retention Ratio

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun Laba Ditahan Th Berjalan (Jutaan Rp)

Laba Bersih (Jutaan Rp)

Retention Ratio (%)

1993 86.808 158.961 54,61 1994 174.107 248.665 70,02 1995 265.457 366.472 72,44 1996 510.898 655.205 77,98 1997 618.199 905.812 68,25 1998 879.901 1.110.792 79,21 1999 1.776.369 2.276.632 78,03 2000 319.127 2.243.215 14,23 2001 2.087.361 2.087.361 100 2002 1.509.664 2.086.891 72,34 2003 1.261.446 1.838.673 68,61

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Page 89: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

70

Grafik V.14 Grafik Retention Ratio

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

0

20

40

60

80

100

120

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Retention ratio (RR) adalah laba ditahan dibagi laba bersih, RR

ditambah payout ratio sama dengan satu. Rasio ini menggambarkan

persentase laba bersih yang digunakan untuk penambahan modal perusahaan.

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai RR untuk tahun 1993 adalah

54,61%, berarti bahwa 45,39% dari total laba bersih digunakan untuk

penambahan modal. sedangkan pada tahun 2001 RR bernilai 1, yang berarti

dari total laba bersih semua digunakan untuk penambahan modal.

Page 90: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

71

5.1.4. Rasio Aktivitas

1. Penghitungan Rata-rata umur piutang

Rata-rata umur piutang = 365Penjualan/

Dagang Piutang

Tabel V.15 Penghitungan Rata-rata umur piutang

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun Penjualan

Bersih (Jutaan Rp)

Piutang Dagang

(Jutaan Rp)

1 tahun = 365 Hari

Rata-Rata Umur

Piutang

1993 3.874.452 198.163 365 18,6683 1994 4.783.722 325.176 365 24,8111 1995 5.594.578 399.719 365 26,0784 1996 6.558.296 501.237 365 27,8962 1997 7.517.909 627.177 365 30,4499 1998 9.973.172 965.548 365 35,3373 1999 12.694.605 1.194.404 365 34,3419 2000 14.964.674 1.642.503 365 40,0619 2001 17.970.450 1.607.293 365 32,6459 2002 20.939.084 1.441.422 365 25,1262 2003 23.137.376 1.687.062 365 26,6140

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Grafik V.15 Grafik Rata-rata umur piutang

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

0

10

20

30

40

50

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Dengan melihat rasio ini, kita bisa melihat dalam jangka waktu berapa hari

piutang akan bisa diubah menjadi kas atau ditagih. Rata-rata penerimaan

Page 91: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

72

piutang untuk tahun 1993 adalah 19 hari sedangkan pada tahun 1994 selama

25 hari. Semakin cepat rata-rata penerimaan piutang akan semakin baik

kinerja perusahaan dalam mengelola piutang. Pertimbangan lain dalam

manajemen piutang adalah mengenai pengaruh dari kebijakan pemberian

piutang terhadap peningkatan penjualan.

2. Penghitungan Inventory Turn Over

Persediaan

Penjulan Pokok Harga ITO

Tabel V. 16 Penghitungan Inventory Turn Over

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun Harga Pokok

Penjualan (Jutaan Rp)

Persediaan Barang

(Jutaan Rp)

Inventory Turn Over

1993 3.287.158 1.889.113 1,7401 1994 3.956.400 2.253.209 1,7559 1995 4.547.480 2.327.965 1,9534 1996 5.032.419 2.455.187 2,0497 1997 5.610.554 3.252.588 1,7250 1998 7.352.019 3.467.864 2,1200 1999 8.943.319 4.250.502 2,1041 2000 10.837.213 7.197.500 1,5057 2001 13.519.452 9.103.779 1,4850 2002 16.108.007 9.381.700 1,7170 2003 18.615.630 9.528.579 1,9537

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Page 92: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

73

Grafik V.16 Grafik Inventory Turn Over

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada akan

diubah menjadi penjualan. Rasio Inventory turn over (ITO) untuk tahun 1993

adalah 1,74 yang berarti dalam satu tahun persediaan diubah menjadi

penjualan sebanyak 1,74 kali, sedangkan untuk tahun 1998 adalah 2,12 kali.

Semakin tinggi rasio maka semakin cepat persediaan diubah menjadi

penjualan. Rasio yang terlalu tinggi berisiko terjadinya kekurangan

persediaan yang mengakibatkan larinya pelanggan, sedangkan rasio yang

terlalu rendah menyebabkan banyaknya persediaan yang menganggur yang

mengakibatkan aktiva menganggur terlalu banyak.

Page 93: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

74

3. Penghitungan Lama Persediaan Mengendap

OverTurn Inventory

365 LPM

Tabel V.17 Penghitungan Lama Persediaan Mengendap

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun Inventory Turn Over

(Jutaan Rp) Lama Persediaan

Mengendap

1993 1,7401 209,7636 1994 1,7559 207,8711 1995 1,9534 186,8523 1996 2,0497 178,0741 1997 1,7250 211,6002 1998 2,1200 172,1664 1999 2,1041 173,4740 2000 1,5057 242,4136 2001 1,4850 245,7851 2002 1,7170 212,5850 2003 1,9537 186,8286 Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Grafik V.17 Grafik Lama Persediaan Mengendap

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

0

50

100

150

200

250

300

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Jumlah hari dalam setahun (365) dibagi inventory turn over. Semakin

cepat persediaan dikonversi menjadi penjualan (semakin tinggi rasio), maka

semakin likuid persediaan tersebut sehingga tidak ada aktiva yang

Page 94: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

75

menganggur terlalu lama. Lama persediaan mengendap untuk tahun 1993

adalah 209 hari sedangkan tahun 1994 adalah 207 hari. Semakin tinggi nilai

rasio menunjukkan terlalu lama persediaan ada di gudang, padahal persediaan

merupakan beban bagi perusahaan.

4. Penghitungan Total Asset turn over

Perputaran Total Aktiva = AktivaTotal

Penjualan

Tabel V.18 Penghitungan Total Asset turn over

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

Tahun Penjualan Bersih

(Jutaan Rp) Total Aktiva (Jutaan Rp)

Total Asset Turn Over

1993 3.874.452 3.029.737 1,2788 1994 4.783.722 3.567.791 1,3408 1995 5.594.578 3.914.547 1,4292 1996 6.558.296 4.314.323 1,5201 1997 7.517.909 5.299.850 1,4185 1998 9.973.172 6.532.916 1,5266 1999 12.694.605 8.076.917 1,5717 2000 14.964.674 10.843.195 1,3801 2001 17.970.450 13.448.124 1,3363 2002 20.939.084 15.452.703 1,3550 2003 23.137.376 17.338.899 1,3344

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Page 95: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

76

Grafik V.18 Grafik Total Asset turn over

P.T. Gudang Garam Tbk, mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2003

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Dengan melihat rasio ini kita bisa mengetahui efektivitas penggunaan

aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dari hasil perhitungan tahun 1993

diperoleh rasio Total asset turn over sebesar 1,27 yang berarti untuk setiap

satu rupiah aktiva, perusahaan menghasilkan 1,27 rupiah penjualan.

Total asset turn over P.T. Gudang Garam Tbk, dari tahun 1993

sampai dengan tahun 2003 rata-rata mendekati di level 1,5 hal ini

menunjukkan manajemen sudah cukup efektif dalam menggunakan aktiva

yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan karena Total asset turn over

bagi perusahaan yang produktif harus di atas satu.

Page 96: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

77

1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003

RASIO LIKUIDITAS Current Ratio % 153,88 150,38 179,47 202,66 188,71 212,40 311,18 200,13 219,89 207,90 196,84 Quick test ratio % 20,65 25,05 40,18 51,56 36,38 68,02 113,09 42,37 39,92 38,16 39,54 Net Working Capital % 53,88 50,38 79,47 102,66 88,71 112,40 211,18 100,13 119,89 107,90 96,84

RASIO SOLVABILITAS debt to aset ratio % 47,32 50,39 48,00 40,98 40,29 36,77 28,27 43,64 39,04 37,16 36,73 debt to equity ratio % 89,84 101,56 92,31 69,43 67,47 58,15 39,41 77,43 64,04 59,15 58,04 Equity multiplier 1,8984 2,0156 1,9231 1,6943 1,6747 1,5815 1,3941 1,7743 1,6404 1,5915 1,5804 Interest Coverage 3,7388 4,5661 4,7730 11,3181 23,1127 12,9150 64,0649 35,7592 8,8256 7,8106 8,6515

RASIO PROFITABILITAS Gross Profit Margin % 15,16 17,29 18,72 23,27 25,37 26,28 29,55 27,58 24,77 23,07 19,54 Net Profit Margin % 4,10 5,20 6,55 9,99 12,05 11,14 17,93 14,99 11,62 9,97 7,95 Return On Asset % 5,25 6,97 9,36 15,19 17,09 17,00 28,19 20,69 15,52 13,51 10,60 Return On Equity % 9,96 14,05 18,00 25,73 28,62 26,89 39,30 36,71 25,46 21,49 16,76 Earning per Share (Rp) 330,47 516,95 761,86 340,53 470,77 577,31 1.183,23 1.165,86 1.084,86 1.084,61 955,61 Payout Ratio % 45,39 29,98 27,56 22,02 31,86 20,79 21,97 85,77 0,00 27,66 31,39 Retention Ratio % 54,61 70,02 72,44 77,98 68,25 79,21 78,03 14,23 100,00 72,34 68,61

RASIO AKTIVITAS Rata-rata Umur Piutang (hari) 18,67 24,81 26,08 27,90 30,45 35,34 34,34 40,06 32,65 25,13 26,61 Inventory turn over 1,7401 1,7559 1,9534 2,0497 1,7250 2,1200 2,1041 1,5057 1,4850 1,7170 1,9537 Lama Persediaan Mengendap 209,76 207,87 186,85 178,07 211,60 172,17 173,47 242,41 245,79 212,58 186,83 Total Asset Turn Over 1,2788 1,3408 1,4292 1,5201 1,4185 1,5266 1,5717 1,3801 1,3363 1,3550 1,3344

TABEL V. 19

REKAPITULASI NILAI RASIO KEUANGAN

P.T. GUDANG GARAM TBK, DARI TAHUN 1993 SAMPAI DENGAN 2003

Page 97: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

78

5.2. Analisis Uji Beda

Langkah kedua dalam analisis ini adalah dengan menggunakan uji

statistik, uji beda, dalam hal ini adalah Uji hipotesis perbedaan dua mean dengan

sampel kecil, Penentuan uji statistik yang digunakan adalah adalah uji t atau t test

atau student distribution karena untuk sampel kecil dengan taraf nyata (significant

level) 5% dalam kurva normal (umum digunakan dalam penelitian ekonomi),

dengan pengujian dua sisi, untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang

signifikkan antara prestasi kerja sebelum krisis moneter dan sesudah krisis

moneter, yang mana yang diuji adalah data rasio-rasio keuangan. Maka akan

digunakan uji t sebagai berikut :

Rumus uji t,

2121

222

211

21

11

2

)1()1(

nnx

nn

SnSn

XXt

Deviasi standar sampel, S)1(

)( 2

n

XX i

Kriteria Pengujian :

= 5%

Degrees of Freedom = 5 + 5 - 2 = 8

Karena 2 sisi maka dicari t 0,025 sebesar 2,306

Page 98: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

79

- Hipotesis diterima apabila = -2,306 < t hitung < 2,306

- Hipotesis ditolak apabila = -2,306 > t hitung > 2,306

5.2.1 Uji Statistik pada rasio Likuiditas

1. Uji Beda, uji T untuk Current Ratio sebelum krisis dan sesudah krisis

Tabel V.20

Penghitungan MEAN dan STDEV pada Current Ratio

CR sebelum (X1) CR sesudah (X2) 1993 153,88 1999 311,18 1994 150,38 2000 200,13 1995 179,47 2001 219,89 1996 202,66 2002 207,90 1997 188,71 2003 196,84

MEAN 175,0186 227,1871 STDEV 22,4987 47,7840

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

5

1

5

1

255

47,7840)15(22,4987)15(

227,19 - 175,0222

x

t

T hitung = -2,2087

Page 99: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

80

Kesimpulan :

H0 = Diterima

H1 = Ditolak

Hasil statistik uji -2,2087 adalah lebih besar dari -2,306 sehingga perbedaan

tidak significant antara rata-rata sebelum dan sesudah krisis moneter, hipotesa

(H0) dapat diterima dan hipotesa alternatif (H1) ditolak.

2. Uji Beda, uji T untuk Quick Test Ratio sebelum krisis dan sesudah krisis

Tabel V.21

Penghitungan MEAN dan STDEV pada Quick Test Ratio

QTR sebelum (X1) QTR sesudah (X2) 1993 20,65 1999 113,09 1994 25,05 2000 42,37 1995 40,18 2001 39,92 1996 51,56 2002 38,16 1997 36,38 2003 39,54

MEAN 34,7632 54,6167 STDEV 12,3259 32,7245

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

5

1

5

1

255

7245,32)15(2,32591)15(

54,62 - 34,7622

x

t

T hitung = -1,2695

Kesimpulan :

H0 = Diterima

H1 = Ditolak

Hasil statistik uji -1,2695 adalah lebih besar dari -2,306 sehingga perbedaan

tidak significant antara rata-rata sebelum dan sesudah krisis moneter, hipotesa

(H0) dapat diterima dan hipotesa alternatif (H1) ditolak.

Page 100: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

81

3. Uji Beda, uji T untuk Net Working Capital sebelum krisis dan sesudah krisis

Tabel V.22

Penghitungan MEAN dan STDEV pada Net Working Capital

NWC sebelum (X1) NWC sesudah (X2) 1993 53,88 1999 211,18 1994 50,38 2000 100,13 1995 79,47 2001 119,89 1996 102,66 2002 107,90 1997 88,71 2003 96,84

MEAN 75,0186 127,1871 STDEV 22,4987 47,7840

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

5

1

5

1

255

7840,47)15(4987,22)15(

127,19 - 75,0222

x

t

T hitung = -2,2087

Kesimpulan :

H0 = Diterima

H1 = Ditolak

Hasil statistik uji -2,2087 adalah lebih besar dari -2,306 sehingga perbedaan

tidak significant antara rata-rata sebelum dan sesudah krisis moneter, hipotesa

(H0) dapat diterima dan hipotesa alternatif (H1) ditolak.

Page 101: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

82

5.2.2 Uji Statistik pada rasio Solvabilitas

1. Uji Beda, uji T untuk Debt to Assets Ratio sebelum krisis dan sesudah krisis

Tabel V.23 Penghitungan MEAN dan STDEV pada Debt to Assets Ratio

DAR sebelum (X1) DAR sesudah (X2) 1993 47,32 1999 28,27 1994 50,39 2000 43,64 1995 48,00 2001 39,04 1996 40,98 2002 37,16 1997 40,29 2003 36,73

MEAN 45,3955 36,9683 STDEV 4,5007 5,5804

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

5

1

5

1

255

,58045)15(,50074)15(

36,97-45,4022

x

t

T hitung = 2,6284

Kesimpulan

H0 = Ditolak

H1 = Diterima

Hasil statistik uji 2,6284 adalah lebih besar dari 2,306 sehingga ada

perbedaan yang significant antara rata-rata sebelum dan sesudah krisis

moneter, sehingga hipotesa (H0) ditolak dan hipotesa alternatif (H1) Diterima

2. Uji Beda, uji T untuk Debt to Equity Ratio sebelum krisis dan sesudah krisis

Tabel V.24 Penghitungan MEAN dan STDEV pada Debt to Equity Ratio

DER sebelum (X1) DER sesudah (X2) 1993 89,84 1999 39,41 1994 101,56 2000 77,43 1995 92,31 2001 64,04 1996 69,43 2002 59,15 1997 67,47 2003 58,04

MEAN 84,1216 59,6151 STDEV 14,9756 13,6741

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Page 102: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

83

5

1

5

1

255

,574113)15(,975614)15(

59,62-84,1222

x

t

T hitung = 2,7022

Kesimpulan

H0 = Ditolak

H1 = Diterima

Hasil statistik uji 2,7022 adalah lebih besar dari 2,306 sehingga ada

perbedaan yang significant antara rata-rata sebelum dan sesudah krisis

moneter, sehingga hipotesa (H0) ditolak dan hipotesa alternatif (H1) Diterima

3. Uji Beda, uji T untuk Equity Multiplier sebelum krisis dan sesudah krisis

Tabel V.25

Penghitungan MEAN dan STDEV pada Equity Multiplier

EM sebelum (X1) EM sesudah (X2) 1993 1,8984 1999 1,39411994 2,0156 2000 1,77431995 1,9231 2001 1,64041996 1,6943 2002 1,59151997 1,6747 2003 1,5804

MEAN 1,8412 1,5962 STDEV 0,1498 0,1367

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

5

1

5

1

255

7136,0)15(9814,0)15(

1,5962-1,841222

x

t

T hitung = 2,7022

Kesimpulan

H0 = Ditolak

H1 = Diterima

Hasil statistik uji 2,7022 adalah lebih besar dari 2,306 sehingga ada

perbedaan yang significant antara rata-rata sebelum dan sesudah krisis

Page 103: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

84

moneter, sehingga hipotesa (H0) ditolak dan hipotesa alternatif (H1)

Diterima.

4. Uji Bed h krisis

V.2

Penghitunga N DEV I overage

IC sebelum IC ah

a, uji T untuk Interest Coverage sebelum krisis dan sesuda

Tabel 6

n MEA dan ST pada nterest C

(X1) sesud (X2) 1993 3,7388 1999 64,06491994 4,5661 2000 35,75921995 4,7730 2001 8,82561996 11,3181 2002 7,81061997 23,1127 2003 8,6515

MEAN 9,5017 25,0224 STDEV 8,1928 24,8303

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

5(

5

1

5

1

255

7136,0)15(9814,0)1

1,5962-1,841222

x

t

73

Hasil statistik uji -1,3273 adalah lebih besar dari -2,306 sehingga perbedaan

tidak significant antara rata-rata sebelum dan sesudah krisis moneter, hipotesa

(H0) dapat diterima dan hipotesa alternatif (H1) ditolak.

T hitung = -1,32

Kesimpulan :

H0 = Diterima

H1 = Ditolak

Page 104: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

85

5.2.3 Uji Statistik pada rasio Profitabilitas

1. Uji Beda, uji T untuk Gross Profit Margin sebelum krisis dan sesudah krisis

Tabel V.27

Penghitungan MEAN dan STDEV pada Gross Profit Margin

GPM sebelum (X1) GPM sesudah (X2) 1993 15,16 1999 29,55 1994 17,29 2000 27,58 1995 18,72 2001 24,77 1996 23,27 2002 23,07 1997 25,37 2003 19,54

MEAN 19,9612 24,9030 STDEV 4,2402 3,9010

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

51

51

2553,9010)15(4,2402)15(

24,903019,961222

x

t

T hitung = -1,9179

Kesimpulan :

H0 = Diterima

H1 = Ditolak

Hasil statistik uji -1,9179 adalah lebih besar dari -2,306 sehingga perbedaan

tidak significant antara rata-rata sebelum dan sesudah krisis moneter, hipotesa

(H0) dapat diterima dan hipotesa alternatif (H1) ditolak.

2. Uji Beda, uji T untuk Net Profit Margin sebelum krisis dan sesudah krisis

Tabel V.28

Penghitungan MEAN dan STDEV pada

NPM sebelum (X1) NPM sesudah (X2) 1993 4,10 1999 17,93 1994 5,20 2000 14,99 1995 6,55 2001 11,62 1996 9,99 2002 9,97 1997 12,05 2003 7,95

MEAN 7,5781 12,4905 STDEV 3,3393 3,9894

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Page 105: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

86

5

1

5

1

255

3,9894)15(,33933)15(

4905,127,578122

x

t

T hitung = -2,1114

Kesimpulan :

H0 = Diterima

H1 = Ditolak

Hasil statistik uji -1,9179 adalah lebih besar dari -2,306 sehingga perbedaan

tidak significant antara rata-rata sebelum dan sesudah krisis moneter, hipotesa

(H0) dapat diterima dan hipotesa alternatif (H1) ditolak.

3. Uji Beda, uji T untuk Return on Asset sebelum krisis dan sesudah krisis

Tabel V.29

Penghitungan MEAN dan STDEV pada Return on Assets

ROA sebelum (X1) ROA sesudah (X2) 1993 5,25 1999 28,19 1994 6,97 2000 20,69 1995 9,36 2001 15,52 1996 15,19 2002 13,51 1997 17,09 2003 10,60

MEAN 10,7712 17,7011 STDEV 5,1575 6,9209

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

5

1

5

1

255

9209,6)15(,15755)15(

7011,1710,771222

x

t

T hitung = -1,7953

Kesimpulan :

H0 = Diterima

H1 = Ditolak

Hasil statistik uji -1,7953 adalah lebih besar dari -2,306 sehingga perbedaan

tidak significant antara rata-rata sebelum dan sesudah krisis moneter, hipotesa

(H0) dapat diterima dan hipotesa alternatif (H1) ditolak.

Page 106: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

87

4. Uji Beda, uji T untuk Return On Equity sebelum krisis dan sesudah krisis

Tabel V.30

Penghitungan MEAN dan STDEV pada Return On Equity

ROE sebelum (X1) ROE sesudah (X2) 1993 9,96 1999 39,30 1994 14,05 2000 36,71 1995 18,00 2001 25,46 1996 25,73 2002 21,49 1997 28,62 2003 16,76

MEAN 19,2731 27,9434 STDEV 7,8224 9,7280

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

5

1

5

1

255

7280,9)15(,82247)15(

9434,2719,273122

x

t

T hitung = -1,5531

Kesimpulan :

H0 = Diterima

H1 = Ditolak

Hasil statistik uji -1,5531 adalah lebih besar dari -2,306 sehingga perbedaan

tidak significant antara rata-rata sebelum dan sesudah krisis moneter, hipotesa

(H0) dapat diterima dan hipotesa alternatif (H1) ditolak.

5. Uji Beda, uji T untuk Earning per Share sebelum krisis dan sesudah krisis

Tabel V.31

Penghitungan MEAN dan STDEV pada Earning per Share

EPS sebelum (X1) EPS sesudah (X2) 1993 330,47 1999 1.183,231994 516,95 2000 1.165,861995 761,86 2001 1.084,861996 340,53 2002 1.084,611997 470,77 2003 955,61

MEAN 484,1160 1.094,8327 STDEV 175,0889 90,0636

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Page 107: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

88

5

1

5

1

255

0636,90)15(,0889175)15(

8327,094.1484,116022

x

t

T hitung = -6,9351

Kesimpulan :

H0 = Ditolak

H1 = Diterima

Kesimpulan :

Hasil statistik uji -6,9351 adalah lebih kecil dari -2,306 sehingga ada

perbedaan yang significant antara rata-rata sebelum dan sesudah krisis

moneter, hipotesa (H0) ditolak dan hipotesa alternatif (H1) diterima.

6. Uji Beda, uji T untuk Payout Ratio sebelum krisis dan sesudah krisis

Tabel V.32

Penghitungan MEAN dan STDEV pada Payout Ratio

PR sebelum (X1) PR sesudah (X2) 1993 45,39 1999 21,97 1994 29,98 2000 85,77 1995 27,56 2001 0,00 1996 22,02 2002 27,66 1997 31,86 2003 31,39

MEAN 31,3650 33,3602 STDEV 8,6683 31,7257

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

5

1

5

1

255

7257,31)15(6683,8)15(

3602,3331,365022

x

t

T hitung = -0,1357

Kesimpulan :

H0 = Diterima

H1 = Ditolak

Page 108: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

89

Hasil statistik uji -0,1357 adalah lebih besar dari -2,306 sehingga perbedaan

tidak significant antara rata-rata sebelum dan sesudah krisis moneter, hipotesa

(H0) dapat diterima dan hipotesa alternatif (H1) ditolak.

7. Uji Beda, uji T untuk Retention Ratio sebelum krisis dan sesudah krisis

Tabel V.33

Penghitungan MEAN dan STDEV pada Retention Ratio

RR sebelum (X1) RR sesudah (X2) 1993 54,61 1999 78,03 1994 70,02 2000 14,23 1995 72,44 2001 100,00 1996 77,98 2002 72,34 1997 68,25 2003 68,61

MEAN 68,6572 66,6398 STDEV 8,6668 31,7257

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

5

1

5

1

255

7257,31)15(6683,8)15(

6398,6668,657222

x

t

T hitung = 0,1372

Kesimpulan :

H0 = Diterima

H1 = Ditolak

Hasil statistik uji 0,1372 adalah lebih besar dari -2,306 sehingga perbedaan

tidak significant antara rata-rata sebelum dan sesudah krisis moneter, hipotesa

(H0) dapat diterima dan hipotesa alternatif (H1) ditolak.

Page 109: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

90

5.2.4 Uji Statistik pada rasio Aktivitas

1. Uji Beda, uji T untuk Rata-rata umur piutang sebelum krisis dan sesudah krisis

Tabel V.34

Penghitungan MEAN dan STDEV pada Rata-rata umur piutang

RUP sebelum (X1) RUP sesudah (X2) 1993 18,67 1999 34,341994 24,81 2000 40,061995 26,08 2001 32,651996 27,90 2002 25,131997 30,45 2003 26,61

MEAN 25,5808 31,7580 STDEV 4,4071 6,0593

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

5

1

5

1

255

0593,6)15(4071,4)15(

7580,3125,580822

x

t

T hitung = -1,8435

Kesimpulan :

H0 = Diterima

H1 = Ditolak

Hasil statistik uji -1,8435 adalah lebih besar dari -2,306 sehingga perbedaan

tidak significant antara rata-rata sebelum dan sesudah krisis moneter, hipotesa

(H0) dapat diterima dan hipotesa alternatif (H1) ditolak.

2. Uji Beda, uji T untuk Inventory Turn Over sebelum krisis dan sesudah krisis

Tabel V.35

Penghitungan MEAN dan STDEV pada Inventory Turn Over

ITO lum (X sebe (X1) ITO sesudah

2) 1993 1,7401 1999 2,10411994 1,7559 2000 1,50571995 1,9534 2001 1,48501996 2,0497 2002 1,71701997 1,7250 2003 1,9537

MEAN 1,8448 1,7531 STDEV 0,1475 0,2728

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

Page 110: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

91

5

1

5

1

255

2728,0)15(1475,0)15(

7531,11,844822

x

t

T hitung = 0,6613

Kesimpulan :

H0 = Diterima

H1 = Ditolak

Hasil statistik uji 0,6613 adalah lebih besar dari -2,306 sehingga perbedaan

tidak significant antara rata-rata sebelum dan sesudah krisis moneter, hipotesa

(H0) dapat diterima dan hipotesa alternatif (H1) ditolak.

3. Uji Beda, uji T untuk Lama persediaan mengendap sebelum krisis dan

sesudah krisis

Tabel V.36

Penghitungan MEAN dan STDEV pada Lama Persediaan Mengendap

LPM sebelum (X1) LPM sesudah (X2) 1993 209,76 1999 173,471994 207,87 2000 242,411995 186,85 2001 245,791996 178,07 2002 212,581997 211,60 2003 186,83

MEAN 198,8323 212,2172 STDEV 15,3186 32,3434

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

5

1

5

1

255

3434,32)15(3186,15)15(

2172,212198,832322

x

t

T hitung = -0,8363

Kesimpulan :

H0 = Diterima

H1 = Ditolak

Page 111: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

92

Hasil statistik uji -0,8363 adalah lebih besar dari -2,306 sehingga perbedaan

tidak significant antara rata-rata sebelum dan sesudah krisis moneter, hipotesa

(H0) dapat diterima dan hipotesa alternatif (H1) ditolak.

4. Uji Beda, uji T untuk Total Asset Turn Over sebelum krisis dan sesudah krisis

Tabel V.37

Penghitungan MEAN dan STDEV pada Total Assets Turn Over

TATO sebelum (X TATO sesuda1) h (X2)

1993 1,2788 1999 1,57171994 1,3408 2000 1,38011995 1,4292 2001 1,33631996 1,5201 2002 1,35501997 1,4185 2003 1,3344

MEAN 1,3975 1,3955 STDEV 0,0919 0,1002

Sumber: Data Sekunder tahun 1993 s/d 2003 yang telah diolah

5

1

5

1

255

1002,0)15(0919,0)15(

3955,11,397522

x

t

T hitung = 0,0325

isis moneter, hipotesa

0) dapat diterima dan hipotesa alternatif (H1) ditolak.

Kesimpulan :

H0 = Diterima

H1 = Ditolak

Hasil statistik uji 0,0325 adalah lebih besar dari -2,306 sehingga perbedaan

tidak significant antara rata-rata sebelum dan sesudah kr

(H

Page 112: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

93

TABEL V.38

REKAPITULASI

Uji Statistik Beda Mean

No Jenis Analisis Berbeda /

Sama Keterangan

1 Current Ratio Sama - 2 Quick test Ratio Sama - 3 Net Working Capital Sama -

4 Debt to asset ratio Berbeda Lebih besar

Sebelum Krisis Moneter

5 Debt to equity ratio Berbeda Lebih besar

Sebelum Krisis Moneter

6 Equity multiplier Berbeda Lebih besar

Sebelum Krisis Moneter 7 Interest coverage Sama - 8 Gross profit margin Sama - 9 Net profit margin Sama - 10 Return on asset Sama - 11 Return on equity Sama -

12 Earning per share Berbeda Lebih besar

Sesudah Krisis Moneter 13 Payout ratio Sama - 14 Retention ratio Sama - 15 Rata-rata umur piutang Sama - 16 Inventori turn over Sama - 17 Lama persediaan mengendap Sama - 18 Total aset turn over Sama -

Page 113: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

94

BAB VI

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai “analisis perbandingan prestasi perusahaan

sebelum dan sesudah krisis moneter, studi kasus pada P.T. Gudang Garam Tbk, ”

Dengan alat rasio keuangan dikemukan adanya lonjakan atau perubahan

naik turunnya nilai rasio-rasio keuangan yang dapat dilihat dari tabel-tabel dan

grafik-grafik hasil penghitungan rasio keuangan terutama pada tahun 1999 dan

2000.

Kemudian di uji dengan uji statistik uji beda dua mean di ketemukan

bahwa 14 rasio dari 18 rasio yang di uji menunjukkan tidak ada perbedaan yang

siknifikan, dan 4 rasio diantaranya menunjukkan ada perbedaan yang siknifikan

pada paska krisis moneter tahun 1998, yaitu Debt to Asset ratio, Debt to Equity

ratio, Equity multiplier, dan Earning per Share.

Pada Debt to Asset ratio (DAR) rata-rata nilai rasio sebelum krisis moneter

lebih tinggi dari pada sesudah krisis moneter, terjadi penurunan DAR terendah

pada tahun 1999 mencapai 28,27% sebagaimana diketahui dari hasil perhitungan

rata-rata DAR sebelum krisis 45,39% dan paska krisis 36,96%. hal ini

menunjukkan bahwa ketika terjadi krisis, perusahaan berusaha untuk menurunkan

resiko, dengan menekan presentase hutang terhadap aktiva yang dimiliki.

Pada Debt to Equity ratio rata-rata nilai rasio sebelum krisis moneter lebih

tinggi dari pada sesudah krisis moneter, terjadi penurunan DER terendah pada

Page 114: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

95

tahun 1999 mencapai 39,41% dari hasil perhitungan diketahui rata-rata DER

sebelum krisis 84,12% dan paska krisis 59,61%. hal ini menunjukkan bahwa

ketika terjadi krisis, perusahaan berusaha untuk menurunkan resiko, dengan

menekan presentase hutang terhadap penyediaan dana oleh pemegang saham.

Equity multiplier rata-rata nilai rasio sebelum krisis moneter lebih tinggi

dari pada sesudah krisis moneter, sebelum krisis rata-rata EM 184% dan rata-rata

sesudah sebesar 159%, rasio EM terendah terjadi pada tahun 1999 sebesar 139%.

Walaupun total aktiva dan total ekuitas naik dari tahun ke tahun

dan Earning per Share rata-rata nilai rasio sebelum krisis moneter lebih

rendah dari pada sesudah krisis moneter, terjadi kenaikan EPS pada tahun 1999

hal ini terjadi karena perusahaan memperoleh laba Rp.2.276.632 (dalam juta

rupiah) dari semula tahun 1998 sebesar Rp1.110.792 (dalam juta rupiah).

Sehingga EPS naik dari semula tahun 1998 Rp 577,31 menjadi Rp 1.183,23 pada

tahun 1999.

Keterbatasan

Nilai rasio yang tinggi atau rendah tidak bisa mengindikasikan baik atau

buruknya kinerja perusahaan karena nilai yang baik atau buruk bagi perusahaan

sangat relatif.

Dengan alat uji satatistik uji beda dua mean yang dianalisis adalah nilai-

nilai rasio yang berbeda sebelum dan sesudah krisis moneter.

Page 115: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

96

Saran

Strategi yang dilakukan perusahaan dalam rangka menghadapi terpaan

badai krisis moneter tahun 1998 sudah tepat dalam mengantisipasi pengaruh

negatif krisis moneter 1998, salah satu strategi yang dilakukan adalah mengurangi

resiko pada tahun 1999 (tercantum dalam neraca) dengan cara mengurangi hutang

jangka pendek dan adanya deposito jangka pendek sebesar 11.804 (dalam jutaan

rupiah), dan menurunnya biaya bunga yang harus dibayarkan perusahaan pada

tahun 1999 dan tahun 2000.

Page 116: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis

97

DAFTAR PUSTAKA

Boedijoewono, Noegroho. 2007. Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis Jilid 2,

Edisi Revisi cetakan kedua. UPP STIM YKPN, Yogyakarta

Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan,

Penerbit Andi, Yogyakarta

Fabozzi, Frank J ; Peterson, Pamela P. 2003. Financial Management and

Analysis. Second Edition. John Wiley & Sons Inc; New Jersey

Hanafi, Mamduh M ; Halim, Abdul. 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi

ketiga. UPP STIM YKPN, Yogyakarta

Helfert, Erich A. 1991. Analisis Laporan Keuangan, Terjemahan oleh Herman

Wibowo, 1993, Erlangga, Jakarta.

Munawir, S., 2004, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty,

Yogyakarta

Siregar, Syafaruddin. 2004. Statistik Terapan untuk Penelitian, Gramedia

Widiasarana Indonesia, Jakarta

Subagyo, Pangestu ; 2004, Statistika Terapan Aplikasi Pada Perencanaan dan

Ekonomi, BPFE, Yogyakarta

Tampubolon, Manahan P. 2005 Manajemen Keuangan: Konseptual, Problem dan

Studi Kasus, Ghalia Indonesia, Bogor

Uma Sekaran,. 2003. Research Method for Business 4Th Edition, USA: John

Willey & Sons Inc. Terjemahan oleh Kwan Men Yon, 2006, Salemba Empat,

Jakarta.

Page 117: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 118: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 119: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 120: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 121: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 122: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 123: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 124: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 125: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 126: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 127: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 128: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 129: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 130: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 131: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 132: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 133: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 134: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 135: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 136: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 137: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 138: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 139: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 140: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 141: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 142: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 143: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 144: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 145: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 146: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 147: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 148: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 149: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 150: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 151: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 152: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 153: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 154: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 155: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 156: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 157: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis
Page 158: ANALISIS PERBANDINGAN PRESTASI PERUSAHAAN SEBELUM …repository.usd.ac.id/13842/2/022214038_Full.pdf · abstrak . analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis