115
ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN KEAGAMAAN DI YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI (YMAI) LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : FINTI FATIMAH NUR SAIDAH NIM. 109051000201 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M

ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

  • Upload
    vuthuy

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN

PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN KEAGAMAAN

DI YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI (YMAI)

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam

(S.Kom.I)

Oleh :

FINTI FATIMAH NUR SAIDAH

NIM. 109051000201

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M

Page 2: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN

PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN KEAGAMAAN

DI YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI (YMAI)

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam

(S.Kom.I)

Oleh :

FINTI FATIMAH NUR SAIDAH

NIM. 109051000201

Pembimbing :

WATI NILAMSARI M.SI

NIP. 197105201999032002

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M

Page 3: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN
Page 4: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

LEMBAR PERYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya, yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan telah dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudia hari terbukti bahwa karya ini bukan asli saya atau merupakan

hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerim|

Jakarta, 15 Januari 2014

FINTI FATIMAH NUR SAIDAH

NIM. 109051000201

Page 5: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

i

ABSTRAK

Finti Fatimah Nur Saidah – NIM.109051000201

Analisis Pola Komunikasi Anak Pemulung Dengan Pembimbing Dalam Upaya

Pembinaan Keagamaan Di Yayasan Media Amal Islami (YMAI) Lebak Bulus

Jakarta Selatan

Sebagai seorang anak dari pemulung anak-anak pemulung yang lahir dan

tumbuh di lingkungan keluarga pemulung seolah-olah harus mengurungkan

impian memiliki masa depan yang cerah. Mereka tumbuh besar di lingkungan

yang keras, prilaku orang-orang dewasa yang kerap memberikan contoh kurang

baik, di masa pertumbuhannya anak pemulung seringkali mencontoh perilaku-

prilaku tersebut. Anak-anak pemulung kerap berbicara kasar, terkadang

bertengkar, mereka bahkan tidak mengenal agama mereka dengan baik karena

keterbatasan pendidikan keagamaan di lingkungan mereka.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk pembinaan

keagamaan yang dilakukan pembimbing kepada anak-anak pemulung di Yayasan

Media Amal Islami dan juga untuk mengetahui bagaimana bentuk pola

komunikasi yang terjadi antara pembimbing dengan anak-anak pemulung dalam

proses pembinaan keagamaan di Yayasan Media Amal Islami

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif yakni penelitian yang dihasilkan dari suatu data-data yang

dikumpulkan dengan menggunakan teknik obsevasi, wawancara dan juga

dokumentasi. Kemudian data yang telah di peroleh di analisa dan di jelaskan

menggunakan metode deskriptif. Sedangkan teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori pola komunikasi yang digagas oleh Onong Uchjana

Efendi yang menjelaskan bahwa terdapat empat jenis pola komunikasi, yakni pola

komunikasi pribadi yang terdiri dari komunikasi intrapribadi dan antarpribadi,

pola komunikasi kelompok, pola komunikasi massa dan pola komunikasi

bermedio.

Hasil penleitian menunjukan proses pembinaan di Yayasan Media Amal

Islami dilakukan dalam bentuk Taman Pendidikan Al-Qur’an, sedangkan pola

yang diterapkan dalam pembinaan keagamaan di Yayasan Media Amal Islami

adalah pola komunikasi antarpribadi dan pola komunikasi kelompok. Pembimbing

dalam melakukan proses pembinaan keagamaan menggunakan kedua pola

tersebut secara bergantian dan saling mendukung antara pola komunikasi

antarpribadi dan pola komunikasi kelompok. Dengan menggunakan kedua pola

tersebut pembimbing dapat berinteraksi secara langsung (face to face) dengan

anak-anak pemulung. Kedua pola komunikasi yang diterapkan dalam proses

pembinaan memiliki tiga kesamaan sifat yaitu : mengunakan bahasa verbal (baik

lisan maupun tulisan), menggunakan bahasa non-verbal sebagai bentuk

penggambaran secara utuh terhadap pemberian suatu materi dan juga pola

komunikasi yang digunakan selalu dilakukan secara tatap muka (face to face).

Page 6: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Analisis Pola Komunikasi Anak Pemulung Dengan Pembimbing

Dalam Upaya Pembinaan Keagamaan Di Yayasan Media Amal Islami (YMAI)

Lebak Bulus Jakarta Selatan”. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada

utusan Allah SWT Sayyidina Muhammad SAW.

Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari jasa, bantuan, do’a dan

dorongan semua pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Dr. Arief Subhan M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi beserta Dr.Suparto, M.Ed selaku Wakil Dekan Bidang Akademik,

Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Drs.

Wahidin Saputra, MA selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Rachmat Baihaky, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

beserta Umi Musyarofah selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam.

3. Noor Berkti Negoro, M.Si selaku Dosen Penasihat Akademik Kelas F Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Segenap Dosen-dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

telah memberikan ilmu dan pengetahuanya kepada peneliti.

5. Wati Nilamsari M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi, terimakasih atas

kesabaranya dalam membimbing peneliti.

6. Ayahku dan Ibuku tercinta, terimakasih atas doa-doa ayah dan ibu yang selalu

mengalir untuk keberhasilan anakmu ini, semoga Allah berkenan

mengabulkan setiap doa yang engkau panjatkan.

7. Adik-adiku tercinta A.Sulthon Choiruddin dan Putri Khofifah NS semoga

kakakmu ini bisa menjadi contoh yang baik dan penyemangat untuk kalian.

8. Ust. Aslih Ridwan M.A selaku pendiri Yayasan Media Amal Islami, yang

telah mengijinkan dan mendukung peneliti melakukan penelitian di yayasan

tersebut.

9. Segenap pengurus di Yayasan Media Amal Islami terutama Ust. Dzulfitri

Sulaiman S.Pd yang telah banyak membantu selama peneliti melakukan

penelitian di yayasan tersebut.

10. Ka Aderatna, Ka Ratnasari dan Ibu Siti Chuzaemah selaku pembimbing bagi

anak-anak pemulung di Yayasan Media Amal Islami, terimakasih atas segala

kesediaanya untuk menjadi narasumber dalam penelitian ini.

Page 7: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

iii

11. BenQ tersayang terimakasih karena telah menemani peneliti selama tiga tahun

terakhir.

12. Sahabat-sahabatku Silvi Arifyanti S.Kom.I, Maryam Khoirunnisa S.Kom.I,

Fildza Maulidya S.Pd dan Fatimah S.Kom.I terimaksih terimakasih dan

terimakasih telah bersahabat bersama peneliti selama bertahun-tahun yang

penuh dengan warana warni dan juga terimakasih atas perhatian dan kebaikan

kalian untuk peneliti.

13. Kawan-kawan KPI-F merangkap KKN EKSIS terimakasih atas

kebersamaanya selama tujuh semester.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Peneliti ucapkan

trimakasih atas segala bentuk bantuanya.

Semoga segala betuk bantuan dan kebaikan yang telah diberikan dengan

iklas untuk peneliti dibalas dengan kebaikan yang berlipat ganda oleh Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya

dan bagi pembaca pada umunya dalam menambah wawasan Ilmu Pegetahuan.

Jakarta, Januari 2014

Finti Fatimah Nur Sidah

Page 8: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 5

1. Pembatasan Masalah ................................................................... 5

2. Perumusan Masalah .................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6

1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

D. Metodologi Penelitian ....................................................................... 7

1. Pendekatan Penelitian ................................................................. 7

2. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................... 7

E. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 9

F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ............................... 9

1. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 9

2. Analisi Data ............................................................................... 11

G. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 12

H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 14

BAB II : KERANGKA KONSEPTUAL ........................................................... 15

A. Pola Komunikasi .............................................................................. 15

B. Teori Pola Komunikasi ................................................................... 16

C. Tradisi Sibernetika ........................................................................... 20

D. Unsur-unsur Komunikasi ................................................................ 23

E. Pembinaan Keagamaan ................................................................... 27

1. Pengertian Pembinaan Keagamaan ......................................... 27

2. Tujuan Pembinaan Keagamaan ............................................... 29

F. Pemulung .......................................................................................... 30

1. Pengertian Pemulung ................................................................ 30

2. Kehidupan Pemulung ................................................................ 31

3. Anak-anak Pemulung ................................................................ 33

BAB III : GAMBARAN UMUM YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI

(YMAI) ................................................................................................... 35

A. Yayasan di Indonesia ...................................................................... 35

B. Perkembangan Yayasan Media Amal Islami ............................... 37

C. Profil Yayasan Media Amal Islami ............................................... 39

D. VISI MISI Yayasan Media Amal Islami ...................................... 40

E. Struktur Organisasi Yayasan Media Amal Islami ....................... 41

Page 9: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

v

F. Program Yayasan Media Amal Islami .......................................... 42

G. Profil Pengajar Yayasan Media Amal Islami ............................... 43

H. Profil Anak-anak Binaan Yayasan Media Amal Islami ............. 44

BAB IV : ANALISA DAN TEMUAN LAPANGAN ...................................... 46

A. Pembinaan Keagamaan Anak Pemulung Yayasan Media Amal

Islami (YMAI) ................................................................................. 46

B. Pola Komunikasi Yayasan Media Amal Islami (YMAI) ........... 53

BAB V : PENUTUP .............................................................................................. 69

A. Kesimpulan ....................................................................................... 69

B. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 70

C. Saran .................................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 72

Page 10: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kerangka Subjek Penelitian ...................................................................... 8

Tabel 2 : Data Entry Yayasan Untuk Tahun 2003 Sampai dengan Tahun 2012 ... 37

Tabel 3 : Profil Pembimbing Yayasan Media Amal Islami ................................... 44

Tabel 4 : Profil Anak Binaan Yayasan Media Amal Islami ................................. 45

Tabel 5 : Objek Penelitian : Anak Binaan Yayasan Media Amal Islami .............. 45

Tabel 6 : Pembagian Kelas TPA Yayasan Media Amal Islami ............................. 47

Tabel 7 : Jadwal Kegiatan TPA Yayasan Media Amal Islami ............................. 48

Page 11: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Struktur Organisasi Yayasan Media Amal Islami............................... 41

Gambar 2 : Proses Pembinaan Kelas TPA Ula ..................................................... 49

Gambar 3 : Proses Pembinaan Kelas TPA Wustho .............................................. 50

Gambar 4 : Proses Pembinaan Kelas TPA Ula ..................................................... 51

Gambar 5 : Proses Komunikasi Antar Pribadi ...................................................... 58

Gambar 6 : Proses Komunikasi Kelompok ........................................................... 61

Page 12: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jakarta sebagai ibukota Indonesia merupakan kota yang menjadi pusat

perdagangan, pusat ekonomi, pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat

sosial dan bahkan sebagian besar perputaran uang berpusat di Jakarta. Ini

menjadi daya tarik masyarakat desa untuk melakukan urbanisasi1 ke Jakarta.

Banyak dari mereka melakukan urbanisasi ke Jakarta dengan motif dorongan

ekonomi, mereka beranggapan setelah mereka sampai di Jakarta mereka akan

mendapatkan pekerjaan dan tentunya pendapatan yang lebih besar dari

pekerjaan mereka di desa, tidak banyak dari mereka setelah berpindah dari

desa ke kota mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan pendapatan yang

lebih besar, begitupun sebaliknya tidak sedikit dari mereka setelah berpindah

ke kota malah tidak mendapatkan hasil seperti yang mereka inginkan,

kebanyakan mereka ini pergi ke Jakarta dengan modal nekad mereka mencari

pekerjaan di kota tanpa berbekal keterampilan, keahlian serta tingkat

pendidikan yang relatif rendah, setelah mereka sampai di Jakarta mereka tidak

tahu apa yang harus mereka lakukan, mencari pekerjaan kesana-kemari tidak

ada hasil yang mereka dapatkan.

Munculah berbagai macam pemasalahan di kota Jakarta. Sekian

banyak tempat lapangan pekerjaan, ternyata belum cukup untuk mengurangi

jumlah pengangguran. Disamping itu jumlah penduduk Jakarta hampir di

1 Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Sumber :

http://kbbi.web.id/urbanisasi, tanggal akses : 17.42 WIB 29 Januari 2014.

Page 13: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

2

setiap tahunya bertambah, berdasarkan data Badan Pusat Statistik menunjukan

bahwa jumlah penduduk DKI Jakarta bertambah 1,2 juta penduduk dalam

kurun waktu 10 tahun yakni antara tahun 2000 hingga tahun 2010.2 Melihat

banyaknya jumlah penduduk yang melakukan urbanisasi akhirnya mereka

yang kurang berhasil setelah pindah ke Jakarta bekerja serabutan, apapun hal

yang menghasilkan uang mereka kerjakan. Salah satunya adalah sebagai

pemulung. Pemulung yang dimaknai sebagai orang yang kesehariannya

memungut barang bekas seperti kertas bekas, botol bekas, kaca, bahan bekas

lainya bahkan tembaga atau besi. Barang dikumpulkan kemudian dijual

kepada pengumpul atau agen untuk dijual kembali kepada siapa saja yang

akan memproses barang itu sehingga menjadi barang yang bernilai ekonomi.

Kehidupan sebagai seorang pemulung di kota Jakarta ini sangat sarat

dengan problema baik dari sisi pribadi seorang pemulung maupun masyarakat

luas. Problema dari sisi pribadi seorang pemulung antara lain adalah

minimnya pendapatan yang mereka peroleh untuk pemenuhan kebutuhan

hidup sehari-hari. Kebanyakan dari para pemulung mendirikan tempat tinggal

tidak jauh dari tempat mereka mencari barang-barang bekas atau TPA (tempat

pembuangan akhir). Mereka mendirikan rumah non permanen dengan

menggunakan barang-barang bekas seperti menggunakan kardus bekas, kayu

bekas, seng-seng bekas, kondisi seperti ini tentulah sangat jauh dari kata

layak, terlebih jika kita melihat ke lingkungan sekitar mereka mendirikan

2 Badan Pusat Statistik,

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&notab=1, tanggal akses 17 September 2013 pukul : 14.48.

Page 14: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

3

tempat tinggal, udara yang tercemar, minimnya ketersediaan air bersih,

rawannya bencana alam seperti banjir dan selain itu bahaya berbagai macam

penyakit menanti mereka.

Sebagai pemulung kehidupan mereka seolah termarjinalkan, tidak

sedikit masyarakat yang menganggap keberadaan pemulung dianggap

mengganggu kebersihan, keindahan, ketertiban, kenyamanan dan keamanan

masyarakat. Pemulung juga dianggap sebagai golongan sosial rendah,

seringkali pemulung dicacimaki, dipukuli atau diusir dari tempat mereka

mencari nafkah tanpa memberikan solusi yang terbaik bagi mereka.

Jika problema yang di alami para pemulung sedemikian pelik lantas

bagaimana kehidupan para pemulung di masa mendatang. Anak-anak

pemulung harus rela meninggalkan sekolah dan kehilangan kebahagiaan masa

kecil mereka. Apabila yang demikian tetap terjadi maka kehidupan para

pemulung di masa mendatang tidaklah berubah. Untuk itu hal yang demikian

tidak boleh terjadi, anak-anak pemulung harus mendapat pendidikan yang

layak dan setara dengan anak-anak lainya di negeri ini, anak pemulung harus

memiliki mimpi dan untuk mewujudkan mimpi itu mereka harus memiliki

pendidikan yang cukup. Hal lain yang perlu diperhatikan dari anak-anak

pemulung adalah lingkungan sekitar mereka, anak-anak pemulung tumbuh

besar di lingkungan yang keras, prilaku orang-orang dewasa di lingkungan

para pemulung kerap memberikan contoh yang kurang baik, seperti berbicara

kasar, melakukan kekerasan, mencuri, meninggalkan perintah agama dan

tindakan tidak terpuji lainya. Di masa pertumbuhan seorang anak pemulung,

Page 15: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

4

mereka kerap mencontoh perilaku-prilaku tidak terpuji yang dilakukan orang-

orang dewasa. Anak-anak pemulung kerap bericara kasar, terkadang

bertengkar, mereka bahkan tidak mengenal agama mereka.

Jika pemerintah belum mampu untuk menangani masalah ini

sepenuhnya, maka kita sebagai masyarakat Indonesia khususnya masyarakat

beragama Islam haruslah turut membantu menangai masalah ini. Sesuai

dengan perintah Allah mengenai tolong-menolong dalam Qur’an Surat Al-

Maidah ayat 2 :

Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya

Allah amat berat siksa-Nya.

Sesuai yang di perintahkan Allah SWT dalam hal ini Yayasan Media

Amal Islami (YMAI) merupakan yayasan independen non partisipan3 yang

dirintis oleh Ust. Aslih Ridwan MA berdiri sejak tahun 1999, memberikan

pembinaan keagamaan secara cuma-cuma kepada anak-anak pemulung yang

berada di daerah Lebak Bulus V Jakarta Selatan. Yayasan ini berdiri karena

keprihatinan mereka terhadap anak-anak pemulung, mereka memberikan

3 Independen Non Partisipan maksudnya adalah tidak terikat dengan partai manapun.

Sumber : Brosur YMAI.

Page 16: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

5

pembinaan keagamaan terhadap anak-anak pemulung yang notabenya

beragama Islam, mereka melakukan pembinaan keagamaan khususnya Islam

seperti tatacara shalat, fiqih, akidah, dan juga tatacara membaca Al-Qur’an

dengan baik dan benar.

Melihat peran Yayasan Media Amal Islami dalam melakukan

pembinaan keagamaan terhadap anak-anak para pemulung, maka peneliti

tertarik untuk meneliti seperti apa pola komunikasi yang dilakukan oleh

pembimbing-pembimbing di yayasan MAI tersebut dalam melakukan

pembinaan keagamaan. Untuk itu peneliti telah merumuskan judul dalam

penelitian ini, judul yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut ”Analisis

Pola Komunikasi Anak Pemulung Dengan Pembimbing Dalam Upaya

Pembinaan Keagamaan Di Yayasan Media Amal Islami (YMAI) Lebak Bulus

Jakarta Selatan”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, agar penelitian

ini lebih terarah, maka peneliti memfokuskan penelitian ini pada analisis

hubungan komunikasi antara pembimbing dengan anak-anak pemulung

dalam pembinaan keagamaan di Yayasan Media Amal Islami (YMAI)

dengan menggunakan teori pola komunikasi yang digagas oleh Onong

Uchjana Efendi.

Page 17: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

6

2. Perumusan Masalah

Bagaimana pola komunikasi yang terjadi antara pembimbing

dengan anak-anak pemulung dalam proses pembinaan keagamaan di

YMAI.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan ini sesuai dengan rumusan masalah yang

telah di buat yaitu untuk mengetahui pola komunikasi yang terjadi antara

pembimbing dengan anak-anak pemulung dalam pembinaan keagamaan di

YMAI.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang kajian

pola komunikasi khususnya dalam konteks pembinaan terhadap anak-

anak pemulung di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat utuk para pembimbing

khususnya di Yayasan Media Amal Islami demi memperkaya

pengetahuan mengenai pola-pola komunikasi dalam proses pembinaan

terhadap anak-anak pemulung dan juga agar pembinaan yang terjadi

bersifat efektif.

Page 18: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

7

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunkan pendekatan kualitatif, yaitu metode

penelitian yang dihasilkan dari suatu data-data yang dikumpulkan berupa

kata-kata dan merupakan suatu penelitian ilmiah. Bogdan dan Taylor yang

dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefisinikan metode kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.4

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penulis berupaya

untuk menghimpun data, mengolah data dan menganalisis data dengan

tujuan dapat memperoleh gambaran dan informasi yang luas serta

mendalam tentang pola komunikasi yang menjadi objek penelitian.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah informan yang memberi data atau

informasi kepada peneliti. Orang yang diteliti dikatakan subjek dalam hal

ini karena merekalah yang memberi informasi.5

Adapun subjek utama penelitian ini adalah pengurus Yayasan

Media Amal Islami yang berlokasi di Lebak Bulus Jakarta Selatan dan

para pengajar di Yayasan Media Amal Islami. Pemilihan subjek ini

dilakukan karena mereka memiliki perhatian, pengetahuan serta peranya

dalam pembinaan keagamaan terhadap anak pemulung. Subjek pendukung

4 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. 23; Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 4. 5 Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi (Cet. 3; Malang : UMM Press, 2010),

h. 5.

Page 19: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

8

dalam penelitian ini adalah anak-anak binaan, jumlah keseluruhan anak

binaan di YMAI ada 110 anak binaan yang terdiri dari dua kelas TK A,

TK B dan tiga kelas TPA yakni TPA Ula, TPA Wustho, TPA Aliy. Agar

subjek yang diteliti sesuai dengan judul dari penelitian ini, maka peneliti

hanya akan meneliti tiga kelas TPA yang ada di YMAI.

Tabel 1

Kerangka Subjek Penelitian

Selanjutnya adalah obejek penelitian. Objek penelitian adalah

konsep atau kata-kata kunci yang diteliti atau topik penelitian.6 Dalam

penelitian ini yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah

6 Hamidi, ibid., h. 5.

Subjek Penelitian Nama Subjek Jabatan Alasan

H.Aslih Ridwan,

MAPendiri MAI

Karena beliau adalah pendiri YMAI

yang memahami betul menganai

sejarah berdirinya Yayasan Media

Amal Islami

Dzulfitri Sulaiman,

S.Pd.IBendahara MAI

Karena beliau adalah salah satu

pengurus YMAI yang memiliki

perhatian terhadap anak-anak

binaan di YMAI

Aderatna

Ratna Sari

Siti Chuzaemah

M Bahrul Alam

Sutrisni

Haikal Anwar

Selviana Fadilah

Rio Sutrisno

Bella Safira

Pendiri & Pengurus

YMAI

Anak-anak Pemulung

binaan YMAI

Karena mereka termasuk anak-

anak yang aktif berkomunikasi

dengan pembimbing maupun teman

sebaya saat proses pembinaan

keagamaan berlangsung.

Pembimbing Pengajar

Beliau adalah pengajar TPA yang

memberikan bimbingan mengenai

pembinaan keagamaan, diharapkan

beliau dapat memberikan informasi

mengenai pola komunikasi dalam

proses pembinaan keagamaan.

TPA Aliy

TPA Wustha

TPA Ula

Page 20: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

9

pola komunikasi yang di gunakan oleh para pembimbing anak-anak

pemulung dalam proses pemberian pembinaan keagamaan.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Media Amal Islami yang

berada di Jl.Lebak Bulus 5 No.34, Fatmawati, Cilandak Jakarta Selatan.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai dengan Oktober

2013.

F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data sesuai dan objektif dengan apa yang

dibutuhkan maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

a. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian, data-data penelitian tersebut di himpun

melalui pengamatan peneliti melalui penggunaan panca indra.7

Observasi yang dilakukan peneliti yakni melakukan pengamatan

langsung terhadap kegiatan pembinaan keagamaan di YMAI.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Berbentuk

tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.

Pewawancara disebut interviewer yaitu yang mengajukan pertanyaan,

7 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, “(Cet. 5; Jakarta : Kencana Prenada

Media Group, 2010), h. 134.

Page 21: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

10

sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewe yang memberi

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.8 Peneliti melakukan

wawancara terhadap subjek penelitian yakni Ust.Aslih Ridwan

wawancara yang dilakukan adalah seputar sejarah berdirinya YMAI

dan visi misi MAI, wawancara terhadap pembimbing yang ditanyakan

adalah mengenai pola komunikasi yang digunakan, dan juga beberapa

murid-murid di MAI mengenai efektifitas pola komunikasi yang

digunakan oleh pembimbing. Wawancara ini menggunakan tehnik

deep interview dan dilakukan dengan menggunakan pedoman

wawancara agar pertanyaan terarah.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen. Ini dilakukan untuk memperoleh data-data

mengenai hal yang akan diteliti, dan juga yang berhubungan dengan

objek penelitian. Dokumentasi yang dilakukan selain berasal dari

dokumen-dokumen mengenai YMAI seperti brosur, website-website

yang berhubungan dengan YMAI juga dokumen-dokumen yang

dikumpulkan oleh peneiti sendiri berupa foto-foto dan catatan-catatan

saat peneliti melakukan penelitian. Adapun perlengkapan yang

digunakan dalam proses dokumentasi antara lain adalah kamera

digital, handphone digunakan sebagai alat perekam ketika melakukan

wawancara dan juga alat-alat tulis.

8 Burhan Bungin, ibid., h. 186.

Page 22: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

11

2. Analisi Data

Analisis data merupakan proses sistematis pecarian dan pengaturan

transkipi wawancara, catatan lapangan dan materi-materi lain yang telah

dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman dan untuk menyajikan apa

yang telah ditemukan kepada orang lain.9

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian :

Suatu Pendekatan Praktik. Analisi data adalah proses penyederhanaan

data kedalam bentuk yang lebih mudah di baca dan diinterpretasikan.

Dalam menganalisa data, peneliti mengolah data dari hasil observasi dan

wawancara, data tersebut kemudian disusun dan dikategorikan

berdasarkan hasil wawancara, dokumen maupun laporan yang kemudian

di deskripsikan ke dalam bentuk bahasa yang mudah dipahami.10

Langkah-langkah dalam teknik analisis data yang dilakukan dalam

penelitian ini dengan menggunakan teknik triangulasi :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

Misalnya dengan membandingkan hasil wawancara pembimbing

mengenai pola komunikasi dengan observasi langsung ketika porses

pembinaan di YMAI.

2. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan pendapat

atau peresepsi orang lain. Misalnya dengan membandingkan hasil

9 Emzir, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), h. 85.

10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, (Cet. 2; Jakarta :

PT Rineka Cipta, 1998), h. 78.

Page 23: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

12

wawancara terhadap pembimbing dengan hasil wawancara terhadap

anak-anak pemulung yang di wawancara.

3. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan dengan pola komunikasi dalam pembinaan keagamaan.

G. Tinjauan Pustaka

Sebelum menentukan judul dalam penelitian, penulis mengadakan

survey dan tinjauan ke perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif

Hidaytullah Jakarta. Setelah melakukan pengamatan dan survey, penulis

menemukan beberapa judul skripsi terdahulu yang memili kemiripan judul,

antara lain :

Skripsi yang ditulis oleh Dewi Nur Jamilah ”Pola Komunikasi

Pengajar dalam Pembinaan Perilaku Anak Jalanan di Yayasan Nanda Dian

Nusantara Ciputat”.11

Skripsi ini meneliti tentang pola komunikasi yang

dilakukan pengajar terhadap anak jalanan, fokus penelitian ini adalah

menganai pembinaan perilaku anak jalanan. Perbedaan dengan skripsi yang

saat ini sedang di tulis peneliti terletak pada subjek penelitian yakni

pembimbing dan anak-anak pemulung di Yayaysan Media Amal Islami dan

fokus penelitian yakni pembinaan keagamaan.

Skripsi yang ditulis oleh Herman Setiawan ”Pola Komunikasi Antara

Pengasuh dengan Anak Asuh dalam Pembinaan Akhlak di Panti Asuhan Al-

11

Dewi Nurjamilah, SKRIPSI S1 : Pola Komunikasi Pengajar dalam Pembinaan Perilaku Anak Jalanan di Yayasan Nanda Dian Nusantara Ciputat (Jakarta : Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2012).

Page 24: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

13

Ikhsan Vila Tomang Tangerang”.12

Skripsi ini membahasan mengenai pola

komunikasi yang dilakukan pengasuh terhadap anak pengasuh terhadap

pembinaan akhlak. Perbedaan dengan skripsi yang saat ini sedang di tulis

peneliti terletak pada subjek penelitian yakni pembimbing dan anak-anak

pemulung di Yayasan Media Amal Islami dan fokus penelitian yakni

pembinaan keagamaan.

Skripsi yang ditulis oleh Rike Aryana ”Peran Penyuluh Agama dalam

Pembinaan Akhlak bagi Anak Pemulung di Yayasan Media Amal Islami

Lebak Bulus Jakarta Selatan”.13

Pada skirpsi ini meneliti tentang peran

penyuluh agama dalam membentuk karakter anak-anak pemulung, fokus

penelitian ini adalah khlak. Perbedaan dengan skripsi yang saat ini sedang di

tulis peneliti terletak pada objek penelitian yakni pola komunikasi dan juga

fokus penelitian yakni pembinaan keagamaan.

Skripsi yang ditulis oleh Zikri Maulana ”Peran Majelis Taklim

”Persatuan Remaja Islam (PERISTA)” Dalam Pembinaan Keagamaan

Remaja”.14

Skripsi ini meneliti tentang pengurus majelis taklim dalam peranya

melakukan pembinaan keagamaan terhadap remaja. Perbedaan dengan skripsi

yang saat ini sedang di tulis peneliti terletak pada subjek penelitian yakni

12

Herman Setiawan, SKRIPSI S1 : Pola Komunikasi Antara Pengasuh dengan Anak Asuh dalam Pembinaan Akhlak di Panti Asuhan Al-Ikhsan Vila Tomang Tangerang (Jakarta : Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2010).

13 Rike Aryana, SKRIPSI S1 : Peran Penyuluh Agama dalam Pembinaan Akhlak bagi Anak

Pemulung di Yayasan Media Amal Islami (Jakarta : Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011).

14 Zikri Maulana, SKRIPSI S1 : Peran Majelis Taklim ”Persatuan Remaja Islam (PERISTA)”

Dalam Pembinaan Keagamaan Remaja (Jakarta : Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2010).

Page 25: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

14

pembimbing dan anak-anak pemulung di Yayaysan Media Amal Islami dan

objek penelitian yakni pola komunikasi.

H. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini bersifat sistematis, penulis membaginya menjadi

lima bab yang pada tiap-tiap babnya terdiri dari sub-sub bab.

BAB I PENDAHULUAN : Latar Belakang, Fokus dan Perumusan

Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tempat

dan Waktu Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Tinjauan Pustaka dan

Sistematika Penulisan.

BAB II KERANGKA KONSEPTUAL : Pola Komunikasi, Teori Pola

Komunikasi, Unsur-unsur dalam Komunikasi, Efektifitas Komunikasi,

Pembinaan Keagamaan, Pemulung.

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI

(YMAI) : Yayasan di Indonesia, Perkembangan Yayasan Media Amal

Islami, Profil Yayasan Media Amal Islami, Visi Misi Yayasan Media

Amal Islami, Struktur Organisasi Yayasan Media Amal Islami, Program-

program Yayasan Media Amal Islami, Profil Pengajar Yayasan Media

Amal Islami dan Profil Anak Binaan Yayasan Media Amal Islami

BAB VI HASIL TEMUAN LAPANGAN : PROGRAM YAYASAN

MEDIA AMAL ISLAMI : Pembinaan Anak Pemulung Yayasan Media

Amal Islami, Pola Komunikasi Yayasan Media Amal Islami dan

Efektifitas Pola Komunikasi di Yayasan Media Amal Islami.

BAB V KESIMPULAN : KESIMPULAN dan SARAN

Page 26: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

15

BAB II

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Pola Komunikasi

Kata pola komunikasi terdiri dari dua unsur suku kata yaitu ”pola” dan

”komunikasi”. Pola menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

bentuk (struktur) yang tetap.1 Adapun kata atau istilah komunikasi atau dalam

bahasa inggris disebut communication berasal dari bahasa latin communicatio

dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini menurut

Onong Uchjana adalah sama makna.2 Sedangkan menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia komunikasi didefinisikan sebagai “proses pengiriman dan

penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang

dimaksud dapat dipahami”.3 Sedangkan menurut Carl Hovland, Janis &

Kelley Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang (komunikator)

menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan

mengubah atau membentuk perilaku khalayak. 4

Dari pengertian di atas maka pola komunikasi dapat di definisikan

sebagai “bentuk-bentuk penyampaian pesan yang dilakukan pengirim pesan

(komunikator) kepada penerima pesan (komunikan)“.

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Cet. 3;

Jakarta : PT Balai Pustaka, 2005), h. 585. 2 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Cet. 21; Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2007), h. 9. 3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Cet. 4;

Jakarta : PT Balai Pustaka, 2007), h. 585. 4 Riswandi, Ilmu Komunikasi (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009), h. 1-2.

Page 27: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

16

B. Teori Pola Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Efendi dalam bukunya ”Ilmu Teori dan

Filsafat Komunikasi”, menjelaskan bahwa pola komunikasi dijelaskan

menjadi tiga pola komunikasi yakni komunikasi pribadi, komunikasi

kelompok dan komunikasi massa.5 Penjelasan mengenai pola-pola komunikasi

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi Pribadi

Komunikasi pribadi atau personal communication adalah

komunikasi seputar diri sesorang, baik dalam fungsinya sebagai

komunikator maupun sebagai komunikan. Komunikasi pribadi terdiri dari

dua jenis, yakni :

a. Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal Commnunication), adalah

komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Dalam hal ini seseorang

berperan menjadi komunikator dan juga komunikan. Jadi orang

tersebut berdialog dengan dirinya sendiri, dia bertanya pada dirinya

dan dirinya pula yang menjawab pertanyaan tersebut.

b. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication), menurut

A.Devito yang dikutip Onong Uchjana dalam bukunya Ilmu Teori dan

Filsafat Komunikasi komunikasi antarpribadi adalah proses

pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di

antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan

5 Onong Uchjana Efendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Cet. 3; Bandung : PT Citra

Aditya Bakti), h. 53-55.

Page 28: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

17

beberapa umpan balik seketika.6 Dibandingkan dengan pola

komunikasi yang lainnya komunikasi jenis ini dinilai paling ampuh

dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan prilaku

komunikan karena komunikasi dilakukan secara tatap muka face to

face dan saat itu juga komunikator langsung dapat menerima respon

atau feedback dari komunikan. Kemudian komunikasi antar pribadi

terdiri dari dua jenis yakni :

a. Komunikasi Diadik (Dyadic Commmunication), adalah komunikasi

yang berlangsung antara dua orang yakni seorang sebagai

komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi berperan

sebagai komunikan yang menerima pesan.

b. Komunikasi Triadik (Triadic Communication), adalah komunikasi

antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang

komunikator dan dua orang komunikan.

Apabila kedua jenis komunikasi antarpribadi tersebut dibandingkan

maka komunikasi antarpribadi jenis komunikasi diadik lebih efektif,

karena komunikator memusatkan perhatianya kepada seorang komunikan,

sehingga komunikator menguasai frame of reference komunikan

sepenuhnya dan juga umpan balik yang berlangsung, kedua faktor tersebut

sangat berpengaruh terhadap efektif tidaknya suatu proses komunikasi.

6 Onong Uchjana Efendi, ibid., h. 59-60.

Page 29: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

18

2. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara

seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari

dua orang. Ada dua jenis komunikasi kelompok, pertama komunikasi

kelompok kecil (small group communication) komunikasi ini dilakukan

dengan jumlah komunikan yang sedikit (lebih dari dua orang) dan

komunikasi ini ditujukan untuk mempengaruhi kognisi komunikan,

komunikasi ini terjadi secara dialogis, tidak linear melainkan sirkular,

umpan balik terjadi secara verbal dan juga komunikan dapat menangapi

uraian komunikator secara langsung seperti bertanya, menyanggah dan

lain sebagaianya.7 Contoh komunikasi kelompok kecil adalah rapat,

ceramah/pengajian, kuliah, seminar, dan lain-lain. Kedua komunikasi

kelompok besar (large group communication), komunikasi ini dilakukan

dengan jumlah komunikan yang lebih banyak/sangat banyak dan proses

komunikasi berlasung secara linear dan ditujukan untuk mempengaruhi

efeksi (kejiwaan) komunikan. Contoh komunikasi kelompok besar adalah

rapat raksasa di sebuah lapangan, demo dengan jumlah masa yang banyak

dengan seorang orator, dan lain-lain.

3. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada

sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media

cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara

7 Onong Uchjana Efendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Cet. 3; Bandung : PT Citra

Aditya Bakti), h. 76-77.

Page 30: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

19

serentak dan sesaat.8 Media yang digunakan dalam komunikasi massa

antara lain adalah media cetak yakni koran dan majalah, dan media

elektronik yakni radio, televisi, film dan yang terberu adalah internet.

Sedangkan menurut Everett M. Rogers yang dikutip oleh Onong Uchana

dalam bukunya Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi menyebutkan bahwa

salah satu jenis media yang digunakan dalam komunikasi adalah media

massa selain media modern seperti media cetak dan elektronik ada juga

media tradisional yang meliputi teater rakyat, wayang kulit dan lain-lain.

Sedangkan kareakteristik komunikasi massa menurut Riswandi dalam

bukunya Ilmu Komunikasi terdiri dari 11 karakteristik9, yaitu :

1) Komunikator Terlembaga, seperti media cetak dan elektronik. Pesan

yang disampaikan oleh media cetak dan elektronik membutuhkan

proses yang panjang dan juga peralatan-peralatan yang cangging.

2) Pesan yang disampaikan di tujukan untuk khalayak luas dan bersifat

umum.

3) Komunikannya bersifat heterogen, anonim, tersebar dan tidak

mengenal batas geografis dan kultural.

4) Pola penyampaian pesan media massa berjalan secara cepat dan

mampu menjangkau khalayak luas.

5) Penyampaian pesan cenderung berjalan satu arah.

8 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004), h.

188. 9 Riswandi, Ilmu Komunikasi (Yogyakarta : PT Graha Ilmu, 2009), h. 105-108.

Page 31: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

20

6) Kegiatan komunikasi massa dilakukan secara terencana, terjadwal dan

terorganisir.

7) Pesan yang disampaikan berlangsung secara berkala.

8) Isi pesan yang disampaiakan melalui media massa mencakup berbagai

aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial budaya dan keamanan

baik yang bersifat informatif, edukatif maupun hiburan.

9) Media mengutamakan unsur ini daripada hubungan.

10) Media massa menimbulkan keserempakan, komunikan menerima

pesan yang sama di waktu yang bersamaan.

11) Kemampuan alat indra yang terbatas, apabila ada komunikan yang

memiliki pendengaran atau penglihatan kurang baik maka pesan tidak

dapat diterima.

C. Tradisi Sibernetika (Cybernetic Tradition)

Tradisi Sibernetika merupakan salah satu dari tujuh pendekatan untuk

memahami berbagai perbedaan dan persamaan yang ada dalam berbagai teori

Ilmu Komunikasi.10

Pengertian mengenai tradisi sibernetika ini dijelaskan

oleh Littlejohn dan Karren Foss dalam bukunya Theories of Human

Communication menjelaskan bahwa :

”Cybernetics is the tradition of complex systems in which many

interacting elements influence one another. Theories in the cybernetic

traddition explain how physical, biological, sosial and behaviorial

processes work. Within cybernetics, communication is understood as a

system of part, or variable, that influence one another. Shape and

10

Morisan, Teori Komunikasi Organisasi (Bogor : PT Ghalia Indonesia, 2009), h. 1-2.

Page 32: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

21

control the character of the overall system and like any organism,

achieve both balance and change.”11

Sibernetika merupakan tradisi yang kompleks mengenai suatu sistem

yang dimana berbagai elemen didalamnya saling berinteraksi dan saling

memengaruhi satu samalain. Teori-teori yang terdapat pada tradisi sibernetika

menawarkan perspektif yang luas, yaitu bagaimana berbagai variasi yang luas

dari proses fisik, biologis, sosial dan prilaku bekerja. Didalam sibernetika,

kommunikasi di pahami sebagai sebuah sistem yang terdiri atas bagian-bagian

atau variable-variabel yang saling memengaruhi satu sama lain. Sistem juga

sekaligus membentuk dan mengawasi karakter dari keseluruhan sistem dan

sebagaimana setiap organisme, sistem tersebut juga mencapai keseimbangan

dan juga perubahan. Sedangkan penjelasan mengenai sistem dijelaskan

Littlejohn sebagai berikut :

“System are sets of interacting components that together something

more than the sum of the part.”12

Sistem merupakan komponen yang saling berinteraksi yang bersama-

sama membentuk sesuatu yang lebih dari sekedar kumpulan dari bagian-

bagian itu. Setiap bagian dari sistem dibatasi oleh ketergantunganya dengan

bagian yang lain, dan pola saling ketergantungan ini pada akhirnya mengatur

sistem itu sendiri.13

Selain memiliki ketergantungan, sistem juga memiliki ciri

yaitu kemampuanya untuk mengatur dan mengawasi diri sendiri (self-

regulation and control). Dengan kata lain, sistem memiliki kemampuan untuk

11

Stephen W Littlejhon & Karen A Foss, Theori of Human Communication (Belmont : Wadsworth Group, 2007), h. 39.

12 Ibid.

13 Morisan, Teori Komunikasi Organisasi (Bogor : PT Ghalia Indonesia, 2009), h.12.

Page 33: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

22

mengamati, mengatur dan mengawasi hasil kerjanya (output) dalam upayanya

untuk tetap stabil mencapai tujuanya. Suatu sistem harus mampu

menyesuaikan dirinya dan fleksibel terhadap setiap perubahan karena ia

berada pada lingkunganya yang dinamis.14

Ada tiga macam variasi teori dalam tradisi sibernetika yaitu Basic

System Theory, General System Theory dan Second Order Cybernetic.15

Penjelasan mengenai variasi dalam tradisi sibernatika tersebut adalah :

1. Basic System Theory

Teori ini adalah format dasar, pendekatan ini melukiskan seperti sebuah

struktur yang nyata dan bisa di analisa dan diamati dari luar. Dengan kata

lain seseorang dapat melihat bagian dari system dan bagaimana mereka

saling berhubungan. Seseorang dapat mengamati secara obyektif

mengukur antara bagian dari system dan seseorang dapat mendeteksi input

maupun output dari system. Lebih lanjut mengoperasikan atau

memanipulasi system dengan mengganti input dan tanpa keahlian karena

semua diproses melalui mesin. sebagai alat bantu bagi para professional

seperti system analyst, konsultan manajemen, dan system designer telah

membangun sebuah system analisa dan mengembangkannya.

2. General System Theory

Teori ini diformulasikan oleh Ludwig Von Bertalanffy seorang biologis.

Bertalanffy menggunakan General System Theory sebagai sarana

14

Ibid. 15

Stephen W Littlejhon & Karen A Foss, Theori of Human Communication (Belmont : Wadsworth Group, 2007), h. 41.

Page 34: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

23

pendekatan multidisiplin kepada ilmu pengetahuan. System ini

menggunakan prinsip untuk melihat bagaiamana sesuatu pada banyak

bidang yang berbeda menjadi selaras antara satu dengan yang lain.

Pembentukan sebuah kosa kata untuk mengkomunikasikan lintas disiplin

ilmu.

3. Second Order Cybernetic

Dikembangkan sebagai sebuah alternative dari dua tradisi Cybernetic

sebelumnya. Second order Cybernetic membuat pengamat tak dapat

melihat bagaimana sebuah system bekerja di luar dengan sendirinya

dikarenakan pengamat selalu ditautkan dengan system yang menjadi

pengamatannya. Melalui perspektif ini kapanpun seseorang mengamati

system ini maka seseorang akan saling mempengaruhi. Karena hal ini

memperlihatkan bagaimana sebuah pengetahuan, sebuah produk menjerat

antara yang mengetahui dan yang diketahui.

D. Unsur-unsur Komunikasi

Definisi mengenai pemahaman komunikasi yang dikemukakan oleh

Harold Lasswell yaitu “Who Says What In Which Channel To Whom With

What Effect?” penjelasan definisi ini mencakup unsur-unsur komunikasi

yaitu16

:

1. Sumber (source), biasanya juga disebut pengirim (sender), komunikator

(communicator) atau pembicara (speaker). Sumber adalah pihak yang

berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber

16

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Cet. 12; Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), h. 69-71.

Page 35: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

24

boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahan atau bahkan

suatu negara. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam hatinya

(perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah

perasaan atau pikiran tersebut kedalam seperangkat symbol verbal atau

nonverbal yang idealnya di pahami oleh penerima pesan.

2. Pesan (message), yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada

penerima. Pesan merupakan seperangkat symbol verbal atau nonverbal

yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber. Symbol

terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat mempresentasikan objek

(benda), gagasan dan perasaan baik ucapan (percakapan, wawancara,

diskusi, ceramah) ataupun tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi,

famflet).

3. Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk

menyampaikan pesanya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk

pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran

verbal atau saluran nonverbal. Pada dasarnya komunikasi manusia

menggunakan dua saluran, yakni cahaya dan saluran, meskipun kita bisa

juga menggunakan kelima indra kita untuk menerima pesan dari orang

lain. Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan : apakah langsung

(tatap-muka) atau lewat media cetak (surat kabar, majalah) atau media

elektronik (radio, televisi). Surat pribadi, telepon, selebarn, Overhead

Projector (PRH), sistem suara (sound syestem) multimedia, semua itu

dapat dikategorikan sebagai (bagian dari) saluran komunikasi.

Page 36: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

25

4. Penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/tujuan (destination),

komunikate (communicatee), penyandi-balik (decoder) atau khalayak

(audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang

menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan

nilai, pengetahuan, presepsi, pola pikir dan perasaannya, penerima pesan

ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat symbol verbal dan atau

nonverbal yang ia terima mejadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini

disebut penyandian-balik (decoding).

5. Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan

tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi

tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju),

perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak bersedia memberi

barang yang ditawarkan menjadi bersedia membelinya atau dari tidak

bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilihnya

dalam pemilu) dan sebagainya.

Selain unsur-unsur komunikasi hal lain yang perlu diperhatikan dalam

proses komunikasi adalah sifat-sifat komunikasi. Menurut Onong Uchjana

Effendy dalam bukunya Teori, Ilmu dan Filsafat Komunikasi, sifat-sifat

komunikasi dalam proses penyampaian pesanya, diklasifikasikan sebagai

berikut17

:

1. Komunikasi Verbal (Verbal Communication). Pada dasarnya komunikasi

verbal itu merupakan peroses komunikasi dengan menggunakan bahasa

17

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filasafat Komunikasi(Cet. 3; Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2003), h.53.

Page 37: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

26

verbal atau bisa dikatakan pesan verbal. Pesan verbal menurut Deddy

Mulyana adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau

lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk

kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara

sadar utuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Suatu sistem kode

verbal disebut bahasa, bahasa verbal adalah sarana utama untuk

menyatakan pikiran, perasaan dan maksud kita.18

Sedangkan jenis-jenis

komunikasi verbal adalah sebagai berikut :

a. Komunikasi Lisan (Oral Communication), adalah komunikasi yang

disampaikan secara tertulis. Keuntungan komunikasi tertulis adalah

komunikasi ini dapat dipersiapkan terlebih dahulu.19

b. Komunikasi Tulisan (Written Communication), adalah komunikasi

yang dilakukan secara lisan. Komunikasi ini dapat dilakukan secara

langsung berhadapan atau tatap muka dan dapat pula melalui telepon.20

2. Komunikasi Non-Verbal (Nonverbal Communication). Menurut Larry

A.Samovar dan Richard F.Poter, komunikasi nonverbal mencakup semua

rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi,

yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu,

yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima.

Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-

18

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar(Cet. 12;Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2008), h.260-261.

19 HAW Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi(Cet. 2;Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000),

h.99. 20

HAW Widjaja, ibid.,h.99.

Page 38: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

27

kata.21

Sedangkan jenisnya komunikasi nonverbal dapat dibedakan

menjadi dua komunikasi Kial (Gestural/body communication) dan

Komunikasi Gambar (Pictorial Communication).

3. Komunikasi Tatap Muka (Face-to-face Communication). Adalah bentuk

komunikasi yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung secara

tatap muka tanpa menggunakan perantara atau media apapun.

4. Komunikasi Bermedia (Mediated Communication). Adalah komunikasi

yang dalam penyampaianya menggunakan media sebagai perantaranya,

seperti menggunakan telepon, radio, televise dan yang paling bari adalah

komunikasi menggunakan media internet. Komunikasi ini digunakan

untuk menggantikan prinsip kerja komunikasi tatap muka

E. Pembinaan Keagamaan

1. Pengertian Pembinaan Keagamaan

Pembinaan Keagamaan terdiri dari dua unsur suku kata yaitu

“pembinaan” dan “keagamaan”. Yang pertama adalah pembinaan, kata

pembinaan setelah ditambah awalan pem dan akhiran an mempunyai arti

proses, cara, penyempurnaan, pembaharuan, usaha, tindakan dan kegiatan

yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang

lebih baik dari sebelumnya.22

Sedangkan kata kedua yakni ”keagamaan” memiliki awalan ke dan

akhiran an, kata agama sendiri berasal dari bahasa sansakerta yang terdiri

21

Riswandi, Ilmu Komunikasi(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009), h.69. 22

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Cet. 3; Jakarta : PT Balai Pustaka, 2005), h.152

Page 39: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

28

dari dua unsur suku kata yaitu a dan gam, a diartikan dengan tidak dan

gam diartikan dengan pergi yang berarti agama itu menurut bahasa

sansekerta adalah tidak pergi atau tetap ditempat, di warisi turun

temurun.23

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia agama

memiliki makna ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan

(kepercayaan) dan keperibadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta

tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia

serta lingkunganya.24

Pengertian lain mengenai agama menurut Ali

Negoro yang dikutip oleh Aflatun Muchtar dalam bukunya Tunduk

Kepada Allah – Fungsi dan Peran Agama dalam Kehidupan Manusia

bahwa ”Agama itu adalah suatu keyakinan pada Yang Maha Kuasa, yang

dirasa oleh manusia sebagai kekuatan gaib yang mempengaruhi segala

yang ada, serta mula jadi segala-galanya dalam alam ini”.25

Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa pembinaan

keagamaan adalah usaha yang dilakukan untuk memberikan pemahaman

mengenai tata keimanan (kepercayaan) dan keperibadatan kepada Tuhan

Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan

manusia dan manusia serta lingkunganya.

23

Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya (Cet. 5; Jakarta :UI Press, 1985), h. 9.

24 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Cet. 4;

Jakarta : PT Balai Pustaka, 2007), h. 12. 25

Aflatun Muchtar, Tunduk Kepada Allah Fungsi dan Peran Agama dalam Kehidupan Manusia (Jakarta : Khazanah Baru, 2001), h. 10.

Page 40: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

29

2. Tujuan Pembinaan Keagamaan

Pada dasarnya setiap agama memiliki ajaran dan cara

membahasakan diri yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun

demikian secara umum dapat dikatakan bahwa setiap agama pada

dasarnya ingin menciptakan kebahagiaan bagi pengikutnya. Karena itulah

agama sering disebut sebagai ”jalan” (the way). Tujuan pembinaan

keagamaan menurut Hasan Langulung yang dikutip oleh Abuddin Nata

dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam bahwa tujuan pembinaan agama

harus mengakomodasikan tiga fungsi utama dari agama, yaitu fungsi

spiritual yang berkaitan dengan aqidah dan iman, kemudian fungsi

psikologis yang berkaitan dengan tingkah laku individual termasuk nilai-

nilai akhlak yang mengangkat derajat manusia ke derajat yang lebih

sempurna, dan terakhir fungsi sosial yang berkaitan dengan aturan-aturan

yang menghubungkan manusia dengan manusia lain atau masyarakat.26

Menurut Zakiyah Darajat, ada beberapa fungsi agama dalam

kehidupan manusia27

:

1. Memberikan bimbingan dalam hidup. Ajaran agama memberi

bimbingan mulai dari kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat,

ataupun berhubungan dengan tuhan. Bagi orang yang tingkah lakunya

sesuai dengan apa yang diajarkan dalam agama, maka dalam

menjalankan hidupnya ia bersikap wajar, tenang, tidak melanggar

26

Abiddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997), h.46. 27

Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama (Cet. 5; Jakarta : Bulan Bintang, 1976), h.36.

Page 41: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

30

hukum dan peraturan masyarakat dimana ia tinggal. Tidak akan mau

mengambil hak orang lain yang jelas-jelas bukan haknya.

2. Penolong dalam menghadapi segala kesukaran. Jika orang yang

beragama mengalami kesukaran, maka dia akan menghadapinya

dengan tabah dan tenang serta tidak merasa putus asa. Karena ia

berkeyakinan bahwa kesukaran yang dihadapi sebagai cobaan Tuhan

kepada hambanya yang beriman. Tetapi, jika ia orang yang tidak

beragama, maka ia akan menghadapi masalah itu dengan panik dan

bingung bahkan putus asa.

3. Menentramkan batin. Banyak orang yang tidak menjalankan perintah

agama, selalu merasa gelisah dalam hidupnya. Tetapi setelah

menjalankan perintah agama ia mendapatkan ketenangan hati bahkan

agama dapat memberi jalan penenang hati bagi jiwa yang sedang

gelisah.

F. Pemulung

1. Pengertian Pemulung

Kata “pemulung” secara bahasa diartikan sebagai orang yang

mencari nafkah dengan jalan mencari dan memungut serta memanfaatkan

barang bekas dan menjualnya kepada pengusaha yang akan mengolahnya

kembali menjadi barang komuditas.28

Sedangkan menurut Sumadjoko

pemulung adalah orang-orang yang pekerjaannya memilih, memungut,

dan mengumpulkan sampah atau barang bekas yang masih dapat di

28

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Cet. 4; Jakarta : PT Balai Pustaka, 2007), h. 196.

Page 42: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

31

manfaatkan atau barang yang dapat di olah kembali untuk di jual

(Sumardjoko, 2003:174).

Barang bekas yang dikumpulkan diantaranya adalah botol plastic,

botol kaca, besi, kardus, almunium, kaleng dan lain-lain, untuk selanjutnya

barang-barang yang telah di kumpulkan tersebut di jual pada pengepul

untuk di daur ulang menjadi barang-barang yang dapat dimanfaatkan dan

bernialai ekonomis. Mereka mengumpulkan barang-barang bekas itu

biasanya bermodalkan karung goni atau gerobak untuk digunakan sebagai

wadah barang-barang bekas yang telah dikumpulkan.

2. Kehidupan Pemulung

Beberapa ahli mengemukakan tentang tiga faktor penyebab

terjadinya kemiskinan. Faktor-faktor tersebut adalah :

a. Kemiskinan alami yang disebabkan keterbatasan kualitas sumber daya

alam maupun sumber daya manusia.

b. Kemiskinan struktural yang diakibatkan oleh berbagai kebijakan,

peraturan dan keputusan dalam pembangunan.

c. Kemiskinan kultural yang lebih banyak disebabkan oleh sikap individu

dalam masyarakat yang mencerminkan gaya hidup, prilaku atau

budaya yang menjebak dirinya dalam kemiskinan.29

Beberapa hal yang telah dijelaskan diatas menjadi beberapa

penyebab sebagian masyarakat terjebak dalam kemiskinan dan itulah yang

terjadi oleh para pemulung. Kehidupan pemulung merupakan kehidupan

29

Iwan Nugoro dan Rochmin Dahuri. Pembangunan Wilayah, Prespektif Ekonomi Sosial dan Lingkungan (Jakarta : LP3ES, 2004), h.166-168.

Page 43: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

32

yang kompleks, penuh dengan persoalan baik dari sisi individu pribadi

seseorang pemulung maupun persoalan masyarakat. Para pemulung di satu

sisi dapat diterima masyarakat karena dilihat bahwa pemulung memiliki

peranan penting dalam kebersihan suatu lingkungan atau daerah dan pada

sisi lain ditolak karena kebanyakan masyarakat merasa terganggu dengan

keberadaan pemulung, kebanyakan pemulung dianggap sebagai golongan

sosial rendah yang sering terisolasi dari pergaulan dan interaksi sosial

masyarakat. Mereka sering terpinggirkan dan terlepas dari perhatian

masyarakat luas.

Kebanyakan pemukiman para pemulung berada tidak jauh dengan

TPA(tempat pembuangan akhir) dimana mereka mencari barang-barang

bekas. Mereka membangun gubuk-gubuk yang terbuat dari bahan bekas,

seperti kardus bekas, triplek, bambu, seng dan lain-lainya. Mereka

mengandalkan barang bekas apa saja, untuk dijadikan tempat berteduh.

Pemukiman para pemulung tersebut tentu sangat jauh dari kata aman dan

nyaman, keadaan lingkungan yang telah tercemar dengan sampah tentu

saja menjadikan lingkungan pemukiman pemulung tersebut rawan akan

banjir, bau yang menyengat, dan sudah tentu masalah kesehatan, penyakit

umum yang sering terjadi pada para pemulung adalah infeksi saluran

pencernaan, kolera dan demam berdarah.

Salah satu factor penyebab seseorang menjadi pemulung antara

lain adalah tingkat pendidikan yang rendah, serta keterampilan yang

terbatas. Untuk mengatasi himpitan ekonomi para pemulung yang begitu

Page 44: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

33

mencekik, umumnya para pemulung mengerahkan seluruh anggota

keluarganya bahkan anak-anak mereka untuk membantu mengerjakan

tugas sebagai pemulung. Hal ini menyebabkan anak-anak pemulung tidak

bersekolah, dan hal ini pulalah yang menjadi penyebab mereka terus

berada di lingkarang garis kemiskinan.

3. Anak-anak Pemulung

Sebagai seorang anak lingkungan merupakan salah satu hal yang

mempengaruhi tumbuh kembang mereka di masa mendatang. Menurut Al-

Ghazali anak merupakan amanat dan sebuah tanggung jawab yang

diberikan Allah SWT kepada orangtuanya.30

Anak-anak Selayaknya

seorang anak, anak-anak memiliki hak untuk tumbuh dan memiliki

kehidupan yang baik, segala macam tanggungan kebutuhan merupakan

tanggung jawab orang tua. Tetapi banyak kasus yang terjadi bahwa anak-

anak juga dilibatkan dalam urusan pemenuhan ekonomi keluarga. Hal ini

juga terjadi pada anak-anak pemulung. Masalah yang terjadi adalah

kemiskinan, kemiskinan menjadi masalah pertama yang harus di hadapi

oleh anak-anak pemulung, berada di lingkaran kemiskinan membuat anak

dibebankan tanggung jawab dalam membantu memenuhi nafkah keluarga,

anak-anak pemulungpun seolah-olah harus mengurungkan impian

memiliki masa depan yang cerah. Kebanyakan dari mereka tidak

bersekolah banyak diantara mereka yang ikut serta dalam aktivitas

memulung untuk mengumpulkan rupiah ketimbang bersekolah. Jika terus

30

Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam (Cet. 3; Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1985), h.19.

Page 45: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

34

seperti ini para pemulung akan terus berada dalam lingkaran garis

kemiskinan. Anak-anak pemulung diusianya yang masih sangat dini

mereka seharusnya belajar untuk bekal mereka kelak di masa mendatang.

Akan tetapi karena keadaan mereka yang lahir dan tumbuh di lingkungan

keluarga pemulung, mereka harus mengurungkan niat untuk bermimpi

seperti anak-anak lainya yang bisa bermain dan bersekolah di usianya.

Hal lain yang perlu diperhatikan dari anak-anak pemulung adalah

lingkungan sekitar mereka, anak-anak pemulung tumbuh besar di

lingkungan yang keras, prilaku orang-orang dewasa di lingkungan para

pemulung kerap memberikan contoh yang kurang baik, seperti berbicara

kasar, melakukan kekerasan, mencuri, meninggalkan perintah agama dan

tindakan tidak terpuji lainya. Di masa pertumbuhan seorang anak

pemulung, mereka kerap mencontoh perilaku-prilaku tidak terpuji yang

dilakukan orang-orang dewasa. Anak-anak pemulung kerap bericara kasar,

terkadang bertengkar, mereka bahkan tidak mengenal agama mereka.

Page 46: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

35

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI (YMAI)

A. Yayasan di Indoesia

Penjelasan mengenai yayasan menurut KBBI adalah badan hukum

yang tidak mempunyai anggota, dikelola oleh sebuah pengurus dan didirikan

untuk tujuan sosial. Sedangkan pengertian menurut pasal 1 ayat (1) Undang-

undang No.16 tahun 2001 tentang yayasan adalah badan hukum yang terdiri

atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai tujuan

tertentu dibidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai

anggota.1 Chatamarrasjid menjelaskan bahwa yayasan sudah ada sejak awal

sejarah. Lebih dari seribu tahun sebelum masehi, prinsip-prinsip universal

yayasan sudah diletakan oleh tokoh-tokoh sosial dan kemanusiaan di masa

lalu. Saat itu para Pharaoh telah memisahkan sebagian kekayaan untuk tujuan-

tujuan keagamaan. Xenophon mendirikan yayasan dengan cara

menyumbangkan tanah dan bangunan untuk kuil bagi pemujaan kepada

Artines, pemberian makanan dan minuman bagi yang membutuhkan, dan

hewan-hewan kurban. Plato menjelang kematiannya pada tahun 347 sebelum

masehi memberikan hasil pertanian dari tanah-tanah yang dimilikinya, untuk

selama-lamanya disumbangkan bagi Akademia yang didirikannya.2

Pembicaraan mengenai yayasan telah dikenal di banyak Negara dengan

1 Indonesia, Undang-undang tentang Yayasan, UU No. 16 tahun 2001, LN. No. 112 TLN.

No. 4123, Pasal 1 angka 1. 2 Dr. Chatamarrasjid, Tujuan Sosial Yayasan dan Kegiatan Usaha Bertujuan Laba

(Jakarta : PT Citra Aditya Bakti) h. 1-2.

Page 47: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

36

berbagi macam sebutan, di Belanda disebut Stichting, di Jerman disebut

Stichtung, di Inggris dan Amerika Serikat disebut Foundation.

Data global Yayasan yang terdaftar di Direktorat Perdata Direktorat

Jenderal Administrasi Hukum Kementerian Hukum dan HAM RI hingga

bulan April 2012 berjumlah 39.750 Yayasan, dengan perincian sebanyak

34.397 Yayasan\ yang mendapatkan surat keputusan pengesahan akta

pendirian Yayasan disebut juga Yayasan yang baru berdiri setelah

disahkannya UU Yayasan dan PP No. 63 Tahun 2008, dan sebanyak 5.183

Yayasan yang sudah berdiri sebelum disahkannya UU Yayasan dan telah

melakukan perubahan akta pendirian/Anggaran Dasar Yayasan terhadap UU

Yayasan dan PP No.63 Tahun 2008 dan telah mendapat surat keputusan

pengesahan akta pendirian Yayasan (Tabel.5: Data Entry Yayasan untuk

Tahun 2003 sampai dengan Tahun 2012), dalam arti semua Yayasan tersebut

telah terdaftar dan mendapat pengesahan dari Dirjen AHU Kemenkumham

RI.3 Berdasarkan data entry Yayasan untuk tahun 2003 s/d 2012 pada

Direktorat Perdata Dirjend AHU Kemenkumham RI tertanggal 15 Mei 2012,

sebanyak 39.750 Yayasan telah mendapat pengesahan ditunjuk dalam Tabel di

bawah ini :

3 Bisdan Sigalingging, Sikap Pemerintah Terhadap Keberadaan Yayasan Yang Belum

Menyesuaikan Diri Terhadap UU Yayasan Dan PP No.63 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan UU Yayasan (http://bisdan-sigalingging.blogspot.com/2013/05/sikap-pemerintah-terhadap-keberadaan.html), tanggal akses : 02.20 PM 22 Januari 2014.

Page 48: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

37

Tabel 2

Data Entry Yayasan Untuk Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun 2012

No Tahun SK Yayasan Perubahan

Yayasan Jumlah

1. 2003 376 35 411

2. 2004 1106 158 1264

3. 2005 2104 341 2445

4. 2006 3085 574 3659

5. 2007 4151 701 4852

6. 2008 5017 880 5897

7. 2009 5007 780 5787

8. 2010 5278 720 5998

9. 2011 6354 824 7178

10. 2012 1919 170 2089

Jumlah 34.397 5.183 39.750

Sumber : Direktorat Perdata, Dirjen AHU Kemenkumham RI tertanggal

15 Mei 20124

B. Perkembangan Yayasan Media Amal Islami

Pada mulanya Yayasan Media Amal Islami didirikan tahun 1999, pada

saat itu di desa Pedurenan di pedalaman gunung Sindur terdapat wilayah yang

dijadikan target permutadan oleh sekelompok misonaris Kristen, kemudian

salah seorang warga bernama H.Nimang mewakafkan tanahnya demi

kepentingan dakwah dengan kata lain untuk memerangi pemurtadan yang

dilakukan sekelompok misionaris Kristen. Tanah wakaf tersebut dipercayakan

oleh Ust Aslih Ridwan (biasa di sapa dengan sebutan Abu) yang saat ini

menjadi pendiri Yayasan Media Amal Islami. Sebelum tanah wakaf tersebut

dipercayakan kepada Ust Aslih, tanah wakaf tersebut telah dipercayakan untuk

dikelola oleh yayasan lain, tetapi karena lokasi tanah wakaf terletak di

pedalaman gunung sindur dan jarak tempuh dari daerah perkotaan yang begitu

4 Ibid.

Page 49: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

38

jauh mereka tidak sanggup mengelola tanah wakaf tersebut. Pada mulanya di

desa tersebut Ust Aslih Ridwan mendirikan Mandasah Diniah untuk program

pendidikan yatim dan dhuafa. Kemudian barulah pada tahun 2009 Ust Aslih

Ridwan mendirikan kantor Yayasan Media Amal Islami yang terletak di Jl

Lebak Bulus 5 No.34, Fatmawati, Cilandak Jakarta Selatan yang saat ini

merupakan kantor sekertariat dan pusat kegiatan-kegiatan Yayasan Media

Amal Islami pada umumnya. Bangunan kantor YMAI ini terdiri dari tiga

lantai, lantai pertama adalah aula serbaguna, dan kantor pengurus YMAI, dan

juga satu kamar mandi dan satu tempat untuk berwudhu, lantai kedua terdiri

dari dua ruang kelas untuk kegiatan TPA, PKBM, dll, tiga kamar mandi, ruang

rapat dan juga ruang perpustakaan, kemudian lantai tiga terdiri dari dua kamar

santri dan dapur.

Bangunan kantor YMAI sekaligus Asrama Santri bagi para Yatim dan

Dhuafa dan juga sebagai tempat Pusat Kegiatan belum lama ini telah

diresmikan oleh Menssos Republik Indonesia Bapak Salim Segaf pada tanggal

12 September 2013. Selanjutnya selama tahun 2011 anak-anak asuh Yayasan

Media Amal Islami ini sudah menaungi kaum-kaum dhuafa yang tersebar di

berbagai tempat, seperti di Gunung Sindur Bogor, Curug Bogor, Lebak Bulus

Cilandak. Selama empat belas tahun kiprahnya di dunia dakwah Yayasan

Media Amal Islami ini mendapat perhatian dari berbagai lapisan masyarakat

dan Media. Seperti yang peneliti lihat beberapa waktu lalu (14/01/2014) anak-

anak yatim dari yayasan ini menjadi tamu undangan dalam acara ulang tahun

Page 50: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

39

artis Oki Setiana Dewi berita ini sempat masuk dalam Infotaiment GoSpot

pada saluran TV Swasta RCTI.

C. Profil Yayasan Media Amal Islami

Media Amal Islami (MAI) yang berada di Jl.Lebak Bulus 5 No.34,

Fatmawati, Cilandak Jakarta Selatan, merupakan Yayasan Independen Non

Partisipan5 yang berdiri sejak tahun 1999, tedaftar pada Akte Notaris Ny.

Ratna Wijawati, SH No.01/2007, bergerak di bidang Dakwah, Pendidikan,

Sosial dan Ekonomi. Didirikan oleh seorang praktisi dakwah H. Aslih

Ridwan, MA yang menjadikan kaum dhuafa sebagai objek utama sasaran

dakwahnya.6

Aspek Legal

1. Akte Pendirian

No. Akte : 01

Tanggal Akte : 19 Juni 2007

Notaris1 : Ny. Ratna Wijayawati, SH

2. SK Menteri Hukum & HAM RI

Nomor : C-3225.HT.01.02 TH 2007

Tanggal : 1 Oktober 2007

3. Surat Tanda Daftar Yayasan

Nomor : 08.31.74.06.1001-1321

Tanggal : 16 Desember 2008

5 Independen Non Partisipan maksudnya adalah tidak terikat dengan partai manapun.

Sumber : Brosur Yayasan Media Amal Islami 2012. 6 Brosur Yayasan Media Amal Islam 2013.

Page 51: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

40

4. Surat Izin Dinas Sosial Jakarta Selatan

Nomor : 09.12430.250/078.6

Tanggal : 27 April 2009

5. Surat Keterangan Domisili

Nomor : 4343/1.824.1/08

Tanggal : 2 Desember 2008

6. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor : 02.143.782.7-016.000

Tanggal : 12 Juli 2007

D. VISI MISI Yayasan Media Amal Islami

Visi dan Misi yang ditujukan untuk mencapai keberhasilan dalam

menjapai tujuan didirikanya YMAI ini sebagai berikut7 :

1. VISI

Menjadikan sebuah lembaga dambaan umat, yang unggul dalam

menetaskan kaum dhu’afa menjadi kaum yang mandiri dan berakhlak

yang shaleh.

2. MISI

a. Melaksanakan dakwah bil lisan dan bil hal kepada masyarakat dhu’afa.

b. Meringankan beban kaum dhu’afa.

c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan pelatihan bagi

kaum dhu’afa.

7 Brosur Yayasan Media Amal Islami 2013.

Page 52: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

41

d. Mengembangkan manajemen ilmu pengetahuan sehingga tercipta

lembaga yang terus menerus memiliki nilai tambah.

e. Mengajak kaum yang berkemampuan untuk aktif dan peduli terhadap

kaum dhu’afa.

f. Mendorong dan memfasilitasi para pembina yang terlibat aktif untuk

menjadi pengajar dan pembina sejati dengan memberikan ruang dan

kesempatan yang besar untuk mengembangkan diri, meningkatkan

keilmuan dan kesejahteraannya.

E. Struktur Organisasi Yayasan Media Amal Islami

Gambar 1

Struktur Organisasi MAI

Sumber : Brosur YMAI 2012

Penasihat

Prof. Dr. H. Hamdan Zoelva, MH.

Ir. H. Dicky Ahmad Gustyana

Ketua Umum

H. Aslih Ridwan, MA

Wakil Ketua

M. Iqbal Siregar

Sekertaris Umum

Sigit Kuntoro, S.Pd.I

Bendahara Umum

Zhillan Sofandi

Kabid. Dakwah

Muhammad Nur, A.Md

Kabid. Asrama Yatim & Dhuafa

Fathi Ihsan

Kabid. Desa Binaan

Dina Banonwati, S.Sos.I

Kabid. Umum

Roy Karyadi

Kabid. Pendidikan

Dzulfitri Sulaiman, S.Pd.I

Kabid. Fudrising

Ahmad Gaidha, S.Sos

Page 53: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

42

F. Program Yayasan Media Amal Islami

Media Amal Islami sebagai Media Dakwah yang memadukan antara

dakwah bil lisan dan dakwah bil hal, mengatasi problem umat, terutama

kalangan bawah yaitu, dhuafa anak jalanan dan pemulung. Program-program

yang ada di YMAI antara lain8 :

1. Program Dakwah bil hal Media Amal Islami

a. Program Asrama Yatim & Dhuafa Media Amal Islami Lebak Bulus

Jakarta. Dalam hal ini YMAI menampung anak-anak yatim dan dhuafa

yang benar-benar sangat membutuhkan, mereka di asramakan di

YMAI kemudian didik untuk dikembangkan kemampuan dan

bakatnya.

b. Program Pendidikan untuk Yatim & Dhuafa. Program ini bertujuan

agar para yatim dan dhuafa memiliki kesempatan untuk memiliki

pendidikan yang setara dengan masyarakat pada umumnya, program

ini berupa :

1. PKBM (Pendidikan Kegiatan Belajar Masyarakat) di Lebak Bulus

Jakarta.

2. Madrasah Diniyah : di Lebak Bulus Jakarta dan Ds.Pedurenan

Gn.Sindur.

3. PAUD : di ds.Curug Parung dan ds.Pedurenan Gn.Sindur

8 Brosur Yayasan Media Amal Islami 2013 dan Hasil wawancara dengan Dzulfitri

Sulaiman, Jakarta : 17.56 - 26 Juni 2013 - Aula Serbaguna Media Amal Islami.

Page 54: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

43

c. Program Layanan Sosial & Kesehatan untuk Dhuafa. Program ini

bertujuan untuk memberikan penyuluhan kesehatan dan juga kesehatan

gratis untuk warga yatim dan dhuafa.

d. Program Pembangunan Sarana Ibadah dan Dakwah. Program ini

memberikan sarana ibadah dan dakwah yang layak untuk warga

kurang mampu, yatim dan dhuafa, diantaranya adalah :

1. Pembangunan Asrama Yatim & Dhuafa Lebak Bulus (Tahap

Akhir)

2. Pembangunan Masjid Al-Kautsar di desa Gekbrong Cianjur

3. Pembangunan Gedung Sekolah di desa Curug Parung

2. Program Dakwah bil lisan MAI

Pusat Layanan Dakwah Media Amal Islami :

a. Layanan berbagai ceramah : Khotib Jum’at, Khotib Hari Raya dan

PHBI

b. Layanan Kajian dan Konsultasi Problem Keluarga

c. Pelatihan Da’I, Pengiriman Guru Tahsin

G. Profil Pengajar YMAI

Pengajar di MAI terdiri dari empat orang pengajar, yaitu Dewi

Nurmala Sari, Ade Ratna, Ratnasari dan Siti Chuzaemah. Keempatnya adalah

pengajar TPA di Yayasan Media Amal Islami. Berikut profil dari masing-

masing pengajar :

Page 55: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

44

Tabel 3

Profil Pembimbing YMAI

Dewi

Nurmala Sari Ade Ratna Ratnasari

Siti

Chuzaemah

Tempat,

Tanggal Lahir

Teluk Betung,

26 Oktober

1993

Jakarta, 4 Juni

1991

Karawang, 5

Maret 1994

Jakarta, 22

September

1982

Status

Perkawinan

Belum

Menikah

Belum

Menikah

Belum

Menikah Menikah

Pendidikan

Terakhir D1 PGTK SMA

Sedang Kuliah

S1 Manajemen

Administrasi

Madrasah

Aliyah

Pekerjaan Guru Guru Guru Guru

Mengajar di

MAI Sejak

(th)

Sejak Mei

2013 Sejak th.2012

Sejak awal

didirikanya

MAI th.2010

Sejak

Januari

2013

Jabatan di

MAI Pengajar Pengajar Pengajar Pengajar

Sumber : Wawancara pribadi dengan para pengajar Media Amal Islami

H. Profil Anak-anak Binaan YMAI

Anak-anak binaan di Yayasan Media Amal Islami secara keseluruhan

berjumlah 110 anak binaan. Terbagi menjadi empat kelas yakni kelas TK-A

usia 3,5 – 4 tahun, TK-B usia 5 – 6 tahun, TPA Ula usia 7 – 8 tahun, TPA

Wustho 9 -12 tahun dan TPA Aliy 13 – 15 tahun. Secara lebih jelasnya bisa di

lihat pada tabel berikut :

Page 56: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

45

Tabel 4

Profil Anak Binaan YMAI

Jumlah Anak

Perempuan

Jumlah Anak

Laki-laki Total

Persentase

(%)

TK-A

3,5 – 4 tahun 15 8 23 21%

TK-B

5 – 6 tahun 3 11 14 12,7%

TPA Ula

7 – 8 tahun 15 14 29 26,4%

TPA Wustho

9 -12 tahun 16 15 31 28,1%

TPA Aliy

13 – 15 tahun 8 5 13 11,8%

Total 57 53 110 100%

Sumber : Wawancara pribadi dengan para pengajar Media Amal Islami

Sedangkan anak binaan yang menjadi objek pebelitian adalah anak-

anak binaan yang berada di kelas TPA dengan alasan menurut peniliti sample

inilah yang dirasa cocok dengan materi pembinaan keagamaan yang menjadi

focus penelitian yang dilakukan, anak-anak binaan tersebut berjumlah 73

anak-anak binaan, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 5

Objek Penelitian : Anak Binaan YMAI

Jumlah Anak

Perempuan

Jumlah Anak

Laki-laki Total

Persentase

(%)

TPA Ula

7 – 8 tahun 15 14 29 39.7%

TPA Wustho

9 -12 tahun 16 15 31 42.4%

TPA Aliy

13 – 15 tahun 8 5 13 17.8%

Total 39 24 73 100%

Sumber : Wawancara pribadi dengan para pengajar Media Amal Islami

Page 57: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

46

BAB IV

ANALISA DAN TEMUAN LAPANGAN

A. Pembinaan Keagamaan Anak Pemulung Yayasan Media Amal Islami

(YMAI)

Pembinaan keagamaan untuk anak-anak pemulung di YMAI bertujuan

agar mereka kelak anak-anak pemulung ini menjadi generasi yang Rabbani

sesuai dengan syariat Islam memahami dan mengamalkan dengan baik

ketentuan-ketentuan agama Islam1. Proses pembinaan keagamaan untuk anak-

anak pemulung di YMAI diterapkan dalam program TPA (Taman Pendidikan

Al-Qur’an) yang dilaksanakan setiap hari senin s/d jumat (kamis libur).

Dengan jumlah keseluruhan anak binaan di YMAI yang mengikuti program

TPA adalah 73 anak binaan, pada pelaksanaanya program TPA ini terbagi

menjadi tiga tingkatan yakni TPA Ula untuk anak-anak berumur antara 7

tahun – 8 tahun, TPA Wustho untuk anak-anak berumur 9 tahun – 12 tahun

dan TPA Aliy untuk anak-anak berumur 13 tahun – 15 tahun.2 Secara rinci

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

1 Hasil wawancara dengan Dzulfitri Sulaiman, Jakarta : 17.56 - 26 Juni 2013 - Aula

Serbaguna Media Amal Islami. 2 Hasil Observasi dan Wawancara Terhadap Pembimbing di Yayasan Media Amal Islami,

Jakarta : Mei 2013.

Page 58: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

47

Tabel 6

Pembagian Kelas TPA YMAI

Jumlah Anak

Perempuan

Jumlah Anak

Laki-laki Total

Persentase

(%)

TPA Ula

7 tahun s/d 8

tahun

15 14 29 39.7%

TPA Wustho

9 tahun s/d 12

tahun

16 15 31 42.4%

TPA Aliy

13 tahun s/d

15 tahun

8 5 13 17.8%

Total 39 24 73 100%

Sumber : Wawancara pribadi dengan para pengajar Media Amal Islami

Waktu kegiatan TPA ini dilaksanakan setiap hari senin s/d jum’at

(kamis libur), kegiatan TPA ini dilaksanakan di ruang kelas A dan B lantai 2

gedung Yayasan Media Amal Islami. TPA Ula dilaksanakan pada pukul 16.00

– 17.00 WIB di ruang kelas B dengan bimbingan yang diberikan oleh Ade

Ratna, kelas TPA Wustho pukul 15.00 – 16.00 WIB di ruang kelas A dengan

bimbingan yang diberikan oleh Ratnasari, sedangkan kelas TPA Aliy yang

dilaksanakan pukul 15.00 – 16.00 WIB di ruang kelas B dengan bimbingan

yang diberikan oleh Siti Chuzaemah (Ibu Ema). Secara rinci jadwal kegiatan

TPA YMAI adalah sebagai berikut :

Page 59: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

48

Tabel 7

Jadwal Kegiatan TPA YMAI

TPA Ula TPA Wusho TPA Aliy

Hari

Kegiatan Senin – Jum’at (Kamis Libur)

Waktu

Kegiatan

16.00 – 17.00

WIB 15.00 – 16.00 WIB

Ruang Kelas R. Kelas B R. Kelas A R. Kelas B

Pembimbing Ade Ranta Ratnasari

Siti

Chuzaemah

Sumber : Hasil Observasi dan Wawancara pribadi dengan para pengajar

Media Amal Islami

Selain itu materi yang diberikan di setiap kelas TPA yang ada di

YMAI berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan anak-anak binaan yang ada di

kelas tersebut, berikut penjelasanya :

1. Kelas TPA Ula – Pembimbing Ade Ratna

Anak-anak binaan yang ada di kelas ini berjumlah 29 anak binaan mereka

anak-anak yang berumur antara 7 tahun – 8 tahun, berdasarkan

pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan peneliti saat kegiatan

pembinaan berlangsung materi yang diberikan dalam proses pembinaan

keagamaan adalah mengenal dan menghafal huruf-huruf hijaiyah atau baca

iqra, calistung (baca tulis hitung) menggunakan bahasa arab, rukun iman

dan rukun islam, cerita nabi-nabi, hafalan bacaan shalat dan juga peraktek

shalat kemudian hafalan do’a sehari-hari. Seperti yang dijelaskan Aderatna

saat wawancara :

“Kalau yang kecil-kecil si paling saya ajarin nulis, baca iqra,

praktek wudhu, praktek shalat gerakanyanya gitu, misalnya shalat

dhuhur empat rakaat. Trus juga paling Cuma cerita aja si ga

terlalu yang berat-berat karena cepet bosen jugakan kalo kitanya

Page 60: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

49

cerita yang kepanjangan yaa mereka bosen, jadi ceritanya yang

cuman langsung yang penting aja.”3

Gambar 2

Proses Pembinaan Kelas TPA Ula

2. Kelas TPA Wustha – Pembimbing Ratnasari

Anak-anak binaan di kelas ini berjumlah 31 anak binaan yang berumur

antara 9 tahun – 12 tahun. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang

telah dilakukan peneliti saat kegiatan pembinaan berlangsung materi yang

diberikan dalam proses pembinaan keagamaan dalam kelas TPA Wustha

ini adalah pendalaman mengenai huruf hijaiyah atau baca iqro yang ada di

kelas ini adalah mulai iqra 3-6, hafalan surat-surat pendek, fiqih, sirah

nabawi, asmaul husna dan aqidah. Seperti yang dijelaskan Ade Ratna :

“Materi yang di berikan ada fiqih, aqidah akhlaknya, pembacaan

tajwid sebagai dasar pembacaan al-Qur’an, sejarah-sejarah

islam.”4

3 Hasil wawancara dengan Aderatna, Jakarta : 17.28 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna

Media Amal Islami.

Page 61: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

50

Gambar 3

Proses Pembinaan Kelas TPA Wustho

3. Kelas TPA Aliy – Pembimbing Siti Chuzaemah

Anak-anak di kelas TPA Aliy ini berumur sekitar 13 tahun – 15 tahun

dengan jumlah 13 anak binaan. Berdasarkan pengamatan dan wawancara

yang telah dilakukan peneliti saat kegiatan pembinaan berlangsung dalam

kelas ini anak-anak binaan diberikan materi mengenai tajwid dan hukum

membacanya serta penekanan makhroj huruf hijaiyah secara benar, karena

anak-anak binaan dalam kelas ini adalah tingkat Zuz Ama dan Al-Qur’an,

selain itu mereka juga diajarkan fiqih, hadist-hadis dan akhlak. Seperti

yang dijelaskan Ibu Ema :

“Kebetulan tingkat yang saya pegangkan kelas Al-Qur’an, jadi

udah lebih paham dari kelas yang lain, jadi untuk sholat atau fiqih

dasar mereka sudah paham sudah di pelajari di kelas sebelumnya,

jadi kalau di kelas TPA Aliy atau Al-Qur’an yang di pelajari kosa

kata bahasa Arab/mufradat dan belajar hadist-hadis dan yang

4 Hasil wawancara dengan Ratnasari, Jakarta : 04.22 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna

Media Amal Islami.

Page 62: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

51

terpenting bagi saya yaitu mereka membaca Al-Qur’an dengan

makhorijul huruf yang benar dan paham tajwid-tajwidnya.”5

Gambar 4

Proses Pembinaan Kelas TPA Aliy

Dari ketiga kelas TPA yang ada di YMAI pada pelaksanaan

pembinaan keagamaan anak-anak pemulung ditekankan untuk dapat membaca

Al-Qur’an dengan baik dan benar yaitu dari segi pelafalan tajwid dan makhroj

huruf. Tahapnya anak-anak pemulung yang sama sekali belum bisa membaca

Al-Quran anak-anak tersebut diajarkan mengenal huruf-huruf hijaiyah. Untuk

memudahkan anak-anak pemulung ini mempelajari huruf-huruf hijaiyah,

anak-anak ini diharuskan untuk mempelajari sebuah buku panduan untuk

membaca Al-Qur’an yakni Iqra’. Iqra sebagai buku panduan mempelajari Al-

Qur’an terdiri dari enam jilid, kesemua jilid tersebut harus dipelajari secara

berurutan, setiap jilid memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda, yang

5 Hasil wawancara dengan Siti Chuzaemah, Jakarta : 04.40 - 18 Juni 2013 - Aula

Serbaguna Media Amal Islami.

Page 63: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

52

termudah adalah jilid 1 dan yang tersulit adalah jilid 6. Untuk jilid 1 s/d jilid 3

materi tersebut diajarkan di kelas TPA Ula, kemudian jilid 4 s/d jilid 6

diajarkan di kelas TPA Wustho dan apabila anak-anak pemulung tersebut

seudah menyelesaikan mempelajari Iqra mereka akan mulai diajarkan

membaca Al-Qur’an yang diajarkan di kelas TPA Aliy6.

Selain bentuk teori atau materi yang diajarkan dalam pembinaan

keagamaan YMAI juga mengadakan kegiatan-kegiatan lainya berupa Manasik

Haji, Tarhib Ramadhan dan juga Buka Puasa Bersama. Hal ini dilakukan

untuk memberikan contoh kepada anak-anak pemulung untuk senantiasa

menjaga keislama mereka dari segi lahir maupun batin dan mempraktekan dan

mengamalkannya dalam kehidupan mereka di masa mendatang.

Dilihat dari materi-materi yang diberikan dalam pembinaan

keagamaan yang dilakukan YMAI diatas dapat dilihat bahwa materi-materi

tersebut mencakup tujuan pembinaan keagamaan menurut Hasan Langulung

yang dikutip oleh Abuddin Nata dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam

bahwa tujuan pembinaan agama harus mengakomodasikan tiga fungsi utama

dari agama, yakni mengenai fungsi spiritual, fungsi psikologis dan fungsi

sosial.7 Penjelasan mengenai ketiga fungsi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Fungsi spiritual, seperti yang telah disebutkan anak-anak pemulung di

YMAI diajarkan mengenai rukun iman dan rukun islam yang harus

ditanamkan dalam diri anak-anak pemulung selama hidup mereka didunia.

6 Hasil Observasi Terhadap Bentuk Pembinaan di Yayasan Media Amal Islami, Jakarta :

Mei – Juni 2013. 7 Abidin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta : Logos Wahana Ilmu, 1997), h. 46.

Page 64: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

53

b. Fungsi psikologis, berkaitan dengan tingkah laku dalam hal ini YMAI

mengajakran anak-anak pemulung bagaimana berperilaku akhlakul-

karimah dan adab kepada Tuhan, sesama manusia dan juga kepada

binatang yang harus mereka peraktekan selama kehidupan mereka didunia.

c. Fungsi sosial, yakni apabila anak-anak pemulung mengamalkan dan

mempraktekan kedua fungsi sebelumnya fungsi sosial akan berfungsi

dengan sendirinya.

B. Pola Komunikasi Yayasan Media Amal Islami (YMAI)

Pola komunikasi merupakan poin penting dalam proses pembinaan

keagamaan, pola komunikasi adalah bentuk-bentuk penyampaian pesan yang

dilakukan pengirim pesan (komunikator) kepada penerima pesan

(komunikan). Komunikator (pembimbing) adalah seseorang yang memberikan

informasi/pesan kepada komunikan (anak-anak pemulung). Selain itu

komunikator sebagai penyampai pesan, agar pesan yang disampaikan mudah

dipahami oleh komunikan, komunikator harus memiliki kredibilitas,

kemapuan berkomunikasi dengan baik, dan juga berpengetahuan luas. Apabila

seorang komunikator sudah memenuhi syarat-syarat tersebut maka pola

komunikasi yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap pembinaan

keagamaan yang di lakukan di YMAI peneliti melihat bahwa pola komunikasi

yang diterapkan selama pembinaan keagamaan berlangsung adalah pola

komunikasi yang dijelaskan oleh Onong Uchjana dalam bukunya Ilmu Teori

dan Filsafat Komunikasi yakni pola komunikasi antarpribadi (Interpersonal

Page 65: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

54

Communication) dan pola komunikasi kelompok. Kedua pola komunikasi ini

digunaan secara bergantian dan saling mendukung antara pola komunikasi

interpersonal dan pola komunikasi kelompok, biasanya dalam setiap kali

proses pembinaan keagamaan pembimbing menggunakan kedua pola

komunikasi tersebut secara bergantian. Berikut penjelasanya :

1. Pola Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)

Salah satu pola komunikasi yang digunakan oleh pembimbing

dalam proses pembinaan keagamaan adalah menggunakan pola

komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi adalah proses

pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara

sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan

balik seketika.8

Pola komunikasi antarpribadi diterapkan disetiap kelas TPA di

YMAI, pada prosesnya peneliti melihat komunikasi antarpribadi

diterapkan saat pembimbing memberikan materi mengenai belajar

membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar baik, baik itu secara pelafalan

dan juga tajwid, tahapnya anak-anak pemulung yang sama sekali belum

bisa membaca Al-Quran anak-anak tersebut diajarkan mengenal huruf-

huruf hijaiyah. Untuk memudahkan anak-anak pemulung ini mempelajari

huruf-huruf hijaiyah, anak-anak ini diharuskan untuk mempelajari sebuah

buku panduan untuk membaca Al-Qur’an yakni Iqra’. Iqra sebagai buku

panduan mempelajari Al-Qur’an terdiri dari enam jilid, kesemua jilid

8 Onong Uchjana Efendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Cet. 3; Bandung : PT Citra

Aditya Bakti), h. 59-60.

Page 66: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

55

tersebut harus dipelajari secara berurutan, setiap jilid memiliki tingkat

kesulitan yang berbeda-beda, yang termudah adalah jilid 1 dan yang

tersulit adalah jilid 6. Untuk jilid 1 s/d jilid 3 materi tersebut diajarkan di

kelas TPA Ula seperti yang di jelaskan Ade :

”Kalau yang kecil-kecil si paling saya ajarin nulis, baca iqra 1-3,

praktek wudhu, praktek shalat gerakanyanya gitu, misalnya shalat

dhurur empat rakaat”9

Kemudian jilid 4 s/d jilid 6 diajarkan di kelas TPA Wustho seperti yang

dijelaskan Ratna :

”Materi yang di berikan ada fiqih, aqidah akhlahnya, baca Iqro

untuk kelas saya iqro 4-6 dan pembacaan tajwid sebagai dasar

pembacaan al-Qur’an, sejarah-sejarah islam”10

Dan apabila anak-anak pemulung tersebut seudah menyelesaikan

mempelajari Iqra mereka akan mulai diajarkan membaca Al-Qur’an yang

diajarkan di kelas TPA Aliy seperti yang di jelaskan Ibu Ema :

”Untuk ngajinya Al-Qur’an dan Zuz Amma dan kebetulan tingkat

yang saya pegangkan kelas Al-Qur’an, jadi udah lebih paham dari

kelas yang lain”11

.12

Metode pembinaan hampir sama di setiap kelas TPA yakni anak-

anak pemulung secara langsung diajarkan satu persatu oleh pembimbing

secara face to face, anak-anak tersebut diajarkan halaman demi halaman,

huruf demi huruf oleh pembimbing. Seperti yang dijelaskan oleh Ade

9 Hasil wawancara dengan Aderatna, Jakarta : 17.28 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna

Media Amal Islami. 10

Hasil wawancara dengan Ratnasari, Jakarta : 04.22 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna Media Amal Islami.

11 Hasil wawancara dengan Siti Chuzaemah, Jakarta : 04.40 - 18 Juni 2013 - Aula

Serbaguna Media Amal Islami. 12

Hasil Observasi dan Wawancara Terhadap Bentuk Pembinaan di Yayasan Media Amal Islami, Jakarta : Mei – Juni 2013.

Page 67: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

56

”Kalau untuk baca iqra ya maju satu-satu supaya paham, terus

kalau materi setelah dijelasin ditanya satu-satu, misalnya kalo

yang ga paham dijelasin kembali”13

dan juga seperti yang dijelaskan Bella salah seorang anak binaan :

Kalo Iqro maju satu-satu. Kalo Fiqih di jelasin. Ka Ade jelas aku

paham terus kalau buat kesalahan di catet di buku trus di kasi tahu

orangtua”14

Untuk kelas TPA Ula dan TPA Wustho proses komunikasi

antarpribadinya adalah pembimbing memberikan contoh bunyi huruf-

huruf yang akan diajarkan, kemudian anak-anak pemulung mengikuti apa

yang telah diajarkan, apabila anak tersebut salah dalam melafalkan huruf,

pebimbing bisa secara langsung membenarkan pelafalan huruf tersebut,

semakin banyak yang telah dipelajari oleh anak-anak pemulung semakin

banyak pula interaksi dan feedback yang terjadi di antara keduanya.

Sedangkan untuk TPA Aliy yakni anak-anak yang yang telah

menyelesaikan mempelajari Iqro Jilid 1 s/d Jilid 6 mereka akan mulai

mempelajari membaca Al-Quran, dalam prosesnya komunikasi

antarpribadinya memiliki sedikit perbedaan yakni pembimbing tidak lagi

memberikan contoh bunyi huruf, melainkan pembimbing langsung

mendengarkan anak tersebut membaca Al-Qur’an kemudian apabila

terjadi kesalahan mengenai pelafalan huruf dan tajwid, pembimbing

13

Hasil wawancara dengan Aderatna, Jakarta : 17.28 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna Media Amal Islami.

14 Hasil wawancara dengan Anak Binaan Bella Safira, Jakarta : 15.56 – 7 Januari 2014 –

Lt.2 Yayasan Media Amal Islami.

Page 68: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

57

menjelaskan letak kesalahanya dan baru memberikan contoh bacaan yang

benar.15

Proses pembinaan yang dilakukan di YMAI yang telah dijelaskan

diatas merupakan pola komunikasi antarpribadi jenis diadik. Komunikasi

antarpribadi diadik adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang

dengan seorang menjadi komunikator (pembimbing) dan seorang menjadi

komunikan (anak pemulung). Pola komunikasi antarpribadi diadik

merupakan jenis komunikasi yang penting dalam proses pembinaan

keagamaan, karena prosesnya yang berlangsung secara dialogis

menunjukan interaksi satu sama lain, pelaku-pelaku yang terlibat dalam

komunikasi berfungsi ganda, masing-masing dari mereka bisa bertukar

peran baik sebagai pembicara maupun menjadi pendengar secara

bergantian. Komunikasi antarpribadi diadik dianggap penting karena

adanya upaya dari para pelaku untuk membentuk pemahaman yang sama

antara satu sama lain (mutual understanding). Oleh karena itu komunikasi

antarpribadi diadik ini merupakan komunikasi yang efektif dalam proses

pembinaan keagamaan terutama dalam menyampaikan materi membaca

Al-Qur’an karena dengan menggunakan komunikasi ini pembimbing dapat

mengetahui secara langsung respon yang diberikan oleh anak-anak

pemulung, mengetahui sejauh mana tingkatan pemahaman tiap-tiap anak

dan mencari solusi untuk anak-anak pemulung tersebut. Seperti yang

dijelas Aderatna :

15

Hasil Observasi dan Wawancara Terhadap Bentuk Pembinaan di Yayasan Media Amal Islami, Jakarta : Mei – Juni 2013.

Page 69: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

58

”Solusinya yaaa terus aja di ingatkan kembali, diulang-ulang,

ditanyain lagi materi yang sebelumnya sampe mereka bosen dan

bener-bener paham”16

Bentuk pembinaan yang telah dilakukan di YMAI menunjukan

bahwa komunikasi antarpribadi diadik terjadi dengan baik karena dengan

menggunakan pola komunikasi tersebut pembimbing dapat memahami

betul seperti apa kondisi anak-anak pemulung dan mencari solusi untuk

pemecahan masalah yang terjadi.

Bentuk lain dari komunikasi antarpribadi yang terjadi di YMAI

yaitu komunikasi informal, komunikasi ini terjadi di luar jam belajar

formal. Komunikasi ini terjadi ketika pembimbing menemukan anak-anak

jalanan yang kurang aktif ketika berada di kelas, maka pembimbing

biasanya menanyakan keadanya tersebut di luar jam formal atau ketika

kelas sudah selesai. Seperti yang dijelaskan Ratna :

”Selama ini yang saya lakukan untuk menanganinya yaitu tidak

ribet dengan materi, tetapi lebih mendekati satu persatu secara

personal.”17

Gambar 5

Proses Komunikasi Antarpribadi

16

Hasil wawancara dengan Aderatna, Jakarta : 17.28 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna Media Amal Islami.

17 Hasil wawancara dengan Ratnasari, Jakarta : 04.22 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna

Media Amal Islami.

Page 70: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

59

2. Pola Komunikasi Kelompok

Selain pola komunikasi interpersonal, dalam proses pembinaan

keagamaan di YMAI juga menggunakan pola komunikasi kelompok

terutama pola komunikasi kelompok kecil. Pola komunikasi kelompok

kecil ini merupakan pola yang umum digunakan oleh pembimbing-

pembimbing di setiap kelas TPA di YMAI ketika melakukan proses

pembinaan keagamaan.

Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

merupakan komunikasi yang dilakukan dengan jumlah komunikan yang

sedikit (lebih dari dua orang) dan komunikasi ini ditujukan untuk

mempengaruhi kognisi komunikan, komunikasi ini terjadi secara dialogis,

tidak linear melainkan sirkular, umpan balik terjadi secara verbal dan juga

komunikan dapat menangapi uraian komunikator secara langsung seperti

bertanya, menyanggah dan lain sebagaianya.18

Pola komunikasi kelompok diterapkan disetiap kelas TPA yang

ada di YMAI yakni TPA Ula, TPA Wustho dan TPA Aliy. Dalam

penerapanya pola komunikasi ini digunakan untuk menyampaikan materi-

materi pembinaan keagamaan seperti Fiqih, Aqidah, Hadist, Doa-doa,

Praktek Shalat. Dalam melakukan proses pola komunikasi kelompok

pembimbing biasanya mencatat materi (apabila perlu dicatat) yang akan

diberikan terlebih dahulu di papan tulis yang kemudian di salin oleh anak-

18

Onong Uchjana Efendi, ibid., h. 76-77.

Page 71: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

60

anak pemulung sebagai catatan agar dapat dipelajari dikemudian hari. 19

Seperti yang dijelaskan ibu Ema dan Gambar berikut ini :

“Kalau kaya fiqih dan aqidah juga kalau perlu ada yang di catet

ya di catet dulu di papan tulis karna nanti kan ada hadis mereka

nyalin setelah itu baru di jelasin”20

Setelah itu pembimbing mereview materi yang telah diberikan

sebelumnya, ini merupakan salah satu metode agar anak-anak pemulung

tidak lupa dengan materi yang sudah disampaikan sebelumnya, setelah

mereview materi pembimbing menjelaskan materi pembinaan keagamaan

dengan menggunakan bahasa yang santai agar mudah dimengerti oleh

anak-anak pemulung saat proses pemberian materi berlangsung sesekali

salah satu anak pemulung bertanya kepada pembimbing mengenai materi

yang diberikan, seperti yang dijelaskan ibu Ema :

“Alhamdulillah meskipun banyak di antara mereka suka bercanda-

bercanda tapi mereka nanya kalau gak paham, terutama pelajaran

tajwid kan karna menerut mereka pelajaran tajwid paling susah”21

Dan juga seperti yang dijelaskan Bahar :

“Kalau gag paham ya tanya sama ibu Ema, terus suka tanya sama

temen-temen juga”22

.

Pola komunikasi kelompok ini memudahkan pembimbing dalam

menyampaikan materi karena dalam suasana yang santai dan

menyenangkan tidak terlalu monoton, pembimbing tidak terus-terusan

19

Hasil Observasi Terhadap Bentuk Pembinaan di Yayasan Media Amal Islami, Jakarta : Mei – Juni 2013.

20 Hasil wawancara dengan Siti Chuzaemah, Jakarta : 04.40 - 18 Juni 2013 - Aula

Serbaguna Media Amal Islami. 21

Hasil wawancara dengan Siti Chuzaemah, Jakarta : 04.40 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna Media Amal Islami.

22 Hasil wawancara dengan Anak Binaan Muhammad Bahrul Alam, Jakarta : 15.37 – 7

Januari 2014 – Lt.2 Yayasan Media Amal Islami.

Page 72: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

61

berbicara akan tetapi anak-anak pemulung juga memiliki kesempatan

untuk berbicara (bertanya atau mengemukakan pendapat), pembimbing

dapat berinteraksi secara langsung mengetahui respon anak-anak

pemulung terhadap materi yang diberikan.

Gambar 6

Proses Komunikasi Kelompok

Page 73: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

62

Selain kedua pola tersebut ada juga metode komunikasi yang

digunakan yakni komunikasi satu arah (one way communication) atau

komunikasi yang berlangsung secara linier. Komunikasi satu arah adalah

komunikasi yang bersifat koeresif dapat berbentuk perintah, intruksi dan

bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi.23

Komunikasi ini

digunakan pembimbing untuk memberikan ketegasan atau intruksi-intruksi

kepada anak-anak pemulung seperti ketika pembimbing memberikan sanksi

kepada anak-anak pemulung yang melakukan kesalahan dan memberikan

intruksi mengenai ulangan harian. Peneliti melihat komunikasi satu arah ini

terjadi ketika pembimbing memberikan sangsi kepada anak pemulung yang

melakukan kesalahan misalnya ketika salah seorang anak pemulung berbicara

kasar ketika proses pembinaan berlangsung atau tidak mengerjakan PR anak

tersebut diberikan hukuman seperti menghafal hadist atau doa-doa untuk kelas

TPA Aliy seperti yang dijelaskan Bahar :

“Kalau lagi dihukum mengahafal do’a sehari-hari atau hadis”24

Berdiri di depan kelas untuk TPA Wustha seperti yang dijelaskan Selvie :

“Ka Ratna tegas kalau ada yang salah dapet hukuman, kalau yang

laki-laki buka baju terus kalau yang perempuan berdiri di depan kaki

satu sambil pegang kuping, kalu berisik dimarahin25

Di catat dan diberitahu orangtua untuk TPA Ula seperti yang dijelaskan Bella

“Kalau buat kesalahan di catet di buku trus di kasi tahu orangtua”26

23

H.A.W Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi (Cet.2; Jakarta : PT Rineka Cipta, 200), h.103.

24 Hasil Wawancara dengan Anak Binaan Muhammad Bahrul Alam, Jakarta : 15.37 – 7

Januari 2014 – Lt.2 Yayasan Media Amal Islami. 25

Hasil Wawancara dengan Anak Binaan Selviana Fadilah, Jakarta : 15.14 – 7 Januari 2014 – Lt.2 Yayasan Media Amal Islami.

Page 74: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

63

Dan anak-anak tersebut harus menuruti apa yang diperintahkan pembimbing.27

Selanjutnya komunikasi satu arah ini juga terjadi di YMAI ketika pembimbing

memberikan intruksi mengenai ulangan harian anak-anak tersebut tidak dapat

membantah atau menolak apa yang di perintahkan oleh pembimbing.

Kedua bentuk komunikasi antarpersonal dan komunikasi kelompok

yang dilakukan di YMAI memiliki kesamaan tiga sifat-sifat komunikasi dalam

proses penyampaian pesanya, yaitu :

1. Menggunakan bahasa verbal, baik itu secara lisan maupun tulisan,

dilakukan secara lisan bertujuan agar anak-anak pemulung dapat

memahami dengan mudah dan jelas apa yang disampaian pembimbing,

sedangkan dengan tulisan bertujuan agar anak-anak pemulung memiliki

catatan mengenai materi yang di sampaiakan, karena setelah pembimbing

mencatat materi yang diberikan di papan tulis anak-anak pemulung

dianjurkan untuk menyalin kedalam sebuah buku, agar dapat dipelajari

dikemudian hari. Seperti yang terlihat pada gambar :

26

Hasil Wawancara dengan Anak Binaan Bella Safira, Jakarta : 15.56 – 7 Januari 2014 – Lt.2 Yayasan Media Amal Islami.

27 Hasil Observasi Terhadap Bentuk Pembinaan di Yayasan Media Amal Islami, Jakarta :

Mei – Juni 2013.

Page 75: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

64

2. Mengunakan bahasa Non Verbal, bahasa non-verbal digunakan sebagai

pendukung dalam menyampaikan materi pembinaan keagamaan, misalnya

saat pembimbing mencontohkan gerakan shalat dan gerakan wudhu

kepada anak-anak pemulung. Hal ini bertujuan agar anak-anak memiliki

gambaran mengenai penjelasan materi yang sedang disampaikan. Seperti

yang terlihat pada gambar :

3. Proses penyampaian pesan baik itu dengan menggunkan komunikasi

antarpribadi maupun komunikasi kelompok, selalu dilakukan secara Tatap

Muka (Face-to-face Communication). Komunikasi yang dilakukan secara

tatap muka merupakan komunikasi yang efektif, terlebih jika deiterapkan

dalam pola komunikasi anatarpribadi dan komunikasi kelompok, karena

kedua jenis model komunikasi ini bersifat dua arah dan pembimbing bisa

mengetahui respon langsung dari anak-anak pemulung.

Dari kedua pola komunikasi yang digunakan dalam proses pembinaan

dan penjelasan mengenai kesamaan tiga sifat-sifat komunikasi dalam proses

penyampaian pesan yang telah dijelaskan diatas peneliti menilai bahwa

Page 76: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

65

kredibilitas pembimbing sebagai seorang komunikator sudah terpenuhi yakni

pembimbing memberikan materi sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh

anak-anak pemulung, pembimbing juga memahami kapan pola komunikasi

antarpribadi atau pola komunikasi kelompok harus diterapkan dan juga

dengan menggunakan pola komunikasi bintang pembimbing dapat memahami

tingkat pemahaman tiap-tiap anak pemulung dan mencari solusi untuk

memecahkan masalah tersebut.

Dalam proses pembinaan keagamaan di YMAI tidak lepas dari

berbagai kendala atau hambatan. Berdasarkan hasil dari observasi yang telah

dilakukan, peneliti melihat ada dua faktor yang menjadi penghambat dalam

proses pembinaan keagamaan yakni faktor internal dan faktor eksternal.28

Berikut penjelasanya :

1. Faktor Internal

Dalam faktor internal sebagai salah satu penghambat dalam proses

pembinaan keagamaan yang pertama ialah kurangya media pendukung

seperti layar proyektor disetiap kelas sebagai penunjang pembimbing

dalam menyampaikan materi menjadi salah satu foktor penghambat dalam

proses pembinaan keagamaan. Kedua adalah waktu pembinaan keagamaan

yang di rasa kurang maksimal oleh peneliti karena keterbatasan ruang

kelas yang digunakan secara bergantian dan juga kesadaran dari anak-anak

pemulung yang terkadang terlambat datang sehingga waktu pembinaan

menjadi kurang maksimal karena seharusnya waktu pembinaan adalah satu

28

Hasil observasi terhadap proses pembinaan keagamaan di Yayasan Media Amal Islami, Jakarta : Mei – Juni 2013.

Page 77: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

66

jam dan menjadi berkurang karena keterlambatan anak-anak pemulung.

Ketiga adalah tingkat pemahaman dari setiap anak pemulung yang

berbeda-beda sehingga menjadi hambatan pembimbing ketika akan

melanjutkan materi yang selanjutnya, seperti yang dijelaskan Ratna :

“hambatan yang di amalai, karena anak-anak yang beda fisik atau

beda mental, berbeda kepribadian jadi agak sedikit sulit, missal

yang satunya bisa sementara yang satunya lagi belum paham29

”.

Terakhir adalah adalah faktor pendanaan yang menyebabkan YMAI

kesulitan dalam mengembangkan program-program untuk anak-anak

pemulung khususnya dan juga dalam melengkapi sarana dan prasarana

dalam proses pembinaan seperti media pendukung pembinaan keagamaan

yaitu layar proyektor, seperti yang dikatakan pendiri YMAI Ustad Aslih :

“Ya hambatan yang paling mendasar adalah kurangnya

pendanaan karena memang ini juga menyangkut problem solver

jadi mereka juga harus di sekolahkan kemudian mereka harus

diperbaiki taraf kehidupanya. Maka MAI mensiasatinya adalah

memilih memilah secara bertahap sebagian anak-anak untuk kita

sekolahkan kita bina yang nanti dikemudian hari bisa diharapkan

untuk membantu masyarakat sekitar30

2. Faktor Eksternal

Kondisi lingkungan yang dialami oleh anak-anak pemulung ini

sangat erat dengan pihak-pihak yang ingin memanfaatkan keadaan para

pemulung dengan memberikan iming-iming yang diberikan pihak non

muslim seperti pemberian kebutuhan hidup seperti sembako, seperti yang

di jelaskan Ustad Aslih :

29

Hasil wawancara dengan Ratnasari, Jakarta : 04.22 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna Media Amal Islami.

30 Hasil wawancara dengan Ust Aslih Ridwan, Jakarta : 10.29 - 22 Oktober 2013 - Aula

Serbaguna Media Amal Islami.

Page 78: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

67

“Kendala yang lainya lagi adalah gencarnya umat lain khususnya

umat kristiani yang berusaha untuk melakukan usaha kristenisasi,

dalam soal ini saya kira MAI harus melakukan dakwah bil hal

yaitu langkah-langkah konkret seperti pegobatan gratis kemudian

juga penyuluhan-penyuluhan tentang betapa pentingnya hidup

sehat dalam arti cara hidup sehat dan yang lainyalah yang penting

kita melakukan langkah-langkah konkret31

Hambatan eksternal lainya adalah kurangnya kesadaran atau keseriusan

dari anak-anak pemulung untuk lebih giat dalam mengikuti pembinaan

keagamaan di YMAI, seperti yang dijelaskan Ibu Ema :

“Hambatan yang sering saya rasakan ya keseriusan anak-

anaknya, jadi karena mereka sehari-harinya biasa ketemu bareng

apa lagi sekarang lagi musim layangan, jadi kalau ngaji yang

diceritain kalau cowo-cowo main bola, layangan”32

.

Selanjutnya adalah kelengkapan unsur-unsur komunikasi di dalam

proses pembinaan keagamaan, yakni :

1. Sumber (source) biasanya juga disebut komunikator, yang berperan

sebagai komunikator dalam proses pembinaan adalah pembimbing, dalam

melakukan peranya pembimbing menggunakan bahasa-bahasa yang

mudah dimengerti baik secara lisan dan tulisan, pembimbing juga

menguasai setiap materi-materi yang akan di sampaikan, selalu menjadi

contoh yang baik seperti menggunakan pakaian yang sesuai syariat islam

dan berbicara menggunakan bahasa yang santun.

2. Pesan (message), yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada

penerima. Yang dikomunikasikan olem pembimbing kepada penerima

adalah mengenai materi-materi pembinaan keagamaan seperti Fiqih,

31

Ibid. 32

Hasil wawancara dengan Siti Chuzaemah, Jakarta : 04.40 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna Media

Amal Islami.

Page 79: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

68

Akidah Akhlak, Membaca Iqro dan Al-Qur’an, Hafalan doa-doa, Praktek

Shalat dan lain-lain. Pesan-pesan yang disampaikan bersifat informatif,

positif dan edukatif dengan menggunakan bahasa yang jelas dan gamblang

juga sesuai dengan kebutuhan komunikan.

3. Saluran atau media, pembimbing biasanya menyampaikan pesan melalui

papantulis, spidol dan buku-buku sebagai panduan.

4. Penerima (receiver) atau komunikan, yakni orang yang menerima pesan

dari komunikator, yang berperan sebagai komunikan dalam proses

pembinaan keagamaan adalah anak-anak pemulung, mereka menerima

pesan yang disampaikan kemudian menerjemahkan atau menafsirkan

gagasan sesuai dengan apa yang dapat mereka pahami.

5. Efek (feedback), adalah apa yang terjadi pada komunikan setelah mereka

menerima pesan. Setelah pesan disampaikan oleh pembimbing,

efek/feedback yang terjadi oleh setiap anak-anak pemulung tidaklah sama,

ada yang sekali pesan itu di sampaikan mereka langsung paham tetapi ada

juga tidak paham dengan materi yang disampaikan walaupun pembimbing

menyampaikanya dengan menggunakan bahasa yang jelas dan juga

gamblang. Biasanya pembimbing akan mengulang materi yang telah

disampaikan pada hari berikutnya agar anak-anak pemulung ingat dan juga

di akhir semester diadakan ujian agar mereka tidak lupa dan sebagai tolak

ukur keberhasilan komunikasi yang telah dilakukan.

Page 80: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai

pola komunikasi antara pembimbing dan anak-anak pemulung di Yayasan

Media Amal Islami maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembinaan keagamaan yang dilakukan Yayasan Media Amal Islami

dilakukan dalam bentuk Taman Pendidikan Al-Qur’an yang terbagi

menjadi tiga tingkatan yakni TPA Ula, TPA Wustho dan TPA Aliy. Materi

yang diberikan pada setiap tingkatan TPA di YMAI berbeda-beda sesuai

dengan tingkat pemahaman dan tingkat kebutuhan dari anak-anak

pemulung.

2. Pola komunikasi yang diterapkan dalam pembinaan keagamaan di YMAI

adalah komunikasi antarpribadi (Interpersonal Communication) dan pola

komunikasi kelompok. Dalam proses pembinaan keagamaan pembimbing

menggunkan kedua pola ini secara bergantian dan saling mendukung

antara pola komunikasi antarpribadi dengan pola komunikasi kelompok.

Pola komunikasi antarpribadi digunakan ketika pembimbing memberikan

materi mengenai pembacaan Al-Qur’an, setiap proses tersebut berlangsung

anak-anak tersebut di bimbing secara perorangan dan langsung (face to

face) berhadapan oleh pembimbing. Pola komunikasi jenis ini merupkan

pola yang tergolong penting karena prosesnya yang berlangsung secara

dialogis menunjukan interaksi satu samalain dengan kata lain adanya

Page 81: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

70

upaya untuk membentuk pemahaman yang sama (mutual understanding)

dan juga pelaku-pelaku yang terlibat berfungsi ganda, masing-masing dari

mereka bisa bertukar peran baik sebagai komunikator maupun menjadi

komunikan. Dalam menggunakan pola ini pembimbing dapat berinteraksi

secara langsung dan juga mengetahui secara langsung respon dari tiap-tiap

anak-anak pemulung. Selanjutnya adalah pola komunikasi yang di

terapkan di YMAI ini adalah pola komunikasi kelompok, pola ini

memberikan warna tersendiri dalam proses pembinaan. Dengan

menggunakan pola ini memudahkan pembimbing dalam melakukan proses

pembinaan karena dalam suasana yang santai, tidak monoton, pembimbing

tidak terus menerus berbicara tetapi anak-anak pemulung juga memiliki

kesempatan untuk berbicara.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan saat ini tidak luput dari kelemahan dan

juga keterbatasan. Berikut adalah beberapa keketerbatasan atau kelemahan

dalam penelitian ini :

1. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif sehingga tidak di pungkiri kemumngkinan

terjadinya subjektifitas dalam menganalisis hasil penelitian.

2. Penelitian yang dilakukan dalam kurun waktu hanya enam bulan.

Sehingga tidak adanya variable yang membahas mengenai efektifitas pola

komunikasi yang diterapkan.

Page 82: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

71

C. Saran

Berdasarkan uraian dan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai

pola komunikasi di YMAI. Peneliti mengajukan beberapa saran sebagai

berikut :

1. Saran Bagi Yayasan Media Amal Islami

- Perlunya peningkatan media pembelajaran dalam proses pembinaan

keagamaan, seperti penggunaan media audio visual misalnya

memberikan materi bacaan-bacaan shalat beserta gerakanya melalui

video dengan penggunaan layar proyektor untuk memudahkan proses

pemahaman anak-anak pemulung dalam proses pemahaman materi dan

juga demi terciptanya suasana pembinaan yang santai dan

menyenangkan.

- Perlunya mempelajari berbagai macam metode mengenai penyampaian

materi pembinaan keagamaan terutama kepada para pembimbing. Agar

tidak menimbulkan kejenuhan terhadap pembimbing dan juga anak-

anak pemulung.

2. Saran Bagi Penelitian Berikutnya

- Dalam penelitian selanjutnya perlu memperluas kajian dengan

menambahkan variabel lain seperti efektivitas/tingkat keberhasilan

dalam suatu proses pembinaan keagamaan.

- Khusus bagi para peneliti yang meneliti mengenai pola komunikasi,

perlu melakukan seleksi mengenai teori yang digunakan agar teori

yang digunakan dalam penelitian pola komunikasi lebih beragam.

Page 83: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

72

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : PT Rineka Cipta.

Aryana, Rike. 2011. SKRIPSI S1 : Peran Penyuluh Agama dalam Pembinaan

Akhlak bagi Anak Pemulung di Yayasan Media Amal Islami. Jakarta :

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah.

A.B Pronodigdo dan Hasan Shadily. 1990. Ensiklopdi Umum. Yogyakarta :

Karnisius.

Badan Pusat Statistik. Akses : 17 September 2013 Jam : 14.48.

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_sub

yek=12&notab=1

Bisdan Sigalingging. 2013. Sikap Pemerintah Terhadap Keberadaan Yayasan

Yang Belum Menyesuaikan Diri Terhadap UU Yayasan Dan PP No.63

Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan UU Yayasan. http://bisdan-

sigalingging.blogspot.com/2013/05/sikap-pemerintah-terhadap-

keberadaan.html. Tanggal akses : 02.20 PM 22 Januari 2014.

Brosur Yayasan Media Amal Islami, 2012.

_____________________________, 2013.

Bungin, Burhan. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana Prenada

Media Group.

Chatamarrasjid. Tujuan Sosial Yayasan dan Kegiatan Usaha Bertujuan Laba.

Jakarta : PT Citra Aditya Bakti.

Darajat, Zakiyah. 1976. Ilmu Jiwa Agama Cet- 5. Jakarta : Bulan Bintang.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga Cet-3. Jakarta : PT Balai Pustaka.

____________________________. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga Cet- 4. Jakarta : PT Balai Pustaka.

Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Cet-21.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

______________________. 2003. Ilmu Teori dan Filasafat Komunikasi Cet-3.

Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

Emzir. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Hamidi. 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang : UMM Press.

Ilahi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Langgulung, Hasan. 1985. Pendidikan dan Peradaban Islam. Jakarta : Putra Al-

Husna

Page 84: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

73

Maulana, Zikri. 2010. SKRIPSI S1 : Peran Majelis Taklim ”Persatuan Remaja

Islam (PERISTA)” Dalam Pembinaan Keagamaan Remaja. Jakarta :

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah.

Moloeng, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Morisan. 2009. Teori Komunikasi Organisasi. Bogor : PT Ghalia Indonesia.

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Cet-12. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya Offset.

Muchtar, Aflatun. 2001. Tunduk Kepada Allah Fungsi dan Peran Agama dalam

Kehidupan Manusia. Jakarta : Khazanah Baru.

Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya Cet-5. Jakarta :

UI Press.

Nata, Abiddin.1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Logos Wacana Ilmu..

Nurjamilah, Dewi. 2012. SKRIPSI S1 : Pola Komunikasi Pengajar dalam

Pembinaan Perilaku Anak Jalanan di Yayasan Nanda Dian Nusantara

Ciputat. Jakarta : Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Setiawan, Herman. 2010. SKRIPSI S1 : Pola Komunikasi Antara Pengasuh

dengan Anak Asuh dalam Pembinaan Akhlak di Panti Asuhan Al-Ikhsan

Vila Tomang Tangerang. Jakarta : Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Sigalingging, Bisdan. Sikap Pemerintah Terhadap Keberadaan Yayasan Yang

Belum Menyesuaikan Diri Terhadap UU Yayasan Dan PP No.63 Tahun

2008 Tentang Pelaksanaan UU Yayasan. http://bisdan-

sigalingging.blogspot.com/2013/05/sikap-pemerintah-terhadap-

keberadaan.html. Tanggal akses : 02.20 PM 22 Januari 2014.

Stephen W Littlejhon & Karen A Foss. 2007. Theori of Human Communication

Belmont : Wadsworth Group.

Wibowo, Teguh. 2007. Jurus Maut Mengusai Materi Bahasa Indonesia.

Jogjakarta : Locus.

Widjaja, H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi Cet-2. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

Page 85: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

LAMPIRAN

Transkip Wawancara

Page 86: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

TRANSKIP WAWANCARA

YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI

Profil Narasumber

a. Nama Lengkap : H. ASLIH RIDWAN, MA

b. TTL : Jakarta, 11 Juni 1967

c. Status Perkawinan : Menikah

d. Pendidikan Terakhir : S2 Ilmu Tafsir

e. Pekerjaan : Pengisi acara Nasihat Ulam (Nasihat

Ulama) di Bens Radio, Account Executive

Majalah Aulia dan Ketua GPMI

f. Jabatan di MAI : Pendiri Yayasan

Waktu & Tempat Wawancara “10.29 - 22 Oktober 2013 - Aula Serbaguna

Media Amal Islami”

PERTANYAAN

Pertanyaan : Kapan berdirnya Yayasan Media Amal Islami ini abu?

Jawaban : Tahun 1999

Pertanyaan : Selaku pendiri YMAI apa yang melatarbelakangi abu dalam

mendirikan yayasan ini?

Jawaban : Melihat problem umat terutama kaum bawah kurang yang terjun

langsung, masih dalam tataran wacanan dan diskusi, seperti umat

islam bodoh umat Islam lemah tidak kepada gerakan aksi, maka ya

tadi tanpa bermaksud merendahkan yang lain tapi melihat di sini

wilayah ini masih ada peluang yang bisa MAI lakukan yaitu

pembinaan dikalangan kaum pinggiran dan pemulung. Ya

sejarahnya melihat kaum pinggiran mereka lemah dari sisi

finansial, lemah dari sisi keagamaan, rentan pemurtadan bahkan

dari tempat-tempat yang MAI bina itu sangat sarat dengan

gerakan-gerakan pemurtadan sehingga MAI terpanggil untuk

mengatasi secara komperhensif dari sisi keilmuan dari sisi

pembinaan keagamaan baik juga masalah membangun taraf

kehidupanya.

Pertanyaan : Apa visi dan misi YMAI?

Jawaban : Utamanya ya memang yayasan ini bergerak di bidang dakwah dan

juga memecahkan masalah umat dibidang kemiskinan kemudian

program-programnya itu ada bidang dakwah, pendidikan, sosial

trus juga ada asrama yatim dan dhuafa.

Pertanyaan : Menurut abu apa itu pembinaan keagamaan?

Jawaban : Ya pembinaan agama adalah memberikan pemahaman kepada

mereka mengenai ilmu agama dan betapa pentingnya memahami

agama dengan benar-benar jadi tidak ada di KTP saja juga

Page 87: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

diperaktekan dalam kehidupan sehari-hari kebanyakan mereka

tidak memperkatekanya dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan : Seberapa penting pembinaan keagamaan pada anak-anak pemulung

di sini menurut abu?

Jawaban : Ya sangat penting karna memang mereka rentan dari sisi agama,

finansial, terbelakang kemudian juga cara mereka hidup juga tidak

teratur mereka juga tidak memiliki masa depan, maka disinilah

mereka harus dibina keimananya mereka juga dibangun kesadaran

bahwa perubahan itu dimulai dengan ilmu, mana mungkin mereka

bisa berubah menjadi lebih baik tanpa mereka memiliki ilmu, ya

ilmu agama maupun ilmu umum, ya mereka harus terbekali, jadi ya

mindset para orang tua selama ini adalah pendidikan tidaklah

penting, yang penting anak mereka bisa cari duit memulung untuk

makan sehari-hari, maka dari itu MAI tidak membatasi anak-anak

itu untuk memulung, jadi mereka pagi memulung kemudian

sorenya mereka mengikuti sekolah PKBM. Kemudian kita juga

menyakinkan betapa pendidikan itu sangat penting untuk kemajuan

anak-anak mereka supaya mereka itu tidak seperti orangtuanya,

dan menjadi lebih baik dari kedua orangtuanya.

Pertanyaan : Seperti bentuk pembinaan keagamaan dan seperti apa pola

komunikasi yang abu gunakan dalam pembinaan keagamaan?

Jawaban : Metodenya ya dari sisi ceramah dialog kemudian juga peraktek

sepereti praktek ibadah bersama (shalat berjamaah). Kemudian

pembinaan yang dilakukan untuk anak-anak lapak ya mereka disini

ada program TPA, kemudian kita juga menyediakan asrama dan

santri-santri disini menggikuti program HAQU (Hafal Al-Quran

dan Kuliah) jadi santri-santri setoran ayat, dan juga kita selesaikan

sekolahnya sampai selesai S1 kemudia kita lepas salah satunya

Ratna dia anak pemulung sedang kuliah semester empat yang

dibiayai MAI dia kuliah di BSI kemudian ibu-ibu tiap hari jumat

pagi kita ajarkan membaca Qur’an dan juga penekanan aqidahnya.

Pertanyaan : Selanjutnya hambatan/kesulitan apa saja yang sering terjadi saat

abu berkomunikasi dengan anak pemulung ketika melakukan

proses pembinaan keagamaan? Kemudian seperti apa solusi yang

dilakukan ketika abu mengalami hambatan/kesulitan tersebut?

Jawaban : Ya hambatan yang paling mendasar adalah kurangnya pendanaan

karena memang ini juga menyangkut problem solver jadi mereka

juga harus di sekolahkan kemudian mereka harus diperbaiki taraf

kehidupanya. Maka MAI mensiasatinya adalah memilih memilah

secara bertahap sebagian anak-anak untuk kita sekolahkan kita bina

yang nanti dikemudian hari bisa diharapkan untuk membantu

masyarakat sekitar. Kendala yang juga palingmendasar adalah

kurangnya bantuan tenaga dari kaum muslimin yang lain maka

dalam hal ini saya sangat apresiasi kepada pimpinan-pimpinan

Universitas Islam Negeri Jakarta yang memberikan izin

mahasiswanya untuk terjun langsung melakukan penelitian atau

Page 88: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

membantu warga-warga sekitar, problem lainya adalah medan

pemukiman lapak yang seirng terjadi banjir, maka MAI

menampung warga untuk mengungsi di MAI ini. Kendala yang

lainya lagi adalah gencarnya umat lain khususnya umat kristiani

yang berusaha untuk melakukan usaha kristenisasi, dalam soal ini

saya kira MAI harus melakukan dakwah bil hal yaitu langkah-

langkah konkret seperti pegobatan gratis kemudian juga

penyuluhan-penyuluhan tentang betapa pentingnya hidup sehat

dalam arti cara hidup sehat dan yang lainyalah yang penting kita

melakukan langkah-langkah konkret.

Pertanyaan : Menurut abu sejauh mana tingkat keberhasilan pembinaaan

keagamaan yang telah dilakukan?

Jawaban : Memang dari sisi tingkat keberhasilan kita masih jauh karna

memang mereka ini kaum urban yang gampang perga-pergi

sehingga tidak menetap satu wilayah kemudian juga mereka ini

sudah terpengaruh terkontaminasi oleh sesuatu seperti sekbebas,

pergaulan bebas, bahkan anak-anak itu sudah terlibat narkoba,

contoh sederhana saja waktu MAI mengadakan penyuluhan

narkoba yang didatangi oleh ibu kapolda saat itu anak-anak pada

kabur entah kemana ketakutan karena takut nanti diperiksa urinya

nanti ditangkep berartikan gambaran betapa anak-anak memang

sudah terkena obat tadi, saya kira ini yang memang menjadi

persoalan bagi MAI yaitu bagaimana mengajak anak-anak ini yaitu

tetap menjadi genarasi harapan bangsa.

Pertanyaan : Apa harapkan abu kepada anak-anak lapak dan juga yayasan ini?

Jawaban : Ya tadi saya kira untuk saya lebih menekankan MAI lebih kepada

kualitas tidak kuantitas, jadi memang inikan 200KK kemudian ada

sekitar 400orang maka kita lebih kepada kualitas walaupun tidak

banyak yang kita ambil bisa kita lihat santri-santri disini pernah

saya coba ikut sertakan lompa pidato dan hafal qur’an seluruh

DKI dan anak-anak ini yang juara. Maka mereka kan kalau setiap

malam jumat mereka belajar computer, karenakan merkea kita

harapkan tidak hanya pandai agama saja tetapi pandai juga dengan

tekhnologi. Harapan MAI ya kita berdoa berharap agar anak-anak

ini menjadi anak yang baik tidak menjadi sampah masyarakat

bahkan tidak menjadi penipu-penipu negara sehingga mereka

menjadi rahmat bagi semuanya rahmat bagi keluarganya rahmat

bagi kita semua sehingga lahir kepemimpinan-kepemimpinan umat

yang memang mereka dari orang yang tidak diperhitungkan selama

ini jadi bagi MAI adalah mereka ingat atau tidak dengan yang

dilakukan MAI itu tidak menjadi persoalan bagi kami, karna bagi

kami adalah kabi berupaya agr mereka menjadi lebih baik

kemudian mereka menjadi rahmat itu sudah menjadi kebanggan

bagi kami.

Page 89: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

TRANSKIP WAWANCARA

YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI

Profil Narasumber

a. Nama Lengkap : DZULFITRI SULAIMAN

b. TTL : Jakarta, 4 Juli 1983

c. Status Perkawinan : Menikah

d. Pendidikan Terakhir : Sarjana Pendidikan

e. Pekerjaan : Mengajar

f. Jabatan di MAI : Pengurus dan Guru Pembimbing

Waktu & Tempat Wawancara “ 17.56 - 26 Juni 2013 - Aula Serbaguna

Media Amal Islami”

PERTANYAAN

Pertanyaan : Sejak kapan kakak mengajar/menjadi pengurus di YMAI?

Jawaban : Sejak 2010

Pertanyaan : Seperti apa latar belakang pendirian yayasan ini?

Jawaban : Pendirian yayasan bermula pada tahun 1999 awalnya dapet tanah

wakaf di daerah gunung sindur, disana itu awalnya itu adalah

proyek permurtadan, jadi di gunung sindur awalnya ada proyek

kristenisasi, pewakaf itu namanya H.Nimang sebelumnya dia

ngasih ke yayasan lain, sebelumnya ada empat yayasan yang di

beri tanah wakaf tersebut tapi mereka gag kuat jadi mereka hanya

kuat sampai sebulan tigabulan ganti lagi yayasanya, karena

letaknya kan di pedalaman bangetkan, akses masuknya aja hampir

2 kilo dari jalan raya itu jauh, terus akhirnya yaa di kasih ke ust

Aslih terus diurus yaa Alhamdulillah berjalan, disana kira-kira ada

1000m2, disana bentuknya sekolah buat paud sama diniah. Kalau

yang di lebak bulus ini gedung dari 2010, sebelum pembangunan

gedung ini kita ngontrak disini sebelumnya ada rumah orangtua

ust.Aslih ya petakanlah tadinya kantor disitu yaa kantor

sekertariatnyalah, tahun 2009 lah kita mulai membangun gedung

ini.

Pertanyaan : Program-program apa saja yang ada di YMAI? Khususnya untuk

anak-anak lapak?

Jawaban : Pendidikan kita ada pendidikan Al-Qur’an itu ada TPA dan TQA

terus ada pengajian ibu-ibu, dan juga pendidikan non formal itu

pendidikan kejar paket.

Pertanyaan : Tujuan dari tiap-tiap program yang diadakan?

Jawaban : Yaa untuk melahirkan generasi rabbani anak-anak yang memiliki

pengetahuan agama yang cukup untuk merubah pengetahuan

masyarakat terutama komunitas pemulung supaya agamanya

memadai dan perkateknya dalam kehidupan sehari-hari bisa di

peraktekan.

Page 90: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

Pertanyaan : Apakah ada rencana program untuk anak-anak didik di sini yang

belum terlaksana atau terrtunda?

Jawaban : Sebelumnya udah raker kemarin ada agenda untuk kedepan itu

seperti manasik haji untuk anak-anak karena memang belum

jadwalnya dan ini merupakan agenda baru, sebelumnya belum

pernah dilaksanakan. Ada juga program Asrama Yatim dan dhuafa

dengan tujuan untuk menampung anak-anak yatim dan dhuafa

yang benar-benar sangat membutuhkan, mereka di asramakan di

YMAI kemudian didik untuk dikembangakan kemampuan dan

bakannya.

Pertanyaan : Apa semua anak didik yang ada di yayasan ini berasal dari lapak-

lapak pemulung sekitar yayasan ini?

Jawaban : Tidak semua yaa ada yang berasal dari masyarakat sekitar yayasan

juga ada, tetapi kebanyakan dari sekitar lapak.

Pertanyaan : Bagaimana prosedur agar anak-anak lapak menjadi anak didik di

yayasan ini?

Jawaban : Ya pertama isi formulir dan orangtuanya dating kita harus tahu

orangtuanya terus buat pernyataan kalau dia harus serius untuk

belajar disini kemudian ada tes-tes yaaa untuk menentukan dia

masuk kelas berapa. Keseriusanya dari kehadiranya, sekarangkan

kita sistemnya ada rapot kalau merka jarang masuk kan nanti

rapotnya jelek, terus juga nanti kalau misalnya lama-lama gag

masuk ya kita keluarkan.

Pertanyaan : Apakah setiap anak didik di sini deikenakan biaya bulanan?

Jika YA : selain dari biaya bulanan anak didik dari mana lagi

sumber dana agar Yayasan ini Tetap&Terus berkembang?

Jika TIDAK : dari mana saja sumber dana agar Yayasan ini

Tetap&Terus berkembang?

Jawaban : Tidak semuanya geratis, karena emang buat kaum dhuafa,

bianyanya yaa dari masyarakat donator baik perorangan, kantor,

perusahaan kalau dari pemerintah pernah sekali tahun 2010 tapi

sekarang udah gag pernah.

Pertanyaan : Menururt kakak seberapa penting pembinaan keagamaan untuk

anak-anak lapak?

Jawaban : Sangat penting karena kehidupan mereka kan keras, kondisi

lapangan itu dengan tingkat pendidikan yang rendah terus juga

heterogen sosial budaya, dan mereka ini orang-orang yang bisa di

bilang nomaden gitu gampang pindah-pindah keluar masuknya

tidak ter data dengan baik, karena memang yaa gitu hidupnya

gampang pindah-pindah naah itukan mempengaruhi prilaku

akhlak, seperti bicara kasar dengan tingkat kriminalitas yang tinggi

juga yang kecil-kecil udah berani nyolong mulai berani ngeroko

dll, nah itu dia pendidikan usia dini atau untuk anak-anak sangat

penting sebagai basic agar nanti begitu besarnya menjadi karakter

yang baik.

Pertanyaan : Meode -metode yang dilakukan dalam pembinaan ini seperti apa?

Page 91: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

Jawaban : Metode belajarnya yaa tadi ada pengajian ada penenaman akhlak

terus peraktek-peraktek kalau misalnya sholat yaa ada jamaah,

terus juga kita ada pelajaran tentang adap terhadap orang tua,

makan berpakaian dll.

Pertanyaan : Apa saja kendala yang dialamai ?

Jawaban : Yaa umumlah menghadapi anak-anak kan yaa tingkat kenakalan

yaa biasalah, terus juga yang unik dilingkungan ini itu bandelnya

itu karena memang sudah merata karena memang dari orang tua

lingkungan orang tuanya pendidikanya rendah. Karena merka lebih

banyak dirumah dan dirumah mereka tidak ada pendidikan.

Pertanyaan : Apa harapan kakak terhadap yayasan ini dan anak-anak lapak?

Jawaban : Harapan saya untuk yayasan kita bisa terus eksis dalam membina

dan membantu masalah problem umat sebagaimana logo kita juga

kita ma uterus berkembang dengan program-program terbaru dan

kita juga sebagai lembaga agama agar untuk bidang problemasi

umat lebih lengkap.

Page 92: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

TRANSKIP WAWANCARA

YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI

Profil Narasumber

a. Nama Lengkap : ADE RATNA

b. TTL : Jakarta, 4 Juni 1991

c. Status Perkawinan : Belum Menikah

d. Pendidikan Terakhir : SMA

e. Pekerjaan : Mengajar

f. Jabatan di MAI : Pengajar TPA Ula

Waktu & Tempat Wawancara “17.28 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna Media

Amal Islami”

PERTANYAAN

Pertanyaan : Sejak kapan kakak mengajar di YMAI ini?

Jawaban : Sejak tahun lalu 2012.

Pertanyaan : Menurut kakak apa itu pembinaan keagamaan?

Jawaban : Ya maksudnya agar anak-anak bisa mengetahui mengenai tentang

agama islam, dasar-sasar islam.

Pertanyaan : Seberapa penting pembinaan keagamaan pada anak-anak pemulung

di sini menurut kakak?

Jawaban : Yaa penting karna itukan buat bekal mereka di dunia dan akhirat.

Pertanyaan : Materi-materi apa saja yang di berikan dalam proses pembinaan

keagamaan?

Jawaban : Kalau yang kecil-kecil si paling saya ajarin nulis, baca iqra 1-3,

praktek wudhu, praktek shalat gerakanyanya gitu, misalnya shalat

dhurur empat rakaat. Trus juga paling Cuma cerita aja sig a terlalu

yang berat-berat karena cepet bosen jugakan kalo kitanya cerita

yang kepanjangan yaa mereka bosen, jadi ceritanya yang cuman

langsung yang penting aja.

Pertanyaan : Seperti apa pola komunikasi yang dilakukan dalam proses

pembinaan keagamaan?

Jawaban : Kalau untuk baca iqra maju satu-satu supaya paham, terus kalau

materi setelah dijelasin ditanya satu-satu, misalnya kalo yang ga

paham dijelasin kembali.

Pertanyaan : Bagaimana respon yang di berikan murid-murid saat kakak

menerapkan pola komunikasi yang digunakan?

Jawaban : Responya yaa macem-macem, ada yang aktif nanya-nanya banyak

yang enggak. Kebanyakan yang kecil-kecil yang banyak tanya.

Pertanyaan : Selanjutnya hambatan/kesulitan apa saja yang sering terjadi saat

kakak berkomunikasi dengan anak pemulung ketika melakukan

proses pembinaan keagamaan?

Page 93: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

Jawaban : Mungkin ngaji kali kalau baca iqra, karena kalau sampai rumah

main jadi daya ingatnya kurang suka lupa, sebenarnya mah bagus,

cuman nanti apa yang di ajarin sampe rumah lupa lagi.

Pertanyaan : Seperti apa solusi yang dilakukan ketika kakak mengalami

hambatan/kesulitan tersebut?

Jawaban : Yaaa materinya terus aja di ingatkan kembali, diulang-ulang,

ditanyain lagi materi yang sebelumnya sampe mereka bosen.

Pertanyaan : Menurut kakak sejauh mana tingkat keberhasilan pola komunikasi

yang kakak lakukan dalam pembinaaan keagamaan?

Jawaban : Belum ini banget kali yaa, tapi paling enggak mereka udah bisa

menulis, baca iqra buat saya itu sudah merupakan suatu

kebanggan.

Pertanyaan : Apa harapkan kakak kepada anak-anak pemulung ini setelah

mengikuti kegiatan/TPA di Yayayasan MAI ini?

Jawaban : Yaa pastinya biar mereka bisa menjadi anak yang berguna gitu,

trus yayasan ini biar bisa jadi maju terus.

Page 94: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

TRANSKIP WAWANCARA

YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI

Profil Narasumber

a. Nama Lengkap : RATNASARI

b. TTL : Karawang, 5 Maret 1994

c. Status Perkawinan : Belum Menikah

d. Pendidikan Terakhir : Sedang Kuliah S1 Manajemen Admin

e. Pekerjaan : Mengajar

f. Jabatan di MAI : Pengajar TPA Wustha

Waktu & Tempat Wawancara “04.22 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna Media

Amal Islami”

PERTANYAAN

Pertanyaan : Sejak kapan kakak mengajar di YMAI ini?

Jawaban : Sejak tahun 2010 semenjak YMAI didirikan.

Pertanyaan : Menurut kakak apa itu pembinaan keagamaan?

Jawaban : Kalau di sekitar sini karena dari lapak (pemulung) penanaman

nilai-nilai agama sangatalah penting karena di daerah sekitar lapak

sendiri terdapat pengajar non muslim, mereka sangata pintar sekali

untuk menarik perhatian anak-anak, mereka membuat anak-anak

lapak merasa nyaman sehingga mereka ingin selalu bersama

pengajar non muslim tersebut. Untuk itu Yayasan media amal

islami tidak mau kalah, kami berusaha untuk membuat anak-anak

lapak merasa nyaman terutama kami sebagai guru dan membuat

mereka senang, dan nyaman, juga belajar agama islam dengan

menyenangakan. Kebanyakan dari mereka beragama islam.

Pertanyaan : Seberapa penting pembinaan keagamaan pada anak-anak pemulung

di sini menurut kakak?

Jawaban : Sangat penting untuk bekal mereka, terlebih mereka semua masih

sangata muda dan cenderung masih labil, jadi menurut saya karena

pemahaman agama dari orang tua belum begitu cukup jadi kami

sebagai guru menambahkan materi-materi keislaman sebagai

pondasi mereka kelak ketika dewasa.

Pertanyaan : Materi-materi apa saja yang di berikan dalam proses pembinaan

keagamaan?

Jawaban : Materi yang di berikan ada fiqih, aqidah akhlahnya, baca Iqro

khusus kelas saya iqro 4-6 dan pembacaan tajwid sebagai dasar

pembacaan al-Qur’an, sejarah-sejarah islam.

Pertanyaan : Seperti apa pola komunikasi yang dilakukan dalam proses

pembinaan keagamaan?

Jawaban : Cara pengajaranya, santai tapi jelas, tidak menggunakan bahasa

yang tinggi karena mereka masih anak anak, seperti menggunakan

cerita, suasana belajar yang menyenangkan, tetapi ketegasan juga

Page 95: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

diperlukan sebagai motivasi mereka. Pemberikan materi di berikan

secara bersamaan atau model ceramah, kita juga ada perbedaan

jadwal materi setiap harinya.

Pertanyaan : Bagaimana respon yang di berikan murid-murid saat kakak

menerapkan pola komunikasi yang digunakan?

Jawaban : Respon murid-muri, mereka merasa senang dan aktif, di satu sisi

ada yang mengaji, di sisi lain ada yang menulis materi yang sudah

diberikan. Jadi suasananyapun tidak ribut dan kondusif.

Pertanyaan : Selanjutnya hambatan/kesulitan apa saja yang sering terjadi saat

kakak berkomunikasi dengan anak pemulung ketika melakukan

proses pembinaan keagamaan?

Jawaban : Hambatan yang di alami, karena anak-anak yang beda fisik atau

beda mental, berbeda kepribadian jadi agak sedikit sulit, missal

yang satunya bisa sementara yang satunya lagi belum paham.

Pertanyaan : Seperti apa solusi yang dilakukan ketika kakak mengalami

hambatan/kesulitan tersebut?

Jawaban : Selama ini yang saya lakukan untuk menanganinya yaitu tidak

ribet dengan materi, tetapi lebih mendekati satu persatu secara

personal. Sedangkan factor pendukung dalam hal pembelajaran

yaitu menggunakan media proyektor menampilkan film yang

bercerita tentang keislaman, dengan lagu dan juga semangata dari

anak-anak lapak.

Pertanyaan : Menurut kakak sejauh mana tingkat keberhasilan pola komunikasi

yang kakak lakukan dalam pembinaaan keagamaan?

Jawaban : Mereka bisa lebih focus terhadap apa yang telah kami berikan,

terlihat perbedaanya, di awal mereka cenderung terlalu banyak

bermain dan mengeluh “ka saya gag bisa ka” tetapi sekarang

dengan metode-metode yang telah di lakukan mereka lebih paham

dengan apa yang telah di berikan.

Pertanyaan : Apa harapkan kakak kepada anak-anak pemulung ini setelah

mengikuti kegiatan/TPA di Yayayasan MAI ini?

Jawaban : Harapanya, yang pertama mereka menjadi anak-anak yang sholeh

dan sholehah, lalu mereka harus tahu bahwa mereka beragama

Islam tapi islamanya bukan sekedar Islam KTP atau sekedar tahu

Islam atau sekedar pernah belajar ngaji. Tetapi tidak di amalkan.

Mereka harus bisa mengamalkan apa yang mereka pelajari tentang

Islam sehingga berpengaruh terhadap akhlak mereka masing-

masing.

Page 96: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

TRANSKIP WAWANCARA

YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI

Profil Narasumber

a. Nama Lengkap : SITI CHUZAEMAH

b. TTL : Jakarta, 22 September 1982

c. Status Perkawinan : Menikah

d. Pendidikan Terakhir : Madrasah Aliyah

e. Pekerjaan : Mengajar

f. Jabatan di MAI : Pengajar TPA Aliy

Waktu & Tempat Wawancara “04.40 - 18 Juni 2013 - Aula Serbaguna Media

Amal Islami”

PERTANYAAN

Pertanyaan : Sejak kapan kakak mengajar di YMAI ini?

Jawaban : Mulai mengajar di MAI dari awal Januari

Pertanyaan : Menurut kakak apa itu pembinaan keagamaan?

Jawaban : Yaa memberikan mereka pemahaman tentang islam, kayak rukun

iman, rukun islam, fiqih, akhlak yaa intinya tentang Islam.

Pertanyaan : Seberapa penting pembinaan keagamaan pada anak-anak pemulung

di sini menurut kakak?

Jawaban : Penting banget, masalahnya kita berbicara dari orang tua mereka,

sangat sayang sebenernya mereka bisa potensinya bisa di gali

tetapi karena keadaan dan pendidikan orang tua mereka yang

rendah, makanya dengan adanya MAI ini Alhamdulillah mereka

jadi paham apa tentang fiqih, mengaji, tajwid, ahlak begitupun

dengan orang tua mereka walaupun tidak semua mereka mau

belajar tentang Islam.

Pertanyaan : Materi-materi apa saja yang di berikan dalam proses pembinaan

keagamaan?

Jawaban : Untuk ngajinya Al-Qur’an dan Zuz Amma dan kebetulan tingkat

yang saya pegangkan kelas Al-Qur’an, jadi udah lebih paham dari

kelas yang lain, jadi untuk sholat atau fiqih dasar mereka sudah

paham sudah di pelajari di kelas sebelumnya, jadi kalau di kelas

TPA Aliy atau Al-Qur’an yang di pelajari kosa kata bahasa

Arab/mufradat dan belajar hadist-hadis dan yang terpenting bagi

saya yaitu mereka membaca Al-Qur’an dengan makhorijul huruf

yang benar dan paham tajwid-tajwidnya.

Pertanyaan : Seperti apa pola komunikasi yang dilakukan dalam proses

pembinaan keagamaan?

Jawaban : Kan lain-lain yaa metodenya tergantung materinya, kalau

belajarnya baca Al-Qur’an adakalanya dia langsung baca sendiri

maju satu-satu dan ada kalanya kaya sistem murotal jadi kita yang

bacain nanti mereka ngikutin per ayat biasanya, kalau mereka baca

Page 97: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

sendirikan kadang panjang pendeknya dan tajwidnya masih kurang

bener, jadi kalau lagi murotal biasanya seminggu sekali, jadi kita

sambil ngebetulin kaya panjang pendeknya, huruf-hurufnya agar

lebih detil. Kalau penggunaan video lebih ke anak kelas iqro,

pernah sih kadang entah berapa bulan sekali di bawah bareng-

bareng liat video kisah-kisah nabi, kalau kelas saya biasanya cerita

nanti kalau sudah selesai di kasih pertanyaan kalau mereka

nyimakan mereka tahu. Kalau kaya fiqih dan aqidah juga kalau

perlu ada yang di catet ya di catet dulu di papan tulis karna nanti

kan ada hadis mereka nyalin setelah itu baru di jelasin.

Pertanyaan : Bagaimana respon yang di berikan murid-murid saat kakak

menerapkan pola komunikasi yang digunakan?

Jawaban : Alhamdulillah meskipun banyak di antara mereka suka bercanda-

bercanda tapi mereka nanya kalau gag paham, terutama pelajaran

tajwid kan karna menerut mereka pelajaran tajwidkan susah,

karena sayakan dari pimpinan harus ditekenin Al-Quranya biar

mantap agar mereka tau bacaan Al-Quran ini hukumya apa

bacannya bagaimana.

Pertanyaan : Selanjutnya hambatan/kesulitan apa saja yang sering terjadi saat

kakak berkomunikasi dengan anak pemulung ketika melakukan

proses pembinaan keagamaan?

Jawaban : Hambatan yang sering saya rasakan ya keseriusan anak-anaknya,

jadi karena mereka sehari-harinya biasa ketemu bareng apa lagi

sekarang lagi musim layangan, jadi kalau ngaji yang diceritain

kalau cowo-cowo main bola, layangan. Kalau yang perempuan

sekarang sibuk HP meskipun sudah pernah disita, udah pernah saya

ambil di kumpulin, tapi kitakan gag mungkin setiap hari kaya gitu,

maksudnya kita pengen mereka sadar misalnya waktunya ngaji

berapa lama si cuma satu jam kan, biar mereka konsen namanya

usianya udah mulai remajakanya jadi susah juga kadang ya udah

kalau gag mau di kumpulin taro, tapi tetep aja ntar ada satu dua

yang nyuri-nyuri buat main hp, jadi konsentrasinya yang saya

pengen tekenin satu jam tu bener-bener belajar, tapi kadang masih

susah.

Pertanyaan : Seperti apa solusi yang dilakukan ketika kakak mengalami

hambatan/kesulitan tersebut?

Jawaban : Awalnya di kelas ada seksi keamanan, cuma saya ilangin biar

mereka sadar udah gede, cuma susah juga dan emang ternyata dia

masih begitu yaudah kita kasih hukuman cuman saya pengen

ngasih hukumanya misalnya nulis hadis ayat-ayat qur’an, pengenya

si saya nanti anak-anak punya buku satu-satu tapi khusus buat

hukuman, tapin itu nanti paling setelah lebaran, karena sebentar

lagi libur.

Pertanyaan : Menurut kakak sejauh mana tingkat keberhasilan pola komunikasi

yang kakak lakukan dalam pembinaaan keagamaan?

Page 98: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

Jawaban : Alhamdulillah si, sekarang mereka kalau ditanyain tentang materi-

materi sebelumnya, coba di utarain di jelasin lagi apa yang udah di

pelajarin, tapi kalau ada yang belum mereka ngerti mereka minta

saya buat ngejelasin lagi.

Pertanyaan : Apa harapkan kakak kepada anak-anak pemulung ini setelah

mengikuti kegiatan/TPA di Yayayasan MAI ini?

Jawaban : Ya pengenya mereka bener-bener paham yang diajarin, terutama

Al-Qur’anya dulu karena sholat mereka prakteknya udah bisa tapi

kita gag tau keseharianya, meskipun ditanyai “udah sholat” merka

jawabnya “udah ka” cuman yaa pengenya yaaa mereka bener-

bener ngejalanin karna usianyakan udah remaja dan emang sudah

wajib, rata-rata dikelas saya umur 12-15 tahun.

Page 99: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

TRANSKIP WAWANCARA

YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI

Profil Narasumber

a. Nama Lengkap : MUHAMMAD BAHRUL ALAM

b. Umur : 11 Tahun

c. Jabatan di YMAI : Anak Binaan

Waktu & Tempat Wawancara “15.37 – 7 Januari 2014 – Lt.2 Yayasan Media

Amal Islami”

PERTANYAAN

Pertanyaan : Dimana tempat tinggal kamu sekarang?

Jawaban : Lebak bulus V Pertanyaan : Apa cita-cita kamu?

Jawaban : Jadu ustad Pertanyaan : Sejak kapan kamu belajar di MAI?

Jawaban : Sejak berumur Sembilan tahun Pertanyaan : Apa yang kamu lakukan sebelum belajar di MAI?

Jawaban : Membantu orang tua dirumah Pertanyaan : Apa saja yang kamu pelajari di MAI?

Jawaban : Pelajaranya Fiqih, saya Al-Qur’an Juz 12

Pertanyaan : Bagaimana cara pembimbing kamu menjelaskan materi yang

diberikan?

Jawaban : Kadang-kadang di tulis sama di jelasin kalau pelajaran fiqih, kalau

baca Qur’an maju satu-satu, saya Juz 12.

Pertanyaan : Apa yang kamu lakukan setelah pembimbing menjelaskan materi?

Jawaban : Kalau hadis-hadis dikasih tugas untuk menghafal, kalau lagi

dihukum juga mengahafal do’a sehari-hari atau Hadis.

Pertanyaan : Bagaimana cara kamu mengatasi materi yang belum kamu pahami?

Jawaban : Kalau gag paham ya tanya sama ibu Ema, terus suka tanya sama

temen-temen juga. Pertanyaan : Bagaimana perasaan kamu belajar di MAI?

Jawaban : Seneng Pertanyaan : Bagaimana pendapat kamu tentang pembimbing-pembimbing di

MAI?

Jawaban : Baik, ibu gurunya jelas kalau jelasin materi. Kalau gag ngerjain PR

dihukum hafalan doa-doa.

Pertanyaan : Bagaimana pendapat kamu tentang MAI?

Jawaban : Baik membantu belajar agama

Pertanyaan : Menurut kamu apa saja manfaat kamu belajar di MAI?

Jawaban : Banyak, dapat menambah ilmu, apa yang kita kagak tahu jadi tahu

kayak fiqih

Pertanyaan : Apa perbedaan yang kamu rasakan setelah kamu belajar di MAI?

Jawaban : Saya menjadi lebih baik.

Pertanyaan : Apa harapan kamu setelah selesai belajar di MAI?

Page 100: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

Jawaban : Menjadi lebih pinter.

Page 101: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

TRANSKIP WAWANCARA

YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI

Profil Narasumber

a. Nama Lengkap : SUTRISNI

b. Umur : 13 Tahun

c. Jabatan di YMAI : Anak Binaan

Waktu & Tempat Wawancara “16.12 – 7 Januari 2014 – Lt.2 Yayasan Media

Amal Islami”

PERTANYAAN

Pertanyaan : Dimana tempat tinggal kamu sekarang?

Jawaban : Jl.Lebak Bulus 3 Pertanyaan : Apa cita-cita kamu?

Jawaban : Dokter Pertanyaan : Sejak kapan kamu belajar di MAI?

Jawaban : Dari tahun 2010, dulu kelasnya Ka Ratna Pertanyaan : Apa yang kamu lakukan sebelum belajar di MAI?

Jawaban : Gag ngapa-ngapain kak.

Pertanyaan : Apa saja yang kamu pelajari di MAI?

Jawaban : Ya Tajwid, kayak kisah Rasul, Fiqih, tentang Sholat Aqidah.

Pertanyaan : Bagaimana cara pembimbing kamu menjelaskan materi yang

diberikan?

Jawaban : Di tulis dulu terus sambil dijelasin si kak abis itu baru ngaji Al-

Qur’an.

Pertanyaan : Apa yang kamu lakukan setelah pembimbing menjelaskan materi?

Jawaban : Nulis yang tadi di tulis di papan tulis sambil nuggu ngaji maju

satu-satu.

Pertanyaan : Bagaimana cara kamu mengatasi materi yang belum kamu pahami?

Jawaban : Tanya lagi kak kalu materinya belum jelas sama ibu Ema Pertanyaan : Bagaimana perasaan kamu belajar di MAI?

Jawaban : Seneng kak banyak temen terus gurunya baik, terus dapet pelajaran

baru. Pertanyaan : Bagaimana pendapat kamu tentang pembimbing-pembimbing di

MAI?

Jawaban : Baik-baik dan Tegas.

Pertanyaan : Bagaimana pendapat kamu tentang MAI?

Jawaban : Itu kak banyak manfaatnya kak buat semua yang ada di sini, kayak

buat Ibu-ibu juga.

Pertanyaan : Menurut kamu apa saja manfaat kamu belajar di MAI?

Jawaban : Jadi bisa ngaji kak bisa Sholat hafal doa-doa. Pertanyaan : Apa perbedaan yang kamu rasakan setelah kamu belajar di MAI?

Jawaban : Jadi pinter. Pertanyaan : Apa harapan kamu setelah selesai belajar di MAI?

Page 102: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

Jawaban : Cita-cita tercapai biar bisa jadi sholehah juga sama bisa bahagiain

orang tua juga

Page 103: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

TRANSKIP WAWANCARA

YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI

Profil Narasumber

a. Nama Lengkap : HAIKAL ANWAR

b. Umur : 9 Tahun

c. Jabatan di YMAI : Anak Binaan

Waktu & Tempat Wawancara “15.01 – 7 Jauari 2014 – Lt.2 Yayasan Media

Amal Islami”

PERTANYAAN

Pertanyaan : Dimana tempat tinggal kamu sekarang?

Jawaban : Di Jl.Lebak Bulus V Pertanyaan : Apa cita-cita kamu?

Jawaban : Jadi pemain bola Pertanyaan : Sejak kapan kamu belajar di MAI?

Jawaban : Udah lama lupa kak Pertanyaan : Apa yang kamu lakukan sebelum belajar di MAI?

Jawaban : Gak ngapa-ngapain kak Pertanyaan : Apa saja yang kamu pelajari di MAI?

Jawaban : Tajwid, Fiqih, Aqidah, praktek Shalat, Gambar, Calistung.

Pertanyaan : Bagaimana cara pembimbing kamu menjelaskan materi yang

diberikan?

Jawaban : Dijelasin langsung sama gurunya. Abis itu baca iqro satu-satu.

Terus kalau dapet hukuman gag ngerjain PR kalau anak cowok

suruh buka baju kadang-kadang bersihin WC.

Pertanyaan : Apa yang kamu lakukan setelah pembimbing menjelaskan materi?

Jawaban : Nulis yang di tulis di papan tulis sama gurunya.

Pertanyaan : Bagaimana cara kamu mengatasi materi yang belum kamu pahami?

Jawaban : Nanya sama kak Ratna kak. Pertanyaan : Bagaimana perasaan kamu belajar di MAI?

Jawaban : Enak, seneng banyak temenya kak.

Pertanyaan : Bagaimana pendapat kamu tentang pembimbing-pembimbing di

MAI?

Jawaban : Baik kak. Kak Ratna kalau jelasin materinya jelas.

Pertanyaan : Bagaimana pendapat kamu tentang MAI?

Jawaban : MAI bagus kak.

Pertanyaan : Menurut kamu apa saja manfaat kamu belajar di MAI?

Jawaban : Jadi bisa nulis, baca Iqro, jadi bisa Shalat kak, ngajinya Iqro 5.

Pertanyaan : Apa perbedaan yang kamu rasakan setelah kamu belajar di MAI?

Jawaban : Jadi paham agama kak sama pinter. Pertanyaan : Apa harapan kamu setelah selesai belajar di MAI?

Jawaban : Jadi anak pinter dan sholeh.

Page 104: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

TRANSKIP WAWANCARA

YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI

Profil Narasumber

a. Nama Lengkap : SELVIANA FADILAH

b. Umur : 9 Tahun

c. Jabatan di YMAI : Anak Binaan

Waktu & Tempat Wawancara “15.14 – 7 Januari 2014 – Lt.2 Yayasan Media

Amal Islami”

PERTANYAAN

Pertanyaan : Dimana tempat tinggal kamu sekarang?

Jawaban : Jl.Lebak Bulus 2 Pertanyaan : Apa cita-cita kamu?

Jawaban : Jadi dokter. Pertanyaan : Sejak kapan kamu belajar di MAI?

Jawaban : 2013 Pertanyaan : Apa yang kamu lakukan sebelum belajar di MAI?

Jawaban : Ngaji di tempat lain. Pertanyaan : Apa saja yang kamu pelajari di MAI?

Jawaban : Fiqih, Iqro, Praktek Shalat, Gambar Mewarnai.

Pertanyaan : Bagaimana cara pembimbing kamu menjelaskan materi yang

diberikan?

Jawaban : Di terangin sama di tulis di papan tulis. Baca Iqro mah maju.

Pertanyaan : Apa yang kamu lakukan setelah pembimbing menjelaskan materi?

Jawaban : Menulis yang di tulis Ka Ratna.

Pertanyaan : Bagaimana cara kamu mengatasi materi yang belum kamu pahami?

Jawaban : Tunjuk tangan. Pertanyaan : Bagaimana perasaan kamu belajar di MAI?

Jawaban : Senang banyak temenya. Pertanyaan : Bagaimana pendapat kamu tentang pembimbing-pembimbing di

MAI?

Jawaban : Ka Ratna tegas kalau ada yang salah dapet hukuman, kalau yang

laki-laki buka baju terus kalau yang perempuan berdiri di depan

kaki satu sambil pegang kuping, kalu berisik dimarahin.

Pertanyaan : Bagaimana pendapat kamu tentang MAI?

Jawaban : Bagus soalnya jadi tempat ngaji.

Pertanyaan : Menurut kamu apa saja manfaat kamu belajar di MAI?

Jawaban : Jadi pinter. Pertanyaan : Apa perbedaan yang kamu rasakan setelah kamu belajar di MAI?

Jawaban : Bisa baca Iqro.

Pertanyaan : Apa harapan kamu setelah selesai belajar di MAI?

Jawaban : Cita-citanya tercapai.

Page 105: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

TRANSKIP WAWANCARA

YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI

Profil Narasumber

a. Nama Lengkap : RIO SAPUTRA

b. Umur : 6 Tahun

c. Jabatan di YMAI : Anak Binaan

Waktu & Tempat Wawancara “15.49 – 7 Januari 2014 – Lt.2 Yayasan Media

Amal Islami”

PERTANYAAN

Pertanyaan : Dimana tempat tinggal kamu sekarang?

Jawaban : Lebak Bulus V Pertanyaan : Apa cita-cita kamu?

Jawaban : Pilot Pertanyaan : Sejak kapan kamu belajar di MAI?

Jawaban : 2013 Pertanyaan : Apa yang kamu lakukan sebelum belajar di MAI?

Jawaban : Main sama teman-teman kadang-kadang membantu orang tua. Pertanyaan : Apa saja yang kamu pelajari di MAI?

Jawaban : Doa sehari hari, Iqro, Sholat.

Pertanyaan : Bagaimana cara pembimbing kamu menjelaskan materi yang

diberikan?

Jawaban : Maju satu-satu gentian kalo baca Iqro. Trus di jelasin sambil di

praktekin kayak Sholat.

Pertanyaan : Apa yang kamu lakukan setelah pembimbing menjelaskan materi?

Jawaban : Nulis dan Ngaji Iqro.

Pertanyaan : Bagaimana cara kamu mengatasi materi yang belum kamu pahami?

Jawaban : Nanya ka Ade. Pertanyaan : Bagaimana perasaan kamu belajar di MAI?

Jawaban : Senang banyak teman. Pertanyaan : Bagaimana pendapat kamu tentang pembimbing-pembimbing di

MAI?

Jawaban : Mereka baik.

Pertanyaan : Bagaimana pendapat kamu tentang MAI?

Jawaban : Bagus anak-anaknya jadi bisa ngaji.

Pertanyaan : Menurut kamu apa saja manfaat kamu belajar di MAI?

Jawaban : Bisa mengaji Jadi bisa sholat. Pertanyaan : Apa perbedaan yang kamu rasakan setelah kamu belajar di MAI?

Jawaban : Jadi semangat. Pertanyaan : Apa harapan kamu setelah selesai belajar di MAI?

Jawaban : Cita-cita terkabul.

Page 106: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

TRANSKIP WAWANCARA

YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI

Profil Narasumber

a. Nama Lengkap : BELLA SAFIRA

b. Umur : 7 Tahun

c. Jabatan di YMAI : Anak Binaan

Waktu & Tempat Wawancara “15.56 – 7 Januari 2014 – Lt.2 Yayasan Media

Amal Islami”

PERTANYAAN

Pertanyaan : Dimana tempat tinggal kamu sekarang?

Jawaban : Di Lapak Pertanyaan : Apa cita-cita kamu?

Jawaban : Dokter Pertanyaan : Sejak kapan kamu belajar di MAI?

Jawaban : Udah lama. Pertanyaan : Apa yang kamu lakukan sebelum belajar di MAI?

Jawaban : Bantuin orangtua sama main Pertanyaan : Apa saja yang kamu pelajari di MAI?

Jawaban : Belajar ngaji sama praktek Sholat

Pertanyaan : Bagaimana cara pembimbing kamu menjelaskan materi yang

diberikan?

Jawaban : Kalo Iqro maju satu-satu. Kalo Fiqih di jelasin. ka Ade jelas aku

paham. Kalau buat kesalahan di catet di buku trus di kasi tahu

orangtua.

Pertanyaan : Apa yang kamu lakukan setelah pembimbing menjelaskan materi?

Jawaban : Nyatet.

Pertanyaan : Bagaimana cara kamu mengatasi materi yang belum kamu pahami?

Jawaban : Tanya teman. Pertanyaan : Bagaimana perasaan kamu belajar di MAI?

Jawaban : Senang.

Pertanyaan : Bagaimana pendapat kamu tentang pembimbing-pembimbing di

MAI?

Jawaban : Baik-baik.

Pertanyaan : Bagaimana pendapat kamu tentang MAI?

Jawaban : Bagus

Pertanyaan : Menurut kamu apa saja manfaat kamu belajar di MAI?

Jawaban : Jadi tahu agama.

Pertanyaan : Apa perbedaan yang kamu rasakan setelah kamu belajar di MAI?

Jawaban : Jadi bisa baca Iqro Pertanyaan : Apa harapan kamu setelah selesai belajar di MAI?

Jawaban : Bisa jadi anak sholehah

Page 107: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

LAMPIRAN

Bukti Foto-foto Penelitian

Page 108: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

Foto Suasana Kelas TPA Ula

Ketika Melakukan Proses Pembinaan

Foto Suasana Kelas TPA Wustho

Ketika Melakukan Proses Pembinaan

Page 109: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

Foto Suasana Kelas TPA Aliy

Ketika Melakukan Proses Pembinaan

Foto Peneleiti

Wawancara dengan Para Pembimbing

Dengan Aderatna – TPA Ula

Dengan Rantna - TPA Wustho

Dengan Ibu Ema – TPA Aliy

Page 110: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

Foto Pemukiman Warga

Page 111: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN
Page 112: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN

Foto Kegiatan Tarhib Ramadhan

Page 113: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN
Page 114: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN
Page 115: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26685...ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANAK PEMULUNG DENGAN PEMBIMBING DALAM UPAYA PEMBINAAN