Upload
atharsukses
View
502
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS RESEPSI PENONTON MAHASISWA STAIMS
(SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MASJID SYUHADA)
YOGYAKARTA TERHADAP TAYANGAN TALKSHOW
KICK ANDY DAN GOLDEN AWARD DI METRO TV
ATHAR
20080530105
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2013
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Di dalam menyongsong era globalisasi peran media massa sangatlah penting.
Media massa tidak hanya sebagai salah satu unsur sumber informasi, tetapi media
massa juga diharapkan mampu memberi motivasi bahkan juga mencari solusi atau
pemecah terhadap persoalan yang muncul didalam masyarakat.
Perkembangan media massa, terutama media televisi di indonesia, 10 tahun
terakhir mulai marak setelah keluarnya surat keputusan menteri penerangan No. 111
tahun 1990 tentang operasional televisi swasta. Setelah TVRI beroperasi selama 28
tahun sebagai satu-satunya lembaga penyiaran televisi yang monopolitis,
pemerintahan indonesia melakukan deregulasi dengan memberikan kesempatan
kepada televisi swasta untuk hadir mendampingi TVRI milik pemerintah yang
sebelumnya menikmati hak monopoli siaran diseluruh Indonesia. Terdapat kebutuhan
yang mendesak akan siaran televisi yang mengarah pada program yang
mengutamakan hiburan dan informasi yang lebih independen, khususnya untuk
daerah-daerah perkotaan atau urban (Ishadi SK, 1999 : 78).
Televisi atau yang sering disebut TV merupakan salah satu media massa yang
sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Televisi berasal dari kata tele
(jauh) dan vision (tampak), jadi televisi berarti tampak atau dapat dilihat dari jauh.
Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat
waktu itu. Karena pada waktu itu harga pesawat televisi ketika itu masih mahal,
selain itu belum tersedia banyak program untuk disaksikan dibandingkan pada saat
ini. Sehingga masyarakat waktu itu enggan untuk membeli dan tidak tertarik pada
media pertelevisian. Pada waktu perang dunia ke-2 perkembangan televisi sempat
berhenti. Namun setelah perang usai, teknologi yang telah di sempurnakan selama
perang, berhasil mendorong kemajuan televisi sampai saat ini.
Televisi, media pertama yang bisa membawakan audiovisual ke dalam rumah
orang. Televisi bukan cuma membawakan suara tetapi juga membawakan gambar.
Dengan cepat sesuai dengan perkembangan dari pemikiran televisi menjadi media
hiburan. Karena itu banyak sekali orang yang terpaku kepada televisi, akibatnya
televisi menjadi sangat penting sebagai suatu media.
Televisi sebagai media massa memiliki fungsi sebagai media penyampaian
informasi. Program televisi seperti news, infotainment, bahkan talkshow mampu
memberikan informasi yang sekiranya diperlukan oleh pemirsa televisi. Selain
memberi informasi, televisi juga bisa bermanfaat sebagai sarana edukasi bagi pemirsa
khususnya para pelajar, mahasiswa, anak-anak serta orang dewasa yang sedang dalam
tahap perkembangan. Acara kuis, program bimbingan rohani, talkshow pendidikan
atau bidang pengetahuan lain sangat berguna bagi masyarakat kita. Bagi sebagian
orang yang memilki pola belajar audiovisual, menonton televisi bisa dijadikan sebagai
alternatif pembelajaran (http://ceritalily.blogspot.com).
Fungsi lain dari televisi adalah sebagai media hiburan. Dimana kehadiran
tayangan program-program televisi yang bisa menghibur sangat diperlukan untuk
melepas stres kepada audien ketika seharian bekerja atau belajar. Sehingga krtika
melihat hiburan itu dapat menyegarkan otak dan melepaskan dari permasalahan-
permasalahan yang terjadi dalam sehari-hari.
Pada dasarnya fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat
kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan
membujuk. Tetapi, pada kenyataanya fungsi menghiburlah yang lebih dominan pada
media televisi, sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas
Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama
khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutanya untuk
memperoleh informasi ( Ardianto, 2004 : 128).
Televisi yang menjadi salah satu hasil dari teknologi yang terus bekembang
dan sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat bahkan dapat mengubah
pemikiran seseorang. Televisi sebagai media komunikasi memiliki kemampuan untuk
mengakses publik hingga ke ruang pribadi. Dunia komunikasi massa melalui media
massa seperti televisi mengantarkan masyarakat pada arus perubahan peradaban yang
cepat. Televisi saat ini seakan menjadi guru elektronik yang mengatur dan
mengarahkan serta menciptakan budaya massa baru.
Selain itu, pesan yang disampaikan melalui perpaduan gambar dan suara
mampu menarik perhatian khalayak sekaligus memberi pengaruh yang kuat terhadap
perubahan perilaku dalam diri pemirsanya. Televisi mampu menjangkau banyak orang
dalam sebuah komunitas dan lebih menarik minat masyarakat dibanding media
komunikasi yang lain seperti radio, koran, majalah dan sejenisnya.
Televisi saat ini merupakan media massa yang tepopuler dikalangan
masyarakat inidonesia. Sebagian besar penduduk di negara-negara berkembang
mengenal dan memanfaatkan televisi sebagai sarana hiburan, informasi, edukasi dan
lain sebagainya. Televisi tidak membatasi diri hanya untuk konsumsi kalangan
tertentu saja namun telah menjangkau konsumen dari semua kalangan masyarakat tak
terkecuali remaja dan anak-anak.
Semakin tertarik pemirsa terhadap tayangan televisi, semakin menggila pula
televisi dalam menyiarkan program-program unggulannya. Semua itu menyebabkan
pemirsa makin dimanjakan sehinga makin betah melototi televisi berjam-jam dalam
sehari. Jika dulu kebanyakan orang hanya menonton satu jam acara saja, tetapi
sekarang program-program unggulan televisi ditayangkan secara estafet sehingga
pemirsa mampu menghabiskan lima sampai enam jam bahka ada 10 jam non stop
hanya menonton televisi saja.
Secara sosial televisi sudah masuk kedalam aspek kehidupan masyarakat, tidak
saja diperkotaan tetapi juga dipelosok-pelosok perdesaan. Setiap harinya jutaan
pasang mata duduk di depan persawat televisi untuk menyaksikan apa pun yang
disuguhkan oleh televisi. Dengan kondisi seperti ini pengaruh televisi menjadi sangat
besar terhadap pola pikir maupun sikap masyarakat. Televisi bisa menghibur, bisa
membuat sesuatu yang salah menjadi benar oleh publik. Televisi bisa pula membunuh
karakter seseorang atau sebuah objek. Televisi bisa pula membuat masyarakat
bertambha pintarm krirtis atau malah justru tenggelam dalam pola pikir yang
destruktif. Jika ada kekuatan terbesar yang invisible saat ini media telah menjadi
teman bagi anak-anak, menjadi penghibur ibu-ibu yang nantinya mendidik anak-
anaknya dan tentu saja menjadi teman dari semua pihak dalam mengambil leputusan.
Kreatifitas dunia pertelevisian semakin terasa dengan ketatnya kompetisi yang
bukan saja pada tingkat nasional, tetapi juga pada tingkat lokal. Berbagai bentuk
tayangan dimunculkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya pemirsa
TV, yang haus akan tayangan yang informatif, namum juga menghibur. Salah satu
diantaranya tayangan yang informatif dan menghibur adalah talkshow. Saat ini,
komposisi program talkshow termasuk yang terbesar.
Talkshow dikategorikan menjadi dua, yaitu yang sifatnya ringan dan
menghibur dan sifatnya formal dan serius. Namun secara umum, talkshow adalah
program atau acara yang mengulas suatu permasalahan melalui perbincangan, diskusi,
wawancara dan interaksi dengan narasumber dan atau pemirsa, yang dipandu oleh
moderator, tanpa kehadiran aktor yang memerankan karakter tertentu.
Pengkategorian program dan definisi ini dilakukan oleh AGB Nielsen
berdasarkan kesepakatan dengan stasiun televisi. Talkshow yang sifatnya formal dan
serius umumnya termasuk dalam kategori berita, sementara talkshow yang sifatnya
ringan dan menghibur termasuk dalam kategori informasi. Untuk kategori yang kedua
ini, talksow biasanya disampaikan dalam suasana yang santai dan penuh keakraban
dengan mengundang satu atau lebih narasumber untuk membahas topik yang sedang
hangat. Topik-topik yang sifatnya ringan dan mudah dicerna oleh pemirsa. Suasana
santai dan ringan itu juga tercermin dari kepiawain sang tuan rumah (host) alias
moderator menghidupkan suasana dengan komentar-komenntar atau jahil yang
memancing tawa.
Talkshow merupakan sajian perbincangan yang cukup menarik yang biasanya
mengangkat isu-isu yang lagi hangat dlam masyarakat. Tema yang diangkat juga
bermacam-macam, mulai dari masalah sosial, politik, ekonomi, pendidikan, olahraga,
dsb (Hanum, 2005:233). Sementara di televisi, acara talkshow disiarkan untuk
pertama kali pada 27 september 1954 oleh jaringan televisi NBC (Aylesworth, 1987),
dengan nama program Tonight Show (Wahyudi, 1996:90).
Talkshow sendiri sebagai media komunikasi sudah lama dikenal, bahkan sejak
era kejayaan radio ketika sebuah acara pertama di radio diciptakan oleh John J.
Anthony pada tahun 1930 (Radio History by Carla Gesell-Streeter).
Saat ini,hampir semua stasiun televisi, seperti TVOne, RCTI, Metro TV,
ANTV, atau Trans 7 memiliki program talkshow yang membahas masalah-masalah
yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. Tontonan ini pun rupanya mendapat
respons yang cukup menggembirakan dari pemirsa. Hal itu setidaknya bisa dilihat dari
perolehan rating atau share setiap acara. Tayangan talkshow seperti ini ternyata
digemari oleh masyarakat Indonesia, baik kalangan remaja maupun masyarakat
umum.
Salah satu acara talkshow yang merebut perhatian khalayak adalah acara
talkshow "Kick Andy. Acara talkshow "Kick Andy" adalah sebuah tayangan berita
yang memadukan pola news konvesional dengan kreativitas pada On Air presentation.
mengangkat isu-isu aktual yang berkaitan langsung dengan kehidupan publik.
Acara Talkshow "Kick Andy" dibawakan secara apik oleh Andy F. Noya dan
ditayangkan Metro TV setiap hari jumat, pukul 21:30-23:00 WIB. dan tayang ulang
minggu, 15.30 WIB. Acara talkshow "Kick Andy" menampilkan topik acara dengan
tema yang unik, da juga menghadirkan beberapa tokoh penting yang akan menjadi
narasumber pada saat acara berlangsung. Tokoh yang menjadi narasumber dalam
acara ini bisa berasal dari kalangan pejabat, politikus, guru, aktivis, artis, dan lain
sebagainya.
Dimana acara talkshow "Kick Andy" mendapatkan penghargaan sebagai
talkshow berita dan informasi terbaik pada tanggal 27 maret 2012 pada acara
Panasonic Gobel Awards.
Tayangan Kick Andy di Metro TV mendapat sejumlah penghargaan oleh
pemirsa, termasuk sebagai program talkshow terbaik. Hal itu terungkap dalam
Laporan Rating Publik, Menuju Televisi Ramah Keluarga, yang diselenggarakan
Yayasan SET, Yayasan Tifa, IJTI, dan Departemen Komunikasi dan Informatika
(Depkominfo). “Kick Andy telah mendapat apresiasi tinggi karena memberi informasi
sekaligus juga hiburan. Ini suatu tren menarik. Di mana acara hiburan tertinggi
bukanlah sinetron atau program hiburan, melainkan talkshow,” ujar Deputi Direktur
Yayasan Sains Estetika dan Teknologi (SET) Agus Sudibyo seusai pengumuman hasil
rating itu di Jakarta.
Rating itu berlangsung pada Oktober 2008 dengan 212 responden yang berasal
dari kalangan yang dipandang mempunyai pengetahuan memadai tentang televisi dan
mampu memberi penilaian terhadap program televisi. Survei dilakukan di 11 kota,
yakni, DKI Jakarta, Medan, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Makassar,
Denpasar, Batam, Pontianak, dan Palembang, dengan jumlah responden 20 orang di
setiap kota.
Kick Andy dinilai sebagai acara paling berkualitas dalam memberi hiburan
dengan rating 10,8%, disusul program Empat Mata dan Dorce Show. Program itu juga
dinilai sebagai acara berkualitas dalam menambah pengetahuan dengan rating 11,3%,
di bawah Liputan 6 SCTV yang mendapat rating 17,9%. Acara yang dipandu Andy F
Noya itu dianggap sebagai program berkualitas dalam meningkatkan empati sosial
(37,7%), program berkualitas dalam memberi model perilaku yang baik (16%).
Tayangan itu juga dinilai sebagai program berkualitas dalam pengawasan (2,7%), di
bawah Metro Realitas (4,1%).
Kick Andy juga dinilai sebagai program berkualitas dalam hal meningkatkan
daya kritis (21,2%), disusul program Suara Anda (4,2%), Todays Dialogue (3,8%),
Democrazy (3,3%), dan Editorial Media Indonesia (2,8%). Untuk kategori berita
terbaik diperoleh oleh Liputan 6 SCTV (15,1%) disusul Metro Hari Ini (MHI)
(12,7%). Laporan itu juga menunjukkan sejumlah program Metro TV yang dinilai
berkualitas oleh responden. Di tempat teratas adalah Kick Andy (51,4%), disusul
Oprah Winfrey Show (8%), MHI (5,7%), Biography (3.3%), Top Nine News (2,8%),
Mario Teguh Golden Ways (2,4%), dan Democrazy (1,4%).
Kepala Subdinas informasi Publik Depkominfo Suprawoto berharap hasil
survei itu dapat menjadi acuan bagi stasiun televisi untuk menayangkan program
televisi yang menarik dan menghibur, namun tetap ramah keluarga dan mendidik.
Sumber : (www.mediaindonesia.com.)
Topik dari acara talkshow “Kick Andy” ini tidak bersifat monoton dan
terpusat pada satu masalah saja, tetapi tayangan ini juga mengulas berbagai topik atau
kasus dari sudut pandang yang berbeda. Informasi atau fenomena yang diangkat
dalam tayangan ini biasanya menarik animo masyarakat yang sedang menontonnya.
Masyarakat memiliki respon yang positif setelah menyaksikan tayangan ini. Setelah
menonton acara ini di Metro TV, pemirsa dapat menerima wawasan dan informasi
yang bersifat hangat dan aktual.
Berdasarkan wacana tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa media
massa, dalam hal ini media televisi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
pemirsanya dan program yang diberikan. Seperti acara talkshow “Kick Andy”
merupakan suatu acara yang bermutu yang diharapkan dapat berpengaruh dan
motivasi terhadap pemirsanya, khususnya para masyarakat yang selalu ingin
menambah wawasannya melalui acara-acara yang berbobot.
Di sebuah program acara televisi peran audien sangatlah penting dalam
menentukan apakah sebuah acara tersebut layak untuk dijadikan tontonan ataupun
sebagai media dalam mendapatkan informasi. Selama ini banyaknya program hiburan
sejenis yang bisa dijadikan alternatif pilihan oleh masyarakat dan membedakan antara
program acara satu dengan yang lainnya adalah dalam hal pengemasan sebuah acara.
Sehingga acara tersebut banyak mendapatkan perhatian atau respon dari penonton,
salah satu program acaranya adalah Kick Andy. Oleh karena itu penulis mencoba
untuk mengetahui analisis resepsi yang terjadi pada ibu-ibu rumah tangga di
masyarakat Kutoarjo tentang tayangan “Kick Andy” tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
"Bagaimana Analisis Resepsi Penonton Mahasiswa STAIMS (Sekolah Tinggi Agama
Islam Masjid Syuhada) Yogyakarta Terhadap Tayangan Kick Andy dan Golden
Award di Metro TV?"
“Bagaimana tanggapan mahasiswa staims tentang acara talkshow kick andy dengan
Golden award?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui berapa pentingnya pesan atau isi materi yang disampaikan pada
acara talkshow "Kick Andy dan Golden Award" di Metro TV pada mahasiswa
STAIMS Yogyakarta.
Untuk mengetahui tanggapan atau pendapat pada mahasiswa STAIMS Yogyakarta
tentang program acara talkshow "Kick Andy dan Golden Award" di Metro TV.
Untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh pada acara talkshow "Kick Andy dan
Golden Award" di Metro TV terhadap mahasiswa STAIMS Yogyakarta.
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang membuat mahasiswa tidak ingin
ketinggalan acara talkshow "Kick Andy dan Golden Award" di Metro TV.
D. MANFAAT PENELITIAN
Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk menambah atau memperluas wawasan
kepada peneliti
Secara praktis, penelitian ini dapat mengetahui bagaimana pengaruh mahasiswa
STAIMS terhadap tayangan talkshow "Kick Andy dan Golden Award" di Metro TV
Sebagai wacana bagi mahasiswa STAIMS maupun masyarakat umum dalam
memberikan penilaian terhadap talkshow "Kick Andy dan Golden Award" di Metro
TV dan;
Penelitian ini bisa digunakan untuk mendiskripsikan pemahaman mahasiswa maupun
masyarakat mengenai tayangan talkshow "Kick Andy dan Golden Award" di Metro
TV
E. KERANGKA TEORI
1. Pengertian Teori
Teori adalah suatu perangkap konsep yang saling berhubungan, definisi-
definisi dan proposisi yang menyajikan pandangan sistematis tentang gejala dengan
merinci hubungan antara variabel dengan tujuan menjelaskan dan meramalkan gejala-
gejala (Gunawan Yuwono, 1985:45).
Sedangkan menurut pendapat lain, teori adalah serangkain asumsi, konsep,
definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena-fenomena sosial secara
sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep (Masri Singarimbun,
1989 : 37)
Jadi teori dapat disimpulkan, bahwa teori adalah serangkain konsep, definisi
dan proposisi untuk menganalisa dan menjelaskan suatu fenomena atau gejala-gejala
sosila secara sistematis.
Sehingga penelitian ini menggunakan analisis resepsi. Karena pendekatan
analisis resepsi digunakan pada dasarnya audiens aktif untuk meresepsi teks dan tidak
dapat lepas dari pandangan moralnya dalam membuat kesimpulan. Penelitian resepsi
ini untuk memahami pada kesadaran atau cara subyek dalam memahami obyek dan
peristiwa dengan pengalaman individu.
Analisis resepsi dapat melihat mengapa khalayak memaknai sesuatu secara
berbeda, dan sosial apa saja yang mempengaruhi perbedaan tersebut, dan konsekuensi
sosial apakah yang muncul. Premis dari analisis resepsi adalah bahwa teks media
mendapatkan makna pada saat peristiwa penerimaan, dan bahwa khalayak secara aktif
memproduksi makna dari media dengan menerima dan menginterpretasikan teks-teks
sesuai posisi-posisi sosial dan budaya mereka. Dengan kata lain pesan-pesan media
secara subjektif dikonstruksikan khalayak secara individual.
Pendekatan ini mencoba untuk membuka dan menguraikan pemahaman
individu secara nyata, apa yang telah mereka alami dan rasakan. Analisis Resepsi
dapat berarti sebagai analisis perbandingan tekstual dari sudut pandang media dengan
sudut pandang audiens yang menghasilkan suatu pengertian tegas pada suatu konteks.
Pembaca/ pemirsa belum tentu melakukan pembacaan sesuai apa yang diinginkan
oleh pembuat teks atau dengan kata lain khalayak melakukan interpretasi makna yang
terdapat di dalam acara tersebut.
Tayangan talkshow Kick Andy dapat memberikan persepsi yang berbeda-beda
berdasarkan interpretasi pemirsanya. Khalayak penonton yang berasal dari latar
belakang berbeda-beda akan melakukan penilaian dalam tayangan Talkshow Kick
Andy di Metro TV dengan cara-cara yang masuk akal (make sense) berdasar latar
belakang masing-masing khalayak penonton acara Kick Andy. Sehingga masing-
masing penonton akan memiliki konsep yang berbeda dalam merekonstruksi penilaian
dari realita yang ditayangkan dalam acara talkshow Kick Andy di Metro TV. Dengan
demikian peneliti akan bisa menghasilkan keragaman tema dan kemampuan
meresepsi teks dalam tayangan tersebut yang berbeda pula antara masing-masing
penonton. Melihat kenyataan tersebut, maka tidak menutup kemungkinan terdapat
perbedaan meresepsi antara masing-masing penonton dalam penilaian isi tayangan
Kick Andy di Metro TV sesuai sudut pandang mereka. Hal tersebut sangat
berpengaruh pada kemampuan meresepsi dan tingkat pemahaman mereka tentang
tayangan tersebut. Perbedaan kemampuan pemirsa dalam meresepsi isi tayangan Kick
Andy terjadi karena memang pada dasarnya khalayak sangat tertarik dengan tayangan
tersebut yang membuat penonton tidak bosan dan jenuh untuk melihat acara tersebut.
Selain itu pemirsa tayangan Kick Andy adalah pemirsa aktif.
Peran aktif khalayak di dalam memaknai teks media massa dapat terlihat pada
premispremis dari Model encoding/decoding Stuart Hall yang merupakan dasar dari
analisi resepsi:
Peristiwa yang sama dapat dikirimkan atau diterjemahkan lebih dari satu cara.
Pesan selalu mengandung lebih dari satu potensi pembacaan. Tujuan pesan dan arahan
pembacaan memang ada, tetapi itu tidak akan bisa menutup hanya menjadi satu
pembacaan saja: mereka masih polisemi (secara prinsip masih memungkinkan
munculnya variasi interpretasi).
Memahami pesan juga merupakan praktek yang problematik, sebagaimanapun itu
tampak transparan dan alami. Pengiriman pesan secara satu arah akan selalu mungkin
untuk diterima atau dipahami dengan cara yang berbeda.
Ada 3 kategorisasi encoding/decoding menurut Stuart Hall, yaitu :
1. Dominant-Hegemonic Position.
Yaitu, audience TV mengambil makna yang mengandung arti dari program TV dan
meng decode-nya sesuai dengan makna yang dimaksud (preferred reading) yang
ditawarkan teks media. Audience sudah punya pemahaman yang sama, tidak akan ada
pengulangan pesan, pandangan komunikator dan komunikan sama, langsung
menerima.
2. Negotiated Position.
Yaitu, mayoritas audience memahami hampir semua apa yang telah didefinisikan dan
ditandakan dalam program TV. Audience bisa menolak bagian yang dikemukakan, di
pihak lain akan menerima bagian yang lain.
3. Oppositional Position.
Yaitu, audience membaca kode atau pesan yang lebih disukai dan membentuknya
kembali dengan kode alternatif. Dalam bentuk ekstrem mempunyai pandangan yang
berbeda, langsung menolak karena pandangan yang berbeda.
2. Khalayak Aktif
Teori yang didasarkan pada asumsi bahwa konsumen media adalah aktif,
harus bisa menjelaskan apa yang dimaksud dengan “khalayak aktif”. Mark Levy dan
Sven Windahl (1985) menjawab masalah ini dengan cara :
Sebagaimana dipahami secara umum oleh peneliti gratifikasi, istilah “aktivitas
khalayak” merujuk pada orientasi sukarela dan selektif oleh khalayak terhadap proses
komunikasi. Singkatnya, hal ini menyatakan bahwa penggunaan media dimotivasi
oleh kebutuhan dan tujuan yang didefinisikan oleh khalayak itu sendiri, dan bahwa
partisipasi aktif dalam proses komunikasi yang mungkin difasilitasi, dibatasi, atau
mempengaruhi kepuasan dan pengaruh yang dihubungkan dengan eksposur.
Pemikiran terbaru juga menyatakan bahwa aktivitas khalayak paling baik
dikonseptualisasikan sebagai variabel konstruk, dengan khalayak mempertunjukkan
berbagai jenis dan tingkat aktivitas. (Richard West, Lynn Turner, 2008 : 107).
Jay G. Blumler (1979) juga menawarkan beberapa jenis aktivitas khalayak
yang dapat dilakukan oleh konsumen media. Termasuk didalamya kegunaan,
kesengajaan, selektivitas, dan kesulitan untuk mempengaruhi, yang dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1) Kegunaan (utility)
Khalayak menggunakan media untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu, misalnya
khalayak mendengarkan radio dimobil untuk dapat mengetahui kondisi lalu lintas,
mereka membaca majalah mode untuk mengetahui perkembangan gaya terbaru, dan
sebagainya.
2) Kesengajaan (intentionality)
Kesengajaan terjadi ketika motivasi awal khalayak menentukan komsumsi media
khalayak tersebut. Ketika orang ingin dihibur, mereke menonton tayangan komedi,
ketika mereka ingin mendapatkan informasi, maka mereka menonton Metro Hari Ini
atau Kabar Petang, dan sebagainya.
3) Selektivitas (selectivity)
Khalayak menggunakan media yang dapat merefleksikan ketertarikan dan preferensi
mereka. Jika khalayak tersebut tertarik akan politik lokal, ia mungkin akan
berlangganan media cetak lokal, apabila ia menyukai musik jazz, ia mungkin akan
menyetel stasiun radio khusus musik jazz, dan sebagainya.
4) Kesulitan untuk mempengaruhi (imperviousness to influence)
Khalayak membentuk pemahaman mereka sendiri dari muatan yang ditampilkan
media. Mereka sering kali secara aktif menghindari jenispengaruh media tertentu.
Misalnya beberapa orang membeli produkberdasarkan kualitas dan nilai dari suatu
produk tertentu, bukan berdasarkan kampanye periklanan yang ada dimedia (Richard
West, Lynn Turner, 2008 : 107).
Peneliti memilih untuk mengaplikasikan teori uses and gratification kedalam
penelitian karena teori ini mengasumsikan bahwa audien atau khalayak memiliki sifat
yang aktif dalam memilih dan menggunakan media massa sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan. Audien dikatakan bebas untuk memilih media untuk memenuhi berbagai
macam jenis kebutuhannya, dalam penelitian ini, secara khusus untuk memenuhi
kebutuhan kognitif atau kebutuhan audien terhadap informasi. Teori ini juga
mengasumsikan bahwa media massa harus bersaing dengan berbagai sumber-sumber
lain yang juga berfungsi sebagai pemenuh kebutuhan khalayak, sehingga media yang
dianggap kurang kredibel atau berat sebelah, secara perlahan akan kehilangan
kepercayaan audien. Kajian teori ini juga mengatakan bahwa penilaian mengenai nilai
isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak, sehingga sangatlah tepat, apabila teori ini,
menjadi salah satu teori yang digunakan untuk meneliti bagaimana opini publik
terhadap suatu item berita tertentu yang disiarkan oleh media massa, khususnya
televisi.
3. Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris Communication berasal dari
bahasa Latin : Communication dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama.
sama disini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 2002 : 9)
Sedangkan menueut Fisher (Arifin, 2003 : 20), komunikasi menyentuh semua
aspek kehidupan masyarakat atau sebaliknya semua aspek kehidupan masyarakat
menyentuh komunikasi. Justru itu orang melukiskan komunikasi sebagai ubiquitos
atau serba hadir. Artinya komunikasi berada dimanapun dan kapapun juga.
Rumusan komunikasi yang sangat dikenal orang adalah rumusan yang dibuat
oleh Harold Laswell. Menurut Laswell (Mulyana, 2002 : 62) komunikasi adalah :
"who says what in which to whom with what effect". Jadi, jika dipilah-pilahkan akn
terdapat lima unsur atau komponen didalam komunikasi, yaitu :
Siapa yang mengatakan komunikator (communicator)
Apa yang dikatakan pesan (message)
Media apa yang digunakan media (channel)
Kepada siapa pesan disampaikan komunikan (communicant/receiver)
Akibat yang terjadi efek (effect)
4. Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio,
televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar yang
dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang terbesar di banyak
tempat, anomin dan heterogin. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara
tepat, serentak, selintas, khususnya media elektronik (Mulyana, 2002 : 75).
Sedangkan menurut Bittner (1980 : 10) mendefinisikan yang paling sederhana
tentang komunikasi massa yang telah dirumuskannya yaitu : " Mass communication is
messages communicated through a mass medium to a large number of people"
(Komunikasi massa adalah pesan yang dikomsumsikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang).
Selain pengertian diatas, beberapa ahli komunikasi juga mengemukakan
pendapatnya tentang pengertian komunikasi massa, Joseph A. Devito merumuskan
komunikasi massa menjadi dua hal, yaitu :
"Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa,
kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti bahwa khalayak meliputi
seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton
televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalyak itu besar pada umummya agak
sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang
disalurkan oleh pemancar-pemancar yang bersifat audio atau visual. Komunikasi
massa menjadi lebih logis jika didefinisikan menurut bentuknya seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah, buku, tabloid, film, dan pita" (Ardianto, 2004 : 6).
Ciri komunikasi massa ditentukan oleh sifat unsur-unsur yang dicakupkan,
yakni sifat komunikator dan sifat efek. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat
menurut Alexis S Tan (Nurudin, 2003 : 63) adalah :
To inform (memberi informasi)
To educate (mendidik)
To persuade (mempersuasi)
To entertaint (menghibur)
Sebagaimana diketahui komunikasi massa adalah komunikasi melalui media
massa. Jadi membahas komunikasi massa tidak akan lepas dari media massa sebagai
media utama dalam proses komunikasi massa itu sendiri.
Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau
elektronis sehingga pesan yang sama dapat di terima serempak dan sesaat (Rahmat,
1985 : 188).
Tujuan dari setiap orang berkomunikasi menurut Onong Uchjana Effendy
(2001 : 27) adalah untuk menambah sikap dan dengan adanya tujuan-tujuan
komunikasi, maka di harapkan adanya suatu pengaruh dan respon dalam proses
komunikasi tersebut. Dalam proses komunikasi ada lima unsur pokok menurut Laswel
dalam Onong Uchjana Effendy antara lain :
Pesan
Pesan adalah suatu lambang yang memiliki makna atau yang membawakan
pikiran dan harapan komunikator.
Komunikator
Komunikator adalah seorang atau sekelompok orang yang menyampaikan
pikirannya kepada orang lain.
Komunikan
Komunikan adalah seorang atau sekelompok orang yang menjadi sasaran
komunikator ketika menyampaikan pesan atau informasi.
Media
Media adalah suatu alat atau sasaran yagn digunakan oleh komunikator dalam
menyampaikan pesan kepada komunikan.
Akibat
Akibat adalah tanggapan, respon atau pengaruh dari komunikan ketika
menerima pesan dari komunikator.
Jadi komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan melalui sebuah media yang akan
menimbulkan akibat atau tanggapan tertentu.
5. Fungsi Komunikasi Massa
Disamping memiliki ciri-ciri khusus, komunikasi massa juga mempunyai fungsi bagi
masyarakat. Adapun fungsi komunikasi massa menurut Dominick yang dikutip
Ardianto dkk dalam bukunya “Komunikasi Massa Suatu Pengantar” (2004 : 16-17)
adalah sebagai berikut :
a. Surveillance (Pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk (1) pengawasan
peringatan ; (2) pengawasan instrumental. Fungsi pengawasan peringatan terjadi
ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya
gunung berapi , kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya
serangan militer. Peringatan ini dapat serta merta menjadi ancaman. Sebuah stasiun
televisi mengelola program untuk menayangkan sebuah peringatan. Sebuah surat
kabar secara berkala memuat bahaya polusi udara dan pengangguran. Kendati banyak
informasi yang menjadi peringatan dan ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat
oleh media, banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang ancaman tersebut.
Sedangkan fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran
informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan
sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana
harga-harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep
makanan dan sebagainya adalah contoh-contoh pengawasan instrumental.
b. Interpretation (Penafsiran)
Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa
tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap
kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan
peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Tujuan penafsiran media ingin
mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya
lebih lanjut dalam komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok.
c. Lingkage (Pertalian)
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga
membentuk lingkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama
tentang sesuatu.
d. Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai)
Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialisasi.
Sosialisasi mengacu kapada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai
kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masayarakat itu ditonton, didengar
dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak
dan apa yang diharapkan mereka. Dengan perkataan lain, media mewakili kita dengan
model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya. Televisi sangat berpotensi
untuk terjadinya sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) pada anak muda, terutama anak-
anak yang telah melampaui usia 16 tahun, yang banyak menghabiskan banyak
waktunya menonton televisi dibandingkan kegiatan lainnya, kecuali tidur. Beberapa
pengamat memperingatkan kemungkinan terjadinya disfungsi jika televisi menjadikan
salurannya terutama untuk sosialisasi (penyebaran nilai-nilai). Sebagai contoh,
maraknya tayangan kekerasan di stasiun televisi dapat membetnuk sosialisasi bagi
anak muda yang menontonnya, yang membuat anak muda berpikir bahwa metode
kekerasan adalah wajar dalam memecahkan persoalan hidup.
e. Entertainment (Hiburan)
Penyiaran drama, tarian, kesenian, sastra, musik, olah raga, permainan,
melalui isyarat-isyarat, lambang-lambang, suara dan gambar, bertujuan untuk
menciptakan kesenangan yang bersifat hiburan. Melalui berbagai macam program
acara yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang
dikehendakinya. Fungsi menghibur dari komunikasi massa tidak lain tujuannya adalah
untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan melihat berita-berita
ringan atau melihat tayangan-tayang hiburan di televisi dapat membuat pikiran
khalayak segar kembali.
6. Talkshow
Talkshow merupakan perpaduan antara seni panggung, dan teknik wawancara
jurnalistik. Wawancara dilakukan ditengah atau disela-sela pertunjukan, apakah itu
musik, lawak, peragaan busana, dan sebagainya. Jadi sifatnya santai. Pemandu acara
dalam talk show memiliki peran ganda, yaitu selain sebagai pembawa acara, sekaligus
pewawancara (Wahyudi.1996:90).
Metode talk show menurut Klaus Kastan dikenal dengan istilah talk show
skill, berupa kemampuan pemandu dalam melakukan beberapa tindakan yang
meliputi :
1. Mengambil Keputusan
2. Menyusun Topik dan Pertanyaan Dengan Cepat
3. Memotong Pembicaraan Narasumber Yang Melenceng
4. Kemampuan Melakukan Kompromi dan Meyakinkan Narasumber
5. Memadukan Kemasan Program Secara Interaktif.
Perbedaan paling penting antara talk show dan wawancara berita adalah talk show
bersifat dinamis, tidak terpaku pada aktualitas topik perbincangan, dan jam tayangnya
fleksibel. Talk show dapat dimasukkan kedalam kategori program special atau
program wawancara sebagai acara. Bahkan ada yang menyebut setiap siaran kata
adalah talk show, karena mengacu pada arti katanya sendiri yaitu talk (obrolan) dan
Show (gelaran). Dua komponen yang selalu ada dalam program talk show adalah
obrolan dan musik yang berfungsi sebagai selingan (Masduki, 2001:44-45).
7. Media massa (Televisi)
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari
sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi
mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002). Media massa adalah
faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik,
pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media massa
adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi (Rakhmat,
2001).
Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan, dinamika
masyarakat akan terbentuk, dimana media adalah pesan. Jenis media massa yaitu
media yang berorentasi pada aspek (1) penglihatan (verbal visual) misalnya media
cetak, (2) pendengaran (audio) semata-mata (radio, tape recorder), verbal vokal dan
(3) pada pendengaran dan penglihatan (televisi, film, video) yang bersifat ferbal visual
vokal (Liliweri, 2001).
Effendy (2000), media massa digunakan dalam komunikasi apabila
komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi,
dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau
dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi
dengan menggunkan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan
keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlah relatif
banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif yang dapat
mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikasi.
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan
secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media
massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan
ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika
pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007).
Media massa memberikan informasi tentang perubahan, bagaimana hal itu
bekerja dan hasil yang dicapai atau yang akan dicapai. Fungsi utama media massa
adalah untuk memberikan informasi pada kepentingan yang menyebarluas dan
mengiklankan produk. Ciri khas dari media massa yaitu tidak ditujukan pada kontak
perseorangan, mudah didapatkan, isi merupakan hal umum dan merupakan
komunikasi satu arah. Peran utama yang diharapkan dihubungkan dengan perubahan
adalah sebagai pengetahuan pertama. Media massa merupakan jenis sumber informasi
yang disenangi oleh petani pada tahap kesadaran dan minat dalam proses adopsi
inovasi (Fauziahardiyani, 2009). Sumber : (http://id.shvoong.com/writing-and-
speaking/2060385-pengertian-media-massa/)
Televisi lahir setelah adanya beberapa penemuan teknologi seperti telepon,
telegraf, fotografi, dan rekaman suara. Televisi merupakan sistem yang dirancang
terutama untuk kepentingan transmisi dan penerimaan yang merupakan proses
abstrak, yang batasan isinya sangat terbatas atau bahkan sama sekali tidak ada. Inovasi
terpenting yang terdapat dalam televisi adalah kemampuan menyajikan komentar atau
pengamatan langsung pada saat suatu kejadian berlangsung.
Sekarang, televisi telah mampu merebut minat banyak orang. Televisi
menyajikan berbagai macam program tayangan baik yang berdasar realitas, rekaan
dan ciptaan yang sama sekali baru. Televisi mengetengahkan berbagai siaran dalam
berbagai bentuk : berita, pendidikan, hiburan dan iklan. Televisi mempunyai
kelebihan untuk menyajikan siaran secara langsung (live broadcasting). Bahkan
televisi seperti disampaikan oleh Patricia Edgar dapat memungkinkan terjadinya
diskusi secara langsung, segera setelah menggunakan media tersebut.
Salah satu media dalam komunikasi adalah televisi, dari semua media komunikasi
yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia (Ardianto,
2004 : 125).
Menurut Effendy yang dimaksud dengan televisi adalah televisi siaran yang
merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi
massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesanya bersifat
umum, sasaranya menimbulkan keserempakan dan komunikannya bersifat heterogen
(Effendy, 2002 : 21).
Televisi merupakan media massa yang sangat besar manfaatnya, karena dalam
waktu yang relatif singkat dapat menjangkau wilayah dan jumlah penonton yang tidak
terbatas (Darmanto, 2005 : 26). Bahkan, peristiwa yang terjadi pada saat itu juga,
dapat segera di ikuti sepenuhnya oleh penonton dibelahan bumi yang lain.
Peranan televisi juga sangat besar dalam membetuk pola pikir, pengembangan
wawasan dan pendapat umum, termasuk pendapat umum untuk menyukai produk-
produk industri tertentu, disebabkan program siaran yang disajikan semakin lama
semakin menarik, meskipun memerlukan biaya yang tinggi, sehingga tidak
mengherankan kalau khalayak penonton, betah duduk berlama-lama didepan televisi.
8. Efek Media Massa
Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat
menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu. Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekauatan
sosial yang dimiliki oleh komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam
menggerakkan proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang
dapat dicapai oleh komunikasi massa dilaksanakan melalui berbagai media massa.
Menurut Steven M. Chaffe ( Ardianto dkk, 2004: 49) efek media massa dapat dilihat
dari beberapa pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan
dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis
perubahan ynag terjadi pada diri khalayak yaitu komunikasi massa yang berupa
perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai
perubahan kognitif, afektif, behavioral.
a. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media
itu sendiri
1. Efek Ekonomi
Kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan berbagai
usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa. Keberadaan televisi baik
televisi pemerintah maupun televisi swasta dapat memberi lapangan pekerjaan kepada
sarjana ilmu komunikasi, para juru kamera, pengarah acara, juru rias dan profesi
lainnya.
2. Efek Sosial
Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai
akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh misalnya kehadiran televisi dapat
meningatkan status dari pemiliknya.
3. Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari
Terjadinya penjadwalan kegiatan sehari-hari, misalnya sebelum pergi ke kantor
masyarakat kota akan lebih dahulu melihat siaran berita di televisi.
4. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman
Orang menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya
dengan tujuan menghilangkan perassan tidak nyaman, misalnya untuk men
ghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dan sebagainya.
5. Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu
Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perassan tidak nyaman pada
diri seseorang, tetapi juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang
seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu.
Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tertentu erat
kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut.
b. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan ynag terjadi pada diri
khalayak
1. Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif
bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas bagaimana media massa dapat membantu
khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan
keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang
benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas
yang ditampilkan oleh media adalah realitas yang sudah diseleksi. Televisi memilih
tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan dan mengesampingkan tokoh lainnya.
Efek Proposional Kognitif
Efek proposional kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang
dikehendaki oleh masyarakat. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti tentang
bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek
proposional kognitif.
2. Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa
bukan sekadar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak
diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah setelah
menerima pesan dari media massa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
intensitas rangsangan emosional pesan dari media massa adalah sebagai berikut :
Suasana Emosional
Respon individu terhadap sebuah film atau sinetron televisi akan dipengaruhi oleh
situasi emosioanl individu..
Skema kognitif
Skema kognitif merupakan naskah yang ada di dalam pikiran individu yang
menjelaskan alur peristiwa.
Suasana Terpaan
Suasana terpaan adalah perasaan individu setelah menerima terpaan informasi dari
media massa.
Predisposisi Individual
Predisposisi Individual mengacu kepada karakteristik individu. Individu yang
melankolis cenderung menghadapi tragedi lebih emosional daripada orang yang
periang. Orang yang periang dan mempunyai sifat terbuka cenderung akan lebih
senang bila melihat adegan-adegan lucu daripada orang yang melankolis.
Faktor Identifikasi
Menunjukkan sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam
media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca, pendengar akan menempatkan
dirinya di posisi tokoh.
3. Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk
tindakan atau kegiatan.
F. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah tertulis diatas, maka jenis penelitian yang
diambil adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati (Lexy J. Moleong 200 : 3).
Sedangkan penelitian diskriptif itu sendiri menurut Winarno Suracmad (1982 :
19), adalah penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah-masalah aktual, data-data
yang dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa. Jenis penelitian ini
akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif deskrpsi teliti, yang lebih
berharga daripada sekedar pernyataan sejumlah atau frekuensi dalam bentuk angka.
2. Sumber Data
a. Data primer, yaitu data yang berkaitan langsung dengan subjek penelitian.
Data primer ini diperoleh dari wawancara dengan informan dan pihak-pihak
lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini
sumber data yang di gunakan peneliti untuk memperoleh data-data yang
dibutuhkan. Peneliti menggunakan sumber data primer, dimana sumber data
primer itu sendiri merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung
melalui wawancara dengan warga masyarakat Mancasan, Kecamatan
Wirobrajan, Kota Yogyakarta.
b. Data sumber, yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi yang ada dilokasi
penelitian. Data ini bisa berasal dari buku-buku, arsip yang berhubungan
dengan penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Metode ini digunakan untuk mengetahui informasi yang
lebih luas dari orang lain atau responden. Dengan menggunakan metode
interview guide yaitu panduan wawancara untuk mengajukan pertanyaan
yang telah disusun sesuai dengan tema penelitian kepada responden.
Panduan wawancara ini digunakan oleh penyusun untuk menghindari
meluasnya arah pembicaraan wawancara (Lexy J. Moleong, 1995 : 135-
140).
Wawancara ini bersifat terbuka, tidak bersetruktur ketat, tidak dalam
suasana formal, dan bisa dilakukan berulang pada informan yang sama.
Pertanyakan yang telah diajukan bisa semakin rinci dan mendalam.
Kelonggaran dan kelenturan cara ini akan mampu mengorek kejujuran
informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang
berkaitan dengan perasaan, sikap dan pandangan mereka terhadap
tayangan Kick Andi di Metro TV.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan cara mengamati
dokumen atau catatan yang sudah ada membaca hal-hal yang berhubungan
dengan objek yang diteliti. Teknik dokumentasi ini dilakukan untuk
melengkapi teknik wawancara. Dokumentasi yang digunakan bisa berupa
buku, surat kabar, makalah dan lain-lain.
c. Observasi
Observasi atau yang sering di sebut dengan pengamatan merupakan hal
yang dapat dilakukan secara langsung. Sehingga dalam melakukan
penelitian untuk mendapatkan data maka peneliti mengadakan
pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti, dengan cara
mencatat fenomena yang diteliti atau diselediki melalui penglihatan dan
pendengaran. Karena dengan melakukan seperti itu maka data yang
dikumplkan dalam penelitian ini bisa mengetahui bagaimana persepsi
masyarakat Mancasan terhadap program acara talkshow Kick Andy di
Metro TV.
d. Teknik Cuplikan
Dalam penelitian kualitatif, teknik cuplikan yang digunakan bukanlah
cuplikan statistik atau yang biasa dikenal sebagai "Probability sampling"
yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif
cenderung menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep teoritis yang
di gunakan, keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empirisnya, dan
lain-lainya. Oleh karena itu, cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini
lebih bersifat "purposive sampling" atau lebih tepat disebut sebagai
cuplikan criterion based selection (Goetz dan Lecompte dalam Sutopo,
2002 : 56).
Sumber data digunakan di sini tidak sebagai yang mewakili
populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya karena
pengambilan cuplikan didasarkan atas pertimbangan tertentu. Dengan
kecenderungan peneliti untuk memilih fenomena yang dianggap
mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat
dipercaya untuk menjadi sumber data yang lebih rinci.
Bahkan didalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan
dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan penelitian
dalam memperoleh data (Patton, 1984 dalam Sutopo, 2002 : 56).
1. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Masri Singarimbun, 1989 :
263). Untuk metode analisis data menggunakan analisis interaktif.
Analisis interaktif itu sendiri merupakan penelitian tetap bergerak
diantara tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan
penarikan simpulan verifikasi dari proses pengumpulan data selama
kegiatan pengumpulan data berlangsung. Setelah penelitian penyusun
catatan lengkap, reduksi data dibuat dalam hal menyusun rumusan penting
dalam arti inti pemahaman segala peristiwa yang dikaji. Kemudian dikuti
penyajian data yang berupa deskripsi dalam bentuk narasi. Sajian data
tersebut disusun secara logis dan sistematis sehingga makana peristiwa
menjadi jelas dan mudah dipahami. Pada waktu pengumpulan data sudah
berakhir mulailah melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dan
ferifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi maupun
sajian data. Dari membaca sajian data, peneliti bisa mengusahakan pikiran
yang mengarah pada simpulan. Simpulan ini bersifat sementara selama
proses pengumpulan data berlangsung. Apabila simpulan data dirasa
kurang efisien karena kurangnya rumusan dalam reduksi maupun sajian
datanya, maka peneliti wajib kembali melakukan kegiatan pengumpulan
data yang sudah terfokus untuk mencari pendukung simpulan yang ada
juga bagi pendalaman data. Dalam hal ini tampak bahwa penelitian
kualitatif prosesnya berlangsung dalam bentuk siklus sehingga proses
tersebut saling terkait dan dilakukan secara terus menerus didalam proses
pelaksanaan pengumpula data (H.B Sutopo, 2002 : 95-97).
G. PEMBAHASAN
Dari permasalahan yang telah diteliti , yaitu analisis resepsi penonton ibu
rumah tangga masyarakat masyarakat kutoarjo terhadap tayangan talkshow Kick
Andy, ternyata peneliti menemukan resepsi yang dilakukan para informan atau
penonton terhadap tayangan talkshow Kick Andy yang sangat berbeda-beda dalam
penilain atau pendapat terhadap tayangan tersebut. Dari penelitian yang sudah
dilakukan, peneliti menemukan bahwa Informan dari masyarakat mancasan menerima
makna dominan yang disampaikan dalam acara talkshow Kick Andy. Sehingga
peneliti memasukkan Dalam kategorisasi encoding/decoding Stuart hall, yang
bagaimana masuk dalam kategori Negotiated Position.Yaitu, mayoritas audience
memahami hampir semua apa yang telah didefinisikan dan ditandakan dalam program
TV. Audience bisa menolak bagian yang dikemukakan, di pihak lain akan menerima
bagian yang lain.
Informan atau penonton menjadikan tayangan Kick Andy sebagai sebuah idola
atau Inspirasi. Sehinnga masyarakat mancasan menilai bahwa acara Kick Andy sangat
penting untuk di tonton dalam kalangan masyarakat umum serta dewasa sekarang.
Pengamatan yang telah dilihat dari informan atau penonton masyarakat mancasan
sejauh ini menunjukkan apa yang ditampilkan oleh acara talkshow Kick Any di Metro
TV sesuai dengan kenyataan yang ada. Peneliti menilai bahwa Informan atau
penonton adalah seorang yang realis. Informan atau penonton selalu mengkaitkan
bahwa acara talkshow Kick Andy menampilkan fakta tentang sesuatu yang terjadi
saat ini di pemerintahan atau masyarakat kita. Dia menerima materi dan pesan-pesan
yang ditampilkan oleh acara Kick Andy.
Informan atau penonton secara kuat terpengaruh dengan apa yang disajikan
oleh acara Kick Andy dikarenakan pengetahuannya terhadap politik, sosial, budaya,
nasonalisme, prestasi dan lain-lain masih kurang. Informan atau penonton acara Kick
Andy adalah masyarakat kecil yang hanya tamatan SMA. Masyarakat kecil sepertinya
cenderung tidak perduli dan tidak mau tahu terhadap perkembangan dan pemerintahan
yang terjadi di tanah air. Kepedulian dan kesadaran mereka terhadap perkembangan
disamping mereka masih sangat rendah.
Sehingga akan mempengaruhi pengetahuannya yang membuatnya tidak dapat
berpikir kritis. Sehingga dengan mudah dapat masuk dalam agenda media.
Masyarakat kecil seperti Informan atau penonton yang saya wawancarai mayoritas
bukan seorang yang idealis, tetapi seorang yang realis. Mereka melihat apa yang
terjadi di depan mereka, apa yang mereka alami dan rasakan. Sehingga mereka dalam
memahami masalah tidak secara menyeluruh, kurang sifat kritisnya. Mereka
memahami masalah secara runut, berdasarkan data konkret yang tersaji, yang dalam
hal ini diberikan oleh media. Data yang mereka peroleh itu dapat atau pernah mereka
lihat, alami, dan rasakan dalam kehidupan nyata. Itulah mengapa Informan atau
masyarakat kecil sepertinya dapat dengan mudah terpengaruh oleh agenda media,
dalam hal ini acara Kick Andy, dimana dia menganggap bahwa apa yang disajikan
oleh acara Kick Andy memang sesuai dengan kenyataan yang sedang terjadi.
Sehingga ada kesamaan yang mengkaitkan dalam kategori Negotiated Position, yaitu
Informan atau penonton acara talkshow Kick Andy adalah orang yang memiliki
kesamaan karakteristik sebagai orang yang realis. Mereka pernah melihat, merasakan,
dan mengalami sendiri apa yang ditampilkan oleh acara Kick Andy dalam kejadian
nyata. Sehingga mereka setuju dengan apa yang ditampilkan oleh acara Kick Andy
dan memiliki rasa kepuasan terhadap tayangan Kick Andy. Sehingga tayangan
talkshow Kick Andy sebagai suatu tayangan yang bagus, menarik, menghibur, berisi,
dan bermanfaat. Mereka juga setuju kalau kritik-kritik yang diberikan oleh Kick Andy
sudah sesuai kenyataan yang terjadi di lapangan.
H. INTERVIEW GUIDE
1. Apakah tayangan talkshow Kick Andy yang ditayangkan di Metro TV menghibur
Anda! Apa Alasannya?
2. Apakah anda selalu memperhatikan tokoh atau bintang tamu dalam Talkshow Kick
Andy?
3. Menurut anda apakah dialog-diaolog dalam Talkshow Kick Andy mudah
dipahami?
4. Menurut anda apakah tayangan ini mampu menyampaikan pesan yang bermanfaat
bagi pemirsa?
5. Apakah topic-topic dalam Talsksow Kick Andy sangat bagus dan menarik?
6. Apa pendapat anda tentang Talkshow Kick Andy?
7. Bagaimana pendapat anda terhadap Andi F. Noya sebagai pembawa acara
Talkshow Kick Andy?
I. DAFTAR PUSTAKA
Bimo Walgito. 1978. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta : Andi.
H.B Sutopo. 2002. Metodologi Penelitan Kualitatif. Surakarta : Sebelas Maret
University
Singarimbun, Masri dan Effendy, Sofyan. 1989. Metode Penelitian Survey.
Jakarta:LP3S
Jalaludin Rakhmat. 2001. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya
Lexy J. Moleong. 2001. Metode Penelitian Kualitatif : PT Remaja Rosdakarya
Mc Qoil, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Erlangga.
Onong Uchjana Efendy, 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Devito, Josep A. 1986. Interpersonal Communication Book. New York : Harper and
Row Publisher
Kenapa anda mengambil di daerah tersebut karena di daerah tersebut terdapat suatu
masyarakat yang realis, dimana masyarakatnya khususnya ibu rumah tangga
pendidikannya jauh bila dibandiingkan dengan kita.
Kenapa harus di staims? Karena di staims hanya mempunyai 2 jurusan yaitu KPI
(komunikasi penyiaran islam) dan PAI (pendidikan agama islam). Disini saya tertarik
untuk menilitinya dikarenakan banyak anak lelakinya.