angga ISBD

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/7/2019 angga ISBD

    1/34

    1

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangDi era globalisasi sekarang ini perkembangan IPTEK semakin pesat, dimana

    manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya senantiasa bersandar kepada SDA

    yang ada. Namun dalam penggunaan dan pemanfaatan SDA tersebut manusia

    tidak sadar akan adanya masalah lingkungan hidup.

    Dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang begitu pesat serta perubahan

    gaya hidup, maka kebutuhan akan sumber daya alam semakin meningkat pula.

    Namun dalam pemanfaatan sumber daya alam cenderung di lakukan secara tidak

    terkontrol sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan, disamping itu jumlah

    angka kemiskinan khususnya di Indonesia semakin bertambah. Hal ini disebabkan

    karena tidak meratanya mata pencaharian atau terjadi kesenjangan sosial.

    Angka pengangguran semakin bertambah tiap tahunnya karena sumber mata

    pencaharian atau peluang kerja yang semakin kecil. Disamping itu karena kualitas

    masyarakat yang tidak memenuhi untuk bersaing di era globalisasi yang menuntut

    kepada pendidikan yang tinggi dan mempunyai keterampilan. Kurangnya

    kesadaran akan pentingnya pendidikan merupakan faktor utama sehingga angka

    pengangguran sulit untuk ditekan.

    Maka dari itu jurusan Geografi FMIPA Universitas Negeri Makassar sebagai

    lembaga pendidikan merasa perlu untuk mengkaji dan mencari tahu tantangan

    pola hidup masyarakat perkotaan, peralihan antara desa dan kota yang nantinya

  • 8/7/2019 angga ISBD

    2/34

    2

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    akan dibandingkan dengan pola hidup masyarakat pedesaan, serta mempelajari

    budaya-budaya yang masih dipegang teguh dan dijalankan oleh mayarakat daerah

    tersebut guna mendapat jawaban yang pasti akan masalah dan problema di atas

    sehingga dapat memunculkan solusi yang dapat bermanfaat kedepannya.

    A.Rumusan masalahBerdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan beberapa

    masalah antara lain :

    1. Bagaimanakah kondisi social ditengah-tengah masyarakat yang ada di desaKanreapia Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa.

    2. Bagaimanakah kondisi budaya/tradisi yang ada di desa KanreapiaKecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa

    B.Tujuan PraktikumBertolak dari rumusan masalah diatas,maka adapun tujuan yang ingin

    dicapai dalam praktikum ini adalah :

    1. Untuk mengetahui kondisi social yang ada ditengah-tengah masyarakatdi desa Kanreapia Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa.

    2. Untuk mengetahui kondisi budaya/tradisi yang ada di desa KanreapiaKecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa.

    C.Manfaat Praktikum1. Bagi mahasiswa sebagai bahan pembelajaran kedepannya bagaimana

    melakukan sebuah penelitian terutama penelitian yang bersifat

    kualitatif.

    2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat untuk selajutnya dijadikanbahan evaluasi.

  • 8/7/2019 angga ISBD

    3/34

    3

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Tentang Kehidupan Sosial MasyarakatDari hari ke hari manusia melaksanakan banyak tindakan interaksi antar

    individu dalam rangka kehidupan masyarakat. Di antara semua tindakannya yang

    berpola tadi perlu diadakan perbedaan antara tindakan-tindakan yang

    dilaksanakannya menurut pola-pola yang tidak resmi dengan tindakan-tindakan

    yang dilaksanakannya menurut pola-pola yang resmi. Sistem-sistem yang menjadi

    wahana yang memungkinkan warga masyarakat itu untuk berinteraksi manurut

    pola-pola resmi, dalam ilmu sosiologi dan antropologi disebut pranata, atau dalam

    bahasa Inggris institution. (Koentjaraningrat, 1981)

    Dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial pada hakikatnya

    menghasilkan nilai-nilai milik bersama oleh warganya. Untuk memahami

    keberadaan masyarakat perlu memahami nilai-nilai yang dianutnya. Setiap

    masyarakat mempunyai nilai-nilai sosial yang biasa disebut sistem sosial,

    berfungsi mengatur tatanan di dalam masyarakat. Menurut Soejito nilai-nilai

    sosial yang termasuk di dalamnya adalah tata susila dan adat kesopanan. Nilai-

    nilai sosial merupakan ukudan di dalam menilai tindakan seseorang hubungannya

    dengan orang lain. Nilai sosial seseorang dapat diperhitungkan oleh orang lain apa

    yang dilakukan. Jika bertemu dua kelompok masyarakat yang saling tidak

    mengetahui nilai-nilai sosialnya biaranya tidak saling memperhatikan tindakan

    yang akan dilakukannya. (Agussalim, 2009)

  • 8/7/2019 angga ISBD

    4/34

    4

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    Nilai-nilai sosial menurut Hanneman Samuel (1997) adalah prinsip yang

    berlaku di suatu masyarakat tentang apa yang baik, benar, dan berharga yang

    seharusnya dimiliki atau dicapai oleh masyarakat. Nilai-nilai itu berfungsi untuk

    membimbing seseorang dalam melakukan suatu tindakan sehari-hari. Misalnya

    seorang anak bertamu ke rumah temannya akan menyapa orang tua temannya

    dengan sopan, kalau anak mempunyai nilai-nilai tidak akan membuat gaduh di

    masyarakat.

    Eksistensi manusia dapat dilihat dari dua posisi, yaitu: sifat individu dan

    sosial. Sifat individu misalnya ketertarikan terhadap sistem stabilitas, penguasaan

    diri, keberanian yang berarti bukan kekuatan hari, bukan kekuatan tubuh.

    Sedangkan sifat sosial misalnya senang membantu, bekerja sama, kerja sosial,

    berbuat baik, dan berkorban untuk orang lain. (Agussalim, 2005)

    Seorang individu adalah perpaduan antara faktor genotipe dan fenotipe.

    Faktor genotipe adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan

    faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Secara fisik seseorang memiliki

    kemiripan ciri dari orang tuanya, kemiripan atau persamaan itu mungkin saja

    terjadi pada keseluruhan penampilan fisiknya, bisa juga terjadi pada bagian-

    bagian tubuh tertentu saja. Kita bisa melihat secara fisik bagian tubuh mana dari

    kita yang memiliki kemiripan dengan orang tua kita. Ada bagian tubuh kita yang

    mirip ibu atau ayah, begitu pula mengenai sifat atau karakter kita ada yang mirip

    seperti ayah dan ibu. (Elly M. Setiadi dkk, 2007)

    Manusia dikatakan juga sebagai makhluk sosial karena manusia tidak akan

    pernah hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Ketika

  • 8/7/2019 angga ISBD

    5/34

    5

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    bayi lahir, ia memerlukan pertolongan manusia lainnya. Bayi sama sekali tidak

    berdaya ketika ia lahir, ia tidak bisa mempertahankan hidupnya tanpa pertolongan

    orang lain. Berbeda dengan hewan, jerapah misalnya, ketika binatang ini lahir

    hanya dalam hitungan menit ia sudah bisa berdiri tegak dan berjalan mengikuti

    induknya. Kenapa hewan bisa mempertahankan hidupnya walaupun tanpa

    pertolongan hewan lainnya? Karena untuk mempertahankan hidupnya hewan

    dibekali dengan insting. Insting atau naluri adalah sesuatu yang dibawa sejak

    lahir, yang diperoleh bukan melalui proses belajar. (Elly M. Setiadi dkk, 2007)

    Kemajuan teknologi pada kota-kota besar sangat berpengaruh sekali terhadap

    kehidupan di kota, kemajuan kehidupan di kota-kota besar membawa pengaruh

    yang sangat cepat terhadap kehidupan di pedesaan. Penduduk di pedesaan ingin

    mengikuti dan merasakan hasil kemajuan tersebut. Hal ini dalam satu segi

    membawa pengaruh yang kurang baik, yaitu penduduk pedesaan menjadi

    konsumtif adanya perubahan kebudayaan yang kurang baik terhadap para muda

    mudinya. (Elly M. Setiadi dkk, 2007)

    Seorang ahli antropologi Amerika, R. Naroll, pernah menyusun suatu daftar

    prinsip-prinsip yang biasanya dipergunakan oleh para ahli antropologi untuk

    menentukan batas-batas dari masyarakat, bagian suku bangsa yang menjadi pokok

    dan lokasi yang nyata dari deskripsi etnografi mereka. Dengan beberapa

    modifikasi oleh J.A. Clifton dalam buku pelajarannya,Introduction to Cultural

    Antropology (1968: hal 15), maka daftar itu menjadi seperti apa yang tercantum di

    bawah ini.

    1. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau lebih;

  • 8/7/2019 angga ISBD

    6/34

    6

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    2. Kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang mengucapkan satubahasa atau satu logat bahasa;

    3. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah politikal-administratif;

    4. Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh rasa identitaspenduduknya sendiri;

    5. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografi yangmerupakan kesatuan daerah fisik;

    6. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologi;7. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami satu pengalaman

    sejarah yang sama;

    8. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya satudengan lain merata tinggi;

    9. Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam.Di dalam masyarakat selalu terbentuk jenjang sosial di pelapisan masyarakat.

    Pelapisan sosial adalah perbedaan rendah tingginya posisi atau kedudukan

    seseorang atau kelompok yang terdapat pada masyrakat bersangkutan. Dasar

    perbedaan rendah dan tingginya kedudukan tersebut sumbernya bermacam-

    macam. Terjadinya pelapisan sosial disebabkan adanya bermacam-macam

    perbedaan kemampuan seseorang atau kelompok untuk bersaing dan menduduki

    ranking teratas di dalam piramida sosial. Perbedaan status itu dapat bersumber

    dari kekayaan (ekonomi), nilai sosial, dan kekuasaan atau mungkin kecerdasan,

    keturunan atau faktor kesalehan dalam agama. (Agussalim dkk, 2008)

  • 8/7/2019 angga ISBD

    7/34

    7

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    Masyarakat sebagai suatu kolektif manusia yang sangat umum sifatnya,

    mengandung kesatuan-kesatuan yang lebih khusus sifatnya, tetapi yang belum

    tentu mempunyai syarat-syarat pengikat yang sama dengan suatu masyarakat.

    Kesatuan sosial yang tidak mempunyai syarat-syarat pengikat itu adalah kategori

    sosial atau social category. (Koentjaraningrat, 1981)

    Masyarakat adalah golongan besar atau kecil yang terdiri dari beberapa

    manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan saling

    mempengaruhi satu sama lain. Dalam masyarakat yang modern sering dibedakan

    antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan rural community dan

    urban community. Perbedaan antara msyarakat pedesaan dan masyarakat

    perkotaan pada hakikatnya bersifat garduil. Agak sulit untuk memberikan batasan

    apa yang dimaksudkan dengan perkotaan, oleh karena adanya hubungan antara

    konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala social yang dinamakn urbanisme .

    Seseorang dapat mempunyai pendapat bahwa semua tempat dengan kepadatan

    penduduk yang tinggi merupakan masyarakat perkotaan. Hal itu kurang benar,

    karena banyak pula daerah yang berpenduduk padat, tak dapat digolongkan dalam

    masyarakat perkotaan. (Elly M. Setiadi dkk, 2007)

    Menurut Elly M. Setiadi (2007), warga masyarakat pedesaan mempunyai

    hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam daripada hubungan mereka dengan

    warga masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya. Sisitem

    kehidupan biasanya berkelompok atas dasar system kekeluargaan. Penduduk

    masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun kita melihat

    adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata tukang pembuat gula dan bahkan

  • 8/7/2019 angga ISBD

    8/34

    8

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    tukang catut, akan tetapi inti pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan

    pekerjaan sambilan saja, oleh karena bila tiba masa panen atau masa menanam

    padi, pekerjaan pekerjaan sambilan tadi segera ditinggalkan. Namun demikian,

    hal itu tidaklah bahwa setiap orng mempunyai tanah. Adapun ciri ciri

    masyarakat kota :

    1. Kehidupan keagamaan berkuarng bila dibandingkan dengan kehidupandengan kehidupan agama di desa.

    2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harusbergantung pada orangorang lain.

    3. Pembagian pekerjaan di antara wargawarga kota juga lebih tegas danmempunyai batasbatas yang nyata.

    4. Kemungkinankemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebihbanyak diperoleh warga kota daripada wargawarga desa, karena sistem

    pembagian kerja yang tegas tersebut di atas.

    5. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotan,menyebabkan bahwa interaksiinteraksi yang terjadi lebih didasarkan

    pada faktor kepentingan pada faktor pribadi.

    6. Jalan kehidupan yang cepat di kotakota mengakibatkan pentingnyafaktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang diteliti

    sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang

    individu.

    Pelapisan sosial terdiri atas kelompok sosial yang memiliki derajat sosial

    yang berbeda-beda menurut nilai luhur, moralitas, etika dan kehormatan sesuai

  • 8/7/2019 angga ISBD

    9/34

    9

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    dengan kriteria yang telah ditetapkan masyarakat, pengelompokan ini disebut

    status sosial. Pengkategorian masyarakat model pelapisan ini juga dipandang dari

    tiga tingkatan yaitu: tinggi, menengah, dan rendah. Status sosial yang tinggi

    adalah orang-orang yang dihormati, biasanya memiliki hak istimewa menurut

    pandangan masyarakat yang ada di bawahnya. Sedangkan golongan rendah adalah

    golongan kebanyakan, artinya dalam kehidupan masyarakat tidak menentukan

    apa-apa dalam kehidupan sosial sehari-hari. (Agussalim dkk, 2008)

    B. Tentang Kehidupan Budaya MasyarakatDalam ilmu antropologi, yang telah menjadikan berbagai cara hidup manusia

    dengan berbagai macam sistem tindakan tadi sebagai obyek penelitian dan

    analisanya, aspek belajar itu merupakan aspek yang sangat penting. Itulah

    sebabnya dalam hal memberi pembatasan terhadap konsep kebudayaan atau

    culture itu, artinya dalam hal memberi definisi terhadap konsep kebudayaan,

    ilmu antropologi seringkali sangat berbeda dengan berbagai ilmu lainnya. Juga

    apabila dibandingkan dengan arti yang biasanya diberikan kepada konsep itu

    dalam bahasa sehari-hari, yaitu arti yang terbatas kepada hal-hal yang indah

    seperti candi, tari-tarian, seni rupa, seni suara, kesusastraan, dan filsafat, definisi

    ilmu antropologi jauh lebih luas sifat dan ruang lingkupnya. Menurut ilmu

    antropologi, kebudayaan adalah: keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan

    hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik

    diri manusia dengan belajar. (Koentjaraningrat, 1979)

    Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa,

    dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah yaitu

  • 8/7/2019 angga ISBD

    10/34

    10

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris, kata

    budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata

    cultuur, dalam bahasa Latin berasal dari kata colera. Colera bararti mangolah,

    mengerjakan, menyuburkan tanah (bertani). (Elly M. Setiadi dkk, 2007)

    Mengakar pada kosakata di atas, akan dikutip beberapa konsep dan wawasan

    kebuyaan dari pendapat para ahli misalnya: Taylor (Munandar, 1998 dan

    Machfud, 1998) mengungkapkan, Kebudayaan adalaah seluruh pengetahuan

    yang kompleks berupa kepercayaa, seni, moral, hokum, adat kebiasaan, dan

    segala kempuan serta kebiasaan yang diperoleh sebagai anggota masyarakat.

    Oleh karena pola-pola tindakan dan tingkah laku manusia adalah hasil

    pelajaran, maka kita mudah dapat mengerti bahwa pola-pola tindakan dapat

    berubah dengan lebih cepat daripada perubahan bentuk organismenya. Apabila

    misalnya pola-pola kelakuan dan hidup kolektif serangga lebah serta bentuk

    sarangnya tidak berubah, sejak ratusan angkatan ia berada di alam bumi ini, maka

    dengan pola-pola tingkah laku manusia tidaklah demikian halnya. Hanya beberapa

    tahun yang lalu saja orang Indonesia masih banyak tinggal dalam rumah-rumah

    besar bagi kelompok kerabatnya yang luas, dan dari musim ke musim menanam

    padi di ladang atau di sawah sebagai petani. Kini keturunan langsung dari para

    petani tadi tinggal dalam rumah-rumah gedung dalam kompleks perumahan

    jawatan atau perusahaan swasta, dan tiap hari hidup di kantor, di perusahaan, atau

    di pabrik sebagai direktur jendral, menejer, insinyur, atau ahli teknik. Hanya dua-

    tiga angkatan yang lalu banyak orang Eskimo di daerah pantai Utara Kanada dan

    Alaska masih berkemah dalam tenda-tenda yang dibuat dari kulit beruang yang

  • 8/7/2019 angga ISBD

    11/34

    11

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    dilindungi oleh gumpalan-gumpalan salju keras di sekelilingnya dan di atasnya

    (igloo), dan yang tiap hari bergerak mengejar binatang-binatang es sebagai

    pemburu. Keturunan langsung para pemburu itu kini sudah tinggal dalam

    apartemen-apartemen yang dibuat dari batu dan semen, dengan pengaturan suhu

    yang otomatis, dalam kompleks-kompleks perumahan pabrik-pabrik makanan

    ikan kaleng atau kompleks-kompleks perusahaan pusat pemboran minyak di mana

    mereka bekerja sebagai buruh pabrik atau buruh minyak. (Koentjaraningrat, 1979)

    Menurut Elly M. Setiadi dkk. (2007), tercipta atau terwujudnya suatu

    kebudayaan adalah sebagai hasil intetraksi antara manusia dengan segala isi alam

    raya ini. Kebudayaan mempunyai keguanaan yang sangat besar bagi manusia.

    Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama

    dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alam:

    1. Suatu hubungan pedoman antara manusia atau kelompoknya.2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-

    kemampuan lain.

    3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.4. Pembeda manusia dan binatang.5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan

    berperilaku di dalam pergaulan.

    6. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaiman seharusnya bertindak,berbuat, dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.

    7. Sebagai modal dasar pembangunan.

  • 8/7/2019 angga ISBD

    12/34

    12

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    Adanya bermacam-macam wujud kesatuan kolektif manusia menyebabkan

    bahwa kita memerlukan beberapa istilah untuk membeda-bedakan berbagai

    macam kesatuan manusia tadi. Kecuali istilah yang paling lazim, yaitu

    masyarakat, ada istilah-istilah khusus untuk menyebut kesatuan-kesatuan khusus

    yang merupakan unsur-unsur dari masyarakat, yaitu kategori sosial, golongan

    sosial, komunitas, kelompok, dan perkumpulan. Keenam istilah sebutan itu

    beserta konsepnya, syarat-syarat pengikatnya, serta ciri-ciri lainnya, akan kita

    tinjau secara lebih mendalam di bawah ini. (Koentjaraningrat, 1979)

    Beberapa ilmuwan seperti Talcott Parson (Sosiolog) dan Al-Kroeber

    (Antropolog) menganjurkan untuk menggunakan wujud kebudayaan secara tajam

    sebagai suatu sistem. Dimana wujud kebudayaan itu adalah sebagai suatu

    rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola. Demikian pula J.J.

    Honigmann dalam bukunya The World of Man (1959) membagi budaya dalam

    tiga wujud, yaitu: ideas, activities, and artifact. Menurut Koentjaraningrat (1979),

    kebudayaan itu ada tiga wujudnya, yaitu:

    1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.

    2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakanberpola dari manusia dalam masyarakat.

    3.

    Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

    Sistem budaya merupakan wujud kebudayaan yang abstrak. Manusia sebagai

    makhluk berbudaya, dimana manusia itu sama, karean dibekali oleh penciptanya

    dengan akal, perasaan, dan kehendak dalam jiwanya. Inilah yang membedakan

  • 8/7/2019 angga ISBD

    13/34

    13

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    perwujudan budaya menurut keadaan waktu dan tempat, atau perwujudan budaya

    yang hanya didasarkan pada akal(rasio) semata dengan mengabaikan perasaan,

    menyebabkan berlainan dengan perwujudan budaya yang didasarkan pada akal,

    perasaan dan kehendak. Menurut Prof. Sutan Takdir Alisyahbana, apabila budaya

    ini penekanannya pada akal (mind) akan menimbulkan tingkat peradaban yang

    berbeda. (Elly M. Setiadi dkk, 2007)

    Unsur pokok kebudayaan menurut Bronislaw Malinowski, yaitu:

    1. Sistem norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggotramasyarakat di dalam upaya menguasai alam kelilingnya.

    2. Organisasi ekonomi.3. Alat-alat dan lembaga pendidikan.4. Organisasi kekuatan

    Unsur pokok kebudayaan menurut Melville J. Herkovits adalah:

    1. Alat teknologi2. Sistem ekonomi3. Keluarga4. Kekuasaan politikSistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak

    dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagan, konsep, serta keyakinan dengan demikian

    sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa

    Indonesia lebih lazim disebut dengan adat istiadat. Dalam adat istiadat terdapat

    juga sistem norma dan dari situlah salah satu fungsi sistem budaya adalah menata

    serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia. Dalam sistem

  • 8/7/2019 angga ISBD

    14/34

    14

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    budaya ini terbentuk unsur-unsur yang paling berkaitan satu dengan lainnya.

    Sehingga tercipta tata kelakuan manusia yang terwujud dalam unsur kebudayaan

    sebagai satu kesatuan. Manusia sebagai makhluk berbudaya, dikatakan demikian

    karena manusia dibekali dengan oleh penciptanya dengan perangkat akal.

    Perasaan kehendak dan kalbu. Sebagai makhluk berbudaya manusia memerlukan

    kebutuhan-kebutuhan baik kebutuhan fisik jasmani maupun kebutuhan non fisik.

    (Elly M. Setiadi dkk, 2007)

    Menurut Elly M. Setiadi dkk (2007), substansi (isi) utama kebudayaan

    merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang

    bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu

    sendiri, dalam bentuk atau berupa:

    1. Sistem pengetahuan2. Nilai3. Pandangan hidup4. Kepercayaan5. Persepsi6. Etos kebudayaanPara sarjana antropologi yang biasa menanggapi suatu kebudayaan (misalnya

    kebudayaan Minangkabau, kebudayaan Bali, atau kebudayaan Jepang) sebagai

    suatu keseluruhan yang terintegrasi, pada waktu analisa membagi keseluruhan itu

    ke dalam unsur-unsur besar yang disebut unsur-unsur kebudayaan universal

    atau cultural universal. Istilah universal itu menunjukkan bahwa unsur-unsur tadi

    bersifat universal, jadi unsur-unsur tadi ada dan bisa didapatkan di dalam semua

  • 8/7/2019 angga ISBD

    15/34

    15

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    kebudayaan dari semua bangsa dimanapun di dunia. Mengenai apa yang disebut

    cultural universalitu, ada beberapa pandangan yang berbeda diantara para sarjana

    antropologi. Berbagai pandangan yang berbeda itu serta alasan perbedaannya

    diuraikan oleh C. Kluckhohn dalam sebuah karangan berjudul Universal

    Categories of Culture (1953). Dengan mengambil sari dari berbagai kerangka

    tentang unsur-unsur kebudayaan universal yang disusun oleh beberapa sarjana

    antropologi itu, maka saya berpendapat bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang

    dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia. Ketujuh unsur yang dapat kita sebut

    sebagai isi pokok dari tiap kebudayaan di dunia itu adalah:

    1. Bahasa2. Sistem pengetahuan3. Organisasi sosial4. Sistem peralatan hidup5. Sistem mata pencaharian hidup6. Sistem religi7. KesenianMenurut Elly M. Setiadi dkk. (2007), beberapa variabel yang berhubungan

    dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:

    1. Physical Environment, merujuk pada lingkungan natural sepertitemperatur, curah hujan, iklim, wilayah geografis, flora, dan fauna.

    2. Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan besertaproses sosialisasi seperti: norma-norma, adat istiadat, dan nilai-nilai.

  • 8/7/2019 angga ISBD

    16/34

    16

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    3. Environmental Orientation and Representation, mengacu pada persepsidan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarkat

    mengenai lingkungannya.

    4. Environmental Behavior and Process, meliputi bagaimana masyarakatmenggunakan lingkungan dalam lingkungan sosial.

    5. Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia sepertimembangun rumah, komunitas, kota beserta usaha-usaha manusia dalam

    memodifikasi lingkungan fisik seperti budaya pertanian dan iklim.

    Istilah akulturasi atau acculturation atau culture contact, mempunyai

    berbagai arti di antara para sarjana antropologi, tetapi semua spaham bahwa

    konsep itu mengenai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia

    dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu

    kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan

    asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa

    menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Terbukti bahwa tidak

    pernah terjadi difusi dari satu unsur kebudayaan. Unsur-unsur itu, seperti

    termaktub dalam contoh tentang penyebaran mobil tersebut di atas, selalu

    berpindah-pindah sebagai suatu gabungan atau suatu kompleks yang tidak mudah

    dipisah-pisahkan. (Koentjaraningrat, 1981)

    Asimilasi atau assimilation adalah proses sosial yang timbul bila ada:

    1. golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yangberbeda-beda,

    2. saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga

  • 8/7/2019 angga ISBD

    17/34

    17

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    3. kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubahsifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah

    wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.

    Biasanya golongan-golongan yang tersangkut dalam suatu proses asimilasi adalah

    suatu golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Dalam hal itu

    golongan-golongan minoritas itulah yang mengubah sifat khas dari unsur-unsur

    kebudayaannya, dan menyesuaikannya dengan kebudayaan dari golongan

    mayoritas sedemikian rupa sehingga lambat laun kehilangan kepribadian

    kebudayaannya, dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas. (Koentjaraningrat,

    1981)

    C. Tentang Kehidupan Ekonomi dan Pendidikan MasyarakatManusia sejak lahir memiliki pengetahuan, ada yang diperoleh secara fitrah

    (merasa, menangis, makan, minum). Ada pula yang diperoleh melalui proses

    belajar seperti dipelajari dari lingkungan sosialnya diterima melalui penca

    inderanya (mendengar, melihat, mencium, merasakan sentuhan-sentuhan, dan

    sebagainya). Belajar juga dalam arti formal yang melalui lembaga-lembaga

    pendidikan yang telah dirancang secara berjenjang. (Agussalim dkk, 2008)

    Menurut Mutahhari (1999:31), pada diri manusia terdapat sejumlah

    pengetahuan yang sifatnya fitri (diperoleh secara naluri) dan muktasabah

    (diperoleh dengan usaha). Teori pertama mengatakan: Di dalam diri manusia

    mempunyai setumpuk konsep dan gambaran pengetahuan. Artinya lembaran hati

    dan otaknya masih bersih dan belum ada catatan apapun, namun unsur-unsurnya

    sudah ada sejak awal. Sebagaimana teori John Lock yang menganggap manusia

  • 8/7/2019 angga ISBD

    18/34

    18

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    lahir dalam keadaan bersih. Seperti bersihnya kertas putih dan lingkunganlah yang

    menggoresinya. Pendapat ini berdasarkan pada ayat Alquran yang artinya dan

    Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui

    apapun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu

    bersyukur (An-Nahl:78). Maksud ayat tersebut manusia lahir dalam keadaan

    kosong dari pengetahuan, tetapi diberi alat untuk memperolehnya. Seperti diberi

    pendengaran, penglihatan, dan hati sebagai titian agar mereka dapat memperoleh

    pengetahuan.

    Pendidikan masyarakat adalah suatu gagasan berupa konsep, hasil penelitian

    dan penerapan pengembangan di masyarakat. Fungsinya adalah untuk

    membimbing dan meningkatkan pola pikir masyarakat terhadap semua

    perkembngan dunia yang terjadi saat ini. Dulu, ada sebuah program pemerintah

    yang banyak diikuti oleh masyarakat keran programnya yang menyenangkan dan

    bisa memberikan pendidikan secara gratis kepada mereka. Disebut dengan

    Kelompencapir atau Kelompok Pendengar Pembaca dan Pirsawan. Manfaat bagi

    masyarakat golongan menengah ke bawah adalah mereka menjadi semakin tinggi

    tingkat kesadarannya akan berbagai macam hal penting yang terjadi di masyarakat

    kita. Pola pikirnya menjadi berubah dan semakin terbuka dengan berbagai

    perubahan dunia. Dengan arti lain, wawasan mereka semakin luas dengan adanya

    program ini. (AnneAhira.com)

    Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo (2008)

    mengatakan masyarakat desa memiliki peluang yang sama dengan masyarakat

    kota untuk memperoleh pendidikan. Peluang pendidikan dibuka oleh pemerintah

  • 8/7/2019 angga ISBD

    19/34

    19

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    sama lebarnya untuk masyarakat desa maupun kota. Bahkan semangat juang

    masyarakat desa lebih tinggi daripada masyarakat kota. (Depdiknas.go.id)

    Akibat revitalisasi akses pendidikan, masyarakat desa jadi korban. Di tengah-

    tengah derasnya serbuan teknologi informasi di bidang pendidikan, menyebabkan

    akses kepada masyarakat desa makin berjarak. Terbukti dari banyaknya informasi

    dari pusat yang tak sampai ke akar rumput. (Bayu G. Murti, 2009)

    Lembaga pendidikan tergolong produsen yang terbesar dari berbagai studi

    ilmu sosial yang banyak menerapkan melalui Tri dharmanya (pendidikan,

    penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat). Para pendidik memakainya dalam

    melaksanakan transmisi budaya dalam pelestarian. Prinsip mereka selalu

    mengikuti tata kerja ilmu-ilmu sosial tertentu, khususnya kejiwaan untuk

    diterapkannya dalam proses belajar mengajar. Usaha-usaha pengenalan

    mahasiswa kepada masyarakat, pengembangan kematangan maturites

    (emosional), lingkungan alam dengan menggunakan berbagai pokok tema yang

    diambil dari ilmu sosial. Ilmu pengetahuan sosial dan ilmu budaya yang dianut

    oleh masing-masing masyarkat bersangkutan. Kemudian dilengkapi dengan teori-

    teori yang diajarkan di sekolah atau ditafsirkan sebagai kumpulan saringan ilmu-

    ilmu sosial untuk mengajarkan perguruan tinggi. (Agussalim, 2009)

    Pendidikan sains menekankan pada pengalaman secara langsung. Sains yang

    diartikan sebagai satu cabang ilmu yang mengkaji sekumpulan pernyataan atau

    fakta-fakta dengan cara yang sistematik dan serasi dengan hukum-hukum

    melandasi peradaban dunia modern. Sains merupakan satu proses untuk mencari

    dan menemui sesuatu kebenaran malalui pengetahuan (ilmu) dengan memahami

  • 8/7/2019 angga ISBD

    20/34

    20

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    hakikat makhluk, untuk menerangkan hukum-hukum alam. (Elly M. Setiadi,

    2007)

    Seni, agama, dan ilmu adalah pengetahuan, masing-masing ilmu ini

    mempunyai landasan ontologis, epistimologis, dan aksiologis sendiri-sendiri. Ilmu

    berusaha memahami gejala alam sebagaimana adanya. Hasil kegiatan keilmuan

    merupakan alat untuk meramalkan dan mengendalikan gejala alam dan budaya.

    Pengetahuan keilmuan merupakan sari penjelasan mengenai alam yang sifatnya

    umum dan bersifat impersonal. Seni dan budaya bersifat subjektif dan berusaha

    memberikan makna sepenuhnya mengenai obyek yang diungkapkan. (Agussalim

    dkk, 2008)

    Dalam sebuah buku kecil berjudul The Interest of the Voiceless Far East:

    Introduction to Oriental Economics, yang diterbitkan di Leiden pada tahun 1984,

    versi Indonesia 1983, Boeke menyadarkan kepada kita bahwa dalam berbagai

    kajian tentang ekonomi, kedudukan peran dan arti desa tradisional hampir-hampir

    terabaikan, kalupun disinggunf, sejauh desa tradisional itu mulai terlibat atau

    terkait dalam permasalahan perekonomian kota. Desa tradisional senantiasa hanya

    dijadikan obyek atau dalam posisi tersubordinasi oleh kota. Padahak, menurut

    Boeke, bagi masyarakat negara berkembang (developing countries) yang berbasis

    pada sektor pertanian-agraris, desa tradisional memiliki kedudukan dan telah

    memainkan arti penting bagi masyarakatnya di dalam memenuhi berbagai

    kebutuhan ekonomis mereka. Bahkan meskipun pada media abad 20-an gerakan

    ekonomi perkotaan telah mulai menembus tembok kehidupan ekonomi pedesaan,

    ternyata desa tradisional tetap mampu mempertahankan prinsip-prinsip,

  • 8/7/2019 angga ISBD

    21/34

    21

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    pandangan-pandangan ekonomi pedesaan-nya atas dasar kekuatan-kekuatan

    internal yang dimiliki, yaitu ekonomi swasembada yang oleh Boeke diistilahkan

    sebagai ekonomi prakapitalis (pracapitalism economy). Atas dasar prinsip

    keswasembadaan ini pulalah, ketika berbagai krisis yang melanda berbagai sektor

    ekonomi perkotaan (produksi, perdagangan, perniagaan, dan lain-lain) ternyata

    kehidupan perekonomian di desa tradisional seakan tidak terpangaruh dan tetap

    bergerak sesuai dinamikanya sendiri.

    Menurut Boeke (1983), desa tradisional merupakan sebuah rumah tangga

    yang secara ekonomi berdaulat dan mandiri. Desa tradisional juga merupkan

    sebuah unit produksi bagi pemenuhan kebutuha-kebutuhan konsumtif kalangan

    kelas menengah dan atas (penguasa, bangsawan, pemilik tanah/modal, dan lain-

    lain) sementara bagi kalangan bawah, hal itu tidak lain merupakan kewajiban

    sosial dan ekonomis mereka atas perlindungan dan pimpinan yang diberikan oleh

    kalangan menengah dan atas dan ini berarti pula sebagai bentuk pengabdian

    kepada penguasa alam yang Maha Kuasa.

  • 8/7/2019 angga ISBD

    22/34

    22

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    BAB III

    METODE PELAKSANAAN PRAKTEK

    A. Lokasi Praktek Lapangan

    Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolopao, Kabupatn Gowa Sulawesi Selatan

    B. Alasan Pemilihan LokasiAlasan pemilihan lokasi yakni karena lokasi kanreapia merupakan daerah

    yang cukup jauh dengan wilayah kota Makassar sebagai daerah ibu kota

    provinsi dengan ketinggian 800 m dpl. Sehingga menarik untuk mengetahui

    kondisi sosial budaya yang ada di daerah tersebut, kita ketahui bahwa letak

    suatu daerah akan mempengaruhi kondisi sosial budayanya, kita bisa

    mengambil sebuah peristiwa yang ada hubungannya dengan hal tersebut, yakni

    ketika perjanjian perdamaian peristiwa di Ambon maka malino dijadikan lokasi

    pertemuan untuk perdamain tersebut, artinya kondisi suhu yang merupakan

    faktor pemicu singga dijadikannya malino tempat yang starategis, karena

    malino merupakan daerah yang dingin sehingga orang akan focus dan tenang.

    Dikaitkan dengan alasan diatas maka desa kanreapia dijadikan wilayahyang strategis untuk melihat kondisi sosial dan budaya di desa tersebut.

    C. Waktu Pelaksanaan Praktikum

    Waktu pelaksaan praktikum dilaksanakan pada tanggal 24 (Jumat) 26

    (Minggu) Desember 2010.

    D. Alat dan Bahan

    Adapun alat dan bahan yang digunakan yakni :

    1. Alata. Megaphone

    2. Bahana. Kuesionerb. Alat tulis menulis

  • 8/7/2019 angga ISBD

    23/34

    23

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    c. Tabulasi

    E. Teknik Pelaksanaan Praktikum

    Adapun teknik pelaksanaan praktikum yakni pertama, pembagian

    kelompok yang dilakukan oleh dosen/asisten dosen yang bersangkutan,

    kemudian membentuk panitian pelaksana untuk mengkoordinir, setelah sampai

    dilokasi maka kegiatan awal yakni melakukan observasi sementara lalu

    membuat laporan sementara tentang lokasi tersebut.

    Selanjutnya melakukan wawancara dengan masyarakat setempat dengan

    panduan kuesioner yang telah dibuat sebelumnya, setelah wawancara selasai

    maka dibuatlah tabulasi untuk mengetahui persentasi masyarakat yang ada di

    desa Kanreapia, kemudian membuat laporan sementara tentang hasil

    wawancara tersebut.

    F. Teknik Pengambilan Data dan Analisis data

    A. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data pada praktikum ini dilakukan dengan

    menggunakan :

    AngketAngket yang dimaksud disini adalah 2 lembar kertas yang berisi

    pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada responden. Kemudian

    diisi dengan berbagai options yang akan dijawab oleh responden.

    WawancaraUntuk mengisi angket yang telah tersedia maka dilakukan wawancara

    kepada masyarakat sebagai narasumber.

    Dokumentasi

  • 8/7/2019 angga ISBD

    24/34

    24

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    Dokumentasi disini dalam bentuk foto sebagai bukti bahwa telah

    melakukan wawancara kepada responden.

    B.Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang digunakan dalam pengolahan data adalah

    menggunakan analisis statistik dan table

    G. Peta Lokasi Praktek

    Batas-batas Wilayah

    y Sebelah Utara : Kotamadya Makassar dan Kabupaten Marosy Sebelah Selatan : Kabupaten Takalar dan kabupaten Jenepontoy Sebelah Timur : Kabupaten Sinjai, Bulukumba dan Bantaeng.y Sebelah Barat : Kota Makassar dan Kabupaten Takalar

  • 8/7/2019 angga ISBD

    25/34

    25

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    Secara geografi Kabupaten Gowa terletak pada koordinat antara 5o 33 6sampai 5

    o34 7 Lintang Selatan dan 12

    o38 6 sampai 12

    o33 6 Bujur

    Timur. Kabupaten Gowa terletak di bagian selatan Pulau Sulawesi. Ibukotanya

    Sungguminasa dengan jarak sekitar 6 km dari ibukota Makassar. Dengan luas

    wilayah 1.883,33 km atau sama dengan 3,01% dari luas wilayah Provinsi

    Sulawesi Selatan.

    Wilayah Kabupaten Gowa terbagi dalam 18 Kecamatan dengan jumlahDesa/Kelurahan definitif sebanyak 167 dan 726 Dusun/Lingkungan. Wilayah

    Kabupaten Gowa sebagian besar berupa dataran tinggi berbukit-bukit, yaitu

    sekitar 72,26% yang meliputi 9 kecamatan yakni Kecamatan Parangloe,

    Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan,

    Tompobulu dan Biringbulu. Selebihnya 27,74% berupa dataran rendah dengan

    topografi tanah yang datar meliputi 9 Kecamatan yakni Kecamatan Somba

    Opu, Bontomarannu, Pattallassang, Pallangga, Barombong, Bajeng, Bajeng

    Barat, Bontonompo dan Bontonompo Selatan.

    Jumlah penduduk Kabupaten Gowa sampai dengan tahun 2005 mecapai 575295 jiwa yang terdiri atas 283.291 jiwa laki-laki dan 291.882 jiwa

    perempuan.

  • 8/7/2019 angga ISBD

    26/34

    26

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A.Hasil

    Tabel 1. Kelompokumur responden

    UMUR JUMLAH PERSENTASE

    Kurang dari 35 tahun 12 60%

    Antara 35 45 tahun 5 25%

    Lebih dari 45 tahun 3 15%Jumlah 20 100%

    Sumber data: Hasil oleh data kuisioner, tanggal 25 Desember 2010

    Tabel 2. Pekerjaan responden

    Pekerjaan Jumlah Persentase

    Tukang (kayu,batu dll) - -

    PNS - -

    ABRI - -

    Pegawai Swasta - -

    Pedagang 2 10%

    Petani 16 80%

    Dll 2 10%

    Jumlah 20 100%

    Sumber data: Hasil oleh data kuisioner, tanggal 25 Desember 2010

  • 8/7/2019 angga ISBD

    27/34

    27

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    Tabel 3. Tingkat pendidikan

    Tingkat pendidikan Jumlah Persentase

    Tidak tamat SD 3 15%

    Tamat SD 13 65%

    Tidak tamat SMP/ sederajat - -

    Tamat SMP/sederajat 3 15%

    Tamat SMA/sederajat 1 55

    Sarjana muda - -

    Sarjana - -

    Jumlah 20 100%

    Sumber data: Hasil oleh data kuisioner, tanggal 25 Desember 2010

    Tabel 4. Tingkat pendapatan responden

    Tingkat pendapatan/bulan Jumlah Persentase

    Kurang dari Rp. 1.000.000 12 60%

    Antara Rp. 1.000.000

    Rp. 2.000.000

    5 25%

    Lebih dari Rp. 2.000.000 3 15%

    Jumlah 20 100%

    Sumber data: Hasil oleh data kuisioner, tanggal 25 Desember 2010

    Tabel 5 : jumlah anggota/anakyang dimiliki

    Jumlah anggota/anak yg

    dibiayai

    Jumlah Persentase

    Kurang 2 orang 12 60%

    Antara 3 4 orang 7 35%

    Lebih dari 5 orang 1 5%

    Jumlah 20 100%

    Tabel 6. Kegiatan sosial yang sering dilakukan

  • 8/7/2019 angga ISBD

    28/34

    28

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    Kegiatan sosial Jumlah Persentase

    Pesta Adat - -

    Gotong Royong 9 45%

    Kerja Bakti 5 25%

    Majelis Talim 4 20%

    pengajian 1 10%

    Remaja Masjid 1 10%

    Jumlah 20 100%

    Sumber data: Hasil oleh data kuisioner, tanggal 25 Desember 2010

    Tabel 7 : kegiatan budaya yang dilakukan

    Kegiatan budaya Jumlah Persentase

    Rapat-Rapat Kampung/Desa - -

    Pesta Pernikahan/Sunatan 5 25%

    Arisan - -

    Dll 15 75%

    Jumlah 20 100%

    Sumber data: Hasil oleh data kuisioner, tanggal 25 Desember 2010

  • 8/7/2019 angga ISBD

    29/34

    29

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    B.PembahasanDari hasil pengamatan langsung kami di lapangan di Desa Kanreapia

    kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa tentang study lapangan Ilmu Sosial

    Budaya Dasar dari 20 orang responden yang mewakili 20 kepala keluarga, maka

    kami dapat menarik kesimpulan dengan menimbang beberapa aspek, diantaranya:

    kelompok umur responden, pekerjaan responden, tingkat pendidikan, tingkat

    pendpatan responden, jumlah anggota keluarga, kegiatan budaya yang sering

    dilakukan, kegiatan social yng sering dilakukan

    Berdasarkan tabulasi berdasarkan kelompok umur bahwa responden yang

    berumur kurang dari 35 tahun yaitu berjumlah 12 orang dengan persentase 60%,

    antara 35 45 tahun sebanyak 4 orang dengan persentase 25% dan lebih dari 45

    tahun 5 orangdengan persentase 15%. Dari hasil tabulasi ini dapat dilihat

    responden yang lebih banyak diwwancarai adalah kelompok umur kurang dari 35

    tahun.

    Berdasarkan tabulasi menurut pekerjaan responden bahwa responden yang

    bekerja sebagai tukang (kayu, batu, dll) tidak ada (0%), yang bekerja sebagai

    Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak ada (0%), yang bekerja sebagai ABRI/POLRI,

    tidak ada(0%), yang bekerja sebagai pedagang berjumlah 2 orang denga

    persentase 10%, yang bekerja sebagai petani berjumlah 16 orang dengan

    persentase sebesar 80%, dan selebihnya yang termasuk dalam kategori Dll ibu

    rumah tangga yang berjumlah 2 orang dengan persenase sebesar 10%. Dari hasil

    tabulasi ini dapat dilihat bahwa mayosritas masyarakat Desa Kanreapia

    bermatapenaharian sebagaipetani.

    BErdasarkan tabulasi menuruttingkat pendidikan responden bahwa

    responden yang tingkat pendidikannya tidak tamat SD berjumlah 3 orang dengan

    persentase sebesar 15%, yang tamat SD berjumlah 13 orang dengan persentase

    sebesar 65%, yang tidak tamat SMP/sederajat tidak ada (0%), yang tamat

    SMP/sederajat berjumlah 3 orang dengan persentase sebesar 15%, yang tamat

    SMA/sederajat berjumlah 1 orang dengan persentase sebesar 5%, yang sarjana

    muda tidak ada (0%), yang sarjana tidak ada (0%). Dari hasil tabulasi ini dapat

    dilihat bahwa penduduk Desa Kanreaapia rata-rata pendidikan terakhirnya hanya

  • 8/7/2019 angga ISBD

    30/34

    30

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    sampai pada jenjang Sekolah Dasar saja, karenabiasanya kebanyakan masyarakat

    Desa Kanreapia semasakecilnya lebih memilih membantu orang tuanya berkebun

    di banding dengan bersekolah, dan kesadaran orang tua bahwa pentingnya ilmu

    pengetahuan yang masi kurang.

    Berdasarkan tabulasi menurut tingkat pendapatan responden dari 20

    responden yang telah diwawancari bahwa responden yang pendapatannya kurang

    dari Rp. 1.00.000 berjumlah 12 orang dengan persentase 60%, yang

    pendapatannya antara Rp.1.000.000-Rp. 2.000.000 berjumlah 2 orang dengan

    persentase sebesar 25%, dan yang pendapatannya lebih dari Rp. 2.000.000

    berjumlah 3 orang dengan persentase sebesar 15%. Dari data tersebut kita dapat

    menarik sebuah kesimpulan bahwa masyarakat Desa Kanreapia rata-rata

    berpendapatan kurang dari Rp. 1.000.000. ini disebabkan karena masyarakat Desa

    Kanreapia manyoritas bermatapencaharian sebagai petani, dan petani bergntung

    pada musim, dan cuaca di daerah tersebut, jadi pendapatan mereka tidak menentu

    tergantung dari musim dan iklim.

    Berdasarkan tabulasi menurut jumlah anggota keluarga yang dimiliki

    responden dari 20 responden yang diwawancarai bahwa responden yang anggota

    keluarganya kurang dari 2 orang berjumlah 12 orang dengan persentase sebesr

    60%, antara 3-4 orang berjumlah 7 orang dengan persentase sebesar 35%, dan

    lebih dari 5 orang berjumlah 1 orang dengan persentase 5%. Dari hasil tersebut

    dapat dilihat bahwa jumlah anggota keluarga yang dominan yakni dalam kategori

    kurang dari 2 orang.

    BErdasarkan tabulasi menurut kegiatan social yang sering dilakukan oleh

    responden, dari 20 responden yang telah diwawancarai diperoleh yang melakukan

    kegitan social seperti gotong royong berjumlh 9 orang dengan persentase sebesar

    45%, kerja bakti berjumlah 5 orang dengn persentase sebesar 25%, majelis talim

    berjumlah 4 orangn dengan persentase sebesar 20%, pengajian berjumlah 1 orang

    dengan persentase sebesar 5%, remaja masjid berjumlah 1 orang dengan

    persentase sebesar 5%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan social yang

    sering dilakukan oleh masyarakat di Desa Kanreapia adalah gotong royong.

  • 8/7/2019 angga ISBD

    31/34

    31

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    Berdasarkan tabulasi menurut kegitn budaya yang sering dilakukan oleh

    responden, dari 20 responden yang telah diwawancarai diperoleh yang sering

    melakukan pesta-pesta kawin/sunatan berjumlah 5 orang dengan persentase

    sebesar 25%, sedangkan rapat-rapat kampong dan arisan tidak ada. Dan

    selebihnya yang termasuk dalam kategori Dll berjumlh 15 orang dengan

    persentase 75%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa budaya di daerah

    Kanreaapia masi dipertahankan dan belum terkontaminasi dengan budaya

    barat/perkotaan.

  • 8/7/2019 angga ISBD

    32/34

    32

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan1. Secara umum kehidupan sosial masyarakat Desa Kanreapia Kecamatan

    Tombolopao Kabupaten Gowa mereka hidup rukun dan penuh

    kekeluargaan.

    2. Masyarakat Desa Kanreapia Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowamenaruh perhatian yang tinggi dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya

    serta senantiasa melestarikannya.

    3. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial sertakebudayaannya. Masyarakat yang memiliki jenjang pendidikan yang lebih

    tinggi kurang menaruh perhatian terhadap lingkungan sosial dan

    kebudayaan yang ada karena kesibukan kehidupan sehari-harinya,

    sedangkan masyarakat dengan jenjang pendidikan yang lebih rendah

    menganggap bahwa kebudayaan merupakan hal yang sangat penting dan

    senantiasa menjalankan kebudayaan - kebudayaan tersebut dalam

    kehidupan bermasyarakat.

    B. Saran

  • 8/7/2019 angga ISBD

    33/34

    33

    Laporan Lengkap Praktek Lapangan Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasardi Kab. Gowa

    1. Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pada tingkatan nyang lebihtinggi, maka seharusnya mereka mengenal pendidikan dan memberikan

    kesempatan ikut program pendidikan kepada generasi setelahnya.

    2. Jangan menjadikan membiayai seseorang yang sedang menempuhpendidikan sebagai sebuah beban tersendiri bagi pendapatan, karena hal

    ini sama saja artinya dengan berinfestasi.

    3. Sebaiknya setelah praktikum lapang, dilakukan evaluasi hasil praktikumagar praktikan memperoleh pengetahuan dan interpretasi yang sama

    terhadap hasil temuan di lapangan.

  • 8/7/2019 angga ISBD

    34/34

    34

    DAFTARPUSTAKA

    Agussalim, A.M., dkk. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Makassar:

    Anugrah Mandiri.

    Agussalim dkk. 2009. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Makassar: Anugrah

    Mandiri.

    Koentjaraningrat. 1985. PengantarIlmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru.

    Leo M. Nur Zakaria, Hasriyanti. 2009. ModulIlmu Sosial dan Budaya Dasar.

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNM.

    Setiadi, Elly M. dkk. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Kencana.

    Soelaeman M, Munandar. 2008. Ilmu Budaya Dasar. Bandung : RefikaAditama.

    Soelaeman M, Munandar. 2007. Ilmu Sosial Dasar. Bandung : Refika

    Aditama.

    Sumber lain:

    http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

    http://www.jurnalbogor.com

    http://www.anneahira.com