23
Angina Pektoris Tidak Stabi l

Angina Pektoris Tidak Stabil.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

Angina Pektoris Tidak Stabil

Angina Pektoris Tidak Stabi

l

1DefinisiAngina Pektoris Tidak Stabil adalah sindrom kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas seperti tertimpa oleh beban berat, dengan frekuensi nyeri lebih lama daripada angina stabil.( Smelzert, 2001 & Sudoyo, 2006)EtiologiPenyempitan Ateri KoronerAteriosklerosisPatofisiologi Ruptur Plak Ateroklorosis plak mengandung lemak dan jaringan pelindung plak yang tidak stabil mengandung lemak dan infiltrasi makrofag, menghasilkan enzim plak lemah ruptur adhesi & agregasi trombus tenosis angina pektoris tak stabil Trombosis & Agregasi Platelet trombus interaksi plak lemak pencetus trombus faktor jaringan berinteraksi dengan faktor VII A kaskade agregasi platelet disfungsi endotel Degranulasi agregasi meluas Vaso kontriksi trombus angina pektoris tidak stabil. vVaso Spasme disfungsi endotel & bahan vaso aktif dihasilkan dari platelet Perubahan tonus pada pembuluh darah spasme plak yang tidak stabil trombus angina pektoris tidak stabil

Erosi pada plak tanpa ruptur penyempitan proliferasi &migrasi dari otot polos kerusakan endotel angina pektoris tidak stabilManifestasi klinisGejala angina pektorisTekanan tidak nyaman pada dada, kepenuhan, terasa seperti meremas atau nyeri di tengah dada.Merasa sesak, seperti terbakar atau mempunyai beban berat.Rasa sakit dapat menyebar kebahu,leher dan lengan sebelah kiri.Intensitas rasa sakit dari yang ringan sampai parah.Lanjut..Gejala lain yang mungkin terjadi.Sesak napas ringanPingsanTimbul rasa cemas/gugupBerkeringat dinginMualDenyut jantung cepat dan tidak teraturKulit nampak pucatLanjut.Gejala angina tidak stabil di tandai dengan:Memburuknya angina stabilGejala lebih buruk pada angina tak stabil, rasa sakit lebih parah, lebih lama, terjadi pada saat istirahat dan tidak berkurang dengan nitogliserol di bawah lidah.Pasien yang angina tidak stabil perlu di rawat di rumah sakit untuk menghindari STEMIDiagnosisPemeriksaan fisikTekanan darah tinggiDenyut jantung tidak teraturTiroid terlalu aktif

Dapat di tambah dengan:Auskultasi arteri karotis di leher dengan suara-suara yang abnormal.Lanjut2. Pemeriksaan laboratoriumUji troponim jantung untuk membantu mengidentifikasi nekrosis miokard.Pengukuran isoenzim jantung untuk menyingkirkan serangan jantung.Uji glukosa puasa dan trigliserida puasa, dan kolesterol total.

LanjutLow-density lipoprotein kolesterol (LDL-C) dan High-density lipoprotein kolesterol (HDL-C), untuk mengevaluasi tingkat peradangan hemoglobin.Hematrokit dan darah lengkap count (CBC) untuk menyelidi anemia.Pengukur homo sistein serum sebagai prediktor kelangsungan hidup pada sindrom koroner akut.Lanjut.3. Pemeriksaan EKGMendeteksi infark miokard baru untuk menunjukkan otot jantung tidak mendapatkan aliran darah yang cukup.Pemeriksaan test stres EKG lebih sensitif untuk memeriksa aliran darah rendah ke jantung dari pada EKG rutin.EKG selama 24 jam di awasi oleh Holter monitoring. ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajiana. Identitas Pasienb. Riwayat Kesehatanc. Pemeriksaan FisikTTV: tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, dan suhu tubuh.Inspeksi:Perawat mengkaji gejala yang berhubungan, contoh dispnea, mual/muntah, pusing, palpitasi, keinginan berkemih. Perawat mengkaji status mental pasien, apakah terjadi kebingungan, disorientasi.Perawat mengkaji warna kulit dan kualitas nadi.

Auskultasi:Perawat mengkaji kecepatan dan atau irama jantung. Perawat mengkaji bunyi napas dan bunyi jantung apakah terdengar murmur.

d. Pemeriksaan Diagnostik/PenunjangEKGPemantauan EKG 24 jam (Holter)Foto dadaPCO2 kalium dan laktat miokardKateterisasi jantung dengan angiografi

DiagnosaNyeri (akut) berhubungan dengan frekuensi, durasi dan intensitas.Nyeri berhubungan dengan perilaku distraksi (menangis,gelisah,merintih,mondar-mandir).Curah jantung menurun berhubungan dengan gangguan pada frekuensi atau irama dan konduksi elektrikalKurang pengetahuan mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemahaman, informasi tidak akurat/kesalahan interpretasi.Intervensi (mandiri)Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri pada dada.Kaji dan catat respons pasien dan efek obat.Indentifikasi terjadinya pencetus, seperti frekuensi durasinya, intensitas dan lokasi nyeri.Observasi gejala yang berhubungan; dispenea, mual/muntah, pusing, palpitasi, keinginan berkemih.Cont.Evaluasi laporan nyeri pada rahang,leher,bahu,tangan, atau lengan(khususnya pada sisi kiri).Letakkan pasien pada istirahat total selama periode angina.Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek.Pantau kecepatan irama jantung.Pantau tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina.

Intervensi (kolaborasi)Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.Berikan antiangina sesuai indikasi:Tablet, kaplet, salap transmukosal, tablet kunyah (kerja panjang) contoh Nitro-Dur, Transderm-Nitro,isosorbid (isordil,Sorbitrate).Cont.Penyekat beta, contoh atenolol (Tenormin); nadolol (Corgard);metrprolol (Lopressor), propanolol(Inderal).Analgesik, contoh asetaminofen (Tylenol).Morfin sulfat.Pantau perubahan EKG

EvaluasiDx Kep: Nyeri (Akut)

Hasil Yg Diharapkan:Menyatakan / menunjukkan nyeri hilangMelaporkan episode angina menurun dalam frekuensi, durasi dan beratnya.