21
Pendahuluan Definisi anomali gigi adalah penyimpangan bentuk gigi dari bentuk standar yang diterima sebagai bentuk normal. Etiologinya dibagi menjadi dua secara garis besar, yaitu congenital dan acquired (malnutrisi, bahan-bahan kimia, obat-obatan, vitamin, gangguan metabolisme, dan infeksi terutama virus). entuk gigi desidui sudah mulai berkembang pada usia ! bulan dalam kandungan. "truktur gigi secara mikroskopis terdiri dari jaringan keras ( hard tissue) dan jaringan lunak (  soft tissue). #aringan keras mengandung kapur yang terdiri dari enamel, dentin, dan sementum. #aringan lunak terdapat dalam rongga pulpa sampai foramen apikal. $ertumbuhan dan perkembangan gigi melalui beberapa tahap, yaitu tahap inisiasi,  proliferasi, histodiferensiasi, morfodiferensiasi, aposisi, kalsifikasi, dan erupsi. erdasarkan tahap perkembangan gigi, anomali gigi dapat dibagi menjadi% &ahap inisiasi% anomali jumlah gigi &ahap proliferasi% anomali ukuran gigi &ahap morfodiferensiasi% anomali bentuk gigi &ahap histodiferensiasi dan aposisi% anomali struktur gigi &ahap erupsi% anomali posisi dan erupsi A. Anomal i Juml ah Gigi Dibagi menjadi ', yaitu% . nodontia

Anomali Gigi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Beberapa bentuk kelainan yang dapat terjadi pada gigi anda

Citation preview

Pendahuluan

Definisi anomali gigi adalah penyimpangan bentuk gigi dari bentuk standar yang diterima sebagai bentuk normal. Etiologinya dibagi menjadi dua secara garis besar, yaitu congenital dan acquired (malnutrisi, bahan-bahan kimia, obat-obatan, vitamin, gangguan metabolisme, dan infeksi terutama virus).

Bentuk gigi desidui sudah mulai berkembang pada usia 4 bulan dalam kandungan. Struktur gigi secara mikroskopis terdiri dari jaringan keras (hard tissue) dan jaringan lunak (soft tissue). Jaringan keras mengandung kapur yang terdiri dari enamel, dentin, dan sementum. Jaringan lunak terdapat dalam rongga pulpa sampai foramen apikal.

Pertumbuhan dan perkembangan gigi melalui beberapa tahap, yaitu tahap inisiasi, proliferasi, histodiferensiasi, morfodiferensiasi, aposisi, kalsifikasi, dan erupsi. Berdasarkan tahap perkembangan gigi, anomali gigi dapat dibagi menjadi:

Tahap inisiasi: anomali jumlah gigi

Tahap proliferasi: anomali ukuran gigi

Tahap morfodiferensiasi: anomali bentuk gigi Tahap histodiferensiasi dan aposisi: anomali struktur gigi

Tahap erupsi: anomali posisi dan erupsi

A. Anomali Jumlah Gigi

Dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Anodontia

Anodontia merupakan suatu keadaan dimana tidak terdapat seluruh gigi-geligi dalam rongga mulut. Penyebab dari anodontia tidak diketahui tapi sering dihubungkan dengan faktor keturunan. Anodontia berdampak terhadap perkembangan psikologis karena adanya penyimpangan estetis serta gangguan fungsi bicara dan pengunyahan.

Gambar Anodontia2. Hipodontia

Hipodontia, atau disebut juga oligodontia, merupakan suatu keadaan dimana tidak terdapat satu atau lebih elemen gigi dalam rongga mulut. Insidensi hipodontia pada perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Gigi yang sering mengalami hipodontia yaitu gigi I2 atas, PM2 bawah, PM2 atas, M3 dan I1 bawah. Hipodontia dapat berdampak pada masalah estetis dan diastema.

Gambar Hipodontia

3. Hiperdontia

Hiperdontia atau dens supernumerary atau supernumerary teeth merupakan suatu keadaan dimana terdapat satu atau lebih elemen gigi dalam rongga mulut yang melebihi jumlah gigi normal. Gigi ini bisa erupsi, bisa juga tidak. Insidensi hiperodontia pada laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan dan lebih sering mengenai ras Asia.Tanda-tanda klinis dari hiperdontia antara lain adalah terhambatnya erupsi gigi sulung dan gigi pengganti, perubahan hubungan aksial dengan gigi tetangga dan rotasi gigi incisivus tetap. Bila menimbulkan komplikasi, seperti maloklusi dan perikoronitis, sebaiknya dilakukan prosedur operasi.Berdasarkan lokasinya, hiperdontia dapat dibagi menjadi:

a. Mesiodens: di dekat garis median antara kedua gigi, terutama pada gigi I1 tetap rahang atas.b. Laterodens: di daerah interproksimal atau bukal dari gigi-geligi selain I1.c. Distomolar: di sebelah distal gigi M3.

Gambar HiperdontiaB. Anomali Ukuran Gigi

1. MakrodontiaMakrodontia merupakan suatu keadaan dimana terdapat satu atau beberapa gigi yang lebih besar dari normal. Keadaan ini jarang dijumpai dan sering di DD dengan fusion teeth. Gigi yang sering mengalaminya adalah gigi I1 atas.Makrodontia dapat dibagi menjadi 2 secara garis besar, yaitu:

Generalized: semua gigi lebih besar dari normal

True generalized: semua gigi di kedua rahang lebih besar dari normal (pituitary gigantism)

Relative generalized: gigi sedikit lebih besar dari normal dan terdapat pada rahang yang lebih kecil (crowding pada gigi)

Localized: biasanya hanya satu gigi atau gigi yang terisolasi yang terkena. Sering dihubungkan dengan hemifacial hypertrophy.

Gambar Macrodontia

2. Mikrodontia

Mikrodontia merupakan suatu keadaan dimana terdapat satu atau beberapa gigi yang lebih kecil dari normal. Ukuran gigi yang kecil ini dapat menimbulkan diastema.

Mikrodontia dapat dibagi menjadi 2 secara garis besar, yaitu:

Generalized: semua gigi lebih kecil dari normal

True generalized: semua gigi di kedua rahang lebih kecil dari normal (pituitary dwarfism)

Relative generalized: gigi sedikit lebih kecil dari normal dan terdapat pada rahang yang sedikit lebih besar dari normal sehingga terlihat seperti true microdontia

Localized: satu atau dua gigi yang terkena, lebih sering terjadi dibandingkan tipe generalized. Contohnya pada gigi I2 atas (peg shaped) dan M3 atas (conically shaped)

Gambar MicrodontiaC. Anomali Bentuk Gigi

1. Gemination (Geminasi)

Geminasi merupakan bentuk mahkota yang abnormal, dimana mahkota gigi lebih besar dari normal dan terbelah menjadi dua sebagian atau total. Geminasi disebabkan oleh perkembangan dua mahkota dari satu benih gigi dan sering terjadi pada maxilla bagian anterior. Etiologinya belum diketahui dan diduga berhubungan dengan trauma.

Gambar Geminasi2. Fusion (Fusi)

Fusi merupakan penggabungan dua bakal gigi yang bersebelahan dan sedang berkembang sehingga menghasilkan satu gigi yang besar. Fusion biasanya terjadi pada gigi daerah depan. Dapat mengenai seluruh panjan gigi atau hanya akar saja, dimana cementum dan dentin saja yang terbentuk, saluran akar dapat terpisah atau tidak. Etiologinya belum diketahui dan diduga berhubungan dengan trauma. Sebaiknya dilakukan penambalan garis pertemuan kedua mahkota gigi sedini mungkin untuk mencegah karies.

Gambar Fusi3. Concrescence

Concrescence merupakan penyatuan akar-akar gigi dari dua atau lebih gigi normal yang disebabkan oleh pertemuan dari permukaan cementum akar-akar gigi tersebut. Sering terjadi pada gigi M2 atau M3 rahang atas bagian posterior. Etiologinya belum diketahui dan diduga berhubungan dengan trauma. Ekstraksi diperlukan untuk mencegah abnormalitas gigi yang lain.

Gambar Concrescence

4. Dilaceration (Dilaserasi)

Dilaserasi merupakan pembengkokan atau lengkungan dari akar-akar gigi yang abnormal. Etiologinya dihubungkan dengan trauma ketika terjadi pertumbuhan akar, faktor herediter, dan kekurangan tempat. Pembengkokan mulai terjadi pada perbatasan antara mahkota dan akar. Sering mengenai M3 rahang bawah.

Gambar Dilaserasi

5. Dens Invaginatus (Dens Invaginasi)

Dens invaginasi, atau disebut juga dens in dente (gigi dalam gigi), merupakan suatu keadaan dimana terjadi pembesaran dan penonjolan darli lingual pit. Etiologi belum diketahui dan faktor genetic hanya terjadi pada beberapa kasus. Sering terdapat pada gigi I2 atas permanen, tetapi gigi anterior lain dapat juga terkena. Dens invaginasi mempermudah terjadinya karies lebih awal, pulpitis, dan inflamasi periapical. Dapat dibagi menjadi 3 tipe yaitu tipe 1 (sebagian kecil pada mahkota), tipe 2 (di bawah cementoenamel junction dan berakhir di blind sax, serta dapat berhubungan dengan pulpa), dan tipe 3 (meluas hingga ke akar dan perforasi ke apical dentis tanpa berhungan dengan pulpa).

Gambar Dens Invaginasi6. Dens Evaginatus (Dens Evaginasi)Dens evaginasi merupakan suatu keadaan dimana terdapat tuberkel atau cuspis di tengah permukaan oklusal. Sering mengenai gigi premolar dan bilateral. Insidensi lebih sering pada ras mongoloid.

Gambar Dens Evaginasi7. Taurodontism

Taurodontism merupakan suatu keadaan dimana gigi mempunyai mahkota yang panjang (apically displaced furcation) sehingga menyebabkan ruang pulpa bertambah panjang dalam arah apico-oclusal. Lebih sering mengenai gigi permanen daripada gigi susu dengan derajat keparah yang bervariasi. Bisa terjadi secara unilateral atau bilateral. Biasanya terjadi pada pasien Downs Syndrome, Klineferter Synrome, dan amelogenesis imperfecta.

Gambar Taurodontism

8. Supernumerary Tooth

Supernumerary tooth merupakan akar tambahan pada gigi. Paling sering ditemukan pada gigi caninus, premolar, molar terutama M3. Etiologinya diduga berhubungan dengan gangguan metabolisme dan tekanan.

Gambar Supernumerary Tooth

9. Enamel Pearls (Mutiara Email)

Mutiara email merupakan deposit butir ektopik dari email, biasanya terjadi pada daerah bifurkasi atau trifurkasi akar gigi molar. Lebih sering terjadi pada rahang atas daripada rahang bawah dan dapat dideteksi melalui foto rontgen. Insidensi sering ditemukan pada ras Eskimo dan Mongoloid.

Gambar Enamel Pearls

10. Dental Attrition (Wear of Teeth / Atrisi Gigi)

Atrisi gigi merupakan akibat dari pemakaian gigi secara fisiologis, yaitu dari proses mastikasi. Faktor2 spt makanan, pembentukan dentin, otot rahang dan kebiasaan mengunyah dapat mempengaruhi pola dan bentuk atrisi. Atrisi gigi berhubungan dengan pertambahan usia dan bervariasi pada berbagai individu.

Gambar Atrisi Gigi

11. Dental Abration (Abrasi Gigi)

Abrasi gigi merupakan akibat dari pemakaian gigi secara patologis akibat kebiasaan buruk atau pemakaian zat-zat abrasif secara oral, rokok dengan pipa, mengunyah tembakau, menyikat gigi secara agresif, serta pemakaian alat-alat gigi yang abrasif.

Gambar Abrasi Gigi

12. Dental Erotion (Erosi Gigi)

Erosi gigi merupakan hilangnya struktur gigi yang disebabkan oleh proses kimiawi non bacterial. Etiologi terseringnya adalah asam yang berhubungan dengan proses disolusi dari internal (regurgitasi) atau eksternal (asam dari buah yang mengandung asam sitrat).

Gambar Erosi Gigi

13. Hipercementosis

Hipercementosis adalah suatu keadaan dimana terjadi pembentukan cementum berlebihan di sekitar gigi. Etiologinya adalah karena trauma, gangguan metabolisme, dan infeksi periapical.

Gambar Hipercementosis

14. Talons Cusp

Talons cup merupakan tonjolan kecil pada enamel. Sering terdapat pada maxilla bagian lateral dan lingual.

Gambar Talons Cusp

D. Anomali Struktur Gigi

1. Amelogenesis Imperfecta

Amelogenesis imperfect merupakan kelompok penyakit herediter dimana terdapat gangguan perkembangan email tetapi tidak terdapat gangguan sistemik. Secara normal, enamel nerkembang dalam 3 fase, yaitu: fase pembentukan (matriks organik), fase kalsifikasi (mineralisasi matriks organik), dan fase maturasi (pematangan mineralisasi).

Amelogenesis imperfect dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

Hipoplasia Enamel

Hipoplasia enamel adalah suatu gangguan pada enamel yang ditandai dengan ketidaklengkapan atau ketidaksempurnaan dari pembentukan enamel. Dapat disebabkan oleh faktor genetic dan lingkungan. Gigi akan mengalami diskolorisasi dan iregularitas. Secara histologist dapat ditemukan Wilson line. Berdasarkan faktor etiologinya, hipoplasia enamel dapat dibedakan lagi menjadi 3, yaitu:

local enamel hypoplasia (Turners hypoplasia)

systemic enamel hypoplasia (terjadi pada beberapa gigi yang sedang dalam perkembangan pada saat terjadimya penyakit umum seperti Ricketsia atau cacar) herediter enamel hypoplasia (terjadi pada semua gigi, baik gigi susu maupun gigi tetap, disebut dengan hereditary brown teeth)

Gambar Hipoplasia Enamel Hipokalsifikasi EnamelHipokalsifikasi enamel adalah suatu gangguan yang terjadi akibat kerusakan pada mineralisasi deposit matriks enamel secara kualitatif. Terdapat kegagalan email untuk mencapai jumlah yang mencukupi sehingga gigi menjadi lebiih lunak dan berwarna coklat.

Gambar Hipokalsifikasi Enamel

Hipomaturasi Enamel

Hipomaturasi enamel terjadi akibat adanya gangguan pada perkembangan atau pematangan enamel.

2. Dentinogenesis Imperfecta

Dentinogenesis imperfect merupakan kelompok penyakit autosomal dominan, dimana terjadi gangguan perkembangan pada dentin. Insidensi lebih sering ditemukan pada orang Inggris atau Prancis. Gigi yang sering terkena adalah gigi seri dan M1, dapat mengenai gigi susu maupun gigi tetap. Lapisan enamel biasanya dapat dengan mudah lepas dari dentin. Gigi juga dapat mengalami pelebaran pulpa.

Gambaran klinis dari dentinogenesis imperfect adalah gigi berwarna biru keabu-abuan atau translusen. Enamelnya cenderung terpisah dari dentin yang relatif lunak dibandingkan enamel. Dentinnya tipis, enamel normal, dan tanduk pupla besar.

Gambar Dentinogenesis Imperfecta

E. Anomali Posisi Gigi1. Impaksi

Impaksigigi adalah malposisi gigi karena benih gigi (tooth buds) yang tumbuh tidak tepat. Hal ini dapat menyebabkangigigagal tumbuh ke dalam mulutdalam posisi yang tepat.Impaksi juga bisa disebabkan oleh tanggalnya gigi susu terlalu awal atau gigi berjejalan (crowding).Gigi yang sering terkena adalah gigi M3 rahang bawah. Gigi yang impaksi dapat menyebabkan terbentuknya dentigerous cyst dan ameloblastoma.Impaksi gigi adalah masalahyang harus diperbaikikarenadapat:

Menyebabkan kerusakan padastrukturakargigiyang berdekatan.

Menggangguronggasinus.

Menciptakanspasi gigiyang tidak diinginkan.

Menganggu fungsi gigi.

Menyebabkan keausan dinipada gigi.

Menyebabkan gigi tidak selaras (asimetris)

.

Gambar Impaksi Gigi2. Transposisi

Transposisi merupakan suatu keadaan dimana terjadi pergantian posisi dua gigi pada rahang. Gigi yang sering terkena adalah gigi caninus dan PM1 permanen. Penyebabnya adalah karena tekanan atau crowding teeth pada saat erupsi gigi.

Gambar Transposisi Gigi

F. Anomali Erupsi Gigi

1. Premature Eruption

Premature eruption merupakan erupsi gigi yang lebih awal dari biasanya, dimana gigi yang sering terkena adalah gigi Incisivus. Premature eruption dapat dibedakan menjadi 2 berdasarkan waktu timbulnya, yatiu:

a. Natal tooth (timbul saat bayi baru lahir)

b.Neonatal tooth (timbul sesudah bayi berusia 1 bulan)

Gambar Natal/Neonatal Teeth

2.Delayed Eruption

Delayed eruption merupakan erupsi gigi yang terlambat dari biasanya. Dapat terjadi pada gigi susu maupun gigi tetap. Etiologinya biasa disebabkan oleh fibromatosis ginggiva.

Gambar Delayed Eruption

3. Malposisi

Malposisi merupakan keadaan dimana gigi tidak erupsi sesuai di tempatnya atau posisi yang sebenarnya sehingga menyebabkan susunan gigi tidak serasi (maloklusi). Contohnya: crawding.

Gambar Malposisi Gigi

DAFTAR PUSTAKA

Amilia Jeni Susanto. 2009. Abnormalitas pada gigi. http://staff.ui.ac.id/internal/material/ABNORMALITASPADAGIGI.pdf.30 Maret 2012.

Clarke Johnson. 2011. Variation in tooth morphology. http://www.uic.edu/classes/orla/orla312/VariationInToothMorphology.htm.

30 Maret 2012.Herni Primaywati. 2010. Anomali gigi. http://hprimaywati.multiply.com/photos/album/4/Anomali_gigi#photo=1.30 Maret 2012.

John L. Giunta. 2011. Oral pathology review. http://course.jnu.edu.cn/yxy/eruption/kbfx/casea29/Case%2029%20answer.htm. 30 Maret 2012

Steven Chussid. 2007. Dental anomalies. www.columbia.edu/itc/hs/dental/d7710/client/dental_anomalies.pdf.

30 Maret 2012.