36
ANOMALI REFRAKSI DR. dr. Ahmad Afifudin, Sp.M(K), DR. dr. Ahmad Afifudin, Sp.M(K), M.Kes M.Kes Bagian Ilmu Penyakit Mata Bagian Ilmu Penyakit Mata FK Universitas Hasanuddin FK Universitas Hasanuddin Makasssar Makasssar

ANOMALI REFRAKSI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANOMALI REFRAKSI

ANOMALI REFRAKSI

DR. dr. Ahmad Afifudin, Sp.M(K), M.KesDR. dr. Ahmad Afifudin, Sp.M(K), M.Kes

Bagian Ilmu Penyakit Mata Bagian Ilmu Penyakit Mata

FK Universitas Hasanuddin MakasssarFK Universitas Hasanuddin Makasssar

2012 2012

Page 2: ANOMALI REFRAKSI

Refraksi : Suatu fenomena alam Suatu fenomena alam sinar yang melalui sinar yang melalui

1 medium ke medium lain 1 medium ke medium lain perubahan perubahan arah arah pembiasanpembiasan

Syarat refraksiSyarat refraksi

1. Media yg dilalui : indeks bias berbeda.1. Media yg dilalui : indeks bias berbeda.

2. Arah datang sinar : miring / 2. Arah datang sinar : miring / membentuk sudut terhadap sumbu normal membentuk sudut terhadap sumbu normal permukaan mediapermukaan media

Page 3: ANOMALI REFRAKSI

Jalannya sinar Jalannya sinar kaidah fisika :kaidah fisika :

a. a. sinar dari medium dgn IB rendah sinar dari medium dgn IB rendah ke tinggi : dibiaskan ke tinggi : dibiaskan mendekatimendekati sumbu normal.sumbu normal.

b. sinar dari medium dgn b. sinar dari medium dgn IB IB tinggi ke rendah : dibiaskan tinggi ke rendah : dibiaskan menjauhimenjauhi sumbu normal. sumbu normal.

c. sinar sejajar/berimpit dgn c. sinar sejajar/berimpit dgn sumbu normal pd permukaan sumbu normal pd permukaan rata/ rata/ melengkung : melengkung : tidak dibiaskantidak dibiaskan

Page 4: ANOMALI REFRAKSI

a b c

Page 5: ANOMALI REFRAKSI

Pembiasan : berlaku pada mata Pembiasan : berlaku pada mata sinar2 // sinar2 // sblm difokuskan di retina sblm difokuskan di retina melaluimelalui udara, kornea, humor aquous, lensa, korpus udara, kornea, humor aquous, lensa, korpus vitreus.vitreus.

Indeks bias : Indeks bias : Udara Udara : 1,00: 1,00KorneaKornea : 1,37: 1,37HAHA : 1,33: 1,33LensaLensa : 1,40: 1,40VitreusVitreus : 1,33: 1,33

Page 6: ANOMALI REFRAKSI

Media Refrakta mata Media Refrakta mata Kornea s/d vitreus : 58 Kornea s/d vitreus : 58 – 60 Dioptri.– 60 Dioptri.

Kornea 48D, Lensa 10D tanpa akomodasi.Kornea 48D, Lensa 10D tanpa akomodasi.

Kekuatan refraksi total pd mata normal Kekuatan refraksi total pd mata normal → → memfokuskan sinar yg berjarak 23 mm dari memfokuskan sinar yg berjarak 23 mm dari permukaan depan kornea → permukaan depan kornea → emetropemetrop

Sinar2 sejajar aksis visual mengalami Sinar2 sejajar aksis visual mengalami pembiasan di dalam media refrakta pembiasan di dalam media refrakta kecualikecuali yang mengenai pusat kurvatur kornea dan lensayang mengenai pusat kurvatur kornea dan lensa

Page 7: ANOMALI REFRAKSI

Refraksi Mata

Terdiri atas 2 bentuk :Terdiri atas 2 bentuk :

1. Refraksi normal ( emetrop )1. Refraksi normal ( emetrop )

2. Anomali Refraksi ( Ametrop ):2. Anomali Refraksi ( Ametrop ):

a. Miopa. Miop

b. Hipermetropb. Hipermetrop

c. Astigmatc. Astigmat

Page 8: ANOMALI REFRAKSI

EMETROP

Suatu keadaan refraksi mata sinar-sinar sejajar aksis visual masuk ke mata melalui media refrakta di fokus pd satu titik tepat di retina tanpa akomodasi.

Hal ini terjadi karena :

1. Kekuatan refraksi mata sesuai panjang

aksis visual mata

2. Permukaan kurvatur kornea dan lensa berbentuk

sferis

Page 9: ANOMALI REFRAKSI

Dengan optotyp Snellen Dengan optotyp Snellen memberikan hasil visus 5/5 memberikan hasil visus 5/5

Jalannya sinar :Jalannya sinar :

Page 10: ANOMALI REFRAKSI

ANOMALI REFRAKSI Suatu keadaan dimana media refrakta tidak dapat membiaskan sinar-sinar sejajar aksis visual Suatu keadaan dimana media refrakta tidak dapat membiaskan sinar-sinar sejajar aksis visual

pada satu titik tepat di retina.pada satu titik tepat di retina. Dikenal sbg AMETROP, terdiri dari : miop, hipermetrop, astigmatDikenal sbg AMETROP, terdiri dari : miop, hipermetrop, astigmat Dapat terjadi karena adanya :Dapat terjadi karena adanya : - perubahan kurvatur ( ametrop kurvatur )- perubahan kurvatur ( ametrop kurvatur ) - perubahan indeks bias ( ametrop indeks )- perubahan indeks bias ( ametrop indeks ) - perubahan aksis ( ametrop aksial )- perubahan aksis ( ametrop aksial ) Kaidah pembiasan sinar tetap berlakuKaidah pembiasan sinar tetap berlaku Pada tes ketajaman Pada tes ketajaman hasil visus <5/5 hasil visus <5/5

Page 11: ANOMALI REFRAKSI

MIOP Suatu kelainan refraksi Suatu kelainan refraksi sinar2 sejajar aksis sinar2 sejajar aksis

visual tanpa akomodasi difokuskan pada satu titik visual tanpa akomodasi difokuskan pada satu titik di di depandepan retina. retina.

Terjadi oleh karena :Terjadi oleh karena : -kekuatan refraksi mata terlalu -kekuatan refraksi mata terlalu kuat kuat dibanding dibanding jarak fokus retinajarak fokus retina

-permukaan kurvatur kornea dan lensa berbentuk -permukaan kurvatur kornea dan lensa berbentuk sferis sferis garis2 meridian refraksi yang tak garis2 meridian refraksi yang tak terhingga jumlahnya mempunyai kekuatan terhingga jumlahnya mempunyai kekuatan refraksi yang sama besarrefraksi yang sama besar

Page 12: ANOMALI REFRAKSI

Pada tes ketajaman Pada tes ketajaman hasil visus <5/5 hasil visus <5/5 Jalannya sinar :Jalannya sinar :

Page 13: ANOMALI REFRAKSI

Pembagian miop: Berdasarkan perkembangan bentuk klinik:Berdasarkan perkembangan bentuk klinik: 1. 1. Miop statik/miop simpelMiop statik/miop simpel - cenderung menetap/bertambah sedikit- cenderung menetap/bertambah sedikit - jarang melebihi 6 Dioptri- jarang melebihi 6 Dioptri

2. 2. Miop progressif/miop malignantMiop progressif/miop malignant - bersifat herediter(resesif)- bersifat herediter(resesif) - manifestasi sangat cepat- manifestasi sangat cepat - bisa mencapai 20 D,25 D, 30 D- bisa mencapai 20 D,25 D, 30 D - berhubungan dgn perubahan degeneratif pada - berhubungan dgn perubahan degeneratif pada koroid,retina yang menimbulkan gangguan visuskoroid,retina yang menimbulkan gangguan visus

Page 14: ANOMALI REFRAKSI

Berdasarkan derajatnya:Berdasarkan derajatnya:

1. Miop levior/miop ringan : < 3 D1. Miop levior/miop ringan : < 3 D

2. Miop moderat/miop sedang : 3-6 D2. Miop moderat/miop sedang : 3-6 D

3. Miop gravior/miop berat : > 6 D3. Miop gravior/miop berat : > 6 D

Berdasrkan kausanya :Berdasrkan kausanya :

1. 1. Miop kurvaturMiop kurvatur : :

lengkung nurvatur bertambah melebihilengkung nurvatur bertambah melebihi

normal.normal.

Terdapat padaTerdapat pada :keratoglobus,keratokonus, :keratoglobus,keratokonus,

intumescen lensa.intumescen lensa.

Page 15: ANOMALI REFRAKSI

2. 2. Miop indeksMiop indeks:: bertambahnya indeks refraktif media bertambahnya indeks refraktif media

refrakta.refrakta. Terdapat padaTerdapat pada : : subluksasi lensa subluksasi lensa

antrerior, sklerosis nuclear lensa, DM tak antrerior, sklerosis nuclear lensa, DM tak terkontrol.terkontrol.

3. 3. Miop aksialMiop aksial : : bertambahnya jarak antara kornea dan bertambahnya jarak antara kornea dan

fokus bayangan retina.fokus bayangan retina. Terdapat pada :Terdapat pada : makroftalmi, stafiloma makroftalmi, stafiloma

polus posteriorpolus posterior

Page 16: ANOMALI REFRAKSI

Pembagian lain :Pembagian lain :

1. Miop primer/miop fisiologis1. Miop primer/miop fisiologis

2. Miop sekunder :2. Miop sekunder :

disebabkan penyakit pada dinding bola matadisebabkan penyakit pada dinding bola mata

Jenis lain : Pseudo MiopJenis lain : Pseudo Miop

umumnya disebabkan spasme m. ciliar umumnya disebabkan spasme m. ciliar sinar sinar sejajar difokuskan di depan retinasejajar difokuskan di depan retina

Page 17: ANOMALI REFRAKSI

Gejala klinik Penglihatan jauh kabur, penglihatan dekat Penglihatan jauh kabur, penglihatan dekat

jelasjelas Bilik mata depan dalamBilik mata depan dalam Pupil midriasisPupil midriasis Oftalmoskopi :Oftalmoskopi :

- miop cresent, pada sisi temporal N. - miop cresent, pada sisi temporal N. optik , bila progressif tampak di optik , bila progressif tampak di sekelilingsekeliling

papilla papilla

Page 18: ANOMALI REFRAKSI

Pengobatan miop Koreksi / perbaiki visus dengan jalan :Koreksi / perbaiki visus dengan jalan : - menetralisir kelebihan kekuatan refraksi- menetralisir kelebihan kekuatan refraksi - mengurangi kekuatan refraksi- mengurangi kekuatan refraksi

Dilakukan dgn cara :Dilakukan dgn cara : 1. Netralisasi kelebihan kekuatan refraksi :1. Netralisasi kelebihan kekuatan refraksi : menggunakan menggunakan lensa sferis concav terkecil lensa sferis concav terkecil dioptrinyadioptrinya yg memberikan visus terbaik. yg memberikan visus terbaik. Dalam bentuk : - kaca mataDalam bentuk : - kaca mata - lensa kontak- lensa kontak

Page 19: ANOMALI REFRAKSI

2. Mengurangi derajat kelengkungan kurvatur kornea2. Mengurangi derajat kelengkungan kurvatur kornea

dgn :dgn :

- keratotomy radier ( mengoreksi 2,50 D )- keratotomy radier ( mengoreksi 2,50 D )

- keratomileusis miop- keratomileusis miop

- FRK ( Foto Refraktif Keratektomi )- FRK ( Foto Refraktif Keratektomi )

- LASIK ( Laser Insitu Keratektomi )- LASIK ( Laser Insitu Keratektomi )

- Clear lens extraction- Clear lens extraction

3. Mengurangi kelebihan kekuatan refraksi :3. Mengurangi kelebihan kekuatan refraksi :

- Ekstraksi lensa ( pd miop berat )- Ekstraksi lensa ( pd miop berat )

- Ekstraksi lensa dgn Intra Oculer Lens (miop berat)- Ekstraksi lensa dgn Intra Oculer Lens (miop berat)

Page 20: ANOMALI REFRAKSI

Komplikasi miop Strabismus konvergenStrabismus konvergen Terjadi pada keadaan :Terjadi pada keadaan : - miop berat isometrop (selisih < 3,00 D)- miop berat isometrop (selisih < 3,00 D) Strabismus divergenStrabismus divergen Terjadi pada keadaan :Terjadi pada keadaan : - miop anisometrop (selisih > 3,00 D)- miop anisometrop (selisih > 3,00 D) Pencairan badan kaca (sincytis cyntilans)Pencairan badan kaca (sincytis cyntilans) Ablasi retinaAblasi retina Macular disease ( komplikasi palinmg sering dan sangat Macular disease ( komplikasi palinmg sering dan sangat

penting karena berpengaruh pada ketajaman visus )penting karena berpengaruh pada ketajaman visus )

Page 21: ANOMALI REFRAKSI

HIPERMETROP Suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar aksis Suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar aksis

visual tanpa akomodasi difokuskan pada satu titik di visual tanpa akomodasi difokuskan pada satu titik di belakangbelakang retina. retina.

Terjadi oleh krn :Terjadi oleh krn : - kekuatan refraksi mata terlalu - kekuatan refraksi mata terlalu lemahlemah dibanding jarak dibanding jarak fokus retina (aksis visual)fokus retina (aksis visual) - permukaan kurvatur kornea dan lensa harus berbentuk- permukaan kurvatur kornea dan lensa harus berbentuk sferis dimana garis2 meridian yang tak terhingga sferis dimana garis2 meridian yang tak terhingga

jumlahnya semuanya punya kekuatan refraksi yg sama jumlahnya semuanya punya kekuatan refraksi yg sama besarnya.besarnya.

Page 22: ANOMALI REFRAKSI

Dengan optotyp Snellen Dengan optotyp Snellen hasl visus <5/5 hasl visus <5/5

Jalannya sinar :Jalannya sinar :

Page 23: ANOMALI REFRAKSI

Pembagian hipermetrop Berdasarkan klinik :Berdasarkan klinik :

1. Hipermetrop total1. Hipermetrop total

- tanpa akomodasi- tanpa akomodasi

- diperoleh dgn cara melumpuhkan m. ciliar- diperoleh dgn cara melumpuhkan m. ciliar

dgn siklopegikdgn siklopegik

2. Hipermetrop manifest2. Hipermetrop manifest

- dgn akomodasi- dgn akomodasi

- diperoleh tanpa melumpuhkan m. ciliar- diperoleh tanpa melumpuhkan m. ciliar

Page 24: ANOMALI REFRAKSI

Hipermetrop manifest tdd :Hipermetrop manifest tdd : a. Hipermetrop manifest fakultatif :a. Hipermetrop manifest fakultatif : - akomodasi mata mampu memfokuskan sinar- akomodasi mata mampu memfokuskan sinar sejajar aksis visual tepat di retina.sejajar aksis visual tepat di retina. - ketajaman visus yg diperoleh:5/5 tanpa koreksi- ketajaman visus yg diperoleh:5/5 tanpa koreksi

b. Hipermetrop manifest absolut :b. Hipermetrop manifest absolut : - akomodasi mata tidak mampu memfokuskan - akomodasi mata tidak mampu memfokuskan sinar tepat di retinasinar tepat di retina - ketajaman visus yg diperoleh:<5/5, dgn koreksi- ketajaman visus yg diperoleh:<5/5, dgn koreksi lensa sferis konveks diperoleh visus 5/5lensa sferis konveks diperoleh visus 5/5

Page 25: ANOMALI REFRAKSI

3. Hipermetrop latent ( Hl )3. Hipermetrop latent ( Hl )

- diperoleh dari selisih antara hipermetrop- diperoleh dari selisih antara hipermetrop

total (Ht) dan hipermetrop manifest (Hm),total (Ht) dan hipermetrop manifest (Hm),

rumus : rumus :

Ht = Hm + HlHt = Hm + Hl

-- besarnya Hm dan Hl tdk konstan tgt umurbesarnya Hm dan Hl tdk konstan tgt umur

dan kegiatan akomodasi seseorang.dan kegiatan akomodasi seseorang.

Page 26: ANOMALI REFRAKSI

Berdasarkan kausanya :Berdasarkan kausanya :

1. 1. Hipermetrop kurvaturHipermetrop kurvatur

- disbbkan lengkung kurvatur media refrakta berkurang- disbbkan lengkung kurvatur media refrakta berkurang

- ditemukan pd : kornea yg datar- ditemukan pd : kornea yg datar

2. 2. Hipermetrop indeksHipermetrop indeks

- disbbkan berkurangnya indeks refraksi- disbbkan berkurangnya indeks refraksi

- ditemukan pd : subluksasi lensa post., - ditemukan pd : subluksasi lensa post.,

dislokasi lensa, afakia, lensa tipisdislokasi lensa, afakia, lensa tipis

3. 3. Hipermetrop aksialHipermetrop aksial

- disbbkan berkurangnya jarak kornea dan fokus bay.- disbbkan berkurangnya jarak kornea dan fokus bay.

retinaretina

- ditemukan pd : mikroftalmi, ablasi retina- ditemukan pd : mikroftalmi, ablasi retina

Page 27: ANOMALI REFRAKSI

Gejala klinik Sebagian bsr tanpa keluhanSebagian bsr tanpa keluhan Biasanya penglihatan jauh baik, penglihatan dkt Biasanya penglihatan jauh baik, penglihatan dkt

memberi gejala astenopia akomodatif :memberi gejala astenopia akomodatif : - rasa nyeri di mata/atas mata- rasa nyeri di mata/atas mata - rasa sakit kepala bag. Frontal/Occipital- rasa sakit kepala bag. Frontal/Occipital - keluhan neuralgia- keluhan neuralgia - lakrimasi- lakrimasi - fotofobi- fotofobi - rasa terbakar dan berat di mata- rasa terbakar dan berat di mata BMD dangkalBMD dangkal Funduskopi : pseudopapil edemFunduskopi : pseudopapil edem

Page 28: ANOMALI REFRAKSI

Pengobatan hipermetrop 1. Menambah kekuatan dioptri dgn 1. Menambah kekuatan dioptri dgn lensa sferis lensa sferis

konveks (positif) terkuatkonveks (positif) terkuat → visus terbaik,dlm→ visus terbaik,dlm bentuk : kaca mata, lensa kontak, IOLbentuk : kaca mata, lensa kontak, IOL

2. Menambah derajat lengkung / curvatur lensa2. Menambah derajat lengkung / curvatur lensa brp tindakan : Epikeratopakia, keratomileusis, brp tindakan : Epikeratopakia, keratomileusis, keratopakia,komb. keratopaki & keratomileusiskeratopakia,komb. keratopaki & keratomileusis

Komplikasi hipermetropKomplikasi hipermetrop Strabismus konvergenStrabismus konvergen Glaukoma sekunderGlaukoma sekunder

Page 29: ANOMALI REFRAKSI

ASTIGMAT Suatu kelainan refraksi dmn tiap meridian kurvatur Suatu kelainan refraksi dmn tiap meridian kurvatur

mempunyai kekuatan refraksi yg berbeda mempunyai kekuatan refraksi yg berbeda → sinar2 → sinar2 sejajar tdk difokuskan pd satu titiksejajar tdk difokuskan pd satu titik

Terjadi karena :Terjadi karena :

- permuk. Kurvatur kornea dan lensa tdk berbentuk- permuk. Kurvatur kornea dan lensa tdk berbentuk

sferis → menyerupai cilindersferis → menyerupai cilinder

● ●diantara semua meridian refraksi ada 2 meridian diantara semua meridian refraksi ada 2 meridian

utama (prinsipel meridian) yg tegak lurusutama (prinsipel meridian) yg tegak lurus

● ●dikenal sbg : dikenal sbg : astigmat regulerastigmat reguler

Page 30: ANOMALI REFRAKSI

- permuk. kurvatur tdd meridian refraksi yg permuk. kurvatur tdd meridian refraksi yg

jmlhnya tak terhingga dan tiap grs meridian jmlhnya tak terhingga dan tiap grs meridian tdpt titik refraksi yg tdk sama kuat tdpt titik refraksi yg tdk sama kuat → mem→ mem

fokuskan sinar // pd berbagai titik,bayanganfokuskan sinar // pd berbagai titik,bayangan

yg terbentuk bukan garisyg terbentuk bukan garis

● ● dikenal sbg : dikenal sbg : astigmat iregulerastigmat ireguler

Page 31: ANOMALI REFRAKSI

Astigmat reguler Sinar2 // aksis visual difokuskan pd titik dlm btk Sinar2 // aksis visual difokuskan pd titik dlm btk

satu garis di belakang korneasatu garis di belakang kornea

Terutama disbbkan o/ kelainan kurvatur korneaTerutama disbbkan o/ kelainan kurvatur kornea

Pembagian :Pembagian : a. berdsrkan letak/posisi prinsipel meridian :a. berdsrkan letak/posisi prinsipel meridian : 1. astigmat with the rule1. astigmat with the rule 2. astigmat against the rule2. astigmat against the rule 3. astigmat obliq ( jrg ditemukan )3. astigmat obliq ( jrg ditemukan )

Page 32: ANOMALI REFRAKSI

b. berdsrkan letak fokus bay./sinar kedua prinsipelb. berdsrkan letak fokus bay./sinar kedua prinsipel meridian : meridian :

1. simpel astigmat:1. simpel astigmat: - simpel miop astigmat - simpel miop astigmat → koreksi: lensa C (-)→ koreksi: lensa C (-) - simpel hipermetrop astig. → koreksi : C (+)- simpel hipermetrop astig. → koreksi : C (+) 2. compound astigmat :2. compound astigmat : - compound miop astig. - compound miop astig. → koreksi : S(-) C(-)→ koreksi : S(-) C(-) - compound hipermetrop astig. → koreksi : - compound hipermetrop astig. → koreksi : S(+) C(+)S(+) C(+) 3. mixed astigmat3. mixed astigmat koreksi : - Lensa S (-) C (+)koreksi : - Lensa S (-) C (+) - Lensa S (+) C (-)- Lensa S (+) C (-)

Page 33: ANOMALI REFRAKSI

Astigmat ireguler Sinar2 // aksis visual difokuskan pd titik Sinar2 // aksis visual difokuskan pd titik

berbeda2, tdk teratur di blkg korneaberbeda2, tdk teratur di blkg kornea Terutama o/ kelainan curvatur kornea dan Terutama o/ kelainan curvatur kornea dan

lensalensa Meridian bentuknya bukan sferis, bukan Meridian bentuknya bukan sferis, bukan

cilindercilinder Koreksi: - tdk mgkn dengan lensa Sferis Koreksi: - tdk mgkn dengan lensa Sferis

dandan lensa cilinder atau kombinasilensa cilinder atau kombinasi - hanya dapat dilakukan dgn cara- hanya dapat dilakukan dgn cara merubah btk permuk. media refr.merubah btk permuk. media refr. dgn Hard contact lensdgn Hard contact lens

Page 34: ANOMALI REFRAKSI

Gejala astigmat

Penglihatan jauh dan dekat kaburPenglihatan jauh dan dekat kabur Gejala sangat bervariasi, bisa seperti Gejala sangat bervariasi, bisa seperti

astenopiaastenopia Oftalmoskopi : papil N.optik bentuk ovalOftalmoskopi : papil N.optik bentuk oval

Page 35: ANOMALI REFRAKSI

Keadaan2 mata dimana astigmat dapat terjadi : Mata normal Mata normal → 0,25 D→ 0,25 D KeratoconusKeratoconus Post op katarakPost op katarak Post keratoplastiPost keratoplasti Jaringan Parut korneaJaringan Parut kornea PterigiumPterigium KalazionKalazion Post trauma korneaPost trauma kornea Subluksasi lensaSubluksasi lensa

Page 36: ANOMALI REFRAKSI