13
. Perkampungan asli rumah adat batak karo RUMAH ADAT BATAK KARO Suku bangsa Batak terbagi atas 6 anak suku, yaitu Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Setiap suku memiliki seni arsitektur yang menarik.Rumah Adat Karo Sumatera Utara ini dikenal juga sebagai rumah adat Siwaluh Jabu.Siwaluh Jabu memiliki pengertian sebuah rumah panjang yang didiami Provinsi Sumatera Utara beribukota Medan, Terletak antara 10 - 40 LU, 980 - 1000 B.T. Batas wilayahnya sebelah utara provinsi Aceh dan Selat Sumatera, sebelah barat berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat dan Riau, sedangkan sebelah Timur di batasi oleh Selat Sumatera. Karena kondisi geografis daerahnya yang bergunung-gunung menyebabkan suku Batak terbagi atas 6 anak suku, yaitu Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Toba, LOKASI OBJEK ARSITEKTUR Peta lokasi suku batak karo Sumber:google.com

Arsitektur Nusantara Tugas Besar Kelompok Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ARSITEKTUR

Citation preview

.

.

Perkampungan asli rumah adat batak karo

Sumber:karo-news.blogspot.com

RUMAH ADAT BATAK KARO

Suku bangsa Batak terbagi atas 6 anak suku, yaitu Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Setiap suku memiliki seni arsitektur yang menarik.Rumah Adat Karo Sumatera Utara ini dikenal juga sebagai rumah adat Siwaluh Jabu.Siwaluh Jabu memiliki pengertian sebuah rumah panjang yang didiami delapan keluarga.Masing-masing keluarga memiliki peran tersendiri di dalam rumah tersebut.Selain itu rumah batak karo juga banyak dihiasi oleh ornamen khas seperti tanduk pada atap yang lancip

ARSITEKTUR NUSANTARA- KELOMPOK 7 KELAS B

Provinsi Sumatera Utara beribukota Medan, Terletak antara 10 - 40 LU, 980 - 1000 B.T. Batas wilayahnya sebelah utara provinsi Aceh dan Selat Sumatera, sebelah barat berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat dan Riau, sedangkan sebelah Timur di batasi oleh Selat Sumatera. Karena kondisi geografis daerahnya yang bergunung-gunung menyebabkan suku Batak terbagi atas 6 anak suku, yaitu Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Perkampungan suku batak karo sendiriberada disisi utara berbatasan langsung dengan kota medan dan suku simalungung maupun suku pak pak.

LOKASI OBJEK ARSITEKTUR

Peta lokasi suku batak karo

Sumber:google.com

MUATAN/ KANDUNGAN FILOSOSFI PADA RUMAH BATAK KARO

Rumah adat bagi orang Batak didirikan bukan hanya sekedar tempat bemaung dan berteduh dari hujan dan panas terik matahari semata tetapi sebenanya sarat dengan nilai filosofi yang dapat dimanfaatkan sebagai pedoman hidup.Beragam pengertian dan nilai luhur yang melekat dan dikandung dalam rumah adat tradisionil yang mestinya dapat dimaknai dan dipegang sebagai pandangan hidup dalam tatanan kehidupan sehari-hari dalam rangka pergaulan antar individu.Seperti hal nya pada rumah adat batak karo ini yang mana dalam satu rumah didiami oleh sekitar 8 keluarga yang harus saling berbagi ruang.Masing-masing keluarga dalam rumah adat menjaga keluarga masing-masing, tidak saling mengganggu.Seperti memasak, melakukan sesatu, bahkan melintasi sudut-sudut milik keluarga lainnya. Terlebih laki-laki, jika mereka melintasi kawasan keluarga lainnya, pandangannya harus tetap terjaga memandang ke depan. Mata tidak boleh menoleh ke kiri dan ke kanan, apalagi sampai menoleh ke sekat-sekat wilayah keluarga lain. Dia hanya boleh melihat ke wilayah dimana dia tinggal. Tutur kata, cara berbicara harus tetap terjaga. Terlebih malam hari, karena jangan sampai mengganggu privacy tetangga.Hampir semua aturan tinggal di rumah adat Karo tidak tertulis, namun ditaati, sebagai sebuah aturan adat istiadat yang harus dijunjung tinggi.

Nilai kebersamaan dalam suku karo

Sumber: sejarahkaro.blogspot.com

Penafsiran Makna dan simbolisme

ARSITEKTUR NUSANTARA- KELOMPOK 7 KELAS B 2 KAJIAN OBJEK ARSITEKTUR RUMAH ADAT BATAK KARO

KAJIAN PERTAPAKANA

Suku batak karo bertempat tinggal di ujung utara danau dipisahkan deretan perbukitan. Susunan perkampungan suku batak karo memiliki kesamaan dengan perkampungan suku batak toba yaitu mengikuti pola berbanjar dua. Desanya disebut lumban/ huta yang dilengkapi 2 pintu gerbang (bahal) di sisi barat dan timur.

Sekeliling kampong dipagar batu setinggi 2.00 m, yang disebut parik.Di setiap sudut dibuat menara untuk mengintai musuh.Menurut sejarahnya, antar sesama suku Batak sering sekali berperang.Itu sebabnya bentuk kampungnya menyerupai benteng.

Pola: berbanjar dua (huta-sopo)

orientasi: pintu masuk berada pada sisi barat dan selatan

Ruang antara 2 banjar digunakan sebagai ruang bersama saat menggelar upacara adat dan kegiatan lainnya

Perkampungan suku karo

Sumber: sejarahkaro.blogspot.com

Pola penataan lumban yang terlindungi dengan pagar yang kokoh, dengan dua gerbang yang mengarah barat-timur, menunjukkan bahwa masyarakat Batak, memiliki persaingan dalam kehidupan kesehariannya. Hal ini juga dikarenakan lokasi perkampungan antar suku batak yang berdekatan. Oleh karena itu pernataan perkampungan karo ini cenderung menyerupai benteng.

Penafsiran Makna dan simbolisme ARSITEKTUR NUSANTARA- KELOMPOK 7 KELAS B

Pada penataan bangunan yang sangat menghargai keberadaan sopo, yaitu selalu berhadapan dengan ruma.Hal ini menunjukkan pola kehidupan masyarakat Batak Toba yang didominasi oleh bertani, dengan padi sebagai sumber kehidupan yang sangat dihargainya. Hal ini juga ditunjang dengan kondisi geografis dari perkampungan karo yang berada di pegungan.

Di dalam lumban, terdapat beberapa ruma dan sopo yang tertata secara linear. Beberapa ruma tersebut menunjukkan kekerabatan yang sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari cara masing masing keluarga tetap menjaga kerukunan dalam berbagi ruang pada setiap rumah adat karo

KAJIAN STRUKTURB

Rumah adat suku batak karo

Sumber:google.com

Rumah adat suku batak karo

Sumber:google.com

Rumah Karo biasanya ditopang oleh 16 tiang bulat berdiameter 40 cm, yang disilang oleh balok-balok bulat. Delapan tiang mendukung struktur atap dan delapan lainnya menopang lantai rumah. Hubungan tiang dan balok dengan system purus dan lubang yang diperkuat dengan pasak. Di masa lalu untuk pemilihan kayu diperlukan ritual panjang. Jenis kayu yang boleh digunakan adalah:

kayu Ndrasi, diyakini menjauhkan keluarga yang tinggal di rumah tersebut tidak mendapat sakit.

kayu Ambartuah, dipakai supaya mereka diberi tuah, ataupun kesejahteraan hidup. kayu Sibernaik, dipakai untuk mendoakan kemudahan rezeki.

ARSITEKTUR NUSANTARA- KELOMPOK 7 KELAS B Bagian kolong rumah terdiri atas batu palas (pondasi segi empat), tiang-tiang berbentuk persegi 8 di tanam dalam palas. Batu palas sendiri merupakan batu kali yang besar dengan diameter 60 cm dan panjang 80 cm. Pemasangan batu palas sebagai batu pondasi ini mirip dengan pembuatan pondasi umpak yang sering digunakan pada rumah panggung. Batu palas yang sering digunakan biasanya ditanam setengah dari panjang batu. Pada bagian atas batu palas yang menyembul keluar biasanya di buat lubang sesuai dengan ukuran dari ujung tiang bangunan. Tiangnya diruncingkan dengan membentuk segi delapan, agar bisa menancap ke dalam batu dan tidak mudah goyah. Pada lubang pondasi kemudian dimasukan

1. “Belo cawir “ Daun sirih

2. “Besi mersik” sejenis besi yang keras rapuk

Balok-balok pemayang yang mengikat tiang-tiang serta tangga bambu. Bagian badan rumah meliputi derpih (dinding) yang dipasang miring pada dapur, hal ini dilakukan agar asap dari dapur mudah keluar. Junjungan derpih, suhi (sudut dinding)terletak di tepi dapur-dapur untuk memikul junjungan derpik, labah dari papan tebak untuk jalan keluar masuk, kembing untuk bantalan lantai di atas awit-awit, dan terakhir lantai papan di atas awit-awit.

Gambar dasar batak karo

Sumber:google.com

Detail kolom rumah adat suku karo

Sumber:google.com

ARSITEKTUR NUSANTARA- KELOMPOK 7 KELAS B Bagian atap terdiri atas paranegeng terletak di atas tiang. Buang para tempat menggantung para atau tempat menyimpan kayu bakar dan hasil panen agar cepat kering, buang para terletak persis di atas dapur. kite kucing balok tumpuan tunlangit diatas tekang, tekang balok pemikul melintanga diatas tiang, gulung-gulung kayu tumpuan kap di atas tekang, perogkil (rusuk sebelah cucuran), rangka atap ijuk dari bamboo belah, gording bamboo dan atap ijuk disusun setebal 20 cm dan diikat dengan tali ijuk. Jarak antar bamboo sebesar 4 cm. Bagian terendah dari atap pertama ditanami tanaman menjalar pada semua dinding, berfungsi sebagai penahan hujan deras. Ujung dari atap yang menonjol ditutup dengan tikar bambu yang indah. Fungsi utama dari ujung atap yang menonjol ini adalah untuk memungkinkan asap keluar dari tungku dalam rumah.

ARSITEKTUR NUSANTARA- KELOMPOK 7 KELAS B

Struktur rumah adat suku karo

Sumber:google.com

Setelah ketiga bagian utama rumah diatas selesai, barulah dipasang lambe-lambe (ayo rumah) dan tanduk kerbau. Terakhir membuat beranda depan (ture julu) dan beranda belakang (ture jahe) serta erdan (tangga dari bamboo).Ture terbuat dari bamboo juga dengan diameter 15 cm, tinggi ture 1.5 m dari tanah. Terdapat delapan jendela, empat di kanan dan kiri bangunan, sedang empat lagi ada di depan dan belakang.

Erdan pada rumah adat suku karo

Sumber:google.com

1.

KAJIAN PERSOLEKANC

Ornamen pada rumah adat karo merupakan suatu desain tradisional yang bernilai tinggi, berkaitan dengan kepercayaan masyarakat dan juga sebagai Simbol dan Kearifan Lokal. Oornamen pada rumah adat karo dibuat atau diletakkan pada bagian depan rumah (ayo-ayo), bagian dapur (dapur-dapur), dan pada bagian dinding(derpih). Selain itu pada atap rumah pasti akan deiletakkan dua atau empat kepala kerbau lengkap dengan tanduknya, kepala dan tanduk kerbau ini dipercaya sebagai lambang kekuatan pada masyarakat karo.

Ornamen Pengeret – eret

Seperti gambar disamping, pengeret – eret berbentuk cicak dengan dua kepala ke arah kanan dan kiri. Ornament ini berfungsi sebagai kekuatan untuk menolak bala, ancaman dari roh jahat terhadap penghuni/pemilik rumah dan juga untuk persatuan keluarga. Ornament ini terbuat dari anyaman ijuk dan diikatkan kebagian dinding depan rumah sebagai pengganti dari paku.

1

ARSITEKTUR NUSANTARA- KELOMPOK 7 KELAS B Ornamen Tapak Raja Sulaiman

Tapak sulaiman bermotif geometris yang membentuk segi empat dan disetiap sisinya membentuk simpul. Nama ornament ini diambil dari nama seorang raja yang dianggap sakti, dihormati dan ditakuti oleh makhluk – makhluk jahat. Ornamen Tapak Raja Sulaiman dipercaya dapat menolong masyarakat karo agar terhindar dari ancaman niat jahat, baik yang datang secara nyata maupun tidak nyata. Ornamen ini memilikimakna kekeluargaan dan kekuatan.

2

Ornamen Tupak Salah silima – lima

Motif ornamen berupa garis menyilang yang membentuk gambar bintang di langit. Ornamen ini melambangkan kekeluargaan merga silima sebagai sistem sosial masyarakat Karo yang utuh dan dihormati. Kesatuan dimaknai sebagai kekuatan karena kekuatan masyarakat Karo pada hakikatnya terletak pada kebersamaan yang dibangun. Kelima merga tersebut adalah merga induk yang diikat oleh struktur sosial dan tak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ornamen tak lain sebagai penolak niat jahat dari adanya keinginan yang hendak mengganggu keutuhan merga silima.

3

ARSITEKTUR NUSANTARA- KELOMPOK 7 KELAS B

ARSITEKTUR NUSANTARA- KELOMPOK 7 KELAS B

Ornamen Desa Siwaluh

Bentuknya bergeometris, membentuk seperti bintang dengan delapan bagian yang berfungsi sebagai penunjuk arah mata angin, ornament ini juga berfungsi untuk menentukan arah yang baik dan buruk. Kedelapan penjuru mata angin tersebut adalah sebagai berikut :

4

Purba : Timur,

Aguni : tenggara

Daksina : selatan

Nariti : barat daya

Pustima : barat

Mangabiya : barat laut

Utara : utara

Irisen : timur laut

Ornamen Bindu Matagah

Bentuk dasarnya berupa gambar garis yang membentuk garis silang dan memutar semua garis tersebut saling terhubung, simbol ini berfungsi untuk menyingkirkan hal – hal yang tidak baik, agar terhindar dari binatang buas . Bindu Matagah juga adalah simbol dari istri Raja Sulaiman yang ada hubungannya dengan kekuatan batin.

5

ARSITEKTUR NUSANTARA- KELOMPOK 7 KELAS B

Selain ornamen – ornamen di atas masyarakat karo juga masih memiliki banyak ornamen lainnya seperti :

Ornamen Ipen-ipen, Ornamen Para-para/Gundur Mangalata, Oranamen Tanduk Kerbo Payung, Oranamen Bendi-bendi, Ornamen Tampuk-tampuk Pinang, Ornamen Pucuk Merbung, Ornamen Tulak Paku Petundal, Ornamen Tutup Dadu dan Cimba Lau, Ornamen Bindu Matoguh, dan lainnya. Pada masyarakat karo semua ornamen tersebut memiliki makna dan fungsi masing masing dan semua nya itu adalah merupakan lambang/simbol dari kearifan lokal masyarakat karo

Penafsiran Makna dan simbolisme

Dinding rumah terdapat ukiran 5 warna, dengan motif saling kait, yang masing-masing warna pastilah memiliki makna sendiri yang melambangkan keakraban dan kekerabatan antara 5 marga besar dalam suku Batak Karo, yang saling bersaudara, yaitu:

warna Merah adalah simbol marga Ginting, selain itu juga menandakan semangat hidup, sebuah 'mendapatkan-up-dan-pergi', warna yang terlihat pada pakaian tradisional yang digunakan dalam pernikahan.

warna Hitam, milik marga Sembiring, warna kematian ketidaktahuan manusia tentang dibata ini (Tuhan).

warna Putih, milik marga Siangin-Angin (Peranginangin), warna kesucian Allah. warna Biru, milik marga Tarigan warna Kuning Keemasan, milik marga Karo-Karo.

ARSITEKTUR NUSANTARA- KELOMPOK 7 KELAS B

Didapat dari alam

warna

Ornamen

flora

fauna

Inspirasi bentuk

Dipengaruhi oleh:Adat

istiadat

Sebagai implementasi

kecintaan pada keindahan alam, tolak bala, dan

rasa syukur atas nikmat dari yang

kuasa

KAJIAN OBJEK ARSITEKTUR NUSANTARA

RUMAH ADAT BATAK KAROKelompok 7- Kelas A

ELLYSA BELLA SUKMA R. 135060501111053

AGUSTINA LISTIANI

M. YOVA YANUAR 135060507111020

IGNATUS GUIDO S. 135060500111030

FARADILLA K 135060500111027

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA