Asam salisilat

Embed Size (px)

Citation preview

Asam salisilat 1. 2. 3. 4. 5. 6. Disiapkan alat dan bahan. Ditimbang 80 mg asam salisilat. Dimasukkan dalam Erlenmeyer. Ditambahkan 15 ml etanol netral Ditambah indikator PP 2-3 tetes . Titrasi dengan NaOH ad merah muda (TAT)

1. Asam salisilat

COOH OH + NaOH

COOH ONa + H2O

1 mol asam salisilat setara dengan 1 mol OHa. Cara 2 = V. N. BE BM perhitungan 1. Asam salisilat a. Cara 1 = V . N . Bst Bs. fk b. Cara 3 : mgrek asam salisilat = mgrek NaOH % kadar 1 = mg/BE = V. N

mg/138,12 = 6,4. O,093 mg = 82,47 = Bobot sampel praktek Bobot sampel teori Asam salisilat (FI III: 57) x 100%

Timbang seksama 3 gram asam salisilat, larutkan dalam 15 ml etanol 95% P hangat yang telah dinetralkan terhadap larutan merah fenol P, tambahkan 20 ml air. Titrasi dengan NaOH 0,5 N menggunakan indikator larutan merah fenol. 1 ml natrium hidroksida 0,5 N setara dengan 69,09 mg C7H6O3. 1. Fenolftalein (1: 675) Nama resmi Nama lain RM/BM : Phenolftalein : Fenolftalein : C20H14O4/318,32

Rumus bangun :

Pemerian

: Serbuk hablur putih, putih atau kekuningan, larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter

Kelarutan Penyimpanan

: Sukar larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P : Dalam wadah tertutup baik.

Kandungan Khasiat Kegunaan : -

: -

: Sebagai larutan indikator.

Pada Farmakope Indonesia IV dijelaskan bahwa asam salisilat merupakan serbuk hablur halus putih, biasanya berbentuk jarum halus, rasa agak manis, tajam dan stabil di udara. Bentuk sintetis warna putih dan tidak berbau. Asam salisilat sukar larut dalam air dan dalam benzena, mudah larut dalam etanol dan dalam eter, larut dalam air mendidih dan agak sukar larut dalam kloroform (Anonim, 1995). Penetapan kadar asam salisilat dapat dilakukan dengan titrasi asam basa dengan menggunakan natrium hidroksida dan indikator fenolftalein. Pada penetapan kadar asam salisilat, reaksi yang terjadi: Asam Salisilat + NaOH > Natrium Salisilat + H2O Pada praktikum kali ini, akan ditentukan kecepatan disolusi dari asam salisilat. Ad apun rumus molekul adalah C7H6O3 dan rumus strukturnya sebagai berikut (Anonim, 1979) :

Dari gambar rumus struktur asam salisilat di atas, terlihat bahwa asam salisilat memiliki gugus polar dan gugus nonpolar. Gugus polarnya adalah gugus OH dan gugus nonpolarnya adalah gugus cincin benzennya. Dari rumus struktur ini dapat dilihat bahwa asam salisilat larut pada sebagian pelarut polar dan sebagian pada pelarut non polar, tetapi sukar larut dengan sempurna pada pelarut polar saja atau pelarut nonpolar saja karena memiliki gugus polar dan nonpolar sekaligus dalam satu gugus. Sehingga otomatis mudah larut pada pelarut semipolar seperti alkohol dan eter. Hal ini sesuai dengan pustaka yang menyebutkan bahwa asam salisilat sukar larut pada air yang merupakan pelarut polar dan benzena yang merupakan pelarut nonpolar tetapi mudah larut pada etanol dan eter yang merupakan pelarut semipolar (Anonim, 1995). 2008 12/20 KATEGORI Farmasi Fisika TAGS Asam Salisilat Disolusi Farmasi Fisika Kelarutan Tulis komentar

Suka Be the first to like this post. 1. Senyo Desember 13th, 2009 REPLY KUTIP Tengkiu TrackBack URLhttp://otetatsuya.w ordpress.com/2008/12/20/kecepatan-disolus

Tulis komentar Komentar RSS Lacak balik ( 0 ) Komentar ( 1 )

1. Belum ada trackback.

Tinggalkan Balasan Cancel replyTop of Form

guest

Enter your comment here...

Guest Masuk Masuk Masuk

Email (required) Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Nama (required) Situs web

You are commenting using your Twitter account. (Keluar)

You are commenting using your Facebook account. (Keluar) Connecting to %s Beritahu saya balasan komentar lewat surat elektronik. Beritahu saya tulisan baru lewat surat elektronik.Kirim Komentar 1308492362 e2c0da8d32Bottom of Form

213

0

InformationChange this sentence and title from admin Theme option page. RSS FEEDTop of Form

Cari

Bottom of Form

Follow my tweets di karangsem gus dapetnya hehe RT @AgusMaythanu: @OteTatsuya amin brow.....,aq tanggal 14-16 juli ujian komunitas...rencana ngalih gae i 2 hours ago tenang uda pake parasut...hehe RT @dethabathacco: Ati" nyungkling k'jurang kak.. Hha. 2 hours ago mandi, melali ke art center 3 hours ago

wah itu yg susah gus RT @GusDeRadit: Maksdq pas jwb pertanyaan benar 3 hours ago @AgusMaythanu tgl 12 juli aku ujian gus. mohon doanya ya..hehe..beh biar durinan kali aj kmu dluan sukses 3 hours ago @AgusMaythanu wah kadene pembokat nyaan milu kul ditu gus hehe..uba kan mengisi liburan ukana. hehe 3 hours ago

Balinese CalendarDesember 2008 S S R K J S M Nov Jan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Flickr Photos

More Photos

Otes Archieve Blogroll All about uBuntu Bebes Journey Blog catalog CNN News Blog Donny Putro Dunia Psikologi

Graphic Design Tutorial and Photography Info Obat-obatan Kumpulan Jurnal Farmasi Kumpulan video Youtube ote on Blogger Wikipedia WordPress.com WordPress.org Graphic Design Tutorial and Photography ote tatsuya design Smashing Magazine Berita Terhangat dan Terbaru Cybernet News Softpedia Wikipedia My Facebook Profile Ote Tatsuyas Design Collection Phoenix Radio Bali

Design

News Site

Ote's Link

Radio on Demand Kategori Tag

Adobe Illustrator Adobe Photoshop Anestesi Artwork Bali Cinta Design diabetes Embun Etnis Farmakokinetik Farmakologi farmasi feeling beautiful Hindu Illustrator israel jangkrik jantung sehat kesehatan kisah cinta Layer love malam MedicineAdd new tag

Mimpi music narsis Obat pacar Pen Tools percaya diri Pindah Agama puisi rembulan rileks romantic sendu senyum SMS lucu tidur nyenyak tips mengusir stress tips tidur usir stressKategori Amazing Video Artwork Gallery

Farmakologi-Toksikologi Farmasi Fisika Healthy Life Kimia Analisis Kisah Hidup Mikrobiologi mySMS gokill mySMS jail mySMS puisi malam News Channel Photography Politik and Religious Tanaman Obat Techno week Tentang Hidup Uncategorized Ungkapan Hati

Awan Kategori Amazing Video Artwork

Gallery Farmakologijail

Toksikologi Farmasi Fisika Healthy Life Kimia Analisis Kisah HidupMikrobiologi mySMS gokill mySMS

malam News ChannelTechno week Tentang Hidup

mySMS puisi

Photography Politik and Religious Tanaman

Obat

Uncategorized Ungkapan Hati

Blog Stats 47,480 hits Plasma Darah, Penjelasan Singkat Obat Kolinergik Kecepatan Disolusi Sebuah Malam, dan Masa Lalu Efek Farmakologis Ibuprofen

Top Posts

Rie and Ote EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale Roxb.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN KOLONI BAKTERI Escherichia coli dan Bacillus subtilis Sampai Kapankah Etnis Hindu Bali akan Bertahan? Obat Diuretika Tapak Dara sebagai Obat Segala Macam Penyakit Penentuan Kadar Quinine dalam Plasma Enzim Laktase Termostabil Lulur Tradisional sebagai Senjata Andalan Kenapa Perempuan lebih Cerewet? Plasma Darah, Penjelasan Singkat

Tulisan Terkini

Komentar TerakhirFahru on 5 fakta Dunia bisri mustofa on Enzim Laktase Termostabil muhior on Duka Mendalam untuk Korban Per isma on Plasma Darah, Penjelasan nia on Farmakokinetika Amoxicill

klik link belowvar s_sid = 628272;var st_dominio = 4; var cimg = 397;var cwi =112;var che =48;

Blog pada WordPress.com. | Theme: monochrome by mono-lab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Zat berkhasiat yang dapat dijadikan sebagai obat penurun demam adalah asetosal. Asam asetil salisilat atau asetosal banyak dijumpai dalam berbagai nama paten, salah satunya yang

terkenal adalah Aspirin. Yang berguna untuk mengurangi rasa sakit, misalnya: sakit kepala, nyeri otot, nyeri tulang, nyeri haid), Menurunkan demam, misalnya: demam setelah imunisasi, Antiradang, misalnya: radang sendi rematoid, radang tulang dan sendi. Seperti halnya obat-obat analgesik yang lain, ia bekerja dengan cara menghambat sintesis prostaglandin. Prostaglandin sendiri adalah suatu senyawa dalam tubuh yang merupakan mediator nyeri dan radang/inflamasi. Ia terbentuk dari asam arakidonat pada sel-sel tubuh dengan bantuan enzim cyclooxygenase (COX). Dengan penghambatan pada enzim COX, maka prostaglandin tidak terbentuk, dan nyeri atau radang pun reda. Prostaglandin juga merupakan senyawa yang mengganggu pengaturan suhu tubuh oleh hipotalamus sehingga menyebabkan demam. Hipotalamus sendiri merupakan bagian dari otak depan kita yang berfungsi sebagai semacam termostat tubuh, di mana di sana terdapat reseptor suhu yang disebut termoreseptor. Termoreseptor ini menjaga tubuh agar memiliki suhu normal, yaitu 36,5 37,5 derajat Celcius. Pada keadaan tubuh sakit karena infeksi atau cedera sehingga timbul radang, dilepaskanlah prostaglandin tadi sebagai hasil metabolisme asam arakidonat. Prostaglandin akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus, di mana hipotalamus akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patokan ini disebabkan karena termostat tadi menganggap bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang setting hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam. Karena itu, untuk bisa mengembalikan setting termostat menuju normal lagi, perlu menghilangkan prostaglandin tadi dengan obat-obat yang bisa menghambat sintesis prostaglandin.

Asetosal dapat mengencerkan darah. Karena asetosal bekerja secara cukup kuat pada enzim COX-1 yang mengkatalisis pembentukan tromboksan dari platelet, suatu keping darah yang terlibat dalam proses pembekuan darah. Penghambatan sintesis tromboksan oleh asetosal menyebabkan berkurangnya efek pembekuan darah. Sehingga, asetosal bahkan dipakai sebagai obat pengencer darah pada pasien-pasien pasca stroke untuk mencegah serangan stroke akibat tersumbatnya pembuluh darah. IMPLIKASI : Karena memiliki efek pengencer darah, maka tentu tidak tepat jika digunakan sebagai obat turun panas pada demam pada penderita demam berdarah. Karena pada demam berdarah sudah ada risiko perdarahan karena berkurangnya trombosit.

1.2

Tujuan Tugas makalah ini dibuat agar lebih memahami tentang Asetosal bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Tugas makalah ini dibuat sebagai persyaratan untuk mengikuti ujian semester ganjil pada mata kuliah Teknologi Farmasi.

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Monografi

merian

: Hablur putih, umumnya seperti jarum atau lempengan tersusun, atau serbuk hablur putih: tidak berbau atau berbau lemah. Stabil diudara kering; didalam udara lembab secara terhadap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat. Warna Bau : Hablur Putih : Tidak berbau atau berbau lemah

arutan

: Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol; larut dalam koroform, dan dalam eter; agak sukar arut dalam eter mutlak. : Lebur1410 sampai 1440

uhu

rbsi

2.2

: Pada pemberian oral, sebagian salisilat diabsorbsi dengan cepat dalam bentuk utuh dalam lambung, tetapi sebagian besar diusus halus bagian atas. Pada pemberian rectal, lebih ambat dan tidak sempurna, sehingga cara ini tidak dianjurkan. Absorbsinya akan lebih cepat dari kulit sehat, terutama bila dipakai sebagai obat gosok atau salep. : Menyebar keseluruh jaringan tubuh dan cairan transelular sehingga ditemukan dalam cairan sinovial, cairan spinal, cairan peritoneal, liur dan air susu. Obat ini mudah menembus sawar darah otak dan sawaruri.

Farmakokinetik

ibusi

anisme Kerja: Salisila terjadi dibanyak jaringan, tetapi yang terutama di mikrosom dan mitokondria hati. : Salisilat dieksresi dalam bentuk metabolit terutama melalui ginjal, sebagian kecil melalui keringa dan empedu.

resi

2.3

Farmakodinamik2.3.1 Dosis Dewasa :

500 - 650 mg setiap 4 jam (maksimal 4 g/hari) Anak-anak: 2 - 3 tahun : 80 - 160 mg setiap 4 jam 4 - 5 tahun : 160 - 240 mg setiap 4 jam 6 - 8 tahun : 240 - 320 mg setiap 4 jam 9 - 10 tahun : 320 - 400 mg setiap 4 jam > 11 tahun : 400 - 480 mg setiap 4 jam 2.3.2 Indikasi Nyeri ringan atau sedang, demam; antiplatelet 2.4.3 Aturan pemakaian: Jangan digunakan bila terlihat kristal jarum pada tablet atau serbuk. 2.4.4 Kontraindukasi Anak dibawah usia 12 tahun dan anak yang sedang disusui (singdrom Reye : karena hubungannya dengan Singdrom Reye, maka sediaan yang mengandung asetosal tidak diberikan pada anak yang berusia di bawah usia 12 tahun; kecuali ada indikasi yang spesifik; misalnya juvenile arthritis Penyakit Still. Penting untuk menjelaskan kepada keluarga bahwa asetosal adalah obat yang tidak cocok untuk anak yang berpenyakit ringan); ulserasi saluran cerna; hemophilia; tidak untuk pengobatan gout. 2.4.5 Peringatan Tidak boleh digunakan pada: Penderita alergi (termasuk asma), tukak lambung (maag), pernah atau sering mengalami perdarahan dibawah kulit. Penderita yang sedang diterapi dengan antikoagulan. Penderita hemofilia dan trombositopenia

Menurunnya fungsi ginjal atau hati ( hindari bila hebat ) Dehidrasi Kehamilan Pasien usia lanjut Defisiensi G6PD

2.4.6

Interaksi Analgesik lain : hindari pemberian bersama dengan AINS lain (meningkatkan efek samping) Antacid dan adsorben : sekresi asetosal dinaikkan pada urin yang biasa Antikoagulan : resiko perdarahan meningkat karena efek anti platelet Antiepileptika : peningkatan efek fenitoin dan valproat Kortikosteroid : resiko perdarahan dan ulserasi saluran cerna meningkat Sitostatika : mengurangi efek sekresi metotraksat (meningkatkan toksisitas) Diuretik : antagonisme efek diuretik spironolakton; menurunkan eksresi asetazolamid (resiko toksisitas)

Metoklopramid dan Domperidon : Metokloramid meningkatkan efek asetosal (meningkatkan laju absorbs)

2.4.7

Mifepriston : disarankan untuk menghindari asetosal sampai 8 12 hari setelah mifepriston Urikosurik : efek probenesid dan sulfinpirazon dikurangi Efek Samping

Sering menimpa anak-anak, adalah terjadinya Sindrom Reye, suatu penyakit mematikan yang menganggu fungsi otak dan hati. Gejalanya berupa muntah tak terkendali, demam, mengigau dan tak sadar. Banyak studi telah menunjukkan adanya hubungan antara kejadian syndrome Reye pada anak-anak dengan penggunaan aspirin. Memang sih, angka kejadiannya tidak terlalu

banyak, tapi sekali terjadi akibatnya sangat fatal. Sehingga, aspirin direkomendasikan untuk tidak digunakan sebagai turun panas pada anak-anak. Gangguan Lambung seperti mual, muntah Risiko kekambuhan asma bagi mereka yang punya riwayat asma. Aspirin atau asetosal termasuk salah satu analgesik yang sering dilaporkan memicu kekambuhan asma, sehingga perlu hati-hati juga untuk pasien yang punya riwayat asma. Kekuatiran lain dari penggunaan asetosal adalah seringkali mereka ditampilkan dalam bentuk seperti permen jeruk. Tujuannya supaya anak tidak merasa sedang minum obat, karena seperti makan permen. Tapi justru bisa jadi, karena dianggap permen, anak-anak bisa minta lebih dari dosis yang seharusnya. Jika menyimpannya tidak hati-hati, anak-anak bisa cari sendiri permen tadi dan mengkonsumsinya tanpa sepengetahuan ortunya. Sehingga bisa dibayangkan jika asetosal dikonsumsi dalam dosis lebih dari seharusnya. Pemakaian jangka lama dapat menimbulkan tukak lambung, perdarahan lambung.

2.4

Formulasi2.4.1 Pre Formulasi

Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin adalah analgesic antipiretik dan anti inflamasi yang sangat digunakan dan digolongkan dalam obat bebas. Selain sebagai prototip, obat ini merupakan standar dalam menilai obat sejenis. Asam salisilat sangat iritatif, sehingga hanya digunakan sebagai obat luar. Derivatnya yang dapat dipakai secara sistemik adalah ester salisilat dari asam organik dengan substitusi pada gugus hidroksil, misalnya asetosal.

2.4.2

Bahan Pembantu

Bahan Pengikat Bahan Pelincir Bahan Penahan lembab Bahan Pemanis

: mikrokristalina sellulosa 2 % : Talk 5 % : Gliserol 3 % : Sacharum Laktis 0.75 %

( Penuntun Kuliah Teknologi Farmasi hal.13,15,17,18) 2.4.3 Ascardia Poldan Mig Naspro 2.4.4 Formula Standar Formula yang Beredar

Tablet Asam AsetilSalisilat 2.4.5 Formula yang di Rencanakan

Naspro ( ISO hal 17 ) Formula yang dipilih Zat Berkhasiat Asetosal 300 mg Bahan Tambahan Mikrokristalina selulosa 2 % Talk 5% Gliserol 3% Sacharum Laktis 0.75% 2.5.5 Alasan Pengambilan Bahan Asetosal : Dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik

elebihan

ekurangan

: Pada dosis terapi salisilat mempertinggi konsumsi oksigen dan produksi karbondioksida 2.5.6 Perhitungan Dosis

# Antipiretik Dosis Salisilat untuk dewasa ialah 325 mg 650 mg, diberikan secara oral tiap 3 atau 4 jam. Untuk anak 15 20 mg/kg BB, diberikan tiap 4 6 jam dengan dosis total tidak melibihi 3.6 g/ hari 2.5.7 Perhitungan Bahan Tablet Naspro Tiap tablet mangandung : Asetosal 300 mg Bahan Pengikat Mikrokristalina selulosa 2% 2/100 X 50 gr = 1 gr Bahan Pelincir Talk 5% 5/100 X 50 gr = 2.5 gr Bahan Penahan Lembab Gliserol 3% 3/100 X 50 gr =1.5 gr Bahan Pemanis Sacharum Laktis 0.75% 0.75/100 X 50 gr = 0.375% 2.5.8 Penetapan Kadar

Secara tak Langsung

Timbang 200 mg sample kedalam labu tambahkan 10 ml larutan NaOH 0,5 N didihkan campurkan secara perlahan lahan selama 10 menit. Tambahkan 2 tetes indicator fenolftalein, kemudian titrasi kelebihan larutan NaOH dengan larutan H2SO4 0,5 N Perhitungan : 1 ml larutan NaOH 0,5 N setara dengan 45,04 mg asetosal Secara Langsung Timbang 200 mg sample kemudian larutkan dengan 10 ml etanol netral, tambahkan 2 tetes indicator fenolftalein lalu titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N Perhitungan : 1 ml larutan NaOH 0,1 N setara dengan 18,016 mg asetosal 2.5.9 a. Cara Kerja

Zat berkhasiat, bahan pengisi, bahan penahan penghancur, bahan pengikat dicampur hingga homogen. b. Dicetak dengan tekanan tinggi menjadi tablet besar ( slug )

c.

Lalu tablet dihancurkan lagi membentuk granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. d. e. f. Hitung fine yang terbentuk. Tambahkan bahan pelincir. Cetak sesuai tablet yang diinginkan.

2.5.10 Evaluasi Tablet Jadi Evaluasi yang perlu dilakukan terhadap tablet : 1. Keseragaman ukuran Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari sepertiga kali tebal tablet. Caranya : dilakukan terhadap 5 tablet dengan memakai alat Mikrometer atau jangka Sorong 2. Keseragaman Bobot dan Keseragaman Kandungan a. Timbang 20 tablet dan dihitung bobot rata ratanya

b. Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang menyimpang dari bobot rata rata lebih besar dari harga yang di tetapkan pada kolom A dan tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga kolom B c. Jika perlu dapat diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B. BOBOT RATARATA TABLET Kurang 25 mg 26 150 mg 151 300 mg Besar dari 300 mg 3. Waktu Hancur Caranya : masukkan 5 tablet kedalam keranjang, turun naikkan keranjang secara teratur 30 kali per menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan bersalut selaput. Alat yang digunakan : Disintregation Tester 4. Kecepatan Disolusi zat berkhasiat Alat yang digunakan Dissolution Tester Yang diukur dengan test disolusi ini adalah jumlah zat khasiat yang larut dalam satuan waktu. Caranya : Tablet diletakkan dalam keranjang kawat yang dapat berputar sebanyak 50, 100, 150 kali permenit. PENYIMPANGAN RATA-RATA A 15 10 7,5 5 BOBOT DALAM % B 30 20 15 10

Keranjang kawat ini berada didalam suat cairan dengan suhu 370C Dalam waktu sewaktu waktu tertentu cairan tersebut diambil dengan pipet, kemudian ditentukan secara kuantitatif jumlah zat berkhasiat yang larut pada waktu waktu tersebut. 5. Kekerasan Tablet Alat yang digunakan untuk pengukuran kekerasan tablet adalah hardness tester seperti Strong Cobb, Stokes. Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetahui kekerasannya, agar tablet tidak terlalu rapuh atau terlalu keras. Kekerasan tablet erat hubungannya dengan ketebalan tablet, bobot tablet dan waktu hancur tablet. 6. Keregasan Tablet (friability) Friability adalah persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang. Penentuan keregasan atau kerapuhan tablet dilakukan terutama pada waktu tablet akann dilapis (coating). Alat yang digunakan disebut friability tester Caranya : Bersihkan 20 tablet dari debu, kemudian ditimbang (W1) Masukkan tablet kedalam alat Putar alat tersebut selama 4 menit Keluarkan tablet, bersihkan dari debu dann ditimbang kembali (W2) Kerapuhan tablet yang didapat : W1 W2 W1 X 100 %

Batas kerapuhan yang di perbolehkan maksimum 0.8 %

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan Monografi nya, Pemerian : Hablur putih, umumnya seperti jarum atau lempengan tersusun, atau serbuk hablur putih: tidak berbau atau berbau lemah. Stabil diudara kering; didalam udara lembab secara terhadap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat, Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol; larut dalam koroform, dan dalam eter; agak sukar arut dalam eter mutlak, Suhu Lebur: 1410 sampai 1440 . Asam asetil salisilat atau asetosal banyak dijumpai dalam berbagai nama paten, salah satunya yang terkenal adalah Aspirin. Seperti halnya obat-obat analgesik yang lain, ia bekerja dengan cara menghambat sintesis prostaglandin. Efek samping asetosal Asetosal dapat mengencerkan darah. dan sering menimpa anakanak, adalah terjadinya Sindrom Reye, suatu penyakit mematikan yang menganggu fungsi otak dan hati, Ganguan lambung, risiko kekambuhan asma bagi mereka yang punya riwayat asma.

3.2

Saran Sebaiknya obat ini tidak diberikan pada penderita demam berdarah. Karena asetosal berfungsi sebagai pengencer darah sedangkan pada demam berdarah terdapat resiko pendarahan akibat penurunan trombosit.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional. Jakarta Nat & Ernst Mutschler. 1991. Dinamika Obat. Bandung : ITB. Tan Hoan Tjay & Kirana Raharja. 2001. Obat-Obat Penting. Jakarta. http://layananapotek.blogspot.com/2008/07/mengenal-asetosal.html

Top of Form

ReviewsBottom of Form

Diposkan oleh nora sulastari di 21:35 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz 0 komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Beranda Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut Arsip Blog 2011 (2) Januari (2) shampoo tablet asetosal

Mengenai Saya

nora sulastari saya hanyalah manusia biasa yang selalu berusaha tuk menjadi yang terbaik......... Lihat profil lengkapku Template