31
A. THEORITICAL BACKGROUND 1. ANATOMY SYSTEM URINARY TRACT 1

Askep Batu Ginjal Is

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Batu Ginjal Is

A. THEORITICAL BACKGROUND

1. ANATOMY SYSTEM URINARY TRACT

1

Page 2: Askep Batu Ginjal Is

2

Page 3: Askep Batu Ginjal Is

2. FISIOLOGY SYSTEM URINARY TRACT

1. Ginjal

Sepasang kelenjar yang terdapat pada bagian belakang dari kavum abdominalis dibelakang

peritoneum disamping kiri dan kanan vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang

abdomen, bentuk ginjal seperti biji kacang. Fungsi ginjal antara lain :

a. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksik atau racun.

b. Mempertahankan keseimbangan cairan.

c. Mempertahankan keseimbangan asam basa didalam tubuh.

d. Mempertahankan keseimbangan elektrolit di dalam tubuh.

e. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme ( hasil akhir dari protein, ureum, kreatinine dan

amoniak).

Setiap ginjal terbungkus aleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari

jaringan fibrous, lapisan diluar disebut korteks dan lapisan sebelah dalam disebut medulla. Didalam

medulla terdapat renal pyramid yang berbentuk kerucut,puncak kerucut menghadap kaliks yang

terdiri dari lubang kecil yang disebut papilla renalis. Tiap-tiap renalis dilapisi oleh kolumna renalis.

Jumal renalis ± 5-6 buah. Garis-garis yang ter;ihat pada pyramid disebut tubulus nefron yang

merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proximal, ansa henle,

tubulus distal, dan collecting ductus. Pada setip ginjal diperkirakan ± juta nefron selama jam dapat

menyaring dari ± liter arteri renalis membawa darah dari aorta.

Proses pembentukan urine atau filtration, glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltration dan

kapsula bouman berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dan glomerulus di tubulus akan terjadi

penyerapan kembali dari zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke

piala ginjal terus ke ureter, urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis yang masuk kedalam

ginjal. Darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel-sel darah dan bagian plasma darah.

Ginajal mendapat supply dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteri renalis.

Arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Ginjal mendapat persyarafan dari pleksus renalis yang

befungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal.

3

Page 4: Askep Batu Ginjal Is

Ada 3 proses pembentukan urine:

a. Proses filtrasi.

Terjadi di glomerulus, proses filtrasi terjadi karena permukaan afferent lebih mudah

penyerapan dari pada permukaan afferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang

tersaring ditampung oleh kapsula bouman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida dan lain-lain

yang diteruskan ketubulus.

b. Proses reabsorpsi.

Pada proses ini terjadi penyerapan kembalil, sebagian besar dari glukosa,odium, klorida dan

beberapa ion lainnya. Proses terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator, reabsorpsi terjadi

pada tubulus proximal sedangkan pada tublus distal terjadi kembali penyerapan dari sodium dan ion

bikarbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus distal, penyerapan secara aktif ini

dikenal dengan reabsorpsi fakultatif.

c. Proses sekresi.

Sisa penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus distal akan diteruskan kepiala ginjal

selanjutnya diteruskan keluar sebagai rine.

2. Ureter.

Terdir dari dua sauran npipa masing-masing bersambung dari ginjal kekandung kencing /

vesica urinaria, panjangnya ± 25-30 cm dengan penampang 0,5 cm. Ureter terletak did a;am rongga

abdomen dan sebagian dalam rongga pelvis. Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan peristaltic

yang akan mendorong urine masuk ke dalam bladder.

3. Bladder ( vesica urinaria ).

Bladder terletak dibelakang simpisis pubis mengumpulkan urine. Mucus membrane yang

melapisi bladder tersusun berlipat yang disebut rugae. Dinding otot bladder elastis bersama dengan

rugae dapat membuat baldder berdistensi untuk menampung jumlah urine yang cukup banyak.

Syaraf simpatetik dan para simpatetik mempersyarafi bladder, ureter memasuki dinding baldder

secra serong sehingga katika badder terisi tidak terdorong kembali ke ginjal. Dengan terisinya

bladder sekitar 400 ml otot polos pada dinding baldder rileks. Otot polos dari sfingter internal

biasanya berkontraksi. Urine dikeluarkan dari baldder melalui uretra.

4. Uretra

4

Page 5: Askep Batu Ginjal Is

Merupakan saluran sempit yang berpangkal pad kandung kemih dan berfungsi menyalurka

urine keluar. Pada laki-laki uretra berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat. Panjangnya

8 inchi, sedangkan pada wanita terletak dibelakang simpisis pubis berjalan miring sedikit kearah

atas, panjangnya ½ inchi, muara uretra keluar tubuh disebut meatus uretra.

Sistem rennin angiotensin

Pengeluaran rennin dari ginjal akan mengakibatkan perubahan angiotensinogen menjadi

agiotensinogen I yang diubah menjadi angiotensinogen II. Angitensinogen II berperan meningkatkan

tekanan darah melalui efek vasokonstriksi arteriola perifer merangsang sekresi aldosteron.

( Syaifuddin, 1992 : 118 ).

5

Page 6: Askep Batu Ginjal Is

2. Definisi

3. Etiologi

6

Page 7: Askep Batu Ginjal Is

4. Epidemiologi

5. Narasi phatofisiologi

7

Page 8: Askep Batu Ginjal Is

Skema Pathofisiologi

8

Page 9: Askep Batu Ginjal Is

6. Collaborative Care Management

a. Diagnostic Test

b. Surgery

c. Medications

9

Page 10: Askep Batu Ginjal Is

d. Treatment : Radiation, chemotherapy, physiotherapy

e. Diet

f. Activity

g. Health educations

10

Page 11: Askep Batu Ginjal Is

B. Nursing Care Plan

1. Anecdotal Record

Klien Tn. S berumur 33 tahun, beragama Islam, berkebangsaan Indonesia, status kawin,

beralamat di Jl. M Rt. Xx No.xx Sungai danau, Kal-Sel, dengan nomor register 116xxx.

Pada tangal 22 November 2008 pukul 12:22 wita, klien datang ke UGD RS xx diantar oleh

Tn. R hubungan dengan klien adalah sebagai teman dengan keluhan ” ± 1 bulan mengalami nyeri

pinggang kanan, post operasi batu ureter dextra, buang air kecil lancar, nyeri saat buang air kecil dan

saat posisi duduk, kandung kemih terisi” diukur tanda-tanda vital : Temperatur = 36,50 C/axila,

Pulse = 79 x/menit, Respirasi = 27 x/menit, Bp = 110/80 mmHg, Kesadaran composmentis GCS :

4,5,6. Di UGD klien diperiksa oleh dokter E dengan hasil pemeriksaan yaitu, keadaan umum tampak

lemah, kulit lembab, pupil isokor, konjungtiva tidak anemis, Thorax : Cor S1S2 tunggal teratur,

pulmo vesikuler, ronchi tidak ada, wheezing tidak ada, abdomen terdapat nyeri tekan, bising usus

normal, ekstrimitas tidak ada kelainan. Kemudian dokter E mendiagnosa Tn. S Cholic renalis post

operasi batu ereter. Terapi yang diberikan dokter E yaitu Infus Dex 5% 20 tts/menit di vena radialis

sinistra, Kemudian klien diantar oleh petugas UGD dengan jalan kaki ke bangsal A, kamar xx dan di

rawat oleh dokter D.

Pada tanggal 27 November 2008 pukul 07:00 am dilakukan pengkajian dengan hasil ; Klien

mengatakan “Nyeri pinggang sebelah kanan, sebelum di operasi nyeri terasa sakit pada daerah

pinggang kanan nyeri terjadi pada saat mau bangun dari tempat tidur dan duduk, sekarang setelah

dioperasi nyeri agak berkurang, tadi malam saya bisa tidur ± dari jam 11 pm-6 am, sebelum

dioperasi tidak bisa tidur karena tidak kuat menahan nyeri, nafsu makan ada, buang air kecil normal,

11

Page 12: Askep Batu Ginjal Is

buang air besar normal, kebiasaan saya sebelum sakit yaitu kurang minum, padahal saya bekerja dari

pagi sampai sore, dan saya pikir ini cuma sakit pinggang biasa, setelah masuk ke rumah sakit

ternyata ada batu dan segera di operasi”. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil : Klien

tampak duduk di tempat tidur sambil nonton TV, keadaan umum klien tampak sakit sedang, kategori

klien I ( mandiri ), kesadaran composmentis GCS 4,5,6. Tanda-tanda vital : Bp = 120/80 mmHg

Temperatur = 360 C/axila, Pulse = 76 x/menit, Respirasi = 22 x/menit, kencing dari jam 21:00-07:00

am 1500cc, buang air besar 1x, kebersihan rambut kering, konjungtiva tidak anemis, lidah bersih dan

tidak ada pembesaran tonsil, ekstrimitas tidak ada kelainan. Pemeriksaan dada inspeksi terlihat

simetris, palpasi tidak ada nyeri tekan, perkusi resonance, auskultasi paru vesikuler, ronchi tidak

ada , wheezing tidak ada, jantung S1S2 tunggal teratur.

Pemeriksaan abdomen inspeksi terlihat simetris, auskultasi peristaltik usus 10 x/menit, perkusi

hipertimpani, palpasi ada nyeri tekan di daerah pinggang kanan dengan skala nyeri 4-6 ( sedang ),

Pengkajian nyeri : P = post operasi batu ureter, Q = seperti ditusuk-tusuk, R = pinggang kanan, S =

4-6 ( sedang ), T = saat duduk dan bangun dari tempat tidur, urine cateter terpasang.

Selama masa perawatan obat-obatan yang diberikan adalah super kidney 25 mg 3x1 tablet

dengan indikasi antiseptik untuk saluran kemih dan sakit ( nyeri ) pinggang, nephrolit 125 mg 3x1

kapsul dengan indikasi membantu meluluhkan batu saluran kemih, sebagai diuretikum, dan anti

septik saluran kemih, mefinal 250 mg 1x1 tablet dengan indikasi menghilangkan rasa sakit dan

nyeri.

Hasil Laboratorium Pada tanggal 22 November 2008 :

Foto BNO

Hasil : Bayangan gas dalam usus normal, H/L normal

Kesimpulan : Tak tampak batu sepanjang traktus urinarius, spondilosis lumbalis.

Pemeriksaan darah

Hasil : * Hb : 13,3 gms nilai normal 14-16 gms

* Luekosit : 4.600 gms nilai normal 5.000-10.000 gms

* Hematokrit : 40,0 vol % nilai normal 50,0 vol %

* Trombosit : 217.000 gms nilai normal 150.000-450.000 gms

* Gula darah : 105, 0 mg/dl nilai normal 75-105 mg/dl

12

Page 13: Askep Batu Ginjal Is

Pemeriksaan urine

Hasil : * Blood urea : 26 mg/dl nilai normal 15-39 mg/dl

* Serum creatinin : 1,0 mg/dl nilai normal 0,9-1,3 mg/dl.

* SGOT : 24,0 nilai normal 37.

* SGPT : 12,0 nilai normal 40

Assesment

Data Subjektif : Klien mengatakan “ Klien mengatakan “Nyeri pinggang sebelah kanan , sebelum di

operasi nyeri terasa sakit pada daerah pinggang kanan nyeri terjadi pada saat mau

bangun dari tempat tidur dan duduk, sekarang setelah dioperasi nyeri agak

berkurang, tadi malam saya bisa tidur ± dari jam 11 pm-6 am, sebelum dioperasi

tidak bisa tidur karena tidak kuat menahan nyeri, nafsu makan ada, buang air kecil

normal, buang air besar normal, kebiasaan saya sebelum sakit yaitu kurang minum,

padahal saya bekerja dari pagi sampai sore, dan saya pikir ini cuma sakit pinggang

biasa, setelah masuk ke rumah sakit ternyata ada batu dan segera di operasi”.

Data Objektif : - Keadaan umum klien tampak sakit sedang.

- Kategori klien I ( mandiri ).

- Kesadaran composmentis GCS : 4,5,6

- Kebersihan rambut kering, konjungtiva tidak anemis, lidah tidak kotor dan tidak

ada pembesaran tonsil.

- Pengkajian nyeri : P = post operasi batu ureter.

Q = Seperti ditusuk-tusuk.

R = pinggang kanan.

S = 4-6 ( sedang ).

T = saat duduk dan bangun dari tempat tidur

13

Page 14: Askep Batu Ginjal Is

- Pemeriksaan Dada : ● Inspeksi simetris

● Perkusi dada resonance.

Palpasi tidak terdapat nyeri tekan, benjolan atau massa.

Auskultasi paru vesikuler, ronchi tidak ada, wheezing

tidak ada, jantung S1 S2 tunggal teratur.

- Pemeriksaan Abdomen : ● Inspeksi simetris,

● Auskultasi peristaltik usus 10 x/menit,

● Perkusi hipertimpani,

● palpasi ada nyeri tekan di daerah pinggang kanan

dengan skala nyeri 4-6 ( Sedang ).

- Tanda-tanda vital : Temperatur = 360C/ axial

Pols = 76 x/menit,

Respirasi = 22 x/menit

Bp = 120/80 mmHg.

- Urine kateter terpasang

- Hasil Laboratorium

Foto BNO

Hasil : Bayangan gas dalam usus normal, H/L normal

Kesimpulan : Tak tampak batu sepanjang traktus urinarius, spondilosis lumbalis.

Pemeriksaan darah

Hasil : * Hb : 13,3 gms nilai normal 14-16 gms

* Luekosit : 4.600 gms nilai normal 5.000-10.000 gms

* Hematokrit : 40,0 vol % nilai normal 50,0 vol %.

Pemeriksaan urine

Hasil : * Blood urea : 26 mg/dl nilai normal 15-39 mg/dl

* SGOT : 24,0 nilai normal 37.

14

Page 15: Askep Batu Ginjal Is

* SGPT : 12,0 nilai normal 40

15

Page 16: Askep Batu Ginjal Is

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama / umur : Tn. S / 63 Tahun

Kamar : SPP xx

Hari / Tanggal : Kamis 12 -agustus - 2010

Diagnosa I : Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi suplai darah ke otak di tandai dengan tekanan darah

170/100 mmHg .badan masih lemah”

Patien Outcome Nursing Intervention Rational Nursing Implementation Evaluasi

Selama masa perawatan

ganguaan perfusi jaringan

serebral teratasi dengan

kriteria :

- Tanda-tanda vital dalam

batas normal

T = 36-37 0C/axila

P = 60-80 x/menit

R = 16-22 x/ menit

Bp = 120/80 mmHg.

1. Observasi tanda –

tanda vital

2. Observasi tingkat

kesadaran pasien

3. pertahankan pasien

bedrest ,berikan

lingkungan tenang dan

batasi pengujung

4. Anjurkan klien untuk

mengurangi aktivitas

1. peninkatan tanda-tanda

vital menunjukan respon

tubuh terhadap kurangya

perfusi ke jaringan

2.Tingkatkesadaran klien

yangmenunjukan

kurangnya suplai darah

ke otak

3.Istirahat yang cukup

dengan lingkungan yang

tenang dapat mencegah

perdarahan kembali.

4.Mengurangi ganguaan

perfusi ke otak

1.Mengobservasi tanda-tanda vital

seperti T,P,R,Bp

(08.00 .am)

2.Mengobservasi tingkat

kesadaran pasien (kesadaran

compos metis GCS.456

(08.00.am)

3.Mempertahankan pasien bedrets

berikan lingkungan yang nyaman

dan batasi pengujung

4.Menggajurkan klien untuk

mengurangi aktivitas

-Tanda-tanda vital

-Temp : 37’C

-pols : 78 x/menit

-Resp : 24 x/menit

- Bp : 170/100 mmhg

Kesadaran klien

composmetis GCS 456

(10.00.am)

16

Page 17: Askep Batu Ginjal Is

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama / umur : Tn. S / 63 Tahun

Kamar : SPP xx

Hari / Tanggal : Kamis 12 -Agustus- 2010

17

Page 18: Askep Batu Ginjal Is

Diagnosa II : Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kelemahan otot-otot bicara sekunder akibat kerusakan central nervus

sistem ditandai dengan bicara pelo.

Patien Outcome Nursing Intervention Rational Nursing Implementation Evaluasi

Dalam waktu 1-2 minggu

ganguaan komunikasi

verbal dapat teratasi

dengan kriteria :

- klien mampu bicara

dengan jelas

- bicara tidak pelo

1.ucapkan salam dan minta

izin dengan klien setiap

kali melakukan tindakan

2.Anjurkan kepada

keluarga untuk tetap

berkomunikasi kepada

pasien baik secara

verbal maupaun non

verbal.

3. Minta klien untuk

mengungkapkan

keinginan dengan

gerakan tangan

1. Indra pendengaran yang

masih berfungsi akan

memberikan stimulasi

pada klien.

2.Memberikan stimulasi di

otak dan melatih

komunikasi klien

3. Menilai kemampuan klien

terhadap adaya kerusakan

motorik

1. mengucapkan salam dan minta

izin dengan klien setiap kali

melakukan tindakan

( 07.15 am )

2. Menganjurkan kepada keluarga

untuk berkomunikasi kepada

pasien baik secara verbal maupun

non verbal.

( 07.15. am )

3.Meminta klien untuk

mengungkapkan keinginan

dengan gerakan tangan non

verbal

(07.45.am)

- Bicara klien masih

pelo

( 07.10 am ).

- kata –kata yang di

ucapkan maih belum

jelas

( 09.10 am )

18

Page 19: Askep Batu Ginjal Is

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama / umur : Tn. S / 63 Tahun

Kamar : SPP xx

Hari / Tanggal : Kamis 12 - Agustus - 2010

19

Page 20: Askep Batu Ginjal Is

Diagnosa III : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan neoromuskular ditandai denagan klien susah berjalan kaki kanan

Lemah”

Patien Outcome Nursing Intervention Rational Nursing Implementation Evaluasi

Dalam waktu 1 sampai 2

minggu perawatan Ganguan

mobilitas fisik dapat teratasi

dengaan kriteria:

-Klien dapat berjalan

dengan lancar.

- Kategori I

1.Observasi GCS dan

tingkat kesadaran

2.Ubah posisi klien tiap 2

jam

3.Biarkan klien bergerak

di tempat tidur

4.Bantu klien dalam

pemenuhan personal

hygine

seperti .mandi ,mengosok

gigi

1.Untuk menggetahui

perkembangan kondisi klien

2.Meningkatkan resiko

terjadinya decibitus

3.Gerakan aktif dapat

memperlancar sirkulasi

4.Dengan membantu klien

memenuhi ke butuhan

personal hygine klien

merasa dihargai dan di

perhatikan

1.Mengobservasi GCS dan

tingkat kesadaran

(07.00.am)

2.Mengubah posisi tiap 2

jam

3.Membiarkan klien

bergerak di tempat tidur

4.Membantu klien dalam

pemenuhan personal hygine

seperti :mandi ,mengosok

gigi

(07.45.am)

-klien masih di bantu

dalam ADL.dan

aktivitas

(09.00.am)

20

Page 21: Askep Batu Ginjal Is

Hari / Tanggal Catatan Perkembangan ( SOAPIE ) TTD

Jum’at, 28-

November 2008

S = Klien mengatakan : “ Nyeri pinggang masih terasa tapi

ringan dari hari kemaren, luka post operasi masih terasa

sakit tapi masih dapat ditahan, tadi malam tidur tidak ada

masalah, nafsu makan baik hari ini rencana mau pulang

karena sudah merasa sehat dan ingin rawat jalan”.

O = - Klien tampak duduk diteras belakang.

- Keadaan umum klien tampak baik.

- Kategori klien I ( Mandiri ).

- Pengkajian nyeri : P = post operasi batu ureter.

Q = Seperti terjepit

R = pinggang kanan.

S = 2-4 ( ringan ).

T = Saat duduk dan bangun dari

tempat tidur

- Pemeriksaan Abdomen :

Palpasi ada nyeri tekan di daerah pinggang kanan

dengan skala nyeri 2-4 ( ringan ).

- Tanda-tanda vital : Temperatur = 36,2 0C/ axila

Pols = 74 x/menit,

Respirasi = 20 x/menit

Bp = 120/80 mmHg.

U = sering.

F = 2x

- Kateter dilepas.

A = - Nyeri akut berhubungan dengan post operasi batu ureter

dextra teratasi sebagian.

- Resiko infeksi terhadap prosedur invasif, kateter, insisi

bedah tidak terjadi.

21

Page 22: Askep Batu Ginjal Is

P =Diagnosa I :

1. Observasi tanda-tanda vital seperti T,P,R,BP.

2. Observasi skala nyeri seperti P,Q,R,S,T.

3. Berikan lingkungan istirahat yang tenang.

4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi seperti

menonton TV atau membaca koran.

5. Berikan obat analgetik seperti super kidney 25 mg 3x1

tablet, mefinal 250 mg 1x1 tablet SOD

I = Diagnosa I :

1. Mengobservasi tanda-tanda vital seperti T,P,R,Bp

2. Mengobservasi skala nyeri seperti P,Q,R,S,T.

3. Memberikan lingkungan istirahat yang tenang.

4. Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi seperti

menonton TV / membaca koran.

E = Klien tampak rileks, urine cateter sudah dilepas kemaren

sore, nyeri berkurang dengan skala nyeri 2-4 ( ringan ),

Tanda-tanda vital : Temperatur = 36,2 0C/ axila, Pols =

74 x/menit, Respirasi = 20 x/menit, Bp = 120/80 mmHg,

U = sering, F = 2x, Klien pulang pukul 11:00 am.

22

Page 23: Askep Batu Ginjal Is

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2001, Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8, Jakarta, EGC

Doenges E. Marillynn, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC

Nugroho Wahyudi, SKM, 1995, Perawatan lanjut usia. Jakarta. EGC

Phipps, Baradero Mary, 2007, Medical Surgical Nursing. Cardiovascular dan Hematologi,

Banjarmasin

Syaifuddin. 1997, Anatomi dan fisiologi untuk siswa pearawat, Jakarta, EGC

http:// www.enchantedlearning.com/anatomy/Cor/gifs /.GIF

23