38
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KANKER BULI-BULI A. TINJAUAN TEORI 1. Pengertian a. Neoplasma: kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara terbatas, tidak berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh (dr. Achmad Tjarta, Pathologi). b. Kanker adalah: Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan pertumbuhan selular dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal (Marilynn E. Doenges, Rencana Askep.) c. Cancer: Istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan malignan dalam setiap bagian tubuh. Pertumbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembang dengan mengorbankan manusia yang menjadi hospesnya. Sedangkan Carsinoma adalah pertumbuhan kanker pada jaringan epitel. (Sue Hinchliff, Kamus Keperawatan). d. Kanker buli-buli adalah tumor ganas yang didapatkan dalam buli-buli ( kandung kemih ).(www.medicastrore.com/kanker kandung kemih/akses 07 maret ‘09) 2. Anatomi dan Fisiologi Gbr.1. Kandung kemih (buli-buli ). Sumber : www.google.com/anatomi kandung kemih ( di akses 07 Maret 2009) Gbr.2. Stadium kanker Sumber : www.google.com/anatomi kandung kemih (di akses 07 Maret 2009) Kandung kemih merupakan organ berongga yang terletak disebelah anterior tepat dibelakang os. pubis. Organ ini berfungsi sebagai wadah sementara untuk menampung urine. Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun dari otot polos yang dinamakan musculus detrusor. Kontraksi otot ini terutama berfungsi untuk mengosongkan kandung kemih pada saat buang air kecil. Uretra muncul dari kandung kemih pada laki-laki uretra berjalan lewat penis dan pada

Askep Kanker Buli-buli

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Kanker Buli-buli

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KANKER   BULI-BULI

A. TINJAUAN TEORI1. Pengertiana. Neoplasma: kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara terbatas, tidak berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh (dr. Achmad Tjarta, Pathologi).b. Kanker adalah: Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan pertumbuhan selular dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal (Marilynn E. Doenges, Rencana Askep.)c. Cancer: Istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan malignan dalam setiap bagian tubuh. Pertumbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembang dengan mengorbankan manusia yang menjadi hospesnya. Sedangkan Carsinoma adalah pertumbuhan kanker pada jaringan epitel. (Sue Hinchliff, Kamus Keperawatan).d. Kanker buli-buli adalah tumor ganas yang didapatkan dalam buli-buli ( kandung kemih ).(www.medicastrore.com/kanker kandung kemih/akses 07 maret ‘09)

2. Anatomi dan Fisiologi

Gbr.1. Kandung kemih (buli-buli ).Sumber : www.google.com/anatomi kandung kemih ( di akses 07 Maret 2009)

Gbr.2. Stadium kankerSumber : www.google.com/anatomi kandung kemih (di akses 07 Maret 2009)

Kandung kemih merupakan organ berongga yang terletak disebelah anterior tepat dibelakang os. pubis. Organ ini berfungsi sebagai wadah sementara untuk menampung urine. Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun dari otot polos yang dinamakan musculus detrusor. Kontraksi otot ini terutama berfungsi untuk mengosongkan kandung kemih pada saat buang air kecil. Uretra muncul dari kandung kemih pada laki-laki uretra berjalan lewat penis dan pada wanita bermuara tepat disebelah anterior vagina. Pada laki-laki kelenjar prostat yang terletak tepat dibawah leher kandung kemih mengelilingi uretra disebelah posterior dan lateral. Spingter urinarius ekterna merupakan otot volunter yang bulat untuk mengendalikan proses awal urinasi.

3. PenyebabPenyebab yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko:• Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia.• Merokok, merupakan faktor resiko yang utama.•Lingkungan pekerjaan, beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan karsinogenik (penyebab kanker). Misalnya pekerja industri karet, kimia, kulit.• Infeksi, terutama infeksi parasit (skistosomiasis).• Pemakaian siklofosfamid atau arsenik untuk mengobati kanker dan penyakit lainnya.

Page 2: Askep Kanker Buli-buli

• Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat pada orang Asia.• Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.•Riwayat keluarga, orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari adanya perubahan gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini.

4. Klasifikasi1. Staging dan klasifikasiKlasifikasi DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi STRONG-MARSHAL untuk menentukan operasi atau observasi :1. T = pembesaran local tumor primer, ditentukan melalui :Pemeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy, pemeriksaan bimanual di bawah anestesi umum dan biopsy atau transurethral reseksi.Tis = carcinoma insitu (pre invasive Ca)Tx = cara pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran tumor, tak dapat dilakukanTo = tanda-tanda tumor primer tidak adaT1. pada pemeriksaan bimanual didapatkan masa yang bergerakT2 = pada pemeriksaan bimanual ada indurasi daripada dinding buli-buli.T3 = pada pemeriksaan bimanual indurasi atau masa nodular yang bergerak bebeas dapat diraba di buli-buli.T3a = invasi otot yang lebih dalamT3b= perluasan lewat dinding buli-buliT4 = Tumor sudah melewati struktur sebelahnyaT4a= tumor mengadakan invasi ke dalam prostate, uterus vaginaT4b= tumor sudah melekat pada dinding pelvis atau infiltrasi ke dalam abdomen.2. N = Pembesaran secara klinis untuk pemebesaran kelenjar limfepemeriksaan kinis, lympgraphy, urography, operativeNx = minimal yang ditetapkan kel. Lymfe regional tidak dapat ditemukanNo = tanpa tanda-tanda pemebsaran kelenjar lymfe regionalN1 = pemebsaran tunggal kelenjar lymfe regional yang homolateralN2 = pembesaran kontralateral atau bilateral atau kelenjar lymfe regional yang multipleN3 = masa yang melekat pada dinding pelvis dengan rongga yang bebeas antaranya dan tumorN4 = pemebesaran lkelenjar lymfe juxta regional3. M = metastase jauh termasuk pembesaran kelenjar limfe yang jauhPemeriksaan klinis , thorax foto, dan test biokimiaMx = kebutuhan cara pemeriksaan minimal untuk menetapkan adanya metastase jauh, tak dapat dilaksanakanM1 = adanya metastase jauhM1a= adanya metastase yang tersembunyi pada test-test biokimiaM1b= metastase tunggal dalam satu organ yang tunggalM1c= metastase multiple dalam satu terdapat organ yang multipleM1d= metastase dalam organ yang multiple2. Type dan lokasiType tumor didasarkan pada type selnya, tingkat anaplasia dan invasi.1. efidermoid Ca, kira-kira 5% neoplasma buli-buli –squamosa cell., anaplastik, invasi yang dalam dan cepat metastasenya.

Page 3: Askep Kanker Buli-buli

2. Adeno Ca, sangat jarang dan sering muncul pada bekas urachus3. Rhabdomyo sarcoma, sering terjadi pada anak-anak laki-laki (adolescent), infiltasi, metastase cepat dan biasanya fatal4. Primary Malignant lymphoma, neurofibroma dan pheochromacytoma, dapat menimbulkan serangan hipertensi selama kencing5. Ca dari pada kulit, melanoma, lambung, paru dan mamma mungkin mengadakan metastase ke buli-buli, invasi ke buli-buli oleh endometriosis dapat terjadi.

5. Tanda dan gejala- Kencing campur darah yang intermitten- Merasa panas waktu kencing- Merasa ingin kencing- Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing- Nyeri suprapubik yang konstan- Panas badan dan merasa lemah- Nyeri pinggang karena tekanan saraf- Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosisGejala dari kanker kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sistitis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan.Patut dicurigai suatu kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya tidak menghilang.

6. PatofisiologiBULI-BULI

Ca Buli-Buli

Ulserasi

Infeksi sekunder :- panas waktu kencing- merasa panas dan tubuh lemah- kencing campur darah Metastase

Invasi pada bladder

Retensio urine :- sulit/sukar kencing Oklusi ureter/pelvic renal

Refluks

Hydronephrosis- nyeri suprapubic- nyeri pinggang

Ginjal membesar

OperasiKecemasanTakut

Page 4: Askep Kanker Buli-buli

Kurang pengetahuan RadiologyDefisit ekonomiTidak adequatnya terapi ChemotherapyTidak adequatnya terapiEfek samping chemotherapy- panas tubuh dan lemah- nafsu makan menurun- intoleransi aktivitas- depresi- konsep diri

7. Pemeriksaan Diagnostika. LaboratoriumPemeriksaan Hb Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau micros hematuriaPemeriksaan Leukosit Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bakteri dalam urine Acid phospatase meningkat; kanker prostat metastase, ACTH meningkat kanker paru Alkaline phosphatase meningkat; kanker tulang atau metastase ke tulang, kanker hati, lymphoma, leukemia. Calsium meningkat; metastase tulang, kanker mamae, leukemia, lymphoma, multiple myeloma, kanker; paru, ginjal, bladder, hati, paratiroid. LDH meningkat; kanker hati, metastase ke hati, lymphoma, leukemia akut SGPT (AST), SGOT (ALT) meningkat; kanker metastase ke hati. Testosteron meningkat; kanker adrenal, ovariumb. Radiology excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat menunjukkan tumornya. Retrograde cystogram dapat menunjukkan tumor Fractionated cystogram adanya invasi tumor dalam dinding buli-buli Angography untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh lymphec. Cystocopy dan biopsy cystoscopy hampir selalu menghasilkan tumor Biopsi dari pada lesi selalu dikerjakan secara rutin.d. Cystologi Pengecatan sieman/papanicelaou pada sedimen urine terdapat transionil cel daripada tumor

8. Pengobatan1. OperasiOperasi kanker yang terbatas pada permukaan dalam kandung kemih atau hanya menyusup ke lapisan otot paling atas, bisa diangkat seluruhnya melalui sistoskopi. Tetapi sering terbentuk kanker yang baru, kadang di tempat yang sama, tetapi lebih sering terbentuk di tempat yang baru.Angka kekambuhan bisa dikurangi dengan memberikan obat anti-kanker atau BCG ke dalam kandung kemih setelah seluruh kanker diangkat melalui sistoskopi. Pemberian obat ini bisa digunakan sebagai pengobatan pada penderita yang tumornya tidak dapat diangkat melalui sistoskopi.Kanker yang tumbuh lebih dalam atau telah menembus dinding kandung kemih, tidak

Page 5: Askep Kanker Buli-buli

dapat diangkat seluruhnya dengan sistoskopi. Biasanya dilakukan pengangkatan sebagaian atau seluruh kandung kemih (sistektomi).Kelenjar getah bening biasanya juga diangkat untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar atau belum.Terapi penyinaran saja atau dikombinasikan dengan kemoterapi kadang bisa mengobati kanker. Jika kandung kemih diangkat seluruhnya, maka harus dipasang alat untuk membuang air kemih.Biasanya air kemih dialirkan ke suatu lubang di dinding perut (stoma) melalui suatu saluran yang terbuat dari usus, yang disebut ileal loop. Selanjutnya air kemih dikumpulkan dalam suatu kantong.Cara untuk mengalihkan air kemih pada penderita yang kandung kemihnya telah diangkat, digolongkan ke dalam 2 kategori:1. Orthotopic neobladder2. Continent cutaneous diversion.Pada kedua cara tersebut, suatu penampung internal dibuat dari usus.Pada orthotopic neobladder, penampung ini dihubungkan dengan uretra. Penderita diajarkan untuk mengosongkan penampung ini dengan cara mengendurkan otot dasar panggul dan meningkatkan tekanan dalam perut, sehingga air kemih mengalir melalui uretra.Pada continent cutaneous urinary diversion, penampung ini dihubungkan dengan sebuah lubang di dinding perut. Diperlukan kantong luar, karena air kemih tetap berada dalam penampung sebelum dikosongkan oleh penderita dengan cara memasang selang melalui lubang di dinding perut ke dalam penampung. Penderita melakukan pengosongan ini secara teratur.Kanker yang sudah menyebar diobati dengan kemoterapi.2. Radioterapy• Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada grade III-IV dan stage B2-C.• RAdiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads. Penderita dievaluasi selam 2-4 minggu dengan iinterval cystoscopy, foto thoraks dan IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi radiasi tambahan 2000-3000 Rads selam 2-3 minggu.3. ChemoterapiObat-obat anti kanker :• citral, 5 fluoro urasil• topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy merupakan paliatif. 5- Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang paling sering dipakai. Thiotepa dapat diamsukkan ke dalam Buli-buli sebagai pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat diabiarkan dalam Buli-buli selama dua jam9. Komplikasi• Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi• Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck• Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklusi

B. KONSEP KEPERAWATANI. Pengkajiana. IdentitasYang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah buli-buli. Kanker Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa.

Page 6: Askep Kanker Buli-buli

b. Riwayat keperawatanKeluhan penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah yang intermitten, merasa panas waktu kening. Merasa ingin kencing, sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing, nyeri suprapubik yang konstan, panas badan dan merasa lemah, nyeri pinggang karena tekanan saraf, dan nyeri pada satu sisi karena hydronephrosisc. Pemeriksaan fisik dan klinisInspeksi , tampak warna kencing campur darah, pembesaran suprapubic bila tumor sudah besar.Palpasi, teraba tumor masa suprapubic, pemeriksaan bimanual teraba tumor pada dasar buli-buli dengan bantuan general anestesi baik waktu VT atau RT.d. Pemeriksaan penunjangLihat konsep dasarII. Perencanaan1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.Tujuan :- Klien dapat mengurangi rasa cemasnya- Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.- Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.INTERVENSI RASIONALa. Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.b. Berikan informasi tentang prognosis secara akurat.c. Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam pengobatan.e. Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.

f. Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system.g. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.

h. Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.a. Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi.b. Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya.c. Dapat menurunkan kecemasan klien.

d. Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya.

e. Mengetahui dan menggali pola koping klien serta mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.f. Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.g. Memberikan kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat.

Page 7: Askep Kanker Buli-buli

h. Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.

2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.Tujuan :- Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas– Melaporkan nyeri yang dialaminya- Mengikuti program pengobatan- Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkinINTERVENSI RASIONALa. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitasb. Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien dan keluarga tentang cara menghadapinyac. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik atau nonton TVd. Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik.

e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu.

f. Diskusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan klieng. Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narkotik dll a. Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan.b. Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan komplikasi.

c. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri.

d. Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas.

e. Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana klien mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri.f. Agar terapi yang diberikan tepat sasaran.

g. Untuk mengatasi nyeri.

3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.

Page 8: Askep Kanker Buli-buli

Tujuan :- Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi- Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat- Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnyaINTERVENSI RASIONALa. Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya.b. Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan.

c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis.

d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.e. Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas.

f. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluarga.g. Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan.h. Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami klien.

i. Amati studi laboratorium seperti total limposit, serum transferin dan albumin

j. Berikan pengobatan sesuai indikasiPhenotiazine,antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacida

k. Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi dengan infus.a. Memberikan informasi tentang status gizi klien.

b. Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien.

c. Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk.

d. Kalori merupakan sumber energi.

e. Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.f. Agar klien merasa seperti berada dirumah sendiri.

g. Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera makan.h. Agar dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan klien).

i. Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien.j. Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan status kesehatan klien.

Page 9: Askep Kanker Buli-buli

k. Mempermudah intake makanan dan minuman dengan hasil yang maksimal dan tepat sesuai kebutuhan.

4. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi.Tujuan : Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada tingkatan siap. Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti prosedur tersebut. Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam pengobatan. Bekerjasama dengan pemberi informasi.

INTERVENSI RASIONALa. Review pengertian klien dan keluarga tentang diagnosa, pengobatan dan akibatnya.b. Tentukan persepsi klien tentang kanker dan pengobatannya, ceritakan pada klien tentang pengalaman klien lain yang menderita kanker.

c. Beri informasi yang akurat dan faktual. Jawab pertanyaan secara spesifik, hindarkan informasi yang tidak diperlukan.d. Berikan bimbingan kepada klien/keluarga sebelum mengikuti prosedur pengobatan, therapy yang lama, komplikasi. Jujurlah pada klien.e. Anjurkan klien untuk memberikan umpan balik verbal dan mengkoreksi miskonsepsi tentang penyakitnya.f. Review klien /keluarga tentang pentingnya status nutrisi yang optimal.g. Anjurkan klien untuk mengkaji membran mukosa mulutnya secara rutin, perhatikan adanya eritema, ulcerasi.

h. Anjurkan klien memelihara kebersihan kulit dan rambut.a. Menghindari adanya duplikasi dan pengulangan terhadap pengetahuan klien.b. Memungkinkan dilakukan pembenaran terhadap kesalahan persepsi dan konsepsi serta kesalahan pengertian.

c. Membantu klien dalam memahami proses penyakit.

d. Membantu klien dan keluarga dalam membuat keputusan pengobatan.

e. Mengetahui sampai sejauhmana pemahaman klien dan keluarga mengenai penyakit klien.

f. Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai nutrisi yang adekuat.

g. Mengkaji perkembangan proses-proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi serta masalah dengan kesehatan mulut yang dapat mempengaruhi intake makanan dan minuman.h. Meningkatkan integritas kulit dan kepala.

Page 10: Askep Kanker Buli-buli

5. Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek samping kemotherapi dan radiasi/radiotherapi.Tujuan :- Membrana mukosa tidak menunjukkan kerusakan, terbebas dari inflamasi danulcerasi- Klien mengungkapkan faktor penyebab secara verbal.- Klien mampu mendemontrasikan tehnik mempertahankan/menjaga kebersihan rongga mulut.INTERVENSI RASIONALa. Kaji kesehatan gigi dan mulut pada saat pertemuan dengan klien dan secara periodik.

b. Kaji rongga mulut setiap hari, amati perubahan mukosa membran. Amati tanda terbakar di mulut, perubahan suara, rasa kecap, kekentalan ludah.c. Diskusikan dengan klien tentang metode pemeliharan oral hygine.d. Intruksikan perubahan pola diet misalnya hindari makanan panas, pedas, asam, hindarkan makanan yang keras.e. Amati dan jelaskan pada klien tentang tanda superinfeksi oral.

f. Kolaboratif.

g. Konsultasi dengan dokter gigi sebelum kemotherapi.

h. Berikan obat sesuai indikasi, analgetik, topikal lidocaine, antimikrobial mouthwasha. Mengkaji perkembangan proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi memberikan informasi penting untuk mengembangkan rencana keperawatan.b. Masalah dengan kesehatan mulut dapat mempengaruhi pemasukan makanan dan minuman.

c. Mencari alternatif lain mengenai pemeliharaan mulut dan gigi.d. Mencegah rasa tidak nyaman dan iritasi lanjut pada membran mukosa.

e. Agar klien mengetahui dan segera memberitahu bila ada tanda-tanda tersebut.

f. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan gigi dan gusi.g. Tindakan/terapi yang dapat menghilangkan nyeri, menangani infeksi dalam rongga mulut/infeksi sistemik.h. Untuk mengetahui jenis kuman sehingga dapat diberikan terapi antibiotik yang tepat.

6. Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal (vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intakeTujuan : Klien menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital normal, membran mukosa normal, turgor kulit bagus, capilarry ferill normal, urine output normal.

INTERVENSI RASIONALa. Monitor intake dan output termasuk keluaran yang tidak normal seperti emesis, diare, drainase luka. Hitung keseimbangan selama 24 jam.b. Timbang berat badan jika diperlukan.

Page 11: Askep Kanker Buli-buli

c. Monitor vital signs. Evaluasi pulse peripheral, capilarry refil.

d. Kaji turgor kulit dan keadaan membran mukosa. Catat keadaan kehausan pada klien.

e. Anjurkan intake cairan samapi 3000 ml per hari sesuai kebutuhan individu.f. Observasi kemungkinan perdarahan seperti perlukaan pada membran mukosa, luka bedah, adanya ekimosis dan pethekie.g. Hindarkan trauma dan tekanan yang berlebihan pada luka bedah.h. Kolaboratif berikan cairan IV bila diperlukan.i. Berikan therapy antiemetik. a. Pemasukan oral yang tidak adekuat dapat menyebabkan hipovolemia.

b. Dengan memonitor berat badan dapat diketahui bila ada ketidakseimbangan cairan.c. Tanda-tanda hipovolemia segera diketahui dengan adanya takikardi, hipotensi dan suhu tubuh yang meningkat berhubungan dengan dehidrasi.d. Dengan mengetahui tanda-tanda dehidrasi dapat mencegah terjadinya hipovolemia.

e. Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.

f. Segera diketahui adanya perubahan keseimbangan volume cairan.

g. Mencegah terjadinya perdarahan.

h. Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.i. Mencegah/menghilangkan mual muntah.

7. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasifTujuan : Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan infeksi Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka berlangsung normalINTERVENSI RASIONALa. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga dianjurkan melakukan hal yang sama.b. Jaga personal hygine klien dengan baik.c. Monitor temperatur.

d. Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi.e. Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur.f. Kolaboratif.

g. Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets.h. Berikan antibiotik bila diindikasikan. a. Mencegah terjadinya infeksi silang.

b. Menurunkan/mengurangi adanya organisme hidup.c. Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi.d. Mencegah/mengurangi terjadinya resiko infeksi.e. Mencegah terjadinya infeksi.

Page 12: Askep Kanker Buli-buli

f. Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi.g. Adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik yang diberikan dapat mengatasi organisme penyebab infeksi.

8. Resiko tinggi gangguan fungsi seksual berhubungan dengan deficit pengetahuan/keterampilan tentang alternatif respon terhadap transisi kesehatan, penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan.Tujuan :- Klien dapat mengungkapkan pengertiannya terhadap efek kanker dan therapi terhadap seksualitas- Mempertahankan aktivitas seksual dalam batas kemampuan

INTERVENSI RASIONALa. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang proses seksualitas dan reaksi serta hubungannya dengan penyakitnya.b. Berikan advise tentang akibat pengobatan terhadap seksualitasnya.c. Berikan privacy kepada klien dan pasangannya. Ketuk pintu sebelum masuk.a. Meningkatkan ekspresi seksual dan meningkatkan komunikasi terbuka antara klien dengan pasangannya.

b. Membantu klien dalam mengatasi masalah seksual yang dihadapinya.

c. Memberikan kesempatan bagi klien dan pasangannya untuk mengekspresikan perasaan dan keinginan secara wajar.

9. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.Tujuan :- Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik- Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhanINTERVENSI RASIONALa. Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati penyembuhan luka.

b. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.c. Ubah posisi klien secara teratur.

d. Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter. a. Memberikan informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan integritas kulit.b. Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi.c. Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu.d. Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra indikatif

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.

Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning andDocumenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.

Page 13: Askep Kanker Buli-buli

Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.EGC. Jakarta.

Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan IkatanAlumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPKPajajaran, Bandung.

www.google.com./ Asuhan keperawatan pada pasien kanker buli-buli.( di akses07 Maret 2009 ).

Page 14: Askep Kanker Buli-buli

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TUMOR KANDUNG KEMIH ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TUMOR KANDUNG KEMIH

Konsep DasarI. Pengertian.Tumor atau karsinoma ini lebih sering mengenai laki-laki dengan perbandingan 2,7 : 1. Biasanya dijumpai sebagai tumor superficial dan pada umumnya belum disertai metastasis, namun rekurensinya tinggi. Merupakan tumor maligna kedua pada system genitourinary.

II. Etiologi.Terjadinya tumor ini dihubungkan dengan kebiasaan merokok, pemakaian zat pemanis buatan, penggunaan siklofosfamid, trauma fisis sepeti infeksi, instrumentasi dan batu, kontak lama dengan zat kimia pewarna, bahan-bahan karet dan kulit. Zat karsinogen yang dipikirkan terdapat pada perokok adalah alfa dan beta naftilamin sedangkan pada industri adalah benzidin, beta-naftilamin dan 4-aminobefinil.

III. Jenis histology.Jenis histology yang terbanyak adalah karsinoma sel transisional (90 %), sedangkan jenis lain yaitu karsinoma sel skuamosa (5-10%), mixed carcinoma (4-6 %), adenoma (<2%), undifferentiated carcinoma dan sangat jarang dijumpai adalah adenoma, tumor karsinoid, karsinosarkoma, melanoma, feokromositoma, limfoma, koriokarsinoma, hemangioma, sarcoma osteogenik dan miosarkoma.

IV. Patofisiologi.Sel tumor transisional invasi ke dinding kandung kemih. Invasi ke lamina propia dan merusak otot sebelum masuk ke lemak perivesikal dan organ lain lainnya. Penyebaran secara hematogen atau limfatogenous menunjukkan metastasis tumor pada kelenjar limfe regional, paru, tulang dan hati.Stadium (staging) tumor kandung kemih penting untuk menentukan program pengobatan. Klasifikasiny adalah sebagai berikut :Ta : tumor terbatas pada epithelium.Tis : karsinoma in situT1 : tumor sampai dengan lapisan subepitelium.T2 : tumor sampai dengan lapisan otot superficial.T3a : tumor sampai dengan otot dalamT3b : tumor sampai dengan lemak perivesika.T4 : tumor sampai dengan jaringan di luar kandung kemih : prostate, uterus, vagina, dinding pelvis dan dinding abdomen.V. Manifestasi klinis.Keluhan yang paling utama adalah hematuri (85-90%) baik mikroskopis maupun makroskopis tanpa disertai rasa nyeri dan intermiten. Pada masa sebagian kecil pasien dapat dijumpai keluhan iritasi buli seperti frekuensi, urgensi dan disuria. Keluhan obstruksi juga dapat ditemukan bila tumor menyumbat muara uretra interna leher kandung kemih. Keluhan lanjut adalah nyeri tulang bila terjadi metastase ke tulang

Page 15: Askep Kanker Buli-buli

atau sakit pinggang bila metastasi retroperitoneal atau obstruksi ureter juga dapat ditemukan.Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak dijumpai kelainan. Penebalan dinding kandung kemih atau terabanya massa tumor baru diodapatkan dengam perabaan bimanual. VI. Pemeriksaan penunjang dan hasil.1. Pemeriksaan laboratorium rutin.Biasanya tidak ditemukan selain hematuri. Anemia bila ada perdarahan kronis atau pendesakan sel metastasi ke sumsum tulang, sedangkan uremia dapat dijumpai bila tumor menyumbat muara ureter baik karena obstruksi ataupun limfadenopati.2. Pemeriksaan radiology.Dilakukan foto polos abdomen, IVP dan foto thoraks. 3. Sistoskopi dan biopsy.Pada persangkaan tumor kandung kemih maka pemeriksaan sistoskopi adalah mutlak dilakukan, bila perlu dilakukan CT-scan.VII. Penatalaksanaan medis.Pada pasien dengan tumor superficial hanya menjalani dengan pengobatan TUR (disertai atau tidak disetai kemoterapi intravesika), control sistoskopi berkala mutlak dilakukan. Sedangkan pasien yang menjalani pengobatan dengan sistektomi radikal dilakukan foto thoraks berkala.Ringkasnya penatalaksanaan tegantung stadium tumor, yakni :Tis : TUR diikuti imunoterapi/BCG intravesika.Ta (single, tidak rekurens : TURTa (ukuran besar, multiple, : TUR diikuti kemoterapi atau imunoterapirekurens intravesikaT1 : TUR diikuti kemoterapi/imunoterapi intravesikaT2-T4 : - sistektomi radikal- kemoterapi neoajuvan diikuti sistektomi rad.- sistektomi rad. diikuti kemoterapi ajuvan - kemoterapi neoajuvan diikuti kemoterapi danradiasi secara bersamaan.T apapun dengan N+, M+ : kemoterapi sistemik diikuti pembedahan atau radiasi paliatifAsuhan Keperawatan.I. Pengkajian.1. Hematuri : adanya darah dalam urine yang dapat dilihat di sertai nyeri atau disuria.2. Gangguan pola BAK : frekuensi kurang dari 2 jam dan urgensi dengan atau tanpa inkontinensia.3. Nyeri : panggul nyeri karena obstruksi ureter atau metastase retroperitoneal, nyeri tulang kronis karena metastase tulang.4. Limfadenopati : pemebsaran kelenjar limfe pelvis.5. Massa abdomen : hepatomegali.

II. Diagnosa Keperawatan1. Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan tumor kandung kemih atau ca buli dan reseksi intravesika atau kemoterapi.2. Nyeri berhubungan dengan obstruksi urine dan metastasi retroperitoneal atau tulang.3. Gangguan perfusi jaringan : perifer, kandung kemih berhubungan dengan kanker kandung kemih atau efek radioterapi.

Page 16: Askep Kanker Buli-buli

4. Cemas berhubungan dengan prognosis tumor kandung kemih pada tahap lanjut.

III. Perencanaan Keperawatan.Diagnosa Keperawatan Perencanaan KeperawatanTujuan dan criteria hasil Intervensi RasionalGangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan tumor kandung kemih atau ca buli dan reseksi intravesika atau kemoterapi.Pola eliminasi BAK kembali normal atau pasien mempertahankan pola BAK secara teratur, kandung kemih kosong dengan kriteria tidak ada nyeri iritasi saat BAK. 1. Jelaskan pada pasein bahwa urgensi atau frekuensi disebabkan oleh tumor kadnung kemih.2. Anjurkan pasien mempertahankan intake cairan yang adekuat (1500 ml).

3. Atur dan ajarkan pasien pmberian obat analgesik atau antispasmodik, antikolinergi sesuai pesanan.

4. Ajarkan pasien untuk BAK sesuai jadwal (+ 2) jam.

5. Jelaskan pada pasien pengaturan kemoterapi intravesikal atau sistemik imunoterapi yang akan menyebabkan gejala iritasi saat BAK. Yakinkan bahwa efek ini bersifat transient. Tumor kandung kemih menyebabkan iritasi dinding vesika sehingga terjadi frekuensi dan urgensi serta inkontinensia.Cairan menghilangkan gejala iritasi dengan mengeluarkan sedimen/endapan dari kandung kemih dan mengurangi bakteriuriaAnalgesik mengurangi gejala iritasi kandung kemih yang tidak jelas dan antispasmodik mngurangi gejala iritasi saat BAK dan menghambat kontraksi kandung kemih yang tidak stabil.Jadwal waktu BAK digunakan atau tanpa pengobatan aantispasmodik untuk mengosongkan kandung kemih sebelum volume kandung kemih mencapai ambang batas.Kemoterapi intravesikal membunuh neoplastik dan beberapa sel normal menyebabkan dinding kandung kemih mengalami peradangan sehingga terjadi frekuensi, urgensi dan inkontinensia pada beberapa pasien.Nyeri berhubungan dengan obstruksi urine dan metastasi retroperitoneal atau tulang.Nyeri dapat hilang dengan kriteria melaporkan nyeri panggul hilang atau berkurang, foto rontgen tidak ada obstruksi, melaporkan nyeri tulang tidak ada. 1. Kaji nyeri : karakteristik, intensitas, lamanya dan faktor yang mempengaruhi dan menghilangkannya.2. Persiapkan pasien untuk dilakukan reseksi tumor kandung kemih atau sistektomi sebagian atau radikal sesuai order.3. Atur pemberian kemoterapai atau radioterapi sesuai order.4. Atur dan ajarkan pasien pengaturan anlgesik atau narkotik untuk nyeri.

5. Beri kompres panas pada daerah yang tidak nyaman.6. Gunakan terapi non farmakologis untuk menghilangkan nyeri seperti batasi pergerakan yang berlebihan dan posisi untuk meningkarkan kenyamaan. Nyeri panggul disebabkan oleh obstruksi yang terjadi pada satu sisi, nyeri tidak hilang dngan perubahan posisi atau istirahat.Reseksi tumor kandung kemih menghilangkan nyeri pannggul karena sumber

Page 17: Askep Kanker Buli-buli

obstruksi dikeluarkan.

Kemoterapi atau radioteapi menghilangkan nyeri tulang dengan mengurangi atau menghilangkan tumor metastase. Terapi bisa menghilangkan nyeri panggul melalui atau dengan cara mengurangi ukuran tumor sehingga dengan begitu menghilangkan obstruksi.Pemanasan lokal bisa menghilangkan ketidaknyamanan sehubungan dengan obstruksi.Meningkatkan kenyamanan dan menghilangkan nyeri.Gangguan perfusi jaringan : perifer, kandung kemih berhubungan dengan kanker kandung kemih atau efek radioterapi.Hematuri hilang dengan kriteria tidak ada darah dalam urine pada urinalisis atau secara visual. 1. Ajarkan pasien memonitor urinenya dan segera lapor dokter atau perawat jika terjadi perdarahan yang berlebihan.2. Ajarkan untuk membedakan urin yang mengandung darah yaitu berwarna pink dan darah segar yang berwarna merah terang.3. Persiapkan pasien untuk dilakukan sistogram4. Monitor pasien setelah dilakukan tindakan seperti hematuri, urine, Hb, Ht, dan tanda vital, persiapkan pasien untuk pemberian formalin 1-10 % secara intravesikal dibawah anastesi umum atau regional.Hematuri bisa tejadi pada pasien dengan ca buli dan setelah TUR serta kemoterapi intravesikal.

Urine warna pink terjadi setelah kemoterapi atau reseksi, darah merah terang indikasi perdarahan yang berlebihan.Sistogram untuk mendeteksi refluks vesika ureter.Larutan formalin 1-10% dipersiapkan dari gas formalin 37 % dalam air steril.Cemas berhubungan dengan prognosis tumor kandung kemih pada tahap lanjut.Klien dapat mengurangi rasa cemasnya dengan kriteria rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif, menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.1. Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.

2. Berikan informasi tentang prognosis secara akurat.3. Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.4. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam pengobatan.5. Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.

6. Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system.7. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.8. Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar. Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi.Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya.Dapat menurunkan kecemasan klien.

Page 18: Askep Kanker Buli-buli

Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya.

Mengetahui dan menggali pola koping klien serta mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.Memberikan kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat.Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.

Daftar Pustaka

Lab/UPF Ilmu Penyakit Dalam, 1994, Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Lyke, Merchant Evelyn, 1992, Assesing for Nursing Diagnosis ; A Human Needs Approach,J.B. Lippincott Company, London.

Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company, Philadelphia

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.

Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.

Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta.

Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK Pajajaran, Bandung.

Page 19: Askep Kanker Buli-buli

Kanker kandung kemih

A. DEFINISIKanken kandung kemih adalah papiloma yang tumbuh didalam lumen kandung kemih,meskipun pada pertumbuhannya mungkin menginfiltrasi sampai dinding kandung kemih (Luckman and Sorensen. 1993).

B. ETIOLOGIFactor yang mempengaruhi terjadinya karsinoma kandung kemih adalah zat karsinogen,baik eksoghen dari rokok atau bahan kimia atau endogen dari hasil metabolisme.Penyebab lain diduga akibat dari pemakaian analgetik,sitostatik,dan iritasi kronik oleh batu,sistosomiasis (infeksi parasit karena iritasi kandung kemih),atau radiasi.

C. PATOFISIOLOGIPerokok baik aktif maupun pasif dapat menghasilkan metabolisme karsinogen yang dihasilkan oleh metabolisme tryptophan yang abnormal. Kebanyakan CA buli berasal dari papiloma yang berubah menjadi ganas. Tumor noduler jarang terjadi tetapi dapat juga menginvasi dinding buli. Proliperasi sel terdiri atas sel epitelium transisional (90 %) , squmuosa (6 %),dan adenocarsinoma ( 2%).Derajat tumor berdasarkan kedalaman penetrasi kedalam dinding buli dan derajat metastase,penentuan derajat kanker harus ditegakan terlebih dahulu sebelum dilakukan penatalaksanaan. Skema derajat CA buli adalah sebagai berikut :Derajat O. ( To,No,Mo ) Tumor terbatas pada mukosa.A. ( T1,No,Mo ) Tumor menembus mukosa.B1. ( T2,No,Mo ) Tumor sudah melebihi ½ dari lapisan mukosa.B2. ( T3a,No,Mo ) Sel tumor menembus muscular tetapi tidak mencapai lemak.C. (T3,No.Mo ) Sel menembus seluruh lapisan muscular tetapi tidak metastases jaga tidak menembus pada jaringan sekitarnya.D1. ( T4a,N1-3,Mo ) bermetastase pada nodus limpe pelvic.D2. ( T4a,Na,M1 ) Bermetastase pada pelvic.Kanker biasa bermetastase ke liver,tulang dan paru-paru,lebih lanjut tumor menyebar ke rectum ,vagina, jaringan lunak dan struktur retroperitoneal. Tumor derajat C atau D memiliki prognosis yang buruk. Tumor superficial memiliki peluang untuk disetabilkan atau dibuang,tetapi angka kekambuhannya cukup tinggi. Kurang dari 25 % klien dengan invasi tumor yang dalam memiliki rata-rata bertahan hidup sekitar 5 tahun, sedangkan Adenokarsinoma sekitar 21 bulan.D. ANATOMI DAN FISIOLOGIKandung kemih adalah merupakan salah satu organ dalam system perkemihan yang berpungsi sebagai penampung urine,yang berbentuk buah pir (kendi),yang dikelilingi oleh otot yang kuat,berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medialis.

Page 20: Askep Kanker Buli-buli

Kandung kemih terletak dibelakang simpisis pubis didalam rongga panggul. Kandung kemih terdiri dari :1. Fundus yaitu bagian yang menghadap kearah belakang dan bawah,bagian ini terpisah dari rectum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent,vesika seminalis dan prostat.2. Korpus yaitu bagian antara verteks dan fundus.3. Verteks yaitu bagian yang meruncing kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan :1. Lapisan sebelah luar (peritoneum ).2. Tunika muskularis (lapisan otot).3. Tumika submukosa.4. lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

E. MANIFESTASI KLINIKHaemarturi tanpa nyeri adalah tanda yang paling sering pada CA kandung kemih dan terjadi pada 75 % semua kasus, sayangnya perdarahan bersifat intermittent. Yang paling sering menyebabkan keterlambatan dalam mencari bantuan kesehatan ketika penyakit berlanjut.Klien dapat mendapat gangguan frekwensi berkemih (bak) dengan Dysuria. Akhirnya terjadi Gross haematuria, obstruksi atau terjadi pistula yang memaksa klien untuk mencari pertolongan medis.

F. PEMERIKASAN DIAGNOSTIKPemeriksaan bimanual sangat berguna untuk menentukan infiltrasi. Pada sistografi dan pielografi intravena nampak lesi defek isian dalam kandung kemih. Endoskopy dilakukan untuk melihat bentuk dan besar tumor. Perubahan dalam kandung kemih,dan melakukan biopsy. Pemeriksaan sitologi membantu diagnosis.Karsinoma kandung kemih perlu dibedakan dari tumor ureter yang menonjol da;am kandung kemih,karsinoma prostat,dan hipertrofi prostat lobus median prostat. Untuk membedakan kelainan ini dibutuhkan Endoscopy dan Biopsy,urografi atau IVP,Ct Scen,USG dan sitoscopy.Tingkat keganasan dibedakan menjadi tiga golongan yaitu : Deferensiasi baik (G I),sedang (G II),dan kurang berdiferensiasi (G III)Karsinoma sel transisional dan karsinoma in-situ akan melepaskan sel-sel kanker yang dapat dikenali,pemeriksaan sitologi urine yang baru dan larutan salin yang digunakan sebagai pembilas kandung kemih akan memberikan informasi tentang prognosis paien,khususnya pasien yang beresiko tinggi untuk terjadinya tumor primer kandung kemih.

G. PENATALAKSANAANTerapi endoscopik merupakan terapi baku karsinoma suerfisialis melalui reseksi trasuretral tumor secara total. Rencana pasca bedah selanjutnya sangat menentukan hasil terapi.Sitoscopi untuk mengontrol kekambuhan biasanya diadakan setiap tiga bulan selama satu tahun dan kemudian setiap enam bulan,kecuali untuk reseksi tumor sampai disubmukosa. Endoscopi juga dipakai untuk fulgerasi dan terapi laser.Radiasi diberikan setelah reseksi transuretral karsinoma kandung kemih superfisialis atau setelah sistektomi. Radiasi juga dipakai untuk penyembuhan pada stadium T3 yang tidak tahan pembedahan besar atau sebagai terapi paliatif tumor T4. kadang

Page 21: Askep Kanker Buli-buli

radiasi diperlukan sebagai terapi paliatif untuk menghentikan perdarahan atau gejala metastase pada karsinoma lanjut.Kemoterapi diberikan setelah reseksi trasuretral karsinoma superfisialis. Kemoterapi secara intravesikal bertujuan mengurangi kemungkinan berkambuh. Kemoterapi yang digunakan adalah tiotepa,adriamisin,doksorubbisin,mitomisin C,dan bCG. Instilasi bcg sebenarnya merupakan terapi imunologik intravesikal dengan vaksin basil Calmette-Guerin. Vasin ini meupakan vaksin hidup. Penderita,dokter dan perawat harus menyadari hal tersebut dan memperhatikan keberhasilan sewaktu dan setelah buang air kecil.Pembedahan dilakukan kalau penyebaran karsinoma sudah sampai otot kandung kemih. Ada tiga macam pembedahan yang bias dipilih yaitu : sistektomi parsial,sistektomi total,dan sistektomi radikal. Indikasi sistektomi parsial adalah tumor soliter yang berbatas tegas pada mukosa. Sistektomi total merupakan terapi definitive untuk karsinoma superfisialis yang kambuh. Sistektomi radikal merupakan pilihan kalau terapi lain tidak berhasil atau timbul kekambuhan. Cara diversi kemih yang paling baik adalah uretro-enterokutancostomi dengan menggunakan sebagian usus halus menurut Bricker atau urostoma kontinen dengan sejenis katup menurut kock.Prognosis tergantung tingkat pengluasan dan derajat keganasan. Secara klinik dapat ditemukan dua jenis gambaran,yaitu pertumbuhan superfisia dan yang bertumbuh invasive dari permulaan.Biasanya pada karsinoma kandung kemih superfisialis penderita berulang-ulang ditangani dengan sitoscipi untuk mengontrol reseksi local dan instilasi kemoterapi. Kebanyakan tidak akan mengalamin metastase sehinga prognosis ketahanan hidup agak baik. Walaupun morbiditasnya cukup berat.Penderita dengan karsinoma kandung kemih invasive mengalami riwayat penyakit yang lain sekali. Ternyata sekitar 90 % tidak pernah mempunyai gambaran klinik karsinoma superfisialis,dan kurang lebih setengahnya sudah bermetastase jauh samar (okul) yang kebanyakan menjadi jelas dalam waktu satu tahun. Prognosisnya buruk dalam waktu satu-dua tahun.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIANa. Identitas pasienb. Riwayat keperawatan1. Riwayat penyakit sekarang2. Riwayat penyakit masa lalu3. Riwayat kesehatan keluarga, penyakit yang pernah diderita anggota keluarga yang menjadi faktor resiko.4. riwayat psikososial dan sepriritual5. kondisi lingkungan rumah6. Kebiasaan sehari-hari (pola eliminasi bak,pola aktivitas dan latihan,pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (rokok,ketergantungan obat,minuman keras),c. Pemeriksaan fisikNyeri /ktidak nyamanan : nyeri tekan abdomen,nyeri tekan pada area ginjal pada saat palpasi,nyeri dapat digambarkan sebagai acut,hebat,tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain

B. RENCANA KEPERAWATAN

Page 22: Askep Kanker Buli-buli

Perubahan kenyamanan nyeri b/d trauma jaringan

Kriteria hasil :Individu akan1. Memperlihatkan bahwa orang lain membenarkan nyeri itu ada.2. Memperlihatkan pengurangan nyeri setelah melakukan tindakan penurunan rasa nyeri yang memuaskan.Anak-anak akan, berdasarkan usia dan kemampuannya :1. Mengidentifikasi sumber-sumber nyeri.2. Mengidentifikasi aktivitas yang akan meningkatkan dan menurunkan nyeri.3. Menggambarkan rasa nyaman dari orang-orang lain selama mengalami nyeri.

Intervensi :1. Tingkatkan pengetahuana. Jelaskan sebab-sebab nyeri kepada individu, jika diketahui.b. Menghubungkan berapa lama nyeri akan berlangsung, jika diketahui.c. Jelaskan pemeriksaan diagnostik dan prosedur secara detail dengan menghubungkan ketidaknyamanan dan sensasi yang akan dirasakan, dan perkiraan lamanya terjadi nyeri.2. Berikan informasi yang akurat untuk mengurangi rasa takut.3. Hubungkan penerimaan anda tentang respons individu terhadap nyeri.a. Mengenali adanya rasa nyeri.b. Mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai nyeri.c. Memperlihatkan bahwa anda sedang mengkaji nyeri karena anda ingin mengerti lebih baik (bukan untuk menentukan apakah nyeri tersebut benar-benar ada).4. Kaji keluarga untuk mengetahui adanya kesalahan konsep tentang nyeri atau penanganannya.5. Bicarakan alasan-alasan mengapa individu dapat mengalami peningkatan atau penurunan nyeri (mis; keletihan meningkatkan nyeri, distraksi menurunkan nyeri).a. Berikan dorongan anggota keluarga untuk saling menceritakan rasa prihatinnya secara pribadi.b. Kaji apakah keluarga menyangsikan nyeri dan bicarakan pengaruhnya pada individu yang mengalami nyeri.c. Anjurkan keluarga untuk tetap memberikan perhatian walaupun nyeri tidak diperlihatkan.6. Berikan kesempatan kepada individu untuk istirahat selama siang dan waktu tidur yang tidak terganggu pada malam hari.7. Bicarakan dengan individu dan keluarga penggunaan terapi distraksi, bersamaan dengan metode lain untuk menurunkan nyeri.8. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut, bernapas dengan teratur.9. Ajarkan penurunan nyeri noninvasifa. Relaksasi- Intruksikan teknik-teknik untuk menurunkan ketegangan otot rangka, yang dapat menurunkan intensitas nyeri.- Tingkatkan relaksasi pijat punggung, masase, atau mandi air hangat.- Ajarkan teknik relaksasi khusus (mis; bernapas perlahan, teratur, dan napas dalam-kepalkan tinju-menguap)b. Stimulasi kutan- Bicarakan dengan individu berbagai metoda stimulasi kulit dan efek-efeknya pada nyeri.

Page 23: Askep Kanker Buli-buli

- Bicarakan setiap metoda berikut ini dan tindakan kewaspadaannya:Botol air panasBantalan pemanas listrikMandi rendam air hangatKantung panas lembabHangatnya sinar matahariSelimut dari plastik diatas area yang sakit untuk menahan panas tubuh (mis;lutut, siku)- Bicarakan setiap metoda berikut dan tindakan kewaspadaannya:Handuk dingin (diperas)Rendaman air dinginKantung esKantung jeli dinginMasase es- Jelaskan manfaat terapeutik dari preparat mentol dan masase/pijat punggung.10. Berikan individu pengurang rasa sakit yang optimal dengan analgesik.11. Setelah pemberian pengurang rasa sakit, kembali 30 menit kemudian untuk mengkaji efektifitasnya.12. Berikan informasi yang akurat untuk meluruskan kesalahan konsep pada keluarga (mis; ketagihan, ragu-ragu tentang nyeri).13. Berikan individu kesempatan untuk membicarakan ketakutan, marah, dan rasa frustrasinya di tempat tersendiri, pahami kesukaran situasi.14. Berikan dorongan individu untuk membicarakan pengalaman nyerinya.

Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan melemahnya daya tahan penjamu sekunder terhadap terapi radiasi

Kriteria hasilIndividu akan :1. Memperlihat teknik cuci tangan yang sangat cermat.2. Bebas dari proses infeksi nosokomial selama perawatan di rumah sakit3. Memperlihatkan kemampuan tentang faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan infeksi dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat untuk mencegah infeksi

Intervensi1. Identifikasi individu yang berisiko terhadap infeksi nosokomiala. Kaji terhadap prediktor- Infeksi (prabedah)- Operasi abdomen atau thoraks- Operasi lebih dari 2 jam- Prosedur genitouranius- Instrumentasi (ventilator, pengisap, kateter, nebulizer, trakeostomi, alat pemantau invasif)- Aestesiab. Kaji terhadap faktor-faktor yang mengacaukan- Usia lebih muda dari 1 tahun, atau lebih tua dari 65 tahun- Obesitas- Kondisi-kondisi penyakit yang mendasari (PPOK, DM, penyakit kardiovaskuler)- Penyalahgunaan obat terlarang- Status nutrisi

Page 24: Askep Kanker Buli-buli

- Perokok2. Kurangi organisme-organisme yang masuk ke dalam tubuha. Cuci tangan dengan cermatb. Teknik antiseptikc. Tindakan isolasid. Diagnostik yang perlu atau prosedur terapeutike. Pengurangan mikroorganisme yang dapat ditularkan melalui udara3. Lindungi individu yang defisit imun dari infeksia. Instruksikan individu untuk meminta kepada seluruh pengunjung dan personil untuk mencuci tangan sebelum mendekati individu.b. Batasi pengunjung bila memungkinkanc. Batasi alat-alat invasif (IV, spesimen laboratorium) untuk yang benar-benar perlu saja.d. Ajarkan individu dan anggota keluarga tanda dan gejala infeksi4. Kurangi kerentanan individu terhadap infeksia. Dorong dan pertahankan masukan kalori dan protein dalam diet (lihat Perubahan nutrisi).b. Pantau penggunaan atau penggunaan berlebihan terapi antimikroba.c. Berikan terapi antimikroba yang telah diresepkan dalam 15 menit dari waktu yang dijadwalkand. Minimalkan lamanya tinggal di rumah sakit5. Amati terhadap manifestasi klinik infeksi (mis; demam, urine keruh, drainase purulen)6. Instruksikan individu dan keluarga mengenal penyebab, risiko-risiko dan kekuatan penularan infeksi.7. Laporkan penyakit-penyakit menular.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme:Kanker

Kriteria hasilIndividu akan :1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi aktifitas2. Memperlihatkan kamajuan (ketingkat yang lebih tinggi dari mobilitas yang mungkin)3. Memperlihatkan penurunan tanda-tanda hipoksia terhadap aktifitas (nadi, tekanan darah, pernapasan)4. Melaporkan reduksi gejala-gejala intoleransi aktivitas

Intervensi1. Kaji respon individu terhadap aktivitasa. Ukur nadi, tekanan darah, pernapasan saat istirahatb. Ukur tanda vital segera dan 3 menit setelah istirahat.c. Hentikan aktivitas klien bila :- Keluhan nyeri dada, dispnoe, vertigo, kekacauan mental- Frekwensi nadi menurun- Tekanan sistolik menurun- Tekanan diastolik meningkat 15 mmHg- Frekwensi pernapasan menurund. Kurangi intensitas, frekwensi, lamanya aktivitas bila

Page 25: Askep Kanker Buli-buli

- Frekwensi nadi lebih dari 3 menit untuk kembali frekwensi awal (atau 6 denyut lebih cepat dari frekwensi awal).- Frekwensi pernapasan meningkat berlebihan setelah aktivitas.- Terdapat tanda-tanda hipoksia.2. Meningkatkan aktivitas secara bertahapa. Untuk klien yang pernah tirah baring lama, mulai melakukan rentang gerak sedikitnya 2 kali sehari.b. Rencanakan waktu istirahat sesuai dengan jadwal sehari-hari klien.c. Berikan kepercayaan kepada klien bahwa mereka dapat meningkatkan status mobilitasnya.d. Beri penghargaan pada kemajuan yang dicapai.e. Beri kesempatan klien membuat jadwal aktivitas dan sasaran pencapaian.f. Tingkatkan toleransi dengan membiarkan klien melakukan aktivitas yang lebih lambat, lebih banyak istirahat, atau dengan banyak bantuan.g. Secara bertahap tingkatkan aktivitas diluar tempat tidur 15 menit setiap hari, tiga kali sehari.h. Izinkan klien untuk mengatur frekwensi ambulasi.i. Anjurkan klien untuk memakai alas kaki yang nyaman.3. Ajarkan klien metoda penghematan energi untuk aktivitas.a. Luangkan waktu untuk istirahat.b. Lebih baik duduk daripada berdiri saat melakukan aktivitas, kecuali hal ini memungkinkan.c. Saat melakukan suatu aktivitas, istirahat setiap 3 menit selama 5 menit untuk membiarkan jantung pulih.d. Hentikan aktivitas jika keletihan atau terlihat tanda-tanda hipoksia.4. Instruksikan klien untuk konsulasi kepada dokter atau ahli terapi fisik untuk program latihan jangka panjang.5. Rujuk kepada perawat komunitas untuk tindak lanjut jika diperlukan.

Perubahan pola elimunasi urinarius berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung kemih sekunder terhadap kanker

Kriteria hasilIndividu akan1. Menjadi kontinen (terutama selama siang hari, malam, 24 jam)2. Mampu mengidentifikasi penyebab inkontinens dan rasional untuk pengobatan

Intervensi1. Pertahankan hidrasi optimala. Tingkatkan hidrasi 2000-3000 ml/hari, kecuali ada kontraindikasi.b. Bagi jarak cairan setiap 2 jamc. Kurangi masukan cairan setelah jam 19.002. Pertahankan nutrisi yang adekuat3. Tingkatkan berkemiha. Pastikan privasi dan rasa nyaman.b. Gunakan fasilitas toilet, jika mungkin, daripada bedpanc. Berikan klien pria kesempatan berdiri.d. Bantu individu dengan bedpan untuk memfleksikan lututnya.4. Tingkatkan integritas personal dan berikan motivasi untuk meningkatkan kontrol kandung kemih.

Page 26: Askep Kanker Buli-buli

5. Tunjukkan pada individu bahwa inkontinens dapat disembuhkan atau sedikitnya dikontrol untuk mempertahankan martabat.6. Harapkan pada individu untuk menjadi kontinen (mis; sarankan menggunakan pakaian ketat, jangan sarankan menggunakan bedpan)7. Tingkatkan integritas kulita. Identifikasi individu yang berisiko mengalami ulkus akibat tekanan.b. Cuci area, bilas, dan keringkan dengan baik setelah episiode inkontinens.c. Gunakan salep pelindung, jika diperlukan.8. Jadwalkan masukan cairan dan waktu berkemih.9. Jadwalkan program keteterisasi intermitten10. Ajarkan pencegahan ISKa. Beri dorongan pengosongan kandung kemih secara teratur.b. Pastikan masukan cairan yang adekuat.c. Jaga keasaman urine, hindari jus jeruk nipis, cola pekat, kopi.