59
MAKALAH LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN Dengan Masalah Utama “Menopause ” Disusun oleh: Kelas 3D- Semester 5 1. Evi nuriyanti (05201011126) 2. Joko sulistyo (05201011142) 3. Mustika oeditia(05201011060)

Askep Menopause

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH

“LAPORAN PENDAHULUAN

DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Dengan Masalah Utama “Menopause ”

Disusun oleh:

Kelas 3D- Semester 5

1. Evi nuriyanti (05201011126)

2. Joko sulistyo (05201011142)

3. Mustika oeditia(05201011060)

4. Surlimalianah (05201011019)

5. Yayuk (05201011066)

Program Studi S1 Keperawatan

STIKES BINA SEHAT PPNI

Jl. Raya Jabon KM.6 Gayaman, Mojokerto

Tahun pelajaran 2012-2013

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami

nikmat sehat jasmani dan rohani sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini .

Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Rina Nur Hidayati, selaku dosen mata kuliah

Komunitas II yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menambah wawasan kami.

Dalam makalah ini berisikan tentang “LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN Dengan Masalah Utama “Menopause ”, kami mengharapkan kritik dan saran agar

kami dapat lebih baik. Semoga makalah ini dapat berguna bagi  pembaca dan khususnya bagi penulis.

Mojokerto,12 November 2012

Tim penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang dinamakan

menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang dirasakan tidak

menyenangkan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk benar-benar

memahaminya. Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50,

sekitar seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus

menstruasi sampai melewati umur 50 tahun.

Selanjutnya, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat kehidupan saat

menopause ini sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause yang dapat membantu

untuk energi tubuh, mengendalikan berat badan dan mencegah sejumlah kondisi yang dapat

menjadi lebih terlihat pada saat proses penuaan terus berlanjut. Terapi Sulih Estrogen (TSH)

serta olahraga yang teratur juga dapat mengurangi beban pada saat terjadinya proses

menopause ini. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas pada pokok pembahasan.

B. Tujuan

1 Tujuan Umum

Mengetahui masalah menopause pada lansia

2 Tujuan Khusus

1. Apa pengertian Menopause dan macam-macamnya?

2.   Apa penyebab dan gejala-gejala menopause?

3. Bagaimana tahap- tahap menopause ?

4. Apa saja jenis-jenis dari menopause?

5. Apa saja gangguan menopause?

6. Bagaimana cara mencegah pemunculan menopause?

7.   Bagaimana pengobatan menopause

C. Manfaat

1. Bagi mahasiswa

Merupakan sumber tambahan informasi dan pengetahuan tentang permasalahan

menopause pada masa usia lanjut sebagai acuan dalam memberikan pelayanan

keperawatan pada lansia

2. Bagi institusi dan civitas akademika

Mengukur pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam menyusun asuahan

keperawatan pada lansia dengan mengambil dari berbagai sumber literature.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI MENOPAUSE

Menopause berasal dari bahasa Yunani yaitu Men Dan Pauseis yang menggambarkan

berhentinya haid. Menurut kepustakaan abad 17 dan 18, menopause dianggap tidak berguna

dan tidak menarik lagi.

Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai periode

berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 40 – 50 tahun. Menopause

kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa berhentinya haid sama sekali. Dapat

didiagnosa setelah 1 tahun tidak mengalami menstruasi. Masa pancaroba ini disertai dengan

gejala-gejala yang khas. Pada premenopause timbul kelainan haid, sedangkan dalam

postmenopause terjadi gangguan vegetatif seperti panas, berkeringat dan palpitari, gangguan

psikis berupa labilitas emosi dan gangguan organis yang bersifat atrofi alat kandungan dan

tulang.

Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika seorang wanita

tidalagi mengalami menstruasi karena produksi hormonnya berkurang atau berhenti.

Menopause merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan

berhentinya masa subur.

B. ETIOLOGI MENOPAUSE

Akibat dari kadar hormon esterogen, progerseteron dan hormon ovarium yang

berkurang akan menyebabkan perubahan fisik, psikologis dan seksual yang menurun pada

wanita pasca menopause (Hacker&Moore, 2001).

Seseorang disebut menopause jika tidak lagi menstruasi selama 12 bulan atau

satu tahun. Menopause umumnya terjadi ketika perempuan memasuki usia 48 hingga 52

tahun (Rachmawati, 2006).

Menurut Andra (2007), efek berkurangnya hormon estrogen mengakibatkan penipisan

pada dinding vagina, pembuluh darah kapiler di bawah permukaan kulit juga akan terlihat.

Akhirnya, karena epitel vagina menjadi atrofi dan tidak adanya darah kapiler berakibat

permukaan vagina menjadi pucat. Selain itu, rugae-rugae (kerut) vagina akan jauh berkurang

yang mengakibatkan permukaannya menjadi licin, akibatnya sering sekali wanita

mengeluhkan dispareunia (nyeri sewaktu senggama), sehingga malas berhubungan seksual.

2.1 Faktor Predisposisi

a. Usia saat haid pertama kali ( menarche )

Jika seorang wanita pertama kali mengalami menstruasi terbilang dalam usia yang masih

belia, maka menopause yang akan terjadi semakin lama.

b. Faktor psikis

Mereka para wanita yang belum menikah dan bekerja sangat mempengaruhi menopause

itu lebih cepat terjadi dibanding dengan mereka yang tidak menikah dan tidak bekerja.

Hal ini sangat mempengaruhi keadaan psikis wanita.

c. Jumlah anak

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang melahirkan banyak anak,

cenderung lebih mudah dan lebih cepat mengalami penuaan dini dan mereka makin dekat

dengan masa menopause.

d. Usia melahirkan

Ketika seorang wanita melahirkan atau memilii seorang anak dalam usia yang cukup tua

misalnya memiliki anak di usia 35 tahun, maka semakin lama wanita tersebut memasuki

usia menopause. Hal ini disebabkan oleh ketika seorang dalam masa kehamilan dan

persalinan di usia yang cukup tua akan berpengaruh pada lambannya proses sistem kerja

dari organ reproduksi dan memperlambat proses penuaan dini

e. Pemakaian kontrasepsi

Pemilihan dalam pemakaian alat kontrasepsi juga dapat mempengaruhi seorang wanita

mengalami keterlambatan dalam menopause.

f. Merokok

Rokok memang menjadi salah satu penyebab dari banyak penyakit. Wanita yang suka

merokok cenderung lebih cepat mengalami masa menopause.

g. Sosial ekonomi

Secara pasti faktor sosial ekonomi belum bisa dipastikan sebagai penyebab menopause.

Namun menurut sebuah buku karya DR. Faisal mengungkapkan bahwa menopause

dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi termasuk pendidikan dan pekerjaan.

C. TAHAP- TAHAP MENOPAUSE

Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause,

menopause dan pasca menopause.

1. Pramenopause

Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala

menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan pada masa siklus haid

benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan

fisikyangberarti

2. Menopause

Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya bisa

dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh

3. Pascamenopause

Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain,

pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya

sudah dapat menyesuaikan dii dengan perubahan-perubahan hormonalnya

C. GEJALA – GEJALA MENOPAUSE

a ) Tanda Awal Menopause

1. Perubahan kejiwaan

Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah : merasa tua,

mudah tersinggunga, mudah kaget sehingga jantung berdebar, takut tidak bisa memenuhi

kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginan seksual

menurun dan sulit mencapai kepuasan (orgasme),  dan juga merasa tidak berguna dan tidak

menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain.

2. Perubahan fisik

Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit

menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar

sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.pada kulit tumbuh bintik

hitam, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.

Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat,

dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus yang semakin berkurang

maka akan menimbulkan gangguan buang air besar berupa obstipasi.

Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liang senggama terasa kering,

lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung

kemih dan liang senggama). Daerah sensitive makin sulit untuk dirangsang. Saat

berhubungan seksual dapat menjadi nyeri.Perubahan pada tulang terjadi oleh karena

kombinasi rendahnya hormon paratiroid. Tulang mengalami pengapuran, artinya kalium

menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang terutama terjadi pada

persendian paha. 

Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan

progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit

estrogen/progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami

sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan

sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap

menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi

pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan

gejala-gejala yang hebat.

Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium.

Perubahan hormonal pada tubuh tersebut berakibat munculnya gejala-gejala seperti nyeri

sendi & sakit pada punggung, pengeringan pada vagina (sehingga sakit saat melakukan

hubungan seksual), sulit menahan kencing, gangguan mood & emosi tinggi sehingga

menimbulkan stres, selain itu penurunan kadar estrogen juga mengakibatkan kecenderungan

peningkatan tekanan darah, pertambahan berat badan & peningkatan kadar kolesterol.

Pada jangka panjang keluhan akibat menurunnya kadar estrogen ini dapat menyebabkan

osteoporosis, penyakit jantung koroner, dementia tipe Alzheimer, stroke, kanker usus besar,

gigi rontok & katarak.Adapun gejala lain yang terjadi selama menopause yaitu :

a. Ketidakteraturan siklus haid

b. Gejolak rasa panas

d. Perubahan kulit

e. Keringat dimalam hari

f. Sulit tidur

g. Perubahan pada mulut

h. Kerapuhan tulang

j. Penyakit

Bagi kebanyakan wanita keluhan-keluhan tersebut terutama yang bersinggungan dengan

kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan dampak negatif pada kualitas hidup & rasa

percaya diri. Untuk itu perlu penanganan menopause yang tepat dalam menghadapinya. Saat

ini pengobatan yang paling efektif untuk mengobati gejala menopause & sekaligus sebagai

pencegahan terhadap osteoporosis adalah dengan terapi berbasis hormon estrogen yang

bertujuan untuk menggantikan penurunan estrogen yang terjadi saat menopause. Dan untuk

wanita menopause yang masih memiliki uterus (rahim) maka terapi tersebut dikombinasikan

dengan progestogen.

D. JENIS-JENIS MENOPAUSE

Menopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause alamiah dan

menopause prematur (dini).

1. Menopause Alamiah

Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun. Menopause

alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-10

tahun. Meskipun seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun.

Selama itu menstruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi.

Menstruasi datang secara fluktuatif. Lamanya, intensitasnya, dan alirannya mungkin

bertambah atau berkurang. Wanita yang mengalami menopause alamiah mungkin

membutuhkan perawatan atau mungkin tidak membutuhkan perawatan apapun. Hal ini

karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik. Selain itu proses menopause

berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-

perubahan yang terjadi pada saat menopause.

2. Menopause Dini

Menurut dr. ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri dan Ginekologi,

FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause dini adalah berhentinya haid di

bawah usia 40 tahun”. Kalau wanita itu sudah berusia di atas 40 tahun, misalnya pada usia di

atas 40 tahun, misalnya usia 42 dan 43, ia tidak dikategorikan sebagai wanita yang

mengalami menopause dini. Demikian juga pada wanita usia produktif yang tidak lagi haid

karena pengangkatan rahim, ia tidak dapat disebut sebagai penderita menopause dini. Ini

disebabkan indung telurnya masih ada dan masih memproduksi sel-sel telur serta

mengeluarkan hormon estrogen. Sementara itu, jika kedua indung telurnya di angkat,

otomatis produksi hormon estrogen terhenti pula. Otomatis tidak akan mengalami haid lagi

untuk seterusnya sehingga dapat disebut telah mengalami menopause dini.

Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, bisa karena indung

telurnya diangkat, misalnya karena menderita kanker indung telur. Kedua, diduga karena

gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan yang tidak

sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga bisa karena pengaruh obat-obatan seperti obat

pelangsing dan jamu-jamu yang tidak jelas zat kimianya. Pada umumnya, obat-obatan

pelangsing memang mengandung zat kimia yang dapat menghambat produksi hormon.

Gejala menopause dini dengan menopause biasa tidak ada bedanya, walaupun setiap

orang mengalami gejala dalam waktu yang sama. Tetapi dari segi perubahan fisik penderita

menopause biasanya tampak lebih parah. Ini terlihat dari keluhan –keluhan yang mereka

alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung koroner yang datang lebih cepat. Oleh karena

itu datangnya menopause dini perlu diwaspadai.

E. GANGGUAN MENOPAUSE

Gangguan menopause ialah jadwal menopause

1 Menopause premature

  Terhentinya haid pada umur 40 tahun

 Terdapat gejala premenopause hot flushes, kenaikan gonadotropin

2 Menopause terlambat

Berhentinya haid setelah umur 55 tahun

Terdapat gejala menopause

a ) Menopause Memengaruhi Hubungan Wanita

Kehidupan seksual sesuadah menopause ternyata tidak mengalami perubahan pada 60%

perempuan. Dua puluh persen diantaranya mengalami peningkatan keinginan seksual dan

20% lagi mengalami pengurangan. Karena tidak ada lagi resiko kehamilan, banyak

perempuan mempunyai keinginan seksual yang lebih besar dan bahkan kadang memperbaiki

hubungan antara pasangan. Memang, dalam kenyataannya nafsu seksual tidak ada

hubungannya dengan produksi hormon pada saat atau sesudah menopause.

Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa perempuan masih tetap mempunyai nafsu

seksual sampai pada usia yang lebih tua dibanding kaum laki-laki. Setiap tujuh diantara 10

pasangan di Amerika masih tetap melakukan senggama sesudah usia 60 tahun. Alasan utama

berhentinya kegiatan seksual mereka biasanya disebabkan oleh adanya gangguan kesehatan,

yang biasanya terjadi pada pihak laki-laki. Kendati demikian, sementara sebagian

perempuan tidak mengalami perubahan pada keinginannya untuk berhubungan seks,

sebagian lainnya tidak peduli jika ia tidak berhubungan dengan pasangannya selama

berbulan-bulan.

b ) Menopause Pada Laki-Laki

Ternyata tidak hanya perempuan yang mengalami menopause tetapi laki-laki juga

mengalami menopause. Menopause pada laki-laki dinamakan “andropause”. Istilah

andropause pada pria memang memiliki banyak kemiripan dengan menopause yang dialami

wanita. Hanya saja, masalah seputar andropause yang ramai dibicarakan 3 tahun belakangan

ini, masih kontroversial. Pada wanita menopause berarti berhenti haid karena ovulasi tak

terjadi lagi akibat habisnya persediaan sel telur. Pada pria, andropause tak identik dengan

berhentinya produksi sperma. Sebab, secara fisik, sampai usia tua pun, sperma masih akan

tetap di produksi.

c ) Kelainan Organic Pada Masa Menopause

Dengan rangsangan estrogen terus-menerus tanpa selingan progesterone memberikan

peluang terjadinya keadaan patologis organ tujuan estrogen dalam bentuk :

1) Perdarahan disfungsional semakin meningkat

2) Terjadi perubahan alat genetalia menjadi tumor jinak ; mioma uteri,

3) Polip endometrial, polip servikal

4) Karsinoma korpus uteri

5) Keganasan payudara

F. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik

Tanda-tanda dan gejala menopause cukup untuk mengatakan kebanyakan wanita telah mulai

melewati transisi menopause. Jika wanita mempunyai keluhan mengenai menstruasi tidak

teratur atau hot flashes dapat memeriksakan ke dokter. Pemeriksaan penunjang diagnostik

untuk menopause dapat dilakukan dengan cara memeriksa tingkat follicle-stimulating

hormone (FSH) dan estrogen (estradiol) dengan tes darah. Dikatakan menopause, jika

hormon FSH dan estradiol menunjukan tingkat penurunan. Dokter mungkin juga

merekomendasikan tes darah untuk menentukan tingkat kemampuan thyroid-stimulating

hormone, karena hypotiroidisme dapat menyebabkan gejala mirip dengan menopause

G. Komplikasi

a. Gejala menopause

Gejala menopause cenderung lebih berat pada wanita yang mengalami menopause

mendadak, misalnya akibat pembedahan, dibandingkan pada wanita yang mengalami

gagal ovarium bertahap (Chakravati et al,,1977).

b. Penyakit kardiovaskuler

Penelitian awal pada tahun 1950 an menunjukkan insiden penyakit jantung yang lebih

tinggi pada wanita yang mengalami menopause dini (Oliver dan Boyd,1959). Baru-baru

ini, US Nurses Study menunjukkan bahwa semakin muda usia terjadinya menopause,

resiko infark miokardium semakin meningkat dan bahwa ooferoktomi bilateral yang

dilakukan pada wanita dibawah usia 35 tahun meningkatkan resiko tersebut hingga tujuh

kali lipat dibandingkan pada wanita pramenopause (Rosenberg et al,,1981). Penelitian

terbaru menunjukkan bahwa wanita yang menjalani terapi sulih hormon oral setelah

ooforektomi tidak mengalami peningkatan resiko menderita penyakit kardiovaskuler

(Colditz et al,,1987).

c. Osteoporosis

Menopause prematur menyebabkan awitan dini osteoporosis. Kondisi ini dapat dicegah

dengan menggunakan terapi sulih hormon jangka panjang (Eastell,,1998). Selama

beberapa tahun pertama setelah menopause akan mengalami kehilangan kepadatan tulang

dengan cepat yang dapat meningkatkan risiko osteoporosis

H. MENCEGAH PEMUNCULAN MENOPAUSE

Tidak semua perempuan yang mengalami menopause memerlukan terapi estrogen

pengganti, sebagian lagi hanya memerlukannya selama beberapa bulan, karena tidak semua

peremuan mengalami gejala menopause yang demikian mengganggu sehingga memerlukan

estrogen pengganti.Di masyarakat Asia pada umumnya, gejala menopause tidak banyak

dikeluhkan karena secara kultural orang-orang yang menjadi lanjut usia justru mendapatkan

kedudukan sosial yang terhormat. Perempuan yang masih tetap aktif ketika memasuki masa

menopause juga tidak mengalami gejala menopause yang berarti. Adapun kegiatan-kegiatan

yang dapat mencegah pemunculan gejala-gejal menopause.

1. Olahraga teratur menjelang menopause

Berolahraga secara teratur banyak manfaatnya. Berolahraga memungkinkan untuk

membakar lemak yang berlebih dengan lebih efisien. Dengan demikian, olahraga mambantu

mengandalikan berat badan. Selain itu olahraga mempunyai manfaat sebagai berikut :

1) Meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, serta kemampuan tubuh untuk menjaga kadar

gula darah.

2) Menjaga kepadatan tulang.

3) Menjaga massa otot.

4) Membakar kalori lemak.

5) Mengurangi stress

6) Mengurangi gejala menopause misalnya meriang.

7) Membantu menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi sejalan dengan bertambahnya

usia.

2. Pola makan sehat menuju menopause

Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan wanita. Untuk

mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang disebabkan oleh

kekurangan hormon estrogen, pengaturan menu makanan yang tepat sedini mungkin adalah

salah satu jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan hormon estrogen pada tubuh.

Hal ini merupakan alternatif alamiah, yaitu dengan mengkonsumsi ekstra estrogen yang

banyak terkandung pada sejumlah bahan pangan.

Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang tidak

begitu bagus untuk seorang wanita menuju masa menopause karena ransel di kalori dapat

lebih mudah selama fase kehidupan ini dan faktor risiko jenis penyakit tertentu bisa naik.

Tidak mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga

minuman berkafein, akan memelihara hati dan sistem kardiovaskular yang sehat dan

membantu untuk mengurangi risiko kondisi seperti kanker dan diabetes.

Ganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan teh hijau tanpa

kafein. Sayuran dan buah-buahan segar selalu penting untuk disertakan dalam setiap diet.

Seorang wanita harus menjauhi makanan berlemak dan manis serta yang mengandung

kafein atau apa pun yang benar-benar tidak memiliki nilai gizi.

Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur

kimianya mirip dengan hormon estrogen dan disinyalir akan menghasilkan efek seperti kerja

estrogen. Senyawa tersebut disebut fitoestrogen. Bahan pangan yang kaya akan fitoestrogen

adalah jenis kacang-kacangan terutama kacang kedelai, serta dapat ditemukan pada hampir

semua jenis serealm sayuran, pepaya, dan tanaman lain yang kaya akan kalsium. Bahan

pangan kaya fitoestrogen yang cocok digunakan untuk minuman segar antara lain tahu

sutera. Bahan yang terbuat dari kacang kedelai ini memiliki tekstur yang sangat lembut,

seperti krim kental, dapat menjadi pengganti aneka produk dari daging sapi dan minyak

hewani.- Susu Kedelai. Susu yang terbuat dari kacang kedelai ini kaya zat fitoetrogen,

sangat fleksibel diolah menjadi dessert yang mengugah selera. Dianjurkan pula

mengkomsumsikan bengkuang, agar-agar rumput laut.

Mengkonsumsi Kalsium Perempuan, terutama menjelang usia-usia menopause,

sebaiknya mengkonsumsi kalsium sebanyak 1000-1500 gram seharinya. Sebagian besar

dapat diperoleh dari makanan, seperti susu, yoghurt, beberapa jenis sayuran (antara lain

brokoli). Kalau jumlah kalsium dari makanan kurang mencukupi, dapat juga memakan tablet

kalsium. Vitamin Tambahan Sebagian besar vitamin yang diperlukan tubuh sudah diperoleh

melalui makanan kita sehari-hari..

I.PENGOBATAN

Tidak semua wanita pasca menopause perlu menjalani Terapi Sulih Hormon (TSH).

Setiap wanita sebaiknya mendiskusikan resiko dan keuntungan yang diperoleh dari TSH

dengan dokter pribadinya.Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk :

Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan.

Membantu mengurangi kekeringan pada vagina.

Mencegah terjadinya osteoporosis.

Beberapa efek samping dari TSH :

Perdarahan vagina

Nyeri payudara

Mual

Muntah

Perut kembung

Kram rahim.

Untuk mengurangi resiko dari TSH dan tetap mendapatkan keuntungan dari TSH, para

ahli menganjurkan:

Menambahkan progesteron terhadap estrogen.

Menambahkan testosteron terhadap estrogen.

Menggunakan dosis estrogen yang paling rendah.

Melakukan pemeriksaan secara teratur, termasuk pemeriksan panggul, dan Pap

smear sehingga kelainan bisa ditemukan sedini mungkin.

Estrogen tersedia dalam bentuk alami dan sintetis (dibuat di laboratorium). Estrogen

sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami sehingga tidak secara rutin

diberikan kepada wanita menopause. Untuk mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya

diperlukan estrogen alami dalam dosis yang sangat rendah. Dosis tinggi cenderung

menimbulkan masalah, diantaranya sakit kepala, migren. Estrogen bisa diberikan dalam

bentuk tablet atau tempelan kulit (estrogen transdermal).

Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk mencegah penipisan lapisan vagina

(sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih dan beser) dan untuk

mencegah timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Wanita pasca menopause

yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko menderita kanker

endometrium. Resiko ini berhubungan dengan dosis dan lamanya pemakaian estrogen. Jika

terjadi perdarahan abnormal dari vagina, dilakukan biopsi lapisan rahim. Mengkonsumsi

progesteron bersamaan dengan estrogen dapat mengurangi resiko terjadinya kanker

endometrium. Biasanya terapi sulih hormon estrogen tidak dilakukan pada wanita yang

menderita :

Kanker payudara atau kanker endometrium stadium lanjut

Perdarahan kelamin dengan penyebab yang tidak pasti

Penyakit hati akut

Penyakit pembekuan darah Porfiria intermiten akut.

Kepada wanita tersebut biasanya diberikan obat anti-cemas, progesteron atau klonidin

untuk mengurangi hot flashes. Untuk mengurangi depersi, kecemasan, mudah tersinggung

dan susah tidur bisa diberikan anti-depresi.

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. GAMBARAN KASUS

Ny. A usia 65 tahun Alamat. Desa Puri, Kec, Puri Kab. Mojokerto, pendidikan terakhir

PGSD, dan sekarang sudah pensiun, kebangsaan Indonesia , Suku  Jawa, Agama islam,

Ny A meminta pada anaknya untuk diantar ke Panti Werdha dan yang bertanggung jawab di

Panti adalah kedua anaknya. Ny A di panti sudah sudah 5 bulan pada saat pengkajian klien

mengatakan semenjak suaminya meninggal klien di rumah sering sendirian dan merasa

bosan karena sering ditinggal anak M nya yang sibuk dengan pekerjaan nya, meskipun

dirumah Ny A dengan kedua cucu nya tapi karena mereka juga sudah dewasa jarang

dirumah sibuk dengan kegiatan-kegiatan yang diikuti disekolahnya. Dan alasan itulah yang

menjadi Ny A ingin tinggal di Panti kareba beliau merasa di Panti akan mendapat banyak

teman dan tidak merasa sendirian lagi.

Selain itu Ny A mengatakan selama di Panti sering mengikuti kegiatan-kegiatan yang

diadakan oleh Panti misalnya senam pagi, berkebun, mengikuti pengajian juga. salah satu

perawat juga mengatkan bahwa beliau memang rajin dan hidup bersih, selain sering

mengikuti olahraga, Ny A tidak pernah telat meminum susu dan makan makanan yang sehat

yang selalu dibawakan anak nya karena setiap 2 minggu sekali selalu menjenguk Ny A, dan

anak sebenarnya ingin ibunya kembali dirumah aja tetapi Ny A tetap menolak dan tetap

tinggal di Panti.

Ny. A mengatakan bahwa ia sudah tidak mendapatkan haid sejak 3 bulan yang lalu,dan

karena itu Ny A sering merasakan nyeri sendi. Selain itu seminggu terakhir ini Ny A

mengatakan sakit pada punggung, sulit menahan kencing, rasa panas dan sulit tidur. Pada

pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik, keadaan emosionalnya stabil dan 

kesadarannya compos mentis. Tekanan darah 170/80 mmHg, denyut nadi 74 x/menit,

pernafasan 21 x/menit dan suhu badan 36,5 0 C. Tinggi badan 160 cm dengan berat badan

60 kg.

Hasil pemeriksaan fisik  rambut bersih dan rambut beruban, pada kepala tidak ada

benjolan, telinga bersih tidak kotoran, tidak ada oedema pada muka, konjungtiva pink, sklera

terlihat putih. Pada mulut dan bibir tidak ada sariawan (stomatitis), lidah bersih, tidak ada

pembengkakan dan perdarahan pada gusi, gigi ada caries. Tidak ada pembesaran pada

kelenjar thyroid dileher dan kelenjar getah bening di axilla. Bentuk dadanya simetris dan

tidak ada retraksi pada dadanya, bunyi jantung ada bunyi mur-mur dan paru – paru tidak ada

bunyi wheezing, Pada punggung dan pinggang tidak ada kelainan, posisi tulang belakang

lordosis, tidak ada nyeri ketuk pada pinggang. Kulit kuning bersih, keriput tidak ada bekas

luka dan tidak ada odema

B. Pengkajian Individu Pada Lansia

I IDENTITAS

Nama : Ny A

Alamat :Ds Puri,kec Puri, Kab Mojokerto

Jenis kelamin : Perempuan

Umur :65 tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan terakhir : SMP

Lama tinggal dipanti :5 Bulan

Sumber pendapatan : dari pensiunan guru

Keluarga yang dapat dihubungi : Anak M

Riwayat pekerjaan :Guru SD

II RIWAYAT KESEHATAN

Keluhan yang dirasakan saat ini

Ny A mengatakan tidak mengalami haid

Keluhan yang dirasakan 3 bulan terakhir

Ny. A mengatakan bahwa ia sudah tidak mendapatkan haid sejak 3 bulan yang lalu.

Penyakit saat ini

Ny A mengatakan sakit pada punggung, sulit menahan kencing, rasa panas dan sulit

tidur.

Kejadian penyakit 3 bulan terakhir

Ny A sering merasakan nyeri sendi sejak 3 bulan terakhir

III STATUS FISIOLOGIS

Penampilan/ciri-ciri tubuh :

Ny A di pipi sebelah kanan terlihat ada tahi lalat dan posisi tulang belakang lordosis

Ttv dan status gizi

Suhu : 36,5 0 C.

TD : 170/80 mmHg,

Nadi : 74x/mnt

RR : 21 x/mnt

TB :160 cm

BB :60kg

IV Pengkajian Head To Toe

a) Kepala

Rambut bersih dan rambut beruban, pada kepala tidak ada benjolan, telinga bersih

tidak kotoran

b) Mata

Tidak terdapat oedema pada muka, konjungtiva pink, sklera terlihat putih.

c) Hidung

Hidung bersih,tidak terdapat benjolan pada hidung

d) Mulut & Tenggorokan

Pada mulut dan bibir tidak ada sariawan (stomatitis), lidah bersih, tidak ada

pembengkakan dan perdarahan pada gusi, gigi ada caries..

e) Telinga

Pada telinga tidak ada benjolan dalan liang telinga dan bersih

f) Leher

Tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid dileher dan kelenjar getah bening di

axilla

g) Dada

Bentuk dadanya simetris dan tidak ada retraksi pada dadanya, bunyi jantung ada

bunyi mur-mur dan paru – paru tidak ada bunyi wheezing

h) Abdomen

Ny A sulit menahan kencing, dan saat BAK terasa panas, tetapi tidak ada odema

pada abdomen

i) Genetalia

Sudah tidak mendapatkan haid sejak 3 bulan yang lalu

j) Ektremitas

Pada punggung dan pinggang tidak ada kelainan, posisi tulang belakang lordosis,

nyeri pada pinggang

k) Integument

Kulit putih bersih, keriput tidak ada bekas luka dan tidak ada odema

V PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK LANSIA (Tinneti, ME, dan Ginter, SF,

1998)

1. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan

Bangun dari kursi (dimasukkan dalam analisis)*

Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong tubuhnya ke

atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil

pada saat berdiri pertama kali.

Duduk ke kursi (dimasukkan dalam analisis)*

Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk ditengah kursi

Keterangan ()* : kursi yang keras dan tanpa lengan

Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong sternum perlahan-lahan

sebanyak 3 kali)

Menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan kaki tidak menyentuh sisi-

sisinya

Mata tertutup

Sama seperti diatas (periksa kepercayaan pasien tentang input penglihatan untuk

keseimbangannya)

Perputaran leher

Menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-

sisinya, keluhan vertigo, pusing, atau keadaan tidal stabil.

Gerakan menggapai sesuatu

Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya sementara

berdiri pada ujung-ujung jari kaki, tidak stabil, memegang sesuatu untuk dukungan.

Membungkuk

Tidak mampu untuk membungkuk, untuk mengambil obyek-obyek kecil (misal:

pulpen) dari lantai, memegang suatu obyek untuk bisa berdiri lagi, memerlukan

usaha-usaha multiple untuk bangun.

2. Komponen gaya berjalan atau gerakan

Minta klien untuk berjalan pada tempat yang ditentukan ragu-ragu,

tersandung, memegang obyek untuk dukungan.

Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki pada saat melangkah)

Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki),

mengangkat kaki terlalu tinggi (> 2 inchi)

Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping pasien)

Setelah langkah awal, tidak konsisten memulai mengangkat satu kaki sementara kaki

yang lain menyentuh lantai.

Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari samping klien)

Panjangnya langkah yang tidak sama (sisi yang patologis biasanya memiliki langkah

yang lebih panjang : masalah dapat terdapat pada pinggul, lutut, pergelangan kaki,

atau otot disekitarnya).

Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari belakang klien)

Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi.

Berbalik

Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan memegang obyek utnuk

dukungan.

VI PSIKOSOSIAL

Konsep diri

Emosi

Emosinya labil

Adaptasi

Ny A dengan mudah adaptasi dengan teman sepanti

Mekanisme koping

Ny A selalu mengisi dengan kegiatan positif dengan mengikuti kegiatan ketrampilan dip anti Dukungan keluarga

Kedua anak dan cucu yang selalu menjenguk ke panti

Hub dg keluarga

Hubungan dengan keluarga baik Hub dg OL

Hubungan Ny A dengan orang lain baik

Kegiatan lansia

Mengikuti kegiatan yang positif dipanti

Motivasi lansia

Ny A semangat dalam menghadapi usia tua nya

1. Masalah emosional

Pertanyaan tahap 1

Motivasi penghuni panti

1) Apakah klien mengalami susah tidur?

Ny A mengalami ganggua pola tidur

2) Apk banyak masalah atau banyak pikiran?

Memikirkan anaknya yang selalu sibuk dengan pekerjaannya

3) Apakah klien murung atau menangis sendiri?

Ny A bila ada masalah selalu bercerita dengan temnnya

4) Apakah klien sering was-was atau khawatir

Kadang Ny A berpikir was-was jika anaknya tidak kunjung daang untuk menjenguk

Lanjutkan pertanyaan

Tahap 2 jika jawaban

Iya 1 atau lebih

Pertanyaan tahap II

1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau > 1x dalam sebulan

Ny N mengalmi gannguan pola tidur

2) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain?

Ny A tidak pernah mempunyai masalah masalah dengan orang lain

3) Menggunakan obat tidur atau penenang

Ny A sering menggunakan obat tidur, karena beliau merasa sedih tidak bisa tidur

4) Cenderung mengurung diri

Ny A tidak pernah mengurung diri

Lebih dari 1 atau

Sama dengan 1

Jawaban ya, maka

Masalah emosional

Ada atau ada

gangguan emosional

Gangguan Emosinal

2. Skala Depresi Getriatik(GDS)

NO Pertanyaan Ya Tidak 1 Apakah ibu telah meninggalkan banyak kegiatan akhir-akhir

ini?Ya Tidak

2 Apakah ibu sering merasa hampa/kosong di dalam hidup ini? Ya Tidak 3 Apakah ibu sering merasa bosan? Ya Tidak 4 Apakah ibu merasa mempunyai harapan yang baik di masa

depan?Ya Tidak

5 Apakah ibu mempunyai pikiran jelek yang menggangu terus menerus?

Ya Tidak

6 Apakah ibu memiliki semangat yang baik setiap saat? Ya Tidak 7 Apakah takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada

anda?Ya Tidak

8 Apakah ibu merasa bahagia sebagian besar waktu? Ya Tidak 9 Apakah ibu merasa tidak mampu berbuat apa-apa? Ya Tidak 10 Apakah ibu sering merasa gelisah Ya Tidak

11 Apakah ibu lebih senang tinggal dirumah daripada keluar dan mengerjakan sesuatu?

Ya Tidak

12 Apakah ibu akir-akhir ini sering pelupa? Ya Tidak 13 Apakah ibu pikir bahwa hidup ibu sekarang menyenangkan? Ya Tidak 14 Apakah ibu merasa serimg marah-marah? Ya Tidak 15 Apakah ibu sering menanggis? Ya Tidak 16 Apakah ibu merasa senang waktu bangun tidur? Ya Tidak

Skore 13(Mild Depression) 7 6Sumber. Burns. 1999. Assessment Scales in Old Age Psychiatry. Martin Dunitz Ltd.

London, P.2-3

Tingkat kerusakan intelektual

3. Tingkat kerusakan intelektual

Short Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ), Pfeiffer E, 197

Benar Salah Nomor Pertanyaan√ 1 Tanggal berapa hari ni?√ 2 Hari apa sekarang?√ 3 Apa nama tempat ini?√ 4 Dimana alamat anda ?√ 5 Berapa umur anda?√ 6 Kapan anda lahir?√ 7 Siapa presiden Indonesia?

√ 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?√ 9 Siapa nama ibu anda?

√ 10 Kurangi 3 dari 2 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, secara menurun

Interpretasi :( 2= fungsi intelelekrual utuh)

Identifikasi aspek kognitif

4. Mini Mental State Examination(MMSE)

Skor maksimu

m

Skormanula

Orientasi

5 5 Sekarang(hari),(tgl),(blan), (tahun), berapa dan (musim) apa?5 3 Sekarang kita berada dimana? (jalan), (no rumah), (kota),

(kabupaten), (propinsi)Regristrasi

3 3 Pewawancara menyebutkkan nma 3 buah benda, 1 detik untuk tiap benda. Kemudian mintalah manula menggulang ke 3 nama tersebut. Berikan satu angka untuk setiap jawaban yang benar. Bila masih salah, ulanglah penyebutan ke 3 nama benda tersebut, sampai

Atensi dan kalkukasi 5 5 Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100 ke bawah 1

angka untuk tiap jawaban yang benar. Berhenti setelah 5 hitungan(93, 86, 79, 72, 65). Kemungkinan lain.: ejalah kata “dunia” dari akhir ke awal (a-i-n-u-d)

Mengingat kembali(recall)3 3 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan di

atas. Berikan 1 angka untk setiap jawaban yang benar Bahasa

9 8 a. Apakah nama benda-benda ini? (perlihtkan pensil dan arloji) (2angka)

b. Ulanglah kalimat berikut” jika tidak atau tapi”(1angka)c. Laksanakan 3 buah perintah ini. “peganglah selembar kertas

dengan tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada pertenghan dan letakanlah di lantai (3angka)

d. Bacalah dan laksnakan perintah berikut:”PEJAMKAN MATA ANDA”(1 ANGKA)

e. Tulislah sebuah kalimat(1angka)f. Tirulah gambar ini (1 angka)

Skor total 27 Probable gangguan kognitif

VII SPIRITUAL

Pelaksanaan ibadah

Ny A sering mengikuti kegiatan keagamaan yang diadaeh pantkan oleh panti

Keyakinan tentang kesehatan

Ny A selalu menjaga kesehatan dengan mengikuti olahraga senam setiap hari jumat

Sikap terhadap pelayanan kesehatan

Ny A seminggu sekali selalu memeriksakan tekanan darah nya meskipun beliau tidak

mempunyai riwayat darah tinggi

VIII PERILAKU KESEHATAN

Merokok

Tidak pernah merokok

Pola nutrisi metabolic

Selalu makan makanan yang penuh protein dan vitamin

Pola istirahat tidur

Ny A mengalami gangguan tidur, frekuensi tidur malam hanya 2 jam karena sering

bangun dan kalau siang tidak pernah tidur siang

Pola eliminasi BAB-BAK

Ny A tidak mengalami gangguan eliminasi

Pola aktivitas

Ny Z sering mengikuti kegiatan-kegiatan yang selalu diadakan dipanti

misalnya,berkebun, mengikuti kegiatan ketrampilan seperti menyulam

IX PENGKAJIAN LINGKUNGAN

Pemukiman

Sanitasi

Penyediaan air bersih(MCK):

( )PDAM ( √)Sumur ( )Mata air ( )sungai

Penyediaan air minum

( )bersama ( √)beli aqua ( )air biasa tanpa rebus

Pengelolaan jamban

(√)bersama ( )kelompok ( )pribadi ( )lainnya

Jenis jamban

( √)leher angsa ( )Cemplung terbuka ( )cemplung tertutup

Jarak dengan sumber air

( )< 10 meter (√ )> 10 meter

Petugas sampah

( )√√ditimbun (√) dibakar ( )daur ulang ()dibuang sembarang tempat

Polusi udara

( )pabrik ( )rumah tangga (√ )industry ( )lainnya

Fasilitas

Luas bangunan :

Bentuk bangunan :

( ) Rumah ( ) petak (√ ) asrama ( ) paviliunJenis bangunan

(√ ) permanen ( ) semi permanen ( ) non permanenAtap rumah

( ) genting ( ) seng ( ) ijuk ( ) kayu (√ ) asbesDinding

(√ ) tembok ( ) kayu ( ) bambu ( ) lainnyaLantai

( ) semen (√) tegel ( ) keramik ( ) tanah ( ) lainnyaKebersihan lantai

(√) baik ( ) kurangVentilasi

( ) < 15% luas lantai (√) 15 % luas lataiPencahayaan

(√ ) baik ( ) kurangPengaturan penataan perabot

(√) baik ( ) kurangKelengkapan alat rumah tangga

(√ ) lengkap ( ) tidak lengkap jelaskan, ..............FAILITASPeternakan

( ) ada (√ ) tidak jenis.........Perikanan

( ) ada (√) tidak jenis, .............Sarana olahraga

(√ ) ada () tidak jenis, ............Taman

(√ ) ada ( ) tidakluasnya, ........Ruang pertemuan

(√) ada ( ) tidak luasnya, .........Sarana hiburan

(√) ada ( ) tidak jenis, .......Sarana ibadah

(√ ) ada ( ) tidak jenis

Keamanan & transportasi System keamanan lingkungan Penangulangan bencana

TransportasiKondisi jalan masuk panti(√) rata ( )tidak rata ( )licin ( )tidak licinJenis transportasi yang dimiliki (√)mobil ( ) sepeda motorKomunikasi Sarana komunikasi(√ )ada ( )tidak adaJenis komunikasi yang digunakan dipanti (√)telvon ( )kotak surat ( )fax

BAB IV

TERAPI MODALITAS

A. Definisi konseling

Konseling adalah sustu hubungan saling membantu dimana dua orang, yaitu seorang

sebagai konselor dan seorang klien (dalam situasi saling tatap muka) memutuskan. Prayitno

dan Erman Amti (2004:105) menjelaskan Definisi Konseling sebagai proses pemberian

bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor)

kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada

teratasinya masalah yang dihadapi klien.Konseling, menurut Division of Conseling

Psychologi merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan

perkembangn dirinya,dan untuk mencapai perkembangan yang optimal kemampuan pribadi

yang dimilikinya ,proses tersebuat dapat terjadi setiap

waktu. Konseling atau penyuluhan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh

seorang ahli (disebut konselor/pembimbing) kepada individu yang mengalami sesuatu

masalah (disebut konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.

Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons pada tahun 1908 saat ia melakukan

konseling karier. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian mengembangkan

pendekatan terapi yang berpusat pada klien (client centered).

Dibanding dengan psikoterapi, konseling lebih berurusan dengan klien (konseling) yang

mengalami masalah yang tidak terlalu berat sebagaimana halnya yang mengalami

psikopatologi,skizofrenia, maupun kelainan kepribadian.Umumnya konseling berasal dari

pendekatan humanistik dan berpusat pada klien. Konselor juga berhubungan dengan

permasalahan sosial, budaya, dan perkembangan selain permasalahan yang berkaitan dengan

fisik, emosi, dan kelainan mental. Dalam hal ini, konseling melihat kliennya sebagai

seseorang yang tidak mempunyai kelainan secara patologis. Konseling merupakan pertemuan

antara konselor dengan kliennya yang memungkinkan terjadinya dialog dan bukannya

pemberian terapi atau perawatan (''treatment''). Konseling juga mendorong terjadinya

penyelesaian masalah oleh diri klien sendiri.Konseling bisa dilakukan dalam berbagai bidang

kehidupan, seperti di masyarakat, di dunia industri, membantu korban bencana alam, maupun

di lingkungan pendidikan. Khusus pada dunia pendidikan tingkat dasar dan lanjutan di

Indonesia, layanan ini biasa disebut bimbingan konseling (konseling sekolah) dan dilakukan

oleh guru pembimbing(konselor sekolah).

B. Tipe-tipe Konseling

Sudah banyak ditulis orang mengenai pendekatan direktif, non direktif, dan elektik dalam

konseling. Dikenal pula adanya klasifikasi konseling sosial , pribadi, pendidikan dan

konseling karier. Namun tidak banyak dituturkan tipe-tipe konseling dari segi  waktu

penanganan, yaitu proses pemecahan masalah individu, dimana mungkin diperlukan waktu

segera atau relatif panjang. Dalam konteks ini akan muncul tipe-tipe konseling krisis,

fasilitatif, preventif atau developmental. Tipe-tipekonseling:

1. Konseling Krisis

Krisis dapat diartikan sebagai suatu keadaan disorganisasi dimana helping menghadapi

frustasi dalam upaya mencapai tujuan penting hidupnya atau mengalami gangguan dalam

perjalanan hidup dan hal itu ditanggapi dengan stress.

Situasi-situasi demikian itu sering memerlukan respon-respon khusus dari konselor guna

membantu konseling yang tak berdaya. Belkin menguraikan beberapa jenis masalah yang

mengandung krisis. Ditulisnya bahwa semua kita dalam saat-saat mengarungi kehidupan,

pernah menyaksikan atau mengalami situasi-situasi krisis kehilangan orang yang kita cintai,

kecanduan yang mendatangkan krisis, ketakmampuan mengatasi situasi-situasi hidup, adanya

krisis keluarga, ketegangan hidup pribadi, dengan orang tua kita cintai atau sahabat karib  dan

lain-lain.

Jika suatu krisis mencapai taraf yang melumpuhkan kita atau menghambat kita

mengontrol diri secara sadar maka keadaan itu merupakan krisis yang butuh bantuan

penyembuhan. Lebih luas lagi, situasi-situasi krisis dapat bersangkutan dengan masalah-

masalah percobaan bunuh diri, kehamilan yang yang tak dikehendaki, kematian orang yang

dicintai, perceraian, saat obname dirumah sakit, pemutasian jabatan, jadi anggota baru suatu

keluarga, kehilangan pekerjaan, kecanduan obat biusataumasalahkeuangan.

Berdasarkan sifat situasi krisis, konselor perlu menerima situasi dan menciptakan

keseimbangan pribadi dan penguasaan diri. Tipe sikap dasar meyakinkan dari konselor seperti

itu dapat meredakan kecemasan klien dan konselor dapat menunjukan tanggungjawabnya

terhadap klien. Melalui dukungan dan ekspresi ada harapan terhadap klien, konselor dapat

mengatasi situasi dan selanjutnya dapat membantu klien dalam kancah developmental.

Aktifitas lain konselor dalam mengatasi situasi krisis adalah intervensi langsung atau

campur tangan, dukungan kadar tinggi dan konseling individual atau referral atau lembaga

layak.

2. Konseling Fasilitatif

Konseling fasilitatif, menurut segi tinjauan bahasa ini adalah proses membantu klien

menjadi jelas permasalahannya: Selanjutnya bantuan dalam pemahaman dan penerimaan diri,

penemuan rencana tindakan dalam mengatasi masalah, dan akhirnya melaksanakan semua itu

atas tanggung jawab sendiri. Konseling tipe fasilitatif kerap kali diistilahkan dengan

remedial , seakan-akan seorang disembuhkan akibat mempunyai tingkah laku salah atau yang

tidak dikehendaki. Konseling remedial sering ditafsirkan sebagai usaha membantu individu

agar maju dari suatu tahap kurang sempurna kesuatu tahap yang lebih sempurna atau yang

bermanfaat. Adapun konseling fasilitatif dapat mencakup hal itu dan lebih dari itu. Kita

cenderung memandang pendekatan ini dari pandangan positif.

Dengan begitu, kita berpandangan, bahwa melalui konseling fasilitatif manusia dapat

bertumbuh kembang dari suatu tahap ketahap perkembanganya. Masalah-masalah yang

ditangani dengan konseling fasilitatif meliputi masalah memilih jurusan atau matapelajaran

pilihan, perencanaan karier, pergaulan dengan anggota keluarga, masalah menganggur, atau

masalah dengan teman sekelas, dan pengidentifikasian kelebihan-kelebihan, minat-minat, dan

bakat-bakat individu. 

3. Konseling Preventif

Konseling Prefentif berbeda dari tiga tipe lainnya, konseling ini bersifat progmatis

sebagaimana program yang diperuntukan bagi konseren khusus. Konseling Preventif dapat

meliputi misalnya, program pendidikan seks di sekolah dasar dengan niat mencegah

kecemasan pada masa yang akan datang mengenai seksualitas dan hubungan antara dua jenis

kelamin. Pendekatan progmatis lainnya, seperti dikerangkakan oleh Carkhuff dan Friel

berfokus pada kesadaran diri dalam pemilihan karier dan persiapan karier untuk masa akan

datang. Dalam konseling preventif, konselor dapat menyajikan informasi kepada suatu

kelompok atau membantu individu-individu mengarah ke program-program relevan baginya.

Dengan kata lain, aktivitas-aktivitas yang mungkin dilakukan koselor dalam kancah konseling

preventif ini adalah pemberian informasi, referral ke program-program relevan dan konseling

individual berdasarkan isi dan proses program.

4. KonselingDevelopmental

Konseling developmental merupakan proses berkelanjutan yang dijalankan dalam seluruh

jangka kehidupan individu. Tipe konseling developmental memfokuskan pada membantu para

klien mencapai pertumbuhan pribadi yang positif dalam berbagai tahap kehidupan mereka.

Dynkmeyer dan Caldwell melukiskan konseling developmental disekolah dasar dengan

pernyataan bahwa konseling developmental yang dapat dilawan dengant ipe krisis tidaklah

selalu problem oriented dalam arti anak memiliki sejumlah kesulitan. Melainkan tujuannya

adalah perkembangan pemahaman diri, kesadaran potensialitas pribadi dan cara-cara

memanfaatkan kapasitas pribadi. Konseling developmental  benar-benar berpusat pada

membantu individu-individu mengetahui, memahami, dan menerima dirinya sendiri. Dengan

demikian, konseling developmental adalah belajar dalam pembentuk pribadi bukannya

pengajaran mengindividu.

C. Tahapan Konseling

a) Tahapan Awal

Tahap awal merupakan upaya untuk menjalin hubungan baik antara Konselor

dengan klien agar klien dapat terlibat langsung dalam proses konseling. Diharapkan dapat

memberikan arahan konseling secara tepat. Dalam tahap awal ada dua langkah yang

harus diperhatikan. Dalam membina hubungan baik antara Konselor dengan klien,

adanya rasa percaya antara keduanya, saling menerima dan bekerja sama dalam

menyelesaikan masalah. Klien percaya dan menerima Konselor untuk membantu masalah

yang dihadapi, klien mengungkakan masalahnya dengan terbuka, Konselor menerima

bahwa masalah klien bear-benar terjadi dan memberi bantuan dengan cara menciptakan

rapport atau menggunakan teknik konseling lain.

Batasan yang diberikan maksudnya Konselor berusaha mengarahkan masalah

yang terjadi pada klien seperti dari beberapa masalah yang dialami Konselor coba

memberikan proiritas pada masalah yang paling penting untuk diselesaikan.

b) Tahapan Inti

1. Eksplorasi kondisi klien

Usaha Konselor mengkondisikan keadaan klien dalam konseling, atau berusaha

mengadakan perubahan pada tingkah laku dan perasaan klien.

2. Identifikasi masalah dan penyebabnya

Mengadakan pendataan masalah dan mencari tahu latar belakang terjadinya masalah.

Identifikasi alternative pemecahan Memberikan beberapa pilihan penyelesaian dan

pemecahan masalah diharapkan klien sendiri yang memilih.

3. Pengujian dan penetapan alternative pemecahan

Meminta klien untuk merealisasikan dari pilihan / keputusan yang diambil. Evaluasi

alternative pemecahan Meninjau kembali pengujian alternative pamecahan masalah

serta hasil pemecahan masalah.

4. Implementasi alternative pemecahan

Menganjurkan untuk mengerjakan dari salah satu pemecahan masalah yang telah

berhasil.

c) Tahap Akhir

Tahap ini memberikan penilaian terhadap keefektifan proses bantuan konseling

yang telah dilakukan.

1. Analisis

Analisis adalah tahap pengumpulan data atau informasi tentang diri klien dan

lingkunganya, untuk lebih mengerti terhadap keadaan klien. Mulai dari fisik dan

psikis, keluarga, teman sebaya, nilai-nilai yang dianut serta aktivitas klien dengan

data pendukung yang didapat dari berbagai sumber.

2. Sintesis

Sintesis merupakan tahapan untuk merangkum dan mengorganisasikan data hasil

tahap analisis, sehingga dapat memberikan gambaran diri klien yang terdiri dari

kelemahan dan kelebihan yang dimiliki, serta kemampuan dan ketidakmampuannya

menyesuaikan diri. Dirumuskan secara spesifik, singkat dan padat juga sebagai

diagnosis awal.

3. Diagnosis

Diagnosis merupakan tahapan untuk menetapkan hakikat masalah yang dihadapi

klien beserta sebab-sebabnya dengan membuat perkiraan atau dugaan, kemungkinan

yang akan dihadapi klien berkaitan dengan masalahnya. Ada beberapa tahapan dalam

diagnosis yaitu :

a. Identifikasi masalah

Identifikasi masalah merupakan upaya menentukan hakikat masalah yang

dihadapi oleh klien. Penentuan ini dapat menggunakan klasifikasi masalah

sebagai berikut :

Klasifikasi masalah menurut Bordin

a. Ketergantungan pada orang lain (dependence)

b. Kurang menguasai keterampilan (lack of skill)

c. Konflik diri (self conflict)

d. Kecemasan menentukan pilihan (choice anxiety)

e. Masalah yang tidak dapat diklasifikasikan (no problem)

Klasifikasi masalah menurut Pepinsky

a. Kurang percaya diri (lack of assurance)

b. Kurang informasi (lack of information)

c. Kurang menguasai keterampilan yang diperlukan(lack of skill)

d. Bergantungan pada orang lain (dependence)

e. Konflik diri (self conflict)

Dalam identifikasi masalah kita berusaha memahami apa yang dialami klien dan

mencari kesulitan masalah yang dihadapi klien. Diagnosa mengambil kesimpulan

untuk menentukan derita klien atau yang dirasakan klien. Dengan klasifikasi

masalah dalam disgnosis sebagai berikut :

- Faktor ketidakpercayaan diri

Ketergantungan pada oranglain, ketidaktahuan potensi yang ada, sulit

mengambil keputusan, kurang informasi.

- Faktor depresi atau konflik diri

Kecemasan(anxiety), gangguan pikiran, gangguan perasaan,dan gangguan

tingkah laku.

- Faktor miskomunikasi atau misunderstanding

Kurang informasi, kurang tanggap, kurang peka terhadap

b. Penemuan sebab-sebab masalah (etiologi)

Langkah ini merupakan upaya penentuan dari sumber penyebab timbulnya

masalah. Yakni diantaranya mencari hubungan antara masa lalu, sekarang dan

masa yang akan datang. Dengan melihat hasil identifikasi masalah dapat timbul

dari dalam diri dan luar diri klien. Penyebab yang berasal dari diri klien antara

lain; gangguan kesehatan, kebiasaan-kebiasaan buruk, sikap negatif, kurangnya

informasi, kemampuan intelektual yang rendah dan lain-lain. Penyebab yang

berasal dari luar diri klien antara lain; sikap orang tua/guru yang tidak menunjang

perkembangan klien, lingkungan rumah/sekolah yang tidak sesuai dengan

karakteristik klen, dan dukungan sosial ekonomi yang kurang menunjang, serta

masyarakat yang tidak kondusif.

c. Prognosis

Langkah ini merupakan usaha memprediksi apa yang akan terjadi pada diri klien

pada kemudian hari dengan memperhatikan masalah yang dialami klien. Dengan

memberikan informasi berkaitan dengan prediksi yang dilakukan pada proses

diagnosis klien dapat melakukan tindakan sebagai usaha penyelesaian

masalahnya.

d. Konseling / treatment (perlakuan)

Konseling merupakan proses tatap muka antara klien dengan konselor sebagai

usaha pemberian bantuan yang dilakukan secara komunikasi verbal. Dengan

tujuan agar klien memiliki kepercayaan dan dapat melakukan penyesuaian dirin

dengan optimal terhadap lingkungan kehidupannya.

Bentuk bantuannya dalam bentuk sebagai berikut :

1. Identifikasi alternatif masalah

Usaha membuta beberapa pilihan pemecahan masalah berdasarkan hasil diagnosis dan

sintesis baik untuk masalah yang berasal dari dalam diriklien atau masalah yang ber asal

dari luar diri klien.

2. Pengujian dan pemilihan alternatif pemecahan masalah

Merupakan tindakan yang kan memperjelas altenatif mana yang akan ilakukan sebagai

pemecahan masalah. Melaksanakan pemecahan masalah terpilih Setelah pemecahan

masalah dipilih maka konselor membantu klien dan menetapkan kapan akan

direlisasikan. Pemecahan masalah tentu akan melibatkan klien, konselor dan pihak terkait

lain. Tujuan konselor memberikan tugas ini adalah :

- Mengadakan perubahan pada lingkungan klien yang tidak menunjang

perkembangannya.

- Mengubah sikap negatif klien baik terhadap dirinya dan lingkungannya sehingga klien

tidak mengalami masalah.

- Membantu klien menemukan lingkungan yang sesuai dengan dirinya.

- Membantu klien memperoleh keterampilan dan persyaratan yang diperlukan sehinggan

masalah dapat diatasi.

- Membantu klien menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi.

3. Tindak lanjut (follow up)

Tindak lanjut berguna untuk melihat sejauh mana keberhasilan pemberian bantuan

melalui proses konseling yang telah berlangsung. Juga sebagai upaya pemeliharaan yang

dikembangkan oleh klien untuk mampu mengatasi masalahnya.

D. Tujuan

Menurut teori ini tujuan konseling yaitu untuk membantu klien menjadi :

a. Untuk membantu klien memperoleh kesadaran dari kejadian ke kejadian pengalaman,

dan untuk mengembangkan  kemampuan dalam membuat pilihan-pilihan. Tujuannya/

maksudnya tidak pada analisis tapi lebih kepada hubungan.

b. Usaha membantu penyadaran klien-klien tentang apa yang dilakukan

c. Membantu penyadaran tentang siapa-hambatan dirinya

d. Membantu klien untuk menghilangkan hambatan dalam pengembangan penyadaran.

E. Proses konseling

Konseling dapat diberikan secara individual, kelompok seperti suami-istri,

kelompok atau unit-unit masyarakat lainnya. Proses konseling menggunakan pendekatan

humanistic, yaitu individu mempunyai kebebasan untuk memilih atau menentukan yang

dianggapnya terbaik bagi dirinya sendiri. Peran konselor itu sendiri berfungsi sebagai

fasilitator yang mendorong diwujudkannya potensi yang baik itu, serta menghargai klien

sebagai seorang individu yang unik dan bebas serta bertanggung jawab. Dan tugas konselor

adalah membantu agar keputusan yang diambik oleh klien adalah realistis dan dapat

dilaksanakan dengan merangkul segala aspek positif dan negative dari keputusannya.

6 langkah konseling GATHER :

G – Greet (salam) : memberikan salam akan membuat klien merasa diterima,

membangun hubungan yang baik dan menimbulkan kepercayaan dalam diri klien.

A – Ask (Tanya) : Tanya keluhan atau kebutuhan klien dan melihat apakah keluhan atau

kebutuhan sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

T – Tell (memberikan informasi) : konselor dapat member berbagai alternative kepada

klien

H – Help (membantu) : membantu klien mengambil keputusan yang tepat

E – Explaining : menjelaskan kepada klien apa yang harus dilakukan setelah mengambil

keputusan.

R – Return : setelah selesai konselor mengundang klien kembali bila merasa

membutuhkannya.

F. Prosedur

a. Persiapan

b. Proses konseling

Tahap-tahap konseling Terapi Terpusat Pada Klien:

1. Klien datang pada konselor atas kemauannya sendiri.

2. Situasi konseling sejak awal harus menjadi tanggung jawab klien, untuk itu

konselor menyadarkan klien.

3. Konselor memberanikan klien agar ia mampu mengemukakan perasaannya.

4. Konselor menerima perasaan klien serta memahaminya.

5. Konselor berusaha agar klien dapat memahami dan menerima keadaan dirinya.

6. Klien menentukan pilihan sikap dan tindakan yang akan diambil.

7. Klien merealisasikan pilihannya itu.

Fase-Fase Konseling

1. Fase I. Membentuk pola pertemuan terapeutik agar terjadi situasi yang

memungkinkan perubahan perilaku konseli

2. Fase II. Pengawasan, yaitu usaha konselor untuk meyakinkan konseli untuk

mengikuti prosedur konsleing.

3. Fase III. Mendorong konseli untuk mengungkapkan perasaan-perasaan dan

kecemasannya. Di dalam fase ini diusahakan untuk menemukan aspek-aspek

kepribadian konseli yang hilang.

4. Fase IV.(terakhir). Setelah terjadi pemahaman diri maka pada fase ini konseli

harus sudah memilki kepribadian yang integral sebagai manusia individu yang

unik.

c. Evaluasi

1. Verbal

2. Non-Verbal

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menopause bukanlah suatu yang

menakutkan. Kedatangannya tidaklah menakutkan asalkan kita bisa mensikapinya dengan

bijaksana & apabila terjadi keluhan-keluhan, kunjungilah nakes untuk mendapatkan

terapinya.Pada tinjauan kasus di atas dapat disimpulkan bahwa Ny. A telah mengalami

menopause,Ny. A merasakan nyeri sendi, sakit pada punggung, sulit menahan kencing, rasa

panas dan sulit tidur dan ia sudah tidak mendapatkan haid sejak dua bulan yang lalu. Untuk

mengurangi gejala menopause dapat dengan Pengobatan supportif. Pengobatan supportif

yang penting adalah mempertahankan hidup sehat. Berhenti merokok akan sangat

membantu, juga hindari minum alkohol dan kopi (caffein) dan sering berolah raga untuk

menurunkan berat badan, misalnya berjalan kaki.

B. SARAN

Menjadi tua dan keriput memang hal yang sering ditakuti oleh para wanita. Namun, hal

ini bukan berarti wanita kehilangan identitas kewanitaannya. Justru seharusnya sadar bahwa

wanita yang mengalami masa menopause memulai fase kehidupan baru sebagai wanita yang

matang dalam berpikir. Namun, memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat memasuki masa

menopause akan terjadi perubahan fisik dan emosi. Oleh karena itu, masa menopause

merupakan masa yang membutuhkan penyesuaian diri dan pengertian dari berbagai pihak,

terutama keluarga. Selain hal tersebut penting diingat bahwa gaya hidup kita semasa muda

sangat mempengaruhi gejala menopause yang akan dirasakan kelak. Berikut beberapa tips

supaya tetap sehat saat memasuki masa menopause nanti, yaitu :

1. Tidak merokok (bila merokok cobalah untuk berhenti)

2. Tidak minum alkohol,

3. Sering berolah raga secara teratur

4. Makan makanan yang sehat (terutama yang bersumber dari kacang

kedelai sebagai sumber fitoestrogen)

DAFTAR PUSTAKA

1. Darmojo, R Boedi dan Martono, H Hadi.2000.Geriatri ( ilmu kesehatan usia lanjut ).

Jakarta : FKUI

2. Widyastuti, Yani dan Anita Rahmawati, Yuliasti, E. 2009. Kesehatan Reproduksi.

Yogyakarta. Fitramaya

3. Modul Kesehatan Reproduksi. 2008. Departemen Kesehatan RI. Jakarta

4. http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/masalah-seksual-lansia/

5. http://www.smallcrab.com/lanjut-usia

6. http://sehatnews.com/wlovesex/up-date/3999.html

7. http://www.docstoc.com/docs/6600963/Masalah-Usia-Lanjut