21
REPRODUKSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) (Laporan Praktikum Biologi Perikanan) Oleh Dwi Angga Kusuma 1014111033 Asisten Eva Susanti 0914111031

ASPEK REPRODUKSI IKAN NILA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

biologi perikanan

Citation preview

Page 1: ASPEK  REPRODUKSI IKAN NILA

REPRODUKSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)(Laporan Praktikum Biologi Perikanan)

Oleh

Dwi Angga Kusuma

1014111033

Asisten

Eva Susanti

0914111031

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2011

Page 2: ASPEK  REPRODUKSI IKAN NILA

REPRODUKSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)Oleh

Dwi Angga Kusuma1014111043

ABSTRAK

OlehDwi angga Kusuma

praktikum kali ini, membahas tentang “reproduksi”, terutama reproduksi pada ikan nila ( Oreochromis niloticus ). Reproduksi merupakan salah satu proses untuk beregenerasi menghasilkan keturunan dan memepertahankan spesiesnya di alam. Indikasi yang digunakan untuk mengukur kesiapan reproduksi pada ikan nila digunakan parameter berupa IKG (Indeks Kematangan Gonad) dan TKG (Tongkat Kematangan Gonad). Kedua parameter ini dapat diamati secara histology yang dilakukan di dalam laboratorium dan morfologi yang dilakukan di laboratorium atau lapangan. Praktikum mengenai reproduksi ikan Nila dilakukan pada pada hari sabtu, tanggal 29 Oktober 2011 di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas pertanian Universitas Lampung. Adapun data-data yang akan dianalisis meliputi : TKG (Tingkat Kematangan Gonad), IKG (Indeks Kematangan Gonad), IG (Indeks Gonad), hubungan IKG dengan berat dan panjang tubuh ikan nila, hubungan TKG dengan panjang tubuh ikan nila, hubungan IKG dengan TKG ikan nila, hubungan TKG dengan diameter telur, Fekunditas ikan nila, dan Rasio kelamin.. Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa Indikasi kesiapan reproduksi dipengaruhi oleh, fekunditas,TKG, IKG, berat tubuh, berat gonad, serta panjang tubuh ikan itu sendiri.

Kata kunci : Ikan Nila(Oreochromis niloticus) , reproduksi, fekunditas

A. PENDAHULUAN

Reproduksi merupakan salah satu

proses yang dilakukan oleh makhluk

hidup untuk beregenerasi dan

mempertahankan keturunannya di

alam. Sistem reproduksi ikan

teleostei terbagi menjadi tiga, yaitu

dimorphisme, hermaprodit, dan

biseksual. Pada ikan nila sistem

reproduksi yang digunakan

merupakan sistem biseksual, karena

ikan nila memiliki jantan dan betina

yang terpisah. Sehingga dalam satu

spesies ikan nila terdapat nila jantan

dan nila betina. Hal yang paling

penting dari reproduksi yaitu

pemijahan, sedangkan yang

menentukan pemijahan itu ada

dua hal yaitu IKG dan TKG.

Indeks Kematangan Gonad atau

sering disebut IKG adalah nilai

Page 3: ASPEK  REPRODUKSI IKAN NILA

dalam % sebagai hasil

perbandingan berat gonad

dengan berat tubuh ikan.

Sedangkan, TKG (Tingkat

Kematangan Gonad) merupakan

tahap tertentu perkembangan

gonad sebelum, pada saat, dan

sesudah pemijahan. Pentingnya

mempelajari mengenai aspek

reproduksi ikan adalah untuk

melakukan pendugaan terhadap

populasi atau stock ikan dalam suatu

perairan. Serta untuk mengetahui

waktu dan faktor-faktor apa saja

yang mendukung ikan untuk

melakukan reproduksi, sehingga

dapat mencegah kepunahan.

Adapun tujuan dilakukannya

praktikum mengenai reproduksi ikan

nila adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui beda tingkat

kematangan dai gonad pada ikan

nila.

2. Untuk memprediksi waktu

pemijahan dan tahap

perkembangan untuk rekruitmen.

3. Untuk mengetahui jumlah telur

dari ikan nila, ukuran telur

terhadap perkembangan individu

menjelang pemijahan, serta untuk

menduga produktivitas dan

potensi produksi suatu kelompok

ikan.

B. METODOLOGI PERCOBAAN

1. Waktu dan Tempat

Praktikum mengenai reproduksi

ikan Nila dilakukan pada pada hari

sabtu, tanggal 29 Oktober 2011 di

Laboratorium Budidaya Perairan

Fakultas pertanian Universitas

Lampung.

2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam

praktikum ini adalah timbangan

OHAUS, kain lap dan tissue, kaca

preparat, mikroskop dengan

mikrometer yang telah ditera, gelas

objek, alat bedah (satu set lengkap),

cawan petri, gelas ukur 10 ml, pipet

tetes, serta tatakan gelas.

Sedangkan bahan yang digunakan

adalah gonad ikan nila (Oreocromis

niloticus) dan formalin.

3. Prosedur Kerja

Langkah-langkah yang harus

dlakukan pada praktikum ini yaitu:

a. Pertama siapkan semua

peralatan yang akan digunakan.

b. Mengambil 1 botol film gonad

ikan nila betina yang telah

diawetkan.

c. Bagi telur tersebut ke dalam lima

bagian.

Page 4: ASPEK  REPRODUKSI IKAN NILA

d. Timbang masing-masing bagian

telur dan catat hasilnya.

e. Ambil kaca preparat dan letakkan

30 butir telur di atasnya, beri jarak

yang cukup agar mudah diamati.

f. Amati di bawah mikroskop yang

telah diberi micrometer satu

persatu.

g. Catat hasilnya.

h. Lengkapi tabel hasil pengamatan

seperti IKG, fekunditas gabungan

dan yang lainnya.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tingkat Kematangan Gonad

(TKG) ikan nila

Tabel 1. TKG ikan nila jantan

TKGMorfologi

GonadΣ Presentase

I

Gonad sangat kecil seperti benang, transparan.pada ikan jantan penampang gonad pipih berwrna kelabu

29 61,70%

II

Gonad mengisi ¼ tubuh.warnanya kelabu atau putih bentuknya pipih

16 34,04%

III

Gonad mengisi ½ rongga tubuh. Gonad berwarna putih

2 4,26%

IV

Gonad mengisi ¾ rongga tubuh. Gonad jantan berwarna putih berisi cairan putih

0 0,00%

Berdasarkan data di atas dapat

diketahui bahwa ikan nila jantan

memiliki TKG paling banyak terletak

pada TKG I,dengan jumlah ikan 29

ekor atau 61,70 % dari jumlah ikan

nila jantan yang dijadikan sampel,

dimana bentuk gonad nya sangat

kecil seperti benang, transparan.

Penampang gonad pipih berwrna

kelabu. Sedangkan yang paling

sedikit adalah TKG IV dengan

presentase 0%. Hal ini berarti ikan

nila jantan yang digunakan sebagai

sampel belum siap untuk memijah,

kebanyakan dari ikan ini masih

dalam tahap pematangan gonad.

Tabel 2. TKG ikan nila betina

TKG Morfologi Gonad Σ Presentase

I

gonad sangat kecil seperti benang, transparan.gonad betina bulat kemerah2an 0 0,00%

II

Gonad mengisi ¼ rongga tubuh. Gonad betina warnanya kemerahan atau kuning,bentuknya bulat & telur tidak nampak 6 18,18181818

III

Gonad mengisi ½ rongga tubuh berwrna kuning.bentuk telur nampak pada dinding ovarium 19 57,57575758

IV

Gonad mengisi ¾ rongga tubuh.berwarna kuning hamper bening atau bening.telur dapat terlihat 8 24,24242424

Page 5: ASPEK  REPRODUKSI IKAN NILA

Berdasarkan tabel di atas diketahui

bahwa ikan nila betina memiliki TKG

paling banyak terletak pada TKG III,

dengan jumlah 19 ekor ikan Atau

57,57 % dari sampel ikan betina.

dimana bentuk gonad nampak pada

dinding ovarium, Sedangkan yang

paling sedikit adalah TKG I dengan

presentase 0%. Hal ini berarti ikan

nila betina yang digunakan sebagai

sampel sebgian besar sudah siap

untuk memijah, atau kebanyakan

dari ikan ini sudah matang gonad.

2. Indeks Kematangan Gonad

(IKG) ikan nila

Tabel 3. IKG ikan nila betina

TKG

Berat Gonadrata-rata

(g)

Berat ikanrata-rata (g)

IKGrata-rata

(%)

I 0 0 0

II 1,691667 76,83333332,20173535

8

III 1,037211 73,15789471,41776978

4

IV 1,188125 70,125 1,6942959

Berdasarkan tabel di atas, IKG yang

paling besar untuk ikan nila betina

yaitu terdapat pada TKG II dengan

presentase IKG rata-rata

2,201735358 % . Hal ini berarti

gonad ikan nila betina sedang

mengalami proses kematangan

gonad.

3. Indeks Gonad (IG) ikan nila

Tabel 4. IG ikan nila jantan

TKG Frekuensi IG(%)

III dan IV 24,25531915

I dan II 4595,7446809

Jumlah 47 100%

TKG III dan IV4%

TKG I dan II96%

PERSENTASE IG JANTAN

Gambar.1 Diagram pie IG jantan

Berdasarkan tabel.4 dan gambar.1

diketahui bahwa frekuensi ikan nila

jantan yang memiliki TKG III dan IV

hanya ekor, dengan presentase

indeks gonad TKG III dan IV pada

ikan nila jantan sebesar 4,25531915

% Ini berarti ikan mengalami proses

kematangan gonad atau siap untuk

memijah. Untuk presentase pada

TKG I dan II sebesar 95,7446809 %

dengan frekuensi 45 ekor. Hal

tersebut berarti ikan nila jantan

sedang mengalami proses

pematangan gonad dan belum siap

memijah.

Page 6: ASPEK  REPRODUKSI IKAN NILA

Tabel 5. IG ikan nila betina

TKG Frekuensi IG(%)

III dan IV 27 82%

I dan II 6 18%

Jumlah 33 100%

TKG III dan IV

82%

TKG Idan II18%

PERSENTASE IG BETINA

Gambar.2 Diagram pie IG betina

Berdasarkan tabel.5 dan gambar.2

diketahui bahwa frekuensi ikan nila

betina yang memiliki TKG III dan IV

adalah 27 ekor, presentase indeks

gonad TKG III dan IV pada ikan nila

betina sebesar 82 %. Hal ini berarti

ikan mengalami proses kematangan

gonad atau siap untuk memijah.

Untuk TKG I dan II frekuensi

sebesar 6 ekor, presentase sebesar

18% . Hal berarti ikan nila betina

sedang mengalami proses

pematangan gonad dan belum siap

memijah.

4. Hubungan IKG dengan berat

tubuh ikan nila betina

0 1 2 3 4 5 6 7 80

20406080

100120

f(x) = − 2.637511495 x + 77.62667196R² = 0.0385623012964004

Hubungan IKG dengan berat tubuh ikan nila betina

IKG (%)

bera

t tub

uh (g

r)

Gambar 3. Grafik hubungan IKG

dengan berat tubuh ikan

nila betina

Berdasasarkan pada Gambar. 3

mengenai hubungan IKG dengan

berat tubuh ikan diperoleh nilai y = -

2,637x + 77,62. Hal ini berarti setiap

satu satuan IKG menambah 2,637

berat ikan nila betina . dari gambar.3

juga di peroleh nilai R² = 0,038.

Berdasarkan nilai R² kita dapat

menentukan nilai koefisien korelasi

(r). Dengan rumus r = √R ². Dengan menggunakan rumus

tersebut diperoleh nilai koefisien

relasi sebesar 0.19 , karena nilai

koefisien korelasi belum mendekati

satu, maka hubungan antara IKG

dengan berat ikan nila betina tidak

erat.

Page 7: ASPEK  REPRODUKSI IKAN NILA

5. Hubungan IKG dengan

panjang tubuh ikan nila

betina

0 1 2 3 4 5 6 7 80

50

100

150

200

f(x) = − 3.2928635332 x + 163.54156818R² = 0.0688065050437694

Hubungan IKG dengan panjang ikan nila betina

IKG (%)

panj

ang

ikan

(mm

)

Gambar 4. Grafik hubungan IKG

dengan panjang tubuh

ikan nila betina

Dari grafik di atas di ketahui nilai y =

-3,292x + 163,5. Hal tersebut

menunjukan bahwa setiap satu

satuan IKG menambah panjang ikan

nila sebesar 3,292. Dari grafik

diperoleh juga nilai R² = 0,068 . nilai

koefisien korelasi (r) = √R ² =

√0.068 = 0.26 , karena nilai koefisien

korelasi belum mendekati satu,

maka hubungan antara IKG dengan

panjang tubuh ikan nila betina tidak

erat.

6. Hubungan TKG dengan

panjang tubuh ikan nila

Tabel 6. Hubungan TKG dengan

panjang ikan nila jantan

Selangpanjang

Jumlah ikan pada TKG-

I II III IV

85-105 10 10 2 0106-126 3 2 0 0127-147 2 0 0 0148-168 2 2 0 0169-189 7 1 0 0190-210 3 1 0 0211-231 2 0 0 0

85-105

106-

126

127-

147

148-

168

169-

189

190-

210

211-

231

0

2

4

6

8

10

12

Hubungan TKG dengan panjang tubuh ikan nila jantan

I

II

III

IV

selang panjang (mm)

frek

uens

i

Gb. 5 Grafik Hubungan TKG

dengan panjang ikan nila

jantan

Dari grafik dan table diatas dapat

kita lihat bahwa TKG paling banyak

adalah TKG I pada selang kelas 85-

105 . Dan rata-rata TKG yang

kosong adalah pada TKG III dan IV,

kalaupun ada jumlah nya sedikit. Ini

menunjukkan bahwa ikan nila jantan

yang di jadikan sample masih dalam

tahap pematangan gonad, atau

belum siap memijah.

Page 8: ASPEK  REPRODUKSI IKAN NILA

Tabel 7. Hubungan TKG dengan

panjang ikan nila betina

Selangpanjang

Jumlah ikan pada TKG-

I II III V

105-117 0 0 1 1

118-130 0 0 3 0

131-143 0 0 0 0

144-156 0 0 5 1

157-169 0 3 4 5

170-182 0 3 6 1

105-

117

118-

130

131-

143

144-

156

157-

169

170-

182

0

1

2

3

4

5

6

7

Hubungan TKG dengan panjang ikan nila betina

I

II

III

IV

selang panjang (mm)

frek

uens

i

Gambar 6. Hubungan TKG dengan

panjang ikan nila betina

Dari tabel. 7 dan gambar. 6 dapat

kita lihat bahwa frekuensi terbesar

TKG yang didapatkan adalah TKG III

pada selang kelas 170-182 sebesar

6 ekor. Dan yang paling sedikit

adalah pada TKG I dan II dengan

rata rata jumlah 0 ekor pada tiap

kelas.. Hal ini dapat kita artikan

bahwa ikan nila betina pada sampel

yang di dapat sudah hampir

kebanyakan matang gonad dan siap

memijah.

7. Hubungan IKG dengan TKG

ikan nila

Tabel 8. Hubungan IKG dengan

TKG ikan nila betina

IKG(%)

Jumlah ikan pada TKG-

II

IIII V

0,068-1,226 0 2 10 31,236-2,394 0 1 6 22,404-3,562 0 1 1 23,572-4,73 0 2 1 14,74-5,898 0 0 0 05,908-7,066 0 0 1 0

0,068-1,226

1,236-2,394

2,404-3,562

3,572-4,73

4,74-5,898

5,908-7,0660

2

4

6

8

10

12

Hubungan IKG dengan TKG ikan nila betina

I

II

III

IV

selang IKG %)

frek

uens

i

Gambar 7. Hubungan IKG dengan

TKG ikan nila betina

Page 9: ASPEK  REPRODUKSI IKAN NILA

Nilai IKG dihubungkan dengan TKG

yang pengamatannya berdasarkan

ciri-ciri morfologi kematangan gonad

yang diperbandingkan, atau nilai-

nilai morfologi yang dikuantitatifkan

sehingga akan tampak hubungan

perkembangan di dalam dan di luar

gonad. Nilai IKG akan sangat

bervariasi setiap saat tergantung

pada macam dan pola

pemijahannya. (Effendie,1997).

Tersebut dapat dilihat pada variasi

grafik di atas.

8. Hubungan TKG dengan

diameter telur ikan nila

betina

Tabel 9. Hubungan TKG dengan

diameter telur ikan nila

betina

Diameter telur

jumlah ikan pada TKG ke-

II % III % IV %

0,5-1,4 3 1,67 0 0 0 0

1,5-2,4 5 2,78 4 0,70 0 0

2,5-3,4 25 13,89 9 3,33 0 0

3,5-4,4 8 10 13 2,28 0 0

4,5-5,4 15 8,33 9 8,5 0 0

5,5-6,4 5 8,33 22 3,86 0 0

6,5-7,4 17 9,44 30 5,26 0 0

7,5-8,4 6 8,89 39 6,84 0 0

8,5-9,4 6 3,33 26 4,56 0 0

>9,5 0 33,33 36864,56

240 100

Jumlah 180

100 570 100 240 100

0,5-1,4

2,5-3,4

4,5-5,4

6,5-7,4

8,5-9,40

50100150200250300350400

Hubungan TKG dengan Diameter telur ikan nila betina

II

III

IVselang diameter

frek

uens

i

Gambar 8. Hubungan TKG dengan

diameter telur ikan

Dari tabel dan grafik diatas diketahui

bahwa frekuensi terbanyak ada

pada selang kelas diameter telur

yang lebih dari 9.5 pada tingkat

kematangan gonad III. Hal ini berarti

ikan sudah siap memijah, karena

Perkembangan tidak hanya

dilihat dari perkembangan secara

morfologi, namun didalamnya

terdapat perkembangan telur dan

sejalan dengan ini terjadi

perkembangan berat gonad.

Maka, semakin berkembang

gonad itu, telur yang terkandung

di dalamnya semakin membesar

garis tengahnya, sebagai hasil

dari pengendapan kuning telur,

hidrasi, dan pembentukan butir-

butir minyak berjalan secara

bertahap terliput dalam

Page 10: ASPEK  REPRODUKSI IKAN NILA

perkembangan tingkat

kematangan gonad. Jadi,

semakin meningkat TKG maka

garis tengah telur atau diameter

telur semakin besar.

Tabel 10. Fekunditas ikan nila

MetodeFekunditas rata-rata (butir)

Gabungan 1.740

10 30 50 70 90110

010002000300040005000600070008000

f(x) = − 2.12591117946 x + 1663.23872015R² = 0.00122598102378757

Hubungan fekunditas dengan berat ikan nila betina

berat ikan nila

feku

ndita

s

Gambar 9. Hubungan fekunditas

dengan berat ikan nila

Berdasarkan pada grafik diatas

diketahui koefisien relasi (r) =

√0.001=0.03. hal ini berarti bahwa

hubungan antara fekunditas dengan

berat tubuh ikan nila tidak erat atau

dapat dikatakan fekunditas

mempengaruhi berat ikan, tetapi

hanya sedikit. Nilai y = -2,125x +

1663 pada grafik ,menyatakan

bahwa setiap satu satuan

fekunditas menambah 2.125 berat

ikan nila.

9. Rasio Kelamin

Tabel 11. Rasio ikan nila jantan

dan betina

Parameter

Jantan Betina

Proporsi

0,4125 0,5875

Sd 0,03621 0,03621

Sk (95%)-

0,04445<p<0,074321-

0,03811<p<0,080658

Dari tabel dapat dilihat bahwa rasio

ikan nila betina lebih banyak dari

pada rasio ikan nila jantan. Rasio

kelamin adalah perbandingan ikan

jantan dan ikan betina, mulai dari

proporsi jenis, standar deviasi dan

selang kepercayaan. Sex ratio pada

proporsi sex yang diamati

disebabkan oleh tingkah laku,

kondisi, lingkungan dan

penangkapan.

A. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan praktikum yang telah

dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

Ikan nila pada praktikum ini

secara umum ikan betina

berada pada tahap akhir

Page 11: ASPEK  REPRODUKSI IKAN NILA

pemijahan sedangkan ikan nila

jantan berada pada tahap awal

pemijahan.

Indikasi kesiapan reproduksi

dipengaruhi oleh,

fekunditas,TKG, IKG, berat

tubuh, berat gonad, serta

panjang tubuh ikan itu sendiri.

Fekunditas gabungan ikan nila

sebesar 1.740 dengan rata-rata

diameter telur > 10.

Adapun saran dalam melasanakan

praktiukum ini yaitu fasilitas yang

ada dalam laboratorium sebaiknya

ditingkatkan kuantitasnya, misalnya

saja timbangan ditambah jumlahnya

agar tidak menghambat proses

praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Effendie,M.I.1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara : Bogor.

Kuncoro, E. B. Ikan Siklid. Penebar Swadaya. Bogor.

Nikolsky, G.V. 1963. The Ecology Fishes: Academic Pr

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel data perhitungan ikan nila betina

NoJenis Kelamin TKG

Pajang Total Ikan (mm)

Berat Total Ikan

Berat Gonad Total (g) IKG (%)

1 Betina II 160 74 2,3 3,108108

2 Betina III 180 94 2 2,12766

3 Betina IV 160 77 1 1,298701

4 Betina IV 150 75 2 2,666667

5 Betina II 180 91 3,5 3,846154

6 Betina III 160 69 0,532 0,771014

7 Betina III 180 105 0,165 0,157143

8 Betina IV 165 82 0,115 0,140244

9 Betina III 150 59 0,15 0,254237

10 Betina II 170 74 0,15 0,202703

11 Betina III 130 44 2 4,545455

12 Betina II 160 74 1 1,351351

13 Betina III 150 59 0,23 0,389831

14 Betina III 105 18 0,37 2,055556

Page 12: ASPEK  REPRODUKSI IKAN NILA

15 Betina III 160 69 1 1,449275

16 Betina III 180 105 1 0,952381

17 Betina III 150 76 1 1,315789

18 Betina III 180 91 2 2,197802

19 Betina II 160 74 3 4,054054

20 Betina III 130 44 0,41 0,931818

21 Betina III 165 82 2 2,439024

22 Betina III 180 105 1 0,952381

23 Betina III 150 75 0,4 0,533333

24 Betina III 130 57 4 7,017544

25 Betina IV 105 18 0,21 1,166667

26 Betina III 150 59 1 1,694915

27 Betina III 180 105 0,4 0,380952

28 Betina III 160 74 0,05 0,067568

29 Betina IV 160 69 2 2,898551

30 Betina IV 160 69 1 1,449275

31 Betina II 170 74 0,2 0,27027

32 Betina IV 180 94 0,28 0,297872

33 Betina IV 160 77 2,9 3,766234

34 jantan I 190 101 0,06 0,05940635 jantan I 170 102 0,09 0,08823536 jantan I 160 74 0,08 0,10810837 jantan I 170 94 0,48 0,51063838 jantan I 180 91 0,15 0,16483539 jantan I 195 115 0,1 0,08695740 jantan I 185 97 0,11 0,11340241 jantan I 130 44 0,16 0,36363642 jantan I 105 27 0,11 0,40740743 jantan I 90 16 0,23 1,437544 jantan I 95 14 0,32 2,28571445 jantan II 95 15 0,67 4,46666746 jantan I 96 16 0,25 1,562547 jantan I 105 16 0,3 1,87548 jantan II 100 13 0,6 4,61538549 jantan II 110 20 0,9 4,550 jantan II 90 15 3,3 2251 jantan II 90 13 0,08 0,61538552 jantan II 90 12 0,47 3,91666753 jantan II 100 14 0,06 0,42857154 jantan I 110 22 0,09 0,40909155 jantan II 100 17 0,15 0,88235356 jantan II 90 13 0,1 0,769231

Page 13: ASPEK  REPRODUKSI IKAN NILA

57 jantan II 100 15 0,15 158 jantan II 110 20 0,11 0,5559 jantan II 95 13 0,23 1,76923160 jantan I 120 12 0,32 2,66666761 jantan I 130 13 0,67 5,15384662 jantan I 102 17 0,25 1,47058863 jantan I 110 75 0,3 0,464 jantan I 100 12 0,6 565 jantan I 90 11 0,9 8,18181866 jantan I 90 14 3,3 23,5714367 jantan III 85 14 0,08 0,57142968 jantan III 105 15 0,47 3,13333369 jantan I 230 11 0,06 0,54545570 jantan I 100 15 0,09 0,671 jantan I 155 61 0,15 0,24590272 jantan I 180 103 0,09 0,08737973 jantan I 200 118 0,08 0,06779774 jantan I 180 93 0,48 0,51612975 jantan I 170 79 0,15 0,18987376 jantan I 230 199 0,1 0,05025177 jantan II 160 82 0,11 0,13414678 jantan II 200 115 0,47 0,40869679 jantan II 180 102 0,06 0,05882480 jantan II 165 88 0,09 0,102273

Lampiran 2. Data diameter telur keseluruhan kelas

NO

KELOMPOK1A 2A 3A 4A

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 >10 9 4>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 4 >10 >10 >10 5

2 >10 3 7>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 6 5 >10 >10 >10 4

3 >10 2 2>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 5 6 >10 >10 >10 5

4 >10 5 5>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 4 7 5 >10 >10 >10 5

5 >10 4 5>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 8 5 >10 >10 >10 5

6 >10 6 9>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 4 >10 >10 >10 4

Page 14: ASPEK  REPRODUKSI IKAN NILA

7 >10 5 5>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 6 >10 >10 >10 6

8 >10 4 1>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 4 7 3 >10 >10 >10 3

9 >10 9 2>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 6 >10 >10 >10 3

10 >10 3 4>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 6 >10 >10 >10 6

11 >10 8 8>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 5 7 >10 >10 >10 5

12 >10 6 9>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 5 9 >10 >10 >10 6

13 >10 6 7>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 6 3 >10 >10 >10 4

14 >10 5 8>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 6 >10 >10 >10 3

15 >10 4 1>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 4 >10 >10 >10 3

16 >10 3 1>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 6 3 >10 >10 >10 4

17 >10 4 4>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 4 5 2 >10 >10 >10 6

18 >10 4 5>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 5 5 5 >10 >10 >10 3

19 >10 2 7>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 4 6 7 >10 >10 >10 6

20 >10 2 5>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 6 7 7 >10 >10 >10 6

21 >10 5 4>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 6 8 9 >10 >10 >10 3

22 >10 6 2>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 8 4 >10 >10 >10 4

23 >10 7 3>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 5 6 5 >10 >10 >10 6

24 >10 4 7>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 6 >10 >10 >10 5

25 >10 3 6>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 4 6 5 >10 >10 >10 3

26 >10 4 2>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 7 4 >10 >10 >10 3

27 >10 5 3>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 3 6 9 >10 >10 >10 4

28 >10 3 4>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 4 6 6 >10 >10 >10 6

29 >10 3 6>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 4 7 5 >10 >10 >10 5

30 >10 2 3>10 >10 >10 >10 >10 >10 >10 5 7 4 >10 >10 >10 3

Page 15: ASPEK  REPRODUKSI IKAN NILA

TKG II III II IV IV III III IV III III II III II III III III III

NO

KELOMPOK1B 2B 3B 4B

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 >10 3 >10 >10 >10 >10 8 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >102 >10 8 >10 >10 >10 >10 7 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >103 5 7 >10 >10 >10 >10 8 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >104 3 8 >10 >10 >10 8 8 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >105 8 9 >10 >10 9 >10 8 >10 9 >10 5 >10 >10 >10 >10 >106 >10 7 >10 >10 >10 >10 9 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >107 >10 8 >10 >10 >10 >10 7 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >108 >10 6 >10 >10 9 >10 8 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >109 8 7 >10 >10 >10 9 8 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >10

10 >10 8 >10 >10 >10 >10 9 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1011 9 8 >10 >10 >10 >10 9 >10 9 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1012 8 8 >10 >10 9 >10 >10 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1013 6 7 >10 >10 >10 >10 >10 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1014 >10 6 >10 >10 >10 >10 8 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1015 9 8 >10 >10 >10 >10 >10 >10 9 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1016 >10 7 >10 >10 9 >10 9 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1017 5 8 >10 >10 >10 >10 7 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1018 7 8 >10 >10 >10 8 8 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1019 6 7 >10 >10 >10 >10 9 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1020 >10 8 >10 >10 >10 >10 >10 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1021 3 6 >10 >10 >10 >10 8 >10 9 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1022 3 7 >10 >10 9 >10 9 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1023 8 8 >10 >10 >10 >10 9 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1024 >10 8 >10 >10 >10 >10 9 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1025 >10 7 >10 >10 >10 8 9 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1026 >10 7 >10 >10 >10 >10 9 >10 8 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1027 >10 8 >10 >10 9 >10 >10 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1028 8 8 >10 >10 >10 >10 8 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1029 8 7 >10 >10 >10 >10 8 >10 7 >10 5 >10 >10 >10 >10 >1030 3 6 >10 >10 >10 >10 8 >10 9 >10 5 >10 >10 >10 >10 >10

TKG III II III III III III III IV III III III IV IV II IV IV