10
makalah - -> prinsip kebutuhan eliminasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan salah satu makhluk hidup. Dikatakan sebagai makhluk hidup karena manusia memiliki cirri-ciri diantaranya: dapat bernafas, berkembangbiak, tumbuh, beradaptasi, memerlukan makan, dan megeluarkan sisa metabolisme tubuh (eliminasi). Setiap kegiatan yang dilakukan tubuh dikarenakan peranan masing-masing organ. Membuang urine dan alvi (eliminasi) merupakan salah satu aktivitas pokok yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Karena apabila eliminasi tidak dilakukan setiap manusia akan menimbulkan berbagai macam gangguan seperti retensi urine, inkontinensia urine, enuresis, perubahan pola eliminasi urine, konstipasi, diare dan kembung. Selain berbagai macam yang telah disebutkan diatas akan menimbulkan dampak pada system organ lainnya seperti: system pencernaan, ekskresi, dll. Berdasar latar belakang di atas, maka penulis membuat makalah dengan judul “Prinsip Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi”. 1.2 Tujuan Masalah 1) Mengetahui prinsip pemenuhan kebutuhan eliminasi. 2) Mengetahui organ-organ yang berperan dalam eliminasi 3) Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi eliminasi 4) Mengetahui gangguan/masalah kebutuhan eliminasi urine 5) Mengetahui tindakan mengatasi masalah eliminasi urine 1.3 Rumusan Masalah 1) Apa saja sistem tubuh yang berperan dalam eliminasi urine dan eliminasi alvi (buang air besar)? 2) Bagaimana proses berkemih dan proses buang air besar? 3) Apa saja faktor yang memengaruhi eliminasi urine dan defekasi (proses buang air besar)? 4) Apa saja gangguan atau masalah kebutuhan eliminasi urine

Asuhan Keperawatan Eliminasi Urine

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Eliminasi Urine

makalah - -> prinsip kebutuhan eliminasi

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangManusia merupakan salah satu makhluk hidup. Dikatakan sebagai makhluk hidup karena manusia memiliki cirri-ciri diantaranya: dapat bernafas, berkembangbiak, tumbuh, beradaptasi, memerlukan makan, dan megeluarkan sisa metabolisme tubuh (eliminasi). Setiap kegiatan yang dilakukan tubuh dikarenakan peranan masing-masing organ.Membuang urine dan alvi (eliminasi) merupakan salah satu aktivitas pokok yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Karena apabila eliminasi tidak dilakukan setiap manusia akan menimbulkan berbagai macam gangguan seperti retensi urine, inkontinensia urine, enuresis, perubahan pola eliminasi urine, konstipasi, diare dan kembung. Selain berbagai macam yang telah disebutkan diatas akan menimbulkan dampak pada system organ lainnya seperti: system pencernaan, ekskresi, dll.Berdasar latar belakang di atas, maka penulis membuat makalah dengan judul “Prinsip Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi”.

1.2 Tujuan Masalah1) Mengetahui prinsip pemenuhan kebutuhan eliminasi.2) Mengetahui organ-organ yang berperan dalam eliminasi3) Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi eliminasi4) Mengetahui gangguan/masalah kebutuhan eliminasi urine5) Mengetahui tindakan mengatasi masalah eliminasi urine

1.3 Rumusan Masalah1) Apa saja sistem tubuh yang berperan dalam eliminasi urine dan eliminasi alvi (buang air besar)?2) Bagaimana proses berkemih dan proses buang air besar?3) Apa saja faktor yang memengaruhi eliminasi urine dan defekasi (proses buang air besar)?4) Apa saja gangguan atau masalah kebutuhan eliminasi urine dan eliminasi alvi?5) Apa saja tindakan untuk mengatasi masalah eliminasi urine dan eliminasi alvi?

BAB IIPEMBAHASAN

Eliminasi adalah proses pembuangan sisia metabolisme tubuh baik berupa urine atau alvi (buang air besar). Kebutuhan eliminasi terdiri dari atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar).

2.1 Organ yang berperan dalam Eliminasi Urinea. GinjalMerupakan organ retropenitoneal (di belakang selaput perut) yang terdiri atas ginjal sebelah kanan dan kiri tulang punggung. Ginjal berperan sebagi pengatur komposisi dan

Page 2: Asuhan Keperawatan Eliminasi Urine

volume cairan dalam tubuh.b. Kandung kemih (bladder, buli-buli) Merupakan sebuah kantung yang terdiri atas otot halus yang berfungsi sebagai penampung air seni (urine).c. UretraMerupakan organ yang berfungsi untuk menyalurkan urine ke bagian luar.

2.2 Proses BerkemihUrine normalia adalah pengeluaran cairan yang prosesnya tergantung pada fungsi organ-organ eliminasi urine seperti ginjal, ureter, bladder dan uretra.Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila urinaria berisi ± 250-450 cc (pada orang dewasa) dan 200-250 cc (pada anak-anak).Ginjal memindahkan air dari darah berbentuk urine. Ureter mengalirkan urine ke bladder. Dalam bladder urine ditampung sampai mencapai batas tertentu. Kemudian dikeluarkan melalui uretra.Komposisi urine :a. Air (96%)b. Larutan (4%) Larutan Organik: Urea, ammonia, keratin, dan asam uratLarutan Anorganik: Natrium (sodium), klorida, kalium (potasium), sufat, magnesium, fosfor. Natrium klorida merupakan garam anorganik yang paling banyak.

2.3 Faktor yang Memengaruhi Eliminasi Urinea. Diet dan asupan Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang memengaruhi output urine (jumlah urine). Protein dan natrium dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk.selain itu, minum kopi juga dapat meningkatkan pembentukan urine.b. Respon keinginan awal untuk berkemihKebiasaan mengabaikan keinginan awal utnuk berkemih dapat menyebabkan urin banyak tertahan di vesika urinaria, sehingga memengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah pengeluaran urinec. Gaya hidupPerubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi. Hal ini terkait dengan tersedianya fasilitas toilet.d. Stress psikologisMeningkatkan stres dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang diproduksi.e. Tingkat aktivitasEliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinearia yang baik untuk fungsi sphincter. Kemampuan tonus otot di dapatkan dengan beraktivitas. Hilangnya tonus otot vesika urinearia dapt menyebabkan f. Tingkat perkembanganTingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat memengaruhi pola berkemih. Hal tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih mengalami mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air kecil. Namun kemampuan dalam mengontrol buang air kecil

Page 3: Asuhan Keperawatan Eliminasi Urine

meningkat dengan bertambahnya usiag. Kondisi penyakitKondisi penyakit dapat memengaruhi produksi urine, seperti diabetes mellitus.h. SosiokulturalBudaya dapat memegaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine, seperti adanya kultur pada pada masyarakat tertentu yang melarang untuk buang air kecil di tempat tertentu.i. Kebiasaan seseorangSeseorang yang memiliki kebiasaan berkemh di toilet, biasanya mengalami kesulitan untuk berkemih dengan melalui urineal/pot urine bila dalam keadaan sakit.j. Tonus ototTonus otot yang berperan penting dlam membantu proses berkemih adalah otot kandung kemih, otot abdomen, dan pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam kontraksi sebagai pengontrolan pengeluaran urinek. PembedahanPembedahan berefek menurunkan filtrasi glomerulus sebagai dampak dari pemberian obat anestesi sehingga menyebabkan penurunan jumlah produksi urine.l. PengobatanPemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya peningkatan atau penurunan proses perkemihan.m. Pemeriksaan diagnostikPemeriksaan diagnostik ini juga dapat memengaruhi kebutuhan eliminasi urine, khususnya prosedur-prosedur yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan saluran kemih seperti intra venus pyelogram (IVP).

2.4 Gangguan/Masalah Kebutuhan Eliminasi Urinea. Retensi urine,merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih.b. Inkontinensia urine, merupakan ketidakmampuan otot sphincter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol ekskresi urine.c. Enuresis, merupakan ketiksanggupan menahan kemih (mengompol) yang diakibatkan tidak mampu mengontrol sphincter eksterna.d. Perubahan pola eliminasi urine, merupakan keadaan sesorang yang mengalami gangguan pada eliminasi urine karena obstruksi anatomis, kerusakan motorik sensorik, dan infeksi saluran kemih. Perubahan eliminasi terdiri atas : Frekuensi, Urgensi, Disuria, Poliuria, Urinaria supresi.

2.5 Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi Urinea. Pengumpulan Urine untuk Bahan Pemeriksaanb. Menolong Buang Air Kecil dengan Menggunakan Urinealc. Melakukan kateterisasi

2.6 Pengkajian Eliminasi Urinea. FrekuensiFrekuensi untuk berkemih tergantung kebiasaan dan kesempatan. Banyak orang-orang berkemih kira-kira 70 % dari urine setiap hari pada waktu bangun tidur dan tidak memerlukan waktu untuk berkemih pada malam hari. Orang-orang biasanya berkemih :

Page 4: Asuhan Keperawatan Eliminasi Urine

pertama kali pada waktu bangun tidur, sebelum tidur dan berkisar waktu makan.b. VolumeVolume urine yang dikeluarkan sangat bervariasi.Usia Jumlah / hari•1 Hari pertama & kedua dari kehidupan 15 – 60 ml•2 Hari ketiga – kesepuluh dari kehidupan 100 – 300 ml•3 Hari kesepuluh – 2 bulan kehidupan 250 – 400 ml•4 Dua bulan – 1 tahun kehidupan 400 – 500 ml•5 1 – 3 tahun 500 – 600 ml•6 3 – 5 tahun 600 – 700 ml•7 5 – 8 tahun 700 – 1000 ml•8 8 – 14 tahun 800 – 1400 ml•9 14 tahun – dewasa 1500 ml•10 Dewasa tua 1500 ml / kurangJika volume dibawah 500 ml atau diatas 300 ml dalam periode 24 jam pada orang dewasa, maka perlu lapor.c. Warna Normal urine berwarna kekuning-kuningan, obat-obatan dapat mengubah warna urine seperti orange gelap. Warna urine merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya penyakit.d. Bau Normal urine berbau aromatik yang memusingka. Bau yang merupakan indikasi adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu.e. Berat jenis Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan suatu volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standar. Berat jenis air suling adalah 1, 009 ml dan normal berat jenis : 1010 – 1025f. Kejernihan :ÞNormal urine terang dan transparanÞ Urine dapat menjadi keruh karena ada mukus atau pus.g. pH :Þ Normal pH urine sedikit asam (4,5 – 7,5)Þ Urine yang telah melewati temperatur ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteriÞ Vegetarian urinennya sedikit alkali.h. Protein :Þ Normal : molekul-molekul protein yang besar seperti : albumin, fibrinogen, globulin, tidak tersaring melalui ginjal —- urineÞ Pada keadaan kerusakan ginjal, molekul-molekul tersebut dapat tersaring urineÞ Adanya protein didalam urine disebut proteinuria, adanya albumin dalam urine disebut albuminuria.i. Darah :Þ Darah dalam urine dapat tampak jelas atau dapat tidak tampak jelas.Þ Adanya darah dalam urine disebut hematuria.j. Glukosa :Þ Normal : adanya sejumlah glukosa dalam urine tidak berarti bila hanya bersifat

Page 5: Asuhan Keperawatan Eliminasi Urine

sementara, misalnya pada seseorang yang makan gula banyak menetap pada pasien DMÞ Adanya gula dalam urine disebut glukosa

2.7 Sistem yang Berperan dalam Eliminasi AlviSistem tubuh berperan dalam proses eliminasi alvi (buang air besar) adalah sistem gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar.

2.8 Proses Buang Air Besar (Defekasi)Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Terdapat dua pusat ang menguasai refleks untuk defekasi, yang terletak di medula dan sumsum tulang belakang.Secara umum, terdapat dua macam terdapat dua macam refleks yang membantu proses defekasi yaitu refleks defekasi intrinsic dan refleks defekasi parasimpatis.

2.9 Gangguan / Masalah Eliminasi Alvia. Konstipasi Konstipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko tinggi mengalami statis usus besar sehingga mengalami eliminasi yang jarang atau keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu kering dan keras.b. DiareDiare merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko sering mengalami pengeluaran feses dalam bentuk cair. Diare sering disertai kejang usus, mungkin ada rasa mula dan muntahc. Inkontinesia ususInkontinesia usus merupakan keadaan individu yang mengalami perubahan kebiasaan dari proses defekasi normal, sehingga mengalami proses pengeluaran feses tidak disadari. Hal ini juga disebut sebagai inkontinensia alvi yang merupakan hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas melalui sphincter akibat kerusakan sphincter.d. KembungKembung merupakan keadaan penuh udara dalam perut karena pengumpulan gas berlebihan dalam lambung atau ususe. HemorroidHemorrhoid merupakan keadaan terjadinya pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah anus yang dapat disebabkan karena konstipasi, peregangan saat defekasi dan lain-lainf. Fecal ImpactionFecal impaction merupakann massa feses karena dilipatan rektum yang diakibatkan oleh retensi dan akumulasi materi feses yang berkepanjangan. Penyebab fecal impaction adalah asupan kurang, aktivitas kurang, diet rendah serat, dan kelemahan tonus otot.

2.10 Faktor yang Memengaruhi Proses Defekasia. Usia Setiap tahap perkembangan/usia memiliki kemampuan mengontrol proses defekasi yang berbeda.b. Diet

Page 6: Asuhan Keperawatan Eliminasi Urine

Diet, pola atau jenis makanan yang dikonsumsi dapat memengaruhi proses defekasi. Makanan yang memiliki kandungan serat tinggi dapat membantu proses percepatan defekasi dan jumlah yang dikonsumsipun dapat memengaruhinyac. Asupan cairanPemasukana cairan yang kurang dalam tubuh membuat defekasi menjadi keras. Oleh karena itu, proses absopsi air yang kurang menyebabkan kesulitan proses defekasi.d. AktivitasAktivitas dapat memengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma dapat membantu kelancaran proses defekasie. PengobatanPengobatan juga dapat memengaruhinya proses defekasi, seperti penggunaan laksantif, atau antasida yang terlalu sering.f. Gaya hidupKebiasaan atau gaya hidup dapat memengaruhi proses defekasi. Hal ini dapat terlihat pada seseorang yang memiliki gaya hidup sehat/ kebiasaan melakukan buang air besar di tempat yang bersih atau toilet, etika seseorang tersebut buang air besar di tempat terbuka atau tempat kotor, maka akan mengalami kesulitan dalam proses defekasi.h. PenyakitBeberapa penyakit dapat memengaruhi proses defekasi, biasanya penyakit-penyakit tersebut berhubungan langsung dengan system pencernaan, seperti gastroenteristis atau penyakit infeksi lainnya.i. NyeriAdanya nyeri dapat memengaruhi kemampuan / keinginan untuk defekasi seperti nyeri pada kasus hemorrhoid atau episiotomij. Kerusakan sensoris dan motorisKerusakan pada system sensoris dan motoris dapat memengaruhi proses defekasi karena dapat menimbulkan proses penurunan stimulasi sensoris dalam melakukan defekasi.

2.11 Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi Alvi (Buang Air Besar)a. Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaanb. Membantu pasien buang air besar dengan pispotc. Memberikan huknah rendahd. Memberikan huknah tinggie. Memberikan gliserinf. Mengeluarkan feses dengan jari

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanKebutuhan eliminasi terdiri dari atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar). Organ yang berperan dalam eliminasi urine adalah: ginjal, kandung kemih dan uretra. Dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urine terjadi proses berkemih. Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urine adalah diet, asupan, respon keinginan awal untuk berkemih kebiasaan seseorang dan stress psikologi.

Page 7: Asuhan Keperawatan Eliminasi Urine

Gangguan kebutuhan eliminasi urine adalah retensi urine, inkontinensia urine dan enuresis. Dan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah pengumpulan urine untuk bahan pemeriksaan, buang air kecil dengan urineal dan melakukan katerisasi. Sedangkan system tubuh yang berperan dalam proses eliminasi alvi atau buang air besar adalah system gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar. Dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi terjadi proses defekasi. Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi alvi antara lain: usia, diet, asupan cairan, aktifitas, gaya hidup dan penyakit. Gangguan eliminasi alvi adalah konstipasi, diare, kembung dan hemorrhoid. Tindakan untuk mengatasinya adalah menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan, membantu pasien buang air besar dengan pispot dan memberikan gliserin.

3.2 Saran1. Kita harus lebih memperhatikan kebutuhan eliminasi urine dan alvi dalam kehidupan kita sehari-hari.2. Menjaga kebersihan daerah tempat keluarnya urine dan alvi.

http://miamisland.blogspot.com/2010/03/makalah-prinsip-kebutuhan-eliminasi.html