Audio Visual Teaching FT UNESA

Embed Size (px)

Citation preview

Workshop

Audio-Visual TeachingSetya Chendra Wibawa, S.Pd., MT.

Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya 2012

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Pengetahuan Tentang Audio VisualTahun 1970 ditemukan teknologi CCD (Charged Caupled Device) menggantikan tabung citra vidicon. Tidak ada yang meramalkan bahwa di kemudian hari temuan Boyle dan Smith tersebut akan menjadi tonggak yang mempercepat perkembangan teknologi penangkap gambar diam maupun gambar gerak. Kamera video dan kamera video berkembang sangat pesat berkat penemuan tersebut. Akhirnya hanya tinggal teknik lensa saja yang hampir tidak berubah. Media penyimpan mengalami perkembangan dan melahirkan banyak varian, di antaranya dalam bentuk pita (cassete), cakram (disk), dan memori chip. Dengan demikian sinematografi tidak lagi identik dengan media penyimpan fim/selluloid. Masyarakat mulai risih menyebut gambar hasil tangkapan dengan teknik sinematografi sebagai film karena media penyimpannya memang bukan lagi film. Lalu, apa nama pengganti yang sesuai? Muncullah istilah media audiovisual. CCD yang jauh lebih murah dibanding tabung citra vidicon juga menyebabkan harga kamera menjadi murah, dengan demikian penyebarannya menjadi lebih pesat. Memasyarakatnya kamera video menyebabkan semakin banyaknya objek yang bias dikemas menjadi tayangan video. Dulu hanya film dalam arti film cerita saja yang merupakan karya sinematografi, sekarang berbagai dokumentasi dapat dikemas menjadi tayangan video, dan semua itu memerlukan teknik sinematografi. Fenomena ini mengokohkan penggunaan istilah media audio-visual untuk karya-karya sinematografi.

Pengertian Media Komunikasi dan Audio-VisualMedia berarti wadah atau sarana. Dalam bidang komunikasi, istilah media yang sering kita sebut sebenarnya adalah penyebutan singkat dari media komunikasi. Media komunikasi sangat berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat. Televisi dan radio adalah contoh media yang paling sukses menjadi pendorong perubahan. Audio-visual juga dapat menjadi media komunikasi.Workshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

2

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Penyebutan audio-visual sebenarnya mengacu pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut. Media audiovisual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran (penonton). Produk audio-visual dapat menjadi media dokumentasi dan dapat juga menjadi media komunikasi. Sebagai media dokumentasi tujuan yang lebih utama adalah mendapatkan fakta dari suatu peristiwa. Sedangkan sebagai media komunikasi, sebuah produk audio-visual melibatkan lebih banyak elemen media dan lebih membutuhkan perencanaan agar dapat mengkomunikasikan sesuatu. Film cerita, iklan, media pembelajaran adalah contoh media audio-visual yang lebih menonjolkan fungsi komunikasi. Media dokumentasi sering menjadi salah satu elemen dari media komunikasi. Karena melibatkan banyak elemen media, maka produk audio-visual yang diperuntukkan sebagai media komunikasi kini sering disebut sebagai multimedia.

Pada masyarakat yang masih terbelakang (belum berbudaya baca-tulis) elemen-elemen multimedia tidak seluruhnya secara optimal menunjang komunikasi. Masyarakat terbelakang hanya mengenal gambar dan suara. Pada masyarakat modern seluruh elemen multimedia menjadi sangat vital dalam membangun kesatuan dan memperkaya informasi. Suara, teks, gambar statis, animasi dan video harus diperhitungkan sedemikian rupa penampilannya, sehingga dapat menyajikan informasi yang sesuai dengan ciri khas masyarakat modern yakni efektif dan efisien. Untuk kepentingan efektifitas dan efisiensi inilah kemudian muncul istilah multimedia yang bersifat infotainment (informatifWorkshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

3

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

sekaligus menghibur) dan multilayer (beberapa lapis tampil pada saat yang sama). Saat menyaksikan tayangan TV masyarakat telah terbiasa melihat sinetron sambil mencermati tambahan berita dalam bentuk teks yang bergerak di bagian bawah layar TV, dan sesekali melirik logo perusahaan TV di pojok atas. Komunikasi adalah salah satu hal yang penting bagi perusahaan sebab disini memperlihatkan hubungan antara internal perusahaan dan juga hubungan dengan customer. Sesuatu hal yang diumumkan atau dikomunikasikan hendaklah juga didukung oleh fasilitas alat yang mendukung sehingga apa yang ingin disampaikan dapat dimengeti dan dipahami.

Produk audio visualBeberapa perusahaan yang menyediakan solusi komunikasi modern dengan alat-alat bantu komunikasi yang tepat dan berkualitas maka seluruh ide atau gagasan perusahaan dapat terkomunikasikan secara baik dan efektif. 1. Audio Conference System Solution Slusi pemakaian audio untuk manajemen pertemuan atau rapat (meeting) dengan kapasitas skala menengah sampai besar. Audio Conference System ini untuk melengkapi setiap peserta rapat dengan sebuah microphone khusus (conference mic) sehingga jalannya rapat menjadi efektif. Selain itu system yang Plug and Play memungkinkan Audio Conference dipakai untuk meeting dengan kapasitas sedang atau kapasitas besar.

2. Presentasi System SolutionWorkshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

4

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Untuk kebutuhan presentasi perusahaan, dibutuhkan konsultasi penataan ruang dan alat-alat kebutuhan untuk presentasi seperti projector dan layar yang mana tentu saja dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

3. Sistem Informasi Panggilan Beberapa divais untuk solusi sistem informasi panggilan yaitu peralatan audio yang digunakan untuk penyampaian informasi secara sentral dan informasi tersebut dapat di distribusikan secara merata kesemua area / ruangan. Sistem ini sangat menunjang kegiatan di sekolah-sekolah, lembaga pendidikan, perkantoran, pabrik, Public Area, Bandara, Stasiun, Tempat Parkir dan lain-lain.

Apa itu Video ?Workshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

5

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Video/Film adalah rangkaian banyak frame gambar yang diputar dengancepat. Masing-masing frame merupakan rekaman dari tahapan-tahapan dari suatu gerakan. Tabel 1. Standar broadcast Video/Film

Video Analog dan Video Digital

Video Analog, Gambar dan Audio direkam dalam bentuk sinyal Magnetikpada pita magnetik.

Video Digital, juga serupa dengan Video analog, gambar dan sura digitaldirekam dalam pita magnetic, tetapi menggunakan sinyal digital berupa kombinasi angka 0 dan 1. Format Data Video Video Analog : VHS, S-VHS, Beta, Hi-8 Video Digital : Digital 8, AVI, Mov, MPEG1 (VCD), MPEG2(DVD) DV, MPEG4 dan lainya. Perbedaan data format tersebut ditentukan oleh ukuran rekaman gambar atau resolusi, dan data ratenya. Contoh : MPEG1 memiliki resolusi 352 x 288 pixel, dengan data rate/bitratenya 1,15 Mbps dan frame per detiknya 25fps, digunakan untuk VCD, sama dengan VHS pada Video Analog MPEG2 memiliki resolusi 720 x 576 pixel dan bitratenya 9,8 Mbps, digunakan untuk DVD, sama dengan S-VHS pada Video Analog MPEG4 digunakan untuk video streaming.Workshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

6

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Video Digital, tidak adanya penurunan kualitas gambar dan audio dalam proses reproduksi (selama tidak dilakukan kompresi), selain itu lebih mudah dalam editingnya dengan system non-linear, tetapi apabila ada kerusakan sebagian data (kombinasi sinyal 0 dan 1) maka akan rusak keseluruhan, berarti kita tidak dapat menggunakan data tersebut. Teknik Video Editing

Teknik Linear dan Non-Linear Teknik Linear dilakukan dengan memotong-motong bahan video yang diberiistilah klip dan disusun dengan menggunakan video player dan perekam (VCRVideo Cassete Recorder), bias juga menggunakan dua player bila kita ingin memasukan effect.

Teknik Non-Linear, serupa dengan linear kita memotong-motong klip dalamediting, tetapi jauh lebih muda karena tinggal drag and drop tanpa kerja dari nol, begitu juga untuk memasukan effect, kita tinggal drag and drop dengan effect yang sudah tersedia. Bahkan kita dapat mengatur dengan mudah durasi dari effect yang kita pakai.

Workshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

7

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Simulasi Pengajaran Kegiatan yang dilakukan misalnya cara pembuatan simulasi pengajaran daerah diwujudkan dalam bentuk kerangka materi seperti tertuang dalam tahapan proses produksi sebagai berikut :Umum

1. a.

Pra Produksi Penyusunan tema dan materi

Guna mendukung penyusunan naskah (shooting script) dan menjamin hasil pengambilan gambar yang sesuai dibutuhkan kesesuaian materi ajar yang akan diajarkan oleh guru dengan skenario materi ajar. b. Penulisan shooting script

Adalah kegiatan penulisan naskah dan rencana kerja yang akan dilaksanakan dalam pengambilan gambar/ perekaman gambaar dengan video camera mengenai kegiatan pengajaran dan pembelajaran c. Pembahasan naskah dan revisi naskah

Bila diperlukan pada tahapan ini dapat dilakukan revisi naskah untuk mengantisipasi kekurangan yang terdapat dalam penulisan naskah awal d. Hunting lokasi

Adalah suatu kegiatan untuk untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari potensipotensi yang akan diambil gambarnya/ direkam dalam video kamera sebagai bahan dalam hal ini microteaching cek ukuran ruangan studio. e. Property

Persiapan shooting, persiapan lokasi dan perlengkapan shooting.Workshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

8

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

f.

Artis pendukung

Persiapan siswa atau pelaku yang mendukung alur naskah, misalnya statement siswa. 2. Produksi a. Shooting

Kegiatan pengambilan gambar dengan kamera mengenai simulasi pengajaran dan pembelajaran, cari suasana dan kondisi yang menarik, misal guru sedang memberi ceramah, menunjukkan materi dengan media, interaksi dengan siswa, terjadi pertanyaan. Jika menggunakan 2 kamera lebih, buatlah suatu kesepahaman antar kameraman, tentang area kerja. b. Bahan baku

Penyediaan bahan baku berupa kaset shooting, master cassette dan VCD/ DVD. c. Kerabat kerja

Persiapan kerabat kerja beserta pembagian tugasnya. 3. Pasca Produksi a. Editing

Penggabungan gambar hasil shooting b. Dubbing

Pengisian suara narator dan presenter c. Mixing

Penggabungan hasil animasi, dubbing, backing music dan titling d. Titling

Memberikan judul beserta seluruh keterangan tulisan yang diperlukanWorkshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

9

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

e.

Animasi

Memberikan efek gambar sehingga menjadi dinamis dan indah f. Graphic

Memberikan efek gambar pada grafik sehingga menjadi dinamis dan indah g. Backing music

Pembuatan ilustrasi musik h. Preview

Penampilan hasil sementara, sebagai lembaga kontrol sebelum duplikasi i. Revisi

Bila diperlukan dapat dilakukan perubahan pada gambar, grafik, animasi, narasi maupun suara j. Duplicating

Pada proses tahap akhir keranka materi sudah terbentuk dalam format bahasa dan jumlah yang diinginkan pihak pemerintah daerah. 4. 1. Kamera : a) Lensa : mata kamera yang digunakan untuk melihat obyek bisa dengan zoom focus. b) View Finder : lubang intip yaitu melihat obyek yang ada di biasanya samping badan kamera c) Badan kamera, terdiri dari : 1) Prosesor kamera : mengatur intensitas cahaya, olah Komponen Produksi

gambar, suaraWorkshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

10

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

2)

Recorder : merekam gambar dan suara b

c

a

b

2. Komputer Editing a) Seperangkat komputer editing dengan spesifikasi standar : 1. Pentium 4 3 GHz atau core i 5 2. Memori minimal 4 Gb 3. Sound Card Creative Sound Blaster Analog 4. Harddisk 500 Gb S-ATA 2 bh, 2 TB S-ATA 5. VGA dengan memory minimal 1 Gb 6. DVDRW Liteon 7. Monitor 20" 8. LAN Card b) Card editing dengan kemampuan video dan audio bisa dihandalkan (minimal Canopus Lets Edit RT ++ atau bisa menggunakan card firewire 3. Aksesoris a. DVcam Camera SONY PD-177Workshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

11

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

b. Berupa Speaker aktif digunakan untuk mendengarkan suara produksi dengan kualitas hampir sama dengan aslinya. c. S-VHS Playback-Recorder ( Video Tape Recorder) VTR, VCD Player atau Blue-Ray Writer (pilih jenis yang dibutuhkan) d. Digital Video VTR e. Monitor SONY f. Betacam VTR g. U-Matic VTR h. Tripod/ monopod atau dollypod digunakan untuk standing kamera i. Printer j. Kaset S-VHS, Betacam, DVCam, MiniDV, U-Matic, CD Blank (pilih jenis yang dibutuhkan) k. Mixer audio l. CD Duplicator LiteOn m.UPS ICA 500 VA n. HeadPhone 4. Software Editing a. Adobe Premire CS 5 (real time video editing) atau EDIUS 6 HD SUite b. Hollywood FX (efek transisi) c. 3D Max 10 (efek grafis 3D & animasi) d. Adobe Photoshop CS 5 e. Swish 2 & Adobe Flash CS 5 (efek grafis 2D & animasi) f. Ulead Cool Edit (Streaming audio, audio efek)Workshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

12

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

g. Ahead Nero Burning (Pembakaran CD untuk hasil akhir) B. Kajian Khusus 1. Hal-hal yang perlu diketahui didalam Proses Produksi Video Adobe Premiere/ EDIUS 6 HD Suite Adobe Premiere/ EDIUS 6 HD Suite adalah program untuk mengedit video digital di dalam komputer desktop. Adobe Premiere/ EDIUS 6 HD bekerja dengan aplikasi Microsoft Video dan Quick Time For Window, kita dapat merekam, membuat dan memainkan film dengan menggunakan video, sound, animasi, video, gambar, teks, dan sumber lain menggunakan Personal Computer IBM.

Pengetahuan tentang Terminologi Video Di bawah ini terdapat beberapa istilah serta definisi yang akan sering digunakan : 1. Clip, adalah bahan-bahan yang akan digunakan di dalam movie, clip dapat berupa movie, still image (gambar yang tidak bergerak) atau file audio. 2. Frame, bagian dasar dari informasi di dalam televisi, video, dan movie digital, klip normal dimainkan sebanyak 30 frame per detik (frame per second/fps). 3. Time Base, ukuran dasar waktu yang digunakan yang didasarkan atas jumlah frame per detiknya, yaitu 30 frame pet detik, sehingga dalam 1 detik terdapat 30 frame. Format video NTSC (National Television Standard Comitee), adalah 29.97 frame per detik. Setiap negaraWorkshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

13

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

menggunakan dasar waktu 25 fps untuk format video, sedangkan pada format film dimainkan sebesar 24 fps. Sebelum memulai project sebaiknya Anda memastikan dahulu dasar waktu yang dipilih. 4. Hour:Minutes:Second:Frames (Jam:Menit:Detik:Frame), merupakan kode standar yang digunakan untuk menggambarkan durasi atau panjang waktu setiap klip. Format ini merupakan format SMPTE atau Society of Motion Peicture and Television Engineers 5. Quick Time, merupakan aplikasi sistem software yang menggabungkan antara audio, video dan animasi di dalam Macintosh dan Window 6. Microsoft Video for Windows, format dari Microsoft yang

menggabungkan audio, video dan animasi dalam aplikasi Windows. 7. Capturing, proses men-digitize bahan sumber dari video atau audio di dalam kemudian merekamnya secara langsung menggunakan Adobe Premiere Movie Capture atau perintah Audio Capture. Video dan suara dapat dicapture dalam waktu yang sesungguhnya (pada movie dimainkan dalam kecepatan normal)/ real time atau non- real time (dimainkan lebih lambat). Untuk meng-capture video ke dalam personal computer, Anda me- merlukan card video digitizer serta software yang kompatibel dengan Microsoft Video for Windows. Jika ingin meng-capture sound sebaik gambar. memerlukan port input atau peralatan digitizer dengan softwarenya.

Workshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

14

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

8. Compression, metode khusus untuk mengatur atau memindah data untuk mengurangi ukuran file klip Anda. Jika Anda hendak memampatkan bahanbahan sumber video, Anda dapat melaku- kannya saat pertama Anda mengcapture ke dalam PC Anda, atau pada saat Anda mengkompilasinya ke dalam Adobe Premiere.

Pengetahuan Dasar Video Seperti film, video adalah bagian dari gambar-gambar individual, yang disebut Frames, projectsinya di atas layar. Proyeksi beberapa gambar per detik tersebut membuat ilusi gambar yang bergerak karena otak tidak dapat menangkap gambar secara individual. Dengan ukuran 24 frame per detik (fps: frame per second), video akan memprojectsikan gerakan yang terlihat halus dan berkelanjutan. Secara normal, salah satu atau lebih track audio akan mensinkronkan frame dengan frame suara sehingga menghasilkan gambar yang mempunyai suara.

Perekaman Di Dalam Analog Video Kamera video konvensional mempunyai peralatan yang sensitif terhadap cahaya yang disebut dengan Charge-Coupled Devices (CCDs). Peralatan ini akan men-digitize (menangkap) gambar secara individual ke dalam sinyal- sinyal elektronik. Sinyal video kemudian dikodekan oleh kamera. Setelah itu direkam ke dalam Video tape secara analog atau direkam secara digital di dalam peralatan rekam. Sinyal-sinyal elektrik akan ditangkap oleh kamera video yang diwakili oleh wama dan kecerahan dari gambar .Workshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

15

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Bagaimana Video Kamera Menginterpretaslkan Warna Kamera video akan menginterpretasikan wama sebagai kombinasi dari warna-warna primer: Merah, Hijau dan Biru. Sinar ini secara umum diberi istilah wama RGB. Kamera video akan membedakan cara mengkodekan informasi ke dalam sinyal-sinyal video. Kamera-kamera yang canggih dapat memproses secara terpisah sinyal-sinyal pada setiap bagian dari RGB, atau mereka memproses sinyal ke dalam informasi chrominance (wama) dan luminance (kecerahan), dengan hasil sebagai sinyal-sinyal video. Proses untuk mengkodekan RGB serta informasi luminancenya ke dalam satu sinyal akan menghasilkan sinyal yang komposit. Di Amerika Serikat dan Jepang, standar sinyal komposit yang diambil dari industri televisi dan video di kenal dengan istilah Sinyal NTSC (National Television Standard Commitee). Sinyal NTSC mempunyai jumlah frame 30 frame per detik (fps), tepatnya adalah 29.97 fps. Di Eropa, secara umum menggunakan sinyal PAL (phase A1temating Line), dengan meng- gunakan jumlah frame 25 fps. Resolusi Gambar Sinyal Video Konsep lain yang penting dalam menggambarkan sinyal video adalah resolusi gambar, berdasarkan pengukuran kualitas elemen gambar atau pic- ture element (disebut dengan pixel) video yang membentuk gambar. Gambar video yang diproyeksikan merupakan kumpulan dari beberapa picture element (pixel) yang memprojectsikan wama dan kecerahan gambar . Kualitas gambar tergantung dari jumlah pixel dalam suatu unit daerah gambar. Kamera video akan mengkodekan informasi ke dalam grid-grid pixel, seperti kumpulan lantaiWorkshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

16

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

mosaic. Frame video NTSC terdiri dari 486 garis secara horizontal yang masingmasing mencakup 720 pixel sehingga frame NTSC dibuat dari sekitar 350.000 pixel (720 x 486). Menampilkan Sinyal Video Sinyal analog video dapat dikonversikan ke gambar yang dikenalnya sehingga sinyal harus dijalankan melalui decoder. Decoder akan memilah sinyal komposit ke sinyal RGB sehingga gambar dapat ditampilkan di layar. Layar televisi dibuat dari beribu-ribu fosfor yang mempunyai sinar berintensitas merah, hijau dan biru sinyal standar yang diprojectsikan oleh elektron, men-scan 525 garis layar 30 kali per detik. Sehingga, elektron akan men-scan semua garis ba.ik dalam garis ganjil maupun garis genap. Garis ganjil dan garis genap dalam frame tersebut disebut fields. Frame rate bisaa mempunyai kecepatan 30 fps sehingga elektron beam mempunyai " rate 60 fields per detik. Layar komputer dijalankan dalam mode non in- terleaved, yang berarti bahwa elektron beam akan men-scan semua baris fosfor untuk membuat gambar tampil di layar dengan pengulangan proses 60 hingga 70 kali per detik pada setiap refresh layar. Pengetahuan tentang SMPTE Timecode Durasi dari Video Clip saat awal hingga akhir frames secara umum diukur dari setiap unit alamat yang diberi istilah timecode. Timecode adalah cara untuk mengidentifikasi setiap frame dari video tape untuk mengatur editingnya. Pada penggunaan tlmecode akan mempermudah untuk menempatkan frame secara

Workshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

17

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

tepat dan akurat untuk menyelaraskan antara gambar .dengan elemen audio (diberi istilah dengan frame-accurate synchronization Timecode digunakan oleh Society of Motion Picture and Television Enginer (SMPTE) yang mengidentifikasi setiap frame dengan alamat-alamat, yang khas dengan bentuk format Jam:Menit:Detik:frame. Contoh = 00:02:31:15 akan dimainkan dalam waktu 2 menit, 31 detik dan 15 frames. Terdapat beberapa standar SMPTE timecode yang digunakan di industri film, video dan televisi. Secara teknis NTSC menyesuaikan standar angkanya, yang semula 29.97 fps menjadi 30 fps pada televisi hitam putih. SMPTE time code untuk video NTSC akan menghasilkan 0.1 persen per- bedaan pada saat dimainkan secara real time (waktu sesungguhnya). Untuk mengalamatkan antara waktu dimainkan dengan SMPTE time code dengan waktu sesungguhnya, maka kemudian dikembangkan format drop frame.

a.

Macam-Macam Pengambilan Gambar :

1. Medium shoot : kepala tidak terpotong/ setengah badan 2. Long shoot : seluruh badan kelihatan 3. Close up : wajah 4. Medium close up : perut, dada, muka 5. Long shoot extrime : sekeliling kelihatan 6. Zoom in : dari kecil besar (optic yang bergerak) 7. Zoom out : dari besar kecil ( optic yang bergerak) 8. Track in : dari jauh mendekat (kamera yang bergerak)Workshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

18

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

9. Track out : dari dekat menjauh (kamera yang bergerak) 10. Moving : obyek bergerak, kamera diam dan mengikuti gerak obyek, misalnya berputar. 11. Follow : obyek dnan kamera sama-sama bergerak 12. Tilt up : dari bawah ke atas, misalnya dari kaki hingga kepala 13. Tilt down : dari atas ke bawah 14. Low angle : mengambil obyek yang di atas dari bawah 15. High angle : mengambil obyek yang dibawah dari atas 16. Eye level : mengambil obyek lurus dengan mata.

Prinsip-prinsip Komposisi Videografi Komposisi adalah cara mengatur/menyusun bagianbagian dari gambar (misalnya garis-garis, bentuk, ruang bebas, bayangan, warna, tekstur, dan lain-lain) agar gambar lebih menarik dan mudah dimengerti. Beberapa prinsip biasa digunakan untuk meningkatkan efektifitas gambar. "Perlihatkan apa yang ingin Anda perlihatkan", merupakan salah satu prinsip yang baik. 1. Subjek Tampilkan suatu subjek utama dalam sebuah gambar. Kesampingkan bagian-bagian lain dan pisahkan hal-hal yang tidak perlu ada dalam video.

2. Penempatan subjek utamaWorkshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

19

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

a. Bayangkanlah Anda sedang membagi gambar dengan garis bayangan mendatar dan tegak lurus menjadi 3 bagian yang sama besar. Titik temu dari garis-garis tersebut adalah tempat dimana Anda dapat meletakan subjek utama dan elemen-elemen pelengkap. b. Jika menggunakan garis mendatar sebagai subjek utama, misalnya garis batas (cakrawala) antara udara dan lahan pertanian, aturlah agar bagian yang satu lebih besar dari bagian lainnya.

c. Posisi subjek tidak harus selalu berada di tengah-tengah agar komposisi nampak lebih menarik. Dan hindari penempatan subjek pada posisi yang gelap.

3. Titik pandang Pilihlah posisi kamera yang paling tepat saat mengambil gambar, sehingga hal-hal yang ingin Anda perlihatkan menjadi lebih jelas. 4. Latar belakang Usahakanlah latar belakang yang sederhana atau batasi latar belakang yang tidak penting, sehingga tidak mengacaukan subjek utama.

Bagus

Workshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

20

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

5. Latar depan Sertakan latar depan untuk menciptakan kesan kedalaman, terutama untuk pengambilan jarak jauh di luar ruangan. Objek-objek alami dapat membantu menyeimbangkan dan memperindah gambar serta membuat komposisi lebih menarik.Lebih Baik

6. Sediakan lebih banyak ruang untuk garis pandang dan garis gerak. Beri ruang di depan subjek untuk mengesankan subjek Anda sedang bergerak atau melihat sesuatu.

Garis Pandang

Garis Gerak

7. Batas antar bagian gambar sebaiknya digunakan untuk mempertegas hal apa yang ingin Anda komunikasikan. Namun, perhatikan dengan seksama agar objek yang ditonjolkan tersebut tidak membingungkan atau merusak komposisi. 8. Cahaya dan bayangan. Gunakan pencahayaan yang menyebar agar gambar nampak jelas dan usahakan agar subjek anda menghadap sumber cahaya. 9. Lakukan pengambilan gambar secara bervariasi agar gambar lebih menarik. Gunakan jarak yang berbeda antara kamera dan subjek dalam setiap pengambilan. Berapa jarak subjek yang sebaiknya tampak dalam gambar ?

Long shot atau pengambilan jarak jauh, menampilkan keseluruhan subjek, memantapkan semua elemen dalam gambar termasuk latar belakang dan latar depan.

Medium shot atau pengambilan jarak sedang, lebih mendekati subjek dan memisahkan elemen-elemen yang tidak perlu.

Workshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

21

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Close up atau jarak dekat, memusatkan pengambilan gambar pada subjek.

Extreme close-up, menampilkan bagian khusus dari subjek secara rinci, biasanya dilakukan dengan lensa makro atau close-up.

Ubahlah titik pandang kamera Anda, untuk memperjelas subjek yang ingin Anda tampilkan, hal ini tergantung pada kesan yang ingin Anda sampaikan. o Low angle (pandangan dari bawah): memberi kesan tinggi dan megah pada gambar monumen, bagungan. o Normal angle (pandangan sebatas mata), pemandangan yang biasa dan paling umum dilakukan pada saat pengambilan gambar.o

High angle, atau pengambilan dari suatu ketinggian, mengesankan pandangan dari atas, dapat menyamarkan bagianbagian yang tidak penting. Sangat baik digunakan untuk mengambil gambar suatu kerumunan, keramaian lalulintas, dan lain-lain. 10. Sewaktu memotert spesimen atau objek yang tidak dikenal:

Low Angle

gunakan latar belakang yang kontras gunakan label dan judul

Gunakan suatu alat ukur atau benda yang mudah dikenal di sebelah subjek sebagai pembanding agar dapat deketahui ukuran relatifnya

Workshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

22

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Susunlah dengan urutan yang tepat

TIPS Kameramen : 1. Diskusikan dan prediksikan hal yang tidak terduga yang akan terjadi dengan team, tentang apa yang akan kamu liput terlebih dahulu 2. Rekamlah selama 10 detik gambar kosong / color bar untuk memberi batas sehingga mempermudah pencarian gambar ketika editing 3. Periksa set up audio, jangan lebih dari 0db. hal paling mudah dilakukan ialah dengan melihat audio grafik jangan sampai merah 4. Setting atmosfer / natural sound di channel 1 dan wawancara di channel 2h 5. Merekamlah dengan selektif, jangan ada gambar mubazir ato goyang dan jangan pernah ragu2. Disiplinlah dengan star,stop dan record serta biasakan edit by kamera 6. Diamlah ketika mengambil gambar karena audio membuat video menjadi tiga dimensi dan kamu membutuhkan suara suasana sekitar 7. Jika harus mengarahkan obyek, jangan mengarahkan sambil merekan. Tapi arahkan dulu bila perlu memberi contoh baru rekamlah. Agar kamu mendapat natural soundnya tanpa ada suaramu yang berisik 8. Tahan semua shoot antara 8 - 15 detik untuk mempermudah editing 9. Jangan mengulang gambar dengan obyek,komposisi dan angle yang sama. 10.Minimalis pergerakan kamera. Pergerakan kamera akan sangat indah jika dibarengi maksud dan motivasi. Contoh : panning untuk menunjukan luas bangunan 11.Mulailah dan akhirilah pergerakan kamera dengan still shoot 8 detik, untuk mempermudah editingWorkshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

23

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

12.Merekamlah dalam sequence : wide shoot,medium,detail,variatif angle 13.Selalu gunakan tripod ketika merekam subyek yang diam 14.Selalu gunakan tripod ketika wawancara subyek yang sedang duduk 15.Jangan malas dekatilah obyek ketika mengambil gambar, minimalis zoom in karena gambar akan labil dan goyang 16.Jika subyek yang kamu wawancara melihat / sadar kamera, taruh dia tepat ditengah Close Up / Medium Close Up 17.Rubahlah angle dan perspektif seindah mungkin. Jangan perlakukan kamera seperti matamu 18.Jika subyek melihat reporter, eye level composition sangat bagus. Gunakan aturan "nose room" and " looking room" letakkan ujung hidungnya tepat di tengah kamera, jangan letakkan subyek di tengah dalam komposisi ini 19. Beritahu subyek supaya melihat reporter dan jangan pernah melihat kamera serta jangan membuat kontak mata selama merekam 20.Jika wawancara lebih dari satu subyek letakkan looking room yang berbeda antara satu subyek yang satu dengan yang lain 21.Sebagai gambar perkenalan ketika editing, rekamlah sequence perbincangan antara reporter dan subyek ( 5 - 8 angle ) 22.Tebarlah pandangan jangan lengah waspadai setiap momen 23.Jadilah peramal dan prediksikan apa yang akan terjadi nanti 24.Untuk mendapat Depth Of Field yang sempurna, maksimalkan zoom in dan mainkan fokus 25.Buatlah sedikit efek untuk membuang kebosanan gambar. Change Focus antar satu subyek ke subyek yang lain, Efek Background menjauh / mendekat dari subyek : lakukan pergerakan track out sembari zoom in dan sebaliknya 26.Jangan ragu untuk mengambil gambar Extrem Close Up 27.Cobalah mengedit karena dengan begitu akan tahu gambar apa yang mubazir dan mana yang kamu butuhkan

Workshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

24

Lab MicroTeaching - Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Daftar Pustaka http://kameramentv.blogspot.com Wibawa, Setya Chendra, Modul Pelatihan Videografi, Surabaya School of Photography, 2011 Wibawa, Setya Chendra, Modul Pelatihan DESAIN telekomunikasi & KOMUNIKASI VISUAL, Surabaya School of Photography, 2010

Workshop Audio-Visual Teaching -- [email protected]

25