Upload
ngokhanh
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berkembangnya suatu negara mempengaruhi perkembangan pembangunan
infrastrukturnya. Berbagai infrastruktur dibangun untuk memenuhi kebutuhan dan
mengikuti perkembangan masyarakat. Beton merupakan bahan konstruksi yang
paling sering digunakan dalam pembangunan. Beton memiliki keunggulan kuat tekan
yang baik namun memiliki kuat tarik yang rendah. Berat jenis beton sebesar 2200-
2400 kg/m3 mempengaruhi berat dari struktur bangunan. Untuk mengurangi beban
pada bangunan diperlukan pengurangan berat dari beton.
Penggunaan beton yang terus meningkat menyebabkan berkembangnya
penelitian terhadap campuran beton. Penelitian beton ringan pun menjadi salah satu
penelitian yang telah dilakukan. Penggunaan styrofoam atau expanded polystyrene
pada campuran beton menjadi salah satu cara untuk mengurangi berat jenis beton.
Styrofoam adalah bahan yang memiliki ketahan baik terhadap suhu, berat jenisnya
rendah dan memiliki kemampuan menyerap air yang sangat kecil. Hal ini menjadi
pertimbangan penggunaan styrofoam dalam campuran beton ringan. Beton yang
dihasilkan dari campuran limbah styrofoam ini cenderung lebih ringan dibandingkan
beton biasa karena styrofoam digunakan sebagai subtitusi agregat halus dalam beton.
Sehingga beton ini dapat dimanfaatkan sebagai beton ringan.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, dengan penambahan styrofoam nilai kuat
tekan dan tarik dari campuran beton berkurang secara linier terhadap penambahan
jumlah styrofoam. Hal ini menyebabkan diperlukannya penambahan material untuk
menambah nilai kuat tekan dan kuat tarik dari beton, walaupun beton memiliki berat
jenis yang lebih rendah akibat penambahan styrofoam.
Material yang digunakan untuk menambah kuat tekan dan kuat tarik dari
campuran beton adalah serat bambu. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, serat
bambu mampu menambah kuat tekan dan kuat tarik dibandingkan beton normal.
Harganya yang ekonomis dan mudah didapat, menjadikan serat bambu menjadi
alternatif material penambah kuat tekan dan tarik dari beton. Untuk mengetahui
seberapa besar penurunan berat jenis beton dengan campuran styrofoam dan
penambahan kuat tekan dan tarik dari penambahan serat bambu diperlukan penelitian
lebih lanjut.
1.2 Identifikasi Masalah
Beton ringan memiliki keunggulan berat jenisnya yang lebih rendah
dibandingkan beton normal. Berat jenis yang lebih rendah ini dapat dimanfaatkan
untuk pembangunan gedung bertingkat atau infrastruktur lain. Berat jenis yang lebih
rendah dapat mengurangi beban pada struktur bangunan tanpa mengurangi kekuatan
dari beton. Pengurangan beban ini dapat mengurangi dimensi struktur dan
memangkas biaya sehingga biaya pembangunan lebih ekonomis.
Untuk membuat beton ringan dapat dipergunakan styrofoam untuk mengganti
agregat halus. Berat jenis styrofoam yang lebih ringan dibandingkan agregat halus
membuat berat jenis beton berkurang. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian untuk
mengetahui besar penurunan berat jenis beton jika menggunakan styrofoam sebagai
pengganti agregat halus.
Penggunaan styrofoam dapat mengurangi kuat tekan dan kuat tarik dari beton.
Untuk mengetahui besar penurunan kuat tarik dan tekan beton dengan styrofoam ini
dibandingkan beton normal perlu dilakukan pengujian dan penelitian. Dan untuk
mengatasi penurunan nilai kuat tekan dan tarik dari beton dengan styrofoam
ditambahkan serat bambu. Penambahan serat bambu ini akan dianalisa apakah
berpengaruh pada kuat tekan dan tarik dari beton dengan styrofoam ini.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini ada batasan-batasan permasalahan yang telah ditentukan
sebelumnya untuk membatasi ruang lingkup penelitian. Batasan-batasan tersebut
adalah:
1. Perencanaan campuran beton berdasarkan SNI 03-2834-2000 (Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal).
2. Kuat tekan beton rencana (f’c) pada umur 28 hari adalah 20 MPa.
3. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi
30 cm. Jumlah benda uji sebanyak 108 sampel, yang terdiri dari 9 sampel untuk
tiap persentase, nilai kuat tarik dan kuat tekan yang diambil sebagai data masing-
masing adalah 3 sampel.
4. Pengujian yang dilakukan adalah uji tarik dan tekan. Pengujian akan dilakukan
pada umur 28 hari dan 50 hari.
5. Bahan campuran yang digunakan:
• Semen Portland tipe I.
• Agregat kasar berupa batu pecah.
• Agregat halus berupa pasir alam.
• Air bersih dari Laboratorium Teknik Sipil Universitas Bina Nusantara.
• Styrofoam berdiameter 1 mm sampai 2 mm.
• Kulit bambu yang diserut secara manual dengan ukuran hasil serutan rata-rata
panjang 20 mm, lebar 0,5 mm sampai 1 mm dan ketebalan 0,5 mm.
6. Persentase styrofoam yang digunakan adalah 0%, 15% dan 30% dari volume
agregat halus.
7. Persentase serat bambu yang digunakan adalah 0%, 1%, 1,5%, dan 2% dari berat
semen.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh campuran beton dengan
penggantian agregat halus dengan styrofoam dan penambahan serat bambu. Dari
sampel beton akan ditinjau berat jenis beton, kuat tarik, dan kuat tekan terhadap
beton normal.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah menghasilkan beton yang
lebih ringan dengan kuat tekan dan tarik yang lebih baik dibandingkan beton dengan
styrofoam saja.
1.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah dengan penambahan serat bambu dan
pensubtitusian agregat halus dengan styrofoam akan mengurangi berat jenis beton
dan meningkatkan kuat tekan dan tarik dibandingkan beton dengan campuran
styrofoam saja.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan laporan ini disajikan dalam beberapa bab, yaitu:
• BAB 1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah,
ruang lingkup masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis penelitian, dan
sistematika penulisan.
• BAB 2 Landasan Teori
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai material tambahan pada campuran beton,
yaitu styrofoam dan serat bambu. Akan dijelaskan juga mengenai tinjauan
pustaka yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
• BAB 3 Metodologi Penelitian
Pada bab ini akan dijelaskan prosedur penelitian, metode perancangan, dan
langkah pembuatan benda uji, dan metode pengujian benda uji.
• BAB 4 Analisis dan Bahasan
Pada bab ini akan disajikan hasil perhitungan mix design, data hasil pengujian
penelitian dan perbandingan hasil data perhitungan kuat tekan dan kuat tarik dari
penelitian dan data hasil perhitungan disajikan dalam tabel dan grafik.
• BAB 5 Simpulan Dan Saran
Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan
saran-saran untuk penelitian selanjutnya.