18
Universitas Kristen Maranatha Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offerings) merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat investor dengan cara menjual saham. Penawaran Umum Perdana sering juga disebut dengan istilah Go Public. Dengan go public, perusahaan akan mendapatkan dana sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut. Selain mendapatkan keuntungan berupa tambahan dana atau modal untuk pengembangan usaha, terdapat beberapa akibat lain dari go public, yaitu : Emiten menjadi lebih dikenal masyarakat. Emiten dituntut untuk bekerja lebih profesional karena emiten mendapatkan pengawasan dari banyak pihak seperti bursa efek, analis, termasuk para pemegang saham. Keharusan untuk mengikuti peraturan-peraturan pasar modal mengenai kewajiban pelaporan. Gaya manajemen yang berubah dari informal menjadi formal. Kewajiban membayar deviden. Senantiasa berusaha untuk meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan.

Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Penelitian

Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offerings) merupakan kegiatan

yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat investor

dengan cara menjual saham. Penawaran Umum Perdana sering juga disebut

dengan istilah Go Public.

Dengan go public, perusahaan akan mendapatkan dana sesuai dengan

kebutuhan perusahaan tersebut. Selain mendapatkan keuntungan berupa tambahan

dana atau modal untuk pengembangan usaha, terdapat beberapa akibat lain dari go

public, yaitu :

• Emiten menjadi lebih dikenal masyarakat.

• Emiten dituntut untuk bekerja lebih profesional karena emiten

mendapatkan pengawasan dari banyak pihak seperti bursa efek,

analis, termasuk para pemegang saham.

• Keharusan untuk mengikuti peraturan-peraturan pasar modal

mengenai kewajiban pelaporan.

• Gaya manajemen yang berubah dari informal menjadi formal.

• Kewajiban membayar deviden.

• Senantiasa berusaha untuk meningkatkan tingkat pertumbuhan

perusahaan.

Page 2: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

2

Oleh karena itu begitu banyak perusahaan-perusahaan yang sukses dan

berkembang, yang kemudian go public. Hal ini disebabkan karena semakin

banyaknya modal yang diperlukan oleh suatu perusahaan. Selain itu kebutuhan

masyarakat pula yang ingin menginvestasikan uangnya ke dalam berbagai macam

jenis investasi yang menjanjikan keuntungan yang besar. Umumnya dana dari

hasil penawaran umum digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya :

• Ekspansi atau perluasan usaha

• Pembelian mesin-mesin baru

• Memperbaiki struktur permodalan

• Meningkatkan investasi di anak perusahaan

• Melunasi sebagian utang

• Menambah modal kerja

Menjadi perusahaan yang go public juga dapat membuat masyarakat

mengetahui bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berkembang,

maju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat

bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi yang mereka

tanam. (Sumber : Sunariyah,S.E.,M.Si., “ Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”, Edisi Keempat)

Dalam jurnal yang dikutip oleh Kentris Indarti, Yohanes, dan Andi Kartika

(2004), Ibbotson telah mendokumentasikan adanya anomali undepricing. Dengan

menggunakan data IPO antara tahun 1960 dan 1969 di Amerika Serikat, diketahui

terjadinya rata-rata IR (Initial Return) atau imbal hasil awal sebesar 11.4%.

Anomali ini tidak hanya spesifik merupakan fenomena yang terjadi di

Amerika Serikat, tetapi juga terjadi di negara-negara lain yang pasar modalnya

Page 3: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

3

sudah mapan. Seperti halnya Inggris dan Jerman, maupun di negara-negara yang

pasar modalnya baru mulai berkembang, seperti Malaysia, Hongkong, Korea,

Brazil, dan Mexico.

Underpricing yang diukur dari perbedaan harga saham pada saat

penawaran perdana dan harga pasar pada penutupan perdagangan hari pertama di

pasar sekunder, ternyata menghasilkan rata-rata initial return sebesar 16.4%.

Untuk Indonesia sendiri yang termasuk kategori pasar modal yang sedang

berkembang, selama periode 1989-2001 tercatat terjadinya fenomena

underpricing sebesar 19.7%.

(Sumber : Loughran, Ritter, dan Rydvist, 1994, “Initial Public Offerings : International Insights”,

Pacific-Basin Finance Journal, Vol. 2, PP. 165-199)

Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk membuat

penelitian dengan judul :

“Analisa Fenomena Underpricing IPO di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Tahun

1997-2006”

1. 2. Identifikasi Masalah dan Kriteria Sampel

1. 2. 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya,

dimana terjadi fenomena underpricing dalam IPO di berbagai negara, maka dapat

diperkirakan fenomena yang sama juga terjadi di pasar modal Indonesia.

Masalah yang akan diteliti :

1. Apakah fenomena underpricing IPO terjadi di BEJ pada tahun

1997 sampai dengan 2006?

Page 4: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

4

2. Apakah terdapat perbedaan besarnya initial return di antara sektor

industri?

3. Bagaimanakah kinerja jangka menengah saham dengan melihat

imbal hasil saham setelah 6 (enam) bulan listing di pasar modal?

1. 2. 2. Kriteria Sampel

1. Data yang digunakan adalah perusahaan yang melakukan IPO di Bursa

Efek Jakarta selama 10 (sepuluh) tahun, antara tanggal 1 Januari 1997

sampai dengan 31 Desember 2006.

2. Perusahaan yang akan diteliti masih tercatat di BEJ sampai saat ini, atau

perusahaan tidak mengalami delisting.

3. Pada saat penelitian dilakukan, perusahaan tersebut sudah tercatat di pasar

modal minimal 6 (enam) bulan.

4. Apabila data harga saham 6 (enam) bulan setelah listing tidak tercatat

karena jatuh pada hari libur/akhir minggu atau tidak ada perdagangan pada

hari-hari tertentu, maka data harga saham yang diambil adalah data pada

hari perdagangan yang waktunya paling dekat.

1. 3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data yang

diperlukan yang merupakan syarat bagi penyusunan skripsi yang berkaitan dengan

underpricing IPO pada saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Adapun

Maksud dan tujuan penelitian :

Page 5: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

5

1. Untuk mengetahui sejauh mana terjadinya underpricing saham IPO di

Bursa Efek Jakarta dari tahun 1997 sampai dengan 2006.

2. Bagaimana polanya menurut sektor industri yang berbeda.

3. Bagaimana kinerja jangka menengah dengan melihat imbal hasil saham

setelah 6 (enam) bulan listing di Pasar Modal.

1. 4. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan teoritis

Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mengetahui pula

kinerja jangka pendek (short-term performance) dari saham

perusahaan go public di Bursa Efek Jakarta, sehingga dapat diketahui

apakah benar-benar terjadi underpricing saham IPO atau tingginya

harga di pasar sekunder terjadi hanya sebagai akibat overreaction dari

investor.

b. Kegunaan praktis

Bagi investor, bila fenomena underpricing memang terjadi, maka

investor jangka pendek dapat mengambil keuntungan dari setiap

peristiwa IPO.

Page 6: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

6

1. 5. Kerangka Pemikiran

GAMBAR 1.5

Proses Terjadinya Underpricing

Initial Public Offering (IPO) sudah dikenal dan menjadi tren selama tahun

1990 sampai dengan 2000. IPO merupakan salah satu sumber pendanaan melalui

peningkatan ekuitas perusahaan untuk pertama kalinya di pasar modal (primary

market). Sedangkan penjualan atau pembelian atas saham yang terjadi kemudian

di antara para investor disebut secondary market. Secara umum terjadi apa yang

disebut underpricing.

Page 7: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

7

Yang dimaksud kondisi underpriced adalah harga perdana (IPO) di

secondary market pada hari pertama saat penutupan atau listing ( 1P ) lebih tinggi

daripada harga penawaran ( 0P ). Kondisi ini menyebabkan terjadinya positive

initial return.

Perusahaan yang menawarkan saham perdana biasanya dilakukan melalui

underwriter. Underwriter merupakan perantara yang membantu perusahaan

(emiten) dalam mempersiapkan dan melaksanakan penawaran saham perdana.

Underwriter juga menangani penyebaran atau distribusi saham kepada

masyarakat. Mereka melakukan ini untuk mendapatkan keuntungan, biasanya

sekitar 6%-7% dari total saham IPO yang berhasil dijual. Underwriter dan

perusahaan bersama-sama menentukan harga saham yang akan diperdagangkan di

bawah nilai perusahaan yang sebenarnya.

Banyak penelitian yang dilakukan di berbagai negara menunjukkan bahwa

pada pasar perdana, saham biasanya di jual dengan harga yang murah atau di

bawah harga normal, sehingga membuat masyarakat tertarik untuk membeli

saham tersebut. Saham yang di jual kembali pada pasar sekunder akan mengalami

kenaikan yang cukup besar.

Karena kenaikan harga saham yang terjadi hampir di semua negara-negara

berkembang dan negara-negara maju, terutama Indonesia. Mulai tahun 1997

sampai dengan 2006 tercatat 146 perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif

dari Bapepam untuk menawarkan sahamnya kepada masyarakat, dan total nilai

emisi adalah Rp 20.301.183.590.000 seperti dalam Tabel 1.5 berikut ini :

Page 8: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

8

TABEL 1.5

Jumlah Emiten Go Public Tahun 1997-2006

(Sumber : Tjiptono DarmadJi dan Hendy M. Fakhrudin, 2001, “Pasar Modal di Indonesia”,

Pendekatan Tanya Jawab, Jakarta, Penerbit : Salemba Empat)

1. 6. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode Deskriptif. Metode deskriptif

adalah untuk mendeskripsikan masalah yang terjadi saat ini sehingga manfaat

penelitian ini dapat digunakan untuk saat ini dan juga untuk masa depan. Populasi

dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan IPO dari tahun 1997

sampai dengan 2006 di Bursa Efek Jakarta.

Untuk periode tahun 1997 sampai dengan 2006 terdapat 146 perusahaan

yang melakukan IPO di BEJ. Dari data tersebut dilakukan pembersih data sesuai

dengan kriteria sampel yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat 126

perusahaan yang hingga saat ini masih terdaftar di BEJ, dan 20 perusahaan yang

sahamnya sudah delisting serta lima perusahaan tidak dimasukkan ke dalam

penelitian ini karena alasan-alasan tertentu.

Kemudian perusahaan-perusahaan tersebut dikelompokkan menurut sektor

industrinya, yaitu Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi; Industri Dasar

No. Tahun Jumlah Emiten Nilai Emisi

1. 1997 34 3.950.515.500.000Rp

2. 1998 3 68.125.000.000Rp

3. 1999 11 805.247.000.000Rp

4. 2000 17 1.645.694.000.000Rp

5. 2001 31 1.133.400.000.000Rp

6. 2002 12 220.400.000.000Rp

7. 2003 6 7.344.500.000.000Rp

8. 2004 12 1.403.500.000.000Rp

9. 2005 8 692.880.000.000Rp

10. 2006 12 3.036.922.090.000Rp

Page 9: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

9

dan Kimia; Properti dan Real Estat; Keuangan; Aneka Industri;

Perdagangan, Jasa, dan Investasi; Pertambangan; Pertanian; serta Industri

Barang dan Konsumsi.

Hasilnya ada 121 perusahaan yang akan dijadikan objek penelitian. Yang

kemudian akan dilihat juga perbedaan initial return berdasarkan sektor

industrinya.

Berikut ini adalah data-data saham yang masih terdaftar di BEJ menurut

sektor industrinya (Tabel 1.6) dan perusahaan-perusahaan yang sahamnya sudah

di delisting dari BEJ (Tabel 1.6.1) :

TABEL 1.6

Saham-saham Yang Masih Terdaftar di BEJ Menurut Sektor Industri

No. Emiten Kode Saham Tgl Listing

1 Tunas Baru Lampung TBLA 14/02/2000

2 Indofarma INAF 17/04/2001

3 Kimia Farma (Persero) KAEF 04/07/2001

4 Pyridam Farma PYFA 16/10/2001

Industri Barang Konsumsi

No. Emiten Kode Saham Tgl Listing

1 Mitra Rajasa MIRA 30/01/1997

2 Humpuss Itermoda Transportasi HITS 15/12/1997

3 Infoasia Teknologi Global IATG 15/11/2001

4 Pelayaran Tempuran Emas TMAS 09/07/2003

5 Perusahaan Gas Negara PGAS 15/12/2003

6 Arpeni Pratama Ocean Line APOL 22/06/2005

7 Excelcomindo Pratama EXCL 29/09/2005

8 Bakrie Telecom BTEL 03/02/2006

9 Indonesia Air Transport IATA 13/09/2006

10 Mobile-8 Telecom FREN 29/11/2006

Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi

Page 10: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

10

No. Emiten Kode Saham Tgl Listing

1 Panasia Filament Inti PAFI 22/07/1997

2 Sunson Textile Manufacture SSTM 21/08/1997

3 Ricky Putra Globalindo RICY 22/01/1998

4 Astra Otoparts AUTO 15/06/1998

5 Surya Intrindo Makmur SIMM 28/03/2000

6 Andhi Chandra Automotive Prod. ACAP 04/12/2000

7 Delta Dunia Petroindo DOID 15/06/2001

8 Cipta Panelutama CITA 20/03/2002

9 Sugi Samapersada SUGI 18/06/2002

10 Arona Binasejati ARTI 30/04/2003

11 Sanex Qianjiang Motor Int`l SQMI 15/07/2004

12 Multistrada Arah Sarana MASA 09/06/2005

Aneka Industri

No. Emiten Kode Saham Tgl Listing

1 Daya Sakti Unggul Corp. DSUC 26/03/1997

2 Eterindo Wahanatama ETWA 16/05/1997

3 Intikeramik Alamsari Industri IKAI 04/06/1997

4 Jakarta Kyoei Steel Works Ltd. JKSW 06/08/1997

5 Asiaplast APLI 01/05/2000

6 Summitplast Interbenua SMPL 03/07/2000

7 Tirta Mahakam Resources TIRT 13/12/1999

8 Plaspack Prima Industri PLAS 16/03/2001

9 Lapindo Packaging LAPD 17/07/2001

10 Arwana Citramulia ARNA 17/07/2001

11 Betonjaya Manunggal BTON 18/07/2001

12 Colorpak Indonesia CLPI 30/11/2001

13 Fatrapolindo Nusa Industri FPNI 21/03/2002

14 Aneka Kemasindo Utama AKKU 01/11/2004

15 Malindo Feedmill MAIN 10/02/2006

Industri Dasar dan Kimia

Page 11: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

11

No. Emiten Kode Saham Tgl Listing

1 Surya Semesta Internusa SSIA 27/03/1997

2 Lippo Cikarang LPCK 25/07/1997

3 Sentul City BKSL 28/07/1997

4 Ristia Bintang Mahkota Sejati RBMS 19/12/1997

5 Jakarta Setiabudi International JSPT 12/01/1998

6 Suryainti Permata SIIP 08/01/1998

7 Ciputra Surya CTRS 15/01/1999

8 Ciptojaya Kontrindoreksa CKRA 19/05/1999

9 Bintang Mitra Semestaraya BMSR 29/12/1999

10 Kridaperdana Indahgraha KPIG 30/03/2000

11 Fortune Mate Indonesia FMII 30/06/2000

12 Jaka Inti Realtindo JAKA 02/08/2000

13Gowa Makassar Tourism

DevelopmentGMTD 11/12/2000

14 Lamicitra Nusantara LAMI 18/07/2001

15 Karka Yasa Profilia KARK 20/07/2001

16 Roda Panggon Harapan RODA 22/10/2001

17 Adhi Karya (Persero) ADHI 18/03/2004

18 Total Bangun Persada TOTL 25/07/2006

19Truba Alam Manunggal

EngineeringTRUB 16/10/2006

Properti dan Real Estat

No. Emiten Kode Saham Tgl Listing

1 Astro Argo Lestari AALI 09/12/1997

2 PT Bahtera Adimina Samudera BASS 11/08/1999

3Dharma Samudera Fishing

IndustryDSFI 24/03/2000

4 Anugrah Tambak Perkasindo ATPK 17/04/2002

5 Bumi Teknokultura Unggul BTEK 14/05/2004

Pertanian

No. Emiten Kode Saham Tgl Listing

1 Central Korporindo CNKO 21/11/2001

2 Energi Marga Persada ENRG 07/06/2004

3 Aneka Tambang ANTM 27/11/1997

Pertambangan

Page 12: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

12

No. Emiten Kode Saham Tgl Listing

1 Bank Century Intervest Corp. BCIC 25/06/1997

2 Siwani Trimitra MITI 16/07/1997

3 Lippo General Insurance LPGI 28/07/1997

4 Bank Mayapada MAYA 29/08/1997

5 Bhakti Investama BHIT 24/11/1997

6 Bank Victoria International BVIC 30/06/1999

7 Trimegah Securities TRIM 31/01/2000

8 Bank Mega MEGA 17/04/2000

9 Bank Central Asia BBCA 31/05/2000

10 Panin Sekuritas PANS 31/05/2000

11 Bank Buana Indonesia BBIA 28/07/2000

12 Bank Arta Niaga Kencana ANKB 02/11/2000

13 Bank Nusantara Parahyangan BBNP 10/01/2001

14 Bhakti Capital Indonesia BCAP 08/06/2001

15 Danasaputra Erapacific DEFI 06/07/2001

16 Asia Kapitalindo Securities AKSI 13/07/2001

17 Bank Eksekutif Internasional BEKS 13/07/2001

18 United Capital Indonesia UNIT 18/04/2002

19 Bank Swadesi BSWD 01/05/2002

20 Kresna Graha Sekurindo KREN 28/06/2002

21 Bank Mandiri (Persero) BMRI 14/07/2003

22 Bank Rakyat Indonesia BBRI 10/11/2003

23 Asuransi Jasa Tania ASJT 29/12/2003

24 Adira Dinamika Multi Finance ADMF 31/03/2004

25 Hortus Danacvest HADE 12/04/2004

26 Yulie Sekurindo YULE 10/12/2004

27 Wahana Ottomitra Multiartha WOMF 13/12/2004

28 Mandala Multifinance MFIN 09/06/2005

29 Panca Global Securities PEGE 24/06/2005

30 Reliance Securities RELI 13/07/2005

31 Asuransi Multi Artha Guna AMAG 23/12/2005

32 Bank Bumi Artha BNBA 01/06/2006

33 Bank Bukopin BBKP 15/07/2006

34 Bank Himpunan Saudara 1906 SDRA 15/12/2006

Keuangan

Page 13: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

13

(Sumber : Jakarta Stock Exchange-Online, www.jsx.co.id)

No. Emiten Kode Saham Tgl Listing

1 Lautan Luas LTLS 21/07/1997

2 Alfa Retailindo ALFA 12/10/2001

3 Rimo Catur Lestari RIMO 11/10/2000

4 Dyviacom Intrabumi DNET 11/12/2000

5 Tempo Inti Media TMPO 08/01/2001

6 Indoexchange Dotcom INDX 17/05/2001

7 Wahana Phonix Mandiri WAPO 22/06/2001

8 Nusantara Infrastructure META 18/07/2001

9 Akbar Indo Makmur Stimec AIMS 20/07/2001

10 Panorama Sentrawisata PANR 18/09/2001

11 Centrin Online CENT 01/11/2001

12 Integrasi Teknologi ITTG 26/11/2001

13 Limas Stokhomindo LMAS 28/12/2001

14 Fortune Indonesia FORU 17/01/2002

15 FKS Multi Agro FISH 18/01/2002

16Anta Express Tour&Travel

ServiceANTA 18/01/2002

17 Abdi Bangsa ABBA 03/04/2002

18 Jasuindo Tiga Perkasa JTPE 16/04/2002

19 Pembangunan Jaya Ancol PJAA 02/07/2004

20 Indosiar Karya Media IDKM 04/10/2004

21 Mitra Adiperkasa MAPI 10/11/2004

22 Multi Indocitra MICE 21/12/2005

23 Rukun Raharja RAJA 19/04/2006

24 Radiant Utama Interinsco RUIS 12/07/2006

Perdagangan, Jasa, dan Investasi

Page 14: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

14

TABEL 1.6.1

Saham-saham Delisting Dari BEJ

(Sumber : Data sekunder dan pengumpulan dan pengambilan data dilakukan dengan cara men-

download dari situs Yahoo Finance (www.yahoo.com), Jakarta Stock Exchange (www.jsx.co.id),

Surabaya Stock Exchange (www.bes.co.id), serta dari Perpustakaan BEJ)

No. Emiten Kode Saham Alasan Tgl Delisting

1 Bank Arya Panduarta ARYA Likuidasi 01/04/1999

2 Bank Bahari BARI Likuidasi 01/04/1999

3 Putra Surya Multidana PSMD Pailit 17/04/2000

5 Uni Bank UNBN BBO/BBKU 31/01/2002

6 Bank Universal BUNI Merger dengan Bank Bali Tbk 01/10/2002

7 Manly Utama Finance MANY Kondisi operasional 26/09/2003

8 Adindo Foresta ADFO Kondisi operasional 11/03/2004

9 Siloam Healthcare BGMT Merger dengan Lippo Karawaci Tbk 02/08/2004

10 Indosiar Visual Mandiri IDSR Voluntery Delisting 04/10/2004

11 Central Proteina Prime CPPR Voluntery Delisting -

13 Bank Global Internasional BGIN BBO/BBKU 18/01/2005

14 Ryane Adibusana RYAN Kondisi operasional -

16 Kopitime Dotcom KOPI - -

17 Makindo MKDO - -

18 Asia Inti Selera - - -

19 Bali Graha Medika Tema - - -

20 Nasio Dutamitra Electric - - -

09/10/2000

12 Bank Danpac BDPCMerger dengan Bank CIC

Internasional Tbk15/12/2004

Tidak menyampaikan laporan

keuangan auditan 19994 Bintuni Minaraya BMRA

-15 Duta Kirana Finance -

Informasi hanya terdapat di BES,

sedangkan di BEJ sudah tidak

diperdagangkan

Page 15: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

15

Serta saham-saham yang tidak dimasukkan dalam penelitian karena alasan

tertentu, seperti yang terlihat dalam Tabel 1.6.2 berikut ini :

TABEL 1.6.2

Saham-saham Yang Tidak Dimasukkan Dalam Penelitian

(Sumber : Jakarta Stock Exchange-Online, www.jsx.co.id)

Setelah pengelompokkan diatas, 5 (lima) perusahaan akan dikeluarkan dari

perhitungan dan ada 121 Perusahaan yang akan diteliti.

1. 6. 1. Tolak Ukur Kinerja Jangka Pendek

Secara umum, pendapat yang menyokong terjadinya underpricing

mengatakan bahwa harga penawaran (IPO) memang secara sadar ditetapkan oleh

perusahaan dan underwriter dibawah nilai perusahaan yang sebenarnya. Segera

setelah saham mulai diperdagangkan di pasar sekunder, harga saham akan secara

tepat mencerminkan nilai informasi sepenuhnya, sehingga harga di pasar sekunder

pada hari pertama ( 1P ) lebih tinggi dari pada harga penawaran ( 0P ) yang pada

gilirannya menimbulkan IR yang positif.

Tinic (1988) mencatat bahwa saham-saham IPO memberikan abnormal

return positif yang tinggi dalam jangka pendek pasca IPO. Yang dimaksud

dengan jangka pendek tersebut adalah waktu dari pembelian saham di pasar

No. Emiten Kode Saham Alasan Tgl Listing

3 Indosiar Karya Media IDKM Data tidak lengkap 04/10/2004

4 Ciputra Surya CTRS Data tidak lengkap 15/01/1999

5 Multistrada Arah Sarana MASA Data tidak lengkap 09/06/2005

1 Mandala Multifinance MFINData yang terdapat di BEJ hanya

mulai tgl 1 Nov 200606/09/2005

21/12/20052 Multi Indocitra MICEData yang terdapat di BEJ hanya

mulai tgl 1 Nov 2006

Page 16: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

16

perdana sampai dengan periode awal saham-saham tersebut diperdagangkan di

pasar sekunder.

Sehubungan dengan hal tersebut, diambil kesimpulan tolak ukur kinerja

jangka pendek saham pasca IPO pada pasar perdana dan menjual kembali pada

awal perdagangan di pasar sekunder, dengan rumusan sebagai berikut :

=IR0

01

P

PP −%100×

Dimana :

IR = Initial Return / Imbal Hasil Awal

1P = Harga perdana (IPO) di pasar sekunder pada hari pertama saat

penutupan atau listing

0P = Harga Penawaran

Selanjutnya adanya fenomena underpricng ini dikelompokkan menurut

sektor industri seperti Industri Dasar, Keuangan, Infrastruktur, Properti, dan lain

sebagainya.

1. 6. 2. Tolok Ukur Kinerja Jangka Menengah

Penelitian ini menggunakan tolok ukur kinerja saham jangka menegah

dengan menghitung imbal hasil beli simpan (buy and hold return) saham 6 (enam)

Page 17: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

17

bulan (RBS6). Formula ukuran kinerja saham jangka menengah ini adalah

sebagai berikut:

=6RBS %1001

17 xP

PP −

Dimana:

RBS6 = Imbal hasil dari membeli saham pada awal perdagangan di pasar

sekunder dan menjual kembali 6 bulan kemudian.

P7 = Harga saham 6 bulan setelah pertama kali listing

P1 = Harga saham pada awal perdagangan di pasar sekunder.

Selanjutnya kinerja saham jangka menengah ini dikoreksi dengan return

pasar. Apabila hasilnya positif berarti kinerjanya di atas rata-rata return pasar dan

bila negatif berarti di bawah rata-rata return pasar.

Formulasi tolok ukur kinerja saham jangka menegah pasca IPO ini yang

dikoreksi dengan return pasar (market adjusted return) membeli dan menahan

saham adalah sebagai berikut:

RmRBSRBS adj −=)(

t

tnt

IHSG

IHSGIHSGRm

−=

+

Page 18: Bab 1, Pendahuluan - repository.maranatha.edu filemaju, dan stabil dalam hal apapun. Sehingga dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tersebut dapat memberi keuntungan dari investasi

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

18

Dimana:

RBS = Imbal hasil beli simpan

RM = Imbal hasil pasar

IHSG = Indeks harga saham gabungan

t = Hari pembelian

n = Periode waktu simpan dalam bulan

1. 7. Waktu Penelitian

Lama penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 2007 sampai dengan

selesai.