29
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Model Persamaan Simultan Model persamaan simultan merupakan persamaan yang memiliki ciri variabel endogen (variabel terikat) pada suatu persamaan menjadi variabel penjelas pada sistem persamaan yang lainnya (Gujarati, 2004:729). Dilihat dari variabel-variabel yang digunakan, model persamaan simultan dengan model persamaan regresi tidak jauh berbeda karena sama-sama memiliki varibel bebas dan variabel terikat. Namun pada model persamaan simultan tidak lagi menggunakan penyebutan variabel bebas dan variabel terikat tetapi menggunakan penyebutan variabel eksogen dan endogen. Perbedaan penyebutan ini dikarenakan pada persamaan regresi variabel terikat hanya bisa dipengaruhi oleh variabel bebas dan variabel terikat tidak bisa mempengaruhi variabel bebasnya. Berbeda dengan model persamaan simultan, kedua variabel (bebas dan terikat) dapat saling mempengaruhi. Variabel yang saling mempengaruhi ini dimasukkan kedalam variabel endogen sedangkan variabel eksogen merupakan variabel yang digunakan tetapi tidak saling mempengaruhi. Variabel endogen merupakan variabel terikat pada persamaan simultan sedangkan variabel eksogen merupakan variabel bebasnya. Bentuk persamaan umum model simultan dengan k variabel endogen dan m variabel eksogen adalah seperti pada persamaan 2.1 hingga persamaan 2.3. (2.1)

BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00991-STIF... · variabel bebas dan variabel terikat tetapi menggunakan penyebutan variabel eksogen dan endogen

Embed Size (px)

Citation preview

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Model Persamaan Simultan

Model persamaan simultan merupakan persamaan yang memiliki ciri variabel

endogen (variabel terikat) pada suatu persamaan menjadi variabel penjelas pada

sistem persamaan yang lainnya (Gujarati, 2004:729). Dilihat dari variabel-variabel

yang digunakan, model persamaan simultan dengan model persamaan regresi tidak

jauh berbeda karena sama-sama memiliki varibel bebas dan variabel terikat.

Namun pada model persamaan simultan tidak lagi menggunakan penyebutan

variabel bebas dan variabel terikat tetapi menggunakan penyebutan variabel eksogen

dan endogen. Perbedaan penyebutan ini dikarenakan pada persamaan regresi variabel

terikat hanya bisa dipengaruhi oleh variabel bebas dan variabel terikat tidak bisa

mempengaruhi variabel bebasnya. Berbeda dengan model persamaan simultan,

kedua variabel (bebas dan terikat) dapat saling mempengaruhi. Variabel yang saling

mempengaruhi ini dimasukkan kedalam variabel endogen sedangkan variabel

eksogen merupakan variabel yang digunakan tetapi tidak saling mempengaruhi.

Variabel endogen merupakan variabel terikat pada persamaan simultan sedangkan

variabel eksogen merupakan variabel bebasnya.

Bentuk persamaan umum model simultan dengan k variabel endogen dan m

variabel eksogen adalah seperti pada persamaan 2.1 hingga persamaan 2.3.

(2.1)

7

(2.2)

(2.3)

Dimana:

, , dan = variabel endogen (dimana, k = jumlah variabel endogen yang

digunakan),

β = nilai koefisien variabel endogen,

hingga = variabel eksogen (dimana, m = jumlah variabel eksogen yang

digunakan),

δ = nilai koefisien variabel eksogen, dan

ε = residual pada persamaan tersebut.

Dengan menggunakan data runtun waktu dengan dua variabel endogen dan satu

variabel eksogen serta sejumlah p lag optimal maka persamaan simultannya sebagai

berikut:

(2.4)

(2.5)

Dimana:

t = waktu (t= 1,2,…,n. dimana n = jumlah data), dan

p = nilai lag yang diperoleh pada uji lag optimal.

8

2.2 Vector Autoregression (VAR)

Vector Autoregression (VAR) adalah metode ekonometrik yang berguna untuk

menguji antar variabel pada model yang memiliki dampak dinamis (Ozcelebi,

2011:133). Keunggulan metode analisis VAR menurut Widarjono yang dikutip oleh

Hadiyatullah (2011:25-26) yaitu:

a. Pada metode VAR hanya ada variabel endogen.

b. Pada setiap variabel endogen dapat dibuat model secara terpisah.

Secara umum model VAR dapat ditulis sebagai berikut (Ozcelebi, 2011:133):

(2.6)

Untuk lebih jelas pengunaanya, model umum VAR menggunakan dua variabel

endogen dengan satu lag optimal (p) sebagai berikut:

(2.7)

(2.8)

Dimana

dan = variabel endogen pada waktu ke- t,

β = nilai parameter model,

dan = residual pada waktu ke- dari variabel x dan y, dan

t = waktu (t= 1,2,.., n dan n = jumlah data).

Estimasi parameter metode VAR dilakukan dengan metode Ordinary Least

Square (OLS) (Kumar, 2010: 27) pada masing - masing persamaan seperti berikut:

(2.9)

9

Dimana:

(2.10)

(2.11)

s = variabel bebas (variabel endogen yang mempengaruhi), dan

z = variabel terikat (variabel endogen yang dipengaruhi).

Dengan metode tersebut akan diperoleh nilai estimasi dari model sehingga dapat

diketahui besar nilai estimasinya.

2.2.1 Uji Signifikansi Parameter

Untuk pengujian signifikansi dilakukan dengan dua uji, yakni:

2.2.1.1 Uji Serentak

Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-

sama.

1. Hipotesis:

H0 : β1 = β2 = … = βp = 0

H1 : sedikitnya satu β ≠ 0

2. Tingkat signifikan dilambangkan dengan α

3. Nilai F hitung (tipe Const):

(2.12)

10

Dimana:

SSR = jumlah kuadrat regresi pada masing-masing model persamaan,

SSE = jumlah kuadrat residual pada masing-masing model persamaan,

s = Jumlah variabel bebas,

n = Jumlah data, dan

p = lag optimal.

4. Kiteria pengujian:

Pada kriteria pengujian ini, nilai f hitung dibandingkan dengan nilai f

tabel. Nilai f tabel berbeda-beda, menyesuaikan dengan tipe

persamaan yang digunakan. Kriteria pengujian berdasarkan tipe

persamaan yang digunakan sebagai berikut:

a. Tipe None: ~ Tolak H0

b. Tipe Const: ~ Tolak H0

c. Tipe Trend: ~ Tolak H0

d. Tipe Both: ~ Tolak H0

2.2.1.2 Uji Parsial

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu variabel

bebas terhadap variabel terikat.

1. Hipotesis:

H0 : βi = 0

H1 : βi ≠ 0

2. Tingkat signifikan dilambangkan dengan α

3. Nilai t hitung:

(2.13)

11

Dimana:

βi = koefisien variabel ke-i (i= 1,2,…,s),

= standar eror variabel ke-i.

4. Kiteria pengujian

Pada kriteria pengujian ini, nilai f hitung dibandingkan dengan nilai t

tabel. Nilai t tabel berbeda-beda, menyesuaikan dengan tipe

persamaan yang digunakan. Kriteria pengujian berdasarkan tipe

persamaan yang digunakan sebagai berikut:

a. Tipe None: ~ Tolak H0

b. Tipe Const: ~ Tolak H0

c. Tipe Trend: ~ Tolak H0

d. Tipe Both: ~ Tolak H0

2.2.2 Pemilihan Model VAR

Dalam memilih bentuk model VAR ada beberapa uji yang harus dilakukan,

diantaranya uji stasioner. Jika data terbukti telah stasioner maka dilanjutkan ke

langkah pemilihan lag optimal dan setelah itu perhitungan estimasi model VAR.

jika data tidak stasioner maka data dilanjutkan dengan uji kointegrasi. Untuk tetap

mendapatkan model VAR maka pada uji kointegrasi, variabel yang digunakan

harus terbukti tidak memiliki kointegrasi antar variabelnya sehingga dapat

dilakukan first difference pada data-data variabel tersebut dan model tersebut

dinamakan VAR first difference. Berikut Gambar 2.1 alur pemilihan model

simultannya:

12

Gambar 2.1 Gambaran Pemilihan Model

2.3 Stasioner Variabel

Dalam menentukan penggunaan metode VAR maka harus terlebih dahulu

dipastikan apakah variabel yang digunakan memiliki data yang bersifat stasioner.

Variabel stasioner adalah variabel yang memiliki sebaran data disekitar nilai rata-rata

pada variabel tersebut (Hill, Griffith, dan Lim, 2011:339). Salah satu metode yang

umum digunakan untuk mengetahui kestasioneran data adalah uji Dickey-Fuller

(DF). Hipotesis pengujian ini adalah:

H0 : γ = 0 (Data Tidak stasioner)

H1 : γ < 0 (Data Stasioner)

Hipotesis nol ditolak jika dimana τ = . Dengan τ

sebagai nilai uji stasioner dan sebagai nilai tabel kritisnya. Dikutip dari Pfaff

(2012:44) nilai tabel kritis stasioner diambil dari Hamilton (1994) dan Dickey-Fuller

(1981).

Pada uji Dickey-Fuller terdapat beberapa persamaan uji, yakni:

1. Tanpa konstanta dan tanpa trend (None)

(2.14)

Pengujian Stasioner

Stasioner

Lag Optimal

VAR Model

Tidak Stasioner

Kointegrasi

VEC Model

Differencing Data

Tidak Kointegrasi

13

2. Dengan konstanta dan tanpa trend (Drift )

(2.15)

3. Dengan konstanta dan trend (Trend)

(2.16)

Dimana dan adalah residual. γ merupakan nilai parameter

yang akan diujikan, α adalah nilai konstanta dan adalah koefisien trend.

2.4 Lag Optimal

Penentuan lag optimal ini menggunakan metode Akaike information criterion

(AIC). Penentuan lag optimal dilihat dari pemodelan VAR yang menghasilkan nilai

AIC yang terkecil. Pengujian AIC mengikuti persamaan sebagai berikut (Rosadi,

2011: 217) :

(2.17)

Dimana:

= adalah jumlah kuadrat residual,

n = jumlah data,

p = lag optimal AIC

k = jumlah variabel endogen,

= matriks residual pada waktu ke-t (t=1,2,…,n), dan

= matriks residual (transpose).

2.5 Kointegrasi Variabel

Kointegrasi merupakan kondisi kombinasi linier antar variabel yang tidak

stasioner (Hill, Griffith, dan Lim, 2011: 488). Metode yang digunakan pada uji

14

kointegrasi adalah johansen cointegration test. Nilai dari uji tersebut dibandingkan

dengan nilai tabel kritis dari uji kointegrasi. Hipotesis pengujian ini adalah:

H0: Variabel endogen tidak terkointegrasi

H1: Variabel endogen terkointregrasi

Penilaian hipotesis berdasarkan jumlah rank atau jumlah varibel endogen yang

terkointegrasi dengan tiga rank, adalah:

H0: r=0, H1: r>1

H0: r<1, H1: r=2

H0: r<2, H1: r=3

Hipotesis nol ditolak jika . Dengan sebagai nilai uji

kointegrasinya dan sebagai nilai tabel kritisnya. Dikutip dari Pfaff (2012:44) nilai

tabel kritis kointegrasi diambil dari Osterwald-Lenum.

Dalam uji johansen, pengujian hipotesis alternatif yang terdapat r+1 persamaan

kointegrasi, dapat dilakukan dengan menggunakan statistik uji Maximum eigenvalue

(Rosadi, 2011:220):

(2.18)

Dengan,

(2.19)

Dimana:

n = jumlah data,

k = jumlah variabel endogen,

r = banyaknya jumlah persamaan kointegrasi (r = 0, 1, …, k-1), dan

= nilai eigen terbesar ke-i dari matriks П (phi).

(2.20)

Dimana merupakan matriks koefisein berdimensi (k x k).

15

2.6 Uji Asumsi Residual

Dalam uji asumsi residual model VAR, residual harus memenuhi kriteria-

kriteria residual yakni setiap eror acak memliki distribusi probabilitas dengan rata-

rata nol (Uji Asumsi Normal), covarians antara dua eror pada dua variabel observasi

yang berhubungan adalah nol (Uji Asumsi Independen), dan residual memiliki

distribusi probabilitas ragam σ2 (Uji Asumsi Identik) (Hill, Griffiths dan Lim,

2011:172).

2.6.1 Uji Asumsi Normal

Uji kenormalan residual dapat dilakukan dengan uji Jarque Bera. Hipotesis

untuk uji Jarque Bera adalah sebagai berikut:

H0 : Residual berdistribusi normal

H1 : Residual berdistribusi tidak normal

Statistik uji (Halim dan Candra, 2011):

(2.21)

Dimana:

n = jumlah data,

S = Skewness, dan

K = Kurtosis.

Hipotesis nol akan ditolak jika dengan sebagai nilai tabel

ujinya dengan k sebagai jumlah variabel endogen. Selain itu dapat juga dilihat dari

nilai P value-nya. Jika P value < α maka hipotesis nol ditolak.

16

2.6.2 Uji Asumsi Independen (Autokorelasi)

Uji asumsi independen dengan menggunakan uji Portmanteau. Hipotesis

untuk uji Portmanteau adalah sebagai berikut:

H0 : ρ = 0 (Tidak ada korelasi residual)

H1: ρ ≠ 0 (Ada korelasi residual)

Statistik uji (Pfaff, 2012:33):

(2.22)

Dengan

(2.23)

Dimana:

n = jumlah data (1,2,3,...,N),

h = orde serial korelasi residual,

j = blok di (dibaca gamma) pada matriks indepoten.

= matriks residual pada waktu t.

= matriks residual pada waktu t-1 (transpose).

Daerah kritis dari uji ini adalah dimana p adalah lag optimal

pada VAR dan k adalah jumlah variabel endogen maka hipotesis nol ditolak. Selain

itu, jika P value < α maka hipotesis nol ditolak.

2.6.3 Uji Asumsi Identik (Heteroskedasitas)

Uji asumsi identik dapat dilakukan dengan uji ARCH-LM. Hipotesis untuk

uji ARCH-LM adalah sebagai berikut:

H0: Residual identik

H1: Residual tidak identik

17

Statistik uji (Pfaff, 2012:4):

(2.24)

Dengan

(2.25)

Dimana:

n = ukuran sampel,

k = jumlah varibel endogen,

= metriks kovarian, dan

= invers matriks kovarian.

Hipotesis nol ditolak jika dengan

sebagai nilai table ujinya dengan r adalah orde ARCH. Selain itu dapat juga dilihat

dari nilai P value-nya. Jika P value < α maka hipotesis nol ditolak.

2.7 Model Proses Perangkat Lunak

Menurut Fritz Bauer yang dikutip oleh Pressman (2010:13), rekayasa piranti

lunak adalah pembentukan dan penggunaan prinsip-prinsip rekayasa untuk

memperoleh perangkat lunak secara ekonomis yang handal dan dapat bekerja secara

efisien pada mesin nyata. Dalam mengembangkan perangkat lunak ada metode yang

digunakan dalam pengembangan tersebut, salah satunya adalah agile software

development. Metode agile software development sangat tanggap terhadap

perubahan, sehingga jika ada perubahan kebutuhan pada perangkat lunak yang

dibangun, maka perubahan tersebut dapat langsung ditanggapi. Pada agile software

development ini ada beberapa proses model diantaranya Extreme Programming,

18

Scrum, Cristal, agile modeling dan lain-lain. Pada penelitian ini mengunakan model

proses Extreme Programming (XP) untuk pengembangan aplikasinya.

2.7.1 Extreme Programming (XP)

Extreme Programming (XP) merupakan salah satu model proses yang

terdapat pada agile software development dan pendekatan yang paling banyak

digunakan pada model proses agile software development (Pressman, 2010:72).

Pada XP ini pengguna dilibatkan dalam pengembangan perangkat lunak yang

dikerjakan oleh pengembang, sehingga pengguna dapat memberikan umpan balik

secara terus-menerus dan komunikasi antara pengguna dengan pihak pengembang

menjadi efisien.

Berikut tahap-tahap proses XP (Pressman, 2010:73-77), yaitu:

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan dimulai dengan memahami story pengguna tentang

konteks perangkat lunak sehingga tim XP dapat menggambarkan output,

fungsi dan fitur yang dibutuhkan. Pengguna memberikan nilai pada setiap

cerita dan tim XP pun menilai story tersebut lalu menentukan jangka waktu

pengerjaannya. Jika tim XP merasa terlalu lama untuk dikerjakan maka

pengguna diminta untuk membagi story tersebut menjadi lebih sederhana

lagi.

b. Desain

Desain dalam XP mengikuti prinsip KIS (Keep It Simple) karena desain

yang sederhana lebih disukai ketimbang desain yang kompleks. Desain juga

sebagai pedoman implementasi dari story yang dipaparkan.

19

c. Pemrograman

Setelah menyelesaikan pembuatan desain awal, tim XP akan

mengembangkan serangkaian unit tes yang akan menjalankan setiap story.

Setiap kali unit tes selesai dibuat, pengembang dapat fokus dalam melakukan

pemrograman. Setelah pemrograman selesai, langsung dapat diuji sehingga

memberikan umpan balik kepada pengembang secara instan.

d. Pengujian

Selain menguji pemrograman yang dibuat, ada juga tes penerimaan yang

disebut juga tes pelanggan, yang dilakukan oleh pelanggan dan terfokus pada

fitur sistem secara keseluruhan dan fungsi yang terlihat oleh pelanggan.

2.8 Interaksi Manusia dan Komputer

Interaksi manusia dan komputer merupakan suatu ilmu yang mempelajari

hubungan antara manusia dan komputer mengenai antarmuka komputer, sehingga

manusia dapat menggunakan komputer dengan mudah. Pada perancangan sebuah

antarmuka (interface) komputer terdapat aturan-aturan yang dikenal dengan sebutan

Eight Golden Rules of Interface Design yang dikemukakan oleh Shneiderman dan

Plaisant (2010:88-89), yaitu:

a. Upayakan untuk konsisten

Berusaha konsisten pada rancangan, terminologi, penggunaan perintah,

penggunaan huruf, tata letak, warna dan sebagainya agar pengguna tidak bingung

dengan tampilan yang ada.

b. Mengenali kebutuhan yang beragam dari pengguna

Memfasilitasi untuk berbagai pengguna seperti menambahkan fitur untuk

pemula, untuk pengguna ahli dibutuhkan langkah-langkah khusus yang dapat

20

mempercepat interaksi seperti shortcut, serta fitur khusus untuk pengguna yang

cacat.

c. Menawarkan umpan balik yang informatif

Dibutuhkannya umpan balik dari setiap pengguna komputer. Untuk tindakan

yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik

yang sederhana. Namun jika ada peringatan yang penting, maka umpan balik

menjadi lebih subtansial.

d. Desain dialog untuk penutupan

Design penutup dialog dibuat sebagai tanda bahwa langkah-langkah yang

dilakukan sudah benar dan dipersiapkan langkah selanjutnya.

e. Pencegahan kesalahan yang sederhana

Pengguna dicegah melakukan kesalahan dan jika pengguna melakukan

kesalahan, mereka diberikan informasi instruksi untuk untuk mengembalikan ke

kondisi awal.

f. Pembalikan aksi yang mudah

Diperlukannya pengurangan kecemasan dari pengguna karena kesalahan yang

dibuatnya, dengan cara dapat kembali ke keadaan sebelumnya sehingga

pengguna dapat mengeksplorasi secara leluasa.

g. Mendukung kontrol internal lokus

Pengguna dapat mengontrol sistemnya sehingga dapat merespons

tindakannya sendiri. Jadi pengguna tidak merasa dirinya yang dikendalikan oleh

sistem.

21

h. Mengurangi beban jangka pendek

Untuk mengurangi penggunaan ingatan jangka pendek ini maka diperlukan

tampilan yang sederhana, menggabungkan beberapa tampilan dan memberikan

waktu untuk pengguna mempelajarinya.

2.9 Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa standar untuk menuliskan

blueprints perangkat lunak. Ada beberapa macam UML diagram, diantaranya yakni:

2.9.1 Use Case Diagram

Menurut Whitten dan Bentley (2007:246) menyatakan bahwa “Use case

diagram menggambarkan interaksi antara sistem, eksternal sistem dan pengguna”.

Berikut bagian-bagian dari use case diagram (Whitten dan Bentley, 2007: 246-

248):

a. Use Case

Use case digambarkan secara grafik elips horizontal dengan nama pada

elipse tersebut baik diatas, dibawah ataupun didalam elipse. Use case

merupakan pengidentifikasi model dan penggambaran fungsi sistem.

b. Aktor

Aktor merupakan sesuatu yang berinteraksi dengan sistem dan saling

bertukar informasi dengan sistem tersebut. Aktor disini tidak harus manusia,

bisa saja sebuah organisasi, sistem informasi lainnya, perangkat eksternal

atau bahkan konsep dari waktu.

c. Hubungan

Hubungan merupakan penggambaran garis antara dua simbol pada use

case diagram. Pembuatan use case diagram pada penelitian ini, selain

22

menggunakan hubungan langsung antara aktor dengan use case, digunakan

pula hubungan jenis extend yang merupakan perpanjangan fungsi dari use

case yang asli dikarenakan fungsi dari use case terlalu kompleks sehingga

sulit dimengerti dan juga hubungan jenis depends on yang merupakan

hubungan antara use case yang menandakan bahwa satu use case tidak dapat

diajalankan hingga use case lain selesai dijalankan.

Tabel 2.1 Simbol – Simbol Use Case Nama Simbol

Use case

Aktor

Hubungan

2.9.2 Activity Diagram

Activity diagram merupakan sebuah diagram yang menggambarkan aliran

proses, langkah – langkah use case atau logika dari sebuah objek (Whitten dan

Bentley, 2007:390). Berikut notasi – notasi yang terdapat pada activity diagram

(Whitten dan Bentley, 2007:391):

Tabel 2.2 Notasi – Notasi Activity Diagram Nama Simbol Fungsi

1.Initial Node Penggambaran awal dari proses

2. Action

Penggambaran langkah -

langkah dalam aktivitas

3. Flow Sebagai penunjuk langkah

berikutnya

4. Decision

Sebagai tanda kondisi untuk

memilih langkah selanjutnya

23

Tabel 2.2 Notasi – Notasi Activity Diagram (Lanjutan)

5. Merge

Penggambaran penggabung

dari beberapa aliran yang

dipisahkan oleh decision

menjadi satu aliran

6. Fork

penggambaran aksi paralel

dimana masuk 1 aliran dan

keluar 2 aliran yang bisa terjadi

secara bersamaan

7. Join

Penggambaran 2 aliran masuk

dan keluar menjadi 1 aliran

dimana kedua aliran yang

masuk harus diselesaikan dulu

prosesnya.

8. Activity Final Penggambaran akhir proses

9. Subactivity

indicator

Simbol rake menandakan

adanya aktifitas pada action

tersebut terdapat pada activity

diagram yang lain.

10. Connector

Huruf “A” menunjukkan

pemberian alat bantu untuk

pengelolaan komplesitas.

2.9.3 Class Diagram

Menurut Whitten dan Bentley (2007:400), Class diagram merupakan

“gambaran grafik struktur objek statis dari sistem dimana kelas objek menunjukkan

bahwa sistem terdiri dari hubungan antar kelas objek”. Pada sebuah kelas objek

terdiri dari tiga elemen bagian yakni nama class, attribute, dan method. Attribute

merupakan karakteristik dari suatu objek kelas dan method merupakan

operasi/fungsi yang dapat dilakukan oleh kelas objek tersebut.

A

24

Pada elemen attribute dan method ada tiga visibility yang digunakan yakni

public (+), private (-), dan protect (#). Visibility public menunjukkan attribute atau

method dapat dipanggil oleh kelas objek yang lain. Visibility private menunjukkan

attribute atau method hanya dapat dipanggil oleh kelas objek yang bersangkutan,

sedangkan visibility protect menunjukkan hanya dapat dipanggil oleh kelas objek

yang bersangkutan dan anak kelas objek yang mewarisinya.

Gambar 2.2 Contoh Kelas Objek

Pada kelas objek terdapat beberapa jenis relasi yang menghubungakan antar

kelas objek, jenis hubungan kelas objek menurut Whitten dan Bentley (2007:376-

378) antara lain:

1. Asosiasi

Asosiasia adalah sebuah hubungan antara dua kelas objek dan

dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkannya.

2. Keserbaragaman

Keseberagaman adalah jumlah minimum dan maksimum kemunculan

satu kelas objek untuk kejadian tunggal dari kelas objek yang terkait.

3. Agregasi

Hubungan dimana kelas objek yang lebih besar terdiri dari bagian kelas

objek kecil. Sebaliknya, kelas objek kecil bagian dari kelas objek yang lebih

besar.

Nama Class + attribute - attribute # attribute + method - method # method

25

4. Komposisi

Hubungan agregasi keseluruhan yang bertanggung jawab untuk

menciptakan dan menghancurkan bagian-bagiannya. Jika keseluruhannya

yang mati, maka bagian-bagiannya akan mati karena keseluruhannya telah

mati.

2.9.4 Sequence Diagram

Menurut Whitten dan Bentley sequence diagram merupakan “diagram yang

menggambarkan interaksi antara aktor dan sistem pada skenario use case”. Berikut

notasi – notasi yang terdapat pada sequence diagram (Whitten dan Bentley,

2007:394-396):

Tabel 2.3 Notasi-Notasi Sequence Diagram

Nama Notasi Fungsi

1. Actor

Sebagai sesuatu yang

berinteraksi pada

sistem.

2. System

Dilambangkan dengan

kotak yang berisikan

nama sistemnya. Tanda

titik dua menunjukkan

urutan pengerjaan pada

sistem.

3. Lifelines Garis vertical putus-

putus yang memanjang

ke bawah dari notasi

aktor dan notasi sistem,

yang menunjukkan

urutan kehidupan

sistem.

: Name of System

26

Tabel 2.3 Notasi-notasi sequence diagram(Lanjutan)

4. Activation Bar

Bar/batang yang

melewati jalur hidup

yang menunjukkan

periode waktu ketika

peserta aktif dalam

interaksi.

5. Input Message

Digambarkan dengan

anak panah dari aktor

menuju sistem yang

menunjukkan adanya

pesan/operasi yang

masuk ke sistem.

6. Output Message

Digambarkan dengan

anak panah putus-putus

dari sistem ke aktor

yang menunjukkan

message input telah

dikerjakan pada sistem.

7. Receiver Actor

Aktor lain atau sistem

eksternal yang

menerima pesan dari

sistem utama.

8. Frame Kotak yang

menyertakan satu atau

lebih pesan untuk

membagi-bagi dari

sebuah urutan fragmen.

Didalam kotak tersebut

terdapat fragmen

opsional yang

ditunjukkan dalam

tanda kurung siku.

[Optional Fragmen]

27

2.10 Bahasa Pemrograman Java

Java adalah bahasa pemrograman yang paling banyak digunakan di dunia

(Deitel, 2012:2). Java bersifat tidak tergantung pada sistem operasi tertentu, jadi

program yang dibuat dari bahasa pemrograman Java ini bisa dijalankan di platform

mana saja. Java yang dikembangkan oleh Sun Microsystems pada agustus 1995 ini

memiliki beberapa edisi yaitu Java Standard Edition (Java SE), Java Enterprise

Edition (Java EE) untuk aplikasi terdistribusi dan aplikasi web, serta Java Micro

Edition (Java ME) untuk mengembangkan aplikasi kecil seperti aplikasi pada

smartphone (Deitel, 2012:2).

Bahasa pemrograman Java layaknya C++ karena sama-sama bahasa

pemrograman berorientasi objek dimana pemrogramannya yang menggunakan kelas

(class) untuk membentuk objek.

2.11 NetBeans IDE

NetBeans intergrated development environdemt (IDE) adalah sebuah

lingkungan pengembangan untuk menulis program, mengompilasi, mencari

kesalahn, dan menyebarkan program (Anonim1). NetBeans IDE ditunjukkan untuk

memudahkan dalam melakukan pemrograman Java (Hartati, Herry, Soesilo, 2006:3).

NetBeans ini bersifat open source sehingga siapapun dapat menggunakannya tanpa

perlu membayar biaya lisensi. Pada NetBeans telah mencakup compiler dan

debugger. Hal ini sangat memudahkan proses paska perancangan program.

Pemrograman standar Java dapat dilakukan selama Java 2 Standar Edition

(J2SE) atau Java SE tersedia dalam sistem komputer. NetBeans mendukung J2SE

yang terdapat pada Java Development Kit (JDK) (Hartati, Herri, Soesilo, 2006:3).

28

2.12 Software R

Software atau perangkat lunak R merupakan hasil kolaborasi riset berbagai

statistikawan di seluruh dunia. Perama kali perangkat lunak R ini dibuat pada tahun

1992 di Universitas Auckland, New Zeland oleh Ross Ihaka dan Robert Gentleman.

Untuk komputasi statistika modern, perangkat lunak R dapat dikatan sebagai lingua

franca (bahasa standar) untuk melakukan komputasi tersebut (Rosadi, 2011:1).

Pada perangkat lunak R, terdapat kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya.

Menurut Rosadi (2011:2-3) kekurangan dan kelebihan dari perangkat lunak R adalah

sebagai berikut:

a. Kelebihan

1. Bebas lisensi

Pengguna bebas untuk mempelajari dan menggunakannya sampai kapan

pun tanpa memerlukan lisensi.

2. Multiplatform

Perangkat lunak R ini dapat di instalasi pada berbagai macam sistem

operasi sehingga dapat di instalasi pada sistem operasi manapun.

3. Umum dan terdepan

Pada perangkat lunak R telah terprogram berbagai macam metode

analisis statistika, baik metode klasik maupun metode-metode baru.

4. Dapat deprogram

Pengguna dapat memprogramkan metode-metode baru pada perangkat

lunak R ataupun mengembangkan fungsi-fungsi analisis statistika yang

telah terdapat pada perangkat lunak R.

5. Berbasis analisis metriks

29

Perangkat lunak R sangat baik dalam melakukan analisis dalam bentuk

metriks seperti MATLAB atau GAUSS.

6. Fasilitas grafik yang lebih baik

b. Kekurangan

1. Point and Clic GUI

Interaksi utama pada perangkat lunak R berdasarkan Command Line

Interface (CLI). pada perangkat lunak R terdapat pula RCommander

sebagai Graphical User Interface (GUI) pada perangkat lunak R tersebut

namun hanya mampu melakukan analisis statistika dasar.

2. Ketersediaan jumlah fungsi statistik

Walaupun pada perangkat lunak R sudah cukup lengkap metode analisis

statistikanya, tetapi tidak semua metode analisis statistika diterapkan pada

perangkat lunak R tersebut.

2.13 Pengertian Bank Syariah

Berdasarkan Pasal 1 ayat 2 undang-undang RI No. 21 tahun 2008 tentang

perbankan syariah menyatakan Bank merupakan badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk

kredit dan/atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

Pengertian bank syariah berdasarkan Pasal 1 ayat 7 undang-undang RI No. 21 Tahun

2008 menyatakan bahwa Bank Syariah merupakan bank yang menjalankan usahanya

berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah

dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

30

Pada tahun 1991, didirikanlah bank islam pertama di Indonesia yaitu Bank

Muamalat Indonesia. Bank ini berdiri atas prakarsa MUI setelah melalui suatu

lokakarya yang menghasilkan pembentukkan Tim Perbankan MUI yang

merupakan satu kelompok kerja yang bertugas melakukan pendekatan dan

konsultasi dengan pihak terkait. Tanggal 1 November 1991, dilakukannya

penandatanganan akte pendirian Bank Muamalat Indonesia. Namun mulai

beroperasinya pada tahun berikutnya tepatnya 1 Mei 1992 (Al Arif, 2012:103).

2.14 Pembiayaan Bank Syariah

Pada setiap bank memiliki sumber dana dan tempat penyaluran dana tersebut.

Pada perbankan syariah (BUS dan UUS) tercatat hingga september 2012 penempatan

penyaluran dananya meliputi Pembiayaan Yang Diberikan (PYD), penempatan di BI,

penempatan di bank lain, surat berharga, tagihan lainnya, dan penyertaan. Dari

berbagai tempat penyaluran tersebut, PYD menjadi tempat penyaluran dana

perbankan syariah yang paling terbesar yaitu 83,3% dari dana yang mereka miliki.

Menurut Pasal 1 ayat 25 UU RI No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah,

pengertian pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan

dengan itu berupa:

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk

ijarah muntahiya bittamlik;

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna;

d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan

e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.

31

Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan/atau UUS dan

pihak lainnya yang mewajibkan pihak yang dibiayai dana/atau diberi fasilitas dana

untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan

ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil.

Pembiayaan yang dikeluarkan oleh perbankan syariah sebesar Rp. 80,456

triliun disalurkan ke UKM dari total keseluruhan pembiayaan perbankan syariah Rp.

130,357 triliun.

2.15 Kinerja Perbankan

Kinerja bank perbankan dapat diukur dari faktor CAMELS (Capital, Asset

Quality, Management, Earnings, Liquidity, Sensitivity risk market). Pada penelitian

ini faktor kinerja bank yang dipengaruhi oleh UKM adalah Earning (keuntungan).

Rasio rentabilitas yang mengukur keuntungan bank dapat menggunakan rasio Return

of Asset (ROA).

2.16 Usaha Kecil Menengah (UKM)

Usaha kecil menengah merupakan suatu jenis kegiatan usaha yang telah

ditentukan definisi dan kriterianya oleh Negara melalui Undang - Undang Usaha

Mikro Kecil Menengah (UU. UMKM) No.20 tahun 2008. Menurut UU No. 20 tahun

2008 pasal 1 pengertian UKM adalah:

“Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

32

besar yang memenuhi kriteria usaha kecil, sebagaimana dimaksud dalam undang-

undang ini (UU No. 20 Tahun 2008).

Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tak langsung dari usaha kecil atau usaha

besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan, sebagaimana

dimaksud dalam undang-undang ini (UU No.20 Tahun 2008)”.

Kriteria UKM menurut UU No.20 Tahun 2008 Pasal 6 adalah sebagai berikut:

Kriteria usaha kecil:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,- (dua miliar lima

ratus juta rupiah).

Kriteria usaha menengah:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh miliar

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,- (dua miliar

lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,-

(lima puluh miliar rupiah).

33

2.17 Non Performing Loan (NPL) UKM

Non Performing Loan (NPL) merupakan kredit bermasalah yang diakibatkan

karena peminjam kesulitan dalam mengembalikan pinjamannya tersebut. Kesulitan

dalam pengembalian pinjaman tersebut dikarenakan oleh faktor-faktor luar. Menurut

direktur asosiasi Fitch Ratings Julia Wikana, sektor terbesar penyumbang NPL ini

adalah sektor UKM (anonim2). Pembiayaan yang diberikan oleh pihak perbankan

diharapkan menjadi suatu penopang kegiatan UKM sehingga kegiatan UKM tersebut

tetap berjalan dan nilai NPL UKM menjadi semakin menurun nilainya seiring

dengan tetap berlangsungnya aktivitas UKM tersebut. Ketika NPL ini menurun

menandakan bahwa kondisi usaha UKM tersebut berangsur membaik.

2.18 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini didukung oleh peneltian-penelitan yang telah dilakukan

sebelumnya, diantaranya dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut ini:

Tabel 2.4 Penelitian Sebelumnya No Judul Penulis Metode Hasil 1 Tantangan dan

Peluang Perbankan Syariah Dalam Pengembangan Usaha Kecil dan Mengah Meperkuat Untuk Memperkuat Kesejahteraan Umat (2011)

Maisaroh & Ati Sumiati

Analisis Deskriptif Kualitatif

Dalam konteks pengembangan UKM, bank syariah mempunyai tanggung jawab untuk berperan serta dalam mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan UKM.

2 The Role of Small and Medium Enterprises (SMEs) in the Socio-economic Stability of Karachi (2011)

Javed Qureshi & Gobind M. Herani

Analsis Korelasi

Perbankan syariah yang berdiri dari cabang bank konvensional, mereka dapat menjadi solusi keuangan dengan produk-produk yang mereka tawarkan berupa bagi hasil keuntungan dan kerugian untuk meningkatkan kinerja UKM.

34

Tabel 2.4 Penelitian Sebelumnya (Lanjutan) 3 Islamic Banking in

Nigeria: Problems and Prospect (2012)

Ojo-Agbodu, Ayodele Abraham, DR. Omah I.

Analisis Deskriptif Kualitatif

Jika perbankan syariah ditetapkan akan meningkatkan perekonomoan Negara, mempercepat pertumbuhan UKM, menghilangkan eksploitasi yang melekat dalam sistem perbankan konvensional, dan meningkatkan nilai-nilai sosial.

4 Determinants of Construction Sector Activity in Turkey: A Vector Autoregression Approach (2011)

Aguzhan Ozcelebi

VAR Pada model VAR menunjukkan adanya dorongan dari PDRB untuk meningkatkan aktifitas sektor konstruksi.

5 Gold Price and Exchange Rate Volatility: Effect of Economics Sanctions (2013)

Mashayeki, Sadr Ara, dan Jafari

VAR Harga emas tidak hanya dipengaruhi oleh Dollar tetapi juga mempengaruhi dollar tersebut.