53
28 Laporan Kerja Praktek Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel Jalan Pemuda no 45-51, Semarang EMILIA ARIZKA PUTRI– I0112038 BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 2.1. Tinjauan Umum Organisasi proyek adalah suatu perpaduan usaha secara sistematika yang saling berkaitan dengan memanfaatkan sumber daya yang terbatas dan sampai batas waktu tertentu untuk mencapai/membangun sebuah bangunan atau infrastruktur tertentu. Dalam suatu proyek perlu adanya sebuah sistem organisasi dan manajemen yang baik untuk mendapatkan suatu hasil yang diinginkan dengan kualitas yang baik. Pekerjaan pengendalian proyek ini dilaksanakan oleh Manajemen Konstruksi (MK) atau konsultan pengawas sebagai sistem kontrol yang akan mengendalikan dan menyelesaikan masalah teknis maupun non teknis. Manajemen proyek adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengkoordinasian dan pengontrolan dengan mengintegrasikan ilmu dan pengetahuan agar dapat menyelesaikan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 12

Bab 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan kerja praktek

Citation preview

Laporan Kerja Praktek BAB 1Pembangunan Kompleks Pusat Armada-Finance PENDAHULUANMagelang

38Laporan Kerja PraktekPembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel Jalan Pemuda no 45-51, SemarangEMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

BAB 2ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

2.1. Tinjauan Umum

Organisasi proyek adalah suatu perpaduan usaha secara sistematika yang saling berkaitan dengan memanfaatkan sumber daya yang terbatas dan sampai batas waktu tertentu untuk mencapai/membangun sebuah bangunan atau infrastruktur tertentu. Dalam suatu proyek perlu adanya sebuah sistem organisasi dan manajemen yang baik untuk mendapatkan suatu hasil yang diinginkan dengan kualitas yang baik. Pekerjaan pengendalian proyek ini dilaksanakan oleh Manajemen Konstruksi (MK) atau konsultan pengawas sebagai sistem kontrol yang akan mengendalikan dan menyelesaikan masalah teknis maupun non teknis.

Manajemen proyek adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengkoordinasian dan pengontrolan dengan mengintegrasikan ilmu dan pengetahuan agar dapat menyelesaikan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencana, kontraktor, dan pengawas harus bisa mengelola proyek sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing.

Dalam manajemen dan organisasi proyek pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang ini, ada tiga hal yang saling terkait yaitu:a. Perencanaan, yaitu kegiatan merencanakan atau mendesain suatu bangunan disertai dengan gambar dan hitungan yang telah ditangani oleh konsultan perencana arsitektur, design, serta mechaninal & electrical.b. Pelaksanaan, yaitu kegiatan mengorganisasi dan mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pada manajemen dan organisasi proyek pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang, pelaksanaan dikerjakan oleh PT. PP (Persero), Tbk.c. Pengendalian, yaitu membandingkan hasil pekerjaan (output) dengan rencana yang telah ada. Jika tidak sesuai, maka dapat segera diambil langkah untuk mengatasi keadaan tersebut. Tugas pengendalian pada proyek pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang dipegang oleh konsultan pengawas PT. Pahala Agung yang sekaligus merupaka owner dari proyek ini.

2.2. Unsur-unsur Pengelola Proyek

Pada proyek pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang ini, pemilik proyek (owner) menunjuk seseorang untuk mengerjakan proyek melalui proses pelelangan (tender) terlebih dahulu.

Adapun unsur-unsur pengelola dalam Proyek Pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang terdiri dari :a. Pemilik proyek (Owner): PT. Pahala Agungb. Konsultan Perencana Konsultan Arsitektur: PT. Megatika International Konsultan Struktur: PT. Rekacipta Kinematika Konsultan MEP: PT. Metakom Pranata Konsultan QS: PT. Korra Antarbuanac. Pengawas (Supervisor): PT. Pahala Agungd. Kontraktor Pelaksana: PT. PP (Persero), Tbk

2.2.1. Pemilik Proyek

Pemilik proyek merupakan pihak yang mempunyai ide dan memiliki sarana untuk mewujudkan ide tersebut sehingga memberikan hasil sesuai dengan tujuannya. Ide tersebut disampaikan kepada seorang ahli atau badan hukum untuk mengerjakan ide tersebut sesuai dengan rencana dan besarnya biaya.

Fungsi dari pemilik proyek (Owner) adalah melakukan pembayaran atas prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi (tim manajemen konstruksi, dan tim pelaksana) berdasarkan perjanjian yang telah disepakati bersama. Struktur organisasi pemilik proyek pada konsultan yang ditunjuk dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pemilik Proyek (Owner)

Pada Pekerjaan Proyek Pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang ini sebagai pemilik proyek adalah PT. Pahala Agung yang mempunyai wewenang dan kewajiban sebagai berikut :a. Mempunyai wewenang penuh dalam menentukan dan mengangkat konsultan perencana, pengawas dan kontraktor utama dalam pembangunan proyek tersebut.b. Memiliki ide dan gagasan dalam penyediaan areal dan biaya perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan pekerjan serta memiliki kewenangan penuh terhadap proyek, berhak menerima atau menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar rencana.c. Menyediakan biaya bagi realisasi proyek termasuk pembayaran bagi pihak yang terlibat sesuai kontrak.d. Bersama-sama pengawas memonitoring perkembangan proyek dan berhak memberi instruksi kepada pelaksanaan sesuai dengan mekanisme yang ada.e. Berhak mencabut tugas konsultan perencana, pengawas, dan kontraktor utama apabila dipandang ketiga lembaga tersebut tidak mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan menggantikannya dengan lembaga yang lain.f. Menerima pekerjaan yang telah selesai dan menyetujuinya.

2.2.2.Konsultan Perencana

Konsultan Perencana adalah seorang atau badan hukum yang menerima tugas dari pemilik proyek untuk merencanakan dan memberi nasihat dalam bentuk gambar bestek atau gambar konstruksi. Dalam proyek ini pihak Konsultan Perencana adalah PT. Korra Antarbuana (QS), PT Megatika International (Arsitektur), PT. Rekacipta Kinematika (Struktur), dan PT. Metakom Pranata (MEP).

Pada proyek pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang, ada 4 konsultan perencana yang ditunjuk yang memiliki tugas dan wewenang masing-masing antara lain :

a. Konsultan ArsitekturPT. Megatika International merupakan konsultan arsitektur yang ditunjuk oleh owner sebagai konsultan perencana dalam hal arsitektur dan estetika dari proyek pembangunan, yang memiliki tugas dan wewenang adalah sebagai berikut: Membuat gambar/desain dan dimensi bangunan secara lengkap dengan spesifikasi teknis, fasilitas dan penempatannya. Menentukan spesifikasi bahan bangunan untuk finishing pada bangunan proyek ini. Membuat gambar-gambar rencana dan syarat-syarat teknis secara administrasi untuk pelaksanaan proyek. Membuat perencanaan dan gambar-gambar ulang atau revisi bilamana diperlukan. Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang dibuatnya apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.b. Konsultan StrukturPT. Rekacipta Kinematika merupakan konsultan struktur yang ditunjuk oleh owner sebagai konsultan perencana dalam hal merencanakan dan merancang struktur yang sesuai dengan keinginan owner melalui kontraktor utama, baik struktur atas maupun struktur bawah dengan berbagai pertimbangkan. Tugas dan wewenang PT. Rekacipta Kinematika adalah sebagai berikut: Membuat perhitungan seluruh proyek berdasarkan teknisyang telah ditetapkan sebelumnya. Membuat rancangan detail yang meliputi pembuatan gambar-gambar detail serta rincian volume pekerjaan. Memberikan penjelasan atas permasalahan yang timbul selama masa konstruksi.c. Konsultan MEPPT. Metakom Pranata merupakan konsultan MEP yang ditunjuk oleh owner sebagai konsultan perencana dalam bidang mechanical, electrical, dan plumbing proyek pembangunan, yang memiliki tugas dan wewenang adalah sebagai berikut: Merencanakan instalasi yang menggunakan tenaga mesin dan listrik serta berbagai perlengkapan seperti misalnya AC, perlengkapan penerangan, plumbing, generator, pemadam kebakaran, telepon, dan sound system sesuai dengan keadaan dan fungsi bangunan. Memberikan penjelasan pada waktu rapat, menyusun dokumen pelaksanaan dan melakukan pengawasan berkala dan melaporkannya pada kontraktor utama.d. Konsultan QSPT. Korra Antarbuana merupakan konsultan yang ditunjuk oleh owner sebagai konsultan perencana yang mengatur biaya, waktu, kontrak untuk pekerjaan dalam proyek serta serta bernegosiasi. Adapun alasan untuk menggunakan jasa Konsultan QS ini karena pemilik proyek tidak punya suatu badan atau orang yang biasa mengatur pendanaan.

2.2.3.Konsultan Pengawas

Dalam proyek pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang, konsultan pengawas merupakan owner dari proyek apartment & condotel ini yaitu PT. Pahala Agung. Konsultan memiliki tugas mengawasi pekerjaan di lapangan. Tujuan badan pengawas adalah mengkoordinasikan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan di lapangan agar sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Struktur organisasi konsultan pengawas dapat dilihat pada gambar 2.2.

PROJECT DIRECTUREIr. Bambang Herdiantoro

PROJECT EXCECUTIVEKanti MonicaQSFarida TjahjaputraPROJECT MANAGERFajar AviantoHeri Setiawan

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Konsultan Pengawas

Fungsi konsultan pengawas proyek pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang adalah:a. Melaksanakan pengendalian pada tahap perencanaan dan tahap konstruksi, baik ditingkat program maupun tingkat operasional.b. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada Pimpinan Proyek/Pimpinan Bagian Proyek.c. Tidak dapat merangkap sebagai konsultan perencana pada pekerjaan yang bersangkutan.

PT. Pahala Agung sebagai konsultan pengawas mempunyai tugas antara lain:a. Mengendalikan dan mengawasi pekerjaan sehari-hari di lapangan.b. Mengontrol pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan gambar kerja (bestek) dan membuat laporan tentang kemajuan proyek.c. Mengontrol pekerjaan sesuai dengan time schedule yang dibuat oleh pelaksana.d. Mengevaluasi dan menyetujui revisi gambar yang diajukan perencana.e. Memberi saran dan peringatan kepada pelaksana apabila dinilai kurang baik pelaksaannya atau tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

2.2.4. Kontraktor Pelaksana

Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan pembangunan proyek oleh pemberi tugas melalui prosedur lelang maupun ditunjuk secara langsung. Segala pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai kontrak (rencana kerja, syaratsyarat dan gambar) dengan biaya sesuai kontrak yang mereka sepakati. Dalam proyek Pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang yang ditunjuk sebagai pelaksana adalah PT PP (Persero), Tbk.

Fungsi Kontraktor Pelaksana :1. Melaksanakan konstruksi fisik pada tahap pelaksanaan.2. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada pemilik proyek.

Tugas dan wewenang Kontraktor Pelaksana antara lain :1. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari pemberi tugas sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian pemborongan.2. Membuat/mengerjakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syaratsyarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian pemborong (gambar kerja, bestek).3. Membuat dokumen mengenai pekerjaan yang telah dilaksanakan dan diserahkan kepada pemberi tugas.4. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja.5. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan pekerjaan.6. Melakukan perbaikan atas kerusakan-kerusakan atau kekurangsempurnaan pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung semua biayanya.7. Bertanggungjawab penuh kepada pengawas atau wakil pemilik yang ditunjuk pemilik untuk melaksanakan proyek.8. Menyediakan tempat gudang, memenuhi kebutuhan material dan peralatan yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan.9. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah proyek selesai kepada pemilik dan melaksanakan pemeliharaan pasca proyek sesuai dengan kontrak.10. Menghadiri rapat koordinasi proyek.11. Berkewajiban untuk memberikan laporan hasil pekerjaan kepada pengawas secara harian, mingguan dan bulanan yang memuat pelaksanaan pekerjaan, prestasi kerja yang telah dicapai, jumlah tenaga kerja yang ada, jumlah bahan bangunan yang masuk dan hal-hal yang menghambat pekerjaan.12. Berhak mengajukan permohonan untuk mendapatkan perpanjangan waktu pelaksanaan kepada pengawas dalam hal keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal yang bersifat diluar dugaan dan mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan kepada pemilik proyek.Semua tugas di atas harus dilaksanakan dan dimonitoring dengan baik demi kelancaran penyelenggaraan pembangunan proyek. Pelaksana juga berkewajiban mengajukan usul kepada pengawas dan pemilik proyek apabila ada kesulitan.

2.2.5. Hubungan Kerja

Hubungan kerja adalah hubungan dalam pelaksanaan pekerjaan antara unsur-unsur pelaksana suatu proyek. Hubungan kerja ini diperlukan dalam usaha mencapai hasil pekerjaan yang sesuai dengan apa yang direncanakan, sehingga pekerjaan bisa terkoordinir dengan baik.Dalam hubungan kerja ini terdapat koordinasi dan komunikasi antara pihak-pihak yang terkait. Koordinasi dan komunikasi dalam proyek bertujuan untuk menyelaraskan dan mewujudkan tanggung jawab dan wewenang semua pihak sesuai peraturan yang ada, sehingga organisasi proyek dapat berfungsi sebagai kesatuan yang harmonis, tangguh, dan bijak dalam mewujudkan setiap rencana.Hubungan kerja antar unsur-unsur pelaksana proyek dapat dilihat pada Gambar 2.3. di bawah ini :

PEMIMPIN PROYEKTIM TEKNIS &ADMINISTRASIBENDAHARA PROYEKOwner

KONSULTAN PERENCANAKONSULTANPENGAWAS

KONTRAKTOR

PEMASOK

HUBUNGAN FUNGSIONAL HUBUNGAN KONTRAKTUAL

HUBUNGAN STRUKTURAL

Gambar 2.3. Hubungan Antar Pihak dalam Proyek Pembangunan 2.3. Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana Proyek

PT PP (Persero) memiliki tugas melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Pelaksana proyek ini mempunyai tanggung jawab dan kewajiban yang semuanya dikoordinasi oleh pemilik proyek dan diawasi oleh pengawas proyek. Dimana pelaksana proyek ini merupakan suatu badan organisasi yang memiliki struktur organisasi. Dengan adanya struktur organisasi saat di lapangan dapat memperjelas pembagian tugas dan menunjang kinerja pelaksanaan proyek.

2.3.1. Manajer Proyek (Project Manager)

Manajer Proyek atau Project Manager (PM) berkedudukan sebagai penanggung jawab proyek. Manajer proyek dari proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang adalah Bapak Rachmad Wahyudi yang memiliki tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut:a. Mempersiapkan sistem quality dan analisis proyek dengan cara package project.b. Menjelaskan kepada tim proyek mengenai QA prosedur dan QC prosedur.c. Mengatur sistem pelaksanaan proyek.d. Membuat master schedule dan memberi penghargaan dalam membuat time schedule detail, bulanan, mingguan, harian, dan memonitor realisasinya serta menemukan langkah-langkah yang harus diambil apabila terjadi kesalahan atau penyimpangan.e. Menjaga dan menjamin quality status dari proyek.f. Mempersiapkan laporan-laporan progress dari setiap bagian.g. Mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan proyek baik dalam hal teknis maupun non teknis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam ruang lingkup internal dan eksternal.h. Mengelola dana proyek seefisien mungkin dengan mempertimbangkan faktor kelayakan teknis sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh konsultan perencana.i. Mewakili perusahaan dalam berhubungan dengan pemilik proyek atau badan yang ditunjuk oleh pemilik proyek dalam hal pekerjaan yang dilakukan.j. Mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan di lapangan dengan rencana pelaksanaan proyek.k. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada Project Director/Operation Director.

2.3.2. QSHE (Quality, Health, Safety, and Enviroment)

QHSE merupakan sistem yang dibangun dalam proses pekerjaan agar dapat mencapai standar kualitas produk dan jasa yang dapat memenuhi ekspektasi pelanggan (quality), menjaga dan menjamin kesehatan dan keselamatan pekerja, pekerja terhindar dari penyakit akibat kerja (health), pekerja terhindar dari kecelakaan kerja (safety), serta terciptanya lingkungan kerja yang sehat, aman, dan terhindar dari pencemaran (environment).

Bapak Aulia Mirza merupakan controller dari bidang penerapan QHSE dalam operasi logistic, yang mencakup tahapan dalam hierarchy of control, yang terdiri dari elimination, substitution, minimisation, engineering control, adminitrative control, dan personal protection equipment.

2.3.3. QC (Quality Control)

Quality control pada proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang adalah Bapak Dwi Indra Setyawan yang bertugas dan memiliki wewenang adalah sebagai berikut.a. Membuat permintaan untuk pemeriksaan atau pengetesan barang untuk intern kontraktor maupun bersama dengan konsultan pengawas atau owner untuk memastikan material yang akan digunakan sudah sesuai dengan kriteria yang diinginkan pemilik proyek bangunan.b. Membuat surat teguran atau menegur secara langsung kepada pelaksana, sub kontraktor atau mandor apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan atau pemngadaan material yang mempengaruhi mutu hasil pekerjaan dilapangan.c. Melakukan pengecekan terhadap material yang akan didatangkankan maupun yang sudah tiba di lokasi proyek untuk memberikan status kepada bahan bangunan tersebut apakah ditolak atau diterima setelah melihat kualitas bahan.d. Mengikuti jalanya pelaksanaan pembangunan sehingga setiap penyimpangan dalam pelaksanaan yang dapat mengurangi mutu pekerjaan dapat dicegah, hal ini lebih baik jika dibanding perlakuan pengecekan pekerjaan pada hasil akhir saja sehingga apabila terjadi mutu yang kurang baik harus dilakukan bingkar pasang yang dapat menyebabkan biaya tambahan.e. Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan dilapangan sudah sesuai dengan gambar pelaksanaan atau shop drawing.f. Meminta contoh material atau brosur yang berisi spesifikasi material bahan kepada supplier sebelum melakukan pembelian sehingga material terpilih sesuai dengan standar kualitas yang dalam kontrak kerja.g. Membuat laporan dan data-data yang dibutuhkan perusahaan yang berhubungan dengan pekerjaan quality qontrol pada proyek bangunan.

2.3.4. Site Engineering Manager

Site engineering manager dipegang oleh Bapak Agung Nugroho yang mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain :a. Penanggung jawab atas urusan teknik yang ada di lapanganb. Memberikan cara-cara penyelesaian atas usul-usul perubahan desain dari lapangan berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja, sedemikian rupa sehingga tidak menghambat kemajuan pelaksanaan di lapanganc. Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan dokumen kontrak

2.3.5. Metoda Pelaksanaan

Metoda pelaksanaan pada proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang adalah saudara Riko yang bertugas dan bertanggung jawab dalam hal:a. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan. b. Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan harian kepada pelaksana pekerjaan. c. Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan. d. Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadi keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan. e. Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses berita acara kemajuan pekerjaan dilapangan.

2.3.6. Perencanaan Teknik dan Material

Perencanaan teknik dan material pada proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang adalah saudara Hendra Pratama yang bertugas dan bertanggung jawab dalam hal:a. Melakukan perhitungan waktu baku yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan perhitungan lead limeb. Membuat perhitungan kebutuhan material untuk untuk jangka panjang proyekc. Melakukan perencanaan kebutuhan material (MRP)

2.3.7. Perencanaan Biaya dan Administrasi Kontrak

Perencanaan biaya dan administrasi kontrak pada proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang adalah saudara Rian Florenda yang bertugas dan bertanggung jawab dalam hal:a. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada Manajer Proyek tentang masalah administrasi proyek.b. Mempersiapkan bahan-bahan untuk back-up data in-voice ke pemilik proyek.c. Bekerjasama dengan engineer didalam mempersiapkan paket-paket pekerjaan.d. Mempersiapkan surat perjanjian/kontrak kerja kepada masing-masing kontraktor/spesialis.e. Memeriksa kelengkapan administrasi in-voice kontraktor sebelum disetujui oleh Manajer Proyek.f. Mengadakan koordinasi kerja dengan masing-masing Site Manager.g. Bekerjasama dengan Site Manager di dalam mempersiapkan laporan (weekly report dan monthly report).

2.3.8. Pembelian

Masalah pembelian pada proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang adalah Bapak Joko yang bertugas dan bertanggung jawaba. Bersama Site Engineering Manager membuat jadwal pengadaan bahan dan peralatan proyek yang dibutuhkan.b. Memberi informasi mengenai harga bahan bangunan dan harga sewa peralatan yang diperlukan.c. Melaksanakan administrasi pemesanan dan pengiriman bahan bangunan.d. Menyelenggarakan administrasi pergudangan tentang penerimaan, penyimpanan, dan pemakaian bahan.e. Melaksanakan pemeliharaan bahan dan peralatan sehingga siap pakai.f. Mengadakan mobilisasi dan demobilisasi sesuai dengan jadwal penggunaan alat dan bahan.g. Membuat laporan manajerial tentang penggunaan bahan dan peralatan selama pelaksanaan proyek.

2.3.9. QS (Quantity Surveyor)

Tanggung jawab quantity surveyor dipegang oleh Bapak Irawan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain :a. Menyiapkankontrak kepada pihak-pihak penyediakan jasa (kontraktor-kontraktor dan konsultan-konsultan).b. Bernegosiasi harga-harga bahan dan jasa kepada pihak penyedia jasa.c. Memastikan lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dalam proyek.d. Melaporkan hasil dari kontrak yang telah disetujui oleh penyedia jasa kepada pemilik proyek.

2.3.10. ME (Mechanical & Electrical)

Tanggung jawab Mechanical & Electrical dipegang oleh saudara Tri Widianto yang mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain :a. Melakukan pengawasan terhadap cara kerja kontraktor pada pekerjaan ME.b. Mengawasi dan mengontrol supervisor kontraktor ME dalam pelaksanaan tugas.c. Membantu kontraktor membuat laporan mingguan di bidang ME.d. Memeriksa rencana kerja kontraktor dan sub kontraktor dalam bidang MEe. Memberikan teguran kepada supervisor kontraktor ME ataupun sub kontraktor bila terjadi penyimpangan pekerjaan di bidang ME

2.3.11. Drafter

Tanggung jawab drafter dipegang oleh Bapak Sunaryo yang mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain :a. Membuat shop drawing yang siap dilaksanakan dengan dikoordinasi oleh pelaksanab. Menyiapkan gambar dari revisi desain dan detail desain yang dibutuhkan untuk kegiatan pelaksanaan dilapanganc. Menghitung volumen berdasarkan data lapangan dan melaporkan pada administrasi teknik d. Menjaga peralatan gambar yang digunakan dalam kondisi bagus

2.3.12. Penanggungjawab Barang dan Gudang

Penanggungjawab barang dan gudang mempunyai wewenang dan tanggung jawab mengenai kontrol seluruh barang yang keluar masuk di areal proyek. Penanggungjawab barang dan gudang pada proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang adalah Bapak Eko Saharjono.

2.3.13. Site Operation Manager

Site operation manager proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang adalah Bapak Yudha Bakti, yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:a. Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan di lapanganb. Melaksanakan kegiatan sesuai dokumen kontrakc. Memotivasi pelaksana agar mampu bekerja dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggid. Menetapkan rencana dan petunjuk pelaksanaan untuk keperluan pengendalian dari pelaksanaan pekerjaan

2.3.14. Kepala Pelaksana

Kepala pelaksana proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang adalah Bapak Edi Sutrisno Sigit, yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:a. Melaksanakan semua tugas yang telah diorder oleh Manager Proyek. b. Mengawasi pekerjaan para pelaksana dan mandor apakah sudah sesuai dengan bestek dan gambar bestek. c. Memeriksa hasil opname borongan dan harian proyek yang telah dibuat oleh pelaksana. d. Melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan bestek, gambar bestek dan RAB yang telah di acc oleh manajer proyek. e. Memberi laporan semua hasil kegiatan pekerjaan proyek kepada manajer proyek. f. Memberikan pengarahan dan masalah teknik kepada para pelaksana. g. Membuat schedule pelaksanaan pekerjaan proyek yang bersifat khusus (disesuaikan dengan kondisi dan keadaan dilapangan)

2.3.15. Pelaksana

Pelaksana mempunyai wewenang dan tanggung jawab mengenai masalah-masalah teknis dilapangan serta mengkoordinasi pekerjaan-pekerjaan yang menjadi bagiannya. Pelaksana pada proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang adalah Bapak Sutiyo Suprianto, yang mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:a. Mengawasi dan mengkoordinasi pekerjaan para pelaksana dilapangan dan mencatat semua prestasi pekerjaan untuk dilaporkan kepada site managerb. Mengawasi metode pelaksanaan dilapangan untuk menghindarkan kesalahan pelaksanaanc. Bertanggung jawab kepada site manager terhadap pelaksanaan pekerjaan diproyek

2.3.16. Surveyor

Surveyor pada proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang adalah saudara Abd Gani, yang mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:a. Membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dalam proyekb. Bertanggung jawab atas data-data pengukuran di lapanganc. Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek

2.3.17. Peralatan

Penanggung jawab peralatan pada proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang adalah Bapak Agus Ahmadi Kunto, yang mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:a. Mengelola peralatan proyek seperti kendaraan dan alat berat sehingga alat dapat tersedia dalam jumlah yang cukup pada saat dibutuhkan untuk melaksanakan suatu item pekerjaan, misalnya pada saat pemasangan tower crane maka perlu tersedia alat tower crane dan mobil crane untuk membantu pemasangan dan segera dikembalikan ke pemilik setelah selesai terpakai untuk menghindari pembengkakan biaya sewa alat.b. Melakukan perawatan, pengecekan dan pemeliharaan alat-alat proyek sesuai jadwal yang sudah ditetapkan sehingga alat dapat berfungsi dengan baik saat digunakan serta pengurangan resiko kecelakaan akibat alat dalam kondisi tidak baik.c. Mengoperasikan dan memobilisasi alat sesuai dengan keperluan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.d. Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan peralatan setelah melewati pengontrolan kuantitas dan kualitas alat oleh quantity qontrol dan quality qontrol.e. Membuat dan mengisi buku harian operasional alat serta membuat laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan alat yang berisi nama alat yang digunakan, jumlah alat, waktu penggunaan serta untuk pekerjaan apa alat tersebut digunakan.f. Melakukan pengamanan, perbaikan dan penyimpanan peralatan diproyek serta membuat data inventaris peralatan yang ada di proyek.g. Melakukan pengecekan atau kalibrasi pada alat ukur seperti waterpass dan teodolit secara berkala sesuai prosedur sehingga alat ukur yang digunakan benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.h. Memberikan informasi mengenai alternative penggunaan alat untuk mendapatkan harga termurah serta menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan proyek.

2.3.18. Site Administration Manager

Site administration manager proyek dipegang oleh Bapak Happy Yanuar, yang memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain:a. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi di lapanganb. Membuat laporan keuangan mengenai seluruh pengeluaran proyekc. Membuat secara rinci pembukuan keuangan proyekd. Memeriksa pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan proyek

2.3.19. Keuangan dan Umum

Penanggung jawab keuangan dan umum pada proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang adalah saudara Nur Fajriyah, yang mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:a. Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja diproyek untuk pegawai bulanan sampai dengan pekerja harian dengan spesialisai keahlian masing-masing sesuai posisi organisasi proyek yang dibutuhkan. b. Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang dan lain-lain. c. Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek. d. Melayani tamu-tamuintern perusahaan maupun ekstern dan melakukan tugas umum. e. Mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja, menyimpan data-data kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji serta tunjangan karyawanf. Membuat laporan ke pemerintah daerah setempat, lurah atau kepolisian mengenai keberadaan proyek dan karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan.

2.3.20. Akuntansi

Penanggung jawab akuntansi pada proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang adalah saudara eko setianto, yang mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:a. Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta retribusi. b. Mengurus tagihan kepada pemilik proyek atau jika kontraktor nasional dengan banyak proyek maka bertugas juga membuat laporan ke kantor pusat serta menyiapkan dokumen untuk permintaan dana ke bagian keuangan pusat. c. Membantu site administration manager terutama dalam hal keuangan dan sumber daya manusia sehingga kegiatan pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik. d. Mencatat aktiva proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas, alat-alat proyek dan sejenisnya. e. Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor f. Memelihara bukti-bukti kerja sub bagian administrasi proyek serta data-data proyek.

28Laporan Kerja PraktekPembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel Jalan Pemuda no 45-51, SemarangEMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

40Laporan Kerja PraktekPembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel Jalan Pemuda no 45-51, SemarangEMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK12

36

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Struktur Organisasi dari pihak Kontraktor Pelaksana dapat dilihat pada gambar 2.4. berikut ini

33Laporan Kerja PraktekPembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel Jalan Pemuda no 45-51, SemarangEMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

Gambar 2.4. Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK12

1.3. Rencana Kerja

Rencana kerja adalah gambaran tentang kejadian yang akan berlangsung di proyek dari awal sampai akhir proyek. Adanya rencana kerja, pengendalian proyek lebih mudah dan berjalan lancar.

Kesinambungan kegiatan pekerjaan dapat diatur sehingga tidak ada kegiatan yang bersamaan dalam satu tempat dan dalam satu waktu yang sama. Dengan perencanaan kerja, pengawasan dapat berjalan dengan baik sehingga apabila terjadi penyimpangan pekerjaan dapat dengan mudah diketahui dan dapat dicari penyelesaiannya.

Dalam pembuatan rencana kerja proyek pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang, faktor-faktor penghambat diperhatikan antara lain :a. Keadaan cuaca yang tidak mengiijinkan untuk meneruskan pekerjaan, misalnya hujan lebat.b. Lokasi pekerjaan yang terbatas dan masalah sosial terkait lokasi proyek yang berada di kawasan padat pendudukc. Kondisi tanah yang rawan longsord. Keterlambatan penyediaan bahan material.e. Kenaikan harga akibat kenaikan harga BBM

2.4.1. Network Planning (Time Schedule)

Network planning (NWP) adalah suatu rencana penyusunan jaringan pekerjaan yang menggunakan alur, urutan waktu, dan jenis aktivitas. Prosedur penyusunan Network planning (NWP) secara umum adalah sebagai berikut :a. Menyusun daftar kegiatan yang ada di proyek.b. Menghitung volume tiap pekerjaan.c. Mempelajari saling ketergantungan setiap pekerjaan dan penyusunan diagram network.d. Menentukan jalur kritis diagram, dimana rentetan kegiatan yang diperkirakan tidak boleh terlambat dan mempengaruhi setiap kegiatan yang lain.

Istilah yang dijumpai dalam pembuatan Network planning (NWP) suatu proyek adalah :a. Durasi (duration)Adalah lama suatu pekerjaan dapat diselesaikan.b. DummyAdalah kegiatan semu yang saling tergantung dan tidak membutuhkan waktu dan tenaga kerja.c. Free floatingAdalah jumlah waktu pelaksanaan yang dapat diperpanjang tanpa mempengaruhi aktivitas berikutnya atau keseluruhan.

2.4.2. Kurva S

Kurva S merupakan time schedule yang dilengkapi dengan bobot atau nilai pekerjaan yang berupa grafik kumulatif dari masing-masing pekerjaan terhadap waktu. Kurva S lebih sering digunakan, karena mudah dimengerti dan mudah dilaksanakan di lapangan. Prestasi pekerjaan dapat dilihat dari bobot pekerjaan yang telah selesai. Persentase bobot pekerjaan dibuat dalam bentuk kurva S. Bobot masing-masing pekerjaan dapat dihitung dengan rumus :

Kurva S menunjukan uraian tentang pekerjaan yang mencakup macam-macam pekerjaan untuk merealisasikan masing-masing pekerjaan atau waktu pelaksanaan pekerjaan. Derajat kelengkungan kurva S menunjukkan jumlah aktivitas di dalam pelaksanaan suatu proyek, dimana semakin tegak kurva maka semakin banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu dan sebaliknya.

Secara garis besar tujuan dari pembuatan kurva S adalah sebagai berikut :a. Mengetahui jumlah persentase bobot pekerjaan yang telah, sedang, dan yang akan diselesaikan.b. Mengontrol kegiatan selama pelaksanaan untuk mengatisipasi waktu jika ada perubahan jadwal sehingga tidak mengganggu kegiatan secara keseluruhan dan mengetahui prestasi kegiatan. Kegiatan mempunyai prestasi yang baik jika kurva S realisasinya di atas kurva rencana dan begitu pula sebaliknya.c. Memudahkan konsultan pengawas untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan apakah sesuai dengan rencana.

34Laporan Kerja PraktekPembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel Jalan Pemuda no 45-51, SemarangEMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

Berikut ini adalah kurva S untuk proyek Pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang :

Gambar 2.5. Kurva S Proyek Pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang37Laporan Kerja PraktekPembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel Jalan Pemuda no 45-51, SemarangEMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

2.5. Pengendalian dan Pengawasan Proyek

Pengawasan dan pengendalian dalam suatu proyek konstruksi merupakan sesuatu yang penting dilaksanakan secara ketat untuk menghindari hal-hal yang merugikan terutama bila berada dalam kondisi rentang waktu yang sempit karena pada saat-saat itulah sering terjadi kelalaian untuk mutu yang harus dicapai.

Umumnya pengawasan proyek bersifat preventif sejauh mana peningkatan pekerjaan dan memeriksa apakah pekerjaan tersebut sudah memenuhi spesifikasi gambar rencana dan tujuan yang telah dibuat.Sedangkan pengendalian perlu dilakukan sebagai tindak lanjut dari pengawasan untuk mengontrol kualitas pekerjaan agar sesuai dengan rencana.

Tujuan yang ingin dicapai oleh proyek pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang dari pengendalian ini adalah:1. Agar memperoleh bangunan yang sesuai dengan standar mutu, serta memperhatikan ketentuan dan prosedur dari instansi yang berwenang dalam masalah pengendalian mutu.2. Waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan time schedule sehingga pihak pemilik proyek maupun pelaksana tidak merasa dirugikan karena adanya keterlambatan (pengendalian waktu).3. Peningkatan efisien pekerjaan sehingga dapat meminimalkan pengeluaran keuangan proyek (pengendalian biaya).

2.5.1. Pengendalian Mutu (Quality Control)

Pengendalian mutu pada proyek pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang ini dilakukan dengan dua cara, yaitu pengawasan dan pengarahan pelaksanaan serta uji mutu bahan material selama pelaksanaan berlangsung maupun setelah selesai pekerjaan. Dari pengendalian mutu diharapkan akan menghasilkan mutu pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam kontrak kerja.

Pengendalian dan pengawasan mutu dilakukan oleh kontraktor (PT. PP (Persero)) dan pengawas (PT. Pahala Agung). Kontraktor melakukan pengendalian dan pengawasan melalui tim-tim yang telah dibentuk sesuai dengan struktur organisasi kontraktor. Setiap tim melakukan pengendalian mutu sesuai dengan tugas dan wewenangnya masing-masing. Setiap tim memberikan laporan secara berkala kepada Project Manajer untuk dilaporkan kepada Direktur Utama.

2.5.2. Pengendalian Biaya (Budget Control)

Pengendalian biaya pelaksanaan bertujuan agar biaya yang dikeluarkan pada proyek tidak menyimpang atau melebihi dari biaya yang telah direncanakan. Pengendalian biaya yang diterapkan pada proyek pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang ini adalah dengan penekanan pengeluaran dalam beberapa hal :

a. Material atau BahanDalam pemakaian bahan diusahakan seefisien mungkin dan diusahakan tidak terjadi pembuangan material secara berlebihan. Hal tersebut dapat dicapai dengan memperhitungkan secara teliti kebutuhan bahan yang digunakan. Pengadaan bahan di lokasi proyek harus sesuai dengan kepentingannya. Jadwal kedatangan material berdasarkan volume kegiatan yang dapat dihitung dari jumlah dan jenis material yang diperlukan sehingga tidak terjadi pemuatan material secara percuma, misalnya: pasir atau kerikil yang datang diperiksa oleh pengawas apakah volume material tersebut sesuai dengan volume yang direncanakan, yaitu dengan cara mengukur bak truk dikaitkan dengan ketinggian material yang ada di dalamnya.Pengendalian material digunakan untuk mengetahui mutu pekerjaan yang dihasilkan apakah sesuai dengan persyaratan dalam kontrak kerja. Pengendalian material yang digunakan pada proyek apartement dan condotel ini, misalnya bahan material pasir yang dipakai sesuai dengan persyaratan agregat halus yang diperlukan atau tidak, pemeriksaan diawasi oleh pengawas proyek. Dan saat dilakukan Pile Driving Analyze tes apakah hasilnya sesuai dan segala prosedur tes diawasi oleh pihak pengawas proyek.

b. PeralatanPerencanaan secara cermat terhadap jenis peralatan yang dipakai sangat diperlukan karena sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan kemudahan pelaksanaan pekerjaan yang akhirnya akan berpengaruh pada biaya operasi yang akan dikeluarkan. Peralatan yang digunakan pada proyek ini telah sesuai dengan jumlah dan volume pekerjaan yang telah direncanakan. Jika terdapat keterlambatan waktu kedatangan peralatan maka hal ini disebabkan adanya masalah teknis.

c. Tenaga KerjaPemakaian tenaga kerja pada suatu pekerjaan harus disesuaikan dengan volume pekerjaan yang sedang dilaksanakan sehingga dapat dicapai kondisi yang optimal antara jumlah tenaga kerja yang ada dengan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan. Pada proyek yang ditinjau dapat diamati jumlah tenaga kerja yang digunakan sesuai dengan pekerjaan, hal ini dapat dibuktikan dengan ketepatan waktu pekerja dalam masuk, istirahat dan libur saat jam/hari kerja.

Dari point-point tersebut dapat diketahui bahwa pengendalian biaya pelaksanaan pada Proyek Pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang ini telah dilaksanakan dengan baik.

2.5.3. Pengendalian Waktu (Time Control)

Pengendalian waktu pelaksanaan adalah upaya untuk mengontrol agar pelaksanaan proyek tidak melebihi waktu yang telah direncanakan, yang didalamnya dibantu pengawasan aktivitas utama yang berada pada lintasan kritis dalam suatu kerangka target waktu. Pada lintasan kritis tidak boleh terjadi keterlambatan waktu, karena akan mempengaruhi umur proyek. Dalam monitoring dan pengendalian waktu juga digunakan bar chart dan network planning yang selanjutnya akan digunakan Critical Path Method (CPM), untuk dapat mengendalikan waktu dengan tepat. Pengendalian terhadap waktu pelaksanaan dititikberatkan pada upaya menyelesaikan proyek dalam waktu yang ditetapkan. Pengendalian waktu sangat penting terutama menyangkut waktu pelaksanaan proyek.

a. Man Power ScheduleMan power schedule merupakan bagian yang menganalisis kebutuhan tenaga kerja untuk menjaga waktu tertentu. Man power schedule pada proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang disusun berdasarkan bobot kegiatan pada time schedule yaitu dengan meninjau kemampuan satu orang pekerja untuk menyelesaikan satu satuan volume pekerjaan dalam satuan waktu (hari/minggu/bulan). Pekerjaan alat berat, jumlah pekerjaan yang dibutuhkan, dihitung dengan mempertimbangkan kapasitas alat. Kebutuhan pekerja saat awal kegiatan akan mengalami peningkatan sampai pertengahan kegiatan dan akan menurun saat akhir pekerjaan.

b. Material ScheduleMaterial schedule disusun berdasarkan bobot kegiatan pada time schedule. Material schedule menyatakan jumlah material dan peralatan yang dibutuhkan untuk jangka waktu tertentu. Penyusunan material schedule diperlukan untuk menjamin ketersediaan material dan peralatan yang diperlukan di lapangan. Jenis material yang diperlukan tergantung pada metode pelaksanaan proyek.

Dalam proyek Pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang pengendalian waktu secara riil dapat dimonitoring langsung dengan kurva S sehingga dapat diketahui perencanaan, pelaksanaan, dan kemajuan pekerjaan proyek, serta kontrol terhadap waktu bisa dikendalikan. Bentuk material schedule yang diterapkan dalam kurva S merupakan grafik hubungan antara bobot prestasi pekejaan dengan waktu pelaksanaan.

Untuk mengetahui prestasi pekerjaan, caranya dengan menghitung bobot tiap jenis pekejaan dalam suatu interval waktu. Setelah menentukan bobot prestasi kemudian dibuat rencana waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan masing-masing pekerjaan, kemudian menentukan waktu pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan terlebih dahulu.

Selama Kerja Praktek dilakukan, pengendalian waktu pelaksanaan tersebut telah dilakukan dengan baik. Pengawasan pekerjaan yang dilakukan meliputi:

a) Pengawasan Pekerjaan PenulanganPengawasan pekerjaan penulangan meliputi pekerjaan pemotongan, pembengkokan, perangkaian tulangan, pengecekan diameter tulangan, pengecekan jarak antar tulangan, penyambungan tulangan, jari-jari pembengkokan tulangan serta pemeriksaan kesesuaian hasil perakitan dengan desain gambar.

b) Pengawasan Pekerjaan BekistingPengawasan pekerjaan bekisting meliputi pekerjaan bahan-bahan yang akan digunakan dalam pembuatan bekisting, dalam proyek ini digunakan papan triplek dari kayu meranti yang memiliki tebal 15 mm. Pengecekan juga dilakukan pada balok-balok kayu yang digunakan sebagai bekisting. Dalam pemasangan bekisting kolom, harus dilakukan dengan teliti dengan mengukur ukuran kolom dari as ke as sehingga didapat kolom yang simetris dan seragam. Papan yang digunakan dalam bekisting plat adalah papan yang kuat menahan beban beton sehingga papan tidak melengkung dan menghasilkan permukaan yang rata.

c) Pengawasan Pekerjaan CorPada proyek ini pemadatan dilakukan dengan dua cara, yaitu pemadatan manual dan pemadatan dengan vibrator. Dengan manual menggunakan kayu panjang ataupun besi yang ditusuk-tusukkan ke beton atau yang sedang dicor. Pemadatan manual ini dilakukan pada daerah pengecoran yang jangkauannya masih mudah. Sedangkan pemadatan dengan vibrator menggunakan alat vibrator menyerupai tongkat getar elektrik. Pemadatan dengan vibrator ini dilakukan pada daerah pengecoran yang sulit dijangkau dengan cara manual.

c. Equipment ScheduleEquipment Schedule disusun berdasarkan kegiatan pada time schedule. Equipment Schedule menyatakan jumlah dan jenis peralatan yang dibutuhkan untuk jangka waktu tertentu. Penyusunan Equipment Schedule diperlukan untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan di lapangan. Jenis peralatan yang diperlukan tergantung pada metode pelaksanaan proyek. Equipment schedule pada Proyek Pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang ini telah dilaksanakan dengan baik. Ini dilihat dari jadwal kebutuhan peralatan, jadwal pemakaian peralatan, dan jadwal pendatangan material yang tersusun dengan baik, sehingga tidak ada keterlambatan dalam pengembalian peralatan dan kebutuhan material selalu tercukupi.

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK