21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laatar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu penerimaa Pasien Baru ? 2. Apa definisi timbang terima? 3. Apa saja masalah-masalah yang timbul pada penerimaan pasien baru? 4. Apa saja masalah-masalah yang timbul pada timbang terima? 1.3 Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang penerimaa Pasien Baru ? 2. Mahasiswa mengetahui tentang timbang terima? 3. Mahasiswa mengetahui tentang masalah-masalah yang timbul pada penerimaan pasien baru? 4. Mahasiswa mengetahui tentang masalah-masalah yang timbul pada timbang terima?

BAB 2 Timbang Terima

Embed Size (px)

DESCRIPTION

timbang

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Laatar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu penerimaa Pasien Baru ?

2. Apa definisi timbang terima?

3. Apa saja masalah-masalah yang timbul pada penerimaan pasien baru?

4. Apa saja masalah-masalah yang timbul pada timbang terima?

1.3 Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui tentang penerimaa Pasien Baru ?

2. Mahasiswa mengetahui tentang timbang terima?

3. Mahasiswa mengetahui tentang masalah-masalah yang timbul pada penerimaan pasien baru?

4. Mahasiswa mengetahui tentang masalah-masalah yang timbul pada timbang terima?

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penerimaan Pasien BaruA. PengertianPenerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib ruangan.B. Tujuan1. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan terapeutik.2. Meningkatkan komunikasi antara perawat dan klien.3. Mengetahui kondisi dan keadaan pasien secara umum.4. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS.C. Tahapan Penerimaan Pasien Baru1. Tahap pra penerimaan pasien baru

a. Menyiapkan kelengkapan administrasi

b. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan

c. Menyiapkan format penerimaan pasien baru

d. Menyiapkan format pengkajian

e. Menyiapkan leaflet

2. Tahap Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru

a. Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/katim/perawat

b. yang diberi delegasi.

c. Perawat memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarganya.

d. Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur (apabila pasien datang dengan kursi roda/branchard/kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman.e. Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar

f. Perawat memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi

g. ruangan, perawatan, dan tata tertib ruangan.

h. Perawat menyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah

disampaikan.

b. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format pengkajian.D. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan

1. Dilaksanakan setiap pasien masuk

2. Dilakukan oleh kepala ruangan, PP, dan PA

3. Melibatkan tenaga kesehatan lain misalnya dokter, ahli gizi, farmasi

4. Adanya unsur kolaborasi dan tanggung jawab.

5. Informasi yang disampaikan akurat, singkat, sistematis dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.

E. Peran Perawat Dalam Penerimaan Pasien Baru

1. Kepala ruangan

Menerima pasien baru

2. PPa. Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru.b. Menandatangani lembar penerimaan pasien baru.c. Melakukan pengkajian pada pasien baru.d. Mengorientasikan klien pada ruangan.e. Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter .yang bertanggung jawab.f. Mendokumentasikan penerimaan pasien baru

3. PA

Membantu katim dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru.

F. Kriteria Evaluasi.Evaluasi Struktur

1. Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan pasien baru, informed consent, format pengkajian, status, lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien dan lembar tata tertib pasien dan pengunjung.

2. Penerimaan pasien baru pada shif pagi dilakukan oleh kepala ruangan, PP, dan PA, sedangkan pada shif sore dilakukan oleh PP dan PA.

Evaluasi Proses

1. Pasien baru disambut oleh kepala ruangan,PP dan PA.

2. PP melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan dibantu oleh PA.

3. Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan, medis, serta tata tertib ruangan.

4. Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga.

Evaluasi Hasil

1. Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.

2. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis, serta tata tertib ruangan.2.2 Timbang TerimaA. Definisi Timbang Terima

Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien.Handover adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.B. Tujuan Timbang Terima1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada klien.3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.C. Langkah-langkah dalam Timbang Terima1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.2. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan.3. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift selanjutnya meliputi:a. Kondisi atau keadaan pasien secara umumb. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operanc. Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan4. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buri.5. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung melihat keadaan pasien.D. Prosedur dalam Timbang Terima1. Persiapana. Kedua kelompok dalam keadaan siap.b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.2. Pelaksanaan Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung jawab:a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya.d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :1) Identitas klien dan diagnosa medis.2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.4) Intervensi kolaborasi dan dependen.5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas.f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat.E. Metode dalam Timbang Terima1. Timbang terima dengan metode tradisionalBerdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di sebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:a. Dilakukan hanya di meja perawat.b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi.c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum.d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.2. Timbang terima dengan metode bedside handoverMenurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback.Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:a. Menggunakan Tape recorderMelakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way communication.b. Menggunakan komunikasi Oral atau spokenMelakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.c. Menggunakan komunikasi tertulis writtenMelakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja atau media tertulis lain.F. Faktor - faktor dalam Timbang Terima

1. Komunikasi yang objective antar sesama petugas kesehatan.

2. Pemahaman dalam penggunaan terminology keperawatan.

3. Kemampuan menginterpretasi medical record.

4. Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien.

5. Pemahaman tentang prosedur klinik.G. Dokumentasi dalam Timbang TerimaDokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat. Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:

a. Identitas pasien.

b. Diagnosa medis pesien.

c. Dokter yang menangani.

d. Kondisi umum pasien saat ini.

e. Masalah keperawatan.

f. Intervensi yang sudah dilakukan.

g. Intervensi yang belum dilakukan.

h. Tindakan kolaborasi.

i. Rencana umum dan persiapan lain.

j. Tanda tangan dan nama terang.H. Alur timbang terima

Alur Kegiatan

1. Dilaksanakan tepat pada wktu pergantian sif2. Dipimpin oleh kepala ruang atau penangung jawab pasien ( PP)3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien5. Timang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien6. Pada saat timbang terima dikamar pasien, menggunakan volume suara yang cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia pada pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan langsung didepan pasien7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di nurse stationI. Mekanisme Kegiatan Timbang TerimaTAHAPKEGIATANWAKTUTEMPATPELAKSANA

Persiapan

1. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift / operan.

2. Prinsip timbang terima, semua pasien dilakukan timbang terima khususnya penderita yang memiliki permasalahan yang belum / dapat teratasi serta yang membutuhkan observasi lebih lanjut.

3. PP/PA menyampaikan timbang terima kepada PP (yang menerima pendelegasian) berikutnya, hal yang perlu di sampaikan dalam timbang terima :

a. Aspek umum yang meliputi : M1 s/d M5;

b. Jumlah pasien ;

c. Identitas pasien dan diagnosis medis;

d. Data (keluhan / subyektif dan objektif);

e. Masalah keperawatan yang masih muncul;

f. Intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum);

g. Intervensi kolaboratif dan dependen;

h. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, dan program lainnya).

5 menitNers station

PP dan PA

Pelaksa-naan

Nurse Station

1. Kedua kelompok dinas sudah siap (shift jaga).2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.3. Kepala ruang membuka acara timbang terima.4. Penyampaian yang jelas, singkat dan padat oleh perawat aga (NIC)

5. Perawat jaga sif selanjutnya dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal hal yang telah ditimbang terimkn dan berhak menanyakan mengenai hal- hal yangkurang jelas.

Di Bed Pasien6. 6. Kepala ruang menyampaikan salam dan PP menanyakan kebutuhan dasar paien

7. 7. Perawat jaga selanjutya mengkajisecara penuh terhadap masalah keperawatan, kebutuhan, dan tindakan yang telah / belum dilaksanakan, serta hal hal penting lainnya elama masa keperawatan

8. 8. Hal hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya

20 menitNers station

Ruang/bed pasien

Karu, PP, PA

Post timbang terima1. Diskusi.

2. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada format timbangterima yang ditanda tangani oleh PP yang jaga saat itu dan PP yang jaga berikutnya diketahui oleh kepala ruangan

3. Di tutup oleh karu

10 menitNers station

Karu, PP, PA

J. Evaluasi dalam Timbang Terimaa. Evaluasi Struktur

Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain : Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer.b. Evaluasi ProsesProses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.c. Evaluasi HasilTimbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Mengidentifikasi pelaksanaan dan masalah-masalah yang sering timbul pada penerimaan pasien baru

3.1.1 Pelaksanaan penerimaan pasien baru

3. Tahap pra penerimaan pasien barua. Menyiapkan kelengkapan administrasi

b. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan

c. Menyiapkan format penerimaan pasien baru

d. Menyiapkan format pengkajian e. Menyiapkan leaflet

3. Tahap Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru

a. Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/katim/perawat yang diberi delegasi.

b. Perawat memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarganya.

c. Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur (apabila pasien datang dengan kursi roda/branchard/kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman.

d. Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar

e. Perawat memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi ruangan, perawatan, dan tata tertib ruangan.

f. Perawat menyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan.

g. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format pengkajian.

3.1.2 Masalah-masalah penerimaan pasien baru

1. Perbedaan pelayanan dari pasien umum dengan pasien asuransi.

Isu-isu yang beredar dimasyarakat mengatakan bahwa adanya perbedaan pelayanan kesehatan antara pasien umum dengan pasien asuransi yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien yang menggunakan jasa asuransi seperti BPJS, askes dll. Contoh: seperti perbedaan cara petugas kesehatan dalam melayani pasien mandiri dengan pasien BPJS.

2. Keluarga pasien yang tidak terima dengan pelayanan di rumah sakit

keluarga pasien merasa pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit tidak sesuai dengan yang diharapkan. Contoh: jika ruang inap penuh dan pasien baru tetap diterima tapi tidak mendapatkan ruangan sehingga pasien baru harus ditempatkan di UGD untuk sementara waktu sampai pasien lama pulang, padahal pasien baru sudah melunasi pembayaran. Itu yang menyebabkan keluarga pasien terkadang protes dengan pelayanan yang diberikan petugas kesehatan di rumah sakit.

3.2 Mengidentifikasi pelaksanaan dan masalah-masalah yang sering timbul pada timbang terima

3.2.1 Pelaksanaan timbang terima

A. Pra Timbang Terima (Di Ruang Perawat)

1) Kedua kelompok dinas sudah siap.

2) Masalah keperawatan dan intervensi keperawatan semua pasien telah dilaksanakan dan didokumentasikan oleh perawat pada dinas sebelumnya dan siap untuk ditimbang terimakan.

3) Hal-hal yang khusus dicatat, untuk diserahterimakan kepada perawat (PP dan PA) yang berdinas berikutnya.

B. Timbang Terima (Di Ruang Perawat)

1. Karu atau penanggung jawab membuka acara timbang terima.2. PP (Perawat Primer) menyampaikan timbang terima :

1) Identitas pasien dan diagnosa medis

2) Masalah keperawatan yang muncul

3) Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan

4) Tindakan keperawatan yang belum dilakukan

5) Rencana dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, konsultasi atau prosedur tidak rutin).

4. PP penerima timbang terima melakukan klarifikasi.C. Timbang Terima (Di Ruang Pasien)

PP (Perawat Primer) dan PA (Perawat Asosiat) penerima timbang terima melakukan klarifikasi, tanya jawab atau melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan.

Sedapatnya mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat. Lamanya timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit, kecuali dalam kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang lebih rinci.

D. Paska Timbang Terima (Di Ruang Perawat)

1. Diskusi untuk membahas permasalahan bila ada (dipimpin Karu / penanggung jawab).

2. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada format laporan ruangan.

3. Penandatanganan oleh Karu dan PP masing-masing kelompok dinas.

4. Acara timbang terima ditutup oleh Karu / penanggung jawab.3.2.2 Masalah-masalah timbang terima

1. Komunikasi antar perawat

Adanya miss komunikasi antar perawat pada saat overan. Contoh: saat perawat sift malam menyampaikan data pasien kepada perawat sift pagi terdapat perawat yang tidak mendengarkan dengan seksama atau ada perawat yang sedang menggunakan handphone yang menyebabkan terjadinya salah pemahaman tentang data pasien.

2. Kesalahan dalam overan

Saat melakukan timbang terima (overan) dilakukan oleh karu. Tapi karu tidak selalu ada pada setiap sift timbang terima, ini yang menyebabkan proses timbang terima menjadi kendala pada saat karu tidak sedang dinas.

3. Petugas kesehatan yang datang terlambat

Pada saat melakukan timbang terima dilaksanakan ada perawat yang terlambat datang dan tidak mengetahui data pasien yang disampaikan oleh karu. Sehingga perawat tersebut harus bertanya pada perawat yang bertugas pada sift tersebut tentang keadaan dan data pasien.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

REKOMENDATION:

Tindakan yang sudah

Dilanjutkan

Stop

Modifikasi

Strategi baru

ASSESSMENT :

KU ; TTV ;GCS ; SKALA NYERI ; SKALA RESIKO TERJATUH ; dan ROS

(poin yang penting)

9

RIWAYAT KEPERAWATAN

BACKGROUND

DATA DEMOGRAFI DIAGNOSIS MEDIS

DIAGNOSA KEPERAWATAN (DATA)

SITUATION