Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proses Pengolahan Kelapa Sawit
2.1.1 Stasiun Penerimaan
Hal ini sangat sederhana, sebagian besar jenis jembatan timbang sekarang
menggunakan sel-sel beban, dimana tekanan beban menyebabkan variasi
pada sistem listrik yang diukur. Pabrik Kelapa Sawit sekarang ini pada
umumnya sudah menggunakan jembatan timbang yang terintegrasi langsung
dengan sistem komputer.
Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan
timbang berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal sebelum TBS
dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang,
selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima dipabrik. TBS
yang telah ditimbang kemudian diterima oleh bagian Loading ramp, untuk
dilakukan penyortiran.Hal ini dilakukan untuk memisahkan antara TBS yang
layak diolah atau tidak (Daulay, 2017).
2.1.2 Stasiun Perebusan
Setelah disortir, TBS yang layak olah lalu dimasukan ke dalam lori rebusan
yang terbuat dari plat besi / baja berlubang-lubang (cage) dan langsung
dimasukkan ke dalam Sterilizer yaitu bejana perebusan yang menggunakan
uap air yang bertekanan antara 2.6 sampai 3.0 Kg/cm2.Proses perebusan ini
dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan kualitas
minyak CPO. Disamping itu, juga dimaksudkan agar buah sawit mudah lepas
dari tandannya (berondolan) dan memudahkan pemisahan daging buah sawit
dari cangkang dan inti (Daulay, 2017).
ii
2.1.3 Stasiun Kempa
Pada tahapan mesin Threser, buah yang masih melekat pada tandannya akan
dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan, sehingga buah tersebut
terlepas kemudian ditampung dan dibawa oleh Fruit Conveyor ke
Digester.Pada stasiun ini tandan buah segar yang telah direbus siap untuk
dipisahkan antara berondolan dan tandannya. Sebelum masuk kedalam
thresser TBS yang telah direbus diatur pemasukannya dengan menggunakan
auto feeder.Dengan menggunakan putaran TBS dibanting sehingga
berondolan lepas dari tandannya dan jatuh ke conveyor dan elevator untuk
didistribusikan kethreser untuk pembantingan kedua kalinya. Threser
mempunyai kecepatan putaran 22 – 25 rpm.Pada bagian dalam threser,
dipasang batang-batang besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi yang
memungkinkan berondolan keluar dari threser.Untuk tandan kosong sendiri
didistribusikan dengan empty bunch conveyor untuk didistribusikan ke
penampungan empty bunch (Daulay, 2017).
Berondolan yang keluar dari threser jatuh ke conveyor, kemudian diangkut
dengan fruit elevator ke top cross conveyor yang mendistribusikan
berondolan ke distributing conveyor untuk dimasukkan dalam tiap-tiap
digester.Digester adalah tangki silinder tegak yang dilengkapi pisau-pisau
pengaduk dengan kecepatan putaran 25-26 rpm, sehingga brondolan dapat
dicacah di dalam tangki ini.Bila tiap-tiap digester telah terisi penuh maka
brondolan menuju ke conveyor recycling, diteruskan ke elevator untuk
dikembalikan ke digester.Tujuan pelumatan adalah agar daging buah terlepas
dari biji sehingga mudah dipress. Untuk memudahkan pelumatan buah pada
digester diinjectsteam bersuhu sekitar 90 – 95 °C (Daulay, 2017).
2.1.4 Stasiun Klarifikasi
Minyak yang berasal dari stasiun press masih banyak mengandung kotoran-
kotoran yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain. Untuk
mendapatkan minyak yang memenuhi standar, maka perlu dilakukan
iii
pemurnian terhadap minyak tersebut. Pada stasiun ini terdiri dari beberapa
unit alat pengolah untuk memurnikan minyak produksi yang meliputi : Sand
Trap Tank, Vibrating Screen, Crude Oil Tank, Continous Settling Tank
(CST), Oil Tank, Purifier, Vacum Dryer, Sludge Oil Tank, Sludge Vibrating
Screen, Sludge Centrifuge, Fat Pit, dan Storage Tank (Daulay, 2017).
Gambar 2.1 Stasiun Klarifikasi
2.1.5 Stasiun Pengolahan Biji
Pada stasiun ini dilakukan aktifitas pemisahan serabut dari nut, pemisahan
inti dari cangkangnya dan juga pengeringan inti. Peralatan yang digunakan di
stasiun ini diantaranya : Cake Breaker Conveyor (CBC), Depericarper, Nut
Silo, Ripple Mill, Claybath, dan Kernel Silo (Daulay, 2017)
iv
2.1.6 Stasiun Pengolahan Biji
Pada stasiun ini dilakukan aktifitas pemisahan serabut dari nut, pemisahan
inti dari cangkangnya dan juga pengeringan inti. Peralatan yang digunakan di
stasiun ini diantaranya : Cake Breaker Conveyor (CBC), Depericarper, Nut
Silo, Ripple Mill, Claybath, dan Kernel Silo (Daulay, 2017)
Gambar 2.2 Stasiun Pengolahan Biji
2.2 Screw Press
Alur proses screw press ialah masuknya adonan kedalam silinder press
dengan mengisi worm, pada hal ini volume setiap space worm berbeda,
semakin mengarak ke as maka volume akan semakin kecil juga. Sehingga
perpindahan massa menyebabkan minyak terperas (Sembiring, 2008).
v
Menurut Sembiring (2008) dalam kenyataannya kempa yang dijumpai
dipabrik lazimnya terdiri dari screw press, yang menyebabkan hal itu antara
lain:
a. Kapasitas dari alat yang tinggi, dan dapat menghemat tempat jika
dibandingkan dengan hydraulic press, dengan kapasitas olah screw press
berkisar antara 5 -15 ton TBS/jam
b. Karena kapasitas yang tinggi maka biaya oprasional per ton TBS sangat
rendah
c. Kebutuhan operator untuk mengoprasikan lebih sedikit dibandingkan
degan hydraulic press
d. Kebutuhan tenaga yang rendah untuk memeras buah
e. Cake breaker conveyor lebih mudah memecahkan gumpalan cake yang
keluar
Disamping itu screw press itu sendiri memiliki kelemahan, antara lain:
a. Ongkos perawatan yang tinggi
b. Biji yang pecah karena cangkang yang tipis
c. Minyak yang keluar dari screw press lebih banyak mengandung padatan
Akibat dari pengempaan yang berfungsi juga sebagai pencincang dan
pengaduk adonan maka minyak lebih cenderung mengarah ke emulsi
sehingga dalam air buangan yang keluar ke fat-fit mengandung minyak yang
lebih tinggi Prinsip ekstraksi minyak dengan cara ini adalah menekan bahan
lumatan dalam tabung yang berlubang dengan alat ulir yeng berputar
sehingga minyak keluar lewat lubang-lubang tabung. Besarnya tekanan alat
ini dapat diatur secara elektris dan tergantung dari volume bahan yang di
press. Alat ini terdiri dari sebuah selinder yang berlubang lubang didalam
terdapat sebuah ulir yang berputar Tekanan hidrolik pada komulator 50 –
70kg / cm3
mengakibatkan ampas basah. Kehilangan minyak pada ampas dan
biji tidak sempurna karena akan mempengaruhi pada proses stasiun
selanjutnya, ampas yang basah akan mengakibatkan pembakaran didalam
vi
dapur tidak sempurna. Tekanan yang terlampau tinggi misalnya 70 kg / cm3
akan mengakibatkan kehilangan inti yang begitu tinggi, sehingga
keseimbangan dalam mesin ini sangat diperlukan. hal yang perlu
deperhatikan adalah ampas kempa yang keluar harus merata dalam arti tidak
terlalu basah dan tidak terlalu kering, bila terjadi gangguan atau kerusakan,
sehingga screw press harus berhenti untuk waktu yang lama maka untuk
mencegah hal - hal yang tidak diiginkan screw press harus selalu di periksa,
untuk perbaikan pada screw press maka ampas yang tertinggal didalam
mesin pengempa harus dikosongkan, sehingga dapat diperbaiki. Kecepatan
putar mesin pengempa harus disesuaikan dengan kapasitas TBS yang akan
dipress, dengan tujuan agar efisiensi proses pressing lebih optimal, sehingga
target yang diiginkan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan ketentuan -
ketentuan yang diterapkan oleh perusahaan (Sembiring, 2008).
Selanjutnya, minyak yang keluar dari Feeder Screw dan main Screw
ditampung dalam talang minyak (oil getter). Untuk mempermudah pemisahan
dan pengaliran minyak pada Feeder Screw dilakukan injeksi uap dan
penambahan air panas.
Gambar 2.3 Screw Press
vii
2.3 Detail Kerja Screw Press
Prinsip ekstraksi minyak dengan cara ini adalah menekan bahan lumatan
dalam tabung yang berlubang dengan alat ulir yeng berputar sehingga minyak
akan keluar lewat lubang-lubang tabung. Besarnya tekanan alat ini dapat
diatur secara elektris dan tergantung dari volume bahan yang di press. Alat ini
terdiri dari sebuah selinder yang berlubang - lubang didalam terdapat sebuah
ulir yang berputar. Tekanan kempa diatur oleh dua buah kerucut (conus)
berada pada kedua ujung pengempa, yang dapat digerakkan maju mundur
secara hidrolik. Tekanan hidrolik pada komulator 50 – 70 kg/cm3
mengakibatkan ampas basah. Kehilangan minyak pada ampas dan biji tidak
sempurna karena akan mempengaruhi pada proses stasiun selanjutnya, ampas
yang basah akan mengakibatkan pembakaran didalam dapur tidak sempurna
(Sembiring, 2008).
Tekanan yang terlampau tinggi misalnya 70 kg/cm3 akan mengakibatkan
kehilangan inti yang begitu tinggi sehingga keseimbangan dalam mesin ini
sangat diperlukan. hal yang perlu deperhatikan adalah ampas kempa yang
keluar harus merata dalam arti tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering, bila
terjadi gangguan/kerusakan, sehingga screw press harus berhenti untuk waktu
yang lama maka untuk mencegah hal - hal yang tidak diiginkan screw press
harus selalu di periksa, untuk perbaikan pada screw press maka ampas yang
tertinggal didalam mesin pengempa harus dikosongkan, sehingga dapat
diperbaiki.
Kecepatan putar mesin pengempa harus disesuaikan dengan kapasitas Tanda
Buah Segar yang akan dipress, dengan tujuan agar efesinsi proses pressing
lebih optimal, sehingga target yang diiginkan perusahaan dapat tercapai
sesuai dengan ketentuan - ketentuan yang diterapkan oleh perusahaan.
Screw Press dipakai untuk memisahkan minyak kasar dari daging buah yang
telah dicabik dengan Oil Losses dan nut pecahpada ampas press. Alat ini
terdiri dari sebuah selinder yang berlubang - lubang dan di dalamnya terdapat
2 buah ulir yang berputar berlawanan arah. tekanan Press diatur oleh 2 buah
viii
konus yang berbeda pada bagian ujung press, yang dapat digerakan maju
mundur secara hidrolic.
Masa yang keluar dari ketel adukan melaluifeeder Screw bagi Press yang
memakainya (sebahagian minyak keluar) masuk kedalam main screw untuk
di press lebih lanjut. Minyak yang keluar dari Feeder Screw dan main Srew
ditampung dalam talang minyak (oil getter). untuk mempermudah pemisahan
dan pengaliran minyak pada Feeder Screw dilakukan injeksi uap dan
penambahan air panas (Sembiring, 2008).
2.4 Cara kerja Mesin Screw Press
Motor listrik sebagai sumber gerakan yang berfungsi untuk menggerakkan
mesin double screw press. Screw press dihidupkan melalui panel kendali
sekaligus system hidroliknya,lalu dimasukkan air panas dengan suhu 90℃
melalui pipa masuk (pipe in-let). Motor listrik hidup memutar pulli melalui
poros motor dengan daya 30 kW dengan putaran 1475 rpm. Pulli
menggerakkan sabuk menghantarkan putaran ke pulli yang terpasang pada
poros yang menghubungkan ke gearreduserdan gear reduser digerakkan
poros utama yang dihubungkan dengan kopling.Poros utama menggerakkan
roda gigi perantara yang mengakibatkan kedua poros berulir akan bergerak
berlawanan arah dengan putaran yang sama (Sembiring, 2008).
Pada bagian akhir ulir terdapat dua buah conus yang digerakkan dengan
bantuan sistem hidrolic dengan gerakan maju mundur sesuai dengan tekanan
yang dibutuhkan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pengepresan dan
tekanannya sebesar 30-50 bar.
Minyak yang dihasilkan oleh mesin press dialirkan ke oil vibrating screnn
dan kemudian dialirkan ke crude oil tank untuk diproses lebih
lanjut,sedangkanserabut dan biji buah sawit yang masih mengandung 4%
minyak dialirkan ke cake breaker conveyor untuk proses selanjutnya.Motor
listrik memutar poros screw press yang direduksi (dikurangkan) putarannya
dari 1475 menjadi 12 rpm melalui speed reduser (Sembiring, 2008).
ix
Kapasitas screw press yang direncanakan harus sesuaikan dengan kapasitas
olahan pabrik. Dalam menentukan kapasitas 12 ton TBS/jam screw press
yang dipergunakan maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara
lain :
a. Sebelum kelapa sawit masuk kedalam screw press masa awal buah kelepa
sawit telah berkurang. Hal ini disebabkan karena berlangsungnya proses
penebahan pada mesin thresher. Massa sawit yang berkurang yang
dimaksud adalah berupa tandan kosong yang dipindahkan dengan
konveyor.
b. Untuk memperoleh hasil pressing yang baik yakni minyak sawit keluar
semua maka perlu diperhatikan bahwascrew press harus dalam keadaan
selalu penuh. Kondisi ini dibutuhkan untuk memperoleh efisiensi yang
lebih baik dari penekanan yang dilakukan sebab jika banyak ruang kosong
pada saat penekanan maka tidak berlangsung maksimal.
Motor listrik sebagai sumber gerakan yang berfungsi untuk menggerakan
mesin double screw press dihidupkan melalui panel kendali sekaligus system
hidroliknya, lalu dimasukkan air panas dengan suhu 90°C melalui pipa masuk
(pipe in-let). Motor listrik hidup memutar pulli melalui poros motor dengan
daya 22 kW dan putaran 1465 rpm. Pulli menggerakkan sabuk
menghantarkan putaran ke pulli yang terpasang pada poros yang
menghubungi ke gear reducer, dari gear reducer digerakan poros utama yang
dihubungkan dengan kopling. Poros utama menggerakan roda gigi perantara
yang mengakibatkan kedua poros berulir akan bergerak berlawanan arah
dangan putaran yang sama (Sembiring, 2008).
2.5 Tipe ulir Screw Press
Konfigurasidari sekrup adalah poros meruncing dan pitch konstan. Daerah
annular menurun melalui panjang sekrup dan mengambil nilai minimumnya
di ujung sekrup, Volume yang disapu oleh benang ulir di setiap belokan
adalah perkalian area annular dan jarak pitch. Tingkat kenaikan tekanan pada
x
Screw Press meruncing lebih tinggi dari tipe poros sekrup lurus (Lumban
gaol, 2017).
Gambar 2.4 Poros Meruncing dan sekrup jarak konstan
2.6 Materi Rancangan
Dalam masalah desain produk, fungsi sebuah produk menjadi sangat penting
untuk mengetahui proses dari perancangan itu sendiri. Fungsi produk menjadi
landasan dasar dari dibuatnya sebuah alat. Dalam beberapa hal sebuah alat
dapat berfungsi ganda/banyak sehingga dalam pendesainannya menjadi lebih
rumit. Contohnya “handlebar” pada sepeda, selain berfungsi sebagai kemudi
yang membelokkan sepeda ke kiri dan ke kanan juga berfungsi sebagai
tumpuan dari tubuh bagian atas si pengemudinya, juga berfungsi sebagai
tempat rem sekaligus tempat menahan tekanan tangan pada saat rem itu
ditekan (Ari Saddam, 2012).
Dengan demikian memahami fungsi dan karakteristik sebuah desain dapat
membantu dalam merancang sebuah alat menjadi lebih efisien dan tepat
guna.
Secara tradisional kita membagi teknik mesin menjadi fluida,termodinamik,
mekanik dan seterusnya. Tapi dalam desain produk kita dapat membagi
menjadi beberapa kategori:
a. Selection design (desain seleksi)
Secara umum dalam tipe ini, kita akan memilih satu item (atau lebih) dari
sebuah list suatu item sejenis. Kita biasanya melakukan desain tipe ini
ketika kita memiliki katalog suatu barang. Untuk memulai desain tipe ini
kita harus benar-benar mengetahui fungsi dan karakteristik dari suatu item
xi
dan kebutuhan dari alat yang kita desain. Misalnya dalam sebuah alat yang
kita rancang kita membutuhkan bantalan (bearing). Poros yang kita pakai
adalah poros yang memiliki diameter 20 mm, dan meneruskan beban 6675
N serta berputar pada 2000 rpm . maka kita harus memilih secara tepat
bantalan sesuai fungsi dan karkateriktiknya.
b. Configuration design (desain konfigurasi)
Pada tipe ini kita merakit semua bagian menjadi satu bagian yang utuh
berdasarkan fungsi dan karakteristiknya. Contoh sebuah komputer yang
terdiri atas keyboard, flopy disk, hardisk, power supply,mainboard harus
dirakit menjadi satu bagian yang berfungsi secara utuh. Dalam perakitan
ini yang diperlukan adalah metode perakitannya yang kita sebut dengan
desain konfigurasi.
c. Parametric design (desain parametris)
Pada tipe desain ini kita memerlukan sebuah besaran kuantitatif yang
menjadi parameter terbentuknya sebuah produk. Misalnya kita hendak
mendesain tanki penyimpanan berbentuk silider dengan kapasitas 4 m³.
Dalam penyelesainnya kita mendesain sesuai dengan ‘r’dan ‘t’ yang kita
inginkan sehingga begitu banyak kombinasi yang kita dapatkan. Disinilah
parameter menjadi penting.
d. Original design (desain asli)
Setiap proses desain yang kita kerjakan dan sebelumnya belum pernah
dibuat akan dinamakan dengan desain asli. Berbeda dengan tipe desain
sebelumnya (seleksi, konfigurasi dan parametris), maka jenis desain ini
benar-benar sesuatu yang unik dan baru yang kadang-kadang tidak dapat
diwakili oleh proses pada tipe lainnya.
e. Redesign (desain ulang)
Apa yang dinamakan desain ulang adalah mendesain sesuatu yang telah
eksis. Sebagian besar proses yang terjadi di industri adalah proses desain
ulang dari prototipe yang telah dibuat sebelumnya. Tapi dalam
xii
perkembangannya proses ini tidak stagnan dan kadang-kadang suatu
industri mengadakan perbaikan-perbaikan untuk memenuhi kebutuhan
pasar. Banyak contoh dari produk-produk redesign misalnya sepeda,
kendaran bermotor, peralatan elektronik dsb.
f. Permodelan dan Pembuatan Prototipe
Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak
bentuk model dan prototipe. Hal ini mencakup, antara lain model
pembuktian konsep, yang akan membantu tim pengembangan dalam
menunjukkan kelayakan (Ari Saddam, 2012).