20
3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jintan Hitam 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam Jintan hitam merupakan tanaman herbal berbunga tahunan (Achyad dan Rasyidah 2000). Tanaman jintan hitam merupakan tanaman semak dengan ketinggian lebih kurang 30 cm. Ekologi dan penyebaran tanaman ini tumbuh mulai dari daerah Levant, kawasan Mediterania timur sampai ke arah timur Samudera Indonesia, dan dikenal sebagai gulma semusim dengan keanekaragaman yang kecil. Budidaya perbanyakan tanaman dilakukan dengan biji (Hutapea 1994). Klasifikasi jintan hitam menurut Hutapea (1994) adalah: Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Ranunculales Famili : Ranunculaceae Genus : Nigella Spesies : Nigella sativa L. Deskripsi tanaman jintan hitam menurut Hutapea (1994) adalah sebagai berikut : Batang : Warna batang hijau kemerahan, tegak, lunak, beralur, berusuk dan berbulu kasar, rapat atau jarang dan disertai dengan adanya bulu-bulu yang berkelenjar. Daun : Bentuk daun lanset garis (lonjong), panjang 1,5 sampai 2 cm. Merupakan daun tunggal yang ujung dan pangkalnya runcing, tepi berigi dan berwarna hijau. Pertulangan menyirip dengan tiga tulang daun yang berbulu seperti pada Gambar 1.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jintan Hitam

2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam

Jintan hitam merupakan tanaman herbal berbunga tahunan (Achyad dan

Rasyidah 2000). Tanaman jintan hitam merupakan tanaman semak dengan

ketinggian lebih kurang 30 cm. Ekologi dan penyebaran tanaman ini tumbuh

mulai dari daerah Levant, kawasan Mediterania timur sampai ke arah timur

Samudera Indonesia, dan dikenal sebagai gulma semusim dengan

keanekaragaman yang kecil. Budidaya perbanyakan tanaman dilakukan dengan

biji (Hutapea 1994).

Klasifikasi jintan hitam menurut Hutapea (1994) adalah:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Ranunculales

Famili : Ranunculaceae

Genus : Nigella

Spesies : Nigella sativa L.

Deskripsi tanaman jintan hitam menurut Hutapea (1994) adalah sebagai

berikut :

Batang : Warna batang hijau kemerahan, tegak, lunak, beralur, berusuk dan

berbulu kasar, rapat atau jarang dan disertai dengan adanya bulu-bulu yang

berkelenjar.

Daun : Bentuk daun lanset garis (lonjong), panjang 1,5 sampai 2 cm.

Merupakan daun tunggal yang ujung dan pangkalnya runcing, tepi berigi dan

berwarna hijau. Pertulangan menyirip dengan tiga tulang daun yang berbulu

seperti pada Gambar 1.

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

4

Gambar 1 Daun jintan hitam (Sumber: Muharam 2010).

Bunga : Daun pembalut bunga (kelopak bunga) kecil, berjumlah lima,

berbentuk bundar telur, ujungnya agak meruncing sampai agak tumpul, pangkal

mengecil membentuk sudut yang pendek dan besar. Merupakan bunga majemuk

dan berbentuk karang. Mahkota bunga pada umumnya berjumlah delapan,

berwarna putih kekuningan, agak memanjang, lebih kecil dari kelopak bunga,

berbulu jarang dan pendek. Bibir bunga ada dua, bibir bunga bagian atas pendek,

berbentuk lanset dengan ujung memanjang berbentuk benang (Gambar 2). Ujung

bibir bagian bawah tumpul, benang sari banyak, dan gundul. Kepala sari jorong,

sedikit tajam, dan berwarna kuning. Tangkai sari berwarna kuning.

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

5

Gambar 2 Bunga jintan hitam (Sumber: Fatoni 2011).

Akar : Tunggang, cokelat

Buah : Polong, bulat panjang, dan cokelat kehitaman.

Biji : Kecil, bulat, hitam, berkeriput tidak beraturan dan sedikit

berbentuk kerucut, panjang 3 mm, berkelenjar (Gambar 3).

Gambar 3 Biji jintan hitam (Sumber: Qodiriyah 2010).

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

6

2.1.2 Kegunaan Jintan Hitam

Biji jintan hitam kerap digunakan sebagai salah satu bahan bumbu dapur

berbau khas. Biasanya, masakan-masakan daerah seperti dari Jawa dan Sumatera

sering menambahkan bahan ini ke dalam masakannya. Jenis jintan, terbagi dalam

dua rupa, yaitu jintan putih dan jintan hitam. Jintan putih lebih sering digunakan

sebagai bumbu masak dibanding jintan hitam. Khusus jintan hitam ternyata

banyak mengandung khasiat untuk mengatasi berbagai penyakit. Di beberapa

daerah, biji yang juga disebut jintan hitam pahit di Malaysia ini juga digunakan

sebagai peluruh keringat, peluruh kentut, obat perangsang, peluruh haid, serta

memperlancar air susu ibu (Anonim 2009).

Jintan hitam memiliki banyak kegunaan berdasarkan berbagai penelitian

yang telah dilakukan. Beberapa kegunaan jintan hitam adalah sebagai berikut :

a. Memperkuat sistem kekebalan tubuh

Jintan hitam meningkatkan rasio antara sel-T helper dengan sel-T penekan

(supressor) sebesar 55-72%, yang mengindikasikan peningkatan aktivitas

fungsional sel pembunuh alami dan efek jintan hitam sebagai imunomodulator

(El-Kadi et al. 1989; Haq et al. 1999). Kandungan timokuinon pada jintan hitam

menstimulasi sumsum tulang dan sel imun, produksi interferon, melindungi

kerusakan sel oleh infeksi virus, menghancurkan sel tumor dan meningkatkan

jumlah antibodi yang diproduksi sel-B (Gali-Muhtasib et al. 2007).

b. Memiliki aktivitas anti-histamin

Histamin adalah zat yang diproduksi oleh jaringan tubuh yang dapat

menyebabkan reaksi alergi dan berhubungan dengan suatu kondisi seperti asma

bronchial. Salah satu zat aktif yang diisolasi dari minyak atsiri jintan hitam adalah

nigellone (bentuk dimer dari ditimokuinon) yang memiliki aktivitas anti-histamin,

sehingga dapat digunakan untuk terapi asma bronkhial dan penyakit alergi

lainnya; mekanisme kerja nigellone sebagai anti-histamin adalah dengan

menghambat aktivitas protein kinase C dan menurunkan pengambilan kalsium

dari sel yang berguna menghambat aktivitas fungsional enzim fosfolipase A2 pada

metabolisme prostaglandin (Chakhravarthy 1993).

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

7

c. Aktivitas anti-tumor

Salomi et al. (1992) mengemukakan bahwa asam lemak berantai panjang

yang berasal dari jintan hitam dapat mencegah pembentukan Ehrlich Ascites

Carcinoma (EAC) dan sel Dalton’s Lymphoma Ascites (DLA) yang merupakan

jenis sel kanker yang umum ditemukan pada manusia. Kandungan timokuinon

pada jintan hitam dapat menyebabkan apoptosis pada sel kanker osteosarkoma

dengan mempengaruhi aktivitas gen p53 (Roepke et al. 2007). Pada kanker

esophagus, kandungan timokuinon juga menginduksi terjadinya apoptosis pada

sel kanker (Hoque et al. 2005). Kemampuan aktivitas anti kanker pada jintan

hitam juga didukung oleh efek sitotoksisitas secara in vivo dan in vitro ekstrak biji

jintan hitam (Salomi et al. 1992).

d. Anti Mikrobial

Ekstrak air jintan hitam memiliki aktivitas anti jamur pada pengujian in

vivo (Khan et al. 2003). Selain itu, zat aktif pada minyak atsiri jintan hitam efektif

melawan bakteri seperti Staphylococcus aureus (Hannan et al. 2008).

e. Anti peradangan

Kandungan timokuinon dan nigellone dalam minyak jintan hitam berguna

untuk mengurangi reaksi radang melalui aktivitas antioksidan (El Dakhakhny et

al. 2000; El Dakhakhny et al. 2002). Mekanisme anti radang lainnya dari

timokuinon adalah dengan menghambat pembentukan mediator peradangan

seperti leukotriene pada leukosit (Mansour and Tornhamre 2004; Hoque et al.

2005).

f. Meningkatkan laktasi

Penggunaan minyak jintan hitam dapat meningkatkan pengeluaran susu

ibu (Agrawala et al. 1971). Kombinasi dari bagian lipid dan struktur hormon

dalam jintan hitam berperan meningkatkan aliran susu (Gerritsma 1989).

Secara umum jintan hitam berguna untuk meningkatkan kesehatan tubuh,

menyediakan energi dengan cepat, meningkatkan metabolisme, melancarkan

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

8

pencernaan, memperlancar peredaran darah, menurunkan tekanan darah,

menurunkan tingkat gula darah, menstimulasi periode menstruasi, meningkatkan

aliran susu ibu, meningkatkan jumlah sperma, anthelmintik, meredakan bronkhitis

dan batuk, menurunkan demam, meredakan bronkhitis, menurunkan demam, dan

iritasi kulit (El-Tahir dan Ashour 1993).

Jintan hitam juga baik dikonsumsi oleh orang yang sehat karena jintan

hitam mengikat radikal bebas dan menghilangkannya. Selain itu, jintan hitam

mengandung beta karoten yang dikenal dapat menghancurkan sel karsinogenik.

Biji jintan hitam kaya akan sterol khususnya beta sterol yang dikenal mempunyai

aktivitas antikarsinogenik.

g. Memiliki aktivitas estrogenik

Parhizkar et al. (2011) menyatakan bahwa pemberian jintan hitam

memiliki aktivitas estrogenik yang mampu membantu menanggulangi tanda-tanda

menopause sehingga mampu digunakan sebagai terapi alternatif pengganti

hormon.

2.1.3 Kandungan Kimia Jintan Hitam

Biji dan daun jintan hitam mengandung saponin dan polifenol (Hutapea,

1994). Kandungan kimia jintan hitam adalah minyak atsiri, minyak lemak,

melantin (saponin), nigelin (zat pahit), zat samak, nigelon, timokuinon (Hargono

2009, diacu dalam Astawan). Sedangkan menurut Al-Jabre et al. (2003),

kandungan biji jintan hitam antara lain: timokuin, timohidrokuinon, ditimokuinon,

thymol, carvacrol, nigellicine, nigellidine, nigellimine-N-oxide dan alpha-hedrin.

Beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam jintan hitam merupakan senyawa

yang berperan sebagai antioksidan dan mampu menangkal radikal bebas.

Komposisi biji jintan hitam disajikan pada Tabel 1.

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

9

Tabel 1 Komposisi biji jintan hitam

Komposisi Jumlah (gr/100 gr)

Air

Lemak

Serat Kasar

Protein

Abu

Karbohidrat

6,4 ± 0,15

32,0 ± 0,54

6,6 ± 0,69

20,2 ± 0,82

4,0 ± 0,29

37,4 ± 0,87

Sumber: Nergiz dan Ötles (1993).

Biji jintan hitam juga mengandung senyawa logam jumlahnya 1510,8 mg

per 100 gr biji. Kandungan logam biji jintan hitam tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2 Kandungan logam dalam biji jintan hitam

Komposisi Jumlah (mg/100 gr biji jintan hitam)

Kalsium

Besi

Natrium

Kalium

188,0 ± 1,50

57,5 ± 0,50

85,3 ± 16,07

1180,0 ± 10,00

Sumber: Nergiz dan Ötles (1993).

Biji jintan hitam mengandung asam lemak tak jenuh dalam jumlah yang

cukup berarti. Secara lengkap komposisi asam lemak dan sterol yang terkandung

pada biji jintan hitam tersaji pada Tabel 3 dan 4.

Tabel 3 Komposisi asam lemak pada biji jintan hitam

Asam lemak Jumlah (gr/100 gr biji jintan hitam)

Miristat (C14:0)

Palmitat (C16:0)

Stearat (C18:0)

Oleat (C18:1)

Linoleat (C18:2)

Arakhidonat (C20:0)

Eicosanoid

1,2 ± 0,04

11,4 ± 1,00

2,9 ± 0,24

21,9 ± 1,00

60,8 ± 2,67

Sedikit

1,7 ± 0,11

Sumber : Nergiz dan Ötles (1993).

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

10

Tabel 4 Komposisi sterol pada biji jintan hitam

Sterol Jumlah (% per 100 gr biji jintan hitam)

Campesterol

Stigmasterol

β-sitosterol

11,9 ± 0,99

18,6 ± 1,52

69,4 ± 2,78

Sumber: Nergiz dan Ötles (1993).

Kandungan tokoferol dan polifenol dalam biji jintan hitam menunjukkan

adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai

obat dan zat pembentuk rasa. Selain itu, tokoferol juga merupakan senyawa yang

berperan sebagai antioksidan dan mampu menangkal radikal bebas. Kandungan

tokoferol dan polifenol dari minyak biji jintan hitam tersaji pada tabel 5.

Tabel 5 Kandungan tokoferol dan polifenol dari minyak biji jintan hitam

Komposisi Jumlah (µg/gr)

Total tokoferol

α-tokoferol

β-tokoferol

γ-tokoferol

Total polifenol

340 ± 8,66

40 ± 10,00

50 ± 15,00

250 ± 13,00

1744 ± 10,60

Sumber: Nergiz dan Ötles (1993).

Biji jintan hitam dapat dijadikan rekomendasi sebagai bahan makanan

tambahan yang cukup bergizi karena jintan hitam mengandung berbagai vitamin.

Kandungan vitamin biji jintan hitam tersaji pada tabel 6.

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

11

Tabel 6 Komposisi vitamin dari biji jintan hitam

Vitamin (µg per 100 gr) ARDA(%)

B1(Thamin)

B2(Riboflavin)

B6(Pyridoxin)

PP(Niasin)

Asam Folat

831 ± 11,36

63 ± 3,32

789 ± 8,89

6311 ± 16,52

42 ± 4,58

55,30

3,50

35,90

33,20

10,00

Sumber: Nergiz dan Ötles (1993).

Selain menerangkan jumlah vitamin yang terkandung dalam 100 gram biji

jintan hitam, tabel di atas juga menerangkan tentang Recommended Daily

Allowance (RDA) yaitu asupan vitamin yang disarankan setiap harinya.

Jintan hitam juga mengandung 8 jenis dari 10 asam amino essensial dan 7

jenis dari 10 asam amino non-essensial. Komposisi asam amino biji jintan hitam

tersaji pada tabel 7.

Tabel 7 Komposisi asam amino biji jintan hitam

Asam amino Persentase Asam amino Persentase

Alanin

Valin

Glisin

Isoleusin

Leusin

Prolin

Treonin

3,77

3,06

4,17

4,03

10,88

5,34

1,23

Serin

Asam aspartat

Metionin

Fenilalanin

Asam glutamat

Tirosin

Lisin

Arganin

1,98

5,02

6,16

7,93

13,21

6.08

7,62

19,52

Sumber: Babayan et al. (1978).

2.2 Madu

Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

manusia sebelum mengenal gula karena dapat langsung dikonsumsi tanpa diolah

(Suranto 2004). Madu merupakan zat kental manis yang dihasilkan oleh lebah

madu dari persediaan tanaman yang berbeda (Pohl dan Sergiel 2009). Madu

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

12

umumnya dikonsumsi dalam keadaan mentah, seperti kristal cair yang digunakan

sebagai obat, dimakan sebagai makanan atau dimasukkan sebagai bahan dalam

resep berbagai makanan. Madu juga dianggap sebagai indikator pencemaran

lingkungan (Bagci et al. 2007).

Secara umum madu berkhasiat untuk menghasilkan energi, meningkatkan

daya tahan tubuh, dan meningkatkan stamina. Selain itu, dalam madu terdapat zat

asetil kolin yang dapat melancarkan metabolisme seperti memperlancar peredaran

darah dan menurunkan tekanan darah. Madu mengandung zat antibakteri sehingga

baik untuk mengobati luka bakar dan infeksi. Salah satu sifat madu adalah

preservatif atau bersifat mengawetkan. Madu murni mempunyai sifat osmolalitas

yang tinggi sehingga bakteri sulit untuk hidup, sehingga madu sering dipakai

sebagai bahan pengawet dan dapat disimpan baik selama ratusan tahun (Suranto

2004).

Komposisi kimia dari lebah madu tergantung pada aktivitas biologi

tanaman yang dikumpulkan dan kondisi iklim makro dan mikro. Banyak senyawa

dalam madu yang berfungsi sebagai antioksidan. Salah satunya adalah asam L-

askorbat. Asam L-askorbat adalah antioksidan fase cair yang paling efektif

dalam plasma darah manusia yang berfungsi sebagai antioksidan fisiologis

penting untuk perlindungan terhadap penyakit dan proses degeneratif yang

disebabkan oleh stres oksidatif (Kesic et al. 2009).

Fruktosa, glukosa, dan sukrosa adalah komponen utama madu, selain zat-

zat gula lainnya dalam konsentrasi yang lebih sedikit. Terdapat juga zat lain dalam

jumlah sedikit yaitu asam amino, resin, protein, garam, dan mineral dan juga asam

organik, lakton, asam amino, mineral, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6,

vitamin C, vitamin K, niasin, asam pantotenat, asam folat, dan pigmen. Madu

mengandung banyak mineral seperti kalsium, besi, seng, kalium, fosfor,

magnesium, selenium, kromium dan mangan, natrium, kalium, dan alumunium

(Suranto 2004; Mohammed dan Babiker 2009). Kandungan mineral magnesium

dalam madu ternyata sama dengan kandungan magnesium yang ada dalam serum

darah manusia. Selain itu, kandungan mineral besi dalam madu dapat

meningkatkan kadar haemoglobin, sedangkan enzim yang penting dalam madu

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

13

adalah enzim diastase, glukosa oksidase, peroksidase, dan lipase. (Suranto 2004).

Madu biasanya juga dikonsumsi dengan cara dicampur dengan ekstrak jintan

hitam dan minyak zaitun. Dalam sediaan komersial juga banyak dijumpai

campuran madu dan jinten hitam atau madu, jintan hitam, dan minyak zaitun.

2.3 Mencit (Mus musculus)

Mencit (Mus musculus) adalah hewan pengerat (rodensia) yang cepat

berkembang biak dan mudah dipelihara dalam jumlah banyak. Pemeliharaannya

ekonomis dan efisien dalam hal tempat dan biaya. Variasi genetiknya cukup besar

dan memiliki karakteristik yang baik. Hewan ini paling kecil diantara jenisnya dan

memiliki galur mencit yang berwarna putih. Mencit hidup dalam daerah yang

cukup luas penyebarannya mulai dari iklim dingin, sedang, maupun panas dan

dapat terus-menerus di dalam kandang atau secara bebas sebagai hewan liar

(Malole dan Pramono 1989).

Menurut Hafez (2000), mencit merupakan salah satu hewan pengerat yang

biasanya digunakan sebagai hewan laboratorium. Hewan laboratorium ini sering

digunakan untuk penelitian dasar pada obat, toksikologi, medikasi, kultur jaringan

dan organ, mikologi, uji sensitifitas kulit, immunologi, opthalmologi, onkologi,

dan biologi reproduksi pada makhluk hidup.

Gambar 4 Mencit sebagai hewan model (Sumber: Raslytetebano 2011).

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

14

Menurut Besselsen (2004) taksonomi mencit adalah:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Subkelas : Theria

Ordo : Rodensia

Subordo : Sciurognathi

Famili : Muridae

Subfamili : Murinae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

Manusia telah mengembangkan mencit selama 4000 tahun di Mesir,

Yunani, dan China. Mencit laboratorium mempunyai berat badan kira-kira sama

dengan mencit liar yang banyak ditemukan di dalam gedung dan rumah yang

dihuni oleh manusia, dengan berat badan bervariasi 18 sampai 20 gram pada umur

empat minggu. Mencit merupakan hewan poliestrus dengan siklus estrusnya 4

sampai 5 hari dan lama estrusnya 12 sampai 14 jam. Lama kebuntingan mencit

adalah 19-21 hari dengan jumlah anak rata-rata enam ekor (Smith dan

Mangkoewidjojo 1988).

Mencit telah banyak digunakan dalam berbagai bidang penelitian medis

dan biomedis serta obat-obatan herbal. Mencit juga telah menjadi subyek dari

berbagai macam seleksi inbreeding karena memiliki karakter yang lebih untuk

pembelajaran. Oleh karena itu mencit memiliki nilai yang tinggi pada penelitian

genetik (Hafez 2000). Di beberapa negara seperti Jerman, mencit juga digunakan

untuk lebih menggali manfaat aplikasi terapeutik transplantasi stem cell sebagai

alternatif pengobatan diabetes tipe 1 karena beberapa penelitian sebelumnya telah

menunjukkan hasil positif pada mencit. Inggris dan Amerika melakukan

penelitian mengenai efek yang ditimbulkan akibat mengonsumsi produk

transgenik yang dijual di pasaran secara bebas dengan menggunakan mencit

sebagai hewan percobaannya (Prasetyo 2011). Menurut Akoso (2007) Amerika

Serikat juga menggunakan mencit pada penelitian yang bertujuan untuk mencegah

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

15

dan mengendalikan rabies karena setiap galur mencit putih dianggap sesuai untuk

inokulasi virus rabies.

2.4 Organ Reproduksi

Reproduksi adalah proses menghasilkan keturunan baru dengan tujuan

mempertahankan kelangsungan jenisnya agar tidak punah (Yatim 1982).

Keberlangsungan reproduksi ditentukan oleh organ reproduksi yang berperan

penting dalam proses kehidupan. Baik organ reproduksi jantan maupun betina

diperlukan dalam keadaan normal untuk mendukung keberhasilan reproduksi

hingga menghasilkan keturunan yang normal pula.

Fungsi reproduksi betina dapat dibagi menjadi dua tahapan utama, yaitu

tahap persiapan tubuh betina untuk menerima konsepsi dan kehamilan, serta masa

kehamilan itu sendiri. Reproduksi dimulai dengan perkembangan ova di dalam

ovarium (Guyton dan Hall 2008). Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang

ovarium dan sepasang tuba uterina (oviduktus) yang merupakan saluran

penghubung ovarium ke uterus. Di dekat uterus dan dipisahkan oleh serviks,

terdapat vagina (Eroschenko dan Victor 2003).

2.4.1 Ovarium

Ovarium merupakan organ reproduksi primer pada hewan betina yang

terdapat sepasang, berada di dalam rongga perut serta berfungsi menghasilkan

ovum (sel telur) dan hormon-hormon kelamin betina (Toelihere 1981). Susunan

histologinya terdiri atas korteks (zona parenkimatosa) dan medulla (zona

vaskulosa). Bagian korteks mengandung berbagai tingkatan perkembangan

folikel, sedangkan bagian medulla mengandung pembuluh darah, pembuluh

limfatik, saraf, dan beberapa sisa jaringan embrionik (Banks 1986).

Menurut Eroschenko dan Victor (2003), folikel ovarium dalam berbagai

tahap perkembangan, yang menempati daerah korteks biasanya dipenuhi oleh

folikel besar, matang, sampai ke bagian dalam daerah medulla. Berikut ini adalah

pengertian berbagai macam tahapan perkembangan folikel ovarium menurut

Constantinescu (2007):

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

16

Folikel primordial terdiri dari sel telur kecil yang belum matang dan

dilapisi oleh sel folikular berbentuk pipih selapis. Folikel ini juga biasa

disebut folikel ovaria unilaminar.

Folikel primer merupakan perkembangan dari folikel primordial yang

terdiri dari sebuah sel telur dan dilapisi dengan sel folikular berbentuk

kubus sebaris. Folikel ini juga dikelilingi selapis stroma dan sel-sel teka.

Folikel sekunder adalah folikel yang tumbuh dari folikel primer dan

dikelilingi sel folikular berbentuk kubus berlapis serta pada folikel ini

mulai terjadi perkembangan sel-sel teka.

Folikel tersier (de Graaf) merupakan folikel yang luas, memiliki sel telur

berukuran penuh dengan sebuah rongga pada daerah pusat yang disebut

antrum serta berisi cairan folikular, epitel folikular, sel teka yang sangat

berkembang, dan dilapisi oleh zona pelusida.

Berbagai bentuk folikel ovarium disajikan pada gambar 5.

Menurut Eroschenko dan Victor (2003), selain terdapat berbagai macam

tahapan perkembangan folikel ovarium, pada korteks mungkin terdapat korpus

luteum (CL) besar yang berasal dari folikel yang telah ovulasi dan folikel atresia

yang berdegenerasi dalam berbagai tahap perkembangan. Korpus luteum adalah

sebuah badan endokrin berwarna kuning yang terbentuk pada bagian folikel

ovarium yang mengalami ruptur dan berkembang dari sel granul dan teka interna

setelah ovulasi. Sedangkan folikel atresia merupakan sebuah folikel abnormal

dimana folikel tersebut matang namun tidak menjadi dominan (sebuah folikel

yang menjadi dominan akan matang sempurna dan membentuk korpus luteum).

Folikel ini berdegenerasi sebelum menjadi matang. Selama folikel primordial

berkembang menjadi folikel de Graaf banyak mengalami kematian. Kasus atresia

pada stadium muda lebih mudah lenyap dari pada stadium lanjut yang biasa

memakan waktu agak lama (Constantinescu 2007). Pada manusia, proses atresia

penting karena biasanya peristiwa tersebut normalnya hanya membuat satu folikel

tumbuh sampai cukup besar untuk berovulasi (Guyton dan Hall 2008).

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

17

a. b. c.

d. e.

Gambar 5 Skema berbagai tahap perkembangan folikel ovarium mamalia: a. Folikel

primordial, b. Folikel primer, c. Folikel sekunder, d. Korpus luteum, e. Folikel atresia

(Sumber: Halfian 2010).

Ovulasi adalah peristiwa pecahnya folikel de Graaf dan terlemparnya

ovum dari ovarium. Oosit sekunder yang terlempar keluar selanjutnya ditangkap

oleh fimbriae dari tuba falopii, kemudian menuju uterus. Pada rodensia, ovulasi

terjadi setiap 4 sampai 5 hari sepanjang tahun (Freeman 1988). Menurut Hafez

(2000) pada rodensia, dalam satu kali ovulasi dapat mengeluarkan 4 sampai 14

ova. Sel telur dikelilingi dengan cumulus oophorus yang menonjol sampai antrum

yang berisi cairan dalam folikel de Graaf. Cumulus oophorus berada pada sisi

yang berlawanan dari dinding folikular yang akan ruptur saat ovulasi. Ketika teka

eksterna ruptur saat ovulasi terjadi, lapisan dalam folikel menonjol melalui celah

untuk membentuk stigma atau papilla. Menurut Guyton dan Hall (2008) dalam

waktu 30 menit, cairan mulai mengalir dari folikel melalui stigma, dan sekitar 2

menit kemudian, stigma akan robek cukup besar. Akibat kerobekan tersebut,

cairan kental yang berada pada bagian tengah folikel akan keluar dengan

membawa ovum bersamanya. Ovulasi ditandai dengan rupturnya dinding folikular

dan pelepasan oosit. Oosit yang telah diovulasi dikelilingi oleh zona pelusida,

corona radiata, dan cumulus oophorus. Folikel de Graaf dapat dilihat pada gambar

6.

Oosit primer

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

18

Gambar 6 Skema Folikel de Graaf (Sumber: Halfian 2010).

Peningkatan tekanan cairan intrafolikular tidak berhubungan dengan

proses terjadinya ovulasi, melainkan karena terjadinya hidrolisis enzimatik dari

dinding folikular oleh pengaruh luteinizing hormone (LH) yang menghasilkan

enzim kolagenase, protease atau plasmin (Banks 1986). Hafez (2000) juga

menerangkan bahwa tikus dan mencit merupakan hewan yang melakukan

perkawinan pada malam hari (nocturnal breeders). Sebanyak 75% mencit mulai

mengalami birahi antara pada sore hari. Normalnya betina dapat menerima

pejantan selama tiga jam pertama dan biasanya ovulasi terjadi 8 sampai 11 jam

setelah birahi.

Menurut Guyton dan Hall (2008) luteinizing hormone (LH) dalam jumlah

yang besar diperlukan untuk pertumbuhan akhir folikel dan permulaan ovulasi.

Tanpa hormon ini, follicle stimulating hormone (FSH) yang tersedia dalam jumlah

besar pun tidak akan membuat folikel berkembang ke tahap ovulasi. Sekitar dua

hari sebelum ovulasi, laju kecepatan sekresi LH oleh kelenjar hipofise anterior

meningkat dengan pesat, menjadi 6 sampai 10 kali lipat. FSH juga meningkat

kira-kira 2 sampai 3 kali lipat pada saat bersamaan. FSH dan LH akan bekerja

secara sinergik untuk mengakibatkan pembengkakan folikel yang berlangsung

cepat selama beberapa hari sebelum ovulasi. LH juga mempunyai efek khusus

terhadap sel granulosa dan sel teka, yang mengubah kedua jenis sel tersebut

menjadi sel yang menyekresikan progesteron. Oleh karena itu, kecepatan sekresi

estrogen mulai menurun kira-kira satu hari sebelum ovulasi, sementara sejumlah

peningkatan progesteron mulai disekresikan.

Antrum

Zona pelusida corona radiata

cumulus oophorus

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

19

Selain melalui mekanisme hormonal, menurut Hardjopranjoto (1995),

ovulasi juga dapat terjadi melalui mekanisme neural dan periodisitas cahaya.

Mekanisme neural terjadi akibat adanya rangsangan dari luar pada serviks, baik

pada waktu kopulasi maupun secara buatan oleh batang gelas yang digesek-

gesekkan pada saluran serviks, akan diteruskan oleh saraf ke susunan saraf pusat.

Dalam hal ini diterima oleh hipotalamus sebagai pusat integrasi semua rangsangan

yang masuk dan releasing hormone (LH-RH) akan disekresikan dan melalui

sistem portal sampai pada kelenjar hipofisa anterior. Hormon LH meningkat

dalam darah mengakibatkan terjadinya ovulasi. Sedangkan mekanisme

periodisitas cahaya biasanya dikenal pada golongan burung. Cahaya yang diterima

oleh mata melalui saraf optika dibawa ke hipotalamus, releasing hormone

dikeluarkan menyebabkan peningkatan kadar LH dalam darah, mendorong

terjadinya ovulasi.

Kopulasi dapat dilaporkan untuk menstandarisasi waktu terjadinya ovulasi.

Empat jam setelah ovulasi terjadi, dinding folikel dibuat kembali, terutama sel

teka interna. Aktifitas ini tidak menunjukkan adanya granulosa sampai kira-kira

dua jam setelah ovulasi. Stigma akan tertutup dua belas jam setelah ovulasi

terjadi. Fibroblast kemudian menggantikan cairan dengan mengisi rongga di

tengah. Dua puluh empat jam setelah ovulasi sel-sel lutein telah terbentuk dan

cukup mengalami perkembangan untuk mengelilingi sebuah inti kecil di tengah.

Korpus luteum akan berkembang penuh dan mencapai ukuran maksimal tiga hari

setelah terjadi ovulasi. Apabila perkawinan tidak terjadi pada mencit betina, maka

akan terjadi pengaturan regresi dengan seketika (Hafez 2000).

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

20

Gambar 7 Gambaran histologis ovarium mamalia (Sumber: Eroschenko dan Victor 2003).

2.4.2 Uterus

Uterus adalah organ reproduksi betina yang utama pada kebanyakan

mamalia dan termasuk dalam salah satu organ reproduksi sekunder pada betina

(Toelihere 1981). Secara anatomi makroskopis, uterus terdiri dari tanduk (cornua),

badan (corpus), dan serviks uterus. Uterus memiliki fungsi untuk menerima

spermatozoa, mengantarkan spermatozoa ke oviduk, dan menciptakan lingkungan

optimal untuk implantasi (Ownby 2002). Selain itu, uterus berfungsi sebagai

tempat tertanamnya ovum yang telah dibuahi secara normal serta tempat

pemeliharaan embrio dan fetus yang sedang tumbuh (Hafez 2000). Uterus mencit

termasuk ke dalam tipe duplex, dimana terdapat dua tanduk uterus dengan satu

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

21

serviks pada masing-masing cornua. Tipe uterus tersebut merupakan penyesuaian

untuk reproduksi anak dalam jumlah banyak (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988).

Menurut Dellmann dan Brown (1992) secara histologis, uterus terdiri dari

endometrium (tunika mukosa), miometrium (tunika muskularis), dan perimetrium

(tunika serosa). Endometrium tersusun atas mukosa berupa epitel silindris sebaris

dengan lamina propia, submukosa, dan kelenjar uterus. Menurut Rosenfeld dan

Schatten (2007) estrogen menstimulasi perkembangan kelenjar uterus, sedangkan

progesteron memberikan perintah untuk mengeluarkan sekresi kelenjar uterus.

Miometrium terdiri dari otot polos yang tersusun pada lapis sirkuler dalam dan

longitudinal luar. Selama kebuntingan sel-sel otot ini dapat meningkat jumlahnya.

Sedangkan menurut Dellmann dan Brown (1992) perimetrium tersusun atas lapis

serosa. Gambaran histologis uterus beserta lapisan-lapisan penyusunnya tersaji

pada gambar 8.

Selama kebuntingan, uterus menyediakan tempat untuk implantasi,

pembentukan plasenta, dan merupakan lingkungan yang cocok untuk

perkembangan fetus. Endometrium memperlihatkan perubahan siklik baik

struktural maupun fungsional sebagai respons atas hormon estrogen dan

progesteron ovarium. Perubahan ini menyiapkan uterus untuk implantasi serta

tempat makan embrio dan fetus. Apabila implantasi tidak terjadi, pembuluh darah

di dalam endometrium akan melemah (Eroschenko dan Victor 2003). Perubahan

yang terjadi pada uterus memiliki kaitan yang erat dengan perubahan yang terjadi

pada embrio dan ovarium.

Menurut Hafez (2000) kelenjar uterus memiliki tiga macam tipe : (1) tipe

lurus; (2) tipe bercabang; dan (3) tipe menggulung atau berbelit khusus di dekat

alveoli. Banyak variasi bentuk kelenjar uterus antara spesies, jenis (breed),

keseimbangan hormonal, dan fase-fase dari siklus estrus. Mencit merupakan salah

satu hewan yang memiliki kelenjar uterus yang berbentuk lurus. Kelenjar uterus

menghasilkan beberapa produk diantaranya mukus, lipid, glikogen, dan protein.

Produk sekresi dari kelenjar uterus dan plasma darah merupakan campuran cairan

yang mengisi lumen uterus.

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Deskipsi Jintan Hitam ... · berwarna hijau. Pertulangan ... adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai ... selenium,

22

Gambar 8 Gambaran histologis uterus mamalia (Sumber: Eroschenko dan Victor 2003).