29
BAB 3 PILIHAN KATA (DIKSI) 3.1 Pendahuluan Pilihan kata (diksi) adalah hasil dari memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Hal yang perlu kita amati dalam pilihan kata yaitu : 1. Kemampuan memilih kata dimungkinkan bila seseorang memilki kosakata yang luas. 2. Kemampuan membedakan secara tepat kata-kata yang memiliki nuansa serumpun. 3. Kemampuan untuk memilih kata-kata yang tepat untuk situasi atau konteks tertentu. 3.2 Syarat Ketepatan Pemilihan Kata Terdapat 6 syarat, yaitu : 1. Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi. Contoh : Bunga mawar Bunga bank 2. Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim. Contoh : Pengubah Peubah 3. Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip ejaanya. Contoh : Intensif – insetif Preposisi – proposisi 4. Dapat memahami dengan tepat makna kata - kata abstrak. Contoh : Kebijakan, kebajikan, kebijaksanaan. 40

Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

  • Upload
    waduha

  • View
    15.249

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

BAB 3PILIHAN KATA (DIKSI)

3.1 Pendahuluan

Pilihan kata (diksi) adalah hasil dari memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Hal yang perlu kita amati dalam pilihan kata yaitu :

1. Kemampuan memilih kata dimungkinkan bila seseorang memilki kosakata yang luas.

2. Kemampuan membedakan secara tepat kata-kata yang memiliki nuansa serumpun.

3. Kemampuan untuk memilih kata-kata yang tepat untuk situasi atau konteks tertentu.

3.2 Syarat Ketepatan Pemilihan Kata

Terdapat 6 syarat, yaitu :

1. Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi.Contoh :

Bunga mawar Bunga bank

2. Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim.Contoh :

Pengubah Peubah

3. Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip ejaanya.Contoh :

Intensif – insetif Preposisi – proposisi

4. Dapat memahami dengan tepat makna kata - kata abstrak.Contoh : Kebijakan, kebajikan, kebijaksanaan.

5. Dapat memakai kata penghubung yang berpasang secara tepat.Contoh :

Antara….dan…. Tidak….tetapi…

6. Dapat membedakan kata-kata umum dan kata khusus.Contoh :

Kata umum : melihat Kata khusus : melirik, melotot, mengamati, mengawasi.

3.3 Gaya Bahasa, Idiom, dan Ungkapan Idiomatik.

40

Page 2: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

3.3.1 Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara penutur mengungkapkan maksudnya. Faktor yang mempengaruhi dalam berkomunikasi :

a. Cara dan media komunikasi b. Bidang ilmuc. Situasid. Ruang atau kontekse. Khalayakf. Tujuan

4.3.2 Idiom

Idiom adalah sebuah ungkapan yang artinya tidak secara langsung dapat dijabarkan.Contoh : gulung tikar, muka tembok, adu domba

4.3.3 Ungkapan Idiomatik

Ungkapan idiomatik adalah kelompok kata yang muncul bersama sebagai frasa.Contoh : bertemu dengan, dibacakan oleh, misalnya.

3.3.4 Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata dan Kata

3.3.4.1 Kesalahan Pemakaian Gabungan kata yang mana, dimana, daripada.Contoh : 1. Marilah kita dengarkan sambutan yang mana akan disampaikan oleh Pak

Lurah.2. demikian tadi sambutan Pak Lurah dimana Beliau telah menghimbau kita

untuk lebih tekun bekerja.3.3.4.2 Kesalahan Pemakaian Kata dengan, di, dan ke

Contoh : 1. Sampaikan salam saya dengan Dona 2. Mari kita tanyakan langsung dengan dokter ahlinya.

BAB 4

41

Page 3: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

KALIMAT4.1 Pendahuluan

Kalimat adalah bagian tulisan yang memilki struktur minimal subjek (s) dan predikat (p) dan intonasi sudah lengkap dengan maknanya.

4.2 Unsur Kalimat

Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang disebut sebagai peran kata. Unsur kalimat terdiri dari :

1. SubjekSubjek adalah bagian kalimat yang menunjuk pelaku, sesuatu hal yang menjadi

pokok pembicaraan.Contoh :

Yang berbaju batik dosen saya. Meja direktur besar

2. Predikat Predikat adalah kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan didalam suatu

kalimat.Contoh :

Kuda merumput. Ibu sedang tidur siang.

3. Objek Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi PContoh :

Orang itu menipu adik saya. Ayah memberi barang antik.

4. PelengkapPelengkap adalah bagian kalimat yang melengkapi P yang berada dibelakang

predikat.Contoh :

Kita benci pada kemunafikan. Pamanku membelikan mobil untuk anaknya.

5. Keterangan Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan P dalam kalimat.

Contoh : Polisi menyelidiki masalah dengan hati-hati. Kami akan berwisata ke puncak.

4.3 JenisKalimat

42

Page 4: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

BAGAN JENIS KALIMAT

Kalimat nominalkalimat tunggal kalimat adjektif

kalimat vebalMenurut jumlah kalimat numeralKlausanya

kalimat majemuk setara

kalimat majemukkalimat majemuk bertingkat

kalimat beritakalimat tanya

menurut bentuk kalimat perintahkalimat seru

KALIMATkalimat lengkap (mayor)

menurut kelengkapan unsurnya kalimat tak lengkap (minor)

menurut susunan kalimat versisubjek predikatnya kalimat inversi

4.3.1 Jenis Kalimat menurut jumlah Klausanya

Menurut jenis klausa pembentuknya, kalimat terbagi 2 macam:

1. Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu klausa.Contoh :

Kami mahasiswa indonesia ( kalimat nominal) Jawaban anak itu sangat tepat (kalimat objektival) Sapi-sapi sedang merumput (kalimat verbal)

2. Kalimat MajemukKalimat majemuk yaitu kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal. Kalimat majemuk terbagi atas 2, yaitu :

a. Kalimat majemuk Setara Cir-cirinya dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal, kedudukan setiap kalimat sejajar.Contoh :

Yuri mengonsep surat dan Eni mengetiknya. Engkau tinggal disini atau ikut dengan saya. Muridnya kaya tetapi ia miskin.

b. Kalimat Majeuk bertingkat

43

Page 5: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

Dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat perbedaan pada klausa pembentukanya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama.

TABEL PENGHUBUNG ANTAR KLAUSA DALAM

KALIMAT MAJEMUK BER

Jenis Hubungan Kata Penghubunga. Waktu

b. Syarat

c. Tujuand. Konsensife. Perbandinganf. Sebab/alasang. Akibat/hasilh. Cara/alati. Kemiripanj. Kenyataank. Penjelasan

Sejak, sadari, sewaktu, sementara, setelah, sambil, sehabis, ketika, hingga, sampai.

Jika, seandainya, andaikata, asalkan, kalau, apabila, bilamana, manakala,

Agar, supaya, untuk,biarWalaupun, meskipunSeperti, bagaikan, laksana, ibaratSebab, karenaSehingga, maka, sampai-sampaiDengan, tanpaSeolah-olah, seakanPadahalBahwa

Contoh kalimat majemuk bertingkat1. Kita harus bekerja keras agar berhasil.2. Dia datang ketika kami sedang rapat.3. Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.

4.3.2 Jenis kalimat majemuk menurut fungsinya

1. Kalimat beritaKalimat berita adalah kalimat yang digunakan penulis untuk memberitakan sesuatu.Contoh :

Perayaan HUT RI ke- 64 berlangsung meriah. Diskusi ilmiah dikampus diwarnai oleh perdebatan.

2. Kalimat TanyaKalimat tanya adalah kalimat yang digunakan penulis untuk memperoleh informasi atau jawaban yang diharapkan dari mitra komunikasi.Contoh :

Siapa tokoh pendidikan nasional? Kapan kamu akan selesai membuat makalah?

3. Kalimat PerintahKalimat perintah dipakai jira penulis ingin menyuruh atau melarang orang berbuat sesuatu.

44

Page 6: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

Contoh : Ayo, cari buku itu sampai dapat. Mohon diterima sumbangan ini.

4. Kalimat SeruKalimat seru dipakai oleh penutur untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat.Contoh :

Wah, indah sekali pemandanganya! Aduh, saya lupa mengerjakan PR!

Kalimat Tidak lengkap (kalimat minor)Contoh :

Dilarang masuk Awas! Kutunggu walau tak pasti

4.3.3 Kalimat Inversi

Kalimat inversi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjek sehingga terbentuk pola P-S Contoh :

Matikan televisi itu Ada enam syarat kalimat efektif Sepakat kami untuk membantu mereka

4.4 kalimat Efektifkalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penulis secara

tepat sehingga dipahami oleh pembaca.Syarat kalimat efektif ada 6 macam :

1. KesatuanKesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.

2. Kepaduan (koherensi)Kepaduan adalah terajadi hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat.

3. KeparalelanKepaarlelan adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, polanya dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.

4. KetepatanKetepatan adalah kesesuaian pemakaian unsur-unsur yang membentuk suatu kalimat sehingga tercipta suatu pengertian yang pasti.

5. KehematanKehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu.

6. KelogisanKelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis atau masuk akal.

45

Page 7: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

4.5 Beberapa Kasus Kalimat Tidak Efektif

Ada 3 kesalahan yang menyebabkan ketidak efektifan suatu kalimat :1. Kalimat yang tidak dipahami maknaya, tetapi terasa kurang pas dan seperti

ada yang mengganjal.2. Makna kalimatnya sukar dipahami karena mendua (ambigu)3. Jika terjadi salah nalar pada kalimat tersebut.

Contoh kalimat tidak efektif :1. Saya melihat kelakuan anak itu bingung2. Bagi yang menitip sepeda motor harap dikunci3. Bebas parkir

BAB 5ALINEA

46

Page 8: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

5.1 Pengertian Alenia

Alenia adalah satuan bentuk bahasa yang umumnya merupakan gabungan kalimat menjadi alenia, perlu memperhatikan adanya kesatuan dan kepaduan.

5.2 Struktur Alenia

Kalimat yang membangun alenia terdiri atas 2 macam, yaitu kalimat topik dan kalimat penjelas.Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok.Kalimat penjelas adalah kalimat yang berfungsi pendukung ide utama. Ciri kalimat topik :

1. merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.2. mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan.3. mempunyai arti yang jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.4. dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.

Ciri kalimat penjelas :1. merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.2. arti kalimat akan jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain.3. pembentukan perlu dperlukan kata sambung dan frasa transisi.

5.3 Persyaratan alenia

Syarat pembentukan alenia yang efektif,yaitu :

1. Kesatuan Alenia

Kesatuan kalimat terjadi jika seluruh kalimat dalam kalimat hanya membicarakan satu ide pokok.

2. Kepaduan Alenia

Kepaduan alenia terjadi jika aliran kalimat dalam alenia berjalan mulus dan lancar serta logis.

5.4 Jenis Alenia

Bagan Jenis Alenia

47

Page 9: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

Alenia deduktifAlenia induktif

1. Menurut posisi kalimat topiknya Alenia deduktif – induktif Alenia penuh kalimat topik

Alenia pesuasifAlenia argumentasi

ALENIA 2.menurut sifat isinya Alenia naratifAlenia deskritifAlenia ekspositoris

Alenia pembuka3. menurut fungsinya dalam karangan Alenia pengembang

Alenia penutup

5.4.1 Jenis Alenia menurut posisi Kalimat topiknya

a. Alenia Deduktif

Alenia deduktif adalah alenia yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu diikuti dengan rincian.Contoh alenia deduktif :Kebudayaan dapat dibagi atas 2 macam, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayan non fisik. Contoh dari kebudayaan non fisik yaitu berupa pemikiran dan tingkahlaku. Contoh kebudayaan fisik yaitu berupa patung, lukisan, rumah, mobil.

b. Alenia Induktif

Alenia induktif adalah alenia yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, lalu diakhiri dengan kalimat topik.Contoh alenia induktif :Yang termasuk kebudayaan non fisik yaitu berupa pemikiran tingkahlaku. Sedangkan contoh dari kebudayaan fisik berupa patung, lukisan, rumah, dan mobil. Jadi, kebudayaan terbagi 2 macam, yaitu kebudayaan fisik dan non fisik.

c. Alenia deduktif-induktif

Alenia deduktif-induktif merupakan alenia campuran yang mana kalimat pada akhir kalimat menegaskan kembali gagasan utama pada awal alenia.Contoh :

Pemerintah menyadari bahwa rakyat indonesia memerlukan rumah murah, sehat dan kuat. Departemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah tetapi kuat. Sepertinya, bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung betapa sangat menarik para ahli, karena tahan api dan air. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah murah, sehat, dan kuat.

d. Alenia Penuh kalimat topikAlenia yang memiliki kalimat-kalimat yang sama pentingya sehingga tidak ada satu pun yang bukan topik.Contoh :

48

Page 10: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

Pagi hari itu aku duduk dibelakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan badan. Didepanku bermekaran bunga beraneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar.

5.4.2 Jenis Alenia menurut sifat isinyaMenurut sifatnya alenia terbagi atas 5 macam :

1. Alenia persuatif, yaitu alenia yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi pembaca.

2. Alenia argumentatif, yaitu alenia yang membahas sesuatu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.

3. Alenia noratif, yaitu alenia yang menuturkan peristiwa dalam bentuk cerita.4. Alenia deskritif, yaitu alenia yang melukiskan sesuatu 5. Alenia ekspotoris, yaitu alenia yang memaparkan suatu fakta.

5.4.3 Jenis Alenia menurut fungsinyaMenurut fungsinya, alenia terbagi atas 3 macam :

1. Alenia pembuka memiliki fungsi, yaitu :a. Menghantar pokok pembicaraan.b. Menarik minat dan perhatian pembaca.c. Menyiapkan pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.

2. Alenia pengembang memiliki fungsi, yaitu :a. Mengemukakan inti persoalan.b. Memberi ilustrasi atau contoh.c. Menjelaskanhal yangakan diuraikan pada alenia berikutnya.d. Meringkas alenia sebelumnyae. Mempersiapkan landasan bagi simpulan.

3. Alenia Penutup Hal – hal yang harus diperhatikan dalam penyajian alenia penutup :

a. Sebagai bagian penutup, alenia tidak boleh terlalu panjang.b. Isi alenia harus berisi simpulan.c. Alenia dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembaca.

5.5 Pengembangan Alenia Dalam pengembangan alenia yang digunakan unuk penulisan karangan, diantaranya digunakan metode defenisi, proses, contoh, sebab – akibat, umum – khusus dan klarifikasi. 5.5.1 Metode DefenisiMetode defenisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsep istilah tertentu.

5.5.2 Metode Proses Apabila isi alenia yang menguraikan suatu proses untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu.

5.5.3 Metode ContohMetode contoh adalah metode yang digunakan contoh – contoh yang lebih terperinci tentunya harus disusun berbentuk alenia.

49

Page 11: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

5.5.4 Metode Sebab – AkibatMetode sebab – akibat dipergunakan untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkan

5.5.5 Metode khusus - UmumMetode ini lebih banyak digunakan untuk mengembangkan gagasan alenia agar lebih tampak teratur.

5.5.6 Metode KlarifikasiMetode klarifikasi digunakan untuk mengelompokan benda – benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri seperti sifat, bentuk, ukuran, serta untuk mendapatkan generalisasi.

BAB 6TOPIK, TEMA DAN KERANGKA KARANGAN

50

Page 12: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

6.1 Pendahuluan Dalam penulisan karangan, biasanya langkah yang pertama kali dilakukan adalah mentukan tama. Untuk topik dan kerangka karangan juga merupakan salah satu unsur terpenting yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain.

6.2 Topik dan JudulTopk adalah suatu hal yang menjadi pokok pembicaran dalam membentuk karangan.Topik karangan harus sesuatu yang nyata. Sedangkan juduk merupakan perincian atau penjabaran dari topik. Topik dan judul memiliki kesamaan dalam hal sama – sama menjadi judul karangan. Sedangkan, beda antara keduanya yaitu, kalau topik bersifat umum dan belum meggambarkan sudut pandang penulisnya, namun judul lebih spesifik dan telah menggambarkan sudut pandang penulisnya. Untuk penulisan topik, hendaknya dipersempit agar nantinya pembicaraan tidak melebar.Cara untuk mempersempit topik, antara lain :

1. memecah pokok pembicaraan menjadi bagian yang kecil2. menulis pokok umum dan membuat daftar aspek3. mengajukan lima pertanyaan menjadi pokok pembicaraan yaitu : apa, siapa,

dimana, dan bagaimana.

6.3 Tema dan TesisTema adalah sesuatu yang melatar belakangi dan mendorong seseorang

menuliskan karangan. Penetapan tema dalam penulian karangan sangat penting karena sebagai pedoman untuk menulis karangan secar teratur dan jelas sehingga isinya tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan penulis.

Tesis adalah pernyataan singkat tentang maksud dan tujuan penulis. Dalam karangan istilah tesis sering disebut dengan hipotesis, yaitu pernyataan yang masih rendah, dan perlu dibuktikan kebenaranya.

6.4 Keranagka KaranganKerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utamanya adalah mengatur hubungan antara gagasan – gagasan. Dengan adanya kerangka karangan, kita dapat melihat kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan karangan. Tahapan dalam proses penyusunan karangan, yaitu memilih topik dan tema, mengumpulkan informasi, mengatur starategi penempatan gagasan, dan menulis kerangka karangan.

6.5 Bentuk Kerangka Karangan Kerangka karangan ada 2 macam, yaitu kerangka topik dan kerangka kalimat.

Kerangka topik terdiri atas kata, frasa, dan klausa yang ditandai dengan kode yang lazim untuk menyatakan hubungan antar gagasan.

Kerangka kalimat bersifat resmi dan unsur – unsurnya tampil berupa kalimat lengkap kerangka dibentuk dengan sistem tanda atau kode tertentu.

Contoh Pengodean kerangka topik

Gabungan angka dan huruf Angka Arab (digit)II. SEBAB-SEBAB KERESAHAN 2. SEBAB-SEBAB

51

Page 13: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

BURUH KERESAHAN BURUH

A. Finansial 2.1 Finansial1. Gaji pkok 2.1.1 Gaji pokoka. Buruh terampil 2.1.1.1 Buruh terampilb. Buruh kasar 2.1.1.2 Buruh kasar

2. Perumahan 2.1.2 perumahana. Buruh yang Sudah Berkeluarga 2.1.2.2 Buruh yang Sudah Berkeluargab. Buruh yang Belum Berkeluarga 2.1.2.2 Buruh yang Belum Berkeluarga

3. Pemeliharaan kesehatan 2.1.3 Pemeliharaan kesehatana. Buruh lelaki 2.1.3.1 Buruh lelakib. Buruh Perempuan 2.1.3.2 Buruh Perempuan

6.5.1 Pola penyusunan kerangka karanganPola penyusunan kerangaka kerangan terbagi 2 macam, yaitu pola alamiah dan pola logis

6.5.1.1 Pola AlamiahDalam penyusunan kerangka alamiah terbagi 2 yaitu ruang dan waktu.

a. Urutan RuangUrutan ruang adalah pola penguraian yang menggambarkan keadaaan suatu ruang atau tempat.b. Urutan WaktuUrutan waktu adalah pola penguraian berdasarkan urutan kejadian suatu peristiwa secara kronologis.

6.5.1.2 Pola LogisAda berbagai macam urutan pola logis diantaranya urutan klimaks, sebab – akibat pemecahan masalah, dan umum - khusus.

Contoh Urutan KlimaksTopik : Kejatuhan SoehartoI. Praktik KKN MerajalelaII. Keresahan di Tengah MasyrakatIII. Kerusuhan Sosial dimana – manaIV. Tuntutan Reformasi MenggemaV. Kejatuhan yang Tragis

Contoh Urutan Sebab AkibatTopik : Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar1. Kebakaran di Tanah Tinggi2. Penyebab Kebakaran3. Kerugian yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah4. Rencana Rehabilitasi Fisik

Contoh Urutan Pemecahan MasalahTopik : Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya

1. Apakah Ecstasy2. Bahaya Ecstasy

52

Page 14: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

2.1 Pengaruh Ecstasy terhadap Syaraf Pemakaianya2.2 Penagruh Ecstasy terhadap Masyarakat2.3 Gangguan Kesehatan Masyarakat2.4 Gangguan Kriminalitas

3. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy4. Simpulan dan Saran

Contoh Urutan Umum – KhususTopik : Komunikasi Lisan I. Komunikasi dan Bahasa II. Komunikasi Lisan dan Perangkatnya

A. Kemampuan Kebahasaan1. Olah Vokal2. Volume dan Nada Suara

III. Praktik Komunikasi Lisan

BAB 7PENULISAN KARANGAN

7.1 Pengertian Mengarang dan Karangan

53

Page 15: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

Mengarang adalah pekerjaan merangkai Kata, Kalimat, dan Alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa Karangan.Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasaan.

7.2 Penggolongan Karangan menurut Bobot Isinya

7.3 Karangan Ilmiah, Semialmiah, dan NonilmiahBerdasarkan bobot isinya, karangan terbagi 3 jenis, yaitu Karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah. Contoh dari karangan ilmiah antara lain disertasi, makalah, skripsi, tesis. Contoh karangan semiilmiah antara lain artikel, berita, editorial, laporan, opini. Karangan ilmiah memiliki aturan baku yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Karangan nonilmiah yaitu karangan yang tidak memiliki aturan baku.

PERBEDAAN KARANGAN ILMIAH, SEMIILMIAH, NONILMIAH

KarakteristikSumber

Karangan IlmiahPengamatan, faktual

Karangan semiilmiah pengamatan, faktual

Karangan nonilmiah nonfaktual

sifatalurbahasa

bentuk

objektifsistematis, metodisdenotatif, ragam

argumentasi, campuran

objektif + subjektifsistematis, kronologis(denotatif + konotatif)

eksposisi, persuasi,deskripsi, campuran

subjektifbebasdenotatif/konotatifsemiformal/informalnarasi, deskripsi,campuran

7.2.2 Ciri Karangan Ilmiah dan Semi ilmiah

Ciri karangan ilmiah ada 3 macam, yaitu : 1. Karangan ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian 2. Tulisan ilmiah bersifat metodis dan sistematis 3. Dalam pembahasannya tulisan ilmiah menggunakan laras ilmiah

7.3 Penggolongan Karangan menurut Cara Penyajian dan Tujuan Penulisannya

Karangan terbagi atas enam macam, yaitu :1. Deskripsi 4. Argumentasi2. Narasi 5. Persuasi3. Eksposisi 6. Campuran

7.3.1 Karangan DeskripsiDeskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan melukiskan objek yang sebenarnya. Dalam penulisan karangan deskripsi ada dua macam pendekatan yang dilakukan, yaitu:

54

Page 16: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

1. Pendekatan realistis Pendekatan yang dilakukan dengan memotet hal subjektif mungkin sesuai dengan keadaan yang dilihat.

2. Pendekatan impresionistisImpresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif.

7.3.2 Karangan NarasiKarangan narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis berdasarkan urutan waktu. Narasi terbagi 2 macam, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca agar pengetahuannya bertanbah luas.

7.3.3 Karangan EksposisiKarangan eksposisi adalah karangan yang bertujuan untuk memberi tahu, mengupas, atau menerangakan sesuatu.

7.3.4 Karangan ArgumentasiTujuan karangan argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca agar menerima sikap dan tingkah laku tertentu.Ciri – ciri karangan argumentasi1. mengemukakan alasan atau bantahan dengan tujuan mempengaruhi keyakinan pembaca2. mengusahakan pemecahan masalah3. mendiskusikan suatu persolan tanpa mencapai satu penyelesaian

7.3.5 Karangan PersuasiKarangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal – hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta. Karangan persuasi digolongkan menjadi empat macam, yaitu persuasi politik, pendidikan, advertansi, dan propaganda.

7.3.6 Karangan CampuranKarangan campuran merupakan yang dikombinasi antara karangan yang satu denagn yang lainnya. Isinya berupa gabungan eksposisi dengan deskripsi, atau eksposisi dengan argumentasi. Dalam wacana yang sering kita temukan narasi berperan sebagai ilustrasi karangan eksposisi atau persuasi.

KATA PENGANTAR

55

Page 17: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

Dalam penyusunan resume Bahasa Indonesia ini, dengan maksud untuk memberi kemudahan bagi para siswa untuk memahami tentang materi dalam pembelajaran kuliah.Penyusun menyadari dalam proses penyusunannya banyak terdapat kekurangan, tetapi penyusun meyakini bahwa sekecil apapun resume ini akan tetap memberi manfaat bagi para pembacanya.Untuk proses penyempurnaan resume Bahasa Indonesia selanjutnya, kritik serta saran dari pembaca sangat dinantikan.

Bandar Lampung, Januari 2010

Penyusun

DAFTAR ISI

56

Page 18: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I FUNGSI BAHASA DAN RAGAM BAHASA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1I.I Pentingnya Bahasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1I.2 Fungsi Bahasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1I.3 Ragam Bahasa dan Laras Bahasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2I.4 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

BAB 2 EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 72.1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 72.2 Ruang lingkup EYD . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 82.2.1 Pemakaian Huruf . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 82.2.1.1 Abjad, Vokal, dan Konsonan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 82.2.1.2 Pemenggalan Kata . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 82.2.1.3 Nama Diri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 102.2.2 Penulisan Huruf Kapital dan Huruf Miring . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 112.2.3 Penulisan Kata . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 172.2.4 Penulisan Unsur Serapan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 252.2.4.1 Kaidah Penyerapan Huruf dari Bahasa Asing . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25 ke dalam Bahasa Indonesia2.2.4.2 Kaidah Penyerapan Akhiran Asing . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25 ke dalam Bahasa Indonesia2.2.5 Pemakaian Tanda Baca . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26

BAB 3 PILIHAN KATA (DIKSI) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3.1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3.2 Syarat Ketepatan Pemilihan Kata . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3.3 Gaya Bahasa, Idiom, dan Ungkapan Idiomatik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.3.1 Gaya Bahasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.3.2 Idiom . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3.3.3 Ungkapan Idiomatik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3.3.4 Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata dan Kata . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.3.4.1 Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . yang mana, dimana, dari pada3.3.4.2 Kesalahan Pemakaian Kata . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . dengan, di, dan ke

BAB 4 KALIMAT4.1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4.2 Unsur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4.3 Jenis Kalimat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4.3.1 Jenis Kalimat menurut Jumlah Klausanya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4.3.2 Jenis kalimat menurut Fungsinya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4.3.3 Kalimat Inversi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4.4 Kalimat Efektif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4.5 Beberapa Kasus Kalimat Tidak Efektif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB 5 ALINEA5.1 Pengertian Alinea . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

57

Page 19: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

5.2 Struktur Alinea . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.3 Persyaratan Alinea . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5.4 Jenis Alinea . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5.4.1 Jenis Alinea menurut Posisi Kalimat Topiknya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.4.2 Jenis Alinea menurut Sifat Isinya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5.4.3 Jenis Alinea menurut Fungsinya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5.5 Pengembangan Alinea . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5.5.1 Metode Definisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5.5.2 Metode Proses . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5.5.3 Metode Contoh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5.5.4 Metode Sebab – Akibat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.5.5 Metode Umum – Khusus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5.5.6 Metode Klasifikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB 6 TOPIK, TEMA, DAN KERANGKA KARANGAN6.1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6.2 Topik dan Judul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6.3 Tema dan Tesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6.4 Kerangka Karangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6.5 Bentuk Kerangka Karangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6.5.1 Pola Penyusunan Kerangka Karangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6.5.1.1 Pola Alamiah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6.5.1.2 Pola Logis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB 7 PENULISAN KARANGAN7.1 Pengertian Mengarang dan Karangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7.2 Penggolongan Karangan menurut Bobot Isinya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7.2.1 Karangan Ilmiah dan Semiilmiah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7.2.2 Ciri Karangan Ilmiah dan Semiilmiah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7.3 Penggolongan Karangan menurut Cara Penyajian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Dan Tujuan Penulisannya7.3.1 Karangan Deskripsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7.3.2 Karangan Narasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7.3.3 Karangan Eksposisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7.3.4 Karangan Argumentasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7.3.5 Karangan Persuasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7.3.6 Karangan Campuran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DAFTAR PUSTAKA

58

Page 20: Bab 3 Pilihan Kata (Diksi) 3.1 Pendahuluan

Chaer, Abdul. 1993. Gramatika Bahasa Indonesia. Jakarta: Bineka Cipta

Endarmoko, Eko. 2007. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

Keraf, Gorys. 1988. Komposisi. Cetakan ke-14. Enoe: Nusa Indah

Badudu, J.S. 1989. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jilid 2. Jakarta: Gramedia

Alwi, Hasan (Ed). 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

59