Upload
robby-octaryan-ardy
View
262
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
Perencanaan Proyek
A. Jenis Metode Penjadwalan Proyek
Secara garis besar metode penjadwalan proyek dapat dibagi menjadi 5, yaitu:
1. Bar Chart (diagram batang)
2. Pro
gra
m
Evaluation and Review Technique (PERT)
3. Critical Path Method (CPM)
4. Presedent Diagram Method (PDM)
5. Penjadwalan Dengan Sistem Komputasi.
1. Bar Chart (Gantt Chart)
Bar Chart atau lebih dikenal sebagai diagram batang mula-mula dipakai dan diperkenalkan oleh
Hendri Lawrence Gantt pada tahun 1917. Metode ini bertujuan mengidentifikasikan unsur waktu
dan urutan untuk merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu selesai, dan
waktu pelaporan. Hingga kini metode ini masih banyak digunakan karena mudah dibuat dan
dipahami sehingga sangat berguna sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.
Penggunaannya sendiri sering digabungkan dengan kurva “S” sebagai pemantau biaya. Disebut
kurva S karena bentuknya yang menyerupai huruf S. Kurva S adalah sebuah grafik yang
dikembangkan oleh Warren T.Hanumm atas dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek
sejak awal hingga akhir. Karenanya kurna ini disebut juga Hanumm Curve. Kurva S dapat
menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang
direpresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi kurva S
dapat memberi informasi mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap
jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan jadwal
proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal guna melakukan tindakan koreksi dalam
proses pengendalian jadwal. Tetapi informasi tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk
menilai kemajuan proyek. Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %)
kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horisontal.
Kemajuan kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah uang yang telah dikeluarkan oleh proyek.
Perbandingan kurva S rencana dengan kurva S realisasi memungkinkan dapat diketahuinya
kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai, terlambat, atau lebih cepat dari yang direncanakan.
Kelemahan penggunaan metode diagram batang dan kurva S ini adalah pada kurangnya
penjelasan akan keterkaitan antar kegiatan, dan tidak dapat secara langsung memberikan
informasi mengenai akibat-akibat yang akan terjadi bila ada suatu perubahan.
A. Karakteristik Gantt Chart
Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat fundamental dan mudah diterapkan oleh
para manajer proyek untuk memungkinkan seseorang melihat dengan mudah waktu
dimulai dan selesainya tugas-tugas dan sub- sub tugas dari proyek. Semakin banyak
tugas-tugas dalam proyek dan semkin penting urutan antara tugas-tugas maka semakin
besar kecenderungan dan keinginan untuk memodifikasi gantt chart. Gantt chart
membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan “what if” saat melihat kesempatan-
kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu terhadap kebutuhan.
B. Kelebihan Gantt Chart
Umum digunakan
Menyediakan representasi grafis yang mudah dipahami
Sesuai untuk proyek sederhana
C. Kekurangan Gantt Chart
Tidak merepresentasikan relasi antar aktivitas
Tidak memberi gambaran progress yang jelas
Tidak memberikan informasi mengenai waktu pengerjaan tercepat/terlama
Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan.
2. Metode PERT (Program Evaluation and Review Technique)
Metode PERT dikembangkan oleh Navy Spesial Project Office pada tahun 1957. Metode ini
bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi penundaan, termasuk gangguan atau konflik
suatu jadwal. Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang
melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari beberapa titik
(nodes) yang merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik tempuh (milestone). Titik-titik
tersebut dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang memiliki arah) yang merepresentasikan suatu
pekerjaan (task) dalam sebuah proyek. Arah dari vektor atau garis menunjukan suatu urutan
pekerjaan.
PERT pada prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian kegiatan yang
digambarkan dalam bentuk diagram network. Dengan demikian dapat diketahui bagian-bagian
kegiatan mana yang harus didahulukan dan kegiatan mana yang menunggu selesainya pekerjaan.
Kelemahan metode ini terletak pada cara pembacaan. Tidak semua level manajemen dapat
membaca dan mengetahui kegiatan mana yang memerlukan perhatian penuh agar proyek dapat
berjalan sesuai dengan rencana.
Gambar 1. Analogi diagram PERT
Dari gambar 1 dapat diamati bahwa setiap arah panah akan menunjukan suatu urutan pengerjaan.
Seperti pekerjaan 1 dilakukan terlebih dahulu (start), kemudian bisa dilanjutkan oleh pekerjaan 2,
3, 4, setelah itu pekerjaan 5,6. Titik 7 adalah titik finish dimana pekerjaan terakhir dilakukan dan
merupakan akhir dari sebuah proyek. Selain menunjukkan suatu urutan pengerjaan diagram
PERT juga menunjukan suatu keterikatan antar pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan.
Keterikatan itu dapat dilihat dengan contoh pekerjaan 2, 3, 4 hanya dapat dilakukan jika
pekerjaan 1 sudah selesai dilakukan.
Sebuah pekerjaan yang dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lain disebut juga sebagai
pekerjaan pararel (pararel task atau concurrent task). Selain itu terdapat juga sebuah aktivitas
yang diwakili oleh garis putus-putus yang disebut dengan dummy activities. Dari sebuah diagram
PERT dapat digunakan untuk mengetahui suatu urutan aktivitas kritis atau aktivitas yang harus
dilakukan sebagai prioritas utama (critical path), penjadwalan dengan aktivitas lain, dan jumlah
pekerja yang dibutuhkan.
Diagram PERT sangat bermanfaat bagi pengelolaan sebuah proyek karena menyediakan
informasi berikut:
Jangka waktu penyelesaian proyek,
Kemungkinan penyelesaian proyek sebelum tanggal yang ditentukan,
Tahapan kegiatan yang kritis, yang dapat berdampak langsung terhadap waktu penyelesaian
proyek,
Kegiatan yang memiliki tenggat waktu relatif longgar yang seharusnya dapat dikelola
sebagai tambahan waktu bagi tahapan kegiatan kritis,
Tanggal kegiatan dimulai dan tanggal kegiatan berakhir (periode program).
A. Langkah-Langkah Dalam Melakukan Perencanaan Dengan PERT
Dalam melakukan perencanaan dengan PERT dibutuhkan beberapa langkah, yaitu:
1. Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone).
Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah
proyek. Titik tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada awal dan akhir satu
atau lebih aktivitas. Untuk mengidentifikasi aktivitas dan titik tempuh dapat
menggunakan suatu tabel agar lebih mudah dalam memahami dan menambahkan
informasi lain seperti urutan dan durasi.
2. Menetapkan urutan pengerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan.
Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas. Dalam
menentukan urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam untuk
setiap pekerjaan.
3. Membuat suatu diagram jaringan (network diagram).
Setelah mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram dapat
dibuat. Diagram akan menunjukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan
berurutan(serial) atau secara bersamaan (pararell). Pada diagram PERT biasanya
suatu pekerjaan dilambangkan dengan simbol lingkaran dan titik tempuh
dilambangkan dengan simbol panah.
4. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas.
Dalam menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal
jam, hari, minggu, bulan, dan tahun.
5. Menetapkan suatu jalur kritis (critical path).
Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap
urutan pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya
sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu
pengerjaannya. Dalam setiap urutan pekerjaan terdapat suatu penanda waktu yang
dapat membantu dalam menetapkan jalur kritis, yaitu :
ES – Early Start
EF – Early Finish
LS – Latest Start
LF – Latest Finish
Dengan menggunakan empat komponen penanda waktu tersebut bisa didapatkan
suatu jalur kritis sesuai dengan diagram.
6. Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek.
Sesuai dengan berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan sesuai
dengan diagram PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata. Sebuah
diagram PERT mungkin bisa digunakan untuk merefleksikan situasi baru yang
belum pernah diketahui sebelumnya.
B. Karakteristik PERT
Dari langkah-langkah penjelasan metode PERT maka bisa dilihat suatu karakteristik
dasar PERT, yaitu sebuah jalur kritis. Dengan diketahuinya jalur kritis ini maka suatu
proyek dalam jangka waktu penyelesaian yang lama dapat diminimalisasi. Ciri-ciri jalur
kritis antara lain sebagai berikut:
Jalur yang biasanya memakan waktu terpanjang dalam suatu proses.
Jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara selesainya suatu tahap kegiatan
dengan mulainya suatu tahap kegiatan berikutnya.
Tidak adanya tenggang waktu tersebut yang merupakan sifat kritis dari jalur kritis.
C. Manfaat PERT
Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu proyek.
Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan.
Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih baik
untuk kelancaran proyek.
Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur
kegiatan.
Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek.
D. Kelebihan Model Diagram PERT
Merepresentasikan relasi antar aktivitas
Sesuai untuk proyek besar
Lebih efisien
E. Kekurangan Dari Metode Diagram PERT
Sulit dalam pengembangan dan pengelolaan
Contoh yang sangat sederhana dari sebuah diagram PERT:
Keterangan: Activities digambarkan oleh busur dan diberi kode A, B, C dst, sebagai simbol
Kegiatan A: ……., Kegiatan B: ……., Kegiatan C: ……., , dst. Busur juga diberikan keterangan
berapa lama perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan.
Sedangkan milestones digambarkan oleh titik/lingkaran yang diberi nomor kode yang naik
berurut dari awal hingga akhir diagram. Penomoran dengan kode 10, 20, 30, dst, bertujuan untuk
memberi ruang apabila kemudian diperlukan penambahan kegiatan di antara masing-masing
titik, misalnya diantara titik 10 dan 20, akan ditambahkan titik 15.
3. Critical Path Method (CPM)
Pada tahun 1958, perusahaan bahan-bahan kimia Du Pon Company menemukan metode Critical
Path Method (CPM) untuk memecahkan kesulitan-kesulitan dalam proses fabrikasi. Pada
dasarnya metode ini mirip dengan metode PERT. Perbedaan mendasarnya terletak dalam
penentuan perkiraan waktu. CPM dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk
melaksanakan setiap kegiatan dan dapat menentukan prioritas kegiatan yang harus mendapat
pengawasan cermat agar semua kegiatan selesai sesuai rencana. Dengan kata lain, metode ini
memungkinkan terbentuknya suatu jalur atau lintasan kritis.
4. Metode Preseden Diagram (PDM)
Metode Preseden Diagram (PDM) diperkenalkan oleh J.W Fondahl dari Universitas Stanford
USA pada awal dekade 60-an. PDM adalah jaringan kerja yang umumnya berbentuk segi empat,
sedangkan anak panahnya hanya sebagai petunjuk kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Dengan
demikian dummy pada PDM tidak diperlukan.
5. Penjadwalan Dengan Sistem Komputasi
Salah satu keunggulan yang paling mencolok dari penggunaan alat bantu komputer adalah
kemampuan mengolah data dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat dan dengan
kemungkinan kesalahan yang kecil. Dengan demikian penyusunan jadwal dapat dilakukan
dengan lebih cepat dan teliti. Setiap saat situasi proyek mengalami perubahan, komputer dapat
melakukan perubahan tersebut dalam waktu singkat.