17
BAB I PENDAHULUAN 1.1. DEFINISI IRIGASI Irigasi ( Irrigatie – Bahasa belanda ; Irrigation Bahasa inggris ) adalah cara untuk mencukupi kebutuhan air bagi tanaman. (M. Bardan,2007. Diktat Irigasi I) Istilah irigasi menurut PP Nomor : 7 tahun 2001 adalah usaha manusia di dalam menyediakan dan pengaturan air untuk menunjang pertaniaan yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak. Irigasi di maksudkan sebagai usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertaniaan. ( PP Nomor 22 tahun 1982 ). 1

BAB I & II TOBI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh tugas irigasi

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.DEFINISI IRIGASI

Irigasi ( Irrigatie Bahasa belanda ; Irrigation Bahasa inggris ) adalah cara untuk mencukupi kebutuhan air bagi tanaman. (M. Bardan,2007. Diktat Irigasi I)Istilah irigasi menurut PP Nomor : 7 tahun 2001 adalah usaha manusia di dalam menyediakan dan pengaturan air untuk menunjang pertaniaan yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak. Irigasi di maksudkan sebagai usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertaniaan. ( PP Nomor 22 tahun 1982 ).

Gambar 1.1 Saluran irigasi Negara RI sejak tahun 1974 telah mengeluarkan UU RI No 11/1974 tentang pengairan, yang berisi tentang kebijakan dasar bagi peraturan-peraturan pelaksanaan tentang pengairan. Pengairan merupakan pemanfaatan dan pengaturan air, meliputi :

Irigasi yaitu usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian, baik air permukaan maupun air tanah.

Pengembangan daerah rawa, yaitu pematangan tanah daerah-daerah rawa antara lain untuk pertanian.

Pengendaliaan dan pengairan banjir serta usaha untuk perbaikan sungai, waduk, dan lainnya.

Pengaturan penyediaan air minum, air perkotaan, air industri dan pencegahan terhadap pencemaran atau pengotoran air dan lainnya. (M. Bardan,2007. Diktat Irigasi I)

Gambar 1.2 Saluran Irigasi digunakan sebagai pertanian.

Menurut Hansen ( 1992 ), irigasi adalah suatu seni yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan keberadaban manusia atau dikatakannya bahwa peradaban manusia ternyata mengikuti perkembangan irigasi, peradaban meningkat dengan meningkatnya daerah yang beririgasi.

Irigasi secara umum didefinisikan sebagai cara-cara pemanfaatan air yang ada untuk keperluan mencukupi pertumbuhan dan tumbuhnya tanaman- tanaman terutama bagi tanaman pokok. Secara umum lagi Irigasi diartikan sebagai pemanfaatan keberadaan air yang ada di dunia ini tidak saja untuk pertaniaan tetapi untuk kebutuhan dan keperluan hidup dan kelestarian dunia itu sendiri. (M. Bardan,2007. Diktat Irigasi I)1.2. MANFAAT DAN TUJUAN IRIGASI

Maksud dan tujuan Irigasi dapat di rumuskan menjadi delapan permasalahan, yaitu :

a. Menambah air ke dalam tanah atau membasahi tanah.

Pemberian air pada waktu tidak hujan atau kurang hujan dimaksudkan agar tanaman mendapatkan air bagi pertumbuhannya, karena air sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan tanaman.

b. Mencukupi kebutuhan air bagi tanaman saat musim kemarau ( kering atau saat kekurangan air ) dan merabuk.

Seraya mengalirkan air yang mengandung zat-zat makanan bagi tanaman atau lumpur yang baik maka dengan sendirinya kebutuhan air bagi tanaman tercukupi, tanah akan menjadi bertambah subur dan dapat melakukan pertumbuhan dengan baik karena kandungan air yang dialirkan dapat merabuk tanaman.c. Mendinginkan tanah dan atmosfer atau mengatur suhu tanah.

Adanya perendaman atau pengaliran air muka, suhu tanah menjadi sesuai dengan suhu/ keadaan tanaman. Dalam pertumbuhannya tanaman membutuhkan suhu- suhu tertentu sehingga ada batas- batas tertentu yang harus dipenuhi dan tidak boleh terlalu panas ataupun terlalu dingin.d. Mengurangi bahaya kebekuan dan gangguan hama tanah lainnya.

Perendaman tanah dapat mengurangi kebekuan dalam tanah dan dapat membasmi hama- hama yang ada di dalam tanah.

e. Membersihkan ( mencuci ), mengurangi kandungan garam dalam tanah.

Di dalam tanah sangat dimungkinkan banyaknya zat- zat kimia yang dapat merugikan tanaman, dengan melakukan penggenangan ada zat- zat yang dapat larut dan terangkut terutama pada saat dilakukan penggantian lapis air.

f. Mengurangi bahaya erosi tanah dan kolmatase.

Bila air dalam keadaan mengalir maka pasti akan terjadi erosi sehingga untuk menguranginya dilakukan penggenangan. Kolmatase dilakukan dengan mengalirkan air yang banyak mengandung lumpur ke daerah yang rendah dengan maksud mengendapkannya maka daerah yang rendah akan terisi lumpur dan semakin lama akan semakin tinggi dari semula.

g. Melunakan tanah pada saat pengerjaan tanah.

Dengan penggenangan atau pembasahan tanah dalam waktu tertentu diharapkan dapat melunakan tanah, sehingga mempermudah dalam proses pengerjaan tanah. Adanya gumpalan- gumpalan tanah pun akan berkurang dan dengan mudah akan dapat dihancurkan pada saat pengerjaan tanah.h. Mempertinggi muka air tanah dan mengurangi adanya penguapan

Adanya penggenangan air akan mempertinggi muka air tanah di sekelilingnya.secara otomatis air akan meresap dan berusaha untuk menyeimbangkan kedudukannya. Penguapan yang terjadi di setiap saat akan selalu tertutupi/ di gantikan oleh pemberian air yang dilakukan. (M. Bardan,2007. Diktat Irigasi I)

Gambar 1.3 Saluran Irigasi1.3. AIR IRIGASI

Sejak tahun 1974 Negara Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang RI No 11/1974 tentang pengairan, berisi tentang kebijakan yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan pelaksanaan tentang pengairan. Dikemukakan bahwa pengairan adalah suatu bidang pembinaan atas air dan sumber-sumber air termasuk kekayaan alam bukan hewani yang terkandung didalamnya baik yang alamiah maupun yang telah diusahakan oleh manusia.Air di dalam tanah dibagi dalam 3 kondisi yaitu :

Di bawah pengaruh gravitasi, air berada di daerah aerasi dimana peresapan berjalan dengan cepat, sebagai gerakan gravitasi.

Di daerah kapiler dimana air asih dapat meresap tetapi secara lambat, ada pengaruh kapilaritas dan gravitasi.

Higroskopik, di daerah ini tidak terjadi lagi peresapan karena air telah diikat atau terikat dengan butir tanah.

Di satu sisi air di tuntut keberadaannya, tapi di sisi lain masih di tuntut pula kualitasnya. Jika dari segi jumlah dapat terpenuhi, belum tentu kualitas air dapat dipenuhi. Tuntutan utamanya adalah : jangan sampai ada kandungan baha kimia yang beracun, sehungga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman ; jangan sampai ada bahan kimia yang dapat bereaksi dengan tanah, yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan ; jangan sampai ada bakteri- bakteri yang berbahaya bagi kehidupan.

Memang pada awalnya air tidak langsung dapat mempengaruhi tanah, tapi dalam waktu tertentu sedikit banyak akan terlihat pengaruhnya dan perkembangannya. Misalnya konsentrasi garam dalam tanah lama kelamaan akan dapat meningkat. Oleh karena itu perlu diperhatikan tehadap kualitas airnya, terutama untuk menjaga kehidupan dan lingkungan. Ternyata kebutuhan air di samping jumlah, kualitas juga harus diperhatikan. (M. Bardan,2007. Diktat Irigasi I)

BAB II

PEMAKAIAN AIR

2.1. CARA PEMBERIAN AIRCara pemakaian atau pemberian air bagi tanaman sangat tergantung dari macam tanaman, peralatan atau sarana yang dipergunakan dan kebiasaan setempat yang berlaku.

Ada 5 cara pokok dalam pemberian air bagi tanaman :

1. Merendam tanah

Dengan merendam tanah ada 3 cara yang dapat dilakukan :

a) Cara pemberian air secara alami atau sesuai dengan keadaan alamnya, akibat banjir sungai meluap dan menggenangi tanah persawahan, baru ditanami setelah air surut.

b) Merendam tanah dengan air diam.c) Merendam tanah dengan memperbaharui air.2.Merembeskan air.

Cara pemberian air dengan cara merembeskan air, ada 2 cara yang dapat dilakukan, sesuai dengan keadaan alamnya yaitu :a) Pengaliran lereng tanah.

Air di alirkan pada daerah miring dan dalam lapisan tipis saja, dalam hal ini di buat saluran pembawa dan saluran peluap yang sejajar dengan saluran pembawa. Kemudian di bagian bawah di buat lagi saluran penerima yang berfungsi juga sebagai saluran pembawa, demikian terus sampai kebawah. Seperti pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Pengaliran Lereng Tanah Tampak Atasb) Pengaliran panggung tanah.

Cara pemberian airnya sama dengan pengaliran di lereng tanah, cara ini dilakukan untuk mengairi ladang yang tanahnya datar. Terlebih dahulu tanah di buat miring ke kanan dan kekiri, kemudian di buat dengan selisih tinggi hanya sekitar 20 cm saja. Tetapi dengan panjang tanah sekitar 50 m.

Gambar 2.2 Pengaliran Panggung Tanah Tampak Atas3.Pengaliran dan Pengeringan.

Apabila tanah tidak begitu dapat meluruskan air( misalnya tanah liat ), maka tanah mudah becek sehingga untuk mengatasinya di samping pengaliran juga harus dilakukan pengeringan. Untuk itu perlu di buat atau dibangun drainase.4.Pembasahan tanah.

Pemberian air dengan cara membasahi tanah, dapat dilakukan dengan 2 cara :

a) Melalui selokan atau saluran terbuka.

Di atas tanah atau petak-petak tanah di buat selokan-selokan, sehingga air dapat dialirkan dalam selokan- selokan tersebut.

b) Dengan pipa- pipa yang di tanam dalam tanah.

Cara ini di Indonesia belum banyak dilakukan, karena masih di anggap mahal dan asing, biasanya diameter pipa adalah 30 cm, di beri lubang- lubang di beberapa tempat dan di jagaagar lubang tersebut tidak tersumbat.

5.Menyiram dan Menyemprot.

Cara pemberian air dengan menyiram menyerupai tetesan air hujan, sehingga pemakaian air sangat hemat dan semua tanaman dapat kebagian air sesuai jangkauan air hujan. Cara ini terkenal dengan istilah Sprinkler, yaitu penyiraman sistem disemprotkan yang dilakukan dengan tekanan biasanya dipakai curat, seperti pompa curat pemadam kebakaran yang sering dilakukan untuk menyiram taman- taman kota.

Gambar 2.3 Penyiraman Tanaman Sistem Semprot mesin maupun manual2.2. CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR

Untuk menghutung kebutuhan air guna pertumbuhan tanaman, ada empat cara dalam menetapkan kesatuan pemakaian air, yaitu :

a) Menurut tinggi air yang dibutuhkan guna sebidang tanah yang ditanami, sehingga banyaknya air yang dibutuhkan = tinggi muka air x luas tanah.

Sama dengan cara menghitung jumlah hujandi suatu tempat yaitu = A mm, maka bila diketahui daerah tersebut mempunyai luas 1 hektar dan dibutuhkan sebanyak 20X penyiraman dimana dalam tiap- tiap kali penyiraman diperlukan air 7 mm, maka kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman tersebut sebanyak :

0,007 x 10.000 = 70 m3 sekali penyiraman.

Untuk 20 X penyiraman = 20 x 70 m3 = 1.400 m3.

b) Jumlah air yang dibutuhkan untuk sebudang tanah( luas tanah yang ditanami ) dengan sekali penyiraman atau selama masa pertumbuhan tanaman, misalnya A m3 tiap ha.

Digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan air di suatu daerah pengairan, karena persediaan air di waduk dalam jumlah tertentu pula, maka areal tanaman dapat di hitung. Misalnya untuk daerah 1 ha tanaman diperlukan A m3 selama pertumbuhannya. Maka areal tanaman yang dapat dialiri oleh waduk = (isi waduk kehilangan air akibat peresapan dan penguapan ) dibagi A m3 = ....ha.

c) Dalam kesatuand) pengaliran air, jadi di hitung isi air yang diperlukan dalam satuan waktu ( lama pengaliran ) untuk satuan luas. Biasanya disebut A liter/detik/hektar.

Cara ini lazim digunakan untuk setiap kebutuhan pengairan bagi tanaman dalam tiap- tiap waktu tertentu 1 dt/ha atau m3/dt/ha.

e) Menentukan luas tanaman yang dapat diairi dalam jumlah dan waktu tertentu (duty of water)-(1 second foot = 28,31/ dt untuk A ha tanaman). Atau dapat diartikan bahwa suatu tanaman dalam areal tertentu membutuhkan pengairan yang sudah tertentu pula ( 1 second foot ). Cara ini banyak digunakan di amerika, india, dan mesir, sedangkan di indonesia hampir tidak pernah ada yang memakai cara itu.( kurang lazim digunakan ) Pemakaian air untuk tanaman padi.

Tanaman padi membutuhkan banyak air, pada umumnya ditanam waktu musim penghujan. Menurut lama hidupnya, padi dibagi 2 golongan ;

Padi genjah umur : 3-5 bulan

Padi dalam umur : 5-7 bulan

Pemberian air untuk tanaman padi dilakukan sebagai berikut :

0,5 bulan untuk pembibitan dengan pemberian air 1 lt/dt/ha

1,5 bulan untuk penggarapan dengan pemberian air 1,2 lt/dt/ha

1,0 bulan untuk pemeliharaan dengan pemberian air 0,8 lt/dt/ha

1,0 bulan untuk pemeliharaan dengan pemberian air 0,4 lt/dt/ha

Pemberian air penuh (k) lt/dt/ha

k (lt/dt/ha)= pemberian air maksimal (a)

Luas lahan

Angka reduksi () = k

k Pemakaian air untuk tanaman tebu.

Pemberian air untuk tanaman tebu diberikan tidak perlu setiap hari, sehingga dapat dilakukan secara bergiliran. Perhitungan air untuk tanaman tebu sebanyak 0,25 lt/dt/ha sampai 0,30 lt/dt/ha dalam 24 jam.

Pemakaian air untuk tanaman palawija.

Tanaman palawija ada 3 jenis, yaitu :

- palawija yang membutuhkan sedikit sekali air, seperti kacang panjang ketimun dan sebagainya.-palawija yang membutuhkan sedikit air, seperti tembakau, lombok, kedelai, jagung dan sebagainya.

Palawija yang membutuhkan banyak air, seperti ketela, kacang tanah, bawang dan sebagainya.

Perbandingan penggunaan air untuk ketiga jenis tanaman palawija diatas adalah 1 : 2 : 3. dimana penggunaan air untuk tanaman palawija membutuhkan air sebanyak 0,2 lt/dt/ha sampai 0,25 lt/dt/ha untuk hasil yang baik. (M. Bardan,2007. Diktat Irigasi I)Dari beberapa data yang ada, perbandingan pemakaian atau kebutuhan air untuk masing masing tanaman yaitu palawija : tebu : padi, di perkirakan perbandinganya adalah 1 : 3 : 8 .12