5
19 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas Lokasi penelitian berada di wilayah Desa Mangun Jaya Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Desa ini terletak kurang lebih 20 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat dan kurang lebih 15 km ke Ibukota Kabupaten Bandung. Secara administratif wilayah Desa Mangun Jaya dibatasi oleh Desa Batukarut di sebelah Utara, tanah kehutanan di sebelah Selatan, Desa Banjaran Wetan di sebelah Barat, dan di sebelah Timur Desa Baros dan Desa Mekarjaya. Desa ini berada di ketinggian 800 – 1.200 m.dpl dengan suhu minimum 28 o C dan suhu maksimum 32 o C, dengan curah hujan rata-rata 300 mm/bulan. Bangunan SPAS berada di koordinat 7 0 3’ 32” LS dan 107 0 36’ 51” BT pada ketinggian 1089.3 m.dpl, dengan luas daerah tangkapan air (DTA) 986.6 Ha dan kelerangan 33,1 %. Bangunan SPAS ini telah dipasang sejak Januari 2011. Posisi wilayah ini terhadap wilayah DAS Cisangkuy dan letaknya di Provinsi Jawa Barat ditunjukan oleh Gambar 3. Gambar 3 Peta lokasi penelitian terhadap Sub-DAS Cisangkuy

BAB I KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas · Gambar 3 Peta lokasi penelitian terhadap Sub-DAS Cisangkuy . 4.2 Tanah Jenis tanah di lokasi pemasangan SPAS berdasarkan kl terbagi menjadi

Embed Size (px)

Citation preview

19

BAB IV

KONDISI UMUM

4.1 Letak dan Luas

Lokasi penelitian berada di wilayah Desa Mangun Jaya Kecamatan

Arjasari, Kabupaten Bandung. Desa ini terletak kurang lebih 20 km dari Ibukota

Provinsi Jawa Barat dan kurang lebih 15 km ke Ibukota Kabupaten Bandung.

Secara administratif wilayah Desa Mangun Jaya dibatasi oleh Desa Batukarut di

sebelah Utara, tanah kehutanan di sebelah Selatan, Desa Banjaran Wetan di

sebelah Barat, dan di sebelah Timur Desa Baros dan Desa Mekarjaya. Desa ini

berada di ketinggian 800 – 1.200 m.dpl dengan suhu minimum 28o

C dan suhu

maksimum 32o

C, dengan curah hujan rata-rata 300 mm/bulan.

Bangunan SPAS berada di koordinat 70 3’ 32” LS dan 107

0 36’ 51” BT

pada ketinggian 1089.3 m.dpl, dengan luas daerah tangkapan air (DTA) 986.6 Ha

dan kelerangan 33,1 %. Bangunan SPAS ini telah dipasang sejak Januari 2011.

Posisi wilayah ini terhadap wilayah DAS Cisangkuy dan letaknya di Provinsi

Jawa Barat ditunjukan oleh Gambar 3.

Gambar 3 Peta lokasi penelitian terhadap Sub-DAS Cisangkuy

4.2 Tanah

Jenis tanah di lokasi pemasangan SPAS berdasarkan kl

terbagi menjadi dua jenis, yakni

Hidraquen seluas 598,25 Ha

dapat dilihat pada Lampiran 4.

merupakan tanah debu vulkanik agak lapuk deng

bawah yang tinggi dan lapisan tanah atas hitam tebal

merupakan tanah tak

sebagian besar bertekstur halus

Entisol dengan subordo Aquent yang

kedalaman 20 cm dan 50 cm di bawah permukaan tanah mineral, mempunyai

nilai-n sebesar lebih dari 0,7 dan mengandung liat sebesar 8 persen atau lebi

pada fraksi tanah halus (

permeabilitas air yang rendah (< 0.5 cm/jam). Sedangkan

permeabilitas yang relatif jauh lebih besar, yaitu 2

4.3 Topografi

Penampakan 3D fisiografi lahan di lokasi SPAS ditunjukan

4. Bagian hulu Sub-

Kelerengan DTA SPAS Cikadu bervariasi dari landai

bagian hulu. Elevasi rata

Gambar 4 Penampakan 3D fisiografi lahan di SPAS Cikadu.

Jenis tanah di lokasi pemasangan SPAS berdasarkan kl

dua jenis, yakni jenis tanah eutrandept seluas 388,34 Ha dan

seluas 598,25 Ha (BPDAS Citarum-Ciliwung 2011). Peta jenis tanah

dapat dilihat pada Lampiran 4. Eutrandept masuk dalam ordo Inceptisol yang

merupakan tanah debu vulkanik agak lapuk dengan nilai jenuh basa lapis tanah

bawah yang tinggi dan lapisan tanah atas hitam tebal, sedangkan

merupakan tanah tak-lapuk, jenuh permanen, yang lembut bila terinjak dan

sebagian besar bertekstur halus, Hidraquent adalah great group dari ordo tanah

Entisol dengan subordo Aquent yang berada pada seluruh horison di antara

kedalaman 20 cm dan 50 cm di bawah permukaan tanah mineral, mempunyai

n sebesar lebih dari 0,7 dan mengandung liat sebesar 8 persen atau lebi

pada fraksi tanah halus (Soil survey staff, 1998). Eutrandept memiliki tingkat

permeabilitas air yang rendah (< 0.5 cm/jam). Sedangkan Hidraquent,

permeabilitas yang relatif jauh lebih besar, yaitu 2 – 6.3 cm/jam.

Penampakan 3D fisiografi lahan di lokasi SPAS ditunjukan

-sub DAS Cikadu merupakan G. Puntang (2.200 m dpl).

DTA SPAS Cikadu bervariasi dari landai – sangat curam terutama di

si rata-rata berkisar 1340.5 m.dpl.

Gambar 4 Penampakan 3D fisiografi lahan di SPAS Cikadu.

Lokasi SPAS Cikadu

Vertical agregation : 1.735

20

Jenis tanah di lokasi pemasangan SPAS berdasarkan klasifikasi USDA

seluas 388,34 Ha dan

Ciliwung 2011). Peta jenis tanah

masuk dalam ordo Inceptisol yang

an nilai jenuh basa lapis tanah-

sedangkan Hidraquent

lapuk, jenuh permanen, yang lembut bila terinjak dan

adalah great group dari ordo tanah

pada seluruh horison di antara

kedalaman 20 cm dan 50 cm di bawah permukaan tanah mineral, mempunyai

n sebesar lebih dari 0,7 dan mengandung liat sebesar 8 persen atau lebih

memiliki tingkat

Hidraquent, tingkat

Penampakan 3D fisiografi lahan di lokasi SPAS ditunjukan oleh Gambar

Puntang (2.200 m dpl).

sangat curam terutama di

G. Puntang

21

Kelas lereng di Sub-sub DAS Cikadu sangat bervariasi, kelas lereng B

memiliki luasan terbesar dan tersebar di hampir seluruh kawasan, sedangkan kelas

lereng terkecil adalah kelas lereng E yang terkonsentrasi pada daerah hulu

kawasan yang merupakan kawasan Gunung Puntang. Sebaran kelas lereng pada

DTA Cikadu dapat terlihat pada Tabel 2. Peta Kelerengan dapat dilihat pada

Lampiran 5.

Tabel 2 Sebaran kelas lereng di sub-sub DAS Cikadu

Kelas lereng (%) Kelas lereng Luas

Ha %

0-8 A 124,4 12,6

8-15 B 389,9 40,7

15-25 C 292,2 29,6

25-40 D 152,6 15,4

>40 E 27,5 2,7

Jumlah 986.6 100

Sumber :BPDAS Citarum-Ciliwung (2011)

4.3 Penggunaan Lahan

Sebaran tipe tutupan lahan di Sub-sub DAS Cikadu berdasarkan data

BPDAS Citarum-Ciliwung (2011) tersebar dalam tujuh tipe tutupan lahan. Tipe

yang dominan adalah semak belukar, kebun/perkebunan, hutan dan sawah irigasi.

Tipe penutupan lahan yang lainnya hanya sebagian kecil tersebar di DTA Cikadu.

Luas masing-masing tutupan lahan pada Sub-sub DAS Cikadu dapat terlihat pada

Tabel 3.

Tabel 3 Sebaran tutupan lahan di Sub-sub DAS Cikadu

No. Jenis Tutupan Lahan Luas

Ha %

1 Belukar/Semak 376.8 38.20

2 Hutan 199.4 20.17

3 Kebun/Perkebunan 152.3 15.44

4 Pemukiman 4.4 0.44

5 Sawah Irigasi 123.8 12.55

6 Sawah Tadah Hujan 60.1 6.10

7 Tegalan/Ladang 69.8 7.08

Jumlah 986.6 100

Sumber :BPDAS Citarum-Ciliwung (2011)

22

Bagian Hulu didominasi oleh kawasan hutan dan semak belukar seluas

575.892 Ha atau 58.37 %. Selain lahan hutan terdapat sekitar 0.44 % wilayah

pemukiman, 18.65 % wilayah persawahan baik sawah tadah hujan maupun sawah

irigasi. Dan sisanya merupakan wilayah perladangan dan perkebunan seluas

22.52% dari keseluruhan wilayah. Gambaran penggunaan lahan secara spasial

dapat dilihat pada Lampiran 6.

4.4 Fungsi Kawasan

Fungsi kawasan di Sub-sub DAS Cikadu terbagi menjadi areal

penggunaan lain, hutan lindung dan hutan produksi terbatas. Wilayah yang

merupakan hutan lindung dan hutan produksi terbatas termasuk dalam kawasan

hutan dan sisanya masuk dalam areal penggunaan lain. Fungsi kawasan hutan

lindung lebih dominan dibanding fungsi kawasan lainnya yakni seluas 492.35 Ha,

menyusul fungsi kawasan hutan produksi terbatas seluas 251,5 Ha dan Areal

penggunaan lain seluas 242,8 Ha. Gambaran fungsi kawasan secara spatial

terlampir pada Lampiran 7.

Daerah hilir Sub-sub DAS Cikadu merupakan areal penggunaan lain

dengan luas 242.8 Ha (24.6%), sedangkan daerah hulu didominasi oleh kawasan

hutan yakni sekitar 75.4 % dari seluruh luasan seperti terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Sebaran wilayah kawasan hutan di Sub-sub DAS Cikadu

Wilayah Kawasan Luas

Ha %

Dalam Kawasan Hutan 743,8 75,4

Luar Kawasan Hutan 242,8 24,6

Jumlah 986.6 100

Sumber : BPDAS Citarum-Ciliwung (2011)

4.5 Kondisi Sosial Ekonomi

Penduduk Desa Mangun Jaya berjumlah 1828 KK yang terdiri dari 3144

laki-laki dan 3108 perempuan. Desa Mangun Jaya merupakan desa pertanian,

sehingga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Mata

pencaharian penduduk Desa Mangun Jaya dapat dilihat pada Tabel 5.

23

Tabel 5 Mata Pencaharian Penduduk Desa Mangun Jaya

Jenis Pekerjaan Laki – Laki Perempuan

Petani 504 orang 81 orang

Buruh tani 997 orang 121 orang

Buruh Migran Perempuan 1 orang Tidak Ada

Buruh Migran Laki-Laki 4 orang 11 orang

Pegawai Negeri Sipil 26 orang 3 orang

Pengrajin Industri Rumah Tangga 50 orang 13 orang

Pedagang Keliling 13 orang 12 orang

Peternak 2 orang Tidak Ada

Nelayan Tidak Ada Tidak Ada

Montir 5 orang Tidak Ada

Dokter Swasta 1 orang 1 orang

Bidan Swasta 0 orang 1 orang

Perawat Swasta Tidak Ada 2 orang

Pembantu Rumah Tangga Tidak Ada Tidak Ada

TNI Tidak Ada Tidak Ada

POLRI 2 orang 1 orang

Pensiunan PNS/TNI/POLRI 5 orang 4 orang

Pengusaha Kecil dan Menengah 15 orang 2 orang

Pengacara Tidak Ada Tidak Ada

Notaris Tidak Ada Tidak Ada

Dukun Kampung Terlatih Tidak Ada 4 orang

Jasa Pengobatan Alternatif Tidak Ada Tidak Ada

Dosen Swasta Tidak Ada Tidak Ada

Pengusaha Besar Tidak Ada Tidak Ada

Arsitektur 1 orang Tidak Ada

Seniman/Artis 4 orang 3 orang

Karyawan Perusahaan Swasta 219 orang 220 orang

Karyawan Perusahaan Pemerintah 1 orang Tidak Ada

Sumber : Profil Desa Mangunjaya 2010

Kesejahteraan sosial masyarakat tergolong cukup baik dari 1828 KK

hanya terdapat 26 KK yang masuk dalam golongan keluarga miskin sosial dan

hanya 112 rumah yang tidak layak huni (RPJMDes Perubahan Desa Mangunjaya

2008-2012). Keberadaan sungai menurut warga sekitar sangatlah penting, selain

sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti kegiatan mencuci dan kakus,

sungai Cikadu juga merupakan sumber air untuk sawah irigasi mereka, selain itu

sungai juga digunakan sebagai sumber air minum untuk ternak sekaligus mencuci

ternak mereka.