6
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities layout) dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tata letak adalah faktor yang perlu mendapatkan perhatian di dalam mengelola industri manufaktur karena tata letak merupakan satu keputusan yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Banyak dampak strategis yang terjadi dari hasil keputusan tentang tata letak, diantaranya kapasitas proses, fleksibilitas, biaya material handling dan kualitas lingkungan kerja, serta di beberapa perusahaan dapat meningkatkan citra perusahaan di hadapan rekan bisnis maupun pelanggan. PT Adi Satria Abadi adalah salah satu industri manufaktur yang memproduksi sarung tangan golf dari bahan kulit maupun sintetik. Dari penelitian yang pernah dilaksanakan sebelumnya disebutkan bahwa tata letak fasilitas produksi di PT Adi Satria Abadi masih memiliki kekurangan yaitu adanya back- tracking (aliran balik bahan) dan cross-movement (gerakan memotong antar aliran) yang mengakibatkan proses operasi produksi berjalan tidak maksimal. Hasil dari penelitian tersebut diperoleh sebuah usulan tata letak baru yang dibuat berdasarkan hubungan keterkaitan kegiatan antar proses pada masing-masing stasiun kerja. Perubahan tata letak yang terjadi antara lain menukar letak departemen potong yang semula berada di ujung barat ruangan menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75846/potongan/S1-2014... · Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities layout)

  • Upload
    vannhan

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75846/potongan/S1-2014... · Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities layout)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities layout)

dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna

menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tata letak adalah faktor yang

perlu mendapatkan perhatian di dalam mengelola industri manufaktur karena tata

letak merupakan satu keputusan yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam

jangka panjang. Banyak dampak strategis yang terjadi dari hasil keputusan tentang

tata letak, diantaranya kapasitas proses, fleksibilitas, biaya material handling dan

kualitas lingkungan kerja, serta di beberapa perusahaan dapat meningkatkan citra

perusahaan di hadapan rekan bisnis maupun pelanggan.

PT Adi Satria Abadi adalah salah satu industri manufaktur yang

memproduksi sarung tangan golf dari bahan kulit maupun sintetik. Dari penelitian

yang pernah dilaksanakan sebelumnya disebutkan bahwa tata letak fasilitas

produksi di PT Adi Satria Abadi masih memiliki kekurangan yaitu adanya back-

tracking (aliran balik bahan) dan cross-movement (gerakan memotong antar

aliran) yang mengakibatkan proses operasi produksi berjalan tidak maksimal.

Hasil dari penelitian tersebut diperoleh sebuah usulan tata letak baru yang dibuat

berdasarkan hubungan keterkaitan kegiatan antar proses pada masing-masing

stasiun kerja. Perubahan tata letak yang terjadi antara lain menukar letak

departemen potong yang semula berada di ujung barat ruangan menjadi

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75846/potongan/S1-2014... · Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities layout)

2

bersebelahan dengan gudang kulit dan menggeser departemen-departemen yang

lain sesuai dengan urutan proses yang dijalankan sehingga pola aliran bahannya

menjadi teratur dan mampu mengurangi jarak perpindahan aliran bahan sebesar

28,12% (Hasyim, 2011).

Menurut survey pendahuluan yang dilakukan penulis, selain permasalahan

aliran bahan yang tidak teratur, juga didapati bahwa capaian target produksi PT

Adi Satria Abadi ternyata lebih kecil dari pada data permintaan produk yang

masuk. Akibatnya setiap hari diberlakukan kerja lembur untuk memenuhi

permintaan tersebut, sehingga perbaikan dengan penataan ulang stasiun-stasiun

kerja saja pada perusanaan ini belum cukup untuk menyelesaikan permasalahn

tata letak pada ruang produksi.

Solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan melakukan analisis secara

mendalam untuk memperhitungkan kembali seberapa banyak mesin dan atau

tenaga kerja yang benar-benar dibutuhkan oleh perusahaan ini untuk memenuhi

jumlah permintaan produk yang masuk. Tentunya penambahan jumlah mesin dan

fasilitas di ruang produksi menuntut ketersediaan space atau tempat kosong untuk

meletakkan mesin dan fasilitas tersebut, dan sangat diuntungkan sekali ketika

penelitian ini dilakukan, perusahaan juga melakukan kebijakan pemindahan

departemen sampel yang pada awalnya berada di dalam ruang produksi dipindah

keluar dari ruang produksi, sehingga saat ini terdapat space kosong di tengah-

tengah ruang produksi. Tentu saja adanya space ini menjadi salah satu faktor yang

dapat dimanfaatkan jika ternyata mesin dan fasilitas yang ada sekarang perlu

ditambah jumlahnya.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75846/potongan/S1-2014... · Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities layout)

3

Menurut kaidah tata letak yang baik, semakin pendek jarak perpindahan

material antar stasiun kerja maka semakin baik tata letaknya, sehingga space yang

terdapat diantara stasiun kerja yang satu dengan stasun kerja yang lain pada ruang

produksi tersebut juga tidak diperlukan dan lebih baik dihilangkan.

Selain itu kebijakan kerja lembur yang diberlakukan setiap hari guna

mencapai target produksi sesuai jumlah permintaan yang masuk menjadi satu hal

yang perlu dipertimbangkan. Keputusan kerja lembur ini dapat saja menjadi solusi

untuk memenuhi jumlah permintaan, namun jika dilakukan disetiap hari kerja,

berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan pekerja karena pekerjaan ini

membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi sehingga jika pekerja dipaksa untuk

bekerja diluar kewajaran jam normal untuk bekerja, bisa berdampak pada kinerja

yang menjadi kurang bagus atau dapat menyebabkan tingginya labour turn over

pada perusahaan ini yang dapat menghambat perencanaan produksi.

Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tata letak

produksi di PT Adi Satria Abadi ini agar dapat dilakukan evaluasi pada tata letak

yang saat ini dipakai guna menghasilkan beberapa perbaikan untuk usulan tata

letak baru pada ruang produksi, baik berupa pola aliran bahan yang teratur dengan

meminimalkan backtracking dan cross-movement, efektivitas jumlah mesin dan

tenaga kerja yang diperlukan dan juga luas lantai produksi pada setiap stasiun

kerja yang telah disesuaikan, serta performansi proses produksi yang lebih baik.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75846/potongan/S1-2014... · Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities layout)

4

B. Perumusan Masalah

Tata letak PT Adi Satria Abadi pada saat ini masih memiliki

ketidakteraturan aliran bahan yaitu adanya backtracking dan banyaknya cross-

movement yang berdampak pada ketidaklancaran proses pemindahan bahan. Di

sisi lain jumlah mesin dan tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan ini belum

dapat menghasilkan kapasitas proses yang dapat memenuhi permintaan produk

yang masuk sehingga mengharuskan perusahaan untuk melakukan penambahan

jam kerja guna mendapatkan output yang perlu dicapai, ditambah dengan

munculnya space di tengah ruang produksi akibat pemindahan departemen sampel

keluar dari ruang produksi yang mana space ini selain tidak diperlukan, juga dapat

menjawab permasalahan kebutuhan ketersediaan tempat untuk penambahan mesin

dan fasilitas baru. Dari alasan-alasan tersebut, maka diperlukanlah suatu evaluasi

menyeluruh pada tata letak yang sekarang ini dipakai.

Metode yang dapat digunakan untuk memberikan tata letak usulan adalah

algoritma Blocplan, sedangkan untuk menghitung kebutuhan mesin/ tenaga kerja

pada masing-masing stasiun kerja untuk mencapai kapasitas yang dibutuhkan

dapat digunakan metode routsheet dan MPPC.

Metode Blocplan ini dipilih diantara metode-metode lain karena:

1. Metode ini memperhitungkan derajat kedekatan antar stasiun kerja dalam

merancang tata letak usulan.

2. Blocplan membangun dan mengubah tata letak berdasarkan nilai hubungan

keterkaitan antar stasiun kerja kemudian memberikan nilai kesesuaian

kepuasan dari tata letak yang diusulkan dengan derajat kedekatan antar stasiun

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75846/potongan/S1-2014... · Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities layout)

5

kerja yang ditetapkan, serta mencari jarak minimum perpindahan material antar

stasiun kerja.

3. Output Blocplan berupa block layout sehingga lebih mudah dalam penyesuaian

dan diaplikasikan pada ruang produksi PT Adi Satria Abadi.

Apakah nantinya hasil dari metode-metode yang digunakan ini dapat

memberikan hasil yang lebih baik atau tidak dapat diketahui dengan melihat

perbandingan aliran bahan, jarak perpindahan, kapasitas proses dan biaya

perpindahan material dari tata letak awal dan tata letak yang diusulkan.

C. Batasan Masalah

1. Evaluasi tata letak yang dilakukan hanya meliputi ruang produksi sarung

tangan, tidak termasuk kantor dan fasilitas lainnya.

2. Perbaikan tata letak dibantu dengan software Blocplan dengan

penyesuaian yang diperlukan.

3. Perbaikan tata letak hanya mempertimbangkan biaya perpindahan material

terkait proses produksi, dan tidak mempertimbangkan biaya perubahan tata

letak.

4. Pengolahan data didasarkan pada data-data yang diambil selama penelitian

berlangsung.

5. Terkait kegiatan perpindahan material yang dilakukan secara manual,

maka biaya perpindahan material dihitung berdasarkan biaya tenaga kerja.

Asumsi dalam penelitian ini adalah :

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75846/potongan/S1-2014... · Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities layout)

6

1. Sistem bersifat continuous (melakukan pekerjaan yang sama dan terus

menerus, bukan hanya pada saat tertentu saja).

2. Semua pekerja yang melakukan kegiatan perpindahan material pada proses

produksi sarung tangan memperoleh upah yang sama.

D. Tujuan Peneitian

1. Melakukan evaluasi terhadap tata letak yang sekarang ini dipakai pada

ruang produksi.

2. Membuat usulan tata letak fasilitas ruang produksi yang disesuaikan

dengan kebutuhan.

3. Mengetahui performansi tata letak usulan berupa pola aliran bahan

(indikator : backtracking dan cross-movement), jarak perpindahan

material, total biaya perpindahan material, dan kapasitas proses yang dapat

dihasilkan.

E. Manfaat Penelitian

1. Memberikan alternatif sebagai referensi perbaikan tata letak fasilitas ruang

produksi pada perusahaan yang bersangkutan untuk diimplementasikan.

2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain maupun pembaca dalam hal

perbaikan tata letak maupun simulasi produksi.