81
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Limfoma merupakan keganasan berkenaan dengan sistem getah bening. Penyakit hodgkin atau penyakit non-Hodgkin adalah contoh limfoma yang paling umum. Penyakit Hodgkin berasal dari limfatik dan menyebar ke organ tubuh yang lain. Hal ini biasanya menyerang paling banyak terhadap kaum pria antara dekade kedua dan keempat dalam hidupnya. Dengan diagnosa dan pengobatan dini prognosis baik dengan angka rata-rata kehidupan lima tahun (Neely, 1989). Limfoma merupakan golongan gangguan limfoproliferatif. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi dikaitkan dengan virus, khususnya virus Epstein-Barr yang ditemukan pada Limfoma Burkitt. Adanya peningkatan insidens penderita limfoma Hodgkin dan Non-Hodgkin pada kelompok penderita AIDS pengidap virus HIV, tampaknya mendukung teori yang menganggap bahwa penyakit ini 1

Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 1

Citation preview

Page 1: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Limfoma merupakan keganasan berkenaan dengan sistem getah bening.

Penyakit hodgkin atau penyakit non-Hodgkin adalah contoh limfoma yang

paling umum.  Penyakit Hodgkin berasal dari limfatik dan menyebar ke organ

tubuh yang lain. Hal ini biasanya menyerang paling banyak  terhadap kaum

pria antara dekade kedua dan keempat dalam hidupnya. Dengan diagnosa dan

pengobatan dini prognosis baik dengan angka rata-rata kehidupan lima tahun

(Neely, 1989). Limfoma merupakan golongan gangguan limfoproliferatif.

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi dikaitkan dengan virus, khususnya virus

Epstein-Barr yang ditemukan pada Limfoma Burkitt. Adanya peningkatan

insidens penderita limfoma Hodgkin dan Non-Hodgkin pada kelompok

penderita AIDS pengidap virus HIV, tampaknya mendukung teori yang

menganggap bahwa penyakit ini disebabkan oleh virus. Awal pembentukan

tumor pada gangguan ini adalah pada jaringan limfatik sekunder (seperti

kelenjar limfe dan limpa), dan selanjutnya dapat timbul penyebaran ke sumsum

tulang dan jaringan yang lain.

Prevalensi Kejadian pada limfoma non-Hodgkin pada tahun 2000 di

Amerika Serikat diperkirakan terdapat 54.900 kasus baru, dan 26.1000 orang

meninggal karena LNH. Di Amerika Serikat, 5 % kasus LNH baru terjadi pada

pria dan 4% pada wanita per tahunnya. Pada tahun 1997, LNH dilaporkan

sebagai penyebab dari kematian akibat kengker utama pada pria usia20-39

1

Page 2: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

tahun. Insiden LNH di Amerika Serikat menurut National Cancer Institute

tahun 1996 adalah 15,5 per 100.000. LNH secara umum lebih sering terjadi

pada pria. Insiden LNH meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan

mencapai puncak pada kelompok usia 80-84 tahun. Saat ini angka pasien LNH

di Amerika Serikat semakin meningkat dengan pertambahan 5-10%

pertahunnya, menjadikannya urutan kelima tersering dengan angka kejadian

12-15 per 100.000 penduduk. Di perancis penyakit ini merupakan keganasan

ketujuh tersering. Di Indonesia sendiri LNH bersama-sama dengan penyakit

Hodgkin dan leukimia menduduki urutan keenam tersering. Sampai saat ini

belum diketahui sepenuhnya mengapa angka kejadian  LNH terus mningkat.

Adanya hubungan yang erat antara penyakit AIDS dan LNH kiranya

memperkuat dugaan adanya hubungan antara LNH dengan infeksi. Sedangkan

prevalensi pada limfoma Hodgkin di Amerika Serikat terdapat 7500 kasus baru

penyakit Hodgkin setiap tahunnya, rasio kekerapan antara laki-laki dan

perempuan adalah 1,3-1,4 berbanding 1. terdapat distribusi umur bimodal,

yaitu pada usia 15-34 tahun dan usia diatas 55 tahun. (Aru

W.Sudoyo,dkk.2007). Menkes menyatakan, berdasarkan data Sistem Informasi

Rumah Sakit (SIRS) tahun 2006, kanker terbanyak pada pasien rawat inap

adalah kanker payudara (19,64%), disusul kanker leher rahim (11,07%), kanker

hati dan saluran empedu intrahepatik (8,12%), Limfoma non Hodgkin (6,77%),

dan Leukemia (5,93%). Leukemia merupakan kanker yang sering terjadi pada

anak.

2

Page 3: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

Dari beberapa hal diatas, kelompok kami sangat tertarik untuk

mengangkat Materi tentang “Asuhan Keperawatan Klien dengan Masalah

Hodgkin & non-Hodgkin dan diharapkan dengan adanya makalah yang

membahas masalah limfoma Hodgkin dan no-Hodgkin ini dapat memberikan

gambaran dan berbagai informasi yang berkaitan dengan limfoma Hodgkin dan

non-Hodgkin sehingga kita mengetahui bagaimana cara untuk mengatasi

masalah yang berkaitan dengan limfoma hodgkin dan non-Hodgkin,  mencegah

prognosis yang buruk dan juga dapat mengurangi angka kematian akibat dari

limfoma hodgkin dan non-Hodgkin tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

Agar mahasiswa dapat mengetahui :

1) Pengertian dari penyakit Hodgkin?

2) Etiologi dari penyakit Hodgkin?

3) Patofisiologi dari penyakit Hodgkin?

4) Manifestasi dari penyakit Hodgkin?

5) Diagnosis dari penyakit Hodgkin?

6) Penatalaksanaan dari penyakit Hodgkin?

7) Konsep Askep pada Pasien Hodgkin?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana

asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit Hodgkin.

3

Page 4: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

BAB II

KONSEP MEDIS

A. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM LIMFATIK

Sistem limfatik adalah bagian penting sistem kekebalan tubuh yang

memainkan peran kunci dalam pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi

dan kanker. Cairan limfatik adalah cairan putih mirip susu yang engandung

protein, lemak dan limfosit (sel darah putih) yang semuanya mengalir ke

seluruh tubuh melalui pembuluh limfatik.

Yang membentuk sistem limfatik dan cairan yang mengisis pembuluh ini

disebut limfe.  Komponen Sistem Limfatik antara lain :

o Pembuluh Limfe

o Kelenjar Limfe (nodus limfe)

o Limpa

o Tymus

o Sumsum Tulang

1. Anatomi fisiologi sistem limfatik

a. Pembuluh limfe

         Pembuluh limfe merupakan jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau

sebagai rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ dalam vili usus terdapat

pembuluh limfe khusus yang disebut lakteal yang dijumpai dala vili usus.

Fisiologi kelenjar limfe hampir sama dengan komposisi kimia plasma darah

dan mengandung sejmlah besar limfosit yang mengalir sepanjang pembuluh limfe

4

Page 5: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

untuk masuk ke dalam pembuluh darah. Pembuluh limfe yang mengaliri usus

disebut lakteal karena bila lemak diabsorpsi dari usus sebagian besar lemak

melewati pembuluh limfe. Sepanjang pergerakan limfe sebagian mengalami

tarikan oleh tekanan negatif di dalam dada, sebagian lagi didorong oleh kontraksi

otot.

Fungsi pembuluh limfe mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke

dalam sirkulasi darah, mengankut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah,

membawa lemak yang sudah dibuat emulasi dari usus ke sirkulasi darah. Susunan

limfe yang melaksanakan ini ialah saluran lakteal, menyaring dan menghancurkan

mikroorganisme, menghasilkan zat antiboi untuk melindungi terhadap kelanjutan

infeksi.

b. Kelenjar limfe (nodus limfe)

Kelenjar ini berbentuk bulat lonjong dengan ukuran kira-kira 10 – 25 mm.

Limfe disebut juga getah bening, merupakan cairan yang susunan isinya

hampir sama dengan plasma darah dan cairan jaringan. Bedanya ialah dalam

cairan limfe banyak mengandung sel darah limfosit, tidak terdapat karbon

dioksida, dan mengandung sedikit oksigen. Cairan limfe yang berasal dari usus

banyak mengandung zat lemak. Cairan limfe ini dibentuk atau berasal dari 

cairan jaringan melalui difusi atau filtrasi ke dalam kapiler – kapler limfe dan

seterusnya akan masuk ke dalam peredaran darah melalui vena.

Fungsinya yaitu menyaring cairan limfe dari benda asing, pembentukan

limfosit, membentuk antibodi, pembuangan bakteri, membantu reasoprbsi

lemak.

5

Page 6: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

c. Limpa

Limpa merupakan sebuah organ yang terletak di sebelah kiri abdomen di

daerah hipogastrium kiri bawah iga ke-9,-10,-11. Limpa berdekatan pada

fundus dan permukaan luarnya menyentuh diafragma. Jalinan struktur jaringan

ikat di antara jalinan itu membentuk isi limpa/ pulpa yang terdiri dari jaringan

limpa dan sejumlah besar sel – sel darah.

Fungsi limpa sebagai gudang darah seperti hati, limpa banyak mengandung

kapiler – kapiler darah, dengan demikian banyak arah yang mengalir dalam

limpa, sebagai pabrik sel darah, limfa dapat memproduksi leukosit dan eritrosit

terutama limfosit, sebagai tempat pengahancur eritrosit, karena di dala limpa

terdapat jaringan retikulum endotel maka limpa tersebut dapat mengancurkan

eritrosit sehingga hemoglobin dapat dipisahkan dari zat besinya, mengasilkan

zat antibodi.

Limpa menerima darah dari arteri lienalis dan keluar melalui vena lienalis

pada vena porta. Darah dari limpa tidak langsung menuju jantung tetapi

terlebih dahulu ke hati. Pembuluh darah masuk ke dan keluar melalui hilus

yang berbeda di permukaan dalam. Pembuluh darah itu memperdarhi pulpa

sehingga dan bercampur dengan unsur limpa.

d. Thymus 

Kelenjar timus terletak di dalam torax, kira – kira pada ketinggian bifurkasi

trakea. Warnanya kemerah – merahan dan terdiri dari 2 lobus. Pada bayi baru

lahir sangat kecil dan beratnya kira – kira 10 gram atau lebih sedikit;

6

Page 7: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

ukurannya bertambah pada masa remaja beratnya dari 30 – 40 gram dan

kemudian mengkerut lagi. Fungsinya diperkirakan ada sangkutnya dengan

produksi antibody dan sebagai tempat berkembangnya sel darah putih.

e. Bone marrow / sumsum tulang

Sumsum tulang (Bahasa Inggris: bone marrow atau medulla ossea) adalah

jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan

tempat produksi sebagian besar sel darah baru. Ada dua jenis sumsum tulang:

sumsum merah (dikenal juga sebagai jaringan myeloid) dan sumsum kuning.

Sel darah merah, keping darah, dan sebagian besar sel darah putih dihasilkan

dari sumsum merah. Sumsum kuning menghasilkan sel darah putih dan

warnanya ditimbulkan oleh sel-sel lemak yang banyak dikandungnya. Kedua

tipe sumsum tulang tersebut mengandung banyak pembuluh dan kapiler darah.

Sewaktu lahir, semua sumsum tulang adalah sumsum merah. Seiring dengan

pertumbuhan, semakin banyak yang berubah menjadi sumsum kuning. Orang

dewasa memiliki rata-rata 2,6 kg sumsum tulang yang sekitar setengahnya

adalah sumsum merah. Sumsum merah ditemukan terutama pada tulang pipih

seperti tulang pinggul, tulang dada, tengkorak, tulang rusuk, tulang punggung,

tulang belikat, dan pada bagian lunak di ujung tulang panjang femur dan

humerus. Sumsum kuning ditemukan pada rongga interior bagian tengah tulang

panjang. Pada keadaan sewaktu tubuh kehilangan darah yang sangat banyak,

sumsum kuning dapat diubah kembali menjadi sumsum merah untuk

meningkatkan produksi sel darah.

7

Page 8: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

2. Lokasi-lokasi nodus limfe.

 Daerah khusus, tempat terdapat banyak jaringan limfatik adalah palatin

(langit mulut) dan tosil faringeal, kelenjar timus, agregat folikel limfatik di

usus halus, apendiks dan limfa.

3. Fisiologi sistem limfatik

Fungsi Sistem limfatik sebagai berikut :

a. Pembuluh limfatik mengumpulkan cairan berlebih atau cairan limfe dari

jaringan sehingga memungkinkan aliran cairan segar selalu bersirkulasi

dalam jaringan tubuh.

b. Merupakan pembuluh untuk membawa kembali kelebihan protein didalam

cairan  jaringan ke dalam aliran darah.

c. Nodus menyaring cairan limfe dari infeksi bakteri dan bahan-bahan

berbahaya.

d. Nodus memproduksi limfosit baru untuk sirkulasi

e. Pembuluh limfatik pada organ abdomen membantu absorpsi nutrisi yang

telah dicerna, terutama lemak.

4. Mekanisme Sirkulasi Limfatik.

Pembuluh limfatik bermuara kedalam vena-vena besar yang mendekati

jantung dan disini terdapat tekanan negatif akibat gaya isap ketika jantung

mengembang dan juga gaya isap torak pada gerakan inspirasi.

Tekanan timbul pada pembuluh limfatik, seperti halnya pada vena, akibat

kontraksi otot-otot, dan tekanan luar ini akan mendorong cairan limfe ke depan

8

Page 9: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

karena adanya katup yang mencegah aliran balik ke belakang. Juga terdapat

tekanan ringan dari cairan jaringan akibat ada rembesan konstan cairan segar

dari kapiler-kapiler darah. Apabila terdapat hambatan pada aliran cairan limfe

yang melalui sistem limfatik, terjadilah edema, yaitu pembengkakan jaringan

akibat adanya kelebihan caiaran yang terkumpul didalamnya. Edema juga bisa

terjadi akibat obstruksi vena, karena vena juga berfungsi mengalirkan sebagian

cairan jaringan.

B. DEFINISI

Limfoma adalah suatu kanker (keganasan) dari sistem limfatik (getah

bening).  Sistem limfatik membawa tipe khusus dari sel darah putih yang

disebut limfosit melalui suatu jaringan dari saluran tubuler (pembuluh getah

bening) ke seluruh jaringan tubuh, termasuk sumsum tulang. Tersebarnya

jaringan ini merupakan suatu kumpulan limfosit dalam nodus limfatikus yang

disebut kelenjar getah bening. Limfosit yang ganas (sel limfoma) dapat

bersatu menjadi kelenjar getah bening tunggal atau dapat menyebar di seluruh

tubuh, bahkan hampir di semua organ. Dua tipe utama dari limfoma adalah

Limfoma Hodgkin (yang lebih sering disebut Penyakit Hodgkin) dan

Limfoma Non Hodgkin. Limfoma Burkitt dan mikosis fungoides termasuk ke

dalam jenis Limfoma Non Hodgkin. Limfoma dibagi menjadi dua kelompok

besar yaitu :

1. Penyakit Hodgkin (limfoma Hodgkin)

Limfoma Hodgkin adalah suatu jenis keganasan sistem kelenjar getah

bening dengan gambaran histologis tertentu yang khas. ( ciri histologis

9

Page 10: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

yang dianggap khas adalah adanya sel Reed-Sternberg atau variannya yang

disebut sel Hodgkin dan gambaran seluler getah bening yang khas), Sel

Reed-Sternberg memiliki limfositosis besar yang ganas yang lebih besar

dari satu inti sel. Sel-sel tersebut dapat dilihat pada biopsi yang diambil

dari jaringan kelenjar getah bening, yang kemudian diperiksa dibawah

mikroskop.

Neoplasma jaringan limfoid ini adalah salah satu bentuk keganasan pada

dewasa muda yang paling sering, dengan usia rata-rata pada saat diagnosis

32 tahun.

Ada empat subtipe jenis penyakit Hodgkin menurut klasifikasi Rye

berdasarkan gambaran histologisnya :

Jenis Gambaran Mikroskopik KejadianPerjalanan

Penyakit

Limfosit

Predominan

Sel Reed-Stenberg sangat

sedikit tapi ada banyak

limfosit

3% dari

kasusLambat

Sklerosis

Noduler

Sejumlah kecil sel Reed-

Stenberg & campuran sel

darah putih lainnya;

daerah jaringan ikat fibrosa

67% dari

kasusSedang

Selularitas Sel Reed-Stenberg dalam 25% dari Agak cepat

10

Page 11: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

Campuran

jumlah yang sedang &

campuran sel darah putih

lainnya

kasus

Deplesi

Limfosit

Banyak sel Reed-Stenberg &

sedikit limfosit

jaringan ikat fibrosa yang

berlebihan

5% dari

kasusCepat

C. ETIOLOGI

      Etiologi penyakit ini bisa virus. Malignansi limfoid umumnya

ditemukan pada pasien yang terkena virus HIV-AIDS. Usia median 50-60

tahun. Pasien serinkali limphadenopathi, hepatomegaly, splenomegaly,

demam,dan keringat malam. Penyebabnya tidak diketahui, walaupun

beberapa ahli menduga bahwa penyebabnya adalah virus, seperti virus

Epstein Barr.  Penyakit ini tampaknya tidak menular. Penyakit ini lebih

sering terjadi pada pria. Penyakit Hodgkin bisa muncul pada berbagai usia,

tetapi jarang terjadi sebelum usia 10 tahun. Paling sering ditemukan pada

usia diantara 15-34 tahun dan diatas 60 tahun. Faktor yang lain adalah

defisiensi imun, misalnya pada pasien transplantasi organ dengan

pemberian obat imunosupresif

11

Page 12: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

D. MANIFESTASI KLINIK

1. Penyakit Hodgkin

Manifestasi klinis meliputi limphadenopathy tak sakit di satu sisi leher.

Pada palpasi, node ini teraba  ”elastis”. Biasanya node serviks di satu leher

membengkak, atau terjadi pembengkakan node pada axilla atau kunci

paha. Anemia progresif berkembang, leukocyte meningkat, dan level

eosinophil meningkat. Demam yang belum diketahui penyebabnya dengan

suhu badan mencapai 101oF atau pasien biasanya berkeringat di malam

hari.

Gejala dan Tanda

Gejala umum penderita limfoma Hodgkin yaitu :

o Pembesaran kelenjar getah bening tanpa adanya rasa sakit

o Demam

o Keringat malam

o Rasa lelah yang dirasakan terus menerus

o Gangguan pencernaan dan nyeri perut

o Hilangnya nafsu makan

o Nyeri tulang

o Bengkak pada wajah dan leher dan daerah-daerah nodus limfe yang

terkena.

o Limphadenopaty

12

Page 13: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

E. PATOFISIOLOGI

Perubahan sel limfosit normal menjadi sel limfoma merupakan akibat

terjadinya mutasi gen pada salah satu gen pada salah satu sel dari sekelompok

sel limfosit tua yang tengah berada dalam proses transformasi menjadi

imunoblas (terjadi akibat adanya rangsangan imunogen). Beberapa perubahan

yang terjadi pada limfosit tua antara lain: 1).ukurannya semakin besar,

2).Kromatin inti menjadi lebih  halus, 3).nukleolinya terlihat, 4).protein

permukaan sel mengalami perubahan.

Beberapa faktor resiko yang diperkirakan dapat menyebabkan terjadinya

limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin seperti infeksi virus-virus seperti virus

Epstein-Berg, Sitomegalovirus, HIV, HHV-6, defisiensi imun, bahan kimia,

mutasi spontan, radiasi awalnya menyerang sel limfosit yang ada di kelenjar

getah bening sehingga sel-sel limfosit tersebut membelah secara abnormal

atau terlalu cepat dan membentuk tumor/benjolan. Tumor dapat mulai di

kelenjar getah bening (nodal) atau diluar kelenjar getah bening (ekstra nodal).

Proliferasi abnormal tumor tersebut dapat memberi kerusakan penekanan atau

penyumbatan organ tubuh yang diserang. Apabila sel tersebut menyerang

Kelenjar limfe maka akan terjadi Limphadenophaty

Dampak dari proliferasi sel darah putih yang tidak terkendali,  sel darah

merah akan terdesak, jumlah sel eritrosit menurun dibawah normal yang

disebut anemia. Selain itu populasi limfoblast yang sangat tinggi juga akan

menekan jumlah sel trombosit dibawah normal yang disebut trombositopenia.

13

Page 14: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

Bila kedua keadaan terjadi bersamaan, hal itu  akan disebut bisitopenia yang

menjadi salah satu tanda kanker darah.

Gejala awal yang dapat dikenali adalah pembesaran kelenjar getah bening

di suatu tempat (misalnya leher atau selangkangan)atau di seluruh tubuh.

Kelenjar membesar secara perlahan dan biasanya tidak menyebabkan nyeri.

Kadang pembesaran kelenjar getah bening di tonsil (amandel) menyebabkan

gangguan menelan.

Pembesaran kelenjar getah bening jauh di dalam dada atau perut bisa

menekan berbagai organ dan menyebabkan: gangguan pernafasan,

berkurangnya nafsu makan, sembelit berat, nyeri perut, pembengkakan

tungkai.

Jika limfoma menyebar ke dalam darah bisa terjadi leukimia. Limfoma

non hodgkin lebih mungkin menyebar ke sumsum tulang, saluran pencernaan

dan kulit. Pada anak – anak, gejala awalnya adalah masuknya sel – sel

limfoma ke dalam sumsum tulang, darah, kulit, usus, otak, dan tulang

belekang; bukan pembesaran kelenjar getah bening. Masuknya sel limfoma

ini menyebabkan anemia, ruam kulit dan gejala neurologis (misalnya

delirium, penurunan kesadaran).

Secara kasat mata penderita tampak pucat, badan seringkali hangat dan

merasa lemah tidak berdaya, selera makan hilang, berat badan menurun

disertai pembengkakan seluruh kelenjar getah bening : leher, ketiak, lipat

paha, dll

14

Page 15: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

F. PATHWAY

Perkembangan Sel B Abnormal atau sel Reed - Steinberg

Transkrip Sel B terganggu

Aktivasi Gen Terganggu

Limfosit bersifat Maligna

Pembesaran Nodul Limfe

15

Sistem imun menurun, penyakit HIV

Paparan Herbisida dan Pestisida Jenis Kelamin dan Keturunan

Limfoma Hodgkin

Penurunan Suplay O2 Ke Paru - Paru

Penyempitan Jalan Nafas

Proses InflamasiPenekanan Pada EsofagusPenekanan Pada Trakea

Peningkatan Suhu Tubuh

Reaksi Sistem tubuh terhadap infeksi

BB Menurun

Intake Nutrisi tidak adekuat

Gangguan Menelan

Perubahan Frekuensi Pernafasan

Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan

Pola Nafas Tidak Efektif

Hipertensi

Nyeri

Page 16: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

16

Perubahan Frekuensi Pernafasan

Peningkatan Suhu Tubuh

Pembentukan ATP terganggu

Penekanan Pada Laring

Paralisis Pita Suara

Intoleransi Aktivitas

Kelelahan Gangguan Pola Tidur

Sulit Tidur

Hambatan Komunikasi Verbal

Cemas

Koping Individu tidak efektif

Kemoterapi,radioterapi

Page 17: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

G. KOMPLIKASI

Penyakit Hodgkin dapat menyerang sistem syaraf dan menyebabkan lesi di

mediastinum yang dapat mengakibatkan sindrom vena cava superior. infeksi

herper zooster sering menyerang penderita penyakit hodgkin ini (Soeparman

Sarwono, 1994: 275). Sindrom Vena cava superior adalah sekumpulan gejala

akibat pelebaran pembuluh darah vena yang membawa darah dari bagian

tubuh atas menuju ke jantung, Penghambatan aliran darah ini (oklusis)

melewati vena ini dapat menyebabkan sindrom vena cava superior (SVCS).

Penderita biasanya mengeluh sesak nafas bila berbaring, dirasanya leher dan

muka serta dada bagian atas membengkak, kadang-kadang juga lengan atas.

Pada pemeriksaan selain edema dari bagian-bagian tersebut, juga tampak

dilatasi dari vena-vena di leher, dinding serta lengan atas dengan gradasi yang

berbeda tergantung derajat penyumbatan.

                      

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Limfoma Hodgkin.

Sebagian orang penderita penyakit ini mungkin tidak menyadari bahwa

dirinya menderita limfoma Hodgkin. Penyakit ini kadang ditemukan dari

adanya temuan pada pemeriksaan rontgen dada untuk indikasi lain.

Diagnosis ditegakkan dari biopsi kelenjar getah bening yang membesar.

Jika hasil biopsi ditemukan perubahan bentuk kelenjar getah bening dan

adanya sel Reed-Sternberg, maka hal tersebut memastikan diagnosis.

Pemeriksaan penunjang lainnya yang mungkin dibutuhkan untuk diganosis

maupun untuk melihat perluasan/keterlibatan organ lain adalah : rontgten,

17

Page 18: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

CT-scan, MRI, Gallium scan, PET scan, biopsi sumsum tulang, dan

pemeriksaan darah (Hb, leukosit, LED, hapusan darah, faal hepar, faal

ginjal, LDH)

Limfoma Hodgkin diklasifikaskan menjadi 4 stadium menurut tingkat

keparahannya :

Stadium I : Kanker hanya terbatas pada satu daerah kelenjar getah

bening saja atau pada satu organ.

Stadium II : Pada stadium ini, sudah melibatkan dua kelenjar getah

bening yang berbeda, namun masih terbatas dalam satu wilayah atas

atau bawah diafragma tubuh.

Stadium III : Jika kanker telah bergerak ke kelenjar getah bening atas

dan juga bawah diafragma, namun belum menyebar dari kelenjar getah

bening ke organ lainnya.

Stadium IV : Merupakan stadium yang paling lanjut. Pada stadium

iniyang terkena bukan hanya kelenjar getah bening, tapi juga bagian

tubuh lainnya, seperti sumsum tulang atau hati.

Limfoma Hodgkin juga dikategorikan menjadi ”A” atau ”B”

A : Jika pasien tidak mengalami gejala demam, banyak berkeringat,

ataupun menurunnya berat badan

B : Jika pasien mengalami gejala demam, banyak berkeirngat, ataupun

menurunnya berat badan.

Pemeriksaan minimal :

18

Page 19: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

1) Anamnesis dan pemeriksaan fisik : ada tumor sistem limfoid, febris

keringhat malam, penurunan berat badan, limfadenopati dan

hepatosplenomegali

2) Pemeriksaan laboratorium : Hb, leukosit, LED, hapusan darah, faal hepar,

faal ginjal, LDH.

Pemeriksaan Ideal

1) Limfografi, IVP, Arteriografi. Foto organ yang diserang, bone – scan, CT –

scan, biopsi sunsum tulang, biopsi hepar, USG, endoskopi

2) Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan

histopatologi. Untuk LH memakai kriteria lukes dan butler (4 jenis). Untuk

LNH memakai kriteria internasional working formulation (IWF) menjadi

derajat keganasan rendah, sedang dan tinggi.

3) Penentuan tingkat/stadium penyakit (staging)

4) Stadium ditentukan menurut kriteria Ann Arbor (I, II, III, IV, A, B, E)

Ada 2 macam stage : Clinical stage dan Pathological stage (keringat malam,

penurunan berat badan)

I. PENATALAKSANAAN

Limfoma ditangani oleh dokter spesialis hematologi-onkologi dan mungkin

dirujuk ke dokter spesialis lainnya jika dibutuhkan.

1. Penyakit Hodgkin

a. Terapi

Limfoma Hodgkin. Terapi penyakit ini tergantung beberapa faktor,

seperti stadium penyakit, jumlah dan daerah mana saja kelenjar getah

19

Page 20: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

bening yang terlibat, usia, gejala yang dirasakan, hamil/tidak, dan status

kesehatan secara umum. Tujuan terapi adalah menghancurkan sel

kanker sebanyak mungkin dan mencapai remisi. Dengan penanganan

yang optimal, sekitar 95% pasien limfoma Hodgkin stadium I atau II

dapat bertahan hidup hingga 5 tahun atau lebih. Jika penyakit ini sudah

meluas, maka angka ketahanan hdup 5 tahun sebesar 60-70%. Pilihan

terapinya adalah :

Radiasi. Terapi radiasi diberikan jika penyakit ini hanya melibatkan

area tubuh tertentu saja. Terapi radiasi dapat diberikan sebagai terapi

tunggal, namun umumnya diberikan bersamaan dengan kemoterapi.

Jika setelah radiasi penyakit kembali kambuh, maka diperlukan

kemoterapi. Beberapa jenis terapi radiasi dapat meningkatkan risiko

terjadinya kanker yang lain, seperti kanker payudara atau kanker

paru, terutama jika pasien berusia kurang dari 30 tahun. Umumnya

pasien anak diterapi dengan kemoterapi kombinasi, tapi mungkin

juga diperlukan terapi radiasi dosis rendah.

Kemoterapi. Jika penyakit ini sudah meluas dan sudah melibatkan

kelenjar getah bening yang lebih banyak atau organ lainnya, maka

kemoterapi menjadi pilihan utama. Regimen kemoterapi yang umum

diberikan adalah ABVD, BEACOPP, COPP, Stanford V, dan

MOPP. Regimen MOPP (terdiri dari mechlorethamine, Oncovin,

procarazine, dan prednisone) merupakan regimen standar, namun

bersifat sangat toksik, sedangkan regimen ABVD (terdiri dari

20

Page 21: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

doxorubicin/Adriamycin, bleomycin, vinblastine, dan dacarbazine)

merupakan regimen yang lebih baru dengan efek samping yang lebih

sedikit dan merupakan regimen pilihan saat ini. Kemoterapi

diberikan dalam beberapa siklus, umumnya sela beberapa minggu.

Lamanya kemoterapi diberikan sekitar 6-10 bulan.

Transplantasi sumsum tulang. Jika penyakit kembali kambuh setelah

remisi dicapai dengan kemoterapi inisial, maka kemoterapi dosis

tinggi dan transplantasi sumsum tulang atau sel induk perifer

autologus (dari diri sendiri) dapat membantu memperpanjang masa

remisi penyakit. Karena kemoterapi dosis tinggi akan merusak

sumsum tulang, maka sebelumnya dikumpulkan dulu sel induk darah

perifer atau sumsum tulang.

b. Therapy Medik

Konsutasi ke ahli onkologi medik (biasanya RS type A dan B)

Untuk stadium II b, II E A dan B IV dan B, terapi medik adalah

therapy utama untuk stadium I B, I E A dan B terapy medik sebagai

terapy anjuran misalnya : obat minimal terus menerus tiap hari atau

dosis tinggi intermitten dengan siklofosfamid dosis :

- Permulaan 150 mg/m2, maintenance 50 mg, m2 tiap hari atau 1000

mg/m2 iv selang 3 – 4 minggu

Obat kombinasi intermittend siklofosfamid (Cyclofosfamid),

vinkistrin (oncovin), prednison (COP) Dosis :

C : Cyclofosfamid 1000 mg/m2 iv hari I

21

Page 22: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

O: Oncovin 1,4 mg/m2 iv hari I

P : Prednison 100 mg/m2 po hari 1 – 5 Diulangi selang 3 minggu

Ideal :Kombinasi obat mustargen, vinkistrin (oncovin), procarbazine,

prednison (MOPP).

c. Therapy Radiasi dan bedah

Konsultasi dengan ahli yang bersangkutan Sebaiknya melalui tim

onkology (biasanya di RS type A dan B)

2. Penyakit nonhodgkin

Seperti pada limfoma Hodgkin, terapi ditentukan berdasarkan tipe dan

stadium penyakit, usia, dan status kesehatan secara umum. Pilhan terapinya

yaitu :

Kemoterapi. Kemoterapi terutama diberikan untuk limfoma jenis derajat

keganasan sedang-tinggi dan pada stadium lanjut.

Radiasi.

Radiasi dosis tingi bertujuan untuk membunuh sel kanker dan

mengecilkan ukuran tumor. Terapi radiasi umumnya diberikan untuk

limfoma derajat rendah dengan stadium awal. Namun kadang-kadang

dikombinasikan dengan kemoterapi pada limfoma dengan derajat

keganasan sedang atau untuk terapi tempat tertentu, seperti di otak.

Transplantasi sel induk. Terutama jika akan diberikan kemoterapi dosis

tinggi, yaitu pada kasus kambuh. Terapi ini umumnya digunakan untuk

limfoma derajat sedang-tinggi yang kambuh setelah terapi awal pernah

berhasil.

22

Page 23: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

Observasi. Jika limfoma bersifat lambat dalam pertumbuhan, maka

dokter mungkin akan memutuskan untuk observasi saja. Limfoma yang

tumbuh lambat dengan gejala yang ringan mungkin tidak memerlukan

terapi selama satu tahun atau lebih.

Terapi biologi. Satu-satunya terapi biologi yang diakui oleh Food and

Drug Administration (FDA) Amerika Serikat saat ini adalah rituximab.

Rituximab merupakan suatu antibody monoclonal yang membantu

system imun mengenali dan menghancurkan sel kanker. Umumnya

diberikan secara kombinasi dengan kemoterapi atau dalam

radioimunoterapi.

Radioimunoterapi. Merupakan terapi terkini untuk limfoma non-

Hodgkin. Obat yang telah mendapat pengakuan dari FDA untuk

radioimunoterapi adalah ibritumomab dan tositumomab. Terapi ini

menggunakan antibody monoclonal bersamaan dengan isotop radioaktif.

Antibodi tersebut akan menempel pada sel kanker dan radiasi akan

mengahancurkan sel kanker.

J. PROGNOSIS

Dengan pengelolaan yang baik penyakit ini dapat dikendalikan dalam

waktu yang cukup lama. Di USA kemampuan hidup 5 tahun lebih dari 80%.

Tentu saja prognosis ditentukan oleh banyak faktor yaitu antara lain:

stadiumnya, jenis histologiknya, massa tumor keseluruhannya, terapinya dll

faktor prognostik yang mungkin belum diteliti.

23

Page 24: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

Prognosis penyakit Hodgkin ini relatif baik. Penyakit ini dapat sembuh

atau hidup lama dengan pengobatan, meskipun tidak 100%. Tetapi oleh

karena dapat hidup lama, kemungkinan mendapatkan late complication makin

besar. Late complication itu antara lain:

a. Timbulnya keganasan kedua/sekunder

b. Disfungsi endokrin yang kebanyakan adalah tiroid dan gonade

c. Penyulit kardiovaskuler terutama mereka yang medapat kombinasi radiasi

dan pemberian antrasiklin terutama yang dosisnya banyak (dose related)

d. Penyulit pada paru. Pada mereka yang mendapat radiasi dan bleomisin

yang juga dose related.

e. Pada anak-anak dapat terjadi gangguan pertumbuhan (Rachmat, 2001:

199).

f. Sepsis

K. DIAGNOSIS BANDING

1. Limfadenitis Tuberculosa : Histopatologi, kultur, gejala klinik

2. Karsinoma metastatik

3. Leukemia, mononukleus Infeksiosa : gambaran hematologik

L. ASUHAN KEPERAWATAN

24

Page 25: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

Dalam asuhan keperawatan ini penulis akan membahas dari pengkajian,

diagnosa dan rencana tindakan/ implementasi yang dapat timbul dari penyakit

Hodgkin itu sendiri (Doengos, 1993: 605).

1. Pengkajian

a. Aktivitas/istirahat

Gejala:

o Kelelahan, kelemahan, atau malaise umum

o Kehilangan produktivitas dan penurunan toleransi latihan

o Kebutuhan tidur dan istirahat lebih banyak

o Tanda:

o Penurunan kekuatan, bahu merosot, jalan lamban, dan tanda

yang lain yang menunjukkan kelelahan.

b. Sirkulasi

o Gejala:

Palpitasi, angina/ nyeri dada

o Tanda:

Takikardia, disritmia

Sianosis wajah dan leher

Iterus sklera dan ikterik umum sehubungan dengan

kerusakan hati dan obstruksi duktus empedu oleh

pembesaran nodus limfe

Pucat (anemia), diaforesis, keringat malam.

25

Page 26: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

Pembengkakan pada wajah, leher, rahang atau tangan

kanan

Edema ekstremitas bawah sehubungan dengan obstruksi

vena kava inferior dari pembesaran nodus limfa

intraabdomial (non-hodgkin).

Asites

c. Integritas

Gejala:

Faktor stress, misalnya: sekolah, pekerjaan, keluarga.

Takut/ansietas sehubungan dengan diagnosis dan kemungkinan

takut mati

Ansietas/takut sehubungan dengan tes diagnostik dan modalitas

pengobatan (kemoterapi dan terapi radiasi)

Masalah finansial: biaya rumah sakit, pengobatan mahal, takut

kehilangan pekerjaan sehubungan dengan kehilangan waktu kerja

Status hubungan: takut dan ansietas sehubungan dengan menjadi

orang yang tergantung pada keluarga.

Tanda:

Berbagai perilaku, misalnya: marah, menarik diri, pasif

d. Eleminasi

o Gejala:

Perubahan karakteristik urine dan/atau feses

26

Page 27: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

Riwayat obtruksi usus, contoh intususpensi atau sindrom

malabsorpsi (infiltrasi dan nodus limfa retroperitoneal)

Tanda:

Nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan pembesaran pada

palpasi (hepatomegali)

Nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan pembesaran pada palpasi

Penurunan keluaran urine, urine gelap/pekat, anuria (obstruksi

uretral/gagal ginjal)

Disfungsi usus dan kandung kemih

e. Makanan/cairan

o Gejala:

Anoreksia/kehilangan nafsu makan

Disfagia (tekanan pada esofagus)

Adanya penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan

sama dengan 10% atau lebih dari berat badan 6 bulan

sebelumnya dengan tanpa upaya diet.

Tanda:

Membran mukosa dan konjungtiva pucat

Kelemahan otot yang digunakan untuk mengunyah dan

menelan

f. Neurosensori

o Gejala:

27

Page 28: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

Nyeri saraf (neuralgia) menunjukkan kompresi akar saraf

oleh pembesaran nodus limfa pada brakhial, lumbar dan

pleksus sakral

Kelemahan otot, parastesia

Tanda:

Status mental: letargi, menarik diri, kurang minat umum

terhadap sekitar

Paraplegia.

g. Nyeri/kenyamanan

o Gejala:

Nyeri tekan/nyeri pada nodus limfa yang  terkena, misalnya

pada sekitar mediastinum, nyeri dada, nyeri punggung

(kompresi vertebral); nyeri tulang umum (keterlibatan

tulang limfomatus).

Tanda:

Fokus pada diri sendiri; perilaku berhati-hati

h. Pernapasan

o Gejala:

Dispnea pada kerja atau istirahat; nyeri dada

Tanda:

Dispnea: takikardia

Batuk kering non-produktif

Tanda distres pernapasan

28

Page 29: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

Parau/paralisis laringeal

i. Keamanan

o Gejala:

Riwayat sering/adanya infeksi

Riwayat mononukleus (risiko tinggi penyakit hodgkin pada

pasien dengan titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat

ulkus/perforasi pendarahan gaster

Kemerahan/pruritus umum

Tanda:

Demam menetap tak dapat dijelaskan dan lebih tinggi dari

38°C tanpa gejala infeksi

Nodus limfe simetris, tak nyeri, membengkak/membesar

Nodus dapat terasa kenyal dan keras, diskret dan dapat

digerakkan

Pembesran tonsil

Pruritus umum

Sebagaian area kehilangan pigmentasi melanin

j. Seksualitas

o Gejala:

Majalah tentang fertilitas/kehamilan

Penurunan libido

29

Page 30: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

M. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pola nafas tidak efektif , resiko tinggi terhadap obstruksi trakeobronkial ;

pembesaran nodus mediastinal dan/atau edema jalan nafas (Hodgkin dan

non-Hodgkin); sindrom vena kava superior (non Hodgkin).

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia/

absorpsi nutrient yang diperlukan

3. Nyeri (akut) berhubungan dengan pembesaran organ nodus limfe.

4. Gangguan Pola tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh

5. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelelahan

6. Cemas berhubungan dengan koping individu tidak efektif

30

Page 31: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

N. ANALISA DATA

NO Data Etiologi Masalah

1 DS:

Dyspnea

Nafas pendek

DO:

Penurunan tekanan

inspirasi/ekspirasi

Penurunan pertukaran udara per

menit

Menggunakan otot pernafasan

tambahan

Orthopnea

Pernafasan pursed-lip

Tahap ekspirasi berlangsung

sangat lama

Penurunan kapasitas vital

Respirasi: < 11 – 24 x /mnt

Sistem imun menurun,penyakit HIV,Paparan Herbisida dan Pestisida,Jenis

Kelamin dan Keturunan

Perkembangan Sel B abnormal atau Sel Reed Steinberg

Transkripsi Sel B terganggu

Aktivasi Gen terganggu

Limfosit bersifat Maligna

Limfoma Hodgkin

Pembesaran Nodus Limfe

Penekanan pada Trakea

Penyempitan Jalan Nafas

Penurunan Suplay O2 Ke paru- paru

Perubahan Frekuensi Pernapasan

Pola Nafas Tidak Efektif

Pola nafas tidak efektif

2 DS:

Nyeri abdomen

Muntah

Sistem imun menurun,penyakit HIV,Paparan Herbisida dan Pestisida,Jenis

Kelamin dan Keturunan

Perkembangan Sel B abnormal atau Sel Reed Steinberg

Nutrisi kurang dari

kebutuhan

31

Page 32: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

Kejang perut

Rasa penuh tiba-tiba setelah

makan

DO:

Diare

Rontok rambut yang berlebih

Kurang nafsu makan

Bising usus berlebih

Konjungtiva pucat

Denyut nadi lemah

Transkripsi Sel B terganggu

Aktivasi Gen terganggu

Limfosit bersifat Maligna

Limfoma Hodgkin

Pembesaran Nodus Limfe

Penekanan pada Esofagus

Gangguan Menelan

Intake Nutrisi Tidak Adekuat

BB Menurun

Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan3 DS:

Laporan secara verbal

DO:

Posisi untuk menahan nyeri

Tingkah laku berhati-hati

Gangguan tidur (mata sayu,

tampak capek, sulit atau

gerakan kacau, menyeringai)

Terfokus pada diri sendiri

Fokus menyempit (penurunan

Sistem imun menurun,penyakit HIV,Paparan Herbisida dan Pestisida,Jenis

Kelamin dan Keturunan

Perkembangan Sel B abnormal atau Sel Reed Steinberg

Transkripsi Sel B terganggu

Aktivasi Gen terganggu

Limfosit bersifat Maligna

Limfoma Hodgkin

Pembesaran Nodus Limfe

Nyeri

Gangguan rasa

nyaman nyeri

32

Page 33: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

persepsi waktu, kerusakan

proses berpikir, penurunan

interaksi dengan orang dan

lingkungan)

Tingkah laku distraksi,

contoh : jalan- jalan, menemui

orang lain dan/atau aktivitas,

aktivitas berulang-ulang)

Respon autonom (seperti

diaphoresis, perubahan

tekanan darah, perubahan

nafas, nadi dan dilatasi pupil)

Perubahan autonomic dalam

tonus otot (mungkin dalam

rentang dari lemah ke kaku)

Tingkah laku ekspresif (contoh

: gelisah, merintih, menangis,

waspada, iritabel, nafas

panjang/berkeluh kesah)

Perubahan dalam nafsu makan

dan minum

4 DS: Sistem imun menurun,penyakit Gangguan Pola

33

Page 34: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

Bangun lebih awal/lebih

lambat

Secara verbal menyatakan

tidak fresh sesudah tidur

DO :

Penurunan kemempuan fungsi

Penurunan proporsi tidur REM

Penurunan proporsi pada tahap

3 dan 4 tidur.

Peningkatan proporsi pada

tahap 1 tidur

Jumlah tidur kurang dari

normal sesuai usia

HIV,Paparan Herbisida dan Pestisida,Jenis Kelamin dan Keturunan

Perkembangan Sel B abnormal atau Sel Reed Steinberg

Transkripsi Sel B terganggu

Aktivasi Gen terganggu

Limfosit bersifat Maligna

Limfoma Hodgkin

Pembesaran Nodus Limfe

Proses Inflamasi

Reaksi Sistem Tubuh terhadap infeksi

Peningkatan Suhu tubuh

Sulit Tidur

Gangguan Pola Tidur

Tidur

5 DS:

Melaporkan secara verbal

adanya kelelahan atau

kelemahan.

Adanya dyspneu atau

ketidaknyamanan saat

beraktivitas.

Sistem imun menurun,penyakit HIV,Paparan Herbisida dan Pestisida,Jenis

Kelamin dan Keturunan

Perkembangan Sel B abnormal atau Sel Reed Steinberg

Transkripsi Sel B terganggu

Aktivasi Gen terganggu

Limfosit bersifat Maligna

Intoleransi

Aktivitas

34

Page 35: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

DO :

Respon abnormal dari

tekanan darah atau nadi

terhadap aktifitas

Perubahan ECG : aritmia,

iskemia

Limfoma Hodgkin

Pembesaran Nodus Limfe

Penekanan pada Esofagus

Gangguan Menelan

Intake Nutrisi Tidak Adekuat

BB Menurun

Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan

6 DO/DS:

Insomnia

Kontak mata kurang

Kurang istirahat

Berfokus pada diri sendiri

Iritabilitas

Takut

Nyeri perut

Penurunan TD dan denyut nadi

Diare, mual, kelelahan

Gangguan tidur

Gemetar

Anoreksia, mulut kering

Peningkatan TD, denyut nadi,

Sistem imun menurun,penyakit HIV,Paparan Herbisida dan Pestisida,Jenis

Kelamin dan Keturunan

Perkembangan Sel B abnormal atau Sel Reed Steinberg

Transkripsi Sel B terganggu

Aktivasi Gen terganggu

Limfosit bersifat Maligna

Limfoma Hodgkin

Kemoterapi dan radioterapi

Koping Individu tidak efektif

Cemas

CEMAS

35

Page 36: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

RR

Kesulitan bernafas

Bingung

Bloking dalam pembicaraan

Sulit berkonsentrasi

36

Page 37: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

O. RENCANA TINDAKAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

1 Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan : Hiperventilasi Penurunan

energi/kelelahan Perusakan/pelemahan

muskulo-skeletal Kelelahan otot

pernafasan Hipoventilasi sindrom Nyeri Kecemasan Disfungsi

Neuromuskuler Obesitas Injuri tulang belakang

NOC: R

espiratory status : Ventilation

Respiratory status : Airway patency

Vital sign Status

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ………..pasien menunjukkan keefektifan pola nafas, dibuktikan dengan kriteria hasil: Mendemonstrasikan

batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dg mudah, tidakada pursed lips)

Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)

Tanda Tanda vital dalam

rentang normal (tekanan

darah, nadi, pernafasan)

NIC: Posisikan pasien

untuk memaksimalkan ventilasi

Pasang mayo bila perlu

Lakukan fisioterapi dada jika perlu

Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

Berikan bronkodilator :

-…………………..…………………….

Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab

Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

Monitor respirasi dan status O2

Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea

Pertahankan jalan nafas yang paten

Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi

Monitor adanya kecemasan pasien

37

Page 38: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

terhadap oksigenasiMonitor vital signInformasikan pada

pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola nafas.

Ajarkan bagaimana batuk efektif

Monitor pola nafas NIC: Posisikan pasien

untuk memaksimalkan ventilasi

Pasang mayo bila perlu

Lakukan fisioterapi dada jika perlu

Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

Berikan bronkodilator :

-…………………..…………………….

Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab

Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

Monitor respirasi dan status O2

Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea

Pertahankan jalan nafas yang paten

Observasi adanya

38

Page 39: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

tanda tanda hipoventilasi

Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi

Monitor vital signInformasikan pada

pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola nafas.

Ajarkan bagaimana batuk efektif

Monitor pola nafas

2 Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Berhubungan dengan :

Ketidakmampuan untuk

memasukkan atau

mencerna nutrisi oleh

karena faktor biologis,

psikologis atau ekonomi.

NOC:

a. Nutritional

status:

Adequacy of

nutrient

b. Nutritional

Status : food

and Fluid

Intake

c. Weight

Control

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan

selama….nutrisi kurang

teratasi dengan indikator:

Albumin serum

Pre albumin serum

Hematokrit

Hemoglobin

Total iron binding

capacity

Jumlah limfosit

NIC :

Kaji adanya alergi

makanan

Kolaborasi dengan ahli

gizi untuk menentukan

jumlah kalori dan

nutrisi yang

dibutuhkan pasien

Yakinkan diet yang

dimakan mengandung

tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

Ajarkan pasien

bagaimana membuat

catatan makanan

39

Page 40: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

harian.

Monitor adanya

penurunan BB dan

gula darah

Monitor lingkungan

selama makan

Jadwalkan pengobatan

dan tindakan tidak

selama jam makan

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan,

rambut kusam, total

protein, Hb dan kadar

Ht

Monitor mual dan

muntah

Monitor pucat,

kemerahan, dan

kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor intake nuntrisi

Informasikan pada

klien dan keluarga

40

Page 41: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

tentang manfaat nutrisi

Kolaborasi dengan

dokter tentang

kebutuhan suplemen

makanan seperti NGT/

TPN sehingga intake

cairan yang adekuat

dapat dipertahankan.

Atur posisi semi

fowler atau fowler

tinggi selama makan

Kelola pemberan anti

emetik:.....

Anjurkan banyak

minum

Pertahankan terapi IV

line

Catat adanya edema,

hiperemik, hipertonik

papila lidah dan cavitas

oval

3 Nyeri akut berhubungan

dengan:

NOC :

Pain Level,

Setelah dilakukan tinfakan

keperawatan selama ….

NIC :

Lakukan pengkajian

41

Page 42: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

Agen injuri (biologi,

kimia, fisik, psikologis),

kerusakan jaringan

pain control,

comfort level

Pasien tidak mengalami

nyeri, dengan kriteria

hasil:

Mampu mengontrol nyeri

(tahu penyebab nyeri,

mampu menggunakan

tehnik nonfarmakologi

untuk mengurangi nyeri,

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri

berkurang dengan

menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali nyeri

(skala, intensitas,

frekuensi dan tanda

nyeri)

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Tanda vital dalam

rentang normal

Tidak mengalami

gangguan tidur

nyeri secara

komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan

faktor presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dari

ketidaknyamanan

Bantu pasien dan

keluarga untuk

mencari dan

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan

yang dapat

mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan,

pencahayaan dan

kebisingan

Kurangi faktor

presipitasi nyeri

Kaji tipe dan sumber

nyeri untuk

42

Page 43: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi:

napas dala, relaksasi,

distraksi, kompres

hangat/ dingin

Berikan analgetik

untuk mengurangi

nyeri: ……...

Tingkatkan istirahat

Berikan informasi

tentang nyeri seperti

penyebab nyeri,

berapa lama nyeri

akan berkurang dan

antisipasi

ketidaknyamanan dari

prosedur

Monitor vital sign

sebelum dan sesudah

pemberian analgesik

pertama kali

43

Page 44: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

4 Gangguan pola tidur

berhubungan dengan:

Psikologis : usia tua,

kecemasan, agen

biokimia, suhu tubuh,

pola aktivitas, depresi,

kelelahan, takut,

kesendirian.

Lingkungan :

kelembaban, kurangnya

privacy/kontrol tidur,

pencahayaan, medikasi

(depresan,

stimulan),kebisingan.

Fisiologis : Demam, mual,

posisi, urgensi urin

NOC:

Anxiety

Control

Comfort

Level

Pain Level

Rest : Extent

and Pattern

Sleep :

Extent ang

Pattern

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ….

gangguan pola tidur pasien

teratasi dengan kriteria

hasil:

Jumlah jam tidur dalam

batas normal

Pola tidur,kualitas

dalam batas normal

Perasaan fresh sesudah

tidur/istirahat

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkatkan

tidur

NIC :

Sleep Enhancement

Determinasi efek-

efek medikasi

terhadap pola tidur

Jelaskan

pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasi untuk

mempertahankan

aktivitas sebelum

tidur (membaca)

Ciptakan

lingkungan yang

nyaman

Kolaburasi

pemberian obat

tidur

5 Intoleransi aktivitas

Berhubungan dengan :

Tirah Baring atau

imobilisasi

NOC :

Self Care :

ADLs

Toleransi

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama …. Pasien

bertoleransi terhadap

NIC :

Observasi adanya

pembatasan klien

dalam melakukan

44

Page 45: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

Kelemahan

menyeluruh

Ketidakseimbangan

antara suplei oksigen

dengan kebutuhan

Gaya hidup yang

dipertahankan.

aktivitas

Konservasi

eneergi

aktivitas dengan Kriteria

Hasil :

Berpartisipasi dalam

aktivitas fisik tanpa

disertai peningkatan

tekanan darah, nadi

dan RR

Mampu melakukan

aktivitas sehari hari

(ADLs) secara mandiri

Keseimbangan

aktivitas dan istirahat

aktivitas

Kaji adanya faktor

yang menyebabkan

kelelahan

Monitor nutrisi dan

sumber energi yang

adekuat

Monitor pasien akan

adanya kelelahan

fisik dan emosi

secara berlebihan

Monitor respon

kardivaskuler

terhadap aktivitas

(takikardi, disritmia,

sesak nafas,

diaporesis, pucat,

perubahan

hemodinamik)

Monitor pola tidur

dan lamanya

tidur/istirahat pasien

Kolaborasikan

45

Page 46: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

dengan Tenaga

Rehabilitasi Medik

dalam merencanakan

progran terapi yang

tepat.

Bantu klien untuk

mengidentifikasi

aktivitas yang mampu

dilakukan

Bantu untuk memilih

aktivitas konsisten

yang sesuai dengan

kemampuan fisik,

psikologi dan sosial

Bantu untuk

mengidentifikasi dan

mendapatkan sumber

yang diperlukan

untuk aktivitas yang

diinginkan

Bantu untuk

mendpatkan alat

bantuan aktivitas

46

Page 47: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

seperti kursi roda,

krek

Bantu untuk

mengidentifikasi

aktivitas yang disukai

Bantu klien untuk

membuat jadwal

latihan diwaktu luang

Bantu

pasien/keluarga untuk

mengidentifikasi

kekurangan dalam

beraktivitas

Sediakan penguatan

positif bagi yang aktif

beraktivitas

Bantu pasien untuk

mengembangkan

motivasi diri dan

penguatan

Monitor respon fisik,

emosi, sosial dan

spiritual

47

Page 48: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

6 Kecemasan berhubungan

dengan

Faktor keturunan, Krisis

situasional, Stress,

perubahan status

kesehatan, ancaman

kematian, perubahan

konsep diri, kurang

pengetahuan dan

hospitalisasi

NOC :

- Kontrol

kecemasan

- Koping

Setelah dilakukan asuhan

selama ……………klien

kecemasan teratasi dgn

kriteria hasil:

Klien mampu

mengidentifikasi dan

mengungkapkan gejala

cemas

Mengidentifikasi,

mengungkapkan dan

menunjukkan tehnik

untuk mengontol

cemas

Vital sign dalam batas

normal

Postur tubuh, ekspresi

wajah, bahasa tubuh

dan tingkat aktivitas

menunjukkan

berkurangnya

kecemasan

NIC :

Anxiety Reduction

(penurunan

kecemasan)

Gunakan

pendekatan yang

menenangkan

Nyatakan dengan

jelas harapan

terhadap pelaku

pasien

Jelaskan semua

prosedur dan apa

yang dirasakan

selama prosedur

Temani pasien

untuk memberikan

keamanan dan

mengurangi takut

Berikan informasi

faktual mengenai

diagnosis, tindakan

48

Page 49: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

prognosis

Libatkan keluarga

untuk

mendampingi klien

Instruksikan pada

pasien untuk

menggunakan

tehnik relaksasi

Dengarkan dengan

penuh perhatian

Identifikasi tingkat

kecemasan

Bantu pasien

mengenal situasi

yang menimbulkan

kecemasan

Dorong pasien

untuk

mengungkapkan

perasaan,

ketakutan, persepsi

Kelola pemberian

obat anti

49

Page 50: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

cemas:........

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

50

Page 51: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

A. Kesimpulan          

Limfosit yang ganas (sel limfoma) dapat bersatu menjadi kelenjar getah

bening tunggal atau dapat menyebar di seluruh tubuh, bahkan hampir di semua

organ. Penyakit Hodgkin adalah suatu tumor yang menyerang kelenjar limpa.

Belum diketahui jelas tentang penyebab penyakit ini namun dicurigai

disebabkan oleh virus. Gejala utama dari penyakit ini adalah adanya

pembesaran kelenjar limfe. Diagnosa yang sering muncul pertama kali adalah

tidak efektifnya pola nafas sehingga intervensi yang bisa dilakukan adalah

mengatur posisi dan pemberian O2. Diagnosa lain yang sering muncul, Nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna

sehingga intervensinya adalah pemberian makan sedikit tapi sering. Selain itu

diagnosa nyeri juga sering muncul sehingga intervensinya adalah dengan

memberikan obat jenis analgetik tergantung stadium penyakitnya.

Berdasarkan penelitian yang ada penyakit Hodgkin ini biasanya lebih

banyak menyerang pria dibandingkan wanita. Penyakit ini memiliki cirri-ciri

histopatologi yang dianggap khas, yaitu karena adanya sel-sel Reed Steinburg

atau variannya yang disebut sel Hodgkin.

B. Saran

Mengingat begitu kompleksnya masalah yang ditemukan akibat dari

penyakit Hodgkin, maka diharapkan kepada seluruh pihak-pihak medis terkait

dapat memperhatikan kondisi atau gejala-gejala penyakit Hodgkin itu sendiri

serta dapat segera melakukan pembangunan yang tepat dalam memberikan

terapi dan pengobatan yang sesuai bagi pasien yang terserang penyakit

51

Page 52: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

tersebut. Kepada pihak rumah sakit diharapkan untuk lebih meningkatkan mutu

dan kualitas dari pelayanan kesehatan yang telah ada untuk memudahkan

dalam penanganan kasus tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer,Arif dkk.2001.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:Media Aesculapius

52

Page 53: Bab i Penyakit Hodgkin Dan Non - Hodgkin

Reeves,Charlene J,dkk.Keperawatan MedikalBedah.2001.Jakarta:SalembaMedika

Sudoyo,Aru W,dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta:Departemen

Ilmu Penyakit dalam FKUI.

Watson,Roger.2002.Anatomi & Fisisologi untuk Perawat.Jakarta:EGC

Long,Barbara C.1996.Perawatan Medikal Bedah Suatu pendekatan Proses                

keperawatan.Bandung:IAPK

Robbins,Stanley L,dkk.1996.Dasar Patologi Penyakit Edisi 5:EGC

Sodeman.1995.Mekanisme Penyakit(Pithologic Physiology) mechanisms of

disease.Jakarta:Hipokrates

Price,Sylvia A dan Lorraine M Wilson.1995.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit.Jakarta:EGC

http://healthycaus.blogspot.com/2009/08/penyakit-hodgkin.html

http://askep-kesehatan.blogspot.com/2008/08/limfoma-non-hodgkin.html

53