22
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifik 2.1.1.1 Pengertian Pendekatan Saintifik Menurut Hosnan (2014) pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data (menalar), menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang di temukan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Menurut Daryanto (2014:51) pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, Hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan atau mengajukan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip-prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik menurut Imas Kurniasih (2014:29) adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksikan konsep pembelajaran melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian teori

2.1.1 Pendekatan saintifik

2.1.1.1 Pengertian Pendekatan Saintifik

Menurut Hosnan (2014) pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran

yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi

konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk

mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan

atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,

menganalisis data (menalar), menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,

hukum atau prinsip yang di temukan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk

memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami

berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal

dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru. Oleh

karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk

mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui

observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Menurut Daryanto (2014:51) pembelajaran dengan pendekatan saintifik

adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara

aktif mengkonstruksi konsep, Hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan

mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

masalah, mengajukan pertanyaan atau mengajukan hipotesis, mengumpulkan data

dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip-prinsip yang ditemukan.

Pendekatan saintifik menurut Imas Kurniasih (2014:29) adalah proses

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif

mengkonstruksikan konsep pembelajaran melalui tahapan-tahapan mengamati

(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

masalah,mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

10

berbagai teknik,menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan

konsep.

2.1.1.2 Tujuan Pembelajaran Saintifik

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada

keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan

pendekatan saintifik adalah :

1. Untuk meningkatkan kemampuan intelektual , khususnya kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa

2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah

secara sistematik.

3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu

merupakan suatu kebutuhan.

4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam

menulis artikel ilmiah.

6. Untuk mengembangkan karakter siswa.

2.1.1.3Prinsip- prinsip Pembelajaran Saintifik

Menurut Imas kurniasih (2014:34) Beberapa prinsip pendekatan saintifik

dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran berpusat

pada siswa, (2) pembelajaran membentuk students self concept, (3) pembelajaran

terhindar dari verbalisme, (4) pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa

untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep , hukum, dan prinsip. (5)

pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berfikir siswa. (6)

pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi pengajar guru.

(7) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam

komunikasi. (8) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang

dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

11

2.1.1.4 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Menurut Imas Kurniasih (2014:38) langkah-langkah pendekatan saintifik adalah:

1. Mengamati

Menurut Imas Kurniasi (2014:38) Model mengamati mengutamakan

kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Model ini memiliki

keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik

senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya.

Model mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu

peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.

Dengan Model observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan

antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh

guru.

Menurut Imas Kurniasih Kegiatan mengamati dalam pembelajaran

dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut : (1) Menentukan

objek apa yang akan di observasi, (2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan

lingkup objek yang akan diobservasi, (3) Menentukan secara jelas data-data apa

yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder, (4) Menetukan di mana

tempat yang akan di observasi, (5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi

akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar, (6)

Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti

menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat

lainnya.

Menurut Hosnan (2014) Kegiatan mengamati dalam pembelajaran

dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini: (1)Menentukan

objek apa yang akan diobservasi. (2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan

lingkup objek yang akan diobservasi. (3) Menentukan secara jelas data-data apa

yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder. (4) Menentukan di mana

tempat objek yang akan diobservasi. (5) Menentukan secara jelas bagaimana

observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan

lancar. (6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

12

seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan

alat-alat tulis lainnya.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik selama

observasi pembelajaran disajikan berikut ini.

a. Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi untuk

kepentingan pembelajaran.

b. Banyak atau sedikit serta homogenitas atau heterogenitas subjek, objek, atau

situasi yang diobservasi. Makin banyak dan heterogen subjek, objek, atau

situasi yang diobservasi, makin sulit kegiatan observasi itu dilakukan.

Sebelum observasi dilaksanakan, guru dan peserta didik sebaiknya

menentukan dan menyepakati cara dan prosedur pengamatan.

c. Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat, direkam,

dan sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas perolehan observasi.

2. Menanya

Menurut Imas Kurniasih (2014:42) Guru yang efektif mampu

menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah

sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu

pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika

guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong

peserta didiknya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan

dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak

selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk

pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal.

Fungsi bertanya menurut Imas Kurniasih (2014:42) : (1) Membangkitkan

rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topok

pembelajaran. (2) Mendorong

dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan

pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. (3) Mendiagnosis kesulitan belajar

peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya, (4)

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

13

Mensrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahaman atas substansi

pembelajaraan yang di berikan, (5) Membangkitkan keterampilan peserta didik

dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,

sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar, (6) Mendorong

partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan

kemampuan berfikir, dan menarik kesimpulan, (7) Membangun sikap keterbukaan

untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan memperkaya kosa

kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok, (8)

Membiasakan peserta didik berfikir spontan dan cepat, serta sigap dalam

merespon persoalan yang tiba-tiba muncul, (9) Melatih kesatuan dalam berbicara

dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.

3. Mencoba

Menurut Imas Kurniasih(2014:51) Kegiatan “mengumpulkan informasi”

merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali

dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk

itu peserta didik dapat membaca buku dengan lebih banyak, memperhatikan

fenomena atau objek yang lebih teliti,atau bahkan melakukan eksperimen.dari

kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikhub Nomor

81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui

eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian,

aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetisi yang

diharapkan adalah mengambangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai

pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan

mengumpulkan informasi berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan

kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

4. Menalar

Menurut Imas Kurniasih (2014:51) Istilah aktivitas menalar dalam konteks

pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk

pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam

pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

14

mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi

penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak,

pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-

pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi

dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai

asosiasi atau menalar. Dari persepektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi

antara entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara pikiran

atau kedekatan dalam ruang dan waktu.

Teori asosiasi ini sangat efektif menjadi landasan menanamkan sikap

ilmiah dan motivasi pada peserta didik berkenaan dengan nilai-nilai instrinsik dari

pembelajaran partisipatif. Dengan cara ini peserta didik akan melakukan peniruan

terhadap apa yang nyata diobservasinya dari kinerja guru dan temannya di kelas.

Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu

penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara

menalar dengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus

untuk hal-hal yang bersifat umum. Jadi, menalar secara induktif adalah proses

penarikan simpulan dari kasus-kasus yang bersifat nyata secara individual atau

spesifik menjadi simpulan yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif

lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik.

Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari

pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang

bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja

menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu

untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang khusus.

5. Menarik Kesimpulan

Menurut Imas Kurniasih(2014:52) Kegiatan menyimpulkan dalam

pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan

mengolah data atau informasi setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan

menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut selanjutnya secara bersama-

sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

15

6. Mengkomunikasikan

Menurut Imas Kurniasih (2014:53) Pada pendekatan saintifik guru di

harapkan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan

melalui menuliskan atau menceritakan apa yang di temukan dalam kegiatan

mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut di

sampaikan di kelas dan di nilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau

kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “menginformasikan” dalam kegiatan

pembelajaran sebagai mana di sampaikan dalam permendikbud Nomor 81a tahun

2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil

analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Adapun kompetisi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan

sikap jujur, teliti, toleransi, kemampun berfikir secara sistematis, mengungkapkan

pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengambangkan kemampuan berbahasa

yang baik dan benar.

2.1.2 Model Inquiry

2.1.2.1 Pengertian Model Inquiry

Inquiri menurut Sofan Amri (2010:85) inquiri berasal dari bahasa inggris

yang dapat di artikan sebagai proses dan bertanya dan mencari jawaban terhadap

pertanyaan ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat

mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata

lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi

dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau

memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan

menggunakan kemampuan berfikir kritis dan logis.

Inquiri sebenarnya merupakan prosedur yang bisa di lakukan oleh ilmuan

dan orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya memahami

fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari (Hebrank, budnitz, Chiapetta & Adam).

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

16

Secara umum, inquiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi

kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan,

mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis,

merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah di ketahui,

melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk

memperoleh data, menganalisis dan menginterprestasi data,serta membuat

prediksi data dan mengkomunikasikan hasilnya.

Menurut Widi Rahardja, (2002:75) pendekatan inquiry adalah suatu cara

penyajian bahan ajar dengan menghadapkan siswa pada suatu masalah, untuk

menemukan penyebabnya dengan melalui pelacakan data/informasi dengan

pemikiran yang logis,kritis, sistematis dalam rangka mencari tujuan pengajaran.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa inquiry

adalah suatu Model pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara

kritis dan analitis dengan memberi kesempatan pada siswa untuk mencari

penyelesaian sendiri terhadap masalah yang dihadapi siswa melalui proses

orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,

menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan. Dengan demikian siswa belajar

dengan mengamati fenomena, menemukan masalah, dan menyelidiki

kemungkinan-kemungkinan penyelesaian masalah sendiri.

Menurut Francesco Redi dalam Noehi Nasution, (2008:5.9) berpendapat

inquiry adalah suatu pendekatan yang menggunakan cara bagaimana atau jalan

apa yang harus ditempuh oleh murid dengan bimbingan guru untuk sampai pada

penemuan-penemuan, dan bukan penemuan itu sendiri.

2.1.2.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inquiry

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran inquiri menurut Hosnan (2013:342)

1. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk suasana atau iklim pembelajaran

yang responsif. Pada langkah ini, pendidikan mengondisikan agar peserta didik

siap melaksanakan proses pembelajaran. Pendidik merangsang dan mengajak

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

17

peserta didik untuk berfikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan

langkah yang sangat penting. Keberhasilan strategi ini sangat tergantung pada

kemampuan peserta didik untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam

memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses

pembelajaran akan berjalan lancar.

2. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa peserta didik pada

suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang di sajikan adalah

persoalan yang menantang peserta didik untuk memecahkan teka-teki itu.

Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin di kaji disebabkan

masalah itu tentu ada jawabannya, dan peserta didik di dorong untuk mencari

jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam

pembelajaran inquiry.

3. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang

dikaji. Sebagai jawaban sementara, Hipotesis perlu di uji kebenarannya. Perkiraan

sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tapi harus mempunyai landasan

berfikir yang kokoh, sehingga hipotesis sehingga hipotesis yang di munculkan itu

bersifat rasional dan logis. Kemampuan berfikir logis itu sendiri akan sangat di

pengaruhi oleh ke dalam wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalam.

4. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang di

butuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inquiry,

mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting untuk proses

intlektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat

dalam belajar, tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan

menggunakan potensi berfikirnya. Karena itu, tugas dan peran pendididkan dalam

tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyan yang dapat mendorong

peserta didik untuk berfikir mencari informasi yang dibutuhkan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

18

5. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang di anggap di

terima sesuai data atau informasi yang di peroleh berdasarkan pengumpulan data.

Dalam menguji hipotesis, yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan

peserta didik atas jawaban yang di berikan. Di samping itu menguji hipotesis juga

mengembangkan kemampuan berfikir rasional.

6. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan Kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang di

peroleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan

merupakan inti dari proses pembelajaran,

2.1.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran inquiry

Kelebihan Pendekatan Pembelajaran Inquiry menurut Sudjana,

(2004:155) yaitu:

1. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berfikir dan menggunakan

untuk hasil akhir.

2. Perkembangan cara berpikir ilmiah, seperti menggali pertanyaan, mencari

jawaban, dan menyimpulkan/memproses keterangan dengan pendekatan

inquiry dapat di kembangkan seluas-luasnya.

3. Dapat melatih anak untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat

mengembangkan pendidikan demokrasi

Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Inquiry menurut Sudjana,

(2004:155) yaitu

1. Belajar mengajar dengan pendekatan inquiry memerlukan kecerdasan anak

yang tinggi. Bila anak tersebut kurang cerdas maka hasilnya kurang

efektif.

2. Pendekatan inquiry kurang cocok pada anak yang usianya terlalu muda.

Karena dalam pembelajaran menggunakan pendekatan inquiry ini tidak

diterapkan pada kelas rendah yaitu kelas 1, 2, dan 3 SD/MI

pembelajarannya tidak akan tercapai. Karena dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan inquiry ini memerlukan kecerdasan anak yang

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

19

tinggi. Sehingga diterapkan pada kelas 5 SD sampai dengan perguruan

tinggi.

2.1.3 Model Problem Based Learning

2.1.3.1 Pengertian Problem Based Learning

Problem Based Learning menurut Rusman (2010:232) Problem Based

Learning merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan

untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk

menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.

Karakteristik Problem Based Learning adalah sebagai berikut: (1)

Perrmasalahan menjadi starting point dalam belajar, (2) Permasalahan yang

diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur, (3)

Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective), (4)

Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan

kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan dan bidang baru

dalam belajar, (5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama, (6)

Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi

sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam Problem Based

Learning, (7) Belajar adalah Kolaboratif, Komunikasi, dan Komperatif, (8)

Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya

dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah

permasalahan, (9) Keterbukaan proses dalam PBL meliputi sintesis dan integritas

dari sebuah proses belajar, (10) PBL melibatkan evaluasi dan Review pengalaman

siswa dan proses belajar.

Studi kasus Problem Based Learning yaitu meliputi: (1) Penyajian

masalah, (2) Menggerakkan inquiry, (3) Langkah-langkah PBL, yaitu analisis

inisial, mengangkat isi-isu belajar, interaksi kemandirian dan kolaborasi

pemecahan masalah , integrasi pengetahuan baru, penyajian solusi dan evaluasi.

Menurut Sofan Amri 2013:21 Problem Based Learning merupakan Model

instruksional yang menantang mahasiswa agar “belajar untuk belajar”, bekerja

sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

20

ini digunakan untuk mengkaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis

mahasiswa dan inisiatif atas materi pelajaran. Problem Based Learning

mempersiapkan mahasiswa untuk berpikir kritis dan analisis, dan untuk

mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai.

Pengertian Problem Based Learning menurut Ali Muhson (2009:173)

belajar berdasarkan masalah atau Problem Based Learning (PBL) adalah suatu

proses pembelajaran yang diawali dari masalah-masalah yang ditemukan

dalam suatu lingkungan pekerjaan.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa Problem Based

Learning adalah proses pembelajaran yang menyajikan sebuah masalah dimana

masalah tersebut dialami oleh siswa di kehidupan nyata. Selanjutnya siswa

dituntut untuk dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah yang

diselesaikan secara berkelompok, sehingga siswa dapat menemukan pengetahuan

baru dan pembelajaran jadi lebih bermakna.

2.1.3.2 Langkah-langkah Problem Based Learning

Penerapan model Problem Based Learning menurut Hosnan (2014:301)

terdiri atas lima langkah utama yang pertama dimulai dari guru memperkenalkan

siswa dengan situasi masalah dan akhir dengan penyajian dan analisis hasil kerja

siswa:

1. Orientasi siswa pada masalah, guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi agar siswa terlibat pada

aktivitas pemecahan masalah yang di pilih,

2. Mengorganisasi siswa untuk belajar, Guru membantu siswa untuk

mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan

dengan masalah tersebut,

3. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok, Guru mendorong siswa

untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk

mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

21

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, Guru membantu siswa untuk

merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, video, dan

model serta membantu berbagai tugas dengan temannya.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, Guru membantu

siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-

proses yang mereka gunakan.

2.1.3.3 Ciri-Ciri Problem Based Learning

1. Pengajuan masalah atau pertanyaan

Pengaturan pembelajaran berkisar pada masalah atau pertanyaan yang

penting bagi siswa maupun masyarakat. Pertanyaan dan masalah yang di

ajukan itu haruslah memenuhi kriteria autentik, jelas mudah dipahami, luas,

dan bermanfaat.

2. Keterikatan dengan berbagai Masalah Disiplin ilmu

Masalah yang di ajukan dalam Problem Based Learning hendaknya

mengaitkan atau melibatkan berbagai disiplin ilmu.

3. Penyelidikan yang Autentik

Penyelidikan yang di perlukan dalam Problem Based Learning bersifat

autentik selain itu penyelidikan di perlukan untuk mencari penyelesaian

masalah yang bersifat nyata. siswa menganalisis dan merumuskan masalah.

4. Menghasilkan Dan Memamerkan Hasil/Karya

Pada Problem Based Learning, siswa bertugas menyusun hasil

penelitiannya, dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya

5. Kolaborasi

Pada pembelajaran masalah, tugas-tugas Belajar berupa masalah harus

diselesaikan bersama-sama antar siswa dengan siswa, baik dengan kelompok

kecil maupun besar.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

22

2.1.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning

Setiap Model pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan

dari segi penyajian ataupun penyediaan alokasi waktu, berikut kelebihan dan

kelemahan PBL sebagai berikut:

(1) siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar

diserapnya dengan baik; (2) dilatih untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain;

(3) dapat memperoleh dari berbagai sumber; kelemahan PBL adalah (1) untuk

siswa yang malas, tujuan dari model tersebut tidak dipercaya; (2) membutuhkan

banyak waktu dan dana; (3) tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan

model ini.

Selain kelebihan dan kelemahan yang disudah disebutkan, ada pakar lain

yang menyebutkan kelebihan dan kelemahan PBL menurut Trianto (2012:96-97),

sebagai berikut:

kelebihan PBL adalah (1) realistik dengan kehidupan siswa; (2) konsep sesuai

dengan kebutuhan siswa; (3) memupuk sifat inquiri siswa; (4) retensi konsep jadi

kuat; (5) memupuk kemampuan problem solving; kelemahan PBL adalah (1)

persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks; (2) sulitnya

mencari problem yang relevan; (3) sering terjadi miss-konsepsi; (4) komsumsi

waktu yang cukup dalam proses penyelidikan.

Dari kelemahan dan kelebihan yang sudah diuraikan diatas, maka guru

harus sebisa mungkin menghindari kemungkinan-kemungkinan kelemahan yang

muncul ketika menyajikan pembelajaran menggunakan Model Problem Based

Learning. Selain itu guru harus pintar mengelola waktu dalam proses

pembelajaran berlangsung, jangan sampai waktu yang digunakan melebihi batas

waktu yang sudah ditentukan.

2.1.3.5 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik Melalui Model Problem Based

Learning

Berdasarkan langkah-langkah pendekatan saintifik dan langkah-langkah

Problem Based Learning di atas dapat dipadukan langkah-langkah pendekatan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

23

saintitifk menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dalam

kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:

A) Mengamati

Yaitu dalam langkah pendekatan saintifik berkaitan dengan orientasi siswa

pada masalah dalam langkah Problem Based Learning. Pada tahap ini guru

memberikan sebuah permasalahan dengan bantuan benda-benda atau

multimedia yang diperlukan dan siswa diminta untuk mengamati

permasalahan yang dipaparkan oleh guru

B) Menanya

langkah pendekatan saintifik berkaitan dengan mengorganisasi siswa untuk

menalar dalam Problem Based Learning. Pada tahap ini guru menyampaikan

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang

dibahas

C) Menalar

dalam langkah pendekatan saintifik berkaitan dengan membimbing

menyelidiki masalah secara individu atau kelompok dalam langkah Problem

Based Learning. Pada tahap ini guru mendorong siswa untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai dengan permasalahan

D) Mencoba

dalam langkah pendekatan saintifik berkaitan mengembangkan dan

menyajikan hasil karya dalam langkah Problem Based Learning. Pada tahap

ini guru membantu merencanakan dan menyiapkan percobaan yang untuk

menjawab permasalahan yang diberikan oleh guru

E) Jejaring

dalam langkah pendekatan saintifik berkaitan dengan menganalisis dan

mengevaluasi dalam langkah Problem Based Learning. Pada tahap ini guru

membantu siswa melakukan evaluasi terhadap penyelidikan dan percobaan

yang sudah dilakukan oleh siswa dengan menyampaikan hasil percobaan

siswa di depan kelas.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

24

2.1.4 Hasil Belajar

2.1.4.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang

mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif mencakup

pengetahuan, domain afektif mencakup sikap dan domain psikomotorik mencakup

yaitu keterampilan. Pernyataan tersebut dikemukakan Rusman (2012:123). namun

ada berbagai pendapat tentang hasil belajar yang salah satunya pengertian hasil belajar

Menurut Aunurrachman (2009:36) yang menyatakan bahwa belajar merupakan kegiatan

yang disengaja atau direncanakan oleh pembelajar sendiri dalam bentuk suatu aktifitas

tertentu. Sehingga kegiatan pembelajaran dilakukan dengan merancang kegiatan

pembelajaran terlebih dahulu oleh pengajar sebelum pembelajaran dimulai. Sedangkan

menurut W. Winkel (dalam Psikologi Pengajaran 1989:82) Sehingga pengertian

tersebut mengacu pada hasil prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam

bentuk angka. Dalam hal ini hasil belajar bisa diwujudkan dalam nilai pada tugas yang

diberikan oleh guru kepada siswa.

Sedangkan menurut Winarno Surakhmad (dalam Interaksi Belajar Mengajar,

1980:25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes.

Ulangan tersebut berguna untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan

siswa. Jadi Hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha

menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk

raport pada setiap semester.

Jadi hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku setelah mengikuti suatu

kegiatan pembelajaran dalam sejumlah kemampuan atau kompetensi terhadap

pengetahuan, keterampilan, dan untuk mengetahui mana hasil yang telah dicapai oleh

seseorang dengan cara melakukan evaluasi sehingga dapat terbentuk sikap dan ilmu

pengetahuan yang baru.

2.1.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi (2008:24) yaitu

meliputi faktor-faktor internal dan eksternal:

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

25

1. Faktor internal

Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis,seperti kondisi kesehatan yang prima tidak

dalam keadaan yang lelah atau capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan

sebagainya .hal-hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerimanya

Faktor Psikologis

Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki kondisi

psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini menurut pengaruh hasil belajarnya.

Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi perhatian, minat, motif, bakat,

motivasi, kognitif, dan daya nalar siswa.

2. Faktor Eksternal

Faktor lingkungan

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor lingkungan

ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misal nya

suhu, kelembaban, dan lain lain.

Faktor instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan

penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan faktor ini

diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana, untuk tercapainya tujuan belajar yang

direncanakan.

2.1.4.3 Cara Mengukur Hasil Belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2009:120)

mengungkapkan, bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar

siswa tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan

dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis

penilaian, sebagai berikut:

a. Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok

bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

26

siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk

memperbaiki proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.

b. Tes Sumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah

diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh

gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar

atau hasil belajar siswa yang dilakukan pada setengah semester. Hasil tes

sumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan

diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.

c. Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap

bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu

atau dua bahan pelajaran yang dilakukan pada akhir semester. Tujuannya

adalah untuk menetapkan tarap atau tingkat keberhasilan belajar siswa

dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan

untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran

mutu sekolah.

Berdasarkan jenis-jenis penilaian di atas, penelitian ini menggunakan jenis

penilaian tes formatif karena hasil belajar yang dinilai hanya satu pokok bahasan

saja yaitu pada standar kompetensi (SK) 11. Memahami hubungan antara sumber

daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. dengan kompetensi

dasar (KD) 11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan

teknologi yang digunakan.

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Suyono, (2012) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Penggunaan Model Inquiry dalam Pembelajaran IPA terhadap Hasil Belajar Siswa

Kelas IV SDN Kanjengan Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Semester II

Tahun Ajaran 2011/2012”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada

pengaruh penggunaan Model inquiry dalam pembelajaran IPA terhadap hasil

belajar siswa kelas IV SDN Kanjengan Kecamatan Todanan Kabupaten Blora

semester II tahun ajaran 2011/2012. Dari analisis data yang diperoleh bahwa sekor

t adalah 2.647 dengan probabilitas signifikasi 0,011 < 0,05, maka dapat

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

27

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang positif dan signifikan untuk

pembelajaran dengan menggunakan Model inquiry. Perbedaan rata-ratanya

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol berkisar 1.874 sampai 14.192

dengan perbedaan rata-rata 8.04. Dari hasil uji t-tes disimpulkan bahwa Model

inquiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV

SDN Kajengan Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2011/2012.

Tutik (2011) dalam skripsinya yang berjudul “ Pengaruh Pemanfaatan

Model Inquiry Terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Siwal 01

Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

2010/2011”, menyimpulkan bahwa di dalam penelitiannya, ada pengaruh

pemanfaatan Model inquiry terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas V SD

Negeri Siwa 01 yang nampak pada hasil rata-rata kelas eksperimen dari hasil

pretest sebesar 71,40, setelah dilakukan treatmen dan siswa diberi tes, rata-rata

kelas menjadi 76,20, dengan t hitung sebesar 2,451 dan t table sebesar 2,406

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,022. Karena tingkat signifikansi pada T-test

lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat

perbedaan yang nyata terhadap prestasi belajar siswa dalam pembelajaran dengan

pemanfaatan Model inquiry dan pembelajaran konvensional. Jadi pemanfaatan

Model inquiry dalam pembelajaran itu berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA

siswa kelas V pada semester 2 di SD Negeri Siswa 01 pada semester II tahun

ajaran 2010/2011. Di dalam penelitiannya jumlah siswa kelas V ada 15 siswa di

kelas eksperimen, 12 siswa di kelas kontrol.

Febriana Afifah (2010) dengan skripsi yang berjudul “Penerapan Problem

Based Learning Pokok Bahasan Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SDN Kauman Lor 01 Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang”. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan

Problem Based Learning dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Dari total nilai yang didapat, siswa dengan nilai ≥ 60 pada

kondisi awal ada 15 siswa (50%) dengan mean 63,4 lalu pada siklus 1, 28

siswa (93%) dengan mean 65,67. Kemudian meningkat pada siklus 2 mean

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

28

89 ada 29 siswa (97%) dengan nilai ≥60. Keberhasilan tersebut terjadi karena

adanya perubahan pada siswa yaitu (1) siswa mampu mengorientasi masalah

(2) siswa mampu membentuk kelompok untuk berdiskusi (3) siswa mampu

menyelidiki ,asalah bail secara individu maupun kelompok. (4) siswa mampu

mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi kelompok, dan terakhir (5)

siswa mampu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Sukarman (2012) dengan skripsi yang berjudul “Penggunaan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Matematika Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Batiombo 02 Kecamatan Bandar

Kabupaten Batang Semester 2/2011-2012”. Hasil belajar siswa mengalami

peningkatan, sebelum penelitian ketuntasan hanya 42.85% dengan rata-rata

kelas 5, etelah dilakukan tindakan, pada siklus 1 ketuntasan belajar siswa 71.42%

dengan rata-rata 61.45, pada siklus 2 ketuntasan belajar siswa 85.71% dengan

rata-rata kelas 70.47.

2.3 Kerangka Pikir

Setiap pembelajaran mempunyai ciri dan pemahaman masing-masing,

begitupun dengan IPA. IPA mempunyai karakteristik yaitu objek yang dipelajari

bersifat abstrak. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar dimana pola pikir

mereka masih bersifat konkret, maka untuk memahami suatu konsep diperlukan

pengalaman melalui objek yang nyata. Dalam pelaksanaannya, IPA yang

diharapkan dapat mengubah pola pikir siswa dari yang konkrit ke abstrak.

Masalah yang ada pada pembelajaran IPA adalah dimana IPA dianggap

sebagai mata pelajaran yang sulit. Dalam hal ini, dapat juga disebabkan guru

masih kurang dalam mengembangkan Model pembelajaran, dan dalam proses

pembelajaran cenderung guru yang lebih aktif dan siswa hanya mendengarkan dan

mencatat penjelasan guru atau karena minat belajar siswa yang masih kurang.

Sering kali pembelajaran yang terjadi di dalam kelas hanyalah pengenalan

konsep-konsep saja dan guru menjadi sumber utama dalam pembelajaran. Selain

itu, pembelajaran konvensional yang dilakukan secara terus menerus akan

membuat siswa kurang tertarik dan kesulitan dalam memahami materi yang

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

29

dipelajari, sehingga hasil belajar yang dicapai menjadi rendah. Mengatasi masalah

tersebut dibuatlah Model pembelajaran yang akan membuat siswa lebih tertarik

dengan pelajaran, dapat aktif dalam kelas sehingga pembelajaran menjadi

menyenangkan.

Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik melalui Model pembelajaran

Inquiry dan Problem Based Learning pada mata pelajaran IPA adalah alternatif

yang dapat guru gunakan dalam memberikan materi mengenai IPA. Model

pembelajaran Inquiry adalah Model pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum

2013 yang menekankan siswa pada belajar penemuan melalui pengamatan dan

percobaan untuk memperoleh pengalaman baru yang lebih baik dan bermakna

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu dapat membantu siswa untuk

memperbaiki dan meningkatkan keterampilan dan proses kognitif, menimbulkan

rasa senang pada siswa, dapat membantu siswa memperkuat konsep, dan siswa

dapat mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik, Model pembelajaran Inquiry

ini sudah terbukti secara empiris dari penelitian-penelitian yang terdahulu yang

sudah diuraikan dalam kajian hasil penelitian yang relevan. Model pembelajaran

Problem Based Learning juga terdapat dalam kurikulum 2013, Model

pembelajaran ini merupakan suatu Model pembelajaran yang berpusat pada siswa

di mana siswa dikondisikan untuk aktif memcahkan masalah yang diberikan oleh

guru dengan menggunakan gagasan yang mereka miliki secara berkelompok.

Model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas

pembelajaran, pemecahan masalah yang berlangsung selama proses pembelajaran

memberikan kepuasan kepada siswa, dapat membantu proses transfer siswa

memahami masalah dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran Problem

Based Learning ini sudah terbukti secara empiris dari penelitian-penelitian yang

terdahulu yang sudah diuraikan dalam kajian hasil penelitian yang relevan.

Penerapan model pembelajaran Inquiry dan Problem Based Learning diharapkan

siswa menjadi lebih terfokus dalam memahami materi yang diberikan sehingga

hasil belajar siswa meningkat.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pendekatan saintifikrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10251/2/T1... · 2017-03-09 · berbagai teknik,menganalisis data, ... penalaran

30

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir antara masalah yang

dirumuskan dengan teori yang dikemukakan maka dapat disusun suatu hipotesis

yaitu: ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan pendekatan

Saintifik yang menggunakan model inquiry dan model problem based learning

terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran IPA kelas 5 SD

Ho : Tidak terdapat perbedaaan yang signifikan antara pendekatan saintifik

melalui Model inquiry dengan Model problrm based learning terhadap

hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD tahun ajaran 2015-2016.

Ha : Terdapat perbedaaan yang signifikan antara pendekatan saintifik melalui

Model inquiry dengan Model prooblem based learning terhadap hasil

belajar IPA siswa kelas 5 SD tahun ajaran 2015-2016.

Kelompok

kontrol

Kelompok

Eksperimen

Ada

perbedaan

antara Model

Problem

Based

Learning

dengan

Model

inquiry

Kelompok

Kontrol Model

PBL

Kelompok

Eksperimen

Model Inquiry

Hasil belajar

Model PBL

Hasil belajar

Model Inquiry

Pretest Posttest