32
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Bolavoli a. Pengertian Permainan bola voli Bolavoli merupakan suatu olahraga permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu yang dipisahkan dengan net. Masing-masing regu memiliki enam orang pemain dengan menggunakan lapangan yang berbentuk segi empat panjang dan ditengah-tengah lapangan dibentangkan pemisah yaitu bernama net. Permainan ini dapat dimainkan didalam ruangan ataupun diluar ruangan yang terbuka. Dalam permainan bolavoli yaitu setiap regu mampu mempertahankan bola untuk tetap tidak menyentuh tanah didalam lapangan area sendiri dan melompatkan bola melewati atas net sampai bola jatuh menyentuh tanah didalam lapangan area lawan melalui teknik-teknik dasar bermain bolavoli dengan tujuan untuk mendapatkan skor. Pengertian bolavoli menurut Nuril Ahmadi (2007:19), bahwasannya “Bolavoli merupakan olahraga permainan kompleks yang tidak mudah dimainkan oleh setiap orang. Permainan bolavoli dimainkan dilapangan segi empat dengan ukuran panjang 18 meter dan lebar 9 meter. Ditengah lapangan diberi pembatas yaitu net untuk membagi dua panjang tersebut. Lebar jaring net 90 cm dengan ketinggian 2,3 meter bagi putra dan bagi putri dengan ketinggian 2,2 meter, yaitu garis serang sebatas 3 meter dari net, dan selebihnya sebagai daerah pertahanan bagian belakang. Para pemain berputar searah jarum jam setiap pemain melakukan permulaan servis. Tujuan dari permainan bolavoli adalah melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Pada dasarnya permainan ini seperti halnya permainan lainnya yaitu di awali dengan pelaksanaan servis. Servis ini merupakan suatu upaya pemain dalam menyajikan bola didalam suatu permainan. Setelah servis diterima, maka akan dilanjutkan dengan pasing dan diselesaikan dengan pelaksanaan smash. Suatu regu atau tim yang akan menerima smash akan segera membangun benteng pertahanan dengan melakukan blok (bendungan).

BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Teori 1. a. Pengertian ... · Mengingat pentingnya peranan penguasaan teknik dasar bolavoli, maka setiap pemain ... ke daerah lawan dengan cara memukul

Embed Size (px)

Citation preview

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Permainan Bolavoli

a. Pengertian Permainan bola voli

Bolavoli merupakan suatu olahraga permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu

yang dipisahkan dengan net. Masing-masing regu memiliki enam orang pemain dengan

menggunakan lapangan yang berbentuk segi empat panjang dan ditengah-tengah lapangan

dibentangkan pemisah yaitu bernama net. Permainan ini dapat dimainkan didalam ruangan

ataupun diluar ruangan yang terbuka. Dalam permainan bolavoli yaitu setiap regu mampu

mempertahankan bola untuk tetap tidak menyentuh tanah didalam lapangan area sendiri dan

melompatkan bola melewati atas net sampai bola jatuh menyentuh tanah didalam lapangan

area lawan melalui teknik-teknik dasar bermain bolavoli dengan tujuan untuk mendapatkan

skor.

Pengertian bolavoli menurut Nuril Ahmadi (2007:19), bahwasannya “Bolavoli

merupakan olahraga permainan kompleks yang tidak mudah dimainkan oleh setiap orang”.

Permainan bolavoli dimainkan dilapangan segi empat dengan ukuran panjang 18 meter dan

lebar 9 meter. Ditengah lapangan diberi pembatas yaitu net untuk membagi dua panjang

tersebut. Lebar jaring net 90 cm dengan ketinggian 2,3 meter bagi putra dan bagi putri

dengan ketinggian 2,2 meter, yaitu garis serang sebatas 3 meter dari net, dan selebihnya

sebagai daerah pertahanan bagian belakang. Para pemain berputar searah jarum jam setiap

pemain melakukan permulaan servis.

Tujuan dari permainan bolavoli adalah melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh

menyentuh lantai lapangan lawan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan.

Pada dasarnya permainan ini seperti halnya permainan lainnya yaitu di awali

dengan pelaksanaan servis. Servis ini merupakan suatu upaya pemain dalam menyajikan bola

didalam suatu permainan. Setelah servis diterima, maka akan dilanjutkan dengan pasing dan

diselesaikan dengan pelaksanaan smash. Suatu regu atau tim yang akan menerima smash

akan segera membangun benteng pertahanan dengan melakukan blok (bendungan).

Pergerakan bola diupayakan dengan cara dipantulkan melewati atas net (jaring) menjadi daya

tarik tersendiri dalam permainan bolavoli.

Dalam perkembangannya, sekarang permainan bolavoli telah menjadi olahraga

kompetitif resmi yang selalu diperlombakan dalam setiap pesta olahraga. Orientasi

pembinaannya lebih mengarah pada pencapainya prestasi, akan tetapi nilai rekreasi tidak

akan hilang bahkan akan selalu meningkat.

b. Teknik Dasar BolaVoli

Teknik dasar bolavoli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah

dilakukan oleh setiap orang.Sebab, dalam permainan bolavoli di butuhkan gerak

koordinasi yang benar untuk dapat melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan

bolavoli.

Teknik dasar bermain bolavoli merupakan faktor yang sangat penting karena

mempengaruhi kelancaran permainan, bukan pencapaian prestasi. Adapun yang dimaksud

dengan teknik dasar permainan bolavoli menurut M.Yunus (1992:38) bahwa, ”Teknik dalam

permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien

sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Seperti

yang telah dikemukakan oleh Sunardi dan Kardiyanto (2011), pentingnya penguasaan teknik

dasar permainan bolavoli mengingat beberapa hal sebagai berikut:

1) Hukuman terhadap pelanggaran peraturan permainan yang berhubungan dengan

kesalahan dalam melakukan teknik.

2) Karena terpisahnya tempat antara regu satu dengan regu yang lain, sehingga tidak

terjadi adanya sentuhan badan dari pemain lawan, maka pengawasan wasit

terhadapp kesalahan teknik akan lebih seksama

3) Banyak unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan teknik,

antara lain : membawa bola dan pukulan rangkap.

4) Permainan bolavoli adalah permainan cepat, artinya waktu untuk memainkan bola

sangat terbatas, sehingga penguasaan teknik yang tidak sempurna akan

memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan teknik yang lebih besar.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar bolavoli

merupakan suatu gerakan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan

tugas yang pasti dalam permainan bolavoli. Banyak manfaat yang di peroleh jika seorang

pemain menguasi teknik dasar bermain bolavoli, yaitu terhindar dari hukuman kesalahan

teknik. Mengingat pentingnya peranan penguasaan teknik dasar bolavoli, maka setiap pemain

harus menguasai agar dapat meningkatkan penampilannya baik secara individu maupun tim.

Adapun bentuk dan ukuran lapangan bolavoli sebagai berikut:

Gambar 1. Bentuk dan Ukuran Lapangan Bolavoli

(http.revasportcommunity.blogspot.com)

Agar dapat bermain bolavoli dengan baik, ada berbagai macam teknik yang harus

dimiliki dan di pelajari.

2. Passing

a. Pengertian Passing Bolavoli

Passing adalah awal sentuhan bola atau usaha yang dilakukan seorang pemain untuk

memainkan bola yang datang didalam daerahnya sendiri dengan menggunakan cara tertentu

untuk dimainkan oleh teman seregunya yang biasanya di sebut dengan pengumpan (tosser)

untuk diumpankan ke smasher sebagai serangan ke regu lawan. Menurut Sunardi dan

Kardiyanto (2013:23) bahwa,”Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam

satu regu dengan tenik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada

regu lawan”.

Passing dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu passing atas dan passing bawah.

Passing dari bawah digunakan apabila bola yang datang dibawah ketinggian dada, sedangkan

passing atas digunakan apabila bola yang datang di atas ketinggian dada. Adapun cara

melakukan passing bawah dan atas sangat berbeda. Yang paling dominan membedakan

antara kedua teknik tersebut yaitu ,passing bawah tidak menggunakan jari-jari tangan, akan

tetapi passing atas menggunakan jari-jari tangan saat melakukannya.

Dari kedua passing diatas memiliki tujuan yang berbeda, passing bawah di lakukan

dengan tujuan sebagai persiapan untuk melakukan umpan kepada pengumpan, sedangkan

passing atas dilakukan dengan tujuan untuk persiapan melakukan serangan. Biasanya passing

atas digunakan pengumpan untuk memberikan bola kepada smasher.

Prinsip dasar bermain bolavoli yaitu seorang pemain bolavoli untuk memainkan

yang bertujuan untuk mengumpan kepada teman seregunya di mainkan dilapangan

permainan sendiri.

Hal senada pasing dalam permainan bolavoli menurut Sunardi dan Kardiyanto

(2013:24-38) dibagi menjadi 2 (dua) spesifikasi, yaitu :

a) Passing bawah

Berdasarkan batasan passing diatas dapat dirumuskan passing bawah

adalah teknik dasar permainan bolavoli dengan menggunakan kedua lengan

bawah yang untuk mengoperkan bola kepada teman seregunya untuk dimainkan

diarea lapangan sendiri dan bertujuan sebagai awal untuk melakukan serangan

awal pada regu lawan.

b) Passing atas

Passing merupakan operan bola yang dimainkannya kepada teman

seregunya sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu

lawan. Oleh karena itu, menguasai teknik dasar passing bolavoli diantaranya

pasing atas merupakan faktor yang penting dan harus dipahami serta dikuasai

dengan benar.

b. Servis (Serve)

Menurut Dieter Beutelstahl (2013:8), “Servis merupakan sentuhan pertama dengan

bolas”. Sedangkan menurut, Sunardi dan Kardiyanto (013:), “Suatu Upaya memasukkan bola

ke daerah lawan dengan cara memukul bola menggunakan satu tangan atau lengan oleh

pemain baris belakang yang dilakukan di daerah serve”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa servis merupakan tindakan memukul

bola yang dilakukan dibelakang garis lapangan permainan (daerah sevis) dengan syarat

melampaui rintangan atau jaring net ke daerah lapangan lawan. Ada 2 (dua) jenis servis dan

petunjuk mengenai cara melakukan yang di ungkapkan Sunardi dan Kardiyanto (2013:14)

yaitu :

a) Servis tangan bawah

(1) Pemain berdiri menghadap net, kaki kiri didepan kaki kanan, lengan kiri

dijulurkan ke depan memegang bola (untuk pemain dominan menggunakan

tangan kanan) bagi yang menggunakan dominan tangan kiri sebaliknya.

(2) Bola dilempar rendah ke atas, berat badan bertumpu pada kaki belakang, lengan

yang diatas digerakkan ke belakang dan diayunkan ke depan dan memukul bola.

(3) Sementara berat badan dipindah ke kaki sebelah depan.

(4) Bola dipukul dengan telapak tangan terbuka, pergelangan tangan kaku dan kuat.

(5) Gerakan akhir adalah memindahkan kaki yang dibelakang ke depan.

Gambar 2. Rangkaian gerakan servis tangan bawah.

(Sunardi dan Kardiyanto, 2013:40)

b) Servis atas kepala

(1) Pemain berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke depan dan ke dua lutut agak

ditekuk. Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola, tangan kiri

menyangga bola sedangkan yang kanan memegang bola bagian atas bola.

(2) Bola dilambungkan dengan tangan kiri ke atas sampai ketinggian kurang lebih 1

meter diatas kepala didepan bahu, dan telapak tangan kanan segera ditarik ke

belakang atas kepala dengan telapak menghadap ke depan, berat badan

dipindahkan.

(3) Setelah tangan berada dibelakang atas kepala dan bola berada sejangkauan tangan

pemikul, maka bola segera dipukul dengan telapak tangan, lengan harus tetap

lurus dan seluruh tubuh ikut bergerak.

(4) Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan pergelangan tangan, berat di

pindahkan ke kaki bagian depan, gerakan lengan terus dilanjutkan ke samping

melewati paha yang lainnya.

Gambar 3. Rangkaian gerakan servis atas kepala.

(Sunardi dan Kardiyanto, 2013:17)

c. Spike (Smash)

Spike (smash) merupakan melompat dengan mengangkat satu tangan ke atas kepala,

kemudian memukul bola yang sedang melambung diudara melewati net ke arah area lawan

sehingga bola tersebut akan jatuh diarea lawan dengan keras dan cepat. Selain dibutuhkan

tenaga yang prima dan teknik yang baik, ketajaman kemampuan spiker dalam membaca

situasi dilapangan sangat di perlukan.

Gerak pelaksanaan smash dilakukan dengan memukul bola yang sedang melambung

tinggi melebihi tingginya net. Gerakan memukul dilakukan sambil meloncat. Smash

merupakan teknik menyerang utama dalam permainan bola voli.

Berdasarkan pelaksanaan gerakannya, teknik smash dibagi menjadi beberapa tahap.

Tahap-tahap tersebut merupakan rangkaian gerak yang berkesinambungan. Menurut

Soedarwo, Soeyati R., dan Sunardi (1996: 8) berdasarkan identifikasi gerakannya, dasar

pokok teknik smash yang harus di pelajari meliputi :

a) Perubahan sikap dan posisi sikap dan posisi penerimaan ke sikap dan posisi

untuk melakukan awalan.

b) Melakukan awalan.

c) Take-off dan meloncat.

d) Ayunan lengan ke atas dan memukul.

b) Landing dan bergerak ke sikap dan posisi permainan lebih lanjut.

Sedangkan menurut M. Yunus (1992: 108) mengemukakan bahwa: Smash

merupakan teknik yang mempunyai gerakan yang komplek yang terdiri dari:

a) Langkah awalan untuk meloncat.

b) Tolakan untuk meloncat ke atas net.

c) Memukul bola saat melayang di atas udara.

d) Saat mendarat kembali setelah memukul bola.

Gambar 4. Saat Menolak untuk Melakukan Loncatan

(Theo Kleinmen & Dieter Kruber, 1984: 80)

d. Block (Bendungan)

Menurut M. Yunus (1992:119), “Block (Bendungan) merupakan benteng pertahanan

yang utama untuk menangkis serangan lawan”. Menurut Muhajir (2004:24-38)

mengemukakan bahwa:

Block (Bendungan) sangat erat sekali dengan teknik bertahan yang di

lakukan diatas net, keberhasilan Block dapat ditentukan loncatan yang tinggi dan

kemampuan menjangkau lengan pada bola yang sedang dipukul lawan. Block

dapat dilakukan oleh satu, dua, atau tiga pemain tergantung kualitas pemain

lawan, dan Block dapat dilakukan secara aktif dan pasif

Berdasarkan pengertian keterampilan teknik dasar diatas dapat di simpulkan

bahwa prinsip dasar bermain bolavoli yaitu bola harus selalu di pukul dengan memvoli

(dipantulkan) dan bola harus dimainkan sebelum bola menyentuh lantai lapangan dengan

seluruh anggota badan.

Dasar bermain bolavoli adalah bola dimainkan tiga kali berturut-turut secara

bergantian.

Ada 2 (dua) jenis block (bendungan) yang dipaparkan oleh Sunardi dan Kardiyanto

(2013:44) yaitu :

a) Block slide step (langkah samping)

(1) PengeBlock berdiri didepan net dengan kedua tangan diangkat dan kedua telapak

tangan terbuka menghadap lawan, minimal berada di depan wajah lawan.

(2) Menuju titik sasaran (ke samping kanan atau ke kiri) dengan langkah

menyamping satu langkah atau dua langkah menuju titik lompat.

b) Block cross step (langkah silang)

(1) PengeBlock berdiri didepan net dengan kedua tangan diangkat dan telapak tangan

terbuka menghadap lawan, minimal berada didepan wajah lawan.

(2) Menuju titik sasaran (ke samping kanan atau ke kiri) dengan langkah menyilang

satu atau dua langkah menuju titik lompat.

Gambar 5. gerakan Block (Bendungan) perorangan

(Sunardi dan Kardiyanto, 2013:45)

3. Passing Bawah BolaVoli

a. Pengertian Passing Bawah BolaVoli

Passing bawah merupakan teknik pada permainan bolavoli yang mendasar, passing

bawah digunakan sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan.

Tanpa passing bawah maka permainan bolavoli tidak akan berjalan dengan lancar atau tidak

akan terciptanya serangan yang baik. Passing bawah dilakukan dengan cara memukul bola

dari bawah dengan perkenaan pada lengan.

Passing bawah menurut Nuril Ahmadi (2007:23) adalah, ”Teknik memainkan bola

dengan sisi lengan bawah bagian dalam baik dengan menggunakan satu ataupun dua lengan

secara bersamaan”. Kegunaan dari passing bawah bolavoli antara lain untuk menerima bola

servis, menerima bola smash atau serangan dari lawan.

Passing bawah merupakan salah satu teknik passing bolavoli yang memiliki

keuntungan yang lebih baik jika dibandingkan dengan teknik passing atas terutama pada

bola-bola yang cepat dan kencang. Passing bawah merupakan teknik passing yang sangat

efektif untuk menerima bola servis atau smash. Gerakan passing bawah lebih sederhana dan

lebih aman dibandingkan passing atas.

b. Pelaksanaan Teknik Passing Bawah BolaVoli

Secara teknik gerakan passing bawah dapat dibagi menjadi 3 tahapan atau fase,

yaitu persiapan (sikap permulaan), pelaksanaan (sikap perkenaan) dan gerak lanjutan (sikap

akhir). Pelaksanaan passing bawah dilakukan didepan badan setinggi perut ke

bawah.)Kosasih,1992:38). Secara rinci mengenai pelaksanaan masing-masing tahapan teknik

gerakan pasing bawah adalah sebagai berikut :

(1) Sikap Permulaan :

Badan dalam sikap setimbang labil, lengan diulurkan ke depan bawah, siku tidak

ditekuk(sudut antara lengan badan kira-kira 45 derajat).(Kosasih,1992:38)

Menurut Beutelstahl (2007:17), kaki yang satu didepan kaki yang lain, kedua kaki

dengan jarak kira-kira selebar kedua paha. Kedua lutut ditekuk sedikit ,sehingga tubuh bagian

atas membungkuk sedikit ke depan, kedua lengan ditekuk sedikit didepan tubuh.

Gambar 6. Sikap Pekenaan Bola

(2) Saat perkenaan :

Perkenaan bola dengan bagian sebelah atas pergelangan tangan kearah ibu jari

(bagian proksimal pergelangan tangan).(Kosasih, 1992:38)

Menurut Beutelstahl (2007:18), tubuh harus siap dibelakang bola sehingga

menghadap laju bola. Dengan meluruskan ke dua kaki. Pemain menerima bola dibagian

dalam kedua lengan bagian bawah, kemudian menggalinya sesuai dengan arah yang dituju

(maksud menggali adalah melakukan gerakan seakan-akan menyodok bola ke atas), ke dua

lengan tetap lurus selama memukul bola. Ke dua bahu bergerak ke depan supaya pemain

tidak terpengaruh oleh pantulan bola, yang dapat menyebabkan tubuh kita tidak seimbang.

Lengan yang siap pukul harus lurus dan sedikit ditegangkan dengan siku tidak ditekuk

diayun ke atas bola. Aturlah gerakan lengan ini hingga arah bola tegak lurus pada bidang

perkenaan, sehingga bola akan terpantul sempurna.(Kosasih,1992:38)

Gambar 7. Gerak Pelaksanaan

(3) Sikap Akhir

Setelah perkenaan bola, gerakan diLanjutkan dengan melangkah kaki ke depan,

selanjutnya ambil sikap permulaan

Pandangan mengikuti arah bola. Kemudian segera mengambil posisi berikutnya,

mempersiapan diri menerima pukulan musuh. Untuk lebih jelasnya berikut ini di sajikan

ilustrasi rangkaian pelaksanaan pasing bawah sebagai berikut:

Gambar 8. Gerak Lanjutan

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, teknik passing bawah bolavoli

terdiri dari tiga bagian yaitu, sikap permulaan, gerakan pelaksanaan, dan gerak lanjutan. Dari

ketiga teknik passing bawah bolavoli tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang

lainnya dan harus di koordinasikan secara baik dan harmonis tidak diputus-putus

pelaksanaannya. Untuk mendapatkan passing bawah yang baik dan benar, maka teknik-

teknik passing bawah tersebut harus dikuasai dengan baik dan benar agar kualitas hasil

passing bawah menjadi sempurna. Untuk lebih jelasnya, ketiga gerakan passing bawah

tersebut apabila digabung dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 9. Gerak Keseluruhan Passing Bawah yang Digabung

Di dalam permainan bolavoli, memainkan bola dengan teknik passing bawah ada

kalanya harus dilakukan dengan satu tangan, yang mana posisi bola tidak memungkinkan

untuk dipassing dengan dua tangan. Dalam hal ini biasanya bola jatuh dari posisi pemain baik

disamping atau didepan. Berikut akan di kemukakan beberapa teknik passing bawah

dengan satu tangan .

c. Passing Bawah dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri ke samping.

Teknik ini dilakukan apabila bola akan jatuh jauh disamping pemain, hingga hanya

memungkinkan dijangkau dengan satu tangan. Adapun prinsip gerak teknik passing bawah

dengan satu tangan kesamping adalah :

a. Sikap menunggu dengan lutut ditekuk.

b. Kaki di langkahkan melebar kearah samping.

c. Bola di pukul dengan sisi atas lengan bawah.Tubuh atas bertumpu pada lutut

yang di tekuk.

d. Kemudian bergulir ke samping dengan tumpuan berturut-turut pada paha,

pantat, punggung, bahu.

Gambar 10. Passing Bawah dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri ke

samping.

(Dieter Beutelstahl, 2013:38)

d. Passing bawah dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri ke depan

Teknik ini dilakukan dengan teknik menjangkau bola ke depan atau dengan gerakan

diving, karena bila akan jatuh jauh didepan pemain dan tidak mungkin dikembalikan dengan

passing bawah biasa. Urutan gerak teknik passing bawah dengan satu tangan sambil

menjatuhkan diri ke depan adalah sebagai berikut :

a. Meloncat dengan bertumpu pada satu kaki.

b. Menerpa dengan gerakan mendatar ke depan, bola dipukul dengan punggung

tangan ke atas.

c. Menyentuh lapangan permainan dengan punggung tangan.

d. Tangan mendorong sehingga dada, perut, dan paha meluncur di lantai

sementara betis ditekuk ke atas

Gambar 11. Passing bawah dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri ke depan

(Dieter Beutelstahl, 2013:38)

e. Kesalahan dalam melakukan passing bawah bolavoli

Kemungkinan beberapa kesalahan pada saat melakukan pasing bawah menurut

Sunardi dan Kardiyanto(2013:26) diantaranya :

(1) Kurangnya memperhatikan servis lawan.

(2) Kurangnya cepat mengikuti arah jatuhnya bola.

(3) Melakukan pasing pada waktu pemain masih dalam posisi bergerak atau tidak

siap.

(4) Membiarkan bola memantul dengan gerakan lengan tanpa dibantu dengan

kekuatan lengan.

(5) Berat badan tidak digerakkan sesuai dengan teknik dasar.

(6) Hanya mempergunakan kekuatan lengan dari bahu ke bawah tanpa

mengikutsertakan kekuatan kedua kaki.

(7) Siku ditekuk sewaktu melakukan kontak dengan bola.

(8) Tidak menekan ke dua pergelangan tangan ke bawah sehingga kedua lengan

bawah tidak mempunyai kekuatan.

(9) Lengan di biarkan menggantung

(10) Kurangnya konsentrasi.

4. Passing Atas

a. Pengertian Passing Atas Bolavoli

Pasing atas merupakan salah satu teknik yang sering digunakan sebagai umpan (set-

up) untuk menyajikan bola dalam melakukan smash. Agar teman seregu dapat memainkan

atau melakukan serangan dengan baik terhadap lawannya, maka teknik pasing atas tersebut

harus dilakukan dengan baik dan tepat. Passing atas yang baik dan tepat akan memberikan

kemudahan bagi temannya dalam memainkan bola atau melakukan serangan sehingga

hasilnya lebih sempurna. Untuk dapat melakukan pasing atas dengan baik dan benar, pemain

harus menguasai teknik gerakan dengan benar.

Passing atas merupakan satu pola gerakan yang dirangkaikan secara baik dan

harmonis agar pasing atas yang dilakukan menjadi lebih baik dan sempurna. Untuk mencapai

hal tersebut seorang siswa harus menguasai teknik pasing atas. Cara melakukannya adalah

jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling

berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada dimuka

setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan kurang lebih 45 derajat. Bola disentuhkan

dengan cara meluruskan kedua kaki dengan lengan.

Dalam melakukan passing atas perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Menyentuh bola dengan bagian dalam jari.

b. Menghentikan bola dengan ibu jari dan ke empat jari-jari yang lain.

c. Pergelangan tangan ditekuk ke belakang dan siku-siku di tekuk ke samping

agar dapat menahan bola dengan ibu jari dan jari-jari.

d. Dorong bola ke atas dengan jari-jari dan pergelangan tangan di pegaskan.

Secara rinci mengenai pelaksanaan masing-masing tahapan teknik gerakan pasing

atas adalah sebagai berikut :

(a) Tahap persiapan

(1) Bergerak kearah datangnya bola, tepat dibawahnya.

(2) Siapkan posisi.

(3) Bahu sejajar sasaran.

(4) Kaki merenggang santai.

(5) Bengkokkan sedikit lengan, kaki dan pinggul.

(6) Tahan tangan 6 atau 8 inci didepan pelipis.

(7) Tahan tangan didepan pelipis.

(8) Melihat melalui jendela yang dibentuk tangan.

(9) Ikuti bola kesasaran.

Gambar 12. Sikap persiapan

(b) Tahap Pelaksanaan

(1) Terima bola pada bagian belakang bawah.

(2) Terima dengan dua persendian teratas dari jari dan ibu jari.

(3) Luruskan lengan dan kaki ke arah sasaran.

(4) Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan.

(5) Arahkan bola ke garis pinggir atau ketangan penyerang.

Gambar 13. Sikap pelaksanaan

(c) Tahap Lanjutan

(1) Luruskan tangan sepenuhnya.

(2) Arahkan bola ke sasaran.

(3) Pinggul bergerak maju ke arah sasaran.

(4) Bergerak kearah umpan.

Gambar 14. Sikap lanjutan

b. Kesalahan yang sering terjadi pada passing atas

Passing atas merupakan salah satu teknik dasar bolavoli yang lebih sulit di

bandingkan dengan passing bawah. Sehingga bagi siswa sekolah sering mengalami kesalahan

dalam belajar pasing atas tersebut. Sehingga hal ini berdampak pada hasil yang kurang

maksimal. Menurut Ahmadi (2007:28) kesalahan melakukan passing atas antara lain :

(a) Membuka jari-jari terlalu lebar dan lurus sehingga tidak terbentuk suatu cekungan

setengah lingkaran dari jari-jari dan telapak tangan.

(b) Siku terlalu keluar ke samping atau terlalu rapat ke dalam sehingga bentuk

cekung jari dan telapak tangan datar.

(c) Pergelangan tangan kurang lentur ke samping dalam sehingga cekungan jari dan

telapak tangan kurang sempurna.

(d) Perkenaan bola waktu passing pada ujung jari sehingga kuku sering sobek.

(e) Kurang harmonisnya gerak beraturan antara jari, pergelangan tangan, lengan

badan dan kaki.

(f) Jari-jari rapat dan lemas.

(g) Perkenaan bola pada telapak tangan, bukan pada ujung-ujung jari, sehingga

terdengar bunyi ”plak” dalam melakukan pasing atas.

5. Hakekat Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang,termasuk didalamnya belajar

bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survei memperlihatkan bahwa 82% anak-anak yang

masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki citra diri yang positif tentang kemampuan

belajar merekan sendiri. Tetapi angka tinggi tersebut turun drastis menjadi hanya 18% waktu

mereka berusia 16 tahun. Konsekuensinya, 4 dari 5 remaja dan orang dewasa memulai

pengalaman belajarnya yang baru dengan perasaan ke tidak nyamanan(Nichol,2002:37)

Pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dimiliki siswa dapat diukur dan

performnya. Performa ini dapat berupa kemampuan menyebutkan beberapa jenis pukulan

dalam permainan bola voli atau bisa juga kemampuan melakukan teknik passing dalam bola

voli, dan sebagainya. Jadi, guru dapat mengidentifikasi hasil belajar melalui peforma siswa.

Namun demikian, tidak semua perubahan tingkah laku tersebut sebagai hasil belajar. Ada

juga perubahan itu yang disebabkan bukan hasil belajar melainkan faktor kematangan. Kedua

faktor ini satu sama lain saling mengisi guna meraih hasil belajar yang jauh lebih baik. Jadi,

perubahan tingkah laku dalam proses belajar merupakan akibat dari interaksi siswa dengan

lingkungannya. Interaksi ini berlangsung secara disengaja. Hal ini terbukti dari adanya tujuan

yang ingin dicapai, motivasi untuk belajar dan kesiapan siswa untuk belajar bak secara fisik

maupun psikis.

Pengertian belajar dapat kita temukan dalam berbagai sumber atau literatur.

Meskipun kita melihat ada perbedaan-perbedaan didalam rumusan pengertian belajar tersebut

dari masing-masing ahli, namun secara prinsip kita menemukan kesamaan-kesamaannya.

Burtoh, dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Avtivities” merumuskan pengertian

belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara

indovidu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.

Menurut pendapat Skinner yang dikutip Dimyati dan Mujiono (2009: 9) bahwa,

belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.

Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.

Sedangkan menurut pendapat Abdillah yang dikutip Aunurrahman (2010: 35)

menyimpulkan dari beberapa ahli pendidikan bahwa, belajar adalah suatu usaha sadar yang

dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman

yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan

tertentu.

Dimyati dan Mudjiono (2009: 297) mengemukakan bahwa, ”Pembelajaran adalah

kegiatan secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara

aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.

Guru sebagai salah satu unsur pendidik harus memiliki kemampuan memahami

bagaimana peserta didik belajar dan kemampuan mengorganisasikan proses pembelajaran

yang mampu mengembangkan kemampuan dan bentuk watak peserta didik, karena fungsi

utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar dalam diri

peserta didik. Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa belajar dan

pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dan lingkungan atau pendidik

secara terprogram dan terencana dengan penyediaan sumber belajar yang mengakibatkan

perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik kemudian didukung dengan adanya latihan

dan pengalaman berkaitan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

b. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran yang dilakukan oleh guru agar terjadi

proses belajar bagi siswa, sehingga proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil

yang diharapkan. Prinsip belajar juga memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya

dilakukan guru agar para siswa dapat berperan aktif didalam proses pembelajaran. Untuk itu

seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar, agar

tujuan pembelajaran dapat tercapai dan mendapatkan perubahan yang positif.

Perubahan dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa sehingga perlu di pelajari

tentang karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat.

Prinsip-prinsip pembelajaran perlu diperhatikan karena sangat penting bagi seorang

guru. Seorang guru perlu menguasai dan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut

untuk melaksanakan pembelajaran yang baik agar di peroleh hasil yang optimal.

Dimyati dan Mudjiono (2009) berpendapat bahwa:

Prinsip-prinsip belajar yang menentukan terciptanya proses belajar yang baik

sebagai berikut :

1) Perhatian dan motivasi

Perhatian menentukan kualitas proses pembelajaran, Gagne dan Berliner

mengatakan bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Di

samping perhatian, motivasi mempunyai peran penting dalam kegiatan belajar.

Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Jadi diharapkan

dengan guru menerapkan suatu model pembelajaran yang baik, maka akan

memberikan respon positif atau menarik perhatian siswa dan memacu motivasi

siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik.

2) Keaktifan

Proses kegiatan belajar megajar akan berjalan dengan baik jika siswa

sebagai obyek belajar mempunyai keaktifan yang tinggi. Sehingga kegiatan

belajar mengajar akan berjalan lancar dan tujuan dari kegiatan pembelajaran pun

dapat tercapai. Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang

sangat aktif, jiwa menoleh informasi yang kita terima, tidak sekedar

menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.

3) Keterlibatan langsung

Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar di

kemukakan oleh John Dewey dengan “learning by Doing”. Belajar harus dialami

melalui keterlibatan langsung. Belajar harus dilakukan siswa secara aktif, baik

individual maupun kelompok dengan cara memecahkan masalah. Dan guru

bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.

4) Pengulangan

Teori Psikologi Daya yang mengemukakan bahwa melatih daya-daya

yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menaggap, mengingat,

mengkhayal, berpikir, dengan mengadakan pengulanggan maka daya-daya

tersebut akan berkembang.

5) Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi situasi yang ingin di capai,

tetapi selalu terdapat kendala hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka

timbullah motif untuk mengatasi hambatan yaitu dengan mempelajari bahan

belajar tersebut. Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi

hambatan dengan baik maka bahan ajar harus menantang. Tantangan yang

dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya.

6) Balikan dan Penguatan

Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapatkan

hasil yang baik. Hasil, apabila hasil yang baik, akan merupakan balikan yang

menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya.

7) Perbedaan Individual

Perbedaan individul ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.

Pembelajaran yang bersifat klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapa

diperbaiki dengan beberapa cara. Antara lain penggunaan metode atau strategi

belajar – mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan-perbedaan kemampuan

siswa dapat terlayani. Juga penggunaan media instruksional akan membantu

melayani perbedaan siswa dalam cara belajar.

C. Komponen Pembelajaran.

Menurut Rahyubi (2012:234), dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen

yang penting, yaitu :

1) Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah hal yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran

2) Kurikulum

Kurikulum adalah sejumlah pengetahuan yang harus diselesaikan siswa guna

mencapai suatu tingkatan. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan ,mempunyai

kedudukan yang sngat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

3) Guru

Peranan guru tidak hanya sebatas sebagai pengajar tetapi juga pembimbing,

pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan

belajar siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

4) Siswa

Siswa atau peserta didik adalah seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan

di sekolah dibawah bimbingan seorang guru. Siswa adalah subjek dalam pendidikan.

5) Metode

Metode pembelajaran adalah suatu model atau cara yang digunakan untuk

melaksanakan suatu aktivitas pembelajaran.

6) Materi pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran itu sendiri. Materi

pembelajaran yang menarik memungkinkan partisipasi siswa menjadi tinggi dan

sebaliknya.

7) Alat pembelajaran(media)

Media adalah salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting karena

pembelajaran akan berjalan lebih efeektif jika didukung dengan media, alat

pembelajaran atau fasilitas yang sesuai dengan materi yang diajarkan

8) Evaluasi

Evaluasi dalam pembelajaran adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya

yang bersangkutan dengan kapasitas siswa guna mengetahui hasil belajar siswa.

Bentuk evaluasi di sekolah adalah tes tertulis, tes lisan dan tes praktik.

6. Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar

Menurut pendapat Gagne & Briggs yang dikutip Jamil Suprihatiningrum (2012:37),

“hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan

belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa”. Menurut pendapat Reigeluth yang

dikutip Jamil Suprihatiningrum (2012:37), “hasil belajar atau pembelajaran dapat juga

dipakai sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda”. Menurut pendapat Agus Suprijono (2009:5), “hasil

belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi

dan keterampilan”. Sedangkan menurut Blom yang di kutip Agus Suprijono (2009:6), “hasil

belajar mencangkup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor”.

Berdasarkan pendapat para ahli bahwa pengertian hasil belajar adalah suatu ukuran

nilai dari kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan

dapat diamati melalui kemampuan yang mencangkup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Perlu diingat hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah

satu aspek potensi kemanusiaan saja.

b. Aspek-aspek hasil belajar

Menurut Krathwohl, Bloom & Masia yang dikutip Jamil Suprihatiningrum,

(2012:38-45)

1) Aspek kognitif

Kognitif adalah keampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan

memecahkan masalah, seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif, sintesis,

analisis, dan pengetahuan evaluatif.

2) Aspek afektif

Afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan

apresiasi.

3) Aspek psikomotorik

Psikomotorik mencangkup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill)

yang bersifat manual atau motorik

Tujuan dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik dirumah, sekolah atau

belajar dimana pun adalah agar dapat memperoleh hasil belajar yang telah ditetapkan atau

bahkan melebihinya sehingga dapat digolongkan menjadi hasil belajar yang baik. Dalam

proses memperoleh hasil belajar yang baik, diperlukan metode pembelajaran yang tepat yang

sesuai dengan kondisi dan keadaan kehidupan sehari – hari yang akrab dengan peserta didik (

kontekstual ).

Salah satu tugas pokok seorang guru adalah mengevaluasi taraf keberhasilan rencana

pelaksanaan pembelajaran. Untuk dapat melihat sejauh mana taraf keberhasilan guru dan

belajar siswa secara tepat dan dapat dipercaya maka di perlukan informasi yang didukung

oleh data yang obyektif dan mewadahi tentang indicator perubahan perilaku dan pribadi

siswa. Hasil belajar digunakan untuk menjadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu

tujuan pendidikan.

7. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin,yang merupakan bentuk jamak dari kata

medium, yang berarti sesuatu yang terletak ditengah (antara dua pihak). Dalam Webster

Dictonary(1960), media adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam bentuk

jenjang atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau

dua hal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk

menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga

dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. AECT(Assosiation of Education and

Communication Technology,1997), memberikan batasan media sebagai segala bentuk saluran

yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Gerlach&Ely (1980)

menjelaskan pula bahwa media adalah grafik, fotografi, elektronik atau alat-alat mekanik

untuk menyajikan, memproses dan menjelaskan informasi lisan atau visual.

Sedangkan menurut Smaldini, dkk (2008) mengatakan bahwa media adalah suatu

alat komunikasi dan sumber informasi.

Bertolak dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulakan bahwa media adalah setiap

orang,bahan,atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar

untuk menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Dari berbagai batasan diatas dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang

dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat

membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong

terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.

b. Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Ciri-ciri khusus suatu media pembelajaran berbeda menurut tujuan

pengelompokannya. Ciri-ciri media dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan

rangsangan pada indra pengelihatan ,pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan.

Maka, secara umum ciri-ciri media pembelajaran adalah bahwa media itu diraba ,dilihat,

didengar dan diamati oleh panca indra. Media pembelajaran dapat digunakan sebagai alat

bantu dalam proses belajar mengajar, baik didalam maupun diluar kelas. Media pembelajaran

mengandung aspek-aspek alat. Dalam memilih media, ada beberapa hal yang perlu

di perhatikan, yaitu :

1. Kejelasan maksud dan tujuan pemilihan tersebut

2. Sifat dan ciri media yang akan dipilih

3. Adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan karena pemilihan media

pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan akan adanya alternatif

pemecahan yang dituntut oleh tujuan

c. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah suatu cara, alat atau proses yang digunakan untuk

menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam

proses pendidikan. Penggunaan media dalam pembelajaran atau disebut juga pembelajaran

bermedia dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh

psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi

pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian

peran serta isi pelajaran.

Proses pemilihan media pembelajaran tidak sama dengan pemilihan buku pegangan

dalam pembelajaran. Pemilihan buku pegangan perlu memperhatikan kebutuhan dan

kemampuan siswa yang akan diajar. Sedangkan menurut Wilkinson, ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, yakni:

1. Tujuan

Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang di

rumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kritera yang paling pokok,

sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari krteria

utama ini .

2. Ketepatgunaan

Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda,

maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajari

adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak,maka media film atau video akan

lebih tepat.

3. Ketersediaan

Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapat tujuan pembelajaran,

media tersebut tidak digunakan jika tidak tersedia. Media merupakan alat

mengajar dan belajar peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk

memenuhi keperluan siswa dan guru.

d. Manfaat Umum Media Pembelajaran

1. Menyeragamkan penyampaian materi.

2. Pembelajaran lebih jelas dan menarik.

3. Proses pembelajaran lebih interaksi.

4. Efisiensi waktu dan tenaga.

5. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

e. Prinsip Umum Pembuatan Media Pembelajaran

1. Mudah dilihat.

2. Menarik.

3. Sederhana.

4. Bermanfaat bagi pelajar.

5. Benar dan tepat sasaran.

6. Tersusun secara baik,runtut.

f. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran

1. Setiap media memiliki Kelebihan dan kekurangan.

2. Gunakan media seperlunya, jangan berlebihan.

3. Penggunaan media mampu mengaktifkan pelajar.

4. Perlu persiapan yang cukup sebelum menggunakan media.

8. Media Audio

a. Karakteristik Media Audio

Media audio merupakan suatu media untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke

penerima melalui indra pendengaran. Agar media tersebut benar-benar dapat membawakan

pesan yang mudah diterima oleh pendengar, harus di gunakan bahasa audio. Secara

sederhana bahasa audio adalah bahasa yang memadukan elemen-elemen suara, bunyi dan

musik yang mengandung nilai abstrak.

b. Kelebihan media audio :

1. tidak begitu mahal untuk kegiatan pembelajaran.

2. Dapat digunakan untuk pembelajaran kelompok maupun individual

3. Media audio dapat membawakan pesan verbal yang lebih dramatis dari pada media

cetak

4. Audio casette tape recorder dapat di bawa kemana-mana dan dapat di gunakan

dilapangan dengan batery.

c. Kelemahan media audio :

1. Melalui media audio, dapat mendengarkan urutan penyajian yang tetap, bahkan bila

diputar kembali akan terdengar hal yang sama. Tetapi hal ini terkadang

membosankan

2. Tanpa ada penyaji yang bertatap muka langsung dengan pelajar, beberapa diantara

pelajar kurang memperhatikan penyajian itu.

3. Penentuan cara penyampaian informai dapat menimbulkan kesulitan bila pendengar

memiliki latar belakang serta kemampuan mendengar yang berbeda.

4. Tidak dapat diperoleh secara langsung karena hanya ada satu jalur penyampaian

informasi.

9. Media Visual

Media visual juga disebut media pandang, karena seseorang dapat menghayati media

tersebut melalui penglihatannya. Media visual ( image atau perumpamaan) memegang peran

yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman

dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat

memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.

Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna

dan siswa harus berinteraksi dengan visual ( image ) itu untuk meyakinkan terjadinya proses

informasi. Dengan demikian media visual dapat di artikan sebagai alat pembelajaran yang

hanya bisa dilihat untuk memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan akan isi materi

pelajaran.

Media Visual yang bergerak ialah media yang dapat menampilkan atau membiaskan

gambar atau bayangan yang dapat bergerak dilayar bias, seperti: bias gambar-gambar yang

di tampilkan oleh motion picture film dan loopfilm.

Masing-masing media baik yang bergerak maupun yang tak bergerak di lihat

penggunaannya tak lepas dari kelebihan dan keterbatasan yang ada, tergantung pada situasi

dan kondisi pengoperasiannya.

a. Kelebihan media visual ,antara lain :

1. Umumnya murah harganya

2. Mudah didapatkan

3. Mudah digunakan

4. relatif tidak mahal.

b. Kelemahan media visual ,antara lain :

1. semata-mata hanya medium visual

2. ukuran gambar sering kali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok besar

3. memerlukan ketersediaan sumber dan ketrampilan,dan kejelian guru.

c. Fungsi Media Visual

Media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.

Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual. Selain itu, fungsi

media visual adalah untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan atau

menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan jika tidak divisualkan.

d. Manfaat Media Visual

1. Media visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta

didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda tergantung dari factor-faktor

yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku,

kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi hal

tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung yang

di pelajari.Maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek yang dimaksud

bisa dalam bentuk nyata, miniature, model, maupun bentuk gambar-gambar yang

dapat disajikan secara audio visual dan audial.

2. Media visual memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik

dengan lingkungannya.

3. Media visual dapat menanamkan konsep dasar, yang benar ,konkrit dan

realistiskan.

4. Media visual membangkiktan .keinginan dan minat baru

5. Media visual akan mengakibatkan perubahan efektif, kognitif dan psikomotorik

6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.

10. Media Audio Visual

Pada pembahasan diatas telah dikemukakan media audio yaitu media yang hanya

didengar, kemudian berikutnya media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat. Maka di

jelaskan tentang media audio visual. Melalui media ini seseorang tidak hanya melihat atau

mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengarkan sesuatu yang

divisualisasikan. Dengan karakteristik yang lebih lengkap, media audio visual memiliki

kemampuan untuk mengatasi kekurangan dari media audio atau media visual semata.

Jadi media audio visual adalah media yang menunjukkan unsur auditif

(pendengaran) maupun visual (pengelihatan), jadi dapat dipandang maupun di dengar

suaranya.

a. Bentuk-bentuk Media Audio Visual

Dalam pembahasan ini akan dipaparkan sebagian dari bentuk media audio visual

yang dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelas yaitu:

1. Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio

pada umumnaya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.

2. Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik

dengan suara.

3. Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose, dan media board.

4. Media visual gerak contoh, film bisu

5. Media visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan,

dan sebagainya

6. Media seni gerak

7. Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya

8. Media cetak contoh, televisi (Soedjarwono, 1997: 175).

b. Kelebihan Media Audio Visual

Beberapa kelebihan Media Audio Visual untuk pembelajaran adalah:

1. Memperjelas penyajian pesan agak tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam

bentuk kata-kata, tertulis, atau lisan belaka)

2. Mengatasi perbatasan ruang, waktu, dan daya indra, seperti:

a. Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film

bingkai, film atau video.

b. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film

atau gambar.

c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan time

line atau high speed phothography.

d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa di tampilkan

lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.

c. Kelemahan Audio Visual :

Pengajaran audio-visual juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu :

a. Media Audio Visual tidak dapat digunakan dimana saja karena media

audio visual cenderung berapa ditempat saja.

b. Apabila guru tidak dapat berpartisipasi aktif maka siswa akan cenderung

menikmati visualisasi dan suaranya saja.

c. Biaya pengedaan relatif mahal.

Sumber: http://agung030492.blogspot.co.id/2011/06/media-audio_14.html

d. Prosedur pembuatan video pembelajaran.

1. Persiapan.

Tentukan jenis multimedia yang akan digunakan.

Multimedia yang akan digunakan adalah memakai media presentasi pembelajaran.

2. Inti.

Menentukan tema materi ajar.

Karena yang akan dibahas dalam pembelajaran ini adalah teknik dasar passing

bolavoli, maka harus mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam

pembuatan video, seperti kamera, bolavoli, lapangan bolavoli, dan net. Untuk

menarik perhatian siswa maka model dalam video pembelajaran memakai

penulis/pembuat video sendiri. Untuk tahap ini makan dibantu oleh 3 orang,

perekam,pengarah,dan pembantu pelempar bola.

3. Akhir.

Menyusun naskah video atau alur cerita, dan editing.

Melakukan gerakan dari persiapan sampai gerakan lanjutan passing bolavoli

.adapun susunan percakapan seperti berikut:

- Sikap Permulaan passing bawah :

Badan dalam sikap setimbang labil, lengan diulurkan ke depan bawah, siku

tidak ditekuk(sudut antara lengan badan kira-kira 45 derajat).

- Sikap perkenaan

Perkenaan bola dengan bagian sebelah atas pergelangan tangan kearah ibu jari

(bagian proksimal pergelangan tangan)

- Sikap akhir

Setelah perkenaan bola, gerakan diLanjutkan dengan melangkah kaki ke

depan, selanjutnya ambil sikap permulaan

Adapun cara melakukan passing atas bolavoli adalah sebagai berikut :

- Sikap permulaan passing atas bolavoli

1) Bergerak kearah datangnya bola, tepat dibawahnya.

2) Siapkan posisi.

3) Bahu sejajar sasaran.

4) Kaki merenggang santai.

5) Bengkokkan sedikit lengan, kaki dan pinggul.

6) Tahan tangan 6 atau 8 inci didepan pelipis.

7) Tahan tangan didepan pelipis.

8) Melihat melalui jendela yang dibentuk tangan.

9) Ikuti bola kesasaran.

- Sikap perkenaan

1) Terima bola pada bagian belakang bawah.

2) Terima dengan dua persendian teratas dari jari dan ibu jari.

3) Luruskan lengan dan kaki ke arah sasaran.

4) Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan.

5) Arahkan bola ke garis pinggir atau ketangan penyerang.

- Sikap akhir

1) Luruskan tangan sepenuhnya.

2) Arahkan bola ke sasaran.

3) Pinggul bergerak maju ke arah sasaran.

4) Bergerak kearah umpan.

Setelah selesai melakukan semua gerakan dn tahan-tahap passing bolavoli, maka

dilanjutkan untuk editing foto menjadi video. Setelah selesai maka siap untuk ditampilkan ke

siswa.

B. Kerangka Berfikir

Pembelajaran passing disekolah merupakan suatu proses belajar yang di lakukan

dengan cara bimbingan, pemberian pengetahuan atau materi tentang passing secara rinci dan

terprogram kepada siswa. Pemberian materi juga harus memperhatikan siapa yang akan

diberikan materi tersebut, karena tiap jenjang pendidikan memiliki karakter yang berbeda

pada siswanya. Dengan melihat karakteristik siswa kelas X TB 1 SMK N 2 Sragen, dimana

siswa tersebut masih banyak yang malas dan bosan, maka seorang guru penjasorkes harus

pandai-pandai membuat inovasi atau variasi media pembelajaran yang dapat menarik minat

siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Untuk bisa mengikuti pembelajaran

dengan baik harus didasari rasa suka terlebih dahulu, karena apabila siswa sudah tidak suka

terhadap media pembelajaran yang di berikan oleh guru maka siswa akan malas atau

merasa bosan untuk mengikuti pembelajaran, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa tersebut.

Berdasarkan pemahaman diatas, maka sebagai guru harus mampu menciptakan suatu

metode baru,sehingga siswa tidak merasa bosan dan dapat mengikuti pembelajaran dengan

baik. Begitu juga dalam pembelajaran passing bolavoli seorang guru harus bisa menciptakan

media pembelajaran yang baru yang membuat siswa tertarik untuk mengikutinya. Salah

satunya adalah dengan Media Audio-Visual. Dengan Media Audio-Visual tersebut

diharapkan siswa akan senang mengikuti pembelajaran yang juga pada akhirnya akan

meningkatkan hasil belajar passing bolavoli.

Dalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus, dimana dalam siklus I terdiri dari 3

pertemuan dan siklus II terdiri dari 2 pertemuan, siswa diberikan materi pembelajaran

menggunakan media audio visual. Pada setiap akhir siklus guru mengambil nilai

keterampilan passing bawah bolavoli dan passing atas menggunakan tes passing bawah

selama 60 detik dan tes passing atas 60 detik. Siswa melakukan test passing bawah dan

passing selama 60 detik yang bertujuan untuk mengetahui berapa kali bola dapat dipassing

dalam waktu 60 detik dan pada saat yang bersamaan juga dinilai teknik passing bawah dan

passing atas mulai dari sikap permulaan, pelaksanaan gerak, dan gerak lanjutan. Dari hasil

pengamatan yang dilakukan tersebut maka akan dapat diketahui apakah ada peningkatan hasil

belajar passing bolavoli melalui media audio visual pada siswa kelas X TKB 1 SMK N 2

Sragen tahun pelajaran 2015/2016. Bentuk alur kerangka berpikir dalam melaksanakan

kegiatan penelitian dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 15. Alur Kerangka Berpikir

Kondisi

Awal

Tindakan

Kondisi

Akhir

Guru

belum

menggunakan

metode audio

visual dalam

proses

Guru

menggunakan media

audio visual dalam

proses pembelajaran

Melalui

penerapan media

audio visual

dapat

meningkatkan

hasil belajar

passing bawah

Siklus I

Guru dan Peneliti

menyusun pembelajaran

bolavoli menggunakan

media audio visual dengan

tujuan meningkatkan hasil

belajar passing bolavoli

Siklus II

Upaya

perbaikan tindakan dari

siklus I sehingga

melalui media audio

visual dapat berhasil

meningkatkan hasil

belajar passing bolavoli

- Siswa kurang tertarik

dan cepat bosan dengan

pembelajaran passing

bolavoli

- Hasil belajar passing

bolavoli