37
7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran Proses belajar secara sederhana dapat diartikan dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, dari yang sebelumnya tidak bisa menjadi bisa, dari yang belum paham menjadi paham. Bukan hanya pola pikir atau pengetahuan saja yang mengalami perubahan, tetapi juga pada tigkah laku, sikap, dan konsep yang sebelumnya dimiliki. Setiap individu pasti ingin mengembangkan potensi yang individu tersebut miliki. Hal tersebut bertujuan untuk kemajuan kehidupan diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Belajar juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pribadi dan perilaku individu. Menurut pandangan Anthony Robbins dalam Trianto (2009:15) “belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman atau pengetahuan baru didasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya”. Berdasarkan pandangan diatas, dapat dipahami bahwa ketika dalam diri individu terjadi proses belajar sebelumnya individu sudah memiliki pengetahuan awal atau persepsi mengenai informasi tertentu sebelum mempelajari informasi baru. Di bawah ini disampaikan tentang pengertian belajar dari para ahli (dalam Agus Suprijono (2010: 2):) a. Gagne Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. b. Travers Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. c. Geoch Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan). d. Morgan

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

7

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Proses belajar secara sederhana dapat diartikan dari yang sebelumnya tidak

tahu menjadi tahu, dari yang sebelumnya tidak bisa menjadi bisa, dari yang

belum paham menjadi paham. Bukan hanya pola pikir atau pengetahuan saja

yang mengalami perubahan, tetapi juga pada tigkah laku, sikap, dan konsep yang

sebelumnya dimiliki. Setiap individu pasti ingin mengembangkan potensi yang

individu tersebut miliki. Hal tersebut bertujuan untuk kemajuan kehidupan diri

sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Belajar juga merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pribadi dan perilaku individu.

Menurut pandangan Anthony Robbins dalam Trianto (2009:15) “belajar adalah

suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru

berdasarkan pada pengalaman atau pengetahuan baru didasarkan pada

pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya”. Berdasarkan pandangan

diatas, dapat dipahami bahwa ketika dalam diri individu terjadi proses belajar

sebelumnya individu sudah memiliki pengetahuan awal atau persepsi mengenai

informasi tertentu sebelum mempelajari informasi baru. Di bawah ini

disampaikan tentang pengertian belajar dari para ahli (dalam Agus Suprijono

(2010: 2):)

a. Gagne

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai

seseorang melalui aktivitas.

b. Travers

Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.

c. Geoch

Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar

adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).

d. Morgan

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

8

Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of

past experience.(Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen

sebagai hasil dari pengalaman). Jadi dapat disimpulkan bahawa belajar

merupakan sebuah proses yang dialami oleh individu melalui pengalaman yang

individu alami. Dan belajar akan berdampak pada perilaku yang bersifat

permanen pada diri individu sendiri. Menghasilkan suatu hasil yang bermanfaat

bagi individu tersebut. Seperti tingkah laku, kemampuan dan perubahan dari

suatu hasil latihan.

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang

terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau

perkembangan tubuhnya serta karakteristik seseorang sejak lahir, (Trianto,

2009:16).Jadi dapat disimpulkan bahawa perubahan pada individu terjadi

karena adanya serentetan pengalaman yang dialami oleh seorang individu.

Ketika terjadi proses belajar, individu tersebut akan mengaitkan informasi

baru dengan informasi yang telah dimiliki sehingga menghasilkan

perubahan yang terjadi pada individu.

Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari

kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang

supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe”dan akhiran “an

menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar

atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.

Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen,

terjadi sebagai hasil dari pengalaman proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,

serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan

untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa

yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan

mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

9

(GagnedanBriggsdalamhttp://definisipengertian.blogspot.com/2010/12/pen

gertian-pembelajaran.html).

Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran

merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen (Gagne dan

Briggs):

1. Siswa

Seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan

isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

2. Guru

Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran

lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar

yang efektif.

3. Tujuan

Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik,

afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran.

4. Isi pelajaran

Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan

untuk mencapai tujuan.

5. Metode

Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.

6. Media

Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk

menyajikan informasi kepada siswa.

7. Evaluasi

Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan

hasilnya.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

suatu cara perubahan perilaku sebagai hasil dari belajar dan pembentukan

karakteristik peserta didik. Usaha sadar dari guru untuk membuat siswa

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

10

belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang

belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru

yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.

Ciri-ciri Pembelajaran.

MenurutNawawi(1981)dalam

http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-

pembelajaran/menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif,

yaitu:

1. Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui

mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan

perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan

kesamaan-kesamaan yang ditemukan.

2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam

pelajaran.

3. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada

pengkajian.

4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada

siswa dalam menganalisis informasi.

5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan

keterampilan berpikir, serta.

6. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan

tujuan dan gaya mengajar guru.

2.1.2. Pemahaman Konsep IPA

1. Pengertian Pemahaman Konsep IPA

Pemahaman konsep IPA merupakan hasil belajar yang akan dicapai dalam

kegiatan pembelajaran IPA. Pemahaman konsep untuk setiap siswa tidaklah

sama, karena setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda untuk

memahami atau menangkap makna dan fakta dari apa yang dipelajarinya.

Pemahaman atau comprehension seperti yang dikemukakan Sardiman

(dalam Ika Wahyu, 2010) adalah “Menguasai sesuatu dengan pikiran-pikiran,

karena itu maka belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

11

filosofinya, maksud dan implikasinya serta aplikasi-aplikasinya, sehingga

menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi”. Kemampuan memahami

dapat juga disebut dengan istilah “mengerti”. Kegiatan yang diperlukan untuk

bisa sampai pada tujuan ini ialah kegiatan mental intelektual yang

mengorganisasikan materi yang telah diketahui.

Temuan-temuan yang didapat dari mengetahui seperti definisi, informasi,

peristiwa, fakta, disusun kembali dalam struktur kognitif yang ada. Dalam proses

ini, simbol-simbol komunikasi yang ada pada penemuan baru ditanggalkan dan

mengambil maknanya, kemudian diberi simbol baru yang sesuai dengan stok

kognitif yang ada. Masuknya makna baru ini di dalam struktur kognitif

mengakibatkan berubahnya struktur kognitif itu sendiri. Dengan demikian, orang

yang bersangkutan mengalami perubahan dalam perilakunya.

Makna yang telah ditangkap itu dapat saja diberi simbol yang baru. Oleh

karena itu, perilaku yang dapat didemonstrasikan yang menunjukkan bahwa

kemampuan mengerti/ memahami itu telah dikuasai, antara lain ialah : dapat

menjelakan dengan kata-kata sendiri, dapat membandingkan, dapat

membedakan, dan dapat mempertentangkan.

Kemampuan-kemampuan yang tergolong dalam taksonomi ini mulai dari

yang terendah sampai yang tinggi ialah:

1. Translasi

Yaitu kemampuan untuk mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain

tanpa perubahan makna. Simbol berupa kata-kata (verbal) diubah menjadi

gambar, bagan, atau grafik. Kalau simbol ini berupa kata-kata atau kalimat

tertentu, maka dapat diubah menjadi kata-kata atau kalimat lain.

2. Interpretasi

Yaitu kemampuan untuk menjelaskan makna yang terdapat didalam

simbol, baik simbol verbal maupun symbol nonverbal. Kemampuan untuk

menjelaskan konsep, prinsip, atau teori tertentu termasuk dalam kategori ini.

Seseorang dapat menginterpretasikan suatu konsep atau prinsip jika ia dapat

menjelaskan secara rinci makna atau arti suatu konsep atau prinsip, atau dapat

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

12

membandingkan,membedakan,atau mempertentangkannya dengan sesuatu yang

lain.

3. Ekstrapolasi

Yaitu kemampuan untuk melihat kecenderungan atau arah atau

kelanjutan dari suatu temuan.

Pemahaman atau comprehension merupakan tingkatan yang lebih

sulit daripada pengetahuan, karena pengetahuan adalah tingkat

kemampuan siswa untuk mengenal dan mengingat konsep, fakta, atau

informasi, sedangkan pemahaman memerlukan pemikiran dan juga

menghendaki agar siswa dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah

dipahami. Berdasarkan pengertian di atas maka pemahaman merupakan

penguasaan pengetahuan, sehingga kemampuan pemahaman telah

mencakup kemampuan pengetahuan, dengan demikian maka belajar itu

akan bersifat lebih mendasar.

Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok

orang yang dinyatakan dalam definisi. Konsep diperoleh dari fakta,

peristiwa maupun pengalaman. Konsep menunjukkan suatu hubungan

antar konsep-konsep yang lebih sederhana dan konsep dapat mengalami

perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru (Syaiful

Sagala dalam Ika Wahyu, 2010:8). Berdasarkan pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa pemahaman konsep IPA adalah tingkat kemampuan

siswa untuk menangkap makna dan arti serta menguasai konsep IPA.

2. Hakikat IPA

Menurut Srini M. Iskandar (Ika Wahyu, 2010:9) IPA adalah ilmu

yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA

merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang aktif dan dinamis

tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur,

sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal .Menurut

H.W Fowler dalam Trianto (2010), IPA adalah pengetahuan yang

sistematis dan dirumuskan yang berhubungan dengan gelaja-gejala

kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

13

Sedangkan Kardi dan Nur dalam Trianto (2010) mengatakan bahwa IPA

atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup

maupun benda mati yang diamati. Adapun menurut Wahana dalam Trianto

(2010), IPA adalah suatu kumpulan pengetahuaan yang tersusun secara

sistematis dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-

gejala alam.

Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan IPA adalah ilmu

yang berhubungan dengan cara mempelajari peristiwa-peristiwa alam

secara sistematis. Penerapannya terbatas oleh gejala – gejala alam yang

berkembang melalui pengamatan. IPA dibedakan atas dua unsur, yaitu

hasil IPA dan cara kerja memperoleh hasil itu. Hasil produk IPA berupa

fakta-fakta seperti hukum-hukum, prinsip-prinsip, klasifikasi, struktur dan

lain sebagainya. Cara kerja memperoleh hasil itu disebut proses IPA.

Dalam proses IPA terkandung cara kerja, sikap dan cara berfikir.

Kemajuan IPA yang pesat terjdi oleh proses ini. Dalam memecahkan suatu

masalah, seorang iluwan sering berusaha mengambil suatu masalah yang

memungkinkan usaha mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ini dikenal

dengan sikap ilmiah.

Pada hakikatnya, IPA dapat dipandang dari segi produk, proses dan

dari segi pengembangan sikap. Artinya, belajar IPA memiliki dimensi

proses, dimensi hasil (produk), dan dimensi pengembangan sikap

ilmiah.Menurut Srini M. Iskandar (Ika Wahyu, 2010:12), ketigadimensi

tersebut bersifat saling terkait. Ini berarti bahwa proses belajar mengajar

IPA seharusnya mengandung ketiga dimensi IPA tersebut.

a. IPA Sebagai Produk

IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para perintis

IPA terdahulu yang umumnya telah tersusun secara lengkap dan sistematis

dalam bentuk buku teks. Buku teks IPA merupakan body ofknowledge dari

IPA. Buku teks memang penting, tetapi ada sisi lain IPA yang tidak kalah

pentingnya yaitu dimensi “proses”, maksudnya proses mendapatkan ilmu

itu sendiri. Dalam pengajaran IPA seorang guru dituntut untuk dapat

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

14

mengajak anak didiknya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber

belajar. Alam sekitar merupakan sumber belajar yang paling otentik dan

tidak akan habis digunakan.

b. IPA Sebagai Proses

Yang dimaksud dengan“proses”di sini adalah proses mendapatkan

IPA. Kita mengetahui bahwa IPA disusun dan diperoleh melalui metode

ilmiah. Jadi yang dimaksud proses IPA tidak lain adalah metode ilmiah.

Untuk anak SD, metode ilmiah dikembangkan secara bertahap dan

berkesinambungan, dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk

paduan yang lebih utuh sehingga anak SD dapat melakukan penelitian

sederhana. Di samping itu, pentahapan pengembangannya disesuaikan

dengan tahapan suatu proses penelitian atau eksperimen, yakni meliputi:

(1) observasi; (2) klasifikasi; (3) interpretasi; (4) prediksi; (5) hipotesis;

(6) mengendalikan variabel; (7) merencanakan dan melaksanakan

penelitian; (8) inferensi; (9) aplikasi; dan (10) komunikasi.

Jadi, pada hakikatnya, pada proses mendapatkan IPA diperlukan

sepuluh keterampilan dasar. Oleh karena itu, jenis-jenis keterampilan

dasar yang diperlukan dalam proses mendapatkan IPA disebut

juga“keterampilan proses”. Untuk memahami sesuatu konsep, siswa tidak

diberitahu oleh guru, tetapi guru memberi peluang pada siswa untuk

memperoleh dan menemukan konsep melalui pengalaman siswa dengan

mengembangkan keterampilan dasar melalui percobaan dan membuat

kesimpulan.

c. IPA Sebagai Pemupukan Sikap

Makna“sikap”pada pengajaran IPA SD/MI dibatasi pengertiannya pada

“sikap ilmiah terhadap alam sekitar”.

Beberapa ciri sikap ilmiah itu menurut Srini M. Iskandar (Ika Wahyu,

2010:12) adalah:

1. Objektif terhadap fakta, artinya tidak dicampuri oleh perasaan senang atau

tidak senang.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

15

2. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang

menyokong kesimpulan itu.

3. Berhati terbuka, artinya mempertimbangkan pendapat atau penemuan

orang lain sekalipun pendapat atau penemuan itu bertentangan dengan

penemuaannya sendiri.

4. Tidak mencampur adukkan fakta dengan pendapat.

5. Bersifat hati-hati.

6. Ingin menyelidiki.

Ilmu pengetahuan alam merupakan mata pelajaran di SD yang

dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep

yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman

melalui serangkaian proses ilmiah, antara lain penyelidikan, penyusunan

dan penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA

sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dapat

membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam.

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa IPA merupakan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan

fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan dan

memiliki sikap ilmiah.

3. Tujuan IPA

Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut (BSNP, dalam Ika Wahyu, 2010) :

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

16

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.

Maksud dan tujuan tersebut adalah agar siswa memiliki pengetahuan

tentang gejala alam, berbagai jenis dan perangai lingkungan melalui

pengamatan agar siswa tidak buta akan pengetahuan dasar mengenai IPA.

4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran IPA

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut siswa tidak

hanya belajar dari buku, melainkan dituntut untuk belajar mengembangkan

kemampuan dirinya. Melatih keterampilan siswa untuk berfikir secara

kreatif dan inovatif merupakan latihan awal bagi siswa berfikir kritis

untuk mengembangkan daya cipta dan mengembangkan minat dalam diri

siswa secara dini. Guru sebagai faktor penunjang keberhasilan pengajaran

IPA dituntut kemampuannya untuk dapat menyampaikan bahan kepada

siswa dengan baik. Untuk itu guru perlu mendapat pengetahuan tentang

bagaimana mengajarkan suatu bahan pengajaran atau metode apa yang

dapat digunakan dalam pembelajaran IPA.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalahnya. Penerapan

IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk pada

lingkungan. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan pendekatan

yang dapat menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap

ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan

hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada

pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Prinsip utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu:

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

17

a. Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita dimulai melalui pengalaman

baik secara inderawi maupun noninderawi.

b. Pengetahuan yang diperoleh ini tidak pernah terlihat secara langsung karena

itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang

diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal pembelajaran.

c. Pemgetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten

dengan pengetahuan para ilmuan, pengetahuan yang kita miliki. Pengetahuan

yang demikian kita sebut miskonsepsi. kita perlu merancang kegiatan yang dapat

membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran.

d. Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambing dan

relasi dengan konsep yang lain. Tugas kita sebagai guru IPA adalah mengajar

siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari itu ke dalam

fakta, data, konsep, simbol dan hubungan dengan konsep lain.

e. Ilmu Pengetahuan Alam atas produk, proses dan prosedur. Karena itu kita

perlu mengenalkan ketiga aspek ini walaupun hingga kini masih banyak guru

yang lebih senang menekankan pada produk Ilmu Pengetahuan Alam saja. (Leo

Sutrisno, dalam Ika Wahyu, 2010).

Oleh karena itu, pendekatan konsep memberikan gambaran yang lebih jelas

tentang IPA dibandingkan dengan pendekatan faktual. Kemudian suatu

pendekatan proses dalam pembelajaran IPA didasarkan atas pengamatan yang

disebut sebagai keterampilan proses dalam IPA.

5. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA

Ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah

Dasar dalam BSNP (2006: 15) meliputi aspek-aspek berikut:

a. Mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia,hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat dan gas.

c. Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet listrik,

cahaya dan pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

18

Penyajian pembelajaran IPA di SD seharusnya guru mampu

memfasilitasi anak didik supaya mendapatkan pengalaman secara langsung

dan mengajak siswa terlibat aktif dalam setiap pembelajaran yang guru

sampaikan kepada siswa.

Pengalaman langsung sangat berpengaruh pada pemahaman siswa

dalam suatu pembelajaran yang pada akhirnya berdampak pada hasil

belajar yang akan dicapai siswa. Berdasarkan hal tersebut dalam kegiatan

belajar mengajar IPA diperlukan model pembelajaran yang dapat

mengaktifkan kegiatan berfikir anak dan keterampilan proses, supaya anak

dapat menemukan dan membangun pengetahuan dalam diri mereka

sendiri.

Model pembelajaran yang peneliti pilih untuk mengembankan

kegiatan belajar mengajar IPA di SD adalah model pembelajaran Teams

Game Tournamen (TGT) dan Numbered Head Together (NHT) karena

kedua model pembelajaran tersebut sesuai dengan karakteristik

pembelajaran IPA yang pembelajaran berbasis penemuan dan pengalaman

sendiri. Hanya saja dalam model pembelajaran Teams Game Tournamen

(TGT)anak dituntut untuk dapat memecahkan persoalan yang diberikan

melalui game akademik bersama dengan anggota time lainnya. Sehingga

dengan model pembelajaran ini siswa dapat menemukan sendiri jawaban

dari persoalan yang diberikan melalui permainan, yang pada akhirnya akan

berdampak pada pencapaian hasil belajar yang lebih baik lagi. Dan

Numbered Head Together (NHT), tidak beda jauh dengan model

pembelajaran Teams Game Tournamen (TGT), sama-sama menuntut siswa

untuk aktif dalam kelompoknya. Yang pada model ini siswa juga diberikan

sebuah persoalan yang akan dibahas dalam kelompoknya, dan setelah

masing – masing kelompok menyelesaikan persoalan yang telah diberikan,

siswa diminta mempresentasikan hasilnya kedepan kelas. Ini juga dapat

berdampak pada sikap tanggung jawab dari masing-masing

kelompok,sehingga siswa mengalami dan menemukan sendiri jawaban dari

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

19

persoalan tersebut. Yang pada akhirnya juga akan berpengaruh pada hasil

belajar yang lebih baik lagi

2.2 Model Pembelajaran

Model diartikan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk

merepresentasikan suatu hal. Sesuatu yang nyata dan dikonversi untuk sebuah

bentuk yang lebih komprehensif. Menurut Meyer, W. J., 1985:2 (dalam Trianto,

2009:21).Proses pembelajaran diperlukan adanya susunan pembelajaran yang

harus disusun oleh guru. Biasanya disebut dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), seorang guru mutlak harus membuat RPP untuk melakukan

pembelajaran, dimana dalam RPP terdapat pendekatan pembelajaran, model

pembelajaran, strategi pembelajaran, teknik pembelajaran, dan metode

pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.

Menurut Joyce, 1992:4 dalam ( Trianto, 2009:22) dikatakan bahwa

“Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-

perangkat pembelajarn termasuk didalamnya buku-buku, film, computer,

kurikulum, dan lain-lain. Selanjutnya Joyce juga menyatakan bahwa setiap

model pembelajaran mengarahkan kita kedalam mendesain pembelajaran

untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan

pembelajaran tercapai.

Menurut Soekamto, dkk (dalam Trianto, 2009:22) mengemukakan maksud

dari model pembelajaran adalah :

“kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar

mengajar”. Jadi dalam RPP model pembelajaran tertulis dalam langkah-

langkah pembelajaran yang ditulis secara sistematis dan sesuai dengan

urutan sintaks model”.

Berdasarkan pernyataan diatas dapt disimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah desain pembelajaran yang dituangkan dalam RPP yang berisi pendekatan

pembelajaran, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, dan teknik

pembelajaran yang langkah-langkah dalam deskripsi kegiatan pembelajaran

ditulis secara runtut sesuai dengan sintaks model pembelajaran, dan dalam

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

20

pengorganisasiannya digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Serta

melibatkan perilaku guru dan siswa.

Menurut Hamid, 2011 dalam (Wisudawati dan Sulistyowati, 2013:48),

model pembelajaran memiliki ciri khusus, yaitu (1) mempunyai langkah-langkah

pembelajaran yang dilaksanakan dalam suatu proses pembelajaran IPA; (2)

mempunyai sistem sosial; (3) mempunyai prinsip reaksi; (4) mempunyai sistem

pendukung; (5) mempunyai dampak instruksional atau dampak pembelajaran;

(6) mempunyai dampak pengiring. Memilih model pembelajaran harus

disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan

karakteristik lingkungan setempat.

Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang

dilakukan oleh siswa dalam kelompok – kelompok tertentu untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam

pembelajaran model kooperatif, yaitu (1) adanya peserta dalam kelompok; (2)

adanya aturan kelompok; (3) adanya upaya belajar; (4) adanya tujuan yang harus

dicapai.

Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap

kelompok belajar. Pengelompokan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa

pendekatan, diantaranya pengeompokan yang berdasarkan atas minat dan bakat

siswa, pengelompokan yang berdasarkan latar belakang kemampuan,

pengelompokan yang berdasarkan atas campuran, baik campuran ditinjau dari

minat maupun campuran ditinjau dari kemampuan. Pendekatan apapun yang

digunakan, tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama.

Aturan kelompok diterapkan dalam suatu kelompok. Aturan kelompok

adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang terlibat, baik

siswa sebagai peserta didik maupun siswa sebagai anggota kelompok.

Salah satu model pembelajaran yang dianjurkan untk digunakan adalah

model pembelajaran kooperatif atau model pembelajaran kelompok.

Pembelajaran kelompok merupakan pembelajaran yang terbentuk dari kelompok

– kelompok kecil/tim yang beranggotakan empat sampai enam orang, yang

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

21

berlatar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang

berbeda. Sistem penilaian dilakukan dalam kelompok.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam model pembelajaran kelompok harus

nampak proses belajar dengan kegiatan berkelompok, berpusat pada siswa, siswa

menemukan sendiri jawaban dari persoalan yang diberikan, interaksi sosial dan

menemukan pengetahuan baru.

Model pembelajaran yang peneliti pilih untuk mengembangkan kegiatan

belajar mengajar IPA di SD adalah model pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) dan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).

Selain model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dan model

pembelajaran Numbered Head Together (NHT) merupakan bagian dari

pembelajaran kelompok, juga karena kedua model tersebut menuntut siswa

untuk bekerjasama, menemukan sendiri jawaban dan sesuai dengan karakteristik

dengan pembelajaran IPA yaitu mengandung penemuan dan berkelompok.

2.2.1 Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

2.2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok

kecil yang dalam kelompok beranggotakan empat sampai enam orang. Yang

dalam kelompok memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras yang

berbeda. Menurut Slavin (1995) dalam Purwati (2010) TGT memiliki lima

tahapan yaitu (1) tahap penyajian kelas (class precentation); (2) belajar dalam

kelompok (team); (3) permainan (game); (4) pertadingan (tournamen); dan (5)

penghargaan kelompok (team recognition). Berdasarkan pernyataan diatas

Slavin (1995) dalam Purwati (2010) mengungkapkan ciri-ciri model

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) sebagai berikut:

a. Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, yang masing-masing

kelompok beranggotakan empat sampai lima siswa. Empat sampai enam

siswa tersebut memiliki kemampuan, jenis kelamin, ras atau suku yang

berbeda. Dengan adanya heterogenitas diharapkan siswa dapat saling

membantu antar siswa lainnya. Sehingga siswa yang memiliki kemampuan

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

22

lebih dapat membantu siswa yang memiliki kemampuan rendah, maka bisa

saling membantu antar sesama. Dan menumbuhkan adanya rasa kesadaran

pada diri siswa, bahwa belajar kooperatif sangat menyenangkan.

b. Game Tournament

Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing adalah wakil dari

kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya ditempatkan dalam

meja-meja tournament. Dalam satu meja tournament berisi empat sampai

enam orang peserta, diusahakan tidak ada peserta dalam satu kelompok.

Dalam satu meja juga diusahakan memiliki kemampuan yang

homogen.Permainan diawali dengan membacakan aturan permainan.

Setelah itu kartu soal dibagikan (berisi soal dan jawaban diletakkan

terbalik sehingga jawaban dan soal tidak terbaca). Aturan dalam

permainan sebagai berikut :

1. Setiap pemain ditentukan terlebih dahulu sebagai pembaca soal dan

pemain pertama melalui undian.

2. Pemain yang menang undian berkesempatan mengambil nomor soal

dan diberikan kepada pembaca soal.

3. Pembaca soal, membacakan soal yang telah diambil oleh pemain.

4. Setelah soal dibacakan, pemain dan penantang mengerjakan soal

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

5. Pemain menyampaikan jawaban kepada pembaca soal.

6. Pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan ditanggapi oleh

penantang serta pemain searah jarum jam.

7. Skor hanya diberikan kepada pemain atau penantang yang menjawab

benar. Jika semua jawaban salah, maka kartu dibiarkan saja. Permainan

dilanjutkan sampai soal habis dibacakan dan sampai dalam satu meja

turnamen dapat berperan sebagai pemain, pembaca soal, dan penantang.

c. Penghargaan kelompok

Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata poin yang didapat

oleh kelompok. Poin Tim Studi akan ditotal secara keseluruhan.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

23

2.3 Sintaks/Langkah-langkah Model Pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT)

Sintaks model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) yang

dikemukakan oleh Slavin (dalam Purwati,2010) ada lima komponen utama

dalam TGT yang secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Sintaks Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Fase Perilaku Guru

Fase 1

Penyajian kelas

(classprecentation)

Guru menyampaikan materi secara langsung.

Pada tahap ini juga guru menyampaikan tujuan,

tugas atau kegiatan yang akan dilakukan, serta

memberikan motivasi.

Fase 2

Belajar dalam kelompok

(teams)

Guru membagi siswa dalam kelompok-

kelompok yang satu kelompok kecil

beranggotakan empat sampai enam orang yang

anggotanya heterogen. Dan dalam tahap ini

siswa memperdalam materi untuk dapat bekerja

optimal saat tournamen.

Fase 3

Permainan (games)

Guru membimbing siswa untuk melakukan

permainan yang telah dikemas dalam

pertanyaan-pertanyaan bernomor yang akan

dikerjakan oleh setiap kelompok.

Fase 4

Pertandingan (tournament)

Guru memberikan peraturan-peraturan yang

berlaku untuk permainan yang akan dilakukan.

Fase 4

Penghargaan kelompok (team

recognition)

Guru memberikan penghargaan kelompok

berupa poin. Pemberian poin berdasarkan poin

yang didapat saat permainan berlangsung.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

24

2.3.1 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT)

Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) mempunyai

kelebihan dan kelemahan. Menurut Suarjana (2000:10) dalam Istiqomah (2006),

kelebihan dari Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) sebagai

berikut:

1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas.

2. Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu.

3. Dengn waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam.

4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan siswa.

5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain.

6. Motivasi belajar lebih tinggi.

7. Hasil belajar lebih baik.

8. Meningkatkan kebaikan budi pekerti, kepekaan, dan toleransi.

Sedangkan kelemahan TGT adalah:

1. Bagi guru

Sulitnya pengelompokan siswa yang memiliki kemampuan heterogen dari

segi akademis. Namun masalah ini dapat diatasi jika guru memegang

kendali penuh dan teliti dalam pembagian kelompok.Waktu yang

dibutuhkan untuk berdiskusi cukup banyak. Sehingga jika guru tidak

pandai menguasai kelas, maka waktu akan melewati batas yang

ditentukan.

2. Bagi siswa

Masih adanya siswa yang berkemampuan tinggi yang sulit menjelaskan

kepada siswa yang memiliki kemampuan rendah. Sehingga guru harus

pandai membimbing siswa yang memiliki kemampuan tinggi agar dapt

berbagi dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah.

2.3.2 Menurut Robert E Slavin (2010) Komponen-Komponen dalam

Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT).

1. Penyajian Kelas, pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam

penyajian kelas. Penyampaian pembelajaran bisa melalui metode ceramah

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

25

ataupun tanya jawab dan diskusi yang didampingi guru. Guru juga

menyampaikan tugas, tujuan atau kegiatan yang akan dilakukan siswa untuk

tahap selanjutnya.

2. Belajar Kelompok (tim), guru membagi siswa menjadi kelompok kecil yang

beranggotakan empat sampai enam siswa. Dalam pembagian kelompok guru

membagi siswanya secara heterogenitas, dengan adanya heterogenitas dalam

kelompok akan memungkinkan siswa untuk bekerjasama. Menumbuhkan

kesadaran antar sesama. Heterogenitas juga memungkinkan bagi siswa

membantu satu sama lain. Yaitu jika ada siswa yang berkemampuan tinggi dapat

membantu siswa yang berkemampuan rendah. Adanya kelompok kecil dalam

pembelajaran akan memudahkan sisw untuk menerima materi yang disampaikan

oleh seorang guru. Dan jika kelompok lain melakukan kesalahan dalam

menjawab persoalan dapat dibenarkan oleh kelompok lain. Sehingga

pembelajaran berlangsung menyenangkan.

3. Persiapan atau pertandingan (games), guru mempersiapkan pertanyaan-

pertanyaan yang akan digunakan dalam pertandingan. Seperti pertanyaan-

pertanyaan yang akan dijawab oleh masing-masing kelompok. Berupa kartu

bernomor, lembar jawaban, dan penghargaan kelomok. Dan pada awal

permainan akan ditentukan siapa yang akan menjadi pemain, pembaca soal, dan

penantang.Penentuan pemain, pembaca soal, dan penantang bisa melalui undian.

Sebelumnya telah dipilih masing-masing kelompok untuk mewakili

kelompoknya yang dipilih secara acak oleh guru.

4. Turnamen, merupakan struktur yang akan digunakan saat permainan

berlangsung. Dan turnamen biasanya dilaksanakan pada akhir setiap minggu

atau setiap unit setelah guru memberikan presentasi kelas atau penyajian materi

dan setiap tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan

siswa. Dalam turnamen ini biasanya terdapat empat atau lima siswa yang

masing-masing merupakan perwakilan dari kelompok yang berbeda. Siswa yang

berkemampuan tinggi sangat berpengaruh terhadap timnya, karena dapat

menyumbangkan nilai maksimum bagi timnya

Gambar 2.1 penempatan siswa dimeja turnamen.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

26

Tim A

Tinggi Sedang Sedang

Rendah

A1 A2 A3 A4

Tinggi Sedang Sedang Rendah Tinggi Sedang Sedang Rendah

B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4

Turnamen pertama, untuk menempatkan siswa pada meja turnamen,

dengan beberapa pengaturan yaitu siswa yang berkemampuan tinggi

ditempatkan pada meja I, siswa yang berkemampuan sedang pada meja II dan

III, siswa yang berkemampuan rendah pada meja IV.

Turnamen selesai dan dilakukan penilaian, guru melakukan kembali

pengaturan pada meja turnamen, kecuali pemenang meja tertinggi (meja I).

Pemenang dari setiap meja turnamen akan dinaikkan atau digeser tingkatannya.

Sedangkan siswa yang terendah akan dinaikkan satu tingkat atau digeser ke meja

terendah tingkatannya. Pada akhirnya mereka akan mengalami penurunn atau

peningkatan sesuai dengan kemampuannya.

Pertandingan pertama, siswa-siswa akan mengubah posisi meja

pertandingannya sesuai dengan hasil pertandingan sebelumnnya. Pemenang dari

masing-masing meja akan berpindah ke meja yang tingkatannya lebih tinggi.

Misalkan dari meja IV ke meja III. Pemenang kedua akan menempati meja

sebelumnya, sedangkan siswa-siswa yang terendah pada setiap meja akan

berpindah ke meja satu tingkat yang lebih rendah, maka mereka akan berusaha

untuk berpindah ke meja yang lebih tinggi.

Meja I

A1 B1 C1

Meja II

A2 B2 C2

Meja III

A3 B3 C3

Meja IV

A4 B4 C4

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

27

5. Penghargaan Kelompok, penghargaan kelompok diberikan kepada tim-tim

yang berhasil mendapatkan nilai rata-rata yang melebihi kriteria tertentu. Dapat

berupa sertifikat atau penghargaan lainnya yang telah disepakati bersama.Ada

tiga penghargaan yang dapat diberikan dalam penghargaan tim. Penghargaan tim

dapat dilihat pada tabel penghargaan dibawah ini :(Slavin,2008:175)

Tabel penghargaan tim

Peran guru yang paling penting dalam model pembejara ini yaitu guru

bertindak sebagai fasilitator. Jadi guru hanya bertugas mendampingi, dan

membimbing anak-anak dalam melakukan tugasnya. Tidak hanya sebagai

fasilitator, guru juga membantu siswa untuk mengkoneksikan pengetahuan yang

telah dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Untuk mendukung

model pembelajaran TGT, ada beberapa hal yang akan diperoleh siswa.

1. Daya Dukung

Model pembelajaran TGT dalam pelaksanaanya memerlukan sarana,

bahan dan alat. Sehingga dapat menciptakan suasana yang berbeda, dapat

menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, merubah yang

semula pembelajaran membosankan menjadi lebih menarik dan dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Tetapi tidak memerlukan tempat -

tempat khusus atau buku-buku khusus, cukup menggunakan meja-meja

yang akan digunaakaan untuk game turnamen, LKS, nomor-nomor yang

digunakan untuk kartu saat game,buku-buku yang dipelajari, lembar

percobaan dan buku yang relevan.

Kriteria (rata-rata

tim)

Penghargaan

40

45

50

Tim Baik

Tim Sangat Baik

Tim Super

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

28

2. Dampak Instruksional

Dampak instruksional adalah dampak yang diperoleh atau hasil

belajar, menggunakan model pebelajaran TGT yang dicapai langsung

dengan cara mengarahkan siswa pada tujuan yang diharapkan. Dampak

instruksional yang terdapat dalam pembelajaran IPA dengan materi energi

menggunakan model pembelajaran TGT.

3. Dampak Pengiring

Dampak pengiring adalah hasil belajar lain yang didapatkan setelah

melakukan kegiatan belajar mengajar, sebagai akibat terciptanya suasana

belajar yang dialami langsung oleh siswa tanpa adanya arahan langsung

dari guru. Secara khusus dampak pengiring yang diperoleh siswa dalam

pembelajaran IPA dengan materi energi melalui model pembelajaran TGT

adalah memiliki sikap ilmiah yaitu tanggung jawab, mandiri, komunikatif,

disiplin, kerja sama dan kritis. Dampak instuksional dan dampak pengiring

dalam model TGTdigambarkan dalam bagan berikut.

Gambar 2.2 Dampak Pengiring dan Intruksional Teams Games

Tournament

MODEL

Teams

Geams

Tourname

nt

Tourname

nt

Tanggung

Jawab

Mandiri

Komunikatif

Disiplin

Kerja Sama

Kritis

Kemampuan siswa

menjelaskan sumber

energi panas.

Kemampuan siswa

menyebutkan

manfaat energi panas.

Kemampuan

menjelaskan macam–

macam perpindahan

panas. Secara koduksi,

konveksi dan radiasi.

Keterangan :

Dampak Instruksional

Dampak Pengiring

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

29

2.4 Model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

2.4.1 Pengertian NHT

Model NHT juga masih satu rumpun yang berada pada model

pembelajaran tipe kooperatif yaitu pembelajaran dengan kelompok-kelompok

kecil. Dengan pembelajaran berkelompok sangat bermanfaat untuk siswa, karena

berpeluang kepada siswa yang berbeda latar belakan dan kondisi untuk saling

bergantung dalam satu kelompok tugas-tugas bersama. Belajar menghargai

orang lain, dan pemberian penghargaan, membuat siswa menjadi lebih semangat

untuk belajar.

Pembelajaran dengan menggunakan NHT diawali dengan numbering.

Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah kelompok

sebaiknya mempertimbangkan konsep yang dipelajari. Jika jumlah peserta didik

dalam satu kelas terdaapat 40 siswa dan terbagi menjadi 5 kelompok

berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tip kelompok terdiri 8 orang.

Dan tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok diberi nomor 1-8. Setelah

berkelompok guru memberikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh

tiap-tiap kelompok. Tiap-tiap kelompok diberi kesempatan untuk menemukan

jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya

“Heads Together”berdiskusi memikirkan jawaban dari pertanyaan guru.

Langkah selanjutnya guru memanggil peserta didik dri tiap-tiap

kelompok yang memiliki nomor yang sama. Mereka diberi kesempatan untuk

menjawab pertanyaaan yang diberikan oleh guru. Hal tersebut terus dilakukan

pada peserta didik yang memiliki nomor yang sama agar masing-masing

kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru. Berdasarkan

jawaban-jawaban itu, guru dapat mengembangkan diskusi lebih dalam lagi

sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai

pengetahuan yang utuh.

Menurut Ibrahim, dkk, (2000:9) dalam Jumanta Hamdayama (2014)

Keterampilan sosial atau kooperatif berkembang secara signifikan dalam

pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan untuk

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

30

melatihkan keterampilan-keterampilan kerjasama dan kolaboratif , dan juga

keterampilan-keterampilan tanya jawab.

Menurut Rahayu, (2006) Number Head Together adalah suatu Model

pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari,

mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya

dipresentasikan di depan kelas.

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe, salah satunya yaitu

Numbered Heads Together (NHT) atau disebut kepala bernomor dikembangkan

oleh Spencer Kagan pada tahun 1993 (Yatim dalam Lie,2008:58). Sedangkan

menurut Spenser Kagen (1993) dalam Jumanta Hamdayama (2014)

pembelajaran kooperatif NHT melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah

materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran. Menurut La Iru dan La Ode Safiun Arihi,(2012: 59)

Metode Numbered Heads Together (NHT) adalah bagian dari model

pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur

khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa

Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran NHT adalah

pembelajaran berkelompok yang dimana dalam kelompok-kelompok kecil

diberikan persoalan yang harus diselesaikan oleh kelompok melalui kerjasama

yang dibangun. Tidak memperdulikan suku, latar belakang maupun kemampuan.

Namun, dalam NHT siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas secara bersama.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

31

2.4.2 Sintaks Model Pembelajaran Numbered Head Together

(NHT).

Langkah – langkah pembelajaran NHT kemudian dikembangkan oleh Ibrahim

dkk, (2000: 10) dalam Jumanta Hamdayama (2014).

Tabel 2.2 Langkah -langkah Model Pembelajaran Numbered Heads Together

(NHT)

Fase

Tingkah laku guru

Fase 1

Persiapan

Guru menyampaikan semua

tujuan pembelajaran yang

akan dicapai pada pelajaran

tersebut, memotivasi siswa

belajar. Serta mempersiapkan

rancangan pelajaran dengan

membuat Skenario

Pembelajaran (SP), Lembar

Kerja Siswa (LKS) yang

sesuai dengan model NHT.

Fase 2

Pembentukan Kelompok

Guru membagi para siswa

menjadi beberapa kelompok

yang beranggotakan 3 sampai

5 orang siswa. Guru memberi

nomor kepada setiap siswa

dalam kelompok dan nama

kelompok yang berbeda.

Fase 3

Tiap kelompok harus

memiliki buku paket atau

buku panduan

Guru memberikan buku paket

atau buku panduan agar

memudahkan siswa dalam

menyelesaikan LKS atau

masalah yang diberikan.

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

32

Fse 4

Diskusi masalah

Guru membagikan LKS

kepada setiap siswa sebagai

bahan yang akan dipelajari

atau guru memberikan

pertanyaan agar siswa berusah

menemukan jawaban melalui

berfikir bersama.

Fase 5

Memanggil nomor anggota

atau pemberian jawaban

Guru menyebut satu nomor

dan para siswa dari tiap

kelompok dengan nomor yang

sama mengangkat tangan dan

menyiapkan jawaban kepada

siswa di kelas.

Fase 6

Memberi kesimpulan

Guru bersama siswa

menyimpulkan jawaban akhir

dari semua pertanyaan yang

berhubungan dengan materi

yang disajikan.

Sumber : Ibrahim (2000: 29) dalam Jumanta Hamdayama (2014).

2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Model NHT

Menggunakan model Numbered Head Together memiliki beberapa

kelebihan, yaitu:

a. Melatih siswa untuk dapat bekerjasama dan menghargai

pendapat orang lain.

b. Melatih siswa untuk bisa menjadi tutor sebaya.

c. Memupuk rasa kebersamaan.

d. Membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan.

Kekurangan Model NHT

Dalam menggunakan Numbered Head Together terdapat beberapa

kelemahan yang harus diwaspadai , hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal- hal

yng tidk diinginkan dalam pembelajaran, diantaranya:

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

33

a. Siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvensional akan

sedikit kewalahan.

b. Guru harus bisa memfasilitasi siswa.

c. Tidak semua mendapat giliran.

2.4.4 Komponen – Komponen Model NHT

a. Sintakmatik Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) menurut (Ibrahim dalam Lie, 2008:59) memiliki empat

langkah yaitu (a) Penomoran, (b) Pengajuan pertanyaan, (c) Berpikir

bersama, (d) Pemberian jawaban. Langkah-langkah tersebut kemudian

dapat dikembangkan menjadi enam langkah sesuai dengan kebutuhan.

Keenam langkah tersebut sebagai berikut:

Langkah 1. Persiapan

Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja

Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT.

Langkah 2. Penomoran (Numbering)

Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa. Guru memberi

nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang

berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau

dari latar belakang sosial, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Sebelum

kegiatan belajar mengajar dimulai, guru memperkenalkan keterampilan

kooperatif dan menjelaskan tiga aturan dasar dalam pembelajaran

kooperatif yaitu:

1. Tetap berada dalam kela.

2. Mengajukan pertanyaan kepada kelompok sebelum mengajukan

pertanyaan kepada guru.

3. Memberikan umpan balik terhadap ide-ide serta menghindari saling

mengkritik sesame siswa dalam kelompok.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

34

Langkah 3. Pertanyaan (Questioning) dan berpikir bersama (Heads

Together).

Kerja kelompok, guru memberikan pertanyaan/membagikan LKS

kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja

kelompok, setiap berpikir bersama untuk menyelesaikan dan meyakinkan

bahwa setiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada

dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan

dapat bervariasi, dari spesifik sampai yang bersifat umum.

Langkah 4. Pemberian jawaban (Answering)

Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari

tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan

menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Penentuan nomor ini

dilakukan dengan cara pengundian, demikian pula untuk penentuan

kelompok yang akan menjawab.

Langkah 5. Memberi kesimpulan

Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua

pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

Langkah 6. Memberikan penghargaan

Pada tahap ini, guru memberikan penghargaan berupa kata-kata

pujian maupun simbol-simbol pada siswa dan member nilai yang lebih

tinggi kepada kelompok yang hasil belajarnya lebih baik. Penghargaan ini

dilakukan untuk memacu motivasi belajar siswa, karena motivasi memiliki

peranan penting untuk menentukan kesuksesan suatu pembelajaran.

b. Sistem Sosial Sistem sosial yang berlaku pada model pembelajaran

kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut:

1. Siswa diberi pengarahan untuk melakukan percobaan bersama

kelompoknya.

2. Siswa bebas untuk mengemukakan pendapatnya, mengajukan

pertanyaan, dan menjawab pertanyaan.

c. Prinsip Reaksi Prinsip reaksi model pembelajaran kooperatif tipe

NHT adalah sebagai berikut:

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

35

1. Guru menjelaskan tentang tata cara pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

2. Guru membagi siswa dalam bentuk kelompok. Setiap kelompok

terdiri dari 4-5 siswa dan setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat

nomor yang berbeda, serta memberikan pengarahan tentang cara diskusi

kelompok.

3. Guru menginstruksikan siswa untuk melakukan percobaan bersama

kelompoknya masing-masing.

4. Guru menunjuk salah satu nomor siswa utnuk menjawab pertanyaan

di kelas.

5. Guru melakukan pemantapan materi.

d. Sistem Pendukung

Sistem pendukung model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah

sebagai berikut:

1 Ruang kelas.

2 Sumber belajar (buku).

3 Media papan flannel.

4 LKS/pertanyaan.

e. Dampak Instruksional

Dampak Instruksional setelah mengikuti pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1. Peningkatan aktivitas siswa.

2. Peningkatan hasil belajar siswa.

f. Dampak Pengiring

Dampak Pengiring setelah mengikuti pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan kerja sama guru dengan siswa dan antara siswa

dengan siswa lainnya, sehingga dapat meningkatkan hubungan dan

kepercayaan dalam proses belajar mengajar.

2. Menumbuhkan sikap tanggung jawab, kerja sama kelompok dan

persaingan sehat antar kelompok.

3. Siswa belajar menerima pendapat orang lain.

4. Siswa berani mengungkapkan pendapat dimuka umum.

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

36

5. Mengembangkan pengendalian emosi bila kalah atau menang dalam

permainan.

Jadi dapat disimpulkan pembelajaran yang terdapat pada model

Numbered Head Together memperlihatkan bahwa inti dari metode ini

adalah pengembangan kemampuan siswa untuk aktif bekerja sama dalam

kelompoknya. Dengan adanya penomoran tidak menjadikan siswa

bergantung dengan siswa lainnya. Dengan memiliki nomor, pada saat guru

menyebutkan nomornya, siswa siap menjawabnya dengan lebih baik lagi.

Gambar 2.3 Dampak Pengiring dan Intruksional Model NHT

2.5 Hasil Belajar

Setelah proses belajar mengajar berlangsung, pasti siswa mendapatkan

pengetahuan baru yang dimiliki oleh siswa. Namun, daya tangkap yang dimiliki

oleh masing – masing siswa berbeda. Ada yang memiliki daya tangkap yang

baik, tetapi juga ada siswa yang memiliki daya tangkap yang biasa saja. Dengan

Tanggung Jawab

Mandiri

Komunikatif

Disiplin

Kerja Sama

Kritis

MODEL

Numbere

d Heads

Together

Kemampuan siswa

menjelaskan sumber

energi panas.

Kemampuan siswa

menyebutkan manfaat

energi panas.

Kemampuan

menjelaskan macam–

macam perpindahan

panas. Secara koduksi,

konveksi dan radiasi.

Keterangan :

Dampak Instruksional

Dampak Pengiring

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

37

adanya hal tersebut perlu diadakannya evaluasi siswa. Evaluasi dilakukan untuk

mengetahui hasil belajar siswa dan mengetahui apakah tujuan pembelajaran

yang diharapkan tercapai atau tidak. Untuk melihat hasil belajar bukan hanya

melalui evaluasi siswa saja tetapi bisa juga melalui aspek afektif dan

psikomotor. Menurut Agus Suprijono (2010:5), hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nila–nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan-keterampilan.

Merujuk dari pemikiran Gagne dalam Agus Suprijono (2011), hasil

belajar adalah :

a. “ Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan

merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan

tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah

maupun penerapan aturan.

b. Keterampilan itelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep

dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan

mengkategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan

mengembangkan prinsip-prinsip keilmun. Keterampilan intelektual

merupakan kemampuan melakukn aktivitas kognitif bersifat khas.

c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyeluruh dan mengarahkan

aktivits kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku”.

Dan menurut Bloom dalam Agus Suprijono (2014) adalah:

“Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotor. Domain kognitif adalah knowledge(pengetahuan,

ingatan),comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh),

application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan

hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk

bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah

receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing

(nilai), organization (organisasi), charaterization (karakterisasi).

Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan routinized.

Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial,

menejerial, dan intelektual”.

Sementara menurut Lindgren dalam AgusSuprijono (2014) adalah:

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

38

“ Hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara

keseluruhan bukan hanya satu aspek saja. Artinya, hasil pembelajaran tidak bisa

hanya satu aspek saja yang mengalami perubahan.

2.5.1 Hubungan Model Teams Games Tournament dan Numbered Head

Together

Hubungan merupkan keterkaitan antara dua hal yang saling

mempengaruhi. Sama halnya dengan model pembelajaran TGT dan NHT.

Dalam model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran yang menitik

beratkan pada belajar berkelompok dan pemberian tugas yang harus diselesaikan

secara bersma-sama. Anak akan lebih aktif dan kreatif, karena siswa dituntut

untuk mempertanggungjawabkan tugas yang telah diselesaikan bersama diakhir

pembelajaran. Sehingga terjadi suatu kompetisi antar anak. Sehingga dengan

model TGT anak menjadi lebih konsetrasi, mudah menyerap materi dan

mencapai kematangan secara optimal. Ini sangat berpengaruh pada hasil belajar.

Model NHT merupakan model yang menitik beratkan pada pembelajaran

berkelompok. Dalam model NHT dilaksanakan dengan pembagian nomor kepala

bagi anak. Ini dilakukan untuk memecahkan tugas yang telah diberikan secara

bersama-sama. Sehingga tugas yang diberikan dapat diselesikan secara mudah

dengan bersatunya nomor-nomor yang telah dikelompokkan menjadi satu

kelompok. Mengajarkan anak untuk bekerja sma, bertanggungjawaab atas tugas

yang telah diberikan. Sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Sama halnya dengan dua model pembelajaran diatas. Hubungan antara

model pembelajaran TGT dan NHT yaitu sama-sama model pembelajaran yang

berbasis berkelompok. Dua model pembelajaran ini sama-sama mengajarkan

anak untuk bekerjasama, menhargai satu sama lain, dan menyelesaikan tuga-

tugas yang diberikan secara bersama. Melalui berkelompok anak menjadi mudah

untuk menerima pembelajaran yang telah disampaikan. Model pembelajaran

TGT dan NHT juga memberikan pengalaman langsung untuk anak, hal ini dapat

menambah pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan baru yang telah

dialami.

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

39

2.6 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-

hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai

dengan subtansi yan diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah

ada dengan penelitian yang akan dilakukan. Menurut peneliti, ada beberapa

penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini diantaranya :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Bagus Manuaba (2012) dengan

judul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa Yang Diajar

Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament

(TGT) Dan Konvensional Pada Siswa Kelas VII SMP Mater Alma Materi

Pokok Segitiga dan Segiempat”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) lebih

efektif dan nilai hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan Model

Pembelajaran Konvensional.

2. Penelitian Tri Sugiarto (2012) yang melakukan penelitan eksperimen

yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar

dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

(Numbered Head Together) dan Model Pembelajaran Konvensional Kelas

VIII di SMP Negeri 3 Salatiga Tahun ajaran 2012/2013”. Hasil penelitian

menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head

Together) dan model pembelajaran konvensional. Hal ini dibuktikan

dengan nilai t adalah 2,673 dengan probabilitas signifikasi 0,011<0,05.

Selain membandingkan TGT atau NHT dengan konvensional,

terdapat penelitian yang membandingkan TGT dan NHT. Berikut

penelitian membandingkan antara model pembelajaran kooperatif tipe

TGT dengan tipe NHT:

1. Penelitian Rahmawan dan Pramukantoro yang melakukan penelitian dalam

bentuk eksperimen dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Menerapkan

Dasar-Dasar Kelistrikan Menggunkan Model Pembelajaran Tipe TGT dan

Model Pembelajaran Tipe NHT di SMKN 3 Jombang”. Hasil penelitian

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

40

menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil

belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan

rata-rata hasil belajar menggunakan model pembelajaran tipe NHT.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hindarso (2009) yang berjudul

“Ekperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams Gemes Tournament (TGT) pada Materi Pokok Rumus –

Rumus Trigonometri ditinjau dari Aktivitas Belajar Peserta Didik SMA Negeri

Kota Surakarta. Hasil dari penelitian ini secara umum penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipr TGT menghasilkan prestasi belajar matematika

yang lebih baik dari pada model NHT, secara umum aktivitas belajar peserta

didik berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika dan tidak ada interaksi

antara model pembelajaran dan aktivitas belajar peserta didik terhadap prestasi

belajar matematika. Persamaan dengan penelitian ini adalah pada perlakuannya

yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT, sedangkan perbedaannya pada

subyek, pokok bahasa dan tujuannya.

Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan, penelitian diatas

membandingkan antara model pembelajaran. Jika dalam penelitian yang

telah dilakukan melibatkan variabel aktivitas belajar, pada penelitian ini,

peneliti hanya akan melibatkan variabel hasil belajar.tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA yang diberikan

perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT.

2.7 Kerangka Berfikir

Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh

siswa dan guru dengan berbagai fasilitas dan materi untuk mencapai tujuan yang

sudah ditetapkan. Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil belajar IPA di SD

dalam gugus Diponegoro Kabupaten Grobogan. Pada kenyataannnya

pembelajaran yang diterapkan di SD masih didominasi oleh guru sedangkan

siswa pasif. Guru sudah melakukan pembelajaran sedemikian rupa, dengn cara

memberi tugas, diskusi kelompok, tetapi pada diskusi kelompok biasanya hanya

didominasi oleh siswa yang pandai saja, sedangkan yang lainnya hanya

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

41

mengikuti saja.. maka dari itu peneliti menggunakan model pembelajaran model

TGT dan NHT.

Beberapa model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk

meningkatkn hasil belajar salah satuya adalah Team Games Tournament (TGT)

dan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Diharapkan dengan

menerapkan kedua model tersebut bisa meningkatkan hasil belajar siswa dan

mengaktifkan siswa. Model pembelajaran ini mengutamakan siswa untuk

berkelompok, melibatkan aktifitas seluruh siswa, dan mengandung permainan

yang dapat membuat siswa lebih mudah memahami pembelajaran yang

dilaksanakan. Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) merupakan

model pembelajaran yang menitik beratkan pada belajar berkelompok dan

pemberian tugas yang harus diselesaikan secara bersma-sama. Anak akan lebih

aktif dan kreatif, karena siswa dituntut untuk mempertanggungjawabkan tugas

yang telah diselesaikan bersama diakhir pembelajaran. Sehingga terjadi suatu

kompetisi antar anak. Sehingga dengan model TGT anak menjadi lebih

konsetrasi, mudah menyerap materi dan mencapai kematangan secara optimal.

Ini sangat berpengaruh pada hasil belajar.

Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) merupakan model

yang menitik beratkan pada pembelajaran berkelompok. Dalam model NHT

dilaksanakan dengan pembagian nomor kepala bagi anak. Ini dilakukan untuk

memecahkan tugas yang telah diberikan secara bersama-sama. Sehingga tugas

yang diberikan dapat diselesikan secara mudah dengan bersatunya nomor-nomor

yang telah dikelompokkan menjadi satu kelompok. Mengajarkan anak untuk

bekerja sma, bertanggungjawaab atas tugas yang telah diberikan. Sehingga dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Menggunakan model pembelajaran Teams

Games Tournament (TGT) dan Numbered Head Together

(NHT),diharapkangagasan awal siswa dapat dimunculkan dengan cepat,

kerjasama siswa terbangun, pemahaman siswa menjadi mudah, partisipasi siswa

menjadi lebih baik, dan guru lebih mudah merencanakan pengajaran. Dengan

upaya-upaya dalam model pembelajaranTeam Games Tournament (TGT) dan

Numbered Head Together (NHT)diharapkan prestasi atau hasil belajar IPA siswa

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

42

kelas IV di gugus Diponegoro Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan

dapat meningkat. Berikut ini adalah bagan kerangka berfikir penggunaan model

pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dan Numbered Head Together

(NHT):

Berikut ini gambar bagan kerangka berfikir penggunaan model pembelajaran

Team Games Tournament (TGT) dan Numbered Head Together (NHT).

Pembelajaran IPA

Penyajian Kelas

(class presentation)

Belajar dalam

Kelompok (team)

Permainan (games)

Pertandingan

(turnamen)

Penghargaan

Kelompok (team

recogniti)

Persiapan

Pembentukan

Kelompok

Tiap kelompok

memiliki buku

paket/buku panduan

Diskusi Masalah

Memanggil nomor

peserta atau

pemberian jawaban

Memberi

Kesimpulan

Minat dan

motivasi siswa

muncul

Tanggung Jawab

Mandiri

Komunikatif

Disiplin

Kerja sama

Kritis

Hasil Belajar

(Post test)

Hasil Belajar

(Post test) Dibandingkan

n

Sintaks Model

Numbered Head

Together

Sintaks Model

Team Games

Tournament

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar ...€¦ · KAJIAN TEORI . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran . Proses belajar secara sederhana dapat

43

Gambar 2.3 Bagan - bagan kerangka berfikir penggunaan model pembelajaran

Team Games Tournament (TGT) dan Numbered Head Together (NHT).

2.8 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas maka dalam penelitian ini

dirumuskan hipotesis:

Ha : Ada perbedaan antara model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)

dan Numbered Head Together (NHT)ditinjau dari hasil belajar IPA siswa kelas 4

Semester II Gugus Diponegoro Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan

Tahun Pelajaran 2015/2016.

Ho : Tidak ada perbedaan antara model pembelajaran Team Games Tournament

(TGT) dan Numbered Head Together (NHT)ditinjau dari hasil belajar IPA siswa

kelas 4 Semester II Gugus Diponegoro Kecamatan Purwodadi Kabupaten

Grobogan Tahun Pelajaran 2015/2016.

Keterangan :

Dampak Instruksional

Dampak Pengiring