23
9 9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2.1.1.1 Hakekat Belajar Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono Agus (2009:5) membagi hasil belajar kedalam: pertama informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahas, baik tulisan maupun lisan. Kedua keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing. Ketiga strategi kognitif yaitu kecakapan mengarahkan dan menyalurkan aktivitas kognitifnya sendiri. Keempat keterampilan motoric yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud optimism gerak jasmani. Terakhir sikap, yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Berarti hasil belajar adalah perubahan perilaku secara menyeluruh yang disebabkan oleh proses pembelajaran. Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2009:250) hasil belajar merupakan hasil proses belajar atau proses pembelajaran. Berartoi hasil belajar adalah sesuatu hal yang diperoleh dari adanya proses pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh seseorang.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

9

9

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hasil Belajar

2.1.1.1 Hakekat Belajar

Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono Agus (2009:5) membagi hasil

belajar kedalam: pertama informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan

pengetahuan dalam bentuk bahas, baik tulisan maupun lisan. Kedua keterampilan

intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing. Ketiga

strategi kognitif yaitu kecakapan mengarahkan dan menyalurkan aktivitas

kognitifnya sendiri. Keempat keterampilan motoric yaitu kemampuan melakukan

serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud

optimism gerak jasmani. Terakhir sikap, yaitu kemampuan menerima atau

menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Berarti hasil belajar

adalah perubahan perilaku secara menyeluruh yang disebabkan oleh proses

pembelajaran.

Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2009:250) hasil belajar merupakan hasil

proses belajar atau proses pembelajaran. Berartoi hasil belajar adalah sesuatu hal

yang diperoleh dari adanya proses pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh

seseorang.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

10

Berdasarkan beberapa teori diatas, hasil belajar adalah sebuah perubahan

tingkah laku yang didapatkan setelah melalui tahap proses belajar yang berupa

perubahan dalam aspek kognitif, afektif, ataupun psikomotorik.

2.1.2 Ilmu Pengetahuan Alam

2.1.2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Webster’s (dalam M. Srini Iskandar;1997) menyatakan bahwa,

“natural science knowledge concerned with the physical world and its

phenomena”, yang aartinya Ilmu pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang

alam dan gejala-gejalanya.

Srini M. Iskandar (1997:2) berpendapat, kata-kata “Ilmu Pengetahuan

Alam” merupakan terjemahan kata-kata Bahasa Inggris “Natural science” secara

singkat disebut “science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau

bersangkut paut dengan alam. Science artinya Ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu

Pengetahuan alam (IPA) atau Science itu secara harafiah dapat disebut sebagai

ilmu tentang alam ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di

alam.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

penegtahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

menjadi wahan bagi peserta didik untuk mempelajrai diri sendiri dan alam sekitar,

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

11

serta prospek pengembangan lebih lanjut dlaam menerapkannya didalam

kehidupan sehari-hari.

Dari uraian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Ilmu Pengetahuan

Alam merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari tentang alam yang

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam dan segala gejala-gejalanya

secara sistematis.

2.1.2.2 Hakekat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Pembelajaran IPA sebagaimana tujuan pendidikan secara umum

sebagaimana tercantum dalam taksonomi Bloom bahwa diharapkan dapat

memberikan pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama dari

pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar dari

prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Pengetahuan

secara garis besar tentang fakta yang ada di alam untuk memahami dan

memperdalam lebih lanjut, dan melihat adanya keterangan serta keteraturannya.

Di samping itu, pembelajaran IPA diharapkan pula memberikan keterampilan

(psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan dan

apresiasi.

KTSP (2006) ruang lingkup bahan kajian IPA pada sekolah dasar meliputi

aspek-aspek sebagai berikut :

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi zat cair, padat dan gas.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

12

3. Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

Berdasarkan uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa hakekat

pembelajaran IPA sebagai proses belajar yang mengintegrasikan konsep-konsep

alam yang meliputi makhluk hidup, benda-benda yang ada dibumi, energy, benda

langit.

2.1.2.3 Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam

Fungsi Mata Pelajaran IPA dalam Depdiknas (2004) adalah :

1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.

3. Mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang melek IPA dan teknologi.

4. Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup dimasyarakat dan melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

2.1.2.4 Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam

Tujuan pendidikan IPA adalah sebagai berikut :

1. Menanamkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya-Nya.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

13

2. Memberikan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, prinsip dan

konsep IPA, serta keterkaitannya dengan lingkungan,teknologo, dan

masyarakat.

3. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam merencanakan dan melakukan

kerja ilmiah untuk memebentuk sikap ilmiah.

4. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan lingkungan serta

sumber daya alam.

5. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan yang

lebih tinggi.

6. Lebih jauh diungkapkan bahwa pendekatan yang dilakukan dalam pendidikan

IPA berorientasi pada siswa. Peran guru bergeser dari menentukan “apa yang

akan dipelajari” ke “bagaimana menyediakan dan memperkaya pengealaman

belajar siswa”. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan

untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman,

lingkungan dan nara sumber lain.

2.1.2.5 Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam

Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek

yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan

penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan

masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam kurikulum

KTSP relative sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

14

terdapat dalam kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses

kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan

lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya

meliputi: cair, padat, dan gas. (3) energy dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi,

panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta

meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit yang lainnya. Dengan

demikian dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling

berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau

penemuan konsep IPA.

2.1.2.6 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam

Berikut ini tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu

Pengetahuan Alam pokok bahasan jenis-jenis pesawat sederhana kelas V SD

Semester II.

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Memahami hubungan antara

gaya, gerak, dan energi, serta

fungsinya.

5.1 menjelaskan pekerjaan manusia

yang dapat membuat pekerjaan lebih

mudah dan lebih cepat.

2.1.2.7 Model pembelajaran IPA

2.1.2.7.1 Model Pembelajaran Group Investigation (GI)

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

15

Pengertian model pembelajaran Group Investigation menurut Miftahul

Huda (2011:16) adalah

“Group Investigation diklasifikasikan sebagai metode investigasi

kelompok karena tugas-tugas yang belum diberikan sangat beragam, mendorong

siswa untuk mengumpulkan dan mengevaluasi informasi dari beragam sumber,

komunikasinya bersifat bilateral dan multilateral, serta penghargaan yang

diberikan sangat implisit”.

Dalam model Group Investigation, siswa memiliki pilihan penuh untuk

merencanakan apa yang dipelajari dan diinvestigasi. Siswa dibentuk dalam

kelompok-kelompok kecil secara heterogen dan masing-masing kelompok diberi

tugas dengan proyek yang berbeda-beda.

Model ini menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari

sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan

yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui

internet. Dalam menerapkan model investigasi leompok pada pembelajaran

diperlukan keterampilan berkomunikasi yang baik antar siswa untuk

memperlancar jalannya proses kelompok, sehingga sebelum melakukan

investigasi kelompok guru diharapkan memberikan pelatihan-pelatihan

berkomunikasi kepada siswa.

2.1.2.7.2 Ciri-ciri model Group Investigation

Killen dalam (Aunurrahman, 2010: 152) memaparkan ciri esensial

investigasi kelompok adalah sebagai berikut :

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

16

1. Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan memiliki

independensi terhadap guru.

2. Kegiatan-kegiatan siswa terfokus pada upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang telah dirumuskan.

3. Kegiatan belajar siswa akan selalu mempersyaratkan mereka untuk

mengumpulkan sejumlah data, menganalisisnya dan mencapai beberapa

kesimpulan.

4. Siswa akan menggunakan pendekatan yang beragam di dalam belajar.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Group Investigation (GI)

Menurut Sharan, dkk dalam Trianto (2010:80), membagi langkah-langkah

pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi 6 (enam) fase yaitu sebagai

berikut ;

1. Memilih topic, siswa memilih sub-subtopik tertentu dalam berbagai bidang-

bidang permasalahan umum tertentu, yang biasanya diterangkan oleh guru.

Siswa dikelompokan secara heterogen untuk menyelesaikan tugas.

2. Perencanaan kooperatif. Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran,

tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopic yang telah dipilih

pada tahap pertama.

3. Implementasi. Siswa menerapkan perencanaan pada tahap kedua. Pada tahap

ini siswa bias mengambil dari berbagai sumber baik di dalam maupun luar

sekolah melalui pengarahan dan pengawasan guru secara ketat.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

17

4. Analisis dan sintesis. Siswa menganalisis informasi yang diperoleh dan

merencanakan bagaimana menyampaikan informasi secara menarik dan

ringkas kepada siswa lain.

5. Presentasi hasil final. Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil

penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan

tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan

mereka dan memperoleh perspektif luas pada topic itu. Presentasi dikoordinasi

oleh guru.

6. Evaluasi.dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek berbeda dari topic

yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap

kerja kelas sebagai keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa

penilaian individual atau kelompok.

2.1.2.7.3 Kelebihan dan Kelemahan Model Group Investigation (GI)

Aunurrahman (2010:152) menungkapkan beberapa kelebihan

dari model investigasi kelompok (Group Investigation) yaitu sebagai

berikut :

“Model ini juga akan mampu menumbuhkan kehangatan hubungan antar

pribadi, kepercayaan, rasa hormat terhadap aturan dan kebijakan,

kemandirian dalam belajar serta rasa hormat terhadap harkat dan martabat

orang lain. Dan yang lebih penting lagi adakah bahwa model investigasi

kelompok dapat dipergunakan pada seluruh areal subyek yang mencakup

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

18

semua anak pada segala tingkatan usia dan peristiwa sebagai model inti

untuk semua sekolah.

Menurut Setiawan (2006:9), model Pembelajaran Group

Investigation selain memiliki kelebihan juga terdapat kekurangannya,

yaitu :

“1.Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan. 2.

Sulitnya memberikan penilaian secara personal. 3. Tidak semua topic

cocok dengan model pembelajaran GI, model pembelajaran GI cocok

untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami

suatu bahasan dari suatu pengalaman yang dialami sendiri. 4. Diskusi

kelompok biasanya berjalan kurang efektif. 5. Siswa yang tidak tuntas

memahami materi persyaratan akan mengalami kesulitan saat

menggunakan model ini.”

1.1.7.4 Sintaks Model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) sintaks

yang dipakai adalah:

Tabel 2.2

Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

No Langkah-langkah

Pembelajaran

Sintaks pembelajaran

1. Mengidentifikasi murid

dalam kelompok

1. Melakukan kegiatan pendahuluan

2. Membagi kelas menjadi beberapa

kelompok, satu kelompok terdiri

dari 5-6 siswa

2. Merencanakan tugas yang

akan diberikan

1. Merencanakan tugas yang akan

diberikan kepada peserta didik

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

19

2. Diusahakan tugas yang akan

diberikan adalah berbeda antara

yang satu dengan yang lainnya

3. Melaksanakan investugasi 1. Setiap kelompok melakukan

investigasi terhadap masalah yang

diberikan

2. Setiap kelompok mencari informasi

tentang masalah-masalah yang

akan diberikan kepada guru

4. Menyiapkan laporan akhir 1. Setiap anggota mencatat hasil

laporan dari masalah yang mereka

kerjakan

2. Menyiapkan hal-hal yang mereka

akan presentasikan

5. Presentasi 1. Anggota kelompok memilih wakil

yang akan mempresentasikan hasil

kerja kelompok

2. Dari wakil tersebut akan

mempresentasikan hasil kerja

kelompok mereka

6. Evaluasi 1. Para siswa memberikan umpan

balik tentang pembelajaran yang

berlangsung

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

20

2. Bersama siswa dan guru

memberikan evaluasi tentang

pembelajaran yang berlangsung.

2.1.3 Media pembelajaran IPA SD

Menurut Sadiman (2002:6) kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak

dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara. Media adalah perantara

atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut Gagne dalam

Sadiman, (2002:6) secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut

media, yaitu berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsang untuk berpikir.

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

adalah segala sesuatau yang dapat digunakan untuk dapat menyalurkan pesan

sehingga dapat merangsang perhatian, minat pikiran, dan perasaan siswa dalam

kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Media

pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pembawa

informasi dan pencegah terjadinya hambatan proses pembelajaran, sehingga

informasi atau pesan dari komunikator dapat sampai kepada komunikan secara

efektif dan efisien.

2.1.3.1 Pengertian Media Gambar

Menurut I Made Tengeh (2008) yang dimaksud media gambar dilihat dari

pandangan media grafis adalah gambar-gambar hasil lukisan tangan, hasil

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

21

cetakan, dan hasil karya seni fotografi. Penyajian objek dalam bentuk gambar

dapat disajikan dalam bentuk nyata yang pernah dilihat oleh orang yang pernah

menggambarnya.

Kemampuan gambar dapat berbicara banyak dari seribu kata hal ini

mempunyai makna bahwa gambar merupakan suatu ilustrasi yang memberikan

pengertian dan penjelasan yang amat banyak dan lengkap dibandingkan kita

hanya membaca dan memberikan suatu kejelasan pada sebuah masalah karena

sifatnya yang lebih konkrit (nyata).

Dalam pembealajaran disekolah dasar media gambar sangat baik digunakan

dan diterapkan dalam proses belajar mengajar sebagai media pembelajaran karena

media gambar ini cenderung sangat menarik hati siswa sehingga akan muncul

motivasi untuk lebih inging mengetahui tentang gambar yang dijelaskan dan

gurupun dapat menyampaikan materi dengan optimal melalui media gambar

tersebut.

2.1.3.2 Tujuan Media Gambar

Tujuan penggunaan media gambar menurut I Made Tengeh (2008) dalam

pembelajaran adalah :

1. Menerjemahkan simbol verbal

2. Mengkonkritkan dan memperbaiki kesan-kesan yang salah dari ilustrasi lisan

3. Memberikan ilustrasisuatu buku

4. Membangkitkan motivasi belajar dan menghidupkan suasana kelas

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

22

2.1.3.3 Kelemahan dan kelebihan media gambar

Menurut I Made Tengeh (2008) media gambar merupakan media yang baik

dan tepat digunakan dalam pembelajaran di sekolah dasar, namun ada kelebihan

dan kekurangan yang dimiliki oleh media gambar. Berikut ini merupakan

beberapa kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh media gambar.

Kelebihan media gambar yaitu:

1. Sifatnya konkrit, gambar atau foto lebih realistis menunjukan pokok masalah

dibandingkan dengan media verbal.

2. Gambar dapat mengatasi masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua

benda, objek atau peristiwa dapat dibawa kedalam kelas, dan siswa tidak selalu

bias dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat digunakan

dalam proses pembelajaran.

3. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita sebagai contoh

sel atau penampang daun yang tidak mungkin kita lihat dengan mata telanjang

dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.

4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat

usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah

pahaman.

5. Harganya murah, mudah didapat, dan mudah digunakan.

Kekurangan media gambar :

1. Penghayatan tentang materi kurang sempurna, karena media gambar hanya

menampilkan persepsi indera mata yang tidak cukup kuat untuk menggerakan

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

23

seluruh kepribadian manusia, sehingga materi yang akan dibahas kurang

sempurna.

2. Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan

pembelajaran.

3. Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.

Agar tujuan belajar dapat tercapai melalui pemanfaatan media gambar, I

Made Tengeh, 2009:8) mengungkapkan beberapa syarat media gambar :

1. Gambar harus autentik, gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi

seperti aslinya.

2. Ukuran gambar relatif, gambar dapat memperbesar atau memperkecil benda

sebenarnya. Apabila gambar tersebut berupa benda yang belum pernah dilihat

oleh anak, maka anak sulit untuk membayangkan berapa besar benda tersebut.

Untuk menghindari hal tersebut sebaiknya dalam gambar tersebut terdapat

sesuatu yang telah dikenal anak-anak sehingga dapat membantunya

membayangkan berapa besar benda tersebut.

3. Sederhana, komposisinya tidak berlebihan selain itu gambar sebaiknya

mengandung gerak dan perbuatan.

4. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk tujuan pembelajaran.

5. Gambar sebaiknhya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu gambar juga harus disesuaikan

dengan keadaan sebenarnya, sehingga tidak membingungkan siswa dalam

mengubah pandangan yang abstrak kedalam pandangan yang konkrit.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

24

2.1.4 Penerapan Model pembelajaran Group Investigation dengan Media

Gambar dalam kegiatan pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan media

gambar merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa, model ini

mengharuskan siswa memiliki keterampilan komunikasi dan proses kelompok

yang baik. Dalam implementasinya guru menggunakan media gambar

pembelajaran berupa tayangan gambar dalam bentuk slide show tentang materi

yang diajarkan peserta didik, kemudian guru membagi siswa kedalam beberapa

keompok heterogen. Pembentukan kelompok dapat dibentuk dengan melihat

kesamaan minat siswa atau keakraban persahabatan mereka, selain itu siswa

memilih sendiri topic yang akan mereka investigasi. Setelah melakukan

investigasi, setiap kelompok harus membuat laporan akhir yang akan

dipresentasikan di depan kelas.

Salah satu teori yang melandasi pembelajaran IPA melalui model kooperatif

tipe Group Investigation (GI) dengan media gambar adalah teori konstruktivisme.

Menurut Trianto (2010:28) menekankan siswa harus dapat menemukan

pengetahuannya sendiri dengan ide-ide yang dimiliknya ataupun bantuan dari

berbagai sumber pendukung yang meliputi buku-buku penunjang dan khususnya

media gambar yang digunakan dalam pembelajaran IPA model kooperatif tipe

Group Investigation (GI) dengan media gambar.

Tujuan dari penerapan model kooperatif tipe GI dengan media gambar

dalam pembelajaran IPA yaitu siswa lebih termotivasi untuk belajar, siswa lebih

tertarik untuk mengikuti pelajaran, siswa memiliki kemampuan yang baik dalam

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

25

berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya, membentuk karakter siswa yaitu

dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, dan percaya diri.

Langkah-langkah Pembelajaran Group Investigation (GI) dengan media gambar

Tahapan Kegiatan

1. Kegiatan awal 1. Berdioa

2. Presensi

3. Apersepsi

4. Penjelasan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi

a. Bertanya jawab tentang materi yang akan

dipelajari

b. Guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok secara heterogen. (Group

Investigation)

c. Guru membagikan materi yang sama

untuk setiap kelompok. (Group

Investigation)

d. Guru memberikan tugas untuk memahami

tugas untuk memahami materi yang

diberikan untuk dipresentasikan. (Group

Investigation)

e. Guru membagi gambar acak yang sesuai

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

26

dengan materi untuk semua kelompok.

(media gambar)

2. Elaborasi

a. Setiap kelompok menyusun rencana untuk

menyelesaikan menyelesaikan tugas dari

guru (Group Investigation)

b. Siswa menyelesaikan tugas degan gambar

yang telah disediakan (media gambar)

c. Siswa menyelesaikan tugas dengan

mencari dari sumber lain, misalnya

dengan percobaan (Group Investigation)

d. Siswa menarik kesimpulan sementara dari

materi yang diberikan (Group

Investigation)

e. Setiap kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya (Group Investigation)

f. Setiap kelompok memberikan alasan logis

atas pengurutan gambar yang dilakukan

(media gambar)

3. Konfirmasi

a. Guru mengomentari presentasi masing-

masing kelompok

b. Guru meluruskan pemahaman siswa yang

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

27

keliru tentang materi.

4. Kegiatan akhir 1. Guru bersama dengan siswa menarik

kesimpulan tentang materi yang telah

dipelajari

2. Guru memberikan tigas individu kepada

siswa

3. Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang

telah dilalui.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa kajian hasil penelitian yang relevan yang digunakan oleh

beberapa peneliti dalam upaya peningkatan hasil belajar dengan menggunakan

model pembelajaran Group Investigation (GI)

Iswandi (2009) dalam skripsinya yang berjudul “penerapan model

pembelajaran Group Investigation (GI) untuk meningkatkan hasil belajar IPA

tentang tumbuhan hijau kelas V SDN Temenggungan 02 kecamatan Udanawu

kabupaten Blitar” menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Group

Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitiannya

sangat menyenangkan sehingga pembelajarab tidak monoton serta membuat siswa

aktif bekerja diantaranya aktif berpendapat dalam berdiskusi, disamping itu juga

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

28

terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus ii yaitu sebanyak

78% dan nilai siswa telah mencapai standar kelulusan sebesar 75.

Selain itu, menurut Devi (2010) dalam skripsinya yang berjudul “penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation untuk meningkatkan

pemahaman gaya magnet pada pembelajaran IPA bagi siswa kelas V SD Negeri 2

wanaraja Wanarasa Banjarnegara tahun ajaran 2010/2011”. Menyimpulkan bahwa

penerapan metode Group Investigation dapat meningkatkan pemahaman siswa

dalam belajar IPA (magnet) yang ditandai dengan kenaikan hasil belajar siswa.

Peningkatan ini terlihat dari hasil pra tindakan sebesar 64,89% dan seteah

dilakukan tindakan maka pada siklus I mencapai 67,32 dan pada siklus II menjadi

70,08.

Pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation memiliki

dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan

peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus.

2.3 Kerangka Pikir

Keberhasilan proses pembelajaran juga didukung oleh penggunaan model

atau motode pembelajaran yang tepat, sesuai mata pelajaran, materi dan kondisi

siswa secara keseluruhan, selain oleh kemampuan siswa itu sendiri. Salah satu

wujud model pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa adalah dengan

model pembelajaran Group Investigation dengan media gambar

Model pembelajaran Group Investigation dengan media gambar adalah

suatu teknik pembelajaran kooperatif dengan belajar kelompok antara 4-5orang

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

29

yang saling bekerjasama, saling ketergantungan antara teman satu dengan teman

yang lainnya, dalam menerima suatu materi dan setiap kelompok harus

bertanggungjawab untuk dapat menyampaikan materi yang dipelajarinya kepada

oranglain. Jadi dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation

dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa dapat

lebih aktif serta lebih mudah memahami dan mengingat materi pembelajaran.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

KONDISI

AWAL

Strategi

pembelajaran

yang

konvensional

Hasil belajar siswa

rendah

TINDAKAN

Menerapkan

model GI dan

PAP (Group

Investigation

dan media

gambar

Siklus 1

Proses pembelajaran

menekankan pada:

1. Kerjasama

2. Bertanggungjawab

atas suatu materi

yang dipelajari

3. Dapat

menyampaikan

materi pada orang

lain

KONDISI

AKHIR

Melalui penerapan

model GI dan PAP

hasil belajar IPA siswa

pada pokok bahasan

pesawat sederhana

kelas V SDN Kopeng

02 Kecamatan Getasan

kabupaten Semarang

dapat meningkat

Siklus 2

Proses pembelajaran

pada siklus 2 adalah

refleksi dari

pelaksanaan siklus 1

0010

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

30

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis

tindakan sebagai berikut:

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI) diduga dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa Kelas V

Semester II SD Negeri Kopeng 02, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

2.5 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah apabila

kemampuan siswa memahami materi dan hasil belajar dapat mencapai KKM yaitu

65.

Pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran utama yang dipelajari di

SD. Namun, yang terjadi saat ini adalah tujuan pembelajaran IPA kurang bias

tercapai, secara khusus di SD Negeri Kopeng 02 Kelas V. materi yang

disampaikan terlihat sulit untuk diterima oleh siswa. Hasil belajar siswa kelas V

pada mata pelajaran ini juga kurang begitu maksimal. Bias dikatakan bahwa

tujuan pembelajaran belum bias dicapai sepenuhnya.

Penyampaian materi dengan model ceramah adalah salah satu faktor utama

penyebab tidak maksimalnya pencapaian tujuan pembelajaran. Siswa yang merasa

jenuh dengan model pembelajaran ini memicu berkurangnya konsentrasi siswa

terhadap penerimaan materi pelajaran. Siswa kesulitan untuk menerima materi

dengan guru sebagai pusat pembelajaran. Hasil belajar siswa juga tidak akan

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/3/T1_292010152_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Hasil Belajar . 2.1.1.1

31

tercapai secara maksimal dengan kegiatan pembelajaran yang monoton.

Seharusnya ada cara lain agar penyampaian materi lebih menarik minat siswa

untuk belajar.

Siswa yang merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran tidak akan bias

dengan baik menangkap materi pembelajaran. Perlu system pembelajaran dengan

model yang baru agar bias menarik minat siswa untuk belajar. Model

pembelajaran secara bervariasi dirasa bias mengatasi persoalan tersebut. Model

pembelajaran yang baru bias membuat siswa menjadi lebih tertarik untuk

memahami suatu materi. Siswa yang sudah kembali memiliki minat yang bagus

untuk mempelajari materi, isa dengan lebih baik mengalami peningkatan hasil

belajar.

Model pembelajaran Group Investigation dengan media gambar adalah

salah satu model pembelajaran yang efektif untuk membangkitkan minat siswa

dalam belajar. Model pembelajaran ini mengajak siswa secara aktif mempelajari

materi ajar. Siswa berperan sebagai pusat kegiatan pembelajaran. Model

pembelajaran ini juga bias digunakan sebagai model pembelajaran yang lebih

menarik untuk meningkatkan minat siswa dalam kegiatan belajar dibandingkan

dengan model ceramah. Sehingga, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh

guru bias secara lebih mudah untuk tercapai. Tentu saja dengan minat siswa yang

lebih baik dapat membuat hasil belajar siswa meningkat dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran.