24
10 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum 1. Perancangan Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis & Desain Sistem Informasi (2005 : 39), menyebutkan bahwa : Perancangan adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesign sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik.” Menurut My Earth dalam makalahnya yang berjudul Perancangan sistem dan Analisis, menyebutkan bahwa: Perancangan adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada kegiatan analisis.” Berdasarkan definisi di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa perancangan merupakan suatu pola yang dbuat untuk mengatasi masalah yang dihadapi perusahaan atau organisasi setelah melakukan analisis terlebih dahulu. 2. Kampanye Sosial Kampanye menurut Kamus besar Bahasa Indonesia berarti suatu gerakan (tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi). Sedangkan sosial adalah semua hal yang berkenaan dengan masyarakat. Kampanye sosial merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk mengubah perilaku sesuatu yang berkenaan dengan

BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Umum

1. Perancangan

Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis

& Desain Sistem Informasi (2005 : 39), menyebutkan bahwa : “Perancangan

adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesign sistem baru yang

dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh

dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik.”

Menurut My Earth dalam makalahnya yang berjudul Perancangan sistem

dan Analisis, menyebutkan bahwa: “Perancangan adalah suatu kegiatan membuat

desain teknis berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada kegiatan analisis.”

Berdasarkan definisi di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa

perancangan merupakan suatu pola yang dbuat untuk mengatasi masalah yang

dihadapi perusahaan atau organisasi setelah melakukan analisis terlebih dahulu.

2. Kampanye Sosial

Kampanye menurut Kamus besar Bahasa Indonesia berarti suatu gerakan

(tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi). Sedangkan sosial adalah

semua hal yang berkenaan dengan masyarakat. Kampanye sosial merupakan suatu

gerakan yang dilakukan untuk mengubah perilaku sesuatu yang berkenaan dengan

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

11

kelompok masyarakat agar menuju ke arah tertentu sesuai dengan gerakan yang di

laksanakan oleh pembuat kampanye.

Pengertian kampanye secara umum menampilkan suatu kegiatan yang

bertitik tolak untuk membujuk. Kampanye menurut Lesie B. Snyder (2002),

kampanye komunikasi merupakan aktivitas komunikasi yang terorganisasi, secara

langsung situnjukan khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan

untuk mencapai tujuan tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk

mencapai tujuan tertentu. Roger dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye

sebagai serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi dengan tujuan untuk

menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khalayak sasaran secara

berkelanjutan dalam periode waktu tertentu. (Ruslan, 2003:23) Aktivitas

komunikasi dalam berkampanye biasanya berkaitan dengan suatu kepentingan dan

tujuan apa, siapa khalayak sasarannya, dalam rangka kegiatan apa, untuk

membujuk atau bahkan memotivasi khalayak. Dalam berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa jenis program kampanye yang dilaksanakan secara prinsip

merupakan kegiatan yang bertitik tolak untuk memotivasi atau membujuk dan

mencapai tujuan tertentu. Menurut Charles U. Larson dalam bukunya, Persuasion,

Reception, and Responsibility (1992) membagi jenis-jenis kampanye kegiatan

menjual produk, kandidat, dan ide atau gagasan perubahan sosial, yaitu sebagai

berikut:

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

12

a. Product-Oriented Campaign

Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan

biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

pemasaran suatu peluncuran produk yang baru.

b. Candidate-Oriented Campaign

Kegiatan kampanye yang berorientasi bagi calon (kandidat)

untuk kepentingan kampanye politik.

c. Ideologi or Cause-Oriented Campaign

Jenis kampanye ini berorientasi yang bertujuan bersifat khusus

dan berdimensi perubahan sosial.

Kampanye merupakan sebuah aktivitas promosi berupa pesan-pesan serial

bertema yang terencana dari sebuah merek kepada sasaran yang spesifik melalui

beragam alat komunikasi dalam sebuah periode tertentu. Ciri-ciri kampanye

diantaranya berkesinambungan, sasaran dapat melihat/mendengar/membaca hanya

satu tema dari beragam alat komunikasi. Rice dan Paisley menyebutkan bahwa

kampanye adalah keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan dan

tingkah laku orang lain dengan daya tarik komunikatif. Tujuan kampanye adalah

menciptakan ‘perubahan’ atau ‘perbaikan’ dalam masyarakat. Oleh karena itu,

Rice dan Paisley menyebutkan bila dalam suatu lingkungan sosial terjadi

perubahan atau perbaikan maka “kampanye telah berlangsung di lingkungan

tersebut” (Rachmadi, 1994:134). Tiga tahapan yang perlu diperhatikan dalam

kampanye yaitu:

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

13

a. Pendidikan

Pada tahap ini isi kampanye diarahkan untuk mendidik masyarakat

b. Perencanaan

Di sini disiapkan berbagai hal sebelum kampanye dilaksanakan

c. Pelaksanaan

Hal ini dimaksudkan mengatur sanksi bagi pelanggar aturan. Sebagai

contoh, jika kita melancarkan kampanye anti merokok dan bahayanya

terhadap kesehatan, kita harus memberikan penerangan-penerangan

yang bersifat mendidik melalui media massa atau brosur-brosur kepada

masyarakat. Kemudian kampanye harus diikuti oleh tahap perencanaan.

Tahapan ketiga, pelaksanaan (enforcement), perlu ada peringatan keras

ataupun ancaman denda atau ancaman hukuman.

Dalam bukunya, Rachmadi (1994:135), dalam melaksanakan kampanye

ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, antara lain:

a. Perkirakan terlebih dahulu kebutuhan, tujuan yang akan dicapai, dan

kemampuan dari khalayak sasaran.

b. Rencanakan kampanye secara sistematis.

c. Lakukan evaluasi secara terus-menerus.

d. Gunakan media massa dan komunikasi interpresonal.

e. Pilihlah media massa yang tepat untuk mencapai khalayak sasaran.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

14

Sebelum profesional hubungan masyarakat memutuskan bagaimana dan

apa yang dikomunikasikan ke satu publik spesifik, situasi dan khalayaknya harus

diteliti dan dianalisis. Kampanye hubungan masyarakat biasanya dijalankan

menggunakan rumus R-A-C-E (research, analyze, create, dan evaluate). Pada

tahap riset, satu tim hubungan masyarakat bisa melakukan jajak pendapat dan

survei untuk menentukan sikap khalayak sekarang terhadap sebuah perusahaan,

produk, atau masalah. Setelah sikapnya dipahami, satu kampanye akan

direncanakan untuk menyampaikan tujuan-tujuan organisasi. (Lee & Johnson,

2004:365)

Pelaksanaan kampanye selalu berupa kelompok bukan individual, seperti

partai politik, pemerintah, lembaga, atau perusahaan. Satu hal yang perlu dicatat

adalah, kesuksesan suatu kampanye selalu dipengaruhi oleh seberapa jauh

kelompok tersebut dikenal di lingkungan khalayak, dan seberapa banyak pesan

kampanye itu disebarluaskan melalui beberapa media sekaligus. Apakah

kampanye diterima khalayak atau tidak, sangat bergantung dari jenis saluran

komunikasi yang digunakan, dan juga tergantung dari isi pesan kampanye

tersebut.

Isi pesan kampanye terkadang terhalang penyampaiannya kepada

khalayak. Hal ini disebabkan oleh tingkat kepentingan khalayak terhadap pesan

yang disampaikan. Di samping itu pesan selalu ditafsirkan sesuai dengan persepsi

khalayak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi yang berbeda dapat

mengakibatkan berbalik menentang. Oleh karena itu, para pelaksana kampanye

harus menghindarkan hal-hal yang dapat menimbulkan counter effect, yang

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

15

berakibat khalayak berbalik menentang dan tidak akan mengikuti/ menjalankan

pesan kampanye.

Walaupun pada intinya kegiatan kampanye bertitik tolak dengan tindakan

komunikasi persuasif dalam arti luas, namun bukan persuasif untuk tujuan

perorangan, dan paling tidak terdapat empat aspek komunisuasif dalam kegiatan

kampanye (Ruslan, 2005:27), yaitu sebagai berikut:

a. Kampanye secara sistematis berupaya menciptakan ‘ruang’ tertentu

dalam benak pikiran khalayak mengenai tanggapan produk, kandidat,

dan suatu ide atau gagasan program tertentu bagi kepentingan khalayak

sasaran.

b. Kampanye berlangsung melalui berbagai tahapan-tahapan, yaitu

dimulai dari menarik perhatian, tema kampanye digencarkan,

memotivasi, dan mendorong untuk bertindak, serta berpartisipasi

khalayak sasaran melakukan tindakan yang nyata.

c. Kampanye harus mampu mendramatisasi tema pesan atau gagasan-

gagasan yang diekspos secara terbuka dan mendorong partisipasi

khalayak sasaran untuk terlibat, baik secara simbolis maupun praktis

untuk mencapai tujuan dari tema kampanye tersebut.

d. Keberhasilan atau tidaknya popularitas suatu pelaksana kampanye

tersebut melalui kerjasama dengan pihak media massa untuk

menggugah perhatian, kesadaran, dukungan dan mampu mengubah

perilaku atau tindakan nyata dari khalayaknya.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

16

B. Tinjauan Khusus

1. Media

Media dapat berarti suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam

suatu proses penyajian informasi (AECT, 1977:162). Kata “Media” merupakan

bentuk jamak dari “Medium” dari bahasa Latin “ Medius”, yang berarti tengah.

Dalam bahasa Indonesia kata “Medium” berarti “Antara” atau “ Sedang”,

sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau

meneruskan informasi antara sumber dan pemberi pesan.

Media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang

digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antar pengajar dan yang belajar dapat berlangsung dengan

efisien dan efektif sesuai dengan tujuan pengajaran yang diinginkan. Azhar

Arsyad (2011:4) mengutip dari Heinich, media pembelajaran adalah perantara

yang membawa pesan atau informasi bertujuan instruksional atau mengandung

maksud-maksud pengajaran antara sumber dan penerima.

Menurut Azhar Arsyad (2011:15) fungsi utama media pembelajaran adalah

sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan

lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Sedangkan menurut

Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2011) bahwa pemakaian media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang

baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan

membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Fungsi media pembelajaran menurut Arif S. Sadiman, dkk (2011) yaitu :

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

17

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

c. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat

mengatasi sikap pasif anak didik.

d. Memberikan perangsang belajar yang sama.

e. Menyamakan pengalaman.

f. Menimbulkan persepsi yang sama.

Tujuan menggunakan media pembelajaran menurut Gagne adalah

komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Menurut

Briggs adalah wahana fisik yang mengandung materi instruksional. Beberapa

tujuan lain yaitu untuk mempermudah proses belajar mengajar, meningkatkan

efisiensi belajar mengajar, menjaga relevansi dengan tujuan belajar, dan

membantu konsentrasi mahasiswa.

Dalam memilih media perlu dipertimbangkan, prinsip media menurut

Rumampuk (1988:19) :

a. Harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa.

b. Pemilihan media harus secara objektif, bukan semata-mata didasarkan

atas kesenangan pengajar atau sekedar sebagai selingan atau hiburan.

c. Tidak ada satu pun media dipakai untuk mencapai semua tujuan.

Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk menggunakan

media dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya dipilih secara tepat

dengan melihat kelebihan media untuk mencapai tujuan pengajaran

tertentu.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

18

d. Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar.

e. Untuk dapat memilih media dengan tepat, pengajar hendaknya

mengenal ciri-ciri dan masing-masing media.

f. Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik

lingkungan. Menurut Ibrahim (1991:24) , yaitu :

1) Sebelum memilih media pembelajaran, pengajar harus menyadari

bahwa tidak ada satupun media yang paling baik untuk mencapai

semua tujuan. Masing-masing media mempunyai kelebihan dan

kelemahan. Penggunaan berbagai macam media pembelajaran yang

disusun secara serasi dalam proses belajar mengajar akan

mengefektifkan percapaian tujuan pembelajaran.

2) Pemilihan media hendaknya dilakukan secara objektif, artinya

benar-benar digunakan dengan dasar pertimbangan efektivitas

belajar siswa, bukan karena kesenangan pengajar atau sekedar

sebagai selingan.

3) Pemilihan media hendaknya memperhatikan syarat-syarat :

a) Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

b) Ketersediaan bahan media

c) Biaya pengadaan

d) Kualitas atau mutu teknik

Jadi kesimpulan dalam pemilihan media pembelajaran adalah tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai, karakteristik sasaran, jenis rangsangan belajar

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

19

yang diinginkan, keadaan lingkungan, kondisi setempat, dan luasnya jangkauan

yang ingin dilayani (Sadiman 2002:82).

Jenis-jenis media pembelajaran, yaitu :

a. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik

b. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan

sejenisnya.

c. Projected still Media : slide; Over Head Projektor (OHP), in focus,

dan sejenisnya

d. Projected Motion Media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),

komputer dan sejenisnya.

Menurut Seels dan Glasglow (Azhari Arsyad 2011:33) tentang klasifikasi

media pembelajaran, membagi media dalam dua kelompok, yaitu :

a. Media tradisional

1) Visual diam yang diproyeksikan yaitu proyeksi apaque, proyeksi

overhead, slides, filmstrips.

2) Visual yang tidak diproyeksikan yaitu gambar, poster, foto, charts,

grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu.

3) Audio yaitu rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge.

4) Penyajian multimedia yaitu tape.

5) Visual dinamis yang diproyeksikan yaitu film, televisi, video.

6) Media cetak yaitu buku teks, modul, teks terprogram, workbook,

majalah ilmiah, lembaran lepas/hand out.

7) Permainan yaitu teka-teki, simulasi, permainan papan.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

20

8) Media realita yaitu model, specimen/contoh, manipulatif/peta

boneka.

b. Media muthakhir

1) Media berbasis telekomunikasi yaitu telekonferen, kuliah jarak

jauh.

2) Media berbasis mikroprosesor, yaitu computer assisted instruction,

permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif, hipermedia,

compact/video disc.

Menurut Ibrahim (Daryanto 2011) tentang klasifikasi media pembelajaran,

media dikelompokkan berdasarkan ukuran dan kompleks tidaknya alat dan

perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi,

media tanpa proyeksi tiga dimensi, audio, proyeksi, televisi, video, dan komputer.

Menurut Kemp & Dayton (Azhar Arshay 2011:37) mengelompokkan media

kedalam delapan jenis, yaitu media cetakan, media pajang, overhead

transparancies, rekapan audiotape, seri slide dan filmstrips, penyajian multi

image, rekaman video dan film hidup, komputer.

2. Cerita Bergambar (Cergam)

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Sadiman,

Rahardjo, Hayono, dan Rahardjito, 2007: 6). Ahli lain yang bernama

Romiszowski (dalam Wibawa dan Mukti, 2001: 12) berpendapat bahwa ”Media

ialah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

21

orang atau benda) kepada penerima pesan”. Di dalam proses belajar-mengajar

penerima pesan itu adalah siswa, sedang pesan atau informasi tersebut berasal dari

sumber informasi, yaitu guru. Apabila media itu membawa pesan atau informasi

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran maka hal itu

disebut sebagai media pembelajaran. Syukur (2005: 123) mengemukakan bahwa

”Media pendidikan merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk

memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi

antara guru dan murid”, sedangkan Gagne dan Briggs (dalam Azhar, 2005: 4)

berpendapat bahwa ”media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik

digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran, yang terdiri dari buku,

tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai),

foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.”

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan

dari pengirim (guru) kepada penerima (siswa) sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga

proses kegiatan belajar berhasil. Di dalam suatu proses belajar-mengajar, pesan

yang disalurkan oleh media dari sumber pesan kepada penerima pesan itu ialah isi

pelajaran.

Azhar (2005: 25-27) menyimpulkan beberapa manfaat praktis dari

penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai

berikut:

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

22

a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan

hasil belajar.

b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian

anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang

lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, serta kemungkinan

siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan

minatnya.

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan

waktu.

d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada

siswa tentang peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan

terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan

lingkungannya misalnya melalui karya wisata, kunjungan-kunjungan

ke museum atau kebun binatang.

Sesuai dengan manfaat media dalam proses pembelajaran, maka

diperlukan adanya pemilihan media yang tepat, menarik dan efektif. Peter dan

Yenny (1991: 282) menyatakan bahwa ”cerita berarti kisah, riwayat mengenai

suatu peristiwa, kejadian, dan sebagainya sedangkan gambar berarti tiruan benda,

orang, atau pemandangan yang dihasilkan pada permukaan yang rata”, sedangkan

Musfiroh (2008: 81-97) barpendapat bahwa “cerita merupakan kebutuhan

universal manusia, dari anak-anak hingga orang dewasa”, manfaat cerita bagi

anak adalah:

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

23

a. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak

b. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi

c. Memacu kemampuan verbal anak

d. Merangsang minat menulis anak

e. Merangsang minat baca anak

f. Membuka cakrawala pengetahuan anak.

Guntur (2004) berpendapat bahwa “Komik, cergam atau kartun merupakan

buku yang cukup populer di masyarakat khususnya pada kalangan remaja dan

anak-anak, komik atau dengan istilah yang dikenal juga cerita bergambar

(cergam) terdiri dari teks atau narasi yang berfungsi sebagai penjelasan dialog dan

alur cerita”. Seorang ahli lain yang bernama Lacassin (dalam Bonneff, 1998: 4)

mengungkapkan bahwa komik berbeda dengan karya lain yang mirip, yaitu cerita

bergambar (cergam) dan sinema (meskipun dengan sinema terdapat analogi yang

dalam, sehingga saling pengaruh pun terjadi). Universitas Petra (2007)

mengemukakan pendapatnya tentang cergam, antara lain: 1) Cergam adalah

sebuah bacaan ringan yang mempermudah pembaca untuk mengerti apa yang

hendak disampaikan oleh penulis melalui gambar yang menarik dan terselip

beberapa teks yang mendukung gambar tersebut. 2) Cerita bergambar (cergam)

merupakan karya cerita yang menggabungkan aspek visual (gambar) dan aspek

verbal (tulisan). 3) Cergam dapat ditujukan pada siapa saja tergantung dari jenis

cerita dan segmen yang dituju. Jenis cerita dari cergam dapat berupa hiburan

(fiksi), realita (non fiksi), dan pengetahuan (ilmiah), maupun gabungan beberapa

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

24

diantaranya. 4) Perbedaan cergam dengan komik terletak pada komposisi gambar

dan tulisan.

Pada komik umumnya dilengkapi dengan bingkai-bingkai secara berjajar-

jajar disertai dengan balon yang berupa suara/dialog yang tersusun sebagai sebuah

cerita. Sedangkan pada cergam, komposisi gambar dan tulisan dapat berjajar-jajar

ataupun terpisah pada halaman tersendiri. Gravett (dalam Anonim, 2008)

berpendapat bahwa ada simbiosis mutualisme yang kuat antara cergam, fiksi, dan

sains. Ketiganya saling menginspirasi, merangsang perkembangan menuju ke arah

yang tidak terbayangkan sebelumnya. Karena itu, fiksi ilmiah merupakan sebuah

genre yang sangat tepat untuk dituangkan ke dalam medium cergam.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa cerita bergambar

(cergam) merupakan suatu rangkaian cerita yang disusun sedemikian rupa

berdasarkan aspek verbal (melalui tulisan) dan aspek visualnya (melalui gambar)

yang saling mendukung keberadaan masing-masing.

3. Flashcard

Flashcard adalah satu set kartu media pembelajaran visual sebagai bentuk

dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi, seperti kata-

kata/angka di kedua sisi atau salah satu sisi, yang digunakan dalam latihan kelas

atau pembelajaran pribadi flashcard bisa berisi tentang kosa kata, tanggal sejarah,

formula atau materi apapun yang dapat dipelajari melalui pertanyaan dan jawaban.

Flashcard banyak digunakan sebagai latihan pembelajaran untuk membantu

menghafal dengan cara mengulang-ulang.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

25

Flashcard dirujuk dari Leitner system, metode yang banyak digunakan

untuk menggunakan flashcard secara efisien yang diusulkan oleh ilmuwan

jurnalis Jerman, Sebastian Leitner pada 1970. Dalam metodenya, flashcard

diurutkan menjadi kelompok-kelompok sesuai dengan seberapa baik pengguna

mengetahui masing-masing dalam kotak belajar Leitner. Cara kerjanya adalah

pertama mengingat apa yang ditulis pada flashcard, jika berhasil maka kartu akan

dipindah ke kelompok berikutnya. Tetapi jika gagal maka kartu itu akan

dikembalikan ke grup pertama. Setiap grup keberhasilan memiliki jangka waktu

yang lebih lama sebelum diminta untuk meninjau kembali kartu-kartunya.

Contoh cara penggunaanya, yaitu misalnya terdapat 3 kotak kartu yang

disebut kotak 1, kotak 2, dan kotak 3. Kartu di kotak 1 berisi kartu-kartu yang

kerap kali salah dijawab, dan kotak 3 berisi kartu-kartu yang paling diingat dan

dimengerti. Waktu pembelajaran kotak 1 adalah sekali sehari, kotak 2 setiap 3

hari, dan kotak 3 setiap 5 hari. Jika melihat kartu di kotak 1 dan menjawab dengan

benar, maka dapat dipindah ke kotak 2. Jawaban benar di kotak 2 dipindah ke

kotak 3 jika melakukan kesalahan di kotak 2 dan 3 maka akan diturunkan ke kotak

1, yang memaksa pembelajar harus belajar lebih sering. Keuntungan dari metode

ini adalah dapat fokus pada flashcard yang paling sulit, yang tetap berada pada

beberapa kelompok pertama. Idealnya hasil belajar adalah pengurangan jumlah

waktu belajar yang diperlukan.

Flashcard melatih mental untuk memanggil secara aktif, dengan

memberikan pertanyaan dengan cepat, oleh pemberi pertanyaan. Berbagai sistem

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

26

telah dikembangkan dengan prinsip utama tetap mengulang kartu sampai dijawab

dengan benar.

Secara fisik flashcard mempunyai dua sisi. Dalam beberapa konteks

seseorang ingin menggunakan kedua sisi dalam penggunaan flashcard, seperti

dalam mempelajari kosa kata bahasa asing, dalam konteks lain hanya ingin

menggunakan satu sisi, seperti memproduksi puisi yang diberi judul/pembukaan.

Untuk kondisi fisik flashcard, seseorang dapat menggunakan satu sisi kartu,

membalik sesuai arah, atau dua dek paralel, seperti satu Inggris-Jepang dan satu

Jepang-Inggirs. Untuk flashcard elektronik, kartu yang pergi ke arah sebaliknya

lebih mudah diproduksi dan dapat diperlakukan baik dari kedua kartu yang tidak

berkaitan atau kartu yang berkaitan dalama beberapa cara, seperti dalam program

Anki, yang memberlakukan jarak minimal antara sisi berlawanan dari kartu.

Mereka mempunyai beberapa manfaat yang bisa sangat sederhana atau susah bagi

orang yang menghafal.

4. Kurikulum 3-5 tahun

Menurut S. Nasution, (Jakarta: Kurikulum dan Pengajaran, 2006)

kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar

mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga

pendidikan beserta staf pengajarnya.

Secara umum kurikulum anak prasekolah mengacu pada kurikulum tingkat

satuan pendidikan anak usia dini departemen pendidikan nasional yang meliputi :

a. Landasan Hukum

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

27

1) Landasan Yuridis

a) Dalam Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan

bahwa “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh

dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan

dan diskriminasi”.

b) Dalam UU NO. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang

Perlindungan Anak dinyatakan bahwa “Setiap anak berhak

memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka

pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasarnya sesuai

dengan minat dan bakatnya”.

c) Dalam UU NO. 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa

“Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan

yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6

tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut”. Sedangkan pada pasal 28 tentang

Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa “(1) Pendidikan

Anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan

dasar, (2) Pendidkan anak usia dini dapat diselenggarakan

melalui jalur pendidkan formal, non formal, dan/atau informal,

(3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal: TK, RA,

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

28

atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak usia dini

jalur pendidikan non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang

sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal:

pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh

lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia

dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3),

dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.”

2) Landasan Filosofis

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan

manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir

manusia-manusia yang baik. Standar manusia yang “baik” berbeda

antar masyarakat, bangsa atau negara, karena perbedaan pandangan

filsafah yang menjadi keyakinannya. Perbedaan filsafat yang dianut

dari suatu bangsa akan membawa perbedaan dalam orientasi atau

tujuan pendidikan.

Bangsa Indonesia yang menganut falsafah Pancasila

berkeyakinan bahwa pembentukan manusia Pancasilais menjadi

orientasi tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia indonesia

seutuhnya. Bangsa Indonesia juga sangat menghargai perbedaan

dan mencintai demokrasi yang terkandung dalam semboyan

Bhinneka Tunggal Ika yang maknanya “berbeda tetapi satu.” Dari

semboyan tersebut bangsa Indonesia juga sangat menjunjung tinggi

hak-hak individu sebagai mahluk Tuhan yang tak bisa diabaikan

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

29

oleh siapapun. Anak sebagai mahluk individu yang sangat berhak

untuk mendaptkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuannya. Dengan pendidikan yang diberikan diharapkan

anak dapat tumbuh sesuai dengan potensi yang dimilkinya,

sehingga kelak dapat menjadi anak bangsa yang diharapkan.

Melalui pendidikan yang dibangun atas dasar falsafah pancasila

yang didasarkan pada semangat Bhineka Tunggal Ika diharapkan

bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang tahu akan hak dan

kewajibannya untuk bisa hidup berdampingan, tolong menolong

dan saling menghargai dalam sebuah harmoni sebagai bangsa yang

bermartabat.

Sehubungan dengan pandangan filosofis tersebut maka

kurikulum sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan,

pengembangannya harus memperhatikan pandangan filosofis

bangsa dalam proses pendidikan yang berlangsung.

3) Landasan Keilmuan

Landasan keilmuan yang mendasari pentingnya pendidikan

anak usia dinii didasarkan kepada beberapa penemuan para ahli

tentang tumbuh kembang anak. Pertumbuhan dan perkembangan

anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perkembangan

struktur otak. Menurut Wittrock, ada tiga wilayah perkembangan

otak yang semakin meningkat, yaitu pertumbuhan serabut dendrit,

kompleksitas hubungan sinapsis, dan pembagian sel saraf. Peran

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

30

ketiga wilayah otak tersebut sangat penting untuk pengembangan

kapasitas berpikir manusia. Sejalan dengan itu Teyler

mengemukakan bahwa pada saat lahir otak manusia berisi sekitar

100 milyar hingga 200 milyar sel saraf. Tiap sel saraf siap

berkembang sampai taraf tertinggi dari kapasitas manusia jika

mendapat stimulasi yang sesuai dari lingkungan.

Jean Piaget mengemukakan tentang bagaimana anak

belajar: “Anak belajar melalui interaksi dengan lingkungannya.

Anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian

sendiri. Guru bisa menuntun anak-anak dengan menyediakan

bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar anak dapat

memahami sesuatu, ia harus membangun pengertian itu sendiri, dan

ia harus menemukannya sendiri.” Sementara Lev Vigostsky

meyakini bahwa : pengalaman interaksi sosial merupakan hal yang

penting bagi perkembangan proses berpikir anak. Aktivitas mental

yang tinggi pada anak dapat terbentuk melalui interaksi dengan

orang lain. Pembelajaran akan menjadi pengalaman yang bermakna

bagi anak jika ia dapat melakukan sesuatu atas lingkungannya.

Howard Gardner menyatakan tentang kecerdasan jamak dalam

perkembangan manusia terbagi menjadi: kecerdasan bodily

kinestetik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal,

kecerdasan naturalistik, kecerdasan logiko-matematik, kecerdasan

visual – spasial, kecerdasan musik.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

31

Dengan demikian perkembangan kemampuan berpikir

manusia sangat berkaitan dengan struktur otak, sedangkan struktur

otak itu sendiri dipengaruhi oleh stimulasi, kesehatan dan gizi yang

diberikan oleh lingkungan sehingga peran pendidikan yang sesuai

bagi anak usia dini sangat diperlukan.

b. Visi, Misi

1) Visi

Mencetak anak yang sholih dan sholihah dan berakhlak mulia

dengan berpedoman pada nilai-nilai agama

2) Misi

Melatih kemandirian anak dan mengembangkan potensi anak didik

c. Tujuan

1) Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah

mengembangkan potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk

hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2) Sedangkan secara khusus kegiatan pendidikan anak usia dini adalah

:

a) Anak mampu mengelola ketrampilan tubuh, termasuk

gerakangerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus

dan gerakan kasar, serta menerima rangsangan sensorik

(pancaindra)

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

32

b) anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa

pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif dan bermanfaat

untuk berfikir dan belajar.

c) anak mampu berfikir logis, krtiis, memberi alasan,

memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.

d) anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial,

peranan masyarakat dan menghargai keragaman sosial dan

budaya. Serta mampu mengembangkan konsep diri, sikap

positif terhadap belajar, kontrol diri dan rasa memiliki.

e) anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama,

berbagai bunyi, bertepuk tangan serta menghargai hasil karya

yang kreatif.

d. Struktur kurikulum

Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan anak usia dini

pada usia 0-3 tahun meliputi :

1) Pengenalan diri sendiri (perkembangan konsep diri)

2) Pengenalan perasaan (perkembangan emosi)

3) Pengenalan tentang orang lain (perkembangan sosial)

4) Pengenalan berbagai gerak (perkembangan fisik)

5) Mengembangkan komunikasi (perkembangan bahasa)

6) Ketrampilan berfikir (perkembangan kognitif)

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum a. Product-Oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi

33

Sedangkan pada usia 4-6 meliputi :

1) Keaksaraan mencakup : peningkatan kosa kata dan bahasa,

kesadaran phonologi, wawasan pengetahuan, percakapan.

2) Konsep matematika mencakup : pengenalan angka-angka dan

berhitung

3) Pengetahuan alam, lebih menekankan pada obyek fisik, kehidupan,

bumi dan lingkungannya.

4) Pengetahuan sosial yang mencakup hidup orang banyak, berinteraksi

dengan yang lain, membentuk dan dibentuk oleh lingkungan.

Komponen ini membahas karakteristik tempat hidup manusia dan

hubungannya antara tempat yang satu dengan yang lain, juga

hubungannya dengan orang banyak. Anak-anak mempelajari tentang

dunia dan pemetaannya, misalnya dalam rumah ada ruang tamu,

ruang tidur, kamar mandi, dapur, ruang keluarga, ruang belajar.

Diluar rumah ada taman, halaman, dan lain sebagainya.

5) Seni yang mencakup menari, musik, bermain peran, menggambar

dan melukis.

6) Teknologi, mencakup alat-alat dan penggunaan operasi dasar.

Komponen ini membahas tentang alat-alat teknologi yang digunakan

anak-anak di rumah, di sekolah, dan pekerjaan keluarga. Anak-anak

dapat mengenal nama-nama alat dan mesin yang digunakan oleh

manusia sehari-hari.

7) Ketrampilan proses yang mencakup pengamatan dan eksplorasi,

eksperimen dan pemecahan masalah.