28
10 BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI PENDIDIKAN AGAMA A. Pengawas (Supervisor) Pendidikan. 1. Pengertian Pengawas Pendidikan Pengawas pendidikan disebut juga dengan supervisor pendidikan. Dalam arti sempit, pengawas berarti orang yang mengawasi. 1 Dalam kamus Inggris-Indonesia, supervisor mempunyai arti pengawas. 2 Dalam Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 118/1996 dan Keputusan Menteri Agama nomor 381 tahun 1999 dinyatakan bahwa pengawas sekolah / pengawas pendidikan agama adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan / pendidikan agama di sekolah umum dan di madrasah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah. 3 Beberapa ahli pendidikan juga memberikan definisi tentang supervisor pendidikan, antara lain : a. Nick Cowell dan Roy Gardner, pengawas adalah seorang yang membantu sekolah dan guru untuk menolong para siswanya agar dapat belajar lebih banyak, lebih cepat, dengan senang hati dan dengan lebih mudah dan efisien. 4 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua, (Jakarta : Balai Pustaka, 1996), Cet. 8, hlm. 68. 2 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta : PT Gramedia, 1993), Cet. XIX, hlm. 569. 3 Departemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama, (Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003), hlm. 1. 4 Nick Cowell dan Roy Gardner, Teknik Mengembangkan Guru dan Siswa Buku Panduan untuk Penilik Sekolah Dasar, (Jakarta : PT Grafindo, 1995), hlm. 3.

BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

10

BAB II

KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN

RUANG LINGKUP SUPERVISI PENDIDIKAN AGAMA

A. Pengawas (Supervisor) Pendidikan.

1. Pengertian Pengawas Pendidikan

Pengawas pendidikan disebut juga dengan supervisor pendidikan.

Dalam arti sempit, pengawas berarti orang yang mengawasi.1 Dalam

kamus Inggris-Indonesia, supervisor mempunyai arti pengawas.2

Dalam Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara nomor 118/1996 dan Keputusan Menteri Agama nomor

381 tahun 1999 dinyatakan bahwa pengawas sekolah / pengawas

pendidikan agama adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas,

tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang

berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

pendidikan / pendidikan agama di sekolah umum dan di madrasah

dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis

pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar

dan menengah.3

Beberapa ahli pendidikan juga memberikan definisi tentang

supervisor pendidikan, antara lain :

a. Nick Cowell dan Roy Gardner, pengawas adalah seorang yang

membantu sekolah dan guru untuk menolong para siswanya agar

dapat belajar lebih banyak, lebih cepat, dengan senang hati dan

dengan lebih mudah dan efisien.4

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi

kedua, (Jakarta : Balai Pustaka, 1996), Cet. 8, hlm. 68. 2 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta :

PT Gramedia, 1993), Cet. XIX, hlm. 569. 3 Departemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama,

(Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003), hlm. 1. 4 Nick Cowell dan Roy Gardner, Teknik Mengembangkan Guru dan Siswa Buku

Panduan untuk Penilik Sekolah Dasar, (Jakarta : PT Grafindo, 1995), hlm. 3.

Page 2: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

11

b. Ary H. Gunawan, supervisor adalah orang yang melaksanakan

pekerjaan supervisi.5

c. Piet. A. Sahertian dan Frans Mataheru, supervisor adalah orang yang

berfungsi memberi bantuan kepada guru-guru dalam menstimulasi

guru-guru ke arah usaha mempertahankan suasana belajar dan

mengajar yang lebih baik.6

d. Soewadji Lazaruth, supervisor adalah setiap orang yang membantu

atau menolong guru agar situasi belajar mengajar berkembang lebih

efektif.7

Dari defenisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pengertian pengawas atau supervisor pendidikan adalah orang yang

membantu sekolah, guru dan siswa agar dapat belajar dengan lebih baik.

2. Syarat-syarat Pengawas Pendidikan

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara nomor 118/1996 pada Bab X pasal 22 dan 23 telah

ditetapkan bahwa untuk dapat diangkat dalam jabatan pengawas sekolah,

seorang pegawai negeri sipil harus memenuhi angka kredit yang

ditentukan (pasal 22). Sedangkan pasal 23 ayat (1) dan (2) dapat

dijabarkan sebagai berikut 8:

a. Syarat Umum :

1). Memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan

bidang pengawasan yang akan dilakukan;

2). Berkedudukan dan berpengalaman sebagai guru sekurang-

kurangnya selama 6 (enam) tahun secara berturut-turut;

5 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta :

PT Rineka Cipta, 1996), Cet. 1, hlm. 193. 6 Piet. A. Sahertian dan Frans Mataheru, Prinsip Dan Tehnik Supervisi Pendidikan,

(Surabaya : Usaha Nasional, 1981), hlm. 17. 7 Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, (Yogyakarta : PT

Kanisius, 1988), Cet. 3, hlm. 35. 8 Departemen Agama RI, Pedoman Pengembangan Administrasi Dam Supervisi

Pendidikan, (Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004), hlm. 64-65.

Page 3: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

12

3). Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan kedinasan

dibidang pengawasan sekolah dan memperoleh surat tanda

tamat pendidikan dan pelatihan (STTPL);

4). Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam daftar

penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya

bernilai baik dalam dua tahun terakhir;

5). Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai

batas usia pensiun jabatan pengawas sekolah.

b. Syarat khusus :

Bagi pengawas mata pelajaran rumpun mata pelajaran di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) / Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau

Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/SMK) atau

Madrasah Aliyah (MA);

1). Pendidikan serendah-rendahnya sarjana (S1) atau yang

sederajat;

2). Berkedudukan serendah-rendahnya guru dewasa;

3). Memiliki salah satu spesialisasi mata pelajaran / rumpun

mata pelajaran yang sesuai.

Sebagai seorang pengawas (supervisor), yang harus

melaksanakan tugas tanggungjawabnya hendaknya juga mempunyai

persyaratan-persyaratan ideal. Dilihat dari segi kepribadiannya

(personality) syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :

a. Ia harus mempunyai perikemanusiaan dan solidaritas yang tinggi,

dapat menilai orang lain secara teliti dari segi kemanusiaannya serta

dapat bergaul dengan baik.

b. Ia harus dapat memelihara dan menghargai dengan sungguh-sungguh

semua kepercayaan yang diberikan oleh orang-orang yang

berhubungan dengannya.

Page 4: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

13

Hal ini sejalan dengan hadits Nabi :

حدثناعبدامللك بن شعيب بن الليث حدثنىابىشعيب بن الليث حدثنىالليث بن سعدحدثنىيزيدبن ابىحبيب عن بكربن عمروعن

ةاألكبريجن ابن حمىعراحلضزيدن ياحلارث ب هنضىاهللا عر ابىذر نرعالقيامة قال رسول اهللا يا أباذر إنك ضعيف وإنها أمانة وإنها يوم : قال

9)رواه مسلم . (خزى وندامة إالمن أخذها بحقها وأدى الذى عليه فيها Dari Abu Dzar r.a. Rasulullah SAW bersabda : "Hai Abu Dzar, sesungguhnya engkau orang yang lemah, sedangkan pekerjaan itu amanat yang kelak pada hari kiamat mungkin membawa kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang memenuhi syarat dan menjalankannya dengan wajar menurut mestinya".

Keterangan hadits tersebut menunjukkan bahwa suatu jabatan atau

urusan yang diserahkan kepada seorang (imarah) merupakan

amanah, dan tiada sepatutnya seseorang menuntut melainkan jika dia

memiliki kecakapan (kesanggupan) melaksanakannya.

c. Ia harus berjiwa optimis yang berusaha mencari yang baik,

mengharapkan yang baik dan melihat segi-segi yang baik.

d. Hendaknya bersifat adil dan jujur, sehingga tidak dapat dipengaruhi

oleh penyimpangan-penyimpangan manusia.

e. Hendaknya ia cukup tegas dan objektif (tidak memihak), sehingga

guru-guru yang lemah dalam stafnya tidak "hilang dalam bayangan"

orang-orang yang kuat pribadinya.

f. Ia harus berjiwa terbuka dan luas, sehingga lekas dan mudah dapat

memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi yang

baik.

g. Jiwanya yang terbuka tidak boleh menimbulkan prasangka terhadap

seseorang untuk selama-lamanya hanya karena sesuatu kesalahan

saja.

h. Ia hendaknya sedemikian jujur, terbuka dan penuh tanggung jawab.

9 Imam Muslim Abi Husain bin Hujaj Al Qusairi An Nasaiburi, Shohih Muslim, Juz

2, (Indonesia : Darul Ihya Al-Kutub Al-Arabiyah, t.t.), hlm.124.

Page 5: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

14

i. Ia harus cukup taktik, sehingga kritiknya tidak menyinggung

perasaan orang.

j. Sikapnya yang bersimpati terhadap guru-gurunya tidak akan

menimbulkan depresi dan putus asa pada anggota-anggota stafnya.

k. Sikapnya harus ramah, terbuka dan mudah dihubungi sehingga guru-

guru dan siapa saja yang memerlukannya tidak akan ragu-ragu untuk

menemuinya.

l. Ia harus dapat bekerja dengan tekun dan rajin serta teliti, sehingga

merupakan contoh bagi anggota stafnya.

m. Personal appearance terpelihara dengan baik, sehingga dapat

menimbulkan respect dari orang lain.

n. Terhadap murid-murid ia harus mempunyai perasaan cinta

sedemikian rupa, sehingga ia secara wajar dan serius mempunyai

perhatian terhadap mereka.10

Selain itu, menurut Ngalim Purwanto, seorang supervisor yang

baik harus memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat sebagai berikut :

a. Berpengetahuan luas tentang seluk beluk semua pekerjaan yang

berada di bawah pengawasannya.

b. Menguasai / memahami benar-benar rencana dan program yang telah

digariskan yang akan dicapai oleh setiap lembaga atau bagian.

c. Berwibawa, dan memiliki kecakapan praktis tentang teknik-teknik

kepengawasan, terutama human relation.

d. Memiliki sifat-sifat jujur, tegas, konsekuen, dan rendah hati.

e. Berkemauan keras, rajin bekerja demi tercapainya tujuan atau

program yang telah digariskan / disusun.11

Sedangkan Alfonso, Firth, dan Neville menjelaskan bahwa ada 3

keterampilan yang harus dimiliki oleh supervisor yaitu :

10 H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2001), Cet.

2, hlm. 183-184. 11 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2000) , Cet. 10, hlm. 85-86.

Page 6: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

15

a. Keterampilan teknis (technical skill).

Keterampilan ini berkenaan dengan pengetahuan khusus yang

diperlukan untuk memperformasikan fungsi-fungsi pokok atau tugas-

tugas yang berkenaan dengan posisi supervisor.

b. Keterampilan hubungan kemanusiaan (human relation skill).

Keterampilan ini berkenaan dengan kemampuan supervisor

bekerjasama dengan orang lain dan memotivasi mereka agar

bersungguh-sungguh dalam bekerja.

c. Keterampilan manajerial (managerial skill).

Keterampilan ini berkenaan dengan kemampuan membuat keputusan

dan melihat hubungan-hubungan penting dalam mencapai tujuan.12

Menurut Kimball Wiles, seorang supervisor yang baik memiliki

lima keterampilan dasar, yaitu :

a. Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan.

b. Keterampilan dalam proses kelompok.

c. Keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan.

d. Keterampilan dalam mengatur personalia sekolah.

e. Keterampilan dalam evaluasi.13

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

seorang pengawas atau supervisor yang baik selain mempunyai

persyaratan yang ideal dari segi kepribadiannya (personality), seperti

berwibawa, jujur, tegas, konsekuen, ramah dan rendah hati juga harus

mempunyai keterampilan-keterampilan yang mampu membantunya

memperbaiki situasi belajar-mengajar agar lebih baik.

3. Tugas Pengawas Pendidikan

Ngalim Purwanto mengemukakan macam-macam tugas supervisi

pendidikan yang riel dan lebih terinci sebagai berikut :

a. Menghadiri rapat / pertemuan organisasi-organisasi profesional.

12 Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran Teori Dan Aplikasinya Dalam Membina

Profesional Guru, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), Cet. 1, hlm. 17. 13 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000), Cet. 1, hlm. 18.

Page 7: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

16

b. Mendiskusikan tujuan dan filsafat pendidikan dengan guru-guru.

c. Mengadakan rapat kelompok untuk membicarakan masalah-masalah

umum (common problems).

d. Melakukan classroom visitation atau class visit.

e. Mengadakan pertemuan-pertemuan individual dengan guru-guru

tentang masalah-masalah yang mereka usulkan.

f. Mendiskusikan metode-metode mengajar dengan guru-guru.

g. Memilih dan menilai buku-buku yang diperlukan bagi murid-murid.

h. Membimbing guru-guru dalam menyusun dan mengembangkan

sumber-sumber atau unit-unit pengajaran.

i. Memberikan saran-saran atau instruksi tentang bagaimana

melaksanakan suatu unit pengajaran.

j. Mengorganisasi dan bekerja dengan kelompok guru-guru dalam

program revisi kurikulum.

k. Menginterpretasi data tes kepada guru-guru dan membantu mereka

bagaimana menggunakannya bagi perbaikan pengajaran.

l. Menilai dan menyeleksi buku-buku untuk perpustakaan guru-guru.

m. Bertindak sebagai konsultan di dalam rapat / pertemuan-pertemuan

kelompok lokal.

n. Bekerja sama dengan konsultan-konsultan kurikulum dalam

menganalisis dan mengembangkan program kurikulum.

o. Berwawancara dengan orang-orang tua murid tentang hal-hal yang

mengenai pendidikan.

p. Menulis dan mengembangkan materi-materi kurikulum.

q. Menyelenggarakan manual atau buletin tentang pendidikan dan

pengajaran dalam ruang lingkup bidang tugasnya.

r. Mengembangkan sistem pelaporan murid, seperti kartu-kartu catatan

kumulatif, dan sebagainya.

s. Berwawancara dengan guru-guru dan pegawai untuk mengetahui

bagaimana pandangan atau harapan-harapan mereka.

t. Membimbing pelaksanaan program-program testing.

Page 8: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

17

u. Menyiapkan sumber-sumber atau unit-unit pengajaran bagi

keperluan guru-guru.

v. Mengajar guru-guru bagaimana menggunakan audio-visual aids.

w. Menyiapkan laporan-laporan tertulis tentang kunjungan kelas (class

visit) bagi para kepala sekolah.

x. Menulis artikel-artikel tentang pendidikan atau kegiatan-kegiatan

sekolah / guru-guru dalam surat kabar-surat kabar.

y. Menyusun tes-tes standar bersama kepala sekolah dan guru-guru.

z. Merencanakan demonstrasi mengajar, dan sebagainya oleh guru

yang ahli, supervisor sendiri, ahli-ahli lain dalam rangka

memperkenalkan metode baru dan alat-alat baru.14

Sedangkan Gwyn merumuskan 10 tugas utama supervisor yang

dikutip oleh Piet A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, sebagai berikut :

a. Membantu guru agar mengerti para siswa.

b. Membantu mengembangkan dan memperbaiki, baik secara

individual, maupun secara bersama seluruh staf guru.

c. Membantu seluruh staf sekolah agar mereka lebih efektif dalam

menyajikan materi pelajaran.

d. Membantu guru meningkatkan cara-cara mengajar yang lebih efektif.

e. Membantu guru secara individual.

f. Membantu guru agar mereka dapat menilai para siswa lebih baik.

g. Menstimulir guru agar mereka dapat menilai dirinya dan

pekerjaannya sendiri.

h. Membantu guru agar mereka merasa bergairah dalam pekerjaan

dengan penuh rasa aman.

i. Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum di sekolah.

j. Membantu guru agar mereka dapat memberi informasi yang seluas-

luasnya kepada masyarakat tentang kemajuan sekolahnya.15

14 Ngalim Purwanto, op.cit., hlm. 88-89.

Page 9: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

18

Mc Nergney dalam bukunya Teacher Development menyatakan

bahwa The supervisor acted as a sort of guidance counselor who

attempted to appeal to the feelings and emotions of teacher in order to

assist their development.16 Yang berarti bahwa supervisor bertindak

sebagai seorang penasehat yang berusaha untuk memecahkan masalah

yang dihadapi guru dalam pekerjaannya untuk membantu

mengembangkan mereka.

Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tugas

utama seorang pengawas pendidikan adalah menolong guru agar mampu

melihat dan dapat memecahkan problema yang mereka hadapi.

B. Kepengawasan (Supervisi) Pendidikan

1. Pengertian Kepengawasan (Supervisi) Pendidikan

Supervisi diadopsi dari bahasa Inggris "supervision" yang berarti

pengawasan / kepengawasan.17 Secara morfologis supervisi berasal dari

kata super = atas, lebih dan visi = lihat / penglihatan, pandangan.

Seorang supervisor memiliki kelebihan dalam banyak hal, seperti

penglihatan, pandangan, pendidikan, pengalaman, kedudukan / pangkat /

jabatan posisi dan sebagainya.18

Sedangkan menurut arti semantik, banyak definisi tentang

supervisi telah dirumuskan oleh para ahli, antara lain :

a. Boardman et. al. dalam bukunya Democratic Supervision in

Secondary School sebagaimana dikutip oleh Soekarto Indrafachrudi

mengartikan supervisi sebagai berikut :

Supervision of instruction is the effort to stimulate, coordinate, and guide the continued / growth of the teachers in a school, both individually and collectively, in better understanding and more effective performance at all the functions of instruction so

15 Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi

Pendidikan, (Malang : IKIP Malang, 1989), Cet. 2, hlm. 282. 16 Robert F. Mc Nergney, Teacher Development, (New York : Macmillan Publishing

Co., Inc, 1981), hlm. 3. 17 John M. Echols dan Hassan Shadily, loc.cit. 18 Ary H. Gunawan, op.cit., hlm. 194.

Page 10: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

19

that they may be better able to stimulate and guide the continued growth of every pupil toward the richest and most intelligent participation in modern democratic society.19

Artinya : Supervisi adalah suatu usaha menstimulasi,

mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan

guru-guru sekolah, baik secara individual maupun secara kelompok,

agar lebih mengerti, dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh

fungsi pengajaran, sehingga dengan demikian mereka mampu dan

lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.

b. Mc. Nerney dalam bukunya Educational Supervision yang dikutip

oleh Subari, mengemukakan bahwa "Supervision is the procedures of

giving direction to and providing critical evaluations of the

instructional process."20

Artinya : Supervisi adalah prosedur memberi arah serta mengadakan

penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.

c. Kimball Wiles secara singkat dalam bukunya Supervision For Better

Schools yang dikutip oleh Soewadji Lazaruth memberi definisi

sebagai berikut :

"Supervision is assistance in the development of a better teaching –

learning situation." 21

Artinya : Supervisi adalah bantuan untuk mengembangkan situasi

belajar-mengajar yang lebih baik.

d. P. Adams dan F. G. Dickey dalam bukunya Basic Principles of

Supervision sebagaimana dikutip oleh Ahmad Rohani dan Abu

Ahmadi secara sederhana merumuskan : “Supervision is planned

program for the improvement of instruction."22

19 Soekarto Indrafachrudi, Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Baik,

(Jakarta : Ghalia Indonesia, 1994), Cet. 2, hlm. 70. 20 Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, (Jakarta

: Bumi Aksara, 1994), Cet. 1, hlm. 5. 21 Soewadji Lazaruth, op. cit., hlm. 33. 22 Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi

Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), Cet. 1, hlm. 67.

Page 11: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

20

Artinya : Supervisi adalah suatu program yang berencana untuk

memperbaiki pengajaran.

e. Made Pidarta memberikan definisi supervisi adalah kegiatan

membina atau membimbing guru agar bekerja dengan betul dalam

mendidik dan mengajar siswanya.23

f. Hadari Nawawi mengartikan supervisi pendidikan sebagai pelayanan

yang disediakan oleh pemimpin untuk membantu guru-guru (orang

yang dipimpin) agar menjadi guru-guru atau personal yang semakin

cakap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada

umumnya dan ilmu pendidikan khususnya agar mampu

meningkatkan efektivitas proses mengajar-belajar di sekolah.24

g. Ngalim Purwanto mengemukakan supervisi ialah suatu aktivitas

pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan

pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara

efektif.25

h. Suryo Subroto menjelaskan supervisi adalah pembinaan yang

diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat

meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar-

mengajar yang lebih baik.26

i. Departemen Agama RI menjelaskan bahwa dalam supervisi

pendidikan agama berintikan program pengajaran agama dengan

ditunjang oleh unsur-unsur lain, seperti guru agama, sarana dan

prasarana, kurikulum, sistem pengajaran dan penilaian.27

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

pada hakekatnya supervisi mengandung beberapa kegiatan pokok, yaitu

23 Made Pidarta, Peranan Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, (Jakarta : PT

Grasindo, 1995), hlm. 51. 24 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Gunung Agung, 1985), Cet. 4,

hlm. 104. 25 Ngalim Purwanto, op. cit., hlm. 76. 26 Suryo Subroto, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Yogyakarta

: Bina Aksara, 1984), hlm. 117. 27 Departemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama, op.

cit., hlm. 9.

Page 12: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

21

pembinaan yang kontinyu pengembangan kemampuan profesional

personil, perbaikan situasi belajar-mengajar, dengan sasaran akhir

pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta didik.

2. Tujuan Supervisi Pendidikan

Secara umum tujuan supervisi adalah untuk mengembangkan

situasi belajar mengajar yang lebih baik dalam rangka pencapaian tujuan

akhir pendidikan.28

Secara khusus tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah :

a. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan.

b. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.

c. Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern, metode-

metode dan sumber-sumber pengalaman belajar.

d. Membantu guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil

pekerjaan guru itu sendiri.

e. Membantu guru-guru baru di sekolah sehingga mereka merasa

gembira dengan tugas yang diperolehnya.

f. Membantu gur-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan

sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.29

Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru menambahkan 3 tujuan

lagi yaitu :

a. Membantu guru-guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid-

murid.

b. Membantu guru-guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja

guru-guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.

c. Membantu guru-guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian

terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber-sumber

masyarakat dan seterusnya.30

28 Lalu Muhammad Azhar, Supervisi Klinis, (Surabaya : Usaha Nasional, 1996), Cet.

1, hlm. 20. 29 Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan,

(Surabaya : PT Bina Aksara, 1984), hlm. 40. 30 Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru, op. cit., hlm. 24.

Page 13: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

22

Sedangkan Ametembun merumuskan tujuan supervisi pendidikan

sebagai berikut :

a. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga

sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan

komprehensif, serta memperbesar kesediaan untuk tolong

menolong.

b. Melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap tuntutan-

tuntutan yang tidak wajar dan kritik-kritik yang tidak sehat dari

masyarakat.

c. Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan (kolegiatas) di antara

guru.31

Sergiovanni menegaskan lebih lengkap lagi tujuan supervisi,

yaitu ada tiga tujuan supervisi. Antara lain :

a. Pengawasan kualitas

Dalam supervisi, supervisor bisa memonitor kegiatan proses belajar

mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui

kunjungan supervisor ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar,

percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan

sebagian murid-muridnya.

b. Pengembangan profesional.

Dalam supervisi, supervisor bisa membantu guru mengembangkan

kemampuannya dalam memahami pengajaran, kehidupan kelas,

mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan

kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu. Teknik-teknik

tersebut bukan saja bersifat individual, melainkan juga bersifat

kelompok.

c. Memotivasi guru.

Dalam supervisi, supervisor bisa mendorong guru menerapkan

kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya,

31 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2003),

Cet. 5, hlm. 157.

Page 14: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

23

mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta

mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh

(commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.32

Charles L. Spain berpendapat bahwa : The supreme purpose of

supervision is the improvement of the quality of instruction.33 Artinya

bahwa tujuan utama supervisi adalah memperbaiki kualitas pengajaran.

Sedangkan Departemen Agama RI merumuskan tujuan dari

supervisi pendidikan agama adalah sebagai berikut :34

a. Membangkitkan dan merangsang semangat guru agama dan pegawai

sekolah dalam proses masing-masing dengan baik.

b. Mengembangkan dan mencari metode-metode belajar-mengajar

agama yang baru dalam proses pembelajaran yang lebih baik dan

lebih sesuai.

c. Mengembangkan kerja sama yang baik dan harmonis antara guru dan

siswa, guru dengan sesama guru, guru dengan kepala sekolah dan

seluruh staf sekolah yang berada dalam lingkungan sekolah yang

bersangkutan.

d. Berusaha meningkatkan kualitas wawasan dan pengetahuan guru

agama dan pegawai sekolah dengan cara mengadakan pembinaan

secara berkala, baik dalam bentuk workshop, seminar, in service,

training, up grading dan sebagainya.

Dari perumusan tujuan supervisi pendidikan di atas oleh para ahli

tampak jelas bahwa supervisi pendidikan bertujuan mengembangkan

iklim yang kondusif dan lebih baik dalam kegiatan belajar-mengajar,

melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar.

32 Ibrahim Bafadal, op. cit., hlm. 5. 33 Charles L. Spain, “A New Definition of The Functions of The Supervisor”,

http://links.jstor.org/sici?sici=0013-5984(192603)26% 3A7% 3C498%3AANDOTF% 3E2.0.CO %3B2-L, hlm.1.

34 Departemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama, op. cit., hlm. 12.

Page 15: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

24

3. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan

Dalam melaksanakan tugasnya seorang supervisor harus

berpegang pada prinsip-prinsip yang kokoh demi kesuksesan tugasnya

atau memiliki pedoman bagi pelaksanaan tugasnya, yaitu35 :

1) Prinsip Fundamental / Dasar

Setiap pemikiran, sikap dan tindakan seorang supervisor

harus berdasar / berlandaskan sesuatu yang kokoh, kuat serta dapat

dipulangkan kepadanya. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila adalah

falsafah dan dasar negara kita, sehingga bagi supervisor, Pancasila

adalah prinsip fundamentalnya. Setiap supervisor pendidikan

Indonesia harus bersikap konsisten dan konsekuen dalam

pengamalan sila-sila Pancasila secara murni dan konsekuen.

2) Prinsip Praktis

Sesuai prinsip fundamental sebagai pedoman seorang

supervisor pendidikan Indonesia, maka dalam pelaksanaan sehari-

hari mereka berpedoman pada prinsip positif dan prinsip negatif.

a. Prinsip positif merupakan pedoman yang harus dilakukan

seorang supervisor agar berhasil dalam pembinaannya.

1. Supervisi harus konstruktif dan kreatif.

2. Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan profesional,

bukan berdasarkan hubungan pribadi.

3. Supervisi hendaklah progresif, tekun, sabar, tabah dan

tawakal.

4. Supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat

dan kesanggupan untuk mencapai kemajuan.

5. Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan

serta hubungan baik yang dinamis.

6. Supervisi hendaklah bertolak dari keadaan yang kini nyata

ada menuju sesuatu yang dicita-citakan.

35 Ary H. Gunawan, op. cit., hlm. 196-197.

Page 16: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

25

7. Supervisi harus jujur, obyektif dan siap mengevaluasi diri

sendiri demi kemajuan.

b. Prinsip negatif merupakan pedoman yang tidak boleh dilakukan

oleh seorang supervisor dalam pelaksanaan supervisi.

1. Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya (otoriter)

kepada orang-orang yang disupervisi.

2. Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi,

keluarga, dan sebagainya.

3. Supervisi tidak boleh menutup kemungkinan terhadap hasrat

berkembang dan ingin maju dari bawahannya dengan dalih apa

pun.

4. Supervisi tidak boleh mengeksploitasi bawahan dan bersifat

otoriter.

5. Supervisi tidak boleh menuntut prestasi di luar kemampuan

bawahannya / cita-cita muluk yang hampa.

6. Supervisi tidak boleh egois, tidak jujur dan menutup diri

terhadap kritik dan saran dari bawahannya.

Sejalan dengan hal ini Sergiovanni sendiri telah

merumuskan 11 buah prinsip yang melandasi operasi supervisi.

Secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Administrasi secara normal diarahkan pada penyediaan fasilitas

material dan dengan berbagai bentuk pelaksanaannya secara

umum.

2. Supervisi pendidikan dihubungkan dengan usaha pengembangan

setting belajar pada khususnya.

3. Administrasi dan supervisi secara fungsional tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Keduanya harus ada koordinasi,

hubungan, saling melengkapi, dan punya fungsi timbal balik

dalam pelaksanaan sistem pendidikan, penciptaan kondisi belajar

yang menyenangkan adalah tujuan umum keduanya.

4. Supervisi yang baik didasarkan pada falsafah dan pengetahuan.

Page 17: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

26

5. Supervisi yang baik didasarkan pada pandangan-pandangan

demokratis.

6. Supervisi yang baik menerapkan metode-metode ilmiah dan

sikap-sikap pelaksanaannya disesuaikan dengan proses dinamis

daripada pendidikan.

7. Supervisi yang baik berusaha menerapkan proses pemecahan

masalah yang dinamis dalam mempelajari, mengembangkan dan

menilai hasil maupun proses.

8. Supervisi yang baik adalah bersifat kreatif .

9. Supervisi dilaksanakan dengan teratur, atas dasar rencana yang

dirumuskan secara kooperatif.

10. Supervisi yang baik akan ditentukan oleh hasil-hasil nyata yang

dicapainya.

11. Supervisi yang baik semakin mengarah pada tindakan

profesional.36

Piet A. Sahertian mengelompokkan prinsip-prinsip supervisi

pendidikan sebagai berikut :

a. Prinsip ilmiah (scientific), yaitu supervisi memenuhi tiga kriteria

sebagai prosedur ilmiah yaitu :

1) Sistematis karena dilakukan dengan cara teratur, melalui

perencanaan yang matang dan dilakukan secara kontinyu.

2) Obyektif karena dilakukan bukan atas prasangka individu, tetapi

didasarkan atas informasi dan data yang nyata ada.

3) Menggunakan instrumen yang baik yang digunakan untuk

mengumpulkan data sehingga data yang diperoleh benar-benar

data yang terandalkan.

b. Prinsip demokratis

Pelayanan dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan

hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-

36 Burhanuddin, Analisis Administrasi, Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan,

(Jakarta : Bumi Aksara, 1994), Cet. 1, hlm. 293.

Page 18: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

27

guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis

mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru,

bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa

kesejawatan.

c. Prinsip kerja sama

Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi

sharing of idea, sharing of experience, memberi support,

mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh

bersama.

d. Prinsip konstruktif dan kreatif

Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi

kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang

menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.37

Suharsimi Arikunto menambahkan dua prinsip lagi, yaitu :

1. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka, tidak sembunyi-

sembunyi, tetapi dengan cara terus terang melalui pemberitahuan

baik resmi maupun tidak resmi.

2. Supervisi bukan hanya tertuju kepada satu atau lebih unsur yang ada

di sekolah tetapi meliputi guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha,

dan obyeknya meliputi kurikukulum, sarana, pembiayaan,

kesiswaan, kegiatan humas, dan tata laksana.38

Adapun Ibrahim Bafadal mengemukakan bahwa prinsip-prinsip

supervisi sebagai berikut :

1. Supervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang

harmonis.

2. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan.

3. Supervisi harus demokratis.

4. Program supervisi harus integral dengan program pendidikan.

37 Piet A. Sahertian, op. cit., hlm. 20. 38 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1993), Cet. 2, hlm. 158.

Page 19: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

28

5. Supervisi harus komprehensif.

6. Supervisi harus konstruktif.

7. Supervisi harus obyektif.39

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

prinsip-prinsip supervisi pendidikan meliputi beberapa hal, diantaranya

yaitu : ilmiah, demokratis, kooperatif, konstruktif, kreatif, teratur, dan

berkesinambungan, obyektif, integral dengan program pendidikan, dan

dapat menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis.

4. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan

Untuk mencapai hasil yang maksimal, supervisi pendidikan harus

dilaksanakan dengan teknik-teknik tertentu. Made Pidarta

mengemukakan, ada 7 teknik supervisi pendidikan yaitu :

1. Observasi kelas.

2. Supervisi sebaya.

3. Pendapat siswa.

4. Dengan alat elektronik.

5. Demonstrasi.

6. Kunjungan sekolah dan sumber-sumber belajar lainnya.

7. Pertemuan ilmiah.40

Secara garis besar teknik supervisi pendidikan dapat dibedakan

menjadi dua yaitu :

1. Teknik yang bersifat individu (perorangan)

Adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada guru tertentu

yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan.41 Teknik

individu ini meliputi :

a. Kunjungan kelas

Adalah kunjungan yang dilakukan oleh kepala sekolah,

pengawas, dan pembina lainnya ke dalam kelas dimana guru

39 Ibrahim Bafadal, op. cit., hlm. 7-8. 40 Made Pidarta, op. cit., hlm. 53. 41 Imam Bafadal, op.cit., hlm. 45.

Page 20: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

29

sedang mengajar, dengan tujuan menolong guru-guru dalam hal

pemecahan kesulitan yang mereka hadapi.

b. Observasi kelas

Adalah teknik observasi yang dilakukan oleh supervisor dengan

jalan meneliti suasana kelas selama pelajaran berlangsung

dengan tujuan untuk memperoleh data yang seobyektif mungkin

sehingga dapat menganalisa kesulitan-kesulitan yang dihadapi

guru-guru dalam usaha memperbaiki proses belajar mengajar.

c. Pertemuan individual

Adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran

antara pembina atau supervisor dengan guru mengenai usaha

meningkatkan kemampuan profesional guru.

d. Kunjungan antar kelas

Adalah guru dari kelas yang satu berkunjung ke kelas yang lain

dalam lingkungan sekolah itu sendiri. Dengan teknik ini

diharapkan guru akan memperoleh pengalaman baru dari teman

sejawatnya mengenai pelaksanaan proses belajar mengajar,

pengelolaan kelas, dan sebagainya.

e. Menilai diri sendiri

Penilaian diri sendiri memberikan informasi secara obyektif

kepada guru tentang peranannya di kelas dan memberikan

kesempatan kepada guru mempelajari metode pengajarannya

dalam mempengaruhi murid.

2. Teknik yang bersifat kelompok.

Adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan

pada dua orang atau lebih yang mempunyai masalah yang sama.

Teknik ini meliputi 42:

42 Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : PT Ardadizya

Jaya, 2000), hlm. 203.

Page 21: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

30

a. Orientasi terhadap guru baru

Teknik ini mempunyai tujuan khusus mengantar guru untuk

memasuki suasana kerja yang baru.

b. Rapat guru

Di dalam rapat guru ini supervisor mengadakan pertemuan

dengan guru-guru guna membahas masalah-masalah yang timbul

pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

c. Studi kelompok antar guru

Guru-guru yang mengajar dalam mata pelajaran yang sama

berkumpul untuk mempelajari suatu masalah yang ada dalam

bahan pelajaran, selain itu juga membahas ilmu pengetahuan

yang sedang berkembang.

d. Diskusi sebagai proses kelompok

Pertukaran pendapat tentang suatu masalah untuk dipecahkan

bersama, dengan adanya diskusi dapat mengembangkan

ketrampilan anggota atau guru dalam mengatasi kesulitan-

kesulitan dengan jalan bertukar pikiran diantara guru.

e. Tukar menukar pengalaman

Dengan adanya pertemuan guru saling bertukar pikiran atau

pengalaman, saling memberi dan menerima, saling belajar satu

dengan yang lain. Dengan satu tujuan agar guru dapat belajar dari

pengalaman temannya dalam membimbing murid dalam proses

belajar mengajar.

Kemudian Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto

menambahkan 13 teknik lagi dalam teknik supervisi yang bersifat

kelompok yaitu :

1. Panitia penyelenggara

Guru dilibatkan dalam suatu kegiatan bersama yang terorganisir dan

ditunjuk beberapa orang guru sebagai penanggungjawab pelaksanaan

organisasi tersebut. Dalam melaksanakan tugas ini guru mendapat

pengalaman-pengalaman dalam mencapai tujuannya sehingga guru

Page 22: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

31

dapat tumbuh dan berkembang dalam profesi mengajarnya dengan

adanya pengalaman-pengalaman itu.

2. Loka karya (workshop)

Dalam workshop disediakan suatu ruangan khusus yang dilengkapi

dengan sumber-sumber pustaka dan berbagai peralatan sehingga

guru dapat bekerja dan belajar dalam ruangan itu.

3. Diskusi panel

Adalah satu bentuk diskusi yang dipentaskan dihadapan sejumlah

partisipant atau pendengar.

4. Seminar

Dalam seminar yang dibahas adalah suatu masalah yang

disampaikan oleh pemrasaran dan diberikan pada para partisipant

untuk menyangga masalah yang dibahas oleh pemrasaran.

5. Symposium

Suatu teknik pembahasan suatu masalah untuk meninjau suatu pokok

bahasan yang ditulis oleh beberapa ahli dan dikumpulkan serta

diterbitkan sebagai suatu buku yang ditinjau dari berbagai sudut

pandangan dan disertai dengan korelekskan.

6. Pelajaran contoh (demonstration teaching)

Suatu teknik yang bersifat kelompok bilamana supervisor itu

memberi penjelasan-penjelasan kepada guru-guru tentang mengajar

yang baik.

7. Perpustakaan jabatan

Dalam suatu sekolah disediakan ruangan khusus untuk perpustakaan

jabatan sendiri yang berisi buku-buku sumber majalah, brosur dan

bahan lainnya yang telah diseleksi dengan teliti mengenai suatu

bidang studi.

8. Bulletin supervisi

Supervisor mengeluarkan suatu bentuk tulisan yang digunakan

sebagai alat untuk membantu guru-guru dalam memperbaiki proses

belajar mengajar.

Page 23: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

32

9. Membaca langsung (directed reading)

Guru membaca langsung sumber-sumber pustaka yang ada apabila

dalam sekolah itu tersedia.

10. Mengikuti kursus

Dalam hal ini guru mengikuti kursus yang bersifat penataran

sehingga guru memperoleh pengetahuan dan ketrampilan tambahan

sehingga mereka akan mengalami peningkatan dalam profesi

mereka.

11. Organisasi jabatan (professional organization)

Suatu kelompok jabatan yang membentuk organisasi dalam

melaksanakan suatu kegiatan.

12. Curriculum laboratory

Suatu tempat yang dijadikan pusat kegiatan dimana guru dapat

mengadakan percobaan untuk mengembangkan kurikulum.

13. Perjalanan sekolah untuk anggota staff (field trip)

Guru mengadakan perjalanan sekolah atau berkunjung ke suatu

daerah atau sekolah yang lebih maju dengan tujuan untuk belajar dari

sekolah tersebut.43

Keempat pendapat di atas sepakat bahwa supervisi pendidikan

dapat dilakukan dengan berbagai teknik, yaitu kunjungan kelas, rapat

guru, diskusi, lokakarya, seminar, demonstrasi mengajar, buletin

supervisi, bahkan penilaian diri sendiri berkaitan dengan pelaksanaan

tugas oleh para guru.

C. Ruang Lingkup Pengawasan (Supervisi) Pendidikan Agama

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran terdapat tiga unsur pokok

yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur

dimaksud adalah personal, material dan operasional. Oleh sebab itu ruang

43 Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, op.cit., hlm. 49-54.

Page 24: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

33

lingkup supervisi pendidikan agama pun mencakup ketiga unsur tersebut,

yang bila dijabarkan akan tergambar sebagai berikut44 :

1. Unsur personal

Lingkup pertama dalam supervisi pendidikan agama adalah para

personal dalam sekolah / madrasah yang disupervisi. Adapun para

personal dimaksud adalah kepala sekolah, pegawai tata usaha, guru

agama dan siswa.

a. Kepala Sekolah/Madrasah

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap kepala

sekolah/madrasah adalah :

1). Masalah jalannya pendidikan dan pengajaran

2). Masalah program pendidikan dan pengajaran di sekolah

3). Masalah kepemimpinan kepala sekolah

4). Masalah administrasi sekolah

5). Masalah kerja sama sekolah dengan sekolah lain dan instansi

terkait lainnya.

6). Masalah kebijaksanaan sekolah yang menyangkut kegiatan intra

dan ekstra kurikuler.

7). Masalah BP3 dan POMG, dan lain-lain.

b. Pegawai Tata Usaha

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap kepala tata

usaha sekolah dan seluruh stafnya antara lain :

1). Masalah administrasi sekolah.

2). Masalah data dan statistik sekolah.

3). Masalah pembukuan.

4). Masalah surat-menyurat dan kearsipan.

5). Masalah rumah tangga sekolah.

6). Masalah pelayanan terhadap kepala sekolah, guru dan siswa.

7). Masalah laporan sekolah, dan lain-lain.

44 Departemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama, op.

cit., hlm. 16-22.

Page 25: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

34

c. Guru Agama

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap guru agama

antara lain adalah :

1). Masalah wawasan dan kemampuan profesional guru agama.

2). Masalah kehadiran dan aktifitas guru agama.

3). Masalah persiapan mengajar guru agama, mulai dari

penyusunan analisis materi pelajaran, program tahunan,

program semester, program satuan pelajaran sampai dengan

persiapan mengajar harian atau rencana pengajaran.

4). Masalah pencapaian target kurikuler dan kegiatan ekstra

kurikuler.

5). Masalah kerja sama guru agama dengan siswa, dengan sesama

guru, dengan tata usaha dan dengan kepala sekolah.

6). Masalah tri pusat pendidikan yang terdiri atas sekolah, keluarga

dan masyarakat.

7). Masalah kemajuan belajar siswa.

8). Masalah sarana dan prasarana pendidikan agama.

9). Masalah metodologi pendidikan dan pengajaran agama.

10). Masalah kesejahteraan guru agama, dan lain-lain.

d. Siswa

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap siswa antara lain

adalah :

1). Motivasi belajar siswa.

2). Tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa.

3). Keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan intra dan ekstra

kurikuler.

4). Pengembangan organisasi siswa (OSIS)

5). Sikap guru dan kepala sekolah terhadap siswa.

6). Keterlibatan orang tua siswa dalam berbagai kegiatan keagamaan

di sekolah.

7). Kesempatan memperoleh pelayanan secara prima dari sekolah.

Page 26: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

35

8). Kelengkapan sarana dan prasarana pengajaran agama di sekolah,

termasuk laboratorium, perpustakaan, alat-alat olah raga dan lain-

lain.

2. Unsur Material

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap material dan sarana

fisik lainnya adalah :

a. Ketersediaan ruangan untuk perpustakaan, laboratorium, ruang

praktek ibadah, aula dan sebagainya.

b. Pengelolaan dan perawatan terhadap fasilitas tersebut.

c. Pemanfaatan buku-buku teks pokok dan buku-buku penunjang

pendidikan keagamaan.

d. Pemanfaatan media dan alat peraga pendidikan agama.

e. Kelengkapan dan perawatan peralatan penunjang kegiatan

administrasi sekolah, seperti mesin tik, komputer, filing cabinet,

dan lain-lain.

f. Pemanfaatan dan perawatan peralatan laboratorium dan

perpustakaan sekolah.

g. Pemanfaatan dan perawatan peralatan olah raga dan kesenian dan

sebagainya.

3. Unsur Operasional

Hal-hal yang perlu disupervisi terhadap unsur operasional antara

lain adalah :

a. Masalah yang berkaitan dengan teknis edukatif pendidikan agama,

yang mencakup kurikulum, proses belajar-mengajar, evaluasi /

penilaian dan kegiatan ekstra kurikuler.

b. Masalah yang berkaitan dengan teknis administratif, yang mencakup

administrasi personil, administrasi material, administrasi kurikulum

dan sebagainya.

c. Masalah yang berkaitan dengan koordinasi dan kerja sama, yang

mencakup :

Page 27: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

36

1). Sekolah dengan keluarga dan masyarakat

2). Sekolah dengan sekolah-sekolah lainnya.

3). Sekolah dengan lembaga sosial kemasyarakatan (LSM) /

kemasjidan.

4). Sekolah dengan organisasi kepemudaan.

5). Sekolah dengan instansi pemerintah terkait, dan sebagainya.

d. Masalah yang berkaitan dengan pengembangan kelembagaan, yang

mencakup :

1). Pengembangan KKG dan MGMP-PAI;

2). Pengembangan KKS dan MKKS;

3). Hubungan antara KKG, MGMP dan Pokjawas;

4). Pendayagunaan wadah KKG dan MGMP yang ada.

e. Masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan ekstra kurikuler,

seperti :

1). Peringatan hari besar nasional di sekolah / madrasah

2). Peringatan hari-hari besar Islam

3). Kegiatan olah raga dan kesenian di sekolah / madrasah

4). Kegiatan pesantren kilat

5). Kegiatan ketaqwaan

6). Kegiatan sosial kemasyarakatan, dll.

Secara sederhana dapat dipertegas kembali bahwa ruang lingkup

supervisi pendidikan agama merupakan gambaran umum yang perlu

dipahami oleh setiap petugas supervisi / pengawas PAI. Karena dengan

ruang lingkup tersebut para supervisor akan mengetahui dengan jelas hal-hal

pokok yang harus dikerjakan.

Page 28: BAB II KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · KEPENGAWASAN (SUPERVISI) PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP SUPERVISI

37