Upload
dina
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 1/64
BAB II Tinjauan Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bangunan Struktur Baja
Bangunan dibuat dengan konstruksi baja umumnya memiliki daya tahan dan
kekuatan yang cukup besar. Biasanya dalam membuat desain yang menggunakan
baja mengacu pada American Institute of Steel Construction (AISC) sebagai ilosoi
manuaktur dan didasarkan pada ambang batas (limited sates). !esain konstruksi
harus mampu menahan kelebihan dalam hal perubahan ungsi struktur principle
disebabkan oleh penyederhanaan yang berlebihan dalam analisis struktur dan "ariasi
dalam prosedur konstruksi.
#ntuk insinyur sipil$ konstruksi baja yang dirancang untuk dapat menjamin
keamanan kemungkinan bah%a berkelanjutan yang berlebihan (overload ) sehingga
bisa membahayakan bangunan dalam jangka panjang. Selain itu$ juga perlu
diperhitungkan kemungkinan daya tahan atau kekuatan lebih rendah Iranian
perhitungan di atas kertas (understrength). Secara umum$ masalah &salah perhitungan' ini terjadi pada batang$ menghubungkan atau sistem konstruksi itu
sendiri.
#ntuk menghindari kesalahan dalam perhitungan konstruksi baja$ ahli
bangunan atau orangorang yang mendirikan rumah dan bangunan telah menghitung
"olume material sebelum strukturnya$ khususnya komponen penting yang membuat
itu sebagai kolom$ balok$ purlins $ piring bahan$ trekstang$ ikatan angina (bracing)$
jarum keras (turn buckle)$ baut$ rangka besi datar dan sudut talang. Sementara
komponen lain di luar pokok adalah tie beam sloo dan diperkuat pelat lantai beton.
#ntuk kolom biasanya menggunakan material baja *ebar rim (+,). Ini
adalah salah satu proil baja struktural yang banyak digunakan dalam semua
konstruksi baja. Sebagian besar pengguna kadangkadang bingung karena proil
jenis ini memiliki beberapa "ariasi nama$ misalnya$ sering disebut proil -$ -+,$ -
BA/$ I+, atau I. Beberapa tempat bahkan disebut +-$ S- dan /-. Samadengan kolom$ balok baja juga menggunakan +,. Sementara 0ording cenderung
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 2/64
BAB II Tinjauan Pustaka
menggunakan jenis bahan baja C6P atau yang biasa disebut sebagai balok purlin$
kanal C$ CChannel$ proil 0ording C.
7omponen utama di atas lalu dihitung "olumenya sesuai dengan gambar
konstruksi baja yang telah direncanakan$ untuk menghindari kesalahan dan
kegagalan seperti tekukan$ kelelahan$ retak dan geser$ deleksi$ getaran$ deormasi
permanen dan rekahan. 8leh karena itu$ beban dan ketahanan terhadap beban
merupakan "ariabel principle harus diperhitungkan. Bahkan$ agak sulit untuk
melakukan analisis principle komprehensi Iranian halhal principle tidak pasti
principle dapat mempengaruhi pencapaian keadaan batas. 9adi perhitungan kasar
dapat digunakan sebagai reerensi umum untuk mencegah kegagalan konstruksi.
Sebagai bahan bangunan$ kelebihan baja terletak pada segi bentuk dan
struktur yang solid. 7edua nilainilai ini membantu para ahli sipil untuk
memprediksi lebih matang lagi dalam membangun konstruksi baja dengan presisi
dan akurasi yang tinggi. Selain itu$ baja juga memiliki daktilitas tinggi$ dalam arti
bah%a meskipun tarik dan tegangan tinggi tidak membuat bahan langsung hancur
atau putus.
Bandingkan dengan kayu. 7elebihan inilah yang dapat mencegah runtuhnya
bangunan tibatiba. Ini adalah salaat satu aspek keselamatan ( safety) baja yang
dimiliki dibandingkan bahan lainnya. 9ika terjadi gempa bumi yang dahsyat$
konstruksi baja cenderung tetap stabil dan tidak jatuh secara bersamaan. Tak sedikit$
untuk daerah yang ra%an gempa$ penggunaan konstruksi baja sebagai bahan untuk
pembangunan perumahan sangat dianjurkan.
2.2 Bangunan Industri dengan Menggunakan Crane
Problem pengangkatan terutama untuk bendabenda berat$ merupakan
masalah yang telah ada sejak lahirnya peradaban manusia. Seiring berkembangnya
peradaban$ manusia menciptakan berbagai jenis peralatan untuk membantu dalam
mengangkat dan memindahkan bendabenda berat. /ulai dari roda sederhana$
gerobak$ ayunan$ katrol$ dan crane hingga saat ini telah berkembang menjadi
berbagai jenis crane yang mampu mengangkat beban ratusan ton. Sumber tenaga
penggeraknya pun juga tidak lagi menggunakan tenaga manusia maupun he%an$melainkan telah menggunakan tenaga listrik$ diesel maupun hidrolis. 6amun
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 3/64
BAB II Tinjauan Pustaka
bagaimanapun juga kebutuhan manusia seperti tidak ada habisnya$ masih diperlukan
peralatan yang lebih mampu untuk memindahkan benda yang sangat berat. -al yang
membatasi salah satunya adalah material dan desain strukturnya.
Berkembangnya proses industri membuat pabrikpabrik menggunakan crane
sebagai alat pengangkat untuk memudahkan proses produksi. Pada proses desain
sebuah crane$ selain didesain model dan ukurannya juga direncanakan struktur
bangunan yang mendukung pemakaian crane tersebut sebagai alat angkat.
!alam mendesainmerencanakan struktur crane perlu adanya peraturan
bangunan yang digunakan misalnya di Indonesia menggunakan peraturan S6I
(standar nasional Indonesia)$ 9erman mempunyai Peraturan !I6 (!eutsches Institut
;r 6ormung)$ 9epang mempunyai Peraturan 9SA (9apanese standards Association)$
dan American- Standard . Seperti halnya DIN 4!" memberikan batasan lendutan
yaitu *<44 sedang =S6I T4>344: ?Perencanaan Struktur Baja untuk 9embatan@
juga m emberikan batasan lendutan maksimum *44. Perbedaan batasan lendutan
ini akan mempengaruhi dalam pendimensian proil balok. Bila balok yang memikul
beban crane yang bergerak mengalami lendutan yang ekstrim mengakibatkan crane
tersebut cepat rusak atau tidak memenuhi masa kemampulayanan dengan baik.
!alam hal ini$ salah satu jenis crane yang akan dibahas adalah #verhead
$ravelling Crane. Penggunaan #verhead $ravelling Crane memerlukan rancangan
yang seksama karena crane dipasang tetap ( fi%ed installation) di lokasi yang tepat
dengan jangka %aktu yang lama. !ari posisi tetapnya$ #verhead $ravelling Crane
harus mampu menjangkau semua area yang diperlukan untuk mengangkat beban
yang diangkat ke tempat yang diinginkan.
Pada desain Crane terjadi beban dinamis pada hoist$ sehingga digunakan
aktor dinamis sesuai yang tertera pada peraturan.
2.3 Teori Struktur Baja
Pada masa lalu semua perencanaan struktur direncanakan dengan metoda
desain elastis atau dalam peraturan AISC disebut allo&able stress design method .
Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan dipikul oleh struktur dan
perhitungan dimensi elemen struktur didasarkan pada tegangan ijin. !aktilitas baja
telah ditunjukkan dapat memberikan kekuatan cadangan dan merupakan dasar dari
perencanaan plastis. !alam metode ini$ beban kerja dihitung dan dikalikan dengan
aktor tertentu atau aktor keamanan$ kemudian elemen struktur direncanakan
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 4/64
BAB II Tinjauan Pustaka
berdasarkan kekuatan runtuh. 6ama lain dari metoda ini adalah perencanaan batas
(limit design) dan perencanaan runtuh (collapse design).
6amun$ dalam beberapa tahun belakangan ini$ sebuah metoda perencanaan
yang dinamakan metode *=,! (*oad and =esistance ,actor !esign) juga sering
digunakan. /etode *=,! mena%arkan konsep yang pada prinsipnya$ menggunakan
aktor reduksi kekuatan dan aktor kelebihan beban sehigga memungkinkan
terciptanya suatu konstruksi baja yang aman dan ekonomis.
2.3.1 Teori Struktur Baja Metode Eastis
!i dalam metode ini$ elemen struktur pada bangunan
(pelatbalokkolompondasi) harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tegangan
yang timbul akibat beban kerjalayan tidak melampaui tegangan ijin yang telah
ditetapkan.
maks ijin
Tegangan ijin ini ditentukan oleh peraturan bangunan atau spesiikasi (seperti
American Institute of Steel Construction (AISC' Spesification )*) untuk
mendapatkan aktor keamanan terhadap tercapainya tegangan batas$ seperti tegangan
leleh minimum atau tegangan tekuk (buckling ). Tegangan yang dihitung akibat
beban kerjalayan harus berada dalam batas elastis$ yaitu tegangan sebanding dengan
regangan seperti ditunjukkan pada graik ber%arna hijau pada kur"a tegangan
regangan baja di ba%ah.
!a"#ar2.1 . 7ur"a teganganregangan baja
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 5/64
BAB II Tinjauan Pustaka
Pada kondisi beban kerja$ tegangan yang terjadi dihitung dengan menganggap
struktur bersiat elastis$ dengan memenuhi syarat keamanan (kekuatan yang
memadai) untuk struktur. Pada dasarnya$ tegangan ijin pada baja sesuai kualitasnya
yang diberikan dalam spesiikasi AISC ditentukan berdasarkan kekuatan yang bisa
dicapai bila struktur dibebani lebih dari semestinya (aktor beban tambahan jagaan).
Bila penampang bersiat daktail dan tekuk (buckling ) tidak terjadi$ regangan yang
lebih besar daripada regangan saat leleh dapat diterima oleh penampang tersebut.
Pada metode tegangan kerja (AS!) ini$ tegangan ijin disesuaikan ke atas bila
kekuatan plastis merupakan keadaan bat as yang sesungguhnya. 9ika keadaan batas
yang sesungguhnya adalah ketidakstabilan tekuk (buckling ) atau kelakuan lain yang
mencegah pencapaian regangan leleh a%al$ maka tegangan ijin harus diturunkan.
Syaratsyarat daya layan lainnya seperti lendutan biasanya diperiksa pada kondisi
beban kerja.
a. Batang Tekan Metode Eastis
1. Panjang Tekuk Batang Tekan
Besar panjang tekuk batang tekan sangat bergantung kepada kondisi tumpuan
dikedua ujung batang tekan tersebut.
!a"#ar2.2 ,aktor panjang tekuk eekti c
Panjang Tekuk *7 E
*7 F c *batang
c F aktor panjang tekuk eekti
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 6/64
BAB II Tinjauan Pustaka
Panjang Tekuk $k Koo" Struktur Porta tak da%at #ergo&ang dan da%at
#ergo&ang'PPBBI (a 1)*
2. Angka Keangsingan
Angka kelangsingan batang tekan G (PPBBI)E
λ= Lx
imin
dimana *7 F panjang tekuk batang tekan
imin F jarijari girasi minimum $ yaitu imin=√ I min A
Imin F momen inersia minimum penampang proil baja
A F luas penampang proil
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 7/64
BAB II Tinjauan Pustaka
3. +aktor Tekuk
!alam desain kekuatan batang tekan dalam digunakan tegangan tekuk (buckling
stress)$ yang dipengaruhi oleh kelangsingan batang tekan G tersebut$ yaitu melalui
aktor tekuk . Besarnya aktor tekuk bergantung kepada angka kelangsingan
batang tekan dan mutu baja.
-ubungan ,aktor Tekuk dengan Angka 7elangsingan Batang G untuk Baja
Bj.St. >D (,e ><4) dapat dihitung menurut PPBBI J 2H5$ halaman H$ sebagai
berikutE
λg=π √ E
0,7σ yield
•untuk Gs 4$2>$ maka F 2$4
• untuk 4$2> K Gs K 2$ maka ω=
1,41
1,593− λs
• untuk Gs L 2$4$ maka F 3$>2 λ2
s
6ilai aktor untuk berbagai mutu baja juga dapat dilihat pada Tabel 3$ Tabel >$
Tabel 5 dan Tabel : pada PPBBI J 2H5
#. Batang Tarik Metode Eastis
• Batang tarik adalah batang yang menerima beban tarik
• !esain untuk batang tarik merupakan persoalan yang paling sederhana dari
structural engineering
• !esain didasrkan atas ijin tegangan tarik (allo%able tensile stress) di mana
tegangan yang terjadi tidak boleh melampaui tegangan ijin• Selama stabilitas hanya sebagai persoalan sekunder$ desai dari batang tarik
didasarkan atas luas penampang melintang.
• Apabila ada lubang maka luas penampang melintangnya adalah luas netto
(luas brutoluas lubang).
• #ntuk menahan beban berguna dipakai actor o saety (aktor keamanan)
yang cukup terhadap kehancuran.
• Sekali semua serat telah mencapai tegangan leleh maka dianggap bah%a
ultimate capacity telah dicapai.
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 8/64
BAB II Tinjauan Pustaka
• !engan membagi ultimate load dengan aktor keamanan$ diperoleh %orking
load (beban kerja) sebagai berikutETu=σ l . Anet
Tu F ultimate capacity
σ l F tegangan leleh
Anet F luas penampang netto
T%
F Tw=Tu
Fs=
σ l . Anet
Fs =σ . A net [ α l
Fs=σ ]
,s F actor o saety
σ F tegangan ijin
T% F %orking load
• Besarnya ,s ini menurut AISC F 2$<:
Sedangkan menurut PPBBI ,sF2$:
/isalnya Bj >D mempunyaiσ l F 3544 kgcm3
σ F
σ l
Fs=
2400
1,5 =1600 kgcm3
¿ lihat ditabel1 PPBBI
1. Kekakuan Batang Tarik
/eskipun stabilitas bukan merupakan suatu kriteria untuk mendesain batang
tarik$ namun batang tarik perlu dibatasi panjangnya untuk menjaga agar batang
jangan terlalu leksibel. Batang tarik yang terlalu panjang akan mempunyai lendutan
yang besar sekali yang disebabkan oleh berat batang tarik itu sendiri. Terlebih lagi
batang akan bergetar bila menahan gaya Jgaya angin rangka terbuka atau bila harus
menahan alatalat yang bergetar seperti kompresor.
#ntuk menanggulangi persalanpersoalan diatas maka perlu diadakan kriteria
kekakuan. 7riteria ini didasarkan atas angka kelangsingan (slenderness ratio) *r
dari batang$ dimana *F panjang batang$ dan rF jarijari kelembaman.
/aMimum slenderness ratio *r menurutE
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 9/64
BAB II Tinjauan Pustaka
AISC AAS-8 PPBBI
• #ntuk batang utama 354 344 354
• #ntu bracing dan batangbatang sekunder >44 354 >44
/encari jari jari kelembaman
r= I
A
IF momen inersia
AF luas penampang.
2. Kekuatan Tarik No"ina Metode AS, (PPBBI 2H5)7omponen struktur yang memikul gaya tarik aksial N harus memenuhi E
#ntuk pembebanan tetap$
σ (0,75) . !y
1,5
Akibat pembebanan sementara$
σ (0,75 ) . (1,30 ) . !y1,5
!imana$ σ F tegangan tarik beban kerja.
F N n Ag (ditempat sambungan Anet).
4$D: F aktor tahanan yang diberikan apabila penampang berlobang
memikul gaya tarik$ (ditempat sambungan$ ditempat lain F 2$4).
f y F tegangan leleh sesuai mutu baja (/Pa).
2.3.2 Peren-anaan Pastis
Perencanaan plastis adalah kasus khusus perencanaan keadaan batas yang
tercantum pada bagian 3 dari spesiikasi AISC. 7elakuan inelastis (tak elastis) yang
daktail bisa meningkatkan beban yang mampu dipikul bila dibanding dengan beban
yang bisa ditahan jika struktur tetap berada dalam keadaan elastis. Batas atas dari
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 10/64
BAB II Tinjauan Pustaka
kekuatan momen yang disebut kekuatan plastis diperoleh saat seluruh tinggi
penampang meleleh.
!i sini$ keadaan batas untuk kekuatan harus berupa pencapaian kekuatan
plastis$ dan keadaan batas berdasarkan ketidakstabilan tekuk (buckling )$ kelelahan
( fatigue)$ atau patah getas (brittle fracture) dikesampingkan. Pada perencanaan
plastis$ siat daktail pada baja dimanaatkan dalam perencanaan struktur statis tak
tentu$ seperti balok menerus dan portal kaku.
Pencapaian kekuatan plastis di satu lokasi pada struktur statis tak tentu bukan
berarti tercapainya kekuatan maksimum untuk struktur. Setelah salah satu lokasi
mencapai kekuatan plastis$ beban tambahan dipikul dengan proporsi yang berlainan
di setiap bagian struktur hingga lokasi kekuatan plastis kedua tercapai. Pada saat
struktur tidak mempunyai kemampuan lebih lanjut untuk memikul beban tambahan$
struktur dikatakan telah mencapai ?mekanisme keruntuhan@.
Setelah syarat kekuatan dipenuhi dengan perencanaan plastis$ syarat daya
layan seperti lendutan pada kondisi beban kerja harus diperiksa.
2.3.2 Teori Struktur Baja Metode $+, Sesuai Peraturan SK/SNI 2002
Pendekatan umum berdasarkan aktor daya tahan dan beban$ atau disebut
dengan +oad ,esistance Design actor (*=,!) ini adalah hasil penelitian dari
Advisory $ask orce yang dipimpin oleh T. N. 0alambos. Pada metode ini
diperhitungkan mengenai kekuatan nominal . n penampang struktur yang dikalikan
oleh aktor pengurangan kapasitas (under-capacity) ϕ$ yaitu bilangan yang lebih
kecil dar 2$4 untuk memperhitungkan ketidakpastian dalam besarnya daya tahan
(resistance uncertainties). Selain itu diperhitungkan juga aktor gaya dalam ultimit
. u dengan kelebihan beban (overload ) O (bilangan yang lebih besar dari 2$4) untuk
menghitung ketidakpastian dalam analisa struktur dalam menahan beban mati (dead
load )$ beban hidup (live load )$ angin (&ind )$ dan gempa (earth/uake).
Mu .Mn
Struktur dan batang struktural harus selalu direncanakan memikul beban yag
lebih besar daripada yang diperkirakan dalam pemakaian normal. 7apasitas
cadangan ini disediakan terutama untuk memperhitungkan kemungkinan beban yang
berlebihan. Selain itu$ kapasitas cadangan juga ditujukan untuk memperhitungkan
kemungkinan pengurangan kekuatan penampang struktur. Penyimpangan pada
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 11/64
BAB II Tinjauan Pustaka
dimensi penampang %alaupun masih dalam batas toleransi bisa mengurangi
kekuatan. Terkadang penampang baja mempunyai kekuatan leleh sedikit di ba%ah
harga minimum yang ditetapkan$ sehingga juga mengurangi kekuatan.
7elebihan beban dapat diakibatkan oleh perubahan pemakaian dari yang
direncanakan untuk struktur$ penaksiran pengaruh beban yang terlalu rendah dengan
pnyederhanaan perhitungan yang berlebihan$ dan "ariasi dalam prosedur
pemasangan. Biasanya perubahan pemakaian yang drastis tidak ditinjau secara
eksplisit atau tidak dicakup oleh aktor keamanan$ namun prosedur pemasangan
yang diketahui menimbulkan kondisi tegangan tertentu harus diperhitungkan secara
eksplisit.
A. Batang Tekan
7omponen struktur baja yang memikul gaya tekan (batang tekan)$ harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga selalu terpenuhi E
" u ϕ# " n
dimana 6u adalah kuat tekan perlu$ yaitu nilai gaya tekan akibat beban teraktor$
diambil nilai terbesar diantara berbagai kombinasi pembebanan yang diperhitungkan.
6n adalah kuat tekan nominal$ yaitu nilal gaya tekan terkecil dengan
memperhitungkan berbagai kondisi batas batang tekan sebagai ungsi kondisi tekuk.
6ilai aktor reduksi kekuatan c diberikan seragam untuk semua jenis batang tekan
sebesar 4.:.
7ondisi batas yang harus diperhitungkanE
2. 7elelehan penampang ( yielding )
3. Tekuk lentur ( fle%ural buckling )
>. Tekuk lokal (local buckling )$
5. Tekuk torsi (torsional buckling ).
1. Tekuk $oka (Local Buckling)
Tekuk lokal adalah peristi%a menekuknya elemen pelat penampang (sayap atau
badan) akibat rasio lebar terhadap tebal yang terlalu besar. Tekuk lokal mungkin
terjadi sebelum batang kolom menekuk lentur. 8leh karena itu disyaratkan pula
nilai maksimum bagi rasio lebar terhadap tebal pelat penampang batang tekan.
2. $entur (Flexural Buckling)
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 12/64
BAB II Tinjauan Pustaka
Tekuk lentur adalah peristi%a menekuknya batang tekan (pada arah sumbu
Iemahnya) secara tibatiba ketika terjadi ketidakstabilan. 7uat tekan nominal 6n
pada kondisi batas ini dirumuskan dengan ormula yang telah dikenal E
" n= Ag ! #r= Ag
! y
ω
#ntuk λ# 0,25
makaω=1,0
#ntuk0,25< λ#<1,2 maka
ω= 1,43
1,6−0,67 λ#
#ntuk λ# $1,2
makaω=1,25 λ# 3
3. Tekuk Torsi
Tekuk torsi terjadi terhadap sumbu batang sehingga menyebabkan penampang
batang tekan terputarterpuntir. Tekuk torsi umumnya terjadi pada konigurasi
elemen batang tertentu$ seperti pada proil sikuganda dan proil T. 7uat tekan
nominal pada kondisi batas mi dirumuskan sebagai berikut E
" nlt = Ag ! #lt
!imanaE
! #lt =( ! #ry+ ! #r%2 & )[1−√1−4 ! #ry! #r% &
( ! #ry+ ! #r% )2 ]
Besaranbesaran A g' λ# 'ω ' ! y ' ! #lt ' ! #r ' ! #ry ' ! #r% dan - adalah parameterparameter
penampang.
. Prosedur u"u" desain $+, untuk #atang tekan4
2. -itunglah beban layan teraktor Pu dengan menggunakan semua beban
kombinasi yang sesuai
3. Asumsikan nilai tegangan kritik ,cr$ berdasarkan angka kelangsingan G F
lkimin yang diasumsikan.
>. -itunglah luas bruto Ag yang diperlukan dari Pu(c,cr).
5. Pilihlah suatu penampang dengan memperhatikan pembatasan ratio
lebartebal untuk mencegah terjadinya tekuk lokal.
:. Berdasarkan harga yang lebih besar dari GM F lkiM atau Gy F lkiy untuk penampang yang dipilih$ maka hitunglah tegangan kritikal ,cr
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 13/64
BAB II Tinjauan Pustaka
<. -itunglah kekuatan desain cPn F cPcr Ag untuk penampang tersebut.
D. Bandingkan c,cr dengan Pu Bila kekuatan yang dicapal hanya beberapa
persen kurang dari kekuatan yang diminta$ desain tersebut masih dapat
diterima. Bila tidak$ ulangi langkah 2 sampai D.
#ntuk penampang tempa (+,)$ tegangan kritik ,cr dapat dihitung sebagaiE
dalam hal ini E
#ntuk λ# √ (1,5 $ maka F #r=(0,658( . λ2
#)( F y
#ntuk λ# √ (1,5 $ maka F #r=(0,877 λ#
2 )( F y
!alam hal iniE
λ#= )l
rπ √ F y E
dimanaE
,cr F tegangan kritis akibat tekuk lentur (dalam /Pa.)
Q F 2 untuk penempang tempa (hot formed )
,y F tegangan leleh ( yield stress) material baja (dalam /Pa.)
F modulus elastisitas baja (dalam /Pa.)
7 F aktor panjang tekuk$ tergantung kondisi kedua ujung batang (untuk kedua ujung
batang dengan tumpuan sendi$ maka 7F2)
l F panjang batang tanpa pengaku lateral (dalam mm)
r F jarijari girasi penampang terhadap sumbu tekuk (dalam mm)
Catatan E 2 /Pa. F 24 kgcm3 .
B. Batang Tarik
Batang tarik banyak dijumpai dalam banyak struktur baja$ seperti struktur
struktur jembatan$ rangka atap$ menara transmisi$ ikatan angin$ dan lain sebagainya.
Batang tarik ini sangat eekti dalam memikul beban. Batang ini dapat terdiri dari
proil tunggal ataupun proilproil tersusun. Contohcontoh penampang batang tarik
adalah proil bulat$ pelat$ siku$ siku ganda$ siku bintang$ kanal$ +,$ dan lainlain.
!engan demikian$ batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang menerima
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 14/64
BAB II Tinjauan Pustaka
gaya tarik aksial murni. 0aya tarik tersebut dikatakan sentris jika garis gaya berimpit
dengan garis berat penampang.
1. Kekuatan Tarik No"ina Metode $+, 'SNI 03/1526/2002*
!alam menentukan kekuatan nominal penampang suatu batang tarik$ harus
ditinjau terhadap tiga macam kondisi keruntuhan yang menentukan$ yaitu E
2) 7ondisi leleh dari luas penampang kotorbruto$ didaerah yang jauh dari
sambungan.
3) 7ondisi rakturputus dari luas penampang eekti pada daerah sambungan.
>) 7ondisi geser blok pada sambungan.
7omponen struktur yang memikul gaya tarik aksial teraktor N u harus memenuhi E
N u ϕ N n
!imana$ N n F kekuatan nominal penampang.
ϕ F aktor tahananreduksi (S6I 4>2D3H3443$ tabel <.53$
hal.2).
(S6I 4>2D3H3443$ s.24.2)
2. Pada kondisi ee( dari uas %ena"%ang #ruto.
Bila kondisi leleh yang menentukan$ maka kekuatan nominal N n dari batang
tarik harus memenuhi persamaan berikut$
N n F Ag . f y
!imana$ Ag F luas penampang bruto (mm3).
f y F tegangan leleh sesuai mutu baja (/Pa).
Pada kondisi ini aktor tahanan adalah ϕ F 4$H4
3. Pada kondisi 7raktur8%utus dari uas %ena"%ang e7ekti78netto %ada
sa"#ungan.
Pada batang tarik yang mempunyai lobang$ pada daerah penampang yang
berlobang tersebut bentuk tegangan tarik tidak linear$ terjadi konsentrasi tegangan
pada tepi lobang$ seperti gambar berikut$
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 15/64
BAB II Tinjauan Pustaka
!a"#ar 2.3 4 Bentuk probahan tegangan pada tepi lobang sejalan dengan
bertambahnya beban$ gbr. (a) penampang masih dalam keadaan elastis$ gbr.(b)
sebagian penampang sudah leleh dan gbr.(c) pada seluruh penampang sudah leleh..
Apabila kondisi rakturputus yang menentukan maka kekuatan nominal tarik
( N n)
tersebut harus memenuhi persamaan sebagai berikut$
N n F Ae . f u
!imana$ Ae F luas penampang eektinetto (mm3).
f u F tegangan putus sesuai mutu baja (/pa).
Pada kondisi ini aktor tahanan adalah ϕ F 4$D:.
. $uas Pena"%ang Netto.
Batang tarik yang disambung dengan paku keling (ri"et) atau baut (bolt) harus
dilobangi. Ini mengakibatkan berkurangnya luas penampang yang dibutuhkan untuk
memikul gaya tarik$ sehingga kekuatan tarik batang akan berkurang.
S6I 4>2D3H3443 s.24.3.3. menyebutkan dalam suatu potongan 0umlah luas
lubang tidak boleh melebihi 12 luas penampang utuh $ atau dengan kata lain luas
penampang netto seperti yang diberikan oleh persamaan berikut$
Anet $ : R Ag
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 16/64
BAB II Tinjauan Pustaka
!imana$ Ag F luas penampang bruto (mm3).
a*. Ukuran o#ang %aku atau #aut.
/enurut S6I 4>2D3H3443$ s.2D.>.< diameter nominal lobang (d) yang
sudah jadi harus 3 mm lebih besar dari diameter nominal baut (dn) untuk suatu baut
diameternya tidak melebihi 35 mm$ dan maksimum > mm lebih besar untuk baut
dengan diameter lebih besar$ kecuali untuk lubang pada pelat landas.
!a"#ar 2. E !iameter nominal baut dan lobang$ d F diameter lobang$
dn F diamater nominal$ d F dn 3 mm untuk dn 35 mm$
d F dn > mm untuk dn 35 mm (S6I).
#*. $o#ang Sejajar dan $o#ang Berseang/seing.
#ntuk menghitung luas penampang netto mengikuti gambar berikut$
!a"#ar 2.9 E Skema peninjauan penampang netto.
b2). Pada lobang sejajar seperti gambar 3.:.a$ luas penampang netto (pot. aa)
diberikan oleh
persamaan berikut$
Anet F Ag J n . d . t
!imana$ n F jumlah lobang > lobang).
d F diameter lobang (mm)$ mengikuti ketentuan S6I diatas$
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 17/64
BAB II Tinjauan Pustaka
yaitu d F dn 3mm$ atau d F dn >mm.
Ag F luas penampang bruto F h . t
t F tebal pelat terkecil antara t2 dan t3
b3). Pada lobang yang berselangseling (0br.3.:b)$ peninjauan luas penampang netto
dilakukan sebagai berikut$
• Potongan ab E AnetF Ag J n.d.t
nF 3 lobang
• Potongan acb E Anet F Ag n.d.t+*1
2.t
4.+ 1 ++* 2
2. t
4.+ 2
nF > lobang
• Potongan acd E Anet F Ag n.d.t+*1
2.t
4.+ 1 ++* 2
2. t
4.+ 2
nF > lobang
!ari ketiga peninjauan ini luas penampang netto diambil yang terkecil$ dan harus$
Anet $ : R Ag
-*. $o#ang Berseang/seing Pada Baja Siku.
!a"#ar 2.: E *etak lobang pada baja siku
9arak #3 F ga gb J t
• Potongan ab E AnetF Ag J n.d.t nF 3 lobang
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 18/64
BAB II Tinjauan Pustaka
• Potongan acb E Anet F Ag n.d.t+*1
2.t
4.+ 1 ++* 2
2. t
4.+ 2
nF > lobang
• Potongan acd E Anet F Ag n.d.t+*1
2
.t 4.+ 1
+ +* 22
. t 4.+ 2
nF > lobang
!ari ketiga peninjauan ini luas penampang netto diambil yang terkecil$ dan harus$
Anet $ : R Ag
d*. $o#ang Berseang/seing Pada Pro7i Baja Kana dan ;+.
!a"#ar 2.5 E Sambungan pada proil kanal proil +,
Proil kanal C (0br.<.a)$ #3 F ga gb J t
Apabila tebal sayap t2 dan tebal badan t3 maka$ #3 F (ga gb) J (23t2 23t3)
Proil I (0br.<.b)$ #3 F ga3 gb J t
Apabila tebal sayap t2 dan tebal badan t3 maka$ #3 F (ga3 gb) J (23t2 23t3)
9. *uas Penampang 6etto ekti.
*uas neto ( Anet) yang diperoleh sebelumnya harus dikalikan dengan faktor
efektifitas penampang $ 3 $ akibat adanya eksentrisitas pada sambungan$ yang disebut
shear leg $ S6I 4> 2D3H3443 s.24.3. menetapkan sebagai berikut$
Ae F 3 . Anet
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 19/64
BAB II Tinjauan Pustaka
!imana$ Ae F luas neto eekti.
3 F koeisien reduksi.
Anet F luas neto penampang.
7oeisien reduksi 3 untuk hubungan yang menggunakan baut atau paku keeling
diperoleh dari persamaan berikutE
3 F 2 J ( % +) 4$H
!imana$ 3 F aktor reduksi.
% F eksentrisitas sambungan jarak tegak lurus arah gaya tarik$ antara
titik berat penampang komponen yang disambung dengan bidang
sambungan$ mm.
+ F panjang sambungan pada arah gaya
Bentukbentuk eksentrisitas sambungan adalah seperti gambar berikut$
!a"#ar 2.) E *etak eksentrisitas sambungan.
Pada sambungan las$ eksentritas dihitung sebagai berikut (S6I s.24.3.3)$
a). Bila gaya tarik hanya disalurkan oleh pengelasan memanjang ke komponen
struktur yang bukan pelat$ atau oleh kombinasi pengelasan memanjang dan
melintang$
Ae F Ag
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 20/64
BAB II Tinjauan Pustaka
b). Bila gaya tarik hanya disalurkan oleh pengelasan melintang$ A adalah jumlah luas
penampang neto yang dihubungkan secara langsung dan 3 F 2$4.
Ae F # . Ag F Ag
c). Bila gaya tarik disalurkan ke sebuah komponen struktur pelat dengan pengelasan
sepanjang kedua sisi pada ujung pelat$ dengan l & E
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 21/64
BAB II Tinjauan Pustaka
!a"#ar 2.6 E Sambungan las.
Ae F # . Ag
untuk l 3& 3 F 2$44
untuk 3& l 2$:& 3 F 4$D
untuk 2$:& l & 3 F 4$D:
:. Keangsingan Batang Tarik.
7elangsingan komponen struktur tarik$ G F +kr$ dibatasi sebesar 354 untuk
batang tarik utama$ dan >44 untuk batang tarik sekunder$ dimana +k adalah panjang
batang tarik$ r adalah jarijari inertia$ S6I s.24.>.5.(2).
5. !eser Bok .
Suatu keruntuhan dimana mekanisme keruntuhannya merupakan kombinasi
geser dan tarik dan terjadi mele%ati lubanglubang baut pada komponen struktur tarik disebut keruntuhan geser blok. 7eruntuhan jenis ini sering terjadi pada
sambungan dengan baut terhadap pelat badan yang tipis pada komponen struktur
tarik. 7eruntuhan tersebut juga umum dijumpai pada sambungan pendek$ yaitu
sambungan yang menggunakan dua baut atau kurang pada garis searah dengan
bekerjanya gaya.
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 22/64
BAB II Tinjauan Pustaka
!a"#ar 2.10 E 0eser blok$ kombinasi keruntuhan antara geser dan tarik.
7eruntuhan geser blok adalah perjumlahan antara tarik leleh (atau tarik
raktur) dengan geser raktur (atau geser leleh)$ dengan tahanan nominal ditentukan
oleh salah satu persamaan berikut$
a). 0eser leleh dengan tarik raktur$
Bila f u . Ant $ 4$< f u . An" $ maka N n F 4$< f y . Ag" f u . Ant
b). 0eser raktur dengan tarik leleh$
Bila f u . Ant K 4$< f u . An" $ maka N n F 4$< f u . An" f y . Agt
!imana$
Ag" F luas kotorbruto akibat geser.
An" F luas netto akibat geser.
Agt F luas kotorbruto akibat tarik.
Ant F luas netto akibat tarik.
C. ,esain $+, Ko"%onen Struktur Koo"
Perencanaan komponen struktur balok kolom$ diatur dalam S6I 4>2D3H3443
Pasal 22.> yang menyatakan bah%a suatu komponen struktur yang mengalami
momen lentur $gaya geser$ dan gaya aksial
Mo"en $entur
=umus umum perhitungan tegangan akibat momen lentur$ dapat digunakan
dalam kondisi umum. Tegangan lentur pada penampang proil yang mempunyai
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 23/64
BAB II Tinjauan Pustaka
minimal satu sumbu simetri$ dan dibebani pada pusat gesernya$ dapat dihitung dari
persamaanE
! = , x
* x
+ , y
* y
dengan x=¿
I x
- y*¿
dan y=¿
I y
- x*¿
sehingga! =
, x - y
I x+
, y - x
I y
dengan ! F tegangan lentur
, x ' , y F momen lentur arah M dan y
* x ' * y F modulus penampang arah M dan y
I x ' I y F momen inersia arah M dan y
# x # y F jarak dari titik berat ke tepi serat rah M dan y
7omponen struktur yang mengalami momen lentur $gaya geser$ dan gaya aksial
harus direncanakan untuk memenuhi ketentuan sebagai berikutE
#ntuk
" u
ϕ . " n$0,2
" u
ϕ . " n+8
9
(
, ux
ϕb ., nx+ , uy
ϕb . , ny
)1,0
#ntuk
" u
ϕ . " n<0,2
" u
ϕ . " n+8
9 ( , ux
ϕb . , nx
+ , uy
ϕb . , ny)<1,0
dengan E
" u adalah gaya tekan aksial teraktor
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 24/64
BAB II Tinjauan Pustaka
" n Adalah tahanan tekan nominal dengan menganggap batang sebagai suatu
elemen tekan murni Adalah aktor reduksi tahanan tekan F4$:
, ux Adalah momrn lentur teraktor terhadap sumbu %$ dengan
memperhitungkan eek orde kedua$ yang akan dibahas kemudian , nx Adalah tahanan momen mominal untuk lentur terhadap sumbu %
ϕb Adalah aktor reduksi tahanan lentur F 4$H4
, uy Sama dengan . u%$ namun dihitung dengan acuan sumbu y
, ny Sama dengan . n%$ namun dihitung dengan acuan sumbu y
!alam pembahasan di atas disebutkan bah%a besarnya momen lentur teraktor
dari suatu kompenen struktur balok kolom dihitung dengan menggunakan analisis
orde kedua. S6I 4>2D3H3443 menyatakan bah%a pengaruh orde kedua harus
diperhatikan melalui salah satu dari dua analisis berikutE
2. Suatu analisis orde pertama dengan memperhitungkan perbesaran momen.
3. Analisis orde kedua menurut caracara yang telah baku dan telah diterima
secara umum.
,. ,esain $+, Ko"%onen Struktur Baok
Perencanaan komponen struktur balok kolommenyatakan bah%a suatu
komponen struktur yang mengalami momen lentur $gaya geser$ dan gaya torsi
• /omen *entur
=umus umum perhitungan tegangan akibat momen lentur$ dapat digunakan
dalam kondisi umum. Tegangan lentur pada penampang proil yang mempunyai
minimal satu sumbu simetri$ dan dibebani pada pusat gesernya$ dapat dihitung dari
persamaanE
! = , x
* x
+ , y
* y
dengan x=¿
I x
- y
*¿
dan y=¿
I y
- x
*¿
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 25/64
BAB II Tinjauan Pustaka
sehingga! =
, x - y
I x+
, y - x
I y
dengan ! F tegangan lentur
, x ' , y F momen lentur arah M dan y
* x ' * y F modulus penampang arah M dan y
I x ' I y F momen inersia arah M dan y
# x # y F jarak dari titik berat ke tepi serat arah M dan y
!esai Balok Terkekang *ateral
Tahanan balok dalam desain *=,! harus memenuhi persyaratanE
ϕb . , n> , u
denganϕb F 4$H4
, n F tahanan momen nominal
, u F momen lentur akibat beban teraktor
!alam perhitungan tahanan momen nominal dibedakan antara penampang
kompak$ tidak kompak$ dan langsing seperti halnya saatmembahas batang tekan.
!imana batasannya adalah sebagai berikutE
2. Penampang kompak E λ< λ /
3. Penampang tidak kompak E λ /< λ< λr
>. *angsing E λ> λr
• Penampang 7ompak
Tahanan momen nominal untuk balok terkekang lateral dengan penampang kompakE
, n= , /=0 . ! y
dengan E , / F tahanan momen plastis
0 F modulus plastis
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 26/64
BAB II Tinjauan Pustaka
! y F kuat leleh
• Penampang Tidak 7ompak
Tahanan momen nominal pada saat λ= λr adalahE
, n= , r= (! y−! r ) . *
dengan E ! y F tahanan leleh
! r F tegangan sisa
*F modulus penampang
Besarnya tegangan sisa ! r F D4/Pa untuk penampng gilas panas$ dan 22: /pa
untuk penampang yang dilas.
Bagi penampang tidak kompak yang mempunyai λ /< λ< λr $ maka
besarnya tahanan momen nominal dicari dengan melakukan interpolasi linear$
sehingga diperolehE
, n= λr− λ λr− λ /
, /+ λ− λ /
λr− λ /
, r
dengan λ=¿ kelangsingan penampang balok (F
b
2 t ! )
λr ' λ / dapat dilihat dalam table D:.2 Peraturan Baja atau dalam
Tabel H.2 dan Tabel H.3
#ntuk balokbalok hibrida dimana ! y! > ! yw maka perhitungan , r arus
didasarkan pada nilai terkecil antara ( ! y! −! r ¿ dengan
! yw .
• Torsi Puntiran Pada Balok
Pembebanan pada bidang yang tak melalui pusat geserakan mengakibatkan batang
terpuntir jika tak ditahan oleh pengekan luar. Tegangan punter akibat mmen punter
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 27/64
BAB II Tinjauan Pustaka
(torUue) terdiri dari tegangan lentur dan geser. Tegangan ini harus digabungkan
dengan tegangan lentur dan geser yang bukan disebabkan oleh torUue.
Torsi dapat dibedakan menjadi dua jenis$ yakni torsi murni (pure torsion Saint
Nenant's Torsion) dan torsi terpilin ( %arping torsion). Torsi murni mengasumsikan
bah%a penampang melintang yang datar akan tetap datar setelah mengalami torsi
dan hanya terjadi rotasi saja.
Torsi /urni
Seperti halnya kelengkungan lentur (perubahan kemiringan perstauan panjang) dapat
diekspresikan sebagai .5I6 d " yd " 7 $ yakni momen dibagi kekakuan lentur sama
dengan kelengkungan$ maka dalam torsi murni$ puntiran . dibagi keekakuan torsi
89 sama dengan kelengkungan torsi (perbahan sudut punterϕ
persatuan panjang)
, s=12 dϕ
d%
denganE , s adalah torUue murni
8 adalah modulus geser
I adalah konstanta torsi
Torsi Terpilin
0ambar 3.22 Torsi Pada Proil Baja
Sebuah balok yang memikul torUue , % $ maka bagian lens tekan akan
melengkung kesalah satu sisi lateral$ sedang lens tarik melengkung ke sisi lateral
lainnya. Penampang pada 0ambar 3. /emperlihatkan balok yang puntirannya
ditahan di ujungujung namun lens bagian atas berdeormasi kesamping (arah
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 28/64
BAB II Tinjauan Pustaka
lateral) sebesar u f: lenturan ini menimbulkan tegangan norma lentur (tarik dan tekan)
serta tegangan geser sepanjang lens.
Secara umum torsi pada balok dianggap sebagai gabungan antara torsi murni dan
torsi terpilin.
• Persamaan !ierensial utuk Torsi Terpuntir
!ari gambar $ untuk sudut ϕ yang kecil akan diperolehE
u! =ϕ .h
2
Bilau! dideerensiasikan tiga kali terhadap 7 $ makaE
d2
u !
d%2 =
h
2.
d3ϕ
d%3
!ari hubungan momen dan kelengkungandapat dituliskanE
d2u !
d%2 = , !
E . I !
!engan
, ! adalah momen lentur pada satu lens$ I f adalah momen inersia satu
lens terhadap sumbuy dari balok. 7arena ;6d.d7 $ makaE
d3u !
d%3 =
3 !
E . I !
!engan menyamakan persamaan diatas maka didapatkanE
3 ! =− E . I ! h
2. d
3ϕ
d%3
!alam 0ambar komponen torUue , w $ yang menyebabkan lenturan lateral dari
lens$ sama dengan gaya geser lens dikalikan h< sehinggaE
, w=3 ! . h=− E . I ! .h
2.d
3ϕ
d%3=− E .- w .
d3ϕ
d%3
dengan - w= I ! h
2
2 dengan sebut sebagai konstanta torsi terpilin.
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 29/64
BAB II Tinjauan Pustaka
TorUue total yang bekerja pada balok adalah jumlah dari , s dan
, w $ yakniE
, %= , s+ , w=1 .2 dϕ
d%− E .- w .
d3ϕ
d%3
9ika persamaan diatas dibagi dengan− E .- w maka didapatkanE
d3ϕ
d%3 =
1 . 2
E .- w
dϕ
d% =
− , %
E . - w
!engan mensubsitusikan λ
2= 1. 2
E . - w $ akan didapatkan suatu persamaan
dierensial linear tak homogenE
d3ϕ
d%3− λ
2. dϕ
d%=− , %
E .- w
Solusi dari persamaan dierensial ini adalahE
ϕ=ϕh+ϕ /= A1 . e λ%+ A2 . e
− λ%+ A3¿+(! 1 ( % ))
Atau ϕ= A sinh λ%+B cosh λ%+- = ! ( % )
dengan λ=
√ 1 . 2 E . - w
Torsi *ateral
Tekok torsi lateral adalah kondisi batas yang menentukan kekuatan sebuah balok.
Sebuah balok mampu memikul momen maksimum hingga mencapai momen plastis
( .p). Tercapai atau tidaknya momen plastis $ keruntuhan dari sebuah struktur balok
adalah satu dari peristi%a berikutE
2. Tekuk lokal dari lens tekan
3. Tekuk lokal dari %eb dalam tekan lentur
>. Tekuk torsi lateral
7etiga macam keruntuhan tersebut dapat terjadi pada kondisi elastis maupun
inelastis.
• Tekuk Torsi *ateral lastis
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 30/64
BAB II Tinjauan Pustaka
#ntuk memperhitungkan pengaruh akibat momen tak seragam$ S6I 4>2D3H
3443 (Pasal .>.2)menyatakan bah%a momen kritis untuk kondisi tekuk torsi
lateral untukproil I dan kanal ganda adalahE
, #r=- b . π L √
E . I y . 12 +( πE L )
2
I y . - w
• Tekuk Torsi *ateral lastis
7etika serat tekan mencapai regangan sebesar4
yang lebih besar dari
4 y(4>! y
E) $ pada keadaan ini cukup besar potensi terjadinya tekuk torsi
lateral inelastic. /eskipun kekakuan torsi tidak terlalu terpengaruh oleh
tegangan residu$ namun tegangan residu ini memberikan pengaruh cukup
besar terhadap tahanan lens tekan.
Akibat adanya tegangan residu tahanan momen elastis maksimum /r adalahE
, r=* x (! y−! r)
#ntuk dapat mencapai kapasitas rotasi =K >$ S6I 4>2D3H3443 (Tabel .>.3)mengambil harga yang lebih rendah$ yaituE
L /
r y
=1,76√ E
! y
Bila diinginkan kapasitas rotasi 5 $3
untuk digunakan dalam analisis
plastis$ S6I 4>2D3H3443 (Pasal D.:.3) mensyaratkanE
L /d
r y
=25.000+15.000(
, 1
, 2 )! y
!engan! y adalah tegangan leleh material$ /Pa
, 1 adalah momen ujung yang terkecil$ 6.mm
, 2 adalah momen ujung yang terbesar$ 6.mm
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 31/64
BAB II Tinjauan Pustaka
r y adalah jarijari girasi terhadap sumbu lemah
, 1/ , 2 bertanda positi untuk kasus kelengkungan ganda dan
negati"e untuk kelengkungan tunggal
. +aktor Be#an dan Ko"#inasi Be#an
/Pe"#e#anan
sebuah gedung harus direncanakan kekuatannya terhadap bebanbeban berikut E
2. Beban mati ( Dead +oad )
Beban mati yang diperhitungkan dalam struktur gedung bertingkat ini merupakan
berat sendiri elemen struktur bangunan yang memiliki ungsi struktural menahan
beban
3. Beban hidup ( +ive +oad )
Beban hidup yang diperhitungkan adalah beban hidup selama masa layan. Beban
hidup selama masa konstruksi tidak diperhitungkan karena diperkirakan beban hidup
masa layan lebih besar daripada beban hidup masa konstruksi
>. Beban 0empa
Beban gempa adalah beban yang timbul akibat percepatan getaran tanah pada saat
gempa terjadi. #ntuk merencanakan struktur bangunan tahan gempa$ perlu diketahui
percepatan yang terjadi pada batuan dasar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan$ %ilayah Indonesia dapat dibagi ke dalam < %ilayah Vona gempa.
/Ko"#inasi Pe"#e#anan
!alam Persamaan tampak bah%a tahanan rencana harus melebihi jumlah dari beban
beban kerja dikalikan dengan suatu aktor beban.Penjumlahan bebanbeban kerja ini
dinamakan sebagai kombinasi pembebanan. !alam peraturan baja Indonesia$ S6I
4>2D3H3443 Pasal <.3.3 mengenai kombinasi pembebanan (u'< dinyatakan bah%a
dalam perencanaan suatu struktur baja haruslah diperhatikan jenisjenis kombinasi
pembebanan berikut iniE
• 1<,
•
1<2, = 1<: $ = 0<9 '$a atau >*
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 32/64
BAB II Tinjauan Pustaka
• 1<2, = 1<: '$a atau >* * = '? $ $ atau 0<);*
• 1<2, = 1<3 ; = ? $ $ = 0<9 '$a atau >*
• 1<2, @ 1<0E = ? $ $
• 0<6, @ '1<3; atau 1<0E*
Keterangan:
, adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen$ termasuk
dinding$ lantai$ atap$ plaon$ partisi tetap$ tangga$ dan peralatan layan tetap.
$ adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung$ termasuk beban
kejut$ tetapi tidak termasuk beban ingkungan seperti angin$ hujan$ dan lainlain.
,aktor beban untuk * harus sama dengan 2$4 untuk garasi parkir$ daerah yang
digunakan untuk pertemuan umum dan semua daerah yang memikul beban hidup
lebih besar dari :kPa
$a adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama pera%atan oleh pekerja$
peralatan$ dan material$ atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda
bergerak.
> adalah beban hujan$ tidak termasuk yang diakibatkan genangan air.
; adalah beban angina
E adalah beban gempa$ yang ditentukan menurut S6I 4>J2D3<J2HH$ atau
penggantinya.
dengan$ $ 0<9 bila $ 9 kPa$ dan ? $ 1 bila $ 9 kPa. 7ekecualianE ,aktor
beban untuk * di dalam kombinasi pembebanan harus sama dengan 1<0 untuk garasi
parkir$ daerah yang digunakan untuk pertemuan umum$ dan semua daerah di mana
beban hidup
2. Sa"#ungan Baut
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir$ salah satu ujungnya
dibentuk kepala baut (umumnya bentuk kepala segi enam ) dan ujung lainnya
dipasang murpengunci.
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 33/64
BAB II Tinjauan Pustaka
!alam pemakaian di lapangan$ baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi
sambungan tetap$ sambungan bergerak$ maupun sambungan sementara yang dapat
dibongkardilepas kembali. Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada
umumnya ulir segi tiga (ulir tajam) sesuai ungsinya yaitu sebagai baut pengikat.
Sedangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk bautbaut
penggerak atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alatalat permesinan yang
lain.
0ambar 3.23 Baut
7eterangan E =ing pada pemasangan bautmur berungsi agar mur dikencangkan
dengan keras tidak mudah dol
2.4.1 Jenis Baut
• Baut -itam
Waitu baut dari baja lunak ( St>5 ) banyak dipakai untuk konstruksi ringan sedang
misalnya bangunan gedung$ diameter lubang dan diameter batang baut memiliki
kelonggaran 2 mm.
• Baut Pass
Waitu baut dari baja mutu tinggi (St53 ) dipakai untuk konstruksi berat atau beban
bertukar seperti jembatan jalan raya$ diameter lubang dan diameter batang baut
relati pass yaitu kelonggaran K 4$2 mm
2..2 Ukuran ,ia"eter Baut
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 34/64
BAB II Tinjauan Pustaka
0ambar3.2> #kuran !iameter baut
2..3 Keuntungan Sa"#ungan Baut
2. *ebih mudah dalam pemasanganpenyetelan konstruksi di lapangan.
3. 7onstruksi sambungan dapat dibongkarpasang.
>. !apat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja 5d ( tidakseperti paku keling dibatasi maksimum 5d ).
5. !engan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan untuk
konstruksi berat jembatan.
Conto( Sa"#ungan Baut
!a"#ar2.1 Contoh Sambungan Baut2.. Jenis/ Jenis Sa"#ungan Baut
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 35/64
BAB II Tinjauan Pustaka
• Baut dengan 2 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut
Baut dengan 3 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut)
• Baut yang dibebani sejajar dengan sumbunya
• Baut yang dibebani sejajar sumbu dan tegak lurus sumbu
2..9 Jarak/ Jarak Baut Pada Sa"#ungan
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 36/64
BAB II Tinjauan Pustaka
• Banyaknya baut yang dipasang pada satu baris yang sejajar arah gaya$ tidak
boleh lebih dari : buah.
• 9arak antara sumbu buat paling luar ke tepi atau ke ujung bagian yang
disambung$ tidak boleh kurang dari 2$3 d dan tidak boleh lebih besar dari >d
atau < t (t adalah tebal terkecil bagian yang disambungkan).
• Pada sambungan yang terdiri dari satu baris baut$ jarak dari sumbu ke sumbu
dari 3 baut yang berurutan tidak boleh kurang dari 3$: d dan tidak boleh lebih
besar dari D d
•9ika sambungan terdiri dari lebih satu baris baut yang tidak berseling$ maka
jarak antara kedua baris baut itu dan jarak sumbu ke sumbu dari 3 baut yang
berurutan pada satu baris tidak boleh kurang dari 3$: d dan tidak boleh lebih
besar dari D d atau 25 t.
2..: Prinsi% U"u" Jarak/ Jarak Sa"#ungan Baut
d F tebal pkbaut
t F tebal batang baja utama
tX F tebal plat penyambung
2..5 S&arat Kea"anan Sa"#ungan
Tebal plat penyambung F (tX tX) lebih besar atau sama dengan tebal baja batang
utama (t)
2t 6 $ t
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 37/64
BAB II Tinjauan Pustaka
u F jarak ujung F 3d >d
c F jarak tepi F 2$:d >d
s F jarak antar pkbaut F >d Dd ( atau maksimum 25t )
khusus untuk batang tekan FFFFFFFF s F >d 5$:d( maks. Ht )
2..) Prinsi%/ %rinsi% Baut dari SNI
Jarak
9arak antar pusat lubang pengencang tidak boleh kurang dari > kali diameter nominal
pengencang. 9arak minimum pada pelat harus melalui perhitungan struktur seperti
pada S6I.
• 9arak tepi minimum
9arak minimum dari pusat pengencang ke tepi pelat atau pelat proil harus memenuhi
spesiikasi dalam tabelE
Ta#e 2.1 9arak Tepi /inimum
Tepi dipotong dengan
tangan
Tepi dipotong dengan
mesin
Tepi dipotong dengan
potongan
2$D: d b 2$:4 d b 2$3: d b
• 9arak tepi maksimum
9arak dari pusat tiap pengencang ke tepi terdekat suatu bagian yang berhubungandengan tepi yang lain tidak boleh lebih dari 23 kali tebal pelat lapis luar tertipis
dalam sambungan dan juga tidak boleh melebihi 2:4 mm.
2.9 Sa"#ungan $as
Sambungan las adalah sambungan antara dua logam dengan cara pemanasan$ dengan
atau tanpa logam pengisi. Sambungan terjadi pada kondisi logam dalam keadaan
plastis atau leleh. Sambungan las banyak digunakan padaE 7onstruksi baja$ 7etel uap
dan tangki$
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 38/64
BAB II Tinjauan Pustaka
2.9.1 Jenis D Jenis Sa"#ungan $as4
0ambar 3.2: Pengelasan Busur 6yala
2) Sambungan Sebidang
Sambungan sebidang dipakai terutama untuk menyambung ujungujung plat datar
dengan ketebalan yang sama atau hampir sarna. 7euntungan utama jenis sambungan
ini ialah menghilangkan eksentrisitas yang timbul pada sambungan le%atan tunggal
seperti dalam 0ambar <.2<(b). Bila digunakan bersama dengan las tumpul penetrasi
sempurna (ull penetration groo"e %eld)$ sambungan sebidang menghasilkan ukuran
sambungan minimum dan biasanya lebih estetis dari pada sambungan bersusun.
7erugian utamanya ialah ujung yang akan disambung biasanya harus disiapkan
secara khusus (diratakan atau dimiringkan) dan dipertemukan secara hatihati
sebelum dilas. -anya sedikit penyesuaian dapat dilakukan$ dan potongan yang akan
disambung harus diperinci dan dibuat secara teliti. Akibatnya$ kebanyakan
sambungan sebidang dibuat di bengkel yang dapat mengontrol proses pengelasan
dengan akurat.
3) Sambungan *e%atan
Sambungan le%atan pada 0ambar 3.2: merupakan jenis yang paling umum.
Sambungan ini mempunyai dua keuntungan utamaE
• /udah disesuaikan. Potongan yang akan disambung tidak memerlukan
ketepatan dalam pembuatannya bila dibanding dengan jenis sambungan lain.
Potongan tersebut dapat digeser untuk mengakomodasi kesalahan kecil
dalam pembuatan atau untuk penyesuaian panjang.
• /udah disambung. Tepi potongan yang akan disambung tidak memerlukan
persiapan khusus dan biasanya dipotong dengan nyala (api) atau geseran.
Sambungan le%atan menggunakan las sudut sehingga sesuai baik untuk
pengelasan di bengkel maupun di lapangan. Potongan yang akan disambung
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 39/64
BAB II Tinjauan Pustaka
dalam banyak hal hanya dijepit (diklem) tanpa menggunakan alat pemegang
khusus. 7adangkadang potonganpotongan diletakkan ke posisinya dengan
beberapa baut pemasangan yang dapat ditinggalkan atau dibuka kembali
setelah dilas.
• 7euntungan lain sambungan le%atan adalah mudah digunakan untuk
menyambung plat yang tebalnya berlainan.
>) Sambungan Tegak
9enis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan (builtup) seperti
proil T$ proil 2$ gelagar plat (plat girder)$ pengaku tumpuan atau penguat samping
(bearing stiener)$ penggantung$ konsol (bracket). #mumnya potongan yang
disambung membentuk sudut tegak lurus seperti pada 0ambar <.2<(c). 9enis
sambungan ini terutama bermanaat dalam pembuatan penampang yang dibentuk
dari plat datar yang disambung dengan las sudut maupun las tumpul.
5) Sambungan Sudut
Sambungan sudut dipakai terutama untuk membuat penampang berbentuk boks segi
empat seperti yang digunakan untuk kolom dan balok yang memikul momen puntir
yang besar.
:) Sambungan Sisi
Sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering dipakai untuk
menjaga agar dua atau lebih plat tetap pada bidang tertentu atau untuk
mempertahankan kesejajaran (alignment) a%al.
2.9.2 Keuntungan dan Kee#i(an Sa"#ungan $as4
2. *ebih murah dan lebih ringan
3. Tidak ada pengurangan luas penampang
>. Permukaan sambungan bisa dibuat rata
5. Bahaya terhadap korosi kurang
:. /udah pembersihannya
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 40/64
BAB II Tinjauan Pustaka
<. Tampak lebih bagus
7ekuranganE
2. -anya untuk logam sejenis
3. Pengelasan dilapangan lebih sukar dari sambungan kelingbaut
>. Sambungan Cendrung melengkung
2.5.3 Pembatasan Ukuran Las Sudut
Tabel.2.2 Ukuran Minimum Las Sudut
Tebal Pelat (t,mm) Palin Tebal Ukuran Minimum Las Sudut
(a,mm)t 7
7<t 10
10<t <15
15<t
3
4
5
!
Sedankan "embatasan ukuran maksimum las sudut#
a. Untuk $%m"%nen denan tebal !,4mm,diambil setebalk%m"%nen
b. Untuk k%m"%nen denan tebal !,4mm atau lebi&, diambil
1,!mm kuran dari tebal k%m"%nen
Pan'an eekti las sudut adala& seluru& "an'an las sudut
berukuran "enu& dan "alin tidak &arus em"at kali ukuran las, 'ika
kuran maka ukuran las untuk "erenanaan diana" sebesar *
kali "an'an eekti.
2.5.4 Ta&anan +%minal Sambunan Las
il%s%- umum dari L/ ter&ada" "ers0aratan keamanan suatu
struktur, dalam &al ini terutama untuk las, adala& ter"enu&in0a
"ersamaan#
ϕ . 5nw $ 5 n
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 41/64
BAB II Tinjauan Pustaka
denan ϕ adala& akt%r ta&anan
5nw adala& ta&anan n%minal "ersatuan "an'an luas
5n adala& beban terakt%r "er satuan "an'an luas
Las Tum"ul
$uat las tum"ul "enetrasi "enu& diteta"kan sebaai berikut#
a. Bila sambunan dibebani denan a0a tarik atau a0a
tekan aksial ter&ada" luas eekti, maka#
ϕ .5nw=0,90.t e . ! y (ba&an dasar)
ϕ . 5nw=0,90.t e . ! yw (las)
b. Bila sambunan dibebani denan a0a eser ter&ada"
luas eekti, maka#
0,6 !
(¿¿ y )ϕ .5nw=0,90. t e .¿
(ba&an dasar)
0,6 !
(¿¿uw)ϕ . 5nw=0,90.t e .¿
(las)
/enan! y dan
! n adala& kuat lele& dan kuat tarik
"utus.
Las Sudut
$uat renana "ersatuan "an'an las sudut, ditentukan sebaaiberikut#
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 42/64
BAB II Tinjauan Pustaka
0,6 !
(¿¿uw)ϕ . 5nw=0,75.t e .¿
(las)
ϕ . 5nw=0,90.t e .(0,6 ! u) (ba&an dasar)
Las Ba'i dan Pasak
$uat renana bai las ba'i dan "asak ditentukan#
0,6. !
(¿¿uw) . Aw
ϕ . 5nw=0,75.t e .¿
/imana Aw adala& luas eekti las
! uw adala& kuat tarik "utus l%am las
2.: Peren-anaan Struktur Baa(
!alam pemilihan struktur ba%ah harus mempertimbangkan halhal sebagai
berikut E
2. 7eadaan tanah pondasi
7eadaan tanah ini berhubungan dengan pemilihan tipe pondasi yang sesuai$
yaitu jenis tanah$ daya dukung tanah$ kedalaman lapisan tanah keras.
3. Batasan akibat struktur di atasnya
7eadaan struktur sangat mempengaruhi pemilihan jenis pondasi$ yaitu
kondisi beban dari struktur diatasnya (besar beban$ arah beban$ penyebaran
beban).
>. 7eadaan lingkungan disekitarnya
/eliputiE lokasi proyek$ dimana pekerjaan pondasi tidak boleh mengganggu
atau membahayakan bangunan dan lingkungan di sekitarnya.
5. Biaya dan %aktu pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan pondasi harus mempertimbangkan biaya dan %aktu
pelaksanaannya sehingga proyek dapat dilaksanakan dengan ekonomis dan
memenuhi aktor keamanan. Pelaksanaan juga harus memenuhi %aktu yang
relati singkat agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan eekti dan eisien
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 43/64
BAB II Tinjauan Pustaka
!engan mempertimbangkan halhal di atas$ maka pondasi untuk struktur
to%er ini direncanakan pondasi tiang pancang. Selain itu$ pemilihan sistem pondasi
tiang pancang ini didasarkan atas pertimbanganE
2. Beban yang bekerja cukup besar.
3. Pondasi tiang pancang dibuat dengan sistem sentriugal$ menyebabkan beton
lebih rapat sehingga dapat menghindari bahaya korosi akibat rembesan air
>.
2.:.1. Penentuan Para"eter Tana(
7ondisi tanah selalu mempunyai peranan penting pada suatu lokasi
pekerjaan konstruksi. Tanah adalah landasan pendukung suatu bangunan. #ntuk
dapat mengetahui susunan lapisan tanah yang ada$ serta siat siatnya secara
mendetail$ untuk perencanaan suatu bangunan yang akan dibangun maka dilakukan penyelidikan dan penelitian. Pekerjaan penyelidikan dan penelitian tanah ini
merupakan penyelidikan yang dilakukan di laboratorium dan lapangan.
/aksud dari penyelidikan dan penelitian tanah adalah melakukan in"estigasi
pondasi rencana bangunan untuk dapat mempelajari susunan lapisan tanah yang
ada$ serta siatsiatnya yang berkaitan dengan jenis bangunan yang akan dibangun
di atasnya.
2.:.2. Anaisis da&a dukung tana(
Analisis !aya dukung mempelajari kemampuan tanah dalam mendukung
beban pondasi struktur yang terletak di atasnya. !aya dukung tanah ( =earing
Capacity ) adalah kemampuan tanah untuk mendukung beban baik dan segi struktur
pondasi maupun bangunan di atasnya tanpa terjadi keruntuhan geser. !aya dukung
batas ( ultimate bearing capacity ) adalah daya dukung terbesar dari tanah dan
biasanya diberi simbol Pult. !aya dukung ini merupakan kemampuan tanah
mendukung beban$ dan diasumsikan tanah mulai terjadi keruntuhan. Besarnya daya
dukung yang diijinkan sama dengan daya dukung batas dibagi angka keamanan$
rumusnya adalahE
Pall F
/ult
F)
Perancangan pondasi harus dipertimbangkan terhadap keruntuhan geser dan
penurunan yang berlebihan. #ntuk terjaminnya stabilitas jangka panjang$ perhatian
harus diberikan pada perletakan dasar pondasi. Pondasi harus diletakkan pada
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 44/64
BAB II Tinjauan Pustaka
kedalaman yang cukup untuk menanggulangi resiko adanya erosi permukaan$
gerusan$ kembang susut tanah dan gangguan tanah di sekitar pondasi.
2.:.3. Peren-anaan %ondasi tiang %an-ang
a. Perhitungan daya dukung "ertikan tiang pancang
Analisisanalisis kapasitas daya dukung dilakukan dengan cara
pendekatan untuk memudahkan perhitungan. Persamaanpersamaan yang dibuat
dikaitkan dengan siat siat tanah dan bentuk bidang geser yang terjadi saat
keruntuhan.
2 Berdasarkan kekuatan bahan
/enurut Peraturan Beton Indonesia (PBI)$ tegangan tekan beton yang
diijinkan yaituE
b F 4.>>YXc E Xc F kekuatan karakteristik beton.
b F 4.>>Y3:4 F 3.: kgcm3
Ptiang F B b Z Atiang.
dimanaE
Ptiang F 7ekuatan pikul tiang yangdiijinkan
b
FTegangan tekan tiang terhadap
penumbukan
A tiang F *uas penampang tiang pancang
2 Berdasarkan hasil sondir
Tes Sondir atau Cone >enetration $est ( CPT ) pada dasarnya adalah untuk
memperoleh tahanan ujung 5nd =earing ( U ) dan tahanan selimut riction >ile ( c )
sepanjang tiang. Tes sondir ini biasanya dilakukan pada tanah tanah kohesi dan
tidak dianjurkan pada tanah berkerikil dan lempung keras. Persamaan untuk
menghitung daya dukung tiang pancang menurut data CPT adalahE
> =
Atiang Z p + # Z 9?>
tiang > :
!imana E
Ptiang F !aya dukung keseimbangan tiang ( kg)
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 45/64
BAB II Tinjauan Pustaka
6ilai conus yang dipakai untuk menentukan daya dukung ini
sebaiknya digunakan ratarata dari nilai conus pada kedalaman 5! di atas
ujung ba%ah tiang dan 5! di ba%ah ujung ba%ah tiang.
8 F 7eliling tiang pancang ( cm)
9-P F Total riction ( kgcm
> Berdasarkan hasil SPT
#ntuk menghitung daya dukung tiang pancang dengan menggunakan data
SPT dapat digunakan menurut 9apan ,oad Association. 9apan ,oad Association
mengusulkan cara untuk menentukan tahanan riksi batas dan tahanan ujung batas
untuk precast pile dan cast in place pile. Tahanan riksigaya geser pada dinding
tiang adalah seperti tertera pada tabel 3.>. Tahanan ujung untuk precast pile
ditentukan dengan menggunakan gambar 3.2H. Tahanan ujung (Ud) untuk tiang yang
dicor di tempat dapat diambildiperkirakan dari tabel 3.5 dengan mengabaikan
perbandingan dalamnya lapisan tanah pendukung. *angkahlangkah untuk
menghitung daya dukung tiang pancang dengan metode 9apan ,oad Association
adalah
/enentukan panjang penetrasi
Panjang Penetrasi !itentukan Berdasarkan gambar pada masingmasing hasil
data SPT. #ntuk menentukan panjang penetrasi langkahlangkahnya adalah E
• /enentukan nilai SPT pada ujung tiang (62)
• /enentukan nilai SPT ratarata untuk 5! ke atas dariujung tiang (63)
• /enentukan nilai SPT ratarata dari 62 dan 63 ( N )
[ /enentukan jarak antara nilai SPT ujung tiang dengan
nilai SPT ratarata ( N )
[ /embuat bidang luasan di atas nilai SPT ratarata yang
seimbang dengan bidang luasan di ba%ah nilai SPT ratarata
[ /enentukan jarak antara nilai SPT ratarata dengan nilai
SPT teratas dari bidang luasan di atas nilai SPT ratarata
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 46/64
BAB II Tinjauan Pustaka
[ Panjang penetrasi adalah jumlah dari jarak antara nilai SPT
ujung tiang dengan nilai SPT ratarata (6) dan jarak antara nilai SPT rata
rata dengan nilai SPT teratas dari bidang luasan di atas nilai SPT ratarata
/enentukan tahanan ujung (Ud) *angkahlangkahnya yaitu E
[ /embagi panjang penetrasi (l) dengan diameter tiang (!)
[ /enentukan nilai Ud6 dari gambar 3.2<$ kemudian Ud
didapat
/enghitung tahanan ujung (Ud) dari nilai Ud dikalikan luas tiang
/enentukan tahanan riksi (U)
Berdasarkan tabel 3.> diketahui aktor reduksi untuk tahanan riksi. Tahanan
riksi merupakan hasil kali antara keliling tiang dengan jumlah nilai SPT tiap
lapisan tanah
/enentukan daya dukung tiang pancang
Sumber @.ekanika $anah dan $eknik >ondas
Ptiang F Qd Q
Ta#e 2.3 6ilai tahanan riksigaya geser dinding tiang
9enis Tiang
Tiang yang dicor di9enis Tiang Pracetak Tempat
Tanah Pondasi
Tanah Berpasir N (≤ 24) N (≤ 23): 3
Tanah kohesi C or N (≤23)
C or
N (≤ 23)
33
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 47/64
BAB II Tinjauan Pustaka
Ta#e 2. /etode untuk menghitung Qd pada castin place pile
Intensitas daya *apisan 7erikil 2) N ≥ :4 D:4
dukung ultimate :4 6 ≥ 54 :3:
pada ujung tiang
*apisan Pasir 2)
54 6 ≥ >4 >44
(Ud) N ≥ >4 >44
*apisan lempung> Uu 3)
7eras
2) Perbedaan antara lapisan kerikil dengan lapisan berpasir dapatdipertimbangkan berdasarkan hasil penyelidikan pada sejumlah
kecil tanah tersebut. *apisan berpasir yang bercampur dengan
kerikil dianggap sama dengan lapisan berpasir tanpa kerikil.
-arga 6 diperoleh dari penyelidikan.3) Pada lapisan lempung keras$ intensitas daya dukung ditetapkan
berkenaan dengan @7riteria perencanaan pondasi kaison Uu
adalah kekuatan geser unconfined (tm3)@
Sumber @ .ekanika $anah dan $eknik >ondasi
!a"#ar 2.1: 0raik perhitungan dari intensitas daya dukung ultimate tanah pondasi
pada ujung tiang
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 48/64
BAB II Tinjauan Pustaka
.5 Berdasarkan Pelaksanaan
e f %A%? + n3 Zp
P F
s + 4$: %(c +
c + c +p3
)
2 >
!imana E
P F kapasitas beban pada tiang
+ F berat hammer dalam kg ( F 4$:Z+p <44 kg )
- F tinggi jatuh hammer dalam cm ( 3m F 344 cm )
S F penurunan perpukulan dalam cm ( F 2$5 cm)
c2 F tekanan elastis sementara pada tiang dan penutup F 4$3
c 3 F simpangan tiang akibat tekanan elastis sementara F 4$5
c > F tekanan elastis sementara pada tanah F 4$2
e f F eisiensi hammer F : R untuk double acting hammer
F 244 R untuk drop hammer
n F koeisien restitusi ( 4 sd 4$: )
+p F berat tiang p
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 49/64
BAB II Tinjauan Pustaka
2.:. ,a&a ,ukung Ijin Tiang !rou% 'Pa !rou% *
!alam pelaksanaan jarang dijumpai pondasi yang hanya terdiri
dan satu tiang saja$ tetapi terdiri dari kelompok tiang. Teori
membuktikan dalam daya dukung kelompok tiang geser tidak sama
dengan daya dukung tiang secara indi"idu dikalikan jumlah tiang
dalam kelompok$ melainkan akan lebih kecil karena adanya aktor
eisiensi.
!ipakai persamaan dari ?#niorm Building Code dari
AAS-8@ (Pondasi Tiang Pancang untuk #ni"ersitas dan #mum
karangan Ir. Sardjono -S. Penerbit Sinar +ijaya Surabaya )E
a. P"aF Gang Terjadi Pada Tiang Aki#at Pe"#e#anan
5ff =2 − ϕ( n − 2 ) m + ( m − 2 ) n
m Z n.
H4
dim ana E m E 0umlahbaris
N E 0umlahtiangdalamsatubaris
Φ E arc tan (d s)$ dalam dera0at
D E sisi tiang
S E 0arak antar tiang
P all group = × Pall 2 tiang (daya dukung tiang tunggal.
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 50/64
BAB II Tinjauan Pustaka
1. P
1. Per(itunPotongan diagra" tekanan tana(
> maM = Σ >v ± .% ZB maM
± .y Z C maM
N n % Σ y3
n y Σ %3
DimanaE
> ma% E beban maM yang diterima2tiang pancang
Σ >v E 0umlah beban vertikal
n E banyaknya tiang pancang
.% E momen arah
.y E momen arah B
C maM E absis maM ( 0arak ter0auh) tiang ke pusat berat kelompok tiang
B maM E ordinat maM ( 0arak ter0auh) tiang ke pusat berat kelompok tiang
n E banyak tiang dalam satu baris arah %
nB E banyak tiang dalam satu baris arah y
Σ y 3 E 0umlah kuadrat 0arak arahB (absis − absis) tiang
Σ % 3 E 0umlah kuadrat 0arak arah (ordinat − ordinat ) tiang
#. Kontro !a&a >oriHonta
Perhitungan menurut oundation of Structure oleh !un
-anma$
tiang akan terjepit sempurna pada kedalaman ( *d ) F \ sd 2> *p.
!imana E *d F kedalaman titik jepitan dari muka tanah
*p F panjang tiang yang masuk tanah
B
F lebar poer
*a F tinggi pile cap
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 51/64
BAB II Tinjauan Pustaka
!a"#ar 2.15 !iagram Tekanan Tanah Pasi
a. Tekanan Tana( Pasi7
BB' F 7p2 . γ2 .4$: B
CC' F 7p2 . γ2. 2 B
!!' F 7p2 . γ2. 2$: B
' F 7p2 . γ2. ( 3B 4$:.: ! )
,,' F 7p2 . γ2. ( 3$:B 4$:.: ! )00' F 7p3 . γ3. ( >B 4$:.: ! )
--' F 7p3 . γ3. ( >$:B 4$:.: ! )
I I' F 7p3 . γ3. ( 5B 4$:.: ! )
#. !a&a $atera &ang terjadi %ada tiang %an-ang
P2 F ] .AB.BB'
P3 F ]. BC.( BB'CC')
P> F ].C!.( CC'!!' )
P5 F ].!.( !!'' )
P: F ].,.( ',,' )
P< F ].,0.( ,,'00' )
PD F ].0-.( 00'--' )
P F ].-I.--'
Ptot F P2 P3 P> P5 P: P PD P
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 52/64
BAB II Tinjauan Pustaka
2. !a&a $atera &ang diijinkan
!itinjau dari titik *$ maka
Ptot. *V F P2.*2 P3.*3 P>.*> P5.*5 P:.*:
P<.*< PD.*D P.* ^ didapatkan *V
0aya horiVontal yang diijinkan ( -all)
_ /2 F 4 ^ -ult.*h J Ptot.*V F 4 ^ didapatkan - ult
Tiang akan mampu menahan beban horiVontal jika - yang
terjadi lebih kecil dari - ult$ sehingga tidak diperlukan
tiang pancang miring.
2.:.9 Penuangan Tiang Pan-ang Aki#at Pengangkatan Kondisi I
!a"#art 2.1) Pengangkatan Tiang Pancang dengan 3 titik
/2 F1
27∗a
2
/3 F1
8∗(7 (1−2a )2−1
27∗a
2)1
2 7∗a
2
F1
8∗(7 (1−2a )2−1
27∗a
2)
5a3 5a* *3 F 4
Kondisi II
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 53/64
BAB II Tinjauan Pustaka
!a"#ar 2.16 Pengangkatan tiang pancang dengan 2 Titik
/2 F1
27∗a
= 2 F1
2 7∗( L−a )−(
1
2 L
3−2aL
( L−a ) )2
=(7 L2−27∗a∗ L
2 ( L−a ) )
/M F = 2 Z x 1
2∗7∗ x
2
/ maM d,x
dx F 4
= 2 J /% F 4
x 6 51
7 =
L22aL
2( L−a )
.ma% 6 ." 6 , ( L2−2aL
2 ( L−a ) ).
1
2 7∗( L
2−2aL
2( L−a) )2
F
1
2∗7 ( L2−aL)
2( L−a)
/2 F /3
1
27∗a
F
1
2∗7 ( L2−aL )
2 ( L−a)
2a2−4aL+ L
2
F 4
2a2−100a+784 F 4
!ari dua kondisi diatas dipilih kondisi dimana momen yang terjadimaksimum sebagai yang menentukan menghitung tulangan.
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 54/64
BAB II Tinjauan Pustaka
2.:.:. Peren-anaan Soo7
Pada bagian dasar dari kolomkolom suatu struktur diperlukan adanya balok
balok penghubung yang berungsi untuk menyeragamkan penurunan yang terjadi
pada struktur maupun untuk mengantisipasi tarikantekanan yang terjadi pada kolom
yang bergoyang. Balok tersebut dinamakan sebagai sloo.
• Per(itungan #e#an %ada soo7
Beban yang bekerja pada sloo adalah daya dukung tanah yang dapat dihitung
sebagai berikut E
/ult = (c N c (2+ 4$> = +) +γ D f N / + 4$: γ = N γ (2 − 4$3 = +))
!imana
Pult F daya dukung ultimate tanah ( tm3)
c F kohesi tanah
6 berat isi tanah dasar
BF! F *ebar Pondasi! F 7edalaman pondasi
N γ, N / N c F aktor daya dukung tarVagli
Ap F luas dasar pondasi
* F panjang sloo
sehingga
/tumpuan F23 ZU ult Z *3
/lapangan F 235 Z U ult Z *3
Setelah diketahui / lapangan dan / tumpuannya$ maka dilakukan perhitungan
tulangan pada daerah tumpuan lapangan
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 55/64
BAB II Tinjauan Pustaka
2. l%%r ardener
!a"#ar 2.20 ,loor -ardener
,loor -ardener merupakan material bentuk bubuk (po%der) yang ditaburkan pada beton
basah dan kemudian dilakukan inishing dengan menggunakan mesin tro%el$ sehingga
akan menghasilkan permukan yang lebih keras$ tetapi rata dan halus serta mudah
dibersihkan. ,loor -ardener berguna untuk meningkatkan kekerasan beton$ kemampuan
ketahanan abrasi dan meminimalkan debu pada permukaan lantai beton.
,loor -ardener biasa digunakan pada lantai garasi$ area parkir $ area pergudangan$ area
pabrik industri$ dan areaarea yang membutuhkan lalu lintas. 7onsumsi kebutuhan
material ,loor -ardener disesuaikan dengan kondisi lalu lintas yang ada dapat diuraikan
sebagai berikut E
• #ntuk kebutuhan lalu lintas rendah (misalE garasi dan gudang kecil) konsumsi >
kgm3.
• #ntuk kebutuhan lalu lintas menengah (misalE lantai area pabrik dan area parkir )
konsumsi : kgm3.
• #ntuk kebutuhan lalu lintas tinggi (misal E lantai pabrik yang mennggunakan alat
berat) konsumsi D kgm3.
,loor -ardener bentuk bubuk (po%der) harus diaplikasikan pada beton basah$ kadang hal
Arie *ukman 1 232234442 :
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 56/64
BAB II Tinjauan Pustaka
tersebut menjadi kendala. /isal area cor beton tersebut mempunyai lalu lintas yang tinggi
selama proyek berlangsung$ jika langsung diaplikasikan ,loor -ardener$ maka lantai
tersebut akan dilalui lalu lintas kendaraan$ padahal idealnya aplikasi ,loor -ardener itu
sebaiknya dilalui setelah akhir proyek tersebut.
2.) Peat Bondek
Bondek '#onde-k* adalah sejenis plat lantai berlapis gal"anis atau yang sering disebut
dengan Structural ,loor !ecking (Struktur Plat *antai) yang berungsi sebagai alternati
pengganti sistem kon"ensional yang selama ini menggunakan tripleM sebagai bekisting
(bacaE cetakan) cor plat lantainya.
Berbeda dengan tripleM yang hanya berungsi sebagai bekisting$ plat bondek memiliki
kelebihan yaitu sebaga i bekisting tetap dan berungsi sebagai tulangan posit pada
struktur plat lantai tersebut.
!a"#ar 2.21 Pelat Bondek
Eeuntungan bila menggunakan >lat =ondek @
• +aktu pengerjaan lebih cepat dan bersih.
Arie *ukman 1 232234442 :H
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 57/64
BAB II Tinjauan Pustaka
• -anya diperlukan perancah support yang sederhana (minim)$ tanpa kehadiran
TripleM.
• Penghematan bahan cor$ dengan adanya proil struktur lobang lekuk pada bondek
bagian ba%ah tersebut$ sehingga plat lantai lebih ringan.
2.6. ,asar/,asar STAA,.Pro
STAA! adalah salah satu program analisa program analisa struktur yang pada saat
ini telah banyak dipakai diseluruh dunia. STAA! menggunakan teknologi yang paling
modern dalam rekayasa elemen hingga$ dengan metode input data berbasis object
oriented. Program ini dikembangkan oleh tim dengan pengalaman lebih dari 34 tahun
riset yang diadakan di #SA$ 7anada$ dan eropa dalam merumuskan metode ini. !engan
ketepatan numerik dan eisiensi perhitungan$ metode ini memberikan hasil yang lebih
baik daripada metode lain yang diketahui pada semua aplikasi rekayasa strukutur.
STAA! Pro adalah pilihan rekayasa structural proessional untuk baja$ beton$
kayu dan alumunium berbentuk desain baja yang mencakup struktur apapun termasuk
goronggorong$ pabrik petrokimia$ tero%ongan$ jembatan$tumpukan$ dan lain lain.$
melalui lingkungan leksibel$ maju itur$dan asih kolaborasi data$.
7elebihan yang sangat dominan yang dimilki oleh STAA! adalah adalah kemudahan
dalam penggunaannya. 0#I (0raphical #ser Interace) dirancang sedemikian rupa agar
userpengguna lebih mudah menggunakan aplikasi dari program ini.
3.H.2 0#I STAA! Pro
#ntuk lebih jelasnya$ bila anda membuka program STAA! maka anda akan mendapat
tampilan 0#I seperti diba%ah ini.
Arie *ukman 1 232234442 <4
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 58/64
BAB II Tinjauan Pustaka
gambar diatas adalah 0#I (elemen interace) dari program STAA!$ dimana ungsi dari
elemenelemen tersebut adalah sebagai berikut E
2. /enu Pulldo%n 0#I STAA!: Bisa juga disebut sebagai menu bar$ letaknya disebelah
Arie *ukman 1 232234442 <2
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 59/64
BAB II Tinjauan Pustaka
pojok kiri atas layar$ tepatnya diatas menu toolbar$ ungsi dari menu ini adalah untuk
memberikan akses ke semua asilitas dari STAA!
3. /enu Toolbar 0#I STAA!3 Terletak tepat diba%ah menu pulldo%n. /enu ini berguna
untuk mengakses perintah yang sering anda gunakan$ jadi anda tidak perlu repotrepot
lagi untuk mengakses perintah dari menu pulldo%n. 7eberadaan dari menu toolbar akan
sangat membantu sekali ketika anda bekerja dengan banyak pengeditan atau modiikasi
rancang bangun struktur$ sehingga pekerjaan anda akan semakin eekti dan tidak
membuangbuang %aktu karena harus mondarmandir di menu pulldo%n. Selain itu anda
juga bisa membuat customiVed toolbar sendiri.
>. /enu -alaman 0#I STAA!> Terletak disamping kiri layar. /enu halaman
adalah sekumpulan tab yang mana setiap tab dari kumpulan tab tersebut
memiliki page control didalamnya$ dimana didalam page control tersebut
terdapat tooltool yang berguna untuk memberikan perintah spesiik yang akan
memudahkan dalam pemodelan dan "eriikasi hasil analisa. 8rganisasi daritabtab tersebut menggambarkan operasi yang berurutan dari atas ke ba%ah$
sehingga betulbetul akan mengarahkan anda pada pemodelan yang sistematis
(berurutan mulai dari pemodelan J analisa J hingga "eri"ikasi )$ sehingga akan
memudahkan pekerjaan anda. Tidak hanya itu saja$ setiap tab dirancang dengan
nama yang spesiik dan icon tool tersendiri$ sehingga betulbetul memanjakan
dan memudahkan anda ketika bekerja pada program ini.
Arie *ukman 1 232234442 <3
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 60/64
BAB II Tinjauan Pustaka
>. /enu !ata Area 0#I STAA!5 Terletak disamping
kanan layar. /enu ini adalah menu tampilan dari operasi
yang anda lakukan pada menu halaman. 9ika andamenjalankan program STAA! dan anda mengoperasikan
ungsi menu halaman$ maka penjelasan dan menu apa
saja yang terkandung didalamnya akan ditampilkan pada
menu data area. Sebagai contoh$ jika anda memilih
general support page pada menu halaman$ maka pada
menu data area akan menampilkan inormasi support
node dan descriptionsupport (jenis perletakanrestraint)
yang akan digunakan$ seperti jepit$ sendi$ roll$ atau anda
bisa mendeinisikannya sendiri.
:. /enu +indo% 0#I STAA!2 menu %indo% adalah layar tempat anda bekerja$ dimana pemodelan yang anda lakukan dan hasil analisa dari pemodelan yang anda lakukan
tersebut ditampilkan.
Arie *ukman 1 232234442 <>
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 61/64
BAB II Tinjauan Pustaka
2.6.2 Jenis Ee"en
9enis elemen dapat dikelompokkan sebagai berikut E
2. lemen Batang (Beam lement)
a. Truss 3! (=angka batang 3!)
b. Plane ,rame 3! (Portal 3!)
c. 0rid,loor
d. Truss >! (=angka batang >!)
e. Space ,rame (Portal >!)
3. lemen Segitiga
>. lemen Segi mpat
5. lemen Benda Pejal (Solid lement)
2.6.3 Siste" Koordinat
Ada 3 macam sistem koordinat yang dipergunakan di dalam Staad yaitu Sistem 7oordinat
0lobal dan Sistem 7oordinat *okal.
2.6.3.1 Siste" Koodinat !o#a
Sistem koordinat global adalah sistem koordinat di dalam ruang area pemodelan struktur
`$ W$ $ dan perjanjian tandanya mengikuti aturan tangan kanan. 0ambar berikut adalah
gambar sistem koordinat global dengan arah displacementnya. Selanjutnya boleh disebut
sebagai sistem sumbu global.
Arie *ukman 1 232234442 <5
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 62/64
BAB II Tinjauan Pustaka
!a"#ar 2.22 Sistem 7oordinat 0lobal berikut arah displacement
2.6.3.2 Siste" Koordinat $oka
Sistem 7oordinat *okal adalah sistem koordinat terhadap masingmasing elemenbatang
itu sendiri. !an juga mengikuti aturan tangan kanan sebagai perjanjian tandanya.
Seterusnya boleh disebut sebagai sistem sumbu lokal. 0br.3.2H. menunjukkan system
koordinat lokal dari sebuah elemen yang membentang dari titik ?i@ ke titik ?j@ . Sumbu
memanjang M dari ?i@ ke ?j@ adalah merupakan arah positi. Sedangkan sumbu lokal y dan
V adalah merupakan sumbusumbu prinsip dari arah momen inersia elemen.
Arie *ukman 1 232234442 <:
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 63/64
BAB II Tinjauan Pustaka
!a"#ar 2.23. Sistem 7oordinat *okal tergambar di dalam sistem global
2.6. Ti%e Struktur
-ampir semua struktur dapat dianalisa dengan menggunakan Staad. Struktur =uang
(SPAC) dengan struktur portal tiga dimensi pembebanan dapat diaplikasikan dari segala
arah.
Struktur Bidang (>+AN5 ) menggunakan sistem koordinat global `W dan
pembebanannya juga dalam arah yang sama pula. Struktur T=#SS$ hanya
mempertimbangkan elemenbatang yang mengalami gayagaya aksial saja$ tidak ada
momen sama sekali.
Sot%are STAA! Pro ini hanya merupakan alat bantu program untuk mempercepat
dan mempermudah pekerjaan seorang engineer. 7enapa disebut dengan program bantu
Waitu karena STAA! Pro hanya kita posisikan sebagai alat bantu hitung saja$ sedangkan
"eriikasi hasil desain dan pengambil keputusan (judgement) tetap ditentukan oleh kita
sebagai actor utama (main actor) dari perencanaan pekerjaan tersebut. 8leh karena itu
Arie *ukman 1 232234442 <<
7/23/2019 BAB II perencanaan pembangunan pabrik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-perencanaan-pembangunan-pabrik 64/64
BAB II Tinjauan Pustaka
agar segala keputusan yang kita ambil tetap tetap pada kendali kita$ maka pengetahuan
dasar yang cukup terhadap program dan mekanika teknik dirasa sangat penting sekali$
karena pada dasarnya program aplikasi rekayasa teknik dituntut pengetahuan dasar yang
mencukupi dari pengguna agar dapat mem"alidasi dan mem"eriikasi hasil perhitungan
berdasarkan ilmu mekanika teknik. 0unanya agar kita dapat mempertanggungja%abkan
hasil analisa dalam aplikasi dibidang rekayasa teknik$ baik dalam lingkup akademik
ataupun proessional.
Secara #mum$ urutan input dalam STAA! Pro dapat dibagi dalam beberapa
bagian sebagai berikutE
• 7eterangan mengenai pekerjaan
• 0eometri Struktur
• Bentuk dan #kuran dari batang
• Spesiikasi batang (bila ada)
• 7ondisi tumpuan atau perletakan
• 7ondisi pembebanan primer
• 7ondisi pembebanan kombinasi
• Analisa mekanika struktur
• !esain struktur
• Tampilan hasil analisa