26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan 2.1.1 Definisi Kepatuhan Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat. Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan prilaku yang disarankan dokter atau oleh oranglain(Fuady, 2013). Di dalam konteks psikologi kesehatan, kepatuhan mengacu kepadasituasi ketika perilaku seorang individu sepadan dengan tindakan yangdianjurkan atau nasehat yang diusulkan oleh seorang praktisi kesehatanatau informasi yang diperoleh dari suatu sumber informasi lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus, 2011). Para Psikolog tertarik pada pembentukan jenis-jenis faktor-faktorkognitif dan afektif apa yang penting untuk memprediksi kepatuhan danjuga penting perilaku yang tidak patuh. Pada waktu-waktu belakangan iniistilah kepatuhan telah digunakan sebagai pengganti bagi pemenuhankarena ia mencerminkan suatu pengelolaan pengaturan diri yang lebihaktif mengenai nasehat pengobatan (Ian & Marcus, 2011). Menurut Kozier (2010) kepatuhan adalah perilaku individu(misalnya: minum obat, mematuhi diet, atau melakukan perubahan gayahidup) sesuai anjuran terapi dan kesehatan. Tingkat kepatuhan dapatdimulai dari tindak mengindahkan setiap aspek anjuran hingga mematuhirencana. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kepatuhan

2.1.1 Definisi Kepatuhan

Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat. Kepatuhan adalah tingkat

pasien melaksanakan cara pengobatan dan prilaku yang disarankan dokter atau oleh

oranglain(Fuady, 2013).

Di dalam konteks psikologi kesehatan, kepatuhan mengacu kepadasituasi ketika

perilaku seorang individu sepadan dengan tindakan yangdianjurkan atau nasehat yang diusulkan

oleh seorang praktisi kesehatanatau informasi yang diperoleh dari suatu sumber informasi

lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu

kampanye media massa (Ian & Marcus, 2011).

Para Psikolog tertarik pada pembentukan jenis-jenis faktor-faktorkognitif dan afektif

apa yang penting untuk memprediksi kepatuhan danjuga penting perilaku yang tidak patuh.

Pada waktu-waktu belakangan iniistilah kepatuhan telah digunakan sebagai pengganti bagi

pemenuhankarena ia mencerminkan suatu pengelolaan pengaturan diri yang lebihaktif mengenai

nasehat pengobatan (Ian & Marcus, 2011).

Menurut Kozier (2010) kepatuhan adalah perilaku individu(misalnya: minum obat,

mematuhi diet, atau melakukan perubahan gayahidup) sesuai anjuran terapi dan kesehatan.

Tingkat kepatuhan dapatdimulai dari tindak mengindahkan setiap aspek anjuran hingga

mematuhirencana.

6

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

Sedangkan Sarafino (dalam Yetti, dkk 2011) mendefinisikankepatuhan sebagai tingkat

pasien melaksanakan cara pengobatan danperilaku yang disarankan oleh dokternya. Dikatakan

lebih lanjut, bahwatingkat kepatuhan pada seluruh populasi medis yang kronis adalah

sekitar20% hingga 60%.

Kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe sering menjadi masalah karena

patuh sangat sulit untuk ditanamkan pada diri sendiri, apalagi untuk orang lain(Hernawati,

2013).

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan (Kamidah, 2015):

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasildari tahu, dan terjadi setelah melakukan penginderaan

suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia,yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman,rasa,dan raba. Sebagian besar yaitu didapat melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo,2011).

Pengetahuan diperoleh dari proses belajar yang dapat membentuk keyakinan tertentu

sehingga seseorang berperilaku berdasarkan keyakinannya dan pengetahuan berhubungan

dengan kepatuhan karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku(Kartikasari,2010).

Pengetahuan disini erat kaitannya dengan pendidikan. Semakin tinggi pendidikan ibu

hamil maka kemungkinan akan lebih mudah untuk mencerna informasi tentang manfaat tablet

Fe dan bahaya jika terjadianemia selama kehamilan jadiakan mempengaruhi ibu hamil dalam

memilih dan mengevaluasi sesuatu yang baik untuk kesehatan dirinya dan kehamilannya

(Fuadi, 2013).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

Pengetahuan yang diperoleh melalui penginderaan ibu hamil terhadap informasi

kesehatan selama kehamilan akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil dalam menjaga

kesehatannya (Budiarni,2012).

Pengetahuan tentang tablet Fe dan manfaatnya menjadi salah satu dari factor yang

mendorong ibu untuk patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe dan mayoritas ibu hamil yang

mengkonsumsi tablet Fe mengetahui manfaat dan tujuan mengkonsumsi tablet tersebut (Achadi,

2013).

Pengetahuan ibu hamil jika baik tentang dampak anemia pada kehamilan,resiko atau

komplikasi jika seseorang mengalami anemia,serta manfaat tablet atau suplemen zat besi,maka

ibu hamil tersebut akan mau dan berusaha untuk menghindari timbulnya anemia, dengan cara

mengkonsumsi tablet Fe secara teratur dan didukung dengan mengkonsumsi makanan bergizi.

Sebaliknya, jika pengetahuannya rendah, maka kemungkinan akan menolak minum tablet Fe

secara teratur, apalagi jika dirasa ada efek samping yang mengganggu (Prapitasari,2013).

2. Motivasi

Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk berperilaku.

Motivasi yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe karena keinginan untuk mencegah anemia

dan menjaga kesehatan ibu hamil dan janinnya, namun keinginan ini biasanya hanya pada

tahap anjuran dari petugas kesehatan, bukan atas keinginan diri sendiri. Semakin baik motivasi

maka semakin patuh ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe karena motivasi merupakan

kondisi internal manusia seperti keinginan dan harapan yang mendorong individu untuk

berperilaku agar mencapai tujuan yang dikehendakinya(Budiarni,2012).

Motivasi dari petugas kesehatan merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi

kepatuhan. Motivasi mereka terutama berguna saat pasien menghadapi bahwa perilaku sehat

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

yang baru tersebut merupakan hal penting. Begitu juga mereka dapat mempengaruhi perilaku

pasien dengan cara menyampaikan antusias mereka terhadap tindakan tertentu dari pasien,dan

secara terus menerus memberikan penghargaan yang positif bagi pasien yang telah mampu

beroreintasi dengan program pengobatannya (Amperaningsih, 2011).

Jika petugas kesehatan memberikan motivasi untuk mengkonsumsi tablet zat besi pada

ibu hamil maka konsumsi tablet zat besi akan lebih mudah tercapai.Namun jika petugas

kesehatan kurang atau tidak ada sama sekali maka dapat mengakibatkan ibu hamil tidak

mengkonsumsi tablet zat besi. Hal ini disebabkan karena dukungan social sangat besar

pengaruhnya terhadap praktek atau tindakan seseorang, terutama ibu hamil yang berada dalam

mengkonsumsi zat besi (Achadi, 2013).

3. Dukungan Keluarga

Keluarga mempunyai peran yang signifikan dalam mendukung ibu untuk

mengonsumsi tablet Fe secara rutin.Ibu seringkali lupa untuk minum tablet Fe secara rutin

bahkan berhenti untuk mengonsumsinya bila tidak ada dukungan dari

keluarganya(Wiradyani,2013).

Anggota keluarga akan mengingatkan ibu untuk mengonsumsi tablet Fe tersebut.

Dukungan memang sangat penting bagi ibu menginat bahwa tablet Fe harus dikonsumsi setiap

hari untuk jangka waktu yang lama(Achadi, 2013).

Upaya yang dilakukan dengan mengikutkan peran serta keluarga adalah sebagai faktor

dasar penting yang ada berada disekeliling ibuhamil dengan memberdayakan anggota keluarga

terutama suami untuk ikut membantu para ibu hamil dalam meningkatkan kepatuhannya

mengkonsumsi tablet besi.Upaya ini sangat penting dilakukan, sebab ibu hamil adalah

seorang individu yang tidak berdiri sendiri, tetapi ia bergabung dalam sebuah ikatan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

perkawinan dan hidup dalam sebuah bangunan rumah tangga dimana factor suami akan ikut

mempengaruhi pola piker dan perilakunya termasuk dalam memperlakukan kehamilannya

(Amperaningsih, 2011).

Suami adalah orang yang terdekat dengan ibu hamil, yang dapat menciptakan

lingkungan fisik dan emosional yang mendukung kesehatan dan gizi ibu hamil. Kepeduliannya

dalam memperhatikan kesehatan ibu hamil khususnya dalam memonitor konsumsi tablet Fe

setiap hari diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Data diatas juga menunjukan bahwa kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe juga

dipengaruhi oleh tersedianya tablet Fe di tempat pelayanan kesehatan. Hal ini didukung dari

hasil wawancara terhadap lima responden yang diteliti mengenai informasi cara penggunaan

tablet Fe (Kamidah, 2015).

4. Kunjungan Antenatal Care.

Menurut Ikatan Bidan Indonesia, untuk mendeteksi anemia pada kehamilan

dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin ibu hamil. Pemeriksaan dilakukan pertama sebelum

minggu ke 12 dalam kehamilannya dan minggu ke 28. Pemeriksaan kadar hemoglobin yang

dianjurkan pada trimester pertama dan trimester ketiga kehamilan, sering hanya dapat

dilaksanakan pada trimester ketiga karena kebanyakan wanita hamil baru memeriksakan

kehamilannya pada trimester kedua kehamilan sehingga pemeriksaan hemoglobin pada

kehamilan tidak berjalan dengan seharusnya(Asyirah, 2012).

Pemeriksaan saat kunjungan Antenatal Care (KEMENKES, 2010):

a). Kunjungan pertama atau K1

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

Adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi,

untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak pertama

harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke8.

b). Kunjungan ke - 4 atau K4

adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga kesehatan yang

mempunyai kompetensi,untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai

standar. Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut: sekali pada trimester I (kehamilan

hingga 12 minggu) dan trimester II (>12-24minggu), minimal 2kali kontak pada trimester

III dilakukan setelah minggu ke24 sampai dengan minggu ke 36. Kunjungan antenatal bisa

lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan.

Kunjungan ini termasuk dalam K4.

c). Penanganan Komplikasi atau PK

Adalah penanganan komplikasi kehamilan, penyakit menular maupun tidak menular serta

masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil, bersalin, dan nifas. Pelayanan diberikan oleh

tenaga kesehatan yang sudah mempunyai kompetensi. Komplikasi penyakit dan masalah gizi

yang sering dialami oleh ibu hamil yaitu perdarahan,preeklampsia atau eklampsia, persalinan

macet, infeksi, abortus, malaria, HIV/AIDS, sifilis, hipertensi, Diabetes Melitus, anemia gizi

besi, dan kurang energi kronis.

Tablet Fe diberikan saat ibu hamil melakukan kunjungan AntenatalCare. Jadi,

cakupan program tergantung pada kunjungan rutin para ibu untuk melakukan kunjungan

AntenatalCare agar mendapat tablet Fe dalam jumlah yang cukup. Rendahnya partisipasi ibu

untuk kunjungan Antenatal Care berhubungan dengan tingkat kepatuhan konsumsi tablet Fe

yang rendah (Achadi,2013). Sebuah studi diJawa Barat menemukan bahwa faktor biaya

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

merupakan hambatan utama ibu hamil untuk melakukan kunjungan Antenatal Care pada

petugas kesehatan, misalnya bidan. Selain itu, ibu juga menganggap bahwa kunjungan

Antenatal Care hanya diperlukan bagi ibu yang mengalami masalah kehamilan (Achadi,

2013).

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dapat digolongkan menjadi

empat bagian:

a. Pemahaman Tentang Instruksi .

Tak seorang pun dapat mematuhi instruksi jika ia salah paham tentang instruksi yang

diberikan padanya. Lcy dan Spelman (Niven, 2012) menemukan bahwa lebih dari 60%

yang diwawancarai setelah bertemu dengan dokter salah mengerti tentang instruksi yang

diberikan pada mereka. Kadang-kadang hal ini disebabkan oleh kegagalan professional

kesehatan dalam memberikan informasi yang lengkap, penggunaan istilah-istilah media

dan memberikan banyak instruksi yang harus diingat oleh pasien.

b. Kualitas Interaksi

Kualitas interaksi antara professional kesehatan dan pasien merupakan bagian yang

penting dalam menentukan derajat kepatuhan. Korsch & Negrete (Niven, 2012) telah

mengamati 800 kunjungan orang tua dan anakanaknya ke rumah sakit anak di Los

Angeles. Selama 14 hari mereka mewawancarai ibu-ibu tersebut untuk memastikan

apakah ibu-ibu tersebut melaksankan nasihatnasihat yang diberikan dokter, mereka

menemukan bahwa ada kaitan yang erat antara kepuasaan ibu terhadap konsultasi

dengan seberapa jauh mereka mematuhi nasihat dokter, tidak ada kaitan antara lamanya

konsultasi dengan kepuasaan ibu. Jadi konsultasi yang pendek tidak akan menjadi tidak

produktif jika diberikan perhatian untuk meningkatkan kualitas interaksi.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

c. Isolasi Sosial dan Keluarga

Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan

dan nilai kesehatan individu serta dapat juga menentukan tentang program pengobatan

yang dapat mereka terima. Pratt (dalam Neil, 2012) telah memperhatikan bahwa peran

yang dimainkan keluarga dalam pengembangan kebiasaan kesehatan dan pengajaran

terhadap anak-anak mereka. Keluarga juga memberi dukungan dan membuat keputusan

mengenai perawatan dari anggota keluarga yang sakit.

d. Keyakinan, Sikap dan Keluarga

Becker (dalam Neil, 2012) telah membuat suatu usulan bahwa model keyakinan

kesehatan berguna untuk memperkirakan adanya ketidakpatuhan. Mereka

menggambarkan kegunaan model tersebut dalam suatu penelitian bersama Hartman dan

Becker (2013) yang memperkirakan ketidakpatuhan terhadap ketentuan untuk pasien

hemodialisa kronis. 50 orang pasien dengan gagal ginjal kronis tahap akhir yang harus

mematuhi program pengobatan yang kompleks, meliputi diet, pembatasan cairan,

pengobatan, dialisa. Pasien-pasien tersebut diwawancarai tentang keyakinan kesehatan

mereka dengan menggunakan suatu model. Hartman dan Becker menemukan bahwa

pengukuran dari tiap-tiap dimensi yang utama dari model tersebut sangat berguna

sebagai peramal dari kepatuhan terhadap pengobatan.

2.1.4 Cara-cara Mengurangi Ketidakpatuhan

Dinicola dan Dimatteo (Niven, 2012) mengusulkan rencana untuk mengatasi

ketidakpatuhan pasien antara lain:

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

a. Mengembangkan tujuan dari kepatuhan itu sendiri, banyak dari pasien yang tidak patuh

yang memiliki tujuan untuk mematuhi nasihat-nasihat pada awalnya. Pemicu

ketidakpatuhan dikarenakan jangka waktu yang cukup lama serta paksaan dari tenaga

kesehatan yang menghasilkan efek negatif pada penderita sehingga awal mula pasien

mempunyai sikap patuh bisa berubah menjadi tidak patuh. Kesadaran diri sangat

dibutuhkan dari diri pasien.

b. Perilaku sehat, hal ini sangat dipengaruhi oleh kebiasaan, sehingga perlu dikembangkan

suatu strategi yang bukan hanya untuk mengubah perilaku, tetapi juga mempertahankan

perubahan tersebut. Kontrol diri, evaluasi diri dan penghargaan terhadap diri sendiri

harus dilakukan dengan kesadaran diri. Modifikasi perilaku harus dilakukan antara

pasien dengan pemberi pelayanan kesehatan agar terciptanya perilaku sehat.

c. Dukungan sosial, dukungan sosial dari anggota keluarga dan sahabat dalam bentuk

waktu, motivasi dan uang merupakan faktor-faktor penting dalam kepatuhan pasien.

Contoh yang sederhana, tidak memiliki pengasuh, transportasi tidak ada, anggota

keluarga sakit, dapat mengurangi intensitas kepatuhan. Keluarga dan teman dapat

membantu mengurangi ansietas yang disebabkan oleh penyakit tertentu, mereka dapat

menghilangkan godaan pada ketidaktaatan dan mereka seringkali dapat menjadi

kelompok pendukung untuk mencapai kepatuhan.

2.1.5.Cara-cara Meningkatkan Kepatuhan

Smet (2012) menyebutkan beberapa strategi yang dapat dicoba untuk meningkatkan

kepatuhan, antara lain:

a. Segi Penderita

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan dalam menjalani

pengobatan yaitu:

1. Meningkatkan kontrol diri. Penderita harus meningkatkan kontrol dirinya untuk

meningkatkan ketaatannya dalam menjalani pengobatan, karena dengan adanya

kontrol diri yang baik dari penderita akan semakin meningkatkan kepatuhannya

dalam menjalani pengobatan. Kontrol diri dapat dilakukan meliputi kontrol berat

badan, kontrol makan dan emosi.2. Meningkatkan efikasi diri. Efikasi diri dipercaya muncul sebagai prediktor yang

penting dari kepatuhan. Seseorang yang mempercayai diri mereka sendiri untuk

dapat mematuhi pengobatan yang kompleks akan lebih mudah melakukannya. 3. Mencari informasi tentang pengobatan. Kurangnya pengetahuan atau informasi

berkaitan dengan kepatuhan serta kemauan dari penderita untuk mencari informasi

mengenai penyakitnya dan terapi medisnya, informasi tersebut biasanya didapat dari

berbagai sumber seperti media cetak, elektronik atau melalui program pendidikan di

rumah sakit. Penderita hendaknya benar-benar memahami tentang penyakitnya

dengan cara mencari informasi penyembuhan penyakitnya tersebut.4. Meningkatkan monitoring diri. Penderita harus melakukan monitoring diri, karena

dengan monitoring diri penderita dapat lebih mengetahui tentang keadaan dirinya

seperti keadaan gula dalam darahnya, berat badan, dan apapun yang dirasakannya.

b. Segi Tenaga Medis

Usaha-usaha yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar penderita untuk meningkatkan

kepatuhan dalam menjalani pengobatan antara lain:

1. Meningkatkan keterampilan komunikasi para dokter. Salah satu strategi untuk

meningkatkan kepatuhan adalah memperbaiki komunikasi antara dokter dengan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

pasien. Ada banyak cara dari dokter untuk menanamkan kepatuhan dengan dasar

komunikasi yang efektif dengan pasien.2. Memberikan informasi yang jelas kepada pasien tentang penyakitnya dan cara

pengobatannya. Tenaga kesehatan, khususnya dokter adalah orang yang berstatus

tinggi bagi kebanyakan pasien dan apa yang ia katakan secara umum diterima

sebagai sesuatu yang sah atau benar.3. Memberikan dukungan sosial. Tenaga kesehatan harus mampu mempertinggi

dukungan sosial. Selain itu keluarga juga dilibatkan dalam memberikan dukungan

kepada pasien, karena hal tersebut juga akan meningkatkan kepatuhan, Smet (2012)

menjelaskan bahwa dukungan tersebut bisa diberikan dengan bentuk perhatian dan

memberikan nasehatnya yang bermanfaat bagi kesehatannya.4. Pendekatan perilaku. Pengelolaan diri yaitu bagaimana pasien diarahkan agar dapat

mengelola dirinya dalam usaha meningkatkan perilaku kepatuhan. Dokter dapat

bekerja sama dengan keluarga pasien untuk mendiskusikan masalah dalam

menjalani kepatuhan serta pentingnya pengobatan.

2.2 Konsep Dasar Kehamilan

2.2.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah masa berkembangnya hasil konsepsi dari awal konsepsi sampai

proses awal persalinan yang merupakan sesuatu yang wajar pada wanita yang produktif.

Selama masa kehamilan terjadi perubahan pada ibu baik fisik maupun psikis (Pieter & Lubis,

2010).

Kehamilan yang dialami oleh setiap wanita pasti akan banyak menimbulkan dampak

bagi wanita tersebut. Secara fisik, ibu hamil akan merasakan letih,lemah, lesu,dan sebagainya,

sehingga ibu hamil akan bergantung kepada orang yang berada disekitarnya. Sedangkan secara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

psikologis, ibu hamil akan merasakan kecemasan dengan kehamilannya (Janiwarty & Pieter,

2013).

Ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme tinggi. Misalnya, untuk membuat jaringan

tubuh janin, membentuknya menjadi organ, dan juga untuk memproduksi energi agar ibu hamil

bias tetap beraktivitas normal sehari-hari. Karena itu, ibu hamil lebih banyak memerlukan zat

besi dibanding ibuyang tidak hamil (Sinsin, 2008).

2.2.2 Kondisi Ibu Hamil

Masa ibu hamil adalah masa dimana seorang wanita memerlukan berbagai unsure gizi

yang jauh lebih banyak dari pada yang diperlukan dalam keadaan tidak hamil, karena pada

kehamilan terjadi peningkatan metabolism energy yang diperlukan untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan

metabolisme tubuh ibu, sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan pada saat hamil

dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna (Hernawati, 2013).

Kondisi yang sering dialami ibu hamil yaitu anemia. Anemia terjadi akibat rendahnya

kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa hamil atau kurangnya sel-sel darah merah didalam

darah dari pada biasanya dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr% (Harmatuti,2015). Selama

kehamilan terjadi peningkatan volume darah total, peningkatan sebagian besar terjadi pada

volume plasma, sedangkan volume sel darah merah tidak sebanding dengan peningkatan

volume plasma. Hal tersebut berakibat terjadinya hemodilusi atau pengenceran darah meningkat

sehingga kadar hemoglobin menurun (Siswosuharjo, 2010).

Ketidakcukupan asupan makanan,misalkan sepertimual dan muntah atau kurang

asupan zat besi juga dapat menyebabkan anemia zat besi. Anemia adalah berkurangnya kadar

hemoglobin (Hb) dalam darah. Hb adalah komponen didalam sel darah merah untuk

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen.

Oksigen digunakan untuk bahan bakar proses metabolisme. Sedangkan zat besi adalah bahan

baku pembuat sel darah merah (Sinsin, 2008).

2.2.3 Tanda-tanda Kehamilan

Kehamilan datang dengan perubahan-perubahan awal. Menurut (Anggraeni, 2013)

tanda-tanda kehamilan yang umum dialami oleh wanita adalah:

a) Terlambat Datang Bulan

Tidak lagi dating bulan ketika siklus haid normal tiba merupakan tanda yang paling

lazim, saat itu rahim sedang dipersiapkan untuk mengandung janin karena sel telur sudah

dibuahi dan tidak adaygharus dibuang.

b) Mual atau Muntah (Emesis)

Mual merupakan salah satu tanda kehamilan yang mudah dikenali. Mual saat awal

kehamilan karena dipicu oleh adanya peningkatan hormone secara tiba-tiba pada aliran darah.

Mual biasanya terjadi selama enam minggu awal kehamilan. Mual biasanya akan hilang ketika

memasuki trimester kedua.

c) Hipersaliva (Air Liur Berlebihan)

Air liur berlebihan biasanya terjadi diawal kehamilan. Kejadian ini dapat diatasi dengan

sikat gigi atau memakan permen. Rasa mint atau mentol dipercaya dapat mengurangi air liur ini.

d) Anoreksia (Hilangnya Selera Makan)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

Penyebaba noreksia adalah perubahan hormone dalam tubuh dan biasanya akan hilang

dengan sendirinya.

e) Ngidam (craving)

Ngidam terhadap makanan tertentu terjadi karena pengaruh perubahan hormon dalam

tubuh. Padahal, ngidam sebenarnya berkaitan erat dengan kondisi psikologi ibu hamil.

Sebagai akibat dari perubahan hormon kehamilan, ngidam akan hilang dengan

sendirinya ketika telah melewati bulan-bulan awal kehamilan karena hormon ibu hamil sudah

mulai stabil.

f) Anemia

Anemia adalah kekurangan sel darah merah atau jumlah sel darah merah lebih

rendah dari biasanya. Di awal kehamilan akan mengalami 5L (lemah, letih, lesu, lunglai ,dan

loyo). Kelima gejala tersebut adalah gejala anemia. Tanda lain anemia yaitu wajah pucat

terutama didaerah kelopak mata, mata berkunang-kunang, sering merasakan bumi berputar

ketika sedang berjalan.

Dari tanda-tanda tersebut, terdapat salah satu tanda yang akan memperburuk keadaan

ibu hamil yaitu anemia. Anemia pada ibu hamil dapat menyebakan abortus, persalinan preterm,

partus lama karena inersia uteri, perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri, syok, mudah

terjadi infeksi, hiperemis gravidarum, dan ketuban pecah dini (Amperaningsih,2011).

2.2.4 Masa-masa Kehamilan

Menurut (Sukarni, 2013) masa-masa kehamilan dibagi menjadi tiga periode atau

trimester, masing-masing selama 13 minggu.

1. Trimester I

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian terhadap pernyataan

bahwa ia sedang mengandung. Trimester pertama sering menjadi waktu yang menyenangkan

untuk melihat apakah kehamilan akan dapat berkembng dengan baik.

2. Trimester II

Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode

ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala nyamanan yang normal dialami saat hamil,

namun trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita menelusur kedalam dan paling banyak

mengalami kemunduran.

Menurut (Prawiroardjo, S, 2011) pada trimester kedua ini kehamilan biasanya sudah

tampak jelas. Sebagian besar ibu hamil pada trimester kedua ini tidak memiliki permasalahan

yang serius. Namun tidak sedikit ibu hamil pada masa ini ketika memeriksakan kehamilannya

mengeluhkan ketidaknyamanan. Seperti konstipasi, hemoroid, pusing, kelelahan an rasa ingin

mengetahui kondisi DJJ janin dan kesehatan ibu sehat. Maka ari itu pada usia kehamilan

trimester 2 adalah waktu yang penting untuk memeriksakan kehamilannya.

3. Trimester III

Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada

periode ini wanita mulai menyadari keadiran bayi sebagai mahkluk yng terpisah sehingga ia

menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi.

2.2.5 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Kesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang janin sangat dipengaruhi oleh zat-zat gizi

yang dikonsumsi ibu. Kebutuhan gizi selama hamil lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi

pra hamil.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

Makin bertambah usia kehamilan makin tinggi juga jumlah zat gizi yang dibutuhkan.

Untuk mencapai kehamilan yang sehat dibutuhkan asupan gizi yang optimal. Jika ibu hamil

tidak dapat memenuhi kebutuhan tambahan gizinya, maka cadangan gizi dalam tubuh ibu akan

digunakan untuk memenuhinya (KEMENKESRI,2010).

Cara terbaik bagi ibu hamil untuk tetap sehat adalah dengan makan yang baik dan

memperhatikan jenis makanannya. Menurut (Megasari, 2012), agar tetap sehat ibu harus

memakan lima jenis makanan yaitu :

a) Makanan pokok (sumber energi).

Makanan pokok sebagai sumber energi. Tambahan kebutuhan kalori 300 kkal/hari.

Sumbernyabisa seperti dari biji-bijian seperti beras, jagung, padi-padian atau gandum,

singkong, dan pisang.

b) Makanan pembangun (mengandung protein).

Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, membantu pembentukan

tulang dan otot agar tubuh menjadi kuat, jaringan otak, kulit,kuku, dan rambut.

Tambahan kebutuhan protein 60gram/hari. Sumber protein hewani seperti daging sapi,

ikan, unggas, telur, susu, dan produk olahan susu seperti keju dan yogurt. Sumber

protein nabati seperti kacang- kacangan dan olahan nya seperti tempe, tahu,oncom,dan

selai kacang.

c) Makanan pelengkap (mengandung vitamin).

Vitamin diperlukan tubuh untuk mempertahankan kesehatan, perkembangan janin, dan

kekebalan tubuh. Beberapa vitamin hanya sedikit disimpan dalam tubuh, seperti vitamin

B dan C sehingga harus dikonsumsi setiap hari.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

d) Makanan penunjang (gula dan lemak).

Dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energy dan membangun sel-sel baru dan

perkembangan system syaraf janin. Asam lemak jenuh bersumber dari daging sapi,

kambing, ayam, telur,ikan, susu, dan olahannya. Sedangkan asam lemak tak jenuh

bersumber dari minyak zaitun, lemak nabati, minyak kepala, minyak jagung, minyak

kelapa sawit.

e) Makanan tiga mineral penting (besi, kalsium,yodium).

Wanita hamil membutuhkan mineral penting setiap hari. Untuk mencegah anemia, ibu

hamil dianjurkan mengkonsumsi satu tablet zat besi sehari segera mungkin setelah

rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung Fe SO4 320mg (zatbesi60mg). Minimal

masing-masing 90 tablet selama hamil. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama

the atau kopi karena akan mengganggu penyerapan.

2.3 TABLET FE

2.3.1 Pengertian Tablet Fe

Penanggulangan masalah anemia besi di Indonesia masih terfokus pada pembrian

tablet tmbah darah (tablet Fe). Pada ibu hamil yang kekurangan zat Fe dapat terjadi anemia

zat besi tetapi kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan kelelahan maka pemberian

tablet Fe merupakan salah satu pelayanan yang diberikan pada kunjungan kehamilan yang

setiap tablet mengandung fero sulfat (FeSO4) 300mg (zat besi 60mg) (DeLoughery,2014).

Tablet Fe adalah mineral mikro paling banyak yang terdapat dalam tubuh, yaitu

sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa (Megasari,2012).

2.3.2 Manfaat tablet Fe

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

Suplementasi tablet Fe merupakan salah satu straregi untuk meningkatkan intake

zat besi yang berhasil hanya jika individu mematuhi aturan konsumsinya. Zat besi sangat

dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk menunjang aktivitas kerjanya. Didalam tubuh berperan

sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan, sebagai alat angkut electron pada

metabolism energi, sebagai bagian dari enzim pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai

pelarut obat –obatan. (Kowel, 2013)

Menurut Wirausumah dalam (Waryana, 2010), zat besi bagi wanita hamil

dibutuhkan umuk memenuhi kehilangan basal, juga untuk pombentukan sel-sel darah

merah yang semakin banyak serta janin dan plasentanya. Zat besi, sanggat penting karena

pada masa kehamilan polume darah meningkat 25% dan juga penting untuk bayi dalam

membangun persediaan darahnya (Sukarni, 2013).

Manfaaat lain dari mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah trpenuhiny

kecukupan vitamin A karena makanan sumber zat besi bisanya merupakan vitamin A

(Waryana, 2010). Selain itu, manfaat lain dari tablet Fe selama kehamilan untuk membantu

sintesis eritrosit, berperan mencegah kelelahan (Kemenkes RI, 2010).

2.3.3 Anjuran Konsumsi Tablet Fe

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil dengan janin tunggal sekitar 1000mg

selama hamil atau naik sekitar 200-300%. Banyaknya ibu hamil yang mendapatkan

tablet Fe namun masih ada ibu hamil yang menderita anemia walaupun telah diberikan

tablet Fe , hal ini dikarenakan beberapa faktor, antara lain ibu tidak mengerti cara

mengkonsumsi tablet Fe. Sebaiknya tablet Fe dikonsumsi setelah makan dan

minum, tablet Fe tidak dianjurkan bersamaan dengan mengkonsumsi suplemen yang

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

mengandung kalsium atau susu tinggi kalsium, kopi, dan teh karena penyerapan zat besi

akan terganggu karena dapat mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah serapan

(Amperaningsih, 2011).

Dalam mengkonsumsi zat besi dapat menimbulkan sembelit dan perubahan warna

feses menjadi gelap. Anjurkan konsumsi zat besi diikuti dengan sayuran untuk

meningkatkan absorbsi zat besi. Pemberian zat besi tidak boleh lebih dari 6 bulan jika

dilakukan tanpa pengawasan dokter. Kelebihan zat besi dapat menimbulkan kerusakan

hati dan pankreas (Megasari, 2015).

Zat besi ini berguna untuk mencegah terjadinya anemia pada saat kehamilan

yang dapat menyebabkan resiko untuk terjadinya perdarahan saat persalinan. Tablet Fe ini

sebaiknya diminum pada malam hari setelah makan sebelum tidur untuk mengurangi efek

mual (Azzam, 2012).

Saat kehamilan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh lebih banyak dibandingkan

saat tidak hamil. Kebutuhan zat besi pada kehamilan dengan janin tunggal adalah: a) 200-

600 mg untuk memenuhi peningkatan massa sel darah merah; b) 200-370 mg untuk

janin yang bergantung pada berat lahirnya; c) 150-200 mg untuk kehilangan eksternal,

d) 30-170 mg untuk tali pusat dan plasenta; e) 90-130 mg untuk menggantikan darah

yang hilang saat kelahiran. Dengan demikian kebutuhan total zat besi pada

kehamilan berkisar antara 800 mg, 500 mg untuk pertambahan sel darah merah dan 300

mg untuk janin dan plasenta (Kartikasari, 2010).

Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil memerlukan rata-rata 3,5- 4mg

zat besi per hari. Kebutuhan zat besi tiap trimester sebagai berikut :

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

1) Trimester I : Kebutuhan zat besi ± 1 mg per hari (kehilangan basal 0,8 mg per hari)

ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah.

2) Trimester II : Kebutuhan zat besi ± 5 mg per hari (kehilangan basal 0,8 mg per hari)

ditambah 300 mg untuk sel darah merah dan 115 mg untuk konsepsi.

3) Trimester III : Kebutuhan zat besi ± 5 mg per hari (kehilangan basal 0,8 mg per hari)

ditambah 150 mg untuk sel darah merah dan 223 mg untuk konsepsi.

2.3.4 Efek Samping Tablet Fe

Efek samping setelah mengonsumsi tblet Fe yang dialami oleh sebagian ibu hamil

telah lama diyakini sebagai salah satu factor utma penyebab rendahnya kepatuhan iu.

Sebagian ibu hamil melaporkan bahwa mereka mengalami mual dan muntah setelah

mengonsumsi tablet Fe sehingga membuat mereka tidak mau melanjutkan untuk

mengonsumsi tablet Fe (Achadi, 2013).

Pencegahan anemia dengan mengkonsumsi tablet Fe memang memberikan efek

samping yang tidak menyenangkan. Ibu hamil merasa mual akibat rasa dan bau dari tablet

Fe. Selain itu, tablet Fe yang dikonsumsi setiap hari menimbulkan rasa bosan sehingga

seringkali ibu hamil lupa dan merasa malas untuk mengkonsumsinya (Budiarni, 2012).

Meskioun tablet Fe telah diberikan kepada ibu hamil, belum dapat dipastikan

apakah tablet Fe tersebut dimakan oleh ibu hamil sehingga terjadi ketidakptuhan dalam

mengkonsumsi tablet Fe (Purnama, 2014).

Ada beberapa cara yang dianjurkan untuk mengurangi keluhan dari efek samping

konsumsi tablet Fe, yaitu (Hasanah, 2010) :

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

1. sebaiknya tablet Fe diberikan pada saat sebelum tidur malam kaarena akan mengurangi

rasa mual.

2. Minum tablet Fe padasaat makan atau segera sesudah makan dapat mengurangi gejala

mual yang menyertai tetapi juga akan menurunkan jumlah zat besi yang di absorpsi.

3. Jika dalam mengonsumsi tablet Fe ibu mengalami sembelit, sebaiknya makan buah-

buahan atau makanan lain yang mengandung serat serta minum sedikitnya delapan

gelas cairan dalam sehari.

2.3.5 Cara konsumsi tablet Fe

Menurut (Marni, 2013), cara konsumsi tablet Fe adalah sebagai berikut:

1) Minum tablet besi dengan vitamin C karena dapat membantu menyerap zat besi di usus.

2) Hindari mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu penyerapan zat besi seperti

teh, kopi, susu, obat-obatan. Sebaiknya beri jarak waktu mengkonsumsinya sekitar 2-4

jam. Menurut (Rukiyah, 2010), cara memberikan tablet Fe yaitu dengan dosis diminum

dengan air putih satu gelas dan sebaiknya diminum menjelang tidur pada malam hari

agar mengurangi efek samping seperti mual.

2.3.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi zat besi

Menurut (Waryana, 2010), Faktor-Faktor yang mempengaruhi absorbsi Fe yaitu:

1) Bentuk Fe

Besi hem yang merupakan bagian dari hemoglobin yang terdapat dalam daging hewan

dapat diserap dua kali lipat daripada besi non hem yang berasal dari makanan nabati

2) Asam organic

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

Vitamin C dan asam pitrat sangat membantu penyerapan besi non hem dengan merubah

bentuk feri menjadi fero

3) Asam fitat, asam oksalat dan tanin

Ketiga jenis tersebut dam mengikat Fe sehingga menghambat penyerapannya, namun

pengaruh negative ini dapat dikurangi dengan mengkonsumsi vitamin C

4) Tingkat keasaman lambung

Keasaman lambung dapat meningkatkan daya larut besi.

5) Kebutuhan tubuh

Jika tubuh kekurangan atau kebutuhan meningkat, maka penyerapan juga akan

meningkat.

2.3.7 Sumber zat besi

Menurut (Marni, 2013) sumber baik besi adalah makanan hewani, seperti daging,

ayam, dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serealia turnbuk, kacang-kacangan,

sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Nilai besi berbagai bahan makanan (mg/100 gram).

Tabel 2. I Kandungan Fe dalam bahan makanan

Bahan Makanan Nilai Fe Bahan Makanan Nilai FeTempe, Kacang Kedelai murni 10.0 Biscuit 2.7Kacang kedelai kering 8.0 Jagung kuning pipil lama 2.4Kacang hijau 6.7 Roti putih 1.5Kacang merah 5.0 Beras setengah giling 1.2Kelapa tua, Daging 2.0 Daun kacang panjang 6.2Udang besar 8.0 Bayam 3.9Hati sapi 6.6 Sawi 2.6Daging sapi 2.8 Daun katuk 2.7Telur bebek 2.8 Kangkung 2.7

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

Telur ayam 2.7 Daung singkong 2.0Ikan segar 2.0 Pisang ambon 0.5Ayam 2.5 Keju 1.5Sumber : (Marni, 2013)

2.3.8 Kebutuhan zat besi pada ibu hamil

Kebutuhan akan zat besi pada perempuan hamil meningkat hingga 200-300%.

Sekitar 1040 mg ditimbun selama hamil, sebanyak 300 mg ditransfer ke janin, 200 mg

hilang saat melahirkan, 50-75 mg untuk pembentukan placenta 450 mg untuk pembentukan

sel darah merah, (Sulistyoningsih, 2011).

Kebutuhan zat besi akan meningkat pada trimester dua dan tiga yaitu sekitar 6,3 mg

perhari. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi ini dapat diambil dari cadangan zat besi dan

peningkatan adaptif penyerapan zat besi melalui saluran cerna. Apabila cadangan zat besi

sangat sedikit atau tidak ada sama sekali sedangkan kandungan dan serapan zat besi dari

makanan sedikit. maka pemberian suplemen sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

zat besi ibu hamil, (Arisman, 2010).

Menurut Depkes RI dalam Waryana (2010, Departemen Kesehatan) telah

melaksanakan program penanggulangan Anemia Gizi Besi dengan cara membagikan tablet

besi atau Tablet Tambah Darah (TTD) kepada ibu hamil sebanyak 1 tablet setiap hari

berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan setiap tablet kunyah mengandung 100

mg zat besi sebagai kompleks besi (III) Hidroksida Polimaltosa (KBP), Siklamat

(Fitrianingsih, 2009).

2.3.9 Efek samping kekurangan zat besi

Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada

pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang

dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal

secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia boot dapat

meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan

bayi BBLR dan premature juga lebih besar, (Waryana, 2010).

Kekurangan oat besi dapat menyebabkan menurunnya kemampuan kerja,

kekurangan energy pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih pusing. kurang

nafsu makan, menurunnya kebugaran, kekebalan dan gangguan penyembuhan luka serta

kemampuan mengatur suhu tubuh menurun, (Marmi, 2013).

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

2.3.10 Pastofisiologis Zat Besi dalam Kehamilan

Gambar 2.2 Pastofisiologis Zat Besi Dalam Kehamilan

Sumber (Sarwono P, 2010)

ProteinZat besi

Eritrosit

Mengangkut Oksogen Kedalam Tubuh

Hemoglobin

Timbunan Gejala Anemia

Kekurangan Oksigen

+ -

Menghasilkan energi

Abortus

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepatuhan II.pdf · lainnya sepertinasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melaluisuatu kampanye media massa (Ian & Marcus,

2.3.11 Pengaruh anemia pada kehamilan dan janin, antara lain

1. Pengaruh anemia terhadap kehamilan

a. Bahaya selama kehamilan dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan

tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi

kordis (Hb < 6 g%), molahidatidosa, hiperemesis gravidarum, pendarahan

antepanum. ketuban pecah dini (KPD).

b. Bahaya saat persalinan, gangguan His (kekuatan mengejan), kala pertama dapat

berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan

operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan

postpartum karena atonia uteri, kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum

sekunder dan atonia uteri.

2.3.12 Pengobatan anemia dalam kehamilan

Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan

pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data dasar kesehatan umum calon

ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan disertakan juga pemeriksaan laboratorium,

(Manuaba, 2013).