19
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan 1. Pengertian gigi tiruan Gigi tiruan adalah suatu alat tiruan yang digunakan untuk menggantikan sebagian atau seluruh gigi asli yang sudah hilang serta mengembalikan perubahan-perubahan struktur jaringan yang terjadi akibat hilangnya gigi asli. Tujuan pembuatan gigi tiruan pada hakikatnya adalah untuk memperbaiki fungsi pengunyahan, pengecapan, estetik, menjaga kesehatan jaringan serta mencegah kerusakan lebih lanjut (Z Gaib, 2013:58). Gigi tiruan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gigi tiruan cekat dan gigi tiruan lepasan. Gigi tiruan lepasan/removable denture (yang dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien) dibagi menjadi dua bagian, yaitu gigi tiruan lengkap dan gigi tiruan sebagian. Gigi tiruan cekat/fixed yang disemenkan ke gigi pasien secara permanen (Wahjuni; dkk, 2017:76). 2. Macam-macam gigi tiruan Menurut Wahjuni, dkk (2017:76-77) , ada beberapa macam-macam gigi tiruan, yaitu sebagai berikut : a. Gigi tiruan cekat Gigi tiruan cekat adalah restorasi yang direkatkan secara permanen pada gigi yang telah dipersiapkan untuk memperbaiki sebagian atau seluruh permukaan gigi yang mengalami kerusakan atau kelainan untuk menggantikan kehilangan gigi. b. Gigi tiruan sebagian lepasan Gigi tiruan sebagian lepasan adalah sebuah protesa yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang, pada rahang atas maupun rahang bawah dan dapat dilepas pasang oleh pasien tanpa pengawasan dokter gigi. Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan alternatif perawatan prostodontik yang tersedia dengan biaya yang lebih terjangkau untuk sebagian besar pasien dengan kehilangan gigi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

  • Upload
    others

  • View
    52

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gigi Tiruan

1. Pengertian gigi tiruan

Gigi tiruan adalah suatu alat tiruan yang digunakan untuk

menggantikan sebagian atau seluruh gigi asli yang sudah hilang serta

mengembalikan perubahan-perubahan struktur jaringan yang terjadi akibat

hilangnya gigi asli. Tujuan pembuatan gigi tiruan pada hakikatnya adalah

untuk memperbaiki fungsi pengunyahan, pengecapan, estetik, menjaga

kesehatan jaringan serta mencegah kerusakan lebih lanjut (Z Gaib, 2013:58).

Gigi tiruan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu gigi tiruan cekat dan gigi tiruan lepasan. Gigi tiruan lepasan/removable

denture (yang dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien) dibagi menjadi dua

bagian, yaitu gigi tiruan lengkap dan gigi tiruan sebagian. Gigi tiruan

cekat/fixed yang disemenkan ke gigi pasien secara permanen (Wahjuni; dkk,

2017:76).

2. Macam-macam gigi tiruan

Menurut Wahjuni, dkk (2017:76-77) , ada beberapa macam-macam

gigi tiruan, yaitu sebagai berikut :

a. Gigi tiruan cekat

Gigi tiruan cekat adalah restorasi yang direkatkan secara permanen

pada gigi yang telah dipersiapkan untuk memperbaiki sebagian atau seluruh

permukaan gigi yang mengalami kerusakan atau kelainan untuk menggantikan

kehilangan gigi.

b. Gigi tiruan sebagian lepasan

Gigi tiruan sebagian lepasan adalah sebuah protesa yang menggantikan

satu atau beberapa gigi yang hilang, pada rahang atas maupun rahang bawah

dan dapat dilepas pasang oleh pasien tanpa pengawasan dokter gigi. Gigi

tiruan sebagian lepasan merupakan alternatif perawatan prostodontik yang

tersedia dengan biaya yang lebih terjangkau untuk sebagian besar pasien

dengan kehilangan gigi.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

5

c. Gigi tiruan lengkap lepasan

Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan satu

rahang penuh pada rahang atas maupun rahang bawah. Namun dapat dilepas

dan dipasang kembali oleh pasien.

B. Akibat-akibat Kehilangan Gigi Tanpa Penggantian

Menurut Gunadi (1991:31) berbagai akibat yang biasanya terasa karena

hilangnya gigi, yaitu :

1. Migrasi dan rotasi gigi

Hilangnya kesinambungan pada lengkung gigi dapat menyebabkan

pergeseran, miring atau berputarnya gigi. Gigi yang tidak lagi menempati

posisi yang normal untuk menerima beban yang terjadi pada saat

pengunyahan, maka akan mengakibatkan kerusakan struktur periodontal.

2. Resorpsi berlebihan

Bila gigi sudah tidak punya antagonis lagi, maka akan terjadi resorpsi

berlebih. Resorpsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan

tulang alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa pertumbuhan tulang alveolar, maka

struktur periodontal akan mengalami kemunduran sehingga gigi mulai ektrusi.

Bila terjadinya hal ini disertai pertumbuhan tulang alveolar berlebih, maka

akan menimbulkan kesulitan jika pada suatu hari penderita perlu dibuatkan

geligi tiruan lengkap.

3. Beban berlebihan

Bila penderita sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang

masih ada akan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi

pembebanan berlebih. Hal ini akan mengakibatkan kerusakan membran

periodontal dan lama kelamaan gigi tadi menjadi goyang dan akhirnya

terpaksa dicabut.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

6

4. Memburuknya penampilan

Menjadi buruknya penampilan (loss of appearance) karena kehilangan

gigi depan akan mengurangi daya tarik wajah seseorang, apalagi dari segi

pandang manusia modern.

C. Mahkota (Crown)

1. Pengertian mahkota (Crown)

Mahkota (Crown) adalah jenis protesa yang menggantikan kehilangan

struktur gigi yang disebabkan oleh karies, trauma, atau penyebab lain, untuk

mengembalikan kenyamanan, fungsi dan rasa percaya diri pasien. Mahkota

merupakan restorasi ekstrakoronal yang disementasikan pada permukaan luar

mahkota klinis dengan menyerupai morfologi dan kontur bagian koronal gigi

yang rusak. Mahkota melindungi struktur gigi yang tersisa dari kerusakan

yang lebih lanjut (Rikmasari; dkk, 2015:5).

Mahkota (Crown) adalah suatu restorasi yang menutupi seluruh

mahkota klinis dari suatu gigi. Mahkota juga berupa mahkota penuh atau

sebagian dari suatu gigi atau geraham yang dibuat dari porselen, logam, damar

buatan (resin) atau kombinasi dari bahan-bahan tersebut (Martanto, 1981:4).

2. Macam-macam mahkota (Crown)

Menurut Martanto (1981:61) mahkota penuh merupakan restorasi yang

menutupi seluruh permukaan mahkota klinis dari suatu gigi. Mahkota ini

merupakan restorasi yang berdiri sendiri (single unit restoration) atau sebagai

retainer dari jembatan. Mahkota penuh yang khusus dipakai pada gigi-gigi

anterior dan dibuat seluruhnya dari porselen atau akrilik yang disebut mahkota

jaket (jacket crown).

a. Indikasi

1) Indikasi untuk gigi depan (anterior) dipakai untuk mahkota all

acrylic dan porcelain, yaitu :

a) Mempunyai permukaan labial yang berkaries, yang

mengalami erosi, perubahan warna (stained).

b) Mempunyai permukaan proximal yang ada tambalan besar

atau berkaries dalam.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

7

c) Memerlukan perubahan kedudukan dan perubahan bentuk.

2) Indikasi untuk gigi belakang (posterior) dipakai untuk mahkota

penuh logam dan porcelain, yaitu :

a) Gigi-gigi (geraham) yang terkena karies (karies indeks

tinggi)

b) Oleh karena kerusakan-kerusakan akibat karies atau fraktur.

Menurut Fatmawati (2011:96), mahkota penuh/complete crown

merupakan restorasi yang menutupi seluruh permukaan mahkota klinis dari

suatu gigi asli. Terdapat berbagai jenis mahkota penuh/complete crown

diantaranya :

a. Mahkota penuh logam

Mahkota ini sering disebut dengan mahkota tuang penuh atau full cast

crown. Merupakan suatu restorasi yang menyelubungi permukaan gigi dari

logam campur yang dituang (Gambar 2.1).

1) Indikasi

a) Untuk gigi molar dan premolar rahang atas dan rahang bawah

b) Penderita dengan oklusi dan artikulasi yang berat

c) Tekanan kunyah besar

d) Tidak memerlukan estetik

e) Gigi dengan karies servikal

2) Kontra indikasi

a) Mahkota gigi tidak cukup terutama pada gigi dengan pulpa

vital

b) Pasien memerlukan estetik

c) Gusi sensitif terhadap logam

Gambar 2.1

Mahkota penuh logam

(Fatmawati, 2011:97)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

8

b. Mahkota penuh porselen

Porselen gigi umumnya digunakan untuk memulihkan gigi yang rusak

ataupun patah dikarenakan faktor estetiknya yang sangat baik, resistensi

pemakaian, perubahan kimiawi yang lambat, dan konduktifitas panas yang

rendah. Terlebih lagi, porselen mempunyai kecocokan yang cukup baik

dengan karakteristik struktur gigi (Gambar 2.2).

1) Indikasi

a) Membutuhkan estetik tinggi

b) Malposisi

c) Gigi yang telah dirawat endodonsi dengan pasak dan inti

2) Kontra indikasi

a) Indeks karies tinggi

b) Distribusi beban dioklusal tidak baik

c) Bruxism

Gambar 2.2

Mahkota penuh porselen

(Fatmawati, 2011:97)

c. Mahkota kombinasi porselen-logam

Lapisan logam sebagai substruktur mahkota jaket kombinasi porselen-

logam akan mendukung lapisan porselen diatasnya sehingga mengurangi sifat

getas (brittle) dari bahan porselen, memiliki kerapatan tepi dan daya tahan

yang baik (Gambar 2.3).

1) Indikasi

a) Gigi dengan kebutuhan estetik yang membutuhkan kekuatan

restorasi

b) Ukuran gigi normal atau lebih dari normal

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

9

c) Kerusakan luas gigi yang tidak dapat diperbaiki dengan

restorasi sederhana

d) Sebagai retainer GTJ dan penjangkaran GTSL

e) Pada gigi yang telah dirawat saluran akarnya

Gambar 2.3

Porcelain fused to metal

(Fatmawati, 2011:98)

d. Mahkota jaket akrilik

Menurut Martanto (1981:61) , Mahkota penuh yang menutupi seluruh

permukaan mahkota klinis gigi dengan menggunakan bahan campuran dari

akrilik, dimana liquid sebagai monomer dan resin sebagai polimer. Resin

dental adalah sintetik resin yang dipergunakan untuk bahan tambal gigi,

landasan gigi tiruan, landasan pesawat orthodontic dan juga untuk gigi

tiruannya sendiri (Gambar 2.4).

1) Indikasi

Pemakaian protesa jacket crown all acrylic bertujuan untuk

memperbaiki gigi anterior yang terindikasi mengalami masalah yang

memungkinkan dibuatkan jacket.

Indikasi pemakaian protesa jacket crown all acrylic adalah :

a) Gigi anterior rahang atas dan bawah.

b) Berkaries yang sedemikian luasnya, sehingga tidak dapat

ditambal secara konvensional.

c) Mengalami fraktur (patah)

d) Berkedudukan tidak normal.

e) Mengalami abrasi.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

10

2) Kontra indikasi

Mahkota jacket crown all acrylic mempunyai kontra indikasi dalam

pembuatan dan pemakaiannya, yaitu :

a) Tidak dapat dipakai pada gigi posterior.

b) Gigi-gigi yang tipis. (karena gigi harus digerinda sedalam

0,5-0,75 mm)

c) Tidak dapat dipakai pada pasien yang memiliki gigitan yang

rapat. (cross-bite)

d) Gigi-gigi yang pendek atau tidak memiliki singulum.

Gambar 2.4

Mahkota jaket akrilik

(McLean, 1980)

3. Prosedur pembuatan mahkota jaket akrilik

Menurut Anonim (2009), setelah melakukan pencetakan pada hasil

preparasi, tahap selanjutnya adalah pembuatan mahkota jaket yang terdiri dari

beberapa tahapan, antara lain :

a. Persiapan model kerja

Model kerja yang baik adalah yang bersih dari nodul atau porus dan

batas anatomi terbentuk dengan jelas. Tahap ini bertujuan agar pembuatan gigi

tiruan sesuai dengan yang diinginkan (Gunadi, 1991).

b. Pemasangan model pada okludator

Okludator merupakan alat yang digunakan untuk meniru gerakan

oklusi. Bertujuan untuk membantu dalam proses penyusunan elemen gigi

tiruan (Martanto, 1981)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

11

c. Radir servikal

Radir servikal bertujuan untuk memperjelas batas-batas servikal agar

tidak melebihi servikal saat pembentukan pola malam. Saat proses radir

servikal harus hati-hati dan teliti.

d. Pembentukan pola malam

Pembentukan pola malam harus teliti dan perlu perhatikan. Bagian

yang sangat penting yaitu daerah servikal tertutup semua, oklusi dengan gigi

antagonis, kontak dengan gigi tetangga, inklinasi/kemiringannya.

e. Flasking

Flasking adalah proses penanaman pola malam pada kuvet untuk

mendapatkan mould space. Sebelum ditanam dalam kuvet model malam diisi

menggunakan stone. Model malam ditanamkan pada tengah-tengah kuvet

bawah dengan membentuk 45º dan model malam bagian labial menghadap

keatas.

f. Boiling out

Bertujuan untuk menghilangkan wax dari model yang telah ditanam

dikuvet untuk mendapatkan mould space. Proses boiling out dengan cara

memasukan kuvet ke dalam air mendidih kurang lebih 10-15 menit, lalu kuvet

dibuka dan disiram ke model malam yang telah ditanam lalu dibersihkan

sampai tidak ada malam yang tersisa.

g. Packing

Packing adalah proses pencampuran antara monomer dan polimer resin

akrilik, kemudian dimasukan kedalam mould space yang terdapat pada kuvet.

Metode yang digunakan ialah dry pack technic : pengisian polimer akrilik

sedikit demi sedikit dan kemudian ditetesi dengan monomer sampai

bercampur lalu digetarkan menggunakan vibrator agar terisi merata.

h. Curing

Proses perebusan akrilik dimana kuvet dalam keadaan di press

dimasukan kedalam tempat perebusan yang berisi air pada temperatur kamar

lalu dinaikan sampai suhu 100º dan dibiarkan sampai ± 30menit.

i. Deflasking

Deflasking adalah proses pembongkaran atau pengeluaran mahkota

dari kuvet. Bila pemberian bahan separating baik pembongkaran atau

pengeluaran mahkota mudah.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

12

j. Finishing

Finishing adalah proses membersihkan sisa-sisa bahan tanam dan

membuang sisa-sisa resin akrilik pada batas gigi tiruan. Hal ini bertujuan

untuk menyempurnakan bentuk akhir gigi tiruan sesuai dengan bentuk yang

diinginkan.

k. Polishing

Polishing adalah proses pemolesan gigi tiruan yang bertujuan untuk

menghaluskan dan mengkilapkan gigi tiruan tanpa mengubah konturnya.

Untuk resin akrilik, semua guratan dan daerah kasar harus dibuang

menggunakan serangkaian alat-alat abrasif seperti feltcone dan white brush

untuk menghasilkan permukaan gigi tiruan yang licin dan mengkilat. Untuk

permukaan landasan yang menghadap jaringan tidak boleh dipoles.

D. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

1. Fungsi gigi tiruan sebagian lepasan

Gigi tiruan ini digunakan dengan tujuan agar mengembalikan fungsi

pengunyahan, fungsi berbicara dan fungsi estetik. Menjaga kesehatan jaringan

pendukung tetap dipertahankan dalam keadaan optimal (Adnan, 2016:6-8).

Adapun fungsi dari gigi tiruan sebagian lepasan menurut Gunadi

(1991:33) adalah sebagai berikut :

a. Mengembalikan fungsi estetik

Alasan utama pasien mencari perawatan prostodontik biasanya karena

masalah estetik. Mereka yang kehilangan gigi depan biasanya memperlihatkan

wajah dan bibir masuk kedalam, sehingga dengan menggunakan gigi tiruan

akan membantu mengembalikan bentuk bibir.

b. Peningkatan fungsi bicara

Pada pasien dengan kehilangan gigi depan akan sulit untuk

menyebutkan beberapa huruf, sehingga dengan menggunakan gigi tiruan

pasien akan lebih mudah menyebutkan beberapa huruf abjad.

c. Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan

Pola kunyah penderita yang sudah kehilangan sebagian gigi biasanya

mengalami perubahan. Hilangnya sejumlah besar gigi mengakibatkan

bertambah beratnya beban oklusal pada gigi yang masih tinggal. Setelah

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

13

memakai protesa pasien akan merasakan perbaikan dan peningkatan fungsi

kunyah karena tekanan kunyah dapat disalurkan lebih merata keseluruh bagian

jaringan pendukung sehingga berhasil memperbaiki dan meningkatkan fungsi

kunyah.

d. Pelestarian jaringan mulut yang masih tinggal

Pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan berperan dalam mencegah atau

mengurangi efek yang timbul karena hilangnya gigi. Resorpsi tulang alveolar

yang terjadi akibat tidak adanya rangsangan fungsional dari gigi dapat dicegah

dengan pemakaian gigi tiruan lepasan. Terpeliharnya gigi asli yang masih ada,

akar gigi, tulang alveolar dan mukosa rongga mulut merupakan faktor yang

penting untuk keberhasilan penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan.

e. Pencegahan migrasi gigi

Bila sebuah gigi dicabut atau hilang, gigi tetangganya dapat bergerak

memasuki ruang kosong tadi. Migrasi seperti ini pada tahap selanjutnya

menyebabkan renggangnya gigi-gigi lain. Penggunaan gigi tiruan dapat

mencegah terjadinya migrasi gigi.

2. Komponen gigi tiruan sebagian lepasan

Menurut Gunadi (1991:154), komponen yang terdapat pada gigi tiruan

sebagian lepasan terdiri dari tiga yaitu, sebagai berikut :

a. Cengkram kawat

Cengkram kawat merupakan jenis cengkram yang lengan-lengannya

terbuat dari kawat jadi (wrought wire). Ukuran yang sering dipakai untuk

keperluan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan adalah diameter 0,8 mm.

Keuntungan pemakaian cengkram kawat adalah bersifat lentur, retensinya

dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dapat dibuat dengan diameter lebih kecil

tanpa resiko mudah patah, sehingga dapat memberi efek estetik yang lebih

baik. Kerugian pemakaian cengkram kawat adalah mudah terjadi distorsi, ada

kecendrungan penderita melepas gigi tiruan dari mulut dengan menarik lengan

retentifnya, mudah patah bila pembuatan nya kurang hati-hati karena banyak

bekas tang pada permukaan kawat.

Secara garis besar cengkram kawat dikelompokan menjadi dua yaitu,

cengkram kawat oklusal dan cengkram kawat gingival dimana masing-masing

terdiri dari beberapa, dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

14

1) Cengkeram kawat oklusal

a) Cengkeram half jackson

Cengkeram ini pada gigi posterior yang mempunyai kontak yang baik

dibagian mesial dan distalnya (Gambar 2.5).

Gambar 2.5

Cengkeram half jackson

(Gunadi, 1991:164)

b) Cengkeram S

Berbentuk seperti huruf S bersandar pada singulum gigi kaninus, biasa

digunakan pada kaninus bawah. Dapat juga digunakan untuk kaninus atas

(Gambar 2.6).

Gambar 2.6

Cengkeram S

(Gunadi, 1991:165)

c) Cengkeram panah

Berbentuk anak panah yang ditempatkan pada interdental gigi,

diperuntukkan bagi anak-anak dimana retensinya kurang. Itulah sebabnya

cengkeram ini dipakai untuk protesa sementara selama masa pertumbuhan

(Gambar 2.7).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

15

Gambar 2.7

Cengkeram panah

(Gunadi, 1991:165)

2) Cengkeram kawat gingival

Cengkeram bar type clasp ini berasal dari basis gigi tiruan atau arah

gingival, diantaranya yaitu :

a) Cengkeram maecock

Pemakainya sama seperti cengkeram panah anker, dan biasa disebut

ball retainer clasp (Gambar 2.8).

Gambar 2.8

Cengkeram maecock

(Gunadi, 1991:166)

b) Cengkeram panah anker

Dikenal sebagai arrow ancor clasp, merupakan cengkeram interdental

atau proksimal. Tersedia juga dalam bentuk siap pakai disolder pada kerangka

atau ditanam dalam basis (Gambar 2.9).

Gambar 2.9

Cengkeram panah anker

(Gunadi, 1991:166)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

16

c) Cengkeram C

Cengkeram ini seperti cengkeram setengah jackson dengan standar

(pangkal) ditanam pada basis (Gambar 2.10).

Gambar 2.10

Cengkeram C

(Gunadi, 1991:167)

b. Elemen gigi

Elemen gigi tiruan merupakan bagian dari gigi tiruan sebagian lepasan

yang menggantikan gigi asli yang hilang. Seleksi elemen gigi tiruan

merupakan tahap yang cukup sulit pada proses pembuatan protesa, kecuali

pada kasus dimana gigi asli masih ada yang dapat dijadikan panduan. Berikut

faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan elemen gigi tiruan :

(Gunadi, 1991)

1) Ukuran gigi

Ukuran panjang dan lebar gigi harus sesuai dengan gigi sebelahnya.

Ukuran gigi harus seimbang dengan ukuran wajah dan kepala terutama gigi

anterior.

2) Bentuk gigi

Bentuk gigi tiruan hendaknya dibuat harmonis dengan bentuk wajah.

Ada tiga bentuk dasar dari wajah yaitu, persegi, oval, dan segitiga. Selain

bentuk wajah pemilihan bentuk gigi dapat dilihat dari jenis kelamin pasien,

gigi bentuk segitiga dengan kontur membulat lebih cocok untuk wanita.

3) Warna gigi

Warna elemen gigi tiruan dicocokan dan dipilih dari suatu contoh

warna yaitu, shade guide. Biasanya warna disesuaikan dengan warna gigi yang

masih ada dan semakin lanjut usia pasien biasanya warna gigi akan semakin

tua.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

17

c. Basis gigi tiruan

Basis gigi tiruan merupakan bagian yang menggantikan tulang alveolar

yang sudah hilang dan berfungsi mendukung gigi tiruan. Fungsi basis gigi

tiruan adalah memberikan retensi dan stabilisasi kepada gigi tiruan,

mendukung gigi tiruan, menyalurkan tekanan oklusal ke jaringan pendukung,

gigi penyangga atau linggir sisa. Basis gigi tiruan juga dapat mengembalikan

kontur wajah penderita sehingga keliatan alamiah.

Secara garis besar basis gigi tiruan dibagi menjadi tiga macam bahan

basis yaitu, sebagai berikut :

1) Bahan basis akrilik

Kelebihan bahan basis akrilik yaitu warnanya harmonis dengan

jaringan sekitarnya sehingga memenuhi faktor estetik, dapat dilapis dan

dicekatkan kembali, relatif lebih ringan, teknik pembuatannya lebih mudah,

harganya murah. Kekurangan bahan basis akrilik yaitu penghantar panas yang

buruk, dimensinya tidak stabil pada waktu pembuatan, mudah abrasi pada saat

pembersihan maupun pemakaian, mudah berubah warna, sisa makanan mudah

melekat pada basis sehingga mudah berbau.

2) Bahan basis metal/kerangka logam

Kelebihan dari bahan basis metal/kerangka logam yaitu penghantar

panas yang baik, ketepatan dimensional lebih baik, permukaan licin, tidak

menyerap cairan mulut sehingga tidak mudah berbau. Kekurangan dari basis

bahan metal adalah tidak mungkin dilapis atau dicekatkan kembali, warna

basis tidak harmonis dengan warna jaringan sekitarnya, relatif lebih berat,

teknik pembuatannya lebih rumit dan mahal.

3) Bahan kombinasi metal-akrilik

Tujuan pemakaian basis kombinasi adalah memanfaatkan kelebihan

masing-masing bahan. Basis kombinasi ini berupa rangka dari metal yang

dilapisi bahan akrilik untuk tempat pelekatan elemen gigi tiruan dan yang

berkontak dengan mukosa mulut.

d. Macam-macam dukungan sadel

Ada tiga pilihan untuk dukungan sadel paradental, yaitu dukungan gigi,

mukosa dan kombinasi, sedangkan untuk sadel berujung bebas dukungan

didapatkan dari mukosa. Dukungan terbaik untuk protesa diperoleh bila

memperhatikan faktor keadaan jaringan, panjang sadel dan keadaan rahang

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

18

yang akan dipasang gigi tiruan. Berikut macam-macam dukungan gigi tiruan

sebagian lepasan. (Gunadi, 1995)

1) Gigi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi

Pada dukungan gigi, tekanan oklusal secara langsung disalurkan

kepada gigi penyangga melalui kedua sandaran oklusal. Basis bersama elemen

gigi berfungsi mencegah migrasi horizontal gigi tetangga dan migrasi vertikal

gigi antagonis (Gambar 2.11).

Gambar 2.11 Tooth-borne

(Watt & Macgregor, 1992)

2) Gigi tiruan sebagian lepasan dukungan jaringan

Sebagai pendukung gigi tiruan, mukosa sebetulnya merupakan jaringan

yang kurang menguntungkan. Hanya rahang atas yang boleh mendukung gigi

tiruan, sebab palatum lebih luas dibanding rahang bawah. Selanjutnya protesa

dukungan jaringan hanya dibuat bila dukungan lain sudah tidak mungkin

diperoleh lagi (Gambar 2.12).

Gambar 2.12

Mucosa-borne

(Watt & Macgregor, 1992)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

19

3) Gigi tiruan sebagian lepasan dukungan kombinasi

Pada kasus berujung bebas, gigi tiruan mendapatkan dukungan

kombinasi antara jaringan dan gigi karena pada salah satu ujung sadel bebas.

Semua kasus semacam ini hendaknya diusahakan mendapatkan dukungan

kombinasi, oleh karena itu gigi penyangga yang masih ada perlu

dipertahankan selama mungkin (Gambar 2.13).

Gambar 2.13

Tooth & Mucosa-borne

(Watt & Macgregor, 1992)

3. Retensi dan stabilisasi gigi tiruan sebagian lepasan

Pada pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan salah satu faktor yang

penting adalah retensi dan stabilisasi.

a. Retensi

Retensi adalah kemampuan gigi tiruan untuk melawan gaya-gaya yang

akan memindahkan protesa ke arah oklusal. Contoh gaya pemindah adalah

aktivitas otot-otot pada saat bicara, mastikasi, tertawa, menelan, batuk, bersin,

makanan lengket atau gravitasi untuk gigi tiruan atas (Gunadi, 1991:156).

Retensi dapat didefinisikan sebagai ketahanan gigi tiruan terhadap

pengangkatanya dari mulut. Pemeriksaan retensi dilakukan dengan memasang

gigi tiruan kuat–kuat didalam mulut, dan mencoba melepaskannya dengan

gaya yang tegak lurus dalam bidang oklusal (Watt, MacGregor, 1992:54).

b. Stabilisasi

Stabilisasi merupakan kemampuan gigi tiruan untuk tetap duduk, stabil

dan konstan pada posisinya ketika menerima tekanan dan pergerakan yang

disebabkan oleh gaya fungsional, baik horizontal maupun rotasi. Stabilisasi

dapat diperoleh dengan lengan cengkram kedua yang terletak pada sisi lain

dari elemen penyangga. Hal ini akan menjaga setiap gaya yang dibebankan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

20

pada elemen oleh lengan retensi akan dinetralisir oleh gaya yang sama.

(Gunadi, 1991:157)

4. Prosedur pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan

Dalam pembuatan gigi tiruan lepasan akrilik teknisi laboratorium

teknik gigi harus mengetahui tahap-tahap yang harus dikerjakan dari awal

sampai akhir agar mendapatkan hasil protesa gigi tiruan yang baik sesuai

dengan yang diharapkan. Adapun tahap-tahap yang dikerjakan (Itjinginsih,

1991:33), yaitu :

a. Model kerja

Syarat model kerja yang baik adalah bersih dari nodul dan batas

anatomi terbentuk jelas. Tahap ini bertujuan agar pembuatan gigi tiruan sesuai

dengan yang diinginkan.

b. Penentuan dan pembuatan desain

Desain merupakan rencana awal yang berfungsi sebagai panduan

dalam proses pembuatan gigi tiruan. Desain dibuat dengan cara

menggambarkan model kerja dengan menggunakan pensil.

c. Penanaman model pada okludator

Okludator merupakan alat yang digunakan untuk meniru gerakan

oklusi sentris. Tujuan penanaman model pada okludator ini untuk membantu

dalam proses penyusunan elemen gigi tiruan.

d. Pembuatan cengkram

Cengkram mengelilingi gigi serta menyentuh sebagian besar kontur

gigi. Cengkeram harus didesain berdasarkan retensi, dukungan dan stabilisasi.

e. Penyusunan elemen gigi tiruan

Penyusunan gigi tiruan merupakan salah satu yang penting, hal ini

disebabkan oleh hubungan diantara gigi-gigi tersebut dengan faktor gigi yang

masih ada. Penyusunan gigi dilakukan secara bertahap yaitu gigi anterior atas,

gigi anterior bawah, posterior atas, molar satu bawah dan posterior bawah

lainnya.

f. Wax counturing

Wax counturing yaitu membentuk pola malam gigi tiruan menyerupai

anatomi gigi/jaringan. Kontur permukaan luar gigi dibentuk sesuai dengan

bentuk anatomis gigi dan jaringan lunak mulut.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

21

g. Flasking

Flasking adalah proses penanaman model malam dalam suatu kuvet

untuk mendapatkan mould space. Metode flasking dalam pembuatan gigi

tiruan dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Pulling the casting : setelah boiling out, model kerja tetap

berada pada kuvet bagian bawah dan elemen gigi tiruan akan

ikut pada kuvet bagian atas.

2) Holding the casting : model gigi tiruan berada dikuvet bagian

bawah dan seluruh elemen gigi tiruan ditutup dengan gips,

sehingga setelah boiling out akan terlihat seperti ruang kecil.

h. Boiling out

Boiling out bertujuan untuk menghilangkan wax dari model yang telah

ditanam dikuvet untuk mendapatkan mould space. Proses boiling out dengan

cara memasukan kuvet ke dalam air mendidih kurang lebih 10-15 menit, lalu

kuvet dibuka dan disiram ke model malam yang telah ditanam lalu dibersihkan

sampai tidak ada malam yang tersisa.

i. Packing

Packing adalah proses pencampuran antara monomer dan polimer resin

akrilik, kemudian dimasukan kedalam mould space yang terdapat pada kuvet.

Ada dua metode packing, yaitu Dry method dan Wet method dimana pada

kasus gtsl biasa digunakan teknik Wet method. Wet method merupakan cara

mencampur monomer dan polimer diluar mold dan bila sudah mencapai

stadium dought stage baru dimasukan ke dalam mold.

j. Curing

Curing adalah proses polimerisasi antara monomer yang bereaksi

dengan polimernya bila dipanaskan atau ditambah zat kimia lain. Pada proses

curing terdapat dua cara polimerisasi yaitu secara thermis yang disebut heat

curing dan secara khemis (zat kimia sudah ditambahkan dalam monomer)

yang disebut cold/self curing.

k. Deflasking

Deflasking adalah proses melepaskan protesa gigi tiruan resin akrilik

dari kuvet dan bahan tanamnya. Proses ini dilakukan dengan cara memotong-

motong gips sehingga model dikeluarkan secara utuh.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/128/5/6. BAB II.pdf5 c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan

22

l. Finishing

Finishing adalah proses membersihkan sisa-sisa bahan tanam dan

membuang sisa-sisa resin akrilik pada batas gigi tiruan. Hal ini bertujuan

untuk menyempurnakan bentuk akhir gigi tiruan sesuai dengan bentuk yang

diinginkan.

m. Polishing

Polishing adalah proses pemolesan gigi tiruan yang bertujuan untuk

menghaluskan dan mengkilapkan gigi tiruan tanpa mengubah konturnya.

Untuk resin akrilik, semua guratan dan daerah kasar harus dibuang

menggunakan serangkaian alat-alat abrasif seperti feldcone dan white brush

untuk menghasilkan permukaan gigi tiruan yang licin dan mengkilap. Untuk

permukaan landasan yang menghadap jaringan tidak boleh dipoles.