30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi Kewirausahaan dan Wirausahawan Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis, yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), pencipta yang menjual hasil ciptaannya. Menurut Zimmerer dalam Zul afdal (2016:3) kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan. Sedangkan Menurut Drucker dalam Zul Afdal (2016:3) Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different). Kewirausahaan bukan merupakan ilmu ajaib yang mendatangkan uang dalam waktu sekejap, melainkan sebuah ilmu, seni, dan keterampilan untuk mengelola semua keterbatasan sumber daya, informasi, dan dana yang ada guna mempertahankan hidup, mencari nafkah, atau meraih posisi puncak dan karir (Hendro,2011;5)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

  • Upload
    vunhi

  • View
    265

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Kewirausahaan

1. Definisi Kewirausahaan dan Wirausahawan

Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa

Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda.

Sedangkan Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata entrepreneur berasal dari

bahasa Perancis, yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko,

kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu),

pencipta yang menjual hasil ciptaannya.

Menurut Zimmerer dalam Zul afdal (2016:3) kewirausahaan adalah suatu

proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan

menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan. Sedangkan Menurut Drucker

dalam Zul Afdal (2016:3) Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and

different).

Kewirausahaan bukan merupakan ilmu ajaib yang mendatangkan uang

dalam waktu sekejap, melainkan sebuah ilmu, seni, dan keterampilan untuk

mengelola semua keterbatasan sumber daya, informasi, dan dana yang ada guna

mempertahankan hidup, mencari nafkah, atau meraih posisi puncak dan karir

(Hendro,2011;5)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

18

Menurut Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scarbrough dalam Irham

Fahmi (2013:2) wirausahawan adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan

mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan

pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber

daya yang diperlukan untuk mendirikannya.

2. Manfaat Kewirausahaan

Menurut Buchari Alma (2014:1) manfaat adanya wirausaha yaitu:

a. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi

pengangguran

b. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi,

pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan, dan sebagainya

c. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi unggul yang

patut dicontoh, diteladani, karena seorang wirausaha itu adalah orang terpuji,

jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain

d. Selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu

menjaga dan membangun lingkungan

e. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial,

sesuai dengan kemampuannya

f. Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin, jujur,

tekun dalam menghadapi pekerjaan

g. Memberi contoh bagaimana kita harus bekerja keras, tetapi tidak melupakan

perintah-perintah agama, dekat kepada Allah SWT

h. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

19

i. Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun

kebersihan lingkungan

3. Analisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan Usaha

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014:69-71) faktor-faktor

pendukung keberhasilan usaha adalah sebagai berikut.

a. Faktor Manusia

Faktor manusia merupakan faktor yang utama dalam pencapaian

keberhasilan usaha karena manusia yang mempunyai ide dan rencana usaha,

manusia juga yang akan mewujudkannya. Di sini diperlukan manusia yang

beretos kerja tinggi, rajin, optimis, dan pantang menyerah.

b. Faktor Keuangan

Faktor keuangan merupakan faktor penunjang keberhasilan usaha. Faktor

tersebut digunakan untuk modal usaha serta pemenuhan segala pengeluaran

untuk kepentingan operasi produksi seperti pembelian bahan baku, bahan

pembantu, gaji pegawai, promosi, dan biaya distribusi. Dalam hal ini, diperlukan

disiplin yang ketat dalam penggunaan dana sehingga segala kegiatan keuangan

harus dicatat dan dibukukan secara rapi, teliti, dan terus - menerus.

c. Faktor Organisasi

Dengan adanya faktor organisasi, sumber daya akan masuk pada suatu pola

sehingga orang-orang akan dapat bekerja dengan efektif dan efisien sesuai

dengan bidang tugasnya masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi.

Dengan adanya organisasi, berarti seorang wirausaha dapat:

1) mempertegas hubungan dengan para karyawan,

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

20

2) menciptakan hubungan antarkaryawan,

3) mengetahui tugas yang akan dijalankan,

4) mengetahui kepada siapa karyawan harus bertanggung jawab.

d. Faktor Perencanaan

Perencanaan usaha dapat digunakan sebagai alat pengawas dan

pengendalian usaha. Oleh karena itu, perencanaan harus dibuat oleh wirausaha

sejak usahanya didirikan, yaitu dimulai dari:

1) merencanakan produk apa yang akan dibuat,

2) memperhitungkan jumlah dana yang diperlukan,

3) merencanakan jumlah produk yang akan dibuat,

4) merencanakan tempat pemasaran produk.

e. Faktor Mengatur Usaha

Dalam kaitannya dengan kegiatan mengatur usaha, yang perlu dilakukan

oleh seorang wirausaha adalah sebagai berikut :

1) menyusun uraian tugas pokok untuk menjalankan usahanya,

2) menyusun struktur organisasi usaha,

3) memperkirakan tenaga kerja yang dibutuhkan,

4) menetapkan balas jasa dan insentif,

5) membuat jadwal usaha,

6) mengatur mesin-mesin produksi,

7) mengatur tata laksana usaha,

8) menata barang-barang,

9) menata administrasi usaha,

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

21

10) mengawasi usaha dan pengendaliannya.

f. Faktor Pemasaran

Faktor pemasaran produk perusahaan dapat ditinjau berikut ini:

1) daya serap pasar dan prospeknya,

2) kondisi pemasaran dan prospeknya,

3) program pemasarannya.

g. Faktor Administrasi

Untuk menunjang kelancaran kegiatannya, sebaiknya seorang wirausaha

mempunyai catatan yang rapi mengenai kegiatan dan kejadian yang terjadi setiap

harinya. Catatan tersebut dibuat secara kronologis dan kemudian

didokumentasikan.

Tabel 2.1 Berikut ini disajikan analisis kemungkinan kegagalan usaha

No. Karakteristik Profil Ciri Wirausahawan Gagal

1 Dedikasi Meremehkan waktu dan dedikasi pribadi

2 Pengendalian usaha Gagal mengendalikan aspek utama usaha

3 Pengalaman manajemen Pemahaman terhadap disiplin manajemen utama kurang

4 Pengelolahan piutang Masalah arus kas yang buruk

5 Memperluas usaha berlebihan

Memulai suatu program perluasan usaha sebelum berbisnis

6 Perencanaan keuangan Meremehkan kebutuhan usaha atau bisnis

7 Lokasi usaha Memilih lokasi usaha yang buruk 8 Pembelanjaan besar Pengeluaran awal yang tinggi

Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

22

Dalam mengelola usaha, ada faktor penting yang dibutuhkan oleh

wirausahawan cerdas, yaitu 3 faktor penting operasional. Ketiga faktor penting

itu adalah:

a) Quality : mutu produk, mutu operasional, dan mutu pelayanan harus

bagus.

b) Time : waktu penyelesaian produk, waktu pekerjaan, waktu perbaikan

juga penting dan menunjang mutu produk.

c) Cost : jangan lupa, mutu yang bagus perlu biaya tetapi biaya yang tinggi

belum tentu menghasilkan mutu yang baik.

4. Risiko Usaha

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014:66-69) Seorang

wirausaha ketika menjalankan dan mengembangkan usaha tentunya akan

menghadapi beberapa risiko yang dapat terjadi. Risiko ini bisa memengaruhi

hasil usahanya apabila tidak diperhitungkan, diantisipasi, dan dipersiapkan

penanganannya.

Di bawah ini akan diuraikan beberapa risiko usaha yang mungkin akan terjadi.

a. Risiko usaha internal

Risiko usaha internal adalah risiko yang timbul dari menjalankan usaha

dan berdampak pada kelangsungan usaha itu sendiri. Risiko usaha ini apabila

timbul, akan berakibat buruk bagi usaha yang sedang dijalankan. Risiko bagi

usaha biasa disebut dengan risiko usaha yang berdampak bagi internal usaha.

Resiko usaha internal di antaranya seperti berikut.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

23

1) Kehilangan modal apabila piutang tidak terbayarkan oleh konsumen.

2) Kehilangan karyawan/personil yang handal apabila tidak dapat menangani

dengan baik dalam bidang upah, kesempatan berkarier, fasilitas kerja,

wewenang, tanggung jawab, kebijakan, kesalahpahaman manajeman internal.

3) Kehilangan kepercayaan konsumen karena tidak mampu memberikan barang

yang sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen. Kepercayaan konsumen

hilang akibat kesalahan membuat produk pesanan, kesalahan jadwal

pengiriman, kesalahan jumlah penagihan, dan kesalahan pelayanan purnajual.

Akibat ditinggalkan oleh konsumen adalah kesulitan mencari konsumen baru

yang baik dan memiliki loyalitas terhadap produk, merek, dan kualitas.

4) Kehilangan kepercayaan penyuplai yaitu risiko usaha yang berakibat

ditinggalkan oleh pihak luar perusahaan yang menjadi pemasok kebutuhan

perusahaan. Kebutuhan itu di antaranya persediaan bahan baku, alat kantor,

tenaga kerja. Risiko ini bisa terjadi karena keterlambatan melakukan

pembayaran ke pihak penyuplai dan melanggar ketentuan perjanjian kerja

sama. Akibat ditinggalkan oleh penyuplai adalah kesulitan mencari pemasok

yang baik, cepat, jujur, dan sesuai dengan kualitas perusahaan.

5) Risiko penghentian Izin usaha, yaitu risiko usaha yang diberikan oleh

pemerintah dengan melakukan pencabutan izin usaha. Pencabutan izin usaha

ini dikarenakan melanggar ketentuan izin bisnis yang ada di pemerintah,

melakukan penipuan dengan memanipulasi laporan keuangan dengan tujuan

supaya tidak membayar pajak ke pemerintah, merusak lingkungan hidup,

menggangu keamanan dan kenyamanan masyarakat di sekitarnya.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

24

6) Risiko tidak diterima oleh masyarakat sekitar, yaitu risiko usaha yang terjadi

akibat dari ketidakterimaan masyarakat dengan adanya usaha yang

dijalankan. Risiko usaha ini bisa terjadi karena merusak tatanan masyarakat,

menggangu ketenangan dan keamanan masyarakat, tidak memberikan

dampak ekonomis bagi masyarakat sekitar, dan lain-lain.

b. Risiko bagi lingkungan usaha yang bersifat eksternal

Risiko bagi lingkungan usaha yang bersifat eksternal adalah risiko yang

timbul dari menjalankan usaha dan berdampak pada kelangsungan lingkungan

luar usaha itu sendiri. Risiko bagi usaha biasa disebut dengan risiko usaha yang

berdampak bagi eksternal usaha.

Risiko usaha eksternal di antaranya sebagai berikut.

1) Risiko pelestarian lingkungan hidup yaitu risiko usaha yang akan dihadapi

oleh wirausahawan dalam rangka melestarikan lingkungan hidup supaya

terjaga lingkungan alam, ekosistem, dan habitatnya. Risiko ini timbul karena

bahan baku dari usaha tersebut berhubungan dengan kelestarian lingkungan

hidup.

2) Risiko sosial dan budaya masyarakat, yaitu risiko yang terjadi atas berdirinya

sebuah usaha dan berdampak pada lingkungan sosial dan budaya masyarakat.

3) Risiko tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu risiko usaha yang timbul

sebagai bentuk kepedulian sosial perusahaan kepada masyarakat dan

lingkungan sekitarnya. Bentuk kepedulian ini seperti pemberian beasiswa,

bantuan pembangunan sarana dan prasarana umum (tempat ibadah,

pembangkit listrik, pengelolaan sumber air, jalan raya, irigasi), bantuan dana

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

25

sosial untuk kegiatan keagamaan, kegiatan budaya lokal maupun hari

nasional.

4) Risiko pengelolaan limbah, yaitu risiko usaha yang timbul sebagai akibat dari

limbah industri yang dikeluarkan dalam rangka memproduksi sebuah barang

atau jasa. Limbah dari produksi dapat berupa limbah cair dan limbah padat.

Limbah industri yang tidak dikelola dengan baik akan memberikan akibat

pencemaran lingkungan seperti air, udara, dan tanah.

5) Risiko perekonomian masyarakat dan negara adalah

risiko usaha yang terjadi karena sebuah kesalahan manajemen di internal

perusahaan dan menimbulkan dampak perubahan perekonomian masyarakat

dan negara. Akibat dari risiko ini adalah memburuknya kondisi perekonomian

akan mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Kondisi ekonomi makro

yang buruk akan berpengaruh terhadap volume kegiatan

usaha.

6) Risiko perubahan peraturan dan kebijakan pemerintah

yaitu risiko usaha yang timbul dan berakibat kepada perubahan dan

kebijakan pemerintah.

B. Teori Tahap-Tahap Kewirausahaan

1. Tahap Memulai

Tahap dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha

mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang

usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

26

atau melakukan “franchising”. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan

dilakukan.

2. Tahap Melaksanakan Usaha

Dalam tahap ini, seorang wirausaha mengelola berbagai aspek yang

terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, sumber daya

manusia, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana

mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan

evaluasi.

3. Tahap Mempertahankan

Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai

melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai

dengan kondisi yang dihadapi.

4. Tahap Mengembangkan

Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami

perkembangan atau dapat bertahan, perlunasan usaha menjadi salah satu pilihan

yang mungkin diambil (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,2014:73).

C. Teori Pendidikan Kewirausahaan

1. Definisi Pendidikan dan Pendidikan Kewirausahaan

Menurut bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara (dalam Zul

Afdal, 2016:8) pendidikan yaitu tuntutan dalam hidup tmbuhnya anak-anak yang

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

27

bermaksud menuntun segala kekuatan kodrati pada anak-anak itu supaya mereka

sebagai manusia dan anggota masyarakat mampu menggapai keselamatan dan

kebahagiaan setinggi-tingginya.

Menurut Theodore Brameld (dalam Zul Afdal, 2016:9) pendidikan

memiliki fungsi yang luas yaitu sebagai pengayom dan pengubah kehidupan

suatu masyarakat jadi lebih baik dan membimbing, masyarakat yang baru supaya

mengenal tanggung jawab bersama dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah

sebuah proses yang lebih luas dari sekedar periode pendidikan di sekolah.

Pendidikan adalah sebuah proses belajar terus menerus dalam keseluruhan

aktifitas sosial sehingga manusia tetap ada dan berkembang.

Kewirausahaan pendidikan adalah bidang usaha yang dilakukan

seseorang/ sekumpulan orang/ organisasi yang cakupan usaha mengarah kepada

pemanfaatan ilmu-ilmu, sarana dan prasarana pendidikan yang pernah

didapatnya sehingga menjadi sangat penting dalam memberikan pengaruh kreatif

dan inovatif kepada kehidupan manusia (Zul Afdal,2016).

2. Mata Pelajaran

Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah terdiri atas

kelompok Matapelajaran Wajib yaitu kelompok A dan kelompok B dan

kelompok Matapelajaran C yaitu pilihan Kelompok

Peminatan terdiri atas Matematika dan Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan

Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya; dan (c)Khusus untuk MA, selain pilihan ketiga

kelompok peminatan tersebut, dapat ditambah dengan peminatan lainnya yang

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

28

diatur lebih lanjut oleh Kementerian Agama.

a. Kelompok Matapelajaran Wajib

Kelompok Matapelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum

yaitu pendidikan bagi semua warganegara bertujuan memberikan pengetahuan

tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk

mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa.

Struktur kelompok matapelajaran wajib dalam kurikulum Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2. Mata Pelajaran Wajib Kurikulum Sekolah Menengah Atas / Madrasah

Aliyah

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU

PER MINGGU X XII XII

Kelompok A (Wajib) 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 Matematika 4 4 4 5 Sejarah Indonesia 2 2 2 6 Bahasa Inggris 2 2 2 Kelompok B (Wajib) 7 Seni Budaya 2 2 2 8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Keseshatan 3 3 3 9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 24 24 24

Kelompok C (Peminatan) Matapelajaran Peminatan Akademik 12 16 16 Matapelajaran Pilihan Lintas Kelompok Peminatan 6 4 4 JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 42 44 44

Sumber : Permendikbud No.69 tahun 2013

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

29

Keterangan: 1) Matapelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok matapelajaran yang

kontennya dikembangkan oleh pusat. Matapelajaran Kelompok B adalah

kelompok matapelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan

dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

2) Satu jam pelajaran tatap muka 45 menit per minggu dan mapel yang memiliki

alokasi waktu belajar 2 jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka

2 X 45 menit per minggu; mapel yang memiliki alokasi waktu belajar

3jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 3 X 45 menit per

minggu; dan seterusnya

3) Muatan Lokal dapat memuat Bahasa Daerah

4) Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu dari yang telah

ditetapkan dalam struktur di atas

5) Kegiatan ekstra kurikulum terdiri atas Pramuka (wajib), UKS,

6) PMR, dan lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik di masing-masing

satuan.

7) Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah

minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

8) Khusus untuk matapelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Aliyah dapat

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Kementerian

Agama.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

30

b. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Tabel 2.3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

KELAS : X

KERAJINAN

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1. Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk kerajinan di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan

2. Menghayati dan mengamalkan

perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1. Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk kerajinan dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya

2.2. Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha

2.3. Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha

3. Memahami ,menerapkan,

menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

3.1. Memahami desain produk dan pengemasan karya kerajinan dari bahan lunak berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

3.2. Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi kerajinan dari

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

31

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

bahan lunak 3.3. Memahami proses produksi

kerajinan dari bahan lunak di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

3.4. Menganalisis peluang usaha kerajinan dari bahan lunak berdasarkan pengamatan pasar di lingkungan wilayah setempat

3.5. Memahami desain produk dan pengemasan karya kerajinan dari bahan keras berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

3.6. Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi usaha kerajinan dari bahan keras

3.7. Menganalisis proses produksi usaha kerajinan dari bahan keras di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

3.8. Menganalisis aspek-aspek perencanaan usaha kerajinan dari bahan kerasberdasarkan pengamatan peluang usaha

4. Mengolah, menalar, dan

menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

4.1. Mendesain produk dan pengemasan karya kerajinan dari bahan lunak berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.2. Mendesain prosesproduksi karya kerajinan dari bahan lunak berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedurberkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.3. Membuat karya kerajinan dari bahan lunak yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur

4.4. Menciptakan peluang usaha sesuai dengan produk kerajinan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

32

dari bahan lunak yang dihasilkan berdasarkan pengamatan pasar

4.5. Mendesain produk dan pengemasan karya dari bahan keras berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.6. Mendesain proses produksi usaha kerajinan dari bahan keras berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.7. Menciptakan usaha karya kerajinan dari bahan keras yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur

4.8. Menyusun aspek perencanaan usaha kerajinan dari bahan keras

REKAYASA

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1. Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk rekayasa di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

2.1. Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk rekayasa dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya

2.2. Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan karya rekayasa di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha

2.3. Menghayati sikap bekerjasama,

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

33

dalam pergaulan dunia. gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat karya rekayasa di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha

3. Memahami , menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

3.1. Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya.

3.2. Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC.

3.3. Memahami proses produksi rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber.

3.4. Memahami konsep kewirausahaan dalam menjalankan sebuah wirausaha rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC.

3.5. Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya.

3.6. Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

34

3.7. Memahami proses produksi karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber.

3.8. Menganalisis sikap dan perilaku wirausaha karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik yang dapat mendukung keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

4.1. Mendesain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC berdasarkan konsep dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.2. Mendesain prosesproduksi karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DCberdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya.

4.3. Membuat karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur

4.4. Menyajikan konsep kewirausahaan berdasarkan pengalaman keberhasilan tokoh-tokoh wirausaha produk rekayasa sebagai alat komunikasi dengan sumber arus listrik DC

4.5. Mendesain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

35

4.6. Mendesain prosesproduksi karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik berdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkaryadengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.7. Membuat karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur

4.8. Menyajikan hasil analisa sikap dan perilaku wirausaha produk rekayasa alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik

BUDIDAYA

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1. Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk budidaya di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan

2. Menghayati dan mengamalkan

perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1. Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk budidaya dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya

2.2. Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan produk budidaya di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha

2.3. Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab,

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

36

kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan melaksanakan budidaya di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha

3. Memahami , menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

3.1. Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan hasil budidaya tanaman hias berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

3.2. Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi budidaya tanaman hias

3.3. Memahami proses produksi budidaya tanaman hias di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

3.4. Memahami konsep kewirausahaan dalam menjalankan sebuah wirausaha budidaya tanaman hias

3.5. Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan hasil budidaya tanaman pangan berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

3.6. Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi budidaya tanaman pangan

3.7. Memahami proses produksi budidaya tanaman pangan di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

3.8. Menganalisis sikap dan perilaku wirausaha budidaya tanaman pangan yang dapat mendukung keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

4.1. Mendesain produk dan pengemasan hasil budidaya tanaman hias berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

37

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

budaya setempat dan lainnya 4.2. Mendesain prosesproduksiusaha

budidaya tanaman hias berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedurberkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.3. Mempraktikan budidaya tanaman hias yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur

4.4. Menyajikan konsep kewirausahaan berdasarkan pengalaman keberhasilan tokoh-tokoh wirausaha budidaya tanaman hias

4.5. Mendesain produk dan pengemasan hasil budidaya tanaman pangan berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.6. Mendesain prosesproduksibudidaya tanaman pangan berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.7. Mempraktikan budidaya tanaman pangan sesuai teknik dan prosedur.

4.8. Menyajikan hasil analisa sikap dan perilaku wirausaha budidaya tanaman pangan

PENGOLAHAN

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1. Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk pengolahan di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

2.1. Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

38

tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

menggali informasi tentang keberagaman produk pengolahan dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya

2.2. Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan produk pengolahan di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha

2.3. Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat produk pengolahan di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha

3. Memahami , menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

3.1. Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya pengawetan bahan nabati dan hewani berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

3.2. Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi pengawetan bahan nabati dan hewani

3.3. Memahami proses produksi pengawetan bahan nabati dan hewani di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

3.4. Memahami konsep kewirausahaan dalam menjalankan sebuah wirausaha pengawetan bahan nabati dan hewani

3.5. Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih berdasarkan konsep

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

39

berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

3.6. Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih

3.7. Memahami proses produksi pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

3.8. Menganalisis sikap dan perilaku wirausaha pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih yang dapat mendukung keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

4.1. Mendesain produk dan pengemasan pengawetan bahan nabati dan hewani yang diawetkan berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.2. Mendesain prosesproduksi pengawetan bahan nabati dan hewani berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedurberkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.3. Membuat karya pengolahan pengawetan bahan nabati dan hewani yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur

4.4. Menyajikan konsep kewirausahaan berdasarkan pengalaman keberhasilan tokoh-tokoh wirausaha pengawetan bahan nabati dan hewani.

4.5. Mendesain produk dan pengemasan karya pengolahan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

40

bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.6. Mendesain prosesproduksi karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.7. Membuat karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur.

4.8. Menyajikan hasil analisa sikap dan perilaku wirausaha karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih

Sumber : Permendikbud no.69 tahun 2013

D. Fungsi-Fungsi Manajemen

1) Perencanaan

Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada organisasi tujuan-

tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk pencapaian tujuan-tujuan itu.

Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi

dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda,

sistem, anggaran dan standar yangdibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan

keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.

Semua fungsi lainnya sangat tergantung pada fungsi ini, di mana fungsi

lain tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang tepat,

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

41

cermat dan kontinyu. Tetapi sebaliknya perencanaan yang baik tergantung

pelaksanaan efektif fungsi-fungsi lain.

2) Pengorganisasian

Setelah para manajer menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun rencana-

rencana atau program-program untuk mencapainya, maka mereka perlu

merancang dan mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan

berbagai program tersebut secara sukses.

Pengorganisasian (organizing) adalah penentuan sumber daya-sumber

daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi,

perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan

“membawa” hal-hal tersebut ke arah tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu

dan kemudain, pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-

individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur

formal di mana pekerjaan ditetapkan, dibagi dan dikoordinasikan.

3) Penyusunan Personalia

Penyusunan personalia (staffing) adalah penarikan, latihan dan

pengembangan, serta pemberian orientasi para karayawan dalam lingkungan kerja

yang menguntungkan dan produktif.

4) Pengarahan

Sesudah rencana dibuat, organisasi di bentuk dan disusun personalianya,

langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menuju tujuan

yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan (leading) adalah untuk membuat atau

mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

42

lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin serta

kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan disiplin.

5) Pengawasan

Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pengawasan

(controlling) atau sekarang banyak digunakan istilah pengendalian. Pengawasan

adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa

rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan

(Handoko,2012:23-25).

E. Laporan Keuangan

Laporan keuangan meliputi ikhtisar-ikhtisar yang menggambarkan posisi

keuangan, hasil usaha, dan arus kas serta perubahan ekuitas, sebuah organisasi

dalam satu periode waktu tertentu. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari

neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan modal/ekuitas, dan

catatan atas laporan keuangan (Samryn,2012:30).

Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1

tahun 2015, ada beberapa standar kualitas yang harus dipenuhi, yaitu:

1) Dapat Dipahami

Laporan keuangan disajikan dengan cara yang mudah dipahami dengan anggapan

bahwa pemakainya telah memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas

ekonomi dan bisnis.

2) Relevan

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

43

Maksudnya adalah bahwa informasi keuangan yang diberikan dapat memenuhi

kebutuhan pemakai dan dapat membantu pemakai dalam mengevaluasi peristiwa

masa lalu serta masa yang akan datang.

3) Keandalan/Reliabilitas

Informasi keuangan yang dihasilkan suatu perusahaan harus diuji kebenarannya

oleh seorang pengukur yang independen dengan metode pengukuran yang tetap.

4) Dapat Dibandingkan/Komparabilitas

Penyajian laporan keuangan dapat membandingkan laporan keuangan

antarperiode, sehingga dapat mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja

keuangan.

5) Netral

Informasi keuangan harus ditujukan kepada tujuan umum pengguna, bukan

ditujukan kepada pihak tertentu saja. Laporan keuangan tidak boleh berpihak pada

salah satu pengguna laporan keuangan tersebut.

6) Tepat Waktu

Laporan keuangan harus dapat disajikan sedini mungkin agar dapat digunakan

sebagai dasar pengambilan keputusan perusahan sesuai dengan waktu

dibutuhkannya informasi tersebut.

7) Lengkap

Informasi keuangan harus menyajikan semua fakta keuangan yang penting,

sekaligus menyajikan fakta

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

44

F. Penelitian yang Relevan

Tabel 2.4. Penelitian yang relevan.

No Nama Peneliti Jurnal Penelitian Hasil Penelitian

1 Mustakim

Pembelajaran Kewirausahaan Melalui Kolaborasi antara Sekolah dengan Dunia Usaha (Dunia Industri) pada Siswa SMK Negeri 3 Kudus Tahun 2013

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dampak dari kolaborasi antara Dunia Sekolah Bisnis dalam pembelajaran kewirausahaan pada siswa SMKN 3 Kudus mampu mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa sehingga dapat meningkatkan semangat kemandirian siswa dalam pekerjaan

2

Cahyo Pamungkas dan Budi Sutrisno

Pelaksanaan Pembelajaran Prakarya Kurikulum Kewirausahaan dengan Kurikulum 2013

Kegiatan pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di SMA Negeri 1 Teras khususnya kelas X IPA-1 dan X IPA-2 belangsung cukup baik. Konsep kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan ilmiah dilaksanakan sesuai dengan lima hal pokok.

3

Eddie Abrantes De Freitas Suprapto dan Roby Sambung

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Pelajar

Hasil pengujian hipotesis dengan Partial Least Square menunjukkan bahwa empat hipotesis dinyatakan signifikan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t (t-test) pada tiap-tiap jalur pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen. Pengujian hipotesis yang diperlihatkan pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa koefisien jalur yang dominan adalah pengaruh kebutuhan akan prestasi terhadap intensi kewirausahaan sebesar 0,327 atau sebesar 32,7 persen. Sedangkan pengaruh tertinggi kedua yaitu pengaruh lokus kendali terhadap intensi kewirausahaan sebesar 0,242 atau 24,2 persen, pengaruh kebutuhan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

45

akan kemandirian terhadap intensi kewirausahaan sebesar 0,199 atau sebesar 19,9 persen, dan koefisien paling kecil pengaruh efikasi diri terhadap intensi kewirausahaan sebesar 0,198 atau 19,8 persen, hal ini disimpulkan semua variabel signifikan.

4 Emilda Jusmin

Pengaruh Latar Belakang Keluarga, Kegiatan Praktik di Unit Produksi Sekolah, dan Pelaksanaan Pembelajaran Kewirausahaan terhadap Kesiapan Berwirausaha Siswa Smk di Kabupaten Tanah Bumbu

Pada penelitian ini pengaruh latar belakang keluarga siswa sebesar 19,3% terhadap kesiapan berwirausaha siswa SMK karena sebagianbesar keluarga siswa tidak berasal dari keluarga berwirausaha dan kondisi sosial ekonomi yang tidak mendukung untuk berwirausaha. Pengaruh kegiatan praktik di unit produksi sekolah terhadap kesiapan berwirausaha berwirausaha sebesar 21,7%.Persentase ini kecil, karena peneliti melihat pada unit produksi di SMK belum sepenuhnya dijadikan tempat untuk melatih dan memberikan praktik kerja, pengetahuan serta keterampilan kewirausahaan kepada peserta didik, sarana dan prasarana di sekolah juga belum memadai dan guru yang berkompeten masih kurang sehingga kegiatan praktik di unit produksi dalam kategori yang rendah. Pengaruh pembelajaran kewirausahaan terhadap kesiapan berwirausaha sebesar 18,5%. Peneliti melihat bahwa pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan disekolah tak lepas dari materi yang disampaikan oleh guru, proses kegiatan belajar mengajar di sekolah dan metode yang disampaikan oleh guru

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Kewirausahaan 1. Definisi ...repository.uir.ac.id/572/2/bab2.pdfAnalisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan ... Faktor keuangan merupakan faktor

46

G. Kerangka Konseptual

Berdasarkan penjabaran kerangka konseptual tersebut, maka secara

sederhana hubungan antara sub-kesulitan dengan variabel dalam penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 : Kerangka PikirAnalisis Tahapan-Tahapan Pelaksanaan

Kewirausahaan di SMA Negeri 2 Pekanbaru

1. Menumbuhkembangkan kreatifitas siswa

2. Meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam berusaha

3. Persiapan untuk siswa menghadapi dunia kerja

4. Membuka wawasan siswa untuk berwirausaha

5. Menjadikan peserta didik mempunyai keterampilan/skill

6. Menciptakan lapangan kerja sendiri apabila peserta didik tidak melanjutkan ke perguruan tinggi

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no.69 tahun 2013

Budidaya

Pengolahan

Kerajinan

Rekayasa

Kompetensi Dasar Kewirausahaan

1. Kurangnya laba selama kegiatan kewirausahaan yang dilakukan oleh siswa-siswi tersebut. pengembalian modal usaha kepada pihak sekolah tidak mencapai dari setengah dari modal awal yang diberikan untuk masing-masing kelas

2. Permulaan kegiatan usaha yang dilakukan oleh siswa untuk memproduksi barang dilakukan sekali banyak tanpa memikirkan resiko serta keberhasilan yang akan dicapai

3. Apabila terjadi kegagalan sebelum menghasilkan, mereka akan segera berganti dengan kegiatan usaha lain tanpa mengidentifikasi dan belajar dari kesalahan yang pertama

4. Kurangnya pengetahuan tentang sejauh mana kewirausahaan tersebut berjalan yang dapat diidentifikasi dari ketidak adaan catatan usaha seperti SDM dan personalia, pemasaran, dan produksi.

5. Faktor administrasi yang kurang baik sehingga menjadi penghalang kesuksesan kewirausahaan seperti Rincian pengeluaran dana oleh masing-masing kelompok yang tidak sesuai dengan kegiatan belanja

6. Sarana dan prasaran yang kurang memadai untuk kegiatan kewirausahaan

7. Guru dan siswa kurang memperhatikan 3 faktor penting operasioanal kewirausahaan yaitu quality, time, dan cost sehingga kegiatan kewirausahaan terkesan tidak fokus untuk dilaksanakan

8. Terdapat kekurangan pada tahapan kewirausahaan

1. Tahap memulai 2. Tahap melaksanakan 3. Tahap mempertahankan